Download - r e a k s i u j i p r o t e i n
7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n
http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 1/7
R E A K S I U J I P R O T E I N
I. Tujuan Percobaan
Memahami proses uji adanya protein (identifikasi protein) secara kualitatif.
II. Teori Dasar
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi,
dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Disamping berat molekul yang berbeda – beda, protein
mempunyai sifat yang berbeda- beda pula. Ada protein yang mudah larut dalam air, tetepi adayang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu protein yang tidak mudah larut dalam
air dan sukar bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam bagian putih telur mudah larut
dalam air dan mudah bereaksi.
Ada empat tingkat stuktur dasar protein, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dankwartener. Dan protein digolongkan dalam golongan besar, yaitu :
1. Protein sederhana : protein fiber dan protein globular
2. Protein gabungan : mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein dan nucleoprotein
Sifat – sifat protein :1. Ionisasi : protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan
negatif
2. Denaturasi : perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu3. Viskositas : suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relatif
lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya.
4. Kristalisasi : sering dilakukan dengan jalan penambahangaram aminosulfat atau NaCl padalarutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya
5. Sistem koloid : protein mempunyai molekul besar dan karenanya larutan protein bersifat koloid
Uji kualitatif protein dapan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. Uji biuret : pembentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna yang dibentuk oleh
dengan gugus – CO dan – NH pada ikatan peptide dalam larutan suasana basa
2. Pengendapan dengan logam : pembentukan senyawa tak larut antara protein dan logam berat
3. Pengendapan dengan logam : pembentukan senyawa tak larut antara protein dan ammonium
sulfat4. Pengendapan dengan alkohol : pembentukan senyawa tak larut antara protein dan alkohol
5. Uji koagulasi : perubahan bentuk yang irevelsibel dari protein akibat dari pengaruh pemanasan
6. Denaturasi protein : perubahan pada suatu protein akibat dari kondisi lingkungan yang sangatekstrim
III. Alat dan bahan
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas ukur4. Batang pengaduk
5. Kertas saring
6. Stopwatch7. Thermometer
7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n
http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 2/7
Bahan :
1. NaOh 2,5 N2. Larutan protein
3. Cu 0,01 M
4. Hg 0,2 M
5. Timbal asetat 0,2 M6. Larutan jenuh (
7. Reagen millon
8. Reagen uji biuret
9. Buffer asetat 5 M10. Asam klorida 0,1M
11. NaOH 0,1 M12. Etil alkohol 95%
13. Larutan albumin
14. Buffer asetat pH 4,7 (1M)
IV. Prosedur percobaan dan Data pengamatan
No. Cara kerja Pengamatan
1. Uji biuret
3ml larutan protein
Tabung reaksi
NaOH 2,5 N aduk
1 tetes larutan Cu
↓
Aduk
↓
Jika tidak timbul warna
Tambah 1-2 tetes Cu
Warnanya tetap
Albumin : bening ungu bening
Gelatin : kuning bening tetap
2. Pengendapan dengan logam
3ml larutan protein
↓
Tabung reaksi
↓
Tabung I : Hg + albumin ( positif
terlebih dahulu)
Tabung II: Hg + gelatin (tidak ada
endapan)
7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n
http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 3/7
Tambah 5 tetes Hg 0,2 M
↓
Ulangi dengan Pb asetat 0,2 M
Lakukan bersamaan
Lebih cepat albumin positifnya daripada
gelatin
3. Pengendapan dengan garam
Ammonium sulfat
↓+ sedikit sedikit Larutan protein
↓
Aduk sampai
Sedikit garam yang tertinngal
↓
Saring larutan jenuh
↓
Uji kelarutan endapan dalam air↓
Uji juga dengan reagen milon danfiltrate dengan uji biuret
Albumin : setelah ditambahkan
ammonium sulfat warnanya menjadiputih, ada endapan
Gelatin : setelah ditambahkan
ammonium sulfat warnanya menjadi
putih dibagian bawah ada endapan,2 fasaSaringan albumin : ada sedikit endapan
saat disaring dan warna filtrate menjadi
bening
Saringan gelatin : ada endapan saatdisaring dan warna larutan menjadi
bening setelah disaring
Endapan albumin + air : larutEndapan albumin + reagen milon :
warna merah positif
Filtrate albumin + uji biuret : warnaungu
Endapan gelatin + air : tidak larut
4. Pengendapan dengan alkohol
tabung 15 ml larutan
protein
1 ml buffer asetat
pH 4,76 ml etil alkohol
Tabung 2
Larutan albumin 5 ml
HCl 0,1 M 1 ml
Tabung 1 : endapan putih tebal diatas
dan larutan bening dibawah
Tabung 2 : endapan putih sedikit
Tabung 3 : tidak ada endapan
7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n
http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 4/7
etil alcohol 95% 6 ml
tabung 3
larutan albumin 5 ml
NaOH 0,1 M 1 mlEtil alkohol 95% 6
ml
5. Uji koagulasi
5 ml larutan protein
↓ Tabung reaksi
↓
2 tetes asam asetat 1 M
↓
Letakan di air mendidih 5 menit
↓
Ambil endapan dengan batangpengaduk
↓
Uji kelarutan endapan di air↓
Uji dengan reagen milon
Albumin : menggumpal
Gelatin : tidak ada endapan, tetap
Tidak larut
Endapan berubah menjadi warna merah
6. Denaturasi protein
Tabung 1 : larutan albumin 9 ml
HCl 0,1 M
Tabung 2 : larutan albumin 9 ml
NaOH 0,1 1 ml
Tabung 3 : larutan albumin
Buffer asetat pH 4,7 (5 M)
1ml
Tabung 1-2-3
↓dimasukkan
Air mendidih 15 menit
↓ Dinginkan pada suhu kamar
↓
Tabung mana ada endapan ?
Bening kuning
Bening kuning
Bening kuning
Tabung 1 : menggumpal,putih, ada yang
beningTabung 2 : tetap, kuning muda beningTabung 3 : ada endapan, agak kuning
Tabung 1 dan 3
Tabung 2 menjadi seperti tabung 1
7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n
http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 5/7
↓
Tabung 1 dan 2
↓tambah
10 ml buffer asetat pH 4,7
V. Pembahasan1. Uji biuret
Pada perrcobaan ini ada kompleks warna ungu, ini adalah pembentukan senyawa kompleks
warna ungu yaitu dari – CO dan – NH yang berikatan dengan . Uji ini paling spesifik untuk
uji protein dengan menghasilkan warna karena lebih cepat, hasil dapat dilihat langsung dan lebih
sensitif.
2. Pengendapan dengan logam
Pada percobaan ini campuran HgCl + albumin positif terlebih dahulu ini dikarenakan albuminpH isolistriknya lebih besar daripada gelatin yaitu albumin 4,55-4,90 dan gelatin 4,80-4,85.
Karena beberapa protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya.konformasi protein bisa
berubah salah satunya dengan logam. Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskanpada suhu 50° C atau lebih. koagulasi ini hanya terjadi apabila larutan protein berada pada titik
isolistriknya. Protein yang terdenaturasi pada titik isolistrik masih dapat larut pada pH diluar titik
isolistriknya tersebut.
3. Pengendapan dengan garam
Percobaan ini terkait dengan proses salting in dan salting out. Salting in adalah peristiwa adanya
zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih kecil dibanding
Zat utamanya yang mempunyai kelarutan lebih kecil dibandingkan zat utamanya sehinggamenyebabkan kenaikan kelarutan zat utama. Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut
tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibandingkan zat utamanya sehingga
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama, ini seperti yang terjadi pada larutan protein yanglaarutkan garam terus menerus. Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein
ditambahkan garam- garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam
untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul proteinuntuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia
7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n
http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 6/7
untuk molekul protein akan berkurang. Pada uji ini juga dilakukan uji dengan pereaksi milon.
Pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapatberubah menjadi merah saat pemanasan. Pada dasarnya reaksiini positif untuk fenol- fenol,
karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang
mengandung tirosin akan memberikan hasil positif.
4. Pengendapan dengan alkohol
Percobaan ini berkaitan dengan proses denaturasi protein. Protein akan terdenaturasi
salah satunya jika direaksikan dengan alkohol serta pH yang asam. Hal ini disebabkan karenamenjadi suatu yang tidak menentu merupakan suatu proses yang disebut denaturasi. Protein
dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organic akan mengubah (mengurangi)
konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkoholakan berkompetisi dengan protein terhadap air.
5. Uji koagulasi
Protein dengan penambahan asam atau pemanasan akan terjadi koagulasi. Pada pH iso-elektrik
(pH larutan tertentu biasanya berkisar 4 – 4,5 dimana protein mempunyai muatan positif dannegatif sama, sehingga saling menetralkan) kelarutan protein sangat menurun atau mengendap.
Pada temperatur diatas 60°C kelarutan protein akan berkurang (koagulasi) karena padatemperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga terjadi getaran yang
cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tersier dan kuartener yang
menyebabkan koagulasi.
6. Denaturasi protein
Denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, Ikatan garam atau bila
susunan ruang atau rantai polipetida suatu molekul protein berubah. Dengan perkataan laindenaturasi adalah terjadi kerusakan struktur sekunder, tertier dan kuartener, tetapi struktur primer
(ikatan peptida) masih utuh. Dalam percobaan ini tabung 2 menjadi seperti tabung 1 karena
ditambahkan asam (buffer dan HCl) bentuk stuktur protein berubah dari cair ke padat
(mengendap). Protein akan terdenaturasi (menjadi mengendap) jika dalam suasana asam salhsatunya.
VI. Kesimpulan
1. Uji biuret biasa digunakan untuk menguji protein karena lebih spesifik
2. Logam dapat mengendapkan protein, sehinnga digunakan dalam pengobatan keracunan merkuri
3.
Protein dapat larut dalam basa sehinnga protein tidak terdenaturasi4. Asam dapat menyebabkan protein terdenaturasi (menggumpal)
5. Denaturasi protein bias disebabkan oleh cuaca ekstrim, suhu tinggi dan pH asam, pelarut organic
VII. Daftar pustaka
1. Syamsuni H.A. Apt. Drs. ; ilmu resep ; penerbit buku kedokteran : EGC ; Jakarta
2. Poedjiadi Anna Prof. Dr. ; Dasar – dasar biokimia ; UIP ; Jakarta3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3617/1/farmasi-mtsim2.pdf