RELEVANSI NASIONALISME SUKARNO BAGI GENERASI MILENEAL Prof. Dr. WASINO, M.Hum.
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNNES
HP. 081325750881
BANGSA
KOMUNITAS TERBAYANG (Imagined Community)
(Anderson, 2002). Sebagai komunitas terbayang, konsep bangsa terletak dalam alam pikiran penduduknya yang membayangkan diri sebagai suatu bangsa. Bayangan-bayangan itu muncul di kalangan penduduknya melalui proses historis dan intersubjektif pemikiran yang panjang hingga menjangkau alam pikiran orang yang lebih luas. Dengan demikian, bangsa bukanlah sebuah kolektivitas sosiologis sebagaimana dikemukakan Mochtar Pabbotinggi, tetapi lebih merupakan konsep Antropologis (Dhakidae dalam Anderson, xvii).
NASIONALISME
• (Hanskohn,1976) dimaknai sebagai paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Kesetiaan muncul karena mereka memiliki faktor objektif tertentu yang membuat merelaka berbeda dengan bangsa lain. Akan tetapi unsur terpenting adalah adanya kemauan bersama dalam kehidupan nyata. Kemauan itulah yang disebut sebagai nasionalisme.
• Kemauan hidup bersama merupakan proses mental yang terus menerus harus dipupuk. Seperti kata Asvi arman Adam (2008), nasionalime itu mengalami proses pasang surut dalam diri seseorang, kadang-kadang tebal, kadang-kadang tipis, seperti keimanan seseorang terhadap Tuhan dan agamanya. Untuk itu nasionalisme Indonesia di kalangan anak negeri harus selalu disegarkan agar kemauan menjadi Bangsa Indonesia selalu kuat mengakar dalam kalbu kita.
NASIONALISME SUKARN0
• Lahir tanggal 6 Juni 1901, telah dibentuk oleh orang tuanya menjadi “nasionalis”: keluarga dibangun dalam generasi percampuran dua etnis Raden Sukemi dan Ida Ayu Nyoman Rai;
• tercermin dari perubahan nama dari Kusno menjadi Sukarno. Karno merupakan tokoh pewayangan dalam Mahabarata yang dalam “Serat Tripomo” karangan Sri Mangkunegara IV digambarkan sebagai tokoh yang cinta tanah air seperti halnya Kumbokarna dan Suwanda.
Yang mempengaruhi cara berfikir Nasionalis
• Budaya Jawa, terutama “wayang”, dia sangat mengakumi tokoh-tokoh yang tegas, terutama “bima” dan “baladewa”.
• Keluarga (keluarga yang multi etnisk)
• Pendidikan “barat” (semula di Tulung Agung, kemudian pindah ke Mojokerto masuk ELS, tahun 1915 masuk HBS Surabaya atas bantuan H.O.s. Tjokro aminoto (kawan bapaknya), kemudian THS di Bandung (1921).
• Jejaring komunikasi dengan sesama tokoh pergerakan nasional
(sejaka di HBS, Sukarno telah bergaul dengan tokoh-tokoh Syarikat Islam, baik yang kiri maupun kanan).
lanjutan
• Bacaan buku-buku sejarah: yang melahirkan pemahaman Sukarno tentang Kejayaan Indonesia, Konsep Pancasila, pennjajahan, nasionalisme Eropa, dan sebagainya,
• Penindasan Penjajah terhadap Rakyat Indonesia yang melahirkan semangat membebaskan rakyat dari penjajahan” Sukarno identik dengan pembela “Marhaen”.
Di Rumah Tjokro Aminoto
• Rumah Tjokro Aminoto merupakan salah satu tempat terpenting sebagai penggembleng “nasionalisme Sukarno”.
• Di dialamnya sering terjadi diskusi-diskusi politik yang memetakan kondisi politik di Hindia Belanda.
• SI merupakan organisasi Islam Sosialis yang memperjuangkan nasib mayoritas rakyat Indonesia yang tertindas akibat Kolonialisme dan kapitalisme.
• Sukarno mendapat gemblengan dari Tjokro Aminoto yang ahli pidato tersebut. • Peran C. Hartog, tokoh ISDP (bukan ISDV), yang mengajarkan sikap keras
terhadap Kolonialisme. • Abdul Muis, tokoh SI yang menyadarkan Sukarno tentang pengaruh
Kosmopolitanisme Komunis, dan beralih ke “Kebangsaan” setalah membaca buku Sun yat sen mengenai “Min Chu I”.
Organisasi Politik
• Mulai aktif menjadi anggota Jong Java, yang tahun 1915 menjadi Trikoro Dharmo. Dalam sidang “Jong Java” Sukarno pidato berbahasa “ngoko”, bahasa kaum “kromo”, lalu diminta dengan bahasa Belanda.
• Sukarno bersimpati terhadap Sarikat Islam: dalam perpecahan SI dan PKI tahun 1921, Sukarno berpihak pada SI.
• Pengurus Algemeene Studie Club (didirkan 17 Januari 1926): sebagai sekretaris 1 mendampingi Mr. Iskaq Tjokro Adi Surjo. Organisasi ini bersikap radikal terhadap pemerintah Kolonial. Organisasi ini sangat dipengaruhi oleh sikap Douwer Deker.
• Media komunikasi ASC ini adalah majalah “Indonesia Muda”: Sukarno menulis artikel “Nasionalisme, Islam, dan Marxisme”.
• Aktif dalam PNI (dibentuk 4 Juli 1927), Sukarno menjadi ketua. Melalui PNI ini Sukarno kemudian mendorong federasi berbagai partai untuk mencapai Indonesia merdeka. Pada 17 Desember Tahun 1927 terbentuk PPPKI (permufakatan perhimpunan politik kebangsaan Indonesia).
NASIONALISME SUKARNO
-Nasionaisme Sukarno sebagai “penyambung lidah rakyat” melawan Kolonilalisme dan Kapitalisme jahat yang “menghisab rakyat”. Nasionalisme dibagun dari “sentimen” “bumi puttra” yang anti terhadap penindasan “Barat”. -Nasionalisme Sukarno banyak dipengaruhi oleh Ernest Renan (1882), tentang Bangsa yang mengatakan bahwa bangsa merupakan suatu nyawa, suatu azaz akal yang terjadi karena dua hal: (1) rakyat yang sejak awala harus menjalani sejarah, (2) bangsa ditentukan oleh “jiwa”, pandangan yang fondamental, yang lahir dari kesamaan sejarah dan kemauan, suatu keinginan hidup menjadi satu.Sehubungan dengan itu Sukarno menghendaki adanya kehendak bersatu semua elemen bangsa “nasionalis, agama, komunis” untuk melawan kolonialisme.
Nasionalisme, pendekatan Sejarah tiga dimensi
• Dalam pidatonya di pengadilan Belanda, yang ditulis dalam “Indonesia Menggugat”, Sukarno mengajukan tiga dimensi sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
• Masa lalu bangsa Indonesia pernah jaya (Sriwijaya, Majapahit, Mataram)
• Masa kini (Penjajahan) bangsa Indonesia terpuruk, jatuh dalam penjajahan, penderitaan.
• Masa depan, bangsa Indonesia akan mengalami kejayaan. Untuk itu perjuangan nasionalisme Indonesia untuk mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia telah dirampas dari “Buto Sabrang”.
Marhaeinisme
• Marhaen itu nama petani di desa Cigereleng, Bandung. Dengan menggunakan kekuatan menyerap aspirasi rakyat, Sukarno berkesimpulan bahwa “petani” bukan “proletear” dalam hubungan industrial. Mereka adalah pemilik semuanya, modal dan tenaga kerja. Akan tetapi hidup mereka mendertita karena sistem Kolonialisme dan kapitalisme yang menindas. Untuk itu tugas Sukarno dan kaum pergerakan adalah memperjuangkan nasib kaum marhaen tersebut. Itulah sebabnya kita pahami bahwa PNI merupakan “partai wong cilik”, partainya kaum “marhaen”.
Prinsip-prinsp Marhaenisme
Dalam konfeternsi Partindo tahun 1933 di Mataram, Sukarno menyamaikan : Sosiso nasionalisme dan sosio demokrasi. Marhaen yaitu kaum proletar Indonesia, kaum miskin. Partindo menggunakan istilah “marhaen” bukan proletar karena marhaen mencakup kaum proletar. Marhaeinisme merupakan cara perjuangan untuk menghilangkan kolonialisme dan kapitalisme.
Pancasila
Nasionalisme Sukarno tercermin dalam konsepsinya tentang Pancasila. Dalam Pidato 1 Juni 1945 di hadapan sidang BPUPKI, Sukarno mengajukan lima sila sebagai dasar negara , yaitu: 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme (Peri Kemanusiaan) 3. Mufakat (demokrasi) 4. Kesejahteraan Sosial 5. Menyusun Indonesia Merdeka dengan berttaqwa kpada Tuhan yang
Maha Esa. Sukarno menempatkan “nasionalisme” sebagai sila pertama dalam dasar negara Indonesia.
Zaman Berubah, Generasi Berubah Zaman mengalami perubahan ditentukan oleh banyak faktor:
1. Perubahan alam
2. Perubahan politik
3. Perubahan ekonomi
4. Perubahan teknologi
5. Perubahan ideologi
Dampaknya terjadi perubahan kebudayaan, peradaban, sistem nilai.
PENINGKATAN DAYA SAING
DAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT DAN BANGSA
4 Pilar Perubahan
15
ESCAPING FROM MIDDLE INCOME ECONOMY TRAP
IMPROVING COMPETITIVENESS INDEX
FULFILLING PEOPLE EXPECTATION
(ROLE OF UNIVERSITY)
IMPROVING UNIVERSITY
COMPETITIVENESS
INNOVATION DRIVEN ECONOMY
BOOSTING INNOVATION
AGENT OF ECONOMIC
DEVELOPMENT
INCREASING INTERNATIONAL
PUBLICATION
CONTRIBUTING TO DEV OF SCI. & TECH
Revolusi Industri 1. Revolusi Industri pertama (1750 –1850): mesin menggantikan peran
manusia
2. Revolusi Industri kedua (1850 – 1940), penemuan listrik yang
mempercepat perkembangan teknologi dan industri
3. Revolusi Industri ketiga (akhir abad XX), revolusi teknologi informasi
ditandai dengan penemuan dan penggunaan komputer, telepon
genggam, mesin kontrol mengarah pada digital.
4. Revolusi Industri keempat (abad XXI), diawali dari revolusi internet
dan perkembangan dunia digital.
Tahap-Tahap Revolusi Industri
1800 1900
Lini Masa
2000 now
Penemuan Mesin Uap mendorong munculnya kapal uap, kereta api, dll
Penemuan listrik dan assembly line yang meningkatkan produksi barang
Inovasi teknologi informasi, komersialiasi personal computer, dll.
Revolusi Industri ke-4
Kegiatan manufaktur terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data secara masif Fase periode Revolusi Industri membutuhkan masa
yang semakin singkat dari waktu ke waktu 17
Pembagian Generasi
• Generasi Era Depresi,
• Generasi Perang Dunia II,
• Generasi Pasca-PD II,
• Generasi Baby Boomer I,
• Generasi Baby Boomer II,
• Generasi X,
• Generasi Y alias Milenial,
• Generasi Z.
Generasi Millenial Generasi Y, adalah kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980-an
hingga 1997. Mereka disebut milenial karena satu-satunya generasi yang
pernah melewati milenium kedua sejak teori generasi ini diembuskan
pertama kali oleh Karl Mannheim pada 1923.
HP, internet, dan media digital menjadi sarana komunikasi penting.
Generasi Z, Generasi Internet
• Generasi Z adalah orang-orang yang lahir di generasi internet—generasi
yang sudah menikmati keajaiban teknologi usai kelahiran internet.
• Internet hadir di Indonesia pada 1990. Baru pada 1994, Indonet hadir
sebagai Penyelenggara Jasa Internet komersial perdana di negeri ini.
• Jadi, mari kita anggap Generasi Z Indonesia adalah mereka yang lahir
pada pertengahan 1990-an sampai medio 2000-an.
Internet mengendalikan Banyak kegiatan
Revolusi Industri Ke-4
Smart Manufacturing Smart City
e-Education e-Government
Online Health Services Cloud Collaborative
Sharing economy
Marketplace
Smart Appliances Saat ini berbagai macam kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi
5
Era Baru Industrilisasi Digital
Ancaman: - Secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1 – 1,5 miliar
pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis (Gerd Leonhard, Futurist);
- Diestimasi bahwa di masa yang akan datang, 65% murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini (U.S. Department of Labor report).
Peluang: - Era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga
2.1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025 - Terdapat potensi pengurangan emisi karbon kira-kira 26 miliar metrik ton
dari tiga industri: elektronik (15,8 miliar), logistik (9,9 miliar) dan otomotif (540 miliar) dari tahun 2015-2025 (World Economic Forum).
Dampak Dunia Digital dan Revolusi Industri Keempat
8
Tantangan Generasi Millenial • Generasi Acuh (cuek)
• Individualisme
• Ideologi trans nasionalisme (fondamentalisme, radikalisme agama)
• Hedonisme (hidup konsumtif, penyalahgunaan nakoba, seks bebas)
• Kekagetan budaya berakibat Mentalitas menerabas.
• Hoaxs
MENGENAL IDEOLOGI GERAKAN KEAGAMAAN TRANSNASIONAL
• Bersifat transnasional/lintas negara
• Ideologi gerakan tidak lagi bertumpu pada konsep nation-state,
melainkan konsep umat (khilafah).
• Didominasi oleh corak pemikiran skripturalis, fundamentalisme
atau radikal.
• Menempatkan barat secara ideologis-politis sebagai ancaman
terhadap kesatuan umat
• Sebagian mengambil cara non-kekerasan (dakwah dan partai)
sebagian lain mengambil cara-cara kekerasan (radikal terorisme)
Neoliberal
Islam
Transnasional
Demokrasi
Sosialisme
Kapitalisme
Gerakan Politik
Islam Radikal
Terorisme
HAM Pluralisme
Ikhwanul Muslimin
Hizbut Tahrir
Jihadi
Salafi dakwah
Jamaah tabligh
Syiah
Global
- Al-Qaeda dan caban2nya
- ISIS
Regional
- Abu Sayyap Group, Filipina
INDONESIA DI TENGAH TANTANGAN GLOBAL
Bahaya Narkoba
Mengatasi disrupsi Nilai Nasionalisme • Enkulturasi KeIndonesiaan yang reflektif dengan menghubungkan niai lama
dengan nilai kekinian
• Penggunaan medsos sebagai sarana dialog nilai
• Memperkuat komunitas-komunitas sosial dan keagamaan (Pecinta sepak
bola, grup remaja,organisasi kepemudaan, dsb)
• Memadukan nilai-nilai dalam dunia maya dengan nyata.
• Revitalisasi budaya lokal dalam konunikasi dengan budaya global.
TERIMA KASIH