Download - Reksadana Syariah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Investasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan dana yang dapat
menghasilkan pendapatan bagi pemilik dana. Investasi memiliki berbagai macam
bentuk, misalnya deposito, saham, obligasi,maupun reksa dana. Salah satu bentuk
investasi syari’ah adalah reksa dana syari’ah. Saat ini, reksa dana syari’ah
merupakan investasi yang menarik bagi masyarakat yang ingin berinvestasi sesuai
dengan syari’ah. Reksa dana syari’ah merupakan alternative investasi yang hanya
menempatkan dana pada debitor yang tidak melanggar batas syari’ah dalam
fundamental maupun oprasional perusahaan, sesuai fatwah majelis ulama
Indonesia.
Reksa Dana syari’ah merupakan sarana investasi yang menggabungkan
saham dan obligasi syari’ah dalam satu produk yang dikelola oleh menejer
investasi. Menejer investasi menawarkan reksa dana syari’ah kepada para investor
yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor yang berminat,
sementara dana yang di peroleh dari investor tersebut dikelola oleh menejer
investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syari’ah yang dinilai
menguntungkan.
2
Kegiatan investasi yang bernafaskan islam khususnya reksa dana syari’ah
akan menarik, terutama karena memberi keyakinan bahwa kegiatan investasi juga
merupakan sebentuk kegiatan muamalah ( keperdataan ) dalam islam. Reksa dana
syari’ah ini dapat dijadikan salah satu alternatif masyarakat Indonesia yang mayoritas
muslim untuk ikut serta dalam kegiatan pasar modal dengan cara yang halal, sesuai
syari’at agama. Mengingat hal tersebut , Indonesia jelas merupakan pasar potensial
untuk tumbuhnya investasi yang bersifat islami.1
B. RUMUSA MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang maksud dengan reksa dana syari’ah?
2. Apakah prinsip oprasional serta jenis-jenis reksa dana syari’ah?
3. Bagaimana prospektif reksa dana syari’ah?
BAB II1 Muhammad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat kontemporer,(UII Press, Yogyakarta, 2000). h. 35
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reksa Dana Syaria’ah
Reksa dana secara bahasa brasal dari kata “Reksa” yang berarti “ jaga atau
pelihara” dan kata “ Dana “ berarti “uang”. Sehinggah Reksa Dana pada
umumnya diartikan seagai “Kumpulan uang yang dipelihara “. Pemakaian kata
reksa dana di Indonesia merupakan terjemahan dari istilah “Mutual Fund “ yang
kalau diterjemahkan secara harfiah dana bersama atau dana reksa, maka dirubah
istilah dana reksa tersebut menjadi reksa dana agar dapat lebih jelas makna
pengertiannya antara reksa dana sebagai instrument investasi dengan danareksa
sebagai perusahaan investasi.2
Instrumen reksa dana sebagai media investasi sangat berbeda dengan
instrument saham (danareksa), instrument saham dapat dikategorikan sebagai
instrument investasi langsung seperti deposito, obligesi dimana para pemodal atau
investor melakukan investasi dengan menghubungi bank atau prodak perbankan
atau perusahaan pialang untuk melakukan investasi pada saham, sebaliknya
reksa dana dikategorikan sebagai jenis instrument investasi yang tidak langsung.
Dikarenakan untuk melakukan investasi pada reksa dana para pemodal
menggunakan jasa pihak ketiga yang disebut menejer investasi sebagai pengelola
portofolio investasi bagi para nasabah.
2 Ibid, h. 92
4
Sedangkan secara istilah, menurut Imanudin Yuliadi mengatakan bahwa
“reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menhimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam fotofolio efek oleh
menejer investasi. Begitu juga Pratomo menjelaskan bahwa “Reksa dana adalah
wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam fortofolio efek oleh menejer investasi yang
telah mendapat izin dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal)’.3
Reksa dana merupakan salah satu alternative investasi bagi masyarakat
pemodal khususnya pemodal kecil atau pemodal yang tidak memiliki waktu dan
keahlian untuk mnghitung resiko atas investasi mereka. Menurut undang undang
pasar modal No 8 tahun 1995 telah diberikan definisi bahwa: “reksa dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam fortofolio efek oleh manejer investasi”.
Dengan kata lain, reksa dana merupakan wadah berinvestasi secara
kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang
di tetapkan oleh fund manajer atau manajer investasi. Manajer investasi disini
adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
nasabah untuk mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah.
Atau secara singkat dapat dijelaskan bahwa dana yang ada dalam reksa dana
3 H.A. Djazuli dan Yadi Janwari,Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (sebuah Pengenalan),(PT.Grafindo Persada, Jakarta,2000),.h.196
5
merupakan dana bersama para investor (masyarakat), sedangkan manajer
investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Pada reksa dana secara umum, manajemen investasi mengelola dana-dana
yang ditempatkan pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun
kerugian dan menerima deviden atau bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai
Aktiva Bersih (NBA)” reksa dana tersebut. Kekayaan dana yang dikelola oleh
manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank kostadian” yang tidak
terafiliasi untuk menghimpun dana dari masyarakat investor secara kolektif
(campuran) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
Investasi.4
Setelah mengenal reksa dana secara umum (konvensional) maka beralih
secara khusus pada pengertian reksa dana syari’ah. Tidak jauh berbeda dengan
pengertian reksa dana pada umumnya. Reksa dana syari’ah merupakan sarana
investasi campuran yang mengabungkan saham dalam obligasi syari’ah dalam
suatu produk reksa dana syri’ah kepada investor yang berminat, sementara dana
yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh manajer investasi untuk
ditanamkan dalam saham atau obligasi syari’ah yang dinilai menguntungkan.
Menurut Wiku Suryomurti, reksa dana syari’ah adalah reksa dana
sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang pasar modal dan peraturan
4 Mangasa Simatupang, Pengetahuan Praktis Investasi saham dan Reksa Dana, (Mitra Wacana Media;Jakarta 2010), h. 153-154
6
pelaksanaan yang mengelolanya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah di
pasar modal. Dengan kata lain reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan
Prinsip Syari’ah.
Secara lebih rinci Abdul Aziz dan Mariyah Ulfa menjelaskan bahwa,
Reksa dana Syari’ah adalah Reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dalam
prinsip syari’ah, baik dalam bentuk akad,pengelolaan dana dan penggunaan dana.
Bentuk akad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan sistem
mudharabah, dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100%) modal
sedangkan pihak lain menjadi pengelola, keuntungan usaha dibagi menurut
kesepakatan yang di tuangkan dalam kontrak, Sedangkan apabila rugi ditanggung
oleh pemilik modal selam kerugian tersebut bukan akibat kelalaian pengelola,
akan tetapi apabila di sebabkan karena kelalaian pengelola, maka pengelolaan
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Menurut Fatwa DNS (Dewan Syari’ah Nasional) MUI No.
20/DSN-MUI/IX/2000 mendefinisikan reksa dana syari’ah sebagai reksa dana
yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syari’ah Islam, baik dalam bentuk
akad atara pemodal sebagai milik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan
manajer investasi sebagai shahib al-mal maupun antara manajer investasi
sebagai shahib al-mal dengan penguna invetasi.5
5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah (Cet II, Yogyakarta;2003),h.35
7
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis simpulkan bahwa reksada
syari’ah mengandung pengertian sebagai reksa dana yang pengelolaan dan
kebijakan investasinya mengacu pada syari’at islam seperti menginvestasikan
dananya pada saham-saham atau obligasi serta sekuritas lainnya dari perusahaan
yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syari’at islam. Instrumen
investasi yang dipilih dalam portofolio haruslah yang di kategorikan halal.
Dikatakan Halal,jika pihak yang menerbitkan instrument investasi tersebut
tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip islam, seperti
tidak melakukan riba,musyrik, dan gharar. Jadi saham, obligasi dan sekuritas
lainya yang dikeluarkan perusahaan yang berhubungan dengan produksi dan
penjualan minuman keras, rokok, produk mengandung babi, bisnis hiburan berbau
maksiat, bisnis senjata, perjudian, pornografi, dan sebagainya tidak dimaksudkan
kedalam portofolio reksa dana syariah.
B. Prinsip Operasional Reksa Dana Syari’ah
Mekanisme operasional antara pemodal dengan menejer investasi reksa
dana syariah menggunakan sistem wakalah. Pada akad wakalah tersebut, pemodal
memberikan mandat kepada menejer investasi untuk melaksanakan investasi bagi
kepentingan pemodal sesuai dengan ketentuan yang tercantum. Investasi hanya
dilakukan pada instrumen yang sesuai dengan syariat islam. Dan prinsip
8
operasional yang digunakan reksa dana syari’ah adalah prinsip mudharabah atau
qiradh.
Pengertian mudharabah atau qiradh dari segi etimologi,6 adalah suatu
perumpamaan (ibarat) seseorang yang memberikan /menyerahkan harta benda
(modal) kepada orang lain agar digunakan perdagangan yang menghasilkan
keuntungan bersama dengan syarat-syarat tertentu dan jika rugi, maka kerugiann
di tanggung pemilik modal.
Kebolehan akad mudharabah atau qiradh menurut para ulama adalah
QS Al-Muzzamil ayat 20 dan Al-Jummuh ayat 10 yaitu sebagai berikut :
Artinya : …” dan sebagian mereka berjalan di bumi mencari karunia Allah..
(Al-muzammil)
Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung. (Q.S Al-Al-Jumuah : 10)7
Berdasarkan ayat tersebut di atas, secara umum mengandung
kebolehan akad mudharabah atau qira’dh, yang secara bekerjasama mencari
6 Dalam Fiqih Islam Mudharabah adalah merupakan salah satu bentuk kerjasama antara rab al-mal (investor) dengan seorang pihak kedua (mudharib) yang berfungsi sebagai pengelola dalam berdagang. Istilah Mudharabah dan Qiradh memiliki pengertian satu makna. Lihat Imam Taqiyuddin Abu Bakr Bin Muhammad Al-Husaini, Kifayat Al-Akhyar,Alih Bahasa Syarifuddin, (PT. Al-Ma’arif, Bandung: 2001) h. 3017 Al-Quran Word Terjemahan
9
rezeki yang ditebarkan Allah SWT di muka bumi. Dimana yang menjadi wajhud-
dilalah atau argument dari penjelasan surat (Q.S Muzammil :20) adalah kata
yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah dimana berarti melakukan
suatu perjalanan usaha. Kata Yadhribuna fiil Ard dalam tafsir Al-Maragi yang
menafsirkan kata yadhribuna mereka bepergian untuk berdagang atau sama
dengan perjalanan usaha.8 Selain itu mudharib adalah sebagai orang yang
melakukan (Dharb) perjalanan untuk mencari karunia Allah SWT dan
keuntungan investasinya ditempat lain.
Selain Ayat Al-Quran sebagai dasar kebolehan kerjasama mubudharabah,
dalam sunnah Rasul dapat ditemukan beberapa dasar kerjasama tersebut,
diantaranya:
Artinya : Diriwatkan dari ibnu Abbas bahwa sayyidina abbas bin
Abdul Muthalib, jika memberikan dana kemitra usahanya secara mudharabah
ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni
lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan
tersebut yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut.
Disampaikan syarat-syarat tersebut kepada rasulullah Saw dan rasulullah
pun membolehkannya.(HR.Thabrani)
8 Ahmad Mustafa, Terjamah Tafsir Al-Maraghi, (Cet I, CV. Toha Putra, Semarang, 1993), h.2004
10
Prinsip mudharabah atau qiradh ini diartikan sebagai sebuah ikatan atau
sistem di mana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk dikelola
dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh dari hasil pengelolaan
tersebut dibagi antara kedua bela pihak sesuai dengan syarat-syarat yang di
sepakati oleh kedua belah pihak.
Prinsip mudharabah atau qiradh di reksa dana syari’ah ini memiliki
karakteristik, yaitu : Pertama, pemodal sebagai rab al-mal ikut menanggung
resiko kerugian yang dialami manajer investasi sebagai ‘amil. Kedua, manejer
investasi sebagai ‘amil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi kalau
kerugian tersebut bukan disebabkan karena kelalaiannya. Ketiga, Keuntungan
dibagi antara pemodal dengan manajer investasi sesuai dengan proporsi yang
telah diepakati oleh kedua belah pihak.9
Sesuai dengan prinsip operasional tersebut, maka pelaksana investasi yang
dilakukan oleh manajemen investasi sebagai pengelola reksa dana menggunakan
prinsip mudharabah atau qiradh dengan transaksi yang tidak boleh bertentangan
dengan prinsip-prinsip syari’ah. Transaksi yang dilarang oleh syari’at islam
diantaranya transaksi yang didalamnya mengandung unsur gharar (resiko yang
tidak wajar) dan najsy (penawaran palsu).
Untuk menjamin reksa dana syari’ah beroperasi tanpa menyalahi aturan
seperti yang diatur dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN), suatu reksa
9 H.A. Djazuli dan Yadi Janwari, op. Cit, h.208
11
dana syari’ah wajib memiliki Dewan Pengawasan Syari’ah (DPS). Fungsi utama
DPS adalah sebagai penasehat pengelola investasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan aspek syariah dan sebagai mediator antara reksa dana dengan
Dewan Syari’ah Nasional (DSN).
C. Bentuk-Bentuk Reksa dana
Dilihat dari bentuk reksa dana menurut Abdul Manan terbagi menjadi dua
yaitu :
1. Reksa dana berbentuk Persero (corporate Type)
Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal
menjelaskan bahwa reksa dana perseroan adalah perusahaan yang
kegiaatannya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya
dana dan penjualan saham tersebut di investasikan pada berbagai jenis efek
yang di perdagangkan di pasar uang dan pasar modal.
Ciri-ciri reksa dana ini, sebagai berikut :
a. Bentuk hukumnya adalah persero terbatas (PT).
b. Pengelola kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara direksi
perusahaan dengan manajer investasi yang di tunjuk.
c. Penyimpan kekayaan reksa dana di dasarkan pada kontrak antara
manajer investasi dengan bank Kustodian.10
10 Andi Soemita, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Kencana :Jakarta :2009), h.183
12
Reksa dana dalam pentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan
sifatnya menjadi reksa dana tertutup dan reksa dana terbuka. Reksa
dana tertutup adalah reksa dana berbentuk perusahaan yang menjual
saham sahamnya kepada investor melalui penawaran umum perdana di
bursa efek sehingga apabila investornya akan menjual reksa dana
tersebut , mereka bisa menjual kembali melalui bursa atau investo
lainnya, bukan kepada pihak manajer investasi atau penerbitnya.
Pembentukan harga penjualan tersebut di dasarkan pada mekanisme
pasar bursa tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan reksa dana
tebuka adalah reksa dana yang dibeli oleh pihak manajer investasi
apabila investor tersebut akan menjual reksa dananya kembali, kapan
saja dan jumlah berapa saja sesuai nilai aktiva bersih per unit yang
berlaku.
2. Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif (contractual type)
Reksa dana ini merupakan kontrak antara manajer investasi dengan bank
kustodian yang mengikat pemegang unit penyerta, dimana manajer
investasi diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif, manajer
investasi bertugas dan bertanggung jawab dalam mengelola portofolio reksa
dana, sedangkan bank kostodian bertugas dan bertanggung jawab dalam
pengadministrasian dan menyimpan kekayaan reksa dana.
Ciri-ciri reksa dana ini adalah sebagai berikut :
a. Bentuk hukumnya adalah kontrak investasi kolektif
13
b. Pengelolaan reksa dana dilakukan oleh manaje investasi berdasarkan
kontrak
c. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oeh bank
kustodian berdasarkan kontrak.
Reksa dana terbuka ini lebih banyak memberikan kemudahan bagi
investor dari pada reksa dana tertutup, hal ini disebabkan karena adanya
kewajiban dari perusahaan investasi yang menerbitkan saham reksa
dana untuk membeli kapan saja ketika investor hendak menjual kembali
unit penyertaannya.11
D. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolio
Jenis reksa dana berdasarkan portofolio investasi menurut widjaj dan
ramaniya dapat di bedakan menjadi :
1. Reksadana Pasar Uang (Money market found). Reksa dana ini hanya
melakukan investasi pada efek bersifat utang jatuh tempo kurang dari 1
tahun. Tujuan reksa dana ini adalah untuk menjaga likuiditas dan
pemeliharaan modal. Bentuk instrument investsinya antara lain adalah time
deposito (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito),
sertifikat bank Indonesia (SBI) dan surat berharga pasar uang (SBPU).
Daya tarik instrument investasi di pasar uang ini adalah karena sifatnya
11 Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Reksa dana dan Peran Serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal,(Kencana Prenada Media Grup; Jakarta, 2006) h.24-26
14
sangat likuid serta mempunyai tingkat resiko lebih rendah di bandingkan
dengan jenis instrumen investasi lainnya.
2. Reksa dana Pendapatan tetap (fixed income fund). Reksa dana jenis ini
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk
efek besifat utang. Reksa dana ini memiliki resiko yang relative lebih besar
dari reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan
tingkatan pengembalian yang stabil.
3. Reksa dana Saham (equty fund). Reksadana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari aktivaya dalam bentuk efek yang bersifat
ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham maka resikonya lebih
tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi.
4. Reksa dana Campuran (discretionary fund).Reksa dana jenis ini melakukan
investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat uang. 12
E. Prospektif Reksa Dana Syari’ah
Di Indonesia, perkembangan reksa dana syari’ah sebagai pasar modal juga
telah mengalami kemajuan yang pesat, sebagai gambaran setidaknya terdapat
beberapa perkembangan kemajuan yang patut di catat diantaranya adalah telah
12 http/www.seribd.com/Reksa-dana Syari’ah html
15
diterbitkannya 6 (enam) fatwa Dewan Syaria’h Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) yang berkaitan dengan industry pasar modal. Adapun ke enam fatwa
di maksud adalah :
a. No. 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang jual beli saham
b. No. 20/DSN-MUI/ IX/2000 tentang pedoman pelaksanaan investasi untuk
reksa dana syari’ah
c. No.32/DSN-MUI/ IX/2002 tentang Obligasi syaria’ah
d. No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syari’ah Mudharabah
e. No. 40/DSN-MUI/IX/2003 tentang pasar modal dan pedoman umum
penerapan prinsip syari’ah di bidang pasar modal
f. No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi syari’ah
Dengan di terbitkannya fatwa-fatwa yang berkaitan dengan reksa dana
syari’ah atau pasar modal syari’ah, telah memberikan dorongan untuk
mengembangkan alternative sumber pembiayaan yang sekaigus menambah
instrument investasi halal. Perkembangan reksa dana syari’ah saat ini di tandai
dengan maraknya perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Indek
(JII),penawaran umum obligasi syari’ah dan juga reksa dana syari’ah .13
Dalam rangka mengakomodasikebutuhan masyarakat yang memiliki
motif investasi yang didasari prinsip syari’ah dan dilandasi akan keyakinan
13 http/Ekonomi Syari’ah.Blogspot.com/2013
16
prospek berkembangnya reksa dana syari’ah yang akan menjadi salah satu pilar
penunjang industry pasar modal Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat diberi kesimpulan bahwa :
17
1. Reksa dana syari’ah adalah wadah beinvestasi secara kolektif para
masyarakat pemodal (shahib al-mal/ rabb al-maall) untuk di tempatkan
dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh
manjer investasi yang berlaku sebagai shahib al-mal yang di percaya
untuk mengelola dana tersebut.
2. Mekanisme operasional antara pemodal dengan manajer investasi reksa
dana syari’ah menggunakan sistem wakala, dan prinsip operasional yang
di gunakan oleh reksa dana syari’ah adalah prinsip mudharabah atau
qiradh. Adapun jenis reksa dana syari’ah yaitu reksa dana pasar uang
(money market fund), Reksa dana pendapatan tetap (fxed income fund),
Reksa dana saham (Equity fund) dan reksa dana campuran (discretionary
fund).
3. Reksa dana dapt mengakomodir masyarakat yang memiliki motif investasi
yang di dasari oleh prinsip syari’ah dan menjadi pilar penunjang industry
pasar modal Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Word Terjemahan
Ahmad Mustafa, Terjamah Tafsir Al-Maraghi,Cet I, CV. Toha Putra, Semarang,
1993.
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah,Cet II, Yogyakarta;2003
18
Imam Taqiyuddin Abu Bakr Bin Muhammad Al-Husaini, Kifayat Al-Akhyar,Alih
Bahasa Syarifuddin, PT. Al-Ma’arif, Bandung: 2001.
Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Reksa dana dan Peran Serta
Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal,Kencana Prenada
Media Grup; Jakarta, 2006
Muhammad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat kontemporer,UII Press, Yogyakarta,
2000.
Mangasa Simatupang, Pengetahuan Praktis Investasi saham dan Reksa Dana,Mitra
Wacana Media;Jakarta 2010
Soemita Andi , Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Kencana :Jakarta :2009
Yadi Janwari dan H.A. Djazuli dan,Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (sebuah
Pengenalan),PT.Grafindo Persada, Jakarta,2000.
http/www.seribd.com/Reksa-dana Syari’ah html,
http/Ekonomi Syari’ah.Blogspot.com/2013