Download - Polikromatik gambar teknik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dulu, warna diketahui dapat memberikan pengaruh terhadap psikologi,
emosi serta cara bertindak manusia. Warna juga menjadi bentuk komunikasi
nonverbal yang bisa mengungkapkan pesan secara instan dan lebih bermakna.
Warna sering digunakan dalam komunikasi visual untuk tujuan branding,
penjualan serta marketing perusahaan.
Colourology adalah ilmu komunikasi visual yang menggunakan warna untuk
terapi penyembuhan. Metode ini sudah dipraktikkan oleh banyak kebudayaan
kuno, seperti Mesir dan Cina. Mata manusia dapat menangkap tujuh juta warna
yang berbeda, tetapi ada beberapa warna utama yang bisa memberi dampak pada
kesehatan dan perasaan konsumen. Hal ini akan mendorong mereka untuk lebih
loyal terhadap produk perusahaan tersebut. Setiap warna memancarkan panjang
gelombang energi yang berbeda dan memiliki efek yang berbeda pula. Dengan
menggunakan berbagai nuansa warna pada materi promosi, branding, marketing,
corporate identity serta logo perusahaan, dapat membawa harmoni, stabilitas,
keseimbangan, dan peningkatan penjualan yang signifikan.
Konsep pemilihan warna dapat menjadi tolak ukur nilai suatu produk di mata
masyarakat. Warna dapat membentuk persepsi sebuah produk dan dengan warna,
sebuah perusahaan bisa memanipulasi pola pikir dan psikologis konsumen
terhadap barang atau jasa. Marketer harus mengenal warna-warna yang tepat
untuk layout produk, sehingga dapat menarik pelanggan untuk membeli produk
yang dipasarkan.
Tidak sedikit perusahaan yang mengesampingkan pemilihan warna dan logo
untuk mereknya. Kebanyakan dari perusahaan-perusahaan tersebut enggan
mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa desainer yang lebih
berpengalaman dalam hal branding. Beberapa perusahaan lainnya menyewa
desainer yang kurang berpengalaman atau mengutamakan selera pribadi
dibandingkan warna yang direkomendasikan sehingga desainer tidak
mengeluarkan kemampuannya secara bebas bebas. Hal tersebut berimbas pada
tingkat penjualan produk yang kurang maksimal.
Makalah ini akan membahas pengaruh warna merek suatu produk terhadap
tingkat penjualannya.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana manfaat psikologi warna terhadap marketing suatu produk?
2. Bagaimana pengaruh pilihan warna pria dan wanita terhadap merek yang
mereka pakai?
3. Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan warna logo suatu
produk?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami pengaruh psikologi warna terhadap marketing suatu produk.
2. Mengetahui pengaruh pilihan warna pria dan wanita terhadap produk yang
mereka pakai.
3. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan warna logo
suatu produk.
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan karya tulis ini dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan,
bahan pembelajaran, dan referensi bagi masyarakat umum terutama para marketer
yang ingin memulai usaha dengan membuat logo.
1.5 Sistematika Penulisan
Karya tulis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Pada bab I, penulis menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penelitian, sistematika penulisan, metode penelitian, dan
hipotesis.
Pada bab II, penulis menjelaskan manfaat psikologi masing – masing warna
terhadap marketing suatu perusahaan serta contoh – contoh produknya. Lalu
penulis membahas perbedaan pilihan warna berdasarkan gender dan cara memilih
warna yang tepat dalam membuat logo.
Pada bab III, penulis menjelaskan simpulan dan saran.
1.6 Metode Penelitian
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif, yaitu studi pustaka yang bersumber dari internet.
1.7 Hipotesis
Warna memiliki efek terhadap psikologis seseorang. Oleh karena itu,
pemilihan warna yang tepat pada merek tertentu dapat meningkatkan penjualan
dan kesan positif konsumen.
BAB II
PRMBAHASAN
2.1 Manfaat Psikologis Warna dalam Marketing
Sebagian besar manusia tidak menyadari kekuatan psikologis warna. Padahal
banyak penelitian menunjukkan bahwa warna dapat memengaruhi pola pikir
manusia. Warna adalah elemen penting dalam dunia design dan marketing.
Psikologi warna memang harus diterapkan dalam pembuatan brosur, kartu nama
atau media promosi dan alat penjualan lainnya sebagai identitas dan daya tarik
penjualan. Warna juga menunjukkan image produk. Oleh karena itu, kita harus
jeli memilih warna yang sesuai agar pesan dan impact dari warna dipilih bisa
sampai ke konsumen.
Sebagai contoh, mengapa nuansa merah dan jingga dipilih hampir semua resto fast
food? Riset menunjukan bahwa warna merah dan jingga cenderung membuat orang
makan dengan cepat. Pemilihan warna pun harus dilihat dari demografi target market
yang dituju karena warna memiliki efek yang berbeda di setiap kultur dan daerah yang
berbeda. Warna putih melambangkan kematian di china, tetapi di Brazil warna ungu lah
yang melambangkan kematian. Orang-orang dari daerah tropis juga lebih tertarik dengan
warna – warna hangat. Sementara orang dari non-tropis lebih menyukai warna – warna
yang lebih terang.
Riset marketing juga menunjukan warna mempunyai pengaruh yang sangat
besar dalam keputusan pembelian konsumen. Dalam sebuah studi berjudul Impact of
Color in Marketing, peneliti menemukan bahwa hingga 90 % dari keputusan pembelian
cepat didasarkan pada warna saja ( tergantung pada produk ). Penelitian Exciting Red and
Competent Blue juga menegaskan bahwa niat beli sangat dipengaruhi oleh warna karena
mereka dapat merasakan “kepribadian” merek yang mereka beli .
Para peneliti menemukan bahwa warna merah-oranye, hitam dan biru dipercaya
memiliki pengaruh besar terhadap konsumen dalam kegiatan belanja. Sementara
konsumen yang memiliki anggaran pas-pasan akan lebih cepat merespon terhadap warna
pink, teal dan biru muda dan bagi masyarakat tradisional lebih cepat menanggapi warna
yang memiliki unsur pastel – pink dan biru langit.
Dan dalam hal peran yang warna bermain dalam branding , hasil dari penelitian The
Interactive Effects of Colors menunjukkan bahwa hubungan antara merek dan warna
dominan yang harmonis sangat berpengaruh. Untuk memahami bagaimana warna
digunakan dalam marketing, ada baiknya dimulai dengan memahami respons yang
ditimbulkan dari masing masing warna. Namun, tentu saja setiap orang memiliki persepsi
dan penilaian yang berbeda sehingga apa yang dijelaskan adalah hasil rata rata penelitian.
2.1.1 Kuning
Karakteristik yang tergambar dari warna kuning adalah optimistik, penuh
konsentrasi, menuntut perhatian dan dianggap sebagai warna “sementara”
(sehingga sebagian besar warna taksi adalah kuning). Kuning merangsang
pemikiran dan kreativitas. Gunakan warna ini seperlunya saja dan
jangan terlalu banyak karena warna ini seperti warna merah. Warna ini
juga berhubungan dengan rekreasi dan hiburan. Warna kuning sangat
mencolok sehingga biasanya perhatian langsung tertuju pada warna ini.
Kuning membuat orang cenderung untuk bergerak.
Di daerah Asia, kuning mengandung sifat sakral dan imperial. Berlawanan
dengan kepercayaan yang beredar, warna kuning membuat manusia cenderung
tidak sabar. Jika dilihat dalam intensitas besar, kuning membuat pupil mengecil
karena warnanya yang paling cerah dan dapat menurunkan nilai suatu produk.
Tentu saja warna kuning sangat tidak dianjurkan bagi logo perusahaan bank,
busana, barang elektronik, serta asuransi.
Veuve Clicquot adalah salah satu merek sampanye yang menggunakan
warna shade dari kuning. Warna kuning yang merangsang proses mental dan
system saraf, meningkatkan kegembiraan dan kehangatan tepat untuk
menggambarkan produk sampanye ternama ini.
2.1.2 Jingga
Karakteristik warna jingga adalah enerjik, melambangkan kehangatan,
antusiasme, mampu menarik perhatian dalam waktu yang singkat (biasanya
tanda – tanda di jalan raya), memiliki kecendrungan untuk dipadukan dengan
warna kontras, dan membuat hal – hal tampak lebih murah.
2.1.3 Merah
Warna merah adalah warna yang dapat melambangkan cinta, kekuatan,
kemarahan, bahaya, keberanian, keagresifan, bahkan dendam. Warna merah
dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah seseorang. Bagi bangsa
China, warna merah adalah simbol kehidupan, sehingga dalam praktiknya para
pengantin wanita menggunakan warna ini sebagai warna pakaian yang mereka
kenakan.
Karakteristik warna merah sendiri identik dengan rangsangan, baik
rangsangan seksual, maupun rangsangan aksi membeli. Warna merah
dapat meningkatkan selera seseorang terhadap sesuatu, sehingga
dimanfaatkan oleh banyak restaurant di dunia. Merah adalah warna
yang dapat membuat penampilan menarik, menghipnotis, dan
menyenangkan. Hal ini merupakan sisi positif dalam hal pemasaran bagi
brand yang memanfaatkan warna tersebut. Contoh brand yang sukses
menggunakan warna merah adalah Coca Cola. Untuk beberapa dekade,
Coca Cola tetap setia dengan logonya yang bertuliskan putih pada latar
merah. Warna merah disini dimanfaatkan untuk menarik perhatian para
konsumen dan merangsang aksi pembeliannya.
2.1.4 Biru
Warna biru adalah warna yang melambangkan keharmonisan,
persatuan, kepercayaan, dan rasa aman. Warna ini berhubungan dengan
sesuatu yang tenang, damai, dan bersih. Bagi bangsa China, warna biru
melambangkan keabadian. Berbeda dengan warna merah, warna biru justru
menurunkan denyut nadi dan suhu tubuh. Selain itu, warna biru tidak cocok
digunakan pada restaurant karena dapat menurunkan selera seseorang.
Warna biru banyak digunakan pada jejaring sosial, seperti Facebook
dan Twitter. Hal ini disebabkan oleh identiknya warna biru dengan
komunikasi, otoritas, dan kejelasan. Selain itu, warna biru pada jejaring
sosial dipilih karena merupakan warna yang sebagian besar orang di dunia
sukai, baik laki-laki maupun perempuan.
2.1.5 Hijau
Karakteristik warna hijau adalah melambangkan alam dan
alami, dianggap sebagai warna yang juga menunjukkan kesehatan, jiwa
muda, dan pembaruan karena warnanya yang menyimbolkan musim semi.
Warna hijau juga dianggap sebagai warna yang menyimbolkan rasa
cemburu dan iri bagi sebagian orang. Hijau juga adalah warna yang
membuat orang yang melihatnya menjadi rileks, menenangkan, dan
refreshing. Selain itu juga warna-warna shade dari hijau dapat
melambangkan kekayaan, oleh karena itu warna hijau juga membuat
produk yang dipasarkan terlihat berkualitas tinggi.
Contoh dari perusahaan yang memakai warna hijau sebagai identitas
dari mereknya adalah Starbucks.
Starbuck menggunakan warna hijau yang langsung dapat kita kenali
ketika kita melihat logo dari perusahaan kopi tersebut. Starbucks juga
menggunakan warna hijau yang sama pada apron yang digunakan oleh para
pelayannya. Hal ini menimbulkan kesan bahwa starbucks adalah brand
yang membuat rileks tapi juga adalah brand yang memiliki prestige.
Penggunaan warna hijau disini untuk melambangkan prestige jelas lebih
baik daripada menggunakan kata-kata.
2.1.6 Ungu
Ungu adalah warna yang dianggap eksotis dan sering dihubung-
hubungkan dengan kebangsawanan, kerajaan, dan harta. Oleh karena itu
ungu dianggap sebagai warna yang mewah dan cantik, walaupun karena itu
pula ungu dianggap sebagai warna yang arogan dan kejam.
Warna ungu yang digunakan oleh perusahaan coklat besar asal inggris
Cadbury melambangkan kekayaan, kesuksesan, misterius, dan
kebijaksanaan. Ungu juga melambangkan spiritualitas dimana tidak sedikit
orang yang menganggap coklat sebagai pintu gerbang surga.
2.2 Pilihan Warna Berdasarkan Gender
Pada tahun 2003, Joe Hallock melakukan sebuah studi mengenai perbedaaan
pilihan warna pria dan wanita, terdiri dari 232 orang dari 22 negara di seluruh
dunia. Hasil penelitiannya tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram
lingkaran berikut:
Warna yang Paling Dipilih
Responden Pria Responden Wanita
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terjadi perbedaan pilihan yang
cukup kontras antara pria dan wanita. Sebesar 23% wanita menjadikan ungu sebagai
warna favorit mereka, sedangkan tidak ada laki laki (0%) yang memiliki selera
demikian. Inilah yang menjadi dasar pembeda pilihan warna berdasarkan gender.
Tidak heran banyak produk – produk wanita yang memiliki logo dengan ungu
sebagai warna dominannya seperti coklat, kosmetik, dan lainnya.
Namun, favorit warna pria dan wanita sama yaitu biru, hanya saja jumlah laki
– laki lebih banyak sebesar 22%. Dalam laporan penelitiannya, Tomes menyatakan
bahwa biru menggambarkan air bersih, langit cerah, wewenang, kebenaran,
ketenangan, dll-membuatnya menjadi favorit di semua kelompok usia dan jenis
kelamin. Selain memicu pikiran yang kreatif, alasan penggunaan warna biru di social
media adalah karena biru merupakan warna universal sehingga dapat diterima oleh
seluruh lapisan masyarakat.
Warna yang Paling Tidak Dipilih Responden
Warna “Murah”
Berikut ini adalah diagram hasil penelitian seluruh responden tentang warna
yang paling mewakili sifat “murah”.
Berdasarkan penelitian Hallock,
responden pria dan wanita memiliki warna
nonfavorit yang sama. Ternyata “warna
nonfavorit” digram sangat mirip dengan hasil
respondent saat memilih warna mereka anggap
sebagai warna “murah”.
Responden Pria Responden Wanita
Pada tahun 2007, Dr. Anya Hurlbert and Yazhu Ling membuat eksperimen
tentang bagaimana persepsi pria dan wanita dalam membedakan warna. Apakah
terdapat perbedaan? Penelitian menunjukkan bahwa pria dan wanita menyukai biru
dari set warna. Ketika diminta untuk memilih dari warna campuran, perempuan
menyukai warna yang lebih dekat ke ujung merah spektrum, di mana nuansa merah
muda ditemukan.
Hasil penelitian tersebut antara lain:
Bright vs. Soft Colour
Dalam percobaan, baik pria maupun wanita sama-sama memiliki kesukaan secara umum
ketika diminta memilih warna terang dan gelap. Namun, wanita tertarik terhadap warna-
warna lembut, sementara laki-laki warna yang cerah.
Akromatik
Akromatik adalah penyusunan warna hitam dan putih berdasarkan konsep Hue.
Warnanya terdiri dari hitam, putih dan abu – abu. Pria lebih memilih warna akromatik
yang lebih panas (hitam, abu – abu tua) sedangkan wanita cenderung memilih warna
dingin ( putih, abu – abu muda).
Tints vs. Shades
Mcllnis dan Shearear mengemukakan bahwa wanita lebih menyukai nuansa tints,
warna yang ditambahkan putih. Sedangkan pria lebih menyukai warna shade, warna
yang ditambanhkan warna hitam. Warna tints menggambarkan suatu kelembutan,
awet muda, dan menenangkan. Sedangkan warna shade memberikan kesan mendalam
dan misterius.
Mengapa pria terjadi perbedaan plihan warna antara pria dan wanita? Studi
terbaru menunjukkan mata pria dan wanita memiliki kemampuan melihat yang
berbeda. Mata wanita lebih unggul dalam membedakan warna. Sementara mata pria
lebih baik dalam melacak objek yang bergerak cepat dan melihat secara detail dari
kejauhan. Hal ini mungkin yang menjadi alasan para nenek moyang kita berbagi
peran, pria berburu makanan sementara wanita mengumpulkan makanan.
Dalam penelitiannya, seorang profesor psikologi, Israel Abramov, melakukan
tes terhadap orang dengan usia dewasa dan muda dengan penglihatan normal. Dalam
percobaan warna tersebut ternyata pria dan wanita memiliki perbedaan kemampuan
dalam melihat suatu objek yang sama.
Tim peneliti menyimpulkan, untuk dapat mengenali warna, sebagian besar
spektrum penglihatan pria membutuhkan gelombang sedikit lebih panjang daripada
wanita. Gelombang yang lebih panjang berhubungan dengan warna yang "hangat."
Sebagai contohnya warna orange, pada penglihatan pria akan muncul lebih merah
dibanding saat ditangkap oleh mata wanita. Sebaliknya, di warna yang lebih "dingin"
seperti hijau rumput, mata wanita selalu menangkap lebih hijau dibanding pria. Bagi
pria, warna tersebut sedikit lebih kekuning-kuningan.
Studi juga menemukan bahwa mata pria kurang mahir dalam membedakan
nuansa di tengah spektrum warna biru, hijau dan kuning. Meski demikian, pria lebih
unggul mendeteksi objek dengan detail dari kejauhan. Juga lebih baik dalam melacak
objek yang lebih tipis. Hal ini karena dipengaruhi oleh pengembangan neuron pada
lapisan penglihatan di otak yang mana dipengaruhi oleh hormon maskulin.
Tim peneliti mencatat, pria memiliki cairan testosteron sehingga mereka
memiliki 25 persen neuron lebih banyak di otak mereka dibanding wanita. Israel
Abramov menyatakan hasil studi ini mendukung hipotesis yang beranggapan ahwa
jenis kelamin berevolusi menghasilkan kemampuan psikologis yang berbeda sesuai
dengan perannya saat zaman prasejarah dulu.
2.3 Pengaruh warna terhadap tingkat penjualan
Pada zaman yang modern ini, penjualan tidak hanya dilakukan di dalam retail
stores. Banyak perusahaan-perusahaan yang menyediakan fitur online shop selain itu
banyak perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki online shop tetapi memiliki
website khusus untuk mempromosikan atau memperkenalkan produk yang dijualnya.
Dalam hal ini warna berperan penting untuk membuat pengunjung merasa nyaman
ketika membaca dan melihat website yang dibuat.
Website biasanya mempunyai sebssuah tema atau palet warna, pada
penggunaannya palet warna yang mengandung terlalu banyak warna atau warna yang
sangat berlawanan dengan kontras yang terlalu tinggi dapat membuat pengunjung
merasa tidak nyaman ketika melihat website kita, oleh karena itu warna dengan
beberapa shade atau tone dari warna tersebut sebagai base dan background adalah
pilihan yang tepat sedangkan untuk aksen memang dibutuhkan warna yang berbeda
namun tetap serasi ketika dipadukan dengan warna base dan background. Penggunaan
warna komplementer juga adalah cara lain untuk mengatasi sulitnya pemilihan wanra.
Selain kenyamanan dari website itu sendiri, hal lain yang perlu diperhatikan
adalah kesamaan warna tema website dengan warna dari brand itu sendiri karena
website adalah salah satu media untuk mempromosikan bahkan menjual produk anda,
tentu kesan baik yang sudah didapat melalu retail store juga ingin diaplikasikan pada
website yang dimiliki.
Hal yang paling utama dari sebuah website yang menjual atau menawarkan
sesuatu adalah call-to-action. Call to action biasanya berupa sebuah tombol yang
disediakan dengan tujuan untuk ditekan oleh konsumen. Warna juga memiliki
pengaruh yang besar terhadap tombol ini, karena penelitian telah membuktikan
bahwa tombol yang terlihat kontras dengan palet dari website tersebut cenderung
memiliki jumlah penekan yang lebih banyak ketimbang tombol yang menggunakan
warna dari palet yang sama.
Setelah penelitian dilakukan, setelah tombol dengan warna hijau di atas
diganti menjadi warna merah, jumlah penekan tombol meningkat 21%. Bukan berarti
warna merah mempunyai sihir yang dapat membuat konsumen menekan tombolnya,
tetapi kontras yang diberikan oleh tombol tersebut terhadap lingkungannyalah yang
membuat mata konsumen dapat segera beralih kepada tombol tersebut. Hal ini
merupakan sebuah peningkatan yang besar dan perlu diperhatikan oleh setiap
perusahaan yang ingin mendongkrak penjualannya melalui website.
2.4 Kegagalan Brand Akibat Pemilihan Warna
Tidak jarang brand mengalami kegagalan karena kesalahan pemilihan warna
oleh perusahaan itu sendiri. Banyak perusahaan yang mengesampingkan faktor warna
karena menganggapnya sepele dan enggan mengeluarkan biaya tambahan. Biaya
tambahan tersebut dapat digunakan untuk menyewa desainer yang tentunya lebih
berpengalaman di bidang branding. Selain itu, kesalahan beberapa perusahaan
lainnya adalah memilih desainer yang kurang tepat atau kurang berpengalaman di
bidangnya. Beberapa perusahaan juga mengutamakan selera sendiri, sehingga para
desainer tidak dapat bebas mengeluarkan idenya secara bebas berdasarkan ilmu yang
mereka dapat. Padahal dalam praktiknya, seharusnya perusahaan mengutamakan
selera rakyat ketimbang selera sendiri karena hal ini berpengaruh terhadap tingkat
penjualan produk.
Produk yang memiliki brand dengan
paduan warna yang tidak menarik dapat
menurunkan selera konsumen terhadapnya,
seperti produk Surge dari Coca Cola.
Minuman kaleng ini ditujukan bagi para
remaja dan penikmat olah raga pada tahun
1996. Tetapi, karena penampilannya yang kurang menarik, membuat produk ini
Gambar 1 Minuman Kaleng Surge dari Coca Cola
ditarik kembali dan tidak dilanjutkan produksinya karena tidak begitu banyak respon
baik terhadapnya. Hal ini membuktikan bahwa warna merupakan faktor yang tidak
dapat dikesampingkan saat menentukan brand.
2.5 Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat Logo
Untuk Membuat logo tentunya tidak bisa asal. Sebuah logo haruslah menarik
perhatian dan dapat melambangkan suatu produk atau perusahaan. Karena itu ada
beberapa hal yang harus di perhatikan untuk membuat logo yang baik.
1. Logo tidak boleh memiliki warna lebih dari 4 karena akan terlihat
membingungkan
2. Semua yang ada dalam logo haruslah memiliki makna dan tidakada satu pun
yang tidak berguna
3. Tulisan dalam logo harus bisa dibaca. Font dan ukuran disesuaikan
4. Logo harus bisa dikenali dengan mudah. Jika bisa dikenali dengan mudah
maka logo akan mudah diingat.
5. Buatlah logo dengan layout yang unik
6. Jangan membuat logo dengan mengubah atau menambah logo yang sudah
ada.
7. Logo harus Flexible. Logo harus bisa diubah menjadi hitam dan putih tanpa
merubah makna
8. Logo harus bisa dikenali walaupun warnanya dibalik
9. Logo harus bisa dikenali saat ukurannya diubah
10. Buatlah logo yang bisa tahan lama
11. Jangan membuat logo dengan detail yang merumitkan
12. Gambar foto tidak bisa dibuat logo
13. Logo harus disukai semua orang yang melihatnya
14. Logo harus bisa dipakai pada kegunaan yang berbeda
15. Kalimat tidak bisa menjadi logo
16. Logo yang dibuat tidak boleh mengacaukan focus
17. Logo harus seimbang secara visual
18. Logo harus memiliki arti yang sesuai
19. Tidak Menimbulkan arti lain saat dilihat dari sisi yang berbeda
20. Logo harus menarik
Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan saat membuat sebuah logo. Secara
umum logo yang baik adalah logo yang simple. Jika logo itu simple maka logo dapat
diingat dengan mudah dan meminimalisasi arti lain dari logo tersebut. Selain itu logo
tidak boleh mengikuti logo yang sudah ada. Menggunakan kalimat dan foto pun tidak
dibolehkan karena logo adalah suatu simbol dari sebuah perusahaan. Jika nama
perusahaan menarik dan gampang untuk diingat, maka nama perusahaan itu bisa
menjadi logo. Selain itu logo harus memiliki arti yang absolute. Warna yang
digunakan dalam logo pun bisa menunjukan perusahaan apa itu.
Logo disarankan agar tidak menggunakan banyak warna karena dapat
membinggungkan. Tetapi jika bisa mengkombinasikan banyak warna menjadi suatu
logo yang terlihat harmonis, maka itu akan menambah daya tarik dari logo tersebut.
Tetapi logo tersebut tidak boleh kehilangan maknanya.