TUGAS AKHIR
SEKOLAH ALAM MURIA DI KABUPATEN KUDUS
DENGAN PENDEKATAN SUSTAINABLE DESIGN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Arsitektur
Disusun Oleh : Johan Kristiaji Nugroho
NIM 5112410022
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Tugas Akhir dengan
judul Sekolah Alam Muria di Kota Kudus dengan Pendekatan Arsitektur Sustainable
Design dengan baik dan lancer tanpa terjadi suatu halangan apapun yang mungkin dapat
mengganggu proses penyusunan LP3A Sekolah Alam Muria ini.
LP3A Sekolah Alam Muria ini disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan
akademik di Universitas Negeri Semarang serta landasan dasar untuk merencanakan
kembali Sekolah Alam Muria di Kota Kudus. Judul Tugas Akhir yang penulis pilih
adalah “ Sekolah Alam Muria di Kota Kudus”.
Dalam penyusunan LP3A Sekolah Alam Muria ini tidak lupa penulis untuk
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing
sehingga dalam penyusunan LP3A Sekolah Alam Muria ini dapat terselesaikan dengan
baik. Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan, kekuatan serta kemudahan sehingga
dapat menyelesaikannya dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
3. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
4. Bapak Dra. Sri Handayani, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Negeri Semarang
5. Bapak Teguh Prihanto, S.T., M.T., selaku Koor Prodi Teknik Arsitektur Universitas
Negeri Semarang
6. Bapak Ir. Eko Budi Santoso, M.T, selaku pembimbing yang memberikan arahan,
bimbingan, masukan dan persetujuan dalam penyusunan LP3A Sekolah Alam
Muria ini dalam membantu memperlancar Tugas Akhir
7. Bapak Teguh Prihanto, S.T, M.T, selaku pembimbing yang memberikan arahan,
bimbingan, masukan dan persetujuan dalam penyusunan LP3A Sekolah Alam
Muria ini dalam membantu memperlancar Tugas Akhir
v
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas Akhir “Sekolah Alam Muria di Kabupaten Kudus Dengan Pendekatan
Sustainable Design” ini penulis persembahkan kepada :
1. Mama, Papa, dan keluarga tercinta, motivator terbesar dan terhebat dalam
hidupku yang tidak henti-hentinya selalu memberikan do’a, kasih sayang
dan semangat. Yang menjaga hidupku selama ini, yang memberikan
semua yang terindah dalam hidupku, atas segala pengorbanan dan
kesabarannya, mengantarkanku menuju gerbang kesuksesan.
2. Bapak Ir. Eko Budi Santoso, M.T, Bapak Teguh Prihanto, S.T., M.T ,
dan Bapak Ir. Didik Nopianto Agung Nugradi, M.T yang telah
membimbing, memberi masukan, dan motivasi sampai terselesaikannya
skripsi ini.
3. Pacarku Nina Yulia, serta Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan
support.
4. Teman-teman Arsitektur UNNES terimakasih atas kebersamaannya, dan
canda tawanya. Success all.
5. Semua pihak lain yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan skripsi ini.
6. Almamater tercinta
vii
ABSTRAK
SEKOLAH ALAM MURIA DI KOTA KUDUS (Dengan Pendekatan Sustainable Design)
Oleh : Johan Kristiaji Nugroho Dosen Pembimbing : Ir. Eko Budi Santoso, M.T.; Teguh Prihanto, S.T., M.T. Prodi S1 Teknik Arsitektur, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNNES
Sekolah alam merupakan salah satu pendidikan alternatif berbasis lingkungan yang
sedang berkembang di Indonesia, seperti hal nya di Sekolah Alam Indonesia yang di
Bandung, Jurang Doank milik artis Dik Doank yang berada di Tangerang, Green School
yang berada di Bali Sekolah alam Bogor, dan Sekolah alam Indonesia yang berada di
bandung. Sekolah alam adalah sekolah yang menggunakan lingkungan sekolah sebagai
arena belajar dan berinteraksi dengan masyarakat. Hal ini membantu siswa berkembang
menjadi manusia yang berkarakter. Manusia yang tidak saja mampu memanfaatkan alam,
namun juga dapat mencintai dan memelihara alam. Begitu pula di Kota Kudus, hampir
semua sekolah tidak mempergunakan lingkungan di sekitar untuk belajar. Tidak adanya
pelajaran tentang bagaimana bertani, berkebun, maupun beternak. Sekolah yang mampu
mengajarkan kemampuan memanfaatkan alam namun juga dapat memelihara alam untuk
kehidupan selanjutnya.
Peran pendidikan yang sedemikian penting memunculkan gagasan baru dimana
upaya untuk meningkatkan taraf pendidikan penduduk tidak hanya berasal dari sektor
pendidikan formal saja melainkan juga dari sector pendidikan non formal. Konsep awal
pendidikan non formal muncul sekitar tahun 60-an hingga awal tahun 70-an (Philip
Coombs dan Manzoor A., P.H 1985). Kehadiran pendidikan non formal marak di awal-
awal tahun 1970-an terutama disebabkan oleh adanya kebutuhan akan pendidikan yang
begitu luas terutama di negara-negara berkembang.
Sekolah Alam muncul karena adanya ketidakberesan dalam sistem pendidikan
konvensional. Sekolah Alam muncul sebagai alternatif lembaga pendidikan yang berbasis
alam. Belajar dari alam tentunya sangat bagus dalam pendidikan, namun masih banyak
permasalahan kalau hanya belajar dari alam saja. Misalnya dalam hal teknologi yang
lebih canggih Sekolah Alam tidak semata memanfaatkan alam saja melainkan harus
melihat teknologi yang lebih baru juga. Selain itu Sekolah Alam juga perlu merapikan
kurikulumnya karena walaupun mengenalkan apa saja yang ada di alam, akan tetapi
Sekolah Alam perlu standar agar mutunya terjamin.
Pada Tugas Akhir objek perancangan Sekolah Alam Muria ini memiliki jenis
bangunan sebagai sarana pendidikan berbasis alam dan bangunan yang menyesuaikan
alam. Pengertian yang dimaksud dalam hal ini adalah berkaitan dengan disiplin ilmu
viii
arsitektur dan ditekankan pada aspek – aspek perencanaan dan perancangan untuk
Sekolah Alam.
Sustainable design adalah sebuah pendekatan untuk merancang dan bukan sebuah
penilaian estetika maka sustainable design bukanlah merupakan sebuah style. Pendekatan
ini juga dapat digunakan untuk perancangan semua jenis proyek dalam skala apapun.
Tujuan utama pendekatan ini adalah meningkatkan kualitas yang artinya menciptakan
kualitas bangunan yang lebih baik untuk manusia, produk yang lebih baik untuk
digunakan dan tempat yang lebih baik untuk dihuni.Sustainable design juga menekankan
pencarian solusi rancangan yang seimbang terhadap permasalahan lingkungan,
kenyamanan, estetika, serta biaya.
Kata Kunci : Sekolah Alam, Kota Kudus, Sustainable Design.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………..ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN………………………………………………………………….iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 2
1.4 Lingkup Pembahasan ................................................................................ 2
1.5 Metode Pembahasan ................................................................................. 3
1.6 Sistematika Pembahasan .......................................................................... 3
1.6 Alur Pikir ................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Sekolah Alam ............................................................................ 6
2.1.1 Pendidikan ...................................................................................... 6
2.1.2 Hakekat Pendidikan ....................................................................... 7
2.1.3 Unsur-unsur Pedidikan ................................................................... 8
2.2 Sekolah Alam............................................................................................ 9
2.2.1 Pengertian Sekolah Alam ............................................................... 9
2.2.2 Tujuan ........................................................................................... 10
2.2.3Permasalahan Sekolah Alam ........................................................ 10
2.2.4 Fungsi ........................................................................................... 11
2.2.5 Metode Belajar ............................................................................. 11
x
2.2.6 Karakteristik Sekolah Alam ........................................................................... 11
2.2.7 Konsep Pendidikan ......................................................................................... 13
2.2.8 Sistem Pendidikan .......................................................................................... 14
2.2.9 Penerapan Teori Belajar pada Pendidikan Sekolah Alam .............................. 15
2.2.10 Hubungan Antara Perkembangan dengan Belajar ....................................... 16
2.2.11 Waktu Pembelajaran dan Kurikulum ........................................................... 18
2.2.11System Kegiatan Sekolah Reguler dan Sekolah Alam .................................. 19
2.3 Dunia Perkembangan Anak ............................................................................................ 20
2.3.1 Klasifikasi pada Masa Anak-anak .................................................................. 20
2.3.2 Karakter Anak ................................................................................................ 21
2.3.3 Kebutuhan Anak ............................................................................................. 22
2.3.4 Tinjauan Keruangan (Anak dan Lingkungan Belajar) ................................... 24
2.3.5 Studi Komparasi ............................................................................................. 26
2.4 Pengertian Sustainable Design ....................................................................................... 38
2.4.1 Prinsip Sustainable Design ............................................................................. 38
2.4.2 Konsep Sustainable ........................................................................................ 39
2.4.3 Aspek-aspek dalam Sustainable Design ......................................................... 41
2.4.4 Contoh Penerapan Bangunan Sustainable Design ......................................... 42
2.5 Strategi Mewujudkan Sekolah Alam .............................................................................. 49
2.5.1 Strategi dan Metode Pembelajaran ................................................................. 50
2.5.2 Strategi Pemilihan Lokasi .............................................................................. 50
2.5.3 Manajemen Ruang .......................................................................................... 50
2.5.4 Efisiensi Energi .............................................................................................. 50
2.5.5 Konsep Material ............................................................................................. 50
BAB III TINJAUAN LOKASI ............................................................................................... 52
3.1 Tinjauan Umum .............................................................................................................. 52
3.1.1 Aspek Fisik ..................................................................................................... 52
3.1.2 Aspek Non Fisik ............................................................................................ 56
3.1.3 Kebijakan dan Rencana Perkembangan Kota ................................................ 57
3.1 Tinjauan Tapak ......................................................................................................... 59
3.1 Lokasi Tapak ............................................................................................................. 60
BAB IV PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN................................ 64
4.1 Pendekatan Aspek Fungsional ........................................................................................... 64
4.1.1 Analisa Kegiatan Pelaku dan Analisa Sirkulasi ........................... 66
4.1.2 Analisa Kebutuhan Ruang ........................................................... 69
4.1.3 Analisa Studi Kapasitas dan Besaran Ruang ................................ 75
4.2 Pendekatan Aspek Kontekstual ............................................................. 85
4.2.1 Lokasi Tapak ................................................................................ 85
4.2.2 Kondisi Eksisting Tapak ............................................................... 85
4.2.3 Analisa Zonning ........................................................................... 87
4.3 Pendekatan Aspek Sustainable .............................................................. 91
4.3.1 Tujuan Sustainable Desaign ......................................................... 91
4.3.2 Penerapan Sustainable Desaign .................................................... 92
4.3.3 Pendekatan Green Architecture .................................................... 96
4.4 Pendekatan Aspek Kinerja dan Struktur ................................................ 98
4.4.1 Sistem Modul ................................................................................ 98
4.4.2 Sistem Konstruksi dan Struktur .................................................. 100
4.4.3 Analisa Sistem Utilitas ............................................................... 109
4.4.4 Analisa Lansekap ........................................................................ 112
4.4.5 Analisa Sirkulasi Kawasan ......................................................... 114
4.5 Pendekatan Aspek Arsitektural ........................................................... 116
4.5.1 Pendekatan Arsitektur Sustainable ............................................. 116
4.5.2 Tampilan Bangunan .................................................................... 118
4.5.3 Interior Bangunan ....................................................................... 120
4.5.4 Massa Bangunan ......................................................................... 121
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ..............................
5.1 Konsep Aspek Fungsional .................................................................... 123
5.1.1 Pelaku, Aktivitas, dan Kebutuhan Ruang ................................... 123
5.1.2 Kelompok Ruang, Hubungan Ruang, dan Sirkulasi ................... 129
5.1.3 Zonning Ruang ........................................................................... 134
5.2 Konsep Aspek Kontekstual ................................................................. 135
5.2.1 Lokasi dan Site ........................................................................... 135
5.3 Konsep Aspek Teknis .......................................................................... 136
5.3.1 Sistem Modul .............................................................................. 136
5.3.2 Sistem Struktur ........................................................................... 136
5.3.3 Bahan Material ........................................................................... 137
5.4 Konsep Aspek Kinerja ......................................................................... 138
5.4.1 Sistem Pencahayaan ............................................................................... 138
5.4.2 Sistem Utilitas .......................................................................................... 140
5.4.3 Jaringan Keamanan ................................................................................ 146
5.5 Konsep Aspek Arsitektural ............................................................................. 147
5.5.1 Konsep Tata Lansekap........................................................................... 147
5.5.2 Konsep Tata Massa Bangunan ............................................................ 148
5.5.3 Konsep Pra Perancangan....................................................................... 149
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 JENIS PEMBATAS RUANGAN ............................................................................. 23
GAMBAR 2.2 TINGGI BATASAN RUANG .................................................................................. 24
GAMBAR2.3 SIRKULASI UDARA ANAKSEHAT . ................................................................. 25
GAMBAR2.4 PENCAHAYAAN ALAMIANAK ........................................................................ 26
GAMBAR 2.5 RUANG GERAK ANAK ......................................................................................... 26
GAMBAR 2.6 SEKOLAH ALAM BOGOR ..................................................................................... 28
GAMBAR 2.7 SUASANA BELAJAR DI SEKOLAH ALAM BOGOR ............................................. 29
GAMBAR 2.8 SEKOLAH ALAM INDONESIA .............................................................................. 31
GAMBAR 2.9 SALAH SATU KEGIATAN DI SEKOLAH ALAM INDONESIA ............................... 32
GAMBAR 2.10 SAUNG KELAS ................................................................................................... 34
GAMBAR 2.11JOGJA GREEN SCHOOL..................................................................................... 35
GAMBAR 2.12PADEPOKAN / RUANG KELAS & SAUNG JOGJA GREEN SCHOOL ............ 37
GAMBAR 2.13SUASANA BELAJAR MENGAJAR JOGJA GREEN SCHOOL ......................... 38
GAMBAR 2.14TEORI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ...................................................... 44
GAMBAR 2.15 LINGKUNGAN RUMAH DR. HEINZ FRICK ................................................... 46
GAMBAR 2.16 TALANG HORISONTAL DAN VERTIKAL PENGUMPUL AIR HUJAN ................ 47
GAMBAR 2.17 PINTU GESER ..................................................................................................... 48
GAMBAR 2.18 PAGAR TERAS ................................................................................................... 49
GAMBAR 2.19 PENGGUNAAN KERAMIK BEKAS PADA KAMR MANDI .................................. 49
GAMBAR 2.20 KAYU BEKAS DIGUNAKAN SEBAGAI PLAFOND ............................................. 50
GAMBAR 2.21 TANGGA DARI BATU ALAM BEKAS ................................................................ 50
GAMBAR 2.22 JENDELA NAKO DENGAN SIRIP, LUBANG ANGIN, PINTU JALUSI ................. 51
GAMBAR 2.23 TANAMAN RAMBAT PADA DINDING EKSTERIOR .......................................... 51
GAMBAR 2.24 EKSTERIOR, INTERIOR RUMAH GLACIER ...................................................... 52
GAMBAR 2.25 INTERIOR GLACIER .......................................................................................... 52
GAMBAR 2.26 GREEN ROOF DAN TAMPAK DEPAN ................................................................ 53
GAMBAR 3.1 PETA KUDUS ....................................................................................................... 55
GAMBAR 3.2 KRITERIA SITE .................................................................................................... 59
GAMBAR 3.3 LOKASI TAPAK .................................................................................................... 65
xiv
GAMBAR 3.4 LOKASI TAPAK .................................................................................................... 68
GAMBAR 3.5 UKURAN SITE ...................................................................................................... 69
GAMBAR 3.6 POTONGAN SITE .................................................................................................. 69
GAMBAR 3.7 POTONGAN JALAN DEPAN SITE ......................................................................... 69
GAMBAR 3.8 KONDISI SITE ....................................................................................................... 70
GAMBAR 4.1 KEGIATAN SEKOLAH ALAM MURIA ................................................................. 72
GAMBAR 4.2 SKEMA KEGIATAN ANAK DIDIK ........................................................................ 73
GAMBAR 4.3 SKEMA KEGIATAN PENGAJAR ........................................................................... 73
GAMBAR 4.4 SKEMA KEGIATAN PENGELOLA ........................................................................ 74
GAMBAR 4.5 SKEMA KEGIATAN PENGUNJUNG ...................................................................... 74
GAMBAR 4.6 SKEMA KEGIATAN SERVICE .............................................................................. 75
GAMBAR 4.7 KONDISI EKSISTING ............................................................................................ 91
GAMBAR 4.8 KONDISI EKSISTING ............................................................................................ 91
GAMBAR 4.9 JALAN SETAPAK SEKOLAH ALAM MURIA ........................................................ 92
GAMBAR 4.10 TOPOGRAFI SUNGAI DAN PERTANIAN ........................................................... 93
GAMBAR 4.11 KONSEP PENCAPAIAN SITE .............................................................................. 94
GAMBAR 4.12 ANALISA KEBISINGAN ...................................................................................... 95
GAMBAR 4.13 KONSEP VIEW ................................................................................................... 95
GAMBAR 4.14 KONSEP KLIMATOLOGI .................................................................................... 96
GAMBAR 4.15 KONSEP PENDEKATAN SUSTAINABLE DESAIGN ............................................ 97
GAMBAR 4.16 SUSTAINABLE DESAIGN PROSES ..................................................................... 98
GAMBAR 4.17 PENCAHAYAAN ALAMI ..................................................................................... 99
GAMBAR 4.18 CROSS VENTILATION ....................................................................................... 99
GAMBAR 4.19 MATERIAL BAMBU ......................................................................................... 101
GAMBAR 4.20 MATERIAL BESI BEKAS .................................................................................. 101
GAMBAR 4.21 BANGUNAN ROOSTER .................................................................................... 102
GAMBAR 4.22 KOLAM IKAN .................................................................................................. 102
GAMBAR 4.23 CURTAIN WALL.............................................................................................. 102
GAMBAR 4.24 GREEN ROOF .................................................................................................. 102
GAMBAR 4.25 CLIMATE CHANGE .......................................................................................... 103
GAMBAR 4.26 DESAIN MENYATU DENGAN ALAM ............................................................. 103
GAMBAR 4.27 ILUSTRASI MODUL HORIZONTAL ................................................................. 104
GAMBAR 4.28 ILUSTRASI MODUL VERTIKAL ...................................................................... 105
GAMBAR 4.29 RUMAH RANGKA KAYU ................................................................................ 106
GAMBAR 4.30 RUMAH RANGKA KAYU DAN BATA ............................................................. 107
GAMBAR 4.31 RUMAH RANGKA BATA................................................................................. 107
GAMBAR 4.32 RUMAH RANGKA BETON .............................................................................. 107
GAMBAR 4.33 KONSTRUKSI BAMBU ..................................................................................... 108
GAMBAR 4.34 LANTAI DARI SUSUNAN BAMBU .................................................................. 113
GAMBAR 4.35 DINDING DARI BAMBU .................................................................................. 113
GAMBAR 4.36 SKEMA LISTRIK PLN ...................................................................................... 114
GAMBAR 4.37 SKEMA JARINGAN KOMUNIKASI .................................................................. 115
GAMBAR 4.38 SKEMA DISTRIBUSI AIR DOWN FEED ........................................................... 115
GAMBAR 4.39 SKEMA SANITASI ........................................................................................... 116
GAMBAR 4.40 SKEMA AIR HUJAN ......................................................................................... 116
GAMBAR 4.41 SKEMA ANALISIS SAMPAH ........................................................................... 117
GAMBAR 4.42 KOLAM IKAN .................................................................................................. 118
GAMBAR 4.43 SKETSA FASADE BANGUNAN 1 .................................................................... 124
GAMBAR 4.44 SKETSA FASADE BANGUNAN 2 .................................................................... 124
GAMBAR 4.43 SKETSA FASADE BANGUNAN 3 .................................................................... 124
GAMBAR 5.1 HUBUNGAN RUANG .......................................................................................... 136
GAMBAR 5.2 SIRKULASI RUANG PENDIDIKAN PAUD ...................................................... 136
GAMBAR 5.3 SIRKULASI RUANG PENDIDIKAN TK ............................................................. 137
GAMBAR 5.4 SIRKULASI RUANG PENDIDIKAN SD ............................................................. 137
GAMBAR 5.5 SIRKULASI RUANG PENGELOLA ...................................................................... 138
GAMBAR 5.6 SIRKULASI RUANG PENUNJANG ...................................................................... 138
GAMBAR 5.7 SIRKULASI RUANG SERVIS .............................................................................. 139
GAMBAR 5.8 KONSEP ZONNING ............................................................................................ 146
GAMBAR 5.9 KONSEP EKSISTING SITE ................................................................................. 146
GAMBAR 5.10 BATAS-BATAS SITE ........................................................................................ 147
GAMBAR 5.11 KONSEP PENCAHAYAAN ALAMI ................................................................. 150
GAMBAR 5.12 KONSEP PENCAHAYAAN BUATAN .............................................................. 151
GAMBAR 5.13 KONSEP PENGHAWAAN ALAMI ................................................................... 152
GAMBAR 5.14 SKEMA PENYEDIAAN LISTRIK PLN .............................................................. 153
GAMBAR 5.15 SKEMA JARINGAN KOMUNIKASI .................................................................. 154
GAMBAR 5.16 SKEMA SISTEM DISTRIBUSI DOWN FEED .................................................... 155
GAMBAR 5.17 SKEMA SANITASI .......................................................................................... 156
GAMBAR 5.18 SKEMA AIR HUJAN ......................................................................................... 157
GAMBAR 5.19 SKEMA PENGOLAHAN SAMPAH ................................................................... 158
GAMBAR 5.20 SISTEM KEAMANAN ...................................................................................... 159
GAMBAR 5.21 KOLAM IKAN .................................................................................................. 159
GAMBAR 5.22 KONSEP TATA MASA BANGUNAN ................................................................ 160
GAMBAR 5.23 KELAS INDOOR BAMBU ................................................................................ 161
GAMBAR 5.24 KELAS OUTDOOR BAMBU ............................................................................. 162
GAMBAR 5.25 KAMAR MANDI BAMBU ................................................................................ 163
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 WAKTU PEMBELAJARAN DAN KURIKULUM SEKOLAH ALAM ....................... 17
TABEL 2.2 SYSTEM KEGIATAN SEKOLAH REGULER DAN SEKOLAH ALAM ................... 19
TABEL 2.3KLASIFIKASI PADA MASA ANAK - ANAK .......................................................... 20
TABEL 2.4RUANG GERAK BERMAIN DALAM RUANG .......................................................... 22
TABEL 2.5RUANG GERAK BERMAIN DI LUAR RUANG BERDASARKAN USIA ANAK . 22
TABEL 2.6WAKTU PEMBELAJARAN DAN KURIKULUM SEKOLAH ALAM BOGOR ............... 29
TABEL 2.7 MATA PELAJARAN JOGJA GREEN SCHOOL ....................................................... 38
TABEL 2.8 STUDI PERBANDINGAN TEMPAT SEKOLAH ALAM ........................................... 39
TABEL 3.1 LUAS TANAH MENURUT KEMIRINGAN ................................................................. 57
TABEL 3.2 SARANA PENDIDIKAN ............................................................................................. 60
TABEL 3.3 PENDISTRIBUSIAN KEGIATAN................................................................................ 61
TABEL 4.1 KEBUTUHAN RUANG BERDASARKAN MACAM DAN PELAKU KEGIATAN . 67
TABEL 4.2 ANALISA BESARAN KELOMPOK RUANG PENERIMA ........................................... 81
TABEL 4.3 ANALISA BESARAN KELOMPOK RUANG PENGELOLA ......................................... 81
TABEL 4.4 ANALISA BESARAN RUANG PENDIDIKAN PAUD - TK - SD .......................... 82
TABEL 4.5 ANALISA BESARAN KELOMPOK RUANG PENUNJANG ......................................... 84
TABEL 4.6 ANALISA BESARAN RUANG KELOMPOK RUANG SERVICE ................................. 85
TABEL 4.7 TOTAL BESARAN RUANG ....................................................................................... 85
TABEL 4.8 JENIS BAMBU DAN CIRI - CIRINYA ........................................................................ 86
TABEL 4.9 ANALISA ARSITEKSTUR SUSTAINABLE ............................................................... 98
TABEL 5.1 KEBUTUHAN RUANG BERDASARKAN MACAM DAN PELAKU KEGIATAN 128
TABEL 5.2 PENGELOMPOKAN RUANG .................................................................................. 134
xiii
Sekolah Alam Muria | Kudus
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah memang memegang peranan penting dalam mengembangkan kemampuan
pada siswa. Sekolah yang berkualitas baik, akan menghasilkan lulusan yang baik, bukan
lulusan terbaik karena dari bimbingan belajar yang membuat berkualitas baik.Namun sekolah
yang ada saat ini lebih mengutamakan pengembangan aspek kognitif pada siswa dalam
proses belajar mengajar, sekolah lebih memprioritaskan evaluasi pada kemampuan akademis
semata, karena telah terdapat pedoman penilaian yang jelas dan dapat dipahami oleh para
orang tua. Padahal untuk menghadapi dunia yang selalu berubah kemampuan menghafal saja
masih kurang. Ada hal yang lebih penting dari sekedar kemampuan menghafal, yaitu
kemampuan dalam memperoleh informasi atau data, memahami, mengelola, dan
memanfaatkannya agar dapat menjawab tantangan dan memecahkan persoalan dalam
kehidupan diluar sekolah.
Sekolah alam merupakan salah satu pendidikan alternatif berbasis lingkungan yang
sedang berkembang di Indonesia, seperti hal nya di Sekolah Alam Indonesia yang di
Bandung, Jurang Doank milik artis Dik Doank yang berada di Tangerang, Green School yang
berada di Bali Sekolah alam Bogor, dan Sekolah alam Indonesia yang berada di bandung..
Sekolah alam adalah sekolah yang menggunakan lingkungan sekolah sebagai arena belajar
dan berinteraksi dengan masyarakat. Hal ini membantu siswa berkembang menjadi manusia
yang berkarakter. Manusia yang tidak saja mampu memanfaatkan alam, namun juga dapat
mencintai dan memelihara alam.Begitu pula di Kota Kudus, hampir semua sekolah tidak
mempergunakan lingkungan di sekitar untuk belajar. Tidak adanya pelajaran tentang
bagaimana bertani, berkebun, maupun beternak. Sekolah yang mampu mengajarkan
kemampuan memanfaatkan alam namun juga dapat memelihara alam untuk kehidupan
selanjutnya.
Karena itu, di kota Kudus perlu sebuah sekolah yang sesuai dengan kebutuhan akan
pendidikan yang menekankan pada keterampilan dalam memecahkan masalah. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Sekolah
1
Sekolah Alam Muria | Kudus
Alam di Kudus yang memiliki kualitas pendidikan dengan mutu yang lebih baik serta
berbasis terhadap alam.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan LP3A ini adalah memperoleh suatu landasan desain studio
gambar tugas akhir sekolah alam yang sesuai, jelas dan layak, dengan penekanan sustainable
design.
1.3 Manfaat
a. Subjektif
Guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai
syarat kelulusan Sarjana Strata 1 (S-1) pada Jurusan Arsitektur Universitas Negeri
Semarang (UNNES).
b. Objektif
Pengetahuan sebagai implementasi konsep sustainable design. Dan sebagai
landasan perancangan sekolah alam yang berdasarkan sutainable.
1.4. Lingkup Pembahasan
a. Ruang Lingkup Substansial
Pembahasan mencakup hal – hal yang berkaitan dengan pengertian Sekolah
Alam dengan penekanan sustainable design yang berfungsi sebagai sarana pendidikan
berbasis alam dan bangunan yang menyesuaikan alam. Pengertian yang dimaksud
dalam hal ini adalah berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur dan ditekankan pada
aspek – aspek perencanaan dan perancangan untuk Sekolah Alam.
Sustainable design adalah sebuah pendekatan untuk merancang dan bukan
sebuah penilaian estetika makasustainable designbukanlah merupakan sebuahstyle.
Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk perancangan semua jenis proyek dalam
skala apapun. Tujuan utama pendekatan ini adalah meningkatkan kualitas yang artinya
menciptakan kualitas bangunan yang lebih baik untuk manusia, produk yang lebih baik
untuk digunakan dan tempat yang lebih baik untuk dihuni.Sustainable design juga
menekankan pencarian solusi rancangan yang seimbang terhadap permasalahan
lingkungan, kenyamanan, estetika, serta biaya.
2
Sekolah Alam Muria | Kudus
b. Ruang Lingkup Spasial
Secara administratif tapak perencanaan sekolah alam ini berada di Jalan Kudus-
Colo, Kajar, Muria, Kabupaten Kudus.
1.5Metode Pembahasan
Metode Pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu memaparkan
dan menguraikan data, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara :
a. Studi Literatur
Studi literatur yaitu koleksi data referensi kepustakaan sebagai acuan dalam
perencanaan dan perancangan.
b. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan
langsung di lokasi.
c. Interview
Interview dilakukan dengan dialog langsung baik dengan pelaku aktifitas maupun
pengelola untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik.
1.6. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan
dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang, tujuan, dan sasaran, lingkup pembahasan, metode
pembahasan dan sistematika pembahasan serta alur bahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang tinjauan umum mengenai pendidikan, Sekolah Alam, serta studi
perbandingan Sekolah Alam yang sudah ada, juga tinjauan khusus mengenai
penekanan desain yang dipilih, yakni Sustainable Design.
BAB III TINJAUAN KOTA KUDUS
Menguraikan tentang tinjauan Kota Kudus beserta peraturan dan kebijakan pada
daerah setempat.
3
Sekolah Alam Muria | Kudus
BAB IV PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Menguraikan dasar – dasar pendekatan dan menguraikan pendekatan fungsional,
kinerja, teknis, konstektual, dan arsitektural.
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Menguraikan konsep dasar perencanaan dan perancangan serta program perancangan
yang berisi program ruang dan kebutuhan luas tapak sebagai pedoman perancangan
fisik bangunan Sekolah Alam di Kota Kudus.
4
Sekolah Alam Muria | Kudus
Alur Pikir AKTUALITA - Meningkatnya antusiasme dan kewaspadaan masyarakat terhadap isu pemanasan global yang diakibatkan karenakurangnya penanaman hutan kembali. - Pentingnya membentuk generasi penerus bangsa yang memiliki kecintaan terhadap alam. - Sekolah alam merupakan alternatif bangunan pendidikan yang terbukti efisien menggunakan alam sebagai sarana belajar dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar. URGENSI Kebutuhan akan instansi pendidikan yang berkonsep Sekolah Alam di Kota Kudus dalam menggunakan sumber daya alam dan lokal sebagai arena belajar dan berinteraksi. ORIGINALITAS Merencanakan suatu Sekolah Alam dengan penekanan desain Sustainable Design dengan sarana dan prasarana yang edukatif, inovatif, dan atraktif.
TUJUAN
Untuk mewadahi kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Sekolah Alam Kota Kudus.
SASARAN Tersusunnya usulan langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Sekolah Alam Kota Kudus melalui aspek-aspek panduan perancangan dan alur pikir proses penyusunan LP3A dan Desain Grafis yang akan
dikerjakan.
RUANG LINGKUP Substansial : Perencanaan dan perancangan Sekolah Alam Kota Kudus sebagai suatu bangunan massa banyak yang memiliki keterpaduan dengan konteks sekitarnya dan memenuhi kebutuhan fasilitas, sarana, dan prasarana, pengelola, maupun pengunjung fasilitas ini. Spasial : Perencanaan dan perancangan Sekolah Alam Kota Kudus ini berada di Kota Kudus.
STUDI BANDING DATA TINJAUAN PUSTAKA
ANALISIS Analisa terhadap komplikasi data, tinjauan dan hasil studi banding dengan pendekatan yang mengacu pada aspek
fungsional, kontekstual, kinerja, teknis, dan arsitektural
FEED BACK
PENDEKATAN DESAIN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) Sekolah Alam Kota Kudus
5
Sekolah Alam Muria | Kudus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Sekolah Alam
2.1.1 Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan bisa saja bermula dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh
banyak orang dengan memainkan musik dan membacakan bayi dalam kandungan dengan
harapan bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan, yang
berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi
“mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi
latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran.
Peran pendidikan yang sedemikian penting memunculkan gagasan baru dimana upaya
untuk meningkatkan taraf pendidikan penduduk tidak hanya berasal dari sektor pendidikan
formal saja melainkan juga dari sector pendidikan non formal. Konsep awal pendidikan non
formal muncul sekitar tahun 60-an hingga awal tahun 70-an (Philip Coombs dan Manzoor A.,
P.H 1985). Kehadiran pendidikan non formal marak di awal-awal tahun 1970-an terutama
disebabkan oleh adanya kebutuhan akan pendidikan yang begitu luas terutama di negara-
negara berkembang.
UU Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 26 ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan non formal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Kemudian pada ayat 2 menjelaskan lebih lanjut
bahwa pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik (warga
belajar) dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Selanjutnya pada ayat 3 ditegaskan bahwa
pendidikan non formal meliputi (a) pendidikan kecakapan hidup (life skill) ; (b) pendidikan
anak usia dini; (c) pendidikan kepemudaan; (d) pendidikan pemberdayaan perempuan; (e)
6
Sekolah Alam Muria | Kudus
pendidikan keaksaraan; (f) pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja; (g) pendidikan
kesetaraan; (h) serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
Pendidikan non formal dapat berupa sekolah yang kini sedang marak dikembangkan.
Sekolah tersebut adalah Sekolah Alam. Sekolah Alam adalah sekolah dimana alam digunakan
sebagai media pembelajaran. Lingkungan Sekolah Alam terasa natural dengan bangunan sekolah
yang hanya berupa rumah panggung yang biasa disebut sebagai saung yang dikelilingi oleh
berbagai kebun buah, sayur, bunga bahkan areal peternakan, bukan suasana gedung bertingkat
dan megah sebagai ruang kelas. Keberagaman dipandang sebagai sesuatu yang unik di Sekolah
Alam, dan keseragaman tidak dipandang dari apa yang dikenakan, tapi pada akhlak, perilaku dan
sikap serta semangat belajar dan rasa ingin tahu mereka.
2.1.2 Hakekat Pendidikan
Hakekat pendidikan merupakan kegiatan formal yang melibatkan
guru,murid,kurikulum,evaluasi,adminitrasi yang secara stimultan memproses peserta didik
menjadi lebih bertambah pengetahuan,skil,dan nilai kepribadiannya.Menurut Mudyaharjo
proses kegiatan pendidikan ditandai dengan :
a. Masa Pendidikan (12 tahun)
Masa pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas yaitu masa periode masa anak
dan dewasa.
b. Lingkungan Pendidikan
Pendidikan berlangsung dalam lingkungan yang diciptakan khusus untuk
menyelenggarakan pendidikan.Secara teknis pendidikan berlangsung dikelas.
c. Bentuk Kegiatan
Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum.Tujuan
Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar.tujuan pendidikan terbatas pada
pengembangan kemampuan – kemampuan tertentu.
7
Sekolah Alam Muria | Kudus
2.1.3 Unsur – Unsur Pendidikan
a.Anak didik
Banyak batasan tentang anak, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun dari segi agama,
yaitu :
1) Anak adalah individu yang mempunyai potensi fisik dan psikis
2) Anak adalah individu yang membutuhkan bantuan
3) Menurut Aristoteles, anak ialah individu yang berada pada usia 0;0-7;0 (Sujanto
Agus,1997).
4) Anak diartikan sebagai kabar baik
“ Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi khabar gembira kepadamu seorang anak
yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang
seperti dia.” (Q.S.Maryam:7).
5) Anak diartikan sebagai keturunan sekaligus sebagai hiburan
Dan orang – orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri –
isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang – orang yang bertaqwa.” (Q.S. Al Furqon:74).
6) Anak diartikan sebagai perhiasan hidup di dunia
“ Harta dan anak – anak adalah perhiasan kehidupan dunia…” (Q.S. Al
Kalfi:46). b. Pendidik
Pendidik dalam arti sederhana adalah semua orang yang dapat membantu
perkembangan kepribadian seseorang dan mengarahkannya pada tujuan pendidikan.
Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, dan atau
melatih peserta didik.
c. Alat pendidik
MenurutTirtorahardjo, U. (1994:56), alat – alat pendidikan dapat diklasifikasikan
menjadi :
1) Alat pendidikan Preventif
Dimaksudkan untuk mencegah anak sebelum ia berbuat sesuatu yang tidak baik.
2) Alat Pendidikan Kuratif
8
Sekolah Alam Muria | Kudus
Dimaksudkan untuk memperbaiki karena anak didik telah melakukan pelanggaran
sesuatu atau telah berbuat sesuatu yang buruk.
3) Lingkungan Pendidikan
Lingkungan merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Memahami lingkungan
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari pemahaman akan konsepsi pendidikan itu
sendiri. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlanjut terus – menerus. Sebagai
suatu proses, pendidikan akan berlangsung dalam berbagai situasi dan lingkungan.
4) Tujuan pendidikan
Supaya proses pendidikan dapat mencapai hasil secara efektif dan efisien.
2.2 Sekolah Alam
2.2.1 Pengertian Sekolah Alam
Sekolah Alam adalah fasilitas pendidikan yang filosofi dasarnya kembali pada tujuan
penciptaan manusia, yaitu menjadi rahmat bagi sekalian alam.Sekolah Alam memiliki fungsi
dan tingkatan yang sama dengan sekolah konvensional, memiliki kurikulum Departemen
Pendidikan Nasional yang ditambah dengan kurikulum sekolah alam yaitu kurikulum
kepemimpinan dan akhlak yang terinspirasi oleh keteraturan alam, juga dua penekanan aspek
visual – spasial, kinestetik, dan naturalis pada penggunaan metode Multiple Intelegence
System.
Sekolah Alam adalah sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta.
Lingkungan Sekolah Alam sungguh terasa natural dengan bangunan sekolah yang hanya
berupa rumah panggung yang biasa disebut sebagai saung yang dikelilingi oleh berbagai
kebun buah, sayur, bunga bahkan areal peternakan.
Sejak dini anak – anak dikenalkan dengan lingkungan kehidupan nyata. Anak – anak
Sekolah Alam dibebas,kan untuk tidak berseragam, justru mengenakan pakaian bermain
lengkap dengan sepatu boot-nya yang membuat mereka bebas untuk bereksplorasi dengan
lingkungannya. Keberagaman dipandang sebagai sesuatu yang unik di Sekolah Alam dan
keseragaman tidak dipandang dari apa yang dikenakan, tapi pada akhlak, perilakudan sikap
serta semangat belajar dan rasa ingin tau mereka.
Secara ideal, dasar konsep tersebut berangkat dari nilai – nilai Al-Qur’an dan sunnah,
yang menyatakan bahwa hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadi kholifah di muka
bumi. Hakikat tujuan pendidikan adalah membantu anak didik tumbuh menjadi manusia yang
9
Sekolah Alam Muria | Kudus
berkarakter. Menjadi menusia yang tidak saja mampu memanfaatkan apa yang tersedia di
alam, tetapi juga mampu mencintai dan memelihara lingkungannya. Pengetahuan bukanlah
barang yang harus kita miliki.
Pengetahuan adalah sebuah fungsi. Sebagai sebuah fungsi, kita harus mempelajari
semua pengetahuan yang membantu kita berubah menjadi lebih baik. Belajar adalah proses
menggunakan pengetahuan sebagai penuntun perjalanan mendekati kesempurnaan secara
konstan. Belajar adalah proses menjadi secara konstan. Karena menjadi merupakan proses
yang tidak pernah berakhir, belajar adalah satu – satunya proses kehidupan yang tidak pernah
selesai. Itulah antara lain yang menjadi landasan lahirnya Sekolah Alam.
Sejak dini, anak – anak Sekolah Alam diperkenalkan dengan berbagai kegiatan yang
aneh untuk takaran anak seusia mereka disekolah lain. Mereka telah biasa melakukan bisnis
dengankegiatan “market day” yaitu siswa diajarkan usaha jual – beli dari dan untuk mereka.
Ada acara “Open House” yang merupakan kegiatan tahunan, dimana setiap siswa mendapat
peran untuk menjadi tuan rumah bagi tamu undangan yang hadir untuk melihat kemajuan
Sekolah Alam. Kegiatan OTFA (Out Tracking Fun Adventure) yang merupakan kegiatan luar
sekolah favorit, tapi tidak sekedar darma wisata atau rekreasi. Dua kegiatan ini mengenalkan
dan mendekatkan siswa pada proses dan bukan pada hasil.
2.2.2 Tujuan
Tujuan dari Sekolah Alam ini adalah menyediakan suatu wadah pendidikan bagi anak
tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD)
dengan alternatif pembelajaran berbasis alam untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas
baik.
Sekolah yang didirikan dengan keinginan untuk mengubah paradigma bahwa sekolah
yang berkualitas tidak hanya dilakukan secara formal pada umumnya. Paradigma yang ada
berdampak bahwa pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang formal. Untuk mengubah
hal tersebut diperlukan sistem pendidikan yang berkualitas dan kreatif, tidak bergantung pada
alat peraga yang relatif mahal, tetapi mengacu pada alam sebagai sumber ilmu pengetahuan. 2.2.3 Permasalahan Sekolah Alam
Sekolah Alam muncul karena adanya ketidakberesan dalam sistem pendidikan
konvensional. Sekolah Alam muncul sebagai alternatif lembaga pendidikan yang berbasis
alam. Belajar dari alam tentunya sangat bagus dalam pendidikan, namun masih banyak
permasalahan kalau hanya belajar dari alam saja. Misalnya dalam hal teknologi yang lebih
canggih Sekolah Alam tidak semata memanfaatkan alam saja melainkan harus melihat
10
Sekolah Alam Muria | Kudus
teknologi yang lebih baru juga. Selain itu Sekolah Alam juga perlu merapikan kurikulumnya
karena walaupun mengenalkan apa saja yang ada di alam, akan tetapi Sekolah Alam perlu
standar agar mutunya terjamin. 2.2.4 Fungsi
Merupakan bangunan fasilitas pendidikan yang mewadahi kegiatan belajar jenjang :
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD).
Ketidakberesan pendidikan yang ada mendorong terbentuknya sekolah dengan konsep baru
yang dapat meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah Alam muncul sebagai alternatif
pendidikan yang berbasis alam.
2.2.5 Metode Belajar
Di sekolah alam metode belajar mengajar lebih banyak menggunakan action learning
dimana anak belajar melalui pengalaman (anak mengalami dan melakukan langsung).
Dengan mengalami langsung anak atau siswa diharapkan belajar dengan lebih bersemangat,
tidak bosan, dan lebih aktif. Adapun metode belajarnya sebagai berikut :
a. Dalam membentuk akhlaqul karimah, digunakan metode keteladanan. Guru harus
mencontohkan akhlaq secara nyata kepada siswa.
b. Dalam membentuk logika ilmiah, digunakan metode spider – web, alam & bisnis
sebagai media belajar. Guru memfasilitasi siswa berinteraksi dengan alam dengan
rangkaian tema/projek pembelajaran sedemikian rupa sehingga anak mendapatkan
pemahaman yang holistik tentang alam semesta.
c. Dalam membentuk jiwa kepemimpinan, digunakan metode out – bound sebagai
media belajar. Guru melakukan aktivitas out – bound secara praktis bersama siswa.
d. Dalam membentuk jiwa wirausaha, digunakan metode magang agar murid
berinteraksi dengan unit, pelaku dan lingkungan bisnis.
e. Waktu Pembelajaran Dan Kurikulum
2.2.6 Karakteristik Sekolah Alam
1) Para murid lebih banyak belajar di alam terbuka
Di sekolah alam proses pembelajaran tidak seperti di sekolah formal yang banyak
menggunakan ruang kelas dalam kegiatan belajar mengajar. Sekolah alam lebih banyak
belajar di alam terbuka dalam kegiatan belajar mengajarnya.
11
Sekolah Alam Muria | Kudus
Gambar 2.1 Saung-saung di Sekolah Alam
Sumber: www.sekolahalamindonesia.org
2) Konsep learning to do
Pembelajaran di Sekolah Alam lebih kepada belajar melakukan sesuatu jadi tidak
hanya belajar teori saja.
Gambar 2.2 Fun Cooking
Sumber: www.sekolahalamindonesia.org
3) Alam sebagai objek pembelajaran
Alam sebagai objek pembelajaran para murid diharapkan nanti mereka lebih aware
terhadap alam dan tahu aplikasi dari pengetahuan yang dipelajari dari alam. Tidak hanya
teori saja tapi pernah mengalami pembelajaran secara langsung dari alam.
Gambar 2.3 Belajar dari Alam
Sumber: www.sekolahalamindonesia.org
12
Sekolah Alam Muria | Kudus
4) Peduli terhadap lingkungan
Penggunaan alam sebagai objek belajar juga bertujuan agar murid lebih peduli
terhadap lingkungan dan bias menerapkan pengetahuan yang dipelajari di kemudian hari.
Gambar 2.4 Recycling Garden
Sumber: www.sekolahalamindonesia.org
5) Tanpa IT pembelajaran tetap berjalan
Tanpa adanya sarana IT pembelajaran di Sekolah Alam tetap berjalan karena alam
sebagai objek utama dalam Sekolah Alam.
Gambar 2.5 Alat Peraga
Sumber: www.sekolahalamindonesia.org
2.2.7 Konsep Pendidikan
Konsep Sekolah Alam adalah konsep belajar aktif, menyenangkan dengan
menggunakan alam sebagai media langsung untuk belajar. Sekolah Alam berusaha
menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, dimana suasana belajar tidak
menegangkan, komunikasi antara guru dan siswa juga hangat dan juga mementingkan
pada active learningdimana siswa tidak berfokus pada buku – buku pelajaran saja tapi
mengalami langsung apa yang mereka pelajari, bisa lewat percobaan, observasi dan lain
sebagainya. Sekolah Alam lebih memanfaatkan alam sebagai media untuk siswa belajar
langsung.
13
Sekolah Alam Muria | Kudus
a. Fun Learning (Belajar yang menyenangkan)
Belajar di alam terbuka secara naluriah akan menimbulkan suasana ‘fun’, tanpa tekanan
dan jauh dari kebosanan. Dengan demikian akan tumbuh kesadaran pada anak bahwa
‘learning is fun’dan sekolah identic dengan kegembiraan sehingga membangun
motivasi belajar Anak.
b. Belajar sambil bermain
Kemampuan dasar untuk membangun jiwa keingintahuan, kemampuan melakukan
observasi dan membuat hipotesa, serta kemampuan menerapkan metode berpikir
ilmiah.
c. Learning By Doingor Active Learning (Belajar dengan melakukan atau Aktif Belajar)
Siswa mampu untuk bereksplorasi, memecahkan masalah, bereksperimen dan
berkreasi.
d. Belajar dari Semua
Tidak hanya murid yang belajar. Gurupun belajar dari murid, bahkan orang tua juga
belajar dari guru dan anak – anak. Di Sekolah Alam anak – anak tidak hanya belajar di
kelas tetapi di mana saja dan pada siapa saja. Mereka belajar tidak hanya dari buku tapi
dari apa saja yang ada di sekelilingnya. Dan yang jelas mereka belajar tidak untuk
mengejar nilai, tapi untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari – hari. 2.2.8 Sistem Pendidikan
a. Jarang atau bahkan tidak menerapkan sistem pemberian PR.
b. Pengajaran tentang tanggung jawab dan disiplin diri diajarkan.
c. Mengajarkan siswa belajar tidak hanya berdasarkan atau mengandalkan text book, tapi
juga belajar aktif. Belajar dengan aktif dengan situasi, kondisi.
d. Komunikasi antara siswa dan guru yang menyenangkan diharapkan akan memberikan
motivasi belajar yang besar untuk siswa dan menumbuhkan minat akan apa yang
dipelajari.
e. Situasi belajar yang menyenangkan, dukungan komunikasi yang hangat antara guru dan
siswa memudahkan anak dalam beradaptasi dan memahami dirinya sendiri.
f. Dalam keseharian kita sama sekali tidak akan menemukan proses belajar dalam artian
“formal” dan konvensional.
g. Tidak ada bangku dan meja layaknya sebuah kelas, karena anak – anak dapat belajar
dengan duduk bersila atau bahkan selonjoran di mana saja di lantai tempat mereka
belajar.
14
Sekolah Alam Muria | Kudus
h. Tidak adanya murid yang mengenakan pakaian seragam.
2.2.9 Penerapan Teori Belajar pada Pendidikan Sekolah Alam a. Prinsip Belajar Carl Rogers
Rogers menganjurkan pendekatan pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan
mengajar lebih manusiawi, lebih personal dan berarti.
1) Keinginan untuk belajar
Keinginan ini dapat mudah dilihat dengan memperhatikan keingintahuan yang
sangat dan seorang anak ketika dia menjelajahi (mengeksplor) lingkungannya.
Keingintahuan anak yang sudah melekat atau sudah menjadi sifatnya untuk belajar
adalah asumsi dasar yang penting untuk pendidikan humanistic. Anak diberikan
kebebasan untuk memuaskan keingintahuan mereka tanpa dihalangi serta menemukan
sesuatu yang penting dan berarti tentang mereka.
2) Belajar secara signifikan
Terjadi ketika belajar dirasakan relevan terhadap kebutuhan dan tujuan siswa. Jika
siswa belajar dengan baik dan cepat, humanis menganggap ini adalah belajar secara
signifikan. Belajar mempunyai tujuan dan kenyataannya dimotivasi oleh kebutuhan
untuk tahu.
3) Belajar tanpa ancaman
Belajar yang paling baik adalah memperoleh dan menguasai suatu lingkungan yang
bebas dari ancaman. Bahkan membuat kesalahan tanpa mengalami sakit hati karena
kritik dan celaan.
4) Belajar atas inisiatif sendiri
Belajar akan paling signifikan dan meresap ketika belajar itu atas inisiatif nya sendiri
dan ketika belajar melibatkan perasaan dan pikiran itu sendiri. Belajar atas inisiatif
sendiri melibatkan semua aspek seseorang, kognitif, efektif. Siswa akan merasa dirinya
lebih terlibat dalam belajar, lebih menyukai prestasi dan paling penting lebih dimotivasi
untuk belajar.
5) Belajar dan berubah
Belajar yang paling bermanfaat adalah belajar tentang proses belajar. Pengetahuan
berada dalam keadaan yang terus berubah secara konstan, apa yang dibutuhkan
seseorang adalah individu yang mampu belajar dalam lingkungan yang mampu berubah. b. Menurut Teori Carl Rogers
15
Sekolah Alam Muria | Kudus
Dalam keseharian di sekolah alam sama sekali tidak ditemukan proses belajar dalam
artian “formal” dan konvensional. Dalam sekolah alam rasa keingintahuan anak dapat
tersalurkan. Apapun yang mereka inginkan dapat mereka temukan di sekolah alam. Anak
diberikan kebebasan untuk memuaskan keingintahuan mereka tanpa dihalangi oleh ruang
kelas, pakaian, peraturan sekolah yang “mematikan” daya kreativitas maupun guru yang
terlalu mengatur sehingga merekadapat menemukan sesuatu yang penting dan berarti tentang
mereka dan dunia yang mengelilinginya dalam kegiatan belajar mereka.
Siswa tidak hanya belajar dari teori – teori belaka yang diberikan oleh guru, mereka
justru memperoleh pengetahuan dari apa yang mereka amati dan mereka perhatikan melalui
proses belajar mereka. Kemampuan dasar yang ingin ditumbuhkan pada anak – anak di
sekolah alam adalah kemampuan membangun jiwa, keinginan melakukan observasi,
membuat hipotesa, serta kemampuan berfikir ilmiah. Belajar di alam terbuka secara naluriah
akan menimbulkan suasana fun, tanpa tekanan dan jauh dari kebosanan. Dengan demikian
akan tumbuh kesadaran pada anak – anak bahwa learning is fun, dan sekolah pun menjadi
identik dengankegembiraan.
Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru, tetapi juga dengan
melihat, menyentuh, merasakan dan mengikuti keseluruhan proses dari setiap pembelajaran.
Di sini anak juga diarahkan untuk memahami potensi dasarnya sendiri. Setiap anak di hargai
kelebihannya dan dipahami kekurangannya. Mereka diarahkan untuk belajar secara aktif. Di
mana guru berperan sebagai fasilitator.
Siswa belajar tidak untuk mengejar nilai, tetapi untuk memanfaatkan ilmunya dalam
kehidupan sehari – hari. Menjadikan anak memiliki logika berpikir yang baik, mencermati
alam lingkungannya menjadi media belajarnya dengan metode action learning dan diskusi.
Anak – anak,tidak hanya belajar di kelas, tetapi mereka belajar dari mana saja dan dari siapa
saja. Mereka tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga belajar dari alam sekelilingnya. 2.2.10 Hubungan Antara Perkembangan dengan Belajar
Kegiatan yang ada di sekolah alam seperti Outbound, Kebun dan Ternak, Market Day,
Outing, Muhadhoroh dan Audiensi, Ramadhan Camp dan I’tikaf, OTFA (Out Tracking Fun
Adventure), dan renang merupakan aktivitas yang banyak menggunakan kemampuan motorik
para siswa. Secara langsung dan tidak langsung, kegiatan belajar yang bersifat eksplorasi dan
kegiatan penunjang lainnya merupakan bentuk aktivitas yang baik untuk perkembangan
motorik.
16
Sekolah Alam Muria | Kudus
Pada sekolah alam ini, usia siswa yang bersekolah berkisar antara 3 – 12 tahun. Tahap
perkembangan kognitif yang dilalui pada usia tersebut adalah :
a. Pra – operasianal
Kemampuan berbahasa mereka dapat terasah dengan baik karena adanya program
pembelajaran yang berbentuk diskusi. Siswa dapat mengemukakan pendapat, pikiran
kepada guru dan teman – teman mereka. Selain itu, siswa dapat meningkatkan rasa
percaya diri dan kemandirian mereka. Setiap masalah yang ada di alam diamati oleh
siswa, dipahami dan dijadikan bahan pembelajaran dan tambahan pengetahuan dengan
sendirinya sesuai dengan pemahaman mereka. Siswa juga meniru apa yang di lakukan
oleh guru mereka kemudian dikembangkan sesuai dengan pemahaman mereka.
b. Operasional konkret
Anak memahami aspek – aspek kumulatif materi, seperti volume dan jumlah
melalui kebun dan ternak, Market Day.
c. Formal operasional
Pelajaran pada sekolah formal umumnya dipelajari dengan cara mengaitkan
langsung teori yang ada dengan kenyataannya, sehingga mereka mampu
menghipotesiskan sendiri sesuai dengan pemahaman mereka. Dengan sekolah alam,
tidak ada mata pelajaran yang dipelajari secara khusus. Semuanya dipelajari dengan
metode tertentu secara bersamaan. Karena kemampuan berpikir abstrak sudah
berkembang dengan baik, maka mereka dapat memahami satu pengetahuan secara
keseluruhan.
Secara gambaran umum, perkembangan moral dan sosial dari setiap siswa
merupakan aspek yang juga diamati, dikembangkan di sekolah alam ini. Melalui
kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah alam baik yang dipelajari langsung maupun
kegiatan penunjang lainnya mampu mengasah kemampuan sosial siswa sehingga siswa
memiliki kemampuan yang maksimal.
Terlebih lagi, dasar pendirian dari sekolah alam ini berdasarkan ajaran yang ada
dalam agama, sehingga dalam penerapannya mengikuti apa yang telah dianjurkan dalam
ajaran agama. Meskipun peraturan yang ada di sekolah ini tidak bersifat otoriter dan
mengikat sepenuhnya (formal dan konvensional seperti sekolah pada umumnya), tapi
siswa diberikanpengetahuan bahwa semua yang ada di lingkungan mereka memiliki
aturan tersendiri sehingga siswa menyadari persisnya sebagai anggota masyarakat.
17
Sekolah Alam Muria | Kudus
2.2.11 Waktu Pembelajaran dan Kurikulum
Tabel 2.1 Waktu pembelajaran dan kurikulum sekolah alam
SD TK dan PAUD
Waktu pembelajaran - SD Kelas 1 – 2 : - Play Group (2-4Tahun)
Senin – jum’at Senin - Jum'at
Pkl 08.00 – 14.00 Pkl 08.00 - 10.30 WIB
- SD Kelas 3 – 6 : - TK (4-6 Tahun)
Senin – jum’at Senin - Jum'at
Pkl 08.00 – 16.00 Pkl 08.00 - 12.30 WIB
Kurikulum - Pendidikan agama - Pendidikan agama
- Bahasa (Indonesia, - Bahasa
Inggris, Jawa) - Kognitif dan daya cipta
- Daya pikir (Sains dan - Seni dan daya cipta
matematika, Sains dan - Sains dan teknologi
teknologi), Seni dan - Pendidikan jasmani
daya cipta : (Kesenian - Keterampilan dan
(seni rupa,seni musik, wirausaha
seni gerak) - Pendidikan lingkungan
- Pendidikan jasmani : - Farming
Olahraga dan - Outbond
kesehatan
- Kewirausahaan :
- Keterampilan dan
bisnis
- Sosial dan
kemasyarakatan :
PKPS dan karakter
- Pendidikan lingkungan
- Farming
- Outbond
18
Sekolah Alam Muria | Kudus
Materi ajar Pra sekolah adalah murni bermain.Melalui aneka permainan edukatif siswa
membangun keberanian, kreativitas dan kepercayaan diri hingga belajar mengenal huruf dan
angka.
Sekolah dasar adalah masa transisi dari masa kanak – kanak menuju masa remaja awal.
Maka proses pembelajaran yang sesuai adalah model bermain sambil belajar.
2.2.12 System Kegiatan Sekolah Reguler dan Sekolah Alam
Tabel 2.2 System Kegiatan Sekolah Reguler dan Sekolah Alam
Sekolah Reguler Sekolah Alam
System Kegiatan - Masuk Kelas Jam 7:00 - Masuk Jam 06:30
Pagi. untuk olahraga.
- Memulai Pelajaran - Jam 7:00 Memulai
pertama (jam 7:00- pelajaran di outdoor 1
8:00). Jam (7:00-08:00).
- Pergantian jam - Sarapan Pagi ½ jam
berikutnya pelajaran (8:00-8:30)
ke-2 (Jam 8:00-9:00). - Memulai Pelajaran Ke
- Jam 9 Pagi Istirahat 2 (8:30-9:30).
tanpa ada kegiatan 1/2 - Berkebun (9:30-10:00)
jam (Jam 9:00-9:30). - Memulai Pelajaran Ke-
- Jam 9:30 memulai 3 (10:00-11:00).
pelajaran ke-3 (Jam - Tidur Siang (11:00-
9:30-10:30) 12:00)
- 10:30 melanjutkan - Makan siang 1/2
pelajaran ke-4 kembali (12:00-12:30)
(Jam 10:30-11:30). - Pelajaran ke-4 (12:30-
- Jam 11:30-12:00 13:30)
Istirahat Ke-2 1/2 jam - Seni, Musik, Religius,
tanpa ada kegiatan. dan Outbond (13:30-
- Jam terakhir mata 14:00).
pelajaran ke-5 (Jam - Pelajaran Ke-5 (14:00-
12:00-13:00) 15:00).
19
Sekolah Alam Muria | Kudus
- Jam 13:00 Pulang. - 15:00 Pulang.
2.3 Dunia Perkembangan Anak
Dunia anak adalah dunia bermain. Dunia anak adalah dunia belajar. Itu adalah
pandangan yang sama bagi anak. Seorang anak suka bermain dan belajar. Seorang anak
belajar sambil bermain. Seorang anak bermain sambil belajar. Cara belajar seorang anak
adalah melalui bermain. Pembelajaran adalah model permainan kreativitas yang tiada habis –
habisnya. Bermain adalah dunia kerja anak usia pra sekolah dan menjadi hak setiap anak
untuk bermain, tanpa dibatasi usia.
Dalam pasal 31 Konvensi Hak – Hak Anak (1990) disebutkan : “hak anak untuk
beristirahat dan bersantai, bermain dan turut serta dalam kegiatan – kegiatan rekreasi yang
sesuai dengan usia anak yang bersangkutan dan untuk turut serta secara bebas dalam
kehidupan budaya dan seni”. Melalui bermain, anak dapat memetik berbagai manfaat bagi
perkembangan aspek fisik – motorik, kecerdasan dan sosial emosional.
Ketiga aspek ini saling menunjang satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Bila salah
satu aspek tidak diberikan kesempatan untuk berkembang, akan terjadi ketimpangan.
Mengapa melalui kegiatan bermain? Karena bermain adalah aktivitas yang menyenangkan
dan merupakan kebutuhan yang sudah melekatdalam diri setiap anak. Dengan demikian anak
dapat belajar berbagai ketrampilan dengan senang hati, tanpa merasa terpaksa atau dipaksa
untuk mempelajarinya. 2.3.1 Klasifikasi pada masa anak – anak
Klasifikasi pada masa anak – anak dibedakan berdasarkan tahap – tahap
perkembangan anak secara biologis, psikologis, dan pendidikan yang harus diberikan
pada anak usia tertentu.
20
Sekolah Alam Muria | Kudus
Tabel 2.3 Klasifikasi Pada masa anak - anak
Klasifikasi Biologis Psikologis Didaktis
Masa Bayi Intatik Ketergantungan Mutlak di bawah
(masa menyusui) dengan orang lain asuhan orang tua
Masa Pra Sekolah Latent Pengenalan dunia luar Permulaan pendidikan
(3 – 5 tahun) (perkembangan awal) dengan panca indera jasmani dan latihan
panca indera
Masa Sekolah Latent – Pra pubertas Penemuan diri dan Memulai pembentuka
(6 - 12 tahun) (kematangan biologis) kepekaan sosial watak dan mental
2.3.2 Karakter Anak
a. Karakter Psikologi Anak
Usia awal masa kanak-kanak adalah masa kritis bagi perkembangan kepribadian dan
sikap sehingga usia tersebut diistilahkan dengan “golden age”. Pada dasarnya anak-anak
memiliki kreativitas alamiah yang perlu dikenali dan dirangsang sejak dini sehingga anak
harus mendapatkan bimbingan dan pengasuhan yang terencana, sistematis dan terprogram.
Dengan pola pengasuhan dan bimbingan yang sistematis anak mengalami perkembangan
dan pertumbuhan yang maksimal.Contoh karakter dominan anak berkaitan dengan
psikologi anak
1) Bebas dan dinamis
2) Aktif dan selalu ingin tahu
3) Bermain
b. Karakter Gerak Anak
Secara umum, anak bergerak secara aktif, bebas, dan spontan. Bergerak dengan bebas
karena anak tidak suka diatur. Bergerak dengan spontan, yaitu melakukan kegiatan yang
dianggapnya menarik. Anak lebih suka melakukan kegiatan yang berlari, melompat –
lompat daripada kegiatan dengan tenang. Selain itu, anak – anak lebih suka melakukan
kegiatan dalam ruang di atas lantai daripada harus duduk di kursi.
c. Karakter Fisik Anak
Karakter fisik anak dapat mempengaruhi perancangan. Faktor yang mempengaruhi
adalah tinggi badan dan ruang gerak anak. Tinggi badan dan ruang gerak akan
berpengaruh pada penataan ruang serta kenyamanan gerak dan visual.
21
Sekolah Alam Muria | Kudus
Tabel 2.4 Ruang Gerak Bermain dalam ruang
Usia (tahun) tinggi (m) Ruang Gerak (m2)
2– 4 0.95 0.71
4– 7 1.10 0.95
7 – 11 1.25 1.21
11– 13 1.38 1.50
Sumber : Osmond, 1974
Tabel 2.5 Ruang Gerak Bermain di luar Ruang Berdasarkan usia anak
Usia (tahun) Tinggi (m) Ruang Gerak (m2)
2 – 4 1.22 1.20
4 – 7 1.53 1.80
7 – 11 1.83 2.60
11 – 13 2.14 3.60
Sumber : Osmond, 1974
2.3.3 Kebutuhan Anak
Anak membutuhkan lingkungan yang dapat memberikan rasa aman,nyaman, bebas,
hangat dan akrab, dan juga yang dapat merangsang perkembangan fisik motoriknya. a.
Adanya rasa aman dan nyaman
Menyediakan lingkungan fisik yang aman dan nyaman di mana kegiatan yang
dilakukan oleh anak mudah diawasi orang dewasa sebagai pengawas sekaligus fasilitator
jika terjadi sesuatu pada anak. b. Adanya rasa bebas
Agar anak dapat dengan bebas bergerak sesuai dengan keinginanya dan kebutuhannya
sehingga dapat memberikan kenyamanan gerak bagi anak untuk melakukan kegiatan.
Sebaiknya ruang – ruang yang disediakan dapat memberikan kebebasan untuk melakukan
kegiatan tersebut. c. Adanya rasa hangat dan akrab
Dapat menciptakan suasana ruang yang akrab dapat membantu anak untuk merasa
lebih nyaman. Bisa melalui desain interior bangunan yang sesuai dengan karakter anak
(penggunaan furniture dan warna interior dinding).
22
Sekolah Alam Muria | Kudus
d. Merangsang perkembangan fisik dan motorik
Dengan menyediakan ruang yang menarik bagi anak dengan sarana dan prasarana
yang mendukung.
Di dalam lingkungan Sekolah Alam, kepekaan anak dapat dirangsang dengan
mendidik panca indera anak dengan materi-materi alam (tanaman, hewan, air, dsb)
sehingga diri anak sendirilah yang belajar untuk membuka diri menjadi reseptif dan peka.
Mata untuk mengamati, hidung untukmencium, mulut untuk merasakan, telinga untuk
mendengar, kulit untuk merasakan (Teori utama tentang cara belajar anak).
1) Indera Penglihatan
90% masukan indera untuk otak berasal dari sumber visual. Penglihatan
sekeliling merupakan alat belajar tak sadar yang sangat ampuh. Materi – materi alam
diatur supaya anak mengamati kehidupan mereka, perkembangannya setiap hari.
Gambar 2-6 Jenis Pembatas ruangan
Sumber : Hakim, R, 1993
Batasan ruang : tinggi di atas mata (sebagai perlindungan), tinggi sebatas dada
(membentuk ruang/enclosure), di bawah pinggang (pengatur/pembentuk sirkulasi),
setinggi lutut (pola pengarah), setinggi telapak kaki (sebagai penutup).
Gambar 2.7 Tinggi batasan ruang
Sumber : Hakim, R, 1993
2) Indera Penciuman
Daerah penciuman merupakan reseptor bagi endofrin yang menyuruh tanggapan
tubuh menjadi senang dan sejahtera. Manusia dapat meningkatkan kemampuan berpikir
secara kreatif sebanyak 30% saat diberikan bunga tertentu. Di lingkungan belajar dapat
23
Sekolah Alam Muria | Kudus
ditata tanaman yang menimbulkan bau menyegarkan dan menyenangkan.Bukaan ruang
memberi keleluasaan angin segar untuk masuk ke dalam ruang belajar.
3) Indera Pendengaran
Pendengaran bisa melatih kepekaan persepsi. Sering mendengar suara – suara
tertentu, anak akan bisa membedakan, apakah itu suara ayam, suara kambing, suara
sapi, suara kuda, dst.
4) Indera Peraba
Indera peraba dapat dilatih dengan tekstur materi alam yang mudah dipahami.
Dengan menyentuh tanaman dan hewan secara langsung, anak mudah merasakan,
memahami dan mengingatnya. Tekstur materi bangunan juga mendukung indera peraba
anak yang semakin mendekatkan perasaannya dengan alam. Bahan – bahan bangunan
alami yang dapat digunakan : batu, kayu, bambu, jerami.
2.3.4 Tinjauan Keruangan (Anak dan Lingkungan Belajar)
a. Ruang Sosial
Lingkungan belajar secara sosial adalah lingkungan di mana anak berinteraksi
dengan komunitasnya, baik dengan teman – teman sebaya ataupun dengan yang lebih
muda atau lebih tua dari anak. Anak – anak harus merasa cocok dan sesuai dengan
lingkungan belajarnya sehingga anak akan belajar dengan rasa nyaman.
Gambar 2.8 Sirkulasi Udara
Sumber: dekorasirumah.org
b. Ruang fisik
Ruang fisik bagi anak-anak berhubungan dengan bentuk (pola ruang), warna,
tekstur, material, volume dan skala. Ruang fisik perlu diciptakan sesuai dengan karakter
anak sehingga anak merasa nyaman berada dalam ruang tersebut. Ada beberapa model
24
Sekolah Alam Muria | Kudus
ruang fisik bagi anak yang dibedakan berdasarkan bentuk (pola ruang), warna, tekstur,
material, volume dan skala, yaitu :
1) Ruang Aktif
Warna yang cerah, penuh dengan cahaya yang terang, ruang gerak bebas, pola,
warna, skala dan tekstur yang ramai. Ruang istirahat/tenang Warna yang lembut dan
sejuk, cahaya redup, pola, warna, skala dan tekstur yang teratur.
2) Ruang Aktif dan Tenang
Warna terang yang lembut, pola, warna, skala dan tekstur yang teratur, cahaya
terang, ruang gerak yang bebas.
Gambar 2.9 Pencahayaan Alami Anak
Sumber: http://iaa-untan.weebly.com/
c. Skala ruang
Skala ruang dapat dibentuk dengan permainan elemen – elemen horizontal dan
vertikal. Faktor penentu ruang salah satunya adalah dimensi tubuh.
1) Ketinggian rata – rata tiap kelompok umur :
a) Usia 3 tahun : 90 cm (h1)
b) Usia 5 tahun : 110 cm (h2)
c) Usia 8 tahun : 130 cm (h3)
d) Usia 12 tahun : 150 cm (h4)
Gambar 2.10 Ruang gerak anak
Sumber : Elizabeth G. Hainstock, 2008
25
Sekolah Alam Muria | Kudus
2) Rumus perhitungan ruang khusus anak :
a) Kesan intim : 1,5 x h1, 2, 3, 4
b) Kesan manusiawi : 1,5 x h1, 2, 3, 4
c) Kesan shock : > 10 x h1, 2, 3, 4
3) Rumus perhitungan ruang umum : Ketinggian
orang dewasa + ½ ketinggian anak
2.3.5 Studi komparasi
a. Sekolah Alam Bogor
1) Sejarah
Sekolah Alam Bogor didirikan pada tahun 2002 oleh anak – anak muda yang
tergabung dalam Yayasan Progress Insani. Pada awalnya sekolah ini bernama TK Alam
Lembah Parigi dan hanya membuka pendidikan program Taman Kanak – kanak dan
Kelompok Bermai (Playgroup).Lokasi sekolah terletak di di Jalan Arzimar II No. 16B
Kelurahan Tegalgundil Kota Bogor.
Pada tahun 2004, sekolah dipindahkan ke lokasi baru seluas 5000 m2 yang
terletak di Jalan Pangeran Ash-Shogiri 150 Kelurahan Tanah Baru Kota Bogor. Nama
sekolah diubah menjadi Sekolah Alam Bogor, dengan penambahan layanan program
pendidikan tingkat Sekolah Dasar. Setahun berikutnya Sekolah Alam Bogor membuka
layanan pendidikan untuk anakanak berkebutuhan khusus (special needs) dalam wadah
program Learning Support Center(LSC). Sekolah Alam Bogor memperoleh ijin
operasional dari Dinas Pendididikan Kota Bogor pada tahun 2005 dan terkreditasi pada
tahun 2008.
Konsep Sekolah Alam Bogor mengintegrasikan tiga pilar pendidikan, yaitu pilar
iman, ilmu dan kepemimpinan. Karena itu kurikulum Sekolah Alam Bogor bukan
hanya menekankan pada tercapainya tujuan akademik (kurikulum Diknas), melainkan
juga mengembangkan kurikulum non akademik khas Sekolah Alam Bogor.
Sekolah Alam Bogor terus menerus melakukan upaya perbaikan terutama pada
tiga hal yang menjadi pilar kunci mutu sekolah, yaitu peningkatan kualitas guru,
pengembangan metode pembelajaran yang efektif serta penyediaan sumber dan media
belajar yang memadai.
26
Sekolah Alam Muria | Kudus
Gambar 2.11 Sekolah alam bogor
Sumber : www.sekolahalambogor.org
2) Visi Dan Misi Sekolah Alam Bogor
a) VISI
Menjadi sekolah percontohan tingkat nasional yang menerapkan pembelajaran
terintegrasi berbasis alam dan potensi lokal.
b) MISI
Menyiapkan generasi pemimpin peradaban. Membangun komunitas pembelajar.
3) Kebijakan Mutu Sekolah Alam Bogor
a) Menerapkan sistem manajemen yang profesional, partisipatif dan transparan.
b) Menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan yang inovatif,
berkarakter, berbasis alam dan potensi lokal.
c) Mengembangkan SDM guru dan staf sekolah yang bersahabat, kreatif, berjiwa
pembelajar dan dapat menjadi teladan.
4) Konsep Pendidikan
Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengadaptasi apa
yang telah dibuktikan oleh Rasulullah SAW pada masanya ke masa kini dan masa di
mana generasi Rabbani kelak menjadi pemimpin di muka bumi. Sekolah Alam
berusaha mengembangkan pendidikan bagi semua (seluruh ummat manusia) dan belajar
dari semua (seluruh makhluk di alam semesta).
Gambar 2.12 Suasana belajar di Sekolah alam bogor
Sumber : http://www.sekolahalambogor.org/
27
Sekolah Alam Muria | Kudus
Dalam konsep pendidikan Sekolah Alam Bogor, fungsi alam antara lain :
a) Alam sebagai ruang belajar
b) Alam sebagai media dan bahan ajar
c) Alam sebagai objek pembelajaran
Proses pembelajaran Sekolah Alam Bogor menyandarkan pada 4 (tiga) pilar
a) Pengembangan akhlak melalui teladan (Learning by Qudwah)
b) Pengembangan logika dan daya cipta melalui Expreriental Learning
c) Pengembangan kepemimpinan dengan metode Outbond Training
d) Pengembangan kemampuan berwirausaha
Tabel 2.6 Waktu pembelajaran dan kurikulum sekolah alam bogor
Play Group dan TK SD Learning Support
Center
Waktu Play Group (3 – 4 Tahun) SD Kelas 1 – 2 : LSC A
pembelajaran Senin – Jum’at Senin – Jum'at Senin – Jumat, Pukul
Pkl 08.00 – 10.30 WIB Pkl 08.00 – 14.00 09.00 – 12.30
TK (4 – 6Tahun) SD Kelas 3 – 6 : LSC B dab C
Senin – Jum'at Senin – Jum'at Senin – Jumat, Pukul
Pkl 08.00 – 12.30 WIB Pkl 08.00 – 16.00 08.00 – 13.30
Kurikulum Dienul Islam Dienul Islam : Aqidah, Program khusus anak
Bahasa Ibadah, Akhlaq yang berkebutuhan
Kognitif dan daya cipta Bahasa : Indonesia, khusus (Kelas
Seni dan daya cipta Inggris, Arab, Sunda Inklusif)
Sains dan teknologi Daya pikir : Sains dan Anak – anak yang
Pendidikan jasmani matematika membutuhkan
Keterampilan Sains dan teknologi pendekatan waktu dan
danwirausaha Seni dan daya cipta : cara yang
Pendidikan lingkungan Kesenian (seni rupa, berbedadalam belajar
Farming seni musik, seni gerak) (LSC)
Outbond Pendidikan jasmani : atau di kelas reguler
Olahraga dan kesehatan dengan pendampingan
Kewirausahaan : guru bantu
28
Sekolah Alam Muria | Kudus
Keterampilan dan bisnis
Sosial dan
kemasyarakatan : PKPS
dan karakter
Pendidikan lingkungan
Farming
Outbond
b. Sekolah Alam Indonesia (Sekolah Alam Ciganjur)
1) Sejarah
Pada awalnya Sekolah Alam Indonesia adalah Sekolah Alam Ciganjur.
Sekolah yang didirikan dengan keinginan untuk mengubah paradigma bahwa
sekolah yang berkualitas selalu mahal.
Paradigma yang ada berdampak bahwa pendidikan berkualitas sulit dijangkau
oleh masyarakat bawah. Untuk mengubah hal tersebut diperlukan sistem pendidikan
yang berkualitas dan terjangkau, tidak bergantung pada alat peraga yang relatif
mahal, tetapi mengacu pada alam sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Gambar 2.13 Sekolah alam indonesia
Sumber :http://www.sekolahalamindonesia.org/
2) Kurikulum dan konsep pendidikan
Kurikulum Sekolah Alam didasarkan atas tiga output proses pendidikan
Sekolah Alam. Ketiga output tersebut adalah :
a) Integritas Akhlaq
Dicapai dengan keteladanan; keteladanan guru, orang tua, serta semua
komponen Sekolah Alam.
b) Integritas Logika
Dicapai dengan model pembelajaran action learning, anak – anak belajar
langsung dari alam. Alam menjadi laboratorium bagi mereka.
29
Sekolah Alam Muria | Kudus
c) Kepemimpinan
Dicapai dengan metode outbound dan dynamic group.
Kurikulum Sekolah Alam mempunyai komposisi materi pembelajaran dengan
perbandingan 80:20, artinya sebanyak 80% merupakan kurikulum akhlak, sedangkan
20%-nya adalah kurikulum kognitif. Kurikulum model ini diambil karena
keberhasilan anak cenderung ditentukan oleh kecerdasan emosinya. Dalam
penyampaian pembelajaran, 70% kegiatan pembelajaran di Sekolah Alam merupakan
outdoor activity dan 30% lainnya adalah indoor activity. Materi pembelajaran
disampaikan secara active dan fun.
Mengenai konsep pembelajaran, sekolah alam memadukan antara kurikulum
sekolah internasional, kurikulum depdiknas, dan kurikulum khas sekolah alam. Rapor
yang diberikan kepada siswa ada dua, yaitu rapor akademis sesuai standar diknas dan
rapor khas SA berupa portofolio siswa.
Pada dasarnya materi yang diberikan di sekolah alam sama dengan sekolah
biasa, namun metode penyampaiannya menggunakan system spider web. Apabila
dalam membentuk logika ilmiah digunakan metode spider web, maka dalam
membentuk jiwa kepemimpinan digunakanmetode outbound. Mungkin outboundini
yang paling dikenal orang dari sekolah alam.
Gambar 2-14 Salah satu kegiatan di sekolah alam indonesia
Sumber :www.sekolahalamindonesia.org
(1) Kurikulum Pra Sekolah
(a) Program kemampuan dasar keislaman:
Tauhid,Ahlaq; Praktek Ibadah; Hafalan Al Qur’an yang sesuai; Hafalan Do’a Harian;
Sejarah nabi.
(b)Program kemampuan dasar umum :
Kemampuan berbahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Al Qur’an,
30
Sekolah Alam Muria | Kudus
Bahasa Inggris), Daya fikir (Matematika dan Sains), Ketrampilan(melatih kemampuan
motorik halus dan kreatifitas), Pendidikan jasmani (outwardbound, renang, kebersihan
dan kesehatan).
(c) Program kemampuan sosial bermasyarakat dan kemampuan mengelola emosi.
(d) Program alam :
beternak, berkebun dan eksplorasi alam.
Program 9 pilar karakter yang diintregasikan ke dalam 4 program di atas
(1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya.
(2) Kemandirian dan tanggung jawab.
(3) Kejujuran, amanah dan diplomatis.
(4) Hormat dan santun.
(5) Dermawan, saling menolong dan kerja sama.
(6) Percaya diri, kreatif dan pekerja keras.
(7) Kepemimpinan dan keadilan.
(8) Baik dan rendah hati.
(9) Toleransi, kedamaian dan persatuan.
(2) Kurikulum Sekolah Dasar
(a) Bahasa Inggris
Diberikan setiap hari, lebih ditekankan kepada komunikasi. Mulai dari SD III,
grammarmulai diperhatikan lebih mendalam.
(b) Ilmu pengetahuan
Direncanakan dengan melihat kebutuhan dan keadaan siswa pada saat itu. Siswa
harus berekspresi dan diberi kesempatan untuk bereksperimen dan dapat
membuat laporannya. Tidak tertutupkemungkinan siswa mengadakan field trip
untuk menunjang pelajaran atau topik yang sedang diberikan.
(c) Matematika
Diberikan melalui permainan dan eksperimen dan setiap pelajaran ditujukan agar
siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari. Problem
solvingdiberikan untuk setiap pokok bahasan dan bertujuan agar siswa terlatih
kemampuannya dalam memecahkan masalah.
(d) Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih sering diintregasikan dengan mata pelajaran lain seperti socialStudies dan
PPKn atau Budi Pekerti. Siswa banyak memperoleh kesempatan dalam menulis
31
Sekolah Alam Muria | Kudus
untuk mengungkapkan pendapatnya dan menulis hasil kunjungan atau hasil
survey, handwriting, creative writingdan free writingmerupakan kegiatan yang
siswa peroleh dalam kegiatan bahasa.
(e) Pendidikan Agama
Lebih menekankan kepada penerapannya sehari-hari. Untuk siswa SD diwajibkan
membawa perlengkapan sholat. Pembelajaran Al Qur’an diberikan seminggu
empat kali. Tidak tertutup kemungkinan pada suatu saat semua siswa akan
mengadakan field tripke luar.
(f) Olah Raga
Berenang dilakukan 2 pekan sekali dan diharapkan siswa tidak mambawa
perlengkapan yang berlebihan.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)mulai diterapkan pada tahun ajaran 2004 –
2005 terintregasi dengan 9 pilar karakter, seperti yang juga diterapkan di pra sekolah.
(3) Sarana dan Prasarana
(a) Laboratorium alam
Tumbuhan dan hewan untuk kegiatan : farming, gardening, sains.
(b) Ruang kelas
Untuk kelompok kecil (maksimum 20 anak per kelas).
Gambar 2.15 Saung kelas
Sumber :http://www.sekolahalamindonesia.org/
(c) Ruang minat belajar
Laboratorium komputer, bengkel seni, ruang computer.
(d) Ruang penunjang
Taman bermain, masjid, kamar mandi, tempat wudhu.
(e) Sarana Lain
Olahraga & Outward Bound, Music.
32
Sekolah Alam Muria | Kudus
c. Jogja Green School
1) Sejarah
Jogja Green School bediri pada tahun 2010 adalah sebuah model pendidikan
berbasiskan sistem belajar dengan alam sebagai laboratorium utamanya yang
bernuansa menyenangkan bagi siswa dan guru. Laboratorium kehidupan dimana
hubungan keterkaitan manusia dan alam dijalin dan dirangkai dalam kenyataan
kehidupan (keseharian).
Hal ini menjadikannya sebagai tempat yang dapat memperkaya kesadaran dan
rasa cinta pada alam, bagi semua insan yang terlibat di dalamnya.
Dan akhirnya mempertegas kedudukan manusia di alam dan fungsi serta tugas
– tugas manusia dalam menjaganya.
Sustainablity merupakan landasan utama dalam prinsip – prinsip yang
ditegakkan di sekolah ini, dari desain bangunan, model – model permainan, sarana
dan prasarana, administrasi perkantoran, hingga proses dan kurikulum pembelajaran
mengedepankan prinsip – prinsip sustainable (berkelanjutan).
Kurikulum dinas merupakan salah satu acuan, dengan penguatan kurikulum
yang berpihak pada ramah lingkungan.
Gambar 2.16 Jogja Green School
Sumber : Foto Pribadi
33
Sekolah Alam Muria | Kudus
2) Visi dan Misi Green School Jogja
a) VISI
Mencetak generasi yang cerdas, unggul dalam prestasi, religius, beretika, beradab,
berkarakter dan berkompetensi sehingga mampu serta sanggup berkompetisi dalam
taraf nasional dan internasional.
b) MISI
(1) Mengenalkan dan menanamkan serta membentuk insan yang sadar akan
pentingnya kembali ke alam.
(2) Menyiapkan generasi yang cerdas dan unggul sebagai leader sekaligus pelaku
aktifitas yang siap mengelola potensi alam dimanapun secara seimbang.
(3) Tersebarnya kesadaran mengembalikan alam sebagaimana mestinya secara
seimbang kepada publik.
3) Keunggulan Teknik – Metode – Sistem
(1) SCUD MEMORY Method
Pembelajaran menggunakan kemampuan otak kiri dan otak kanan yang
seimbang, sehingga terjadi percepatan dan lompatan dalam proses
pembelajaran. Materi pelajaran dapat diserap lebih cepat dan mampu bertahan
lama. Sehingga SD dapat ditempuh dengan 5 (lima) tahun.
(2) Multiple Intelligence Programme
Tidak ada tes dalam penerimaan siswa baru. Sebuah observasi yang melibatkan
orang tua dan anak yang dilakukan di awal penerimaan siswa baru untuk
menggali dan mengoptimalkan kecerdasan dasar anak yang telah dimiliki sejak
usia 6 tahun, baik dalam proses pembelajaran maupun kegiatan ekstra. Meliputi
visual – spasial, musikal, kinestetis, linguistik, matematis – logis, interpersonal,
intrapersonal, dan naturalis.
(3) International Language Community
Bahasa inggris sebagai bahasa pengantar dan komunikasi sehari – hari di
sekolah yang dilakukan sejak level 1(satu) didukung dengan aktifitas harian
English time, pengayaan vocabulary, dan kegiatan terprogram dengan
menghadirkan native speaker dan hunting tourist.
(4) Religion Programme
Menanamkan nilai – nilai spiritual melalui pendidikan agama sesuai dengan
keyakinan masing – masing anak.
34
Sekolah Alam Muria | Kudus
(5) Health Programme
Terjaganya kondisi psikologis anak, kesehatan fisik dan kualitas gizi. Tersedia
tenaga psikolog, pemeriksaan kesehatan gigi dan umum rutin serta penyediaan
snack dan makan siang yang baik, sehat dan berkah (mengandung kearifan
potensi kekayaan sumber daya alam lokal).
(6) Brain Gym Therapy
Serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan untuk meningkatkan
kemampuan belajar dengan menggunakan seluruh kemampuan otak sesuai
dengan educational kinesiologi california, USA yang diterapkan secara masal
dan personal kepada siswa.
Gambar 2.17 Padepokan / Ruang Kelas & Saung Jogja Green school
Sumber : Foto Pribadi
Tabel 2.7 Mata Pelajaran Jogja Green School
Pendukung – Wajib Ekstra Wajib Ekstra Pilihan Spesial
Program
Mata Pendukung - Berenang - Badminton - Reading
Pelajaran - Outbound - Menggambar - Musik Time
- Leadership - Musik - Futsal - English
- Enterprenuership - Pramuka - Maths Time
- IT Program - IT Basic Olympiade - Market Day
- Seni Budaya - Sains - Out Door
Wajib Jogja Olympiade Class
- Matematika - Javanese
35
Sekolah Alam Muria | Kudus
- Bahasa Day
Indonesia - Small Class
- Sains - Gamelan
- PKn Day
- Olahraga
- Sosial
- Agama
- Lingkungan
Gambar 2.18 Suasana Belajar Mengajar Jogja Green School
Sumber : Foto Pribadi
36
Sekolah Alam Muria | Kudus
d. Hasil Studi Banding
Tabel 2.8 Studi Perbandingan Tempat Sekolah Alam
Sekolah Alam Bogor Sekolah Alam Jogja Green School
Indonesia
Kurikulum K-13 dan Tambahan K-13 dan Tambahan K-13 (Sementara s.d kelas 4) dan
Tambahan
Siswa Difable Tidak Ada Ada Ada
Agama ISLAM ISLAM Semua Agama
Studio Alat Musik Ada Ada Ada
Asrama Ada Ada Hanya Penitipan
Laboratorium Ada Ada Belum Ada
Tempat Ibadah Masjid Masjid Mushola
Area Outbond Ada Ada Ada
Perkebunan Ada Ada Ada
Perikanan Ada Ada Ada
Pertanian Ada Ada Ada
37
Sekolah Alam Muria | Kudus
2.4 Sustainable Design
Sustainable design (desain berkelanjutan) adalah konsep tentang keterkaitan
lingkungan, ekonomi, dan keadilan sosial yang merupakan sebuah jalan ke depan untuk
menunjukkan tanggung jawab dari generasi saat ini untuk warisan generasi masa depan kita
demi hidup yang lebih baik bagi keturunan kita .Dapat diartikan juga sebagai suatu upaya
pemenuhan kebutuhan saat ini dengan memikirkan generasi di masa depan agar dapat
terpenuhi pula kebutuhannya.
Sustainable dikatakan sebagai reaksi umum terhadap krisis lingkungan global,
pertumbuhan pesat kegiatan ekonomi dan populasi manusia, deplesi sumber daya alam,
kerusakan ekosistem, dan hilangnya keanekaragaman hayati sehingga terjadi suatu pemikiran
yang seimbang tentang pembangunan, perkembangan manusia, dan pemikiran tentang
kehidupan yang baik di muka bumi ini.
2.4.1 Prinsip Sustainable Design
Prinsip sustainability design mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengoptimalkan potensi situs
b. Mengurangi konsumsi energi yang tidak dapat diperbaharui
c. Menggunakan produk ramah lingkungan yang lebih baik
d. Melindungi dan melestarikan air
e. Meningkatkan kualitas lingkungan dalam ruangan
Arsitek McDonough, W. mengembangkan prinsip – prinsip di atas yang seharusnya
dimiliki bumi di masa mendatang melalui desain berkelanjutan sebagai berikut :
a. Meminta hak kemanusiaan dan alam untuk hidup berdampingan dalam kondisi
sehat, mendukung, beragam, dan berkelanjutan.
b. Kenali interdependensi.Unsur-unsur manusia berinteraksi dengan dan bergantung
pada dunia alam dengan implikasi yang luas dan beragam pada setiap skala
.Memperbanyak pertimbangan desain dan memikirkan efek jangka panjangnya.
c. Menghormati hubungan antara roh dan materi.Pertimbangkan semua aspek
pemukiman manusia termasuk masyarakat, hunian, industri, dan perdagangan dalam
hal yang ada dan mengembangkan hubungan antara kesadaran spiritual dan material. d.
Menerima tanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan desain terhadap
kesejahteraan manusia, kelangsungan hidup sistem alam dan hak mereka untuk
hidup berdampingan.
38
Sekolah Alam Muria | Kudus
e. Membuat objek aman yang bernilai jangka panjang .Jangan membebani generasi
mendatang dengan persyaratan untuk pemeliharaan atau administrasi waspada
terhadap potensi bahaya akibat kecerobohan kreasi produk, proses, atau standar.
f. Hilangkan konsep limbah.Mengevaluasi dan mengoptimalkan siklus hidup penuh
dengan produk dan proses untuk mendekati keadaan sistem alam di mana terdapat
limbah.
g. Mengandalkan aliran energi alam.Desain manusia harus seperti dunia hidup,
memperoleh kekuatan kreatif mereka dari pendapatan surya matahari.Memasukkan
energi ini secara efisien dan aman untuk digunakan bertanggung jawab.
h. Memahami keterbatasan desain.Tidak ada ciptaan manusia yang tahan selamanya
dan desain tidak menyelesaikan semua masalah.Mereka yang membuat dan
berencana harus melatih kerendahan hati dalam menghadapi alam.Perlakukan alam
sebagai model dan mentor, bukan ketidaknyamanan untuk dihindari atau dikontrol.
i. Mencari perbaikan terus – menerus dari berbagai pengetahuan.Mendorong
komunikasi langsung dan terbuka antara rekan, pelanggan, produsen, dan pengguna
untuk menghubungkan pertimbangan jangka panjang yang berkesinambungan
dengan tanggung jawab etis dan membangun kembali hubungan yang tidak
terpisahkan antara proses – proses alam dan aktivitas manusia. 2.4.2 Konsep Sustainable Design
Konsep sustainability design menyatakan bahwa teknologi masa depan harus berfungsi
terutama dalam pola bioregional dan skala.Mereka harus mempertahankan keanekaragaman
hayati dan integritas lingkungan, memberikan kontribusi pada kesehatan udara, air, dan
tanah, serta menggabungkan desain dan kontruksi yang mencerminkan kondisi bioregional
dan mengurangi dampak penggunaan pada manusia.
Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung desain berkelanjutan antara lain
dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisiensi penggunaan
material, penggunaan teknologi dan material baru, serta manajemen limbah.
Pada tahun 1987, Brundtland, Komisi Lingkungan dan Pembangunan mendefinisikan
pembangunan berkelanjutan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengkompromikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri “ .Cita – cita pembangunan berkelanjutan tidak hanya terbatas pada pertanian, tetapi
pertanian merupakan bagian penting dari itu.
39
Sekolah Alam Muria | Kudus
Sebuah kunci konsep dari pertanian berkelanjutan adalah kapasitas lingkungan yang
ditentukan dengan menilai seberapa banyak menggunakan lingkungan tertentu dapat
menahan sebelum terjadi penurunan produktivitas tersebut. Tujuan umumnya adalah untuk
pertanian yang mempertahankan integritas agro-ekosistem melalui mengurangi
ketergantungan pada bahan kimia, perawatan lebih besar dari tanah, dan konservasi air.
MenurutBrundtland :
a. The earth is one, but the world is not, kita bergantung pada sumber daya alam dari satu
bumi sedangkan kita pun terbagi – bagi atas negara dan wilayah geopolitik. Di satu sisi
ada negara yang kaya sumber daya alam, di sisi lain ada negara yang miskin sumber
daya alam.
b. Kerusakan lingkungan dapat dilihat sebagai akibat dari tingginya permintaan terhadap
sumber daya alam (eksplorasi hutan, migas, hasil tambang, dan pertania). Polusi sendiri
pun muncul akibat meningkatnya standar hidup manusia.
c. Di sisi lain kemiskinan akut pun dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan polusi
karena masyarakat miskin hanya mampu untuk mengambil langsung dari lingkungan
(misalnya hutan) tanpa memikirkan daur hidup hutan itu atau para kaum miskin yang
berurbanisasi ke kota kemudian tinggal di daerah kumuh dan padat.
d. Pertumbuhan ekonomi meningkatkan standar hidup manusia membawa pada
permintaan tinggi akan sumber daya alam, migas, bahan – bahan sintetis dan kimia,
serta pada akhirnya berbuntut pada polusi dan kerusakan lingkungan (degradasi).
Perlunya mengingat kondisi bumi yang semakin menurun dengan adanya degradasi kualitas atmosfer bumi yang memberi dampak pemanasan global.Semakin banyak arsitek dan
konsultan arsitektur yang menggunakan prinsip desain berkelanjutan, semakin banyak pula
bangunan yang tanggap lingkungan dan meminimalkan dampak lingkungan akibat
pembangunan.Dorongan untuk lebih banyak menggunakan desain berkelanjutan merupakan
konsekuensi dari komitmen Internasional tentang pembangunan berkelanjutan karena
arsitektur berkaitan erat dan fokus perhatiannya kepada faktor manusia dengan
menitikberatkan pada pilar utama konsep desai berkelanjutan, yaitu aspek lingkungan binaan
dengan pengembangan lingkungannya, di samping pilar pembangunan ekonomi dan sosial.
Sebagai proses perubahan, desain berkelanjutan harus dapat menggunakan sumber daya
alam, investasi, pengembangan teknologi, dan mampu meningkatkan pencapaian kebutuhan
dan aspirasi manusia.Dengan demikian desain berkelanjutan diarahkan sebagai produk
sekaligus proses berarsitektur yang erat mempengaruhi kualitas lingkungan binaan yang
40
Sekolah Alam Muria | Kudus
bersinergi dengan faktor ekonomi dan sosial sehingga menghasilkan karya manusia yang
mampu meneladani generasi berarsitektur di masa datang.
Proses desain berkelanjutan meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan mulai
dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran bangunan.Visi
desain berkelanjutan tidak saja dipacu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (glass house
effect) tetapi juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas
dibanding kuantitas yang ditinjau dari aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan,
estetika, dan nilai tambah. 2.4.3 Aspek – aspek dalam Sustainable Design
Adams, W.M. (2006) dalam "The Future of Sustainability: Re-thinking Environment
and Development in the Twenty-first Century "mengungkapkan bahwa terdapat 3 aspek yang
saling terkait dari keberlanjutan yaitu Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dan untuk mencapai
keberlanjutan, ketiga aspek tersebut harus terpenuhi.
Gambar 2.19 Teori pembangunan berkelanjutan Sumber: Adams, W.M., 2006.
Untuk bisa menerapkan strategi desain yangberkelanjutan, diperlukan sebuah
rekomendasi yang lebih detail seperti LEED for Homes yang merupakan sebuah strategi
desain yang meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dengan integrasi prinsip ramah
lingkungan dalam proses desain – konstruksi
rumah.
Ada 8 kriteria yang dibahas dalam guideline diantaranya ialah:
Proses Inovasi dan Desain (Innovation and Design Process/ID) membahas tentang
metodedesain, pengaruh kawasan sekitar dalam sistem penilaian dan contoh levelperforma.
41
Sekolah Alam Muria | Kudus
a. Lokasi dan hubungan (Location and Linkages/LL) membicarakan penempatan rumah
secarasosial dan lingkungan yang berdampak pada komunitas yang lebih luas.
b. Pengelolaan Tapak yang Berkelanjutan (Sustainable Sites/SS) membahas penggunaan
lahan dengan memperhatikan pencegahan dampak kepada tapak.
c. Efisiensi Air (Water Efficiency/WE) membahas praktek untuk menggunakan air secara
efisien baik di dalam atau di luar rumah.
d. Energi dan Atmosfir (Energy and Atmosphere/EA) membahas efisiensi energi dari
segi desain selubung bangunan serta sistem pemanasan dan pendinginan.
e. Material dan Sumber Daya (Materials and Resources/MR) membahas tentang
efisiensi penggunaan material, pemilihan material ramah lingkungan serta
pengurangan limbah pada saat konstruksi.
f. Kualitas Udara Dalam Ruangan (Indoor Environmental
Quality/EQ)membicarakanpeningkatan kualitas udara dengan mengurangipolusi dan
kesempatan paparan dengan polutan.
g. Kesadaran dan Pendidikan (Awareness & Education/AE) membahas pendidikan
pemilik, penyewa dan manajer bangunan mengenai operasi dan pemeliharaan dari
elemen bangunan ramah lingkungan dari rumah yang bersertifikat LEED (Leadership
in Energy and Environmental Design) adalah merupakan sistem penilaian yang sangat
terstruktur, dimana poin diberikan untuk rumah yang berada di sejumlah daerah
(terdiri dari pemilihan lokasi, penggunaan bahan daur ulang, dan energi dan
konservasi sumber daya). 2.4.4 Contoh penerapan bangunanSustainable Design
a. Rumah Heinz Frick
Mencapaidesain yang berkelanjutan karena mengikuti kriteriastrategi desain yang
ramah lingkungan (LEED forHomes) dengan memenuhi aspek ekonomi seperti:
meningkatkan kualitas hidup warga local, fungsionalitas dan efektivitas dan efisiensi
biaya. Untuk memudahkan digambarkanberbagai aspek sesuai kriteria LEED for
Homessebagai berikut:
1) Proses Inovasi dan Desain (Innovation and Design Process/ ID).
Langkah awal yangseharusnya dilakukan dalam setiap desain yangramah
lingkungan / Ecodesign adalahmenghindari kerusakan yang lebih lanjut
danmemberikan solusi desain untuk mempertahankan lingkungan tersebut.Rumah
42
Sekolah Alam Muria | Kudus
Dr. Heinz Frick terletak di atas bukit dan jenis tanah yang kurang subur sehingga
ideal menjadi tempat tinggal, karena tidak mengurangi lahan produktif pertanian.
2) Lokasi dan hubungan (Location and Linkages/ LL).
Merupakan usaha mempromosikan kepada masyarakat tentang pentingnya
desain berkelanjutan (promotion of people awareness forsustainable design).
Ternyata banyak yang makin mengerti dan menyukai desain rumah ekologis.
Gambar 2.20 Lingkungan Rumah Dr. Heinz Frick
Sumber : Jurnal_TESA desain rumah yang ramah
3) Pengelolaan Tapak yang Berkelanjutan (Sustainable Sites/ SS).
Pemanfaatan lahanmiring telah dipikirkan dalam desain bangunandengan
lantai satu dan dua. Sebaliknya, sebagianlahan tetap dipertahankan untuk daerah
hijauyang digunakan untuk kebun (80m2), tempatpengolahan kompos, tempat
penampungan airhujan, septic tank, tempat parkir kendaraan dantanaman –
tanaman, serta untuk penyerapan airhujan.
4) Efisiensi Air (Water Efficiency/ WE).
EfisiensiAir diterapkan dalam bangunan dengan solusi penyediaan air
bersih ditawarkan dengan pemanfaatan air hujan untuk penggunaan air yang tidak
diminum, seperti untuk mandi, menyiram kloset, mencuci,mengepel dan
menyiram tanaman. Sedangkan, airminum tetap diambil dari Perusahaan Daerah
AirMinum (PDAM), biasanya digunakan untukminum, memasak dan kebutuhan
dasar lainnyajika tidak terjadi hujan.
Air hujan dari atap dikumpulkan dengantalang vertikal dan disalurkan oleh
talanghorizontal ke dua bak air di permukaan tanah. Kemudian, sebuah pompa
digunakan untuk memompa air hujan ke bak air hujan kemudian air hujan
43
Sekolah Alam Muria | Kudus
disalurkan dengan prinsip gravitasi ke kamar mandi, tempat cuci dan kran – kran
lainnya.
Gambar 2.21 Talang horisontal dan vertikal pengumpul air hujan
Sumber : Jurnal_TESA desain rumah yang ramah
5) Energi dan Atmosfir (Energy and Atmosphere/EA).
Penghematan energi juga dilakukan denganmenghemat pemakaian listrik.
Hal ini dilakukandengan desain bukaan pintu, jendela, dan ventilasiyang
memungkinkan pencahayaan danpenghawaan alami. Dengan demikian,
energylistrik yang dipakai dapat diminimalkan terutamapada siang hari. Solar
panel juga digunakan sebagai penyedia listrik untukperangkat computer.
Konsep pencahayaan alami diadopsi dengan desain bukaan pada sisi utara,
selatan dan timur. Cahaya langit bisa menjangkau hampir semua bagian sehingga
dapat menghemat penggunaan listrik hingga 50%.
Gambar 2.22 Pintu geser
Sumber : Jurnal_TESA desain rumah yang ramah
44
Sekolah Alam Muria | Kudus
Konstruksi dinding Rumah menggunakancon-block (tebal 10 cm). Pada
bagian yang menghadapi sinar matahari, digunakan lapisan batu alam setebal 20
cm. Penggunaan lapisan batu alam mengurangi radiasi panas matahari ke dalam
ruangan. Maka radiasi matahari barat pada sore hari barumencapai bagian
dalam ruangan pada malam hari.Strategi ini dilakukan untuk memenuhi Aspek
efektivitas dan efisiensi biaya (costeffectiveness & efficiency).
Pada bagian sisi rumah barat yang palingpanas terdapat jendela dengan
menggunakan sirap sehingga panas matahari tidak masuk kedalam bangunan
secara langsung. Tetapi sirip – sirip ini juga teptai mengijinkan terjadinya
ventilasi silang.
6) Material dan Sumber Daya (Materials andResources/ MR).
Penggunaan bahan material bangunan sebagian besar adalah material bekas
seperti: kayu bekas bekisting, ubin bekas, limbah kertas, limbah kayu, besi
beton, tiang listrik bekas, pegangan pintu bekas, panel listrik bekas. Material
ramah lingkungan juga diterapkan seperti cat dan pembersih.Ini juga merupakan
strategi yang berhasil untuk Aspek efektivitas dan efisiensi biaya (cost
effectiveness & efficiency).
Kayu bekisting yang digunakan dalampengecoran rumah berasal dari
Kalimantan. Kayu usuk Bangkirai (5x7cm) dari sumber yang sama dimanfaatkan
untuk konstruksi rangka langit – langit dan pagar teras.
Gambar 2.23 Pagar teras
Sumber : Jurnal_TESA desain rumah yang ramah
Pecahan keramik digunakanulang secara kreatif untuk finishing dinding
dan lantai Kamar Mandi Tamu.
45
Sekolah Alam Muria | Kudus
Gambar 2.24 Penggunaan kermik bekas pada kamr mandi
Sumber : Jurnal_TESA desain rumah yang ramah
Langit – langit rumah didesain denganbanyak material bekas. Papan –
papan akustik dari Vermiculit, yang dibongkar oleh Pelatihan Industri Kayu
Atas (PIKA) dari tempat lain,dimanfaatkan sebagai langit-langit di dapur,teras
tempat makan dan ruang keluarga. Papan bekas peti kemas digunakan untuk
langit – langit selasar. Kayu bekas pakai juga digunakan untuk membuat lubang
penghawaan pada langit – langit.
Gambar 2.25 kayu bekas digunakan sebagai plafond
Sumber : Jurnal_TESA desain rumah yang ramah
Tangga yang menuju ketangki air atas, dibangun menggunakan tiang
listrik bekas sebagai balok tangga, lempengan besi sebagai anak tangganya,
dicor dengan beton dan difinishing dengan batu alam.
46
Sekolah Alam Muria | Kudus
Gambar 2.26 Tangga dari batu alam bekas
Sumber : Jurnal_TESA desain rumah yang ramah
7) Kualitas Udara Dalam Ruangan (Indoor Environmental Quality/ EQ).
konsep penghawaan alami secara silang pada bangunan, yang
dimaksimalkan dengan adanya bukaan seperti: jendela tipe nako, lubang ventilasi
di atasjendela dan pintu jalusi. Bukaan tersebut memaksimalkan sirkulasi udara
yang masuk dan mengurangi kelembaban dalam ruang. Kemudian, untuk
mengurangi dampak seranggapengganggu maka dipasanglah kawat kassa
padajendela dan lubang angin.
Gambar 2.27 Jendela nako dengan sirip, lubang angin, pintu jalusi
Sumber : Jurnal_TESA desain rumah yang ramah
Sebagai elemen estetika dan penghijauanvertikal (vertical greenery),
tanaman – tanaman rambat ditanam pada sisi Barat dan Selatan Rumah. Efek dari
tanaman vertikal ialah menyejukkan suasana.
47
Sekolah Alam Muria | Kudus
Gambar 2.28 Tanaman rambat pada dinding eksterior
Sumber : Jurnal_TESA desain rumah yang ramah
8) Kesadaran dan Pendidikan (Awareness & Education/ AE).
Sadar akan pentingnya rumah yangramah lingkungan. Hal ini dapat dilihat
daripenerapan hemat energi, yakni dengan meminimalisasi penggunaan perangkat
listrik. Selain itu pemakaian air hujan dengan system yang dirancang.
b. Rumah Glacier
Rumah Glacier yang diciptakan dengan metode rumah tujuannya sebagai rumah
ramah lingkungan yang focus pada fungsi bukan pada penampilan, keseimbangan
antara berkelanjutan yang menyebabkan adanya keindahan arsitektur dan desain
modern.
Gambar 2.29 eksterior, interior rumah Glacier
Sumber : www.solusiproperti.com
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan rumah adalah cedar,
bambudimanfaatkan sebagai lantai dan untuk kamar mandi.Kerikil juga digunakan sebagai
lantai kamar mandi, menambah efek alami.
48
Sekolah Alam Muria | Kudus
Gambar 2.30 Interior Glacier
Sumber : www.solusiproperti.com
c. School of Art and Design Nanyang, Singapore
Vegetasi yang memadukan lansekap dan struktur alam serta teknologi tinggi dan
melambangkan kreatifitas.
Gambar 2.31 Green roof dan tampak depan
Sumber : www.inhabit.com
Fasad bangunan mengurangi beban panas matahari, atap hijau berfungsi sebagai ruang
pertemuan informal menantang ide linier dan persepsi.Atap menciptakan ruang terbuka,
melindungi bangunan, mendinginkan udara sekitarnya dan menampung air hujan untuk
irigasi lansekap.
2.5 Strategi Mewujudkan Sekolah Alam
2.5.1 Strategi dan Metode Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran
1) Siswa menggunakan seragam.
49
Sekolah Alam Muria | Kudus
2) Menggunakan buku.
3) Menggunakan buku – buku bekas namun berkualitas.
4) Mengoptimalkan fungsi perpustakaan sekolah.
5) Menggunakan fasilitas sekolah yang jumlahnya terbatas seperti komputer secara
bergantian.
b. Metode pembelajaran
1) Memanfaatkan ruang terbuka di lingkungan sekolah sebagai tempat belajar.
2) Memanfaatkan lingkungan sekolah dan sekitar sebagai sumber belajar.
2.5.2 Strategi Pemilihan Lokasi
a. Lokasi merupakan lahan yang produktif.
b. Mudah dalam aksesibilitas.
c. Memenuhi kriteria untuk pendidikan luar ruangan.
2.5.3 Manajemen Ruang
a. Program Ruang
1) Program ruang yang kreatif sebagai solusi agar memenuhi fungsi yang baik.
2) Sekat – sekat ruang menggunakan furniture / lemari (semua furniture merupakan
furnitur bekas kayu tua / kayu pinus bekas peti kemas / bambu). b. Efisiensi Ruang
Merancang ruang yang fleksibel dalam penggunaan sehingga dapat menghemat biaya
pembangunan sekolah.
2.5.4 Efisiensi energi
a. Memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan di siang hari untuk menghemat
biaya listrik.
b. Menggunakan penghawaan alami.
2.5.5 Konsep material
a.Eksplorasi material lokal di Kudus
misal bambu, kayu
b.Menggunakan material bekas
1) Batu bata merah, genting keramik, terakota, rooster keramik & beton, batu alam,
batako, kayu keras, grassblock, pavingblock, kayu pinus bekas peti kemas, glass
block, berbagai jenis kaca, keramik, teraso, ubin, dll.
2) Material – material bekas proses pembangunan juga digunakan kembali. Pecahan –
pecahan bata merah / batako (sebagai dinding mosaik), kerikil dan batu – batu kecil
50
Sekolah Alam Muria | Kudus
bekas saringan pasir (sebagai lantai batu sikat), kayu perancah (dibelah, diserut, dapat
menjadi plafon interior), papan bekas bekisting (sebagai plafon / dinding / bangku).
Sebagian pewarnaan menggunakan warna asli material, dicat, dapat pula membuat
campuran acian semen dengan serbuk / tepung genting bekas untuk mendapatkan
acian yang kemerahan, atau dengan campuran pewarnaan alami lainnya.
51
Sekolah Alam Muria | Kudus
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan
Konsep dasar perencanaan ini merupakan landasan pokok dalam proses desain fisik sekolah
alam muria dengan penekanan desain arsitektur sustainable. Sehingga bangunan tersebut
tidak menyimpang dari kriteria yang telah ditentukan.
Fungsional Bangunan
Fungsional dari bangunan sekolah alam muria dengan pendekatan sustainable adalah
sebagai salah satu bangunan yang memperlihatkan atau memperhatikan sustainable desain
juga disebut dengan desain yang berkelanjutan. Yang dimana sekolah alam muria yang
menjadi tempat untuk mewadahi pengguna, serta fasilitas pendukung untuk mewadahi
semua kegiatan yang ada di sekolah alam muria.
5.1 Konsep Aspek Fungsional
5.5.1 Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
Pelaku yang terdapat dalam sekolah alam muria dikelompokkan menjadi 4
(empat), yaitu
a) Pengunjung
b) Pengelola
c) Area penunjang
d) Servis
Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pelaku pada sekolah alam
muria antara lain sebagai berikut:
123
Sekolah Alam Muria | Kudus
Tabel 5.1 Kebutuhan ruang berdasarkan macam dan pelaku kegiatan
Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
3) Kegiatan Pendidikan
k) Anak didik - Datang - Entrance
PAUD - Belajar bereksplorasi - Ruang kelas, perpustakaan,
lingkungan sekolah
- Bermain terstruktur - Bengkel seni
- Belajar main peran - Ruang drama, Ruang tari
- Belajar Mempersiapkan diri - Ruang kelas, Ruang
persiapan
- Berkesenian - Ruang seni
- Belajar beribadah - Ruang Ibadah
- Belajar memasak - Out door fun cooking
- Belajar bahasa - Ruang audio
- Bermain - Playground
- Makan - Ruang makan
- Metabolisme - Toilet anak
- Pengenalan alam - Lab. Alam
b) Anak didik - Datang - Entrance
Taman Kanak - Belajar bereksplorasi - Ruang kelas,perpustakaan,
– kanak (TK) lingkungan sekolah
- Bermain terstruktur - Bengkel seni
- Belajar main peran - Ruang drama, Ruang tari,
Ruang kelas
- Belajar Mempersiapkan diri - Ruang persiapan
- Berkesenian - Ruang seni
- Belajar beribadah - Ruang Ibadah
- Belajar memasak - Out door fun cooking
- Belajar bahasa - Ruang bahasa
- Belajar IPTEK - Ruang multimedia
- Bermain - Playground
- Makan - Ruang makan
124
Sekolah Alam Muria | Kudus
- Metabolisme - Toilet anak
- Pengenalan alam - Lab. Alam
c) Anak didik - Datang - Entrance
Sekolah Dasar - Persiapan - Ruang Persiapan
(SD) - Belajar bereksplorasi - Rumah bahan alam dan
laboratorium
- Belajar main peran, dongeng - Ruang drama
- Belajar Mempersiapkan diri - Ruang kelas, Ruang
persiapan
- Berkesenian tari - Ruang tari
- Belajar beribadah - Ruang ibadah
- Belajar memasak - Out door fun cooking
- Belajar music menyanyi - Ruang music
- Belajar pengetahuan alam - Ruang sains
- Belajar bahasa - Ruang bahasa
- Belajar IPTEK - Ruang Multimedia
- Bermain - Playground
- Makan - Ruang makan/kantin
- Toilet - Toilet anak
- Eksplorasi alam - Lab. alam, Persawahan,
4) Kegiatan pengelola
a) Kepala - Datang - Entrance
sekolah - Parkir - Area parkir
- Bekerja - Ruang kantor Kepsek
- Pemeriksaan dan pengawasan - Semua ruang
- Rapat - Ruang rapat
- Menggelar pertemuan dengan - Ruang serbaguna
orang tua murid
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
l) Wakil kepala - Datang - Entrance
125
Sekolah Alam Muria | Kudus
sekolah/Kabag - Parkir - Area parker
PAUD,TK dan - Bekerja - Ruang kantor
SD wakasek/Kabag PAUD -
TK&SD
- Rapat - Ruang rapat
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
m) Guru - Datang - Entrance
PAUD - Parkir - Area parkir
- Mempersiapkan materi - Ruang kantor guru
- Mengajar - Ruang kelas
- Mengadakan rapat/pertemuan - Ruang rapat/pertemuan
- Menyimpan berkas sementara - Loker
- Menyimpan arsip - Ruang arsip
- Menyimpan barang - Gudang
- Menerima tamu - Ruang tamu
- Beribadat - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
n) Guru Taman - Datang - Entrance
kanak - - Parkir - Area parkir
Kanak (TK) - Mempersiapkan materi - Ruang kantor guru
- Mengajar - Ruang kelas
- Mengadakan rapat/pertemuan - Ruang rapat/pertemuan
- Menyimpan berkas sementara - Loker
- Menyimpan arsip - Ruang arsip
- Menyimpan barang - Gudang
- Menerima tamu - Ruang tamu
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
126
Sekolah Alam Muria | Kudus
o) Guru Sekolah - Datang - Entrance
Dasar (SD) - Parkir - Area parkir
- Mempersiapkan materi - Ruang kantor guru SD
- Mengajar - Ruang kelas
- Mengadakan rapat/pertemuan - Ruang rapat/pertemuan
- Menyimpan berkas sementara - Loker
- Menyimpan arsip - Ruang arsip
- Menyimpan barang - Gudang
- Menerima tamu - Ruang tamu
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
p) Tata usaha - Datang - Entrance
(TU) - Parkir - Area parkir
- Bekerja - Ruang adminstrasi
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
q) Staff - Datang - Entrance
administrasi - Parkir - Area parkir
- Bekerja - Ruang adminstrasi
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
r) Staff - Datang - Entrance
perpustakaan - Parkir - Area parkir
- Bekerja - Ruang perpustakaan
- Rapat internal - Ruang rapat
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
s) Staf kesehatan - Datang - Entrance
127
Sekolah Alam Muria | Kudus
- Parkir - Area parkir
- Pelayanan kesehatan - Ruang kesehatan
- Rapat - Ruang rapat
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
t) Staf psikologi - Datang - Entrance
anak - Parkir - Area parkir
- Pelayanan konsultasi psikologi - Ruang konsultasi
anak
- Rapat Internal - Ruang rapat
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
3) Kegiatan penunjang
- Pengantar/ - Datang - Entrance
orang tuasiswa - Parkir - Area parkir
- Menunggu dan berinteraksi - Area tunggu
- Mencari informasi - Ruang informasi
- Mengurus administrasi - Ruang administrasi
- Berkonsultasi mengenai - Ruang dokter/UKS
kesehatan anak
- Berkonsultasi mengenai - Ruang konsultasi
psikologi anak
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
- Tamu - Datang - Entrance
- Parkir - Area parkir
- Berkepentingan - Ruang tamu
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
4) Kegiatan servis
d) Staf - Datang - Entrance
128
Sekolah Alam Muria | Kudus
kebersihan - Parkir - Area parkir
- Bekerja - Lingkungan sekolah
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
e) Staf keamanan - Datang - Entrance
- Parkir - Area parkir
- Bekerja - Pos keamanan&Lingkungan
sekolah
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Kantin
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
f) Staf - Datang - Entrance
mekanikal&el - Parkir - Area parkir
ektrikal - Bekerja - Gudang, Ruang ME
- Beribadah - Ruang ibadah
- Makan dan minum - Ruang makan bersama
- Metabolisme - Toilet orang dewasa
Sumber : Analisa , 2016
5.5.2 Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang
a. Kelompok Ruang
Tabel 5.2 Kelompok Ruang
Kelompok Ruang Ruang
a. Parkiran b. Entrance
c. Ruang Persiapan
d. Ruang Kelas, Perpustakaan, lingkungan
sekolah
e. Bengkel seni, Ruang seni
f. Ruang drama, Ruang tari
g. Ruang kelas, Ruang persiapan
Pengunjung h. Ruang Ibadah
i. Out door fun cooking
j. Ruang audio
k. Playground
129
Sekolah Alam Muria | Kudus
l. Ruang makan/kantin m. Toilet anak
n. Lab. Alam
o. Ruang multimedia
p. Ruang bahasa
q. Toilet anak
a. Parkiran pengelola b. Entrance
c. Ruang Kantor Guru, Kepsek, Wakasek/Kabag
PAUD-TK&SD
d. Semua ruang
e. Ruang rapat
f. Ruang serbaguna
Pengelola g. Ruang ibadah
h. Kantin i. Toilet
j. Loker
k. Ruang arsip
l. Ruang tamu
m. Gudang
n. Ruang perpustakaan
o. Ruang administrasi
p. Ruang kesehatan
q. Ruang konsultan
a. Area parkir b. Entrance
c. Area tunggu
d. Ruang tamu
e. Area parkir
Penunjang f. Ruang informasi
g. Ruang administrasi h. Ruang dokter/UKS
i. Ruang konsultasi anak
j. Kantin
k. Toilet
a. Area parkir b. Entrance
Servise c. Lingkungan sekolah
d. Ruang ibadah e. Kantin
f. Pos keamanan sekolah
g. Gudang, Ruang ME
Sumber: Analisis, 2016
130
Sekolah Alam Muria | Kudus
b. Hubungan Ruang
Gambar 5.1 Analisa Hubungan Ruang
Sumber : Analis, 2016
c. Sirkulasi Ruang
Berikut sirkulasi ruang sesuai dengan kelompok kegiatan pelaku yang ada di
sekolah alam muria, yaitu :
1. Pengunjung a. Area Pendidikan PAUD
Gambar 5.2 Analisa Sirkulasi Pend. PAUD
Sumber : Analis, 2016
131
Sekolah Alam Muria | Kudus
b. Area Pendidikan TK
Gambar 5.3 Analisa Sirkulasi Pend. TK
Sumber : Analis, 2016
c. Area Pendidikan SD
Gambar 5.4 Analisa Sirkulasi Pend. SD
Sumber : Analis, 2016
132
Sekolah Alam Muria | Kudus
2. Pengelola
Gambar 5.5 Analisa Sirkulasi Pengelola
Sumber : Analis, 2016
3. Penunjang
Gambar 5.6 Analisa Sirkulasi Penunjang
Sumber : Analis, 2016
133
Sekolah Alam Muria | Kudus
4. Servis
Gambar 5.7 Analisa Sirkulasi Servis
Sumber : Analis, 2016
5.5.3 Zoning Ruang u
3 1 parkir
2
4 5
KETERANGAN :
1) Zona penerima 2) zona pengelola 3) zona pendidikan 4) zona penunjang 5) zona service
Gambar 5.81 Konsep zonifikasi
Sumber: Analis, 2016
134
Sekolah Alam Muria | Kudus
a. Analisa Pemanfaatan eksisting site
3 1 parkir
2
4 5
area sungai yang direncanakan
sebagai area tracking sungai di
sekolah alam ini.
Vegetasi sebagian dipertahankan
untuk sumber pengetahuan bagi
siswa, selain itujuga untuk
kebutuhan renovasi bangunan
sekolah
Pada eksisting site, area ini
merupakan lahan pertanian,
maka direncanakan area ini
dipertahankan sebagai area
pertanian di sekolah alam ini.
Gambar 5.9 Konsep eksisting site
Sumber: Analis, 2016
5.2 Konsep Konstektual
5.2.1 Lokasi dan site Ke Arah Wisata
Alam G.Muria & Area Ds. Kajar Wisata Religi
Sunan Muria
Arah Ke Kota Kudus
dan Jarak Site dekat dengan wisata
Gambar 5.10 Batas - batas site Waterboom
Sumber: Analis, 2016
135
Sekolah Alam Muria | Kudus
Lokasi : site terletak jl. Kudus – Colo, Kajar, Muria, Kudus.
Luasan Site : 2.425 m2
Sedangkan luasan lahan minimal yang dibutuhkan untuk Sekolah Alam yang
direncanakan adalah 2.000 m2, sisa luas lahan yang tersedia digunakan untuk sirkulasi
antar bangunan, taman dan area hijau, tempat pembelajaran outdoor, hutan mini untuk
konservasi vegetasi yang ada.
Batas Site:
Utara = Permukiman dan lahan kosong
Timur = Jl. Kudus – Colo
Selatan = Permukiman
Barat = Sungai muria
5.3 Konsep Teknis
5.3.1 Sistem Modul
Modul yang digunakan pada perencanaan sekolah alam adalah :
a. Modul horisontal berupa grid yang disesuaikan dengan bentuk bangunan.
b. Modul Vertikal
1) Bangunan utama sekolah alam, jarak lantai ke plafond : 4 meter.
2) Bangunan penunjang, jarak lantai ke plafond : 3.5 meter.
3) Jarak plafond dengan lantai diatasnya : 1 meter.
5.3.2 Sistem Struktur
Pada proyek sekolah alam, aspek tersebut diterjemahkan dengan sistem
struktur konstruksi sebagai berikut :
a. Sub Struktur
Alternatif pondasi yang digunakan adalah pondasi umpak dan batu kali.
b. Super Struktur
136
Sekolah Alam Muria | Kudus
Alternatif struktur yang digunakan adalah rangka kayu, rangka pasangan
bata, dan rangka kayu dengan pasangan bata dibawahnya.
c. Upper Structure
Struktur yang dapat diterapkan, yaitu konstruksi rangka kayu dan bambu.
5.3.3 Bahan Material
a. Material
1) Pemilihan material lokal
Material Lokal terpilih
a) Bambu
Jenis bambu banyak terdapat dilokasi itu yaitu bambu petung, ori,
apus, dan legi.
b) Kayu Glugu, pohon waru, pohon mangga
Jumlahnya cukup banyak dan harganya lebih murah disbanding dengan
kayu jati. Kayu ini dapat menjadi alternatif bahan bangunan.
c) Batako
Batako menjadi alternatif bahan dinding bangunan. Lebih hemat
karena menggunakan lebih sedikit semen dibanding dengan batu bata.
2) Pemilihan material bekas dan daur ulang
Material bekas yang digunakan adalah besi, seng, papan bekas
begisting, batu bata, material bekas pembongkaran bangunan ( genting,
batu bata, kayu, batako, keramik, ubin, dll), pecahan genting dan
keramik, kerikil sisa penyaringan pasir dan bahan bekas lain yang dapat
dimanfaatkan kembali. Bahan – bahan tersebut diolah sedemikian rupa
sehingga aman untuk digunakan.
b. Konsep bahan bangunan 1) Atap
Jenis yang digunakan yaitu genteng, daun/rumput, seng dan asbes
2) Bahan Lantai
a) Batu bata alam, kerikil dan batu sisa penyaringan pasir (sebagai lantai
sikat), pecahan batu bata merah digunakan pada jalar sirkulasi pejalan
kaki.
b) Sebagian besar penutup lantai dalam bangunan menggunakan bahan
keramik dan ubin bekas serta plesteran semen. Keramik yang dipakai
137
Sekolah Alam Muria | Kudus
dapat berupa yang utuh ataupun pecahan yang disusun menyerupai
mozaik.
c) Papan kayu dan bambu untuk bangunan tertentu, misal, gazebo.
d) Grass Blok dan batako bekas, digunakan pada area plaza dan parkir
kendaraan.
e) Tikar (mendong, tikar biasa, tikar bambu/lampit), hangat, nyaman.
Digunakan untuk melapisi lantai pada ruang kelas, ruang pengelola dan
lainnya.
3) Bahan Dinding
a) Bambu
b) Batu bata (bata merah), batako, kayu
c) Batu – batu alam, kesan yang ditimbulkan indah, alami.
d) Kayu bekas bekisting.
e) Sebagian pewarnaan menggunakan warna asli material rumahnya,
tanpa cat, dapat pula membuat campuran acian semen dengan
serbuk/tepung genting bekas untuk mendapatkan acian yang
kemerahan, atau dengan campuran pewarnaan alami lainnya.
4) Bahan Langit – langit
a) Kayu perancah yang dibelah, diserut, dpt menjadi plafon interior,
papan bekas bekisting.
5) Bahan Pintu dan Jendela
a) Kayu bekas, triplek, bambu, seng, dan kaca bekas.
5.4 Konsep Kinerja
5.4.1 Sistem Pencahayaan
a. Pencahayaan Alami
Pertimbangan pemanfaatan sinar matahari untuk mendapatkan
visual environment yang berkualitas sesuai kebutuhan ruang,
denganmemanfaatkan sinar matahari sebagai sumber pencahayaan
alami, (variasi perubahan intensitas dan gerak matahari memberikan
respon positif terhadap emosi) bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan berupa stress reduction, selain manfaat kesehatan yang
dimilikinya.
138
Sekolah Alam Muria | Kudus
Untuk mereduksi panas dan glare akibat akses dan pemanfaatan
sinar matahari maka dibutuhkan langkah antisipatif untuk
mengatasinya, diantaranya:
1) Menggunakan eksterior shading, bentuk horizontal untuk
jendelamenghadap utara – selatan, sedangkan bentuk vertikal tepat
diterapkan untuk sisi barat dan timur.
2) Desain bangunan agar dapat menjadi shadebagi ruang yang
membutuhkan.
Gambar 5.11 Pencahayaan Alami
Sumber : Analis, 2016
b. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan digunakan selain untuk memberikan
penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan
untuk memberikan penerangan ruang – ruang tertentu.
Gambar 5.12 Pencahayaan Buatan
Sumber : Analis, 2016
139
Sekolah Alam Muria | Kudus
c. Penghawaan Alami
1) Ventilasi silang
Angin barat laut banyak mengandung butir air hujan sangat
baik untuk penghawaan alami. Cross ventilation melalui bukaan –
bukaan bangunan dapat menjaga kesegaran udara dalam ruangan.
Bukaan pada bangunan diletakkan pada daerah yang memperoleh
tekanan angin atau pada arah hembusan angin. Bukaan dapat
berupa jendela maupun lubang ventilasi.
2) Untuk mengurangi suhu di bawah atap digunakan kisi-kisi atau
bukaan di bawah atap.
3) Peninggian atap bangunan.
Gambar 5.13 Penghawaan Alami
Sumber : Analis, 2016
d. Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan digunakan pada ruang – ruang tertentu saja.
Misal pada ruang computer digunakan AC. Sedangkan untuk ruang-
ruang yang lain didesain untuk memanfaatkan penghawaan alami
sebagai penghawaan ruangan.
5.4.2 Sistem Utilitas
a. Penyediaan Energi Listrik
Sumber listrik utama sebuah bangunan umumnya berasal dari PLN yang
didukung oleh genset.
140
PLN Meteran Panel utama
Genset
Sekolah Alam Muria | Kudus
Panel skunder Distribusi
Panel skunder Distribusi
SKEMA PENGALIRAN
Konsumsi
Panel
Genset
DISTRIBUSI SYSTEM ( Daya listrik di pecah dan di sebar ke daerah -daerah )
Meteran dan panel utama switch dengan SEB genset ( Menerima Suplay daya yang sudah terpecah
Gambar 5.13 Skema analisa penyediaan listrik PLN
Sumber: Analisis, 2016
141
Sekolah Alam Muria | Kudus
b. Sistem Komunikasi
1) Intern
Menggunakan telepon interkom, PABX (Private Automatic Branch Exchange),
melayani komunikasi eksternal dan menghubungkan komunikasi dengan internet
melalui operator.
2) Ekstern
Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar, menggunakan Telepon.
Telepon
PT. Telkom Panel Kontrol Operator Lokal
Faks
SLJJ/SLI
PT. Telkom memancarkan
jaringan yang kemudian di tangkap
pada alat pemancar yang di
tempatkan di seluruh daerah di
Indonesia
Jaringan di tangkap dan di control
melalui panel control . Pengkontrolan oleh
operator yang membagi kebutuhan
jaringan SLJI dan SLI . Dengan perangkat
dari TELKOM sekolah Alam menerima
jaringan dan dapat melakukan telepon local
dan faks .
Gambar 5.15 Skema analisa jaringan komunikasi
Sumber: Analisis, 2016
142
Sekolah Alam Muria | Kudus
c. Konsep Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah
1) Penyediaan Air Bersih
PDAM
Ground tank Pompa TopReservoir Distribusi Fasilitas
Sumur
Pompa Hydrant Hydrant
ROOF TANK
SHAFT POMPA AIR
POMPA TOILET
HYDRANT
HYDRANT
� SISTEM UPFIT
GROUND TANK
Sistem distribusi air Upfit
dimulai dari suplay air oleh PDAM
atau sumur , yang kemudian masuk
dan terbaca oleh meteran air . Air
yang masuk akan ditampung di
ground tank yang kemudian akan dibagi kegunaannya untuk air
hydrant dan air konsumsi pengguna
bangunan, sehingga terdapat dua
macam pompa yaitu pompa hydrant
dan pompa air . Pompa hydrant akan
memompa air menuju hydrant-
hydrant dalam dan luar bangunan .
Pompa air akan memompa air
menuju roof tank melalui shaft air yang kemudian air akan didistribusikan kebawah dengan system downfit.
POMPA AIR
POMPA
HYDRANT HYDRANT
Sistem Downfit yaitu SHAFT
mendistribusikan air secara vertical dari roof tank kebawah dengan gaya grafitasi melalui shaft
air . Kemudian Air akan di sebar perlantai secara horizontal ke ruangan-ruangan yang
membutuhkan air. TOILET
HYDRANT
� SISTEM
DOWNFIT GROUND TANK�
Gambar 5.16 Skema sistem down feed distribution
Sumber: Analisis, 2016
143
ROOF TANK
Sekolah Alam Muria | Kudus
2) Sistem Sanitasi
a) Air kotor
Dapur
Air kotor
Toilet
Tinja
SHAFT
SELOKAN
b)
Penangkap lemak
Sumur Bak penampung
Resapan
c)
Sumur Pengolah
Septictank Limbah Resapan
Penanganan air kotor dibagi menjadi dua , yaitu
penanganan air kotor dari
kamar mandi dan wastafel ,
serta penanganan air kotor dari
closet . Air kotor dari kamar
mandi , wastafel akan mengalir
turun melalui shaft yang
kemudian akan ditreatment
dengan STP (Soak Treatment
Plan) di bak penampung .
kemudian air kotor dari kamar
mandi , wastafel dibuang ke
selokan dan roil kota setalah di TOILET
treatment dengan STP dan di pastikan layak untuk di buang
ke riol kota. Sedangkan air
kotor dari kloset akan mengalir
melalui shaft dan menuju DAPUR septictank untuk dipecah dan
diurai oleh bakteri , kemudian
PENANGKAP
LEMAK
Air kotor dari wastafel
dan kamar mandi SEPTICTANK
Air kotor dari Closet
Gambar 5.17 Skema sistem sanitasi bangunan
Sumber: Analis, 2016
144
Sekolah Alam Muria | Kudus
b) Air hujan
Air hujan dari atap Air hujan sekitar
Pipa Vertikal Bak kontrol Selokan
Talang
Air Air hujan yang jatuh
diatap akan ditampung di
Selokan talang air . Talang air
memiliki kemiringan
Pipa Air Vertical
Bak kontrol
Talang Air
Bakcontrol
Pipa Air digunakan untuk Vertical
mengontrol intensitas
air dan mempermudah
maintenance pipa dan Bak
selokan . kontrol
kurang lebih 15º-20º
sihingga air di dalam talang
mengalir ke lubang pipa
vertical untuk dibuang ke
selokan . Air di selokan
merupakan air campuran
dari air hujan atap ,air hujan
di sekitar dan pembuangan
air kotor bangunan yang
kemudian dialirkan ke roil
kota.
Gambar 5.18 Skema sistem sanitasi air hujan
Sumber: Analisis, 2016
145
Sekolah Alam Muria | Kudus
3) Pengelolaan Sampah
Sampah yang dapat Bak penampung
TPA
Sampah yang tidak Bak penampung
sampah non daur ulang
PENSORTIRAN SAMPAH NONRECYCLE SAMPAH ANORGANIK
SAMPAH RECYCLE DAN NONRECYCLE
SAMPAH ORGANIK
Gambar 5.19 Skema analisa pengelolaan sampah
Sumber: Analisis, 2016
Sampah dibagi menjadi dua jenis yaitu sampah anorganik dan organik . Sampah yang
sudah terbagi kemudian disortir untuk mencari sampah-sampah yang bisa didaur ulang (Recycle).
Pembuangan sampah akhir di instalasi sampah berupa sampah-sampah nonrecycle yang kemudian
akan dibawa ke TPA
5.4.3 Jaringan Keamanan
Sistem keamanan menggunakan CCTV yang dipantau pos keamanan
untuk mengawasi keadaan pada ruangan-ruang ada di wilayah sekolah alam muria
146
Sekolah Alam Muria | Kudus
Gambar 5.20 Sistem Keamanan
Sumber: Analisis, 2016
5.5 Konsep Aspek Arsitektural
5.5.1 Konsep Tata Lanskap
Penataan lansekap memperhatikan kontur site, kondisi eksisting
siteseperti vegetasi yang ada, fungsi lahan ( pada site terdapat lahan yang
berupa kebun pisang, sawah, tegalan yang ditanami jagung, cabai, ubi jalar
dan kacang. Sebisa mungkin penataan lansekap tidak merubah keseluruhan,
tetapi memanfaatkan apa yang telah ada di dalam site. Elemen alami lansekap
:
a. Air
Kolam dan air mancur yang selain berfungsi untuk memberi kesan
estetika juga bisa difungsikan sebagai penyetabil suhu kawasan.Kolam ikan
diletakkan di area laboratorium alam, berfungsi sebagai bahan ilmu
pengetahuan dan juga untuk memperindah lansekap.
Gambar 5.21 Kolam ikan
Sumber: https://www.google.co.id
147
Sekolah Alam Muria | Kudus
b. Vegetasi
1) Bambu
Digunakan untuk perbaikan bangunan di Sekolah Alam. Selain itu dapat juga
sebagai bahan kerajinan bagi para siswanya.
2) Jati dan johar yang sudah ada di dalam site digunakan sebagai peneduh.
3) Akasia, asem jawa sebagai vegetasi peneduh.
4)Teh–tehan, bougenville rendah berfungsi sebagai vegetasi pembataspada
jalur sirkulasi.
5)Rumput manila/rumput jepang sebagai penutup permukaan tanah
(groundcover). Selain itu juga berfungsi untuk menghindari cidera anak pada
saat jatuh.
6) Tanaman bunga yang indah dan berbau harum untuk mempercantik taman.
7)Tanaman buah
8)Sayuran (Tomat, bayam, kangkung, cabai, dll. sebagai bahan ilmu
pengetahuan yang terdapat di laboratorium alam.
c. Perkerasan
1) Perkerasan pada jalur kendaraan
material yang tepat menggunakan paving blok dengan prosentase penyerapan
air hujan 15%.
2) Perkerasan pada jalur pejalan kaki
Alternatif materialnya adalah batu lempeng yang disusun tanpa perekat dan
kerikil.
3) Perkerasan pada plaza
Alternatif material yang digunakan adalah paving dan batu bata.
5.5.2 Konsep Tata Massa Bangunan
Pola tata masa bangunan secara umum merupakan gabungan pola
cluster dan terpusat. Pola cluster berupa kelompok-kelompok masing– masing
kegiatan seperti pengelola, pendidikan dan lainnya. Untuk sekolahan anak –
anak, pola terpusat merupakan pola yang efektif, kegiatan berorientasi ke
dalam sehingga mudah dalam pengawasan.
148
Sekolah Alam Muria | Kudus
Kelompok bangunan TK Kelompok bangunan PAUD
Kelompok bangunan
pengelola dan penerima
3 1 parkir
2 Kelompok bangunan service 4 5
Kelompok bangunan penunjang
Kelompok bangunan SD
Gambar 5.22 Konsep tata masa bangunan
Sumber: Analisis, 2016
5.5.3 Konsep Pra Perancangan
a. Kelas indoor Bambu Bentuk Kelas Indoor memiliki respon potensi berdasarkan site, yaitu
berbentuk persegi panjang seperti kelas-kelas di sekolah negeri pada
umumnya. Perbedaannya hanya pada bahan bangunan, yaitu dari bambu.
Gambar 5.23 Kelas Indoor Bambu
Sumber : Analisis, 2016
149
Sekolah Alam Muria | Kudus
b. Kelas Outdoor Bambu
Konsep ini hanya mengandalkan pohon bambu disekitarnya yang
rindang dan atap dari helaian membran yang dibentuk secara arsitektural.
Gambar 5.24 Kelas Outdoor Bambu
Sumber : Analisis, 2016
c. Kamar mandi bambu
Sama dengan konsep diatas bangunan kamar andi ini menggunakan bambu,
tetapi interior didalam sudah modern.
Gambar 5.25 Kamar mandi Bambu
Sumber : Analis, 2016
150
Sekolah Alam Muria | Kudus
DAFTAR PUSTAKA
Adams, W.M, 2006 . "The Future of Sustainability: Re-thinking Environment and
Development in the Twenty-first Century." Report of the IUCN Renowned Thinkers
Meeting, 29–31 January 2006. Retrieved on: 2009-02-16.. BPS Kota Kudus menggunakan data dasar hasil Sensus Penduduk 2010.
Ching. 1994. Arsitektur, bentuk ruang dan susunannya. Erlangga. Jakarta.
Conny Semiawan, 2012. Perspektif Anak Berbakat, Grasindo, Jakarta.
Elizabeth G. Hainstock, 2008. Kenapa Montessori ?, Mitra Media, Jakarta.
Frick,H., 2000. Laporan pembangunan rumah ekologis di Semarang 1999, tidak diterbitkan.
Ir. Rustam Hakim, 1993. Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap, Bumi Aksara,
Jakarta.
Ismayanti. 2012. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5.
Sari, Ita Liana. 2011. SEKOLAH ALAM DI SURAKARTA. Perpustakaan.uns.ac.id. UNS.
Jurnal_TESA desain rumah yang ramah.
Osmond. 1974. Tesis Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ,Yogyakarta.
Tedjasaputra, 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan, Grasindo, Jakarta.
Tim Pengembang Dinas. 2000. GBPP Kelompok Bermain, Dinas BPKB. Semarang.
UU RI No.2Th. 1989Sisdiknas.
Yeang, K., 2008. Ecodesign: A manual for ecological design, John Wiley and Son, UK.
https://wiryanto.wordpress.com/2010/11/20/konstruksi-bambu-indonesia/ di akses pada bulan
juli 2015.
http://wargadamai.multiply.com/journal/item/35 di akses pada bulan juli 2015. http://www.e-
jurnal.com/2013/11/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html) di akses
pada bulan juli 2015.
www.inhabit.com di akses pada bulan juli 2015.
www.solusiproperti.com di akses pada bulan juli 2015.
www.architectureurban.blogspot.com di akses pada bulan juli 2015.
artikel “sekolah alam”-http://ismadiary.blogspot.com/2007/02/sekolah-alam.html di akses
pada bulan juli 2015. http://www.usgbc.org/ di akses pada bulan juli 2015.
http://greenhomeguide.com/askapro/topic/12 di akses pada bulan juli 2015.
http://www.sekolahalambogor.org/ di akses pada bulan juli 2015.
151
Sekolah Alam Muria | Kudus
http://www.sekolahalamindonesia.org/ di akses pada bulan juli 2015.
www.one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-belajar/penerapan-teori-
belajar-pada-pendidikansekolah-alam di akses pada bulan juli 2015.
http://www.kuduskab.go.id/profile di akses pada bulan juli 2015.
http://wargadamai.multiply.com/journal/item/35 di akses pada bulan juli 2015.
http://iaa-untan.weebly.com/ di akses pada bulan april 2016 http:// dekorasirumah.org di akses pada bulan april 2016
https://rumahkayuklasik.files.wordpress.com/2015/08/ di akses pada bulan april 2016
http://www.ideaonline.co.id/var/gramedia/storage/images/media/images/ di akses pada bulan
april 2016 http://2.bp.blogspot.com/ di akses pada bulan april 2016
152