Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
I. DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA INFORMAN I
1. Apa yang membedakan kesenian Tari Topeng dengan kesenian
tradisional Cirebon lainnya?
2. Apakah tujuan diadakannya Tari Topeng Cirebon?
3. Ada berapa jenis karakter dalam Tari Topeng Cirebon? Apakah ada
penjelasan khusus mengenai masing-masing karakter tersebut?
4. Bagaimana sejarah adanya Tari Topeng di Cirebon?
5. Dalam pementasan Tari Topeng Klana, bagaimana situasi dan kondisi
yang biasa terjadi? Misalnya penonton harus duduk di kursi atau duduk
bersila?
6. Bagaimana situasi dan keadaan selama pementasan Topeng Klana?
Seperti urutan-urutan dalam pementasan. apa yang dibawa oleh penari,
dan apa saja yang harus ada dipanggung?
7. Apakah ada syarat khusus sebelum mengadakan pementasan?
8. Bagaimanakah gambaran saat pementasan Tari Topeng Klana?
Misalnya sikap atau keadaan penari dan pemain musik.
9. Dimanakah dan kapan pementasan Tari Topeng diadakan? Apakah
pementasan setiap karakter disesuaikan dengan perayaan / acara
tersebut?
10. Dalam kesenian Tari Topeng Klana apa saja simbol atau barang yang
digunakan untuk menyampaikan cerita? Dan tipe persitiwa seperti
apakah yang disampaikan dalam Topeng Klana?
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
11. Apakah cerita ataupun peristiwa yang disampaikan melalui Topeng
Klana disesuaikan dengan sejarah dan juga kebiasaan budaya
masyarakat Cirebon?
12. Arti Tari Topeng untuk masyarakat kota Cirebon?
13. Adakah rangkaian-rangkaian ritual adat sebelum Tari Topeng
diadakan?
14. Menurut Bapak apakah ada hubungannya Tari Topeng dengan agama
yang dianut, yaitu Agama Islam?
15. Dalam pertunjukan Tari Topeng tersebut ada acuan khususnya tidak
pa? Misalnya penari harus suci, atau bagaimana?
16. Apakah ada tahapan-tahapan khusus yang harus dipatuhi dalam
rangkaian pertunjukan Tari Topeng Cirebon?
17. Apakah Pertunjukan Tari Topeng tersebut sama semua di penjuru
Cirebon? Atau menyesuaikan dengan budaya setempat?
18. Menurut bapak mengapa Tari Topeng masih dijalankan oleh msyarakat
Cirebon?
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
II. DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA INFORMAN II & III
1. Apakah Tari Topeng Klana merupakan penciptaan dari sebuah
pemikiran, mengenai diri dan juga keadaan yang terjadi di masyarakat
Cirebon? Misalnya, dari setiap karakter Tari Topeng disesuaikan
dengan agama, atau kepercayaan masyarakat dan juga sikap yang ada
di masyarakat.
2. Apakah dari setiap cerita peristiwa yang di disampaikan/tampilkan
melalui Topeng Klana menciptakan sebuah makna tersendiri di
masyarakat Cirebon? Misalnya, masyarakat Cirebon menjadi dapat
memahami sikap-sikap mana yang baik dan mana yang tidak,
masyarakat mengerti akan sikap yang seperti apa yang digambarkan
oleh Topeng Klana di dunia nyata.
3. Apakah di setiap cerita yang dibawakan di dalam pertunjukan Topeng
Klana adanya makna mengenai sebuah pemikiran seperti tokoh
mengutarakan ataupun mengekspresikan perasaannya? Seperti apa
biasanya?
4. Apakah penari maupun pemusik diharuskan dapat mendalami karakter
yang dibawakan di dalam Topeng Klana?
5. Apa yang paling sulit dilakukan oleh penari maupun pemain musik
selama pementasan Topeng Klana?
6. Apakah setiap gerakan yang dibawakan oleh penari merupakan sebuah
simbol dari budaya Cirebon? Misalnya, seperi cara berjalan, cara
menggerakan tangan, dll.
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
7. Apakah melalui Tari Topeng ini masyarakat Cirebon dapat memahami
makna-makna/nasihat yang coba disampaikan?
8. Apakah Tari Topeng Cirebon merupakan alat tradisional nenek
moyang masyarakat Cirebon dalam menyampaikan nasihat dan juga
makna-makna kehidupan?
9. Apakah Tari Topeng Cirebon mengandung makna dari budaya Cirebon
itu sendiri dan menjadi salah satu simbol budaya Cirebon? Apa
contohnya?
10. Apakah Tari Topeng merupakan salah satu hasil dari budaya
masyarakat Cirebon? Maksudnya, apakah Tari Topeng tercipta karena
hasil dari budaya masyarakat Cirebon atau budaya masyarakat Cirebon
sadar budaya Cirebon setelah adanya Tari Topeng?
11. Hal apakah yang bisa menguatkan bahwa Tari Topeng Cirebon
merupakan budaya Masyarakat Cirebon dan bukan hanya sekedar
kesenian?
12. Adakah rangkaian-rangkaian ritual adat sebelum Tari Topeng
diadakan?
13. Apakah ada hubungannya Tari Topeng dengan agama yang dianut,
yaitu Agama Islam?
14. Apakah ada tahapan-tahapan khusus yang harus dipatuhi dalam
rangkaian pertunjukan Tari Topeng Cirebon?
15. Mengapa Tari Topeng masih dijalankan oleh masyarakat Cirebon?
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
Nama Informan : Andrian Raharjo
Tempat & Tgl Lahir : Cirebon, 5 Desember 1955
Pekerjaan : Pemilik sanggar tari /
rumah tradisional
Pandan Wangi
Cirebon
Aktivitas Sosial : Ketua Yayasan
Budayawan Cirebon
Peneliti : Pa Andrian, saya mau tanya nih pa tentang Tari Topeng Klana.
Apakah Tari Topeng Klana merupakaan penciptaan dari sebuah
pemikiran mengenai diri dan juga keadaan yang terjaid di
masyarakat Cirebon? Hmm, misalnya dari setiap karakter Tari
Topeng disesuaikan dengan agama atau kepercayaan masyarakat
dan juga sikap yang ada di masyarakat?
Informan I : Ya, hmm, Tari Topeng Cirebon itu kan ada lima wanda. Lima
wanda itu salah satunya termasuk Klana. Dan semua wanda itu
punya karakter, ya, khususnya Klana, Klana itu gambaran seorang
yang punya karakter, sifat serakah, sombong, dan digung. Nah...
Oleh karena itu, bahwa ini merupakan yang terjadi di masyarakat
cirebon menurut saya bukan hanya ada di masyarakat Cirebon,
persoalan karakter itu dimana-dimana. Karakter manusia itu ya.
Jadi tidak fokus pada bahwa ini karakter masyarakat Cirebon.
Bukan. Saya katakan bukan, tapi ini adalah karakter yang manusia,
ya, karakter manusia yang hidup di dunia ini, seperti itu. Jadi,
penggambaran lima tokoh itu punya karakter masing-masing, salah
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
satu karakternya yaitu Topeng Klana yang memiliki sifat serakah,
ya, dan sombong.
Peneliti : Berarti tidak ada bersangkut pautan dengan budaya Cirebon atau
seperti agama gitu pa?
Informan I : Ya, itulah, bahwa itu disampaikan sosok Klana itu bahwa ketika
manusia itu menjadi manusia yang sombong maka Allah tidak
menyukai, secara agama kan, ya, bahkan nanti konon katanya
kelak manusia yang sombong itu di akherat Allah tidak akan
bertanya, tidak akan menyapa, jadi ini sebagai salah satu syiar
agama islam, dari sisi keagamaan, ya.
Peneliti : Yang masyarakat Cirebon juga mempercayai hal ini ya pa
Informan I : Iya. Seperti itu
Peneliti : Nah, pertanyaan selanjutnya nih Pa. Dari setiap.... (ada tamu yang
datang, peneliti berhenti bertanya sejenak) Dari setiap cerita
peristiwa yang disampaikan atau ditampilkan melalui Topeng
Klana itu menciptakan sebuah makana sendiri di masyarakat
Cirebon? Misalnya, masyarakat Cirebon dapat memahami sikap
mana yang baik dan mana yang tidak baik, masyarakat mengerti
sikap yang seperti apa yang digambarkan Topeng Klana di dunia
nyata.
Informan I : Iya, ya tentunya dalam hal ini sebagai syiar Islam mempunyai
makna-makna sendiri di masyarakat Cirebon. Dimana dihantarkan
untuk memilih bahwa karakter ini buruk karater ini baik. Nah, jadi
ketika wali menciptakan topeng tersebut, betul-betul memberikan
makna tentang kehidupan manusia di dunia ini bahwa apa namanya
kesombongan ini tidak perlu diikuti.
Peneliti : Oh begitu. Dari setiap cerita yang dibawakan di dalam pertunjukan
Topeng Klana adanya sebuah pemikiran seperti tokoh
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
mengutarakan ataupun mengekspresikan perasaanya? Seperti apa
pa biasanya?
Informan I : Iya tadi udah menyatakan bahwa Klana itu sombong jadi gerakan-
gerakan atau langkah-langkahnya itu ya trengginas, ada gerak-
gerak yang congkak, ada gerak tertawa dengan kecongkakan,
kesombongannya. Itu salah satu lambang-lambang gesture atau
gerak yang berbicara karena di visualkan, diekspresikan melalui
gerakan, maka tanpa topeng itu berbicara orang sudah mengerti
bahwa Klana itu kecongkakannya, kesombongannya dengan gerak
kakinya, tangannya, simbol-simbol tertawa terbahak-bahak itu ada
di dalam tariannya. Ada jalan gedig juga.
Peneliti : Terus pa, penari maupun pemusik diharuskan dapat mendalami
karakter yang dibawakan dalam Topeng Klana?
Informan I : Ya kan dalam hal ini sudah otomatis, apalagi penari, ya, harus
betul-betul bisa menginterpretasikan karakter daripada Klana itu
sendiri. Kalo tidak bisa mengintepretasikan karakter dari topeng
Klana itu, ya tidak masuk sukmanya. Kemudian, pemusik,
otomatis, dengan gendingan atau goncing, ya, atau tembang atau
gamelannya, harus bisa menghayati sehingga larut antara musik
dengan penari bisa menjadi satuan yang utuh. Kalo masing-masing
tidak bisa mengintepretasikan ya tmungkin tidak bisa tampil secara
baik.
Peneliti : Oh iya pa, paling sulit dilakukan oleh penari maupun pemain
musik selama pementasan Topeng Klana itu apa pa?
Informan I : Yang paling sulit saya pikir yaitu ketika yang pertama yang saya
katakan jika penari hanya bisa menari tanpa bisa masukin rohnya
Klana otomatis tidak tampil secara utuh. Jika pemusik tidak
memahami gending tersebut, ya, otomatis ini tidak akan nyambung
dengan penari itu. Tapi yang paling fatal sekarang ini yang karena
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
jadi setir adalah pengendang, jadi pengendang harus betul-betul
mumpuni. Sekarang di Cirebon itu semakin tipis pengendang-
pengendang topeng, khusus untuk topeng ya. Ini akan menjadi
kesulitan utk pemusik. Untuk masalah waditra yang lain sebetulnya
sih tidak menjadi masalah. Tapi ya itu masalahnya adalah semakin
sulit pengendang topeng ya.
Peneliti : Adakah rangkaian-rangkaian ritual adat sebelum Tari Topeng
diadakan?
Informan I : Hmm, dulu sih ada. Biasanya seperti semedi, puasa, karena ya Tari
Topeng itu bukan tarian yang sembarang ya. Tetapi karena
perkembangan pengetahuan masyarakat dan Tari Topeng sekarang
sudah diperkenalkan ke tataran masyarakat yang lebih tinggi jadi
banyak penari atau pihak yang sudah tidak percaya atau
menjalankan itu lagi. Biasanya hanya untuk sebatas lebih fokus
saja.
Peneliti : Nah pa, ada ga sih pernyataan kalau di dalam pertunjukannya
penari harus suci atau bagaimana? Terus apakah ada tahapan-
tahapan khusus yang harus dipatuhi?
Informan I : Oh tidak ada. Yang tadi sudah saya jelaskan. Perkembangan
pengetahuan masyarakat Cirebon udah berkembang, jadi banyak
orang yang seperti lakukan puasa, atau meditasi hanya semata biar
fokus dan menyerahkan diri kepada yang di atas.
Peneliti : Oh gitu pa. Pertanyaan selanjutnya, gerakan yang dibawakan oleh
penari ada simbol dari budaya Cirebonnya ga pa? Misal, seperti
cara berjalan, cara menggerakan tangan? Kayak misal juga jalan
dengan sopan gitu pa
Informan I : Kalo di Klana memang ada makna tersendiri ya dalam gerakan
langkah kaki. Bahwa Cirebon itu tidak pernah, walaupun gagah
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
tapi tidak pernah mengangkat kaki terlalu tinggi. Gitu ya. Itu
adalah ciri dari pada Cirebon, ya, gerak-gerak itu. Tidak seperti
yang di Jawa Tengah atau Jawa Timur itu kan kalo nari ngangkat
kakinya tinggi, nah kalo Cirebon engga. Dan juga ada gerak-gerak
yang lain yang mencirikan karakter masyarakat pesisir.
Peneliti : Itu artinya apa pa? Yang engga mengangkat kaki tinggi itu pa?
Informan I : Ya itu artinya masih melakukan anggah ungguh walaupun
misalnya dia tuh punya sikap keras dan sombong tetapi tidak
merendahkan para leluhurnya, para sesepuhnya. Inilah Cirebon
memiliki santun. Bukan Cuma di Tari Topeng aja ya, tarian apa
saja di Cirebon tidak bisa mengangkat kaki yang tinggi-tinggi,
sebatas tidak melebihi lutut. Ya, bahwa kekakuasaan itu yang
punya cuma Allah.
Peneliti : Wah dalam sekali ya pa (hehehe...) melalui Tari Topeng ini apakah
masyarakat Cirebon dapat memahami makna-makna atau nasihat
yang coba disampaikan? Masyarakat Cirebon tuh bisa ngerti kalo
tuh tidak boleh sombong seperti itu pa
Informan I : Ya seperti yang bapak katakan, Topeng ada lima wanda, nah ini
kan ciri-ciri dari manusia. Jika menonton salah topeng babakan
peran adegan yang pertama yaitu topeng panji, wanda panji itu kan
yang punya kelembutan, kedoknya juga putih bersih itu merupakan
ibarat bayi yang baru lahir artinya punya kesucian dan bersih. Nah,
ini kan bisa diserapi oleh penonton. Kemudian Topeng Pemindo,
itu yang kedua, nah warna kedoknya putih tapi di dahi ada rambut
keriting, ibaratkan orang yang mulai remaja nah jadi agak genit,
ganjen, ya. Terut topeng rumyang, ini seseorang yang beranjang
dewasa, ini sudah tahu kehidupan mana yang biak dan mana yang
ga ya, ini karakternya alim. Nah yang keempat itu Tumenggung,
ini seseorang yang punya kedudukan dan tanggung jawab atas
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
jabatan itu. Yang terakhir itu Klana ya, yang memiliki karakter
sombong itu. Dan itu nasehta-nasehat, bahwa itu tidak benar.
Bahwa kita harus tahu kita ini baru lahir demikian, remaja
bagaimana, dewasa bagaimana, ketika punya jabatan itu
bagaimana, itu semua ada di lima wanda itu.
Peneliti : Nah pa, Tari Topeng kan mengandung makna dari budaya Cirebon
itu sendiri dan apakah Tari Topeng merupakan simbol budaya
Cirebon? Contohnya apa pa?
Informan I : Ya, tentu dalam ini topeng itu dalam sejarah itu kan berasal dari
jawa timur aslinya, nah ketika cirebon menjadi pusat para wali
untuk syiar agama Islam, nah maka sunan gunung jati, sunan
kaliaga, itu melakukan inovasi-inovasi ya, disesuaikan dengan
syiar-syiar Islam. Pada waktu itu yang ditampilkan wayang kulit
dan tari topeng. Biasanya siangnya topeng malamnya kulit. Nah....
begitu. Karna yang menciptakan para wali dan untuk syiar Islam di
Cirebon tentunya apapun ini sudah menjadi milik budaya
masyarakat Cirebon. Karna perbedaannya jelas, topeng cirebon
dengan topeng jawa tengah atau jawa timur beda, topeng bali juga
beda, sama topeng betawi juga beda. Nah topeng yang paling
lengkap itu yang di Cirebon karena memiliki lima wanda itu.
Peneliti : Oh gitu pa. Tari Topeng itu apakah merupakan salah satu hasil dari
budaya masyarakat Cirebon? Maksudnya apapakah tari topeng
tercipta karena hasil dari budaya masyarakat Cirebon atau
masyarakat sadar budaya Cirebon setelah adanya tari Topeng?
Informan I : Saya rasa begini, bukan budaya masyarakat Cirebon. Tapi ini
budaya titis waris ya dari leluhur Cirebon. Nah ya kan, tapi bukan
masyarakat Cirebon yang ciptain. Tadi saya sampaikan yang
ciptain sunan kalijaga, sunan gunung jati, sunan panggung, di
cirebon, ini tujuannya untuk syiar Islam. Ini di titis wariskan turun
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
temurun ya. Setelah para wali tidak ada diteruskan kepada siapa-
siapa dan sampe anak-anak cucunya, dan sampe sekarang. Dan itu
jadi katakanlah salah satu kearifan Cirebon ya, artinya salah satu
budaya Cirebon ya. Jadi bukan masyarakat Cirebon yang ciptain,
ini titis waris dari leluhur Cirebon.
Peneliti : Berarti Tari Topeng ini merupakan budaya Cirebon ya pa, bukan
sekedar kesenian yang dibuat sama masyarakat Cirebon?
Informan I : Ya, ya. Jadi begini.... topeng adalah salah satu kebudayaan
Cirebon. Kebudayaan itu kan terdiri didalamnya kan ada kesenian,
ada sastra, ada lukisan, ada macem-macem. Nah salah satu budaya
Cirebon adalah kesenian Topeng.
Peneliti : Yang membedakan Tari Topeng dengan tarian Cirebon lainnya apa
pa? Kekhasannya?
Informan I : Kalo jenisnya kan jelas. Masuk ke kelompok tari, musik, sastra,
nah.. teater. Tapi yang benar-benar membedakan tari topeng itu,
artinya gerakan mau sampe kapanpun ya itu. Misal, Klana versi
selangit, misal dari sono nya begitu ya begitu. Misalnya tarian yang
lain tari tayub bisa berubah-ubah tergantung pada pelakunya.
Peneliti : Jadi biarpun sudah modern, tidak bisa diubah ya pa. Pa, di seluruh
wilayah Crebon ini pertunjukannya sama ga sih pa? Atau sesuain
sama budaya setempat?
Informan I : Tari Topeng itu kan terbagi banyak sekali, banyak versi juga. Yang
saya tau yang berbeda itu losari, dia punya urutan-urutan sendiri
tapi tetap sama pakem-pakemnya. Kayak misal kan ditampilin lima
topeng panji, samba, rumyang, tumenggung, klana. Nah itu
urutannya beda gitu ga selalu urutan begitu. Tapi yang lainnya
sama urutannya.
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
Peneliti : Urutannya harus begitu ya pa? Berarti mulai dari Panji, hmmm
Samba, Rumyang, Tumenggung sama Klana. Nah itu kenapa sih pa
harus urutannya begitu? Apa ada makna tersendiri?
Indorman I : Iya. Jadi apa karena itu sudah merupakan artinya betul-betul tari
tradisional yang diciptakan oleh para wali, ya, jadi ga sembarang.
Tapi kalo tari jaipong kan bisa di kreasi apa kan. Jadi bedanya itu.
Kalo tari topeng itu betul-betul punya pakem-pakem yang tidak
bisa dilacurkan oleh siapapun. Jadi semua topeng itu punya arti
dari ajaran Islam. Panji, Topeng Panji yang memaknai hubungan
manusia dengan Allah, makanya gerakannya pun halus artinya juga
SIJI berhubungannya dengan Allah. Topeng Samba, kita tuh harus
mengikuti segala perintah-perintahNya. Nah ada Rumyang, jadi
kita tuh harus sentiasa berdoa. Topeng Tumenggung selalu
memberikan kebaikan sesama manusia. Nah terakhir, Topeng
Klana, kita harus terus berikhtiar, senantiasa mencari kebaikan.
Nah ga bisa diubah itu, udah dari sananya.
Peneliti : Oh gitu pa,. Nah pa, kalo sejarah adanya Tari Topeng tuh
bagaimana sih pa?
Informan I : Jadi, ketika jaman kejayaan jenggala ya, jenggala itu kan di Jawa
Timur. Di bawah kekuasaan Prabu Panji Dewa, ya, yang
wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, kemudian Bali
kemudian madura juga. Nah itu topeng sudah ada, menceritakan
cerita singkat tentang raja saat itu. Nah kemudian topeng itu
dibawa ke jawa tengah.. jawa Barat. Nah waktu itu, Cirebon
menjadi pusat para wali untuk syiar Islam, ya, Di cirebon pada
waktu itu. Maka itu, diciptakan oleh para wali bagaimana bahwa
topeng merupakan salah satu alat syiar Islam. Jadi, pada walnya
topeng di Jenggala hanya sebuah hiburan tentang cerita raja-raja,
tetapi ketika nyampe di cirebon, kemudian dibuat lebih spesifik
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
yaitu dengan untuk syiar Islam dengan menggunakan penampilan
dalam lima wanda itu. Beda artinya pada saat dulu itu tidak ada
samba kemudian Klana. Itu ya. Itu setelah ada di Cirebon itulah
karakter-karakter lima wanda itu diciptakan oleh para wali.
Peneliti : Jadi karakter dari topeng itu, bener-bener khas Cirebon ya Pa?
Informan I : Ya, khusus untuk lima wanda itu ya. Kan ada juga topeng yang lain
kayak di betawi, di bali, gitu ya. Kan ada juga tapi khusus di
Cirebon punya karakteristik yang luar biasa karena sebagai syarat
syiar islam yang semuanya itu menggambarkan karakter-karakter
manusia.
Peneliti : Hehehe (tertawa) Oke pa, pertanyaannya sudah selesai. Terima
kasih ya pa.
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
Nama Informan II : Baeda Purbasaputri
Tempat & Tgl Lahir : Cirebon, 16 Maret 1972
Pekerjaan : Pemilik sanggar tari
Purbasari Cirebon
Aktivitas Sosial : Seniman Tari Topeng
Cirebon
Nama Informan III : Tody Bintang
Tempat & Tgl Lahir : Cirebon, 26 Juli 1974
Pekerjaan : Produser CirebonTV
Aktivitas Sosial : Pengamat Seni
Budaya Tradisional
Cirebon
Peneliti : Halo Bu Baedah, saya mau tanya nih tentang Ttari Topeng
khususnya Topeng Klana. Apa sih mba yang membedakan
kesenian Tari Topeng dengan kesenian tradisional Cirebon
lainnya?
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
Informan II : Yang membedakan yang pasti kalo yang namanya Tari Topeng
salah satu tarian yang memakai kedok. Topeng adalah kedok
sebagai penutup. Jadi yang membedakan Tari Topeng Cirebon
yang memakai kedok, mungkin tari tradisional lainnya ya tidak
menggunakan kedok. Itu sih yang pastinya
Peneliti : Yang benar-benar ciri khas tari topeng yang tidak bisa dibedain
dengan Tari Topeng yang lainnya tuh apa? Dari unsur
tekniknya, gitu
Informan II : Yang membedakan tari topeng itu mempunyai karakter yang
pasti. Di dalamnya itu ada karakter-karakter khusus dan ada
maknanya. Misalnya dengan awal tujuannya Tari Topeng itu
seperti apa, itu ada. Jadi kalo tarian tradisional ya topeng, kalo
yang lainnya kan ada kesenian di musik seperti Tarling, terus
ada wayang, jadi ya yang utamanya tari di Cirebon ya Tari
Topeng.
Peneliti : Nah tujuannya dari Tari Topeng itu apa sih?
Informan II : Awalnya? Konon katanya, ya karena saya juga hidup dijaman
sekarang. Konon katanya dulunya digunakan sebagai salah satu
sarana unutk menyebarkan agama Islam oleh Sunan Gunung
Jati, Sunan Kalijaga, dan Nyi Mas Gandasari yang awal-awal
menarikan Tari Topeng, gitu.
Peneliti : Ada berapa jenis karakter di Tari Topeng itu sendiri? Apakah
ada penjelasan khusus dari masing-masing karakter?
Informan II : Iya, karakter pokoknya itu ada lima. Yang pokoknya itu ada
Panji, Samba, Rumyang, Tumenggung, dan Klana. Ini masing-
masing ada karakter khusus. Yang pertama, Panji. Panji itu
menggambarkan ibaratnya seperti bayi yang baru lahir, kenapa
di ibaratkan bayi yang baru lahir? Karena gerakannya benar-
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
benar halus terus suci dan agung. Panji itu SIJI jadi
hubungannya dengan yang di atas. Gerakannya halus walaupun
musiknya keras, rame, tapi gerakannya tetap halus, kayak bayi
aja biar dia pengen sesuatu dia pasti nangis tapi gerakannya ga
bisa ngapa-ngapain, ya itu Panji.
Nah, kemudian Samba atau Pamindo. Kenapa Samba di sebut
juga Pamindo karena biasanya ditampilkan ke dua. Itu
menggambarkan anak-anak, karakternya lincah, centil,
menggambarkan anak-anak, gerakan nya seperti anak-anak
yang penuh kelincahan, ya itu Tari Topeng Samba. Kedoknya
juga hapir sama kayak Panji warna Putih tapi ada rambut-
rambutnya.
Kemudian yang ketiga Rumyang, lebih meningkat lagi dari
anak-anak ke remaja. Di sini gerakannya ganjen tapi tidak
begitu centil, di sini artinya sudah bisa membatasi, tapi
ganjennya masih ada. Itu penggambaran remaja, dan kedoknya
juga warnanya Pink.
Keempat itu Tumenggung. Ini menggambarkan sosok manusia
yang sudah mapan, dewasa, artinya sudah dapat menguasai
nafsunya, sudah memiliki tanggung jawab. Nah itu
tumenggung. Gerakannya pun lebih mantap, gagah dan tegas.
Kedoknya ada yang warnanya oranye ada yang merah jambu
tentu saja berkumis.
Nah, ya terakhir itu Klana. Ibaratnya manusia itu puncak
kekuasaan. Bisa diibaratkan Raja. Di sini Raja tapi tidak bisa
menguasai diri, dimana manusia kalo sudah mencapai
puncaknya biasanya suka lupa diri, jadi gerakannya tetap
gagah, mantap tapi tidak terduga, tidak terkendali, kadang
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
gerakannya ke kanan atau ke kiri, jadi diibaratkan penuh
dengan godaan.
Nah untuk karakter-karakter yang lain hanya pendukung seperti
kedok pentul, ada kedok enyo itu untuk bodoran atau lawakan
biasanya untuk selingan-selingan di tari topeng.
Peneliti : Ooh gitu bu, nah sejarah Tari Topeng itu sendiri gimana sih
bu?
Informan II : Nah ya itu tadi. Di Cirebon itu sendiri kan, jaman Wali itu
sebagai sarana penyebaran agama Islam. Nah, sebenarnya Tari
Topeng itu sendiri belum terbentuk sebagai Tari Topeng
Cirebon. Tarian yang menggunakan kedok itu sendiri berasal
dari Kediri, ya, Kerajaan Kediri, kemudian dibawa oleh
seniman bebarang ke arah Barat hingga sampailah ke Cirebon.
Bebarang itu ngamen, dari satu rumah hingga ke Cirebon. Pas
Tari Topeng sudah sampe Cirebon di sini sedang terjadi
penyebaran agama Islam. Maka para Wali dan Nyi Mas
Gandasari itu membuat konsep garapan dengan bentuk tari
topeng maka dinamakan Tari Topeng Cirebon. Kemudian kan
Tari Topeng Cirebon itu menyebar ke arah Barat lagi jadi tarian
dasar tarian di Bandung. Dulunya awal gerakan-gerakan di
sana itu dari Topeng Cirebon. Kan ada Tari Topeng Koncaran,
ada Tari Topeng Bandung gitu kan.
Peneliti : Dalam pementasan Tari Topeng Klana, bagaimana sih situasi
dan kondisi yang biasa terjadi? Misalnya penonton harus duduk
di kursi atau duduk bersila
Informan II : Tergantung situasi dimana pementasan itu dilaksanakan ya.
Kalo umpamanya pementasan itu dilaksanakan di orang hajatan
ya mereka ada yang berdiri, ada yang duduk, jadi tidak harus
duduk dengan manis. Tapi misalnya diadakannya di hmmm..
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
jaman dulu mah tidak ada panggung jadi di acara-acara khusus,
di acara ngunjung, itu ngunjung tuh acara di kuburan-kuburan
peringatan di makam leluhur, kan biasanya tidak ada panggung,
biasanya pake tikar, penonton yang paling depan ya otomatis
duduk, yang dibelakang tetap berdiri. Jadi tidak ada keharusan
penonton harus duduk, penonton harus berdiri. Tergantung
dimana kita menari, gitu aja.
Peneliti : Berarti di kuburan juga ada pementasan?
Informan II : Iya, untuk keluarga saya, itu tiap tahun di Astana Gunung Jati,
di komplek perkuburan Sunan Gunung Jati, setiap bulan
Sedekah Bumi sebelum maulud ya. Sedekah bumi itu hasil
bumi manusia, panen, ngunjung laut, nah di situ. Ini biasanya
diadakannya siang hari, tapi ada juga yang siang dan malam
hari.
Peneliti : Biasanya situasi dan keadaan selama pementasan Topeng
Klana, maksudnya urutan-urutannya dalam pementasan
biasanya apa saja
Informan II : Ya urutannya seperti yang dijelaskan tadi, Panji, Samba,
Rumyang, Tumenggung, dan Klana
Peneliti : Oh, berarti setiap pementasan itu semua di pentasin?
Informan II : Iya, tapi ngga selalu. Kalo yang hajatan atau pementasan-
pementasan khusus seperti di Astana Gunung Jati ya itu,
berurutan. Seperti itu.
Peneliti : Biasanya durasi setiap pementasan berapa jam Bu?
Informan II : Tergantung kondisi ya, dimana pementasan itu dilaksanakan.
Kalo di orang hajatan kita bebas mau sepanjang apa juga misal
satu tarian ya bisa. Kita bisa durasi di atas 20 menit. Tapi kalo
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
untuk acara seperti launching atau acara-acara di hotel atau di
gedung, kadang mereka meminta 10 menit bahkan 5 menit. Ya
itu tergantung kondisi permintaan yang hajatnya. Tapi kalo
hajatan atau acara-acara ngunjung kita nari berapa menit pun
satu tarian tidak masalah.
Peneliti : Ada syarat khusus ga bu sebelum mengadakan pementasan?
Misalnya kayak ritual-ritual
Informan II : Hmm mungkin dulu iya ya, kalo sekarang sih apa ya sesuai
dengan perkembangan jaman sih udah tidak ada syarat yang
begitu ya. Ya ada beberapa yang masih, paling ya
mempersiapkan kesehatan fisik, ya paling puasa, ya tujuannya
kan bagus, tapi untuk jaman sekarang agak susah melakukan
hal-hal itu.
Peneliti : Bagaimanakah gambaran saat pementasan Tari Topeng
khususnya untuk Klana? Misal sikap keadaan penari dan
pemain musik
Informan II : Ya mungkin lebih semangat ya. Karna musiknya juga lebih
atraktif jadi ya persiapannya ya siap fisik. Topeng Klana kan
gerakannya lebih atraktif, lebih membutuhkan tenaga. Pemusik
juga ya lebih semangat ya karna otomatis gerakannya atraktif,
musiknya juga harus bener-bener keras. Lain lagi kalo Panji,
lebih kalem, lebih nyantai. Gerakan tangannya juga sedikit.
Peneliti : Pertanyaan selanjutnya ini udah di jawab tadi sebelumnya, tapi
ini sih untuk pernyataan aja ya bu biar lebih jelas. Dimanakah
dan kapan pementasan Tari Topeng diadakan? Apakah
pementasan setiap karakter disesuaikan dengan parayaan /
acara tersebut?
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
Informan II : Hmm, tidak harus sih sebenernya ya. Tidak harus setiap
karakter disesuaikan dengan acaranya, atau sebaliknya ya.
Engga harus seperti itu. Tapi ada juga misalnya ada yang
percaya bahwa misalnya untuk pembukaan acara rumah makan
atau apa, jadi jangan bawakan tari Topeng Klana. Karna aura
Topeng Klana itu penuh emosi, panas, warna nya merah. Jadi
mereka mintanya yang Tumenggung, lebih gagah, mantap.
Tapi ada juga yang minta gerakannya yang aktraktif apa.
Tergantung konsumennya. Tapi untuk orang hajatan biasa
bebas.
Peneliti : Jadi berarti Tari Topeng itu bisa dipentasin kapan aja ya bu,
engga harus untuk acara-acara khusus seperti Lebaran, Maulud
Nabi...
Informan II : Oh engga engga. Dulu memang Tari Topeng itu diadakan
untuk ritual khusus. Ya seperti yang saya bilang dulu kan di
pakai untuk menyebarkan agama Islam dengan para Wali.
Kemudian menyebar ke beberapa daerah sehingga menjadi ada
beberapa gaya yang ada di Tari Topeng Cirebon seperti gaya
Gegesik, nah saya gaya Gegesik, kemudian ada gaya Selangit,
ada gaya Palimanan, ada gaya Losari, bahkan menyebar ke
daerah Indramayu, jadi gaya Indramayu, ke Majalengka jadi
ada Topeng Majalengka, jadi seperti itu.
Peneliti : Kalo gaya Gegesik itu seperti apa bu?
Informan II : Sama dengan lainnya sebenernya, ya lima karakter. Cuma yang
membedakan variasinya. Misal dalam tarian Gegesik ada
gerakan, namanya gerakan adubapak, kalo di tarian Gegesik
adubapak seperti ini (menggerakan pundak), tapi tetep
iramanya hanpir sama. Seperti itu. Hanya variasi. Tapi
karakternya tetep sama.
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
Peneliti : Oh... hanya variasi ya bu. Nah bu, di dalam kesenian Tari
Topeng Klana apa saja simbol atau barang yang digunakan
untuk menyampaikan cerita? Dan tipe peristiwa atau cerita
seperti apakah yang disampaikan dalam Topeng Klana?
Informan II : Sebenarnya, tidak ada cerita khusus ya yang disampaikan.
Cuma lebih ke gerakan-gerakan, ini loh Klana itu seperti
Rahwana, yang artinya orangnya penuh emosi karakternya, jadi
jangan tiru seperti itu kan. Apalagi digambarkan dengan merah
semua jadi penuh marah, penuh nafsu, tidak ada penyampaian
khusus sebenarnya.
Peneliti : Terus simbol atau barang yang biasanya digunakan seperti apa?
Informan II : Nah untuk saat ini itu kalo nari Topeng Klana ya harus merah.
Untuk saat ini. Jaman dulunya tidak. Jaman dulu kita baju
bebas, artinya kostum sih memang seperti itu, tapi warnanya
bebas, kita bisa pake warna item, kita bisa pake warna coklat,
atau warna yang lainnya, biarpun menarikan topeng Klana.
Karna perkembangan jaman, bahwa Klana itu penuh amarah
penuh emosi jadi cocok dengan warna merah, makanya
sekarang bajunya warna merah, kainnya juga ada warna
merahnya, seperti itu, di sesuaikan dengan kedoknya warna
merah yang dari dulu warna kedok warna merah. Kostumnya
aja, jadi sekarang kan orang semakin tau bahwa warna merah
menggambarkan emosi, sifatnya panas. Seperi itu sih.
Peneliti : Berarti hanya untuk mendukung karakter dari Klana itu sendiri
ya. Nah, apakah cerita ataupun peristiwa yang disampaikan
melalui Topeng Klana disesuaikan dengan sejarah dan juga
kebiasaan budaya masyarakat Cirebon? Misal Klana itu sosok
yang sombong, itu ada kaitannya tidak dengan budaya
masyarakat Cirebon.
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
Informan II : Ya sebenarnya, bukan hanya masyarakat Cirebon ya. Kalo
untuk namanya karakter yang ibaratnya tingkat emosinya tinggi
kalo udah mencapai puncaknya suka lupa. Itu kan bukan
masyarakat Cirebon saja, itu kan umum ya. Cerita Klana hanya
untuk penyampaian kepada masyarakat bahwa ini loh Klana
menggambarkan kesombongan, keserakahan, jadi sebaiknya
jangan ditiru, seperti itu.
Peneliti : Ada suatu syarat yang menentukan siapa yang menjadi penari
dan siapa yang pegang alat musik? Misal penari harus
perempuan atau sinden dan pemegang alat musik harus laki-
laki.
Informan II : Tidak harus. Jaman dahulu jaman sekarang penari tidak harus
perempuan atau laki-laki. Karna memang dari dulu itu seperti
awalnya Nyi Mas Gandasari itu perempuan, tapi kemudian ke
sini-sini bapak saya penari Topeng, yang dari Selangit juga ada
Pa Jana, laki-laki juga. Jadi siapapun yang bisa menari topeng
silahkan. Begitupun yang menabuh gamelan, jadi ya tidak ada
khusus misal yang menabuh kendang harus laki-laki, tidak ya.
Jadi, siapa yang sudah menguasai silahkan, pemain musik
biasanya laki-laki, tapi ada juga yang perempuan.
Peneliti : Apakah setiap urutan dalam pementasan ada pesan-pesan
khusus? Misalnya ketika musik mulai dahulu kemudian penari
bergerak.
Informan II : Iya memang dalam tari topeng musik mulai duluan, penari baru
bergerak. Tapi tidak ada arti khususnya ya. Biasanya itu musik
sebagai pembuka, biasanya dinamakan kalo musik mulai
sebelum menari itu namanya gagalan, ya, gagalan itu sebagai
pembuka. Biasanya di dalam satu tarian ada dua tingkatan, ada
dodoan dan ada kering. Ada musik dodoan dan ada kering.
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
Kalo dodoan itu awal-awal, kita menari awal-awal jadi masih
kalem. Pas kering itu irama lebih cepat, jadi gerakan juga lebih
dinamis, gitu.
Peneliti : Pertanyaan selanjutnya, hmm jenis musik dan bahasa yang
digunakan apa bu? Mana dari nyanyian ataupun cerita yang
dibawakan oleh Sinden.
Informan II : Ya, bahasa Cirebon, bahasa Jawa nya Jawa Cirebon. kalo untuk
instrumen musiknya ya gamelan. Tidak ada makna khusus
sinden menyampaikan. Hanya lagu, irama klasikan saja ya,
misalnya pelengkap saja ya, engga ada pesan khusus.
Peneliti : Ada pesan langsung dan tidak langsung dari sinden ngga sih
bu, misalnya menggunakan pepatah atau cerita sebagainya?
Informan II : Kalo di Tari Topeng Klana tidak ada sinden. Hanya musik
namanya gonjing. Musik cuma Klana, Klana itu biasanya
hanya ambil iramanya dari musik pacul goang, atau irama
bendrong, bukan sinden yang menyampaikan. Hanya nayaga,
penabuh gamelan saja saut-sautan.
Peneliti : Oh jadi tidak ada naratornya ya?
Informan II : Tidak ada, paling biasanya dalam Klana itu paling bodor atau
penabuh keprak itu sebelum Klana muncul ada dialog si bodor
atau penabuh keprak itu ngomong, hanya sepintas tapi itu
merupakan sebagai pembuka bahwa itu tanda Klana mau
muncul. Artinya, Tari Topeng Klana itu mau di tampilkan. Tapi
biasanya di hajatan saja, ada sedikir prolog, seperti itu. Misal
prolognya, “Amblas jalane wong kepatihan, mlampanipun
Klana benggala, dipirit-pirit kumise, dielus-elus simbar
dadane, kaya miring jagat kepatihan”. Ini seperti sajak. Jadi
artinya kalo Klana dateng tuh bikin gempar, karna Klana punya
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
kumis dan punya bulu dada. Sebenarnya kata-kata itu untuk
menarik perhatian penonton.
Peneliti : Ini biasanya yang ngomong cuma satu ya bu? Pemain musik ya
Informan II : Iya, yang biasanya megang kecrek atau keprak. Kecrek tuh
lapisan logam, kotak, yang disusun dan tabuh dengan palu.
Peneliti : Biasanya yang nabuh itu paling tua ya?
Informan II : Ada yang paling tua, tapi yang pasti yang pegang kecrek atau
keprak itu harus mengerti irama kendang, artinya ini
disesuaikan kendang mau lari kemana, dia harus selalu melihat
penari.
Peneliti : Berarti harus yang senior ya. Nah, urutan gerakan yang
dibawakan penari dalam Topeng Klana dan apa saja
maknanya? Seperti ekspresi wajah, postur tubuhnya...
Informan II : Urutan-urutannya ya mulai dari adeg-adeg, diem, kemudian
jalan, jalannya kalo Klana bukan jalan biasa, tapi jalannya jalan
gedig, nah itu kan menggambarkan si Klana itu karna Raja
yang gagah yang serakah jalannya juga kan lebih atraktif.
Makna-makna ya menggambarkan seorang raja yang gagah,
yang serakah, yang penuh emosi, yang kadang gerakannya juga
kita tidak bisa menduga, misalnya oh ini larinya mau ke sini eh
ternyata balik lagi.
Jadi di dalam Tari Topeng Cirebon itu ada pokok-pokok
gerakan. Ada sembilan. Adeg-adeg, pasangan, capang, banting
tangan, jangkung ilo, godeg, gendut, kenyut, nindak. Itu ada
artinya.
Kalo adeg-adeg itu artinya harus berdiri dengan kokoh.
Pasangan, artinya kita senantiasa memberikan tauladan dan
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
berbuat kebijakan dan kebaikan. Capang, itu kita harus selalu
ringan tangan, nolong orang. Banting tangan, kita itu harus
senantiasa bekerja keras. Nah, jangkung ilo, kita itu harus bisa
mengukur keinginan kita dengan kemampuan yang ada. Godeg
itu geleng kepala. Maknanya apa bila melihat saudara kita atau
manusia yang lain yang sedang dilanda masalah kita senantiasa
menggelengkan kepala dan kemudian menolongnya sesuai
kemampuan. Gendut, artinya dalam hidup ini kita tidak boleh
gemuk sendiri, masih banyak saudara-saudara kita yang
kekurangan dan hidup di bawah kemiskinan. Kenyut, itu
artinya kepincut. Kita harus kepincut dengan hal-hal yang
sifatnya positif. Nindak itu kita harus bertindak atau berbuat.
Maknanya kita senantiasa harus di jalan yang di-ridhoi Allah.
Peneliti : Oh dan itu yang nggak bisa diubah itu ya bu? Nah, baju yang
digunakan ada namanya ngga bu?
Informan II : Iya ga bisa diubah itu dan ga bisa dihilangkan, harus
ditampilkan dalam sekali penampilan. Baju ada ada. Dari yang
paling atas dulu ya... Yang buat topi, itu namanya sobra,
kemudian yang warna warni yang panjang dari sobra itu
namanya rawit. Nah yang bunga itu yang di sobra juga itu
namnaya sumping. Kalo hiasan yang di jidat itu namanya
jamang. Turun ke bawah ya, bajunya namanya baju kutung,
baju kutung tuh lengan pendek. Nah celananya, celana sontog.
Kemudian ada krodong, kalo jaman dulu pake batik Juana.
Kalo jaman sekarang paling pake batik aja. kemudian ada kace,
kace itu yang panjang ke bawah itu. Terus ada dasi, kemudian
ada selendang, kalo di Cirebon namanya soder. Terus ada
antog, itu kayak sabuk gitu terus ada obyok penutupnya. Satu
lagi ada kain, kain Cirebonan pastinya, kain panjang kayak
tapi, kain panjang.
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
Peneliti : Ini semua karakter pake kostum yang sama ya bu?
Informan II : Oh iya. Paling kalo jaman sekarang beda warna. Kalo Panji itu
panji pake putih, kalo Samba ada yang kuning ada yang merah
muda. Kalo yang Rumyang itu ijo, kalo Tumenggung itu ada
yang item ada yang biru dongker, Klana merah.
Peneliti : Kalo di panggung harus ada apa aja bu? Kayak misalnya
sejasen gitu bu
Informan II : Dulu jaman dulu untuk pemenasan tari topeng pasti ada
sesajen, kembang-kembang seperti melati. Ditaronya di gong.
Kalo acara kaya Sedekah Bumi suka ada, Ngunjung juga.
Peneliti : Nah biasanya alat musiknya ada apa aja di panggung?
Informan II : Yang pertama kendang, yang ke dua itu saron atau kening,
saron satu saron dua. Ada kedemung, ada jengglong atau
kenong. Ada bonang, ada ketung. Ada kecrek, keprak. Ada
kemanah, terus gong. Kadang ada suling juga.
Peneliti : Jadi ngga ada sindenya ya kaya yang nyanyi ya bu? Soalnya
waktu itu pernah liat yang Panji ada yang nyanyi.
Informan II : Iya ada yang nyanyi tuh di Panji sama Rumyang. Kalo di Klana
ngga ada. Di Tumenggung juga kadang-kadang.
Peneliti : Kalo yang pernah saya liat tuh bu suka ada sawer gitu.
Informan II : Iya suka ada sawer. Biasanya kawer kawer itu sawer. Itu sih
biasanya dari budaya masyarakat setempat saja ya.
Peneliti : Apakah musik, sinden dan tindakan penari saling berkaitan?
Informan II : Iya pasti saling berkaitan, tapi kalo sinden kan ga ada sinden ya
di Klana. Jadi musik dan penari harus saling berkaitan, karna di
dalam Tari Topeng Klana si penari kadang bisa membuat
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
gerakan-gerakan yang khusus, yang tidak bisa diduga, artinya
bukan urutannya, misalnya pada waktu kita atraktif bisa
membuat gerakan-gerakan yang bikin penonton-penonton, kalo
anak kecil menjadi takut, misal kita udah pake kedok nih, di
depan pada duduk anak kecil, kita bisa bikin kadang saat kita
sedang jalan, anak kecilnya di toel sama si Klana, kan anak
kecil itu jadi takut aaaaa, terus kita mundur lagi. Pemusik juga
harus jeli kalo ini mau gerakan ke sini, ini mau gerakan ke sini,
jadi harus bisa membaca gerakan penari, tapi biasanya udah
pada ngerti.
Informan III : Sebenernya Tari Topeng itu kan bentuk petuah jadi saya sempet
melakukan wawancara juga ke tokoh-tokoh yang sudah tua
ternyata Tari Topeng itu kemampuan dari Sunan yang
menyebarkan agama Islam jadi ngambil petuah dan falsafat
semua gerakan itu diambil dari Al-Qur’an sebenarnya. Jadi
pada waktu itu dipake untuk dakwah, nah makanya semua
gerakannya itu bercerita tentang keesaan Tuhan, ya contoh
Panji, kan Panji gambaran tentang manusia yang baru lahir, nah
dimana gerakannya tidak serumit dan sebanyak gerakan-
gerakan topeng lainnya. Nah, ada yang mengatakan bahwa
menggambarkan fase dari kehidupan manusia jadi dari bayi
melakukan perjalanan menerima pelajaran dan akhirnya
menjalani kehidupan yang diterangkan di Tumenggung. Pada
akhirnya orang sudah ada di puncak pengalaman hidup, dia
merasa seolah-olah punya power yang digambarkan di Klana
itu.
Peneliti : Nah Pa Tody, kalo boleh di bilang berarti karakter topeng itu
lebih menggambarkan ke fase kehidupan manusia ya. Nah beda
ya sama Pandwa Lima kan lebih menggambarkan sifat manusia
ya.
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
Informan III : Iya bedanya di situ.
Informan II : Iya betul
Informan III : Jadi sebenernya kita juga banyak bisa belajar kehidupan ini
dari topeng itu.
Peneliti : Nah kalo di Cirebon itu, mungkin saya yang ga tau atau jarang
di pentasin. Nah biasanya banyak di mana sih, maksudnya
lebih sering di tampilin di daerah pinggiran Cirebon soalnya
kalo di Kota hmmm biasanya di festival khusus baru ada, kalo
di acara-acara biasa kan jarang liat.
Informan III : Masuk 2005 ya, Tari Topeng ini tuh sudah memasuki ke
tataran birokrasi.
Informan II : Hmm iya iya 2005.
Informan III : Sebelum era itu memang Topeng itu memang hanya tampil di
panggung-panggungnya rakyat, seperti yang di jelasin sedekah
bumi ya. Sedekah bumi itu acara taunan di setiap desa yang ada
di Cirebon. Acara ini biasanya di laksanakan setelah panen
tiba, ini sebagai rasa syukur maka menggelar Sedekah Bumi.
Informan II : Kalo Ngunjung ya itu di buyut, di kuburan-kuburan itu.
Informan III : Nah biasanya tempatnya kalo tidak di balai desa, tempatnya di
pekuburan leluhur pendiri desa. Nah gitu. Kadang-kadang kita
orang kota ga tau, padahal di desa tersebut rutin dilaksanakan.
Dan biasanya, topeng itu menjadi bagian yang dipentaskan.
Peneliti : Hmm berarti emang lebih banyaknya di daerah pinggiran Kota
Cirebon ya..
Informan III : Iya di daerah kabupaten. Cirebon kan ada dua, kota dan
kabupaten. Kalo bicara di kota, Tari Topeng itu baru
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015
diekpresikan oleh kalangan birokrasi dan kalangan-kalangan
pendidikan kaya sekolah, nah sekolah biasanya misalnya
perpisahan sudah mulai menampilkan Tari Topeng dari siswa
yang di situ. Tapi untuk kaya pesta-pesta panggung rakyat di
kota ini tidak ada. Tapi sekarang setelah adanya tivi lokal yaitu
Cirebon tv hampir setiap minggu menampilkan sangar-sanggar
yang ada.
Jadi betul yang dikatakan oleh Mba Baedah tadi kalo jaman
dulu orang mau nari topeng pake ritual. Tapi sekarang udah ga.
Itu sebenernya lebih ke arah orang lebih konsentrasi, lebih
menjiwai.
Informan II : Nah itu kan, penari Topeng jaman dulu kan yang pentas pake
gamelan ya, kan kalo sekarang pake CD, itu ada kotak kedok.
Penari biasanya ngebelakangin audiens, terus kayak gini dulu
(menundukan kepala) di atas kotak kedoknya. Itu berdoa dulu
sebenarnya mah. Cuman jaman sekarang sudah tidak ada yang
seperti itu lagi. Jarang terjadi lah..
Peneliti : Biasanya di panggung ada apa aja? Maksudnya ada sesajen
atau apa
Informan II : Dulu sih iya ditaro di gong, cuma sekarang udah ga ada yang
begitu. Jarang
Peneliti : Oh gitu. Makasih ya Bu Baedah, Pa Tody juga makasih ya
udah mau di wawancara.
Pola Komunikasi..., Novita Damayanti Djunhaeni, FIKOM UMN, 2015