POTENSI PRODUK UNGGULAN
DAERAH BERBASIS INDIKASI
GEOGRAFIS
OLEH :
DJULAEKA
FH – UNIV. TRUNOJOYO MADURA
(TIM SENTRA HKI UTM)
10
/10
/201
3
1
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
PRODUK UNGGULAN --- KOMODITAS
UNGGULAN
ESENSI PRODUK = HASIL OLAHAN BAHAN
BAKU/KOMODITAS
ESENSI KOMODITAS = SESUATU YANG
LANGSUNG BERASAL DARI ALAM (SEC.
ALAMIAH)
UNGGUL
10
/10
/201
3
2
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
PRODUK/KOMODITAS UNGGULAN
memberikan nilai tambah; dan
sumbangan pendapatan tertinggi pada suatu
perekonomian daerah.
10
/10
/201
3
3
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
RUMUSAN LAIN :
1. Merupakan unggulan daerah yang telah
dikembangkan secara turuntemurun;
2. Merupakan produk khas daerah setempat;
3. Berbasis pada sumberdaya lokal;
4. Memiliki penampilan dan kualitas produk yang
sesuai dengan tuntutan pasar;
5. Memiliki peluang pasar yang luas,
baik domestik maupun internasional;
6. Memiliki nilai ekonomi yang tinggi;
7. Bisa menjadi penghela bagi perekonomian
daerah. (Kemkop-UKMRI, 2010)
10
/10
/201
3
4
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
tiga hal menarik menyangkut komoditas
unggulan , yaitu :
1. Penentuan komoditas unggulan memegang
peran kunci dalam pengembangan perekonomian
daerah.
2. Tidak semua daerah sukses dalam
pengembangan komoditas unggulan di
daerahnya.
3. Penentuan komoditas unggulan dapat dilakukan
dengan metode yang berbeda-beda.
10
/10
/201
3
5
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
dibuat road mappengembangan produk unggulan
dengan memperhatikan potensi SDM dan SDA
yang tersedia di daerah ini.
10
/10
/201
3
6
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
PENDEKATAN OVOP (ONE VILLAGEE ON
PRODUCT)
di Jepang Pada tahun 1979, Hiramatsu,Gubernur
daerah Oita di Jepang memperkenalkan atau satu
desa, satu produk --- daya saing suatu desa (daerah)
akan dapat dibangun jika desa (daerah) yang
bersangkutan memfokuskan kegiatan masyarakat
untuk menghasilkan satu produk yang dipandang
merupakan produk unggulan desa (daerah) tersebut
(Maramis, 2013 )
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 Tentang
Percepatan Sektor Riil dan Pembangunan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah tanggal 8 Juni 2007 yang
mengamanatkan pengembangan sentra melalui
pendekatan One Village One Product (OVOP) ---
diadopsi oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI.
10
/10
/201
3
7
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
USULAN PRODUK UNGGULAN DAERAH
JAWA TIMUR :
1. Pacitan - Batik tulis
2. Malang - Kripik buah
3. Madura -Tepung cassava
10
/10
/201
3
8
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
INDIKASI GEOGRAFIS ???
IG MERUPAKAN BAGIAN DARI HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL YANG HARUS ADA DALAM
PENGATURAN HUKUM NASIONAL TIAP
NEGARA SETELAH BERLAKUNYA
TRIPS;
Pasal 56 Ayat (1) UU No.15/2001 (MEREK)
bahwa: Indikasi geografis dilindungi sebagai suatu
tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang
yang karena faktor lingkungan geografis
termasuk faktor alam, faktor manusia, atau
kombinasi dari kedua faktor tersebut,
memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang
yang dihasilkan.
10
/10
/201
3
9
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
“Tanda” sebagaimana dimaksud pada definisi
indikasi geografis hanya dapat dipergunakan
pada barang yang memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam Buku Persyaratan.
“Barang” sebagaimana dimaksud pada definisi
indikasi geografis dapat berupa “Barang” hasil
pertanian, produk olahan, hasil kerajinan
tangan, atau barang lainnya.
10
/10
/201
3
10
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
Hak Indikasi Geografis bersifat kolektif dan
ditujukan khusus untuk melindungi nama asal
suatu barang dan keterkaitan reputasi serta
kualitas.
Perlindungan berlaku selama ciri dan kualitas
bisa dipertahankan. Hak IG dimiliki oleh setiap
produsen dalam wilayah yang bisa memenuhi
standar yang digunakan dalam buku
persyaratan.
10
/10
/201
3
11
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
Buku Persyaratan adalah suatu dokumen yang
memuat informasi tentang kualitas dan
karakteristik yang khas dari barang yang dapat
digunakan untuk membedakan barang yang satu
dengan barang lainnya yang memiliki kategori
sama.yang terdiri atas:
nama Indikasi-geografis yang dimohonkan
pendaftarannya;
nama barang yang dilindungi oleh Indikasi-
geografis;
10
/10
/201
3
12
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
uraian mengenai karakteristik dan kualitas yang membedakan barang tertentu dengan barang lain yang memiliki kategori sama, dan menjelaskantentang hubungannya dengan daerah tempat barangtersebut dihasilkan;
uraian mengenai lingkungan geografis serta faktoralam dan faktor manusia yang merupakan satukesatuan dalam memberikan pengaruh terhadapkualitas atau karakteristik dari barang yang dihasilkan;
uraian mengenai metode yang digunakan untukmenguji kualitas barang yang dihasilkan; dan
label yang digunakan pada barang dan memuatIndikasi-geografis;
10
/10
/201
3
13
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
uraian tentang batas-batas daerah dan/atau petawilayah yang dicakup oleh Indikasi-geografis;
uraian mengenai sejarah dan tradisi yang berhubungan dengan pemakaian Indikasi-geografis untuk menandai barang yang dihasilkan di daerah tersebut, termasukpengakuan dari masyarakat mengenai Indikasi-geografis tersebut;
uraian yang menjelaskan tentang prosesproduksi, proses pengolahan, danproses pembuatan yang digunakan sehinggamemungkinkan setiap produsen di daerahtersebut untuk memproduksi, mengolah, ataumembuat barang terkait;
10
/10
/201
3
14
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
SYARAT SUBSTANTIF :
Faktor geografis suatu daerah/wilayah
tertentu dari suatu negara merupakan
unsur penentu dalam membentuk
kualitas, reputasi, atau karakteristik
tertentu dari suatu barang yang akan
memperoleh perlindungan indikasi
geografis.
10
/10
/201
3
15
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
PERBEDAAN IG DAN HKI YANG LAIN
PENGARUH FAKTOR
LINGKUNGAN
GEOGRAFIS
KEPEMILIKAN
KOLEKTIF-KOMUNAL
HAK EKSKLUSIF
PADA MASYARAKAT
DAERAH
LINGKUP COMMON
PROPERTY
KEPEMILIKAN
PRIVAT
HAK EKSKLUSIF
PADA PEMEGANG
HAK
LINGKUP PRIVAT
PROPERTY
INDIKASI GEOGRAFIS HKI YANG LAIN
10
/10
/201
3
16
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
Indikasi geografis tidak mengenal adanya
unsur kebaruan atau originalitas, namun
keberadaan perlindungan indikasi
geografis lebih didominasi karena
pengaruh, sehingga faktor lingkungan
geografis mempengaruhi karakteristik
barang/produk yang dihasilkan suatu
daerah/wilayah tertentu.
10
/10
/201
3
17
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
Pasal 56 Ayat (2) UU No.15/2001 bahwa : “indikasi geografis mendapat perlindungan setelahterdaftar atas dasar permohonan yang diajukanoleh :
Lembaga yang mewakili masyarakat di daerahyang memproduksi barang yang bersangkutan, yang terdiri atas :
1. Pihak yang mengusahakan barang yang merupakan hasil alam atau kekayaan alam;
2. Produsen barang hasil pertanian;
3. Pembuat barang-barang kerajinan tangan atauhasil industri; atau
4. Pedagang yang menjual barang tersebut;
5. Lembaga yang diberi kewenangan untuk itu; atauKelompok konsumen barang tersebut. 18
Inte
rnatio
nal In
don
esia
n la
w S
ocie
ty
Con
fere
nce
PERBANDINGAN :
NEGARA
SINGAPURA
NEGARA LATVIA
NEGARA SOSIALIS
VIETNAM
NEGARA INDIA
INDONESIA
UNI EROPA
NEGARA TUNISIA
NEGARA
MAURITIUS
NEGATIVE
PROTECTION SYSTEM
POSITIF PROTECTION
SYSTEM
10
/10
/201
3
19
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
NEGARA SINGAPURA
Geographical Indication s Act 44 of 1998, revisi 30 Desember 1999 ( Chapter 117B), yang disebutkandalam Section 3, bahwa
(1) “an interested party of goods identified by a geographical indication may bring an action against a person for carrying out an act to which this section applies in relation to the geographical indication”.
(2) This section shall apply to the following acts:
(a) the use of a geographical indication in relation to any goods which did not originate in the place indicated by the geographical indication, in a manner which misleads the public as to the geographical origin of the goods;
(b) any use of a geographical indication which constitutes an act of unfair competition within the meaning of Article 10bis of the Paris Convention.
10
/10
/201
3
20
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
NEGARA LATVIA
Law on Trademarks and Indications of Geographical Origin on February 8, 2007 dalam Chapter IX Section 40, bahwa :
(1) Geographical indications, pursuant to the provisions of this Chapter, shall be protected without their registration. (garisbawah dari penulis)
(2) Pursuant to the provisions of international agreements binding on Latvia, special protective measures pertaining to specific types of geographical indications or a list of specific geographical indications may be prescribed.
(3) Geographic names and signs or indications of a geographical nature that are not perceived by consumers and trade circles to be in connection with the specific origin of the goods or services, shall not be considered to be geographical indications within the meaning of this Law, and shall not be protected; including designations, that although they comply with the definition of geographical indications, have lost their original meaning in the territory of Latvia and have become generic names for types of goods or services.
10
/10
/201
3
21
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
NEGARA REPUBLIK SOSIALIS VIETNAM
Article 121 (4) Undang-undang HKI Negara Vietnam
( Law on Intellectual Property / (No. 50/2005/QH11)
menyebutkan bahwa “The owner of Vietnam’s
geographical indications is the State”
The State shall grant the right to use geographical
indications to organizations or individuals that turn
out products bearing such geographical indications in
relevant localities and put such products on the
market. The State shall directly exercise the right to
manage geographical indications or grant that right
to organizations representing the interests of all
organizations or individuals granted with the right to
use geographical indications.
10
/10
/201
3
22
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
LANJUTAN …
Article 88 Law on Intellectual Property / (No. 50/2005/QH1), tentang“Right to register geographical indications”, bahwa:
The right to register Vietnamese geographical indications belongs to the State. The State allows organizations and individuals producing products bearing geographical indications, collective organizations representing such organizations or individuals or administrative management agencies of localities to which such geographical indications pertain to exercise the right to register such geographical indications. Persons who exercise the right to register geographical indications shall not become owners of such geographical indications.(garisbawah dari Penulis)
10
/10
/201
3
23
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
Inte
rnatio
nal In
don
esia
n la
w S
ocie
ty
Con
fere
nce
Sistem Pengaturan Indikasi Geografis di Indonesia
Produk Legal Basis AdministrasiHasil
pertanian,
bahan
pangan
Bahan mentah,
hasil tambang
Hasil
kerajinan
tangan
UU MEREK/PP
UU Merek/PP
UU Merek/PP
Ditjen HKI - Dephukham
Ditjen HKI
Ditjen HKI
24
unsur ‘alam’ PP No.51/2007 dalam
Penjelasan ketentuan Pasal 6 Ayat 3
Huruf (d) bahwa lingkungan geografis
dapat meliputi, uraian mengenai
lingkungan geografis setempat yang
mencakup antara lain uraian tentang:
suhu tertinggi, terendah, dan rata-rata;
tingkat curah hujan; kelembaban udara;
intensitas sinar matahari; ketinggian;
dan/atau jenis/kondisi tanah.
10
/10
/201
3
25
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
unsur manusia, dapat dicermati dalam
Ketentuan Pasal 6 Ayat 3 Huruf (f) PP
No.51/2007 yang menyebutkan bahwa
“uraian mengenai sejarah dan tradisi
yang berhubungan dengan pemakaian
indikasi-geografis untuk menandai
barang yang dihasilkan di daerah
tersebut, termasuk pengakuan dari
masyarakat mengenai indikasi-geografis
tersebut
10
/10
/201
3
26
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
konsep terroir harus terpenuhi adanya 3 (tiga)
katagori utama, antara lain :
natural factors (tie to the local environment or
ecological niche), human factors (savoir faire, or
particular techniques and know-how confined to
that area), and history (public knowledge of
product as originating in that area, recognition of
the association between product and place that is
consistent and widespread
10
/10
/201
3
27
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
UU No. 18 Th 2004 tentang Perkebunan
Pasal 24 disebutkan bahwa :
“wilayah geografis yang menghasilkan produk
perkebunan yang bersifat spesifik lokasi
dilindungi kelestariannya dengan indikasi
geografis”.
28SOSIALISASI HKI 2013
IG DI INDONESIA
Kopi Arabika Kintamani dengan pengajuanpermohonan pendaftaran oleh MasyarakatPerlindungan Kopi Kintamani Provinsi Bali,
Kopi Arabika Gayo dengan pengajuan permohonanoleh Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo ProvinsiAceh,
Ukiran Jepara pengajukan permohonan dilakukanoleh Pemerintah Kabupaten Jepara,;
Lada Putih Muntok pengajukan permohonan olehBadan pengelola, Pengembangan, dan PemasaranLada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ,
Beras Adan Krayan, pengajuan permohonan diajukanoleh Asosiasi Masyarakat Adat Perlindungan BerasAdan Krayan
10
/10
/201
3
29
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
Madu Hutan Sumbawa, pengajuanpermohonan oleh jaringan MaduHutan Sumbawa - Nusa Tenggara Barat
Purwaceng Dieng serta Carica Diengyang diajukan oleh PemerintahKabupaten Wonosobo;
Ukiran Jepara pengajukanpermohonan dilakukan olehPemerintah Kabupaten Jepara
UBI CILEMBU ---- DILINDUNGI IG SEMENJAK JUNI 2013
10
/10
/201
3
30
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
COLLECTIVE APPROACH( PRACTICAL MANUAL ON GEOGRAPHICAL INDICATIONS FOR ACP
COUNTRIES/AFRICAN,CARIBBEAN,PASIFIC GROUP OF STATE)
10/10/2013SOSIALISASI - SENTRA HKI UTM
31
PERLINDUNGAN IG MASIH KURANG
???
Lemahnya Koordinasi antara Stakeholder (lintas
pelaku)
Kurangnya kesadaran masyarakat akan
potensi ekonomi yang ada di daerahnya.
Kurang memadainya dukungan dana
Pemerintah Pusat maupun Daerah
10
/10
/201
3
32
SO
SIA
LIS
AS
I -S
EN
TR
A H
KI U
TM
10
/10
/201
3S
OS
IAL
ISA
SI -
SE
NT
RA
HK
I UT
M
33
MATORSAKALANGKONG