Download - Pratikum Studi Kelayakan Bisnis
Pratikum Studi Kelayakan Bisnis
Hari, tanggal : Rabu,20 Juni 2012Kelas : MAB B P1
Analisis Kelayakan Bisnis Pembenihan Patin Young Fish
Oleh Kelompok 4
Husna Vera D.N. J3J110017Bana Kardio J3J110024Mohamad Eko J. J3J110065Naisty Amelia J3J210204Dian Muldiyanti J3J210208
PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNISPROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR2012
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iii
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................1
BAB 2............................................................................................................................2
GAMBARAN UMUM PEMBENIHAN IKAN PATIN DI LALADON.....................2
2.1 Lokasi......................................................................................................2
2.2 Pembibitan...............................................................................................3
2.3 Pemasaran................................................................................................3
BAB 3............................................................................................................................4
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS.............................................................................4
3.1 Kelayakan Aspek-aspek Non Finansial...................................................4
3.1.1 Aspek Pasar......................................................................................4
3.1.2 Aspek Teknis...................................................................................7
3.1.3 Aspek Manajemen............................................................................7
3.1.4 Aspek Hukum...................................................................................8
3.1.5 Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan.........................................9
3.2 Kelayakan Aspek Finansial.....................................................................9
3.2.1 Asumsi Dasar...................................................................................9
3.2.2 Komponen Inflow dan Outflow.....................................................10
3.2.3 Analisis Cash Flow dan Laporan Laba/Rugi..................................12
3.2.4 Kriteria Investasi............................................................................13
ii
BAB 4..........................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
LAMPIRAN................................................................................................................17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1Kolam Dramaga Fish Culture .......................................................................2
Gambar 2 Persentase Market Share ..............................................................................5
Gambar 3 Life Cycle Product....................................................................................... 5
DAFTAR TABEL
Tabel 1Komponen Inflow ...........................................................................................10
Tabel 2 Komponen Salvage Value .............................................................................11
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak bisnis yang dijalankan tidak menghasilkan keuntungaan yang
diharapkan. Bahkan ada bisnis yang membuat pemiliknya gulung tikar, seperti
menjual pulsa tetapi pembeli tidak membayar tepat waktu dan lupa membayar
sehingga perputaran modal terhambat. Banyak macam bisnis yang direncanakan,
sebelum memulainya kita harus memperhatikan kelayakan bisnis tersebut. Supaya
ketika bisnis berjalan tidak merugikan pemilik dan penanan saham. Jika hasil
menunjukkan bisnis tersebut bukan hasil yang sehat dan tidak menguntungkan maka
bisnis tersebut tidak perlu di jalankan. Tujuan utama dalam studi kelayakan binis
adalah untuk menilai kelayakan ekonomi dari bisnis yang diusulkan. Studi ini harus
memberikan analisis mendalam tentang peluang bisnis termasuk melihat semua
hambatan yang mungkin menghalangi keberhasilan bisnis. Jika hasilnya positif maka
bisnis tersebut layak dijalankan. Salah satu bisnis yang akan kita bahas adalah
pembenihan Ikan Patin. Menjalankan bisnis yang kontinu dan berkembang perlu
dikaji aspek-aspek financial dan non finansialnya sehingga kita dapat mengetahui
apakah bisnis pembenihan ikan patin Young Fish tersebut layak atau tidak.
1.2 Tujuan
1. Mengkaji kelayakan pada aspek non financial
2. Mengkaji kelayakan aspek financial
3. Mengkaji kepekaan terhadap adanya perubahan-perubahan
1
BAB 2
GAMBARAN UMUM PEMBENIHAN IKAN PATIN DI LALADON
2.1 Lokasi
Nama tempat pembenihan Ikan Patin yang kami kunjungi adalah
Dramaga Fish Culture. Tempat ini terletak di Selatan Jalan Ciherang, Desa
Ciherang Pentas, RT 002/RW 05, Kecamatan Dramaga, Jawa Barat. Darmaga
Fish Culture terletak di belakang terminal Laladon yang berjarak sekitar ± 100
meter dari terminal Laladon. Luas area perusahaan Darmaga Fish Culture
yaitu 3.600 m2. Orang yang penulis wawancarai adalah Laupe. Dia salah satu
pekerja di Dramaga Fish Culture berumur 32 tahun. Pemilik Darmaga Fish
Culture yaitu, Ir. Husni Manggabarani, Msi. yang suka dengan dengan usaha
di bidang perikanan. Saat ini mereka memiliki empat orang pekerja dan tiga
orang PKL.
Batas lokasi Perusahaan Darmaga Fish Culture berada pada :
Sebelah Utara berbatasan dengan sawah milik penduduk setempat
Sebelah Timur berbatasan dengan kali Ciherang
Sebelah Barat berbatasan dengan kolam pemancingan
Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Ciherang
2
Gambar 1Kolam Dramaga Fish Culture
2.2 Pembibitan
Pembibitan Ikan Patin di tempat ini menggunakan sistem permintaan
individu. Penawaran bibit Ikan Patin yang di targetkan perusahaan berkisar
500000/bulan dengan harga Rp 55,-. Tetapi permintaan belum mencapai
target perusahaan, karena konsumen memesan bibit bekisar
300000-400000/bulan. Mereka sudah memiliki konsumen berlangganan,
bahkan ada konsumen yang datang ke tempat ini langsung dan meraka
mengetahui kapan saatnya produksi bibit Patin dilaksanakan. Konsumen bibit
Patin ini banyak yang berasal dari Palembang dan Kalimantan.
2.3 Pemasaran
Pemasaran dilakukan oleh pengelola perusahaan. Berawal dari Beliau
mendaftarkan perusahaannya ke BBI (Balai Benih Ikan) pada tahun 2004
sebagai Produksi ikan Hias, tetapi pada tahun 2008 ia mengganti produksinya
menjasi Ikan Patin. Karena pada saat itu ikan Patin menjadi Produk yang
sangat tinggi di pasar. Pemasaran Ikan Patin terjadi secara nasional,
langganannya berasal dari Palembang, Jawa dan Kalimantan. Mereka belum
berencana untuk memasarkan bibit Ikan Patinke luar negeri.
3
BAB 3
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS
3.1 Kelayakan Aspek-aspek Non Finansial
3.1.1 Aspek Pasar
a. Pengertian Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli barang atau jasa.
Di sana penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah
kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada
barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan
harga barang dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Dalam pasar,
kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak secara luas.
Adapun harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan produsen
dan konsumen. Permintaan mencerminkan keinginan konsumen, sementara
penawaran mencerminkan keinginan produsen atau penjual.
b. Demand dan Supply
Demand atau permintaan merupakan sejumlah barang yang dibeli atau
diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan juga dapat berasal
dari individu maupun pasar.
Panen benih dilakukan dengan pertimbangan kebutuhan pasar atau
telah tercapainya target ukuran, yaitu ukuran benih 1 inchi. Sebelum
dilakukan pemanenan ikan dipuasakan terlebih dahulu untuk mengosongkan
perut, sehingga tidak banyak kotoran yang dikeluarkan pada saat
pengangkutan. Lamanya pemuasaan disesuaikan dengan lamanya waktu
tempuh dan transportasi. Untuk waktu tempuh 10 jam diperlukan pemuasaan
minimal 24 jam. Sistem pengemasan dan pengangkutan menggunakan sistem
tertutup yaitu dengan menggunakan kantong plastik yang diberi tambahan air
dan oksigen. Perbandingan oksigen terlarut dan air adalah 2 : 1. Kapasitas
angkut 50gram/liter air.
4
Supplay atau penawaran merupakan sejumlah barang atau jasa yang
ditawarkan oleh penjual (Produsen) pada berbagai tingkat harga dan dalam
waktu tertentu. Penawaran bibit Ikan Patin yang di targetkan oleh Young Fish
berkisar 4.380.000/tahun dengan harga Rp 160- Rp 200.
c. Market Share
Setiap bulan Young Fish dapat memanen 180.000 ekor benih dalam
1x proses. Pemasaran dilakukan oleh pengelola perusahaan. Berawal dari
mendaftarkan perusahaannya ke BBI (Balai Benih Ikan) sebagai Produksi
Pembenihan Ikan Patin karena dengan mendaftarkan bisnis ini maka akan
memudahkan konsumen dalam mencari benih ikan patin. Biasanya konsumen
kami berasal dari pendederan dan pembesaran ikan patin.
Jika dibandingkan dengan pembenihan ikan lainnya seperti lele dan
ikan mas jumlah permintaan ikan patin sekitar 30%, sedangkan ikan mas 25%
dan ikan lele 45%. Hingga saat ini peermintaan ikan patin terus meningkat.
Persentase Market ShareIkan PatinIkan LeleIkan Mas
Gambar 2 Persentase Market Share
d. Life Cycle Product
5
Gambar 3 Life Cycle Product
Fase I = Fase Pengenalan (Introduction), yang dapat dilakukan perusahaan
adalah menciakan keinginan mencoba usaha pembenihan maupun pembesaran
terhadap konsumen.
Fase II = Fase Pertumbuhan (Growth), yang dapat dilakukan perusahaan
adalah memaksimalkan pangsa pasar perusahaan.
Fase III = Fase Dewasa (Maturity), yang dapat dilakukan mampu memenuhi
permintaan para petani pembesaran sesuai dengan pesanan.
Fase IV = Fase Penurunan (Decline), yang harus dilakukan mengamati
perkembangan benih yang sudah sesuai dengan permintaan.
Saat ini Young Fish berada pada fase Pertumbuhan (growth) yang
artinya laba yang diperoleh meningkat dari awal pendirian usaha, pengeluaran
pun lebih rendah namun penjualan yang dihasilkan meningkat. Hal ini
dicirikan pada pembudidaya dan pendederan ikan patin yang semakin banyak
dan menyebabkan banyaknya pemesanan benih di Young Fish. Pada fase ini
persaingan juga semakin ketat karena makin banyaknya usaha pembenihan
ikan patin lainnya.
e. Marketing Mix
1. Produk
Induk merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha
pembenihan ikan patin. Induk yang baik dan sehat tentu akan menghasilkan
benih yang baik pula untuk itu induk ikan patin yang akan disuntik
(dipijahkan) harus diseleksi terlebih dahulu yaitu dengan memilih induk-induk
betina dan jantan yang telah matang gonad atau siap pijah. Setelah dipijah
maka akan menghasilkan benih-benih ikan patin yang dapat dijual ke
pendederan ikan Patin. Young Fish hanya menyediakan benih patin saja,
tidak melakukan pembesaran.
2. Place (Tempat)
Young Fish terletak di Jalan Cilodong, Depok. Young Fish terletak
di belakang perkebunan sehingga tidak terlalu dekat dengan keramaian.
Young Fish masih menyewa tempat dengan harga Rp355.800/bulan, luas area
6
perusahaan Young Fish yaitu 35 m2. Wadah pemeliharaan induk ikan patin di
tempat ini berupa kolam (air tenang) dengan kontruksi tembok. Letaknya jauh
dari ganguan alam, pencemaran, predator, serta gangguan keamanan dan lalu
lintas. Sehingga tempat tersebut telah sesuai dengan kriteria bibit yang sehat.
3. Price ( Harga)
Harga- harga benih yang ditawarkan sesuai dengan ukurannya. Untuk
larva Rp 10, ukuran ¾ Rp 70, ukuran > ¾ Rp 160, sedangkan yang ukuran 1
inchi Rp 200. Biasanya Young Fish menjual ketika ukuran mencapai 1 inchi.
4. Promosi
Young Fish mempromosikan produknya dengan mendaftarkan
usahanya ke BBI(Balai Benih Ikan). Sejak itu mereka mulai memiliki
konsumen berlangganan. Promosi juga dilakukan dengan menyampaikan
informasi dari mulut ke mulut. Sehingga penduduk sekitar sangat mengenal
tempat pembenihan ikan patin Young Fish.
3.1.2 Aspek Teknis
Young Fish menggunakan beberapa mesin seperti: mesin heater
digunakan untuk mengatur suhu benih ikan supaya tetap stabil. Suhu yang
sesuai dengan benih ikan adalah suhu ruangan berkisar 260-280 Celcius. Selain
itu ada juga mesin Blower yang digunakan untuk aerasi di aquarium. Ikan
membutuhkan cahaya dan suhu yang tepat disetiap waktu, untuk
mengantisipasi jika terjadi mati lampu mereka menyediakan mesin genset.
Young Fish memiliki 3 buah kolam yang dasarnya dari semen dan 7 aquarium
untuk benih. Air yang ada berasal dari mesin pompa air Young Fish.
Pemeliharaan dengan cara pemberian pakan dilakukan selama 2 jam sekali.
3.1.3 Aspek Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
7
Dalam melakukan suatu usaha, aspek manajemen sangat penting karena dasar
dari semua kegiatan adalah apabila kita bisa memanajemen segala sesuatu
yang berhubungan dengan usaha kita.
Pemilik usaha pembenihan ikan patin Young Fish, dia memiliki
empat pekerja yang mengatur di setiap bagian. Pembenihan ikan patin ini
tidak memerlukan banyak pekerja. Aspek manajemen yang akan dibahas
meliputi manajemen pembangunan proyek dan manajemen dalam operasi.
Manajemen pembangunan proyek adalah proses untuk merencanakan
penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar proyek yang
direncanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada
waktunya. Manajemen pembangunan proyek Young Fish adalah
merencanakan sarana kolam yang sesuai bagi indukan dan benih patin,
mengatur suhu kolam yang tepat untuk benih patin, menyediakan penerangan
bagi benih patin terutama saat malam hari dan menyediakan arus listrik saat
mati lampu. Sedangkan manajemen operasi adalah menjalankan pengelolaan
proyek operasional. Manajemen operasi Young Fish menyediakan kolam
sebagai tempat indukan dan kolam untuk benih ikan patin, mesin heater untuk
mengatur suhu air dalam kolam, serta genset sebagai sumber listrik disaat
mati lampu.
3.1.4 Aspek Hukum
Untuk memulai studi kelayakan suatu usaha pada umumnya dimulai
dari aspek hukum, walaupun banyak pula yang melakukan dari aspek lain.
Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan
dan keaslian dari dokumen – dokumen yang dimiliki. Dokumen yang perlu
diteliti keabsahannya, kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum,
izin – izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang
mendukung kegiatan usaha tesebut.
Namun para petani ikan Young Fish berada didalam sebuah lembaga
koperasi.Dan masing – masing petani ikan tersebut belum mempunyai Surat
8
Izin Usaha Perdagangan (SIUP), karena surat izin ter-sebut hanya diwajibkan
kepada perusahaan – perusahaan yang besar. Jadi kepemilikan usaha budidaya
ikan tersebut belum mempunyai SIUP sehingga dari aspek hukum usaha
tersebut belum layak/belum diakui secara legal.
3.1.5 Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Aspek ini membahas dampak terhadap lingkungan sekitar akibat
berlangsungnya usaha pembenihan ikan patin Young Fish yang terletak di
jalan Cilodong, Depok.
Dilihat dari sudut sosial dengan berdirinya usaha pembenihan ikan
patin wilayah sekitar menjadi lebih ramai, terutama ketika pembeli datang ke
Young Fish dengan menggunakan Transportasi pribadi mereka. Penerangan
listrik lebih terjangkau, bahkan ditempat terpencil. Lalu lintas semakin lancar
dan adanya jalur komunikasi yang mendukung.
Pembenihan ikan patin Young Fish dalam aspek ekonomi mampu
menambah income per capita penduduk setempat, karena dengan ramainya
Desa Cilodong banyak penduduk sekitar yang berjualan dengan membuka
toko untuk menambah penghasilannya. Selain itu tiga orang pekerja yang
bekerja di Young Fish adalah penduduk sekitar.
Dilihat dari sudut lingkungan Young Fish tidak mempunyai limbah
yang membahayakan Desa. Keberadaan Young Fish memberikan
pengetahuan bagi masyarakat sekitar tentang cara pembenihan ikan yang
efektif. Banyak dari penduduk sekitar yang mulai membuka usaha yang sama
separti Young Fish.
3.2 Kelayakan Aspek Finansial
3.2.1 Asumsi Dasar
Aspek keuangan merupakan aspek yang paling inti dalam mengkaji
suatu kelayakan bisnis karena aspek ini melihat kelayakan usaha dilihat dari
segi keuangan sehingga tujuan itamanya adalah mendapatkan laba usaha yang
9
sebesar-besarnya. Pembahasan dalam aspek keuangan meliputi biaya
investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta perhitungan
terhadap penerimaan yang diterima. Berdasarkan pada cost dan benefit, dalam
aspek keuangan terdapat analisis kriteria investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C,
Gross B/C, dan lain-lain. Perhitungan dari kriteria – kriteria ini diharapkan
dapat memberikan gambaran mengenai layak atau tidaknya suatu usaha untuk
dimulai, dijalankan atau dilanjutkan.
3.2.2 Komponen Inflow dan Outflow
Inflow
Dalam inflow atau arus penerimaan dimasukan setiap komponen
yang merupakan pemasukan dalam bisnis, pada saat permulaan selama
bisnis berjalan. Komponen-komponen yang termasuk ke dalam inflow
antara lain, nilai produksi total yang berasal dari produksi total yang
dihasilkan dikalikan dengan harga per satuan produk tersebut ,penerimaan
pinjaman yaitu semua tambahan modal yang diterima pelaku usaha untuk
keperluan bisnis, grants (bantuan-bantuan) yaitu semua tambahan dana
yang diperoleh yang bersifat bantuan, nilai sewa yang merupakan nilai
dari hasil menyewakan alat atau bahan yang dipergunakan atau dipunyai
dalam bisnis dan Salvage Value yang merupakan nilai dari barang modal
yang tidak habis dipakai selama umur bisnis.
Inflow yang didapatkan dari pembenihan ikan patin adalah berasal
dari pesanan makanan dan minuman dari pelanggan, selain itu Inflow juga
berasal dari Salvage Value yang merupakan nilai dari barang modal yang
tidak habis pakai sesuai dengan umur ekonomis
10
Tabel 1Komponen Inflow
Tabel 2
Komponen Salvage Value
JENIS INVESTASI NILAI BELI UMUR NILAI SISA
A. BANGUNAN 10,000,000 10 - 1,000,000 - B. KOLAM 900,000 5 - 180,000 - C. MESIN POMPA AIR 1,400,000 5 - 280,000 - D. MESIN HEATER 150,000 5 - 30,000 - E. MESIN BLOWER 375,000 5 - 75,000 - F. GENSET 2,500,000 5 250,000 450,000 - G. AQUARIUM 2,100,000 4 210,000 472,500 1,050,000 H. SELANG 70,000 3 - 23,333 46,667 I. JARING 25,000 3 - 8,333 16,667 J. EMBER 45,000 3 - 15,000 30,000 K. INDUKAN 3,000,000 3 300,000 900,000 2,000,000
PENYUSUTAN /TAHUN
NILAI SISA PD TAHUN
10
Outflow
Bagian kedua yang terdapat dalam cashflow adalah aliran yang
menunjukan pengurangan kas, akibat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
membiayai kegiatan bisnis baik pada saat awal pendirian maupun pada
saat tahun berjalan. Komponen-komponen yang terdapat dalam arus kas
keluar (outflow), diantaranya adalah biaya investasi yang merupakan
biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan pada saat
tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian, biaya
11
Tahun Produksi total Pinjaman Nilai Sisa Total Inflow
1 0 10.000.000 10.000.000
2 711.750.000 711.750.000
3 711.750.000 711.750.000
4 711.750.000 711.750.000
5 711.750.000 711.750.000
6 711.750.000 711.750.000
7 711.750.000 711.750.000
8 711.750.000 711.750.000
9 711.750.000 711.750.000
10 711.750.000 3.143.333 714.893.333
operasional yaitu termasuk semua biaya produksi, biaya pemeliharaan,
biaya tenaga kerja, tanah, bahan-bahan, debt service (bunga dan pinjaman
pokok), dan pajak. Biaya operasional terdiri dari 2 komponen
utama yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel merupakan
biaya yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan produksi atau
penjualan setiap tahun (satu satuan waktu), sedangkan biaya tetap adalah
biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh pada perkembangan jumlah
produksi atau penjualan dalam satu tahun (satu satuan waktu). Pajak juga
termasuk kedalah komponen outflow, pajak merupakan biaya didalam
analisis finansial. Pajak yang diperhitungkan adalah yang berhubungan
dengan pengurangan manfaat bersih yang diterima bisnis. Pajak yang ada
didalam cashflow diambil dari laporan laba/rugi. Untuk gambar Outflow
dapat dilihat pada lampiran
3.2.3 Analisis Cash Flow dan Laporan Laba/Rugi
Cashflow merupakan aktivitas keuangan yang mempengaruhi
posisi/kondisi kas pada suatu periode, cashflow menjadi suatu bagian
terpenting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen, investor,
konsultan, stakeholder lainnya untuk memperhitungkan kelayakan
berdasarkan kriteria kelayakan investasi yang ada. Cashflow disusun untuk
menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan
alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan darimana
sumber-sumber kas dan penggunaannya. Cashflow merupakan arus manfaat
bersih sebagai pengurangan arus biaya terhadap arus manfaat. Suatu Cashflow
terdiri dari berbagai unsur yang nilainya disusun berdasarkan tahap-tahap
kegiatan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari Inflow (arus penerimaan),
Outflow (arus pengeluaran), Manfaat Bersih (Net Benefit), dan Manfaat
Bersih Tambahan (Incremental Net Benefit) bila diperlukan.
12
Langkah penting lainnya yang dilakukan dalam pengelolaan bisnis
adalah menyusun laporan laba/rugi yang berisi total penerimaan pengeluaran
dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun
produksi. Laporan laba/rugi mengambarkan kinerja perusahaan dalam upaya
mencapai tujuannya selama periode tertentu. Laporan laba/rugi merupakan
ringkasan dari 4 enis kegiatan dalam suatu bisnis yaitu pendapatan dari
penjualan produk, beban produksi untuk mendapatkan barang yang akan
dijual, beban yang timbul dalam memasarkan produk serta yang berkaitan
dengan beban administratif dan operasional, dan beban keuangan dalam
menjalankan bisnis seperti bunga, penyusutan, dan lainnya. Laporan laba rugi
berisi tentang total penerimaan, pengeluaran, dan kondisi keuntungan yang
diperoleh dari bisnis pembenihan Ikan Patin selama umur bisnis 10 tahun.
3.2.4 Kriteria Investasi
Pada dasarnya perencanaan studi kelayakan bisnis pembenihan ikan patin
ini bertujuan untuk menentukan kelayakan bisnis berdasarkan beberapa
kriteria investasi. Beberapa kriteria tersebut diantaranya Net Present Value
(NPV), Rasio Manfaat Biaya (Gross Benefit Cost Rasio = Gross B/C ; Net
Benefit Cost Rasio = Net B/C), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate
of Return = IRR), Profitability Ratio (PV/K), dan Jangka Waktu Pembelian
Modal Investasi (Payback Period). Untuk menentukan layak atau tidaknya
pembenihan ikan patin menggunakan metode umum yaitu metode Discounted
Cash Flow, dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun didiskonto
dengan Discount Factor (DF).
Berikut ini merupakan hasil kriteria investasi dari perhitungan Cashflow pembenihan
ikan patin Young Fish.
1. NPV (Net Present Value)
NPV = Rp 3.131.889.660 artinya keuntungan bersih yang diperoleh
bisnis pembenihan ikan patin selama umur bisnisnya yaitu 10 tahun
13
adalah sebesar Rp 3.131.889.660. Bisnis ini memiliki nilai NPV > 0
sehingga dapat dikatakan bisnis ini layak untuk dijalankan.
2. Net B/C (Net Benefit Cost Rasio)
Net B/C = 22,74 artinya setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan oleh
pembenihan ikan patin akan memberikan manfaat bersih sebesar 22,74
satu satuan. Bisnis ini memiliki nilai Net B/C > 1 sehingga dapat
dikatakan bisnis ini layak untuk dijalankan.
3. IRR (Internal Rate of Return)
IRR = 1319,41% artinya bisnis ini dikatakan layak karena memiliki
nilai IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku saat
ini.
4. Gross B/C (Gross Benefit Cost Rasio)
Gross B/C = 6,18 artinya setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan
oleh pembenihan ikan patin akan memberikan manfaat kotor sebesar
6,18 satu satuan. Bisnis ini memiliki nilai Gross B/C > 1 sehingga
dapat dikatakan layak.
5. PP (Payback Period)
PP = 0,04. Bisnis ini memiliki PP > 1 sehingga dapat dikatakan layak.
PP merupakan lamanya pengembalian modal akan kembali. Karena
besar PP 0,04 maka pengembalian modal tidak sampai satu tahun.
14
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam mendirikan suatu usaha tentunya ada berbagai macam aspek non
finansial maupun finansial yang harus diperhatikan. Setelah dilakukan
berbagai macam identifikasi, aspek manajemen, pasar, sosial budaya, hukum,
dan lingkungan sudah dipenuhi oleh pembenihan ikan patin dengan sangat
baik, sehingga usahanya dinyatakan layak dari segi aspek non finansial.
Sedangkan dilihat dari aspek finansial, rumah makan ini juga dinyatakan
layak karena memiliki nilai NPV = Rp 3.131.889.660 artinya keuntungan
bersih yang diperoleh bisnis selama umur bisnisnya yaitu 10 tahun adalah
sebesar Rp 3.131.889.660, nilai Net B/C = 22,74 artinya setiap satu satuan
biaya yang dikeluarkan oleh pembenihan ikan patin akan memberikan
manfaat bersih sebesar 22,74 satu satuan, nilai IRR = 1319,41% artinya
bisnis ini dikatakan layak karena memiliki nilai IRR yang lebih besar dari
tingkat suku bunga yang berlaku saat ini, nilai Gross B/C = 6.18 artinya setiap
satu satuan biaya yang dikeluarkan oleh pembenihan ikan patin akan
memberikan manfaat kotor sebesar 6,18 satu satuan, dan nilai Payback Period
= 0.04. Pembenihan ikan patin ini dinyatakan layak dalam aspek finansial
karena sudah memenuhi berbagai macam kriteria investasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://als-journal.blogspot.com/2009/01/aspek-aspek-studi-kelayakan.html(6 Maret
2012)
http://revolsirait.com/studi-kelayakan-bisnis(6 Maret 2012)
http://www.slideshare.net/zomb/studi-kelayakan-bisnis-materi-04-presentation(29
februari 2012)
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/6BA903C1-703D-4854-8E59-
413D77FF9531/23462/
PolaPembiayaanUsahaKecilPPUKPembenihanIkanPatin.pdf(29 februari 2012)
16