Download - PTK Bu Juju kls 3
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Peningkatan Kebiasaaan Sholat Lima Waktu Melalui Pemberian
Motivasi Multi Aspek Pada Siswa Kelas 3 SDN 2 Tanjungsari
Oleh :
JUJU JUARIAH, S.Pd.I
NIP. 19650525 198610 2 002
DINAS PENDIDIKAN KABUPTEN CIAMIS
SDN 2 TANJUNGSARI
2014
i
Kata Pengantar
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan penelitian tindakan kelas (PTK) Di mulai pada tanggal 2 Juli s/d 20
Juli 2013. Tujuan pembuatan laporan sebagai salah satu peningkatan
pemahaman penulisan tentang kegiatan belajar mengajar khususnya dana
penyelenggaran sekolah pada umumnya. Dalam melaksanakan laporan
penelitian tindakan kelas (PTK) dan penyusunan laporan ini, penulis telah
banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak,
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis sarankan.
Akhirnya penulis berharap Agar Allah SWT memberikan penulis dan menuntun
penulis kejalan yang diridhoi-Nya. Kiranya laporan ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi penulis serta bagi kita semua, semoga amal sholeh yang
ikhlas dari semua pihak mendapat pahala dan balasan yang setimpal dari Allah
SWT, Amin.
Rajadesa Januari 2014
Panulis__
i
ABSTRAKSI
Penulis berasumsi bahwa pembiasaan sholat lima waktu masih minim dilaksanakan oleh remaja, termasuk siswa-siswi SD Negeri 2 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa setelah kami tanyakan dikelas, hampir setiap kelas hanya rata-rata 15% yang terbiasa sholat lima waktu. Kami berasumsi bahwa kebiasaan sholat lima waktu dapat ditingkatkan. Asumsi tersebut jelas memerlukan metode yang jitu. penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang akurat dalam memacu siswa guna pembiasaan sholat lima waktu. Judul PTK ini adalah “Peningkatan Kebiasaaan Sholat Lima Waktu Melalui Pemberian Motivasi Multi Aspek Di Kelas 3 SD Negeri 2 Tanjungsari”.
Sholat dicanangkan oleh Allah untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh, dalam sholat Allah mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar,bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan dan pengendalian diri, berkomunikasi dengan Khaliknya, Permasalahan kurangnya kesadaran siswa untuk membiasakan sholat lima waktu. Inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji kebiasaan sholat lima waktu yang sudah jauh dari yang dicontohkan Rasulullah, beberapa kali survey kecil, kelas yang kami survey tidak lebih 15 % yang sudah melaksanakan sholat lima waktu secara rutin lima kali sehari semalam, survey secara kwantitas belum lagi sebagai kwalitas tentu lebih banyak lagi.
Metode yang saya gunakan adalah pemberian motivasi melalui memperdalam kajian sholat, melalui kajian nikmat umumnya, melalui kajian diri pribadi siswa.
Kata Kunci : Sholat, Agama Islam, Motivasi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang, Mulai Indonesia merdeka, telah dicanangkan oleh
para peminpin bangsa kita, untuk merumuskan tujuan negara muda yang
dibangun itu, yaitu membentuk masyarakat yang adil dan makmur. Setelah
melalui beberapa dasawarsa lahirlah pembarauan-demi pembaharuan yang
menitikberatkan pembangunan. Pembangunan itu memerlukan tenaga
penggerak sebagai motor yang menggerakkan semua aspek dari
pembangunan tersebut. Tenaga pengerak tersebut ialah manusia yang
mempunyai keahlian (skill), tanpa keahlian pembangunan itu tidak akan
berjalan lancar. Tenaga ahli itu dihasilkan oleh pendidikan, karena itu
pendidikan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan negara,
yaitu masyarakat adil dan makmur.Pemikiran tentang pentingnya
pendidikan sudah dimulai sebelum Indonesia merdeka, Pada awal
kemerdekaan lahirlah undang no 4 tahun 1950 dan Undang-undang nomor
12 tahun 1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Pada tahun 1989 lahir Undang-undang nomor 2 tentang Sistem Pendidikan
Nasonal, terakhir , Permen no 22 tentang standar isi, Permen no 23 tentang
standar kompetensi lulusan.
B. Rumusan Masalah
Sholat adalah merupakan pangkal tolak pembinaan kepribadian
seseorang muslim, yang dijadikan oleh Rasulullah sebagai tiang Agama
Islam, satu satunya ibadah yang diwajibkan secara berulang setiap hari,
seumur hidup. Apabila pembinaan sholat itu terabaikan akan meruntuhkan
sendi-sendi Islam itu sendiri sekaligus meluluhlantahkan pembinaan
umatnya. Oleh sebab itu peningkatan pembiasaan sholat itu merupakan hal
yang urgen untuk diterapkan kepada siswa. Bagaimana memotivasi siswa
untuk membiasakan sholat lima waktu?, Bagaimana mengelola waktu yang
singkat untuk tatap muka tapi efektif dan efesien dalam membina mereka.
1
C. Tujuan Penelitian
Penulis berasumsi bahwa pembiasaan sholat lima waktu masih
minim dilaksanakan oleh anak anak, termasuk siswa-siswi SD Negeri 2
Tanjungsari, setelah kami tanyakan dikelas, hampir setiap kelas hanya
rata-rata 5% yang terbiasa sholat lima waktu, itupun umumnya anak-anak
Rohis. Kami berasumsi bahwa kebiasaan sholat lima waktu dapat
ditingkatkan . Asumsi tersebut jelas memerlukan metode yang jitu.
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang akurat dalam
memacu siswa guna peningkatan pembiasaan sholat lima waktu.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk untuk acuan pengajaran yang lebih
maksimal di masa mendatang minimal untuk bahan kajian yang mengacu
kepada kemajuan dimasa mendatang.
2
BAB IIKAJIAN PUSTAKA.
Pendidikan merupakan kunci kemajuan dan kesuksessan masa depan
suatu bangsa, itu pulalah yang menyebabkan pemimpin Jepang paska bom
Hiroshima dan Nagasaki menanyakan berapa orangkah guru yang masih
tertinggal dan selamat.Pendidikan merupakan pembimbigan seseorang kearah
dewasa, baik secara biologis,baik secara ekonomis, baik secara sosiologis.
Seseorang yang dewasa harus mempunyai skill life atau kecakapan hidup
sehingga dia tidak menjadi beban bagi orang lain, Dia harus mempunyai
kepribadian yang mandiri sehingga setiap tantangan, rintangan dan persoalan
hidup dapat menerima dengan tenang, kemudian menghadapi dengan cermat,
dan mengatasi serta memecahkannya dengan bijaksana. Hakikat belajar
mengajar: menurut Abu Ahmadi hakikat mengajar itu ada beberapa jenis
menanamakan pengatahuan kepada anak, menyampaikan pengetahuan dan
kebudayaan kepada anak, suatu aktivitas mengatur lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi prases belajar.
Hakiakat belajar adalah usaha sadar untuk menguasai ilmu, untuk dapat
menerapkan pengetahuan , untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan
dengan baik. Jadi belajar dan mengajar saling berkaitan dalam suatu proses
menuju perubahan pengetahuan, perubahan tingakah laku, perubahan
keterampilan dan dapat mengatasi persoalan hidup dengan baik dan mandiri.
A. Kajian Umum Pendidikan
Kegiatan belajar mengajar supaya lebih efektif harus memperhatikan
sebagai berikut:
1. Tujuan belajar mengajar
Secara umum tujuan belajar mengajar adalah untuk mengubah
pengetahuan peserta didik, mengubah kepribadian, mengubah
keterampilan. Jadi dalam pendidikan harus ada perubahan kalau tidak
ada perubahan maka kegiatan belajar itu tidak berhasil.
2. Guru sebagai salah satu sumber belajar.
Guru yang membimbing harus orang kompeten, pendidik yang
kompeten adalah guru yang mempunyai kesadaran kependidikan yang
3
tinggi dan memenuhi syarat -syarat seorang guru yang baik. Kesadaran
kependidikan.Menurut J. Murry Lee dalam bukunya” Elementry
Education to day and tomorrow, bahwa pada seorang guru sebagai
anggota profesi hendaklah terdapat kesadaran profesi seabagai berikut:
a. Kesadaran pertama, adalah kesadaran pelayanan profesi
mengemban tugas untuk kepentingan masyarakat. Kesadaran ini
diterapkan dan tercermin dalam prilaku di Sekolah dan luar sekolah.
b. Kesadaran kedua, adalah kesadaran profesi guru menuntut
kompetensi intelektual dan keterampilan profesi yang cukup tinggi, hal
ini berarti adanya kesadaran untuk meniglkatkan harkat, martabat dan
wibawa profesi.
c. Kesadaran ketiga, adalah kesadaran tentang jaminan terhadap
masyarakat bahwa kita mampu untuk melaksanakan tugas mengajar
dengan baik, berarti seorang guru mempunyai rasa percaya diri yang
tinggi.
d. Kesadaran keeempat, adalah kesadaran untuk berorganisasi untuk
kepentingan meningkatkan aktifitas dan pertumbuhan professional.
Syarat-syarat untuk menjadi guru yang baik. Untuk menjadi guru yang
baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Ijazah guru. Seorang guru/pendidik haruslah mempunyai Ijazah
guru, karena ijazah ini merupakan bukti otentik bahwa seseorang itu
telah mempunyai dasar keguruan.
Sehat jasmani dan rohani.Pendidik haruslah sehat jasmaniyah dan
rohaniyah yang dibuktikan dengan keterangan dokter. Hal ini
penting sebab orang yang tidak sehat tidak mungkin melaksanakan
tugasnya dengan baik dan teratur, apalagi tugas yang berat karena
menyangkut masyarakat.
Mempunyai kepribadian yang baik.Pendidik merupakan contoh
hidup( living example) bagi peserta didik, oleh sebab itu gurulah
yang lebih dahulu menerapkan norma-norma yang terpuji yang
tercermin dalam perbuatannya.
Memiliki rasa tanggung jawab, pendidik haruslah orang yang
bertanggungjawab dapat meninggalkan norma daerah dan
kelompok untuk kepentingan nasional. Sehingga setiap
4
permasalahan dapat dilihat dalam konteks yang luas. . Sikap dan
sifat utama ini akan menjadikan seseorang itu mempunyai wibawa
sehingga orang berkeinginan untuk mengikutinya. Sesuai dengan
tugas Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia seabagai pendidik
yang ulung, dengan sabdanya: “ sesungguhnya aku diutus adalah
untuk menyempurnakan akhlak mulia ( H.R Bukhari danMuslim).
Sikap dan sifat-sifat utama itu merupakan kunci kesuksesan seorang
pendidik dalam menjalankan tugasnya. ‘ Sikap dan sifat itu antara lain:
Adil.Pendidik haruslah menerima muridnya secara adil, guru tidak
membedakan murid yang pintar dengan yang bodoh, yang cakap
dengan yang kurang cakap, sehingga murid merasa diperlakukan sama
dan secara adil.
Percaya dan cinta kepada anak didik dalam arti yang positif.Pendidik
haruslah mempercayai murid bahwa mereka mampu mandiri, Guru
harus menyenangi murid dalam arti yang positif, sehigga kegiatan akan
berjalan dengan penuh kedamaian. Guru harus mempunyai suatu
keyakinan bahwa murid mempunyai kata hati yang cendrung kepada
yang baik, tetapi kata hati murid masih lemah oleh sebab itu guru
mengembangkan dan membimbingnya supaya mempunyai kepribadian
mandiri.
Sabar dan rela berkorban.Pendidik haruslah mempunyai kesabaran
yang tinggi, sebab seorang pendidik menghadapi manusia yang terdiri
dari berbagai latar belakang kehidupan yang berbeda, kemauan yang
beragam, watak dan kecendrongan yang berbeda pula. Karena orang
yang sabar disayang Allah, sesuai dengan firmannya berbunyi: “
Sesungguhnya Allah Cinta orang yang sabar” ( Q.S. Al-Baqoroh 153).
Mempunyai kewibawaan terhadap murid.Kewibawaan adalah
pengakuan murid terhadap kelebihan gurunya sehingga mereka
terdorong untuk meniru dan mengikutinya dengan sukarela.
Guru harus cerah dan riang.Seorang guru harus cerah dan riang
sehingga murid tidak terperangkap dengan perasaan yang tertekan.
Mereka akan belajar sambil bermain untuk mencapai tujuan pendidikan.
Bersikap baik terhadap guru lainnya.Rekanan guru adalah merupakan
kelompok pendidik yang saling mengisi dalam proses belajar mengajar
5
untuk mencapai tujuan pendidikan. Kalau dewan guru atau rekanan guru
tidak sejalan dalam mendidik murid, sama halnya laksana dua orang
yang satu membangun yang lainnya meruntuhkan, tak mungkinlah
gedung akan berdiri. Demikian pulalah rekanan guru yang tak searah,
menimbulkan masalah baru, yang akhirnya akan menghambat
pencapaian tujuan.
Bersikap baik terhadap masyarakat.Masyarakat adalah partner guru
dalam melaksanakan tugasnya. Tanpa kerjasama masyarakat dengan
guru sulitlah untuk melaksanakan pendidikan dengan baik. Karena pada
hakikatnya guru itu pengabdi dan pelayan masyarakat.
Guru harus menguasai materi yang diajarkan.Penguasaan bahan ajar
merupakan keharusan bagi guru, karena tanpa penguasaan materi yang
sempurna akan menimbulkan kehilangan wibawa seorang guru. Bila
murid tahu kelemahan gurunya maka akan terjadilah suasana yang tidak
serasi. Kalau hal ini terjadi berlarut-larut akan menimbulkan dampak
negative pada hasil belajar murid
Guru harus suka pada mata pelajarannya.Pendidik harus menyenangi
pelajaran yang diajarkan, sehingga akan mudah mempersiapkan dan
melaksanakan. Pelajaran yang disenangi akan berhasil lebih baik
ketimbang pelajaran yang dibenci, karena pelajaran yang disenangi guru
menjadikan proses belajar mengajar yang lebih hidup dan gembira.
Guru harus mempunhyai pengetahuan yang luas.Dalam masyarakat
tertentu guru dianggap serba tahu segala hal, tempat bertanya kalau tak
mengetahui, tempat mencari informasi dansebagainya. Kecewalah
masyarakat bila guru panutannya mempunyai banyak kelemahan.
Kegiatan belajar hendak memperhatikan pengajaran (azas didaktik) antara
lain :
a. Harus ada pemusatan perhatian sehingga semua potensi yang ada pada
diri peserta didik dapat berfungsi dengan maksimal.
b. Harus ada keaktifan peserta didik harus aktif dalam proses belajar
mengajar, keaktifan itu menunjukan dalam jiwa siswa itu ada proses
c. Kegiatan belajar mengajar itu harus ada bahan yang diragakan sehingga
dapat dilihat oleh siswa,
d. Memperhatikan kemampuan peserta didik.
6
e. Korelasi dan konksentrasi,
f. Praktis dan efesien
B. Bahan pembelajaran
a. Bahan pembelajaran harus memenuhi tujuan umum pemdidikan dan
tujuan sekolah. Di Negara manapun sekolah adalah tempat pendidikan,
yaitu memberikan endidikan keseluruhan, yang meliputi pendidikan
jasmani, rohani, pendidikan perorangan serta kemasyarakatan.
b. Bahan pengajaran harus sesuai dengan tingkat sekolah, perkembangan
jiwa serta jasmani murid pada umumnya. Maksudnya guru
memperhatikan apakah masih tingkat pemula atau menengah atau
sudah tingkat tinggi.
c. Bahan pembelajaran pokok pendidikan Agama Islam. Keyakinan dan
kepercayaan menurut Islam, merupakan fondasi ajaran Islam disebut
keimanan. Keimanan inilah yang melandasi semua amal seseorang
yang mengaku beragama Islam, Tanpa landasan keimanan yang benar
semua amal akan sia-sia. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an
surat Ibrahim ayat 18 berbunyi: “ Perumpamaan orang yang kafir
dihadapan Tuhannya, amal-amal mereka adalah seperti abu yang ditiup
angin dengan keras pada suatu hari berangin badai. Mereka tak bisa
mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan…”(
Q.S. Ibrahim ayat 18).
d. Ibadah Kepada Allah SWT.( Fikih).Ibadah merupakan realisasi dari
keimanan seseorang yang sebagai bukti bahw imannya benar. Orang
yang mengatakan beriman tidak mengamalkannya disebut fasik, Orang
yang berpura-pura beriman ibadah hanya untuk mengelabui mata atau
untuk politis belaka supaya terbebas hokum dunia disebut munafiq.
Manusia munafiq ini diancam Allah dengan firmannya: “ Orang yang
munafiq tempatnya di neraka yang paling dalam, tiada yang dapat
menolong mereka” ( Annisa: ayat 145).
e. Cara membaca Al-Qur’an dan membiasakannya.Al-Qur’an merupakan
pedoman pokok umat Islam untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Dengan Al-Qur’an dan hadits Nabilah kita dijamin akan
mendapat kebahagiaan dan tidak akan sesat selamanya. Sesuai sabda
7
Nabi Muhammad SAW berbunyi: “ Telah kutinggalkan bagimu dua
perkara apabila engkau berpegang teguh kepada keduanya engkau
tidak akan sesat selamanya, yaitu kitab Allah(Al-Qur,an) dan sunah
Rasulnya”. (HR. Ibnu ‘Abdil Barri). Oleh sebab itu mempelajari Al-Qur’an
merupakan keharusan bagi umat yang mendambakan petunjuk yang
abadi. Sehingga Nabi memberikan dorongan dengan sabdanya: “ Orang
yang paling baik diantara kamu ialah orang yang belajar Al-Qur’an dan
yang mengajarkannya”.(HR. Bukhari)
f. Pengetahuan hukum Islam.Pengatahuan hukum Islam itu menyangkutan
aturan pribadi dan masyarakat ataupun sanksi-sanksi Allah yang akan
diberlakukan di dunia dan ditangguhkan di akhirat , yang disebut syari’at.
Setiap umat Islam mempunyai kewajiban untuk melaksanakan sebagai
realisasi iman dan penyerahan tanpa syarat keharibaan Allah Maha
Kuasa. Sehingga orang yang tidak mau melaksanakan hukum itu
disebut kafir. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 44
berbunyi: “ … dan siapa yang tidak menghukum dengan apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itulah orang yang kafir”.(Al-Maidah: 44).
g. Pergaulan hidup antara sesama manusia. Pergaulan hidup antara
sesama manusia, baik sesama muslim atau dengan non muslim disebut
mu’amalah. Mu’amalah ini antara lain jual beli, utang piutang, pinjam
meminjam, uapah mengupah,cara bertetangga dan cara bermasyarakat.
C. Tema sentral Pendidikan Agama Islam.
Pengertian tema sentral adalah sub mata pelajaran atau pokok bahasan
dari pendidikan Agama Islam yang minimal yang harus dicapai pada jenjang
pendidikan tertentu. Pada dasarnya tema sentral itu pemenuhan harapan
orang tua, masyarakat, pemerintah serta kebutuhan siswa itu sendiri
tentang pendidikan Agama Islam.
1. Kemapuan siswa untuk beribadah dan membiasakannya dengan baik
dan tertib( kemampuan sholat dan ibadah lainnya).
2. Kemampuan siswa untuk membaca Al-Qur’an dengan baik.
3. Tercerminnya Akhlak yang baik dari siswa
8
Setelah membicarakan materi dan tema sentral pendidikan Agama Islam di
sekolah, barulah kita dapat menentukan tolak ukurnya atau standar
kompetensi Lulusan (SKL).
1. Siswa memiliki pengetahuan fungsional tentang agamanya meliputi
pengetahuan tentang keimanan kepada Allah, keimanan kepada
malaekat, keimanan kepada rasul, tentang qadha dan qadar,
pengetahuan tentang hukam waris, munakahat dan sebagainya.
2. Siswa meyakini agamanya dan menghormati orang lain meyakini
agamanya. Prinsip ini meliputi antara lain : beriman dengan benar,
mensyukuri nikmat Allah dengan memelihara dan mengembangkannya,
toleransi terhadap penganut agama lain, serta menjadi warga Negara
yang baik.
3. Siswa bergairah beribadah . Hal ini tercermin dalam tindakan siswa
antara lain: menunaikan sholat lima waktu, menunaikan sholat jum’at
dengan baik, suka sholat tarawih dan idain, menunaikan ibadah puasa
bulan Romadhan sesuai dengan syarat dan rukunnya yang ditentukan
agama.
4. Siswa berakhlak mulia dan berbudi luhur. Berakhlak mulia dan berbudi
luhur dapat dilihat dalam keadaan sehari-hari berupa: suka bertutur
bahasa yang sopan, berbuat baik kepada orang lain, suka berbakti
kepada orang tua, suka bersih dan kebersihan, suka memelihara
lingkungan hidup, mematuhi aturan yang berlaku, suka mengucapkan
kalimat thoibah, suka melakukan kebiasaan yang baik.
5. Siswa dapat membaca kitab suci agamanya dan berusaha dan berusaha
memahaminya. Dapat membaca kitab suci ini tercermin dalam
kehidupannya antara lain: suka membaca Al-Qur’an, hapal surat-surat
pendek dan mampu menuliskannya.
6. Siswa rajin belajar dan giat bekerja. Kegiatan ini dapatdirealisasikan
dalam bentuk : mereka belajar dengan tertib tanpa perintah dan
berusaha mencapai hasil atau berprestasi baik, suka mengerjakan yang
baik tanpa perintah, suka membantu, mengunjungi dan mendo’akan
temannya yang mendapatkan musibah, peduli terhadap orang yang
lemah, ikut memelihara tempat ibadah dan lingkungan sekitarnya.
9
7. Siswa mensyukuri nikmat Allah swt. Kemauan mensyukuri nikmat Allah
dapat dinyatakan berupa: suka memelihara kebersihan dan kesehatan
jasmani dan rohani, suka memelihara milik pribadi dan milik bersama
dengan cermat, kemampuan menggunakan ilmu dan keterampilan yang
dimiliki untuk kebaikan. Suka memelihara milik bersama untuk
kepentingan umum seperti telpon/ jembatan dan sebagainya
8. Kemampuan menciptakan kerukunan hidup antar warga dan golongan.
Suasana ini tergambar dalam bentuk: siswa tidak mengganggu orang
lain dalam beribadah, tidak mengganggu dan merusak tempat ibadah,
bergaul dengan orang lain sekalipun berbeda agama namun tetap
menghormati keyakinan agama masing-masing.
D. Metode pengajaran
Metode dan Strategi Belajar ialah pola umum perbuatan guru dan
murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar, sedangakan metode
berasal dari kata Yunani ( Greek ) yang terdiri dari ( metha = melalui/
melewati hodos = jalan/cara ). Jadi metode belajar mengajar berarti jalan
atau cara yang yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan pengajaran.
Strategi dan metode ini mutlak harus digunakan dalam proses belajar
mengajar, supaya kita mencapai tujuan yang maksimal, tanpa metode dan
strategi akan mendapatkan banyak kendala dalam pelaksanaan pendidikan.
Hal ini sesuai dengan tuntutan Allah dalam surat 16 An-Nahal ayat 125
berbunyi:Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang
yang mendapat petunjuk.Disini dijelaskan supaya dalam memberikan
pelajaran dilaksanakan dengan bijaksana atau dengan strategi dan metode
yang baik agar mencapai hasil yang baik pula. Metode yang dapat yang
digunakan dalam proses belajar sangat beragam.
Menurut Hasibuan Dip. Ed dkk ada enam macam yaitu: metode
ceramah, Tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, simulasi dan
demontrasi.Menurut Tim Bakti Guru, metode belajar mengajar itu terdiri
empat belas macam yaitu: Penugasan, proyek, diskusi , ekprimen,
10
widyawisata, bermain peran, demontrasi, sosiodrama, pemecahan masalah,
Tanya jawab, ceramah, latihan, bercerita dan pameran.
Menurut Prof Dr Winarno Surakhmad metode belajar mengajar itu
terdiri dari delampan metode yaitu: ceramah, tanyajawab, diskusi, latihan,
demontrasi, ekprimen, karyawisata dan kerjakelompok.Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa metode belajar mengajar itu bervariasi sekali jika
variasi ini diterapkan dengan seksama dalam pengajaran maka guru dan
murid tidak akan cepat jemu dalam mengajar. Adapun metode itu ialah:
a. Metode ceramah.
Metode ceramah suatu metode mengajar yang penyajian materinya
melalui penuturan dan penerangan lisan guru kepada siswa.
b. Metode Tanya Jawab.
Metode Tanya Jawab suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui
sebagai bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa atau
sebaliknya.
c. Metode diskusi.
Metode diskusi suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana
tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dalam suatu
masalah.
d. Metode kerja kelompok.
Metode kerja kelompok cara penguasaan bahan pelajaran dengan
mengerjakan tugas atau topic secara berkelompok.
e. Metode simulasi.
Metode simulasi suatu cara mengajar dengan perbuatan hanya berpura-
pura atau berlaku sebagai dalam ituasi tertentu.
f. Metode demonstrasi.
Metode demontrasi suatu cara mengjar dengan mempertunjukkan
sesuatu atau cara mengerjakan sesuatu.
g. Penugasan.
Metode penugasan suatu cara penyajian dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan
petunjuk langsung yang dispersiapkan guru sehingga dapat mengalami
secara nyata baik perkelompok atau perorangan.
11
h. Eksprimen.
Metode eksperimen suatu cara penyajian materi dengan pemberian
kesempatan kepada siswa secara perorangan atau kelompok untuk
melakukan percobaan mandiri, siswa merencanakan, menemukan fakta,
mengumpulkan data, meneliti variable dan memecahkan masalah.
i. Metode proyek.
Metode proyek suatu cara penyajian dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menghubungkan dan mengembangkan sebanyak
mungkin pengetahuannya dalam membahas suatu topic.
j. Widyawisata.
Metode widyawisata suatu cara penguasaan bahan pelajaran dengan
membawa langsung siswa kepada obyek yang akan dipelajari diluar
kelas.
k. Bermain peran.Metode
Bermain peran suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dalam memerankan
dirinya sebagai tokoh atau benda mati.
l. Sosiodrama.
Metode sosiodrama suatu cara mengajar dengan pemberian
kesempatan kepada siswa agar bias melakukan kegiatan dalam
kehidupan social.
m. Pemecahan masalah.
Pemecahan masalah suatu cara mengajar dengan pemberian
kesempatan kepada siswa untuk dapat menyelesaikan masalah tertentu.
n. Metode latihan.
Metode latihan suatu cara mengajar dengan melatihkan sesuatu dalam
rangka pengembangan suatu keterampilan.
o. Metode bercerita.
Metode bercerita suatu penuturan dengan lisan kepada orang lain
mengenai suatu topic atau peristiwa. Oleh guru sendiri atau siswa yang
ditugaskan oleh guru.
p. Metode pameran.
Metode pameran suatu cara mengajar dengan membawa siswa untuk
mengamati suatu pameran kelas, sekolah atau gugus sekolah.
12
q. Metode e-learning.
Metode belajar melalui internet sebagai medianya.
E. Proses Belajar Mengajar.
Proses belajar mengajar adalah rangkaian kegiatan untuk mencapai
tujuan pengajaran yang ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar ada
beberapa hal yang perlu diperhatian supaya kegiatan itu berjalan dengan
maksimal. antara lain ialah:
a. Prinsip proses belajar mengajar.
Ada beberapa pinsip dasar dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Prinsip motivasi.Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya
memperhatikan motif yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Guru berperan sebagai motifator.
2. Prinsip latar.Guru harus mempertimbangkan tentang pengetahuan,
perasaan, keterampilan, sikap dan nilai, serta pengalaman yang telah
dimiliki siswa supaya kegiatan belajar megajar berjalan lebih efektif
dan efesien.
3. Prinsip pemusatan perhatian.Pelajaran direncanakan menurut suatu
pola tertentu sehingga dapat menarik minat siswa, sehingga pikiran
terpusat dengan topic yang kita bicarakan atau kita pelari.
4. Prinsip keterpaduan.Guru hendaknya mengaitkan suatu bahan
pelajaran dengan bahan pelajaran lainnya, baik dalam dalam satu
mata pelajaran maupun mata pelajaran lainnya ada kaitannya.
5. Prinsip pemecahan masalah. Mengajar seharusnya diberikan
pelajaran yang bermasalah sehingga murid peka terhadap masalah,
akhirnya terbiasa memecahkan masalah yang dihadapi.
6. Prinsip menemukan sendiri.Kegiatan belajar megajar hendaknya
memberikan kesempatan kepada murid untuk untuk
mengembangkan potensi mencari, menemukan fakta dan informasi
secara mandiri.
7. Prinsip belajar sambil bekerja. Bekerja menimbulkan pegalaman
yang bergua. Pengalaman yang diperoleh melalui bekerja
merupakan hasil belajar yang tidak mudah dilupakan, maka
sebaiknya diadakan belajar sambil bekerja.
13
8. Prinsip belajar sambermain. Sesuai dengan kehidupan jiwa anak
bahwa mereka sangat senang dengan permainan. Dalam belajar
perlu diciptakan suasana gembira dan menyenangkan dalam bentuk
kegiatan bermain kreatif.
9. Prinsip hubungan social. Dalam berlajar siswa dilatih untuk
bekerjasama, karena kepribadian murid banyak dipengaruhi oleh
lingkungan social.
F. Pengelolaan Proses Belara Mengajar.
Proses belajar mengajar merupakan dapur untuk memasak semua
komponen dalam mencapai hasil yang diinginkan.
1. Pengorganisasian kelas.
Untuk menciptakan suasana yang menggairahkan serta memingkinkan
terjadinya komunikasi yang baik, diaturlah sebagai berikut:
a. Pengaturan ruang belajar dan perabot, Pengaturan ini ditata
sedemikian rupa dengan mempertimbangkan bentuk ruang kelas,
bentuk serta ukuran bangku, jumlah murid pada tingkat kelas yang
bersangkutan, jumlah kelompok dalam kelas tersebut, jumlah murid
dalam tiap kelompok.
b. Pengaturan murid dalam belajar, Dalam pengaturan murid ini yang
perlu diperhatikan: Apakah kegiatan secara individual, berpasangan
atau klasikal, apakah secara berkelompok, siapakah yang
menentukan kelompok itu, berapa jumlah dalam tiap kelompok,
apakah berubah atau tetap.
2. Metode belajar mengajar.
Metode ini dibicarakan tersendiri pada bagian lain
3. Sarana dan sumber belajar.
Sarana dan sumber belajar mengajar sangat menentukan dalam proses
belajar :
a. sarana belajar,dalam memilih sarana dapat digunakan patokan
sebagai berikut :
menarik perhatian dan minat siswa,
membawa siswa kearah yang nyata
mengurangi verbalisme,
14
merangsang tumbuhnya pengertian dan usaha
mengembangkan nilai-nilai,
serbaguna dan berfungsi ganda,
sederhana dan mudah dirawat serta digunakan,
dapat dibuat oleg guru atau murid dalam lingkungan alam
sekitarnya.
b. Sumber belajar,Sumber belajar meliputi antara lain: buku paket, buku
pelengkap,brosur, majallah, surat kabar, poster, lembar informasi
lepas, naskah, dokumen, kiliping, rekaman, televise, radio, internet
dan lingkungan.
4. Teknik Evaluasi.
Evaluasi merupakan suatu komponen pengajaran tak dapat diabaikan,
tanpa evaluasi kita sulit untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan
suatu pendidikan dan pengajaran. Pada zaman modern ini evaluasi
bukan saja di terapkan di pendidikan dan pengajaran melainkan juga
digunakan kantor-kantor, badan-badan usaha untuk mengukur
sejauhmana kegiatan dan usaha telah mencapai tujuan yang telah
ditatapkan sebelmnya.
a. Pengertian evaluasi.
Menurut kamus bahasa Inggeris S Wojowasito dkk evaluasi berasal
dari “to evaluate = memberi nilai. Dalam pendidikan eavaluasi berarti
memberi penilaian untuk mengukur kemampuan yang diperoleh dari
kegiatan belajar mengajar atau sejauhmana kemampuan seseorang
yang telah dimiliki sehingga dapat menempatkan dalam keadaan
yang tepat dan sebagainya sesuai dengan tujuan diadakannya
evaluasi tersebut.
b. Tujuan Evaluasi.
Tujuan evaluasi dalam pendidikan dapat diholongkan kedalam empat
kategori yaitu:
1. Memberikan umpan balik ( feed back) kepada guru sebagai dasar
untukmemperbaiki program satuan pelajaran atau proses belajar
mengajar.
15
2. Menentukan hasil kemajuan belajar siswa, antara lain berguana
untukbahan laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas
dan menentukan lulustidak seorang siswa.
3. Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
Misalnya dalam penentuan tingkat, kelas atau jurusan.4).Untuk
mengenal latar belakang psikologis, fisik dan lingkungan siswa,
terutama yang mengalami kesulitan belajar.
c. Jenis dan fungsi evaluasi.
Sesuai dengan tujuan tersebut diatas maka jenis dan fungsi evaluasi
dapat di golongkan sebagai berikut:
1. Penilaian formatif.Penilaian formatif, berfungsi untuk memperbaiki
proses belajar mengajar atau memperbaiki program satuan
pelajaran.
2. Penilaian sumatif.Penilaian sumatif, yakni penilaian yang
dilakukan setiap akhir semester atau catur wulan setelah
menyelesaikan sekian pokok bahasan. Berfungsi untuk
menentukan angka kemajuan belajar tahap tertentu.
3. Penilaian penepatan atau placement. Penilaian penempatan ini
berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar
mengajar yang sesuai.
4. Penilaian diagnostic.Penilaian diagnostic ini berfungsi untuk
mengetahui permasalahan yang dialami siswa, sehingga dengan
data ini dijadikan acuan untuk membantu siswa tersebut dalam
mengatasi kesulitan belajarnya.
d. Penggunaan data evaluasi.
Data yang diperoleh dari hasil evaluasi tersebut dapat digunakan
untuk pelbagai keperluan antara lain:
1. Keperluan Administrasi.Data evaluasi digunakan untuk
melengkapi laporan-laporan baik untuk orang tua murid maupun
untuk instansi- instansi vertikal yang memerlukan yang dilakukan
secara priodik tentang kemajuan murid atau kemajuan sekolah
itu.
2. Keperluan pengajaran.Data evaluasi juga dapat digunakan untuk
memilih metode yang baik dalam situasi belajar yang sesuai,
16
untuk mengelompokkan murid dalam kelas, untuk
mengindentifikasi murid yang pandai sedang dan yang lambat
belajar.
3. Keperluan Bimbingan dan Penyuluhan.Data evaluasi dapat
digunakan untuk bahan acuan dalam memberikan bimbngan dan
penyuluhan kepada siswa yang mempunyai permasalahan,
sehingga kesulitan-kesulitan itu dapat diatasi dengan maksimal.
4. Data Penyelidikan.Data evaluasi dapat digunakan untuk
keperluan penyelidikan untuk meninjau efektifitas metode
mengajar, kurikulum, system pengajaran dan lain sebagainya. Hal
ini biasa dilaksanakan oleh lembaga pemerintah, atau biro/badan,
seperti Lembaga Penelitian Pendidikan IKIP dan sebagainya.
e. Cara dan Tehnik Penilaian.
1. Cara Penilaian.
Penilaian yang dapat ditempuh melalui dua cara pendekatan:
cara kwantitif, Suatu penilaian yang diberikan dalam bentuk
angka.
cara kwalitatif, suatu penilaian dalam bentuk pernyataan
verbal, misalnya, baik, cukup, kurang memuaskan dan
sebagainya.
2. Teknik Penilaian.
Teknik yang sering digunakan dalam evaluasi ada dua kategori
yaitu:
Teknik menggunakan tes, suatu cara yang diberikan kepada
seseorang yang akan dinilai supaya memberikan respon, dari
respon itu guru dapat memberikan penilaian. Teknik tes ini
terdiri dari: tes uraian, tes objektif, tes lisan, tes perbuatan,
laporan, karangan dan tes diagostik.
Teknik tidak menggunakan tes atau non tes, teknik ini terdiri
dari : observasi, skala sikap, wawancara dan sosiometrik.
f. Tahapan Evaluasi Hasil Belajar.
Tahapan evaluasi hasil belajar disekolah meliputi langkah sebagai
berikut :
17
1. Tahap perencanaan evaluasi.Evaluasi yang baik adalah evaluasi
yang langkah direncanakan secara baik pula, hal yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan tes hasil antara lain: obyek
yang akan dievaluasi, bentuk apa yang sesuai dengan materi
tersebut, berapa lama waktu yang diperlukan.
2. Pelaksanaan evaluasi.Tahapan pelaksanaan evaluasi ini harus
dilakukan secara baik, situasi dapat diciptakan sehingga hasilnya
valid, merupakan perolehan terlepas dari unsur yang merusak
nilai itu.
3. Analisis evaluasi.Tahapan analisis ini, suatu tahap menganalisa
hasil evaluasi untuk berbagai keperluan baik untuk umpan balik
ataupun untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
4. Pelaporan hasil evaluasi.Setelah melalui tahapan sebelumnya
maka diadakan prlaporan baik kepada instansi atasan ataupun
kepada orang tua murid.
g. Obyek evaluasi.
Menurut Tyler, obyek evaluasi itu terdiri dari beragam aspek
kepribadian yaitu: Aspek befikir, termasuk diantaranya : inteligensi,
ingatan, cara menginterpretasi data, pemikiran logis dan sebagainya.
Kajian sholat lima waktu.Sholat adalah tiangnya agama Islam,
sholat merupakan amal yang pertama kali dipertanggungjawabkan nanti di
hari kiamat, bila sholatnya baik maka amal yang lain jadi baik, jika
sholatnya rusak maka amalyang yang lain jadi tercemar. Sholat
dicanangkan oleh Allah SWT untuk membentuk kepribadian seorang
muslim yang tangguh, dalam sholat Allah mengajarkan hidup disiplin, hidup
sabar,bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat,hidup bersih lahir dan
batin, menahan diri dan pengendalian diri, berkomunikasi dengan
Khaliknya, Inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji kebiasaan sholat
lima waktu yang sudah jauh dari yang dicontohkan Rasulullah,
beberapakali survey kecil, setiap kelas yang kami survey tidak lebih 15 %
yang sudahmelaksanakan sholat lima waktu secara rutin lima kali sehari
semalam, survey secara kwantitas belum lagi sebagai kwalitas tentu lebih
banyak lagi.
18
Peningkatan kebiasaan sholat lima waktu.Yang dimaksud
kebiasaan disini ,adalah nilai yang sudah menjadi sikap pribadi seseorang,
yang dapat dikerjakan tanpa berpikir, kebiasaan seperti ini yang disebut
dengan akhlak. Dengan harapan semoga sholat itu akhirnya menjadi
akhlak bagi siswa yang mengamalkannya.
Motivasi multi aspek.Yang kami maksudkan motivasi multi aspek.
Terdiri dari kata motivasi, multi dan aspek. Yang dimaksud mativasi adalah
unsur yang mendorong seseorang untuk menggerakkan mengerjakan
sesuatu, multi aspek artinya beragam bentuk. Multi yang saya maksud
disini antara lain: motivasi melalui kajian sholat, melalui kajian diri
siswa ,melalui kajian nikmat, meleui video penciptaan alam semesta.
G. Metode yang digunakan.
Metode yang digunakan adalah memberian motivasi melalui
memperdalam kajian sholat, melalui kajian nikmat umumnya, melalui kajian
diri pribadi siswa, melalui video penciptaan Alam semesta. Sehingga semua
potensi rohani dan jasmaninya bisa berfungsi dengan lebih baik. Sehingga
terdorong untuk mensyukuri nikmatNya salah satunya adalah melakukan
shalat lima waktu.
19
BAB IIIPROSEDUR PENELITIAN
A. Mengadakan survey awal.
Survey awal yang dimaksud ialah menanyakan secara lisan tentang
kebiasaan sholat siswa kelas 3 SD Negeri 2 Tanjungsari. Saya mendapat
data hanya + 15 % dari kelas itu yang sholat sudah rutin lima kali sehari
dan semalam. Oleh sebab itu saya terdorong untuk mengetahui apakah
yang menyebabkan hal itu terjadi bagaimana jalan keluarnya.
B. Membuat tahapan penelitian dan evaluasi.
1. Pada siklus pertama memotivasi siswa dengan kajian makna sholat
supaya siswa lebih paham makna sholat secara keseluruhan. Sehingga
dia dapat menyayangi sholat dan membiasakannya.Setelah itu
memberikan format isian keadaan sholatnya selama tujuh hari, setelah
tujuh hari format yang diisi siswa dan ditandatangai oleh orang tua
diambil kembali untuk dianalisa dan dievaluasi untuk menyetahui
hasilnya.
2. Pada siklus pertama diambil sebagai acuan siklus kedua siapa berubah
menjadi lebih baik atau sebaliknya menjadi malas, maka pada siklus
kedua ini sudah diadakan pendekatan yang intensif kepada siswa yang
berubah menjadi malas, disamping itu memotivasi dengan kajian nikmat
yang diberikan Allah baik bersifat pribadi ataupun bersifat umum.
Setelah itu siswa diberi format isian untuk diisi sesuai sholat yang
mereka laksanakan dalam tujuh hari berikutnya. setelah format itu diisi
siswa dan ditandatangai oleh orang tua diambil kembali untuk dianalisa
dan dievaluasi untuk menyetahui hasilnya.
3. Dari evaluasi siklus kedua hasilnya ada peningkatan namun masih ada
siswa yang cendrung turun maka pada siklus ketiga saya analisa
beberapa pribadi yang cendrung cuek serta diadakan pendekatan
dengan memanggil serta mengoreksi informasi dan melalui informasi
diadakan motivasi yang sesuai dengan siswa yang bermasalah tersebut.
setelah format itu diisi siswa dan ditandatangai oleh orang tua diambil
20
kembali untuk dianalisa dan dievaluasi untuk menyetahui hasilnya.
mengengvaluasi kegiatan
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Rekapitulasi. Siklus I
REKAPITULASI SHOLAT LIMA WAKTU SISWA
Diteliti dari tanggal 06 s/d 08 Januari 2014 Siklus I
NO Nama SiswaZhuh
urAshar Magrib Isya
Shub
uhKet.
1 ALFIN 7 7 7 7 7 100,00
2 CECEP 6 6 7 7 7 94.29
3 DADI 7 6 6 5 4 80.00
4 DAYAT 4 4 6 7 7 80.00
5 DEA ANDINI 7 7 7 7 7 100.00
6 DEDI 7 7 7 7 7 100.00
7 DIAN NURAMDAN
7 5 6 6 7 88.57
8 EGA NUGRAHA 4 6 7 6 4 88.57
9 GISKA APRILIA 6 7 7 6 3 82.86
10 INDRIANI 4 4 6 4 4 62.86
11 NABILA 7 4 7 5 7 85.71
12 NURHIDAYAH 6 7 7 7 7 97.14
13 PIPIT 5 4 4 7 7 77.14
14 RAHMAN 4 5 7 7 7 85.71
15 RENDI 6 7 7 7 4 88.57
16 RIFKI 3 1 5 6 7 62,86
17 SAHANAS MUNI
4 3 7 4 1 54,29
18 TAUFIK 7 2 7 4 5 71,43
19 WAWAN 5 5 5 5 3 65,71
Persentase 80,95 76,19 93,6586,2
483,07 84,02
22
2. Rekapitulasi Siklus II
REKAPITULASI SHOLAT LIMA WAKTU SISWA
Diteliti dari 10 s/d 12 Pebruari 2014 Siklus II
NO Nama SiswaZhuh
urAshar Magrib Isya
Shubu
hKet.
1 ALFIN 7 7 7 7 7100,0
0
2 CECEP 4 7 7 7 7 91,43
3 DADI 5 5 7 6 5 80,00
4 DAYAT 3 5 6 7 6 77,14
5 DEA ANDINI 7 7 7 7 7100,0
0
6 DEDI 7 7 7 7 7100,0
0
7 DIAN NURAMDAN
6 6 5 4 2 65,71
8 EGA NUGRAHA 4 7 6 7 5 82,86
9 GISKA APRILIA 5 7 7 5 0 68,57
10 INDRIANI 7 7 7 7 7100,0
0
11 NABILA 4 5 6 0 6 60,00
12 NURHIDAYAH 7 7 7 7 7100,0
0
13 PIPIT 6 7 7 7 5 91,43
14 RAHMAN 3 4 5 4 6 62,86
15 RENDI 4 7 7 7 6 88,57
16 RIFKI 7 7 7 7 7100,0
0
17 SAHANAS MUNI
5 6 7 5 580,00
4
18 TAUFIK 4 2 7 3 5 60,00
19 WAWAN 7 7 7 7 7100,0
0
Persentase 77,78 88,36 95,77 86,77 80,42 85,82
23
24
3. Rekapitulasi Siklus III
REKAPITULASI SHOLAT LIMA WAKTU SISWA
Diteliti dari tanggal 17 s/d 19 Maret 2014 Siklus III
NO Nama SiswaZhuh
urAshar Magrib Isya
Shub
uhKet.
1 ALFIN 7 7 7 7 7 100,00
2 CECEP 5 3 7 5 5 71,43
3 DADI 6 6 7 7 5 88,57
4 DAYAT 5 5 6 7 6 82,86
5 DEA ANDINI 7 7 7 7 7 100,00
6 DEDI 7 7 7 7 7 100,00
7 DIAN NURAMDAN
4 7 4 0 4 54,29
8 EGA NUGRAHA 6 6 7 6 6 88,57
9 GISKA APRILIA 7 7 7 7 7 100,00
10 INDRIANI 6 6 7 7 5 88,57
11 NABILA 7 6 7 5 7 91,43
12 NURHIDAYAH 7 7 7 7 7 100,00
13 PIPIT 6 6 7 7 7 94,29
14 RAHMAN 5 5 7 7 6 85,71
15 RENDI 7 7 7 7 7 100,00
16 RIFKI 4 4 4 4 4 57,14
17 SAHANAS MUNI
7 7 7 7 7 100,00
18 TAUFIK 6 0 7 1 7 60,00
19 WAWAN 6 7 7 7 6 94,29
Persentase 85,71 85,71 96,30 84,13 86,24 87,62
4. Analisis data yang diperoleh dari tiga siklus.
Pada langkah pertama kami memberikan motivasi kepada siswa
kelas 3 untuk mendalami arti sholat dan kandunganya, bagaiman
manfaatnya bila kita merotinkan sholat, sekaligus merupakan tanda syukur
kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang berlimpah kepada
kita. pemberian motivasi melalui memperdalam kajian sholat,. Dan diberikan
pendataan yang diisi oleh siswa selama satu minggu sesuai dengan sholat
yang mereka kerjakan
25
1. Siklus pertama.
Siklus pertama kami laksanakan dari tanggal 06 sampai 08 Januari
2014 Dari data itu diperoleh data sholat Zuhur yang dilaksanakan
=80,95%, sholat ashar =76,19%, Sholat Magrib=93,65 , sholat
Isya=86,24 , sholat shubuh=83,07 Kumulatif = 84,02.
2. Siklus kedua.
Siklus kedua kami laksanakan berdasarkan hasil yang belum maksimal
dari siklus I maka diadakan pendekatan bagi siswa yang masih jauh dari
yang diharapkan tentang kebiasaan sholatnya. Kami dorongan siswa
untuk lebih mengenal sholat, pemberian motivasi melalui kajian nikmat
umumnya, melalui kajian diri pribadi siswa, mendorong yang masih
sangat jarang sholat untuk lebih memahami dan manfaat syukur kepada
Allah melalui sholat, Pelaksanakan tanggal 10 s/d 12 Pebruari 2014,
dengan membagikan formulir isian, saya memperoleh data sebagai
berikut yang melaksanakan sholat zuhur =77,78 , sholat ashar = 88,36 ,
sholat Magrib = 95,77 , sholat Isya = 86,77 , sholat shubuh = 80,42 ,
kumulatif = 85,42.
3. Siklus ketiga.
Siklus ketiga kami laksanakan dari tanggal 17 s/d 19 Maret 2014.
Siklus ini berdasar data siklus kedua yang belum memuaskan, sehingga
mengadakan pendekatan kepada siswa yang masih malas untuk sholat,
supaya rajin sholat, dan memotivasi melalui video penciptaan Alam
semesta.Pada siklus ini siswa didorong untuk menggunakan semua
potensi mereka yang diamanahkan Allah kepada mereka, kami
memperoleh data sebagai berikut: Yang melaksanakan sholat Zuhur =
85,71 , sholat ashar = 85,71 , sholat Magrib = 96,30, sholat Isya =
84,13 , sholat shubuh = 86,24 , kumulatif = 87,62.4.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Analisa Kemajuan kemajuan pada siswa. Dari Tabel I ,II dan III dapat
kita baca pelaksanaan sholat Zuhur berbanding sebagai berikut Siklus I
80.95 %, siklus II turun 77.78 % dan siklus III meningkat menjadi 85.71%.
cendrong naik.Pelaksanaan Sholat Ashar berbanding sebagai berikut Siklus
76.19%, Siklus II naik menjadi 88.36% dan siklus III turun sedikit menjadi
85.71%. cendrong naik.Pelaksanaan sholat Magrib berbanding sebagai
berikut siklus I 93.65%, Siklus II naik menjadi 95.77% dan siklus III naik
menjadi 96.3% cenderung naik.Pelaksanaan sholat isya berbanding
sebagai berikut siklus I 86.24% , Siklus II naik menjadi 86.77 dan siklus III
turun 84.13% cendrong turun.Pelaksanaan sholat Shubuh berbanding
sebagai berikut siklus I 83.07%, Siklus II turun 80.42% dan siklus III naik
menjadi 86.24% cendrong naik. Dari lima sholat hanya satu yang cenderung
turun yaitu sholat Isya.
Apabila dilihat presentase keseluruhan.Secara keseluruhan dapat
lihat dari tabel pada siklus pertama 84.02 %, pada siklus II naik menjadi
85.82 dan pada siklus III naik menjadi 87.82. dari data ini dapat lihat ada
kecendrongan makin naik.
Bila dikelompokkan antara A. antara 89.99%- 100%, B. antara
69.99- 89.99, C. antara 50.00 – 69.99 dan D <.50.00. A bobotnya 4 , B
bobotnya 3, C bobotnya 2 dan D bobotnya 1. a. Pada siklus I A terdapat = 7
orang, B terdapat =10 orang , C terdapat = 4 orang, b. Siklus II A terdapat 9
orang, B terdapat 7 orang , C terdapat 5 orang.c. Siklus III A terdapat 13
orang, B terdapat 5 orang C terdapat 3 orang.
Dari keadaan itu ada kecenderungan makin baik dan makin
sempurna sholatnya. Lebih lanjut lihat grafik. Secara keseluruhan dapat
dilihat lebih kemajuannya
27
B. SARAN
1. Dari hasil penelitian ini di harapkan para siswa / siswi lebih
meningkatkan kedipsiplinanya mengenai sholat
2. Siswa / siswi memahami arti sholat yang sesungguhnya
3. Para peserta didik dan lingkungan (orang tua) turut ikut andil dalam
menumbuhkan kewajiban melaksanakan sholat.
4. Adakan kegitan rutin para siswa /siswi dalam memimpin sholat untuk
menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang ber akhlak baik , jujur dan
sopan, Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif.
28
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Depdikbud, (1997). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah
Depdikbud, (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah
Depdiknas, (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Darma Bakti.
Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar.
Jakarta: Pusat Kurikulum
IAID Ciamis, (2001). Panduan Penyusunan Skripsi di Lingkungan Institut
Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa barat. Ciamis: Tanpa
Penerbit.
Hermawan, Rosadi dkk, (2002). Etika Keguruan. Jakarta: Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam.
Udin Syaefudin S, (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wardani, I.G.A.K, (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
29