Download - Pp Ref.gilut
PENJALARAN PENYAKIT GIGI DAN PERAWATANNYA
Oleh : Nur Aida, S.Ked ( 04.70.0216)
Poli Gigi & RSUD Sidoarjo
I.INFEKSI ODONTOGE
Defenisi Infeksi odontogen adalah infeksi yang
berasal dari gigi atau dalam rongga mulut yang di sebabkan oleh jaringan keras gigi maupun jaringan penyangga gigi.
Etiologi terjadinya infeksi gigi dan infeksi dalam rongga mulut, lebih banyak disebabkan oleh adanya gabungan antara bakteri gram positif yang aerob dan anaerob .
Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan karies, gingivitis, dan periodontitis. Jika mencapai jaringan yang lebih yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi
odontogen.
PatofisiologiJalan masuk infeksi odontogen terjadi melalui
Pulpa yang mati ( nekrosis / gangren ) pada daerah periapikal
Kerusakan jaringan penyangga gigi pada bagian periodontal ( Periodontitis )
Jaringan lunak yang menutupi gigi pada gigi yang belum / tidak dapat erupsi sempurna di daerah perikorona ( Perikoronitis ).
Gejala Klinik Penderita biasanya datang dengan keluhan
sulit untuk membuka mulut (trismus), tidak bisa makan karena sulit menelan
(disfagia), nafas yang pendek karena kesulitan bernafas. riwayat sakit gigi sebelumnya, onset dari sakit gigi tersebut apakah
mendadak atau timbul lambat, durasi dari sakit gigi tersebut apakah hilang
timbul atau terus-menerus, disertai dengan demam atau tidak, apakah sudah mendapat pengobatan
antibiotik sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda infeksi yaitu ;
Rubor Tumor Calor Dolor Fungsiolaesa
DiagnosisBerdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, ditegakkan diagnosis infeksi odontogen
Terapi : Tujuan manajemen infeksi
odontogen adalah : Menjaga saluran nafas tetap bebas Operasi drainase Medikamentosa Identifikasi bakteri penyebab Menyeleksi terapi antibotika yang tepat
II.PENJALARAN INFEKSI ODONTOGEN
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kegawatan infeksi odontogenik adalah Jenis dan virulensi kuman penyebab. Daya tahan tubuh penderita. Jenis dan posisi gigi sumber infeksi. Panjang akar gigi sumber infeksi terhadap
perlekatan otot-otot. Adanya tissue space dan potential space.
Tahap-tahap atau Penjalaran infeksi odontogen
Gigi yang sehat / normal
Karies insipien
Karies superfisialis / Iritasio pulpa
Karies media / Hiperemi pulpa
Karies profunda / Pulpitis akut / totalis
Pulpitis Kronik Hiperplastik / Pulpa polip
karies dengan pulpa terbuka dalam ruang pulpa tumbuh
jaringan granulasi yang berwarna kemerahan (lebih tua dari ginggiva )
tangkai polip yang keluar dari pulpa,mudah berdarah,
sering pada anak-anak pada gigi molar sulung atau molar 1 permanen oleh karena bagian apikalnya lebar.
Gigi masih tampak vital dan kadang-kadang terasa nyeri tapi jarang di rasakan.
perkusi dan druk hasilnya negatif.
Terapinya di lakukan perawatan saluran akar bila sisa mahkota masih banyak dan erupsi pengganti lama,atau di lakukan pencabutan bila sisa mahkota sedikit.
Ginggival Polip
mirip dengan pulpa polip
tetapi tangkai polip dari ginggiva karena adanya hiperplasi ginggiva oleh iritasi kronik,
tidak mudah berdarah, warna seperti ginggiva
( merah muda ), karies proximal /
samping dan terdapat pada gigi vital atau non vital.
Terapi : = pulpitis
Nekrosis pulpa / gangren pulpa kematian pulpa yang disebabkan iskemik
jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. bersifat asimptomatik. Nyeri pada nekrosis terjadi dari penjalaran
daerah periapikal. Gigi berubah warna menjadi putih keabu-
abuan atau kehitaman. gigi mudah retak dan patah serta karies
dengan lubang yang besar. Bau busuk pada gigi yang nekrosis tes suhu dingin, nekrosis pulpa tidak
memberikan respon,tapi masih dapat berespon pada tes dengan suhu panas,
perkusi dan druk hasilnya negatif.
Terapio pemberian
antibiotik/antiseptik kumur seperti khlorhexidine dan antibiotik oral bila terdapat reaksi sistemik
o dilakukan perawatan saluran akar gigi pada gigi anterior dan sisa mahkota banyak
o ekstrasi gigi pada gigi posterior.(bila sisa akar sedikit)
perawatan saluran akar (pulpektomi), pasien akan dianestesi untuk
menghindari rasa sakit yang mungkin timbul saat perawatan,
dibuka atap pulpa dan pengangkatan jaringan pulpa sampai ke foramen.
pembersihan dan pembentukan saluran akar (saluran dari dasar pulpa sampai foramen)
akhir kunjungan saluran akar diberi pasta untuk mensterilkan seluruh sistem saluran akar.
kunjungan berikutnya, saluran akar (saluran dari dasar pulpa sampai foramen) akan diisi dengan suatu bahan yang dinamakan gutaperca, dan disesuaikan dengan keadaan gigi dapat langsung ditumpat atau diperlukan perencanaan pembuatan pasak dan mahkota selubung
Abses Periodontal
Abses periodontal akut
Abses periodontal kronik
Sekitar gingiva membesar, berwarna merah, oedem dan ada rasa sakit dengan sentuhan yang lembut,
permukaan gingiva mengkilat. terjadi kegoyahan gigi Gigi sensitive terhadap perkusi Ada eksudat purulen Secara sistemis memperlihatkan
adanya malaise, demam dan pembengkaan limponodi. Kadang-kadang wajah dan bibir juga terlihat membengkak
Adanya rasa sakit pada daerah yang membengkak
Biasanya asimtomatik meskipun kadang-kadang merupakan lanjutan dari fase akut.
Penyebab terjadinya abses periodontal adalah adanya plak, kalkulus, food debris, benda asing dan pembuatan drainase yang salah. Bakteri plak pada poket periodontal menyebabkan iritasi dan inflamasi, sehingga terjadi produk pus di dalam poket yang menyebabkan abses periodontal.
Tahap perawatan abses periodontal adalah sebagai berikut:
Tahap 1: Mereduksi abses dan inflamasi akut, membuat drainase dengan cara
melakukan kuretase ke dalam poket periodontal atau membuat garis insisi pada abses dan dapat juga dengan cara mencabut gigi jika diperlukan untuk mengeluarkan eksudat purulen.
Tahap 2 :Mereduksi poket dan mengambil jaringan granulasi yang menyebabkan abses, biasanya dengan cara bedah flap periodontal.
Tahap 3 :Terapi dengan antibiotik bila abses menyebabkan demam atau limfadenopati
Durasi pemberian obat antibiotik : antara 7 – 10 hari
Serous periostitis keradangan akut pada periosteum tulang rahang karena
infeksi periapikal telah mencapai korteks tulang karena merupakan jaringan ikat tipis dan tegang,mudah pecah dalam waktu singkat ( beberapa jam )
Klinis : rasa sakit 2-3 hari , di sertai demam timbul pembengkakan, Gigi gangren Buccal fold terangkat tapi tidak ada fluktuasi
Ekstra oral : Bengkak yang merata dan difuse Kemerahan Palpasi sakit dan peningkatan suhu
Terapi open bur pemberian antibiotik dan analgetik, exodontia bila tanda akut mereda.
Abses subperiosteal Keradangan yang sudah terbentuk nanah
/ pus yang terkumpul pada subperiosteal. merupakan kelanjutan serus periosteum
dimana sudah terbentuk pus amat terasa sakit pada daerah yang
terkena dan berlangsung cepat,kurang dari 1 jam.
Periosteum pecah,pus menjalar ke jaringan lunak,terjadi vestibular abses atau Fascile space abses
Terapinya sama dengan serous periostitis.
Abses sub mukosa / Vestibular abses Keradangan yang bernanah pada jaringan submukosa /
vestibular dimana pus telah menembus korteks dan periosteum bagian labial atau bukal.
Klinisnya : rasa sakit agak reda di banding dengan abses subperiosteal, buccal fold terangkat ( fluktuasi ), warna kemerahan / kekuningan, palpasi sakit, gigi gangren, perkusi dan druk sakit
Ekstra oral : Bengkak difuse, Palpasi sakit Pembesaran kelenjar limfe Pada rahang bawah pinggiran mandibula teraraba
Terapi : Abses yang sudah pecah di berikan antibiotik dan analgetik,
Exodontia bila reda Abses belum pecah dilakukan incisi intra oral, antibiotik-
analgetik,dan exodontia
Abses palatal
Mirip dengan abses submukosa hanya pus keluar ke palatal oleh karena gigi-gigi posterior rahang atas cenderung ke palatal.
klinisnya tampak pembengkakan dengan fluktuasi pada mucosa palatal.
Mirip abses submukosa. Terapinya sama dengan abses
submukosa
Abses submandibular Abses yang terjadi pada submandibular space
yaitu ruangan yang di batasi oleh musc. Mylohyoid pada bagian superior, musc. Platisma pada bagian lateral, mandibula ke arah bagian kulit di bagian inferior. klinisnya : pembengkakan ekstra oral daerah submandibula satu
sisi terutama molar 2 dan molar 3 rahang bawah, warna kemerahan, palpasi sakit, pinggiran mandibula tidak teraba, trismus. Intra oral : ada gigi gangren tapi tidak ada keluhan. Terapi : di berikan antibiotik dan analgetik serta exodontia bila
nyeri reda
Abses sublingual Abses yang di batasi oleh
musc. Mylohyoid ( inferior ), mukosa dasar mulut ( superior ), mandibula ( lateral ).Klinisnya : tampak bengkak pada mukosa dasar mulut satu
sisi, kemerahan dan di palpasi sakit bila absesnya besar maka lidah akan terangkat, di sebabkan oleh karena gigi molar 1 dan molar 2
akar pendek. Terapinya: Abses yang sudah pecah di berikan antibiotik dan
analgetik, Exodontia bila reda Abses belum pecah dilakukan incisi intra oral,
antibiotik-analgetik,dan exodontia
Abses submentalis / Submental space infeksi
Abses yang di sebabkan oleh gigi insisif rahang bawah dengan akar yang panjang, terjadi pada ruangan yang di batasi musc.digastricus, musc. Mylohyoid dan
kulit. Klinisnya :
tampak bengkak pada dagu, palpasi sakit, kemerahan dan konsistensi tegang. Abses ini berhubungan dengan abses
submandibularis
Abses Bukal (Buccal Space Abscess) Abses yang terjadi pada buccal space yaitu
ruangan potensial yang di batasi oleh kulit ( lateral ), musc. Buccinator ( medial). Klinisnya terjadi pada gigi rahang atas terutama molarekstra oral: pipi tampak bengkak,batas tidak jelas, kemerahan, palpasi sakit, arcus zygomaticus atau pinggiran mandibula
kadang-kadang masih teraba. Pada intra oralnya,tidak ada kelainan / tanda
bengkak tidak ada.
Abses subcutan keradangan yang bernanah dimana pus terkumpul di
bawah jaringan kulit ( sub kutan ). Merupakan kelanjutan dari facial space / abses bukalis Klinisnya sama dengan abses submukosa. Ekstra oral :
tampak bengkak di sertai adanya inti abses yang berwarna kemerahan,
berbatas jelas, fluktuasi, palpasi sakit, inti abses terdapat daerah nekrotik yang berwarna
kuning konsistensi keras.pada superfisial abses mudah pecah sehingga terjadi
drainase spontan, terbentuk jaringan parut / sikatrik. Terapinya di lakukan incisi ekstra oral pada inti
abses,dan drainase dengan hemostat, antibiotik ,analgetik, dan exodontia bila reda
Cellulitis Infeksi jaringan lunak yang tidak
terlokalisir dimana eksudat dapat menyebar diantara celah jaringan ikat, tetapi belum terbentuk pus.
Gejala sistemiknya pasien tampak pucat, malaise dan demam.
Cellulitis lebih berbahaya dari pada abses oleh karena infeksi berlangsung cepat ke jaringan yang letaknya jauh dari infeksi dan beresiko terjadi septicaemia.
Terapi di berikan antibiotik yang tepat dan dosis tinggi
Angina Ludwig /Phlegmon dasar mulut Yaitu cellulitis yang melibatkan submandibular space dan
sublingual space pada kedua sisi ( bilateral ) dan submental space ( tidak terlokalisisr ).
Etiologi : Infeksi gigi rahang bawah Sialedinitis kelenjar submandibula Fraktur mandibula Laserasi jaringan lunak Luka tusuk mukosa dasar mulut
Kuman : Streptococci Klinis :
Pasien lesu, keadaan umum jelek, mulut selalu terbuka oleh karena sublingual abses, Keradangan tidak terlokalisir. Bull neck
Ekstra oral: Bengkak pada regio submandibula dan
submental bilateral konsistensi keras / tegang, palpasi sakit, pinggiran mandibula tidak teraba
Intra oral : Gigi gangren, bengkak dasar mulut, lidah
terangkat sehingga sulit menelan dan bernapas Bahaya : Sepsis, obstruksi jalan napas Terapi :
segera MRS, multiple incisi pada submandibula dan submental, antibiotik yang tepat dan dosis tinggi, suportif, tracheostomy bila ada sumbatan jalan napas
Osteomyelitis Suatu keradangan pada tulang yang menyangkut osteitis pada
tulang, myelitis pada sum2 tulang, periostitis pada selaput tulang.
Predisposisi : daya tahan tubuh, derajat virulensi kuman Derajat keparahan dan lamanya :
Resistensi kuman, virulensi, kondisi pasien terjadi vaskularisasi menyebabkan
osteoporosis, fibrous dysplasia, tumor ganas tulang, Kondisi sistemik seperti DM, leukimia, anemia berat,
malnutrisi, peminum alkohol berat Etiologi :
Dentogen ( dari gigi ): infeksi periapikal,pericoronitis, gangren pulpa dari gigi yang tampak sehat, tumor / kista odontogen , dry socket, cellulitis.
Patofisiologi infeksi periapikal dan periodontal : Infeksi pada gigi ( virulensi kuman meningkat ), merusak dinding abses (masih di dalam periosteum ),menyebar ke dalam tulang spongiosa,akibatnya timbul trombosis pada pembuluh darah,tulang menjadi nekrosis shg bagian tulang yang nekrotik akan terlepas dari tulang yang sehat shg terbentuk squester.Bila pembentukan squester meluas terjadi fraktur rahang.
Non dentogen: Trauma:bila fraktur tulang terbuka,terjadi infeksi akibatnya
sebagian tulang nekrosis. Radiasi terjadi nekrosis ( osteomyelitis radio nekrotik) Sistemik : TBC ( TBC tulang ),Thyfoid fever, varicella, actinomycosis Anak-anak yang kekurangan gizi. Alat-alat yg digunakan untuk mencabut gigi kadang-kadang disebut
sebagai sumber osteomyelitis. Abses peritonsiler –—osteomyelitis. Pada ramus ascendes. Trauma lokal pada gusi –— penderita yang menurun resistennya
terhadap infeksi. Furmukolosis pipi. Trauma karena pembedahan
Patogenesa : mulai adanya fokus infeksi, terjadi penyebaran kuman secara hematogen, lebih banyak terjadi pada tulang mandibula ok struktur tulang mirip tulang
panjang dan lebih kompak / padat shg suply darah kurang sempurna dari pada rahang atas. Bentuk anatomi rahang bawah yang menonjol terpisah dari tengkorak dan
bergerak shg mudah fraktur. Mikroorganisme : Aerob dan an aerob ( staphilococcus aureus,Stap.
Albus,steptococcus,Gram (-) : fusobacterium bacteroides
Simptom dan tanda klinis
Gejala awalnya seperti sakit gigi dan terjadi pembengkakan di sekitar pipi, kemudian pembengkakan ini mereda, selanjutnya penyakitnya bersifat kronis membentuk fistel kadang tidak menimbulkan sakit yang membuat menderita.
Pasien dengan osteomyelitis regio maxillofacial dapat memperlihatkan gejala klasik, yaitu:
• Sakit • Pembengkakkan dan erythema dari overlying tissues • Adenopathy • Demam intermittent • Paresthesia pembuluh darah alveolar inferior · Gigi goyang • Trismus • Malaise • Fistulas/fistel (saluran nanah yang bermuara di bawah
kulit)
Osteomyelitis akutOsteomyelitis kronis:
Gejalanya : Pada Ekstra Oral di dapatkan :
Demam, bengkak difuse padat pada rahang yang terkena, muncul setelah 2 – 3 hari
Bila di tekan nyeri Kelenjar submandibula meradang dan sakit
Pada Intra Oral di dapatkan : Radang gingiva Pembesaran kelenjar limfe di leher, sakit
pada palpasi Trismus, bau menyengat Gusi menjadi warna merah tua Ada nanah keluar dari tepi gingiva Gigi goyang Sukar menelan Nadi dan nafas cepat
Pada X-photo : Stadium dini : Tampak gambaran normal 2-3 minggu tampak gambaran tidak teratur
dari kerusakan tulang spongiosa Terapi :
Pasien MRS untuk penanganan lebih lanjut Mengurangi gejala akut degan pemberian
antibiotik dosis tinggi,analgetik,anti piretik dan anti inflamasi.
Perbaikan Keadaan umum pasien dengan istirahat,diet TKTP,vitamin C dosis tinggi, Vitamin B1,B2, dan B12 (untuk perbaikan saraf).
Mencegah komplikasi
anamnesa : Bengkak yang cukup lama dan terdapat rongga kulit yang mengeluarkan nanah
Gejalanya Pada Ekstra Oral di dapatkan : Bengkak pada rahang ( asimetris ) Multiple fistula pada kulit Suhu tubuh tidak terlalu tinggi /
normal Pasien lesu Rasa nyeri berangsur-angsur hilang Rasa tidak enak pada tulang rahang Trismus ( ringan)
Pada Intra Oral di dapatkan : Bengkak pada bukal dan
lingualKeadaan gigi goyang Palpasi lunak dan sakit Ada fistel pada kulit Gigi penyebab goyang paresthesia bibir berangsur-angsur
hilang / tidak nyata
Osteomyelitis kronik
Pada X- photo : Trabekula tulang tampak terputus dan atau tipis ( 8 – 18 hari ) 2-3 minggu kemudian terjadi destruksi tulang ( tampak gambaran radiolusen ) Terbentuk Skuester dalam berbagai bentuk dan ukuran dimana tampak lebih
padat oleh karena tulang sekitarnya kehilangan bahan kalsifikasi ( tampak gambaran radio opaque ), dimana sekuester sendiri adalah benda asing yang berasal dari tulang ( jaringan nekrotik ) yang mengalami destruksi, di gambarkan dengan adanya bentukan tulang yang mirip suatu pulau
Honey comb appearance ( sarang lebah ) Terapi / perawatan :
Pasien MRS untuk penanganan lebih lanjut Di lakukan Incisi dan drainase abses ekstra oral Memasang drain ekstra oral untuk irigasi pus Antbiotik dan analgesik dosis tinggi Squesterectomy intra oral Pencabutan gigi penyebab Reseksi rahang bila parah Perbaiki keadaan umum Istirahat total
Komplikasi :Cellulitis / phlegmon, Abses facialis, Septicaemia, Meningitis, Trombosis pada sinus cavernosus
TERIMA KASIH