Download - proker 2014
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN
TUGAS TAHUN 2013
DAN RANCANGAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
TAHUN 2014
RSU HARAPAN IBU
PURBALINGGA
I. PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah sarana pelayanan kesehatan yang diharapkan mampu menciptakan
masyarakat yang sehat. Kepuasan pelanggan atau pasien adalah unsur yang utama dan untuk
mencapai hal tersebut haruslah didukung seluruh unsur - unsur didalamnya. Rumah sakit
sebagai sarana kesehatan harus mempunyai pelayanan yang bermutu tidak terkecuali pada
mereka yang memiliki gangguan fungsional dengan menyediakan pelayanan rehabilitasi medik
yang diantarannya yaitu fisioterapi.
Dengan semakin majunya perkembangan tekhnologi yang dibarengi dengan semakin
pandainya pengguna jasa disuatu rumah sakit bukan menjadi hal yang tidak mungkin lagi bila
para pengguna jasa menuntut lebih atas layanan yang diberikan. Untuk itu, maka wajib
hukumnya kita sebagai praktisi memahami sepenuhnya apa keinginan para pengguna jasa agar
kedepannya kita lebih bijak lagi dalam mengambil keputusan atas layanan yang telah kita
berikan.
II. LATAR BELAKANG
Laporan pertanggungjawaban sangat penting untuk dipaparkan agar pihak rumah sakit
mengetahui jelas bagaimana kinerja karyawan serta mengetahui jelas beberapa laporan
mengenai rekapitulasi jumlah pasien, jumlah pemeriksaan, pemasukan dan pengeluaran, daftar
inventaris yang ada pada setiap bagian, dan sebagainya. Dari data tersebut rumah sakit bisa
menganalis bagaimana kondisi serta perkembangan rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat. Laporan pertanggungjawaban yang diikuti dengan rencana
progran kerja untuk tahun 2014 diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan pasien ke
Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga khususnya bagian Fisioterapi.
III. TUJUAN
1. Terselenggaranya pelayanan rumah sakit yang optimal sesuai dengan visi misi RSU
Harapan Ibu Purbalingga.
2. Meningkatkan profesionalisme kinerja karyawan
3. Memberikan kepuasan dan rasa nyaman terhadap pasien dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal.
IV. TUGAS POKOK
1. Menghitung jumlah pasien tiap bulan (terlampir)
2. Menghitung jumlah tindakan / modalitas yang dipakai tiap bulan (terlampir)
3. Menulis data pasien setiap harinya dalam buku harian
4. Fisioterapi melayani dan memberikan tindakannya sesuai dengan kasus (diagnosa).
Tabel 1. Tabel Jumlah Kunjungan Pasien Fisioterapi Tahun 2013
Bulan Umum Askes Kerjasama Jamkesmas Total
RI RJ RI RJ RI RJ RI RJ
Januari 40 12 6 2 - 2 11 9 82
Februari 20 17 7 6 2 5 28 6 91
Maret 44 24 6 5 - 2 31 12 124
April 34 8 6 9 - - 25 9 91
Mei 17 16 10 - - - 15 20 78
Juni 6 7 7 1 - - 10 17 48
Juli 37 33 - 6 - 9 13 14 112
Agustus 23 42 2 6 6 1 17 8 105
September 14 28 10 6 - - 14 19 91
Oktober 19 52 10 6 - 1 3 21 112
Tabel 2. Tabel Jumlah penggunaan modalitas fisioterapi Tahun 2013
Bulan Aktino terapi Elektro terapi Chest fisioTerapi
manipulasiTerapi latian
Januari 31 - 6 - 58
Februari 52 - 17 4 51
Maret 93 3 29 3 60
April 45 16 14 2 44
Mei 59 14 14 - 24
Juni 30 9 7 - 21
Juli 79 15 19 4 66
Agustus 81 15 23 - 59
September 60 33 - 6 41
Oktober 88 62 5 4 23
Tabel 3. Tabel daftar inventaris modalitas fisioterapi
No. Nama barang Jumlah Keterangan1 Infra Red Philips (kecil) 1 Lama2 TDP 1 Baru3 TENS omron tv-f128 1 Baru
RANCANGAN PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN TAHUN 2014
Sehubungan dengan akan berakhirnya tahun 2013 dan memasuki tahun 2014 maka perlu
dibuat rencana dan anggaran kegiatan pada setiap bagian di rumah sakit. Khususnya bagian
Fisioterapi perlu penambahan beberapa sarana dan prasarana untuk meningkatkan jumlah
kunjungan pasien ke poli fisioterapi serta untuk memberikan rasa nyaman dan untuk
meningkatkan mutu pelayanan di poli fisioterapi RSU Harapan Ibu.
Berikut ini beberapa rencana dan anggaran yang dibutuhkan di poli fisioterapi :
1. Sarana dan Prasarana
a. Pengadaan Ruang Poli Fisioterapi
Fisioterapi merupakan salah satu bagian dari Rehabilitasi Medik yang ada di RSU
Harapan Ibu, maka dari itu perlu adanya ruangan bagi fisioterapi untuk melaksanakan
kewenangannya dan untuk menunjang proses kesembuhan pasien. Sebaiknya untuk ruang
fisioterapi sendiri lebih luas dari yang sebelumnya karena salah satu modalitas fisioterapi
yang wajib digunakan adalah exercise selain modalitas alat, sehingga perlu ruangan yang
lebih luas agar pasien lebih nyaman dan aman. Selain itu lokasi ruangan yang strategis juga
menjadi faktor penting karena mayoritas pasien fisioterapi rawat jalan sudah lansia.
Selama ini fisioterapi tidak mempunyai ruangan sendiri dan harus gabung dengan
instalansi radiologi (diruang USG) sehingga sering kali bentrok antara pasien fisioterapi
rawat jalan dengan pasien USG, dan akhirnya pasien fisioterapi harus menunggu berjam-
jam sampai USG selesai baru bisa ditangani. Oleh karena itu ruangan untuk fisioterapi
sangat penting untuk kelancaran penanganan sehingga pasien fisioterapi tidak harus
menunggu terlalu lama sampai ruangan USG selesai dipakai.
Berikut standar ruang poli fisioterapi / rehabilitasi medik di Rumah Sakit menurut
Direktorat Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan.
Ruang terapi sebaiknya dibuat atau dilengkapi sebagai berikut :
Tiap ruangan harus cukup luas untuk penempatan tempat tidur (bed), alat modalitas
terapi serta memungkinkan mobilitas kursi roda.
Penyekat ruangan sebaiknya bukan pemisah yang permanen, misalnya tirai, folding
door, untuk mempermudah pasien masuk dengan menggunakan korsi roda atau tempat
tidur. Penyekat ini juga dimaksudkan agar ruangan mudah diperluas dan dapat dipakai
untuk kegiatan kelompok, analisa jalan dan atau tujuan mengajar kepada pasien.
Ruang terapi untuk alat elektroterapi sebaiknya dilengkapi dengan sambungan erde
dan stabilizer. Untuk alat yang peka terhadap gelombang elektronik disekat dengan sangkar
faraday. Tempat tidur untuk elektroterapi harus terbuat dari bahan kayu.
Untuk ruang terapi latihan atau disebut juga ruang gymnasium sebaiknya cukup luas
dengan peralatan latihan sehingga pasien dapat bebas melakukan terapi latian atau kegiatan,
secara individu maupun kelompok. Dinding dan langit – langit ruangan harus cukup kuat
untuk pemasangan wall bar, shoulder wheel dan alat latihan lainnya.
b. Pengadaan Alat atau Modaitas Fisioterapi
Pada umumnya peralatan yang dibutuhkan meliputi peralatan untuk pemeriksaan /
asesmen, peralatan terapi dan peralatan latian, untuk program individu maupun kelompok.
Kebutuhannya disesuaikan dengan peningkatan kelas rumah sakit menurut standar
DEPKES.
Pada tahun sebelumnya sudah ada penambahan alat yaitu TDP dan TENS namun
pemambahan tersebut masih kurang dari standar minimal peralatan yang harus ada pada poli
fisioterapi berdasarkan klasifikasi rumah sakit tipe C (terlampir).
Berikut penambahan modalitas alat yang diperlukan :
ShortWave Dhiathermy
Alat terapi yang menggunakan energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-
balik frekuensi tinggi yaitu 27.12 Hz dengan panjang gelombang 11 cm. Alat ini dapat
digunakan pada kondisi kelainan tulang, sendi dan otot seperti sprain, strain spasme,
tendinitis, bursitis dll. Dapat juga digunakan pada kelainan saraf perifer.
Rencana anggaran : Rp. 260.000.000,- (physiotherm-s)
Ultrasound Therapi
Ultra sound terapi merupakan suatu terapi dengan menggunakan getaran mekanik
gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz, yang digunakan dalam fisioterapi
adalah 0,5 MHz-5MHz.
Rencana anggaran : Rp. 87.000.000,- (physioson-basic)
Electrical stimulation
Electrical stimulasi merupakan salah satu modalitas fisioterapi dengan arus bolak balik
yang digunakan untuk membantu mengontraksikan otot maupun grup otot yang mengalami
kelemahan juga dapat membantu memperlancar dan memperbaiki aliran darah.
Rencana anggaran : Rp. 87.000.000,- (physiodyn-basic)
Paraffin bath
Paraffin bath merupakan terapi pemanasan superficial menggunakan media lilin yang
diaplikasikan pada kasus seperti rheumathoid arthritis, kontraktur, dll.
Rencana anggaran : Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 3.000.000,-
Shoulder wheel
Shoulder wheel merupakan suatu bentuk alat fisioterapi yang digunakan sebagai media
latihan untuk meningkatkan lingkup gerak sendi bahu (shoulder).
Rencana anggaran : Rp. 2.500.000,-
Physioball
Physioball biasanya digunakan untuk melatih motorik pada anak – anak degan
gangguan tumbuh kembang atau anak dengan cerebal palsy dapat juga dilakukan untuk
latihan senam, baik itu senam hamil, senam nifas dll.
Rencana anggaran : Rp. 300.000,-
2. Program Tindakan Fisioterapi bagi pasien rawat inap
Rehabilitasi Medik diantaranya fisioterapi merupakan salah satu kesatuan dari proses
penanganan pasien selain medica metosa oleh karena itu semua pasien rawat inap diseluruh
bangsal perlu tindakan fisioterapi sesuai dengan kasusnya agar penanganan dan kesembuhannya
dapat terlaksana secara optimal.
Berikut beberapa kasus yang dapat ditangani oleh fisioterapi :
a. FT A mencakup kasus Pediatri, Geriatri dan Obsgin
b. FT B mencakup kasus Musculoskeletal
c. FT C mencakup kasus Neuromuscular
d. FT D mencakup kasus Kardiorespirasi
e. FT E mencakup kasus cedera olahraga
Selain program tindakan tersebut untuk meningkatkan kinerja dan fasilitas lebih baiknya
diadakan kegiatan kelompok untuk pasien fisioterapi yang membutuhkan penanganan tambahan
seperti latihan dalam bentuk senam, senam disini seperti kelompok senam stroke. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memberikan fasilitas dalam penangan di rumah sakit harapan ibu.
3. Kesejahteraan
Kesejahteraan karyawan merupakan hal yang penting, karena hal tersebut juga
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada suatu rumah sakit. Kesejahteraan karyawan dapat
berupa pemberian insentif ataupun yang lainnya. Fisioterapi khususnya meskipun mendapat
intensif akan tetapi jasa medik bagi fisioterapi untuk askes, jamsostek dan jamkesmas tidak
ditalangi oleh rumah sakit padahal untuk penunjang medik yang lain seperti laborat dan
radiologi dapat ditalangi oleh rumah sakit untuk itu harus ada kesamaan antara penunjang satu
dengan yang lain agar tidak ada kesenjangan.
Penyusun
(Riyanita Mugi Astuti)