Download - Referat Statistik Kesehatan (Fix)
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Statistik secara umum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi
data numeric, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat diperhitungkan secara
numeric (1).
Statistika merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data, menganalisa data dan
menyimpulkan dan mengadakan penafsiran data yang berbentuk angka. Statiska merupakan
ilmu dan seni mengembangkan dan menerapkan metoda yang paling efektif untuk
mengumpulkan, mentabulasi, menginterpretasi kan data kuantitatif sedemikian rupa
sehingga kemungkinan salah dalam kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan dengan
menggunakan penalaran induktif berdasarkan matematika probabilitas (1).
Statiska merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpuam
fakta, pengolahan serta penganalisanya, penarikan kesimpulan, penyajian dan publikasi dari
data-data yang berbentuk angka. Statistik erat kaitannya dengan Pemerintahan, industri,
Rumah Sakit, Perusahaan Swasta dan lain sebagainya, sebagai perencanaan dan penyusunan
program-program yang didasari atas fakta di lapangan, dengan kata lain harus berdasarkan
data real. Dari data tersebut kemudian diolah sehingga menghasilkan informasi yang
dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Data tersebut berbentuk angka, yang biasanya
digunakan untuk penelitian terhadap sifat/karakteristik yang diteliti (2).
Seiring dengan perkembangan yang pada mulanya statistik hanya menyangkut unsur-
unsur negara. Namun, sekarang statistik telah diperlukan oleh seluruh aspek kehidupan tidak
terkecuali bagi aspek kesehatan yang kita kenal dengan statistik kesehatan. Secara lebih
terinci statistik kesehatan adalah suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara
pengumpulan, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan
dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu
pada populasi manusia berdasarkan propabilita. Apabila kegiatan pencatatan ini ditujukan
khusus pada kejadian-kejadian kehidupan manusia tertentu, yakni kelahiran, kematian,
perkawinan dan perceraian, disebut statistik vital (vital statistic), atau sering juga disebut
statistik kehidupan (bio statistic) (3).
Salah satu fungsi dari statiska kesehatan adalah untuk mengukur status kesehatan
masyarakat dan mengetahui permasalahan kesehatan saat mengalami kegagalan atau
keberhasilan program guna untuk menganalisa perbandingan dan menganalisa
kecenderungannya. Analisa perbandingan dapat dilihat antar waktu dan antar tempat (3).
Dewasa ini, sebagian besar masyarakat di Indonesia kurang sadar dengan adanya
program KB (Keluarga Berencana). Masalah ini sering ditemukan pada masyarakat yang
primitif , yang kental akan adat istiadat setempat. Mereka menganggap bahwa banyak anak
itu akan mendatangkan banyak rezeki. Kurang kesadaran dari mereka yang membuat
sebagian besar penduduk bangsa ini terancam oleh kemiskinan. Dan kemiskinan juga yang
menyebabkan mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ,akibatnya terjadilah
ledakan pada meningkatnya angka fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Dalam statiska kesehatan ini suatu permasalahan dapat dimonitoring dan dievaluasi
melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu, serta diharapkan seluruh kegiatan
pengolahan data akan menghasilkan informasi, memberikan bobot untuk melakukan
perbaikan dalam rangka membantu mengambil keputusan yang tepat (3).
BAB II
TINJAUAN UMUM
1. DEFINISI
a) statistika
Statistik secara umum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi
data numeric, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat diperhitungkan secara
numeric. Statistika merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data, menganalisa data dan
menyimpulkan dan mengadakan penafsiran data yang berbentuk angka (1).
Statiska merupakan ilmu dan seni mengembangkan dan menerapkan metoda yang
paling efektif untuk mengumpulkan, mentabulasi, menginterpretasi kan data kuantitatif
sedemikian rupa sehingga kemungkinan salah dalam kesimpulan dan estimasi dapat
diperkirakan dengan menggunakan penalaran induktif berdeasarkan matematika
probabilitas. Statiska merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpuam fakta, pengolahan serta penganalisanya, penarikan kesimpulan, penyajian dan
publikasi dari data-data yang berbentuk angka (3).
Statistik erat kaitannya dengan Pemerintahan, industri, Rumah Sakit, Perusahaan
Swasta dan lain sebagainya, sebagai perencanaan dan penyusunan program-program yang
didasari atas fakta di lapangan, dengan kata lain harus berdasarkan data real. Dari data
tersebut kemudian diolah sehingga menghasilkan informasi yang dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan. Data tersebut berbentuk angka, yang biasanya digunakan untuk
penelitian terhadap sifat/karakteristik yang diteliti. misalnya jumlah karyawan BKKBN,
jumlah akseptor KB, Jumlah peserta KB aktif di desa / kelurahan, jumlah kelompok
penimbangan yang melapor pada bulan tertentu, dan lain sebagainya (6).
Seiring dengan perkembangan yang pada mulanya statistik hanya menyangkut unsur-
unsur negara. Namun, sekarang statistik telah diperlukan oleh seluruh aspek kehidupan tidak
terkecuali bagi aspek kesehatan yang kita kenal dengan statistik kesehatan. Secara lebih
terinci statistik kesehatan adalah suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara
pengumpulan, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan
dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu
pada populasi manusia berdasarkan propabilita. Apabila kegiatan pencatatan ini ditujukan
khusus pada kejadian-kejadian kehidupan manusia tertentu, yakni kelahiran, kematian,
perkawinan dan perceraian, disebut statistik vital (vital statistic), atau sering juga disebut
statistik kehidupan (bio statistic) (3).
Fungsi statistik kesehatan
1. Mengukur derajat kesehatan masyarakat.
Guna mengukur tinggi rendahnya derajat kesehatan dari masyarakat, akibat akses terhadap
pelayanan kesehatan, minimnya dana yang dialokasikan untuk menunjang program
kesehatan, beberapa penyakit menular yang dapat menjadi ancaman utama bagi masyarakat,
terbatasnya jumlah tenaga kesehatan yang professional,dan lain sebagainya (4).
2. Memonitor kemajuan status kesehatan di suatu daerah.
Dalam fungsi ini suatu usaha kemajuan kesehatan dapat diketahui, salah satu contoh yaitu
Revitalisasi Posyandu yang dikembangkan di Jabar. Dalam usaha kesehatan itu dituangkan
revitalisasi posyandu menjadi beberapa program, seperti pembangunan 500 bangunan
posyandu se-Jabar. Seperti BKB yang tengah digulirkan BKKBN dan Pos PAUD serupakan
segelintir aktivitas yang dapat anak rasakan keuntungannya di posyandu (4).
3. Mengevaluasi program kesehatan.
Dalam fungsi ini suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha
pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Proses tersebut mencakup kegiatan-kegiatan
memformulasikan tujuan, identifikasi kriteria yang tepat untuk digunakan mengukur
keberhasilan, menentukan dan menjelaskan derajat keberhasilan dan rekomendasi untuk
kelanjutan aktivitas program (4).
4. Membandingkan status kesehatan di berbagai daerah
Dalam fungsi ini dapat diambil contoh perbandingkan kesehatan antara kota dengan desa,
fenomena ini dapat dimengerti yaitu dalam fasilitas umum yang tersedia, disamping juga
dalam karakteristik penduduk serta terhadap pelayanan kesehatannya berdasarkan data yang
diperoleh (4).
5. Memotivasi tenaga kesehatan dan policy maker (pembuat kebijakan,-red) untuk
menyelesaikan masalah kesehatan.
Dari berbagai data yang diperoleh suatu riwayat timbulnya penyakit dalam suatu lingkungan
dapat diketahui, dari data tersebut akan dapat diketahui bagaimana cara penyembuhannya dan
pencegahannya (4).
6. Menentukan prioritas masalah kesehatan.
Dalam fungsi ini dapat menindak lanjuti suatu analisa situasi dari berbagai masalah kesehatan
yang diidentifikasi yaitu beberapa masalah kesehatan yang mendesak untuk diatasi (4).
Tujuan Statistika Kesehatan (5).
Menyederhanakan data, sehingga data tersebut bias menghasilkan informasi
Menjawab masalah yang ada dalam masyarakat
Membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi dengan penelitian
Membantu seseorang didalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan
pengambilan keputusan dengan cara-cara kuantitatif
Ruang Lingkup Statiska Kesehatan (7)
Mortalitas
Untuk mengetahui ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik)
pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata
mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Fertilitas
Berpearan untuk mengetahui jumlah ukuran kelahiran pada perubahan penduduk.
Morbiditas
Berfungsi sebagai pengukur derajat kerasnya penyakit, meratanya penyakit, jumlah kasus
pada populasi,insiden penyakit pada suatu wilayah.
Pelayanan Kesehatan
statistik dapat berperan sebagai alat untuk melakukan pengkajian data (assessment),
merumuskan diagnose, membuat perencanaan kesehatan (intervensi), melaksanakan kegiatan
bidang kesehatan (implementasi) dan membuat suatu penilaian bidang kesehatan (evaluasi)
Demografi
Berfungsi menganalisa statistik dan matematik terhadap jumlah penduduk, komposisi
penduduk, komponen-komponen variasi dan perubahannya erat kaitannya dengan masalah
kesehatan.
Lingkungan
Menjelaskan sifat-sifat statistika suatu sistem dalam kesetimbangan termodinamika. Fungsi
ini bergantung pada suhu dan parameter-parameter lainnya, seperti volum dan tekanan gas
Gizi
Menjelaskan bagaimana prosentase status gizi di suatu wilayah. Bagaimana penggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan.
Dewasa ini, sebagian besar masyarakat di Indonesia kurang sadar dengan adanya
program KB (Keluarga Berencana) .Masalah ini sering ditemukan pada masyarakat yang
primitif , yang kental akan adat istiadat setempat. Mereka menganggap bahwa banyak anak
itu akan mendatangkan banyak rezeki. Kurang kesadaran dari mereka yang membuat
sebagian besar penduduk bangsa ini terancam oleh kemiskinan. Dan kemiskinan juga yang
menyebabkan mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ,akibatnya terjadilah
ledakan pada meningkatnya angka fertilitas, mortalitas dan migrasi (6).
Dalam statiska kesehatan ini suatu permasalahan dapat dimonitoring dan dievaluasi
melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu, serta diharapkan seluruh kegiatan
pengolahan data akan menghasilkan informasi, memberikan bobot untuk melakukan
perbaikan dalam rangka membantu mengambil keputusan yang tepat (8).
b) Data
kata data berasal dari datum yang berarti materi atau kumpulan fakta yang dipakai untuk
keperluan suatu analisa,diskusi,presentasi ilmiah,atau test satatistik.Materi atau kumpulan
fakta dapat berupa status,informasi,keterangan,dll. Dari suatu obyek atau beberapa obyek
yang dikumpulkan sendiri oleh si peneliti,atau berasal dari sumber lain seperti instansi,badan
internasional,hasil publikasi ilmiah,dan hasil penelitian orang lain (8 ,9, 10).
1. a. Sumber data
ii. Data primer
Yaitu materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh sipeneliti pada saat
berlangsungnya suatu penelitian
iii. Data skunder
I. Internal
Data yang berasal dari lingkungan sendiri seperti hasil penelitian sebelumnya atau
data dirumah sakit berupa medical records,kapasitas tempat tidur dll.
II. Eksternal
Data yang berasal dari lingkungan luar seperti publikasi,instansi,badan ilmiah dan lainya.
b. JENIS DATA
1. Diskrit
diperoleh dari menghitung (bil. Bulat, tdk mungkin pecahan)
8 orang pasien, 10 perawat
2. Kontinyu
kontinum (sambung menyambung) dari hasil mengukur : kg, cm, m2
c. SIFAT DATA
1. Kuantitatif
bentuk angka : 60, 50 dsb
2. Kualitatif
keadaan gizi buruk : baik, sedang, kurang
d. SUMBER DATA
1. Internal : dalam institusi
2. Ekternal : luar institusi
e. SKALA PENGUKURAN :
data statistik berdasar cara menyusun angkanya
Skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio N O I R.
1. SKALA NOMINAL
Paling mudah dan sederhana.
Ditetapkan bersifat diskrit (saling pilah),
Disini tidak dapat dikatakan yang satu lebih tinggi tingkatannya dari yang lain.
2. SKALA ORDINAL
(ranking), tingkatan
Belum diketahui berapa besar beda nilai-nilai tersebut.
Jarak urutan 1 dengan 2 tidak mempunyai makna sama dengan jarak 2 dengan 3.
Artinya nomor urutan tidak berarti mempunyai interval yang sama.
3. SKALA INTERVAL
Mempunyai ciri skala nominal dan skala ordinal .
Kita bisa mengetahui mana yang lebih tinggi namun kita belum tahu kelipatan suatu nilai
terhadap nilai yang lain.
Skala interval dihasilkan dari pengukuran secara berurutan (kontinyu) yang didalam
pengukuran tersebut diasumsikan bahwa terdapat satuan pengukuran yang sama (jarak yang
sama).
Suhu tubuh merupakan contoh skala interval.
suhu benda a 25 0 celsius sedangkan suhu benda b 50 0 celsius. Pada kedua benda
tersebut ada perbedaan suhu 25 derajad celsius namun kita tidak bisa mengatakan bahwa
benda b panasnya dua kali lipat dari benda a
4. SKALA RASIO
Merupakan tingkat pengukuran yang tertinggi. Skala rasio mempunyai nilai yang paling
cermat dan mempunyai kelebihan yang dimiliki oleh tiga jenis skala diatas.
Disamping mempunyai nol mutlak skala rasio juga bisa membedakan, mengetahui urutan,
mengetahui besar beda dan mengetahui kelipatan antara berbagai nilai.
Tetapi data dengan skala ini jarang dijumpai pada penelitian sosial dan lebih sering
ditemukan untuk pengukuran fisik.
j. CARA PENGUMPULAN DATA
1. Sensus
Sampling sebagian populasi . cara ambil sampel : random dan non random
Rutin : jumlah kunj. Harian
k. WAKTU PENGAMBILAN SAMPEL
1. Cross section
data dikumpulkan suatu waktu
2. Data berkala
dari waktu ke waktu
data kunjungan perminggu
k. SYARAT DATA YANG BAIK
1. Obyektif, sebenarnya
2. Representatif
3. Kesalahan baku kecil
4. Waktu pengambilan data tepat
5. Relevan dengan masalah
6. Penyajian Data
l. Cara penyajian data dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu :
1. Penyajian dalam bentuk teks (tekstual).
Bentuk ini biasanya untuk data kualitatif, dan penyajian dalam bentuk kalimat,singkat
dan tidak terlalu bertele – tele / berpanjang – panjang yang sebenarnya tidak penting.
Bahasa harus menarik dan benar, serta berguna untuk konsumen.
2. Penyajian dalam bentuk table
Berikut ini merupakan bentuk penyajian data secara sistematik dalam bentuk data
numerik, tersusun dalam baris dan kolom. Tabel diperlukan untuk data yang sudah
diklasifikasikan, misalnya klasifikasi menurut umur, jenis kelamin, pekerjaan, dll .
a. Berdasarkan jumlah variable klasifikasi,table di bagi menjadi :
1) Tabel satu jalan : table yang hanya memiliki satu variable klasifikasi. Misal : table
distribusi frekuensi ibu balita berdasarkan pekerjaan wilayah kerja Puskesmas digambarkan
sebagai berikut.
No. Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 Ibu RT 28 53,8
2 PNS 8 15,4
3 Pegawai Swasta 5 9,6
4 Wirasasta 11 21,2
Jumlah 52 100,0
2) Tabel dua jalan / tabulasi silang / cross tab: table yang memiliki dua variable
klasifikasi (1 kolom, 1 baris) Misalnya : Tabel hubungan antara jumlah anggota keluarga
dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Yogyakarta digambarkan sebagai berikut
:
Jumlah Anggota
Keluarga
Status Gizi Balita
Baik kurang Buruk n %
≤ 4 orang 16 5 0 21 50.0
< 4 orang 12 8 1 21 50.0
Jumlah 28 13 1 41 100.0
3) Tabel tiga jalan: table yang memiliki tiga variabel klasifikasi(2 kolom, 1
baris). Misal Tabel hubungan antara Pola Asuh dan jumlah anggota keluarga dengan
status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Yogyakarta digambarkan sebagai berikut :
VariabelStatus Gizi Balita Total
Baik Kurang Buruk n %
Pola asuh
Ayah dan ibu 20 10 2 32 64,0
Ayah/ibu/orang
lain 8 5 5 18 36,0
Jumlah
anggota
keluarga
Jumlah 28 15 7 50 100,0
≤ 4 orang 23 12 0 28 56,0
< 4 orang 13 8 1 22 44,0
jumlah 46 13 1 50 100,0
4) Tabel induk/ table umum (master table) ; semua variable yang akan dianalisis
dan diukur disajikan dalam satu table. Fungsinya adalah sebagai petunjuk ada
tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti.
No.Karateristik frekuensi Persentase (%)
1 Umur
18 – 25 tahun 2 3,2
26 – 35 tahun 14 22,6
36 – 45 tahun 20 32,3
˃ 46 tahun 26 41,9
Jumlah 62 100,0
2
Jenis kelamin
Laki – laki 40 64,5
Perempuan 22 35,5
Jumlah 62 100,0
3
Tingkat
pendidikan:
SMA/SLTA 36 58,0
D3 5 8,1
SI 15 24,2
S2 6 9,7
Jumlah 62 100,0
4
Lama bekerja
1 – 5 tahun 5 8,0
5 – 10 tahun 20 32,3
˃ 10 tahun 37 59,7
Jumlah 62 100,0
b) Berdasarkan bentuknya table ada dua yaitu :
1. Tabel Univariane : table yang menggambarkan penyajian data untuk satu variabel
saja.
2. Tabel Bivariate : table yang menggambarkan penyajian data dari dua variabel
secara silang, yang disebut juga table silang (cross table).
3. Penyajian dalam bentuk grafik.
Penyajian dalam bentuk grafik adalah suatu metode untuk menyajikan data kuantitatif
dengan menggunakan system koordinat. Bentuk ini disajikan apabila data yang
diperlihatkan dibandingkan secara kuantitatif.
• Macam – macam grafik adalah :
a. Histogram : Grafik yang menggambarkan suatu distribusi frekuensi dengan
bentuk beberapa segi empat. Luas area sama untuk mewakili data, tidak ada jarak
antara satu sel dengan yang lain, dan sangat berguna dalam menggambarkan kurva
epidemic. :
b. Poligon frekuensi : grafik yang dibentuk berdasarkan histogram dengan
menghubungkan titik tengah kelas interval pada ketinggian frekuensi distribusinya.:
4. Penyajian dalam bentuk diagram / chart.
Penyajian data dalam bentuk diagram adalah suatu penyajian data bentuk balok yang
mempunyai kolom sama lebar dan dipisahkan oleh suatu jarak.
• Macam – macam diagram yang dikenal adalah :
a. Diagram batang (bar chart)
Digambarkan dalam bentuk balok yang mempunyai kolom sama lebar dan dipisahkan
oleh suatu jarak.
b. Diagram garis (line chart)
Untuk menggambarkan perubahan nilai dalam satu satuan waktu. Angka pada axis
dapat mulai dari angka 0 maupun tidak.
c. Diagram lingkaran (pie chart)
Terkadang disebut dengan sector chart : bentuk penyajian berupa circle yang dibagi –
bagi berdasarkan propinsi kejadian terhadap keseluruhan. Diagram ini diperlukan
untuk penyajian data bentuk kategori yang dinyatakan dalam persentase.
d. Diagram pencar / scatter plot
Diagram yang berbentuk titik – titik yang bisa berpancar atau menggerombol dalam
satu titik waktu/axis.
B. Perbedaan statistik dan statistika
Istilah statistik berasal dari bahasa latin “status” yang artinya suatu negara. Suatu
kegiatan pengumpulan data yang adas hubungannya dengan kenegaraan, misalnya data
mengenai penduduk, data mengenai penghasilan dan sebagainya, yang lebih berfungsi untuk
melayani keperluan administrasi (11).
Secara kebahasaan, statistik berarti catatan angka-angka (bilangan); perangkaan; data
yang berupa angka-angka yang dikumpulkan, ditabulasi, dikelompokkan, sehingga dapat
memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah, gejala atau peristiwa (12).
Statistika beda halnya dengan statistik, statistika yang dalam bahasa Inggris
“statistics” (ilmu statistik), ilmu tentang cara-cara mengumpulkan, mentabulasi dan
menggolongkan, menganalisis dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa
angka (13).
Statistika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan, menganalisis, dan mencari keterangan
yang berarti dari data yang berupa bilangan-bilangan atau angka, sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan atau keputusan tertentu (12).
Selain itu, Statistika juga merupakan cabang ilmu matematika terapan yang terdiri
dari teori dan metoda mengenai bagaimana cara mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi,
menghitung, menjelaskan, mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh
secara sistematis (14).
C. Peran dan perkembangan statistika
a) GUNA STATISTIKA DI BIDANG KESEHATAN (15).
1. Perencanaan bid. Kesehatan
2. Melihat tk keseh. Masy
3. Menentukan masalah dan penyebab
4. Menentukan prioritas prog. Kesehatan
5. Gambaran keadaan kesh masy
6. Menentukan keberhasilan prog. Kesh. Masy
7. Menyebarkan informasi kesehatan
b) CIRI STATISTIKA (16)
1. Selalu bekerja dengan angka
data yg berbentuk kata (kualitatif) harus dirubah menjadi angka (proses kuantifikasi)
1. Obyektif
2. Universal (macam2 statistika)
D. Jenis-jenis statistika
Ada berbagai macam jenis statistika, dimana jenis statistika ini dapat digolongkan
berdasarkan orientasi pembahasannya maupun berdasarkan tujuan analisisnya. Seringkali
para peneliti ataupun praktisi statistika (khususnya yAng tidak memahami statistika secara
mendalam) sering salah mendefinisikan jenis statistika yang sedang mereka
gunakan. Contohnya saja sering kita temui para peneliti ataupun praktisi statistik yang
menggolongkan statistika yang mereka pakai adalah ststistika deskriptif inferensial. Padahal
jika kita tinjau dari definisinya, jelas penamaan ststistika deskriptif inferensial ini tidak
sesuai dengan definisi masing-masing jenis statistika (statistika deskriptif dan statistika
inferensial) itu sendiri (16).
Untuk itu dibawah ini saya akan menjelaskan pengertian jenis-jenis statistika yang
benar beserta definisinya (16).
Berdasarkan orientasi pembahasannya maka statistika dibedakan menjadi:
1. StatistikaMatematik (mathematicalstatistic)
Statistika matematik atau lebih dikenal dengan statistika teoritis yang lebih
berorientasi pada pemahaman model dan teknik-teknik statistika secara matematis-
teoriti (17).
2. StatistikaTerapan (appliedstatistic)
Statistika terapan lebih menekankan pembahasannya pada pemahaman intuitif atas
konsep dan teknik-teknik statistika serta penggunaannya pada berbagai bidang ilmu
(16).
Berdasarkan tujuan atau tahap analisis, statistika dibedakan menjadi
1. StatistikaDeskriptif
Statistika deskriptif adalah statistika yang dalam analisisnya bertujuan untuk
memperoleh gambaran (deskripsi) tentang data yang dianalisis. Jika data yang
dianalisis merupakan sampel dari suatu populasi, maka statistika deskriptif akan
menghasilkan ukuran-ukuran sample (statistik), sedangkan jika data yang dianalisis
berasal dari populasi, maka statistika deskriptif akan menghasilkan ukuran populasi
(parameter) (16).
2. StatistikaInferensia
Statistika inferensia adalah statistika yang berkenaan dengan cara penarikan
kesimpulanberdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan
karakteristik atau ciri populasi. Dari gambaran diatas, dalam statistika inferensia
dilakukan suatu generalisasi atau memperumum dari hal-hal yang bersifat khusus,
sehingga terkadang statistika inferensia sering juga disebut dengan statistika
induktif atau statistika penarikan kesimpulan. Pada statistika inferensia, biasanya
dilakukan pengujian hipotesis dan pendugaan karakteristik populasi, seperti
misalnya nilai rata-rata dan standar deviasi (16).
Dari penjelasan di atas, ada keterkaitan antara statistika deskriptif dan statistika inferensia,
dimana pada umumnya statistika deskriptif mendahului atau mengawali tahapan statistika
inferensia, karena sebelum dilakukan penarikan kesimpulan mengenai suatu kondisi yang
diteliti, maka datanya harus diuraikan terlebih dahulu dalam bentuk statistika deskriptif,
sehingga diperoleh kesimpulan yang akurat guna memperoleh manfaat secara maksimal. Jadi,
antara statistika deskriptif dan inferensia dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang logam
yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainnya. Statistika inferensia akan bermakna dan
penuh arti jika didahului dengan statistika deskriptif terlebih dahulu. Selain itu, statistika
dapat juga dibedakan menjadi statistika parametrik dan non parametrik. Statistika yang
demikian biasanya menggunakan data distribusi populasi. dengan menggunakan distribusi
populasi data yang dianalisis.
BAB III
PENUTUP
1. A. KESIMPULAN
Statistik secara umum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi
data numeric, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat diperhitungkan secara
numeric.
Statiska merupakan ilmu dan seni mengembangkan dan menerapkan metoda yang
paling efektif untuk mengumpulkan, mentabulasi, menginterpretasi kan data kuantitatif
sedemikian rupa sehingga kemungkinan salah dalam kesimpulan dan estimasi dapat
diperkirakan dengan menggunakan penalaran induktif berdeasarkan matematika
probabilitas(Anderson dan Bancroffi).
Statistic kesehatan merupakan aplikasi metode statistik terhadap masalah-masalah
dibidang kesehtan.
B. SARAN
Dengan makalah ini, kami harapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
tentang apa itu statistika,jenis-jenisnya,perbedaannya,serata aplikasinya didalam bidang
kesehatan dan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikannya. Kami
sangat berharapkan kritikan dan saran yang dapat membangun kami untuk lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Daftar pustaka
1. Arboleda,Cora R., Communication Research, Philippines,1981
2. Bahn,Anita K.,Basic Medical Statistic,grune and Sratton Inc,New York,1972
3. Sujana.,statistika,penerbit tarsito,bandung 1975
4. World health organization,world health satatistic , HIV/AIDS ,geneva ,1990
5. Adnani, Hariza. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Nuha Medika :Yogyakarta.
6. Notoatmodjo, Soekidjo.2006.StatiskaKesehatan.http://www.geocities.ws/klinikikm/
statistik-kesehatan/statistik-kesehatan2.html.(17 Desember 2014)
7. Nurlienda.2012.Empowerment-is-starting-for-you.
http://nurlienda.wordpress.com/2012/07/11/empowerment-is-starting-from-you/(23oktober 2
012)
8. Isna.Nilna.2011.StatistikKesehatan.http://catatankuliahnya.wordpress.com/category/
semester-4/statistik-kesehatan/(16 Desember 2014)
9. Lindley, D. Making Decisions. John Wiley. Second Edition 1985. ISBN 0-471-90808-8
10. Bungin, Burhan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta. Prenada Media Group.
11. Hadi, S. 1995. Statistik 1, 2, 3, Yogyakarta. Andi Offset
12. Nazir, Mohamad. 1983. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.
13. Sudjana. 1992. Metoda Statistika (Edisi ke 5). Bandung: Tarsito
14. Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian, Bandung. Alfabeta
15. Susetyo, Budi. 2010. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung. PT. Refika
Aditama.
16. Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistika. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.