Download - Presentasi Pws Kia
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITASANALISA PWS KIA DI PUSKESMAS PATIKRAJA,
DESA KARANGENDENG
DISUSUN OLEH:KELOMPOK II
AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO
ANALISA GRAFIK
ANALISA SEDERHANA (K1)
DESNOVOKTSEPAGSJULIJUNIMEIAPRMARFEBJAN
: 100%: 91,6%: 83,3%:75%: 66,6%: 58,3%:50,0%:41,6%: 33,3%: 25%:16,6 %: 8,3%
%KUMULATIF 89,5 39,2 16,7 47,7
RW2
RW 3
RW 1
DESA
TARGET
Desa
/ RW
Cakupan
Terhadap Target
Tren Status
Desa/ RW
Diatas Dibawah Naik Turu
n
Tetap
RW 1 √ √ Kurang
Baik
RW 2 √ √ Baik
RW 3 √ √ Baik
CAKUPAN K1 DI RW3 KURANG BAIK
Kemungkinan disebabakan pelayanan kesehatan yang kurang baik, kurang adanya informasi mengenai pentingnya ANC pada ibu hamil, kurangnya kesadaran masyarakat melakukan pemeriksaan ANC, dan kemungkinan juga disebabkan oleh pendataan yang kurang akurat
Perlu dilakukan: Mengadakan program promosi kesehatan pada masyarakat mengenai pentingnya ANC pada ibu hamilMeningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan fasilitas kesehatanMelakukan pendataan ibu hamil serta menginstruksikan BPS untuk melaporkan kepada Puskesmas mengenai ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya tiap bulan,
ANALISA GRAFIK
ANALISA SEDERHANA (K4)
DESNOVOKTSEPAGSJULIJUNIMEIAPRMARFEBJAN
: 98%: 89,3%: 81,2%:73,1%: 65%: 56,9%:48,8%:40,7: 32,6%: 24,5%:16,3 %: 8,2%
%KUMULATIF 32,1 27,8 26,3 29,2
RW 3
RW 1RW 2
DESA
TARGET
Desa /
RW
Cakupan
Terhadap Target
Tren Status
Desa/ RW
Diatas Dibawa
h
Naik Turun Tetap
RW 1 √ √ Jelek
RW 2 √ √ Jelek
RW 3 √ √ Jelek
JELEKNYA CAKUPAN K4 DI RW 1-3
Kemungkinan disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan ANC, pelayanan kesehatan yang kurang baik terutama
bagi ibu hamil dan kemungkinan juga disebabkan oleh pendataan yang kurang akurat
Perlu diselesaikan dengan Melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khsusunya ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan ANC, Meningkatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya ibu hamil, Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, Melakukan pendataan secara akurat dengan kunjungan rumah dan bekerja sama dengan BPS ataupun rumah sakit agar meaporkan kunjungan pemeriksaan kehamilan kepada pihak puskesmas.
ANALISA GRAFIK
ANALISA SEDERHANA (RESTI OLEH NAKES)
DESNOVOKTSEPAGSJULIJUNIMEIAPRMARFEBJAN
: 100%: 91,6%: 83,3%:75%: 66,6%: 58,3%:50,0%:41,6%: 33,3%: 25%:16,6 %: 8,3%
%KUMULATIF 100 40 25 54
RW1
RW3
RW2
DESA
TARGET
Desa /
RW
Cakupan
Terhadap Target
Tren Status
Desa/ RW
Diatas Dibawa
h
Naik Turun Tetap
RW 1 √ √ Baik
RW 2 √ √ Jelek
RW 3 √ √ Baik
JELEKNYA CAKUPAN RESTIOLEH NAKES DI RW2
Kemungkinan disebabkan kurangnya askses kesehatan yang memadai oleh
tenaga kesehatan, kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan pengkajian
masalah kesehatan yang ada dan pendataan yang kurang akurat dimana banyak warga/ ibu hamil yang langsung
berobat ke rumah sakit atau praktek swasta tanpa terdata oleh pihak
puskesmas
Guna menyelesaikan masalah tersebut perlu dialkukan tindakan seperti
meningkatkan akses pelayanan kesehatan, melakukan pengkajian secara komprehensif terhadap berbagaimasalahkesehatan yang muncul di amsyarakat khususnya pada ibu
hamil
ANALISA GRAFIK
ANALISA SEDERHANA (RESTI OLEH MASYARAKAT)
DESNOVOKTSEPAGSJULIJUNIMEIAPRMARFEBJAN
: 60 %: 55 %: 50 %:45 %: 40 %: 35 %:30 %:25 %: 20 %: 15 %:10 %: 5 %
%KUMULATIF 50 50 25 37,5
RW1
RW2
RW3
DESA
TARGET
Desa
/ RW
Cakupan
Terhadap Target
Tren Status
Desa/ RW
Diatas Dibawa
h
Naik Turu
n
Teta
p
RW 1 - - - - - -
RW 2 √ √ Cukup
Baik
RW 3 - - - - - -
RESTI OLEH MASYARAKAT
RW 1 dan RW 3 tidak memiliki cakupan deteksi resiko tinggi oleh masyarakat , hal ini mengingat
bahwa tidak ditemukan adanya kasus di RW tersebut
RW 2 dapat dikategorikan cukup baik karena angka kumulatif berada diatas target yang
diharapkan meskipun trennya turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
perlu dilakukan berbagai upaya intensif seperti optimalisasi peran serta masyarakat dalam
pelayanan kesehatan melalui posyandu dan desa siaga, memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang resiko tinggi ibu hamil, serta melakukan
pelatihan khusus pada masyarakat melalui pemuda maupun kader-kader kesehatan guna
mendeteksi ibu hamil dengan resiko tinggi.
ANALISA GRAFIK
ANALISA SEDERHANA (NEONATAL)
DESNOVOKTSEPAGSJULIJUNIMEIAPRMARFEBJAN
: 100%: 91,6%: 83,3%:75%: 66,6%: 58,3%:50,0%:41,6%: 33,3%: 25%:16,6 %: 8,3%
%KUMULATIF 41,2 26,9 25 30,5
RW2
RW3
RW1
DESA TARGET
Desa /
RW
Cakupan
Terhadap Target
Tren Status
Desa/ RW
Diatas Dibawa
h
Naik Turun Tetap
RW 1 √ √ Kurang Baik
RW 2 √ √ Baik
RW 3 √ √ Jelek
CAKUPAN PERSALINANRW 1 DAN 3
Kemungkinan disebabkan banyaknya ibu hamil yang
memeriksakan diri ke praktek swasta seperti BPS ataupun rumah sakit yang menyebabkan sulitnya pendataan oleh pihak Puskesmas,
kurangnya pengetahuan ibu mengenai tanda-tanda persalinan,
sehingga pada saat persalinan mulai memasuki fasenya, ibu terlambat
mendapatkan pertolongan bidan dan terpaksa menggunakan jasa dukun bayi yang relatif lebih dekat dengan
rumah ibu hamil.
Perlu dailakukan penyuluhan mengenai tanda-tanda persalinan dan pentingnya persalinan oleh tenaga
kesehatan yang berkompetensi bidan, perlu adanya bimbingan pada dukun bayi agar tidak melaksanakan persalinan secara mandiri melainkan dengan bantuan bidan serta bekerja sama dengan rumah sakit ataupun
BPS guna melaporkan apabila adanya warga yang melakukan persalinan kepada puskesmas
ANALISA GRAFIK
ANALISA SEDERHANA (PERSALINAN)
DESNOVOKTSEPAGSJULIJUNIMEIAPRMARFEBJAN
: 100%: 91,6%: 83,3%:75%: 66,6%: 58,3%:50,0%:41,6%: 33,3%: 25%:16,6 %: 8,3%
%KUMULATIF 38,9 25,9 23,5 29
RW2
RW3
RW1
DESA TARGET
Desa /
RW
Cakupan
Terhadap Target
Tren Status
Desa/ RW
Diatas Dibawa
h
Naik Turun Tetap
RW 1 √ √ Cukup Baik
RW 2 √ √ Baik
RW 3 √ √ Jelek
KURANG BAIKNYA CAKUPAN NEONATAL
Penyebab masalah ini yaitu karena neonatus yang mengalami komplikasi langsung dibawa ke rumah sakit terdekat sehingga Puskesmas tidak mendapatkan data neonatus tersebut.
Disamping itu masih beberapa ibu masih bersalin dengan bantuan dukun bayi dengan
tanpa didampingi tenaga kesehatan berkompetensi bidan sehingga bayi baru
lahir yang mengalami komplikasi terlambat mendapatkan pertolongan tenaga kesehatan.
Perlu Adanya suatu kerja sama dengan rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan lainya guna melaporkan data mengenai neonatus dengan
komplikasi pada pihak Puskesmas. Disamping itu perlu diadakan suatu penyuluhan kepada ibu hamil
maupun dukun bayi agar melakukan persalinan dengan didampingi tenaga kesehatan
berkompetensi bidan.
ANALISA INDIKATOR
ANALISIS SEDERHANA
Desa/RW Cakupan
K1
Cakupan
K4
Cakupan
Persalinan
Keteranga
n
RW 1 16,7 27,8 23,5
RW 2 89,5 26,3 38,9 DO K4 dan
Pn
RW 3 39,2 32,1 25,9
DO K4 & PERSALINAN
ibu hamil banyak yang melakukan ANC di luar Puskesmas Patikraja, ibu hamil yang
mengalami keguguran, ibu haml yang tempat tinggalnya pindah/tidak menetap,
ataupun kesadaran ibu hamil yang memang rendah untuk melakukan
pemeriksaan ANC secara rutin.
terjadinya Drop Out pada K4 secara otomatis menyebabkan terjadinya Drop Out pada persalinan karena dua hal ini saling berkaitan dimana pemeriksaan
maupun informasi tentang persalinan oleh tenaga kesehatan dan tentang P4K
seharusnya diberikan pada K4.
perlu dilakukan pengkajian secara akurat dengan kunjungan rumah guna mengetahui penyebeb secara pasti ibu hamil tidak melakukan K4 dan dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya
persalinan yang aman. Selain itu perlu adanya kerja sama dengan BPS ataupun rumah sakit terdekat
guna melaporkan data kunjungan maupun persalinan ibu hamil yang merupakan warga
Karangendeng kepada pihak puskesm
KASUS YANG MUNCUL
ANALISA KOHORT
Posyandu Margo Utomo merupakan posyandu binaan Puskesmas Patikraja
yang berada di desa Karangendep. Data register bayi periode januari s/d
Desember 2012 menunjukkan data keterlambatan imunisasi BCG pada bayi Amrullah Elma yang lahir pada tanggal
22 Juni 2011 dan baru dilakukan imunisasi BCG pada tanggal 18 Agustus
2011.
KEMUNGKINAN PENYEBAB
AKIBAT YG MUNGKIN MUNCUL
PENCEGAHAN YG PERLU DILAKUKAN
jarak rumah yang cukup jauh dengan pelayanan kesehatan, bayi dalam keadaan demam sehingga keluarga meyakini bayi belum boleh diimunisasi, orang tua lupa
akan jadwal imunisasi atau bahkan orang tua sama sekali tidak tahu tentang waktu
yang tepat untuk imunisasi BCG bagi anaknya.
Keterlambatan ini akan menimbulkan resiko tinggi
terjangkit penyakit TBC pada anak tersebut
perlu dilakukan pemantauan secara intensif pada bayi Amrullah elma yaitu dengan melakukan pemantauan rutin,
pemenuhan nutrisi , menjauhkan bayi dari orang yang dicurigai atau postif TBC, serta
memberikan asupan ASI secara Ekslusif selama 6 bulan dan ASI tambahan sampai
bayi berumur 2 tahun.
TERIMA KASIH