Download - PHBS.pdf

Transcript
Page 1: PHBS.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang – Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, Pada Bab I tentang

ketentuan umum, menyatakan bahwa pelayanaan kesehatan promotif adalah

suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang

lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Promosi

kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat

melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar

mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif

dalam masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh

kebijakan publik yang berwawasan (Kepmenkes 2008).

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan

Kesehatan Nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa Promosi kesehatan

merupakan salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan menuju

Indonesia Sehat 2015 melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat setinggi-tingginya melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan

Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan

perilaku hidup bersih dan sehat serta dalam lingkungan yang sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

1

Page 2: PHBS.pdf

2

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia (Budiman dkk,

2012).

Harapan tersebut terwujud apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya

dengan segala daya yang dimiliki untuk dapat menerapkan perilaku hidup

bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pemberdayaan masyarakat

harus dimulai dari rumah tangga, karena rumah tangga yang ber PHBS

merupakan aset dan modal pembangunan

kesehatan dimasa depan yang perlu dijaga, dilindungi dan di tingkatkan

kesehatannya (Budiman dkk, 2012).

PHBS di rumah tangga diarahkan untuk memberdayakan setiap keluarga

atau anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu menolong diri sendiri

di bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat,

mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi,

memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada, serta berperan aktif

mewujudkan kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya

kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) (Budiman dkk, 2012).

Target PHBS Nasional pada tahun 2013 adalah 65% sedangkan target

Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar 50%. Pencapaian rumah

tangga ber-PHBS tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 sebesar

48,36%(empat puluh delapan koma tiga puluh enam persen) dengan angka

pencapaian rumah tangga yang ber-PHBS tingkat Kabupaten/Kota Tahun

2013 tertinggi dicapai kabupaten Indramayu yaitu 73% (tujuh puluh tiga

persen) dan terendah dicapai Kabupaten Cianjur yaitu 31% (tiga puluh satu

persen). Salah satu penyebab tidak tercapainya target rumah tangga ber-

Page 3: PHBS.pdf

3

PHBS adalah tidak terlaksanakannya seluruh indikator PHBS di rumah

tangga salah satunya indikator mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2013).

Perilaku mengkonsumsi buah dan sayur yang masih kurang berhubungan

dengan masalah kesehatan. Apabila terjadi kekurangan dalam konsumsi

buah dan sayur akan menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi seperti

vitamin, mineral, serat dan tidak seimbangnya asam basa tubuh, sehingga

dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit (Sakarindah, 2008).

Selain itu, menurut Ruwaidah (2009), kurangnya konsumsi buah dan sayur

dapat mengakibatkan berbagai dampak yaitu menurunnya

imunitas/kekebalan tubuh seperti mudah terkena flu, mudah mengalami

stres dan depresi, tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan seperti

sembelit, gusi berdarah, sariawan, gangguan mata, kulit keriput, artritis,

ostioporosis, jerawat, kelebihan kolestrol darah dan kanker. Dampak lain

disebutkan dalam laporan WHO (2003) ditemukan bahwa sebanyak 31%

penyakit jantung dan stroke 11% di seluruh dunia disebabkan oleh

kurangnya asupan buah dan sayur di dalam tubuh.

Rekomendasi kecukupan konsumsi buah dan sayur menurut WHO

(2003) yaitu sebanyak 400 gram per hari atau sebanyak 3-5 porsi sehari.

Selain itu, Piramida Petunjuk Makanan (USDA dan HNIS) dalam

Rahmawati (2000) merekomendasikan untuk menyajikan buah sebanyak

2-4 kali dan sayur sebanyak 3-5 kali dalam sehari. Berdasarkan Riskesdas

(2007) penduduk dikategorikan cukup konsumsi sayur dan buah apabila

makan sayur dan/atau buah minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam

seminggu, dikategorikan kurang apabila konsumsi sayur dan buah kurang

dari 5 porsi 7 hari dalam seminggu.

Page 4: PHBS.pdf

4

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia

juga diperoleh hasil bahwa konsumsi buah dan sayur pada penduduk

indonesia relatif masih kurang, padahal Indonesia adalah Negara yang

sangat kaya akan buah dan sayur. Berdasarkan hasil survei perilaku

konsumsi buah dan sayur di Indonesia terjadi peningkatan angka kurang

konsumsi buah dan sayur. Hal ini berdasarkan hasil survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) tahun 2011 bahwa rata-rata konsumsi buah dan sayur

perkapita 59,66%.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas ) Departemen

Kesehatan RI tahun 2007 di temukan bahwa rata-rata 93,6% remaja di

Indonesia berumur 10-14 tahun kurang konsumsi buah dan sayur. Konsumsi

buah dan sayur paling rendah terdapat di Provinsi Riau (97,9%) dan Sumatra

Barat (97,8%) penduduk memiliki perilaku kurang konsumsi buah dan

sayur. Sedangkan yang berada di bawah rata-rata angka Nasional di Provinsi

Gorontalo (83,5%), di Yogyakarta (86,1%) dan Lampung

(87,7 %).

Pada umumnya penyelenggaraan atau yang menyediakan makanan dalam

rumah tangga sehari-hari dikoordinir oleh ibu. Ibu sebagai pengelola rumah

tangga akan berpengaruh juga pada macam bahan makanan dalam konsumsi

keluarga sehari-hari. Ibu yang mempunyai pengetahuan gizi dan kesadaran

gizi yang tinggi akan melatih kebiasaan makanan sehat sedini mungkin

kepada putra putrinya. Kebiasaan perilaku konsumsi buah dan sayur ibu

akan sangat berpengaruh pada anakanaknya, karena anak-anak biasnya

meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya terutama seorang ibu.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menemukan faktorfaktor yang

mempengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur pada msayarakat.

Page 5: PHBS.pdf

5

Penelitian yang dilakukan Story (2006) ditemukan bahwa konsumsi buah

dan sayur pada masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu faktor individu

(pengetahuan dan alasan seseorang mengkonsumsi buah dan sayur), faktor

lingkungan sosial (keluarga), faktor lingkungan fisik dan faktor media

massa (pemasaran).

Konsumsi buah dan sayur di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada

tahun 2012 sebesar (78,48%), di Dinas Kesehatan Kota Bandung pada tahun

2013 sebesar (91,3). Kota Bandung memiliki 30 UPT Puskesmas dan 43

jejaring, salah satunya adalah Puskesmas Puter. Dari hasil pendataan PHBS

di Tatatan Rumah Tangga di Kota Bandung tahun 2013 ternyata yang

memiliki PHBS terendah indikator mengkonsumsi buah dan sayur terletak

di wilayah keja Puskesmas Puter yaitu di Kecamatan Coblong sebesar

54.54%. (Profil Dinas Kesehatan Kota

Bandung, 2013)

Berdasarkan latar belakang diatas maka ………..


Top Related