PERSIAPAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM
JAMUR TIRAM
Langkah-langkah yang dilakukan:
Pemilihan Lokasi Budidaya Jamur Tiram
Usaha budidaya jamur tiram sebernarnya sangat mudah, hanya saja terkadang penyebab utama
kegagalan ada pada kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan menjadi syarat utama yang
harus diperhatikan, mengingat budidaya jamur tiram sangat rentan terhadap kelembaban tinggi.
sebelum memulai usaha budidaya jamur tiram, kita perlu memperhatikan lokasi usaha,
diusahakan tidak berdekatan dengan kandang ternak, tempat pembuangan sampah serta tempat-
tempat lain yang mudah mengundang hama penyakit. Pilih tempat-tempat yang bersih serta
strategis untuk memudahkan pengangkutan saat panen sehingga dapat menghemat biaya
transportasi.
Pada usaha budidaya jamur tiram skala rumah tangga, lingkungan rumah juga dapat
dimanfaatkan sebagai tempat usaha, asalkan kebersihannya harus tetap terjaga. Kunci utama
pada usaha ini hanyalah faktor kebersihan lingkungan dan menjaga suhu udara konstan agar
produksi optimal dapat tercapai.
Rumah Jamur atau Kumbung Jamur Tiram
Jika memilih lokasi di luar rumah maka harus dibuatkan rumah khusus untuk budidaya jamur
yang biasa disebut kumbung. Bentuk dan bangunan kumbung disesuaikan dengan kondisi lahan,
biaya, dan daya tampung baglog. Sebagai contoh menentukan ukuran rumah jamur atau
kumbung, untuk kapasitas baglog sebanyak 500-1500 baglog diperlukan rumah jamur berukuran
6 x 4 m. Mengingat faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan budidaya jamur tiram
adalah kelembaban dan kebersihan. Rumah jamur atau kumbung idealnya harus memenuhi
kelembaban optimal untuk pertumbuhan jamur, sedangkan kebersihan menjadi syarat mutlak
dalam mencegah serangan hama penyakit pada jamur yang kita budidayakan.
Pembuatan Rak Baglog Pada Budidaya Jamur Tiram
Untuk mempermudah pekerjaan, baik saat pemeliharaan maupun pemanenan, dan manaruh
media jamur tiram, pada rumah kumbung dibuatkan rak tempat meletakkan baglog. Rak-rak ini
bisa terbuat dari bambu semua atau kombinasi bambu kayu. Pembuatan rak baglog disesuaikan
dengan kondisi usaha saja, untuk skala rumah tangga cukup menggunakan rak dari bambu agar
biaya produksi dapat ditekan, sedangkan usaha budidaya jamur tiram dalam skala besar dan
jangka panjang, pembuatan rak baglog menggunakan kombinasi bambu kayu juga akan
menghemat biaya. Buat lapisan-lapisan rak paling banyak 5 lapis untuk satu unit rak. Hal ini
bermaksud agar memudahkan pemeliharaan, jika terlalu tinggi justru para pekerja akan kesulitan
menjangkaunya, menyebabkan pekerajaan menjadi semakin lama dan biaya pemeliharaan
semakin membengkak. Satu lapis rak dibuat dengan panjang 300 cm, lebar 40 cm, serta tinggi 40
cm. Pada ukuran ini mampu menampung kurang lebih 60 baglog. Jadi, untuk satu unit rak yang
terdiri dari 5 lapis, mampu menampung sebanyak 3000 baglog.
Lapisan rak paling bawah jaraknya diperlebar menjadi 30-35 cm dari permukaan tanah. Hal ini
bertujuan menjaga kelembaban udara pada lapisan rak paling bawah, sirkulasi udara menjadi
lancar sehingga perkembangbiakan hama penyakit dapat ditekan, terutama jika lantai dasarnya
masih berupa lantai tanah. Jarak antarrak baglog 1 m juga agar memudahkan saat melakukan
pemeliharaan serta pemanenan.
Persiapan Media Budidaya Jamur Tiram
Media tanam budidaya jamur tiram banyak sekali jenisnya, tergantung bagaimana mudahnya kita
memperoleh bahannya saja. Media jamur dapat berupa substrat kayu, serbuk gergaji, ampas tebu,
atau sekam. Pembuatan media tanam berisi campuran dari media ditambahkan nutrisi berupa
tepung jagung, air, dedak halus, air, gips atau kapur (CaCo3). Media tanam kemudian
dimasukkan dalam kantong plastik sampai penuh, lalu dimasukkan pralon atau bambu
berdiameter 3 cm kemuadian baru diikat dengan kuat. Media jadi tersebut dinamakan baglog.
Namun, kebanyakan para pelaku usaha jamur tiram membeli baglog siap pakai dikarenakan
butuh ketrampilan, kebiasaan serta ketelitian tinggi dalam membuat baglog sendiri.
Bibit Jamur Tiram
Bibit dapat diperoleh melalui pembuatan kultur murni, pembuatan bibit induk, bibit semai, atau
membeli bibit yang telah ditanam dalam baglog. Pembuatan kultur murni membutuhkan
lingkungan yang sangat steril, dilakukan dalam kotak inokulasi, dan menggunakan media khusus
berupa PDA (potatoes dextrose algae). Pembibitan dengan metode ini umumnya dilakukan oleh
para peneliti atau pembudidaya jamur yang memang telah memahami teknik
pengkulturan/isolasi. Hal tersebut dikarenakan pembibitan dengan metode ini sangat rawan
kontaminasi.
Bibit melalui pembibitan induk pada dasarnya sama dengan pembuata bibit semai, hanya saja
inokulan dan komposisi media yang digunakan berbeda. Inokulan yang digunakan untuk bibit
induk adalah kultur murni, sedangkan inokulan untuk bibit semai adalah bibit induk. Namun saat
ini telah banyak pengusaha jamur yang menjual bibit jamur tiram dalam kemasan baglog dan
siap pakai. Hal ini berarti bibit telah tertanam dalam media baglog dan siap untuk dilanjutkan
dalam proses budidaya hingga panen.
Para pemula atau pelaku usaha jamur tiram skala rumah tangga biasanya menggunakan bibit
baglog siap pakai yang sudah disertifikasi. Namun, jika sudah menguasai teknik budidaya dan
usaha budidaya jamur tiram sudah tergolong besar, ada baiknya jika melakukan pembibitan
jamur sendiri untuk menekan biaya produksi.
Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur Tiram
Pertumbuhan jamur diawali dengan pertumbuhan miselium yang akan membentuk tunas atau
calon tubuh buah jamur (pin head), kemudian akan berkembang menjadi tubuh buah (jamur).
Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan miselium dan tubuh jamur diantaranya
adalah keasaman (pH), suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban.
Jamur dapat tumbuh optimal pada kisaran pH 5-7. Lingkungan yang terlalu asam atau terlalu
basa akan menghambat pertumbuhannya. Sedangkan suhu yang dapat menunjang pertumbuhan
miselium jamur adalah 23-28 derajat C dengan suhu optimum 25 derajat C. Namun saat ini
budidaya jamur tiram telah banyak dikembangkan di dataran rendah dengan kisaran suhu di atas
28 derajat C dan tubuh jamur dapat tumbuh baik pada suhu 30 derajat C. Bahakan hasil
panennya lebih baik dibanding dengan budidaya di dataran menengah atau tinggi dengan kualitas
tubuh buah yang memiliki daya adaptasi lebih baik, jamur telihat lebih segar, dan saat panen
berbau lebih harum. Hal ini bisa terjadi karena adanya modifikasi komposisi media yang
digunakan dengan penyesuaian keadaan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi
media untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media dan
lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.
Intensitas cahaya lebih dibutuhkan saat pembentukan tubuh jamur dari pada saat pembentukan
miselium. Paparan cahaya matahari langsung bisa mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan
miselium atau merusak tubuh buah yang sudah terbentuk. Pada dasarnya cahaya yang menyebar
merupakan cahaya yang baik bagi pertumbuhan jamur tiram.
Faktor lain yang sangat mempengaruhi keberhasilan budidaya jamur tiram adalah kelembaban
dan oksigen. Kelembaban yang dibutuhkan selama pertumbuhan bibit dan pertumbuhan tubuh
jamur adalah 90%. Kelembaban tersebut harus selalu dijaga agar tidak menyebabkan substrat
mengering. Salah satu cara untuk menjaga agar kelembaban tetap terjaga adalah dengan
menyiram lantai ruangan budidaya menggunakan air bersih pada pagi dan sore hari. Sementara
itu asupan oksigen selama pertumbuhan jamur harus selalu terpenuhi karena jamur merupakan
tanaman saprofit semiaerob. Bila oksigen tersedia jumlahnya terbatas bisa menyebabkan jamur
layu dan mati.
Sarana Pendukung Budidaya Jamur Tiram
Sarana pendukung dalam melakukan usaha budidaya jamur tiram berupa peralatan dan bahan
yang digunakan untuk membantu selama proses produksi jamur tiram mulai dari penanaman
hingga pasca panen. Peralatan atau bahan pendukung tersebut antara lain plastik (PE 0,002)
berukuran 20 cm x 30 cm, cincin paralon, alkohol, pembakar bunsen, alat sterilisasi baglog
berupa drum/oven/autoclave, termometer, barometer, sprinkle dengan nozle halus, fungisida
(bila menggunakan plastik pengemas), dan vacuum sealer.
Dukungan Teknis : Rois Efendi - 0852 3875 5088