EVALUASI PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA KASUS DIABETES MELLITUS
INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Cecilia Lenny Pravita Pertiwi
NIM: 028114012
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2006
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan (trend) terapi dan mengevaluasi pemilihan dan penggunaan antidiabetes pada kasus Diabetes mellitus (DM) instalasi rawat inap Rumah sakit Panti rapih yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan deskriptif non-analitik. Bahan penelitian yang digunakan adalah kartu rekam medik pasien Diabetes mellitus instalasi rawat inap Rumah Sakit panti Rapih yogyakarta periode januari-Desember 2005. Data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan profil pasien, profil peresepan, dan pemilihan serta penggunaan antidiabetes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kasus Diabetes mellitus di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, pasien dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki (51 %), pasien terbanyak pada kelompok usia lebih dari 60 tahun (46,1 %). Tipe DM yang paling banyak diderita adalah DM tipe 2 (98,4 %). Pasien paling banyak menderita DM, disertai penyakit penyerta (46 %), dan komplikasi yang paling banyak diderita adalah ulkus (17,5%) . Kelas terapi obat yang paling banyak diresepkan adalah antidiabetes (84,1 %), dan golongan antidiabetes yang paling banyak diresepkan adalah metformin (47,6 %) sehingga dapat disimpulkan pula bahwa trend terapi DM periode Januari-Desember 2005 berpusat pada metformin. Penggunaan antidiabetes oral secara tunggal tercatat paling banyak dibanding penggunaan secara kombinasi (23,0 %). Dari perbandingan hasil terapi pasien diperoleh kesimpulan bahwa kombinasi insulin dengan non sulfonilurea adalah jenis terapi yang paling baik karena paling mampu menurunkan kadar gula darah pasien menjadi mendekati normal sesuai dengan tujuan terapi DM yang utama. Kasus DRP yang terjadi adalah adverse drug reaction (ADR) 4 kasus (6,3%) dan butuh terapi obat tambahan sebanyak 11 kasus (17,5%).
Kata kunci: Diabetes mellitus, Antidiabetes, Drug Related Problem. .
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The purpose of this research was to know the trend of therapy and to
evaluate the antidiabetics selection and usage in diabetes mellitus cases during hospitalization in Panti Rapih hospital in Yogyakarta during January-December 2005.
This research was an observational experimental and done with descriptive non-analytic research design. The material used in this research was medical record of 51 diabetes mellitus patients. The result data was grouped based on patient profile, prescribing profile, and antidiabetics selectipn and utilization.
The result showed that most patient are woman (51%), and 46.1 % in persons age 60 or older. Type 2 DM accounts for as much as 98.4 % of all cases of DM. Most patient have DM with the other disease (46%), and complication disease that often happen are ulcus DM (17.5 %). Antidiabetics are the most prescribing class of therapy (84.1%), Biguanide (metformin) are the most prescribing antidiabetics (47.6%) and from that result we can figure that trend of therapy has change from sulfonilurea to biguanide which is metformin. The utilization of single oral antidiabetics are the most found case (23.0%). The result data of outcome therapy show that utilization combination of insulin and non-sulfonilurea drug therapy are the best way to decrease the level of blood sugar concentration. The DRP cases that happened during therapy are 4 cases of adverse drug reaction (6.3%) and 11 cases of needs additional drug therapy (17.5%). Key words: Diabetes mellitus, Antidiabetics, Drug related problems.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Skripsi ini berjudul “EVALUASI PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN
ANTIDIABETES PADA KASUS DIABETES MELLITUS INSTALASI
RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE
JANUARI-DESEMBER 2005” disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Yesus Kristus, Tuhan dan Sahabat
sejati, yang telah melimpahkan kasih karunia dan kemurahan sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan baik moril
maupun materiil dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan, motivasi dan masukan
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen penguji atas bantuan,
bimbingan dan saran yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji atas bantuan, bimbingan, dan
saran yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bapak JB. S. Amir Marwata selaku wakil direktur SDM dan informasi rumah
sakit Panti Rapih Yogyakarta atas kesempatan dan bantuan yang diberikan
kepada penulis selama pelaksanaan penelitian di rumah sakit.
5. Seluruh staf rekam medik rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta atas semua
bantuan dan perhatian yang diberikan kepada penulis selama pelaksanaan
penelitian di rumah sakit.
6. Ayah dan Bundaku tercinta, “ Terimakasih untuk setiap doa, kasih yang tanpa
pamrih, kesabaran yang tak berbatas, dan dukungan yang tanpa akhir”.
7. Adikku tersayang Angga, terimakasih untuk kebersamaan , doa, dukungan, dan
semangat yang diberikan.
8. Rikky, terimakasih untruk setiap senyum, doa, dukungan, semangat dan hari-hari
yang penuh makna. “Thanks God I found you”
9. Saudara-saudaraku terkasih, Ninik, Us, dan Senggi. Terima kasih untuk setiap
sapaan, canda tawa dan kebersamaan saat hari-hari burukku.
10. Sahabat-sahabat tercinta Mili dan Kai, terimakasih untuk persahabatan semangat,
bantuan dan loyalitas.
11. Roma dan Orry terimakasih untuk persaudaraan dan semangat dari kalian.
12. Wenny, Astu, Astri, terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
13. Om Yanto dan tante Mirna, terima kasih untuk semua dukungan dan bantuan.
14. Doggy Robertio dan Corel Draw terimakasih untuk hiburan dan perhatian setiap
harinya.
15. Kate, Rina, Novi, Renny, terimakasih untuk kebersamaan di ruang rekam medik.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2002.
17. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pengerjaan dan
penyelesaian skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi pembaca pada khususnya, dan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
Yogyakarta, 12 Desember 2006
Penulis
Cecilia Lenny Pravita Pertiwi
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………….. v
INTISARI …………………………………………………………………………. vi
ABSTRACT ………………………………………………………………………. vii
PRAKATA ………………………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... xv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. xviii
BAB I. PENGANTAR ……………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
1. Permasalahan …………………………………………………………... 4
2. Keaslian Penelitian …………………………………………………….. 5
3. Manfaat Penelitian …………………………………………………….. 7
B. Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 8
1. Tujuan Umum …………………………………………………………. 8
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tujuan Khusus ………………………………………………………… 8
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ………………………………………….. 10
A. Diabetes Mellitus ………………………………………………………… 10
1. Definisi ………………………………………………………………… 10
2. Klasifikasi dan Penyebab ……………………………………………… 10
3. Gejala ………………………………………………………………….. 11
4. Mekanisme Metabolisme ……………………………………………… 12
5. Diagnosis ……………………………………………………………… 13
6. Penatalaksanaan ………………………………………………………. 14
7. Komplikasi …………………………………………………………….. 15
B. Antidiabetes Oral ………………………………………………………….. 16
1. Golongan Sulfonilurea …………………………………………………. 18
2. golongan Biguanid ……………………………………………………... 18
3. Golongan Thiazolidin ………………………………………………….. 19
4. Golongan Penghambat α-Glukosidase …………………………………. 19
5. Golongan Meglitinid …………………………………………………… 19
C. Insulin ……………………………………………………………………... 19
D. Drug Related Problem .................................................................................. 21
E. Keterangan Empiris ……………………………………………………….. 23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………… 24
A. Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………………………… 24
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Definisi Operasional ………………………………………………………. 24
C. Subyek dan tempat Penelitian ……………………………………………... 26
D. Jalannya Penelitian ………………………………………………………… 26
E. Tata Cara Pengolahan Hasil ……………………………………………… 27
F. Kesulitan Penelitian ………………………………………………………. 28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….. 30
A. Profil Pasien ………………………………………………………………. 30
1. Karakteristik Pasien ……………………………………………………. 30
2. Jenis Penyakit …………………………………………………………... 32
B. Profil Peresepan ………………………………………………………….. 36
1. Kelas Terapi Obat ……………………………………………………… 36
2. Golongan Antidiabetes …………………………………………………. 38
C. Pemilihan dan Penggunaan Antidiabetes …………………………………. 38
1. Kombinasi Golongan Antidiabetes …………………………………….. 38
2. Hasil Terapi Pasien DM ……………………………………………….. 40
a. Terapi Insulin ……………………………………………………… 41
b. Terapi Antidiabetes Oral Tunggal …………………………………. 42
c. Terapi Insulin Kombinasi Sulfonilurea ……………………………. 44
d. Terapi Insulin kombinasi Non-Sulfonilurea ……………………….. 45
e. Kombinasi Antidiabetes Oral ……………………………………… 46
f. Tidak Menggunakan Antidiabetes …………………………………. 47
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Kecenderungan dan Kerasionalan Pemilihan Antidiabetes ………………. 48
E. Rangkuman Pembahasan …………………………………………………. 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….... 56
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 56
B. Saran ……………………………………………………………………… 57
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 58
LAMPIRAN ……………………………………………………………………... 61
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………… 88
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mekanisme dan Tempat Kerja Antidiabetes Oral ............................... 17
Gambar 2. Persentase Distribusi Jenis Kelamin Pasien DM Rawat Inap
di RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode januari-Desember
2005 .................................................................................................... 31
Gambar 3. Distribusi Peresepan Antidiabetes Oral tunggal pada Pasien DM
Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode
Januari-Desember 2005 ....................................................................... 43
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I Farmakokinetika Insulin yang Digunakan Secara Subkutan ……… 20
Tabel II. Distribusi Umur Pasien DM Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode januari-Desember 2005 ..................................... 31
Tabel III. Distribusi Kasus DM pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Januari-Desember 2005 ......................................................... 32
Tabel IV. Distribusi Jenis Kasus Penyakit DM pada Pasien yang Menjalani Rawat
Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember
2005 ................................................................................................... 33
Tabel V. Distribusi Komplikasi kasus DM Pasien Rawat Inap Rumah sakit Panti
rapih Yogyakarta Periode januari-Desember 2005 ............................ 33
Tabel VI. Distribusi Jenis Penyakit Penyerta Kasus DM Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005 ................. 35
Tabel VII. Distribusi Kelas Terapi Obat yang Diresepkan pada Kasus DM Rawat
Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember
2005 .................................................................................................... 37
Tabel VIII. Distribusi Golongan Antidiabetes yang Diresepkan pada Kasus DM
Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-
Desember 2005 ................................................................................... 38
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel IX. Distribusi Penggunaan Golongan Antidiabetes yang Diresepkan pada
Kasus DM rawat inap Rumah Sakit panti Rapih Yogyakarta Periode
2005 .................................................................................................... 39
Tabel X. Hasil Terapi Pasien DM Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005 ..................................... 40
Tabel XI. Distribusi Sediaan Insulin yang Diresepkan Pada Pasien DM dengan
Terapi Insulin di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit panti rapih
yogyakarta Periode Januari-Desember 2005 ..................................... 41
Tabel XII. Distribusi Penggunaan Insulin Kombinasi ADO Non-Sulfonilurea Pada
Pasien DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode
Januari-Desember 2005 ..................................................................... 46
Tabel XIII. Distribusi Penggunaan Kombinasi ADO pada Pasien DM Rawat Inap
Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember
2005 ................................................................................................... 47
Tabel XIV. Perbandingan Beberapa Hasil Penelitian Peresepan Antidiabetes Oral
Terhadap Pasien DM .......................................................................... 51
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data rekam Medik pasien Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005 ……. 61
Lampiran 2. Daftar Singkatan dan Istilah ………………………………………… 86
Lampiran 3. Ijin Penelitian ……………………………………………………….. 87
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu kelompok penyimpangan metabolisme
yang ditandai oleh naiknya kadar gula dalam darah, dan diasosiasikan dengan
abnormalitas metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Selain itu DM juga dapat
meningkatkan risiko komplikasi antara lain mikrovaskuler, makrovaskuler dan
neuropati (Triplitt, Reasner, & Isley,2005).
Prevalensi DM terus meningkat, dan dari semua kasus yang ada 90%
diantaranya adalah DM tipe 2. Prevalensi DM tipe 2 di Amerika Serikat kira-kira
8,7% dari semua orang yang berumur 20 tahun ke atas. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya risiko DM diantaranya adalah riwayat keluarga
(orang tua atau saudara kandung yang mengidap DM), kegemukan (≥20% dari berat
badan ideal, atau body mass index (BMI) ≥ 25 kg/m2), kegiatan fisik rutin yang tidak
sehat, ras atau etnis, hipertensi (≥140/90 mm Hg pada dewasa), nilai high density
lipoprotein (HDL) ≤ 35 mg/dL, angka trigliserida ≥ 250 mg/dL, riwayat DM
gestational atau melahirkan bayi dengan berat >4,5 kg, dan riwayat penyakit vaskuler
(Triplitt, et al, 2005).
Berbagai penelitian epidemiologi di Indonesia melaporkan bahwa prevalensi
DM sebesar 1,5-2,3% pada penduduk dengan usia lebih dari 15 tahun bahkan di
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Manado didapatkan prevalensi DM 6,1%. Prevalensi DM pada daerah urban di
Jakarta meningkat dari 1,7% pada tahun 1982 menjadi 5,7% pada tahun 1993.
Demikian pula prevalensi DM di Ujung Pandang pada daerah urban
meningkat dari 1,5% pada tahun 1981 menjadi 2,9% pada tahun 1998 (Anonim,
1998).
Semua fakta diatas menunjukkan bahwa DM merupakan masalah yang
serius dalam masyarakat. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan
DM. Obat-obat antidiabetes yang ada lebih berfungsi sebagai pengendali DM. Obat
antidiabetes yang tersedia di pasaran meliputi antidiabetes oral dan insulin.
Saat ini banyak sekali golongan antidiabetes oral yang dikenal dan banyak
diresepkan sebagai terapi terhadap pasien DM yaitu: sulfonilurea meliputi glipizid,
glikazid, glikuidon, glibenklamid, glimepirid; biguanida meliputi metformin;
penghambat glukosidase-α meliputi akarbosa; thiazolidin meliputi pioglitazon,
rosiglitazon; dan meglitinid meliputi repaglinid dan nateglinid.
Berbagai penelitian seperti yang dilakukan oleh Nadeak (2000)
menyebutkan bahwa antidiabetes oral yang paling banyak digunakan adalah
sulfonilurea dan yang paling sedikit digunakan adalah insulin. Ule (2000)
menyebutkan bahwa golongan sulfonilurea penggunaannya paling tinggi diantara
antidiabetes oral yang lain. Golongan sulfonilurea yang biasa digunakan meliputi
glibenklamida, glikuidon, glikazid, dan klorpropamida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Banyaknya penelitian yang menyebutkan bahwa sulfonilurea adalah
golongan antidiabetes yang paling banyak diresepkan mendorong penulis untuk
membandingkan penggunaan sulfonilurea baik yang digunakan secara kombinasi
maupun tunggal dengan antidiabetes lain terhadap hasil terapi pasien DM. Oleh
karena alasan tersebut maka penulis berniat menyusun skripsi dengan judul
“Perbandingan Penggunaan Sulfonilurea Banding Non-Sulfonilurea Banding
Kombinasi Terhadap Hasil Terapi Pasien Diabetes Mellitus Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005”.
Namun setelah dilakukan penelitian terhadap pasien DM instalasi rawat inap
rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta (RSPR) periode Januari- Desember banyak
muncul antidiabetes selain sulfonilurea sebagai pilihan terapi.
Oleh karena itu, untuk melihat seperti apakah pemilihan dan penggunaan
antidiabetes yang sedang terjadi di Rumah Sakit Panti Rapih (RSPR) Yogyakarta
pada periode Januari–Desember 2005 penulis memilih judul “Evaluasi Pemilihan dan
Penggunaan Antidiabetes pada Kasus Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januri-Desember 2005”. Penelitian juga
mencakup perbandingan hasil terapi pasien DM yang mendapatkan terapi insulin,
antidiabetes oral (ADO) tunggal, insulin kombinasi sulfonilurea, insulin kombinasi
non sulfonilurea, kombinasi ADO, dan pasien yang tidak menerima antidiabetes,
sehubungan dengan pergeseran kecenderungan (trend) pemilihan dan penggunan
antidiabetes yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penelitian dilakukan terhadap pasien rawat inap karena data rekam medik
pasien rawat inap diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih
mempresentasikan kulitas terapi yang sebenarnya. Penelitian ini bertempat di RSPR
Yogyakarta yang mempunyai visi sebagai rumah sakit rujukan yang memandang
pasien sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja dengan memberikan pelayanan
kepada siapa saja secara professional dan penuh kasih dalam suasana syukur pada
Tuhan. Misi RSPR adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyeluruh
secara ramah, adil, profesional, ikhlas dan hormat dalam semangat iman Katolik.
Penelitian ini bertempat di RSPR yogyakarta karena rumah sakit ini menjadi
tempat rujukan bagi banyak rumah sakit lain, sehingga kasus yang terjadi merupakan
kasus-kasus yang kompleks dan menjadikan RSPR sebagai rumah sakit yang layak
untuk penelitian.
1. Permasalahan
Permasalahan-permasalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
a. seperti apakah profil meliputi jenis kelamin, umur, tipe DM, jenis kasus DM,
penyakit komplikasi, dan penyakit penyerta pasien DM yang ada di RSPR?
b. seperti apakah profil peresepan meliputi kelas terapi obat, golongan antidiabetes,
dan distribusi penggunaan golongan antidiabetes pada pasien DM di RSPR?
c. seperti apakah hasil terapi terhadap keadaan akhir pasien mencakup kadar gula
akhir, rata-rata durasi kadar gula mencapai normal, durasi tinggal, dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan kondisi awal pasien mencakup, jumlah penyakit komplikasi, jumlah
penyakit penyerta, kadar gula awal pasien beserta perbandingan hasil terapi antara
pasien DM dengan terapi insulin, ADO tunggal, insulin kombinasi sulfonilurea,
insulin kombinasi non sulfonilurea, kombinasi ADO, dan pasien yang tidak
menerima antidiabetes serta drug related problem (DRP) yang terjadi selama
terapi?
d. seperti apakah pergeseran kecenderungan pemilihan dan kerasionalan
penggunaan antidiabetes pada kasus diabetes mellitus instalasi rawat inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2005?
2. Keaslian Penelitian
Banyak penelitian yang sudah pernah dilakukan menyangkut terapi terhadap
pasien DM diantaranya tercantum di bawah ini:
a. “Gambaran Penggunaan Obat Pada Penderita Diabetes Mellitus di Instalasi rawat
inap RS. Panti Rapih Yogyakarta. Periode Agustus-September 1998” oleh
Damayanti (2000) yang meneliti tentang jenis DM, komplikasi penyakit DM,
rata-rata jumlah obat, golongan obat, dan cara pemberian obat.
b. “Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral untuk Penderita Diabetes Mellitus
Usia Lanjut di Instalasi Rawat Jalan RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-
Juni 1997” oleh Ule (2000) yang meneliti tentang jumlah penggunaan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
antidiabetika oaral (ADO), golongan ADO, dosis pemakaian ADO, dan rata-rata
biaya obat.
c. “Pola Penggunaan Antidiabetika Oral Bagi Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan
di RS Bethesda Yogyakarta Periode Januari-Desember 1998” oleh Nadeak (2000)
yang meneliti tentang jenis ADO, cara pemberian, rata-rata jumlah ADO, jenis
ADO, golongan ADO, dan dosis pemakaian ADO.
d. “Gambaran Peresepan Obat pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi
rawat inap RS Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2001-2002” oleh Triastuti (2004)
yang meneliti tentang kelas terapi DM tipe 2, jenis obet tipe DM 2, jumlah obat
yang diberikan pada pasien DM tipe 2, cara pemberian, bentuk sediaan, dosis
obat, dan lama perawatan pasien DM tipe 2.
e. “Kajian Pemilihan Obat Hipoglikemik Oral pada Terapi Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode
November-Desember 2002” oleh Wijoyo (2004).
f. “Pola Peresepan Obat Hipoglikemi dan Studi Literature Interaksi Obat pada
Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Periode Januari-Maret 2002” oleh Suryawanti (2004).
g. “Pola Peresepan Obat Hipoglikemik Oral untuk Penderita Diabetes Mellitus Usia
Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah sakit St. Antonio Baturaja Sumatra Selatan
Periode Tahun 2002” oleh Sumiyem (2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
h. “Gambaran Penatalaksanaan Diabetes Mellitus pada Pasien Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih Juli-Desember 2003” oleh Utomo ( 2005).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya adalah penelitian ini lebih terfokus pada kecenderungan (trend) terapi
yang diberikan dan yang sedang terjadi serta melihat hasil terapi pada pasien DM
RSPR periode Januari-Desember 2005.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian adalah memberikan informasi mengenai trend
terapi DM yang sedang terjadi serta hasil berbagai macam bentuk terapi baik
dengan menggunakan antidiabetes oral tunggal, insulin ataupun kombinasi
antidiabetes oral dan insulin.
b. Manfaat Praktis
Disamping manfaat teoritis penelitian diharapkan dapat memberikan
masukan bagi tenaga-tenaga kesehatan yaitu dokter, farmasis dan perawat dalam
pengembangan pelayanan farmasi di rumah sakit sehingga dapat meningkatkan
kualitas pelayanan pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian adalah mengetahui pemilihan dan
penggunaan terapi yang diberikan pada pasien DM dan hasil terapi terhadap
pasien DM RSPR Yogyakarta periode 2005.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. mengetahui profil pasien DM meliputi jenis kelamin, umur, tipe DM, jenis
kasus DM, penyakit komplikasi, dan penyakit penyerta pasien DM yang ada
di RSPR.
b. mengetahui profil peresepan meliputi kelas terapi obat, golongan
antidiabetes, dan distribusi penggunaan golongan antidiabetes pada pasien
DM di RSPR.
c. mengetahui hasil terapi terhadap keadaan akhir pasien mencakup kadar gula
akhir, rata-rata durasi kadar gula mencapai normal, durasi tinggal,
dibandingkan dengan kondisi awal pasien mencakup, jumlah penyakit
komplikasi, jumlah penyakit penyerta, kadar gula awal pasien beserta
perbandingan hasil terapi antara pasien DM dengan terapi insulin, ADO
tunggal, insulin kombinasi sulfonilurea, insulin kombinasi non sulfonilurea,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kombinasi ADO, dan pasien yang tidak menerima antidiabetes serta drug
related problem (DRP) yang terjadi selama terapi.
d. mengetahui ada tidaknya pergeseran kecenderungan (trend) terapi terhadap
pasien DM di instalasi rawat inap pada periode penelitian ini dibandingkan
dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes Melittus
1. Definisi
Diabetes adalah penyakit kronik yang membutuhkan pengobatan yang
berkelanjutan dan penanganan oleh pasien sendiri untuk mengatasi komplikasi akut
dan untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi jangka panjang (American
Diabetes Association (ADA), 2005). Menurut Triplitt, et al. (2005) Diabetes mellitus
(DM) adalah suatu kelompok gejala penyimpangan metabolisme lemak, karbohidrat,
dan protein, karena kurangnya sekresi insulin, sensitivitas tubuh terhadap insulin atau
keduanya dan ditandai dengan naiknya kadar gula dalam darah.
2. Klasifikasi dan Penyebab
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi 4 tipe yaitu DM tipe 1 adalah DM
yang disebabkan karena destruksi sel β dan akhirnya yang akan menyebabkan
defisiensi insulin yang absolut. Pasien DM tipe 1 biasanya adalah anak-anak sampai
remaja dan tidak mengalami kegemukan saat pertama kali muncul gejala (Rang,
Dale, Ritter & Moore ,2003). Diabetes mellitus tipe 2 adalah DM yang terjadi karena
meningkatnya resistensi tubuh terhadap insulin yang disertai berkurangnya sekresi
insulin secara progresif , tipe DM spesifik lainnya yang dintaranya disebabkan oleh
kerusakan genetik pada fungsi sel β, kerusakan genetik dari kerja insulin, penyakit
pada pankreas eksokrin, serta kerusakan yang disebabkan oleh obat-obatan dan bahan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kimia lainnya. Tipe DM yang keempat adalah DM gestational yaitu DM yang
terdiagnosis selama masa kehamilan (Anonim, 2005a).
3. Gejala
Tanda-tanda gejala DM tipe 1 adalah dahaga yang sangat, penurunan berat
badan, mudah jengkel, kurang tenaga, lemah dan lesu, dan semut merubungi air
kencing. Gejala DM tipe 2 sebagian besar sama dengan gejala DM tipe 1 tetapi
terdapat gejala yang lebih spesifik yaitu luka atau goresan lambat sembuh, rasa pegal,
nyeri dan rasa ditusuk pada tungkai, dan penglihatan kabur (Johnson, 1998).
Handoko dan Suharto ( 1995) menyebutkan bahwa hiperglikemia yang
hebat sekali dapat membuat darah menjadi hiperosmotik terhadap cairan intrasel.
yang nyata berbahaya adalah gejala glikosuria yang timbul, karena glukosa bersifat
diuretik osmosis, sehingga diuresis sangat meningkat disertai hilangnya berbagai
elektrolit. Hal inilah yng menyebabkan terjadinya dehidrasi, maka badan berusaha
mengatasinya dengan banyak minum (polidipsia). Harris and Greene (2000)
menyebutkan bahwa terjadinya hiperosmolaritas yang parah dapat menurunkan
tekanan intraokuler yang dapat menyebabkan bola mata dan lensa mata mengalami
perubahan bentuk yang kemudian berakibat pada penurunan penglihatan menjadi
buram (blurred vision).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Badan kehilangan 4 kalori untuk setiap gram glukosa yang diekskresi.
Polifagia timbul karena perangsangan pusat nafsu makan di hipotalamus oleh
kurangnya pemakaian glukosa di kelenjar itu.
4. Mekanisme Metabolisme
Manusia memerlukan bahan bakar yang berasal dari makanan yang dimakan
sehari-hari yang terdiri dari karbohidrat termasuk gula dan tepung-tepungan, protein,
atau asam amino, dan atau asam lemak (Suyono,2002).
Di dalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar
makanan tersebut. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan
lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat tersebut akan diserap oleh usus dan kemudian
akan masuk pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan oleh
organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan
bakar, zat harus masuk dulu dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam tubuh zat
makanan terutama glukosa di metabolisme dan menghasilkan energi. Dalam proses
metabolisme tersebut insulin memegang peranan yang sangat penting yaitu
memasukkan glukosa ke dalam sel dimana selanjutnya glukosa digunakan sebagai
bahan bakar (suyono, 2002).
Handoko dan Suharto (1999) menyebutkan, dalam keadaan normal, kira-
kira 50% glukosa yang dikonsumsi mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2
dan air, 5% diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40% diubah menjadi lemak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pada DM semua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
sehingga energi utama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak.
Lebih lanjut Handoko dan Suharto (1999) juga menyebutkan bahwa selain
berpengaruh pada metabolisme karbohidrat, insulin juga berpengaruh pada transpor
beberapa zat melalui membran sel. Dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa
insulin memudahkan penyerapan beberapa jenis zat melalui membran. Dalam hal ini
termasuk glukosa.
Efek insulin pada metabolisme protein adalah insulin merangsang
penggabungan asam amino menjadi protein sehingga dalam keadaan defisisensi
insulin terjadi katabolisme protein.
5. Diagnosis
Kriteria untuk diagnosis DM menurut Triplitt, et al. (2005) adalah seperti
yang tercantum di bawah ini.
a. Gejala diabetes disertai kadar glukosa dalam plasma darah pada keadaan biasa ≥
200 mg/dL (11,1 mmol/L).
b. Keadaan biasa disini maksudnya adalah setiap waktu sepanjang hari tanpa
memperhatikan makan terakhir. Gejala klasik diabetes adalah polidipsi, poliuria,
dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
c. Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L).
d. Puasa disini maksudnya adalah tidak ada masukan kalori selama minimal 8 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
e. Kadar glukosa dalam plasma selam 2 jam setelah pemberian glukosa ≥ 200 mg/dl
ditetapkan dengan OGTT (oral glucose tolerance test).
oral glucose tolerance test harus dilakukan dengan proses seperti yang telah
diberikan WHO. Menggunakan cairan glukosa yang setara dengan 75 g glukosa yang
dilarutkan dalam air.
6. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan jangka panjang adalah memperlambat
timbulnya komplikasi, baik makroangiopati maupun mikroangiopati, dan neuropati.
hal demikian akan dicapai dengan mengendalikan kadar glukosa, lipid dan insulin
dalam darah (Anonim, 1998).
Mengontrol kadar glukosa darah adalah tujuan dasar penatalaksanaan DM.
United Kingdom Prospective Diabetes study (UKPDS) juga menyatakan bahwa
pengontrolan kadar gula darah dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi seperti
retinopati, nefropati, dan neuropati. Selain itu, diet rendah karbohidrat juga
dianjurkan untuk penatalaksanaan DM karena walaupun karbohidrat adalah
kontributor terbesar kenaikan glukosa darah setelah makan, karbohidrat merupakan
sumber energi, vitamin larut air, mineral dan serat yang sangat penting. Konsumsi
karbohidrat yang dianjurkan oleh National Academy of Science-Food and Nutrition
Board adalah 45-65 % dari total kalori (ADA, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Jika penderita telah melaksanakan aturan makan dan olah raga dengan baik
selama 1-6 bulan, tetapi diabetesnya belum terkontrol baik, maka pada penderita
ditambahkan obat antidiabetes oral atau insulin.
Golongan sulfonilurea diberikan terutama untuk penderita dengan berat
badan normal, hati-hati dengan penderita yang gemuk. untuk usia lanjut dianjurkan
untuk menggunakan preparat yang waktu paruhnya singkat yaitu tolbutamid dan
glikuidon.
Golongan biguanid yang dianjurkan adalah metformin, dianjurkan untuk
penderita dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30, atau pada penderita dengan IMT
27-30 dikombinasikan dengan sulfonilurea (Anonim, 1998).
Sementara menurut Triplitt et al. (2005) pasien dengan obesitas (>120%
Berat badan Ideal) tanpa kontraindikasi dapat memulai terapi dengan menggunakan
metformin, sedangkan pasien dengan berat badan mendekati normal dapat
menggunakan terapi insulin. Dikatakan juga bahwa dengan pertimbangan ekonomi
dan efikasi maka metformin dan insulin cenderung menjadi pilihan primer dan
sekunder dalam terapi pasien diabetes mellitus.
7. Komplikasi
Beberapa jenis komplikasi dapat timbul akibat diabetes. Komplikasi paling
sering muncul setelah beberapa tahun diagnosis. Beberapa komplikasi diantaranya
disebabkan oleh kelainan pada gangguan pada pembuluh darah, baik itu pembuluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
darah makro (komplikasi makrovaskuler) maupun pembuluh darah mikro (komplikasi
mikrovaskuler). Adanya disfungsi endotelium vaskuler merupakan inisiasi terjadinya
komplikasi vaskuler.
Yang termasuk dalam komplikasi makrovaskuler adalah peningkatan
kecepatan aliran darah yang sangat umum dijumpai pada pasien DM. Komplikasi
mikrovaskuler lebih jarang dijumpai dan biasanya mempengaruhi retina, ginjal dan
sistem saraf tepi. Diabetes mellitus merupakan penyebab utama terjadinya gagal
ginjal. Adanya gejala hipertensi juga semakin mempercepat kerusakan ginjal. Terapi
pada hipertensi dapat memperlambat terjadinya nefropati dan juga mengurangi resiko
infark miokard.
Diabetes neuropati disebabkan oleh adanya akumulasi tekanan osmotik
yang disebabkan oleh metabolit aktif glukosa (Rang, et al. 2003).
B. Antidiabetes Oral
Perubahan pola makan dan latihan fisik untuk pasien dengan DM tipe 2
kadang tidak cukup menjaga kadar gula darah tetap terkontrol. Antiadiabetika oral
dapat membantu mengontrol diabetes dengan meningkatkan sensitivitas terhadap
insulin, mengurangi output glukosa, meningkatkan absorpsi karbohidrat, atau
menstimulasi penkreas untuk memproduksi lebih banyak insulin (Anonim, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(Anonim, 2005.b)
Gambar 1. Mekanisme dan Tempat Kerja Antidiabetes Oral
Ada 6 kelas antidiabetika oral untuk menangani DM seperti berikut ini.
a.. Golongan sulfonilurea
Menstimulasi pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Biasanya
digunakan bersamaan dengan injeksi insulin.
b. Golongan biguanid (metformin)
Menurunkan produksi gula oleh hati.
c. Golongan penghambat α-glukosidase
Memperlambat absorpsi karbohidrat
d. Golongan thiazolidin
Meningkatkan sensitivitas terhadap insulin.
e. Golongan meglitinid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Menstimulasi pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin (Anonim,
2003.).
1. Golongan sulfonilurea
Mekanisme primer sulfonilurea adalah meningkatkan sekresi insulin.
Sulfonilurea diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu agen generasi pertama dan
agen generasi kedua. Pengolongan tersebut didasarkan pada perbedaan potensi
relatif untuk efek samping selektif dan perbedaan ikatan terhadap protein serum.
Agen generasi pertama terdiri dari asetoheksamid, klorpropamid, tolazomid, dan
tolbutamid. Sulfonilurea agen generasi pertama mempunyai potensi dibawah
sulfonilurea agen generasi kedua. Agen generasi kedua terdiri dari glimepirid,
glipizida, dan gliburid atau glibenklamida (Triplitt et al., 2005).
Sulfonilurea diabsorpsi dengan baik setelah administrasi oral dan kadar gula
dalam darah tertinggi tercapai dalam kurang lebih 2-4 jam.
2. Golongan biguanid
Mekanisme kerjanya adalah meningkatkan sensitivitas baik jaringan otot
ataupun hati terhadap insulin. Hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan
uptake atau ambilan glukosa baik oleh hati maupun jaringan otot (Triplitt et al.
2005). Biguanida juga mengurangi baik terjadinya glukoneogenesis di hati
maupun pelepasan glukosa dari hati ke sirkulasi darah (Harris & Greene, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Golongan thiazolidin
Mekanisme kerja thiazolidin adalah dengan mengikat peroxisome
proliferators activator receptor-γ (PPAR- γ) yang ada di sel lemak dan sel
vaskuler. Thiazolidin meningkatkan sensitivitas jaringan otot, hati, serta jaringan
lemak terhadap insulin secara tidak langsung (triplitt et al. 2005).
4. Golongan penghambat α-glukosidase
Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat enzim-enzim yang ada di
usus halus seperti maltase, isomaltase, sukrosa, dan glukoamilase. Penghambatan
enzim-enzim tesebut akan mencegah terjadinya pemecahan sukrosa dan
karbohidrat kompleks (Triplitt et al. 2005).
5. Golongan meglitinid
Merupakan turunan asam benzoat yang bekerja dengan cara menstimulasi
pelepasan insulin (Harris & Greene, 2000).
C. Insulin
Insulin biasanya diindikasikan pada semua pasien DM tipe 1 dan pada
beberapa pasien DM tipe 2. insulin biasanya diberikan dengan cara injeksi subkutan.
Tersedia banyak sediaan insulin yang dapat dibedakan dari farmakokinetika absorpsi
dan durasi kerjanya (Ritter, Lewis, & Mant, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tabel I. Farmakokinetika Insulin yang Digunakan Secara Subkutan
Tipe insulin Onset (jam)
Puncak (jam)
Durasi (jam)
Durasi maksimum
(jam) Kenampakan
Aksi Cepat Aspart 15-30 1-2 3-5 5-6 jernih Lispro 15-30 1-2 3-4 5-6 jernih Glulisin 15-30 1-2 3-4 5-6 jernih Aksi Pendek Reguler 0,5-1,0 2-3 3-6 6-8 jernih Aksi Sedang NPH 2-4 4-6 8-12 14-18 keruh Lente 3-4 6-12 12-18 20 keruh Aksi Panjang Ultralente 6-10 10-16 18-20 24 keruh Glargin 4-5 - 22-24 24 jernih
Triplitt, et al. (2005) menyebutkan sebelum tahun 2003 produksi insulin
berasal dari insulin sapi atau babi namun sekarang insulin diproduksi dengan
menggunakan teknologi rekombinan DNA manusia.
Keuntungan utama dari insulin manusia adalah produksi dengan
menggunakan kultur bakteri dapat distandardisasi. Selain itu dengan menggunakan
insulin manusia maka antibodi penghalang akan berkurang jika dibandingkan jika
digunakan insulin yang berasal dari hewan. Konsekuensinya beberapa pasien akan
mengalami hipoglikemia jika penggunaan insulin hewan diganti dengan insulin
manusia dengan jumlah unit yang sama (Ritter, et al. 1999).
Insulin terlarut adalah satu-satunya sediaan insulin yang dapat digunakan
untuk pemberian melalui intravena. Jenis insulin intravena digunakan pada keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
DM darurat dan juga dapat diberikan secara subkutan sebelum makan pada kasus DM
kronis.
Pasien diabetes dengan defisiensi insulin absolut harus menerima insulin
dari luar atau disebut juga insulin eksogen. Insulin juga digunakan untuk terapi pada
pasien DM gestational yang dengan diet dan antidiabetes oral tetap tidak dapat
dikontrol kadar gula darahnya (Ritter, et al. 1999).
Insulin didegradasi di hati, otot dan ginjal. Deaktivasi insulin oleh hati
adalah 20% sampai dengan 50%. Kira-kira 15% sampai dengan 20% hasil
metabolisme insulin ditemukan di ginjal. Maka dari itu insulin dosis rendah sangat
disarankan untuk pasien dengan sakit ginjal stadium akhir (Triplitt, et al. 2005).
D. Drug Related Problem
Drug Related Problem (DRP) adalah kejadian yang dialami atau efek yang
tidak diharapkan yang dialami pasien dalama proses terapi dengan obat dan secara
aktual atau potensial bersamaan dengan hasil terapi yang diharapkan pada saat
mendapat perawatan akibat dari suatu penyakit tertentu (Cipolle,1998).
Masalah-masalah yang tercakup dalam Drug Related Problem (DRP) antara
lain:
1. Obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy), meliputi:
tidak ada indikasi pada saat itu, kondisi akibat penyalahgunaan obat (drug abuse),
lebih baik disembuhkan dengan terapi tanpa obat (non drug therapy), menelan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
obat dengan jumlah yang toksik, pemakaian dosis ganda yang seharusnya cukup
dengan pemakaian dosis tunggal, minum obat untuk mencegah efek samping obat
lain yang seharusnya dapat dihindarkan.
2. Salah Obat (wrong drug), meliputi:
kondisi menyebabkan obat tidak efektif, alergi obat tertentu, efektif tetapi bukan
yang paling aman, efektif tetapi bukan yang paling murah, antibiotika resisten
terhadap infeksi pasien, kombinasi yang tidak perlu, obat yang bukan paling
efektif untuk indikasi dan faktor resiko yang kontraindikasi dengan obat.
3. Dosis obat terlalu rendah (dosage too low), mencakup:
terlalu rendah untuk memberikan respon, pemberian terlalu awal, konsentrasi obat
di bawah daerah terapetik, serta obat, dosis, rute, atau konversi formulasi obat
tidak cukup.
4. Adverse Drug reaction (ADR), mencakup:
diberikan terlalu tinggi kecepatannya, alergi, faktor resiko, interaksi obat dengan
makanan, dan obat dapat berpengaruh atau merubah hasil laboratorium.
5. Dosis obat terlalu tinggi (dosage too high), meliputi:
dosis obat yang diberikan terlalu tinggi, kadar obat dalam serum terlalu tinggi,
dosis obat terlalu cepat dinaikkan, dosis dan interval tidak cukup, adanya
kemungkinan akumulasi obat akibat penyakit kronis, dan obat, dosis, rute serta
konversi formula tidak sesuai bagi pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
6. Ketidaktaatan pasien dalam menggunakan obat (inappropriate compliance),
karena:
Tidak menerima obat sesuai jumlah yang telah ditentukan karena medication
error, tidak taat instruksi, harga obat terlalu mahal, dan pasien tidak memahami
aturan penggunaan obat.
7. Butuh terapi obat tambahan (needs additional drug therapy), mencakup:
kondisi medis yang membutuhkan terapi obat baru, keadaan kronis yang
membutuhkan kelanjutan terapi, kondisi yang membutuhkan kombinasi obat
untuk mendapatkan efek sinergis atau potensial, kondisi dengan resiko dan butuh
obat untuk mencegahnya (Cipolle,1998).
E. Keterangan Empiris
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi pemilihan dan
penggunaan antidiabetes pada kasus Diabetes mellitus instalasi rawat inap di RSPR
Yogyakarta periode 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan
deskriptif evaluatif karena berusaha mendeskripsikan atau menjabarkan fenomena
yang ada tanpa melakukan intervensi atau memberikan perlakuan pada subyek uji.
Pengambilan datanya dilakukan secara retrospektif karena dilakukan penelusuran
terhadap data terdahulu yaitu lembar rekam medik pasien DM periode Januari-
Desember 2005.
B. Definisi Operasional
1. Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan pada metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan adanya peningkatan
glukosa darah.
2. Kadar gula normal adalah kadar gula plasma sewaktu ≤ 200 mg/dL.
3. Terapi non sulfonilurea adalah terapi dengan menggunakan obat antidiabetika
oral selain dari golongan sulfonilurea misalnya: golongan biguanid, penghambat
α-glukosidase, thiazolidin, dan meglitinid.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
4. Terapi kombinasi antidiabetes oral adalah terapi dengan menggunakan lebih dari
satu macam golongan antidiabetes oral pada satu periode peresepan.
5. Profil peresepan adalah tata cara pelayanan kesehatan meliputi kelas terapi obat
dan golongan obat antidiabetes yang diberikan.
6. Lembar rekam medik (medical record) adalah lembar catatan dokter,
apotek/farmasis, dan perawat yang berisi data klinis pasien DM Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta seperti nomor register, nomor rekam medis, diagnosis
masuk, diagnosis keluar, umur, jenis kelamin, catatan keperawatan, catatan
perkembangan penyakit, jenis obat, dosis, dan aturan pakai obat yang didapatkan
selama terapi.
7. Keadaan pasien saat keluar adalah keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit
yaitu kedaan sembuh, pulang dengan terpaksa, atau meninggal.
8. Keadaan sembuh adalah keadaan pasien yang membaik dan penurunan kadar
gulanya relatif baik.
9. Hasil terapi adalah keadaan akhir pasien setelah menerima terapi dan menjalani
perawatan di rumah sakit.
10. Kadar gula awal adalah kadar gula pasien saat pasien akan menjalani perawatan
di rumah sakit.
11. Kadar gula akhir adalah hasil kadar gula pasien saat terakhir kali menjalani tes di
rumah sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Subyek dan Tempat Penelitian
1. Subyek penelitian adalah pasien DM rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005.
Unit rekam medik RSPR mencatat terdapat 568 pasien terdiagnosis menderita
DM selama tahun 2005. dari 568 pasien kemudian diambil sampel sebanyak 10%
populasi secara acak yang dilakukan dengan pengundian. Penelitian ini dilakukan
tanpa wawancara dengan dokter.
2. Tempat penelitian adalah unit rekam medik RSPR yogyakarta.
D. Jalannya Penelitian
Penelitian mengenai evaluasi pemilihan dan kerasionalan penggunaan
antidiabetes pada kasus diabetes mellitus pasien rawat inap RSPR Yogyakarta
periode 2005 dilakukan dalam beberapa tahap:
1. Penelusuran situasi
Tahap penelusuran dimulai dengan penelusuran banyaknya kasus DM yang
terjadi di RSPR selama tahun 2005 yang dilihat berdasarkan banyaknya pasien.
Pasien yang tercatat terdiagnosis menderita DM selama periode Januari-
Desember 2005 sebanyak 568 pasien.
2. Pengambilan data
Tahap pengambilan data dimulai dengan pengambilan 10% sampel terhadap
populasi pasien DM RSPR selama periode Januari-Desember 2005 (568 pasien)
yaitu sebanyak 57 pasien. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengundian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Dari 57 pasien yang akan diteliti hanya diperoleh 51 lembar rekam medik pasien,
6 lembar rekam medik pasien lainnya tidak dapat diperoleh karena ada pasien
yang sedang menjalani terapi di rumah sakit, dan tidak dapat ditemukannya
lembar rekam medik pasien. Setelah itu dilakukan pencatatan terhadap lembar
rekam medik pasien sampel. Pencatatan data pasien dilakukan per kasus. Dari 51
pasien didapatkan 63 kasus. Variabel yang dicatat dari lembar rekam medik
antara lain: nomor rekam medik pasien rawat inap, nama pasien, jenis kelamin,
umur, diagnosis keluar, nama dagang obat-obat yang digunakan baik obat
antidiabetes maupun obat lainnya, cara penggunaan, frekuensi, aturan pakai,
penyakit penyerta dan atau penyakit komplikasi yang diderita oleh pasien, dan
kedaan pasien saat keluar rumah sakit.
E. Tata Cara Pengolahan Hasil
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Tabel dan
diagram yang disajikan adalah karakteristik pasien yang mencakup diagram jenis
kelamin dan umur, tabel jenis penyakit termasuk di dalamnya penyakit komplikasi
dan penyakit penyerta yang diderita pasien DM, tabel distribusi peresepan mencakup
tabel jumlah distribusi obat total, distribusi kelas terapi dan golongan obat, dan
distribusi golongan obat anti diabetes, tabel distribusi kombinasi golongan obat
antidiabetes, dan yang terakhir adalah tabel hasil terapi pasien DM. Pada masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
masing tabel dan diagram akan terdapat angka presentase distribusi yang didapat
berdasarkan atas persentase kasus yang terjadi yaitu sebanyak 63 kasus.
Dari data hasil terapi pasien dari masing-masing jenis terapi (terapi insulin,
terapi antidiabetes oral tunggal, terapi insulin dan sulfonilurea, terapi insulin dan non-
sulfonilurea, terapi kombinasi antidiabetes oral, dan tanpa terapi antidiabetes)
dilakukan perbandingan terhadap jumlah pasien, umur, jenis kelamin, jumlah pasien
sembuh, kadar gula awal, kadar gula akhir, durasi kadar gula mencapai normal,
jumlah komplikasi, jumlah penyakit penyerta dan durasi tinggal di rumah sakit.
Perbandingan dilakukan dengan memperhitungkan nilai simpang baku (standard of
deviation (SD)) dari masing-masing kelompok perbandingan untuk mengetahui
ukuran sebaran dan gambaran variasi angka yang ada dalam data. Setelah itu akan
dilakukan pembahasan yang lebih dalam terhadap masing-masing jenis terapi.
Selain hasil terapi akan dibahas pula trend pemilihan antidiabetik
berdasarkan banyaknya jenis antidiabetika yang digunakan sebagai terapi pada pasien
DM dan akan dibandingkan dengan trend terapi DM tahun-tahun sebelumnya.
F. Kesulitan Penelitian
Banyaknya penelitian yang menyebutkan bahwa sulfonilurea adalah
golongan obat antidiabetes yang paling banyak diresepkan mendorong penulis untuk
membandingkan penggunaan sulfonilurea baik yang digunakan secara kombinasi
maupun tunggal dengan antidiabetika lain terhadap hasil terapi pasien DM. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
karena alasan tersebut maka penulis berniat menyusun skripsi dengan judul
“Perbandingan Penggunaan Sulfonilurea Banding Non Sulfonilurea Banding
Kombinasi Terhadap Hasil Terapi Pasien Diabetes Mellitus Rumah Sakit panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005”.
Namun setelah dilakukan penelitian terhadap pasien DM instalasi rawat inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (RSPR) Periode Januari-Desember 2005
ditemukan fakta bahwa sulfonilurea sudah tidak menjadi obat antidiabetes yang
paling banyak dipilih pada pemberian terapi terhadap pasien DM RSPR Yogyakarta
periode Januari-Desember 2005. Oleh karena alasan tersebut maka penulis
mengadakan perubahan pada judul menjadi “Evaluasi Pemilihan dan Penggunaan
Antidiabetes pada Kasus Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta Periode Januri-Desember 2005”.
Selain hal tersebut diatas kesulitan-kesulitan lain yang ditemui selama
jalannya penelitian adalah adanya data rekam medik pasien yang tidak dapat
diketemukan, atau tidak dapat dicatat dikarenakan pasien yang bersangkutan
menjalani rawat inap di rumah sakit. Kesulitan lain yang muncul adalah
ketidaklengkapan data rekam medik pasien berkaitan dengan kadar gula pasien awal
dan kadar gula akhir pasien DM sehingga suit untuk diketahui secara kualitatif hasil
terapi terhadap pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian “Evaluasi Pemilihan dan Kerasionalan Antidibetes pada
Kasus Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Periode Januari–Desember 2005” disajikan dalam 4 bagian yaitu profil pasien DM
secara umum, profil peresepan obat secara umum, pemilihan dan penggunaan
antidiabetes, dan rangkuman pembahasan. Persentase dihitung berdasarkan
banyaknya kasus DM yang terjadi.
A. Profil Pasien
1. Karakteristik pasien
Penelitian dilakukan berdasarkan atas rekam medik (Medical Record)
pasien DM yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari-Desember 2005. Dari pengamatan dan pengumpulan data diperoleh
hasil karakteristik pasien yang terdapat pada tabel II dan gambar 2.
Pada gambar 2 nampak bahwa jumlah pasien pasien laki-laki dan
perempuan dengan kasus DM hampir sama. Hal ini membuktikan bahwa jenis
kelamin bukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya DM. Baik laki-laki
maupun perempuan memiliki faktor resiko yang sama terhadap terjadinya DM.
Namun pada wanita timbulnya DM juga dapat disebabkan karena kehamilan yang
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sering disebut dengan DM gestational. Dari tabel II dapat dilihat bahwa dari 63 kasus
DM yang diteliti, persentase umur pasien yang paling banyak adalah kelompok umur
lebih dari 60 tahun. Hal ini disebabkan karena berkurangnya fungsi faal tubuh dan
menurunnya keadaan fisiologi. Selain itu semakin bertambahnya umur, intoleransi
terhadap glukosa juga meningkat sehingga risiko DM juga meningkat.
49%
51%laki-lakiperempuan
Gambar 2. Persentase Distribusi Jenis Kelamin Pasien DM Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode januari-Desember 2005.
Tabel II. Distribusi Umur Pasien DM Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode januari-Desember 2005
Umur Σ Kasus Persentase (%) 10-20 1 1,5 21-30 0 0 31-40 5 7,9 41-50 16 25,4 51-60 12 19,1 >60 29 46,1
Total 63 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Jenis penyakit
Jumlah kasus DM yang terjadi yaitu sebanyak 63 kasus dikelompokkan lagi
menjadi 4 golongan jenis penyakit yang diderita oleh pasien DM yang bersangkutan
yaitu kasus DM tanpa komplikasi tanpa penyakit penyerta, kasus DM dengan
penyakit penyerta, kasus DM dengan komplikasi, dan kasus DM dengan komplikasi
dan penyakit penyerta. Jenis kasus DM yang diderita oleh pasien rawat inap Rumah
sakit Panti Rapih Yogyakarta disajikan pada tabel III, IV, V dan VI.
Tabel III. Distribusi Kasus DM pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Periode Januari-Desember 2005
No. Jenis DM Σ kasus Persentase (%)
1 DM Tipe 2 62 98,4 2 DM Tipe 1 1 1,5
Total 63 100,0
Pasien DM tanpa komplikasi dibagi menjadi 2 golongan yaitu pasien DM
tipe 2 dan pasien DM tipe 1. Pada tabel III dapat dilihat bahwa jumlah pasien DM
tipe 2 lebih banyak daripada pasien DM tipe 1 . Kasus DM tipe 2 lebih banyak
dijumpai daripada DM tipe 1 karena DM tipe 2 disebabkan oleh peningkatan
kemakmuran hidup masyarakat, sehingga pola makan dan rutinitas hidup masyarakat
juga berubah. Menurut Suyono (1996) DM tipe 2 paling sering ditimbulkan oleh
kegemukan pada penderita. Kegemukan yang terjadi menyebabkan sel β pulau
langerhans yang memproduksi insulin menjadi kurang peka terhadap rangsang yang
berupa kenaikan kadar glukosa dalam darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel IV. Distribusi Jenis Kasus Penyakit DM pada Pasien yang Menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
No. Jenis Penyakit Σ kasus Persentase (%)
1 DM tanpa komplikasi tanpa penyakit penyerta 10 15,8
2 DM dengan komplikasi 23 36,5 3 DM dengan penyakit penyerta 29 46,0
4 DM dengan komplikasi dengan penyakit penyerta 1 1,5
Total kasus 63 100 Tabel V. Distribusi Komplikasi kasus DM Pasien Rawat Inap Rumah sakit
Panti rapih Yogyakarta Periode januari-Desember 2005
No. Komplikasi DM Σ kasus (n=63) Persentase (%)
1 DM + Infarc Heart Disease (IHD) 3 4,8
2 DM + Stroke 3 4,8 3 DM + Ulkus 11 17,5 4 DM + Hipertensi 6 9,5 5 DM + Hipoglikemi 3 4,8 6 DM + Perdarahan Otak 1 1,6 7 DM + Neuropati 1 1,6
8 DM + Chronic Renal Failure (CRF) 2 3,2
Dapat dilihat dari tabel IV, kasus DM dengan penyakit penyerta adalah
kasus DM yang paling banyak terjadi pada pasien rawat inap RSPR Yogyakarta.
Penyakit lain atau penyakit penyerta yang timbul dikarenakan penderita DM sangat
rentan terhadap terjadinya infeksi. Urutan kedua kasus yang paling banyak terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
adalah DM dengan penyakit komplikasi hal ini disebabkan pasien DM yang dirawat
di rumah sakit adalah pasien yang cenderung sudah mencapai kondisi yang tidak
terkendali karena terjadinya kenaikan glukosa darah.
Dari tabel V dapat dilihat kasus komplikasi DM yang paling banyak diderita
oleh pasien rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta adalah DM yang disertai
dengan ulkus. American Diabetes Association (2005) menyebutkan bahwa amputasi
dan ulkus terutama pada kaki merupakan komplikasi utama yang paling sering terjadi
pada penderita diabetes. Hal ini dapat terjadi karena penderita DM sangat rentan
terhadap terjadinya infeksi. Ulkus yang terjadi disebabkan karena berkurangnya
aliran darah yang menuju ke bagian bawah tubuh sehingga resiko terjadinya
kerusakan jaringan akibat infeksi juga meningkat. Tjokroprawiro (1996) juga
menyebutkan bahwa pasien DM 50 kali lebih cenderung menderita ulkus sehingga
pasien DM harus sedapat mungkin menghindari terjadinya ulkus dengan menjaga
kadar glukosa darah. Komplikasi kedua yang paling banyak terjadi adalah stroke. Hal
ini sangat mungkin terjadi karena DM berhubungan erat dengan hipertensi, dan
hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya stroke.
Dari tabel VI dapat dilihat, infeksi merupakan penyakit penyerta paling
umum yang diderita oleh pasien. Diantaranya adalah DM dengan infeksi virus, gastro
enteritis (GE) amoeba, urinary track infection (UTI), dan infeksi pada clavus yang
semuanya berjumlah 6 kasus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel VI. Distribusi Jenis Penyakit Penyerta Kasus DM Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
No. Penyakit Penyerta Σ kasus (n=63) Persentase (%) 1 DM + Faringitis 1 1,6 2 DM + Hiperkolesterol 1 1,6 3 DM + Spondialisis 2 3,2
4 DM + Transcient Ischemic Attack (TIA) 2 3,2
5 DM + Infeksi virus 1 1,6 6 DM + Febris 1 1,6 7 DM + Penurunan visus 1 1,6 8 DM + Vertigo 2 3,2 9 DM + Fraktur 1 1,6 10 DM + PSN 1 1,6 11 DM + Bronkoneumonia 1 1,6 12 DM + Hipoelektrolit 2 3,2 13 DM + Hepatopati 1 1,6 14 DM + kanker payudara 3 4,8 15 DM + Pulamonal metastase 1 1,6
16 DM + Hypertensive Heart Disease (HHD) 1 1,6
17 DM + Urolithiasis 1 1,6 18 DM + Ochitis 1 1,6 19 DM + Polinemopati 1 1,6 20 DM + Pleuropneumonia 1 1,6 21 DM + GE Amoeba 2 3,2 22 DM + hematuri persisten 1 1,6
23 DM + UTI ( Urinary Track Infection) Jamur 2 3,2
24 DM + Gout 1 1,6 25 DM + Clavus terinfeksi 1 1,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Profil Peresepan
1. Kelas terapi obat
Seperti tampak pada tabel VII, obat dengan kelas terapi antidiabetes paling
banyak diresepkan kepada pasien DM hal ini jelas dikarenakan semua pasien
terdiagnosis menderita diabetes. Antidiabetes yang dimaksudkan disini adalah insulin
dan antidiabetes oral termasuk di dalamnya sulfonilurea, biguanid, meglitinid,
penghambat α-glukosidase, serta thiazolidin.
Kelas terapi obat kedua yang paling banyak diresepkan adalah antiinfeksi.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya pasien DM sangat rentan terkena infeksi
sehingga pemberian terapi antiinfeksi memang sangat penting. antiinfeksi yang paling
banyak digunakan adalah dari golongan antibakteri yaitu sefalosporin. Golongan
antibakteri lain yang diresepkan adalah kuinolon, sulfonamid dan trimetorpin,
penisilin, klindamisin, aminoglikosida, makrolid serta tetrasiklin. Selain antibakteri
juga diresepkan antijamur dan antiprotozoa.
Kelas terapi lain yang diresepkan mencakup obat-obat seperti ginkobiloba
dan ekstrak phylantii. Tanaman ginkobiloba mengandung senyawa flavonoid
(ginkgoflavon glikosida) dan atau terpenoid (ginkgolida dan bilobalida) yang dapat
bertindak sebagai antioksidan. Konsumsi ginkobiloba diyakini dapat meningkatkan
sirkulasi darah mikrovaskuler, sedangkan ekstrak phylantii yang berasal dari tanaman
Phyllanthus niruri bermanfaat bagi terapi peluruhan batu ginjal, agen antibakteri, dan
juga sebagai penstimulasi imun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel VII. Distribusi Kelas Terapi Obat yang Diresepkan pada Kasus DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
No. Kelas Terapi Σ kasus (n=63) Persentase (%) 1 Antidiabetes 53 84,1 2 Antiinfeksi 45 71,4 3 Analgesik 19 30,2 4 Ekspektoran 2 3,2 5 Diuretika 10 15,9 6 Antiangina 10 15,9 7 Antireumatik 7 11,1 8 Antihipertensi 26 41,3 9 Antiepilepsi 16 25,4 10 Aritmia Jantung 8 12,7 11 Antihistamin 2 3,2
12 Sedatif dan analgesik periopertif 1 1,6
13 Sirkulasi darah 9 14,3 14 Antiinflamasi 15 23,8 15 Penurun kadar lipid 13 20,6 16 Antiemetikum 10 15,9 17 Antivertigo 1 1,6 18 Sistem saraf pusat 7 11,1 19 Saluran cerna 21 33,3 20 Antistroke 5 7,9 21 Antiplatelet 3 4,8 22 Sistem kardiovaskuler 1 1,6 23 Antifibrinolitik 3 4,8 24 Neutropenia 1 1,6 25 Gizi dan darah 10 15,9 26 Neuromuskuler 1 1,6 27 Infark miokard 1 1,6 28 Neuropati perifer 5 7,9 29 Lain-lain 1 1,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Golongan antidiabetes
Distribusi golongan obat yang diresepkan kepada pasien DM yang
menjalani rawat inap di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-
Desember 2005 akan disajikan pada tabel VIII.
Tabel VIII. Distribusi Golongan Antidiabetes yang Diresepkan pada Kasus DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
No. Golongan Obat Σ Kasus (n=63) Persentase (%) 1 Sulfonilurea 22 34,9 2 Biguanid 30 47,6 3 Penghambat Glukosidase alfa 5 7,9 4 Insulin 28 44,4 5 Meglitinid 3 4,8
Seperti yang disajikan pada tabel VIII, golongan obat antidiabetes yang
paling banyak diresepkan pada pasien DM yang menjalani rawat inap di rumah sakit
Panti rapih Yogyakarta periode 2005 adalah biguanid yaitu metformin. Dari sini
nampak bahwa kecenderungan pengobatan pasien DM rumah sakit Panti Rapih
mengalami pergeseran bila dibandingkan dengan hasil penelitian yang didapat dari
penelitian tahun 1998-2002 yang menyebutkan bahwa golongan obat antidiabetes
yang paling banyak digunakan adalah sulfonilurea.
C. Pemilihan dan Penggunaan Antidiabetes
1. Kombinasi golongan antidiabetes
Kombinasi golongan obat antidiabetes yang diresepkan pada pasien DM
rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta disajikan pada tabel IX.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel IX. Distribusi Penggunaan Golongan Antidiabetes yang Diresepkan pada Kasus DM rawat inap Rumah Sakit panti Rapih Yogyakarta Periode 2005
No. Golongan Obat Σ kasus Persentase (%) 1 Insulin 10 15,9 2 Antidiabetes oral tunggal 15 23,8 3 Insulin + Sulfonilurea 10 15,9 4 Insulin + Non-sulfonilurea 7 11,1 5 Kombinasi antidiabetes oral 11 17,5
6 Tidak menggunakan Antidiabetes 10 15,9
Total 63 100,0
Seperti yang tersaji pada tabel IX, penggunaan antidiabetes oral secara
tunggal mempunyai persentase penggunaan paling besar. Pada Anonim (1997)
disebutkan bahwa penggunaan satu macam antidiabetes oral dimungkinkan pada
pasien yang kriteria pengendalian kadar glukosa dalam darahnya masih tergolong
baik dan diberikan dalam dosis rendah pemeliharaan sedangkan penggunaan lebih
dari satu macam antidiabetes oral dilakukan jika penggunaan satu macam
antidiabetika oral belum mencapai sasaran. Sementara itu penggunaan dua atau lebih
antidiabetes oral jenis yang sama dalam satu kali pakai tidak dibenarkan karena akan
meningkatkan resiko timbulnya hipoglikemia yang parah.
Dari pernyataan dan fakta yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa
sebagian besar pasien DM rawat inap RSPR periode Januari-Desember 2005 adalah
pasien DM yang kriteria pengendalian kadar glukosa dalam darahnya masih
tergolong baik karena penggunaan antidiabetes oral secara tunggal adalah yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
banyak digunakan dibandingkan penggunaan secara kombinasi baik dengan insulin
ataupun dengan antidiabetes oral lainnya.
2. Hasil terapi pasien DM
Pada tabel X akan disajikan hasil terapi pasien DM instalasi rawat inap
RSPR yogyakarta periode Januari-Desember 2005.
Tabel X. Hasil Terapi Kasus DM Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
A B C D E F
Kasus 10 15 10 7 11 10 Umur (thn) 55±13 56±14 67±15 52±23 57±16 69±14 Pria (%) 60 66,7 20 37,5 54,5 45,5 Pr
ofil
pasi
en
Wanita (%) 40 33,3 80 62,5 45,5 54,5 Komplikasi 1 s/d 2 0 s/d 1 0 s/d 1 0 s/d 1 0 s/d 2 0 Penyakit Penyerta 0 s/d 1 0 s/d 2 1 s/d 2 0 s/d 2 0 s/d 2 1 s/d 3
Kea
daan
aw
al
KG Awal 281,6± 128,7
275,1± 194,5
468± 235,8
484,9± 150,5
242,4± 112,1
204,9± 206,5
KG akhir 146,6± 26,9
229,7± 124,2
217,3± 71,4
153± 4,24 - 245, ±3
131,5 Rata-rata durasi KG normal (hari)
5±4,2 2,2±1,6 5±4,3 3,8±2,2 6±1,4 2,5±1,4
Durasi tinggal (hari) 12,3±7,1 7,4±3,7 12±4,8 10±4,2 7,3±2,9 6,4±3,1
Kea
daan
akh
ir
Kasus pasien sembuh 10 14 9 8 11 7
Keterangan: KG : kadar gula A: Insulin B: Anti Diabetes Oral Tunggal C: Insulin + Sulfonilurea D: Insulin + Non sulfonilurea E: Kombinasi anti diabetes oral (ADO) F: Tidak menggunakan antidiabetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Terapi insulin
Pasien DM rawat inap dengan terapi insulin di Rumah Sakit Panti rapih
tercatat ada 10 kasus. Insulin yang diresepkan di instalasi rawat inap rumah sakit
Panti Rapih Yogyakarta untuk pasien DM periode Januari-Desember 2005
mencakup insulin reguler, mixtard, dan insulatard yang takaran unitnya
disesuaikan dengan keadaan kadar gula darah masing-masing pasien (tabel XI).
Insulin reguler (short-acting insulin) paling banyak digunakan karena mempunyai
durasi kerja yang singkat sehingga relatif aman untuk pasien yang sebagian besar
berusia lanjut.
Menurut standar pelayanan medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
tahun 1998 insulin ditambahkan jika kadar glukosa darah belum juga terkontrol
baik walau telah mendapat antidiabetes oral dosis maksimal, tetapi pada kasus
pasien dengan terapi insulin saja banyak kasus pasien DM tipe 2 yang langsung
diberikan terapi insulin tanpa pemberian terapi antidiabetes oral (ADO) terlebih
dahulu.
Tabel XI. Distribusi Sediaan Insulin yang Diresepkan Pada Pasien DM dengan Terapi Insulin di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit panti rapih yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
Sediaan Insulin Σ Kasus Persen (%)
Reguler 6 60 Mixtard 2 20
Lantus (Glargine) 1 10 Mixtard + Insulatard 1 10
Total 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pasien yang keluar dalam keadaan membaik atau sembuh sebanyak 100%
kasus. Hal ini menandakan insulin mampu mempertahankan kadar gula darah
pasien sehingga pasien dapat pulang dengan keadaan yang membaik.
Durasi kadar gula mencapai normal pasien yang menggunakan terapi
dengan insulin masih relatif lama jika dibandingkan dengan pasien yang
menggunakan terapi lain.
Insulin biasanya diresepkan selain pada pasien DM tipe 1 juga kepada
pasien DM tipe 2 yang mengalami berbagai komplikasi karena pada keadaan
pasien dengan komplikasi kadang obat dengan jalur oral tidak dapat
dipergunakan. Hal ini bersangkutan dengan kerja hormon tubuh yang tidak
normal atau tidak dapat diperkirakan lagi (Unpredictable). Dari data hasil terapi
pasien DM yang menerima insulin paling banyak menderita komplikasi dibanding
pasien yang menerima terapi antidiabetes lain.
b. Terapi antidiabetes oral (ADO) tunggal
Pasien dengan terapi ADO tunggal tercatat ada 15 kasus, dan menurut
gambar 3 antidiabetes oral yang paling banyak dipilih adalah dari golongan
biguanid yaitu metformin. Antidiabetes oral tunggal lain yang digunakan adalah
sulfonilurea dan meglitinid.
Jumlah pasien yang pulang dalam keadaan sembuh adalah 14 dari 15 pasien.
Satu pasien pulang atas permintaan sendiri karena akan pindah rumah sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dari tabel XII rata-rata kadar gula darah darah mencapai normal terapi
dengan antidiabetes oral tunggal tercatat paling pandek dibandingkan dengan
terapi lainnya. Dari hal itu dapat ditarik kesimpulan terapi dengan menggunakan
antidiabetes oral tunggal paling cepat dalam mengkontrol kadar gula darah pasien
dibandingkan terapi dengan menggunakan kombinasi antidiabetik ataupun dengan
insulin.
Rata-rata kadar gula akhir pasien saat keluar rumah sakit adalah
229,7±124,2, masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan stadar normal dari
American Diabetes Association (ADA) tahun 2005 yaitu 200 mg/dl (11,1
mmol/L). Hal ini dapat disebabkan sulitnya mengontrol kadar gula darah pasien
yang terhitung usia lanjut yang mengalami penurunan metabolisme.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
sulfonilurea biguanid meglitinid
Gambar 3. Distribusi Peresepan Antidiabetes Oral tunggal pada Pasien DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pada gambar 3 nampak bahwa antidiabetes oral yang paling banyak
digunakan atau diresepkan secara tunggal adalah dari golongan biguanid yaitu
metformin. Hal ini sangat berbeda dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
menyebutkan bahwa sulfonilurea lebih banyak dipilih dibandingkan antidiabetes oral
lainnya.
Metformin digunakan untuk mengontrol kadar gula darah pasien DM obese
karena tidak berpotensi meningkatkan berat badan seperti sulonilurea. Peningkatan
penggunaan metformin dapat pula disebabkan karena terjadinya peningkatan jumlah
pasien yang mengalami kegemukan. Dari 6 pasien dengan terapi metformin yang
mempunyai data berat badan/ tinggi badan lengkap, 4 diantaranya memiliki berat
badan diatas normal.
c. Terapi insulin kombinasi dengan sulfonilurea
Tercatat 9 dari 10 kasus pasien pulang dalam keadaan sembuh ataupun
membaik. satu pasien tercatat pulang atas permintaan sendiri (APS).
Nilai rata-rata durasi kadar gula darah pasien mencapai normal hampir sama
dengan nilai rata-rata durasi kadar gula darah mencapai normal pasien dengan
terapi insulin. hal ini mungkin disebabkan karena kedua golongan terapi
menggunakan insulin.
Selisih rata-rata kadar gula awal dan akhir pasien adalah 312,5 mg/dl,
cukup besar jika dibandingkan selisih kadar gula awal dan akhir pasien yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menggunakan terapi lain, berarti kemampuan terapi kombinasi insulin dengan
sulfonilurea dalam menurunkan kadar gula darah pasien cukup besar .
Terdapat 2 orang pasien yang menerima kombinasi sulfonilurea, metformin,
dan insulin. Kedua pasien tersebut termasuk pasien dengan usia lanjut yang telah
mengalami penurunan metabolisme dan fungsi organ sehingga pemberian 3
antidiabetes akan memperberat kerja organ dalam memetabolisme obat tersebut.
Hal tersebut dapat digolongkan sebagai kasus DRP adverse drug reaction karena
adanya kemungkinan peningkatan risiko kerusakan organ pada pasien usia lanjut.
d. Terapi insulin kombinasi dengan ADO non-sufonilurea
Jumlah pasien yang menerima terapi kombinasi insulin dengan sulfonilurea
paling sedikit dibandingkan pasien dengan terapi lainnya. Obat non sulfonilurea
yang digunakan diantaranya dari golongan biguanid yaitu metformin, dan
meglitinid. Metformin tercatat yang paling banyak dikombinasikan dengan
insulin (tabel XII).
Pasien yang menerima terapi kombinasi insulin dan non sulfonilurea tercatat
ada 8 kasus dan semua pasien pulang dalam keadaan sembuh atau membaik.
Rata-rata selisih kadar gula awal dan akhir pasien yang menerima terapi
dengan insulin kombinasi dengan sulfonilurea adalah yang paling besar
dibandingkan dengan pasien yang menerima terapi lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel XII. Distribusi Penggunaan Insulin Kombinasi ADO Non-Sulfonilurea Pada Pasien DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
Kombinasi obat Σ Kasus Persentase (%)
Insulin + biguanid 6 87,5 Insulin + Meglitinid 1 12,5
Total 7 100
e. Kombinasi antidiabetes oral (ADO)
Penggunaan terapi kombinasi antidiabetes oral tecatat sebanyak 11 kasus
dan seluruh pasien pulang dengan keadaan membaik atau sembuh.
Kombinasi antidiabetes oral (ADO) yang digunakan anatara lain: biguanid
dan penghambat glukosidase-α; sulfonilurea dengan biguanid; dan sulfonilurea
dengan penghambat glukosidase-α. Terapi kombinasi yang paling banyak
digunakan adalah sulfonilurea dengan biguanid. Menurut Waspadji (1996)
pemberian kombinasi biguanid dan sulfonilurea merupakan kombinasi yang
rasional karena cara kerja yang berbeda dan saling aditif.
Ditemukan 2 kasus yang menggunakan kombinasi 3 antidiabetes yaitu
sulfonilurea, biguanid dan penghambat glukosidase-α. Kedua pasien yang
menerima terapi kombinasi tersebut telah menerima kombinasi 3 golongan
antidiabetes sekaligus dan penggunaannya dalam waktu yang bersamaan.
Penggunaan 3 antidiabetes sekaligus kurang efektif karena sebelum dilakukan
kombinasi 3 antidiabetes, pasien tercatat telah mencapai kadar gula normal.
Selain itu penggunaan 3 antidiabetes dapat memperbesar risiko hipoglikemi. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tersebut dapat digolongan kasus DRP adverse drug reaction karena adanya
kemungkinan peningkatan risiko terjadinya hipoglikemi.
Rata-rata kadar gula akhir pasien tidak dapat dihitung karena data kadar
gula akhir pasien pada kartu rekam medik tidak lengkap. Rata-rata durasi pasien
tinggal tercatat paling pendek dibanding kasus yang menggunakan terapi lain.
Tabel XIII. Distribusi Penggunaan Kombinasi ADO pada Pasien DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
Kombinasi Obat Σ Kasus Persentase (%)
biguanid + sulfonilurea 6 54,5 penghambat glukosidase-α +
sulfonilurea 1 9,1 biguanid + penghambat
glukosidase-α 2 18,2 Sulfonilurea + biguanid + penghambat glukosidase-α 2 18,2
Total 11 100
f. Tidak menggunakan antidiabetes
Tercatat ada 11 kasus pasien yang tidak menggunakan terapi antidiabetes
sama sekali walaupun telah didiagnosis menderita DM. Dari 11 kasus tercatat
hanya 7 pasien pulang dalam keadaan mambaik atau sembuh. Satu pasien tercatat
meninggal, dan 2 lainnya pulang APS.
Rata-rata kadar gula akhir pasien tercatat lebih tinggi daripada kadar gula
awal. hal tersebut menunjukkan belum tercapainya tujuan terapi terhadap pasien
DM yaitu pengontrolan kadar gula darah. Rata-rata durasi tinggal pasien adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
yang paling pendek dibanding pasien dengan terapi lain karena beberapa
diantaranya tercatat meninggal dan pulang APS sebelum diinyatakan sembuh oleh
dokter.
Pasien tanpa terapi antidiabetes termasuk dalam salah satu kasus DRP butuh
terapi obat tambahan karena adanya gejala DM tidak mendapat penanganan yang
seharusnya. Hal tersebut tentu saja dapat memperparah DM dan berpotensi
meningkatkan risiko kematian pasien.
Dari pengamatan terhadap hasil terapi dengan menggunakan sampel yang
terbatas dapat disimpulkan bahwa terapi dengan menggunakan kombinasi insulin
dengan non-sulfonilurea adalah jenis terapi yang paling baik karena paling
mampu menurukan kadar gula darah pasien menjadi mendekati normal. Telah
diketahui sebelumnya tujuan terapi terhadap pasien DM yang paling utama adalah
menurunkan kadar gula pasien menjadi mendekati normal karena hal tersebut
mampu memperlambat dam mengurangi resiko tejadinya komplikasi.
D. Kecenderungan dan Kerasionalan Pemilihan Antidiabetes
Penelitian-penelitian sebelumya menyebutkan bahwa antidiabetes yang
paling banyak digunakan dalam terapi pasien diabetes mellitus adalah sulfonilurea.
Diantaranya Ule (2000) menyatakan bahwa antidiabetika oral yang digunakan untuk
terapi pasien DM di instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih pada tahun 1997
terdiri dari 6 jenis yaitu golongan sulfonilurea meliputi glibenklamida, glikuidon,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
glikazida, klorpropamida, golongan biguanida digunakan metformin dan golongan
glukosidase inhibitor digunakan akarbosa. Glibenklamid paling banyak digunakan
diikuti akarbosa dan metformin.
Nadeak (2000) dalam skripsinya yang berjudul “Pola Penggunaan
Antidiabetika Oral bagi Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan di Rumah sakit
Bethesda Yogyakarta (Periode Januari-Desember 1998)” juga menyebutkan bahwa
jenis antidiabetes oral yang paling banyak digunakan adalah sulfonilurea sedangkan
yang paling sedikit digunakan adalah insulin.
Sumiyem (2003) dalam skripsinya yang berjudul “Pola Peresepan Obat-
Obat Hipoglikemik Oral untuk Penderita Diabetes Mellitus Usia Lanjut di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit St. Antonio Sumatra Selatan Periode Tahun 2002”
menyebutkan bahwa sulfonilurea merupakan antidiabetes oral yang paling banyak
diresepkan pada pasien DM terutama glikazid.
Suryawanti (2004) dalam skripsinya yang berjudul “Pola Peresepan Obat
Hipoglikemi dan Studi Literatur Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari-Maret 2002” juga menyebutkan
golongan obat hipoglikemi yang paling banyak digunakan adalah sulfonilurea, diikuti
oleh golongan biguanid, kemudian golongan glinid dan penghambat α-glukosidase,
dan yang paling sedikit digunakan adalah insulin.
Utomo (2005) dalam skripsinya yang berjudul “Gambaran Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Periode Juli-Desember 2003” menyebutkan bahwa golongan sulfonilurea paling
banyak dipakai terutama glibenklamid.
Sebagai bahan perbandingan maka pada tabel XIV akan disajikan 9 hasil
penelitian peresepan antidiabetes terhadap pasien DM di berbagai rumah sakit dari
tahun 1997 sampai dengan tahun 2003 kemudian dibandingkan dengan hasil
penelitian penulis.
Dari tabel XIV dapat diketahui bahwa pada penelitian-penelitian
sebelumnya sulfonilurea cenderung selalu menjadi pilihan dalam pemberian terapi
terhadap pasien DM dibandingkan obat antidiabetika oral lainnya. Dapat dilihat juga
bahwa dari tahun ke tahun penggunaan antidiabetes semakin mengalami
perkembangan. Tahun 1997 antidiabetes yang digunakan hanya meliputi golongan
sulfonilurea, biguanid, dan penghambat α-glukosidase namun pada tahun 2002
sampai 2003 mulai digunakan meglitinid dan thiazolidin.
Dari tabel VIII, XII, XIII dan gambar 3 dapat diketahui bahwa golongan
biguanid yaitu metformin mempunyai persentase paling besar sebagai obat pilihan
pada terapi pasien DM baik yang diresepkan dan digunakan secara tunggal maupun
secara kombinasi dengan antidiabetes lain. Hal tersebut berarti kecenderungan (trend)
pemilihan dan penggunaan antidiabetes yang menurut penelitian-penelitian
sebelumnya berpusat pada sulfonilurea telah mengalami pergeseran dan menjadi
berpusat pada biguanid. Namun begitu mulai dari tahun 1997 sampai dengan 2005
sulfonilurea tetap relatif tinggi penggunaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel XIV. Perbandingan Beberapa Hasil Penelitian Peresepan Antidiabetes Oral Terhadap Pasien DM.
Persentase (%) Golongan Obat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sulfonilurea 54,9 84,3 70,5 42,1 78,6 80,5 65,8 43,7 41,3
Biguanid 21,9 15,7 29,4 42,1 14,3 54,1 18,0 40,8 46,5 Penghambat α-
Glukosidase 23,2 - - 15,7 3,6 6,9 10,8 - 8,6
Meglitinid - - - - 3,6 42,5 5,4 9,9 5,2 Thiazolidin - - - - - - - 5,6 -
Keterangan: 1 : Januari-Juni 1997 (Ule, 2000) 2 : Januari-Desember 1998 (Nadeak,2000) 3 : Agustus-Desember 1998 (Damayanti,2000) 4 : Tahun 2001-2002 (Triastuti, 2004) 5 : Januari-Maret 2002 (Suryawanti, 2004) 6 : Nobember-Desember 2002 (Wijoyo,2004) 7 : Tahun 2002 (Sumiyem,2003) 8 : Juli-Desember 2003 (Utomo,2005) 9 : Januari-Desember 2005
Pergeseran trend terapi dari sulfonilurea menjadi metformin dapat
disebabkan karena adanya pertimbangan terhadap kemungkinan terjadinya toleransi
akibat perangsangan insulin yang terus menerus oleh sulfonilurea, sehingga terapi
terhadap pasien pasien DM mulai diarahkan pada biguanid yang mekanismenya
adalah menurunkan produksi glukosa. Pergeseran juga dapat terjadi karena adanya
perubahan profil pasien misalnya terjadi peningkatan jumlah pasien DM yang
mengalami kegemukan (obesitas) sehingga penggunaan metformin sebagai
antidiabetes untuk pasien DM obese juga meningkat. Selain itu golongan biguanid
memiliki beberapa kelebihan antara lain mampu mereduksi gula darah puasa hingga
60-80% sementara sulfonilurea hanya mampu mereduksi gula darah puasa sampai
70%. Metformin mampu mengurangi kadar gula puasa ketika kadarnya dalam darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sangat tinggi yaitu >30 mg/dL sedangkan kemampuan sulfonilurea untuk
menstimulasi pelepasan insulin dari sel β pada kadar gula yang sangat tinggi
kadangkala justru menyebabkan terjadinya keracunan glukosa (glucose toxicity).
Metformin juga mempunyai efek positif terhadap beberapa komponen
sindrom resistensi insulin diantaranya: metformin mampu mengurangi kadar
trigliserida plasma dan kadar low density lipoprotein cholesterol (LDL-C) sampai
kira-kira 8% sampai 15%, juga meningkatkan high desity lipoprotein cholesterol
(HDL-C) sampai 2 %. Selain itu, metformin juga mampu mengurangi resiko
komplikasi makrovaskular pada pasien obesitas, secara signifikan mampu mereduksi
semua penyebab kematian dan resiko stroke jika dibandingkan dengan sulfonilurea
dan insulin (Triplitt et al. 2005). Alasan-alasan tersebut menjadikan pergeseran
kecenderungan terapi dari sulfonilurea ke metformin menjadi cukup masuk akal
Pemusatan kecenderungan terapi antidiabetes pada metformin sangat sesuai
dengan perkembangan pengobatan diabetes menurut Triplitt et al. (2005) yang
menyebutkan bahwa pasien dengan obesitas (>120% Berat badan Ideal) tanpa
kontraindikasi dapat memulai terapi dengan menggunakan metformin, sedangkan
pasien dengan berat badan mendekati normal dapat menggunakan terapi insulin.
Dikatakan juga bahwa dengan pertimbangan ekonomi dan efikasi maka metformin
dan insulin cenderung menjadi pilihan primer dan sekunder dalam terapi pasien
diabetes mellitus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
E. Rangkuman Pembahasan
Dari penelitian terhadap profil pasien DM RSPR periode Januari-Desember
2005 diketahui bahwa jumlah pasien laki-laki sebanding dengan jumlah pasien
perempuan sehingga faktor jenis kelamin dapat dikatakan bukan merupakan faktor
resiko terjadinya DM. Pasien DM tercatat paling banyak berumur diatas 60 tahun
karena terjadinya penurunan fungsi organ pada usia lanjut.
Kasus DM tipe 2 lebih banyak dijumpai daripada DM tipe 1. Kasus DM tipe
2 paling sering ditimbulkan oleh kegemukan pada penderita. Kegemukan yang terjadi
menyebabkan sel β pulau langerhans yang memproduksi insulin menjadi kurang peka
terhadap rangsang yang berupa kenaikan kadar glukosa dalam darah.
Jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien adalah DM dengan
penyakit penyerta. Infeksi merupakan penyakit penyerta paling umum yang diderita
oleh pasien. Diantaranya adalah DM dengan infeksi virus, gastro enteritis (GE)
amoeba, urinary track infection (UTI), dan infeksi pada clavus. Sedangkan
komplikasi yang paling banyak terjadi adalah ulkus. Ulkus yang terjadi disebabkan
karena berkurangnya aliran darah yang menuju ke bagian bawah tubuh sehingga
resiko terjadinya kerusakan jaringan akibat infeksi juga meningkat.
Kelas terapi antidiabetes paling banyak diresepkan kepada pasien hal ini
jelas karena semua pasien terdiagnosis menderita diabetes. Penggunaan antidiabetes
oral secara tunggal mempunyai persentase penggunaan paling besar. dari fakta
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien DM rawat inap RSPR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
periode Januari-Desember 2005 adalah pasien DM yang kriteria pengendalian kadar
glukosa dalam darahnya masih tergolong baik karena penggunaan antidiabetes oral
secara tunggal adalah yang paling banyak digunakan dibandingkan penggunaan
secara kombinasi baik dengan insulin ataupun dengan antidiabetes oral lainnya.
Dari tabel penelitian hasil terapi pasien dengan jumlah sampel yang terbatas
dapat disimpulkan bahwa jenis terapi yang paling baik adalah bahwa terapi dengan
menggunakan insulin kombinasi dengan non sulfonilurea adalah jenis terapi yang
paling baik karena paling mampu menurukan kadar gula darah pasien menjadi
mendekati normal sehingga secara tidak langsung mampu memperlambat dan
mengurangi terjadinya risiko komplikasi. DRP yang terjadi selama terapi meliputi
adverse drug reaction (ADR) sebanyak 4 kasus dan butuh terapi obat tambahan
sebanyak 11 kasus.
Golongan obat antidiabetes yang paling banyak diresepkan pada pasien DM
RSPR periode Januari-Desember 2005 baik secara kombinasi maupun tunggal adalah
biguanid yaitu metformin. Hasil ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya
yang menyebutkan bahwa sulfonilurea yang paling banyak digunakan sebagai terapi
pada pasien DM pada tahun 1997 sampai dengan 2003. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi pergeseran trend terapi dari sulfonilurea menjadi biguanid yaitu metformin.
Pergeseran trend terapi dari sulfonilurea menjadi metformin dapat
disebabkan karena adanya pertimbangan terhadap kemungkinan terjadinya toleransi
akibat perangsangan insulin yang terus-menerus oleh sulfonilurea, sehingga terapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
terhadap pasien pasien DM mulai diarahkan pada biguanid yang mekanismenya
adalah menurunkan produksi glukosa. Hal lainnya adalah adanya peningkatan
jumlah pasien yang mengalami obesitas sehingga biguanid yang tidak berpotensi
meningkatkan berat badan mulai banyak digunakan terutama sebagai pilihan terapi
terhadap pasien DM obese.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Profil pasien diabetes mellitus di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari-Desember 2005 adalah sebagai berikut ini.
a. Pasien perempuan lebih banyak yaitu 32 kasus (51 %)
b. Pasien terbanyak pada kelompok umur lebih dari 60 tahun yaitu 29 kasus
(46,1 %)
c. Tipe diabetes mellitus (DM) yang paling banyak diderita adalah DM tipe 2
yaitu 62 kasus ( 98,4 % )
d. Jenis kasus penyakit DM yang paling banyak terjadi adalah DM dengan
penyakit penyerta sebanyak 29 kasus ( 46 % )
e. Penyakit komplikasi yang paling banyak terjadi adalah DM dengan ulkus
sebanyak 11 kasus ( 17,5%)
f. Penyakit penyerta yang paling banyak terjadi adalah kasus infeksi sebanyak 6
kasus (9,5% )
2. Profil peresepan pasien DM di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari-Desember 2005 adalah sebagai berikut ini.
a. Kelas terapi antidiabetes paling banyak diresepkan yaitu 53 kasus ( 84,1 % )
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Golongan antidiabetes yang paling banyak diresepkan adalah biguanid yaitu
metformin sebanyak 30 kasus ( 47,6 % )
c. Antidiabetes paling banyak digunakan secara tunggal sebanyak 15 kasus
(23,8%)
3. Dari hasil terapi pasien DM RSPR periode Januari-Desember 2005 penggunaan
kombinasi insulin dengan sulfonilurea memberikan hasil penurunan kadar gula
darah yang paling baik. DRP yang terjadi selama terapi meliputi adverse drug
reaction (ADR) 4 kasus (6,3%) dan butuh terapi obat tambahan sebanyak 11
kasus (17,5%).
4. Terjadi pergeseran kecenderungan terapi dari golongan sulfonilurea ke golongan
biguanid pada periode Januari-Desember 2005
B. Saran
Dari hasil penelitian disarankan :
1. Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah trend terapi terhadap
pasien DM memang telah bergeser menjadi metformin ataukah pergeseran
tersebut hanya terjadi pada periode Januari-Desember 2005 saja.
2. Dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis terapi antidiabetes baik yang
diberikan secara tunggal maupun yang diberikan secara kombinasi yang
memberikan hasil terapi paling baik terhadap pasien DM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA Alatas, H., karyomanggolo, W.T., Musa, D.A., Boediarso, A., dan Ismet, N.O., 1995,
Desain Penelitian: Pandangan Umum dalam Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta. 52-56
Anonim, 1998(a), Standar Pelayanan Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta,
Laporan Intern, Tidak Dipublikasikan. Anonim, 1998(b), Visi,Misi, dan Tujuan Rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta,
Laporan Intern, Tidak Dipublikasikan. Anonim, 2000(a), Diabetes Care, Clinical Diabetes vol.18 no.3 summer. Available
from URL: http//care.diabetesjournal.org/cgi/content/full/suppl-1/515.Diakses pada 31 agustus 2005
Anonim, 2000(b), Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen
Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta Anonim, 2002, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia, Jakarta. 14-22, 38-94, 199-254, 263-269, 319-338. Anonim, 2004, Oral Medication for type 2 Diabetes, NIH publication. Available
fromURL:http//www.dlife.com/dLife/type2/treatment/_oral_medication/?adId =9383. Diakses pada 21 September 2005.
Anonim, 2005(a), Standards of Medical Care in Diabetes, Diabetes care, ADA,
Vol.28 Suppl 1. 4-36 Anonim, 2005(b), Type 2 Diabetes Mellitus Case Study for University of Utah
School of Medicine first year curriculum, Available from URL: http://casestudies.med.utah.edu/med1/diabetes2.html. Diakses pada 5 Oktober 2006.
Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Marley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care practice,
McGraw-Hill, New York. 75-83 Damayanti, D., 2000, Gambaran Penggunaan Obat pada Penderita Diabetes Mellitus
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Agustus_desember 1998, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Donatus, I.A., 2002, Buku Panduan Skripsi, Edisi III, Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta Handoko, T. dan Suharto, B., 1995, Insulin, Glukagon, dan Antidiabetka Oral dalam
Ganiswama, S.G.,Setiabudy, R., Suyatna, D.F., Purwantyastuti, dan Nafrialdi (Editor) Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Percetakan Gaya Baru, Jakarta. 467-481
Harris, N.D., and Greene, R.J., 2000, Pathology and Therapeutics for Pharmacist,
Second Edition, Pharmaceutical Press, London. 554-559 Johnson, M., 1998, Diabetes, Terapi, dan Pencegahannya, Penerbit Indonesia
Publishing house, IKAPI, Bandung. 49-53 Nadeak, I., 2000, Pola Penggunaan antidiabetika Oral bagi Pasien Diabetes Mellitus
Rawat jalan di rumah sakit Bethesda Yogyakarta (periode januari-Desember 1998), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Pratiknya, 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan,
Edisi I, Raja Grafindo Persada, Jakarta Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Moore,P.K., 2003, Pharmacology, 5th
Edition, Churchill Livingstone, London Ritter, J.M., Lewis, L.D., and Mant, T.G.K., 1999, A Textbook of Clinical
Pharmacology, 4th Edition, Arnold Publisher, London Sumiyem, 2003, Pola Peresepan Obat hipoglikemik Oral untuk penderita Diabetes
mellitus Usia lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah sakit St. Antonio Baturaja, Sumatera Selatan Periode 2002, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Suryawanti, M.R., 2004, Pola Peresepan Obat Hipoglikemi dan Studi Literatur
Interaksi Obat pada Pasien Diabetes mellitus rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari-Maret 2002, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Tjokroprawiro,A., 1999, Diabetes mellitus, klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi, Edisi
III, Penerbit gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 30-46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Triastuti, F.E., 2004, Gambaran peresepan Obat pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2001-2002, Skripsi, fakultas Farmasi universitas sanata Dharma, Yogyakarta. 13-20
Triplitt, C.L.,Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, in DiPiro,J.T,
Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey,L.M., (Eds.), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth edition, The McGraw-Hills Companies, Inc. New York. 1333-1352
Ule, Y., 2000, Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral untuk Penderita Diabetes
Mellitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Juni 1997, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta. 14-16
Utomo, H., 2005, Gambaran Penatalaksanaan Diabetes Mellitus pada Pasien Rawat
Inap Rumah Sakit panti Rapih Yogyakarta Periode Juli-Desember 2003, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Waspadji, S., 1996, Pengelolaan Farmakologi Diabetes mellitus yang Rasional dan
Gambaran Klinis Diabetes mellitus dalam Noer, S., (Ed), Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam, Edisi III, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 588,648-654
Wijoyo, F.H., 2004, Kajian Pemilihan Obat Hipoglikemik Oral pada Terapi Pasien
Diabetes mellitus Tipe 2 Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti rapih Yogyakarta Periode November-Desember 2002, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Yulianto, W.A.,2003, Kiat Mencegah Kepikunan Demensia Alzeimer, Sinar Harapan,
URL: http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/0822/kes2.html. Diakses pada 1 November 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Data Rekam Medik Pasien Diabetes Mellitus Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih yogyakarta
Periode Januari-Desember 2005
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
1 20918 Jl. 45, 03/9/2005 DM, Panas, mual 138 Plantacid 10 ml 3 178cm, s/d penyakit sesak, perut k/p Sanmol 1 tb 3 90 kg, 08/9/2005 penyerta ; sakit, bintik Primperan 2x1 amp 4 s/d 6 TD : 130/80 membaik infeksi merah, ulu Analsik 1 tablet 4 s/d 5 Riwayat dm virus hati sakit Glukotika 2x1 tb 4 s/d 8 sejak 1987 glucobay 3x5 mg 4 s/d 5 Rysen 1x1 4 s/d 7 Zilorik 300 1x1 5 s/d 7 Celebrex 100mg 2x1 6 s/d 78 Inf. Asering 3 s/d 5
2 0'37241 YT, 41, klas 25/4/2004 DM, kom- Kaki bengkak, GN: GN: 297 170 Neurotin 300 2x1 25 s/d 16 25/4/2005
3, 158 cm, s/d plikasi tidak bisa 298 217 Myonal 3x1 25 s/d 16 kolest :
60 kg, DM 16/5/2005 abces jalan Methicobal 1 amp 2x/mgg 12 s/d 12 190
sejak 2000 membaik Insulin RI 3x7u 25 s/d 26 Trigliser : Celebrex 200 1x1 25 s/d 13 142
Insulin 3x10u 27 s/d 28 LDL :
Insulin 3x12u 28 s/d 29 118 ATP 3x1 30 s/d 16 HDL :
Insulin 3x15u 30 s/d 4 52
Ciprofloxacin 500 2x1 2 s/d 16
Ceftriaxon 2x1 gr 2 s/d 11
Insulin RI 3x20u 5 s/d 12 Glucovance 2,51-0-0 13 s/d 16 Martos 25 NaCl standby 27 s/d 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri Rawat
Diagnosa Keluhan Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
3 0'5625 RH, 59, DM 31/3/2005 DM, penyakit Lemas 138 N : 478 139 Sulferazon 2x1 gr 4 s/d 6 31/3/2005
sejak 1986, s/d penyerta : 79 Kalnex 3x1 amp 4 s/d 6 Ureum operasi 09/4/2005 kanker Toradol 2x3 mg 5 24 pengangkatan membaik payudara Velosef 2x500 6 s/d 10 kreatinin benjolan di Mefinal 3x500 6 s/d 9 0.7 payudara Kalnex 3x500 6 s/d 13 Riwayat DM Daonil 1-0, 5-0 5 s/d 13 dari ayah glucophage 3x1 5 s/d 13 Glucobay 3x50 mg 10 s/d 13 Narfoz 4 mg 10 Velosef 2x200 10 s/d 12 Martos 4 s/d 6
0'5625 RH, 59, DM 21/3/2005 DM, penyakit Tidak ada 111 375 375 72 Tarivid 22 s/d 29 21/3/2005
sejak 1986, s/d penyerta : Makan mual, 2x400 mg 22 Ureum :
chemo 1x 29/3/2005 kanker sore lemas, k/p Sanmol 2x1 22 20 membaik payudara keringat Neupogen 1 amp 26 s/d 27 kreatinin : dingin Glucatrol 5mg 1x1 26 s/d 29 0.8 Alinamin F 3x1 27 s/d 29 kolest : Cursil 3x1 tb 28 s/d 29 159 Glucatrol 10 mg 1x1 21 s/d 22 Trigliserid D 5% 108
0'5625 RH, 59, DM 3/2/2005 DM, penyakit Lemas 138 N : 478 139 Sulferazon 2x1 gr 4 s/d 6 3/2/2005
sejak 1986, s/d penyerta : 79 Kalnex 3x1 amp 4 s/d 6 Ureum operasi 13/2/2005 kanker Toradol 2x30 mg 5 24 pengangkatan membaik payudara Velosef 2x500 6 s/d 10 kreatinin benjolan di Mefinal 3x500 6 s/d 9 0.7 payudara Kalnex 3x500 6 s/d 13 Riwayat DM Daonil 1-0, 5-0 5 s/d 13 dari ayah Glucophage 3x1 5 s/d 13 Glucobay 3x50 mg 10 s/d 13 Narfoz 4 mg 10 Velosef 2x200 10 s/d 12 Martos 4 s/d 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
4 0'68227 PH, 56 17/10/2005 DM, Mual dan 212 173 212 173 Triatec 100 mg 1x1 tb 17 s/d 24 17/10/2005 Kelas : UTM s/d komplikasi muntah, Aprovel 300 mg 17 s/d 25 Kreatinin: Riwayat : 25/10/2005 neuropati pusing 1x1 tb 17 s/d 25 4,96 Ayah : DM, membaik Lasix 1-0-0 17 hipertensi. Primperan 1amp 17 Ibu : Lantus 24u 17 Hipertensi. k/p Mefinal 500 17 s/d 24 Riwayat : Trileptal 1x300mg 17 s/d 21 stroke dan DM Unolium 5mg 2x1 tb 17 s/d 25 sejak 1991 Exelon 3mg 2x1 cap 17 s/d 25 Semox 4x2 tts 18 s/d 20 Lantus 20u 20 s/d 23 Renxamin inf. 20 s/d 23 Lantus 20u 19, 22 Lantus 16u 23 k/p narfos 4mg 24 Lantos 14u 17s/d 25 Aspar-K 2x1 17 s/d 25 Cyproxin 2x500 NaCl standy 17 s/d 21 5 505231 SM, 65 27/12/2005 DM BAB 429 312 429 312 Amaryl 1x1 mg 27 s/d 28 27/12/2005 riwayat DM s/d lembek, Arcalion 1x1 27s/d 30 Ureum :
dari ibu. 30/12/2005 pusing, lemas Amary 2mg 1x1 29 s/d 30 39
Riwayat DM membaik Diabex 5002x1 29 s/d 30 Creatinin : Prexum 1x1 30 1.3 NaCl standy 27 s/d 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil
No No. RM Data Diri Rawat
Diagnosa Keluhan Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
6 0'77164 NJ, 74, klas : 2 11/11/2005 DM, kompli- Kaki dan 292 159 292 159 Triatec 2,5 0-0-1 12 s/d 20 11/11/2005
Riwayat s/d kasi : PAD tangan kiri Insulin RI 3x6u 12 s/d 15 Ureum :
jantung, DM, 22/11/2005 penyakit lemas Ezetrol 1x1 12 s/d 22 58
hipertensi membaik penyerta : Ciproxin 2x500mg 12 s/d 22 kreatinin :
"+"1 th Obs. Lipira 0.0.1 12 s/d 21 1.2
Monoparese Ascardia 1x160mg 13 s/d 22 kolest :
kaki Trental 1x400mg 13 s/d 22 267
sinistra Insulin RI 3x8u 16 Trigliser
Insulin 3x10u 16 s/d 22 266
Daonil 0,5.0.0 20 s/d 22
Unalium 5mg 1x1 20 s/d 22
Triatec 5mg 0.0.1 20 s/d 21
Asering inf. 11 s/d 19
7 151251 SS, 68, Kls : 2 8/3/2005 DM, Kompli- Kaki dan 78 78 67 Nicolin 2x250 mg 8 s/d 13 9/3/2005
Riwayat s/d kasi : stroke tangan kiri Plavi X 1x1 tb 8 s/d 16 GD 2jPP :
stroke th 2000 16/3/2005 lemas Hyderginfas 1x1 8 s/d 16 51
membaik Lipantyl 2000M 0.0.1 8 s/d 15
Xyloric 2x100 mg 9 s/d 16
Exelon 3mg 2x1 cap 10 s/d 16
Diabex 2x0,5 13 s/d 16
Vometa 3x1 15 s/d 16
Martos standby 8
RD standby 9 s/d 10
8 505231 SM, P, 65, 27/12/2005 DM 3 hari 429 BS 429 312 Amaryl 1x1mg p.o 27 s/d 28 27/12/2005
Riwayat DM s/d BAB lembek, PP Arcalion 1x1 p.o 27 s/d 30 Ureum:39
dari ibu 30/12/2005 pusing, 288 Amaryl 1x2mg p.o 29 s/d 30 Kreatinin:1,3
membaik lemas Diabex 2x500 p.o 29 s/d 30 Trigliser:495
Prexum 1x1 p.o 30 LDL: 138
Infus NaCl 27 s/d 29 HDL: 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab 8 255790 SW, 70, 12/9/2005 DM, penyakit Kaki kanan 830 214 830 149 Ceftriaxon 1x1 gr inj 12 s/d 15 12/9/2005
kls : 2B, DM s/d penyerta : sakit, pusing Insulin RI 12u inj 12 Ureum: 36
3 tn yll, 1/10/2005 Fr, Cruris mual, badan Pronalges 3x100mg p.o 12 s/d 16 Kreatinin: 150 cm, 40 kg membaik dx, caput sakit, pusing Insulin 10u 1x1 inj 12 s/d 13 1,0 humeri Cedocard 2x5mg p.o 12 s/d 14 RI 3x12u inj 14 Analsik 3x12u p.o 14 s/d 20 RI 4u 1x1 inj 15 Ceftriaxon 2x1 gr inj. 15 s/d 17
Dolana 3x10+NaCl 10ml inj. 15
Narfos 1x4mg i.v 15 Ossosal 1x800mg p.o 17 s/d 1 Bone One 1x1 p.o 17 s/d 1 Primperan 2x1 amp inj. 17, 18 s/d 24 Glucatrol 10mg 1.1.0 p.o 18 s/d 21 Vometa 3x1 p.o 19 s/d 1 Glucovance 2,5 3x1 p.o 22 s/d 28 Esilgan 1mg 0.0.1 p.o 22 s/d 30 Ciprofloxacin 2x500 p.o 23 s/d 29 Plantacid 1x1 inj. 23 Novalgin 3x0,5 26 s/d 1 Cravit 1x500mg 29 s/d 1 NaCl infus 12, 14, 15 Martos 15 s/d 17 Asering infus 17 s/d 19 9 255790 SW, P 70 11/3/2005 DM "+"4 hr 702 BS 702 169 Mertigo 2x1 tb p.o 12 s/d 20 11/3/2005 kls : 2B, DM s/d gemetar GN : Herbusser 2x30 p.o 12 s/d 20 Ureum : 3 tn yll, 20/3/2005 kepala 210 Neurantin 300 0.01 p.o 13 s/d 19 58 150 cm, 40kg APS berputar RI 3x8u inj 14 s/d 15 kreatinin :
lemas, Methylcobalt 500 3x1 p.o 16 1.3
perut tidak RI 3x10u inj 16 s/d 20 kolest : enak glucatrol XL 1x1 p.o 17 s/d 20 316
NaCl 9% 500cc + 11 s/d 13 Trigliserid :
Insulin 40u 20tts/fls infus 378
RD + Insulin RI 10u 20tts 11 s/d 15
Infus NaCl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri Rawat
Diagnosa Keluhan Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
10 0'84383 M, L, 82, 12/10/2005 DM Muntah terus- 298 251 420 251 Primperan 2x1 amp p.o 12 s/d 13 12/10/2005 kelas : VIP s/d penyakit menerus, kaki Peflacin 3x200 mg p.o 12 s/d 13 ureum : Riwayat DM 13/10/2005 penyerta : kiri kadang Capoten 12,5 2x1 tb p.o 13 23 15 thn, APS Pleuropne bengkak Cedocard 3x5 mg p.o 12 s/d 13 kreatinin 10
merokok sejak umonia tetapi sembuh Methicobalt 1x1 i.v pelan- 13 kolesterol :
muda, minum sendiri pelan 235
keras berhenti Trigliserid :
sejak 15 thn yll 155
11 0'96701 BZ, L, 34 6/5/2005 DM Nyeri di 101 206 305 101 Gentamisin 2x80 mg 6 s/d 9 8/5/2005 170 cm, s/d penyakit dubur yang dalam NaCl inj Ureum : 85 kg, kelas 11/5/2005 penyerta : tidak k/p Toradol 30 mg inj 6 s/d 78 40 2B, tanggal 6 membaik perianal tertahankan proferrid supp 1 tube p.a 7 s/d 8 kreatinin : operasi abses Lypantyl 0.0.1 p.o 8 s/d 10 0.9 perianal Ezetrol 1x1 p.o 8 s/d 11 kolesterol : Diamicron MR 1.0.0 p.o 8 s/d 11 237 Bactrim F 2x1 tab p.o 9 s/d 11 Trigliserid : Celebrex caps 1x200 p.o 9 s/d 11 427 Insulin RI 3x5u inj 9 s/d 11 Infus RL 6 Infus Tutofusan 6 s/d 78
12 134625 SS, P, 93 19/1/2005 Diabetic Kaki keluar 104 123 159 89 Stimuno 3x1 p.o 19 s/d 29 19/1/2005
kls : 3, tanggal s/d foot, kompli nanah, Longcet 3x500 p.o 19 s/d 20 Ureum :
24 Jan operasi 29/1/2005 kasi: infeksi memerah k/p esilgan 1 ml p.o 19 s/d 20 45
excisi membaik Reskuin 1x1 fls inj 20 s/d 22 kreatinin : debriment Cedocard 3x5 mg p.o 20 s/d 29 1.4 Clobazam 3x10 mg p.o 22 s/d 28 kolesterol : Reskuin 1x500 mg p.o 24 s/d 29 156 Toradol 2x30 mg inj 25 s/d 26 Trigliserid : Gentamisin 2x80 p.o 25 s/d 27 118 Augmentin 3x500 p.o 29 Asam urat Flagly 2x800 p.o 29 6.3 Neurotam 2x800 p.o 29 Infus Asering 19 s/d 28 Infus tutorusin 25 Infus Martos 25 s/d 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
13 144658 W, P, 48, 68 5/4/2005 DM, hiper Bicara sulit, 356 356 Neurotam 12 gr inj 5 5/4/2005 kg, kls : 3, s/d tensi peny. tangan kiri Neurotam 4x3 gr 5 s/d 9 Ureum: 30 TD : 220/160, 13/4/2005 penyerta : seperti Sermion 5mg (1/2tb) p.o 5 s/d 13 Kreatinin: riwayat DM membaik TIA, PSN melayang Pletaal 2x50mg p.o 5 s/d 12 0,7 dan hipertensi Insulin RI 3x8u inj 5 s/d 6 Kolesterol: obat rutin : Analsik 3x1 p.o 5 s/d 13 186 Captopril Captopril 3x12,5 p.o 6 s/d 13 Trigliserid:
dan Clonidin Cloniidin 3x75 (1/2 tb) p.o 6 s/d 8 194 riwayat DM Diamicron 1x1 p.o 7 s/d 13 keluarga : Clonidin 3x159 p.o 8 s/d 13 ibu menderita Adalat Oros 1x1 tb p.o 9 s/d 13 hipertensi Piracetam 3x1200 mg p.o 11 s/d 13 Ciprofloxacin p.o 13 Infus NaCl 5 s/d 7 Infus Asering 8 s/d 10
14 164945 S, P, 55, kls : 23/8/2005 DM, Mual, muntah 38 137 381 38 Ceftriaxone 2x1 gr inj 23 s/d 8 23/8/2005 2A, DM sejak s/d komplikasi sesak nafas, Primperan 2x1 amp inj 23 s/d 8 Ureum : 1992. Bebe- 13/9/2005 hipoglikemi makan sulit Dex 40% inj 23 s/d 24 108 rapa kali membaik Lasix 2 amp inj 23 kreatinin : opname Lasix 2x amp inj 24 5.9 karena DM Lasix 1amp/6 jam inj 24 s/d 27 kolesterol : Insulin RI inj 26 s/d 2 LDL : Lasix + NaCl 50cc inj 28 s/d 5 105 Esilgan 1mg 0.0.1 p.o 27 s/d 3 HDL : Insulin RI 3x8u inj 2 s/d 6 216 Prexum 1x1 p.o 5 s/d 13 Trigliserid : Insulin RI 3x10u 7 s/d 11 68 Norvask 1x5 mg/ml p.o 8 s/d 13 As.Urat Lasix 2x1 inj 9 s/d 13 9.6 Vometa 3x1tb p.o 9 s/d 13 Infus Dex 5% 23 s/d 27 Infus NaCl 26 s/d 29 Infus Ns 0,9% 30 s/d 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
15 188078 J, P, 80, kls : 15/7/2005 DM, peny. 1 mgg tidak 478 478 425 Flagly 3x500mg p.o 15 s/d 21 15/7/2005 3, thn 2003 s/d penyerta GE BAB, mual Mixtrad P : 24u 15 s/d 20 Ureum : opname 21/7/2005 amoeba badan nyeri M : 12u 31 hipoglikemik membaik Lodia 1x1 p.o 16 s/d 21 kreatinin : Neurontin 300 0.0.1 p.o 18 s/d 20 1 Insulatard P : 24u sendiri M : 12u Infus Martos 10% Infus Asering
16 202701 M, L, 67 17/5/2005 DM, Luka di kaki 112 150 270 112 Insulin 3x8u inj 17 s/d 21 17/5/2005 Kls : 3, 1991 s/d komplikasi kanan Liprothoxacin 2x500 p.o 17 s/d 21 Ureum : opname DM, 29/5/2005 Ulkus bengkak, k/p Profenol supp p.a 17 s/d 18 1.0 obat rutin Pulang ada pus, Cetazol 2x1 gr inj 21 s/d 22 kreatinin : Glibenclami Dengan luka nyeri Zantac1x1 amp inj 21 s/d 22 5.2 de 2x1 tb membaik Vit C 2x400 mg inj 21 s/d 22 Trigliserid merokok sjk RI 3x7u inj 22 s/d 24 181 usia 30 thn, 1 Ceftriaxon 2x1 gr inj. 23 s/d 28 LDL har 1 bgks Insulin RI 3x10u inj 24 s/d 26 91 Glucovance 2,5 mg 1.1.0 p.o 26 s/d 27 Glucovance 2,5 mg 1.0.1 p.o 27 s/d 29 Tequin 1x1 p.o 28 s/d 29 Infus tutofusin OD5 21 Martos 10 21 Infus Asering 21
17 237835 M, L, 51, 5/3/2005 DM peny. sakit perut, 243 243 Ceftriaxone 2x1 gr inj 5 s/d 10 DM sejak s/d penyerta : muntah Insulin Mixtard inj 5 s/d 9 1989 10/3/2005 Hematuri lendir Esilgan 1xx1 mg p.o 7 s/d 9 membaik persisten Exz 20 g p.o 9 Infus Asering standar 5 s/d 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
10/11/2005 18 265188 PEM, P, 48 10/11/2005 DM selama 10 hr BS BS Neurotam 3x1200 mg p.o 10 s/d 17 Ureum : Riwayat s/d pasien mera- GN GN Pletaal 2x50 mg p.o 10 s/d 17 18 stroke thn 17/11/2005 sa lemah dan 166 166 Sermion 3x1 tb p.o 10 s/d 17 kreatinin : 2005 Pulang dalam berat Captopril 3x12,5 p.o 10 s/d 17 0.4 Keadaan Trombo aspilet 2x1 p.o 10 s/d 17 Masih lemah Amoxycilin 3x500 mg p.o 11 s/d 17 Metformin 5 mg 1.0.1 p.o 11 s/d 17 blopres 1x8 mg p.o 12 s/d 17 Frisium 3x10 mg p.o 12 s/d 17 Laxoberon 1x10 tts p.o 17 Infus Asering 10 s/d 15 265188 PEM, P, 48 16/9/2005 DM, Bagian kiri 298 BS 301 189 Captopril 2x12,5 mg p.o 16 s/d 24 16/9/2005 Kls : 3 s/d komplikasi lemas, perut GN Citaz 2x50 mg p.o 17 s/d 24 Ureum : 24/9/2005 stroke perih, pegal 266 Tanakan 2x1 tb p.o 16 s/d 24 21 membaik Brain act 2x25 mg i.v 16 s/d 20 kreatinin : Insulin 6u inj 16 0.6 Nicholin 1 amp 16 kolesterol : Insulin Aetrapid 3x8u inj 18 s/d 21 222 Ceftriaxone 1x1 gr inj 18 s/d 24 LDL Ekstra inj dipo provera I 20 158 flk inj HDL : Prothyra 2x10 mg p.o 20 s/d 24 28 Detrusitol 2x1 p.o 21 s/d 24 Trigliserid Blopres 1x16 mg p.o 22 s/d 24 171 RI 3x10u s.c 21 s/d 24 Diabex 3x1 p.o 24 Infus NaCl 16 s/d 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
19 279730 SS, P, 64 4/10/2005 DM Diare 3 hari 308 153 308 153 Insulin RI 3x8u inj 4 s/d 9 4/10/2005 Kls : 3 s/d peny. > 5 kali/hr Ledia 1 tab p.o 4 Ureum : 107 9/10/2005 penyerta : BAB encer Lodia 2x1 p.o 5 s/d 9 kreatinin : membaik GE k/p Sanmol p.o 5 1.7 amoeba Flagyl 3x500 mg p.o 5 s/d 9 kolest : 179 Yeflacinb 2x400 p.o 6 s/d 9 Trigliserid Primperan 2x1 amp inj 7 s/d 8 158 LDL 88 HDL 44
20 304764 MS, P, 72 28/1/2005 DM Tidak 45 BS 223 45 Norvask 5 mg 1/2 tb p.o 29 28/1/2005 Kls : 2B s/d hipertensi, tercantum GN Vometa 2x1 p.o 1 s/d 4 Ureum : 43 Riwayat 4/2/2005 komplikasi 179 Norvask 5 mg 1x1 p.o 1 s/d 4 kreatinin : keluarga : membaik hipoglikemi D 10% 20-30 tts infus 28 s/d 31 1.1 jantung dan Infus NaCl 31 s/d 3 kolesterol : DM : orang 127 tua Trigliserid Obat rutin : 106 Glucophage LDL 76 3x1, HDL 41 Captopril 3x25
21 315961 S, L, 60, 24/6/2005 DM, Badan sakit, 665 275 665 172 Amoxycillin 2x1 gr inj 25 s/d 28 24/6/2005 Kls : 2B s/d komplikasi mual, perut Zantac 2x1 amp inj 25 s/d 28 Ureum : riwayat 28/6/2005 CRF perih, sesak inpepsa 4x10 p.o 26 s/d 28 297 stroke APS nafas Kalsex 2x1 amp inj 27 s/d 28 kreatinin : Infus NaCl 0,96 500 + RI 20tts 24 9.1 Infus NaCl kosongan 24 s/d 27 27/6/2005 Infus Dex 5% + RI 12u 20tts 25 s/d 27 Ureum : 136 kreatinin : 2.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
22 329947 HP, L, 43, 29/7/2005 DM Tidak 391 212 391 212 Insulin RI 3x8u inj 29 s/d 31 29/7/2005 156 cm, 74 kg s/d komplikasi tercantum Bactrim F 2x1 p.o 29 s/d 31 Ureum : kls : 2B 3/8/2005 hipertensi Triatec 2,5 mg 1x1 p.o 29 s/d 2 37 Riwayat membaik Insulin RI 3x10u inj 31 s/d 2 kreatinin : jantung dari Glucovance 2,5/500 p.o 2 s/d 3 0.9 ayah, hiper- Insulin RI 3x5u inj 3 Trigliserid tensi dari Infus Asering 29 s/d 31 89 ibu kolest : LDL : 80 HDL : 43 Hb1AC : 13.6
23 345932 GS, L, 54, 6/5/2005 DM Tidak 485 189 485 165 Siclidon 100 mg 2x1 p.o 6 6/5/2005 160 cm, 50 kg s/d Peny. tercantum Neurotin 300 mg 1x1 p.o 6 s/d 12 Ureum : Riwayat DM 12/5/2005 penyerta Glucophage 3x500 mg p.o 6 s/d 12 22 dari ayah, membaik Onhitis Gefliaxon 2x1 i.v 6 s/d 9 kreatinin : pernah , Polinemo Stimuno 3x1 p.o 9 s/d 12 0.92 konsumsi pati Zinnat 2x500 mg p.o 9 s/d 12 kolesterol : glucophage, Sagestan salp 2x1 11 s/d 12 177 glibenklamid Diabex 50mg 1x1 12 Trigliserid sdh tidak Infus asering 20 tts 6 s/d 8 87 konsumsi lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
24 368671 NK, P, 82, 11/8/2005 DM Lemas 366 156 370 113 Amoxycilin 1 g/12 j inj 11 s/d 20 26/8/2005 Kls : 2B s/d komplikasi Metronindazole 1fl/12j inj 11 s/d 29 Ureum : pernah 29/8/2005 ulkus Insulin 3x18u inj 13 s/d 15 7 opname krn membaik k/p Profenid p.o 13 kreatinin : DM Insulin 3x20u 15 s/d 17 0.5 Insulin 3x22u 18 s/d 19 Insulin RI 3x25u 19 s/d 22 Diflucan 1x100 mg 2tb p.o 19 s/d 29 Netromycin 2x150 g inj 21 s/d 28 Novonorm 3x1 mg p.o 21 s/d 22 Insulin 3x15u 23 s/d 24 Infus NaCl 0,9% + RI 40u 11 Infus RD + RI 10u 20tts/mnt 11 s/d 17 Infus NaCl 0,9% + RI 40u 18 s/d 28 Infus D 10% 22 s/d 23 Plastbumin 25% 100cc 25 368671 NK, P, 82, 9/5/2005 DM peny. 1 hari panas 477 BS 477 166 Ceftum 2x2 gr inj 9 s/d 15 9/5/2005 Kls : 2B s/d penyerta pusing, BAB GN Insulin 10u inj 13 Ureum : pernah 21/5/2005 Broncho dan BAK 116 Insulin 12u inj 11 s/d 12 26 opname krn membaik Pneumonia tdk terasa Insulin 20u inj 12 kreatinin : DM thn 2003 Insulin 3x15u s.c 13 0.8 Insulin RI 3x10u RI inj 14 s/d 15 kolest : Insulin 3x12u RI inj 16 s/d 20 179 Ceftum 2x1 gr inj 16 Trigliserid Diamicron MR 1.0.0 p.o 17 s/d 21 104 Velosef 2x500 mg p.o 17 s/d 21 Insulin RI 3x8u inj 20 s/d 21 Insulin RI 3x4u inj 21 Infus NaCl 0,9% 16 tts/mnt 9 s/d 15 Infus NaCl 20tts/mnt 16 s/d 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
25 381643 BH, L, 19 3/4/2005 DM Perut perih, 532 200 532 174 Tarivid 2x400 mg p.o 3 s/d 10 3/4/2005 174 cm/58 kg s/d muntah terus- Glucovance 2,5 2x1 p.o 4 s/d 7 Ureum : Riwayat DM 10/4/2005 menerus Humulun NPH 24u s.c 4 s/d 5 61 dari ayah, membaik Ceftriaxon 2x1 gr inj 4 s/d 5 kreatinin : opname 2x Insulin Mixtard 20u.o.10u 8 1.5 krn DM Insulin Mixtard 20u.0.14u 9 Insulin Mixtard 25u.0.14u 10 Infus NaCl 500 dnp 20 tts/mnt 3 s/d 5 Infus NaCl kosongan 3 s/d 4
26 418326 S, L, 70 6/6/2005 DM, Tangan kaki 279 BS 289 164 Triatec 1x2 mg p.o 6 s/d 24 6/6/2005 Kls : 3 s/d komplikasi lemas, GN : Kalnex 3x2 amp inj 7 s/d 12 Trigliserid Riwayat DM 24/6/2005 stroke pusing 109 Insulin RI 8u inj 7 89 sejak 1995 membaik Insulin RI 3x5u inj 8 s/d 9 kolesterol : Norvask 0.0.1 p.o 8 s/d 24 LDL : 84 Toradol 2x30 mg inj 9 s/d 12 Phenytoin 3x1 amp inj 9 s/d 12 Rocephin 1x1 gr inj 9 s/d 11 Insulin RI Dipo 6u inj Jan-00 Narfos 1 amp inj 7,9 s/d 10 RI 3x5u inj 11 s/d 14 Medikonsef 2x500 p.o 12 s/d 24 Voltaren R 1x1 p.o 12 s/d 24 Clast 3x1 tb p.o 12 s/d 24 Gingkan 3x1 tb p.o 12 s/d 24 Phenytoin 3x100 p.o 12 s/d 24 primperan 2x1 amp inj 11 s/d 14 RI 3x8u inj 15 s/d 16 RI 3x10u inj 16 s/d 20 Diamicron MR 1.0.0 p.o 21 s/d 24 Novonotam 3x0,5 mg p.o 23 s/d 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
27 436887 S, P, 46, 22/12/2005 DM Pusing, BS BS BS BS Captopril 2x12,5 1/2j sblm 22 s/d 25 Kls : 3 s/d komplikasi kesemutan GN : GN GN GN makan p.o 25/12/2005 hipertensi lemas 86 71 86 71 Diamicron MB 1x1 mkn 22 s/d 25 membaik pagi p.o Adalat 10 1x1 p.o 22 s/d 25 Clonidin 2x75 p.o 23 s/d 25 Infus asering 20 tts 23
28 445904 PS, L, 90 17/2/2005 DM, peny. Lemas, BB 125 124 200 32 Ceftriaxon 1x1 gr inj 17 s/d 25 17/2/2005 s/d penyerta : turun, tiduran Tarivid 2x200 mg p.o 18 s/d 25 Ureum : 25/2/2005 Pneumonia terus Extra Lasix 1 amp i.v 18 239 membaik Olium Olivarum 3x10u p.o 20 s/d 25 kreatinin : Seven seas 1x45u p.o 20 s/d 25 3.8 R/racikan 2x11 p.o 20 s/d 25 Trigliserid Aspar K 2x1 tb p.o 20 s/d 25 170 Infus Dex 40% 20 kolest Infus RL 17 s/d 20 LDL : 197 Infus RD + 7u RI 200 17 s/d 19 Infus RL + KCl 50 meq 17 Infus RD kosongan 21 s/d 24
29 459456 Sw, P, 70 9/1/2005 CRF Keringat 183 119 258 81 Cordarone 3x1/2 tb p.o 9 s/d 14 Kls : 3 s/d dekomp. banyak keluar Cedocard 3x5 mg p.o 9 s/d 15 Riwayat 10/1/2005 Komplikasi Lasix 2x1 amp inj 9 hipertensi + meninggal DM Primperan 2x1amp inj 9 s/d 15 DM, rawat Ceftriaxon 1gr/12j 2x1 inj 9 s/d 15 jalan dan DM Lasix 1amp/6j inj 10 s/d 15
hipertensi Captopril 3x6,25 1/2 tab p.o 11 s/d 14 Sanadryl 4x5cc p.o 11 s/d 15
Cordarone 2x1/2 tb p.o 14 s/d 15 Captopril 2x12,5 mg p.o 14 s/d 15 Infus Dex 5% + RI 12u 20tts 9 s/d 14 Infus NaCl 0,9% standby 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
30 460400 Sg, L, 54 29/8/2005 DM Ada benjolan Diamicron MR 110 p.o 29 s/d 30 29/8/2005 Kls : Utama s/d Peny. di sblh kiri, Lipitor 0.0.1 p.o 29 s/d 30 Ureum : 180cm/80kg 31/8/2005 Penyerta : timbul nyeri, k/p Profenid supp p.o 29 19 APS Pulmonal tidak bisa kreatinin : metastase flatus, lam- 1.0 bung sakit kolest : 180 Trigliserid 77 460400 Sg, L, 54 15/1/2005 DM Badan lemas, 313 133 313 133 Insulin 3x8u RI inj 16 s/d 18 15/1/2005 Kls : 2A s/d kepala Lipitor 1x1 mlm inj 17 Ureum : 18/1/2005 pusing Reskuin 250 mg 2x1 tb p.o 18 17 membaik Infus Asering 15 kreatinin 0.6 kolesterol : 201 Trigliserid 133 LDL : 144 HDL : 41
31 463600 SD, P, 72 8/2/2005 DM Pusing, Nootrophyl 12 g inj 8 8/2/2005 Kls : 2A s/d Peny. kepala Nootrophyl 4x3gr inj 9 s/d 11 ureum : riwayat DM + 10/2/2005 Penyerta : berputar, Unalium 2x1 tb p.o 8 s/d 16 17 Hipertensi membaik Vertigo mual, muntah Norvask 1x5 mg p.o 9 s/d 16 kreatinin : Maintate 1x5 mg p.o 9 s/d 16 0.6
Glucophage 3x1/2 tb p.o 9 s/d 16 kolesterol : Glucobay 3x5 mg p.o 9 s/d 16 197 Lesichol 2x50 mg p.o 9 s/d 16 LDL : 121 Persantin 2x50 mg p.o 9 s/d 16 HDL : 58 Neurontin 300 2x1 p.o 10 s/d 16 Trigliserid Nootrophyl 2x1200 mg p.o 11 s/d 16 194 Infus asering 8 s/d 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
32 465728 Sg, L, 55 25/8/2005 DM Pusing BS BS Catapres 1/2 amp inj 25 26/8/2005 Kls : 2B s/d Peny. PP : GN Tensivask 1x5 mg p.o 25 s/d 6 Ureum : riwayat 6/3/2005 Penyerta : 257 119 Catapres 3x75 mg p.o 26 56 hipertensi membaik Vertigo Mertigo 3x1 p.o 26 s/d 6 kreatinin : tidak berobat Unalium 2x5 mg p.o 26 s/d 6 1.4 rutin Lasix 2x1 amp inj 26 s/d 4 kolesterol : Catapres 3x0,50 mg p.o 26 s/d 5 181 Consikla 3x500 mg p.o 26 s/d 4 Trigliserid Methylcobalt 2amp/2hr inj 28, 2,4 237 Methylcobalt 2x250mg p.o 5 s/d 6 Resquin 2x250mg p.o 5 s/d 6 Infus RL 25 s/d 26 Infus Asering 20tts/mnt 26 s/d 5 Infus NaCl 2
33 468822 Sk, P, 42, 11/5/2005 DM Kaki 382 152 382 120 Cyprofloxacin 2x500 p.o 11 s/d 20 11/5/2005 160cm/58kg, s/d kemerahan, Mixtard P : 20u inj 11 s/d 12 Ureum : Kls : 3 19/5/2005 bengkak, M : 10u inj 15 riwayat DM membaik nyeri Mixtard P : 25u inj 13 kreatinin : dari ibu M : 15u inj 0.16 Methylcobalt 3x500 mg p.o 13 s/d 20 Trigliserid : Mixtard P : 30u inj 14 202 M : 15u inj Mixtard P : 30u inj 14 s/d 16 M : 20u inj Mixtard P : 35u inj 17 M : 20u inj Mixtard P : 40u inj 18 s/d 20 M : 25u inj
34 470355 JD, L, 58 2/4/2005 DM Kesulitan 187 BS 187 Neurotam 2x1200 p.o 2 s/d 6 2/4/2005 2 thn yll s/d bicara GN Neuramin 3x1 p.o 2 s/d 6 Ureum 34 minum 6/4/2005 117 Glucophage 3x500 mg p.o 2 s/d 6 Kretinin:1,2 glibenclamide membaik Ubiq 2x2 p.o 2 s/d 6 koles 149 Trig 194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
35 471615 AS, L, 56, 20/4/2005 DM Kaki kena BS BS Glucovance 2,5 1.0.1 p.o 20 s/d 25 20/4/2005 Kls : 2B s/d komplikasi knalpot, kaki GN GN Ciprofloxacin 2x500 p.o 20 s/d 23 kreatinin : Riwayat 26/4/2005 ulkus sakit, nyeri 171 98 k/p Sanmol p.o 21 s/d 22 0.95 darah tinggi membaik Ceftriaxone 2x1 gr inj 21 s/d 25 kolesterol : dari ayah Dioplos NS 0,9 % 3x1 inj 24 s/d 26 120 DM dari ibu, Infus Asering 20tts/mnt 20 s/d 25 Trigliserid merokok 123 sejak SMP LDL 71
36 472391 RS, L, 35 17/4/2005 DM Badan lemas, 505 335 505 335 Vomera 3x1 p.o 17 s/d 20 170cm/70kg s/d peny. nafsu makan Kalium diclovenak 3x50 p.o 17 s/d 20 Riwayat DM 20/4/2005 Penyerta turun, Sistenol 3x1 p.o 17 s/d 20 dari ibu, membaik farigiis tenggorokan Spiramycin 3x500 p.o 17 s/d 20 merokok 1 akut sakit Xanax 1x0,5 mg p.o 17 s/d 19 bungkus/hari Diabex 3x500 mg p.o 18 s/d 20 Infus Asering 17 s/d 19 Infus Pan aming 17 s/d 18
37 473071 SS, P, 60 23/4/2005 DM Badan pegal, 358 422 Pletaal 2x50 mg p.o 23 s/d 26 23/4/2005 Kls : 3 s/d hiperglikemi diare, pusing Pharmaton F 1x1 p.o 23 s/d 27 Ureum 33 Riwayat DM 27/4/2005 lemas Amaryl 1x2 mg p.o 23 s/d 24 kreatinin : dari ibu, membaik Capoten 1x12,5 mg p.o 23 s/d 27 1.2 pasien sering k/p Mefinal 500 p.o 23 4/26/2005 minum k/p Sanmol p.o 23 kolesterol Glibenklamid Broadced 1x1 g inj 23 s/d 25 174 Amaryl 2x2 mg p.o 24 Trigliserid Amaryl 1x4 mg p.o 26 s/d 27 190 Chespan 2x100 mg p.o 27 LDL 117 Glucophage 1.1.0 2x500 p.o 26 s/d 27 HDL 27 Infus NaCl 23 s/d 25 Infus Martos 23 s/d 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
38 476449 HP, L, 39 19/5/2005 DM Nyeri ulu hati, 538 BS 538 267 Dometa 3x1 tb p.o 29 s/d 27 19/5/2005 Kls : 2 s/d muntah, lidah GN Flagyl Supp 3x1 p.a 19 s/d 24 Ureum 54 riwayat minum 27/5/2005 hiperemi/ 217 Rocephin 1x1 gr inj 19 s/d 20 kreatinin 1,6 alkohol, rokok membaik merah Rantin 2x1 amp inj 19 s/d 23 kolest 332 1 bks/hr, Plantacid 100cc p.o 19 Trigliserid riwayat DM Ceftriaxone 2x1 gr p.o 21 s/d 23 707 dan hiperten- Insulin RI 3x12u inj tegak 22 s/d 27 LDL 233 si dari ibu lurus di perut HDL 48 Velosef 3x500 p.o 24 s/d 27 As. Urat Glucovance 2,5 1.0.0 p.o 25 s/d 27 15.6 Insuiln RI 3x8u inj tegak lurus 25 di perut Insulin 3x4u inj 26 Infus NaCl 0,45 19 s/d 20 Infus NaCl 0,09 + RI 19 Infus IRD + 12u + RI 19 s/d 23 Infus NaCl 0,9% 21 s/d 23 20 tts/mnt
39 475128 BN, L, 42 14/9/2005 DM Pinggang 185 BS Plavix 1x1 p.o 14 s/d 19 14/9/2005 Kls : VIP s/d sakit GN Ascardia 1x80 p.o 14 s/d 20 Ureum 31 Riwayat DM 20/9/2005 144 Blopres 1x8 mg p.o 14 s/d 20 kreatinin dari nenek membaik Diamicron 1.0.0 p.o 14 s/d 20 0.9 Diabex 2x500 mg p.o 14 s/d 20 k/p Mefinal 2x500 p.o 14 s/d 19 Glucobay 2x50 p.o 14 s/d 20 Zyloric 1x300 p.o 14 s/d 20 Infus NaCl 14 s/d 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
475128 BN, L, 42 13/5/2005 DM Lemas, mau 214 BS Blopres 1x8 mg p.o 13 s/d 20 13/5/2005 Kls : UTM s/d pingsan GN Diamicron 1.0.0 p.o 13 s/d 20 Ureum Riwayat DM 20/5/2005 169 Diabex 1x500 mg p.o 17 s/d 20 32 dari nenek membaik Zyloric 1x300 p.o 13 s/d 20 kreatinin Zanfac 2x1 p.o 13 s/d 20 1.0 Tarivid 2x200 p.o 13 s/d 16 As Urat Lipitor 1x10 mg/mlm p.o 13 s/d 20 6.2 Trental 2x400 mg p.o 13 s/d 20 Methylcobalt 2x500 mg p.o 13 s/d 20 Neurntin 2x300 p.o 13 s/d 20 Plantacid 3x10 cc p.o 14 s/d 20 Alinamin F 1x1 amp inj 16 s/d 20 Asering 14 s/d 17 475128 BN, L, 42 8/5/2005 DM Pusing, Catapres 150 mg p.o 8 8/5/2005 Kls : UTM, s/d komplikasi nyeri Blopres 1x8 mg p.o 9 s/d 11 Ureum 27 Riwayat DM 11/5/2005 Hipertensi bagian Zyloric 1x300 mg p.o 9 s/d 11 kreatinin : dari nenek membaik kepala Tarivid 2x200 p.o 9 s/d 11 1.1 obat rutin kiri, wajah Lipitor 1x10 mg/ml p.o 9 s/d 11 kolest 226 Glumeo terasa Diamicron MR 1x1 tb p.o 9 s/d 11 Trigliserid 1x1 tb tebal Infus Asering 5-8 tts/mlm 8 s/d 9 209 LDL 180 HDL 29
40 480231 Ks, P, 61 23/6/2005 DM Kaki kanan 25 148 148 25 Clindamycin 3x300 p.o 24 s/d 30 23/6/2005 150 cm/42 kg s/d hipoglikemi, bengkak, Infus Dex 40% 23 Ureum 33 Kls : 3 1/7/2005 komplikasi ngili, nyeri Infus D 5% 23 s/d 24 kreatinin membaik ulkus 0.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
41 479299 Bj, L, 40 10/6/2005 DM Pusing, badan BS BS BS BS Ceftriaxon 1x1 p.o 10 s/d 22 10/6/2005 70 kg, s/d komplikasi lemas, lemah, GN GN GN GN Lasix 2x1 amp inj 10 s/d 20 Ureum :99 Riwayat DM 27/6/2005 CRF perut sakit, 131 146 195 131 Profenid supp 1x1 p.a 10 s/d 12 Kreatinin: dari ayah, 10 membaik BAB 15 s/d 22 5,0 th menderita sulit 25 s/d 26 Trigliserid: DM rawat Adalet 5 mg p.o 11 s/d 15 285 jalan Triatec 1x2,5 mg p.o 11 s/d 13, LDL: 335 15 s/d 22 Catapres 2x75 p.o 11 s/d 13, 20/6/2005 Plantacid 3x1 cc p.o 11 s/d 27 Ureum: 92 Amoxycilin 3x500 p.o 11 s/d 27 Kreatinin: Catapres 4x75 mg p.o 13 s/d 27 4,9 Lipitor 0.0.1 p.o 13 s/d 26 Prosogan 1x1 p.o 13 s/d 27 25/6/2005 Insulin 3x5u inj 15 s/d 23 Ureum: 100 Norvask 5 mg p.o 15 Kreatinin: Profenid inj 16 s/d 17, 26 5,2 Aprovel 1x350 p.o 20 s/d 26 Primperan 2x1 amp inj 20 s/d 27 Lasix 3x1 amp inj 20 s/d 27 Infus NaCl 0,5 10 s/d 23 Sesden 1 amp inj 25 Lasix 26
42 483436 SBA, P, 85 17/12/2005 DM Lemas, 838 357 838 114 RI 10u inj 18 17/12/2005 Kls : 2 s/d penyakit kesemutan Amaryl 2 mg 1.0.0 p.o 19 s/d 23 Ureum 54 Riwayat DM 25/12/2005 penyerta : Diabex 3x1 p.o 18 s/d 22 Creatinin : 10 th membaik UTI jamur Cefrtiaxone 2x1 gr inj 18 s/d 21 1.3 Insulin RI inj 18 s/d 20 As. Urat : Ketokenazol 1x1 tb p.o 19 s/d 25 7.2 Bolus Extra Dex 4% inj 23 Amaryl 1mg 1.0.0 p.o 24 s/d 25 Infus NS + 50u RI 17 Infus NaCl 0,9% 18 s/d 21 Infus Dex 10% 23 Infus NaCl 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
483436 SBA, P, 85 16/7/2005 DM Lemas, perut 325 133 370 133 Recephin 1x1 gr inj 16 s/d 20 16/7/2005 Kls : 2, s/d peny. kembung Alinamin F 2x1 amp inj 16 s/d 20 Ureum 37 Riawyat DM 22/7/2005 Penyerta : Cedocard 3x5 mg p.o 16 s/d 21 kreatinin : 10 th yll. membaik Infected Insulin actapid inj 16 s/d 19 1.2 Obat : clavus, Zyloric 1x100 mg p.o 17 s/d 21 kolesterol : Glucophage UTI, Gout Glucophage 3x500 p.o 19 201 3x1 tb Gluvance 2,5x500 p.o 20 s/d 21 Trigliserid Riwayat Baquinor 2x500 p.o 20 s/d 22 127 DM, UTI gout Infus Asering 20tts/mnt 16 s/d 21 LDL : 139 Infus NaCl 16 HDL : 60
43 485464 TSM, P, 50 15/8/2005 DM Lemas, mual 63 189 189 63 Motilium 3x1 p.o 16 s/d 17, 26 155 cm/60 kg, s/d Komplikasi : sakit Dex 40% inj 16 Post opname 17/8/2005 Hipoglikemi, epigastrum Voltaren R 1x1 p.o 17 Riwayat membaik IHD keringat Simvastatin 1x1 p.o 16 jantung dari Peny. dingin, Cedocard 3x5 mg p.o 16 s/d 17 ibu, darah Penyerta : kesemutan Narfoz 4 mg inj 16 tingggi dari Spondilosis Infus D 10% 15 ayah Infus D 5% 16 Infus Asering 16 485464 TSM, P, 50 29/7/2005 IHD, Ulu hati sakit, 22 BS 222 202 Glucophage 3x500 mg p.o 30 s/d 4 29/7/2005 155 cm/60 kg, s/d komplikasi mual, BAB 2x GN Cedocard 3x5 mg p.o 30 s/d 4 Ureum 27 Post opname 4/8/2005 DM, Hiper- cair ampas, 186 Lescol 1x40 mg p.o 30 s/d 3 kreatinin : Riwayat membaik kolesterol tidak ada Dometa 3x1 tab inj 30 s/d 4 0.6 jantung dari Peny. Pe- lendir Rantin 2x1 amp p.o 30 s/d 2 kolest : ibu, darah nyerta : Reskuin 1x500 mg p.o 31 s/d 4 226 tinggi dari Cervical Celebex 1x200 mg p.o 4 Trigliserid ayah Riwayat spondiolisis Infus Asering 29 s/d 27 134 DM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
44 486229 HS, L, 70 5/8/2005 DM, Hiper- Lemas, 466 BS 491 214 Provachol 0.0.1 p.o 5 s/d 18 5/8/2005 Kls : IA s/d Peny. pusing GN Forium 1gr/hr inj 5 s/d 13 Ureum 168 25/8/2005 Penyerta 176 Nicholin 2x250 inj 5 s/d 8 kreatinin : membaik TIA Sanmol p.o 5 2.3 Pletaal 1x100 (pagi) p.o 7 s/d 26 kolest : Exelon 2x3 mg p.o 7 s/d 26 344 Insulin RI 3x10u inj 9 s/d 11 Trigliserid Diamicron MR 1.0.0 p.o 10 s/d 15 261 Insulin RI 3x5u inj 12 s/d 13 LDL 289 Novonorm 0,5 mg p.o 14 s/d 19 HDL :40 Diamicron MR 1.0.0 p.o 16 s/d 24 HbIAC Novonorm 3x0,5 mg p.o 19 s/d 26 13.7 Diamicron MR 2.0.0 p.o 25 s/d 26 As. Urat : Infus NaCl 0,9% 5 s/d 7 16.6 Infus RD + RI 2u inj 5 s/d 7 8/13/2005 Ureum 35 kreatinin 1.1
45 499805 HR, L, 68, 28/11/2005 DM Perut sakit, Metformin 3x500 p.o 29 s/d 12 28/11/2005 Riwayat s/d Peny. pinggang Norvask 1x10 mg p.o 29 s/d 12 Ureum 34 hipertensi 12/12/2005 Penyerta kiri kadang Celebrek 1x200 mg p.o 29 s/d 12 kreatinin : sejak 1977 membaik HHD, Urol- nyeri Frisium 1x10 mg p.o 29 s/d 11 1.4 dan DM sejak thiasis kepala nyeri, Zolaff 1x50 mg p.o 29 s/d 11 2001 pusing Lasix 3 mg p.o 28 Starcef 2x100 p.o 30 s/d 3 Cordaron 2x1 tb p.o 5 s/d 12 Rhinos SR 2x1 tb p.o 10 s/d 12 Infus Asering 28 s/d 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
46 487877 SS, L, 80, 25/8/2005 DM Kaki kanan 42 153 189 32 Pletaal 2x50 mg p.o 26 s/d 1 26/8/2005 160 cm/55 kg, s/d hipoglikemi gatal Pharmaton F p.o 27 s/d 31 Ureum 65 Riwayat 1/9/2005 komplikasi melepuh Ceftriaxone 3x1 gr inj 28 s/d 31 kreatinin : darah tinggi membaik ulkus bernanah, Furosemide 3x1 p.o 30 s/d 31 1.5 dari kakek pasien tidak Folic acid 3x2 tb p.o 30 s/d 31 sadar, GD Kalk 3x1 p.o 30 s/d 31 drop Enziplek 3x1 30 s/d 31 k/p Sesden 1amp inj 31 Flagyl 3x500 p.o 31 s/d 1 Ranitidin 2x150 p.o 31 s/d 1 Cefspan 2x150 p.o 31 s/d 1
47 493031 JPP, L, 41 26/9/2005 Ulkus DM Kaki kanan 377 178 409 154 Ciprofloxacin 2x500 m p.o 26 s/d 27 riwayat DM s/d bengkak, Longcet 3x500 p.o 27 dari ibu, 8/10/2005 luka Mefinal 3x500 2 tb p.o 27 s/d 8 menderita DM membaik sakit, k/p Sanmol p.o 27 sejak 1994, demam vit K 2x1 amp inj 27 s/d 4 obat : gliben- pusing Flagyl supp 2x500 p.a 27 s/d 29 klamid 2x1 Extra Rimperan 1 amp inj 28 s/d 4 Metformin 3x500 p.o 30 s/d 6 Baquinon 2x500 p.o 1 s/d 7 Vit K 2x1 tb p.o 5 s/d 8 k/p Profenid sup p.a 5 Stimuno 3x1 p.o 5 s/d 8 Glucophage 3x500 mg p.o 6 s/d 8 Bacsecym 3x375 inj 7 s/d 8 Infus Asering 26 s/d 7
48 499793 WI, P, 87 15/11/2005 DM Gelisah, Ceftrisxone 1 gr/12j inj 16 s/d 23 15/11/2005 s/d Komplikasi panas, k/p Sanmol p.o 16 Ureum 82
26/11/2005 ulkus kesadaran Ciprofloxacin 500 3x1/2 tb 21 s/d 26 kreat : 2,2 membaik turun, BAB Clindamisin 2x300 mg 21 s/d 26 kolst : 200 dan BAK Novonorm 3x0,5 mg p.o 21 s/d 26 Trigl : 137 tidak terasa Infus NaCl 250 16 11/25/2005 Infus NaCl 0,45 % 16 s/d 17 Ureum 32 Infus D 5% + RI 16 s/d 22 kreat : 0,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
49 493561 NHW, L, 48, 29/9/2005 DM Pusing, kaki 281 144 288 144 Sanmol 3x1 tb p.o 30 s/d 3 29/9/2005 Klas : 3 s/d panas, tangan Glibenclamid 1.0.0 p.o 30 s/d 6 Ureum: 37 Riwayat DM 6/10/2005 kesemutan Theragram 1x1 tb p.o 29 s/d 6 Kreatin:1,2 dari ayah membaik Pronalges 2x1 amp inj 29 s/d 30 Kolest: 196 Ceftriaxone 1x1 gr inj 29 s/d 27 Trigliser:132 Pronalges 3x50 p.o 1 s/d 6 30/9/2005 Lesichol 3x1 tb p.o 1 s/d 6 Kolest: 188 Diabex 2x500 p.o 1 s/d 6 Trigliser:43 Amoxycilin 3x500 p.o 3 s/d 6 LDL:116 Diabex 3x500 p.o 3 s/d 6 HDL: 33 Infus Asering 20 tts 29 s/d 1
50 495044 MN, P, 55, 10/10/2005 DM Pasien tidak 424 486 559 222 Manitol 200 c inj 10 10/10/2005 Kls : 2 s/d komplikasi sadar Manitol 4x125 cc inj 10 s/d 13 Ureum 88 Riwayat 13/10/2005 stroke Phenitoin 3x1 amp inj 10 s/d 13 kreatinin : hipertensi 10, meninggal Dexamethasone 4x2 amp 10 s/d 13 1.2 th riwayat inj hipertensi dan Ceftriaxone 3x1 gr inj 10 s/d 13 kolesterol : DM dari ibu Pronalges 3x1 amp inj 10 s/d 13 341 Primperan 2x1 amp inj 10 s/d 13 Trigliserid Zantac 3x1 amp inj 10 s/d 13 165 Sanmol 3x1 p.o 10 s/d 13 Blopres 1x8 gr p.o 11 Blopres 2x8 mg p.o 12 s/d 13 Infus NaCl 10 s/d 13 Infus manitol 125 10 s/d 13 Infus NaCl + RI 254 10 Infus RD + RI 124 tts 10 s/d 12 Infus RD + RI 164 mikro 13 60x/mnt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tgl Kadar Gula Darah Obat Cara Tgl Hasil No No. RM Data Diri
Rawat Diagnosa Keluhan
Msk Klr Ttg Trndh pberian Pberian Lab
51 496529 NMK, P, 78 8/112005 DM Nyeri dada, BS BS BS BS Diabex 2x1/2 tb p.o 8 s/d 11 8/11/2005 170 cm/50 kg s/d Peny. mual GN GN GN GN CaCO3 3x1 p.o 8 s/d 11 Ureum: Riwayat DM, 11/11/2005 Penyerta 202 137 202 137 Renapar 3x1 p.o 8 s/d 11 30
hipertensi dan membaik hipoelek HCT 25 mg 2x1/2 p.o 8 s/d 11 Kreatinin:
gangguan trolit Clonidin 75 4x1 (1/2 tb) p.o 8 s/d 11 0,8 elektrolit Captopril 4x25 p.o 8 s/d 11 Primperan 2x1 amp inj 8 s/d 10 Garam dapur 3x2 g p.o 10 s/d 11 Infus asering 8 s/d 9 Infus NaCl 0,9% 9 496529 NMK, P 78 22/10/2005 DM Lemas, mual 277 196 276 69 Rantin 1 amp/12 jam inj 23 s/d 31 22/10/2005 170 cm/50 kg s/d hipertensi pusing Captopril 2x12,5 mg p.o 22 Ureum 25
Riwayat DM, 2/9/2005 peny. Clonidin 2x1/2 p.o 22 s/d 27 kreatinin : hipertensi dan membaik penyerta HCT 1x1 p.o 22 s/d 23 0.7 gangguan hipoelek Na Diclofenac 2x25 mg p.o 23 s/d 2 elektrolit trolit Glibenklamid 1.0.0 p.o 23 Captopril 2x25 mg p.o 23 s/d 1
HCT 25 mg 2x1/2 tb p.o 25 s/d 2 Ceftriaxone 2x1 gr inj 23 s/d 31 Primperan 23x1 amp inj 23 s/d 1 Renapar 3x1 cap p.o 25 s/d 2 CaCO3 3x1 p.o 28 s/d 2 Insulin RI inj 30 Captopril 4x25 mg p.o 1 s/d 2 Infus RL + 25u KCL 29 s/d 30 16 tt/mnt Infus NaCl 3% 29 s/d 30 Infus NaCl 0,9% 30 s/d 31 Infus RL + imp 22 Infus RL kosongan 30tts/mnt 23 s/d 25 Infus NaCl 3% 16tts/mnt 25 s/d 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
ADA : American Diabetes Association ADR : adverse drug reaction ADO : antidiabetes oral APS : Atas Permintaan Sendiri BSGOT : gula darah sewaktu (Blood Sugar On Time) BSGN : gula darah puasa BSPP : gula darah setelah makan (Blood Sugar Post Prandial) CRF : chronic renal failure D : Dextrosa DM : diabetes mellitus DRP : Drug Related Problem GE : gastro enteritis HDL : high density lipoprotein HHD : hypertensive heart disease IMT : Indeks Massa Tubuh KG : kadar gula k/p : kalau perlu LDL : low density lipoprotein M : malam OGTT : oral glucose tolerance test P : pagi p.o : per oral PPAR-γ : peroxisome proliferators activator receptor- γ RI : regular insulin RSPR : Rumah Sakit Panti Rapih TIA : transcient ischemic attack UKPDS : United Kingdom Prospective Diabetes Study Urolithiasis : pembentukan batu pada saluran kemih UTI : urinary tract infection
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI