Transcript

Pikiran Rakyato Senin o Selasa 0 Rabu o Minggu• Kamis 0 Jumat o Sabtu

12317 18 19

4 5 C!) 720 21 22 23 24 25 26

12 1327 28

8 9 10 11 14 15 1629 30 31

eJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul 0Ags OSep OOkt

ambang Sukabumi~v }fang Rawan Eksploitasi

NDONFSIAmungkin pan-tas disebutsebagai ne-garayangkaya akan

sumber daya alam. Hal terse-but dapat dilihat dari keber-agaman flora dan fauna yangada di dalamnya. Salah satun-ya adalah penyu. Bayangkan,dari tujuh jenis penyu yangada di dunia, enam di an-taranya tercatat pernah dite-mukan di kepulauan di In-donesia.

Namun dalam kenyataan-nya, populasi penyu terbuktimakin berkurang dari masa kemasa. Hingga pada akhirnya,saat ini seluruh jenis penyuditetapkan sebagai hewanlangka yang dilindungi olehhukum baik di tingkat region-al, nasional, maupun interna-sional.

Convention on InternationalTrade in Endangered Speciesof Wild Fauna and Flora(CITES), mengategorikanseluruh jenis penyu ke dalamstatus Appendiks I. Artinya,satwa tersebut telah dilindungidan tidak boleh dimanfaatkankarena kondisinya yang teran-campunah.

Pantai Pangumbahan yangterletak di bagian paling sela-tan Kabupaten Sukabumimerupakan satu dari sedikitpantai yang kerap dijadikan

. tempat pendaratan penyu hi-jau (Chelonia mydas) untukbertelur.

Bahkan saking bangganyadengan keberadaan penyu,pemerintah sekitar men-jadikannya sebagai salah satubagian dari lambang resmiKabupaten Sukabumi. Na-mun laju eksploitasi terhadapreptil satu ini terbukti cukupsulit dibendung.

Kepala Bidang KonservasiSumber Daya Alam dan Miti-gasi Bencana Balai Pengelo-laan Lingkungan Hidup (BPL-HD) Provinsi Jawa Barat DewiNurhayati mengatakan, seba-gai upaya pelestarian penyu,sejak tahun 2009 di PantaiPangumbahantelah didirikanTurtle Center yang berfungsisebagai pusat konservasipenyu.

"Untuk pengelolaannya itusendiri dibagi dua ruas. Seba-

gian dikelola oleh Dinas Ke-lautan dan Perikanan (DKP),sebagian lagi oleh Balai Kon- .servasi Sumber Daya Alam(BKSDA),"katanya saat di-wawancarai dalam acara HarlCinta Puspa Satwa Nasional(HCPSN) 2010 di GedungSate, Bandung, beberapa wak-tu lalu.

Sebagai komoditasHampir semua bagian dari

penyu dapat dimanfaatkan se-bagai komoditas hidup manu-sia. Telur dan dagingnya biasadijadikan sebagai bahan kon-sumsi. Sementara cang-kangnya dapat diolah menjadicendera mata.

Data yang diperoleh dariProFauna Indonesia men-gatakan bahwa hingga tahun1999, di Bali, sebanyak 27·000penyu dibunuh untuk diambildagingnya. Namun berkatmakin ketatnya pengawasandari aparat setempat, akhirnyajumlah perburuan penyutersebut makin menyusutdrastis hingga 80 persen padatahun 200l.

Di Sukabumi sebagianmasyarakat terlihat lebihgemar untuk mengonsumsitelurnya. Hal tersebut dapatterlihat dari maraknya pen-jualan telur penyu di kawasanPasar Surade yang terletaksekitar 26 kilometer dari pusatkonservasi penyu PantaiPangumbahan. Hasil peman-tauan di lapangan membuk-tikan bahwa ratusan butir .telur penyu masih dijual bebasdengan harga berkisar antaraRp 4.000-Rp 5000 per butir.

Tanpa disadari, hal tersebuttentunya dapat menjadi salahsatu faktor yang makinmengikis populasi penyu dihabitatnya. Terlebih lagipenyu dikenal sebagai salahsatu hewan yang sulit untukmeneruskan regenerasi.

Dalam sekali bertelur, satuinduk betina penyu mampumenghasilkan lebih dari 100butir telur. Persentase keber-hasilan penetasan telur penyupun tergolong cukup tinggi.Dari keseluruhan telur, ham-pir dipastikan lebih dari 95persen tukik (anak penyu)akan berhasil menetas. Na-mun, darijumlah keseluruhantukik yang dilepas ke alam be-

ONov ODes

KlIplng Rumaa Onpad 2011

bas, paling tidak hanya duahingga tiga tukik saja yang da-

r pat berhasil tumbuh hinggadewasa.

"Ini namanya logic mathe-matics. Andaikan penyumenghasikan 100butir telurlalu seluruhnya berhasil jadidewasa, artinya populasi akanmeningkat menjadi 100kali li-pat. Itu hal yang tidakmungkin. Jadi berapa punbanyaknya telur yang di-hasilkan oleh satu induk, yangakan berhasil menjadi dewasapaling tidak hanya dua," ucapProf. Dr. Djoko Iskandar,pakar reptil dan amfibi Insti-tut Teknologi Bandung (ITB).

Lebih lanjut Djoko menje-laskan, banyak faktor yangmemengaruhi jumlah penyu'yang akan berhasil kembalimenjadi dewasa, yaitu preda-tor, makanan, penyakit, kece-lakaan, dan lainnya. "Mungkinibaratnya, apa yang terjadi pa-da manusia terjadi padapenyu," tutur Joko. "Predatorjuga banyak. Sejak masihdalam bentuk telur saja preda-tornya ada biawak, babi hutan,

anjing, dan yang paling besaritu adalah manusia."

Wajahbarueksploitasi penyuJika di Sukabumi eksploitasi

terhadap penyu dilakukanmelalui peneurian telur, diBandung ditemukan satu trenbaru yang eukup unik. Tengoksaja di beberapa tempat pen-jualan ikan hias, sepertikawasan Tegallega atau dipasar kaget Gasibu pada hariMinggu. Di sana, puluhan ekortukik diperdagangkan untukdijadikan sebagai hewan peli-haraan.

Para pedagang setempatmenempatkan tukik tersebutdalam akuarium dan plastikkeeil yang diisi dengan airtawar. Harga yang ditawarkandari satu tukik berkisar antaraRp 20.000- Rp 35.000. "Ieumah penyu cai tawar, kang(ini penyu jenis air tawar,bang)," kata salah satu peda-gang tukik di kawasan Tegalle-ga, Bandung.

Hal ini tentunya menjadi su-atu model eksploitasi baru

yang menyesatkan. Terlebihlagi bagi masyarakat awamyang sering kali tidak dapatmembedakan antara penyudengan kura-kura.

Ada dua hal meneolok yangdapat diamati untuk membe-dakan kedua hewan tersebut,yaitu kaki dan tempurung. Ka-ki penyu berbentuk lebih pipihserta tidak memiliki kukuseperti halnya kura-kura. Se-lain itu, penyu tidak bisamenyembunyikan kepalanyadi balik tempurung sepertiyang kura-kura.

Menanggapi hal tersebut,Prof. Dr. Djoko TjahjonoIskandar mengatakan bahwatukik yang dipelihara dalamair tawar tidak akan dapatlama bertahan hidup. "Tidakada jenis penyu yang dapathidup di air tawar. Mungkinpaling lama bertahan bebera-pa bulan. Ada kebutuhan fisi-ologis lain yang dia butuhkandi laut," ucapnya.***

Albiansyah/AdityaPutra, mahasiswa JurusanJurnalistik Fikom Unpad.

PENYU hijau tengah bertelur. *

r


Top Related