Download - Proposal Penkes Sn

Transcript

BAB I PENDAHULUAN A.latar belakang Tifus atau Thypoid merupakan suatu jenis penyakit yang menyerang pada saluran pencernaan khususnya usus halus yang prosesnya cepat dan disebabkan karena adanya kuman yang terdapat pada makanan yang tidak terjaga kebersihannya sehingga kuman tersebut mudah masuk ke sistem pencernaan. Sebagian besar penyebab dari penyakit Tifus ini adalah dari makanan, misalnya makanan yang tercemar oleh salmonella thypoid, salmonella parathyphi B, atau salmonella parathyphi C, makanan yang dihinggapi lalat, makanan yang tidak tertutup, makanan yang dijual di tempat terbuka, air minum yang masih mentah serta kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Penyebab dari masalah penyakit Tifus ini sering kali tidak disadari, terutama oleh anak-anak usia sekolah yang lazimnya mengalami peningkatan nafsu makan karena bertambahnya aktifitas sekolah. Oleh karena itu, biasanya anak sangat senang untuk jajan sembarangan. Hal ini berdampak pada peningkatan risiko terjangkitnya penyakit Tifus. Sebenarnya orangtua juga harus berperan dalam melakukan pengawasan terhadap anaknya. Namun, seringkali orangtua lepas kontrol untuk mengawasi anaknya karena kesibukan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa orangtua sebenarnya kurang mengerti mengenai risiko penyakit Tifus dan penyebabnya. Begitu juga dengan si anak bahwa dia juga belum paham mengenai risiko yang dapat dialaminya apabila tidak dapat menjaga kesehatan dengan kebiasaan dan pola makan serta nutrisi yang penting bagi tubuhnya.

A. Tujuan a. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang nutrisi untuk penderita Tifus, diharapkan orangtua dan anak mampu memahami dan mengerti upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

b. Tujuan Intruksional Khusus Setelah diberikan pendidikan kesehatan ini diharapkan orangtua dan anak mampu : 1. 2. 3. 4. Mengetahui tentang pengertian, penyebab serta tanda dan gejala penyakit Tifus Mengetahui makanan apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh serta makanan apa saja yang tidak boleh dimakan Mengetahui cara agar terhindar dari makanan yang tidak sehat Dapat mengubah kebiasaan dan pola makan

A.

Sasaran Pasien anak di ruang flamboyan beserta orangtua atau keluarga lain yang menunggui.

BAB II DESKRIPSI KASUS A. Karakteristik Sasaran

Dalam pendidikan kesehatan ini saya memfokuskan untuk memberikan informasi kepada pasien anak dengan Tifus beserta orangtua atau keluarganya. Pendidikan kesehatan ini ditujukan karena pasien mengalami gangguan pada sistem pencernaannya sehingga perlu diberi tambahan informasi mengenai diet yang harus dijalani dan diharapkan pasien selalu mengetahui nutrisi apa saja yang dibutuhkan. B. anak Analisa Kasus tidak mengetahui tentang kebutuhan nutrisi anaknya, apa

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan didapatkan data bahwa keluarga penyebabnya dan bagaimana cara pengolahan dan penyajiannya sesuai dengan penyakit yang diderita anaknya. Kondisi ini membutuhkan upaya pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga klien sehingga diharapkan kooperatif terhadap pengobatan dan perawatan yang perlu dijalani. C. Prinsip Belajar Menurut Teori Keluarga klien merupakan orang tua dengan tingkatan usia dewasa. Pada tingkatan usia ini prinsip pembelajarannya dari aspek kognitif dilakukan secara berulang-ulang dan secara langsung menyaksikan, berdiskusi terhadap suatu informasi dengan menerapkan pengalaman yang

nyata dalam kehidupan dan membawa suatu pengalaman yang baru kedalam pembentukan sikap yang baru, relevan dan berguna bagi dirinya. D. Karakteristik Media Belajar Menurut Teori

Media belajar sebaiknya : 1. Sesuai dengan materi pendidikan kesehatan yang diberikan. 2. Mudah dipahami oleh audien atau sasaran. 3. Sesuai dengan karakteristik sasaran (tingkat pendidikan, budaya). 4. Menarik. 5. Menggunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas. BAB III METODOLOGI PENDIDIKAN KESEHATAN A. Deskripsi Media Belajar Media belajar adalah alat yang digunakan dalam proses pelaksanaan pendidikan kesehatan, untuk membantu memperjelas materi yang disampaikan. Pada pendidikan kesehatan ini, perawat menggunakan leaflet dan lembar balik sebagai media belajar, dimana leaflet dan lembar balik tersebut berisi tentang informasi yang sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan yang akan dicapai. Informasi tersebut meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pengobatan dan perawatan serta nutrisi yang sesuai dengan kondisi anak. B. Tujuan Keluarga mampu memahami tentang nutrisi yang dibutuhkan sesuai pada kondisi anaknya. 2. Khusus a Keluarga mampu memahami pengertian dan penyebab typus. b Keluarga mampu memahami tanda dan gejala penyakit typus.

1. Umum

c Keluarga mampu memahami cara menyajikan makanan yang dianjurkan pada penyakit typus. d Keluarga mampu memahami cara perawatan penyakit typus C. Keterampilan yang Diperlukan Keterampilan yang diperlukan dalam pendidikan kesehatan adalah keterampilan dalam berkomunikasi terutama dalam menjelaskan materi tentang nutrisi pada penyakit typus D. E. Jenis Media Alat yang Digunakan

Audio visual. Lembar balik dan Leaflet F. NO 1 Proses Pendidikan Kesehatan TAHAP Pembukaan ( 5 menit ) KEGIATAN Perkenalan Menjelaskan tujuan Apersepsi. Menjelaskan materi tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara menyajikan makanan pada penyakit typus Menyimpulkan materi Mengevalusi dengan memberikan pertanyaan kepada keluarga tentang materi yang telah disampaikan. Mengakhiri pertemuan. MEDIA

2

Pelaksanaan ( 15 menit )

Lembar balik

3

Penutup (5 menit)

A. B.

Waktu Pelaksanaan, Hari/Tanggal :

Tempat;

C.

Hal-Hal Yang Perlu Diwaspadai 1. Kebisingan ruangan 2. Kesibukan orang tua menerima pelayanan dari tim kesehatan lain. 3. Tingkat pendidikan orang tua.

D.

Antisipasi Untuk Meminimalkan Hambatan Perawat perlu membuat kontrak dengan peserta serta menjelaskan

maksud dan tujuan pemberian pendidikan kesehatan. Dalam pemberian materi pendidikan kesehatan tidak memakan waktu terlalu lama, memperhatikan kebutuhan sasaran serta karakteristik sasaran dan perawat harus menguasai materi serta teknik penyampaian yang bervariasi/menarik sehingga peserta tidak bosan. Selain itu perawat harus dapat melakukan focusing jika terjadi pertanyaan yang meluas. E. Pengorganisasian ;Tarono : Keluarga anak

Edukator Sasaran F.

Sistem Evaluasi

Setelah melakukan pendidikan kesehatan dilakukan evaluasi sebagai berikut: 1. Evaluasi struktur Pelaksana telah menyiapkan preplanning dan membuat kontrak dengan klien yang meliputi topik pendiddikan kesehatan,waktu serta tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan 2. Evaluasi proses/pelaksanaan. Orangtua berpartisipasi aktif dan kooperatif selama pelaksanaan pendidikan kesehatan. 3. Evaluasi hasil. Orangtua mampu dan menjelaskan gejala, kembali mengenai serta pengertian, cara penyebab,tanda pengobatan bagaimana

menyajikan makanan yang sesuai dengan kondisi anak dengan penyakit typus.

THYPUS ABDOMINALIS A. Pengertian B. Tifus Abdominalis (demam tifoid enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. (FKUI, 1985) C. Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan sering timbul dalam wabah. (Markum, 1991).

D. Penyebab E. Tyfus abdominalis disebabkan oleh salmonella typhosa, basil gram negatif, bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. Mempunyai sekurang-kurngnya 3 macam antigen yaitu antigen O (somatic terdiri dari zat komplek lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antigen Vi. Dalam serum penderita terdapat zat anti (glutanin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. F.

G. Tanda dan gejala Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodomal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersamangat kemudian menyusul gejala klinis sbb: Demam Berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak terlalu tinggi. Selama minggu pertama duhu berangsur-angsur meningkat, biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada minggu ke-2 penderita terus demam dan minggu ke-3 penderita demamnya berangsur-angsur normal. Gangguan pada saluran pencernaan Nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah putih kotor (coated tongue) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar. disertai nyeri pada perabaan Gangguan kesadaran Kesadaran menurun walaupun tidak berapa dalam yaitu apatis sampai samnolen. Disamping gejala-gejala tersebut ditemukan juga pada penungggungdan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit.

H. Pengobatan Pengobatan/penatalaksaan pada penderita typus abdominalis adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu Diet makanan harus mengandung cukup cairan dan tinggi protein Obat Kloramfenikol

I. Perawatan Setelah di Rumah Perawatan dirumah sebaiknya cukup istirahat,lanjutkanpemberian obat bila dokter menghendakinya,cukup asupan gizinya serta secara bertahap pemberian diet dari lunak sampai pulih seperti semula

PRE PLANNING DAN LAPORAN

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SINDROMA NEFROTIK DI RUANG NON INFEKSI C1 L2 RSDK SEMARANG

OLEH:

MURNIATI NIM. G6B 206 045

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN VIII PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2006


Top Related