2
Suatu kerangka logis yang disusun sebagai tahap terakhir perencanaan sebelum masuk dalam tahapan pengorganisasian program
Logical Framework sebagai kemampuan teknis program karena dapat digunakan sebagai alat untuk Perencanaan, Penilaian, Monitoring dan Evaluasi dari kegiatan-kegiatan dalam program yang telah dibuat.
3
“a tool to help designers of projects think logically about what the project is trying to achieve (the purpose), what things the project needs to do to bring that about (the outputs) and what needs to be done to produce these outputs (the activities). The purpose of the Project from the DFID viewpoint is to serve our higher level objectives (the goal)“ (Department for International
Development)
Serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencapai sasaran yang ditentukan secara spesifik dalam periode
waktu yang ditentukan dan dengan anggaran yang dipastikan *
Sebuah organisasi temporer yang dibutuhkan untuk memproduksi hasil atau outcome yang unik dan pasti
dalam waktu yang ditentukan menggunakan sumberdaya yang ditetapkan**
* EU (2004) Aid Delivery Methods. Volume 1 Project Cycle Management Guidelines. ** OGC (2005) Managing successful projects with PRINCE 2
5
Metode LFA dikembangkan oleh Leon J. Rosenberg ketika dikontrak USAID pada tahun 1969
Practical Concepts, Inc. —sebuah perusahaan yang didirikan Rosenberg— kemudian meluaskan penggunaan metode ini di 35 negara
Metode LFA ini telah diadopsi oleh banyak LSM dan secara meluas telah digunakan oleh beberapa lembaga donor bilateral maupun multilateral seperti AECID, GTZ, SIDA, NORAD, DFID, UNDP, EC dan IADB.
Pada 1990-an, menjadi kewajiban yang disyaratkan dalam penyusunan proposal program, namun sekarang sudah lebih menjadi sebagai suatu pilihan
KEUNGGULAN LOGFRAME Mewadahi pernyataan dari semua komponen kunci dari suatu program. Ini sangat membantu —khususnya saat ada pergantian staff dalam program tersebut.
Dapat menjelaskan dan merunut secara logis bagaimana kemungkinan program itu bisa diimplementasikan.
Membantu untuk mengenali skala prioritas capaian program, serta memastikan jika input dan output program tidak saling membingungkan antara satu dengan yang lain, dan mengidentifikasi capaian-capaian diluar target yang sebelumnya tidak diketahui.
Menyediakan suatu dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi dengan mengidentifikasi indikator-indikator kesuksesan, dan maksud dari suatu perhitungan atau penaksiran (angka).
Menjelaskan hubungan-hubungan yang mendasari penilaian terhadap efisiensi dan efektivitas program.
Mengidentifikasi faktor utama terkait kesuksesan dari sebuah program.
Mendorong pendekatan multidispliner untuk persiapan dan pengawasan dari suatu program.
Pendekatan kerangka kerja logis berbeda dengan matriks kerangka kerja logis. Pendekatan kerangka kerja logis merupakan proses, sedangkan matriks kerangka kerja logis merupakan dokumentasi dari produk yang dihasilkan melalui proses pendekatan kerangka kerja logis. WWF (2005) menegaskan:
It is useful to distinguish between LFA, which is a process involving stakeholder analysis, problem analysis, objective setting and strategy selection – and the logical framework matrix, often called the logframe, which documents the product of the LFA process.
Sebagaimana disebutkan di atas, pendekatan kerangka kerja logis dilaksanakan melalui langkah-langkah: analisis pemangku kepentingan (stakeholder analysis), analisis permasalahan (problem analisis), penetapan tujuan (objective setting), dan pemilihan strategi (strategy selection).
8
Dalam pelaksanaannnya Logframe disusun dalam bentuk Matrix atau biasa disebut dengan logframe matrix yang terdiri atau mempunyai 4 elemen dasar yaitu
Hubungan antara Tujuan (Goals), Sasaran (Purpose/Objectives), Keluaran (Outputs) dan Kegiatan (Activities)
Logika Vertikal dan Logika Horisontal
Indikator
Asumsi dan resiko yang perlu diidentifikasi pada tahap penyusunan program
“an instrumen which gives you information” (The English Language Dictionary)
“a quantitative or qualitative factor or variable that provides a simple and reliable means to measure achievement, to reflect changes connected to an intervention, or to help assss the performance of a development actor” (OECD)
“sebuah variabel, yang tujuannya adalah untuk mengukur perubahan dalam sebuah fenomena atau proses” (USAID)
“suatu deskripsi sasaran proyek dalam hal kuantitas, kualitas, kelompok target, waktu dan tempat” (OECD)
11
Sebuah Logframe memiliki 2 tahapan:
1. Tingkatan Analisis / Deskripsi
2. Tingkatan Perencanaan / Desain
Ada empat elemen dalam tingkatan analisis: • analisis stakeholder: mengidentifikasi dan mendeskripsikan stakeholder kunci yang potensial • analisis problem: mengidentifikasi problem utama, peluang dan hambatan, dan menentukan hubungan sebab-akibat • analisis obyektif: mengembangkan solusi dari problem yang teridentifikasi dan hubungan sarana-tujuan. • analisis strategi: memilih strategi paling tepat untuk
mencapai solusi
Dalam tahapan desain, hasil dari analisis kemudian diterjemahkan ke dalam sebuah strategi praktis yang siap dijalankan.
Fase perencanaan ini meliputi: • mempersiapkan matriks logframe – yang akan
memerlukan analisis lebih lanjut, debat, dan perbaikan ide yang dikembangkan selama analisis
• merancang rencana kerja • menyusun kebutuhan sumberdaya dan menyiapkan anggaran program
12
13
ANALISIS SITUASI
1. Analisis Stakeholder
2. Analisis Problem
3. Analisis Obyektif
ANALISIS STRATEGI
TABEL / MATRIX PERENCANAAN PROGRAM
1. Matrix
2. Asumsi
3. Indikator Obyektif
4. Verifikasi
IMPLEMENTASI
17
PROJECT
STRUCTURE OBJECTIVELY
VERIFIABLE
INDICATORS (OVI)
MEANS OF
VERIFICATION
(MOV)
RISKS &
ASSUMPTIONS
GOAL /
IMPACT/OVERALL
OBJECTIVE
PURPOSE/
OBJECTIVE/
OUTCOME
OUTPUTS
ACTIVITIES
18
STRUKTUR
PROYEK
INDIKATOR
VERIFIKASI
SASARAN TUJUAN
CARA
VERIFIKASI
RESIKO &
ASUMSI
HASIL AKHIR /
TUJUAN UTAMA
SASARAN
KELUARAN/HASIL
SPESIFIK
AKTIVITAS/
KEGIATAN
19
1. Identifikasi stakeholder penting dan kepentingan mereka
2. Asesmen kekuasaan dan pengaruh stakeholder terkait dengan proyek/kegiatan
3. Tentukan respon proyek yang tepat pada masing-masing stakeholder/kelompok
4. Rencanakan stakeholder mana yang akan berpartisipasi dalam lingkaran proyek, kapan dan bagaimana
5. Mulai untuk identifikasi resiko dari stakeholder
6. Kembangkan strategi untuk membangun partisipasi dan komitmen stakeholder
Stakeholder Kepentingan Dampak
S.1
S.2
S.3
1. Identifikasi sebab segera dan langsung dari masalah inti (focal problem)
2. Identifikasi akibat segera dan langsung dari masalah inti (focal problem)
3. Bangun pohon masalah yang menunjukkan hubungan sebab dan akibat dari masalah tersebut
4. Review pohon masalah dan verifikasi bahwa telah lengkap dan valid
Focal Problem
Effects of the Focal Problem
Causes of the Focal Problem
Direct
Effects
Higher-level
Effects
Immediate
and Direct
Causes
Root
Causes
Sebab Masalah Inti
Akibat Masalah Inti
Masalah Inti
Akibat Langsung
Akibat Jangka Panjang
Sebab Segera dan
Langsung
Akar Masalah
Keterkaitan Analisis Stakeholder (Stakeholder Analysis) dan Analisis Jalur/Pohon Masalah (Problem Analysis) dengan penyusunan Logframe
Jika Sumberdaya/Input tersedia, Maka AKTIVITAS dapat dilaksanakan
Jika AKTIVITAS dapat dilaksanakan, Maka KELUARAN/OUTPUT dapat dihasilkan
Jika KELUARAN/OUTPUT dapat dihasilkan, Maka SASARAN dapat dicapai
Jika SASARAN dapat dicapai, Maka seharusnya ini berkontribusi pada pencapaian TUJUAN TUJUAN / GOAL
SASARAN / OUTCOME / OBJECTIVE
KEGIATAN / ACTIVITIES
KELUARAN / OUTPUT
STRUKTUR PROYEK
ASUMSI SUMBER
VERIFIKASI INDIKATOR
LOGIKA LOGFRAME
SRUKTUR PROYEK
INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI
ASUMSI
TUJUAN / GOAL
SASARAN / OUTCOME / OBJECTIVE
KELUARAN / OUTPUT
KEGIATAN / ACTIVITIES
Jika logika horizontal
diikuti DAN asumsi
terpenuhi, Maka
proyek lebih berpeluang
untuk berhasil
LOGIKA LOGFRAME
PSIF Project Resources Stakeholder Analysis 27
PSIF Project Resources Stakeholder Analysis 28
Mengubah masalah sosial menjadi agenda perencanaan program intervensi sosial melalui skema Logical
Framework Approach (LFA) dengan analisis stakeholder dan analisis pohon masalah (analisis obyektif)
CONTOH MASALAH
SOSIAL berupa Kekerasan pada
perempuan dan anak
STAKEHOLDER KEPENTINGAN DAMPAK
Badan KB Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Forum Penanganan Korban Kekerasan Perempuan Anak (FPK2PA)
Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
LSM Peduli Perempuan dan Anak (Rifka Annisa, LSPPA, PSAA, dsb)
Korban KDRT dari Perempuan dan Anak
Kepolisian Resor Sleman
Tim Penggerak PKK Kabupaten Sleman
Unit PKH Dinsosnakertrans Kabupaten Sleman
BP4 Kabupaten Sleman
Organisasi Kewanitaan (Kowani, Aisyiyah, Muslimat, Fatayat, Nasyiatul Aisyiyah, dsb)
Media Massa Lokal (KR, Bernas, Tribun, dsb)
CONTOH ANALISIS STAKEHOLDER dengan memetakan siapa yang
berkepentingan dan terdampak dari rencana mengatasi masalah
KDRT
Tingginya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sleman
Lemahnya perlindungan hukum
Rendahnya penghormatan HAM
Rendahnya pengawasan UU PP & PA
Minimnya pendidikan karakter
Disharmoni dan retaknya keluarga
Menurunkan kualitas Sleman sebagai KLA
Terganggunya fungsi keluarga
Meningkatnya PPKS dari perempuan dan anak
Rendahnya derajat kesejahteraan sosial
MASALAH POKOK
SEBAB
AKIBAT
A N A L I S I S
P O H O N
M A S A L A H
Rendahnya penghormatan HAM
Turunnya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sleman
Perlindungan perempuan dan anak secara efektif
Kuatnya pengawasan terhadap implementasi UU PP & PA
Adanya kesadaran tentang hak-hak perempuan & anak
Kehidupan keluarga yang harmonis
Meningkatnya status Sleman sebagai KLA
Fungsi keluarga yang mengayomi
Turunnya jumlah PPKS dari perempuan dan anak
Kesejahteraan perempuan dan anak di Sleman
SASARAN
SEBAB
AKIBAT A N A L I S I S
O B Y E K T I F
Menguatnya penghormatan terhadap HAM
DESKRIPSI PROYEK
HASIL AKHIR / TUJUAN UTAMA – Kesejahteraan perempuan dan anak di Sleman
SASARAN – Turunnya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sleman
KELUARAN/HASIL SPESIFIK a. Perlindungan
perempuan dan anak secara efektif
b. Menguatnya penghormatan terhadap HAM
AKTIVITAS/KEGIATAN
Turunnya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sleman
Perlindungan perempuan dan anak secara efektif
Menguatnya penghormatan terhadap HAM
Kesejahteraan perempuan dan anak di Sleman
BAGAIMANA KEMUDIAN ANALISIS TERSEBUT ‘SAMBUNG’
DENGAN LOGFRAME
DESKRIPSI PROYEK
INDIKATOR CARA VERIFIKASI
ASUMSI
HASIL AKHIR / TUJUAN UTAMA – Kesejahteraan perempuan dan anak di Sleman
Tingginya derajat kesejahteraan perempuan dan anak di Sleman dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Data IPM Kabupaten Sleman
Data survei persepsi kepuasan tinggal di Sleman
Laporan penelitian terkait kondisi perempuan dan anak
Tersedianya anggaran untuk mendukung program –program kesejahteraan perempuan dan anak
SASARAN – Turunnya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sleman
Jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak turun 50% dalam 12 bulan
Data di Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Adanya efek jera terhadap pelaku kekerasan
Menguatnya budaya perlindungan perempuan & anak
DESKRIPSI PROYEK INDIKATOR CARA VERIFIKASI ASUMSI
KELUARAN/HASIL SPESIFIK a. Perlindungan
perempuan dan anak secara efektif
b. Menguatnya penghormatan terhadap HAM
Adanya instrumen perlindungan perempuan & anak Menurunnya angka KDRT dan berkurangnya jumlah korban perempuan dan anak menjadi nol persen
Dokumen tool/perangkat perlindungan perempuan & anak Data FPK2PA, Data P2TP2A, Data Polres Sleman, Data LSM Peduli Perempuan & Anak dsb
Tidak ada ego sektoral dalam upaya perlindungan perempuan & anak Adanya peran aktif elemen masyarakat
AKTIVITAS/KEGIATAN a.1. Sosialisasi UU PKDRT & PA melalui PKK, Dasawisma, Rapat RT, Karang Taruna a.1. Monitoring pelaksanaan UU PKDRT & PA b.1. Adopsi kurikulum pro perempuan dan anak b.2. Penyuluhan hak dan kewajiban pasutri oleh BP4
Terselenggaranya sosialisasi UU PKDRT & PA melalui kegiatan lembaga masyarakat
Adanya monitoring pelaksanaan UU PKDRT & PA
Pengadopsian kurikulum pro perempuan dan anak di sekolah
Terselenggaranya penyuluhan oleh BP4
Daftar hadir kegiatan sosialisasi di PKK, Dasawisma, Rapat RT, Karang Taruna
Dokumentasi dan laporan kegiatan monitoring
Silabus kurikulum pro perempuan dan anak di sekolah
Daftar peserta penyuluhan oleh BP4
Tidak ada hambatan kultural mengikuti sosialisasi dan penyuluhan
Tingginya partisipasi kaum remaja di Karang Taruna, bapak di RT, dan ibu di Dasawisma/PKK
Pasutri bersedia ikut kegiatan BP4
DIPRESENTASIKAN SENIN, 21 OKTOBER 2013 (KELAS A) dan KAMIS 17 OKTOBER 2013 (KELAS B & C)
BISA DENGAN MEDIA: KERTAS PLANO/SLIDE POWERPOINT
SETIAP KELOMPOK MEMPRESENTASIKAN DAN MENDAPATKAN TANGGAPAN/PERTANYAAN DARI KELOMPOK LAIN
SILAKAN MELAKUKAN KONSULTASI DENGAN DOSEN DENGAN MELAKUKAN PERJANJIAN TERLEBIH DAHULU