Download - PromKes IKM
LEMBAR PENGESAHAN
MEMBANTU MENAMBAH PENGETAHUANMASYARAKAT
MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Disusun Oleh
Nurul Fauziah (10711219)
Telah disetujui dan disahkan oleh :
Dosen Pembimbing Fakultas
dr. Maftuhah Nurbeti, MPH
Dosen Pembimbing Lapangan I Dosen Pembimbing Lapangan II
dr. Didik Guntur Saputra dr. Martha Kumala Sari
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur atas berkat rahmat Allah SWT karena atas
izinNya penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan elektif ini dalam rangka
meningkatkan pemahaman tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
Alhamdulillah, akhirnya salah satu penugasan selama mengikuti kepaniteraan
kilnik Ilmu Kesehatan Masyarakat dapat terselesaikan dengan baik. Penulis
berharap laporan ini tidak hanya berfungsi dalam pemenuhan syarat saja namun
juga terdapat banyak manfaat yang dapat diambil dari laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses pengerjaan kegiatan ini terdapat
banyak kekurangan namun berkat bantuan dan dorongan serta dukungan dari
berbagai pihak akhirnya laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada Yth :
1. dr. Didik Guntur Saputra selaku Kepala Puskesmas Muntilan II
2. dr. Martha Kumala Sari selaku Dokter Fungsional Puskesmas Muntilan II
3. dr. Maftuhah Nurbeti, MPH selaku pembimbing dari fakultas
4. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendukung
5. Teman-teman sesama stase IKM di Puskesmas Muntilan II yaitu Rossy
Pricilia, Uray Riki A.M., Ega Rizki A., Kurnia Adi L.
6. Seluruh pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah ikut
membantu kelancaran penyusunan laporan ini kami ucapkan terimakasih.
Dengan segala kerendahan hati penulis menerima segala kritik, saran dan masukan
yang membangun untuk menjadi koreksi dan perbaikan di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Magelang, Agustus 2015
Penulis
2
BAB I
I. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusi, serta memiliki peran yang sangat besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Oleh karena itu memelihara, meningkatkan, da melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sudah menjadi suatu keharusan bagi semua pihak, (Dinkes, 2010). Indeks pembangunan manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari haapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara di selutuh dunia, (Davies, 2006). Indeks pembangunan manusia sendiri merupakan suatu indikator yang digunakan untuk mengukur pembangunan manusia yang dilihat melalui tiga dimensi, yaitu hidup sehat dan umur yang panjang, standar hidup yang layak, dan adanya akses terhadap ilmu pengetahuan.
Guna mewujudkan hal tersebut, pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai Visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development Goals (MDG’s), dimana pada masa depan diharapkan lingkungan masyarakat menjadi lingkungan yang kondusif sehingga dapat terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, perumahan dan pemukiman yang sehat, sanitasi lingkungan yang memadai, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara budaya bangsa, (Ratnasari, 2012).
Dengan visi ini maka pembangungan kesehatan masyarakat dilandaskan pada Paradigma Sehat, yaitu paradigm yang akan mengarahkan pembangunan kesehatan untuk menjadi lebih baik dan lebih mengutamaan upaya-upaya peningkatan mutu kesehatan (promotif), masalah kesehatan dan pencegahan penyakit (preventif), namun tanpa mengesampingkan upaya-upaya penanggulangan dan penyembuhan penyakit (kuratif) serta pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Paradigm sehat ini dijelaskan dan dioperasionalkan dalam bentuk Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS), yaitu dalam kebiasaan hidup baik untuk perorangan, keluarga, ataupun dalam masyarakat harus berorientasi sehat dan bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, serta melindungi kesehatannya baik secara fisik, social, ataupun mental, (Depkes, 2010).
3
Kondisi sehat sendiri dapat dicapai oleh seseorang dengan cara mengubah perilaku serta sikap yang tidak sehat menjadi hal yang lebih sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat baik untuk diri sendiri, rumah tangga, ataupun masyarakat.menurut data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas,2004) yang meneliti mengenai upaya peningkatan perilaku sehat di rumah tangga menunjukkan hasil yang belum optimal yang dapat dilihat dari data yang memperlihatkan hasil bahwa sebagian besar (82%) penduduk yang berusia 15 tahun ke atas kurang melakukan aktivitas fisik, dengan hasil (73%) kurang bergerak dan (9%) tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik, (Depskes,2010)
Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga, yaitu merupakan upaya yang dilakukan agar anggota rumah tangga sadar, mampu, dan mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang bertujuan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatannya, melindungi diri, serta mencegah risiko terjadinya penyakit dan juga agar dapat berperan aktif dalamgerakan kesehatan masyarakat, (Depkes, 2010). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung perilaku hidup bersih dan sehat pada diri sendiri dapat diwujudkan dengan cara menjaga kebersihan dan kesehatan yang salah satunya dapat diwujudkan dengan cara menjaga kesehatan mulut dan gigi.
Pada data Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa angka prevalensi nasional mengenai masalah gigi dan mulut yaitu sekitar 23,5%, dan sekitar 19 provinsi di Indonesia memiliki prevalensi masalah gigi dan mulut diatas rata-rata prevalensi nasional, diantaranya Nangroe Aceh Darusslam, Jambi, Bengkulu, Jawa Barat, Papua Barat, dan beberapa daerah lainnya. Sedangkan pada data Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa terdapat sekiar 16 provinsi yang memiliki prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka rata-rata prevalensi nasional,(Prihastari, 2014). Sedangkan dalam naskah Strategy for oral health in South East Asia 2013-2020I, WHO menjelaskan bahwa prevalensi dari karies gigi pada ank-anak usia sekolah di Asia Tengga mencapai angka sekitar 70-95%. Selain itu menurut data yang dilampirkan pada data base dari WHO Oral Health Country/Area Profile Project for Member States Region menyatakan bahwa sekitar 45% orang yang berusia antara 35-44 tahun menderita penyakit periordontal yang parah, (WHO,2013).
Dari data yang telah dipaparkan diatas menunjukkan bahwa masih kurangnya kemauan serta pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dan berdasarkan hal tersebut makan promosi kesehatan mengenai kesehatan gigi dan mulut diperlukan untuk membantu masyarakat mengerti mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut. Tujuan dari promosi kesehatan sendiri yaitu untuk meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat sekitar sehingga dapat memberi manfaat bagi kesehatan individu tersebut.
4
Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut di Dusun Ponggol memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya memelihara serta menjaga kesehatan gigi dan mulut, sehingga pengetahuan yang telah diterima dapat dimanfaat secara mandiri ataupun pada keluarga masing-masing. Selain itu dengan pengetahuan serta penerapan dari pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sendiri diharapkan dapat menurunkan angka kejadian penyakit yang disebabkan karena rusak atau masalah-masalah pada gigi. Penyuluhan mengenai kesehatan ggi dan mulut di Dusun Ponggol dilakukan dengan menggunakan media slide dan Tanya jawab kepada masyarakat yang hadir pada saat promosi kesehatan dilakukan, selain itu diberikan juga leaflet yang digunakan sebagai media promosi lainnya. Dari dilakukannya promosi kesehatan dan juga penggunaan media ang menarik diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk menerima pengetahuan mengenai pentingnya memahami dan menjaga kesehatan gigi dan mulut.
II. TUJUAN PROMOSIA. Tujuan Jangka Pendek Promosi Kesehatan
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya mengenai kesehatan gigi dan mulut
- Memberikan pelatihan mengenai cara berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat
B. Tujuan Jangka Panjang Promosi Kesehatan- Diharapkan dapat terbentuknya kesadaran masyarakat untuk
memulai gerakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya mengenai kesehatan gigi dan mulut di masyarakat sehingga terbentuk perilaku yang sehat di masyarakat.
- Peningkatan derajad kesehatanmasyarakat setelah menerapkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya mengenai kesehatan gigi dan mulut pada diri sendiri dan keluarga, sehingga pada akhirnya akan menurunkan angka kesakitan itu sendiri
- Mencegah, memelihara, serta menyembuhkan penyakit dengan cara menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga, mencegah, serta mengobati penyakit yang disebabkan oleh masalah-masalah pada gigi dan mulut
5
BAB II
I. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT merupakan suatu langah yang digunakan dalam mengenali factor-faktor internal dan merupakan suatu metode evaluasi yang dapat digunakan untuk mencari strategi yang akan dilakukan untuk menggambarkan suatu masalah dan kondisi tertentu. Analisis SWOT digunakan hanya untuk menggambarkan situasi yang terjadi dan bukan sebagai pemecah masalah.
Dalam analisis SWOT ini, penulis melakukan analisis seperti berikut:
A. Analisis Internal1. Kekuatan (Strength)
Strenght atau kekuatan adalah faktor internal yang dibutuhkan agar
kegiatan berjalan dengan lancar, yaitu sebagai berikut :
- Pemberi materi memiliki pengetahuan mengenai Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya mengenai kesehatan gigi dan
mulut, pengetahuan tersebut disampaikan menggunakan media
promosi yang menarik (slide yang berisi gambar-gambar
pendukung dan leaflet).
- Warga Dusun Ponggol yang hadir dalam acar promosi kesehatan
terlihat antusias dalam memperhatikan materi-materi yang
diberikan.
- Media promosi kesehatan yang digunakan saat penyuluhan dibuat
semenarik mungkin sehingga meningkatkan fokus serta perhatian
warga untuk mengikuti semua penjelasan yang diberikan saat
penyukuhan
2. Kelemahan (Weakness)Weakness atau kelemahan yaitu kekurangan-kekurangan yang ada atau
timbul dari kondisi yang bersifat internal dan dapat menghambat
kegiatan, kelemahan dari kegiatan yang dilakukan diuraikan sebagai
berikut :
- Masih terbatasnya materi promosi yang digunakan sehingga masih dibutuhkan tambahan-tambahan materi agar pengetahuan serta pemahaman masyarakan menjadi lebih baik dan lebih luas.
6
- Keterbatasan waktu dalam penyuluhan dikarenakan para warga masih harus melakukan kegiatan lainnya sehingga terkadang menyebabkan kurang fokusnya warga dalam menerima materi mengenai promosi kesehatan gigi dan mulut.
B. Analisis Eksternal1. Kesempatan (Opportunity)
Opportunity atau peluang adalah faktor eksternal yang dapat
membantu memecahkan suatu masalah dalam suatu kegiatan.
Beberapa peluang adalah sebagai berikut :
- Adanya dukungan dari pihak puskesmas untuk menyelenggarakan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk kesehatan gigi dan mulut di Dusun Ponalan
- Adanya dukungan dan antusiasme yang tinggi dari pihak kader posyandu Dusun Ponalan untuk menyelenggarakan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk kesehatan gigi dan mulut di dusun mereka
2. Ancaman (Threat)Threat atau ancaman adalah faktor eksternal yang dapat menghambat
berjalannya program yang akan dilaksanakan, hambatan yang
ditemukan adalah sebagai berikut :
- Terkadang warga kurang focus dalam menerima materi yang diberikan karena mereka juga memikirkan kegiatan lain yang seharusnya dilakukan sekarang ataupun setelah oenyuluhan yang diberikan selesai
- Tidak semua warga hadir saat penyuluhan sehingga akhirnya sasaran kurang mencapai target
II. SASARAN PROMOSI
1. Sasaran Umum
- Seluruh warga baik para ibu-ibu. Bapak-bapak, remaja, orang tua,
maupun anak-anak Dusun Ponggol, Desa Taman Agung, Kecamatan
Muntilan Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
2. Sasaran Khusus
- Para kader posyandu dan ibu-ibu yang mengikuti kegiatan
penyuluhan.
7
III. TAHAP-TAHAP PROMOSI
Tahap-tahap promosi kesehatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
- Melakukan observasi dan wawancara terhadap pegawai puskesmas
dan warga Desa Taman Agung khususnya warga Dusun Ponggol
untuk mencari permasalahan-permasalahan kesehatan di lingkungan
tersebut.
- Menentukan tema promosi dan media promosi.
- Mencari referensi dan literatur terkait Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) khususnya mengenai kesehatan gigi dan mulut.
2. Pelaksanaan
- Berkoordinasi serta melakukan konsultasi dengan Dokter
Pembimbing Lapangan, Bidan Desa, dan kader posyandu Dusun
Ponggol untuk melaksanakan penyuluhan.
- Pelakasanaan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah
disepakati sebelumnya oleh pihak Puskesmas yang diprantarai oleh
bidan desa dengan kader posyandu Dusun Ponggol.
- Melaksanakan penyuluhan dalam bentuk penjelasan secara langsung
menggunakan media slide yang telah dibuat sebelumnya.
- Memberikan leaflet yang berisikan materi-materi penyuluhan kepada
kader serta warga yang hadir saat penyuluhan.
3. Evaluasi
- Dilakukan diskusi berupa tanya jawab tentang materi yang telah
disampaikan, dengan tujuan untuk mengetahui apakah setelah
pemberian materi tersebut para kader dan warga yang hadir
memahami materi yang telah diberikan.
- Warga tertarik untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) mengenai menjaga kebersihan gigi dan mulut di rumah
mereka masing-masing.
8
IV. ISI PESAN
Pesan yang disampaikan pada setiap media adalah :
- Pengertian PHBS untuk kesehatan gigi dan mulut
- Mengenai bagian-bagian mulut serta organ apa yang ada didalamnya
- Penegasan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut
- Memberi contoh mengenai cara menyikat gigi yang baik
V. BENTUK MEDIA PROMOSI
Media promosi kesehatan menurut Notoatmodjo (2010) adalah semua
sarana yang digunakan untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin
disampaikan oleh komunikator, baik itu media cetak, elektronik, dan media
luar ruangan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan sasaran yang
akhirnya diharapkan dapat merubah perilaku kesehatan ke arah positif.
Tujuan media promosi kesehatan adalah :
- Mempermudah penyampaian informasi
- Memperjelas informasi
- Mempermudah pengertian
- Mengurangi komunikasi yang verbalistik
- Menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata
- Memperlancar komunikasi
Media promosi yang digunakan untuk promosi kesehatan ini berupa
penyuluhan menggunakan slide dan leaflet, atas pertimbangan sebagai berikut:
1. Penyuluhan
Penyuluhan sendiri merupakan suatu kegiatanm penyampaian materi atau
pesan yang dilakukan oleh satu orang atau kelompok kepada satu orang
atau kelompok lain mengenai hal-hal yang berkaitan dengan suatu
program.
Keuntungan
- Cara ini bisa menjangkau lebih banyak orang dalam satu waktu
sehingga timbul komunitasi dua arah antara pemberi materi dengan
peserta sehingga dapat meningkatkan interaksi anatar pemateri dan
peserta menjadi lebih baik.
9
- Slide yang dibuat semerik mungkin akan meningkatkan keinginan
peserta untuk memperhatikan semua materi yang diberikan selama
penyuluhan berlangsung.
Keterbatasan
- Tempat dan sarana pertemuan yang digunakan tidak selalu cukup
- Terbatasnya waktu untuk melakukan diskusi
- Jika materi yang diberikan terlalu banyak akan membuat peserta
menjadi lebih cepat bosan dan tidak mau memperhatikan materi yang
diberikan.
- Penjelasan yang diberikan harus menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti karena peserta yang hadir adalah campuran
2. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-
kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang
sederhana yang berfungsi untuk memberikan keterangan singkat tentang
suatu masalah.
Keuntungan
- Informasi yang terdapat didalamnya dapat dibaca berulang-ulang
- Bahasa mudah dimengerti oleh semua orang
- Dapat disimpan dalam jangka waktu lama
- Penggunaan desain yang menari membuat orang lain tertarik untuk
membaca informasi yang terdapat didalamnya
Keterbatasan
- Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan cukup banyak
- Hanya bisa memberikan informasi secara singkat
10
KESIMPULAN DAN SARAN
I. KESIMPULAN
Penerapan Prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama mengenai
masalah kesehatan gigi dan mulut serta kesadaran untuk melakukan
kegiatan tersebut mulut secara mandiri otomatis akan mampu mencegah
timbulnya masalah-masalah serta penyakit akibat gangguan gigi dan
mulut serta dapat meningkatkan angka kesehatan masyarakat. Keinginan
dan kemauan masyarakat untuk menerapkan PHBS kesehatan gigi
danmulut pada kehidupan sehari-hari juga diharapkan dapat memberikan
manfaat kesehatan bagi masing-masing individu yang menerapkan, serta
diharapkan dapat meningkatkan semangat untuk menjaga kesehatan tubuh
agar menjadi lebih baik sehingga terhindar dari penyakit.
II. SARAN
Puskesmas dapat berkoordinasi dengan bidan desa dan kader0kader
posyandu pada masing-masing dusun untuk membantu dalam meneruskan
promosi serta pelatihan kesehatan mengenai PHBS kesehatan gigi dan
mulut. Dusun yang telah mendapat penyuluhan diharapkan dapat
menerapkan materi-materi yang telah diberikan pada kehidupan sehari-
harinya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2010. Pedoman Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)Tatanan Rumah Tangga, Jakarta : Depkes RI.
Prihasari, Lisa. (20140. Epidemiologi Umum dan Oral. Makalah Tugas. Diambil
tangal 14 Agustus 2015 dari
http://www.academia.edu/10262605/Program_Preventif_kesehatan_gigi_da
n_mulut
Ratnasari, Maya. (2012). Faktor-faltor Manajemen Sumber Daya Mnusia yang
Mempengaruhi Pelaksanaan Perkesmas di Puskesmas Wilayah Kotamadya
Jakarta Barat Tahun 2012. Diambil tanggal 14 Agustus 2015 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37703/5/Chapter%20I.pdf
World Health Organization. (2013). Strategy for oral health in South-East Asia 2013-2020. India
12
LAMPIRAN
13
14