i | RAK BBPK Jakarta Tahun 2015 – 2019 Revisi Ke-3
RENCANA AKSI KEGIATANBALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA
TAHUN 2015 – 2019
Revisi Ke-3
KEMENTERIAN KESEHATANBADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA2018
ii | RAK BBPK Jakarta Tahun 2015 – 2019 Revisi Ke-3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga kami dapat
menyelesaikan Revisi Ke-3 Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Balai Besar Pelatihan
Kesehatan Jakarta di Tahun 20018. Rencana Aksi Kegiatan bertujuan untuk
memberikan arah dan pedoman bagi organisasi dalam menjalankan kebijakan,
program dan kegiatan dalam kurun waktu lima tahun, periode tahun 2015 – 2019.
Revisi RAK dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan
kebijakan pemerintah dalam tahun berjalan yang dapat dijadikan pedoman dalam
penetapan rencana kinerja, rencana kegiatan, pemantauan, dan evaluasi.
Rencana kinerja selanjutnya akan dituangkan dalam penetapan kinerja, yang
ditandatangani di awal periode sebagai komitmen pimpinan dalam pencapaian
target kinerja yang ditetapkan. Rencana kegiatan selanjutnya dituangkan dalam
dokumen anggaran, sebagai salah satu pedoman dan sumber daya yang dimiliki
organisasi untuk mencapai target kinerja. Dokumen ini juga akan dituangkan
dalam instrumen pemantauan, yang akan digunakan secara periodik untuk menilai
capaian kinerja secara valid, akurat, dan transparan. Dan pada akhirnya, dokumen
ini akan menjadi latar belakang pelaporan kinerja yang telah dicapai diakhir tahun,
yaitu penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Namun demikian, penyusunan revisi RAK BBPK Jakarta ke-3 ini masih jauh
dari sempurna. Untuk itu, kami mohon maaf apabila ada kekeliruan dalam hal
pencantuman data dan informasi. Kami terbuka untuk koreksi dan masukan
terhadap dokumen ini dalam rangka penyempurnaan RAK ini.
Jakarta, Desember 2018Kepala BBPK Jakarta,
Drs. Zaenal Komar, Apt, MANIP. 195908231988021001
iii | RAK BBPK Jakarta Tahun 2015 – 2019 Revisi Ke-3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR IiDAFTAR ISI iii
I PENDAHULUAN .................................................................................... 1a. Latar Belakang Organisasi ............................................................... 1b. Sejarah BBPK Jakarta....................................................................... 2c. Landasan Hukum Organisasi ........................................................... 3d. Visi BBPK Jakarta ............................................................................ 4e. Misi BBPK Jakarta ............................................................................ 4f. Tujuan BBPK Jakarta ....................................................................... 5g. Nilai-nilai ........................................................................................... 5h. Motto ................................................................................................. 5
II ARAH KEBIJAKAN ................................................................................. 7a. Arah Kebijakan Badan PPSDM ........................................................ 7b. Arah Kebijakan Satker ...................................................................... 7
III ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS .......................................................... 8a. Faktor Eksternal ............................................................................... 8
1) Regulasi ..................................................................................... 82) Segmen Pasar (Pengguna)......................................................... 93) Supplier...................................................................................... 104) Stakeholders Lain....................................................................... 105) Produk Subsitusi......................................................................... 126) Faktor Lingkungan Eksternal Lainnya ........................................ 13
b. Faktor Internal................................................................................... 131) Aktivitas Utama........................................................................... 132) Aktivitas Pendukung................................................................... 13
c. Analisis SWOT.................................................................................. 141) Kekuatan.................................................................................... 212) Kelemahan................................................................................. 263) Peluang...................................................................................... 274) Ancaman.................................................................................... 30
e. Isu Strategis...................................................................................... 32
IV STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI ...................................... 34a. Strategi Pengembangan .................................................................. 35b. Sasaran............................................................................................ 35c. Indikator Kinerja Sasaran ................................................................. 35d. Target Tahunan............................................................................... 37
iv | RAK BBPK Jakarta Tahun 2015 – 2019 Revisi Ke-3
V PROGRAM TAHUN 2015 – 2019 ........................................................... 52a. Proyeksi Kebutuhan SDM................................................................ 52b. Proyeksi Kebutuhan Peralatan ........................................................ 52c. Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana ..................................,. 53d. Proyeksi Kebutuhan Pengembangan Sub Sistem Pendukung ........ 53e. Program Tahunan............................................................................. 54f. Anggaran Program............................................................................ 54
VI SIMPULAN DAN MONITORING............................................................. 56a. Simpulan........................................................................................... 56b. Definisi Monitoring dan Evaluasi ..................................................... 56c. Merencanakan Monitoring dan Evaluasi........................................... 57d. Kerangka Kerja Monitoring dan Evaluasi ......................................... 58e. Rencana Monitoring.......................................................................... 59f. Rencana Evaluasi ............................................................................. 59`g. Sumber Daya untuk Melakukan Monitoring dan Evaluasi ............... 59h. Pelibatan Stakeholders untuk Monitoring dan Evaluasi ................... 59i. Instrumen untuk Melakukan Monitoring dan Evaluasi ...................... 60
VII PENUTUP 66
1 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangProgram pembangunan kesehatan periode 2015–2019 adalah Program
Indonesia Sehat, yaitu upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, dan mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi – tingginya. Program ini terdiri dari tiga pilar utama yaitu 1) Paradigma
Sehat; 2) Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer; dan 3) Jaminan Kesehatan
Nasional. Ketiganya dilakukan dengan menerapkan pendekatan continum of care
dan intervensi berbasis resiko (health risk) (Kemenkes, 2015).
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019 merupakan
dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program – program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan Kementerian Kesehatan dan
jajarannya dengan mendorong peran aktif masyarakat.Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merupakan acuan bagi Kemenkes dalam
penyelenggaraan program pembangunan kesehatan termasuk didalamnya
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan.
Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan 2015 – 2019 merupakan
dokumen implementasi Renstra Kemenkes di bidang pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan dalam rangka peningkatan kualitas SDM
Kesehatan. Semua kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM
kesehatan mengacu pada Rencana Aksi Program (RAP) Badan PPSDM
Kesehatan.
Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta sebagai salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia (PPSDM) Kesehatan, mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan
pelatihan bagi SDM Kesehatan dan masyarakat guna peningkatan kualitas SDM.
Landasan hukum yang mendukung perlunya pelatihan, yaitu Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 70
menyatakan bahwa PNS mempunyai hak untuk pengembangan kompetensi melalui
pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan penataran. Dan Peraturan
2 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil, mengharuskan setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk
mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas
jabatan secara professional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai
dengan kebutuhan instansi.
BBPK Jakarta dalam merencanakan kegiatan pengembangan program
pelatihan diwujudkan dalam bentuk Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dengan
mengacu pada RAP Badan PPSDM Kesehatan.RAK BBPK Jakarta periode tahun
2015 – 2019 merupakan dokumen perencanaan lima tahunan sebagai pedoman
implementasi Rencana Kerja Tahunan, untuk mendukung program pengembangan
dan pemberdayaan SDM Kesehatan.
Seiring perjalanan waktu, perubahan paradigma dan kondisi masyarakat
yang menuntut perubahan, serta adanya kebijakan pemerintah untuk menerapkan
Reformasi Birokrasi guna pelaksanaan Zona Integritas (ZI), Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK), dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), menjadi
pertimbangan perlunya dilakukan revisi RAK untuk menyesuaikan perubahan
paradigma yang terjadi di masyarakat maupun perubahan arah kebijakan
Kemenkes.
B. Sejarah BBPK JakartaBalai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta adalah salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dilingkungan Departemen Kesehatan. Berdirinya BBPK
Jakarta merupakan proses sejarah yang panjang, dimulai dengan berdirinya Kursus
Tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1960 – 1970 yang berlokasi di Jalan Fatmawati.
Berturut-turut KTB berganti nama menjadi Pusat Latihan Kesehatan Masyarakat
Nasional (PLKMN) yang berlokasi di Daerah Dapur Susu Jalan Wijaya Kusuma,
kemudian berubah lagi manjadi Balai Latihan Kesehatan Masyarkat (BLKM) pada
tahun 1976.
Berdasarkan hasil analisis jabatan di lingkungan Balai Diklat Kesehatan
maka ditetapkan SK Menkes Nomor. 911/Menkes/SK/X/1993 tanggal 20 Oktober
1993 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Diklat Kesehatan, maka BLKM
Cilandak berubah menjadi Bapelkes Cilandak dengan Klasifikasi A. Berdasarkan
3 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
SK tersebut, maka secara administratif, Bapelkes Cilandak merupakan UPT
Pusdiklat Kesehatan. Sembilan tahun kemudian, melalui Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor: 556/Menkes/SK/VI/2002, Bapelkes Cilandak menjadi UPT
Badan PPSDM Kesehatan secara administratif, walaupun secara teknis tetap
menjadi UPT Pusdiklat SDM Kesehatan.
Pada tanggal 29 Mei 2006, dikeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor.382A/Menkes/Per/V/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Pelatihan Kesehatan Cilandak, maka BBPK Cilandak secara resmi berubah dari semula
Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cilandak. Permenkes ini menjadi tonggak
berdirinya BBPK Cilandak dengan organisasi dan tata kerja yang baru. BBPK Cilandak
merupakan UPT di lingkungan Depkes yang berada dan bertanggungjawab kepada
Badan PPSDM Kesehatan.
Dalam rangka pengembangan fungsi pelaksanaan kerjasama nasional dan
internasional di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya kesehatan dan
masyarakat serta tugas pengembangan kemitraan dan jejaring diperlukan akses
terhadap sistem informasi yang memudahkan pengenalan kedudukan Balai Besar
Pelatihan Kesehatan yang berada di ibu kota Republik Indonesia yaitu Jakarta. Oleh
karena itu, melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
704/MENKES/SK/VIII/2009 nama Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Cilandak
berubah menjadi Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta. Nama ini yang
kemudian digunakan sampai saat ini.
C. Landasan Hukum1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan PemerintahNomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
5. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
4 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKES/SK/V/2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-
2025;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/MENKES/52/2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2361/Menkes/Per/XI/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Di Bidang Pelatihan Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2018
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan
Kesehatan Di Lingkungan Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
D. Visi BBPK JakartaVisi Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta adalah Sebagai
Centre of Excelent Bagi Pelatihan Leadership dibidang Kesehatan, AntiKorupsi di Bidang Kesehatan, Pengembangan Lab Skill dan Urban HealthPublic Care
E. Misi BBPK JakartaUpaya untuk mewujudkan Visi adalah melalui Misi BBPK Jakarta, yaitu:
1. Meningkatkan kompetensi pimpinan di bidang kesehatan
2. Menyiapkan Tenaga Kesehatan yang berbudaya anti korupsi
3. Menyiapkan Laboratorium Skill
4. Meningkatkan kompetensi Tenaga Kesehatan yang mampu melaksanakan
kegiatan Pelayanan Kesehatan Perkotaan
5. Meningkatkan kompetensi SDM pengelola diklat
6. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang pelatihan
7. Menerapkan standar mutu layanan diklat nasional dan internasional
5 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
F. TujuanTujuan BBPK Jakarta adalah Menjadikan BBPK Jakarta sebagai Pusat
Unggulan Pelatihan Pelayanan Kesehatan Perkotaan, PelatihanKepemimpinan, Anti Korupsi dan Pelatihan Teknis di Bidang Kesehatan.
G. Nilai – nilaiNilai-nilai (values) BBPK Jakarta merupakan nilai-nilai yang diharapkan
mampu menggerakkan organisasi untuk menuju pencapaian visi dan misi, dipahami
oleh seluruh pegawai BBPK Jakarta. Adapun nilai-nilai dimaksud adalah KERJAdan DOA yang merupakan kepanjangan dari:
1. Komitmen 6. Dedikasi
2. Etika 7. Optimis
3. Responsif 8. Amanah
4. Jujur
5. Akuntabel
Nilai-nilai tersebut tercermin dalam Maklumat Pelayanan yaitu bahwa kami
bersedia memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pengguna BBPK Jakarta,
yaitu:
1. Komitmen tinggi memberikan pelayanan yang berkualitas
2. Menjunjung tinggi Etika profesionalisme
3. Responsif terhadap semua kebutuhan dan kendala
4. Jujur, patuh terhadap aturan yang berlaku
5. Menjamin terlaksanaya pelayanan yang Akuntabel6. Menyiapkan petugas yang berDedikasi dan siap melayani
7. Optimis dalam mencapai target-target yang ditetapkan
8. Amanah dalam mengemban tugas
H. MottoMotto Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta adalahsebagai berikut:
“Diklat Berkualitas SDM Cerdas”
6 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Dalam motto BBPK Jakarta tersebut terkandung makna bahwa melalui
pelatihan yang berkualitas sesuai jaminan mutu yaitu pelatihan yang
terkareditasi maka akan dihasilkan lulusan yang kompeten sehingga tercipta
Sumber Daya Manusia yang cerdas.
7 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
BAB IIARAH DAN KEBIJAKAN
A. Arah Kebijakan Badan PPSDM KesehatanArah kebijakan program pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan adalah meningkatkan jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan tenaga
kesehatan.
B. Arah Kebijakan BBPK JakartaArah kebijakan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta adalah:
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas diklat aparatur SDM Kesehatan.
2. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelatihan tenaga kesehatan dan
masyarakat
8 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
BAB IIIANALISIS LINGKUNGAN BISNIS
A. Faktor Eksternal1. Regulasi (SOTK)
Didalam Permenkes Nomor 2361/Menkes/PER/XI/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di bidang Pelatihan
Kesehatan,BBPK Jakarta mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan
pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan
masyarakat.Disamping itu BBPK Jakarta menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat;
b. Pelaksanaan kerjasama nasional maupun internasional di bidang
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan
masyarakat;
c. Pelaksanaan advokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber
daya manusia kesehatan dan masyarakat;
d. Pengembangan metode dan teknologi pelatihan, pemantauan, evaluasi,
sistem informasi dan penyusunan laporan penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat;
e. Penyiapan pengembangan kemitraan;
f. Pengkajian dan pengendalian mutu pelatihan; dan
g. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan
Pada tahun 2018 Organisasi dan Tata Kerja BBPK Jakarta mengalami
perubahan sebagaimana tertuangdalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2018, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kesehatan Di Lingkungan Badan
Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan. Sesuai dengan permenkes tersebut bahwa Balai
Besar Pelatihan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
pelatihan sumber daya manusia kesehatan.
9 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Adapun fungsi Balai Besar Pelatihan Kesehatan adalah
menyelenggarakan:
a. penyusunan rencana, program, dan anggaran;
b. pelaksanaan pelatihan sumber daya manusia kesehatan, pelatihan
manajemen, dan pelatihan unggulan tertentu;
c. pelaksanaan pengembangan metode dan teknologi pelatihan sumber daya
manusia kesehatan;
d. pelaksanaan penjaminan mutu penyelenggaraan pelatihan kesehatan;
e. pelaksanaan kerja sama di bidang pelatihan sumber daya manusia
kesehatan;
f. penyelenggaraan kerja sama internasional di bidang pelatihan sumber daya
manusia kesehatan;
g. pengelolaan sistem informasi pelatihan sumber daya manusia kesehatan;
h. pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pelatihan sumber daya manusia
kesehatan;
i. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelatihan sumber daya
manusia kesehatan; dan
j. pelaksanaan urusan ketatausahaan Balai Besar Pelatihan Kesehatan.
2. Segmen PasarSegmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi
kelompok – kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk
atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmen pasar atau sasaran peserta
pelatihan BBPK Jakarta yaitu:
a. Unit – unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan.
b. Kementerian Lembaga: Kemenko, ATR BPN/ Badan BPOM, LAN,
Kemenpan dan sebagainya.
c. Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan
Kementerian/Lembaga.
d. Pemerintah Daerah baik tingkat Provinsi, Kota/Kab (Bapelkes daerah dan
Dinkes Prov/Kota/Kab, Puskesmas)
10 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
e. Rumah Sakit Vertikal, Rumah Sakit Provins, Rumah Kabupaten Kota –
Puskesmas /Klinik Swasta
f. Perguruan Tinggi
g. TNI-Polri
h. Masyarakat (Organisasi masyarakat/Organisasi profesi kesehatan)
3. SupplierSuplier yang bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Kesehatan
adalah sebagai berikut:
a. Unit Utama di lingkungan Kementerian Kesehatan
b. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
c. Lembaga Administrasi Negara
d. Komisi Pemberantasan Korupsi
e. Dinas Kesehatan ProvinsiDKI Jakarta
f. Pusdikkes Kodiklat TNI AD
g. Perguruan Tinggi
4. StakeholderMenurut ISO 26000 SR, stakeholder didefenisikan “Individu atau
kelompok yang memiliki kepentingan terhadap keputusan serta aktivitas
organisasi” sedangkan menurut standard pengelolaan stakeholder AA1000
SES, definisinya adalah ”Kelompok yang dapat mempengaruhi dan/atau
terpengaruh oleh aktivitas, produk atau layanan. Adapun Stakeholder atau
pemangku kepentingan BBPK Jakarta terdiri dari Stakeholder internal dan
eksternal.
Stakeholder Internal BBPK Jakarta sebagai berikut:
a. Manajemen: Kepala BBPK Jakarta, struktural eselon 3 dan 4
b. Pegawai (PNS dan PPNPN)
c. Keluarga pegawai
11 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Stakeholder eksternal BBPK Jakarta sebagai berikut:
a. Unit utama dilingkungan Kemenkes; Itjen, Biro Kepegawaian, Biro
Keuangan dan BMN, Biro Perencanaan dan Anggaran, Biro Umum, Pusat
Data dan Informasi, Pusat Kesehatan Haji, Ditjen Pelayanan Kesehatan,
RSUP Fatmawati
b. Badan PPSDM Kesehatan
c. Pusat Pelatihan SDM Kesehatan
d. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan
e. Wilayah mitra BBPK Jakarta; Bapelkes daerah dan Dinkes Prov/Kota/Kab,
serta Puskesmas
f. Dinkes Provinsi wilayah mitra : Banten, DKI Jakrta, Kalmantan Utara,
Kalimatan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur
g. Dinkes Provinsi Jawa Barat
h. Dinkes Kota Tasikmalaya
i. Dinkes Kota Depok
j. Puskesmas lokus praktik lapangan
k. Kementerian Keuangan; Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian
Keuangan, Direktorat BLU, Badan Pengawas Keuangan, Direktorat PNBP
l. KPPN Jakarta VII
m. Badan Kepegawaian Negara (BKN)
n. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
o. Kantor Pemberantasan Korupsi (KPK)
p. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
q. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS)
r. Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR-
BPN)
s. Badan POM
t. Kemenko Bidang Perekonomian- Maritim- Kemenko PMK
u. Kementerian Luar Negeri
v. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
w. Kementerian Pemuda dan Olah Raga Kementerian BUMN
12 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
x. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
y. Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI
z. Pemkab Lampung Timur
aa. Ombudsman RI
bb. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
cc. Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI)
dd. Pusat Pendidikan Kesehatan (Pusdikkes) Kodiklat TNI AD
ee. Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes)
ff. Nanyang Technology University of Singapore
gg. Instituto Nacional Da Saude(INS) Timor Leste
hh. Koperasi Wijaya Kusuma
5. Produk Substistusi/Produk lainnyaProduk substitusi/produk lainnya di Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Jakarta sebagai berikut:
a. Workshop/Seminar/Magang
b. Capacity Building
c. Sewa BMN
13 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
6. Faktor Lingkungan Eksternal LainnyaFaktor lingkungan eskternal lainnya di Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Jakarta sebagai berikut:
a. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentangTenaga Kesehatan
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 64 tahun 2015 tentang Kementerian
Kesehatan
d. Peraturan Pemerintah No 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2018
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan
Kesehatan di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
B. Faktor Internal1. Aktivitas Utama
Aktivitas utamaBalai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta sebagai berikut:
a. Pelatihan Bidang Kesehatan
b. Pelatihan Kesehatan Perkotaan
c. Pelatihan Gender Bidang Kesehatan
2. Aktivitas Pendukung(Aktivitas pendukung Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta sebagai
berikut:
a. Pelatihan Manajemen Non Kesehatan
b. Pelatihan Teknis Non Kesehatan
14 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
C. Analisis SWOTAnalisis lingkungan yang ada di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK)
Jakarta dilakukan dengan melalui pencermatan metode SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats) terdiri atas lingkungan internal dan eksternal
meliputi aspek:
1) Aspek layanan
2) Aspek Keuangan
3) Aspek Organisasi dan SDM
4) Aspek Sarana dan Prasarana
Analisis SWOT Faktor Internal
Tabel 2.1Analisis SWOT Faktor Internal
No Faktor Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Aspek
layanan
1) Dinyatakan terakreditasi dan
mendapatkan sertifikat untuk
Akreditasi Institusi berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Badan PPSDM
Kesehatan Nomor:
HK.01.07/H.III/11456/2014 tanggal 27
Agustus 2014 .
2) Tersertifikasi ISO 9001: 2008 untuk
Diklat Kepemimpinan dan
Penjenjangan serta Tersertifikasi ISO
9001:2008 untuk Diklat Teknis
Manajemen
3) Mendapatkan sertifikat dari Lembaga
Administrasi Negara (LAN) Nomor:
709/K.I/PDP.09/2018 tertanggal 15
November 2018dengan kategori :
1) Belum optimalnya
penggunaan teknologi
informasi pelayanan
kediklatan
2) Belum semua jenis
pelatihan tersertifikasi
ISO dan Terakreditasi
3) Belum semua pelatihan
dilakukan evaluasi paska
pelatihan
4) Belum semua pelatihan
Jabfung memiliki
kurikulum dan modul
15 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Akreditasi A untuk Diklat
Kepemimpinan Tingkat IV
Akreditasi A untuk Diklat
Kepemimpinan Tingkat III
4) Mempunyai visi dan misi organisasi
5) Mempunyai keunggulan Diklat di
bidang:
Pelayanan Kesehatan Perkotaan
Sentra Pelatihan Gender Bidang
Kesehatan
6) Mempunyai unit dealing sistem
7) Tersedianya sistem informasi
organisasi (website)
8) Tersedianya Sidiklat
9) Tersedianya e-learning
10)Mempunyai lima unit instalasi
penunjang Diklat
11)Kepuasan peserta terhadap proses
PMB tinggi
12)Waktu penyelesaian STTPL/ Sertifikat
tepat waktu
13)Adanya wilayah kemitraan di 10
Propinsi (Banten, DKI Jakarta, Kalsel,
Kalbar, Kalteng, Kaltim, Jatim, Bali,
NTB, dan NTT) sebagai captive
market
14)Adanya kunjungan dari instansi lain
(BBPK Jakarta sebagai pusat rujukan)
2. Aspek
Keuangan
1. Adanya dukungan anggaran dana dari
pemerintah (APBN)
1. Target pendapatan tidak
sesuai dengan Pagu
anggaran
16 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
2. Adanya komitmen dari Kepala BBPK
Jakarta beserta seluruh staf dalam
mendukung realisasi anggaran.
3. Potensi pengembangan unit-unit
usaha BBPK Jakarta
4. Adanya peningkatan pendapatan
PNBP bidang kediklatan
5. Adanya pendapatan aset sebagai
investasi
6. Adanya dana masyarakat yang bisa
ditarik dan dimanfaatkan untuk
operasional kediklatan
2. Belum adanya program
untuk audit keuangan
oleh lembaga
independen.
3. Kurangnya tenaga
administrasi keuangan
4. Besaran APBN masih
terbatas
5. Belum semua unit
teridentifikasi sebagai
unit berpotensi usaha
6. Tidak semua kegiatan
kediklatan dan
operasioanal
terakomodir dalam PP
21
3. Aspek
Organisas
i dan SDM
1. Adanya SOTK BBPK Jakarta
(Permenkes No. 39 tahun 2018)
2. 93,75% Widyaiswara pendidikan S2.
3. Ada 1 Orang Widyaiswara dengan
Pendidikan S3
4. Adanya struktur organisasi dan Job
Deskripsi yang terstandar dan
akuntabel untuk semua komponen
SDM BBPK Jakarta
5. Secara keseluruhan, 99,93 % pegawai
BBPK Jakarta berpendidikan diatas
S1
6. Memiliki tenaga Kediklatan dan non
Kediklatan yang kompeten di
bidangnya, dibuktikan dengan adanya
sertifikat MOT, TOC, dan TOT
1. Belum tersedianya
system informasi
kualifikasi dan spesifikasi
tenaga kediklatan (diklat
dan non diklat)
2. Strategi pengembangan
institusi dan SDM belum
didukung grand strategi
3. Jumlah dan distribusi
bidang ilmu widyaiswara
belum terpenuhi
17 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
7. Adanya wilayah kemitraan di 10
propinsi (Banten, DKI Jakarta, Kalsel,
Kalbar, Kalteng, Kaltim, Jatim, Bali,
NTB, dan NTT) sebagai captive
market
4. Aspek
Sarana
dan
Prasarana
1. Memiliki auditorium 2 lantai dengan di
kampus Cilandak dan 1 auditorium di
kampus Hang Jebat kapasitas
masing-masing 200 orang.
2. Telah memiliki 1 bus dan memiliki 4
minibus guna menunjang kegiatan
diklat
3. Telah memiliki 1 ambulance guna
menunjang kegiatan diklat.
4. Adanya fasilitas asrama yang
memadai dengan kapasitas 346
orang di kampus Cilandak dan Hang
Jebat.
5. Memiliki laboratorium pembelajaran
(laboratorium komputer, bahasa,
perilaku, simulasi kesehatan) yang
memadai.
6. Telah memiliki perpustakaan
electronik (iBBPK Jakarta).
7. Memiliki ruang kelas sebanyak 8 kelas
di kampus Cilandak dan sebanyak 6
kelas di kampus Hang Jebat dengan
kapasitas 30 – 40 orang
8. Memiliki ruang rapat di kedua kampus
sebanyak 10 ruang dengan kapasitas
@ 10 - 15 orang.
1. Lahan praktek banyak
menggunakan lahan di
luar BBPK Jakarta
2. Kurang daya listrik untuk
mendukung proses
belajar mengajar.
3. Jika terjadi peningkatan
peserta diklat yang
signifikan, sarana
penginapan harus
ditambah
18 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
9. Memiliki ruang transit fasilitator yang
dapat berfungsi sebagai ruang rapat
dengan kapasitas kurang lebih 10 - 15
orang.
10.Memiliki ruang makan 2 lantai di
kampus Cilandah dan 1 ruang di
kampus Hangjebat masing-masing
berkapasitas 100 orang.
11.Memiliki ruang menyusui (Nursery
Room)
12.Memiliki ruang P3K
13.Memiliki Rumah singgah
14.MemilikiRoom In
15.Memiliki Masjid
16.Memiliki sarana olahraga yang cukup
memadai (lapangan bulu tangkis,
sepeda, lapangan futsal & voli, taman
refleksi, fitness center)
Analisis SWOT Faktor Eksternal
Tabel 4.2Analisis SWOT Faktor Eksternal
No. Faktor Peluang (Opportunity) Ancaman (Threats)
1. Aspek
layanan
1. Mempunyai jejaring lintas sector dan
lintas program
2. Jenis pelatihan yang beragam untuk
tenaga kesehatan dan masyarakat
3. Komitmen pemerintah untuk
pengembangan SDM kesehatan dan
masyarakat
1. Semakin banyaknya
lembaga diklat swasta
yang banyak
mengadakan
pelatihan teknis
kesehatan
2. Cepatnya
perkembangan
19 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
4. Adanya UU ASN yang menjadikan
Diklat sebagai hak dari setiap PNS
5. Perkembangan teknologi dan
metodologi kediklatan
6. Mengembangkan program diklat di
wilayah kemitraanan
7. Kebutuhan sertifkasi kompetensi
untuk tenaga kesehatan dan SDM
kesehatan
8. Banyaknya permintaan dari
Pemerintah Kabupaten/ Kota untuk
jenis diklatpim, Prajabatan
9. Adanya permintaan dari Widyaiswara
untuk Diklat TOF
teknologi sarana
dalam bidang
pelayanan kesehatan
2. Aspek
Keuangan
1. Potensi penerimaan sumber dana dari
masyarakat pengguna jasa.
2. Dukungan kebijakan dari Kemenkes
dalam meningkatkan layanan
pendidikan dan pelatihan melalui PK
BLU sesuai PP. No. 23 Th. 2005.
3. Adanya sumber dana dari pihak lain
dalam penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan.
4. Adanya kebutuhan dari lembaga mitra
kerja untuk pengembangan usaha
dalam bentuk produk barang maupun
jasa.
1. Panjangnya birokrasi
penganggaran dan
penggunaan
keuangan.
2. Dasar hukum
penentuan tarif yang
ada belum
sepenuhnya
mendukung tuntutan
peningkatan layanan
pendidikan dan
pelatihan.
3. Aspek
SDM dan
Organisasi
1. Adanya political weel dari owner
BBPK Jakarta (Menteri dan Kepala
Badan PPSDM Kesehatan)
2. Kesempatan untuk tugas belajar dan
pelatihan (degree dan non degree)
1. Masih rendahnya
serapan tenaga
kesehatan oleh
Pemerintah
20 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
3. Meningkatnya kebutuhan aparatur
dan tenaga kesehatan yang
professional melalui diklat
(Penjenjangan, teknis dan fungsional)
4. Adanya komunikasi dengan
Organisasi profesi untuk
meningkatkan kompetensi tenaga
kesehatan
disebabkan regulasi
belum optimal.
2. Kemampuan
kelembagaan unit
pelayanan
perpustakaan,
informasi, dan sarana-
prasarana
ditingkatkan.ha
3. Standar kompetensi
tenaga kesehatan
masih banyak yang
belum ditetapkan
4. Aspek
Sarana
dan
Prasarana
1. Pemanfaatan auditorium, laboratorium
pembelajaran dan fasilitas lain oleh
pihak ketiga cukup tinggi.
2. Adanya komitmen dari owner untuk
memenuhi kebutuhan sarpras BBPK
Jakarta
1. Rendahnya tingkat
pemanfaatan
laboratorium
pembelajaran.
2. Cepatnya
perkembangan
teknologi sarana dalam
bidang pelayanan
kesehatan.
21 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Hasil Analisis SWOT
Tabel 4.3.Hasil Analisis SWOT(Analisis Kekuatan)
No. Uraian
FaktorSub Faktor
Rating Nilai
(a)(c) (a x
b xc)
UraianNilai(b)
(1 –4)
1 Aspek
layanan
35% 1 Dinyatakan terakreditasi dan
mendapatkan sertifikat
berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Badan PPSDM
Kesehatan Nomor:
HK.03.05/IV/4/07938/2011
tanggal 23 November 2011
0,1 4,00 0,14
2 Tersertifikasi ISO 9001: 2008
untuk Diklat Kepemimpinan dan
Penjenjangan dan ISO 9001:2008
untuk Diklat Teknis manajemen
0,1 3,33 0,12
3 Mendapatkan sertifikat dari
Lembaga Administrasi Negara
(LAN) Nomor:
709/K.I/PDP.09/2018 tertanggal
15 November 2018 dengan
kategori :
- Akreditasi A untuk Diklat
Kepemimpinan Tingkat IV
- Akreditasi A untuk Diklat
Kepemimpinan Tingkat III
0,1 4,00 0,14
4 Mempunyai visi dan misi
organisasi0,1 4,00 0,14
22 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
5 Mempunyai keunggulan Diklat di
bidang:0,1 4,00 0,14
a. Pelayanan Kesehatan
Perkotaan
b. Sentra Pelatihan Gender
Bidang Kesehatan
6 Mempunyai unit dealing system 0,05 2,00 0,04
7 Tersedianya sistem informasi
organisasi (website) 0,05 2,00 0,04
8 Tersedianya Sidiklat 0,05 2,00 0,04
9 Tersedianya e-learning 0,05 2,00 0,04
8 Mempunyai lima unit instalasi
penunjang Diklat0,1 3,00 0,11
9Kepuasan peserta terhadap
proses PMB tinggi0,05 3,00 0,05
10Waktu penyelesaian STTPL/
Sertifikat tepat waktu0,1 4,00 0,14
11 Adanya wilayah kemitraan di 10
Propinsi (Banten, DKI Jakarta,
Kalsel, Kalbar, Kalteng, Kaltim,
Jatim, Bali, NTB, dan NTT)
sebagai captive market
0,1 4,00 0,14
12 Adanya kunjungan dari instansi
lain (BBPK Jakarta sebagai pusat
rujukan)
0,05 4,00 0,07
2 Aspek
Keuangan
25% 1 Adanya dukungan anggaran dana
dari pemerintah (APBN)0,2 4,00 0,20
2 Adanya komitmen dari Kepala
BBPK Jakarta beserta seluruh
staf dalam mendukung realisasi
anggaran.
0,2 4,00 0,20
23 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
3 Potensi pengembangan unit-unit
usaha BBPK Jakarta0,1 3,67 0,09
4 Adanya peningkatan pendapatan
PNBP bidang kediklatan0,2 3,44 0,17
5 Adanya pendapatan aset sebagai
investasi0,1 3,44 0,09
6 Adanya dana masyarakat yang
bisa ditarik dan dimanfaatkan
untuk operasional kediklatan
0,2 3,89 0,19
3 Aspek
SDM dan
Organisasi
20% 1 Adanya SOTK BBPK Jakarta
(Permenkes No. 39 tahun 2018)0,2 4,00 0,20
2 93,75% Widyaiswara pendidikan
S2.0,1 3,44 0,09
3 Ada 1 Orang Widyaiswara
dengan Pendidikan S3 0,1 3,11 0,08
4 Adanya struktur organisasi dan
Job Deskripsi yang terstandar
dan akuntabel untuk semua
komponen SDM BBPK Jakarta
0,2 4,00 0,20
5 Secara keseluruhan, 99,93 %
pegawai BBPK Jakarta
berpendidikan S1
0,1 3,78 0,09
6 Memiliki tenaga Kediklatan dan
non Kediklatan yang kompeten di
bidangnya, dibuktikan dengan
adanya sertifikat MOT, TOC, dan
TOT
0,2 4,00 0,20
7 Adanya wilayah kemitraan di 10
propinsi (Banten, DKI Jakarta,
Kalsel, Kalbar, Kalteng, Kaltim,
0,1 3,22 0,08
24 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Jatim, Bali, NTB, dan NTT)
sebagai captive market
4 Aspek
Sarana
dan
Prasarana
20% 1 Telah memiliki 1 bus dan 4
minibus guna menunjang
kegiatan diklatguna menunjang
kegiatan diklat
0,05 3,00 0,04
2 Memiliki auditorium 2 lantai
dengan kapasitas masing-masing
200 oran Memiliki auditorium 2
lantai dengan di kampus Cilandak
dan 1 auditorium di kampus Hang
Jebat kapasitas masing-masing
200 orang.
0,05 4,00 0,05
3 Telah memiliki 1 ambulance guna
menunjang kegiatan diklat.0,05 3,33 0,04
4 Adanya fasilitas asrama yang
memadai dengan kapasitas 346
orang di kampus Cilandak dan
Hang Jebat.
0,1 4,00 0,10
5 Memiliki laboratorium
pembelajaran (laboratorium
komputer, bahasa, perilaku,
simulasi kesehatan) yang
memadai.
0,1 3,78 0,09
6 Telah memiliki perpustakaan
electronik (iBBPK Jakarta).0,05 3,00 0,04
7 Memiliki ruang kelas sebanyak 8
kelas di kampus Cilandak dan
sebanyak 6 kelas di kampus Hang
0,1 3,89 0,10
25 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Jebat dengan kapasitas 30 – 40
orang
8 Memiliki ruang rapat sebanyak 3
unit yang dirancang khusus untuk
15 orang. Memiliki ruang rapat di
kedua kampus sebanyak 10 ruang
dengan kapasitas @ 10 - 15
orang.
0,1 3,33 0,08
9 Memiliki ruang makan 2 lantai
masing-masing berkapasitas 100
orang. Memiliki ruang makan 2
lantai di kampus Cilandah dan 1
ruang di kampus Hangjebat
masing-masing berkapasitas 100
orang.
0,1 3,00 0,08
10 Memiliki ruang tunggu pengajar. 0,05 2,67 0,03
11 Memiliki ruang menyusui (Nursery
Room)0,1 3,56 0,09
12 Memiliki ruang P3K 0,05 3,22 0,04
13 Memiliki Rumah singgah
14 Memiliki Room In
15 Memiliki Masjid 0,05 3,44 0,04
16 Memiliki sarana olahraga yang
cukup memadai (lapangan bulu
tangkis, Sepeda, lapangan futsal
& voli, taman refleksi, fitness
center)
0,05 3,56 0,04
26 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Tabel 4.4.Hasil Analisis SWOT(Analisis Kelemahan)
No. Uraian
FaktorSub Faktor
Rating Nilai
(a)(c) (a x
b xc)
UraianNilai(b)
(1 – 4)
1 Aspek
layanan
35% 1 Belum optimalnya penggunaan
teknologi informasi pelayanan
kediklatan
0,3 3,22 0,34
2 Belum semua pelatihan dilakukan
evaluasi paska pelatihan0,3 3,11 0,33
4Belum semua pelatihan Jabfung
memiliki kurikulum dan modul0,4 2,67 0,37
2 Aspek
Keuangan
25% 1 Target pendapatan tidak sesuai
dengan Pagu anggaran0,2 3,22 0,23
2 Belum adanya program untuk
audit keuangan oleh lembaga
independen.
0,1 3,33 0,12
3 Kurangnya tenaga administrasi
keuangan0,2 3,00 0,21
4 Besaran APBN masih terbatas 0,2 3,22 0,23
5 Belum semua unit teridentifikasi
sebagai unit berpotensi usaha0,2 3,00 0,21
6 Tidak semua kegiatan kediklatan
dan operasioanal terakomodir
dalam PP 21
0,1 2,44 0,09
3 Aspek
SDM dan
Organisasi
20% 1 Belum tersedianya system
informasi kualifikasi dan
spesifikasi tenaga kediklatan
(diklat dan non diklat)
0,3 3,33 0,35
27 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
2 Strategi pengembangan institusi
dan SDM belum didukung grand
strategi
0,3 2,89 0,30
3 Jumlah dan distribusi bidang ilmu
widyaiswara belum terpenuhi 0,3 3,22 0,34
4 Aspek
Sarana
dan
Prasarana
20% 1 Lahan praktek banyak
menggunakan lahan di luar BBPK
Jakarta
0,3 2,22 0,23
2 Kurang daya listrik untuk
mendukung proses belajar
mengajar.
0,3 2,78 0,29
3 Jika terjadi peningkatan peserta
diklat yang signifikan, sarana
penginapan harus ditambah
0,4 2,56 0,36
Tabel 4.5.Hasil Analisis SWOT(Analisis Peluang)
No. Uraian
FaktorSub Faktor
Rating Nilai
(a)(c) (a x
b xc)
UraianNilai(b)
(1 – 4)
1 Aspek
layanan
35% 1 Mempunyai jejaring lintas sector
dan lintas program0,1 3,22 0,11
2 Jenis pelatihan yang beragam
untuk tenaga kesehatan dan
masyarakat
0,1 3,00 0,11
3 Komitmen pemerintah untuk
pengembangan SDM kesehatan
dan masyarakat
0,1 3,44 0,12
28 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
4 Adanya UU ASN yang menjadikan
Diklat sebagai hak dari setiap PNS0,2 4,00 0,28
5 Perkembangan teknologi dan
metodologi kediklatan0,1 3,44 0,12
6 Mengembangkan program diklat
di wilayah kemitraanan0,1 2,67 0,09
7 Kebutuhan sertifkasi kompetensi
untuk tenaga kesehatan dan SDM
kesehatan0,1 3,67 0,13
8 Banyaknya permintaan dari
Pemerintah Kabupaten/ Kota
untuk jenis diklatpim, Prajabatan0,1 3,00 0,11
9 Adanya permintaan dari
Widyaiswara untuk Diklat TOF0,1 4,00 0,14
2 Aspek
Keuangan
25% 1 Potensi penerimaan sumber dana
dari masyarakat pengguna jasa.0,25 2,78 0,24
2 Dukungan kebijakan dari
Kemenkes dalam meningkatkan
layanan pendidikan dan pelatihan
melalui PK BLU sesuai PP. No.
23 Th. 2005.
0,25 4,00 0,35
3 Adanya sumber dana dari pihak
lain dalam penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan.
0,25 2,89 0,25
4 Adanya kebutuhan dari lembaga
mitra kerja untuk pengembangan
usaha dalam bentuk produk
barang maupun jasa.
0,25 2,89 0,25
3 20% 1 Adanya political weel dari owner
BBPK Jakarta (Menteri dan 0,25 4,00 0,35
29 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Aspek
SDM dan
Organisasi
Kepala Badan PPSDM
Kesehatan)
2 Kesempatan untuk tugas belajar
dan pelatihan (degree dan non
degree)
0,25 3,44 0,30
3 Meningkatnya kebutuhan
aparatur dan tenaga kesehatan
yang professional melalui diklat
(Penjenjangan, teknis dan
fungsional)
0,25 3,89 0,34
4 Adanya komunikasi dengan
Organisasi profesi untuk
meningkatkan kompetensi tenaga
kesehatan
0,25 3,67 0,32
4 Aspek
Sarana
dan
Prasarana
20% 1 Pemanfaatan auditorium,
laboratorium pembelajaran dan
fasilitas lain oleh pihak ketiga.
0,5 4,00 0,70
2 Adanya komitmen dari owner
untuk memenuhi kebutuhan
sarpras BBPK Jakarta0,5 3,00 0,53
30 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Tabel 4.6.Hasil Analisis SWOT(Analisis Ancaman)
No. Uraian
FaktorSub Faktor
Rating Nilai(a) (c) (a x
b xc)
UraianNilai(b)
(1 – 4)
1 Aspek
layanan
35% 1 Semakin banyaknya lembaga
diklat swasta yang banyak
mengadakan pelatihan teknis
kesehatan
1 3,67 1,28
2 Aspek
Keuangan
25% 1 Panjangnya birokrasi
penganggaran dan penggunaan
keuangan.
0,5 3,11 0,54
2 Dasar hukum penentuan tarif
yang ada belum sepenuhnya
mendukung tuntutan peningkatan
layanan pendidikan dan
pelatihan.
0,5 3,44 0,60
3 Aspek
SDM dan
Organisasi
20% 1 Masih rendahnya serapan
tenaga kesehatan oleh
Pemerintah disebabkan regulasi
belum optimal.
0,4 3,56 0,50
2 Kemampuan kelembagaan unit
pelayanan perpustakaan,
informasi, dan sarana-prasarana
belum ditingkatkan.
0,3 3,00 0,32
3 Standar kompetensi tenaga
kesehatan masih banyak yang
belum ditetapkan
0,3 3,67 0,39
4 Aspek
Sarana
20% 1 Rendahnya tingkat pemanfaatan
laboratorium pembelajaran.0,5 2,56 0,45
31 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
dan
Prasarana
2 Cepatnya perkembangan
teknologi sarana dalam bidang
pelayanan kesehatan.
0,5 3,00 0,53
Tabel 4.7.REKAPITULASI PERHITUNGAN HASIL ANALISIS SWOT
No. UraianKekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
(Strength) (Weakness) (Opportunity) (Threats)
1.Aspek
Pelayanan1,25 1,04 1,21 1,28
2.Aspek
Keuangan0,94 1,07 1,10 1,15
3.
Aspek SDM
dan
Organisasi
0,94 0,99 1,31 1,20
4.Aspek Sarana
dan Prasarana0,87 0,88 1,23 0,97
Jumlah 4,00 3,99 4,84 4,60
Sumbu X (S - W) = 0,02
Sumbu Y (O - T) = 0,24
32 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
D. Isu Strategis1. Isu Strategis
Berdasarkan lingkungan strategis tersebut diatas dan memperhatikan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, maka isu
strategis yang diangkat dalam Rencana Aksi Kegiatan BBPK Jakarta tahun
2015 – 2019 yaitu:
a. Negara wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu.
b. Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib mengikuti peningkatan kompetensinya
minimal 20 jam pertahun.
c. Tenaga kesehatan harus mengikuti peningkatan kompetensi di institusi
penyelenggarapelatihan yang terakreditasi.
d. Penyelenggara pelatihan harus terakreditasi.
e. Penyelenggaraan pelatihan unggulan.
f. Penyelenggaraan pelatihan kepemimpinan dibidang kesehatan
g. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangkan memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa dengan memberikan
0, 5 0 5 0 75
0 5
0 25
0 75
KUADRAN ITumbuh
KUADRAN IIStabil
KUADRAN IVDiversifikasi
KUADRAIIIBertahan
EKSTERNAL
Peluang
Ancaman
(+)
(+)
( - )
(-)
Kekuatan: 0,02
0,24
Peluang
33 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
fleksibilitas dalam pengelolaan keuanganberdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat.
h. Pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK) dan
wilayah birokrasi bersih melayani (WBBM)
34 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
BAB IVSTRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
A. Strategi PengembanganStrategi BBPK Jakarta disusun sebagai tahapan pencapaian tujuan BBPK
Jakarta. Tujuan BBPK Jakarta diarahkan dalam rangka mendukung pencapaian
tujuan Badan PPSDM Kesehatan dan kementerian Kesehatan. Strategi BBPK
Jakarta pada rentang waktu 2015 – 2019, yaitu:
1. Peningkatan kuantitas pelatihan
Strategi untuk meningkatkan kuantitas pelatihan, meliputi:
a. Pengembangan jenis pelatihan sesuai kebutuhan melalui pengkajian
kebutuhan pelatihan/TNA (Training Need Assesment)
b. Peningkatan volume pelatihan
c. Pengembangan penyusunan kurikulum dan modul pelatihan
d. Pengembangan metodologi dan teknologi pelatihan
e. Pengembangan kajian/penelitian/riset kediklatan
2. Peningkatan kualitas pelatihan
Strategi untuk meningkatkan kualitas pelatihan meliputi :
a. Pelaksanaan akreditasi pelatihan
b. Penerapan ISO 9001:2015
c. Peningkatan pemantauan terhadap semua pelatihan
d. Peningkatan kepuasan pelanggan
e. Percepatan proses sertifikasi bagi peserta pelatihan
f. Peningkatan penyelenggaraan Evaluasi Paska Pelatihan (EPP)
g. Persiapan TUK Mandiri Uji Kompetensi Antikorupsi Bid Kesehatan
3. Peningkatan sarana prasarana pelatihan
Strategi untuk meningkatkan sarana prasarana pelatihan meliputi :
a. Pengadaan sarana prasarana pelatihan
b. Peningkatan pemeliharaan sarana prasarana pelatihan
c. Peningkatan pelayanan pelatihan yang inovatif
d. Persiapan Pembangunan Lab Skill
4. Peningkatan kompetensi SDM pengelola pelatihan
Strategi untuk meningkatkan kompetensi SDM pengelola pelatihan meliputi:
35 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
a. Pengembangan kompetensi SDM BBPK Jakarta melalui pelatihan
b. Peningkatan pelatihanbagi SDM BBPK Jakarta non pelatihan
c. Penyiapan Tenaga Untuk Urban Health
5. Pengembangan sistem pengelolaan keuangan
Strategi untuk mengembangkan sistem pengelolaan keuangan yaitu dengan
pola Badan Layanan Umum (BLU)
B. SasaranSasaran kegiatan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta disusun
berdasarkan sasaran strategis Badan PPSDM Kesehatan dan Renstra
Kementerian Kesehatan. Sasaran kegiatan Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Jakarta tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dibidang
manajemen dan teknis non kesehatan
2. Meningkatnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dibidang teknis
dan fungsional
3. Meningkatnya Pengembangan dan Pengendalian Mutu Diklat
4. Meningkatnya Dukungan Manajemen Pelatihan
C. Indikator Kinerja1. Meningkatnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan di bidang
manajemen dan teknis non kesehatan
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan penyelenggaraan pelatihan.
Indikator pencapaian sasaran adalah Jumlah SDM Kesehatan yang mengikuti
pelatihan manajemen dan teknis non kesehatan sebanyak 2.580 orang dalam
5 (lima) tahun. sasaran BBPK Jakarta ini tidak hanya berasal dari dana APBN,
namun termasuk PNBP dengan memperhatikan kemampuan sumber daya
yang ada.
2. Meningkatnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan di bidang
teknis dan fungsional
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan penyelenggaraan pelatihan.
Indikator pencapaian sasaran adalah Jumlah SDM Kesehatan yang mengikuti
36 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
pelatihan teknis dan fungsional sebanyak 14.010 orang dalam 5 (lima) tahun.
sasaran BBPK Jakarta ini tidak hanya berasal dari dana APBN, namun
termasuk PNBP dengan memperhatikan kemampuan sumber daya yang ada.
3. Meningkatnya Pengembangan dan Pengendalian Mutu Diklat
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan pengembangan dan
pengendalian mutu pelatihan. Indikator pencapaian sasaran dalam 5 tahun
adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan pengendalian mutu pelatihan sebanyak 130 dokumen
b. Jumlah sertifikat yang diberikan kepada peserta yang mengikuti pelatihan
yang terakreditasi sebanyak 16.590 sertifikat.
c. Peningkatan pada kegiatan pengkajian dan pengembangan metodologi dan
teknologi pelatihan sebanyak 29 dokumen.
4. Meningkatnya Dukungan Manajemen Pelatihan
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan dukungan manajemen pelatihan.
Indikator pencapaian sasaran jumlah dokumen kegiatan dukungan manajemen
pelatihandalam 5 tahun adalah sebagai berikut :
a. Jumlah dokumen perencanaan, pengembangan sarana dan prasarana
serta laporan manajemen dan kinerja keuangan sebanyak 23 paket
b. Jumlah pegawai BBPK Jakarta yang ditingkatkan kompetensinya 600 orang
c. Layanan perkantoran 60 bulan
Selain indikator tersebut, BBPK Jakarta memiliki Indikator Kinerja Utama
sebagai berikut :
No Sasaran Program /Kegiatan
Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1 Pelaksanaan Pelatihan
Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan
Jumlah Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan yang mendapat
sertifikat pada pelatihan
terakreditasi
1.629
Orang
37 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
D. Target TahunanTarget kinerja kegiatan sebagai penilaian dari pencapaian akhir yang diukur
secara berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2019, dan sasaran kinerja kegiatan
dihitung secara kumulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2019.
Kegiatan yang dilakukan dalam mendukung kinerja yang ingin dicapai yaitu:
1. Kegiatan Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan penyelenggaraan pelatihan.
Indikator pencapaian sasaran adalah Jumlah SDM Kesehatan yang mengikuti
pelatihan sebanyak 16.590 orang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun,terdiri dari
pelatihan teknis, fungsional dan Kepemimpinan serta Pelatihan Dasar CPNS atau
Prajabatan.
Untuk mencapai sasaran kegiatan tersebut, maka kegiatan di BBPK Jakarta
yang akan dilakukan adalah:
a. Pelatihan Teknis dan Manajemen sebanyak 12.353 orang
b. Pelatihan Jabatan Fungsional sebanyak 1.657orang
c. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan bagi sebanyak 744 orang
d. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan atau Pelatihan Dasar CPNS sebanyak
1.836 orang
Berikut ini matriks atau tabel kegiatan peningkatan mutu SDM Kesehatan tahun
2015 – 2019:
38 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
MATRIKS KEGIATAN PENINGKATAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANDIBIDANG MANAJEMEN DAN TEKNIS NON KESEHATAN BBPK JAKARTA
TAHUN 2015-2019
NOPROGRAM/KEGIATAN
SASARAN INDIKATORCARA
PERHITUNGANBASELINE
2014TAHUN
Jumlah2015 2016 2017 2018 2019
A. PengembangandanPemberdayaanSDM kesehatandi bidangmanajemendan teknis nonkesehatan
Meningkat
nya
Sumber
Daya
Manusia
(SDM)
Kesehata
Jumlah SDM
kesehatan yang
mendapat
sertifikat pada
pelatihan
terakreditasi
Berdasarkan
jumlah sertifikat
yang diterbitkan
untuk peserta
pelatihan yang
telah mengikuti
pelatihan
terakreditasi
39 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
1 Peningkatan
Mutu Sumber
Daya Manusia
(SDM)
Kesehatan
dibidang
manajemen
Meningkat
nya Mutu
Sumber
Daya
Manusia
(SDM)
Kesehatan
dibidang
mananjem
en
a.Jumlah
Aparatur
kesehatan
yang
mendapat
sertifikat pada
Diklat
Kepemimpina
n
Berdasarkan
jumlah sertifikat
yang diterbitkan
untuk peserta
pelatihan yang
telah mengikuti
Diklat
kepemimpinan
60 99 180 116 169 180 744
b.Jumlah
Aparatur
kesehatan
yang
mendapat
sertifikat pada
diklat
prajabatan
/Latsar
Berdasarkan
jumlah sertifikat
yang diterbitkan
untuk peserta
pelatihan yang
telah mengikuti
Diklat
Prajabatan
/Latsar
159 640 200 87 476 433 1.836
40 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
2 Peningkatan
Mutu Sumber
Daya Manusia
(SDM)
Kesehatan
dibidang teknis
non kesehatan
Meningkat
nya Mutu
Sumber
Daya
Manusia
(SDM)
Kesehatan
dibidang
teknis non
kesehatan
Jumlah Aparatur
kesehatan yang
mendapat
sertifikat pada
pelatihan teknis
non kesehatan
Berdasarkan
jumlah sertifikat
yang diterbitkan
untuk peserta
pelatihan yang
telah mengikuti
pelatihan teknis
non kesehatan
Jumlah 229 739 380 203 592 613 2.580
41 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
MATRIKS KEGIATAN PENINGKATAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANDIBIDANG TEKNIS DAN FUNGSIONAL BBPK JAKARTA
TAHUN 2015-2019
NOPROGRAM /KEGIATAN
SASARAN INDIKATORCARA
PERHITUNGANBASELINE
2014TAHUN
Jumlah2015 2016 2017 2018 2019
A. Pengembangan
dan
Pemberdayaan
SDM kesehatan
dibidang teknis
dan fungsional
Meningkatnya
Sumber Daya
Manusia
(SDM)
Kesehata
Jumlah SDM
kesehatan
yang
mendapat
sertifikat
pada
pelatihan
terakreditasi
Berdasarkan
jumlah sertifikat
yang diterbitkan
untuk peserta
pelatihan yang
telah mengikuti
pelatihan
terakreditasi
1 Peningkatan
Mutu Sumber
Daya Manusia
Meningkatnya
Mutu Sumber
Daya
Manusia
c. Jumlah
aparatur
kesehatan
yang
Berdasarkan
jumlah sertifikat
yang diterbitkan
untuk peserta
456 659 5.606 2.770 2.254 1.064 12.353
42 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
(SDM)
Kesehatan
dibidang teknis
(SDM)
Kesehatan
dibidang
teknis
mendapat
sertifikat
pada
pelatihan
teknis
pelatihan yang
telah mengikuti
pelatihan teknis
2 Peningkatan
Mutu Sumber
Daya Manusia
(SDM)
Kesehatan
dibidang teknis
Meningkatnya
Mutu Sumber
Daya
Manusia
(SDM)
Kesehatan
dibidang
teknis
d.Jumlah
aparatur
kesehatan
yang
mendapat
sertifikat
pada
pelatihan
jabatan
fungsional
Berdasarkan
jumlah sertifikat
yang diterbitkan
untuk peserta
pelatihan yang
telah mengikuti
pelatihan jabatan
fungsional
20 80 420 933 224 - 1.657
Jumlah 476 739 6.026 3.703 2.478 1.064 14.010
43 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
2. Kegiatan Pengembangan dan Pengendalian Mutu Pelatihan
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan pengembangan dan pengendalian
mutu pelatihan. Indikator pencapaian sasaran adalah peningkatan pengembangan
dan pengendalian mutu pelatihan dalam 5 tahun adalah :
a. Peningkatan pengendalian mutu pelatihan sebanyak 144 dokumen
b. Jumlah sertifikat yang diberikan kepada peserta yang mengikuti pelatihan yang
terakreditasi sebanyak 16.590 sertifikat.
c. Peningkatan pada kegiatan pengkajian dan pengembangan metodologi dan
teknologi pelatihan, dan penelitian/riset sebanyak 29 dokumen.
Kegiatan untuk mencapai sasaran kegiatan tersebut dalam kurun waktu 5
(lima) tahun, yaitu:
a. Evaluasi Paska Pelatihan (EPP) sebanyak 9 dokumen
b. Akreditasinya Institusi Puslat SDM Kesehatan, Akreditasi Lembaga Diklat oleh
LAN, dan ISO 9001:2015 sebanyak 121 dokumen
c. Jumlah penelitian/riset yang dikembangkan sebanyak 14 dokumen
d. Jumlah sertifikat yang diberikan kepada peserta yang mengikuti pelatihan
terkakreditasi sebanyak 20.694 sertifikat
e. Jumlah pengkajian kebutuhan pelatihan/Training Need Assesment (TNA)
bidang kesehatan sebanyak 5 dokumen
f. Jumlah pengkajian metode dan tehnologi diklat sebanyak 5 dokumen
g. Jumlah kurikulum dan modul diklat kesehatan sebanyak 5 dokumen
44 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
MATRIKS KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN MUTU DIKLAT BBPK JAKARTATAHUN 2015-2019
NOPROGRAM/KEGIATAN
SASARAN INDIKATORCARA
PERHITUNGANBASELINE
2014TAHUN
Jumlah2015 2016 2017 2018 2019
B PelaksanaanPengembangandanPengendalianMutu Diklat
Meningkat
nya Mutu
Diklat
Jumlah
dokumen mutu
diklat dan hasil
pengkajian
dan
pengembanga
n metodologi
dan teknologi
diklat
Berdasarkan
Jumlah
dokumen mutu
diklat, dan
pengkajian dan
pengembangan
metodologi dan
teknologi diklat
dihasilkan
1 Peningkatan
Pengendalian
mutu Diklat
Meningkat
nya mutu
penyeleng
garaan
dan Diklat
a. Jumlah
EPP
Berdasarkan
jumlah dari
dokumen EPP
yang dihasilkan
1 1 3 2 1 2 9
45 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
b
.
Jumlah
Akreditasi
institusi
Berdasarkan
jumlah dokumen
institusi yang
dihasilkan
2 2 2 2 2 2 10
c
.
Jumlah
Akreditasi
jenisPelatih
an
Berdasarkan
jumlah dari
dokumen
akreditasijenisP
elatihan yang
dihasilkan
14 15 16 10 35 35 111
d
.
Jumlah
sertifikat
yang
diberikan
kepada
pesertayan
g mengikuti
Pelatihan
terkakredit
asi
Berdasarkan
jumlah dari
sertifikat yang
diberikan
kepada
pesertayang
mengikuti
pelatihan
terakreditasi
695 1.492 2.557 4.415 2.868 5.258 16.590
46 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
2 Pengkajian dan
pengembangan
metodologi dan
teknologi Diklat
Meningkat
nya hasil
pengemba
ngan dan
pengkajian
metodologi
dan
Teknologi
Diklat
e
.
Jumlahpen
elitian/riset
yang
dikembang
kan
Berdasarkan
jumlah dari
dokumen
penelitian/riset
yang dihasilkan
5 5 0 3 3 3 14
f. Jumlahpen
gkajiankeb
utuhanpela
tihan/TNA
yang
dikembang
kan
Berdasarkan
jumlah dari
dokumen TNA
yang dihasilkan
1 1 1 1 1 1 5
f. Jumlah
Pengkajian
Metode
Berdasarkan
jumlah dari
dokumen
1 1 1 1 1 1 5
47 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
dan
Teknologi
Diklat
Metode dan
teknologi yang
dihasilkan
g
.
Jumlah
Kurikulum
dan Modul
diklat
Bidang
Kesehatan
Berdasarkan
jumlahdan
Kurikulum dan
modul yang
dihasilkan
1 1 1 1 1 1 5
48 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
3. Dukungan Manajemen Pelatihan
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan dukungan manajemen pelatihan.
Indikator pencapaian sasaran selama 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan dan pelaporan sebanyak 15 dokumen
b. Pengembangan fasilitas penunjang diklat sebanyak 8 paket
c. Layanan perkantoran 60 dokumen
d. Pengembangan kompetensi SDM BBPK Jakarta 600 orang
e. Pengembangan sistem pengelolaan keuangan
Kegiatan untuk mencapai sasaran kegiatan dukungan manajemen pelatihan, yaitu:
a. Perencanaan dan pengelolaan anggaran 5 paket
b. Laporan manajemen keuangan dan kekayaan negara 5 paket
c. Laporan kinerja 5 paket
d. Fasilitas penunjang Diklat yang ditingkatkan 8 paket
e. Pengembangan layanan pelatihan inovatif 3 paket
f. Layanan perkantoran 60 dokumen
g. Pengembangan kompetensi SDM BBPK Jakarta sebanyak 600 orang
h. Penyusunan dokumen BadanLayanan Umum
49 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
.
MATRIKS KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DIKLAT DAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BBPK JAKARTA TAHUN 2015-2019
NOPROGRAM/KEGIATAN
SASARAN INDIKATORCARA
PERHITUNGANBASE
LINE 2014TAHUN JMLH
2015 2016 2017 2018 20193 Pelaksanaa
n Dukungan
Manajemen
Diklat dan
Tugas
Teknis
Lainnya
Meningkatnya
Dukungan
Manajemen
Diklat dan
Tugas Teknis
Lainnya
a
.
Jumlah
perencanaan
dan
pengelolaan
program dan
anggaran
Menghitung
jumlah dokumen
perencanaan
dan
pengelolaan
program dan
anggaran
1 1 1 1 1 1 5
b
.
Jumlah
laporan
manajemen
keuangan
dan
kekayaan
negara
Menghitung
jumlah dokumen
laporan
manajemen
keaunagan dan
kekayaan
negara
2 2 2 2 2 2 10
c
.
Jumlah
laporan
kinerja
Menghitung
jumlah dokumen
laporan kinerja
1 1 1 1 1 1 5
50 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
d
.
Jumlah
peralatan
fasilitas
penunjang
Diklat yang
ditingkatkan
Menghitung
jumlah fasilitas
penunjang
Diklat yang
ditingkatkan
1 0 2 2 2 2 8
E Jumlah
inovasi
pelayanan
Diklat yang
ditingkatkan
Menghitung
Jumlah inovasi
pelayanan
Diklat yang
ditingkatkan
0 0 0 1 1 1 3
f
.
Jumlah bulan
layanan
perkantoran
Menghitung
jumlah dokumen
layanan
perkantoran
12 12 12 12 12 12 60
G Jumlah SDM
BBPK
Menghitung
jumlah SDM119 98 127 125 125 125 600
51 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
Jakarta yang
ditingkatkan
kompetensiny
a melalui
Diklat
BBPK Jakarta
yang
ditingkatkan
kompetensi
H Jumlah
dokumen
pengelolaan
keuangan
pola BLU.
Menghitung
jumlah dokumen
BLU - - - - - 3 3
52 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
BAB VPROGRAM TAHUNAN 2015 – 2019
A. Proyeksi Kebutuhan SDM
No KebutuhanSDM
2015 2016 2017 2018 2019
1 PNS 90 123 129 128 128
2 Honorer 17 17 31 44 44
Jumlah 107 140 160 172 175
B. Proyeksi Kebutuhan Peralatan
(dalam ribuan rupiah)
No Kebutuhan Peralatan 2015 2016 2017 2018 20191 Bed Set 325.500
2 Meja Belajar 124.000
3 Kursi Belajar 35.650
4 Meja Kelas 135.000
5 Kursi Kelas 129.000
6 Tv Asrama 140.250
7 Flip Chart 7.200
8 Lampu Belajar 37.200
9 LCD Proyektor 260.950
10 CCTV kelas 57.086
11 Printer kelas 133.100
12 Sound System Kelas 672.276
13 Mic Wireless 108.900
14 LCD Proyektor Kelas 37.700
15 Kursi Kelas 114.000
16 Meja Kelas 105.320
17 Buku Konvensional
dan Digital
100.000
53 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
C. Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana
(dalam ribuan rupiah)
No Kebutuhan Sarana& Prasarana
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jam Dinding Asrama 19.610
2 Meja Pingpong 66.232
3 Meja Billiard 30.664
4 Mobil Hi-Ace 1.366.365
5 Kursi Auditorium
Hang jebat
71.100
6 Jam Dinding 16.960
7 TV Asrama 18.990
8 Perencanaan dan
pengawasan
(Masterplan dan
DED)
12.636.000
9 Air Conditioning (AC) 154.000
10 Kursi Besi/Metal 132.900
11 Kasur/Spring Bed 922.830
12 Tempat Tidur Kayu 501.030
13 Meja Kerja 368.620
14 Kursi Besi/Metal 389.200
15 Meja Makan Kayu 123.950
D. Proyeksi Kebutuhan Pengembangan Sub Sistem Pendukung
(dalam ribuan rupiah)
No Kegiatan 2015 2016 2017 2018 20191 Aplikasi Sidiklat V.1 26.050
2 Website BBPK
Jakarta
-
54 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
3 Pembuatan Aplikasi
Sistem Informasi
Pelatihan
(disesuaikan SOTK
Baru)
- Registrasi peserta
- Absensi
- Alur Pelatihan
- Manajemen User
- Evaluasi Pelatihan
- Quality Control
- Laporan Tahap I
167.000
4 Pengembangan
Aplikasi Sistem
Informasi Pelatihan
- Keuangan
- ManajemenRuang
an
- Forum pelatihan
dan alumni
- LaporanTahap II
300.000
C. Program Tahunan
Rencana Kerja Tahunan merupakan kegiatan – kegiatan tahunan beserta
indikator dan target pertahun. Oleh karena itu, substansi dari Rencana Kerja
Tahunan (RKT) adalah target setting dari capaian indikator kinerja. BBPK Jakarta
merancang dan menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) berdasarkan pada
indikator kinerja tahun 2015 – 2019.
D. Anggaran Program
Anggaran program/kegiatan BBPK Jakarta bersumber dari APBN dan PNBP.
Dalam memperkirakan kebutuhan biaya setiap program indikatif, digunakan
55 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
minimal asumsi kenaikan linier inflasi yang terjadi pada tahun berjalan. Selanjutnya
penyesuaian penganggaran dapat dilakukan apabila terjadi kenaikan pembiayaan,
karena :
a. Diterapkanya amanah undang-undang kesehatan minimal 5% dari APBN untuk
sektor kesehatan.
b. Adanya peningkatan PNBP yang signifikan.
Pemenuhan kebutuhan pembiayaan ini diperoleh dari sumber APBN dan
PNBPPerkiraan kebutuhan biaya program indikatif sebagaimana Matriks 2, berikut:
Tabel 4Rencana Alokasi Anggaran BBPK Jakarta
Tahun 2015 - 2019(Dalam ribuan rupiah)
No Kegiatan 2015 2016 2017 2018 20191 Pelatihan
SDM
Kesehatan
20.913.800 55.887.471 40.534.742 31.613.449 25.534.618
2 Dukungan
manajemen
dan
pelaksanaan
tugas teknis
lainnya
5.901.188 22.211.501 30.161.967 33.824.065 32.318.741
Jumlah 26.814.988 78.098.972 70.696.709 65.437.514 57.853.359
56 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
BAB VISIMPULAN DAN MONITORING
A. SimpulanSimpulan mengenai Rencana Aksi Kegiatan (RAK) BBPK Jakarta Revisi ke-3
sebagai berikut :
1) Rencana Aksi Kegiatan (RAK) BBPK Jakarta disusun sebagai acuan dalam
perencanaan kegiatan di BBPK Jakarta
2) Arah kebijakan BBPK Jakarta mengacu kepada arah kebijakan Badan PPSDM
Kesehatan
3) Tujuan BBPK Jakarta diarahkan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
Badan PPSDM Kesehatan dan Kementerian Kesehatan.
4) Strategi BBPK Jakarta disusun sebagai tahapan pencapaian tujuan BBPK
Jakarta. Strategi BBPK Jakarta disusun untuk rentang waktu2015 – 2019
5) Indikator kinerja disesuaikan dengan SOTK baru yaitu Permenkes No. 39 tahun
2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang
Pelatihan Kesehatan di Lingkungan Badan Pengembangan Dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
6) Anggaran kegiatan BBPK Jakarta bersumber dari APBN dan PNBP. Dalam
memperkirakan kebutuhan biaya setiap program indikatif, digunakan minimal
asumsi kenaikan linier inflasi yang terjadi pada tahun berjalan.
B. Definisi Monitoring dan Evaluasi1) Monitoring
Monitoring adalah aktifitas yang ditujukan untuk memberikan informasi
tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang sedang
dilaksanakan.Monitoring diperlukan agar kesalahan awal dapat segera
diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan, sehingga mengurangi risiko
yang lebih besar.
Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi
secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan maksud mengetahui
apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan dan
prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring mencakup esensi aktivitas
57 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
dan target yang ditetapkan pada perencanaan program. Apabila monitoring
dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan
kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan perencanaan program).
Juga memberikan informasi kepada pengelola program apabila terjadi
hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan
evaluasi.
2) EvaluasiSedangkan Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu
kegiatan. Evaluasi baru dapat dilakukan kalau suatu kegiatan sudah berjalan
cukup waktu. Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat
dengan kegiatan monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan
data yang disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam merencanakan suatu
kegiatan hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan,
sehingga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap.
Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol ketercapaian
tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil informasi tentang nilai serta
memberikan gambaran tentang manfaat suatu kebijakan.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai
sasaran yang diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih menekankan pada aspek
hasil yang dicapai (output). Evaluasi baru bisa dilakukan jika program itu telah
berjalan setidaknya dalam suatu periode (tahapan), sesuai dengan tahapan
rancangan dan jenis program yang dibuat dalam perencanaan dan
dilaksanakan.
C. Merencanakan Monitoring dan EvaluasiPerencanaan monitoring dan evaluasi Balai Besar Pelatihan kesehatan
Jakarta dilaksanakan pada pertengahan periode anggaran (mid term) dan diakhir
periode anggaran (endterm).
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan pada pertengahan periode
anggaran (Mid term) dimaksudkan untuk melihat mengawal implementasi RAK
dalam perencanaan kegiatan di BBPK Jakarta. Sedangkan Pelaksanaan monitoring
dan evaluasi dilakukan pada akhir periode anggaran (end term) untuk mengevaluasi
58 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
implementasi RAK dalam apakah perencanaan kegiatan sesuai dengan RAK BBPK
Jakarta.
D. Kerangka Kerja Monitoring dan EvaluasiKerangka kerja monitoring dan evaluasi di Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Jakarta sebagai berikut:
Keterangan :- RAK sebagai acuan dalam proses perencanaan kegiatan di BBPK Jakarta
- Proses perencanaan di BBPK Jakarta mengacu kepada RAK yang sudah
disusun baik perencanaan kegiatan maupun dalam penganggaran. Hal itu
dilakukan untuk mencapai tujuan BBPK Jakarta dalam rangka mendukung
tujuan Badan PPSDM Kesehatan
- Untuk memastikan tujuan sebagaimana tertera didalam RAK maka dilakukan
minitoring dan evaluasi. Metode monev dilakukan dengan observasi,
wawancara, Focus Grup Discussion (FGD) dan sebagainya
RENCANA AKSIKEGIATAN
PROSESPERENCANAAN
KEGIATAN
TUJUAN
MONITORING
EVALUASI
PENYESUAIAN,
PERBAIKAN,PERUBAHAN
Wawancara,
Observasi, FGD dll
59 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
E. Rencana MonitoringRencana kegiatan Monitoring sebagai berikut :
No KegiatanBulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan X
2 Pelaksanan
Monitoring
X X X X X X X X X X X X
F. Rencana EvaluasiRencana kegiatan Evaluasi sebagai berikut:
No KegiatanBulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan X
2 Pelaksanan
Evaluasi
X
G. Sumber Daya untuk Melakukan Monitoring dan EvaluasiSumber daya untuk melakukan monitoring dan evaluasi di Balai Besar
Pelatihan Kesehatan Jakarta adalah dengan menggunakan sumber daya yang ada
di BBPK Jakarta yang ada Bagian Tata Usaha (yang menangani perencanaan),
Bidang Pelatihan Manajemen dan Teknis Non Kesehatan, Bidang Pelatihan Teknis
dan Fungsional , Widyaiswara serta petugas di instalasi.
H. Pelibatan Stakeholders untuk Monitoring dan EvaluasiPelibatan Stakeholders BBPK Jakarta baik stakeholders internal maupun
eksternal dilibatkan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi dengan melakukan
koordinasi kegiatan dan meminta masukan untuk perbaikan kegiatan.
Koordinasi dengan stakeholders dilakukan baik diawal pelaksanaan, dalam
proses pelaksanaan maupun di akhir pelaksanaan kegiatan untuk evaluasi.
60 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
I. Instrumen untuk Melakukan Monitoring dan EvaluasiInstrumen untuk Melakukan Monitoring dan Evaluasi di BBPK Jakarta :
NO JENIS DOKUMENIMPELMENTASI KET
YA TIDAK
1 Tujuan BBPK Jakarta
2 Arah kebijakan
- Peningkatan kuantitas
dan kualitas diklat
aparatur SDM Kesehatan
- Peningkatan kuantitas
dan kualitas pelatihan
tenaga kesehatan dan
masyarakat
3 Strategi Pengembangan
a. Peningkatan kuantitas
pelatihan
- Pengembangan jenis
pelatihansesuai
kebutuhan melalui
pengkajian
kebutuhan
pelatihan/TNA
(TrainingNeed
Assesment)
- Peningkatan volume
pelatihan
- Pengembangan
penyusunan
kurikulum dan modul
pelatihan
61 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
- Pengembangan
metodologi dan
teknologi pelatihan
- Pengembangan
kajian/penelitian/riset
kediklatan
b. Peningkatan kualitas
pelatihan
- Pelaksanaan
akreditasi pelatihan
- Penerapan ISO
9001:2015
- Peningkatan
pemantauan
terhadap semua
pelatihan
- Peningkatan
kepuasan pelanggan
- Percepatan proses
sertifikasi bagi
peserta pelatihan
- Peningkatan
penyelenggaraan
Evaluasi Paska
Pelatihan (EPP)
- Persiapan TUK
Mandiri Uji
Kompetensi
Antikorupsi Bid
Kesehatan
62 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
c. Peningkatan sarana
prasarana pelatihan
- Pengadaan sarana
prasarana pelatihan
- Peningkatan
pemeliharaan sarana
prasarana pelatihan
- Peningkatan
pelayanan pelatihan
yang inovatif
- Persiapan
Pembangunan Lab
Skil
d. Peningkatan
kompetensi SDM
pengelola pelatihan
- Pengembangan
kompetensi SDM
BBPK Jakarta
melalui pelatihan
- Peningkatan
pelatihanbagi SDM
BBPK Jakarta non
pelatihan
- Penyiapan Tenaga
Untuk Urban Health
e. Pengembangan sistem
pengelolaan keuangan
- Strategi untuk
mengembangkan
63 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
sistem pengelolaan
keuangan yaitu
dengan pola Badan
Layanan Umum
(BLU)
4 Sasaran
a. Meningkatnya mutu
Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan
dibidang manajemen
dan teknis non
kesehatan
b. Meningkatnya mutu
Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan
dibidang teknis dan
fungsional
c. Meningkatnya
Pengembangan dan
Pengendalian Mutu
Diklat
d. Meningkatnya
Dukungan Manajemen
Pelatihan
5 Indikator kinerja
a. Meningkatnya mutu
Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan di
bidang manajemen dan
teknis non kesehatan
64 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
b. Meningkatnya mutu
Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan di
bidang teknis dan
fungsional
c. Meningkatnya
Pengembangan dan
Pengendalian Mutu
Diklat
d. Meningkatnya
Dukungan Manajemen
Pelatihan
6 Program tahunan
a. Kegiatan
peningkatanmutu
Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan di
bidang manajemen dan
teknis non kesehatan
b. Kegiatan
peningkatanmutu
Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan di
bidang teknis dan
fungsional
c. Kegiatan peningkatan
Pengembangan dan
Pengendalian Mutu
Diklat
d. Kegiatan
peningkatanDukungan
Manajemen Pelatihan
65 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
7 Penganggaran
a. Sumber dana APBN
b. Sumber dana PNBP
c. Sumber dana Lainnya
66 | R A K B B P K J a k a r t a T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 R e v i s i K e - 3
BAB VPENUTUP
Review ke-3 Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Balai Basar Pelatihan Kesehatan
(BBPK) Jakarta tahun 2015 – 2019 dilaksanakan dalam rangka menyesuaikan
dengan kebijakan dan isu – isu strategis yang terjadi di lingkungan Kementerian
Kesehatan khususnya di Badan PPSDM Kesehatan.
Review ke-3 RAK BBPK Jakarta ini mengacu pada Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan dan Rencana Aksi Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan, serta RAK Pusat
Pelatihan SDM Kesehatan sehingga hasil pencapaiannya dapat mendukung kinerja
Badan PPSDM Kesehatan dan Pusat Pelatihan SDM Kesehatan.
Dengan Review ke-3 Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Balai Basar Pelatihan
Kesehatan (BBPK) Jakarta tahun 2015 – 2019 diharapkan dapat digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
penyelenggaraan kediklatan.