Download - PRAKTIKUM PETROGRAFI
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara I : Batuan Beku Asam Nama : Indah Marsyam
Hari/Tgl : Selasa/29-9-2009 Stb : D611 07 029
Perbesaran Objektif : 5x
Perbesaran Okuler : 10x
Perbesaran total : 50x
No.Urut : 01
No.Peraga : B8
Jenis batuan : Batuan Beku Asam
Kenampakan Mikroskopis : Warna pada nikol sejajar transparan, nikol silang
abu-abu kehitaman, tekstur kristanilitas hipokristalin, granularitas porfiro afanitik,
bentuk mineral 2D subhedral-anhedral sedangkan bentuk mineral 3D embayed pada
mineral kuarsa, relasi inequigranular, tekstur khusus vitrofiritik, ukuran mineral =
1/50 x 110 mm = 2,2 mm ; 1/50 x 85 mm = 1,7 mm dan 1/50 x 40 mm = 0.8 mm,
komposisi mineral : Orthoclase , Kuarsa, Biotite, dan massa dasar gelas. Struktur
massive.
Nikol Sejajar Nikol Silang
Deskripsi Mineral :
Orthoclase
Mineral ini memiliki warna absorbsi transparan dengan belahan tidak
jelas dan pecahan tidak rata. Mineral ini memiliki relief rendah dan intensitas
yang lemah. Adapun bentuk 2D dari mineral ini yaiu subhedral hingga
anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 110
mm = 2,2 mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah monokroik. Adapun warna
interferensi maksimum dari mineral ini adalah abu-abu. Mineral ini memiliki
sudut gelapan 40o sehingga memiliki gelapan miring. Adapun TRO dari
mineral ini adalah addisi length fast pada orde II.
Kuarsa
Mineral ini memiliki warna absorbsi transparan dengan belahan tidak
ada dan pecahan tidak rata. Mineral ini memiliki relief rendah dan intensitas
yang lemah. Adapun bentuk 2D dari mineral ini yaiu subhedral hingga
anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 85 mm
= 1,7 mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah monokroik. Adapun warna
interferensi maksimum dari mineral ini adalah kuning keabuan. Mineral ini
memiliki sudut gelapan 40o sehingga memiliki gelapan miring. Adapun TRO
dari mineral ini adalah addisi length slow pada orde II.
Biotite
Mineral ini memiliki warna absorbsi coklat dengan belahan sempurna
satu arah dan pecahan rata. Mineral ini memiliki relief sedang dan intensitas
yang lemah. Adapun bentuk 2D dari mineral ini yaiu subhedral hingga
anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 40 mm
= 0,8 mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah dwikroik karena menampakkan
adanya dua perubahan warna pada mineral apabila di putar sebesar 90o.
Adapun warna interferensi maksimum dari mineral ini adalah coklat tua.
Mineral ini memiliki sudut gelapan 47,5o sehingga memiliki gelapan paralel.
Adapun TRO dari mineral ini adalah substraksi length fast.
Massa dasar gelas
Mineral ini memiliki warna absorbs kuning keabu-abuan dengan relief
yang lemah dan intensitas yang rendah.
Presentase Mineral :
Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata
Kuarsa 15 20 10 15
Biotite 10 10 10 10
Orthoclase 25 25 30 26,67
MD gelas 50 45 50 48,33
Total 100 100 100 100
Nama batuan : Porfiri Riolit (Travis,1955), Ryolite (Fenton,1940)
Rhyolite (IUGS)
Petrogenesa : Pada pengamatan nikol sejajar, batuan ini memiliki warna transparan
sedangkan pada pengamatan nikol silang, memiliki warna abu-abu kehitaman. Batuan
ini memiliki tekstur kristalinitas yaitu hipokristalin karena pada batuan ini terdiri dari
sebagian mineral kristal dan sebagian gelas. Dalam batuan ini, didominasi oleh massa
dasar gelas namun masih ada mineral-mineral Kristal yang dapat diamati sehingga
dapat dikatakan mineral ini memiliki granularitas porfiro afanitik. Batuan ini
memiliki bentuk 2 dimensi subhedral-anhedral karena bidang batasnya yang sebagian
jelas dan sebagian lagi tidak jelas serta memiliki bentuk 3 dimensi embayed pada
mineral kuarsa. Batuan ini memiliki keseragaman ukuran butir yang buruk sehingga
memiliki relasi inequigranular. Dalam batuan ini ditemukan adanya tekstur khusus
vitrofirik karena terdapat fenokris-fenokris yang tertanam dalam massa dasar gelas.
Batuan ini memiliki struktur massive yaitu kompak.
Batuan ini memiliki komposisi mineral Orthoclase dengan ukuran 2,2 mm,
Kuarsa dengan ukuran 1,7 mm, Biotite dengan ukuran 0,8 mm, dan massa dasar
gelas. Batuan ini merupakan salah satu batuan beku asam karena sifat magma
pembentuk kristalnya bersifat asam dimana komposisi kimianya yang dominan akan
unsur Na. Berdasarkan tekstur batuan yang porfiro afanitik, dapat ditentukan batuan
ini terbentuk pada atau dekat dengan permukaan bumi. Selain itu, dapat di prediksi
bahwa proses pembentukan batuan ini agak cepat karena massa dasar yang gelas. Dan
berdasarkan tekstur, struktur, dan tekstur khusus dari batuan ini, dapat ditentukan
bahwa batuan ini terbentuk dari lelehan magma di permukaan di sekitar gunung api.
Awal pembentukan batuan ini dimulai dari pembentukan mineral-mineral
kristalnya. Mineral-mineral tersebut terbentuk dari hasil kristalisasi magma pada suhu
yang berbeda-beda. Magma yang merupakan cairan yang sangat panas tersusun atas
ion-ion yang bergerak bebas tak beraturan. Pada saat magma mengalami pendinginan
akibat bersentuhan dengan atmosfer, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan
ion-ion akan mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Apabila pendinginan
berlangsung lambat, maka akan terbentuk kristal yang berukuran besar, sedangkan
apabila pendinginan berlangsung cepat, maka akan menghasilkan mineral gelas. Pada
batuan ini, mineral Orthoclase, Kuarsa dan Biotite terbentuk terlebih dahulu dengan
waktu yang lambat kemudian terjadi erupsi gunung api yang menyebabkan magma
keluar ke permukaan yang ikut membawa mineral-mineral kristal yang telah
terbentuk sempurna pada awalnya. Magma yang berupa lelehan akan mengalami
pendinginan secara cepat sehingga membentuk mineral gelas. Maka terbentuklah
batuan dengan fenokris kristal dalam massa dasar gelas tersebut.
Berdasarkan beberapa klasifikasi determinasi batuan beku, dapat ditentukan
nama batuan ini yaitu Porfiri Riolit (Travis, 1955), Rhyolite (Fenton, 1940), dan
Rhyolite (IUGS).
Batuan ini berasosiasi dengan Porfiri Trakit yang memiliki kegunaan sebagai
bahan penelitian lebih lanjut bagi para peneliti.
Tanda Tangan Praktikan
(Indah Marsyam)
Asisten Pengawas
(Sahabuddin)
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara I : Batuan Beku Asam Nama : Indah Marsyam
Hari/Tgl : Selasa/29-9-2009 Stb : D611 07 029
Perbesaran Objektif : 5x
Perbesaran Okuler : 10x
Perbesaran total : 50x
No.Urut : 02
No.Peraga : B4
Jenis batuan : Batuan Beku Asam
Kenampakan Mikroskopis : Warna pada nikol sejajar transparan kehijauan, nikol
silang kuning keabu-abuan, tekstur kristanilitas holokristalin, granularitas faneritik,
bentuk mineral 2D subhedral-anhedral sedangkan bentuk mineral 3D Kristal
prismatik pada mineral hornblende, relasi inequigranular, tekstur khusus Grafitik,
ukuran mineral = 1/50 x 190 mm = 3,8 mm dan 1/50 x 40 mm = 0.8 mm, komposisi
mineral : Hornblende, Orthoclase, dan massa dasar kristalin. Struktur massive.
Nikol Sejajar Nikol Silang
Deskripsi Mineral :
Hornblende
Mineral ini memiliki warna absorbsi kuning kehijauan dengan belahan
sempurna dua arah dan pecahan tidak jelas. Mineral ini memiliki relief sedang
dan intensitas yang sedang. Adapun bentuk 2D dari mineral ini yaiu subhedral
hingga anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x
190 mm = 3,8 mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah dwikroik karena
menampakkan adanya dua perubahan warna pada mineral apabila di putar
sebesar 90o. Adapun warna interferensi maksimum dari mineral ini adalah
kuning keabuan. Mineral ini memiliki sudut gelapan 42,5o sehingga memiliki
gelapan miring. Adapun TRO dari mineral ini adalah addisi length slow (orde
II).
Orthoclase
Mineral ini memiliki warna absorbsi transparan dengan belahan
sempurna dan pecahan tidak jelas. Mineral ini memiliki relief rendah dan
intensitas yang lemah. Adapun bentuk 2D dari mineral ini yaiu subhedral
hingga anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x
40 mm = 0,8 mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah monokroik. Adapun
warna interferensi maksimum dari mineral ini adalah biru keabuan. Mineral
ini memiliki sudut gelapan 40o sehingga memiliki gelapan miring. Adapun
TRO dari mineral ini adalah addisi length slow.
Massa dasar Kristal
Mineral ini memiliki warna absorbsi transparan dengan relief yang
rendah dan intensitas yang lemah.
Presentase Mineral :
Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata
Hornblende 40 45 50 45
Orthoclase 40 30 30 33,33
MD kristalin 20 25 20 21,66
Total 100 100 100 100
Nama batuan : Sianit (Travis,1955), Syenite (Fenton,1940)
Syenite (IUGS)
Petrogenesa : Pada pengamatan nikol sejajar, batuan ini memiliki warna transparan
kehijauan sedangkan pada pengamatan nikol silang, memiliki warna kuning keabu-
abuan. Batuan ini memiliki tekstur kristalinitas yaitu holokristalin karena pada batuan
ini terdiri dari sebagian besar mineral kristal. Dalam batuan ini, didominasi oleh
mineral Kristal yang dapat diamati sehingga dapat dikatakan mineral ini memiliki
granularitas faneritik. Batuan ini memiliki bentuk 2 dimensi subhedral-anhedral
karena bidang batasnya yang sebagian jelas dan sebagian lagi tidak jelas serta
memiliki bentuk 3 dimensi Kristal prismatic pada mineral hornblende. Batuan ini
memiliki keseragaman ukuran butir yang buruk sehingga memiliki relasi
inequigranular. Dalam batuan ini ditemukan adanya tekstur khusus grafitik karena
mineral-mineralnya yang berbentuk meruncing seperti paku. Batuan ini memiliki
struktur massive yaitu kompak.
Batuan ini memiliki komposisi mineral Hornblende dengan ukuran 3,8 mm,
Orthoclase dengan ukuran 0,8 mm, dan massa dasar kristalin. Batuan ini merupakan
salah satu batuan beku asam karena sifat magma pembentuk kristalnya bersifat asam
dimana komposisi kimianya yang dominan akan unsur Na. Berdasarkan tekstur
batuan yang faneritik, dapat ditentukan batuan ini jauh di bawah permukaan bumi
yang akan menghasilkan tekstur butiran yang kasar. Selain itu, dapat di prediksi
bahwa proses pembentukan batuan ini agak lambat karena massa dasar yang kristalin.
Dan berdasarkan tekstur, struktur, dan tekstur khusus dari batuan ini, dapat ditentukan
bahwa batuan ini terbentuk dari magma di permukaan bumi di sekitar gunung api.
Awal pembentukan batuan ini dimulai dari pembentukan mineral-mineral
kristalnya. Mineral-mineral tersebut terbentuk dari hasil kristalisasi magma pada suhu
yang berbeda-beda. Magma yang merupakan cairan yang sangat panas tersusun atas
ion-ion yang bergerak bebas tak beraturan. Pada saat magma mengalami pendinginan
akibat bersentuhan dengan atmosfer, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan
ion-ion akan mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Apabila pendinginan
berlangsung lambat, maka akan terbentuk kristal yang berukuran besar, sedangkan
apabila pendinginan berlangsung cepat, maka akan menghasilkan mineral gelas. Pada
batuan ini, mineral Hornblende dan Orthoclase terbentuk terlebih dahulu dengan
waktu yang lambat kemudian terjadi erupsi gunung api yang menyebabkan magma
keluar ke permukaan yang ikut membawa mineral-mineral kristal yang telah
terbentuk sempurna pada awalnya. Magma yang berupa lelehan akan mengalami
pendinginan secara lambat sehingga membentuk mineral kristalin. Maka terbentuklah
batuan dengan fenokris kristal dalam massa dasar kristalin tersebut.
Berdasarkan beberapa klasifikasi determinasi batuan beku, dapat ditentukan
nama batuan ini yaitu Sianit (Travis, 1955), Syenite (Fenton, 1940), dan Syenite
(IUGS).
Batuan ini berasosiasi dengan Granite yang memiliki kegunaan sebagai
ornament pada interior dan eksterior bangunan dan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut bagi para peneliti.
Tanda Tangan Praktikan
(Indah Marsyam)
Asisten Pengawas
(Sahabuddin)
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara I : Batuan Beku Asam Nama : Indah Marsyam
Hari/Tgl : Selasa/29-9-2009 Stb : D611 07 029
Perbesaran Objektif : 5x
Perbesaran Okuler : 10x
Perbesaran total : 50x
No.Urut : 03
No.Peraga : B3
Jenis batuan : Batuan Beku Asam
Kenampakan Mikroskopis : Warna pada nikol sejajar transparan, nikol silang
abu-abu kekuningan, tekstur kristanilitas holokristalin, granularitas faneritik, bentuk
mineral 2D subhedral-anhedral sedangkan bentuk mineral 3D Kristal prismatik pada
mineral orthoclase, relasi inequigranular, tekstur khusus poikoblastik, ukuran
mineral = 1/50 x 80 mm = 1,6 mm dan 1/50 x 50 mm = 1 mm dan 1/50 x 35 mm = 0.7
mm, komposisi mineral : Orthoclase, Augite, dan Biotite. Struktur massive.
Nikol Sejajar Nikol Silang
Deskripsi Mineral :
Orthoclase
Mineral ini tidak memiliki warna absorbsi dengan belahan sempurna
dan pecahan tidak rata. Mineral ini memiliki relief rendah dan intensitas yang
lemah. Adapun bentuk 2D dari mineral ini yaitu subhedral hingga anhedral.
Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 80 mm = 1,6
mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah monokroik. Adapun warna
interferensi maksimum dari mineral ini adalah abu-abu. Mineral ini memiliki
sudut gelapan 40o sehingga memiliki gelapan miring. Adapun TRO dari
mineral ini adalah addisi length fast (orde II).
Augite
Mineral ini memiliki warna absorbsi coklat muda dengan belahan
tidak jelas dan pecahan tidak rata. Mineral ini memiliki relief sedang dan
intensitas yang sedang. Adapun bentuk 2D dari mineral ini yaitu subhedral
hingga anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x
50 mm = 1 mm. Pleokrisme dari mineral ini tidak ada. Adapun warna
interferensi maksimum dari mineral ini adalah hijau. Mineral ini memiliki
sudut gelapan 37,5o sehingga memiliki gelapan miring. Adapun TRO dari
mineral ini adalah substraksi length fast (orde I).
Biotite
Mineral ini memiliki warna absorbsi coklat dengan belahan sempurna
satu arah dan pecahan rata. Mineral ini memiliki relief sedang dan intensitas
yang sedang. Adapun bentuk 2D dari mineral ini yaitu subhedral hingga
anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 35 mm
= 0,7 mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah dwikroik karena menampakkan
adanya dua perubahan warna pada mineral apabila di putar sebesar 90o.
Adapun warna interferensi maksimum dari mineral ini adalah coklat tua.
Mineral ini memiliki sudut gelapan 42,5o sehingga memiliki gelapan miring.
Adapun TRO dari mineral ini adalah substraksi length slow (orde I).
Presentase Mineral :
Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata
Orthoclase 60 60 60 60
Augite 20 10 25 21,66
Biotite 20 35 15 25
Total 100 100 100 100
Nama batuan : Sianit (Travis,1955), Syenite (Fenton,1940)
Syenite (IUGS)
Petrogenesa : Pada pengamatan nikol sejajar, batuan ini memiliki warna transparan
kekuningan sedangkan pada pengamatan nikol silang, memiliki warna abu-abu
kekuningan. Batuan ini memiliki tekstur kristalinitas yaitu holokristalin karena pada
batuan ini terdiri dari sebagian besar mineral kristal. Dalam batuan ini, didominasi
oleh mineral Kristal yang dapat diamati sehingga dapat dikatakan mineral ini
memiliki granularitas faneritik. Batuan ini memiliki bentuk 2 dimensi subhedral-
anhedral karena bidang batasnya yang sebagian jelas dan sebagian lagi tidak jelas
serta memiliki bentuk 3 dimensi kristal prismatik pada mineral orthoclase. Batuan ini
memiliki keseragaman ukuran butir yang buruk sehingga memiliki relasi
inequigranular. Dalam batuan ini ditemukan adanya tekstur khusus poikoblastik
karena ditemukan adanya mineral yang dibungkus oleh mineral lain. Hal ini
disebabkan karena batuan ini telah hampir mengalami metamorfisme. Batuan ini
memiliki struktur massive yaitu kompak.
Batuan ini memiliki komposisi mineral Orthoclase dengan ukuran 1,6 mm,
Augite dengan ukuran 1 mm, dan Biotite dengan ukuran 0,7 mm. Batuan ini
merupakan salah satu batuan beku asam karena sifat magma pembentuk kristalnya
bersifat asam dimana komposisi kimianya yang dominan akan unsur Na. Berdasarkan
tekstur batuan yang faneritik, dapat ditentukan batuan ini jauh di bawah permukaan
bumi yang akan menghasilkan tekstur butiran yang kasar. Selain itu, dapat di prediksi
bahwa proses pembentukan batuan ini agak lambat karena massa dasar yang kristalin.
Dan berdasarkan tekstur, struktur, dan tekstur khusus dari batuan ini, dapat ditentukan
bahwa batuan ini terbentuk dari magma di permukaan bumi di sekitar gunung api.
Awal pembentukan batuan ini dimulai dari pembentukan mineral-mineral
kristalnya. Mineral-mineral tersebut terbentuk dari hasil kristalisasi magma pada suhu
yang berbeda-beda. Magma yang merupakan cairan yang sangat panas tersusun atas
ion-ion yang bergerak bebas tak beraturan. Pada saat magma mengalami pendinginan
akibat bersentuhan dengan atmosfer, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan
ion-ion akan mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Apabila pendinginan
berlangsung lambat, maka akan terbentuk kristal yang berukuran besar, sedangkan
apabila pendinginan berlangsung cepat, maka akan menghasilkan mineral gelas. Pada
batuan ini, mineral Orthoclase, Augite dan Biotite terbentuk terlebih dahulu dengan
waktu yang lambat kemudian terjadi erupsi gunung api yang menyebabkan magma
keluar ke permukaan.
Berdasarkan beberapa klasifikasi determinasi batuan beku, dapat ditentukan
nama batuan ini yaitu Sianit (Travis, 1955), Syenite (Fenton, 1940), dan Syenite
(IUGS).
Batuan ini berasosiasi dengan Granite yang memiliki kegunaan sebagai
ornament pada interior dan eksterior bangunan dan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut bagi para peneliti.
Tanda Tangan Praktikan
(Indah Marsyam)
Asisten Pengawas
(Sahabuddin)