PROSEDUR PEMROSESAN DATA GPS Pengolah Data Sumber Daya Air – Pengelolaan Aset Irigasi
Prose dur Pemrosesan Data GPS
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 1
Gambar diatas memperlihatkan urutan pemrosesan data GPS berdasarkan aktivitas sebagai berikut :
1. Penelusuran (walkthrough) GPS 2. Mapsource 3. DNR Garmin 4. Quantum GIS 5. PDSDA PAI
I. Penelusuran GPS
Tim yang akan melaksanakan penelusuran GPS paling tidak terdiri dari tiga orang dikarenakan ada tiga kegiatan yang dilakukan secara paralel dan memerlukan ketelitian. Meskipun sebenarnya, kegiatan tersebut bisa dilakukan hanya satu orang saja, namun demikian tentunya bahwa tim yang lebih banyak akan lebih meningkatkan kualitas hasil pekerjaan. Fungsi dari masing-masing personil tersebut adalah sebagai berikut :
1. Personil pertama akan mengoperasikan GPS 2. Personil kedua akan mengisikan formulir-formulir yang terkait 3. Personil ketiga akan melakukan pemotretan terhadap aset
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 2
I.1. Daftar Peralatan
Sebelum walkthrough GPS dilakukan, pastikan bahwa peralatan dan dokumen-dokumen sebagai berikut tidak tertinggal, yaitu :
1. GPS 2. Kamera Dijital 3. Pulpen/Pensil 4. Formulir Kodifikasi GPS (Lihat Form-1). 5. Formulir Pengambilan GPS untuk bangunan (Lihat Form-2). Agar tidak
kekurangan, maka untuk amannya dalam satu kali survey formulir ini dibawa rangkap 3.
6. Formulir Pengukuran GPS untuk saluran (Lihat Form-3). Agar tidak kekurangan, maka untuk amannya dalam satu kali survey formulir ini dibawa rangkap 2.
7. Formulir survey aset irigasi (bangunan dan saluran). Untuk setiap aset (bangunan dan saluran) terdiri atas dua lembar. Lembar pertama adalah lembar untuk mengisi data-data teknis dari aset dan lembar kedua adalah untuk pengisian data dinamis (kondisi, fungsi, biaya, dll). Untuk keperluan pada saat survey GPS, cukup dibawa form lembar kedua, karena data pada lembar pertama bisa diisikan di kantor dengan melihat dokumentasi spesifikasi teknis dari setiap aset. Formulir ini diperbanyak sesuai dengan perkiraan jumlah aset yang akan disurvey.
Catatan : 1. Penelusuran harus dimulai dari bangunan utama dan berakhir di bangunan
utama juga. Lihat daftar bangunan yang dikelompokkan sebagai bangunan utama pada Form-1.
2. Jika jaringan yang akan disurvey adalah jaringan pembawa, maka track survey harus diawali dari hulu ke hilir. Sebaliknya, jika jaringan pembuangan, maka track survey harus diawali dari hilir ke hulu.
I.2. Teknik Pengambilan Foto
Pengambilan foto terhadap aset bangunan dilakukan paling sedikitnya terhadap tiga situasi yang menggambarkan kondisi sebagai berikut :
1. Tampak keseluruhan bangunan dan sekitar bangunan (denah lokasi) 2. Tampak detil bangunan 3. Tampak detil kerusakan
Pengambilan foto terhadap situasi yang lain sangat dianjurkan untuk mendukung penilaian visual terhadap aset di kantor. Sebagai contoh : Foto tampak ke saluran bagian hulu dan hilir. Pengambilan foto terhadap aset saluran dilakukan setiap kali menemui titik-titik kerusakan saluran.
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 3
I.3. Daftar Peralatan
Persiapan sebelum dilakukan penelusuran (walkthrough) adalah sebagai berikut :
A. Hidupkan alat receiver GPS dengan cara menekan tombol ON/OFF sesuai dengan tipe dan jenis alat nya .
B. Pastikan receiver GPS telah di setup sebagai berikut : a. Position format nya sbb : ddd˚mm’ ss.ss” b. Map Datum nya : WGS 84
C. Pastikan pada receiver GPS tersebut tidak terdapat data waypoint dan tracks yang tersimpan dalam memory dan status track dalam keadaan Off. Kalau terdapat data lain agar dikosongkan (delete).
D. Pastikan receiver GPS telah menerima sinyal dari 4 satelit (minimal) dan muncul tampilan halaman informasi satelit beserta nilai koordinat yang terukur.
I.4. Langkah-Langkah Penelusuran
Langkah-langkah pada saat melakukan penelusuran (walkthrough) :
1. Jika tersedia skema irigasi, maka lakukan penelusuran mengikuti skema 2. Dimulai dari lokasi bangunan utama, misalnya Bendung, berdirilah dekat dengan
posisi intake bendung. Lakukan sebagai berikut : a. Setelah receiver GPS menunjukkan ketelitian maksimal (misal nya ± 5m atau
lebih teliti lagi), lakukan perekaman data waypoint dengan cara menekan tombol enter beberapa detik (pada GPS Garmin tipe yang lain tekan tombol
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 4
mark) sehingga muncul nomor waypoint pada layar mark waypoint, untuk di save tekan tombol OK, nilai defaultnya adalah 001.
b. Isi form-2, sebagai berikut :
NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
NO. URUT SALURAN
NAMA BANGUNAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 A02 Bendung Pasar Baru BKw.01 1,2,3
Pengisian :
Nomor urut bangunan harus diisikan sama dengan nomor waypoint simbol
Kode bangunan diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk bendung adalah A02)
No. Urut saluran dikosongkan karena bangunan yang diambil adalah bangunan utama (bukan bangunan pelengkap)
Nama bangunan dan nomenkatur diisikan, jika ada
Nomor urut foto diisi nomor foto (pada contoh ini dimisalkan dilakukan tiga kali pengambilan foto)
c. Pengambilan foto terhadap aset bangunan (lihat teknik pengambilan foto) d. Pengisian formulir PAI mengenai kondisi dan fungsi aset, biaya dan lain-lain
3. Sebelum berjalan menyusuri saluran ”On” kan Tracknya untuk melakukan
pengambilan posisi koordinat dari track saluran.
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 5
a. Isi form-3 sebagai berikut :
NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 C01 001 Saluran Primer BKw.01- 4,5
Pengisian :
Nomor urut saluran harus diisikan unique (untuk memudahkan dalam mengingat, sangat dianjurkan setiap kali survey dimulai dengan 001)
Kode saluran diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk saluran primer adalah C01)
No. Bgn hulu adalah nomor urut bangunan hulu ruas saluran (dalam contoh ini adalah 001 untuk bendung)
No, Bgn hilir adalah nomor urut bangunan hilir ruas saluran (dalam contoh ini dikosongkan dahulu, baru diisikan jika sudah bertemu dengan bangunan utama perubah debit)
Nama saluran dan nomenkatur diisikan sesuai dengan asetnya
Nomor urut foto diisi nomor pengambilan foto (misalkan dalam contoh ini dilakukan dua kali pengambilan)
b. Isi formulir PAI mengenai saluran 4. Penelusuran dilanjutkan, jika ditemukan kerusakan pada saluran maka lakukan
pengeditan terhadap formulir PAI saluran, lakukan pengambilan foto dan tambahkan nomor urut foto ke form-3 (misal: dilakukan tiga kali pengambilan foto), maka form-3nya menjadi sebagai berikut :
NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 C01 001 Saluran Primer BKw.01- 4, 5, 6, 7, 8
5. Jika bertemu dengan bangunan pelengkap, maka lakukan kembali pengambilan
waypoint (lihat proses nomor 2), nilai defaultnya adalah 002.
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 6
a. Isi form-2, sebagai berikut :
NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
NO. URUT SALURAN
NAMA BANGUNAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 A02 Bendung Pasar Baru BKw.01 1,2,3
002 B01 001 Bangunan Ukur BKw.01.A 9,10,11
Pengisian :
Nomor urut bangunan harus diisikan sama dengan nomor waypoint simbol
Kode bangunan diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk bangunan ukur adalah B01)
No. Urut saluran diisi 001, karena bangunan tersebut adalah bangunan pelengkap dan 001 adalah kode ruas saluran dimana bangunan pelengkap tersebut berada
Nama bangunan dan nomenkatur diisikan sesuai dengan asetnya
Nomor urut foto diisi nomor foto (pada contoh ini dimisalkan dilakukan tiga kali pengambilan foto)
6. Misalkan, ditemukan kembali kerusakan pada saluran maka lakukan pengeditan
terhadap formulir PAI saluran, lakukan pengambilan foto dan tambahkan nomor urut foto ke form-3 (misal: dilakukan dua kali pengambilan foto), maka form-3 nya menjadi sebagai berikut :
NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 C01 001 Saluran Primer BKw.01- 4, 5, 6, 7, 8, 12,
13
7. Misalkan bertemu kembali dengan bangunan pelengkap, maka lakukan kembali
pengambilan waypoint (lihat proses nomor 2), nilai defaultnya adalah 003.
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 7
a. Isi form-3, sebagai berikut :
NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
NO. URUT SALURAN
NAMA BANGUNAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 A02 Bendung Pasar Baru BKw.01 1,2,3
002 B01 001 Bangunan Ukur BKw.01.A 9,10,11
003 B02 001 Kantong Lumpur BKw.01.B 14,15,16
Pengisian :
Nomor urut bangunan harus diisikan sama dengan nomor waypoint simbol
Kode bangunan diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk kantong lumpur adalah B02)
No. Urut saluran diisi 001, karena bangunan tersebut adalah bangunan pelengkap dan 001 adalah kode ruas saluran dimana bangunan pelengkap tersebut berada
Nama bangunan dan nomenkatur diisikan sesuai dengan asetnya
Nomor urut foto diisi nomor foto (pada contoh ini dimisalkan dilakukan tiga kali pengambilan foto)
8. Misalkan, ditemukan kembali kerusakan pada saluran maka lakukan pengeditan
terhadap formulir PAI saluran, lakukan pengambilan foto dan tambahkan nomor urut foto ke form-3 (misal: dilakukan dua kali pengambilan foto), maka form-3nya menjadi sebagai berikut :
NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 C01 001 Saluran Primer BKw.01- 4, 5, 6, 7, 8, 12,
13,17,18
9. Penelusuran dilanjutkan dan bertemu dengan bangunan utama perubah debit, maka
yang harus dilakukan adalah : a. Melakukan pengambilan waypoint (lihat proses nomor 2), nilai defaultnya
adalah 004
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 8
b. Isi form-2 sebagai berikut :
NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
NO. URUT SALURAN
NAMA BANGUNAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 A02 Bendung Pasar Baru BKw.01 1,2,3
002 B01 001 Bangunan Ukur BKw.01.A 9,10,11
003 B02 001 Kantong Lumpur BKw.01.B 14,15,16
004 A05
Bagi Sadap BKw.02 18,19,20
Pengisian :
Nomor urut bangunan harus diisikan sama dengan nomor waypoint simbol
Kode bangunan diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk bagi sadap adalah A05)
No. Urut saluran dikosongkan karena bangunan yang diambil adalah bangunan utama (bukan bangunan pelengkap)
Nama bangunan dan nomenkatur diisikan sesuai dengan asetnya
Nomor urut foto diisi nomor foto (pada contoh ini dimisalkan dilakukan tiga kali pengambilan foto)
c. Isi form-3 sebagai berikut :
Jika saluran masih menerus dan belum akhir dari survey :
NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 C01 001 004 Saluran Primer BKw.01-BKw.02 4, 5, 6, 7, 8, 12,
13,17,18
002 C01 004
Saluran Primer BKw.02- 21,22,23
Isi Nomor Bangunan Hilir dengan nomor bangunan utama perubah debit pada akhir saluran (pada contoh diatas diisi dengan 004 untuk bangunan bagi sadap)
Tambahkan nomenklatur bangunan utama perubah debit tsb ke nomenklatur saluran sehingga menjadi BKw.01 – BKw.02
Tambahkan nomor urut saluran, kode saluran, nomor bangunan hulu (diisi dengan 004 untuk bangunan bagi sadap yang merupakan bangunan awal saluran), nomor bangunan hilir dikosongkan (untuk diedit jika sudah bertemu dengan ujung saluran), Nomenklatur diisi nomenklatur bangunan awal dan nomenklatur bangunan akhirnya dikosongkan (untuk diedit jika sudah bertemu dengan ujung saluran), dan lakukan pemotretan
1 2
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 9
Lakukan kembali penelusuran dan ulangi proses nomor 3). Misalkan, penelusuran bertemu dengan bangunan utama dan akhir dari survey maka
NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
NO. URUT SALURAN
NAMA BANGUNAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 A02 Bendung Pasar Baru BKw.01 1,2,3
002 B01 001 Bangunan Ukur BKw.01.A 9,10,11
003 B02 001 Kantong Lumpur BKw.01.B 14,15,16
004 A05
Bagi Sadap BKw.02 18,19,20
005 A99
Bangunan Akhir BKw.03 24,25,26
Pengisian form-2 menjadi :
Nomor urut bangunan harus diisikan sama dengan nomor waypoint simbol
Kode bangunan diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk bangunan akhir adalah A99)
No. Urut saluran dikosongkan karena bangunan yang diambil adalah bangunan utama (bukan bangunan pelengkap)
Nama bangunan dan nomenkatur diisikan sesuai dengan asetnya
Nomor urut foto diisi nomor foto (pada contoh ini dimisalkan dilakukan tiga kali pengambilan foto)
NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 C01 001 004 Saluran Primer BKw.01-BKw.02 4, 5, 6, 7, 8, 12,
13,17,18
002 C01 004 005 Saluran Primer BKw.02-BKw.03 21,22,23
Pada form-3 isi NO.BGN.HILIR dengan 005 dan tambahkan pada nomenklatur menjadi BKw.02 – BKw.03
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 10
Jika saluran adalah saluran akhir atau akhir dari survey : 1. Isi Nomor Bangunan Hilir dengan nomor bangunan utama perubah
debit (pada contoh diatas diisi dengan 004 untuk bangunan bagi sadap) 2. Tambahkan nomenklatur bangunan utama perubah debit tsb ke
nomenklatur saluran sehingga menjadi BKw.01 – BKw.02
NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 C01 001 004 Saluran Primer BKw.01-BKw.02 4, 5, 6, 7, 8, 12,
13,17,18
3. Matikan track dengan memindahkan track log ke posisi off, kemudian
tekan tombol enter
4. Agar track kita tidak hilang, tekan tombol save dan otomatis akan
muncul nama track yang disimpan tersebut dengan mengambil tanggal yang aktif. Catatan : Langkah ini perlu diambil untuk kehati-hatian jika tidak sengaja kita menekan tombol clear, maka track log akan hilang. Langkah ini juga akan mengakibatkan ada dua track yang terekam di GPS, yang salah satunya harus dihapus.
5. Kembali ke kantor.
1 2
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 11
II. Mapsource
Software Mapsource Garmin digunakan untuk mengambil data hasil penelusuran oleh GPS sehingga bisa digunakan program aplikasi PAI maupun program aplikasi lainnya. Instalkan software mapsource dan ikuti prosedur menghubungkan antara GPS dengan komputer. Silahkan dilihat manual penggunaan GPS.
1. Koneksi GPS dengan komputer bisa dilakukan dengan menggunakan Serial communication port atau USB data port
2. Untuk mengecek apakah koneksi sudah tersambung, masuk ke Mapsource dan klik Utilities – Get Unit ID. Nama dari GPS akan muncul pada Device, jika tidak maka cek kembali koneksi dan klik Find Device.
3. Klik menu Transfer – Receive from Device dan cek () pada waypoints dan tracks. Mapps dan Routes dikosongkan. Selanjutnya klik tombol receive.
4. Klik pada tab waypoint, maka akan terdapat lima buah bangunan
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 12
5. Klik pada tab tracks,
Perhatikan bahwa terdapat dua buah tracks, dimana track pertama (14-MAR-10) adalah track yang kita simpan dan track kedua adalah track untuk log yang masih aktif di GPS. Kedua track tersebut identik, seperti dijelaskan pada akhir proses penelusuran GPS, bahwa ini dimaksudkan untuk kehati-hatian agar penelusuran track (saluran) tidak hilang (misal : disebabkan oleh ketidaksengajaan terhapusnya track log).
6. Lakukan Pengeditan data waypoint dengan mengacu ke form-2 yang telah diisi sebagai berikut :
NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
NO. URUT SALURAN
NAMA BANGUNAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 A02 Bendung Pasar Baru BKw.01 1,2,3
002 B01 001 Bangunan Ukur BKw.01.A 9,10,11
003 B02 001 Kantong Lumpur BKw.01.B 14,15,16
004 A05
Bagi Sadap BKw.02 18,19,20
005 A99
Bangunan Akhir BKw.03 24,25,26
Klik ganda pada bangunan no 001, ganti pada waypoint properties “name” menjadi 001A02 (Penamaan kode ini mengikuti Form-1. Formulir Kodifikasi GPS)
Lakukan hal yang sama untuk no 002, ganti “name” menjadi 002B01001
Lakukan hal yang sama untuk no 003, ganti “name” menjadi 003B02001
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 13
Lakukan hal yang sama untuk no 004, ganti “name” menjadi 004A05
Lakukan hal yang sama untuk no 004, ganti “name” menjadi 005A99
Name waypoint yang baru berubah menjadi sebagai berikut
7. Lakukan pengeditan tracks dengan mengacu kepada form-3 yang telah diisi, sebagai berikut :
NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN NOMENKLATUR NO. FOTO
001 C01 001 004 Saluran Primer BKw.01-BKw.02 4, 5, 6, 7, 8, 12,
13,17,18
002 C01 004 005 Saluran Primer BKw.02-BKw.03 21,22,23
Perhatikan bahwa ada dua track yang sama, maka hapus salah satunya, misal: kita hapus ACTIVE LOG
Sorot pada ACTIVE LOG, klik kanan dan klik “Delete Track”
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 14
Klik ganda pada track 14-MAR-10, ganti pada track properties “name” dengan ruas saluran awal pada form-3, yaitu 001C01001004 (Penamaan kode ini mengikuti Form-1. Formulir Kodifikasi GPS) dan klik tombol OK sehingga akan name dari track berubah seperti berikut :
Catatan : Pada form-3 terdapat dua ruas saluran tetapi di GPS hanya ada satu ruas yang merupakan gabungan dari ruas-ruas saluran. Pada proses berikutnya dengan menggunakan Quantum GIS, akan dilakukan pemotongan ruas sehingga jumlah ruasnya sesuai dengan jumlah ruas pada form-3.
8. Proses terakhir adalah menyimpan data GPS (waypoint dan track) dalam format GPS Exchange Format (gpx). Klik File – Save as…
III. DNR Garmin
Software DNR Garmin digunakan untuk memproses data penelusuran GPS (dalam format gpx dari software mapsource) dan merubahnya ke format shapefile agar bisa dibaca oleh aplikasi PDSDA_PAI. Instalkan software DNR Garmin pada komputer anda.
1. Jalankan aplikasi DNR Garmin 2. Pastikan bahwa sistem proyeksi sudah sesuai dengan lokasi di daerah anda. Untuk
menyesuaikan klik File – Set Projection
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 15
Isi datums dengan WGS84, dan projections sesuai dengan lokasi yang diambil. Pada contoh diatas karena DI. Pasar Baru terletak di Tangerang, maka dipilih Projections UTM Zone 48S (Zona 48 South)
Lihat gambar diatas untuk penentuan zona:
Jika posisi lokasi diatas equator (titik 0), maka termasuk bagian utara (North)
Jika posisi dibawah equator (titik 0), maka termasuk bagian selatan (South)
Jika posisi tepat di equator, maka bisa dipilih North atau South
3. DNR Garmin yang kompatibel dengan aplikasi PDSDA_PAI menggunakan versi 5.04. PDSDA-PAI akan membaca field IDENT dari shapefile yang dihasilkan oleh DNR Garmin versi 5.04. Field IDENT berisi kode dari bangunan atau saluran yang diisi pada saat pengisian NAME dengan menggunakan Mapsource. Pastikan bahwa field IDENT ini akan terbentuk jika menggunakan versi yang berbeda. Klik File – General Properties dan klik pada waypoint
N
O
R
T
H
S
O
U
T
H
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 16
Jika diklik pada track, maka akan muncul tampilan sebagai berikut
4. Konversi data bangunan (waypoint) menjadi shapefile. Lakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Ambil file gpx (hasil pengolahan dari mapsource), klik Load from – File dan pilih
ekstensi gpx
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 17
b. Pilih waypoint pada saat muncul pilihan jenis data yang akan diambil
c. Klik tombol OK
d. Simpan dalam bentuk shapefile, Klik Save to – file. Pilih Arcview Shapefile
(Unprojected) (*.shp). Catatan : pilihan unprojected ini dimaksudkan agar sistem proyeksinya menggunakan Latitude/Longitude sehingga bisa dioverlay dengan peta atau raster lain yang menggunakan sistem proyeksi ini (sebagai contoh : Google Earth).
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 18
5. Konversi data saluran (track) menjadi shapefile. Lakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Ambil file gpx (hasil pengolahan dari mapsource), klik Load from – File dan pilih
ekstensi gpx. Catatan : file gpx ini sama dengan yang diambil pada saat akan mengkonversi data bangunan karena file gpx memuat semua jenis data (waypoint, track, dan route)
b. Pilih track pada saat muncul pilihan jenis data yang akan diambil
c. Klik tombol OK
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 19
d. Simpan dalam bentuk shapefile, Klik Save to – file. Pilih Arcview Shapefile
(Unprojected) (*.shp)
IV. Quantum GIS
Quantum GIS atau QGIS merupakan salah satu perangkat lunak desktop untuk pembuatan Sistim Informasi Geografis yang bisa didownload dari Internet sebagai software opensource. Berdasarkan keterangan yang ada, perangkat lunak QGIS dibuat sejak tahun 2002 dimulai dengan versi 0.0.1. Tidak semua fungsi dan kemampuan dari QGIS akan dibahas disini. Pembahasan terhadap QGIS hanya terhadap fungsi-fungsi yang biasa dipergunakan untuk membantu pemrosesan cleaning data sebelum datanya bisa digunakan di PDSDA_PAI. Setelah dilakukan pengetesan terhadap beberapa versi dari QGIS sebelumnya, Quantum GIS Enceladus versi 1.4.0 dirasakan cukup stabil terutama untuk memproses saluran (memotong dan menyambung), dan menambah atau menghapus bangunan. 1. Instalkan Quantum GIS versi 1.4.0- Enceladus 2. Jalankan Quantum GIS sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 20
3. Klik menu Layer – Add Vector Layer, atau klik shortcut . Klik Browse dan pilih layer yang akan dibuka
Pilih bangunan.shp dan saluran.shp (hasil dari pemrosesan DNR Garmin)
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 21
4. Melihat isi data saluran dan bangunan
Klik pada legenda saluran sehingga tersorot , selanjutnya klik tombol browse untuk melihat isi data
Terlihat hanya ada satu data ruas saluran. Lakukan hal yang sama untuk bangunan, maka akan ada lima bangunan sebagai berikut :
5. Membagi saluran menjadi dua ruas Data saluran hasil penelusuran GPS hanya ada satu ruas, sedangkan seharusnya dua ruas. Untuk itu harus dilakukan pemotongan terhadap ruas tersebut sebagai berikut : a. Untuk memudahkan melihat nama dari masing-masing bangunan, maka tampilkan
nama bangunan pada field IDENT. Klik ganda pada legenda bangunan, klik pada
(labels),beri cek ()pada display labels dan isi field containing label dengan IDENT. Properti lain bisa disesuaikan, sebagai contoh font, color, font size, placement, dll.
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 22
b. Klik tombol OK, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
c. Lihat data saluran pada form-3, terdapat dua ruas saluran. Pemotongan terjadi di bangunan perubah debit nomor 4, yaitu bangunan sadap dengan kode 004A05
d. Klik pada legenda saluran sehingga tersorot
e. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari tidak bisa dilakukan editing (off mode) menjadi bisa dilakukan editing (on mode). Pada layer saluran akan berubah sebagai berikut
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 23
f. Untuk memudahkan pemotongan, kita lakukan perbesaran terlebih dahulu dengan
mengklik menu Layer – Zoom-in atau menekan tombol
g. Klik menu Edit – Split Features atau klik tombol h. Lakukan pemotongan dengan membuat garis pemotong, yaitu dengan mengklik di
satu tempat, ditarik garis dan diakhiri dengan klik kanan)
Hati-Hati !!! Efek dari perubahan tidak langsung terlihat. Untuk memastikan apakah prosesnya sudah benar, maka anda harus mengecek dulu dengan menjalankan proses berikutnya sebelum anda yakin bahwa proses yang telah dilakukan salah sehingga anda harus mengulangi proses pemotongan kembali. Hal ini dikarenakan setiap kali dilakukan pemotongan dengan benar akan berakibat pada penambahan ruas saluran baru.
i. Klik menu Layer – Open Attribute Table atau tombol sehingga akan muncul sebagai berikut :
j. Terlihat bahwa pemotongan berhasil dan ada dua ruas saluran dengan isi IDENT
yang sama. Sulit bagi kita untuk mengetahui mana ruas asli dan mana ruas tambahannya. Untuk itu klik terlebih dahulu pada nomor 0 (paling kiri dari list) sehingga satu record tersorot
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 24
Lihatlah bahwa ruas saluran yang dipilih recordnya berubah warna (tersorot) dan ruas saluran pada layer peta berubah warnanya menjadi kuning. Ini menandakan bahwa record pertama adalah ruas aslinya dan tambahannya adalah nomor 1.
k. Klik nomor 1(paling kiri dari list) sehingga satu record tersorot
l. Klik ganda pada field IDENT sehingga field tersebut bisa dilakukan pengeditan, ganti isi field dengan 002C01004005 dan pindahkan posisinya ke field lain
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 25
m. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari bisa dilakukan editing (on mode) menjadi tidak bisa dilakukan editing (off mode). Karena sudah dilakukan perubahan, maka simpan perubahan tersebut pada saat ada konfirmasi
6. Menggabung ruas saluran
Proses penggabungan ruas saluran dilakukan sebagai berikut : a. Pilih paling sedikitnya dua ruas saluran. Klik menu View – Select Features atau
tombol . Selanjutnya klik pada ruas saluran yang akan digabung. Tekan tombol Ctrl dan Klik pada kedua ruas saluran yang akan dipilih, sehingga kedua ruas saluran tersebut terpilih (warnanya berubah menjadi kuning).
b. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari tidak bisa dilakukan editing (off mode) menjadi bisa dilakukan editing (on mode)
c. Klik menu Edit – Merge selected features atau tombol untuk menggabungkan kedua saluran tersebut
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 26
Track dengan Id 0 dan Id 1 akan digabung dan hasil dari penggabungan nampak pada record Merge.
d. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari bisa dilakukan editing (on mode) menjadi tidak bisa dilakukan editing (off mode). Karena sudah dilakukan perubahan, maka simpan perubahan tersebut pada saat ada konfirmasi
7. Penghapusan Data Bangunan atau Saluran
Langkah-langkah dalam penghapusan data (sebagai contoh untuk data bangunan) :
a. Klik pada legenda bangunan sehingga tersorot
b. Klik menu View – Select Features atau tombol dan pilih bangunan yang akan dihapus
c. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi bangunan dari tidak bisa dilakukan editing (off mode) menjadi bisa dilakukan editing (on mode). Pada layer saluran akan berubah sebagai berikut
d. Klik Edit – Delete Selected atau tombol
e. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi bangunan dari bisa dilakukan editing (on mode) menjadi tidak bisa dilakukan editing (off mode). Karena sudah dilakukan perubahan, maka simpan perubahan tersebut
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 27
8. Penambahan bangunan atau saluran Penambahan data bangunan atau saluran sebaiknya dihindari, karena penambahan di layar komputer tidak mencerminkan posisi sebenarnya di lapangan. Langkah-langkah dalam penambahan data saluran adalah sebagai berikut :
a. Klik pada legenda bangunan sehingga tersorot
b. Klik menu layer – toggle editing atau tombol
c. Klik menu Edit – Capture Line atau tombol . Klik pada canvas untuk membuat saluran dan diakhiri dengan klik kanan
d. Klik OK dan simpan penambahan saluran tersebut Langkah-langkah dalam penambahan data bangunan adalah sebagai berikut :
a. Klik pada legenda bangunan sehingga tersorot
b. Klik menu layer – toggle editing atau tombol
c. Klik menu Edit – Capture Point atau tombol . Klik pada canvas untuk membuat bangunan
d. Simpan bangunan tersebut Silahkan melihat ke dokumentasi Quantum GIS untuk fungsi-fungsi lainnya.
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 28
V. PDSDA-PAI
Pemasukan data peta hasil pengolahan GPS diatas dilakukan sebagai berikut :
1. Klik Daerah Irigasi dan tambahkan DI baru (misal: DI. Pasar Baru)
2. Klik digunakan untuk melakukan cleaning data peta. Cleaning dimaksudkan untuk menyesuaikan peta saluran dan bangunan irigasi yang sudah dimiliki ke standar yang bisa digunakan oleh aplikasi PDSDA_PAI. File peta yang akan dilakukan cleaning harus menggunakan format shapefile (.shp) dan terdiri dari dua layer yaitu layer bangunan dan layer saluran. Sumber dari file peta ini bisa dari hasil survai GPS, hasil dijitasi, atau peta-peta yang sudah dimiliki. Pada saat diklik tombol clean peta, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Isi shapefile bangunan dan saluran, selanjurnya klik tombol cleaning, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 29
3. Klik tombol . Jika masih terdapat obyek yang belum clean (baik bangunan atau saluran), maka akan ditampilkan obyek-obyek tersebut. Klik ganda pada baris yang akan dilakukan cleaning data dan peta akan secara otomatis menuju ke lokasi tersebut dan memberi tanda blink pada lokasi tersebut. Pilih edit bangunan atau edit saluran untuk melakukan cleaning data. Jika sudah tidak ada lagi obyek yang belum clean, maka akan muncul konfirmasi,
4. jika diklik Yes, maka peta tersebut telah selesai diclean. Selanjutnya jika ingin melakukan pengisian data, gunakan edit skema.
Lihat dokumentasi PDSDA-PAI untuk keterangan lebih detil.
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 30
LAMPIRAN
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 31
FORM-1. FORMULIR KODIFIKASI GPS
1. Bangunan : UUU KKK SSS
U: Nomor Urut (unique)
K: Kode Bangunan
S :
Nomor Urut Saluran ( Diisi Hanya Jika Bangunan Pelengkap)
2. Saluran Pembawa/Saluran Drainase : UUU KKK AAA RRR
U: Nomor Urut (unique)
K: Kode saluran
A: Nomor urut bangunan Awal
R: Nomor Urut bangunan Akhir
1 Bangunan UTAMA ( A ) : Bendungan : UUU A01
(Pada Saluran Pembawa)
Bendung: UUU A02
Pompa Elektrik: UUU A03
Pompa Hidrolik: UUU A04
Bagi Sadap: UUU A05
Bagi: UUU A06
Sadap: UUU A07
Sadap Langsung: UUU A08
Bangunan Akhir: UUU A99
2 Bangunan PELENGKAP ( B ) : Bangunan Ukur: UUU B01 SSS
(Pada Saluran Pembawa)
Kantong Lumpur: UUU B02 SSS
Terjunan: UUU B03 SSS
Got Miring: UUU B04 SSS
Siphon: UUU B05 SSS
Talang: UUU B06 SSS
Gorong-Gorong: UUU B07 SSS
Gorong-Gorong Silang: UUU B08 SSS
Pelimpah Samping: UUU B09 SSS
Pelimpah Corong: UUU B10 SSS
Pintu Pembuang: UUU B11 SSS
Jembatan Orang: UUU B12 SSS
Jembatan Desa: UUU B13 SSS
Tempat Cuci: UUU B14 SSS
Tempat Mandi Hewan: UUU B15 SSS
Sadap/Oncoran UUU B16 SSS
3 Saluran PEMBAWA ( C ) : Saluran Primer Pembawa: UUU C01 AAA RRR
Saluran Sekunder Pembawa: UUU C02 AAA RRR
Saluran Suplesi: UUU C03 AAA RRR
Saluran Muka: UUU C04 AAA RRR
Jalan Inspeksi Saluran Pembawa: UUU C05 AAA RRR
Jalan Akses: UUU C06 AAA RRR
Terowongan: UUU C07 AAA RRR
Tanggul Bendung: UUU C08 AAA RRR
Tanggul Penutup: UUU C09 AAA RRR
4 Bangunan UTAMA ( D ) : Bangunan Pertemuan: UUU D01
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 32
FORM-1. FORMULIR KODIFIKASI GPS
(Pada Saluran Drainase)
Bangunan Draianse: UUU D02
5 Bangunan PELENGKAP ( E ) : Bangunan Pintu Klep: UUU E01 AAA RRR
(Pada Saluran Drainase)
Outlet: UUU E02 AAA RRR
Terjunan Drainase: UUU E03 AAA RRR
Got Miring Drainase: UUU E04 AAA RRR
Gorong-Gorong Drainase: UUU E05 AAA RRR
Jembatan Orang Drainase: UUU E06 AAA RRR
Jembatan Desa Drainase: UUU E07 AAA RRR
Krib: UUU E08 AAA RRR
6 Saluran DRAINASE ( F ) Saluran Primer Drainase: UUU F01 AAA RRR
Saluran Sekunder Drainase: UUU F02 AAA RRR
Saluran Pengelak Banjir: UUU F03 AAA RRR
Jalan Inspeksi Drainase: UUU F04 AAA RRR
Tanggul Banjir: UUU F05 AAA RRR
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 33
FORM-2. FORMULIR PENGAMBILAN GPS UNTUK BANGUNAN HALAMAN :
NAMA LOKASI : TGL. SURVEY :
SURVEYOR :
NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
NO. URUT SALURAN
NAMA BANGUNAN NOMENKLATUR NO. FOTO
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 34
Penjelasan : a. Halaman diisi dengan halaman formulir, diisi urutan formulir yang dipergunakan
untuk mencatat pengukuran GPS untuk bangunan b. Tanggal Survey, diisi tanggal pada saat survey dilakukan c. Nama Lokasi, diisi Nama Daerah Irigasi dan identifikasi lokasi survey (sebagai
contoh : DI. Cisadane – Saluran Primer mulai Bendung Pasar Baru sampai Bangunan Bagi BKW.0)
d. Surveyor, diisi nama-nama petugas yang melakukan survey atau nama dari tim e. Nomor urut bangunan diisi dengan nomor urut dari bangunan yang diambil oleh
GPS. Sebaiknya nomor urut bangunan dimulai dari 001 (mark oleh GPS). Untuk itu sebelum GPS digunakan untuk pengambilan posisi baik bangunan maupun saluran, dilakukan inisialisasi terlebih dahulu (data waypoint dan track dikosongkan)
f. Kode bangunan diisi dengan kode bangunan pada form-1 g. Nomor Urut Saluran diisi jika bangunan yang diambil adalah bangunan pelengkap
(kosongkan untuk bangunan utama) h. Nama bangunan dan nomenklatur diisikan yang sesuai i. Nomor foto adalah nomor urut pemotretan
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 35
FORMULIR PENGUKURAN GPS UNTUK SALURAN HALAMAN :
NAMA LOKASI : TGL SURVEY :
SURVEYOR :
NO.RUAS SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN NOMENKLATUR NO. FOTO
Prosedur Pemrosesan GPS Hal : 36
Penjelasan :
a. Halaman diisi dengan halaman formulir, diisi urutan formulir yang dipergunakan untuk mencatat pengukuran GPS untuk bangunan
b. Tanggal Survey, diisi tanggal pada saat survey dilakukan c. Nama Lokasi, diisi Nama Daerah Irigasi dan identifikasi lokasi survey (sebagai
contoh : DI. Cisadane – Saluran Primer mulai Bendung Pasar Baru sampai Bangunan Bagi BKW.0)
d. Surveyor, diisi nama-nama petugas yang melakukan survey atau nama dari tim e. No. Ruas Saluran diisi dengan urutan dari ruas saluran. Untuk memudahkan
pencatatan, sebaiknya nomor urut saluran dimulai dari 001 f. Kode saluran diisi dengan kode saluran pada form-1 g. Nomor Bangunan Hulu diisi dengan nomor urut bangunan utama yang menjadi
pangkal dari saluran h. Nomor Bangunan Hilir diisi dengan nomor urut bangunan utama yang menjadi
ujung dari saluran j. Nama saluran dan nomenklatur diisikan yang sesuai k. Nomor foto adalah nomor urut pemotretan