Download - PPT (2)
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 1/28
MUTU PENDIDIKAN DAN KRITERIA
SEKOLAH EFEKTIF
Pendekatan Prakasa
Mutu
Sekolah sbg pemuas
pelanggan
Kriteria Sekolah
Efektif
Desentralisasi &
Prestasi Belajar Siswa
Pendidikan Berbasis
Luaran
Ayu Sityamurti
Ita Rosfita
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 2/28
MUTU PENDIDIKAN DAN KRITERIA
SEKOLAH EFEKTIF
Pendekatan Prakasa
Mutu
Sekolah sbg pemuas
pelanggan
Kriteria Sekolah
Efektif
Desentralisasi &
Prestasi Belajar Siswa
Pendidikan Berbasis
Luaran
Mutu mengandung makna derajat
keunggulan suatu produk atau hasil
kerja, baik berupa barang maupun jasa.
Barang dan jasa pendidikan itu semakin
bermakna dapat dilihat, tetapi dapat
dirasakan.
Ayu Sityamurti
Ita Rosfita
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 3/28
Sekolah Sebagai Pemuas Pelanggan
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukan,
proses, iuaran dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa
sisi:
1. Kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala
sekolah, guru, laboran, staf TU dan siswa
2. Memenuhi atau tidaknya kriteria sekolah, dan lain-lain.
3. Memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak,
seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja dan struktur
organisasi.4. Mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi,
ketekunan dan cita-cita
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 4/28
Sekolah Sebagai Pemuas Pelanggan
Merujuk kepada pendapat Edward Sallis (1993), sekolah yang bermutu
bercirikan sebagai berikut:
1. Sekolah berfokus kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun
eksternal.
Pelanggan Sekolah Terdiri dari 3 komponen utama :
+ pelanggan primer, adalah siswa atau pihak-pihak yang menerima
jasa pendidikan secara langsung.
+ Pelanggan sekunder, adalah pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap mutu dan jasa pendidikan.+ pelanggan tersier, adalah pelanggan yang tidak terkait langsung
dengan pelayanan jasa pendidikan tetapi berkepentingan terhadap
mutu dan jasa layanan kependidikan itu
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 5/28
Sekolah Sebagai Pemuas Pelanggan
Merujuk kepada pendapat Edward Sallis (1993), sekolah yang bermutu
bercirikan sebagai berikut:
2. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dalam
makna ada komitmen untuk berkerja secara dari awal.
3. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya.
4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik ditingkat pimpinan,
tenaga akademik maupun tenaga adminitratif.
5. Sekolah mengelola atau melakukan keluhan sebagai umpan balik untuk
mencapai kualitas.6. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 6/28
Masalahnya, bagaimana sekolah harus
distrukturkan agar mampu menciptakan
mutu layanan yang dikehendaki?
konsep manajemen mutu terpadu (MMT) seperti berikut ini:
1. Struktur organisasi sekolah mampu melancarkan proses pengelolaan
mutu secara menyeluruh dan kondusif bagi perbaikan kualitas.
2. Sturktur organisasi sekolah mampu mengutamakan kerja sama yang solid
secara tim kerja.
3. Struktur organisasi sekolah mampu mengurangi fungsi kontrol yang tidak
perlu.
4. Stuktur organisasi sekolah mampu mereduksi pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan secara repetitif atau tumpang tindih akibat kesalahan sturkturkerja
5. Struktur orgnasasi sekolah mampu membentuk tim yang tersruktur
dengan sistem manajemen yang sederhana tetapi efektif.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 7/28
MUTU PENDIDIKAN DAN KRITERIA
SEKOLAH EFEKTIF
Pendekatan Prakasa
Mutu
Sekolah sbg pemuas
pelanggan
Kriteria Sekolah
Efektif
Desentralisasi &
Prestasi Belajar Siswa
Pendidikan Berbasis
Luaran
Untuk mencapai tujuan reformasi pendidikan,
perlu dipilih prakasa-prakasa yang
memungkinkan pencapaian tujuan yang
dikehendaki.
Ayu Sityamurti
Ita Rosfita
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 8/28
Pendekatan Prakasa Mutu
Pertama, pendekatan “anak sebagai pusat” (the child-centered approach).
Pendekatan ini tidak sepenuhnya merupakan gagasan baru dalam dunia
pembelajaran. praktisnya, pendekatan ini tampil dengan wajah sebagai
berikut:
1. Potensi dasar peserta pendidikan harus diakses
2. Kebutuhan belajar peserta didik harus terpenuhi
3. Peserta pendidikan harus dipandang sebagai manusia dewasa atau dalam
proses menuju kedewasaan.
4. Peserta pendidikan harus diposisikan sebagai pribadi yang utuh5. Tidak ada diskriminasi layanan pada peserta pendidikan
6. Peserta pendidikan adalah sentral pelaksanaan pembelajaran
7. Pembelajaran berfokus kepada anak secara totalitas.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 9/28
Pendekatan Prakasa Mutu
Kedua, pembentukan Asosiasi Guru untuk Peningkatan Mutu Pendidikan
(AGPMP).
Tugas AGPMP adalah merencanakan, melaksanakan dan mengawasi program-
program yang berkaitan dengan upaya peningkatan mutu dan efektivitas
pendidikan.
Tujuan AGPMP disajikan berikut ini:
1. Untuk merangsang semua guru dapat menunjukan profesionalitas dan
kepemimpinan dalam kerangka menciptakan sistem pendidikan yang
berkualitas, efektif dan akuntabel.2. Untuk membangun sistem assesment bagi efektifitas pengujian agar
sistem dapat mengukur kinerja siswa, guru, adminitrator dan birokrat.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 10/28
Pendekatan Prakasa Mutu
3. Untuk mendorong pemapanan kurikulum yang riil, misalnya materi
kurikulum dari kelas ke kelas sesuai dengan standar akademik.
4. Untuk menjamin bahwa siswa memperoleh tingkat standar prosesiensi
sebelum mereka dipromosikan ke level berikutnya.
5. Untuk membantu implementasi sistem pelaporan kepada orangtua secara
akurat mengenai perkembangan kemajuan siswa pada tingkat yang
diharapkan menurut kinerja minimum pada kelas tertentu.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 11/28
Pendekatan Prakasa Mutu
Ketiga, pembentukan jaringan kualitas pendidikan (The Quality Education
Network, QEN)
QEN ini merupakan organisasi yang keanggotaannya terdiri atas orangtua dan
guru.
Kualitas yang dikehendaki adalah:
1. Kualitas dan standar lebih tinggi dari capaian umum.
2. Setiap peserta pendidikan diberi peluang mengembangkan potensinya
untuk meraih capaian tertinggi dibidang pendidikan.3. Keyankinan masyarakat terhadap sistem pendidikan dimapankan ulang.
4. Sistem kerja menekankan pada keefektifan biaya, dengan tetap
mengedepankan ekselensi capaian pendidikan
5. Sistem bersifat responsif terhadap kemauan publik
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 12/28
Pendekatan Prakasa Mutu
Keempat , pembentukan koalisi sekolah-sekolah (KSE).
Coalition of Essential Schools (CES) sebagai satu bentuk reformasi pendidikan
dengan memiliki 9 prinsip umum. Kesembilan prinsip umum adalah sebagai
berikut ini:
1. Fokus Intelektual (intellectual focus)
2. Tujuan-tujan sederhana (simple goals)
3. Semua anak dapat belajar (all children can learn)
4. Personalisasi (personalization)5. Siswa sebagai pembelajar aktif (student as active learner)
6. Assessment autentik
7. Staf sebagai generalis (staff as generalist)
8. Waktu dan Anggaran (Time and Bugdet)
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 13/28
MUTU PENDIDIKAN DAN KRITERIA
SEKOLAH EFEKTIF
Pendekatan Prakasa
Mutu
Sekolah sbg pemuas
pelanggan
Kriteria Sekolah
Efektif
Desentralisasi &
Prestasi Belajar Siswa
Pendidikan Berbasis
Luaran
Kebutuhan dan harapan masyarakat akan mutu pelayan
pendidikan yang baik tampaknya menjadi faktor pemicu
utama motivasi manajemen pendidikan (Jonas &
Salisbury, 1989). Keputusan institusional yang dibuat
oleh kepala sekolah dan staf untuk meningkatkan mutupelayanan internal dan eksternal akan sangat
mempengaruhi proses pembuatan keputusan inovatif
dalam bidang manajemen pendidikan adalah bagaimana
menyeimbangkan antara produk kerja inovasi
manajemen pendidikan dapat dibuat denganmenggunakan logika deduktif dan proses inkuiri,
berdasarkan penelitian eksperimental atau penelitian
empiris tertentu.
Ayu Sityamurti
Ita Rosfita
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 14/28
Kriteria Sekolah Efektif
Bagaimanakah kriteria sekolah yang efektif itu? Sebagai ukuran dasar,
berikut ini disajikan sekolah yang efektif:
1. Mempunyai standar kerja yang tinggi dan jelas mengenai untuk apa setiap
siswa harus mengetahui dan dapat mengerjakan sesuatu.
2. Medorong aktivitas, pemahhaman multibudaya, kesetaraan gender, dan
mengembangkan secara tepat pembelajaran menurut standar potensi
yang dimiliki oleh para pelajar.
3. megharapkan para siswa untuk mengambil peran tanggung jawab dalam
belajar dan prilalu dirinya.4. mempunyai instrumen evaluasi dan penilaian prestasi belajar siswa yang
terkait dengan standar pelajar ( Learner standards)
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 15/28
Kriteria Sekolah Efektif
5. menggunakan metode pembelajaran yang berakar pada penlitian
pendidikan dan suara praktik professional
6. mengorganisasikan sekolah dan kelas untuk mengkreasikan lingkungan
yang bersifat memberi dukungan bagi kegiatan pembelajaran.
7. pembuatan keputusan secara demokratis dan akuntabilitas untuk
kesuksesan siswa dan kepuasan pengguna.
8. menciptakan rasa aman, sifat saling meghargai dan mengakomodasikan
lingkungan secara efektif.
9. mempunyai harapan yang tinggi kepada semua staff untuk menumbuhkan
kemampuan profesiona dan meningkatkan keterampilan praktisnya.10. secara aktif melibatkan keluarga didalam membantu siswa untuk
mencapai sukses
11. Bekerja sama atau ber- partner dengan masyarakat dan pihak-pihak lain
untuk mendukung siswa dan keluarganya.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 16/28
MUTU PENDIDIKAN DAN KRITERIA
SEKOLAH EFEKTIF
Pendekatan Prakasa
Mutu
Sekolah sbg pemuas
pelanggan
Kriteria Sekolah
Efektif
Desentralisasi &
Prestasi Belajar Siswa
Pendidikan Berbasis
Luaran
Apapun kebijakan pendidikan dan bagaimapun
strategi pelaksanaannya, salah satu tujuan
sejatinya adalah peningkatan kineja. Efek
desentralisasi pada prestasi belajar siswasecara relatif masih belum diketahui. Seperti
ditulis oleh Drury (1999), bahwa “the effects of
decentralization on student achievement still
remain relatively unknown” .
Ayu Sityamurti
Ita Rosfita
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 17/28
Desentralisasi & Prestasi Belajar
Siswa
oleh Drury (1999), bahwa “the effects of
decentralization on student achievement still remain
relatively unknown” .
Faktor-faktor penyebab sulitya memacu luaran yang
bermutu, yaitu resistansi pengguna, hambatan institusi,
kendala untuk menentukan fokus dan mencapaiprestasi belajar siswa, keterbatasan kewenangan
sekolah, kosentrasi kerja kepada sekolah, dan
keterbatasan sumber-sumber bermutu.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 18/28
Desentralisasi & Prestasi Belajar
Siswa
Cohen (1989) mengatakan Banyak pendidik percaya
bahwa MBS akan memberi sumbangsih positif bagi
kehidupan sekolah.
Disini posisi kepemimpinan sekolah sangat esensial.
Peran-peran ini terutama dalam hal, seperti
pengembangan staf, pemantauan, pengembangan
kurikulum, evaluasi, dan supervisi staf
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 19/28
Desentralisasi & Prestasi Belajar
Siswa
Tanggung jawab subjek inti bagi implementasi MBS
menurut David (1996) mencakup:
1. Pengembangan acuan dasar yang mendukung MBS
dan merumuskan parameter proses yang dikehendaki,
2. Peninjauan rencana di tingkat seklah dan dokument
penyelenggaraan sebelum menyampaikannya kepada
pengawas dan komite sekolah untuk disetujui,3. Menentukan cara untuk menyediakan sumber-
sumber, pelatihan, dan dukungan bagi sekolah,
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 20/28
Desentralisasi & Prestasi Belajar
Siswa
4. Pengembangan sistem komunikasi dan tuker
pendapat di antara Dinas Diknas Kabupaten/Kota,
sekolah, dna komunitas,
5. Evaluasi prosedur dan membuat perubahan sebagai
keharusan untuk menjamin keberhasilan usaha MBS.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 21/28
Desentralisasi & Prestasi Belajar
Siswa
Dellar (2000) dari Curtin University mengkaji dampak
MBS dari beberapa dimensi, yaitu
1. Dimensi pertama, menggambarkan tentang respon,
struktur, dan prosedur bagi MBS, terutama
partisipasi guru pada kebijakan pembuatan
keputusan dan perencanaan penggembangan
sekolah.
2. Dimensi kedua, berkaitan dengan assesment
terhadap dampak substansi rencana pengembangan
sekolah terhadap perencanaan guru.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 22/28
Desentralisasi & Prestasi Belajar
Siswa
3. Dimensi tiga, berkaitan dengan assessment dampak
MBS terhadap aktivitas aktual di kelas.
4. Dimensi keempat , berkaitan dengan promosi
kolegialitasmelalui prosedur MBS, seperti partisipasi
dalam pembuatan keputusan dan kolaborasi lintas
departemen.
5. Dimensi kelima, berkitan dengan assesment untuk
mengetahui respons bagi pemanfaatan luaran siswa
sebagai alat penginformasian dan pengarahan
perencanaan berbasis sekolah
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 23/28
Desentralisasi & Prestasi Belajar
Siswa
6. Dimensi keenam, berkaitan dengan masalah
penggunaan sumber-sumber, di mana sekolah yang
menerapkan MBS harus menerapkan kriteria
keefektifan biaya sebagai basis alokasi sumber-sumber
di sekolah.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 24/28
MUTU PENDIDIKAN DAN KRITERIA
SEKOLAH EFEKTIF
Pendekatan Prakasa
Mutu
Sekolah sbg pemuas
pelanggan
Kriteria Sekolah
Efektif
Desentralisasi &
Prestasi Belajar Siswa
Pendidikan Berbasis
Luaran
PBL secara spesifik menekankan pada
“outcomes” siswa, dalam makna mereka harus
mampu mendemnstrasikan capaian
pembelajaran di dalam sistem kehidupansehari-hari. Luaran ini dibasiskan pada visi
masyarakat mengenai keterampilan dan
pengetahuan siswa sebagai manusia dewasa
yang memiliki kebutuhan.
Ayu Sityamurti
Ita Rosfita
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 25/28
PENDIDIKAN BERBASIS LUARAN
Perubahan norma dimaksud anatar lain mencakup hal-
hal berikut, yaitu :
1. Dengan asumsi sikap profesional yang
dikedepankan, hubungan warga sekolah bergeserr
dari pola adversial, di mana warga sekolah cendrung
berjalan sendiri-sendiri dan kotak-kotak kepola
kooperatif yang mensyaratkan kerja sama dengan
format win-win relationship.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 26/28
Pendidikan Berbasis Luaran
2. Unit-unit orgnisasi di lingkungan sekolah, termaksud
organisasi yang selama ini terkait dengan sekolah,
akan melakukan pegeseran eksistensial dari
posisinya sebagai organisasi birokratis ke organisasi
tim
3. Kultur kerja akan bergeser dari kecendrungan
komplain atau mengeluh, berstandar ganda,
menunggu isyarat, dan serba takut melakukan
prakarsa ke formula yang berkenaan kepada inisiatif,
percaya diri, dan otonom dibawah payung
manajemen lembaga atau dewan sekolah.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 27/28
Pendidikan Berbasis Luaran
Ufntuk menghasilkan lulusan yang bermutu, revitalisasi kinerja guru dan siswa yaitu :
1. Guru dan siswa harus menciptakan proses pembelajaran dari penguasaan materi
belaAjr berdasarkan hasil akhir atau PBL.
2. Penilaian hasil belajar anak didik akan bergeser dari assessment tidak autentik ke
assessment yang berbasis kinerja.
3. Pergeseran pembelajaran dari deliveri atau layanan berbasis kelompok ke rencana
studi bersifat personal.
4. Pergeseran proses pembelajaran dari belajar adversial ke belajar kooperatif, dengan
titik tekan pada pemecahaan masalah.
5.cGuru-gurutidak lagi hanya bekedudukan sebagai mesin penjual pengetahuan,melainkann ia harus mampu tampil sebagai pelatih atau fasilitator belajar yang handal
Sumber belajar konvensional, seperti buku dan diktat, tidak akan memadai lagi, walau
tetap diperlukan.
5/17/2018 PPT (2) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-2-55b07e88e7ba5 28/28
KESIMPULAN
Sekolah yang dibangun dengan format MBS harus mampu
menjalani hubungan secara vertikal(instansi diatasnya) dan
horizontal (sekolah yang sejenis atau berbeda jenisnya), juga
dengan masyarakat, seperti yang dilakukan dengan sekolahmenengah kejuruan dalam rangka program pemagangan.
Hubungan dimaksud adalah hubungan profesional dan
fungsional. Disamping itu, dalam konteks MBS dan MPMBS
secara simultan guru, dan siswa secara bersama-sama menjadi
sentral pembuat keputusan.