Download - Ppt Zakat, Haji, Wakaf
Nama: Miftakhul Isna A.
XF
TUGAS PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
a. Pengertian Zakat dan Hukumnya
Zakat berarti suci dan tumbuh dengan subur. Hal itu sesuai dengan manfaat
zakat bagi muzaki (yang berzakat) maupun mustahik (yang menerima zakat).
• Suci maksudnya Membersihkan harta muzaki dari hak-hak mustahik,
membersihkan jiwa dari sifat tercela (kikir, tamak, sombong). Membersihkan
jiwa dari sifat tercela (iri hat dan dengki) terhadap muzaki.
• Subur maksudnya Dapat menyebabkan harta para muzaki bertambah
banyak (subur). Hal ini mungkin diakibatkan oleh doa para mustahik,
sehingga harta mereka mendatangkan berkah.
Menurut istilah zakat berarti Mengeluarkan sebagian harta benda sebagai
sedekah wajib, sesuai perintah Allah SWT kepada orang-orang yang telah
memenuhi syaratnya dan sesuai dengan hukum ketentuan Islam.
Zakat adalah rukun Islam yang ketiga. Hukum berzakat adalah fardu ’ain
(wajib bagi setiap Muslim/Muslimah yang memenuhi syarat-syaratnya)
Ibadah salat dan zakat memiliki persamaan keutamaan. Salat merupakan
ibadah badaniyah yang utama, sedang zakat adalah ibadah maliyah yang
utama.
Orang yang mengaku beragama Islam, apabila mengingkari kewajiban zakat
dapat dianggap murtad (keluar dari Islam).
b. Macam-macam Zakat dan Ketentuannya
1) Zakat Fitrah
Zakat fitrah artinya zakat diri yang diwajibkan atas setiap individu laki-laki
dan perempuan muslim yang berkemampuan dengan syarat-syarat yang
ditetapkan. Kata Fitrah yang merujuk pada keadaan manusia saat baru
diciptakan sehingga dengan mengeluarkan zakat ini manusia dengan izin Allah
akan kembali fitrah. Zakat fitrah dikeluarkan setiap satu tahun sekali, tepatnya
pada bulan Ramadhan.
*Rukun Zakat Fitrah
yaitu segala sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaannya, jika salah
satu tidak ada, maka zakat fitrah tersebut tidak sah.
• Niat untuk menunaikan zakat fitrah dengan ikhlas
• Ada orang yang menunaikan zakat fitrah
• Ada orang yang menerima zakat fitrah
• Ada barang atau makanan pokok yang dizakatkan
*Syarat wajib zakat fitrah:
yaitu ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi sebelum mengeluarkan
zakat
• Beragama Islam
• Peda waktu terbenam matahari hari terakhir bulan Ramadan orang
tersebut sudah lahir atau masih hidup
• Mempunyai kelebihan harta untuk keperluan makan pada malam hari raya
dan siang harinya, baik untuk diri dan keluarganya maupun hewan
peliharaannya.
*Waktu-waktu Zakat Fitrah
a. Waktu yang diperbolehkan: dari awal ramadhan – hari penghabisan
ramadhan
b. Waktu wajib: mulai terbenamnya matahari pada penghabisan bulan
ramadhan
c. Waktu yang lebih baik: sesudah salat subuh sebelum pergi salat hari raya
d. Waktu makruh: sesudah salat idul fitri, tetapi sebelum terbenamnya matahari
pada hari raya idul fitri
e. Waktu yang haram: sesudah terbenamnya matahari pada hari raya idul fitri
Zakat fitrah hendaknya dibayarkan sebelum salat Idul Fitri. Bila dibayarkan
*Mustahik Zakat Fitrah
yang berhak menerima zakat fitrah lebih ditekankan kepada orang-orang
fakir dan orang-orang miskin, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yaitu
“Kayakan mereka (orang-orang fakir) hingga tidak meminta-minta pada hari ini
(idul fitri). Zakat fitrah tidak boleh diberikan selain orang-orang fakir kecuali
orang-orang fakir tidak ada lagi, atau karena kefakiran mereka ringan (tidak
parah), atau para penerima lainnya amat membutuhkannya.” (H.R. Al Baihaqi)
Harta yang dikeluarkan adalah makanan pokok seseorang yang berlaku
di negerinya seperti baras, jagung, gandum, sagu. Beratnya sebanyak 1 sha’
yaitu ±3,5 liter (± 2,5 kg) untuk negara Indonesia. Boleh diganti dengan uang
yang senilai dengan jumlah haraga makanan pokok.
2) Zakat Maal (zakat harta)
Zakat maal ialah zakat harta, yang berfungsi untuk membersihkan harta
benda.
Hukum mengeluarkan zakat maal adalah Fardu ‘ain, artinya wajib atas
setiap orang Islam yang mampu dan telah mencapai nisabnya.
Harta (mal) yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah:
a. Emas, perak, dan mata uang
b. Harta perniagaan
c. Hewan ternak
d. Buah-buahan dan biji-bijian yang dapat dijadikan makanan pokok
e. Barang tambang dan harta rikaz (harta temuan/terpendam)
*Syarat wajib zakat:
• Milik pribadi dan menjadi hak penuh pemiliknya
• Berkembang, harta memiliki potensi untuk berkembang bila diusahakan
• Mencapai nisab, mencapai ukuran/jumlah tertentu sesuai dengan
ketetapan, harta yang belum mencapai nisab dianjurkan untuk besedekah
• Lebih dari kebutuhan pokok
• Bebas dari hutang
• Berlalu satu tahun (Al-Haul), khusus untuk ternak, harta simpanan dan
harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang
temuan) tidak memiliki syarat haul.
N
o
Jenis harta Nisabnya Besar zakatnya Keteranga
n
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Emas
Perak
Uang
Harta
perniagaan
Hasil pertanian
Binatang
ternak
Hasil tambang
Barang temuan
(rikaz)
20 Dinar (± 93,6 gr)
200 Dirham (±672 gr)
Senilai dengan 93,6
gram emas
Senilai dengan emas
Sebanyak 5 wasaq
(691,2 kg)
Unta (>5 ekor)
Sapi/kerbau (>30ekor)
Kambing (>40 ekor)
Sesuai nisab emas
dan perak
Sesuai nisab emas
dan perak
2,5%-nya
2,5%-nya
2,5%-nya
2,5%-nya
Penyiraman dg air
hujan (10%)
Penyiraman dg
tenaga
pengangkutan (5%)
5ekor=1 ekor
30ekor=1ekor (1-
2th)
40ekor=1ekor (2-
3th)
2,5%-nya
Zakatnya
dikeluarka
n setelah
syarat-
syarat
lainnya
terpenuhi
*Macam-macam harta yang wajib dizakati dan ketentuan nisabnya:
c. Orang yang berhak menerima zakat
1. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta
dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam
keadaan kekurangan.
3. Amil zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan
membagikan zakat.
4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru
masuk Islam yang imannya masih lemah.
5. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang
ditawan oleh orang-orang kafir.
6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang
bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang
berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu
dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.
7. Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan
kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa
fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti
mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami
kesengsaraan dalam perjalanannya.
d. Hikmah Zakat
*Bagi muzaki:
o Memperoleh ridha dan rahmat Allah SWT karena ketaatannya dan
disenangi orang banyak karena kedermawanannya
o Membersihkan harta dari hak-hak (golongan) yang berhak memperoleh
zakat, membersihkan hati, seperti rakus, tamak, kikir dan sombong
o Pemelihara harta dari penipuan, pencurian, dan perampokan karena
adanya kesenjangan sosial
o Menunjukkan rasa syukur atas nikmat kekayaan yang telah dikaruniakan
Allah SWT, sedangkan orang bersyukur tentu akan memperoleh tambahan
nikmat
*Bagi mustahik:
o Dapat membentengi para mustahik dari sikap dan perilaku tercela, seperti
iri hati, dan dengki terhadap muzaki
o Mengurangi kemiskinan yang terdapat dalam masyarakat
e. Pengelolaan Zakat di Indonesia
Untuk mengurusi zakat, pada tahun 1968 pemerintah mendirikan BAZIS yang
merupakan singkatan dari Badan Amil Zakat Infak dan Sedekah. Lembaga
ini diharapkan mampu mendorong profesionalisme dalam pengelolaan ZIS
(Zakat, Infak, dan Sedekah). Bagi umat Islam, pengelolaan ZIS yang
profesional akan memberikan beberapa keuntungan berikut ini:
a. Pendistribusian ZIS akan lebih terorganisasi dan benar-benar sampai
kepada pihak yang berhak menerima
b. Pemerintah dapat mengetahui berbagai potensi masyarakat dengan
melihat data para penerima atau pembayar ZIS
c. Masyarakat yang tidak mampu dapat menerima bantuan yang bermanfaat
f. Zakat dalam Al-Qur’an
Beberapa perintah zakat terhadap Al-Qur’an antara lain:
• Surat Al-Baqarah ayat 43: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
ruku'lah beserta orang-orang yang ruku‘”.
• Surat At-Taubah ayat 35: “Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam
neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan
punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat
dari) apa yang kamu simpan itu.“
• Surat Al-An’am ayat 141: “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang
berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang
bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan
warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan
janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan”.
a. Pengertian Haji dan Umrah
Pengertian ‘haji’ secara etimologis berarti tujuan, maksud, dan menyengaja.
Menurut istilah ulama fikih adalah menyengaja mendatangi Ka’bah
(Baitullah) untuk menunaikan amalan-amalan tertentu (antara lain tawaf,
dan sa’i).
Sedangkan ‘umrah’ secara etimologis artinya ziarah. Menurut istilah ulama
fikih adalah sengaja mendatangi Ka’bah untuk melaksanakan amalan
tertentu, yang terdiri dari tawaf, sa’i dan bercukur.
b. Dasar Hukum Haji dan Umrah
Ialah Surah Ali-Imran ayat 97, Al-Baqarah ayat 196-197, dan Al-Hajj ayat 27-
28.
Hukum melaksanakan haji bagi orang muslim yang telah memenuhi
syarat adalah Fardu ‘ain. Allah berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 97:
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam
Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.
c. Syarat Wajib Haji
1. Beragama Islam
2. Berakal sehat
3. Balig
4. Merdeka, bukan hamba sahaya
5. Kuasa atau mampu mengerjakan (istitaah), yaitu mempunyai bekal yang
cukup, ada kendaraan yang diperlukan, aman dalam perjalanan, dan bagi
wanita ada mahram yang menemaninya.
d. Rukun Haji (fardu haji)
1. Ihram (niat masuk dalam ibadah disertai dengan mengenakan pakaian
tidak berjahit dan menggunakan talbiyah)
2. Wukuf di Arafah (berada di Arafah)
3. Tawaf (mengelilingi Ka’bah sebanyak 7x)
4. Sa’I (berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwa sebanyak 7x)
5. Tahalul (mencukur atau menggunting rambut kepala sebagai tanda telah
bebas dari larangan-larangan haji atau umrah)
6. Tertib (menjalankan rukun-rukun secara berurutan)
e. Wajib Haji
1. Memulai ihram dari miqat (batas waktu dan tempat yang ditentukan untuk
melakukan ibadah haji atau umrah)
2. Mabit (bermalam) di Muzdalifah
3. Mabit (bermalam) di Mina
4. Melontar jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah
5. Menghindari perbuatan yang terlarang dalam keadaan berihram, dan
6. Tawaf wada’ (perpisahan) bagi mereka yang akan meninggalkan Ka’bah
f. Sunnah Haji
• Membaca talbiyah
• Membaca salawat kepada nabi dan berdoa setelahnya
• Melaksanakan tawaf qudum
• Memasuki Baitullah melalui pintu Hijr Ismail
g. Larangan bagi Orang yang Sedang Ihram Haji
1. Memakai pakaian yang berjahit bagi laki-laki
2. Memakai tutup kepala bagi laki-laki, seperti topi
3. Menutup muka dan kedua telapak tangan bagi wanita
4. Memakai wangi-wangian bagi laki-laki dan perempuan
5. Mencukur atau mencabut rambut yang ada di badan dan kepala
6. Nikah, menikahkan, atau menjadi wali dalam pernikahan
7. Bersetubuh bagi suami istri, termasuk cumbu rayu
h. Hikmah Ibadah Haji
o Memperkokoh jiwa tauhid
o Membentuk pribadi yang memiliki kasih sayang terhadap anak-anaknya
o Mendapat ampunan dari Allah SWT karena amalannya selama haji
o Membentengi diri dari godaan setan (melempar jumrah)
o Mendorong umat Islam untuk mewujudkan persaudaraan dan persatuan
(Ukhuwah, Islamiyah)
i. Cara Melaksanakan Haji dan Umrah
1. Haji Tamattu’
yaitu mengerjakan ibadah umrah terlebih dahulu sampai selesai kemudian
baru menunaikan ibadah haji. Ini dikenakan kewajiban dam (denda).
2. Haji Ifrad
yaitu mengerjakan ibadah haji terlebih dahulu sampai selesai kemudian
baru umrah. Tidak dikenakan dam, ini lebih afdhal.
3. Haji Qiran
yaitu melakukan ibadah haji dan umrah dalam satu niat serta
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan haji dan umrah secara bersama-
sama. dikenai kewajiban membayar dam (denda).
a. Pengertian Wakaf
Wakaf menurut bahasa artinya menahan. Menurut istilah syara’ adalah
Menahan sesuatu benda yang kekal zatnya untuk diambil manfaatnya guna
kebaikan dan kemajuan Islam. Menurut istilah lain adalah Menahan harta yang
bisa dimanfaatkan untuk umum tanpa mengurangi nilai harta ini untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Arti menahan suatu benda yang kekal zatnya adalah tidak dijual, tidak
diberikan, serta tidak pula diwariskan, akan tetapi hanya disedekahkan untuk
diambil manfaatnya.
b. Hukum Wakaf
Hukum wakaf sama dengan amal jariyah. Sesuai dengan jenis amalnya,
berwakaf bukan sekadar berderma (bersedekah) biasa, namun lebih besar
pahala dan manfaatnya terhadap orang yang berwakaf.
2) Zakat
2) Zakat
2) Zakat
2) Zakat