PETUNJUK TEKNIS HIBAH BANTUAN PEMBINAAN DAN JAMBORE PRAMUKA
DI GUGUS SLB SE JAWA BARAT TAHUN 2015
BIDANG PK DAN PLK
KEGIATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM, PENILAIAN PKPLK DAN
PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PKPLK TAHUN 2015 PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN JL. Dr. RADJIMAN NO.6 BANDUNG
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian
kompetensi lulusan harus dicapai secara komprehensif meliputi kompetensi spiritual,
sosial, pengetahuan dan keterampilan. Dalam pelaksanaannya dilakukan melalui
kegiatan intra kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler.
Dalam Kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan kepramukaan
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana
penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement) perwujudan sikap dan
keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan
pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan kepramukaan. Dengan
demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan
Keterampilan (KI-4) memperoleh penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui
fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan kepramukaan di lingkungan satuan
pendidikanBerdasarkan
Peraturan Menteri Penidikan dan Kebudayaan No 65 tahun 2013 bahwa
pendidikan kepramukaan sebagai ekstra kurikuler wajib di sekolah, hal ini sangat
beralasan karena pendidikan formal dengan pendidikan kepramukaan memiliki
koherensi pembelajaran dengan keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu
mengembangkan sikap atau nilai baik spiriual, sosial dan keterampilam, yang
dilakukan dengan melalui model blok, aktualisasi dan reguler. Dengan demikian
tujuan pendidikan nasional beririsan dengan tujuan Gerakan Pramuka sehingga dalam
implementasinya di sekolah, gugus depan sebagai satuan pendidikan dan satuan
organisasi bersama dengan sekolah untuk melakukan pendidikan kepramukaan
melalui model blok dan aktualisasi. Gugusdepan yang tadinya sebagai satuan
organisasi yang berpangkalan di sekolah sekarang harus menjadi satuan pendidikan
yang secara bersama sama melakukan pendidikan kepramukaan di setiap sekolah.
2
Pengembangan potensi peserta didik berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud
dalam tujuan pendidikan nasional tersebut secara sistemik-kurikuler diupayakan melalui
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler
diselenggaraakan melalui kegiatan terstruktur dan terjadwal sesuai dengan cakupan dan
tingkat kompetensi muatan atau mata pelajaran. Kegiatan kokurikuler dilaksanakan
melalaui penugasan terstruktur terkait satu atau lebih dari muatan atau mata pelajaran.
Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan terorganisasi/terstruktur di luar
struktur kurikulum setiap tingkat pendidikan yang secara konseptual dan praktis mampu
menunjang upaya pencapaian tujuan pendidikan. .
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan–kegiatan melalui di
lingkungan sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai upaya
memperkuat proses pembentukan karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur sesuai
dengan nilai dan moral Pancasila. Pendidikan Kepramukaan dinilai sangat penting.
Melalui pendidikan kepramukaan akan timbul rasa memiliki, saling tolong menolong,
mencintai tanah air dan mencintai alam. Karenanya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mewajibkan setiap sekolah melaksanakan ekstrakurikuler pendidikan
kepramukaan.
Dalam Kurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib dan pelaksanaannya dapat dialkukan di sekolahdan atau di
alam terbuka di luar lingkungan sekolah. Gugusdepan sebagai satuan pendidikan yang
mengembangkan pendidikan kepramukaan harus melakukan penataan gugus depan
baik secara manajerial, administratif melputi unsur tenaga pendidik atau pembina,
sarana prasarana, program, dan anggaran. Dengan demikian perlu untuk prioritas
perlu dilakukan pembinaan manajerial kepala sekolah dan guru dalam pengelolaan
pendidikan kepramuakaan di sekolah dan kegiatan peserta didik. Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib merupakan program kegiatan yang harus
diikuti oleh seluruh peserta didik berkebutuhan khusus, terkecuali peserta didik
berkebutuhan khusus dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk
mengikutinya.
3
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahatan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses
Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunaghariha, Tunadaksa, dan Tunalaras;
12. Undang Undang No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI;
4
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku
Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMALB;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah;
25. Peraturan Menteri Pendidian dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 Tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
26. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
27. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun
2014 Tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah;
28. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
2014 Tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru
Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum
2013;
29. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah;
5
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 105 Tahun 2014 Tentang
Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah;
33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang
Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
34. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 144 Tahun 2014 Tentang
Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan Dan Penyelenggaraan Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Dan Ujian Nasional;
35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 157 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum Pendidikan Khusus;
36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah;
37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 159 Tahun 2014 Tentang
Evaluasi Kurikulum;
38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 Tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
39. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 18 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Bimbingan Teknis;
40. Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/ MPK.A/KR/2013
tentang Implementasi Kurikulum 2013;
41. Surat Edaran Bersama Menteri Dalam negeri dengan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 420/176/SJ dan Nomor 0258/MPK.A/KR.2014 tentang
Implementasi Kurikulum 2013;
42. Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2003 Tentang Pemeliharaan Bahasa Sastra dan
Aksara Daerah;
43. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan;
44. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Pembelajaran Muatan
Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
6
C. Tujuan
Tujuan pemberian dana Belanja Hibah Bantuan Pelaksanaan Pembinaan dan
Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015, sebagai berikut:
1. Memberikan petunjuk pemanfaatan dana dari mata anggaran Hibah Bantuan
Pelaksanaan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
2. Memberikan petunjuk bagi petugas di lapangan berkaitan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan meliputi penyiapan usulan kegiatan dan dokumen serta blanko-
blanko yang diperlukan dalam penyaluran dan pemanfaatan Hibah Bantuan
Pelaksanaan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat, Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
3. Memberikan acuan dan panduan administrasi serta pertanggungjawaban keuangan
pada setiap tahap pekerjaan penyaluran dan pemanfaatan Hibah Bantuan Pelaksanaan
Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat, Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
4. Mengupayakan terciptanya tertib administrasi keuangan berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan di lapangan dalam penyaluran dan pemanfaatan Hibah Bantuan
Pelaksanaan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat. Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
7
BAB II
PENGERTIAN, TUGAS, BESAR BANTUAN, RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN WAKTU BELANJA HIBAH BANTUAN PEMBINAAN
DAN JAMBORE PRAMUKA DI GUGUS SLB SE JAWA BARAT TAHUN 2015
A. Pengertian
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik berkebutuhan khusus
setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program,
atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.
3. Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik berkebutuhan
khusus pada setiap tingkat kelas atau program.
4. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik berkebutuhan khusus
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
5. Peserta didik berkebutuhan khusus adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengem-bangkan potensi diri melalui proses Pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
6. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan Peserta didik
berkebutuhan khusus di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan
ekstrakurikuler ditujukan agar Peserta didik berkebutuhan khusus dapat
mengembangkan kepribadian, minat, dan kemampuannya di berbagai bidang di
luar bidang akademik.
7. Ekstrakurikuler Wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti
oleh seluruh peserta didik berkebutuhan khusus, terkecuali bagi Peserta didik
berkebutuhan khusus dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk
mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler tersebut.
8. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan.
8
9. Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan
kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
10. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan
watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK. Kwarnas No. 231 Thn 2001).
11. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan
hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-
nilai kepramukaan.
12. Gugus Depan (Gudep) adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi terdepan
penyelenggara pendidikan kepramukaan.
13. Kwartir adalah satuan organisasi pengelola Gerakan Pramuka yang dipimpin
secara kolektif pada setiap tingkatan wilayah.
14. Majelis Pembimbing adalah dewan yang memberikan bimbingan kepada satuan
organisasi Gerakan Pramuka.
15. Pembina Pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka. Pem-bina bertugas
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan kepramukaan
di tingkat Gudep.
16. Model Blok adalah pola kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib yang diselenggarakan pada awal tahun ajaran baru.
17. Model Aktualisasi adalah pola Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali.
18. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar yang kemudian disebut KMD
adalah kursus yang diselenggarakan bagi anggota dewasa dan Pramuka Pandega
yang akan membina anggota muda di gugus depan.
19. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan yang kemudian disebut KML
adalah jenjang pendidikan tertinggi bagi Pembina Pramuka sebagai lanjutan dari
KMD.
20. Pramuka Siaga adalah anggota Gerakan Pramuka rentang usia 7 sampai 10
tahun.
21. Pramuka Penggalang adalah anggota Gerakan Pramuka rentang usia 11 sampai
15 tahun.
9
22. Barung adalah kelompok teman sebaya usia antara 7 – 10 tahun yang disebut
Pramuka Siaga (SK. Kwarnas No. 231 Thn 2001).
23. Regu adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya usia antara 11-15 tahun
yang disebut Pramuka Penggalang (SK. Kwarnas No. 231 Thn 2001).
24. Perindukan adalah satuan gerak untuk golongan Pramuka Siaga yang
menghimpun barung dan dipimpin oleh Pembina perindukan (SK. Kwarnas No.
231 Thn 2001).
25. Pasukan adalah satuan gerak untuk golongan Pramuka Penggalang yang
menghimpun regu dan dipimpin oleh Pembina Pasukan (SK. Kwarnas No. 231
Thn 2001).
26. Karang Pamitran adalah pertemuan Pembina Pramuka untuk mempererat
hubungan kekeluargaaan dan persaudaraan serta meningkatkan pengetahuan,
pengalaman dan kepemimpinannya (SK. Kwarnas No. 056 Tahun 1982).
27. Intramural kegiatan dilaksanakan didalam lingkungan sekolah.
28. Ekstramural kegiatan dilaksanakan diluar lingkungan sekolah.
29. ABK adalah anak berkebutuhan khusus yang berbeda dengan anak pada
umunya tampak selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi,
sosial atau fisik.
B. Fungsi Gugus dalam Pendidikan Kepramukaan
Gugus sekolah adalah wadah peningkatan dan pengembanagan professional
bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Dalam kegiatan kepramukaan gugus
berfungsi :
1. Melakukan pendataan potensi pramuka di setiap sekolah
2. Melakukan diskusi pengembangkan penyelenggaraan kepramukaan sebagai
ekstra kurikuler wajib di setiap sekolah
3. Meningkatkan kompetensi kepala sekolah sebagai mabgus dalam mengelolan
gugus depan
4. Meningkatkan kompetensi para pembina dalam penyusunana program,
pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kepramukaan di sekolah
5. Melakukan koordinasi dengan kwartir ranting dalam konsolidasi organisasi
6. Memanfaatkan dana bantuan berupa hibah untuk penyelenggaraan,
pengembangan kepramukaan di setiap gugus.
10
7. Menyusun laporan hasil evaluasi penyelenggaraan pendidikan kepramukaan di
sekolah.
C. Sasaran Hibah
Sasaran Kegiatan Bantuan Hibah Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus
SLB se Jawa Barat Tahun 2015 sebagai berikut:
Tabel 1.
Sasaran Kegiatan Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka
di Gugus SLB se Jawa Barat Tahun 2015
52 Gugus SLB Terlampir
D. Besar Anggaran Bantuan Belanja Hibah
5. Besar anggaran bantuan belanja Hibah Bantuan Pelaksanaan Pembinaan dan Jambore
Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun
2015
sebagai berikut:
Tabel 2 Besar Anggaran Bantuan belanja Hibah Bantuan Pembinaan dan Jambore
Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat Tahun 2015
Besaran Biaya terlampir
E. Rencana Anggaran Biaya
Rencana pelaksanaan anggaran biaya Hibah Bantuan Pelaksanaan Pembinaan dan
Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat Tahun 2015 sebagai berikut:
1. Pembinaan kepala sekolah sebagai Majelis Pembimbing Gugus Depan dan
Guru/Pembina Pramuka se gugus sekolah yang dilenggarakan melalui Kegiatan
Karang Pamitran Pembina Pramuka Luar Biasa se Gugus SLB. Adapun materi
pembinaan meliputi:
a. Pengelolaan Gugus depan sebagai satuan organisasi dan satuan pendidikan
b. Teknis pelaksanaan pendidikan kepramukaan sebagai ekstra kurikuler wajib di
sekolah
c. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
11
2. Jambore Pramuka adalah Pertemuan Pramuka Luar Biasa yang pelaksanaannya pada
tahun 2015 diarahkan untuk kegiatan bagi golongan siaga berupa Pesta Siaga dan
Bazar Siaga se Gugus Sekolah Luar Biasa (SLB). Penggunaan dana hibah untuk
penyelenggaraan dan perlengkapan kegiatan.
Tabel 3
Alokasi Penggunaan Anggaran Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka
di Gugus SLB se Jawa Barat Tahun 2015
NO
KEGIATAN KET
1. Pembinaan Kepala Sekolah dan guru 33,3 %
2 Jambore Pramuka 66,7 %
JUMLAH 100 %
F. Waktu Pengajuan, Verifikasi Dan Penyaluran Dana Bantuan Belanja Hibah
Pengajuan, verifikasi dan penyaluran serata dan pemanfaatan Hibah Bantuan
Pelaksanaan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 diberikan atau disalurkan melalui
mekaniusme waktu yang telah ditetapkan sesuai peraturan yang berlaku .
Berikut diuraikan tentantang waktu,pengajuan, verifikasi dan penyaluran
bantuan belanja hibah tahun 2015 sebagai berikut :
NO KEGIATAN WAKTU
2014 2015 1 Sosialisasi Hibah Januari 2014 2 Pengajuan Proposal dari sekolah Januari- Pebruari
2014
3 Input RKPD On Line tahap Pertama Pebruari 2014 4 Verifikasi awal proposal yang masuk
ke Dinas Pendidikan Pebruari 2014
4 Input RKPD On Line tahap Dua (Finalisasi data CPCL)
Maret 2014
5 Penetapan CPCL penerima bantuan HIBAH 2015
Januari- pebruari 2015
6 Pengajuan Proposal dan kelengkapan dokumen Pencairan bantuan Hibah 2015 dari sekolah
Pebruari 2015
7 Verifikasi Dokumen Proposal dan Maret 2015
12
NO KEGIATAN WAKTU
2014 2015 kelengkapan dokumen Pencairan bantuan Hibah 2015
8 Penyusunan NPHD pencairan Hibah 2015
April 2015
9 MoU April 2015 10 Penyusunan Dokumen-dokumen
pencairan ke Pemda Provinsi Jawa Barat
Mei 2015
11 Izin prinsip dari Biro keuangan Mei 2015 12 Menerbitkan Surat Perintah
Membayar (SPM) Juni 215
13 Terbit (Surat Perintah Pencairan Danaq (SP2D)
Juli 2015
14 Dana Hibah disalurkan ke rekening penerima Hibah
Agustus 2015
15 Proses pencairan oleh penerima Hibah
Agustus 2015
16 Laporan Bahwa dana Hibah sudah diterima oleh penerima Hibah (copy rekening)
Agustus 2015
17 Laporan penggunaan dana Hibah Oktober 2015
13
BAB III ALUR DAN MEKANISME PELAKSANAANBANTUAN HIBAH
A. Alur Pemberian Bantuan Hibah
Alur pemberian bantuan Hibah Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka di
Gugus SLB se Jawa Barat tahun 2015 sebagai berikut :
1. Pengajuan Proposal dan kelengkapan dokumen Pencairan bantuan Hibah 2015 dari sekolah 2. Verifikasi Dokumen Proposal dan kelengkapan dokumen Pencairan bantuan Hibah 2015 3. Bimbingan Teknis Penerima Bantuan belanja Hibah 4. Penyusunan NPHD pencairan Hibah 2015 5. MoU pihak penerima (sekolah) dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat 6. Penyusunan Dokumen-dokumen pencairan ke Pemda Provinsi Jawa Barat 7. Izin prinsip dari Biro keuangan 8. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) 9. Terbit (Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) 10. Dana Hibah disalurkan ke rekening penerima Hibah 11. Proses pencairan oleh penerima Hibah 12. Laporan Bahwa dana Hibah sudah diterima oleh penerima Hibah (copy rekening) 13. Monitoring dan Evaluasi (MONEV) 14. Laporan penggunaan dana Hibah
Pengajuan Proposal dari sekolah
Pengajuan Proposal dari
sekolah
Pengajuan Proposal dari sekolah Pengajuan Proposal dari sekolah
Diterimaa Ditolak
Verifikasi Ulang Hasil RKPD
On line
Penetapan CPCL (Lokus)
TAPD PROSES
PENCAIRAN
PELAKSANAAN MONEV
14
B. Mekanisme Alokasi
Pengalokasian dana Hibah Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB
se Jawa Barat Tahun 2015, dilaksanakan sebagai berikut :
1. Atas dasar jumlah Gugus se-Provinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat menentukan semua yang akan menerima HIBAH untuk untuk
penyaluran dan pemanfaatan HIBAH Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka
di Gugus SLB se Jawa Barat Tahun 2015
2. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menetapkan penerima HIBAH untuk
penyaluran dan pemanfaatan HIBAH Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka
di Gugus SLB se Jawa Barat Tahun 2015
C. Penyaluran Dan Pengambilan Dana Hibah
1. Mekanisme penyaluran dana sebagai berikut
a. Syarat penyaluran dana
1) Bagi penerima HIBAHuntuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH untuk
Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat
Tahun 2015
2) Yang belum memiliki rekening Bank Jabar, harus membuka rekening atas
nama Gudep (Gugus Depan) Gugus SLB (tidak boleh atas nama pribadi)
3) Penerima HIBAHuntuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH untuk
Bantuan Pelaksanaan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se
Jawa Barat Tahun 2015, harus mengirimkan nomor rekening tersebut
kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
b. Penyaluran dana
1) Penyaluran dana dilakukan satu kali
2) Penyaluran dana dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
melalui Bank Pemerintah (Bank Jabar), dengan tahap-tahap sebagai
berikut :
a) Kegiatan Pengembangan Kurikulum, Penilaian PKLK dan Peningkatan
Kompetensi Siswa PKLK Tahun 2015 Bidang PK- PLK Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengajukan Surat Permohonan
Pembayaran Langsung (SPP-LS) dana HIBAH untuk penyaluran dan
15
pemanfaatan HIBAH Stimulan Pembinaan dan Jambore Pramuka di
Gugus SLB se Jawa Barat tahun 2015.
b) Unit terkait di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melakukan
verifikasi atas pengajuan dimaksud, kemudian menerbitkan Surat
Perintah Membayar Langsung (SPM-LS)
c) Dinas Pendidikan Provinsi selanjutnya mengirimkan SPM-LS
dimaksud kepada Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat
d) Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat melakukan verifikasi
terhadap SPM-LS untuk selanjutnya menerbitkan SP2D yang
dibebankan kepada rekening Kas Daerah
e) Dana HIBAHuntuk untuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH untuk
Bantuan Pelaksanaan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB
se Jawa Barat Tahun 2015 yang telah dicairkan dari Kasda melalui
Bank Jabar ke rekening gugus yang telah dkumpulkan dengan
Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan
peserta yang akan menerima hibah.
2. Pengambilan Dana
a. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyerahkan data rekening gugus
penerima dana HIBAHuntuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH Bantuan
Pelaksanaan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat
Tahun 2015
b. Bank Jabar, mentransfer dana sekaligus ke rekening Gudep (Gugus Depan)
sebagai penerima HIBAH untuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH untuk
Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat Tahun
2015
c. Pengambilan dana HIBAH untuk penerima HIBAH dilakukan oleh Ketua
yang akan menerima yang ditetapkan sebagai penerima bantuan hibah.
16
D. Penggunaan Dana Hibah
Penggunaan dana HIBAHuntuk untuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH
Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat Tahun 2015
harus didasarkan, kepentingan (kebutuhan) lembaga atau institusi penerima HIBAH
berdasarkan hasil rapat dan kesepakatan penerima bantuan HIBAH.
Penggunaan dana HIBAH untuk untuk penyaluran dan pemanfaatan
HIBAHuntuk Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat
Tahun 2015, dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan untuk membiayai kegiatan
penerima bantuan hibah berdasarkan ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan.
E. Larangan Penggunaan Dana Hibah
1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan
2. Dipinjamkan kepada pihak lain
3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas berkaitan dengan penyaluran
dan pemanfaatan Hibah Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB
se Jawa Barat Tahun 2015
4. Menanamkan saham
5. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung penyelenggaraan penyaluran dan
pemanfaatan HIBAH untuk Bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus
SLB se Jawa Barat Tahun 2015
17
BAB IV TATA TERTIB PENGELOLAAN DANA HIBAH UNTUK BANTUAN
PEMBINAAN DAN JAMBORE PRAMUKA DI GUGUS SLB SE JAWA BARAT TAHUN 2015
A. Tugas Dan Tanggung Jawab Dinas Pendidikan Provinsi
1. Menetapkan jumlah Gugus penerima HIBAH untuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH Stimulan bantuan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se
Jawa Barat tahun 2015 yang akan mendapatkan dana bantuan 2. Menyalurkan dana bantuan ke penerima
3. Bersedia untuk diaudit oleh lembaga yang berwenang
4. Tidak diperkenankan melakukan pemaksaaan dalam pembelian barang dan jasa
dalam pemanfaatan dana HIBAH untuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH
Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat tahun 2015
5. Dilarang bertindak menjadi distributor atau pengecer barang kepada penerima
HIBAH yang bersangkutan.
B. Monitoring, Supervisi Dan Pelaporan
Agar Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan transparan maka perlu dilakukan
monitoring dan supervisi, serta pelaporan kegiatan untuk penyaluran dan pemanfaatan
HIBAHuntuk Stimulan Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa
Barat tahun 2015
1. Monitoring Dan Supervisi
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Kegiatan Pengembangan
Kurikulum, Penilaian PKPLK Dan Peningkatan Kompetensi Siswa PKPLK Tahun
2015melakukan monitoring (pemantauan) dan sepervisi (pembinaan dan penyelesaian
masalah) terhadap kegiatan HIBAHuntuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH untuk
Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat tahun 2015 yang
dilakukan oleh pengelola kegiatan dan Pengawas Sekolah PLB Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat.
Komponen utama yang dimonitor dan disupervisi antara lain :
a. Alokasi dana HIBAHuntuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAHUntuk
Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat tahun 2015
b. Penyaluran dan pemanfaatan dana
18
c. Administrasi keuangan
d. Pelaporan
2. Pelaporan
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Kegiatan
HIBAH untuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH untuk Gudep Gugus SLB
penerima HIBAH diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Kegiatan Pengembangan Kurikulum,
Penilaian PKPLK Dan Peningkatan Kompetensi Siswa PKPLK Tahun 2015
C. Pengawasan Dan Sanksi
1. Pengawasan
Kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan
penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan negara,
pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya.Pengawasan kegiatan
HIBAHuntuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH untuk Pembinaan dan
Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat tahun 2015 meliputi pengawasan
melekat dan pengawasan fungsional internal.
a. Pengawasan melekat
Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan
masing-masing instansi kepada bawahannya. Prioritas utama adalah
pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
b. Pengawasan fungsional internal
Instansi pengawas fungsional yang melakukan pengawasan kegiatan
HIBAHuntuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAH Pembinaan dan Jambore
Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat tahun 2015 adalah Inspektorat
Provinsi Jawa Barat. Instansi tersebut bertanggungjawab untuk melakukan
audit sesuai dengan kebutuhan lembaga terebut atau permintaan instansi yang
akan diaudit.
19
2. SANKSI
Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara
dan/atau Gugus SLB/sekolah/atau siswa akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang
berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan
dalam bentuk,misalnya :
a. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-undang
yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, dan mutasi kerja)
b. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu pengembalian dana
HIBAHyang terbukti disalahgunakan pengurus gugus ke kas daerah.
c. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan
proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan
penyimpangan dana HIBAH dalam penyaluran dan pemanfaatan HIBAH
Pembinaan dan Jambore Pramuka di Gugus SLB se Jawa Barat tahun 2015
20
BAB V
PENUTUP
Petunjuk Teknis dan Penyaluran dan Pemanfaatan Dana HIBAH Sarana Prasarana
pendidikan bagi SLB, Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif disusun dalam rangka
memberikan pedoman dalam penyaluran dan pemanfaatandan Hibah bagi pengembangan
sarana dan prasarana pendidikan pendidikan khusus se Jawa
Untuk itu sosialisasi Juknis Penyaluran dan Pemanfaatan Dana HIBAHuntuk
penyaluran dan pemanfaatan HIBAHUntuk Institusi, Sekolah dan Lembaga Pendidikan
PK/PLK, Pendidikan Inklusif di Jawa Baratdilakukan kepada semua pihak, dengan maksud
agar sumber daya manusia di Provinsi Jawa Barat yang terkait secara langsung ataupun tidak
langsung dengan penyaluran, pengelolaan dan pengunaan dana HIBAHdapat memiliki
pengetahuan, pengertian, pemahaman dan persepsi yang sama tentang proses penyaluran dan
pemanfaatan dana HIBAHsehingga dapat terwujud mekanisme pengelolaan dana
HIBAHuntuk untuk penyaluran dan pemanfaatan HIBAHUntuk Institusi, Sekolah dan
Lembaga Pendidikan PK/PLK, Pendidikan Inklusif di Provinsi Jawa Barat sebagaimana
yang diharapkan.
Bandung, Plt KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
cap ttd
Dr. Ir. H. Ahmad Hadadi, M.Si Pembina Utama Madya NIP. 19611231 198703 1 042