-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
1/53
RPJMN 2015-2019
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH PULAU KALIMANTAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Oleh:
Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
Kementerian PPN/Bappenas
Tarakan, 15-16 Desember 2014
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
2/53
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ISU UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH 2015 2019
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
3/53
PERAN WILAYAH/PULAU DALAM
PEMBENTUKAN PDB NASIONAL 1978-2013 (persen)
PULAU 1978 1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013
Sumatera 27,6 28,7 24,9 22,8 22,0 22,4 22,9 23,8
Jawa 50,6 53,8 57,4 58,6 58,0 60,0 57,9 58,0
Kalimantan 10,2 8,7 8,9 9,2 9,9 8,9 10,4 8,7
Slide - 3
Sumber: BPS
Pergeseran peran wilayah Kalimantan dalam pembentukan PDB Nasional
mengalami penurunan.
Sulawesi 5,5 4,2 4,1 4,1 4,6 4,0 4,3 4,8
Bali dan Nusa Tenggara 3,1 2,8 3,0 3,3 2,9 2,8 2,5 2,5
Maluku dan Papua 2,9 1,8 1,7 2,0 2,5 1,8 2,0 2,2
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
4/53
REALISASI INVESTASI PMA 2010-2014(Nilai Investasi dalam US$)
No. Wilayah
2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL %
Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi
1 Sumatera 359 747,13 667 2 .076,56 695 3 .729,29 1.181 3 .395,35 990 2915.21 3.892 12.863,54 13,02 11,54
2 Jawa 1.973 11.498,77 2.632 12.324,54 2.807 13.659,92 6.059 17.326,38 5 443 11619.88 18.914 6 6.429,49 63,27 59,58
-
Slide - 4
3Tenggara
372 502,66 474 952,65 477 1.126,55 932 888,87 673 1675.63 2.928 5.146,36 9,80 4,62
4 Kalimantan 254 2.011,45 331 1.918,85 355 3.208,65 849 2.773,40 6 45 3675.55 2.434 1 3.587,90 8,14 12,19
5 Sulawesi 80 859,10 146 715,26 187 1.507,03 343 1.498,16 359 1569.05 1.115 6.148,60 3,73 5,51
6 Maluku 10 248,89 31 141,54 19 98,77 94 321,23 71 97.09 225 907,52 0,75 0,81
7 Papua 28 346,77 61 1.345,14 39 1.234,47 154 2.414,16 102 1081.60 384 6.422,14 1,28 5,76
Jumlah 3.076 16.214,77 4.342 19.474,54 4.579 24.564,68 9.612 28.617,55 8283 2.2634.01 29.892 111.505,55 100,00 100,00
Sumber: BKPM, 2014 s/d Q 3
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
5/53
REALISASI INVESTASI PMDN 2010-2014(Nilai Investasi dalam miliar rupiah)
No. Wilayah
2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL %
Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi
1 Sumatera 222 4.224,20 370 16.334,26 287 14.256,24 522 22.913,76 107 9.321,30 1508 67.049,76 30,46 16,82
2 Jawa 397 35.140,34 601 37.176,19 636 52.692,94 1.085 66.495,67 276 21.107,10 1911 212.612,24 38,61 53,35
Slide - 5
3 Bali-Nusa
Tenggara39 2.119,27 32 356,74 29 3.167,76 71 4.400,25 10 53,96 181 10.097,98 3,66 2,53
4 Kalimantan 149 14.575,58 198 13.467,39 183 16.739,69 305 28.713,61 64 7.703,90 899 81.200,17 1 8,16 20,37
5 Sulawesi 58 4.337,57 82 7.227,52 59 4.900,99 101 3.624,19 36 3.091,58 336 23.181,85 6,79 5,82
6 Maluku 2 0,00 4 13,57 4 323,89 7 1.114,91 1 53,71 18 1.506,08 0,36 0,38
7 Papua 8 229,31 26 1.425,02 12 100,51 38 888,21 13 242,80 97 2.885,85 1,96 0,72
Jumlah 875 60.626,27 1.313 76.000,69 1.210 92.182,02 1.045 128.150,60 507 41.574,35 4.950 398.533,93 100,00 100,00
Sumber: BKPM, 2014 s/d Q3
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
6/53
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ARAH DAN KERANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
7/53
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH
ISU UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH:
Masih besarnya kesenjangan antar wilayah, khususnya kesenjanganpembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan TimurIndonesia (KTI).
Hal ini tercermin salah satunya dari kontribusi PDRB terhadap PDB, yang manaselama 30 tahun 1983-2013 kontribusi PDRB KBI san at dominan dan tidak
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH: Mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI, yaitu
Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua;
Tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera.
Slide - 7
pernah berkurang dari 80 persen terhadap PDB.
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
8/53
KERANGKA PAPARAN
Pembangunan Kawasan Strategis:
Pusat -pusat Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Kawasan Perkotaan
Meningkatan
Produktivitas dan
Daya Saing Daerah
Slide - 8
Pembangunan Kawasan Perbatasan
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Pulau-Pulau
Terpencil
Pengembangan Tata Kelola Pemerintahan Daerahdan Otonomi Daerah
Membangun
Indonesia dari
Pinggiran dengan
MemperkuatDaerah-daerah
dan Desa
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
9/53
SKETSA HIRARKI PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN
DAN HINTERLAND
Slide - 9
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
10/53
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJMN 2015 2019
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
11/53
TEMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN
RPJMN 2015-2019
Salah satu paru-paru dunia dengan mempertahankan
luasan hutan Kalimantan
Slide - 11
hilirisasi komoditas batu bara
Pengembangan industri berbasis komoditas kelapasawit, karet, bauksit, bijibesi, gas alam cair, pasir zirkon
dan pasir kuarsa Pengembangan food estate
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
12/53
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJMN 2015-2019
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
13/53
SASARAN/TARGET PERAN PDRB PER WILAYAH
2015-2019
No. Wilayah Peran PDRB Wilayah (%)
Tahun 2013
Peran PDRB Wilayah (%)
Tahun 2019
1 Sumatera 23,8 24.6
2 Jawa 58,0 55,1
, ,
4 Sulawesi 4,8 5,2
5 Bali Nustra 2,5 2,6
6 Maluku Papua 2,2 2,9
Nasional 100,0 100,0
Keterangan :
Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 5,8-8% tahun 2015-2019
Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000.
Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010.
Slide - 13
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
14/53
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi: 3 Kawasan Industri, 2Kawasan Ekonomi Khusus, 4 Kawasan Ekonomi Terpadu dan kawasanpotensial lainnya.
SASARAN UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH
KALIMANTAN RPJMN 2015-2019 (1/5)
Pengentasan 10 Ka upaten tertingga engan sasaran outcome :
(a) meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggalsebesar 7,17 persen;
(b) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi9,65 persen; dan
(c) meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggalsebesar 73,26.
Slide - 14
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
15/53
SASARAN UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN
RPJMN 2015-2019 (2/5)
Percepatan 1 Kawasan Perkotaan Metropolitan baru, membangun 3 kotabaru serba lengkap dan terpadu di kawasan perkotaan untuk masyarakatberpenghasilan menengah ke bawah, serta mewujudkan optimalisasi peran
4 kota otonom berukuran sedang sebagai penyangga (buffer) urbanisasi.
Slide - 15
Pengurangan jumlah desa tertinggal sedikitnya 450 desa atau meningkatnyajumlah desa mandiri sedikitnya 180 desa.
Perkuatan 7 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atauPusat Kegiatan Wilayah (PKW).
Pengembangan 8 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sebagai pusatpertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara yang dapat mendorongpengembangan kawasan sekitarnya;
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
16/53
SASARAN UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN
RPJMN 2015-2019 (3/5)
Pelaksanaan otonomi daerah sasaran untukwilayah Kalimantan adalah:
(1) Peningkatan :
proporsi penerimaan pajak dan retribusi daerah sebesar 35persen untuk provinsi dan 10 persen untuk kabupaten/kota;
proporsi belanja modal dalam APBDprovinsi sebesar 35 persen
dan untuk Kabupaten/Kota sebesar 40 persen pada tahun 2019serta sumber pembiayaan lainnya dalam APBD;
Slide - 16
Jumlah daerah yang mendapatkan opini wajar tanpapengecualian (WTP)sebanyak 5 Provinsi dan 20 Kabupaten/Kotadi Wilayah Pulau Kalimantan;
Kualitas dan proporsi tingkat pendidikan aparatur sipil negarauntuk jenjang S1 sebesar 50 persen dan S2-S3 sebesar 10 persen:
Implementasi pelaksanaan SPM di daerah, khususnya padapendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
(2) Pembentukan kerjasama daerahdiantara 5 daerah Kalimantan dalamrangka percepatan konektivitas dan peningkatan pelayanan publik;
(3) Penyusunan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)yang tepat fungsidan ukuran sesuai dengan karakteristik Wilayah Pulau Kalimantan.
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
17/53
SASARAN UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN
RPJMN 2015-2019 (4/5)
Untuk mengurangi risiko serta dampak bencana, maka sasaran penanggulanganbencana di wilayah Kalimantan adalah kawasan pengembangan wilayahberisiko tinggiyaitu:
4 (empat) PKN (Kota Samarinda, Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, dan KotaTarakan) ,
10 PKW (Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sambas,Kabu aten Sintan Kabu aten Ka uas Hulu Kabu aten Ka uas Kabu aten
Slide - 17
Kotabaru, Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kabupaten BaritoKuala, Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Nunukan) yang memiliki indeksrisiko bencana tinggi, baik yang berfungsi sebagai PKN, PKW, KSN atau PKSN
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
18/53
SASARAN UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN
RPJMN 2015-2019 (5/5)
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI PER PROVINSI TAHUN 2015-2019
WilayahPertumbuhan Ekonomi (Persen)
2015 2016 2017 2018 2019
Kalimantan Barat 5,8 - 5,9 5,9 - 6,1 6,1 - 6,4 6,9 - 7,5 7,5 - 8,3
Kalimantan Tengah 6,0 6,1 6,9 7,2 7,3 7,7 7,8 8,5 8,3 9,2
Kalimantan Selatan 5,0 - 5,1 6,0 -6,3 6,6 7,0 7,3 7,9 8,2 9,2
Kalimantan Timur 4,5 -4,6 5,5 - 5,7 5,5 -5,8 6,1 -6,6 6,7 7,4
Kalimantan Utara 4,95,0 4,9 -5,1 5,8 - 6,1 6,1 - 6,7 6,6 7,3
SASARAN TINGKAT KEMISKINAN PER PROVINSI TAHUN 2015-2019
Tingkat Kemiskinan (Persen)
Slide - 18
SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN PER PROVINSI TAHUN 2015-2019
WilayahTingkat Pengangguran (Persen)
2015 2016 2017 2018 2019
Kalimantan Barat 2,6 2,5 2,5 2,4 2,4 2,3 2,3- 2,2 2,3 2,1
Kalimantan Tengah 2,7 -2,6 2,6 2,5 2,5 2,3 2,4 -2,2 2,3 2,1
Kalimantan Selatan 4,0 -3,9 3,9 3,8 3,8 3,6 3,7 3,4 3,6- 3,3
Kalimantan Timur 8,5 8,3 8,2 7,9 7,9 7,4 7,5 -6,9 7,2 -6,5
Kalimantan Utara 8,0 - 7,8 7,8 -7,5 7,4 -7,0 6,9 -6,4 6,6 -6,0
Wi aya2015 2016 2017 2018 2019
Kalimantan Barat 7,9 7,8 7,6 7,3 6,8 6,4 6,0 5,5 4,7 4,3
Kalimantan Tengah 5,7 5,6 5,4 5,2 4,8 4,5 4,2 3,9 3,3 3,0
Kalimantan Selatan 4,1 4,0 3,9 3,8 3,5 3,3 3,1 2,9 2,5 -2,2
Kalimantan Timur 5,0 4,9 4,8 4,6 4,2 4,0 3,7 -3,4 2,9 2,6
Kalimantan Utara 7,2 7,0 6,6 6,4 6,0 5,7 5,4 -5,0 4,8 -4,4
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
19/53
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJMN 2015-2019
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
20/53
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Wilayah Kalimantan
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
21/53
ISU DAN PERMASALAHAN PENGEMBANGAN
PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Rendahnya nilai tambah komoditas pertambangan mineral, batubara, perikanan,
pertanian pangan, karet, kelapa sawit, dan rotan
Terbatasnya konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan yang terdapat di 3 KI, 2
KEK, dan 4 Kawasan Ekonomi Terpadu, dengan kawasan penyangga
Slide - 21
Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
bidang pengolahan pertambangan mineral, batubara, karet, kelapa sawit, dan rotan
Hambatan regulasi dalam mendukung peningkatan iklim investasi dan iklim usaha
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
22/53
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Strategi :
Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah di Kalimantan melalui percepatan pengembangan-
Arah Kebijakan:
percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah dengan
memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah dan
peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur.
Slide - 22
dapat menciptakan kesempatan kerja baru;
Percepatan penguatan konektivitas/infrastrukturdengan menyiapkan infrastruktur jalan akses,
bandara, pelabuhan, listrik dan air bersih dalam mendukung produktivitas kawasan;
Penguatan kemampuan SDM dan Iptekdengan membangun BLK-BLK, SMK Kejuruan, Politeknik
dan sciencedan techno parkberbasis pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan-kelautandan logistik;
Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usahadi kawasan pertumbuhan
ekonomi, termasuk didalamnya memperkuat kinerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan
pemberian insentif fiskal dan non fiskal yang sesuai dengan karakteristik wilayah dan kompetitif.
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
23/53
SEBARAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI
WILAYAH KALIMANTAN
KI LANDAK
Industri Karet
CPO
Kawasan SASAMBA
Potensi: Pertanian
Pangan, Kelapa Sawit
Kawasan KHATULISTIWA
Potensi: Perikanan, Kakao,
Karet
Potensi Pengembangan
KEK Tarakan
Industri Manufaktur
Slide - 23
KEK MBTK
Industri Kelapa Sawit
Logistik
KI BATULICIN/Potensi
Pengembangan KEK Batulicin
Industri Besi Baja
Industri pengilangan
industri bebasis metal
KI KETAPANG
Industri Alumina
Kawasan DASKAKAB
Potensi: Rotan
Kawasan BATULICIN
Potensi: Perikanan
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
24/53
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN STRATEGIS WILAYAH KALIMANTAN
No. Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka
Menengah Nasional
Kereta Api
1. Pembangunan jalur KA antara Balikpapan - Samarinda
Bandara
1. Pengembangan Bandara Supadio
2. Pembangunan Bandara Singkawang
3. Pengembangan Bandara Samarinda Baru
No. Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka
Menengah Nasional
Jalan
1. Pembangunan Jembatan Tayan
2. Pembangunan Jalan akses mendukung kawasan Industri
Landak
3. Pembangunan Jalan akses mendukung kawasan Industri
Ketapang
4. Pembangunan Jalan akses Kawasan Industri Batulicin ke
Pelabuhan Batulicin
Slide - 24
Pelabuhan
1. Pengembangan Pelabuhan Pontianak
2. Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran
3. Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy
4. Pelabuhan Kuala Samboja
5. Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan(Terminal Peti Kemas Kariangau)
6. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Pasir Kuala
Semboja (Kariangau)
7. Pengembangan Pelabuhan Samarinda
8.
Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai
pendukung Integrated Mining Development MEC Coal
Project
9. Pelabuhan Seibuku
5.
Pembangunan Jalan Kawasan Industri Batulicin Ruas
Batulicin-Lumpangi, Batulicin-Mentewe, Batulicin-
Pagatan, Batulicin-S.Kupang, dan Simp. Kodeco-Mentewe
6. Pembangunan Jalan Tol Samarinda - Balikpapan
7. Pembangunan Jembatan Kembar Mahakam
8. Tol Samarinda Balikpapan
9. Tol Samarinda - Tenggarong
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
25/53
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Wilayah Pulau Kalimantan
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
26/53
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
27/53
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
WILAYAH KALIMANTAN
Arah Kebijakan:
Menghubungkan keterkaitan
fungsional antara pasar dan kawasan
produksi, melalui:
1. Perwujudan konektivitas antar
kota sedang dan kota kecil, dan
antar kota kecil dan desa sebagai
tulan un un backbone
Arah Kebijakan :
Memperkuat keterkaitan kota
desa serta membangun kota
berkelanjutan dan berdaya saing
berdasarkan karakter fisik,
potensi ekonomi dan budaya lokal,
melalui:1. Perwujudan Sistem Perkotaan
Arah Kebijakan :
Menguatkan desa dan masyarakat
desa serta pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan di perdesaan untuk
mendorong keterkaitan desa-kota dan
perdesaan berkelanjutan, melalui :
1. Pemenuhan Standar Pelayanan
Minimum sesuai den an kondisi
PERKOTAAN DESA DAN KAWASAN
PERDESAANKETERKAITAN KOTA - DESA
keterhubungan desa-kota
2. Perwujudan keterkaitan antara
kegiatan ekonomi hulu (upstream
linkages) dan kegiatan ekonomi
hilir (downstream linkages) desa-
kota dengan pengembangan
agribisnis (agrowisata dan
agroindustri), melalui pusatkawasan transmigrasi, kawasan
agropolitan dan minapolitan, serta
kawasan pariwisata.
3. Peningkatan kapasitas tata kelola,
kelembagaan, dan masyarakat
dalam peningkatan keterkaitan
kota-desa
Nasional (SPN);
2. Perwujudan Kota Layak Huni
yang Aman dan Nyaman,
melalui Pemenuhan Standar
Pelayanan Perkotaan (SPP)
yang mudah diakses bagi
seluruh kalangan masyarakat
kota, termasuk kelompok
lansia, disabel, wanita, anak;
3. Perwujudan kota hijau yang
berketahanan iklim dan
bencana;
4. Pengembangan Kota Cerdas
dan daya saing kota;
5. Peningkatan kapasitas tata
kelola pembangunan
perkotaan.
geografis Desa
2. Penanggulangan kemiskinan dan
pengembangan usaha ekonomi
masyarakat Desa
3. Pembangunan Sumber Daya
Manusia, peningkatan
Keberdayaan, dan pembentukan
Modal Sosial Budaya MasyarakatDesa
4. Penguatan Pemerintahan Desa
5. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup Berkelanjutan,
serta Penataan Ruang Kawasan
Perdesaan
6. Pengembangan ekonomi kawasan
perdesaan untuk mendorong
keterkaitan desa-kota.
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
28/53
PETA LOKASI PRIORITAS PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN WILAYAH KALIMANTAN
2015-2019
Slide - 28
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
29/53
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Wilayah Pulau Kalimantan
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
30/53
ISU DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL WILAYAH KALIMANTAN
1. Lemahnya koordinasi antarpelaku pembangunan untuk percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
2. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan tingkat kesejahteraan
masyarakat di daerah tertinggal, khususnya di kawasan perbatasan;
3. Rendahnya jumlah ketersediaan dan distribusi tenaga pendidik
(guru) dan tenaga kesehatan (dokter, bidan dan paramedis);
4. Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik dasar di
Slide - 30
daerah tertinggal perbatasan, khususnya di bidang pendidikan,
kesehatan, telekomunikasi dan informasi, serta transportasi (darat,
air, dan udara).
5. Rendahnya tingkat aksesibilitas daerah tertinggal terhadap pusat-
pusat pertumbuhan wilayah, khususnya pada daerah tertinggal dikawasan perbatasan;
6. Belum optimalnya pengelolaan potensi sumber daya lokal dalam
pengembangan perekonomian di daerah tertinggal;
7. Belum adanya insentif terhadap sektor swasta dan pelaku usaha
untuk berinvestasi di daerah tertinggal.
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
31/53
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL WILAYAH KALIMANTAN
(1/2)
Arah Kebijakan:
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal difokuskan pada upaya pemenuhan kebutuhan
dasar dan kebutuhan pelayanan dasar publik dan pengembangan perekonomian masyarakat
yang didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan infrastruktur penunjang
konektivitas
Strategi :
Slide - 31
nilai tambah sesuai dengan karakteristik, posisi strategis, dan keterkaitan antarkawasan;
Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat
pertumbuhan;
Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan kapasitas tata
kelola kelembagaan pemerintahandaerah tertinggal; Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pelayanan dasar publik,
terutama di bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih, energi/listrik, telekomunikasi,
serta mendukung upaya pemenuhan kebutuhan dasar, seperti: sandang, pangan, dan
perumahan di daerah tertinggal;
Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan, penyuluh pertanian,
pendamping desadi daerah tertinggal;
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
32/53
Strategi :
Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan pemberian insentif kepada pihak
swasta dalam pengembangan iklim usaha di daerah tertinggal;
Meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran, seperti kawasan perbatasan
dalam upaya mendukung pembangunan daerah tertinggal;
Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah terentaskan melalui penguatan
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL WILAYAH KALIMANTAN
(2/2)
Slide - 32
Mendukung pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai upaya pengurangan
kesenjangan antarwilayah. Dalam proses pembangunan kedepan, diharapkan kawasan
transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru dapat mendukung upaya percepatan
pembangunan daerah tertinggal dan pengembangan kawasan perdesaan, disamping perlu
dukungan semua sektor terkait;
Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya mendukung pembangunan
daerah tertinggal melalui pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai program
pembangunan lintas sektor.
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
33/53
PETA SEBARAN DAERAH TERTINGGAL
WILAYAH KALIMANTAN 2015 2019
Slide - 33
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
34/53
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
35/53
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Wilayah Kalimantan
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
36/53
ISU DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
KAWASAN PERBATASAN WILAYAH KALIMANTAN
Aspek Ekonomi, SDA, dan Lingkungan Hidup Eksploitasi SDA secara ilegal oleh pihak asing (illegal logging), ancaman over
exploitation, sementara taraf hidup masyarakat tertinggal dibandingkan dengan
negara tetangga
Rendahnya ketersediaan dan kualitas infrastruktur, khususnya jalan, moda
transportasi, dan pasar
Slide - 36
Ketergantungan yang tinggi masyarakat perbatasan terhadap negara Malaysia,
bahan pokok dan energi
Minimnya ketersediaan dan pelayanan sarana dan prasarana pendidikan dan
kesehatan yang berkualitas
Aspek Batas Wilayah Negara, Pertahanan, keamanan, dan penegakan
hukum Terdapat 9 Outstanding Boundary Problem (OBP)
Transnational crime akibat lemahnya sistem pengawasan
Lemahnya koordinasi antar petugas pelaksana pengawasan perbatasan
Rendahnya aksesibilitas telekomunikasi dan informasi yang berpotensi melunturkan
wawasan kebangsaan.
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
37/53
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNANKAWASAN PERBATASAN WILAYAH KALIMANTAN
Arah Kebijakan:
Mewujudkan halaman depan negara sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan
negara tetangga
Strategi :
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara: Pusat
Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Entikong, Aruk-Paloh, Nanga Badau, Nunukan, danPKSN lainnya;
Peningkatan konektivitas dengan membangun sistem jaringan jalan lokal di desa-desadalam Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) dan antar Lokpri yang saling terhubung denganpusat kegiatan ekonomi;
Membangun kedaulatan energi dan telekomunikasidi wilayah perbatasan Kalimantan;
Peningkatan akses pelayanan pendidikan dan kesehatan di desa-desa terdepan dan
terisolirdengan penyediaan sarana prasarana sesuai karakteristik geografis wilayah sertapengembangan sekolah bertaraf internasional (standarisasi kawasan perbatasan) dansekolah berasrama;
Mengembangkan pusat perdagangan lintas batas negara berbasis komoditas lokalberorientasi pasar ke negara tetanggaserta secara bertahap menurunkan jumlah pelintasbatas tradisional dititik lintas batas (Kalimantan);
Penguatan fungsi pertahanan dan keamanan dan pelibatan peran serta masyarakatdalam menjaga kedaulatan.
Slide - 37
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
38/53
PETA SEBARAN LOKASI PRIORITAS (LOKPRI)KAWASAN PERBATASAN WILAYAH KALIMANTAN
2015-2019
Slide - 38
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
39/53
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN PERBATASAN WILAYAH KALIMANTAN
1. Pengembangan pusat pelayanan kepabeanan, imigrasi, karantina, dan keamanan terpadu;2. Pengembangan pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
3. Peningkatan konektivitas dengan membangun sistem jaringan jalan lokal di desa-desaKecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) dan antar Lokpri di wilayah perbatasan Papua;
4. Penyelenggaraan sekolah satu atap berasrama (SD, SMP, SMA/SMK); dan sekolah kejuruan(SMK, politeknik) berbasis kelautan, standarisasi kawasan perbatAsan;
5. Pengadaan sarana kesehatan keliling diutamakan di Pulau Pulau Kecil Terluar;6. Pengembangan energi terbarukan (PLTMH, PLTS, dan PLTU), berbasis potensi lokal,
Slide - 37
-7. Pembangunan menara penguat sinyal dan penguat siaran RRI,TVRI, dan telekomunikasi
khususnya di desa-desa kecamatan perbatasan;8. Pembangunan pasar perbatasan;
9. Pembangunan kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong (CIQS Terpadu)10. Pembangunan kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga-Badau (CIQS Terpadu)
11. Pembangunan Jalan strategis perbatasan, jalan paralel perbatasan, jalan poros perbatasan(Temajuk - Gunung Kukud - Simpang Tanjung), (Teberau - Bts.Kec.Siding - Bts. Kab. Sanggau -Bts Kec Sekayam - Bts. Kab. Sintang), (Putussibau - Nanga Era - Bts Kaltim), (Bts Kalbar -Tiong Ohang - Long Pahangai), (Malinau Punan - Long Bawan Long Midang), (LongNawang Metulang Long boh Bts Kaltim) dan ruas strategis lainnya
12. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Nunukan dan Dermaga Penyeberangan Sebatik13. Pembangunan bandara Maratua, Sintang Baru
14. Pembangunan Dry port untuk mendukung pintu gerbang aktivitas ekspor impor di kawasanperbatasan Indonesia-Malaysia
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
40/53
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Wilayah Kalimantan
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
41/53
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIPENGEMBANGAN TATA RUANG WILAYAH KALIMANTAN
Arah Kebijakan, untuk mewujudkan: Struktur ruang wilayah Pulau Kalimantan melalui pengembangan kawasan perkotaan
nasional sebagai industri pengolahan, industri jasa hasil perkebunan, dan industri jasa
hasil pertambangan yang berbasis mitigasi bencana banjir
Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antarwilayah,
efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah
Kelestarian kawasan konservasi keanekaragaman hayati dan kawasan berfungsi lindung
yang bervegetasi hutan tropis basah paling sedikit 45 persen dari luas Pulau Kalimantan
Slide - 41
sebagai Paru-paru Dunia
Swasembada pangan dan lumbung pangan nasional melalui pengembangan sentra
pertanian tanaman pangan dan sentra perikanan
Pengembangan Kawasan Strategis Nasional, termasuk Kawasan Perbatasan sebagai
beranda depan negara dan pintu gerbang internasional
Strategi :
Perwujudan struktur ruang wilayah
Pengembangan kawasan lindung
Pengembangan kawasan budidaya
Pengembangan kawasan strategis nasional perbatasan dan ekonomi
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
42/53
STATUS PENYELESAIAN RENCANA TATA RUANG KALIMANTAN
PROVINSI
Kalimantan Barat Belum Perda
Kalimantan Tengah Belum Perda
Kalimantan Selatan Belum Perda
Kalimantan Timur Belum Perda
Slide - 42
Provinsi Total Kab. Sudah Perda Total Kota Sudah Perda
Kalimantan Barat 12 2 2 2
Kalimantan Tengah 13 4 1 0
Kalimantan Selatan 11 6 2 1
Kalimantan Timur 10 6 4 4
Kalimantan Utara - - - -
TOTAL 46 18 9 7
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
43/53
Konsep Ideal Reforma Agraria
Reforma agraria meliputi asset reform,yaitu penyediaan tanah bagi masyarakat
petani yang belum memiliki tanah (landless farmer) dan juga access reformyaitu
penyediaan bantuan program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan petani penerima dalam mengelola dan mengambil manfaat bidang
tanah yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya;
Pemerintah melakukan reforma agraria untuk melakukan penataan kembali
REFORMA AGRARIA (1/3)
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sekaligus untuk
memperbaiki ketimpangan kesejahteraan khususnya petani;
Reforma agraria meliputi beberapa tahap yaitu:
Koordinasi lokasi pelaksanaan redistribusi tanah (dan legalisasi aset) denganlokasi pemberdayaan masyarakat;
Pengembangan teknologi pertanian;
Pengembangan jasa keuangan mikro;
Interkoneksi UKM dengan industri.
Slide - 43
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
44/53
Tantangan Reforma Agraria
Walaupun secara konsep reforma agraria cukup sederhana yaitu mensinergikan
lokasi aset dan akses, namun mengingat:
Kewenangan birokrasi yang berbeda dimana reforma aset merupakan
kewenangan BPN, sedangkan reforma akses berada pada K/L dan pemda;
REFORMA AGRARIA (2/3)
hektar dan 4,5 juta keluarga, tersebar pada sekitar 9 ribu desa di 512 kab/kota
pada 34 provinsi;
Seringkali koordinasi lokasi dan sinergi aset dan akses tidak dapat dilakukan dengan
optimal.
Untuk itu diperlukan peran Gubernur/ Bupati/ Walikota sebagai koordinator
untuk mensinergikan lokasi aset dan akses pada wilayah administrasinya
masing-masing.
Slide - 44
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
45/53
Peran Kepala Daerah (Pemerintah Daerah) sebagai koordinator perlu melakukan:
Bersama dengan Kemenhut, mengidentifikasi tanah kawasan hutan yang sesuai bagi
pertanian dan akan dilepaskan sebagai sumber TORA (tanah obyek reforma agraria);
Mengidentifikasi seluruh program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
seluruh K/L (termasuk Pemda) yang ada pada wilayahnya.
Memimpin koordinasi antara K/L dengan Kanwil BPN/Kantah setempat dalammensinergikan lokasi dan target keluarga sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat
REFORMA AGRARIA (3/3)
dengan lokasi-lokasi pelaksanaan redistribusi tanah dan legalisasi aset (by name by
address);
Melakukan kerjasama dengan Bank Indonesia dan bank umum setempat untuk
memastikan bank melakukan penyaluran pinjaman kredit KUR dan UMKM, termasuk
mekanisme dan prosedur penyediaan fasilitas jaminan pinjaman penyediaan
collateral fund (dana jaminan pinjaman) bagi pinjaman modal usaha masyarakatmiskin sehingga tidak perlu dilakukan penyitaan agunan pinjaman apabila terjadi gagal
bayar.
Memastikan kelanjutan pemberdayaan masyarakat pasca pelaksanaan reforma
agraria dengan terus berkoordinasi baik dengan BPN maupun K/L hingga masyarakat
penerima benar-benar lepas dari garis kemiskinan;
Slide - 45
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
46/53
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
dan Resiko Bencana Wilayah Kalimantan
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
47/53
96.4
178 178 180.4
156.4 163.2
205.2
190178
148.4
179.2
134.8
159.2 160.4
132.4
173.2
100
150
200
250
INDEKS RISIKO BENCANA
PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH PULAU KALIMANTAN
0
50
Keterangan:
Risiko Tinggi: >144 (warna peta MERAH);
Risiko Sedang: 36 144 (warna peta KUNING)
Risiko Rendah: < 36 (warna peta HIJAU)
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
48/53
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENANGGULANGAN BENCANA DAN RESIKO BENCANA
WILAYAH KALIMANTAN
Arah Kebijakan:
Peningkatan ketangguhan dalam menghadapi bencana;
Penguatan tata kelola penanggulangan bencana di pusat dan daerah.
Strategi :
Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan,melalui:
a.penyusunan kajian dan peta risiko bencana tingkat kabupaten/kotab.integrasi kajian dan peta risiko dalam RPJMD dan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota.
Slide - 48
c.Penyusunanrencana kontinjensi menghadapi bencana banjir, kebakaran hutan dan lahan.
Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana,melalui:
a.Mendorong dan menumbuhkan budaya sadar bencana dalam masyarakat,
b.Peningkatan sosialisasi dan diseminasi pengurangan risiko bencana kepada masyarakat,
c.Rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana alam
d.Pemeliharaan dan penataan lingkungan di sekitar DAS Kapuas, Mahakam dan Barito.
Peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat,melalui:a.Penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana
b.Peningkatan monitoring hot spotkebakaran hutan dan lahan
c.Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir
d.Pengembangan Desa Tangguh Bencana
e.Meningkatkan simulasi dan gladi kesiapsiagaan bencana.
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
49/53
PETA INDEKS RISIKO BENCANA
WILAYAH PULAU KALIMANTAN 2015-2019
Slide - 49
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
50/53
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PENANGGULANGAN BENCANA KAWASAN KALIMANTAN
1. Pembangunan Pengendalian Banjir Tanjung Belimbing (Kanal, Retarding Basin dan Drainase)
Kota Malinau Kab. Malinau, Santui, Kintap dan Batu Licin, Jorong, Asam - Asam &
Kintap, Kandang Jaya, Kota Sintang Kab Sintang, Kab. Kapuas Hulu Kab Kapuas Hulu
2. Pembangunan Pintu Air dan Pompa Banjir Muara Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
Kota Samarinda
3. Lanjutan Penanganan Banjir dan Pengaman Tebing Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
Kota Samarinda
Slide - 50
. , , ,
5. Normalisasi Sungai Martapura
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
51/53
Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Tata Kelola Pemerintahan dan Otonomi Daerah
Wilayah Kalimantan
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
52/53
-
8/10/2019 Rancangan RPJMN 2015-2019. Arah Pengembangan Wilayah Kalimantan
53/53