Transcript

Pikiran Rakyat• Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1117 18 19 20 21 22 23 24 25 26

OJan OPeb o Mar OApr .Mei OJun OJul OAgs

o Sabtu 0 Minggu

12 13 14 1~ 1627 28 29 ~ 31

OSep OOkt ONov ODes

Kearifan Lokal pada Pantun Lutung Kasar ngDuh Teteh teuwasa teuingmunjulanjeneng salirakuring mah darma piuxiranqkuma teuing balukarnamun mungpang leakersa ramakena supata bebendu

E NAM larik teks pui-si di atas merupakanpenggalan dari cari-

ta pantun Lutung Kasarungyang ditulis ulang oleh pe-nyair Sayudi almarhum, pe-nyair Sunda kenamaan padazamannya yang terkenal de-ngan kumpulan puisi LalakidiTegalPati.Enamlarikteks puisi di atas didendang-kan dalam tembang Sundacianjuran oleh Neng Dini,yang berperan sebagai PurbaSari, putri cantik dari Kera-

jaan Pasir Batang yang di-usir oleh saudaranya ke hu-tan larangan.

Enam larik teks puisi diatas merupakan jawaban atasucapan Purba Rarang, kakakPurbasari, yang mengusirPurbasari karena dianggaptelah merebut takhta keraja-an yang seharusnya jatuh ke-pada Purba Rarang dan bu-kan kepada Purba Sari. La-rik-larik puisi yang diucap-kan Purba Rarang (Ani Suk-mawati) itu berbunyi:

Sia inji wani-waninarima hancengan aingpuguh rama pilih kasihteu ngaragap hate anak

(Bersarnbung ke hal. 9 kol. 1)

ANORI RNITA!"PR"

CERITA "Lutunq Kasarunq" dibawakan sepuluhpen bangSunda cianjuran pada acara pementasan "Nqaderes Lu mg Ka-sarung Dina Tembang Sunda Cianjuran" di Grha Sanusi ardja-dinata Jln. Dipati Ukur, Kota Bandung, Minggu (29/5). *

Kliping Humas Onpad 2011

sia deui teu rumasabijil pandeurieun aingayeunajung geura luntatong aya diPasir Batang

Adegan dramatik tersebutmerupakan penggalan daripentas Setra Karesmen (musi-kalisasi puisi) Lutung Kasar-ung dalam tembang Sunda ci-anjuran yang digelar oleh BaleRumawat Unpad Bandung,pada Minggu (29/5) sore diGraha Sanusi HardjadinataKampus Unpad Jln. DipatiUkur No. 35 Bandung. Parapenembang lainnya Ujang Su-priatna, Rosyanti, Kari, ImanMustika, Hilman, Rika, ElisRosliani, Nana, Dika, Gilang,Robby, Fransisca, NisajeungWidia, dengan pamirig (peng-iring) Yusdiana, Gan Gan Gu-milar, Okta, Rizal, dan YudiSukenda."Digelarnya acara yang diberi

tema Baranang Bentanq Ha-repaan, Ngaderes Lutung Ka-sarung dina Tembang SundaCianjuran antara lain dimak-sudkan untuk menggali nilai-nilai kearifan lokal. Apa yangditulis almarhum Kang Sayudidalam puisinya bersumber daripantun Lutung Kasarung yangdalam kebudayaan Sundamempunyai nilai-nilai sakral, disamping persoalan sosial danreligius," ujar Rektor UnpadProf. Dr. Ir. Ganjar Kurnia,D.E.A.dalam percakapannyadengan "PR", sehelum acaratersebut dimulai.Hadir pula Drs. Enip Sukan-

da yang dikenal sebagai dosenJurusan Karawitan STSI Ban-dung. Enip berperan sebagaikonsultan bersama penyair Di-an Hendrayana.

Lutung Kasarung memang

menarik untuk digali nilai-ni-lainya. Di dalam carita pantunbukan hanya soal kekuasaanyang membuat kita miris, teta-pi juga soal gelap mata yangdisebabkan nafsu kekuasaanitu sendiri. Orang bisa salingmenumpahkan darah, tak pe-duli apakah ada hubungan da-rah atau tidak. Apa yang ditu-lis Sayudi sudah digarap olehDasentra di bawah pimpinanalmarhum Kang Poerbasahpada dekade 1980-an.Selain itu, menurut Enip,

ada juga pelajaran moral yang, bisa dipetik, antara lain, kese-rakahan akan selalu musnah dimuka bumi. Penguasa zalimpada dasarnya akan menemu-kan hukumannya, entah darialam, Tuhan, atau dari sesamamanusia yang rindu tegaknyakeadilan. "Dalam konteks ini,nilai-nilai kearifan lokal Sundalayak kita cermati kembali ditengah-tengah situasi sosial-politik sekarang ini," ujar Enip.

Sejak tahun 1979Puisi panjang Lutung Kasar-

ung yang ditulis almarhum pe-nyair Sayudi, menurut UbunKubarsyah, lahir atas gagasanKang Poerbasah almarhumyang pada tahun 1979 lalu pu-nya ide mementaskan lakongending karesmen Lutung Ka-sarung dalam tembang Sundacianjuran. Carita pantun itusudah ada sejak lama dalamkebudayaan Sunda."Pada saat itu kendala perta-

ma adalah soal naskah. KangPoerbasah lalu menghubungiKang Sayudi. Pada tahun 1980penulisan naskahnya dimulai,dan itu berjalan lebih dari satutahun. Setelah naskah selesai,Kang Poerbasah menghubungisejumlah orang untuk mem-

buat garapan musiknya her a-sarkan tembang Sunda cian-juran," kata Ubun.Orang-orang yang sepakat

membuat garapan pada saatitu adalah Dadang Sulaeman,Enip Sukanda, Ubun Kubar-syah, dan Tadjudin Nirwan.Hingga lagu itu utuh untuk

dipentaskan, kata Ubun, pi-haknya memerlukan waktu se-lama tiga tahun. Selesai diga-rap lalu direkam dalam bentukkaset dengan durasi lebih daritiga jam. Para penembangyang terlibat dalam garapantersebut pada saat 'itu adalahDadang Sulaeman, Yus Wirad-iredja, Barmansyah, TadjudinNirwan, Enah Sukaenah, NinaK. Sopandi, Yayah Roeti, danTati Muchtar.Garapan tembang Sunda

Lutung Kasarung yang dipra-karsai Kang Poerbasah itumerupakan upaya pendoku-mentasian paling lengkap soaltembang. Di dalam kaset itusetidaknya ada 126jenis tern-bang Sunda, baik dari tern-bang Sunda cianjuran, cigawi-ran, ciawian, maupun tern-bang-tembang yang ada dalampantun Sunda itu sendiri. "Ini-lah kekayaan tembang Sunda,yang kini nyaris musnah itu.Kami saat ini telah berupayauntuk menyelamatkan doku-men ini, dan itu memerlukanbiaya yang cukup besar. Parapelakunya saat ini sudah me-ninggal dunia," ujar Ubun.Dalam kesempatan yang sa-

ma, YusWiradiredja yang per-nah terlibat dalam garapantersebut pada dekade 1980-anmengatakan, apa yang digarapGanjar Kurnia merupakanupaya yang patut disambut se-mua pihak. "Dalam pentasyang tidak utuh ini setidaknyatadi kita mendengarkan 25 je-nis tembang Sunda yang turn-buh dan berkembang di tatar

Sunda. Untuk itu, tak aneh bi-la tadi mendengar ada orangyang terkaget-kaget mende-ngarnya, karena memang apayang dilantunkan itu nyarispunah," ujar Yus yang juga di-kenal sebagai dos n karawitandi Jurusan Kara 'tan STSIBandung.Yus berharap, ji a Pemerin-

tah Provinsi Jawa Barat mela-lui Dinas Pariwisata dan Kebu-dayaan ingin melestarikan ke-senian tradisional Sunda, iaharus menyelamatkan doku-mentasi tembang unda Lu-tung Kasarung y g sudah di-buat Kang Poerb ah pada de-kade 1980-an. "Jumlah 126je-nis tembang Sunda yang adadalam kaset itu b an sedikit.Saya yakin di ant a para pe-nembang Sunda sendiri adayang tidak tahu," kata Yus,diamini oleh Ubun Kubarsyah.Lepas dari itu, garapan yang

digelar oleh Bale umawatUniversitas Padja jaran bolehdibilang berhasil. Para penem-bang adalah paraj ara tern-bang Sunda cianju an versiDaya Mahasiswa unda (Da-mas) dalam sepul h tahun ter-akhir. "Apa yang kami garapini mengulang apa yang telahdigarap para pendahulu. Mes-kipun demikian, i i tidak mu-dah, sebab lirik yang ditulisKang Sayudi memerlukanpenghayatan men alam olehpara penembangnya," ujar Di-an Hendrayana yang selain di-kenal sebagai pakar tembangSunda cianjuran, juga sebagaisastrawan Sunda ~ang berkali-kali mendapat hadiah sastradari Lembaga Bahasa dan Sas-tra Sunda Bandung. (SoniFarid Maulana/,'PR")***


Top Related