Transcript
Page 1: Potensi Tekanan Penduduk Agrari

Potensi Tekanan Penduduk Agraris

Latar Belakang

Pembangunan menyebabkan peningkatan kebutuhan sumberdaya lahan seiring peningkatan penduduk untuk memenuhi berbagai ragam kebutuhan, hal tersebut mendorong berbagai kendala yang semakin serius, seperti kecenderungan semakin meningkatnya alih fungsi lahan yang produktif ke penggunaan non produktif, menurunnya daya dukung lahan, serta penggunaan dan pengelolaan lahan yang tidak cocok dengan kondisi agroekologi. Tantangan keberlanjutan pertanian yang urgen saat ini adalah makin terbatasnya lahan baik secara kuantitas maupun kualitas, menjadi penyebabnya adalah degradasi lahan yang menyebabkan terjadinya lahan kritis.

Permasalahan di atas menyebabkan dihampir semua kawasan yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan, mengalami tekanan oleh masyarakat sekitar hutan. Pertambahan penduduk yang meningkat pesat telah memunculkan berbagai permasalahan, diantaranya adalah kebutuhan hidup penduduk dan kebutuhan lahan. Peningkatan kebutuhan hidup akan pangan, kayu, air, lapangan kerja dan mutu lingkungan hidup, demikian juga dengan kebutuhan lahan untuk perumahan, perindustrian dan pertanian. Upaya pemenuhan kebutuhan yang meningkat baik kualitas maupun kuantitas, secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan tekanan dan ancaman terhadap sumber daya alam. Masyarakat cenderung memilih masuk kawasan hutan untuk memanfaatkan hasil hutan yang ada di dalamnya.

Metodologi

Penduduk adalah salah satu aspek yang penting dalam perencanaan pembangunan, penduduk merupakan subyek, sekaligus juga menjadi obyek pembangunan. Aspek sosial, ekonomi, dan kependudukan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian mengenai parameter-parameter untuk mengetahui faktor tekanan penduduk terhadap lahan (tekanan penduduk agraris) pada desa-desa yang ada di wilayah hutan diklat Sawala Mandapa dan sekitarnya. Tekanan penduduk terhadap lahan ini menunjukkan pengaruh penduduk yang berprofesi sebagai petani terhadap lahan (Soemarwoto, 1985 dalam Muta’ali, 2000).

Perhitungan tekanan penduduk agraris ini mempertimbangkan rata-rata luas lahan yang diperlukan per orang untuk hidup yang dianggap layak, jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk tahunan, fraksi penduduk yang hidup sebagai petani, periode waktu perhitungan, dan luas lahan pertanian.

Tekanan penduduk agraris dihitung berdasarkan konsep Soemarwoto (1985) yang dimodifikasi oleh Muta’ali (2000). Formulanya adalah sebagai berikut.

TP=Z xf Po (1+r )

L

t

TP = indeks tekanan penduduk

Page 2: Potensi Tekanan Penduduk Agrari

Z = luas lahan minimal per petani untuk dapat hidup layakF = proporsi petani dalam populasiPo = Jumlah penduduk pada waktu t = 0R = laju pertumbuhan penduduk tahunant = rentang waktu dalam tahunL = total luas wilayah lahan pertanian

Laju pertumbuhan penduduk (r) dihitung dengan rumus:

r = {(Pt /P0)(1/t)-1} x 100

Pt = Jumlah penduduk tahun perhitunganPo = Jumlah penduduk pada waktu t = 0r = laju pertumbuhan penduduk tahunant = rentang waktu dalam tahun

Nilai Z ditentukan berdasarkan penggunaan lahan (Muta’ali, 2000):

Z=(0,25 LSI2 )+(0,5LSI 1 )+(0,5 LST )+ (0,76 LLK )

(LSI2+LSI 1+ LST+LLK ) ,

Z = luas lahan minimal untuk dapat hidup layak (ha/jiwa/tahun)LSI2 = luas lahan sawah irigasi lebih dari 2 kali panen setahun (ha)LSI1 = luas lahan sawah irigasi 1 kali panen setahun (ha)LST = luas sawah tadah hujan (ha)LLK = luas lahan kering (ha)

Nilai luas lahan minimal per petani per desa untuk dapat hidup layak (Z) dihitung dengan menggunakan data luasan penggunaan lahan di masing-masing desa. Fraksi petani dalam populasi penduduk dihitung berdasarkan data mata pencaharian penduduk tiap desa. Selanjutnya hasil perhitungannya dikelompokkan sebagaimana Tabel berikut.

Tabel 1. Klasifikasi Nilai Tekanan Penduduk

Sumber: Muta’ali, L (2000)

Kelas Nilai tekanan penduduk

Rendah < 1

Sedang 1 – 2

Tinggi > 2


Top Related