Download - ppt
![Page 1: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/1.jpg)
![Page 2: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/2.jpg)
Pernafasan normal Bernafas adalah peristiwa
pengambilan Oksigen untuk sel-sel tubuh dan pembuangan Karbondioksida keluar tubuh, sebagai hasil dari sisa metabolisme.
Pernafasan normal terjadi jika udara pernafasan masuk ke tubuh melalui rongga hidung.
![Page 3: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/3.jpg)
Pernafasan abnormal
Bernafas lewat mulut “suatu keadaan abnormal yang
terjadi karena adanya kesulitan pengambilan dan pengeluaran nafas secara normal melalui hidung, sehingga kebutuhan pernafasan tersebut dipenuhi lewat mulut.
![Page 4: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/4.jpg)
Penyebab bernafas lewat mulut
Penyumbatan saluran pernafasan. Bentuk anatomi saluran pernafasan. Kebiasaan bernafas lewat mulut
akibat ada- nya sumbatan jalan nafas lewat hidung tidak dapat segera hilang, meskipun sumbatan yang ada telah dihilangkan
![Page 5: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/5.jpg)
Pemeriksaan Kontrol Alar musculature (Refleks
alanasi)Pernafasan yang normal lewat hidung menghasilkan refleks otot-otot cuping hidung (alanasi) yang baik :- menarik nafas refleks cuping hidung bergerak dan lubang hidung melebar (refleks alanasi positif)- penderita pernafasan mulut refleks alanasi negatif
![Page 6: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/6.jpg)
Kaca mulut 2 arahmenempatkan kaca mulut 2 arah di bagian bibir atas. Bagian bawah kaca yang berembun, merupakan indikasi bahwa pasien bernafas lewat mulut
![Page 7: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/7.jpg)
Test Cotton Butterfly- Tujuan : mengetahui apakah pada saat pasien menarik nafas, aliran udara masuk melalui hidung atau tidak. - Cara:menggunakan kapas tipis yang bagian tengahnya dipelintir hingga berbentuk menyerupai kupu-kupu, dan ditempelkan pada filtrum. - Amati masing-masing sayap di depan lubang hidung waktu pasien menarik nafas.
![Page 8: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/8.jpg)
Hasil :- Kapas tidak bergetar tidak ada
aliran udara pernafasan lewat hidung (pasien bernafas lewat mulut)
- kapas bergetar pasien bernafas lewat hidung
![Page 9: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/9.jpg)
1. Pengaruh Bernafas Melalui Mulut
1. Gangguan perkembangan struktur kraniofasial- Penyimpangan timbul akibat ketidak seimbangan aktivitas otot-otot orofasial - fungsi abnormal rongga mulut akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan otot yang bekerja pada tulang kraniofasial menghasilkan perubahan morfologi kraniofasial. (Rubin,1987)
![Page 10: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/10.jpg)
Proses bernafas lewat mulut meningkatkan aktivitas otot orbicularis oris, genioglossus dan milohyoid, tetapi menghambat aktivitas otot masseter (Miller, 1984; Ono, 1998; Song, 2001).
Aktivitas otot milohyoid dan genioglossus meningkat posisi lidah lebih rendah dari normal dan rahang bawah turun.
Peningkatan aktivitas otot orbicularis bibir atas terangkat sehingga mulut tetap terbuka sebagai jalan nafas
![Page 11: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/11.jpg)
2. Pengaruh terhadap keadaan rongga mulut
- bernafas lewat mulut tekanan bibir atas berkurang dan tekanan bibir bawah bertambah.
- saat membuka mulut posisi bibir atas tidak dalam keadaan menekan gigi-gigi anterior, sedangkan bibir bawah yang berfungsi menahan tepi insisal gigi-gigi anterior rahang atas, terletak lebih ke depan dari normal.
gigi-gigi anterior rahang atas bergerak ke labial dan tekanan lidah yang besar dan tahanan bibir atas yang kurang, memungkinkan gigi-gigi anterior rahang atas mengalami inklinasi berlebih ke labial.
![Page 12: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/12.jpg)
rahang bawah berotasi ke posteroinferior terhadap rahang atas mempengaruhi posisi rahang bawah dan pergeseran gigi-gigi posterior rahang bawah ke arah distal
lengkung rahang atas sempit dan palatum tinggi,
gigi-gigi anterior labioversi, gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah
berjejal,
![Page 13: ppt](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf98e7550346d0339a5b9e/html5/thumbnails/13.jpg)
tumpang gigit berlebih, relasi gigi molar pertama distoklusi
atau neutroklusi, bibir bawah membesar dan pecah-
pecah, gingiva kering dan sering disertai gingivitis,
saliva mengental dan populasi bakteri tinggi.