Download - Persepsi Mahasiswa Baru Rantau Terhadap Perbedaan Budaya Daerah Rantau dengan Daerah Asal
Tingkat Kepekaan Mahasiswa Baru Rantau FMIPA UI terhadap Kebudayaan yang Ada di Daerah Tujuan serta Perbandingannya dengan Daerah Asal
Oki Pratama (1206257090)Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.
AbstrakKebudayaan atau budaya (kata dasar) berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam pengertian Bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere, yang berarti mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh dengan sifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Aspek kebudayaan sangat berkaitan dengan salah satu bagian dari sosial masyarakat yaitu mahasiswa rantau. Menjadi mahasiswa rantau bukanlah hal biasa yang mudah untuk dijalani. Perlu adaptasi dari nol untuk bisa bertahan hidup di lingkungan yang baru yaitu lingkungan perantauan. Semua harus dimulai dari awal, untuk belajar kebudayaan baru, kebiasaan baru, teman-teman baru, dan lingkungan tempat tinggal yang baru. Itulah yang membuat mahasiswa rantau unik, karena mereka memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan mahasiswa yang bukan perantau.Kata Kunci: Budaya, Kebudayaan, Tingkat Kepekaan, Mahasiswa Rantau.
Latar BelakangBudaya dan Kebudayaan. Dua buah kata yang terhubung karena satu kata dasar, namun memiliki sedikit perbedaan karena terdapatnya imbuhan ke- dan -an. Budaya (William, 1973) adalah sesuatu kehidupan manusia serta hasil produk budaya yang dihasilkan dan tercermin dari cara bicara atau usaha dalam membentuk suatu struktur perasaan yang mempresentasikan budaya mereka. Budaya (dalam KBBI) dapat juga diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan (menurut Andreas Eppink) mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Sedangkan menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Lain lagi dengan Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, menurut kedua tokoh budaya dari Indonesia ini kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.Citra yang memaksa itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti individualisme kasar di Amerika, keselarasan individu dengan alam di Jepang dan kepatuhan kolektif di Cina. Citra budaya bisa bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu: Alat-alat teknologi Sistem ekonomi Keluarga Kekuasaan politikBronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya Organisasi ekonomi Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (Keluarga adalah lembaga pendidikan utama) Organisasi kekuatan (Politik)C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (Universal categories of culture) yaitu: Bahasa Sistem pengetahuan Sistem teknologi dan peralatan Sistem kesenian Sistem mata pencarian hidup Sistem religi Sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatanPerkembangan budaya saat ini (khususnya di Indonesia), yang merupakan budaya asli sudah mulai terkikis perlahan-perlahan seiring dengan perkembangan zaman yang lebih maju dan modern. Sekarang ini, masyarakat secara perlahan mulai banyak yang meninggalkan budaya lokal atau tradisional dan lebih memilih budaya yang lebih modern. Padahal budaya yang dipilih tersebut belum tentu merupakan budaya asli dari Indonesia, dan bisa jadi merupakan budaya asing dari negara lain. Budaya asing yang diadopsi oleh masyarakat tadi, belum tentu cocok dengan nilai yang dianut di masyarakat umum. Ini merupakan salah satu tanda perubahan social budaya dalam masyarakat. Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan salah satu penyebab dari perubahan sosial budaya.Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial: Tekanan kerja dalam masyarakat Keefektifan komunikasi Perubahan lingkungan alamMenurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak. Gagasan (Wujud ideal) kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Aktivitas (tindakan) adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Artefak (karya adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Berdasarkan wujud budaya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen (menurut ahli antropologi, Cateora). Kebudayaan Material, mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan Nonmaterial, merupakan ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial masyarakat. Sistem Kepercayaan, ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi. Estetika, sangat berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat, drama dan taritarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Bahasa, merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi antar anggota masyarakat.Aspek kebudayaan sangat berkaitan dengan salah satu bagian dari sosial masyarakat yaitu mahasiswa rantau. Menjadi mahasiswa rantau bukanlah hal biasa yang mudah untuk dijalani. Perlu adaptasi dari nol untuk bisa bertahan hidup di lingkungan yang baru yaitu lingkungan perantauan. Semua harus dimulai dari awal, untuk belajar kebudayaan baru, kebiasaan baru, teman-teman baru, dan lingkungan tempat tinggal yang baru. Itulah yang membuat mahasiswa rantau unik, karena mereka memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan mahasiswa yang bukan perantau.Sebagai mahasiswa rantau, banyak yang perlu dipersiapkan untuk memulai masa kuliah. Hal ini disebabkan tentu saja karena mereka akan tinggal jauh dari rumah, jauh dari keluarga dan akan sendirian mengarungi hari-hari di kota besar yang asing baginya. Hal utama yang harus dipikirkan adalah dimana lokasi tinggal di perantauan nanti dan bagaimana akses, keamanan, serta kemudahan untuk mencapai lokasi kampus.Selain itu perlu disiapkan mental. Menjadi mahasiswa rantau membutuhkan mental yang sangat kuat. Mahasiswa rantau akan menjalani kehidupan yang benar-benar berbeda dari hidup sebelumnya di rumah dan akan menjalani dua tekanan yang sangat berat. Pertama tekanan dari dunia perkuliahan dan kedua adalah tekanan yang datang dari tuntutan untuk menjalani kehidupan dengan mandiri di tempat rantau.Adaptasi. Merupakan sebuah kewajiban mahasiswa rantau untuk beradaptasi adalah dua kali lipat beratnya dibandingkan mahasiswa yang tidak merantau. Untuk mahasiswa yang tidak merantau hanya perlu beradaptasi dengan lingkungan kampus baru dan teman-teman di kampus, maka berbeda dengan mahasiswa rantau. Mahasiswa rantau memiliki tanggung jawab yang berlipat ganda yaitu untuk beradaptasi dengan lingkungan kampus barunya dan beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya yang baru beserta mengenal kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar perantauan.Seorang mahasiswa rantau otomatis memiliki kebiasaan dan kebudayaan yang berbeda dengan orang-orang yang tinggal di tempat rantaunya. Ketika mulai memasuki lingkungan perantauan, maka sebaiknya seorang mahasiswa rantau harus cepat menyesuaikan diri dengan mereka. Caranya adalah dengan mempelajari apa-apa saja yang menjadi kebiasaan umum mereka, agar nantinya bisa diterima dengan baik di perantauan. Maka dari itu, seorang mahasiswa rantau harus bisa mengikuti kebiasaan dan kebudayaan mereka serta meninggalkan sejenak kebiasaan lama yang bertentangan dengan kebiasaan mereka.Pertanyaan Penelitian Apa yang dimengerti oleh Mahasiswa Baru Rantau FMIPA UI terkait Kebudayaan Asalnya? Apa yang dimengerti oleh Mahasiswa Baru Rantau FMIPA UI terkait Kebudayaan Tujuan Rantaunya? Bagaimana Kepekaan Mahasiswa Baru Rantau FMIPA UI terhadap Kebudayaannya yang baru?
Kriteria Informan Mahasiswa Baru 2014 Mahasiswa Rantau Tinggal Sendiri (Kost / Kontrakan) Mengerti Tentang Budaya di Daerah Asal Terdapat Perbedaan dengan Kebudayaan di Daerah Tujuan Aktif dalam menyampaikan pendapat maupun tanggapan saat wawancara Memahami setiap pertanyaan yang disampaikan Jujur dan apa adanya dalam menyampaikan informasi Memiliki cukup waktu untuk melakukan wawancara
Hasil AnalisisKebudayaan merupakan salah satu elemen penting dalam latar belakang pembentuk kepribadian seseorang. Dalam penelitian ini, peneliti mencari seorang mahasiswa yanga merantau dan mengenal kebudayaan yang ada di daerah asal dan tujuan. Informan merupakan mahasiswa FMIPA UI angkatan 2014, karena salah satu syaratnya merupakan mahasiswa baru. Informan merupakan orang yang berlatar belakang Suku Sunda dengann kedua orang tua dari daerah Jawa Barat dan mempunyai logat Sunda yang kental. Berikut adalah data informan yang didapatkan :Nama : Jennifer Fernanda (Nama di samarkan, Nama asli: Jesy Fatimah).Tempat, Tanggal, Lahir : Serang, 8 Juli 1996Alamat : Taman Warnasari Indah, Warnasari, Citangkil, Cilegon, Banten.Kost : Jalan Margonda, Disekitar Apartmen Taman Melati Margonda Depok.Status : Mahasiswi Tingkat 1 Universitas Indonesia Fakultas MIPA / Belum Menikah.Informan yang saya temui bernama Jesy (disamarkan menjadi Jennifer). Jesy merupakan mahasiswa baru Departemen Geografi angkatan 2014. Peneliti mengenal informan karena adik kelas di jurusan dan mengambil kelas yang sama yaitu Fisika Dasar 1. Pembicaraan saat wawancara lebih terdengar seperti kedua orang yang sedang mengobrol biasa saja. Hal ini disebabkan karena kurang terstrukturnya tema yang peneliti ambil sebelumnya. Terkait penelitian, diketahui bahwa informan cukup mengenal kebudayaan yang ada di daerah asalnya. Alasan peneliti mengatakan cukup mengenal, karena informan hanya mengetahui kebudayaan yang bersinggungan langsung dengan diri informan serta keluarga informan. Untuk kebudayaan lain yang berasal dari daerah yang sama informan tidak terlalu mengetahuinya dan cenderung untuk langsung menjawab tidak tahu. Ketika ditanya lebih mendetail terkait kebudayaan asal, tidak tahu.. menjadi kata yang paling familiar dengan telinga peneliti. Mengenai pertanyaan tentang apa saja yang ada di daerah Cilegon, informan mengatakan, temennya beda, sama tempatnya beda kaya tempat makan sama mall nya gitu-gitu. Jawaban informan tadi bisa diasumsikan bahwa tempat yang ditinggali merupakan kota yang cukup besar dan mungkin mall dan tempat makan adalah salah satu tempat yang frekuensi didatanginya cukup tinggi sehingga ketika ditanya langsung menjawab mall dan tempat makan.Mengenai kebudayaan yang ada di tempat tujuan, informan sama sekali tidak mengetahui daerah yang saat ini manjadi tempat tinggalnya. Informan menganggap Kota Depok bagian dari DKI Jakarta dengan budaya menyerahkan Roti Buaya sebagai contoh yang disebutkan. Selain itu, kebanyakan jawaban lain terkait kebudayaan di tempat rantauannya hasilnya sama. Kebanyakan kata yang keluar masih tidak tahu. Menurut pandangan peneliti, Informan benar-benar buta dengan tempat rantauannya saat ini.Kepekaan terhadap Budaya yang dimiliki informan masinh sangat kecil. Salah satunya dengan ketidak-tahuan mengenai kebudayaan yang ada di daerah yang ditinggalinya sat ini. Informan menjawab, ya ga tau, mungkin karena ga ada yang ngasih tau sama gue nya ga nyari tau gitu, saat ditanya mengenai alasan mengapa si informan tidak mengetahui kebudayaan yang ada di tempat tinggalnya saat ini. Tetapi, informan masih mempunyai sedikit niat untuk mempelajari kebudayaan di daerah rantauannya ini yang tercermin dari jawabannya, ya pengen. Peneliti mengasumsikan sedikit niat, karena saat menjawab informan bersuara semakin mengecil dengan ekspresi yang kurang meyakinkan.Data Koding :(1)(2)(3)
Informan mengetahui beberapa acara yang biasa terselenggara di daerah asalnya (muludan/maulidan, debus, tari-tarian, sejenis silat dari Cilegon, keliling saat lebaran, dan pawai obor) Hal yang langsung dijawab mengenai tempat apa yang ada di Cilegon adalah mall dan tempat makan. Masih terdapat budaya pertanian padi, walaupun Cilegon adalah kota industry. Informan hanya paham dengan kegiatan yang bersinggungan langsung dengan dirinya (muludan dan debus).
Informan menganggap Depok merupakan bagian dari Jakarta. Informan hanya mengetahui satu jenis kebudayaan yaitu Roti Buaya (beberapa warga Kota Depok ada yang Suku Betawi). Informan mendapatkan informasi dari pelajaran sosiologi di sekolah dan film.
Informan masih belum mengetahui budaya apa saja yang ada di tempat perantauannya, alasannya karena tidak tahu, tidak ada yang memberi tahu, dan belum mencari tahu. Informan memiliki niat untuk mengetahui kebudayaan yang ada di tempat perantauannya.
*Pertanyaan penelitian :1. Apa yang dimengerti oleh Mahasiswa Baru Rantau FMIPA UI terkait Kebudayaan Asalnya?2. Apa yang dimengerti oleh Mahasiswa Baru Rantau FMIPA UI terkait Kebudayaan Tujuan Rantaunya?3. Bagaimana Kepekaan Mahasiswa Baru Rantau FMIPA UI terhadap Kebudayaannya yang baru?Koding :1 : Menjawab pertanyaan penelitian No. 12 : Menjawab pertanyaan penelitian No. 23 : Menjawab pertanyaan penelitian No. 3 (Untuk bagian lampiran)Daftar Pustaka
Bogdan, Robert dan Steven Taylor. 1975. Introducing to Qualitative Methods: Phenomenological. NewYork : A Willey Interscience Publication.Cohen, Anthony P. 1985. The Symbolic Construction of Community. Routledge: New YorkCreswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Hamidi (2010). Metode Penelitian Kualitatif. MalangKirk, Jerome. & Miller, Marc L. 1986. Reliability and Validity in Qualitative Research. New York: SAGE Publications.Kroeber, A. L. and C. Kluckhohn, 1952.Culture: A Critical Review of Concepts and Definitions.Cambridge, MA: Peabody MuseumMiles, M.B. & Huberman, A.M. 1994. Qualitative Data Analysis: An expanded Sourcebook. New York: SAGE Publications.O'Neil, D. 2006.Cultural Anthropology Tutorials, Behavioral Sciences Department, Palomar College, San Marco, California.Poerwandari, E. Kristi. 1998. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Universitas Terbuka. Santana K., Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.Sugiyono (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : AlfabetaSuryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.Tylor, E.B. 1974.Primitive culture: researches into the development of mythology, philosophy, religion, art, and custom.New York: Gordon Press.
Koding & Transkrip Data Wawancara
No.Wawancara Responden JKoding
1. Iter: Kita mulai wawancaranya yaa. Oke Je**, gimana kabar?
2. Itee: Yaa baik
3. Iter: Baik maksudnya gimana nih?
4. Itee: Yaa apa ya ngerasanya free aja today
5. Iter: Free today gara-gara ga ada dosen?
6. Itee: Iya, bisa juga sih kaya gitu
7. Iter: Emang hari ini mata kuliahnya apa aja?
8. Itee: MPKT B terus kan Bahasa Inggris yang jam terakhirnya ada dosen, tapi maksud nya yang yang nggak nggak terlalu berat gitu
9. Iter: ga ada tugas?
10. Itee: enggak
11. Iter: oke, udah nyaman?
12. Itee: iya, aduh enak banget.
13. Iter: Terus kenapa ga jadi MB?
14. Itee: Kan ujan diluar...
15. Iter: Bukannya kalo ujan tetep latihan di pusgiwa?
16. Itee: Males aja aduh, udah udah males banget dah
17. Iter: Kalo LKMM jogging ga?
18. Itee: Kan udah gue kemaren, jadi sekarang nggak
19. Iter: Oh sekarang nggak? Oh gitu seminggu sekali
20. Itee: Seminggu dua kali. Waktu itu kan senin udah terus kemaren
21. Iter: Terus udah?
22. Itee: Iyaa...
23. Iter: Oh oke-oke... Hmm Kalo boleh tau dulu dari mana asalnya?
24. Itee: Dari Cilegon, Banten
25. Iter: Kelurahannya? Sama Kecamatannya gitu?
26. Itee: Kelurahan Warnasari sama Kecamatan Citangkil
27. Iter: Oh Papa sama Mama dulu darimana asalnya?
28. Itee: Papa dari Cirebon sama mama dari Cilegon
29. Iter: Oh rumah mama kan berarti? Rumah keluarga mama?
30. Itee: Ga, rumah sendiri. Jadi emang di sekitar situ banyak juga sodara yang tinggal di situ, termasuk kakek sama nenek dari keluarga mama
31. Iter: Asik ga tinggal disitu?
32. Itee: Asik aja. masih baru sih gue disini, jadinya belom ngerasain asiknya aja kali gue
33. Iter: Oh iya?
34. Itee: Iya gue kan tujuh belas tahun disana
35. Iter: Wesh, disini?
36. Itee: Disini kan baru beberapa bulan haha
37. Iter: Oh gitu, haha Dulu sekolah di situ juga? Di Cilegon gitu?
38. Itee: Iya, ga pindah-pindah
39. Iter: Bokap nyokap ga pindah-pindah gitu?
40. Itee: Ga. Tadinya mau ke bogor kan ya waktu gue smp tapi ga tau kenapa ga jadi
41. Iter: Loh emang kerja dimana?
42. Itee: PT. Indosemen tau ga? Yang bagian batu bara gitu
43. Iter: Oh disitu jadi dia ga pindah-pindah gitu jadinya? Di Cilegon aja?
44. Itee: Di Cilegon aja
45. Iter: Nyokap kerja?
46. Itee: Ga kerja. Dia jadi ibu RT aja
47. Iter: Oh dia Ibu RT di tempatnya?
48. Itee: iya Ibu Rumah Tangga hahaha
49. Iter: Oh gitu, gue kira jabatan gitu bisa aja haha
50. Itee: Haha iya becanda atuh haha
51. Iter: Haha hmm biasanya tuh kalo di Cilegon ada kaya acara-acaranya gitu ga sih? Event apa gitu?
52. Itee: Ada-ada, itu apa ya itu muludan deh namanya1
53. Iter: Muludan? Acara apa tuh?
54. Itee: Muludan itu tuh apa ya kaya memperingati apa sih itu tuh pokoknya agama-agama gitu
55. Iter: Apa?
56. Itee: Muludan memperingati hari apa nabi Muhammad gitu pokoknya, yang yang tujuh Muharrom itu. Kurang ngerti sih namanya1
57. Iter: Oh muludan itu Kalo Maulidan sama ga sama muludan?
58. Itee: Kalo Maulidan itu itu yang bukannya yang mau puasa itu ya?1
59. Iter: Maulidan?
60. Itee: Iya Maulidan, apa sih? Ga ngerti aku1
61. Iter: Maulid-an sama Muludan
62. Itee: Mulid eh iya sama-sama haha oh iya makanya gue bingung haha sama kak sama kak, mungkin beda itunya doang kak kata-katanya haha1
63. Iter: Oh sama haha Eh iya kalo sekarang tinggal dimana?
64. Itee: Di depok, di kosan
65. Iter: Kosannya di?
66. Itee: Di Margonda
67. Iter: oh di margonda, di mananya?
68. Itee: di pokoknya bawahnya apartemen melati aja, daerah kober
69. Iter: Keluarga tau kalo kos disitu?
70. Itee: Tau kok tau
71. Iter: Keluarga sering atau pernah kesini?
72. Itee: pernah kok, gue aja baru minggu kemarin kan balik kesininya bareng nenek
73. Iter: Kenapa kos disitu?
74. Itee: Dapetnya disitu
75. Iter: Pernah nyoba ke tempat lain?
76. Itee: Belom. Soalnya pas pertama kali dateng emang udah dapet disitu
77. Iter: Enak ngekos disitu?
78. Itee: Enak
79. Iter: Enaknya dimana?
80. Itee: Jadi kalo disini tuh kaya kamar mandinya di dalem, ada ac, dapur terus
81. Iter: Oh iya emang yang punya siapa?
82. Itee: Itu tuh yang punya kaya apa namanya pengusaha gitu kaya punya bapak-bapak.
83. Iter: Oh bapak kost berarti?
84. Itee: iya bapak kos tapi belum nikah, jadi kaya yang masih muda gitu
85. Iter: Oh mas-mas kos berarti? haha
86. Itee: haha iya pokoknya enak banget
87. Iter: Oh gara-gara apa berarti tadi enaknya?
88. Itee: bebas aja
89. Iter: bebas?
90. Itee: ada aturan, Cuma maksudnya ya ga ngekang banget gitu. Jadi balik itu paling malem jam sebelas
91. Iter: Pernah nanya-nanya tentang kosan temen gitu ga?
92. Itee: Pernah
93. Iter: Terus jawaban temen tuh rata-rata gimana?
94. Itee: jawaban temen sih, ya enak jes gini gini gini, kamar mandi diluar bla bla bla
95. Iter: Terus?
96. Itee: ya lebih enak kosan gue, kamar mandi di dalem, ada ac, pokoknya itu enak banget nyaman banget
97. Iter: Oh iya? Sebulan berapa?
98. Itee: satu
99. Iter: satu juta?
100. Itee: he eh
101. Iter: Asik ya segitu mah, murah kan?
102. Itee: iya sih tapi itu belom listrik, laundry, makan
103. Iter: wah iya? Terus kalo udah plus-plus gitu, kira-kira sebulan keluar berapa?
104. Itee: mungkin satu koma lima atau delapan gitu
105. Iter: hah?
106. Itee: kayanya, iya ga sih? Ga tau
107. Iter: ga tau kan elu haha
108. Itee: haha iya abis ditanya-tanya
109. Iter: oh gitu dulu tujuh belas tahun kan di Cirebon, sering-sering ikut acara gitu ga?
110. Itee: pernah ikut1
111. Iter: tadi ada kan muludan, selain muludan ada apa lagi?
112. Itee: apa lagi ya? Kaya waktu itu ada mtq, acaranya apa lagi ya acaranya memperingati apa lagi aku lupa gitu terus disitu gue nari yaudah...1
113. Iter: itu aja?
114. Itee: iya, abis lupa haha
115. Iter: nyanyi mungkin? Atau main musik gitu?
116. Itee: ga
117. Iter: selain muludan sama apa mtq gitu?
118. Itee: iya apa lagi ya? Lupa tau gue, Acara-acara besarnya banget?
119. Iter: ya acara yang ada di cilegon aja
120. Itee: apa yaa1
121. Iter: oh ga tau? Apa lupa
122. Itee: lupa dan ga tau, maksudnya ya gitu hahaha lupa kayanya gue1
123. Iter: oh lupa? Apa bener ga tau?
124. Itee: lupa1
125. Iter: oh lupa, berarti dulu kaya ngerasa banyak acara gitu atau?
126. Itee: ga juga1
127. Iter: ga? Ada misalnya berapa kali gitu setahun?
128. Itee: setahun paling dua tiga, pokoknya muludan itu acara tahunan1
129. Iter: yang kira-kira acara tahunan selain muludan ada berapa?
130. Itee: ada berapa ya? dua tiga itu deh tapi ga tau apa aja1
131. Iter: ga tau apa aja atau lupa?
132. Itee: ya dua-duanya ga tau apa aja karena gue lupa apa aja haha1
133. Iter: haha terus yang biasa diikutin tuh muludan doang di Cilegon?
134. Itee: iya muludan doang di Cilegon1
135. Iter: oh iya gue lupa deh, lu kenapa sih lu pengen masuk ke UI ini?
136. Itee: iya jadi tadinya gue pengen ke IPB terus di tolak kan padahal udah ngasih sertifikat segala macem la la la la dan taunya pas pengumuman gue ga lolos. Terus gue juga daftar di untirta. Itu juga ga dapet, mungkin karena pilihan ketiga makanya ga diterima kali ya
137. Iter: terus alasan buat masuk geo nya?
138. Itee: tadi kan udah di kasih tau haha
139. Iter: apa?
140. Itee: ya di rekomendasiin guru sama teman-teman. Masuk sini aja, ntar ketemu gue, tapi pas ketemu diem aja dan ga ngobrol haha
141. Iter: ada senior juga di sini? Siapa?
142. Itee: kalo dari sma ku ada kak dwi sama angkatan 2012 nya ka yuri. Kan dari cilegon juga dia tapi ga satu sekolahan sih.. oh iya disuruh ke vokasi ugm juga sih
143. Iter: oh iya? Beda sama vokasi ui? Jurusan-jurusannya tau?
144. Itee: ga tau. Lagian tanggung aja Cuma 3 tahun kuliah
145. Iter: Terus kenapa ga swasta?
146. Itee: ih nanti bokap gue gamau biayain haha diancemnya sih gitu. Pokoknya kalo gue ga dapet negri ga dibiayain gue
147. Iter: diusir gitu? haha
148. Itee: haha iya sedih banget gue, eh sekarang dapet
149. Iter: kan sekarang udah kuliah disini nih, enaknya kuliah disini apa sih?
150. Itee: enaknya hmm ya bebas aja gitu
151. Iter: maksudnya bebas?
152. Itee: maksudnya pelajarannya cuma sedikit terus kaya mungkin kalo segi kesulitan belajarnya emang sulit sih, seneng aja gitu belajar disini
153. Iter: maksudnya seneng?
154. Itee: seneng aja gitu kuliah disini
155. Iter: maksudnya seneng tuh lucu gitu? haha
156. Itee: haha iya lucu gitu haha maksudnya gimana ya pelajarannya kaya sma terus lebih aneh-aneh
157. Iter: kok lebih aneh-aneh malah seneng?
158. Itee: ya gue tau aja pelajaan baru kaya mpktb gitu, ya seneng karena aja kuliah di ui
159. Iter: emang bagusnya ui tuh apa? Karena lo dulu milih ppkb pasti belom tau ui kan pasti dulu?
160. Itee: he eh iya sih terus pas gue udah di ui ternyata ui gitu, gue ngerasa menang aja
161. Iter: merasa menang?
162. Itee: he eh kan yang lain daftar sini tapi ga masuk, terus gue bisa pamer wi gue di ui nih gitu
163. Iter: emang menurut lu ui bagus? Bagusnya dimana?
164. Itee: bagus sih kaya terpandang gitu kan, bagusnya di apa namanya mungkin di fasilitas, bangunannya gitu-gitu deh pokoknya bagus
165. Iter: emang menurut lo definisi bagus tuh apa? Misalnya bangunannya wih tinggi-tinggi, gede-gede
166. Itee: banyak gitu, tinggi, luas terus asri gitu kan banyak pohon, terus bangunannya juga lucu-lucu gitu kan apalagi RIK tuh lucu banget kan
167. Iter: emang lucu gitu kalo kotak-kotak?
168. Itee: iya ga kaya kampus, kaya rumah sakit jadinya
169. Iter: lah terus kan kalo di mipa ga kotak-kotak gitu
170. Itee: iya ga, makanya kaya bener-bener bangunan perkuliahan gitu
171. Iter: oh kalo di mipa tuh kaya bangunan perkuliahan gitu
172. Itee: iya kan,, kalo di RIK kan kaya masuk rumah sakit haha
173. Iter: eh iya dulu lu pasti belom pernah ke geo kan?
174. Itee: belom, eh iya pernah gue pernah ke geo sebelum ngelilingin mipa. Waktu itu gue nanya satpam abis registrasi. gedung geo yang mana terus ditunjuk tuh gedung geo yang deket lapangan
175. Iter: Terus pas pertama kali ngeliat gedung geo gimana?
176. Itee: aaah gedung tua, haha
177. Iter: haha gedung tua? Haha emang lu pernah ngeliat gedung tua sebelumnya?
178. Itee: iya ga sih? Haha ya maksudnya tuh ya ga kaya hukum, kaya psiko, ya gitu deh kaya ga ada renovasinya gitu kaya gitu *nunjuk gedung b
179. Iter: kaya gitu gedung b? ga ada renovasi kaya gedung b?
180. Itee: ya ga ada renovasi aja, keliatan ga pernah direnovasi
181. Iter: lu tau kalo gedung geo pernah di renovasi?
182. Itee: ga tau sih, ga pernah denger kalo pernah di renovasi
183. Iter: kalo mipa, dari semua gedung yang mana yang menurut lo paling bagus?
184. Itee: ga sih sama aja, tapi kayanya fisika deh. Keliatan adem aja
185. Iter: loh emang geo ga adem? Bukannya geo terbuka banget?
186. Itee:ya kalo geo kan ademnya adem alami, kalo fisika adem buatan ada ac nya hahaha
187. Iter: pernah ke fakultas-fakultas lain?
188. Itee: pernah-pernah, yang belum pernah tuh ft, fk, fkg sama fik
189. Iter: belom tau banget tentang ui dong? Katanya bangga masuk ui?
190. Itee: ya kan emang belom tau semuanya haha
191. Iter: betah disini?
192. Itee: ya belom keliatan ga betah sih
193. Iter: emang maksud gue disini mana?
194. Itee: ga tau, disini ruangan ini, kampus atau
195. Iter: di geo deh, betah ga?
196. Itee: masih betah, belom keliatan ga betahnya
197. Iter: emang yang bikin betah apa aja? Katanya gedungnya lusuh gitu haha
198. Itee: apaa ya? Semuanya sih, anak-anaknya, pelajarannya, dosen, gedung, fasilitas. Gue suka banget sama lantai 4, ga tau kenapa
199. Iter: iya? loh emang di lantai empat ada apa?
200. Itee: ada itu ruang pengantar geo, iya gue suka aja disitu ga tau kenapa. Adem aja
201. Iter: ada ruang pengantar geo? Loh emang itu dimana? Kan ada nama-namanya
202. Itee: di situ, ruang penelitian apa gitu
203. Iter: Itu lokasinya dimana? Hayo dulu psadg dikenalin kan
204. Itee: itu deket tangga deh, sebelahnya persis. Tangga yang deket muge itu
205. Iter: jadi sukanya karena?
206. Itee: karena adem
207. Iter: loh emang ruangan lain ga adem?
208. Itee: gue belom pernah masuk ruangan lain, Cuma ruang hmd, sama ruang ppgt terus ruang dosen yang dibawah itu yang deket ppgt itu
209. Iter: emang ppgt dimana?
210. Itee: di bawah di lantai dasar yang deket pintu masuk kan ada dua pintu
211. Iter: ngapain masuk kesitu?
212. Itee: waktu nyariin dosen matkul gitu, peng geo. Mas jamang, parah banget sih ga tau
213. Iter: nggak, gue waktu peng geo ga diajar sama dia. Cuma sama mas hafid sama pak cholifah udah dua doang
214. Itee: iya kalo sekarang sama mas arko sama pak djamang. Cuma gue belom ngerasain sama mas arko sih baru sama pak djamang
215. Iter: kalo anak-anaknya gimana? Kan katanya enak tuh
216. Itee: yang pasti sih bukan enak dimakan, apa ya ya enak aja seru anak-anaknya
217. Iter: maksudnya seru?
218. Itee: ih seru kakak masa ga tau seru sih
219. Iter: ya mungkin seru menurut lu beda menurut gue beda
220. Itee: yaudah seru aja anaknya apa namanya nyambung diajak ngobrol, baik-baik ya seru diajak main diajak ngumpul ya gitu-gitu lah
221. Iter: emang sering ngumpul gitu sama mereka? Kayanya yang gue liat jarang
222. Itee: ya lu ga tau aja lu, kita sering ngumpul dong kalo ada acara ini acara ini
223. Iter: Oh ngumpulnya paling sama Oshi sama Ligar ya?
224. Itee: kok gitu sih, enggak gue ngumpulnya sama siapa aja kali..
225. Iter: eh iya, tadi katanya gedungnya enak. Katanya gedungnya kan hahaha
226. Itee: kaya ini maksudnya, ya gedungnya kan emang gitu tapi enak aja gitu nyaman
227. Iter: maksudnya nyaman?
228. Itee: ya nyaman aja, asri gitu tempatnya ada pohonannya terus rumput-rumputannya ga kering-kering gitu lucu banget
229. Iter: oh rumput tuh lucu ya?
230. Itee: yaudah gitu enak, adem terus enak dipandangannya
231. Iter: kalo dosen gimana? Kan baru ngerasain dua..
232. Itee: ya itu masuknya dua dosen itu ngajarnya enak, dosen geo sama dosen mipanya
233. Iter: apalagi ya? Hmm ada bedanya tinggal disini sama tinggal di cilegon?
234. Itee: ya ada lah, jauh 1
235. Iter: jauh maksudnya?
236. Itee: kalo disini kan gue tinggal sendiri kalo Cilegon kan sama orang tua
237. Iter: Itu aja bedanya?
238. Itee: temennya beda, sama tempatnya beda kaya tempat makan sama mall nya gitu-gitu1
239. Iter: oh Cilegon ada mall nya?
240. Itee: ih kakak apaan dah, cilegon tuh kota juga
241. Iter: oh coba deh cilegon tuh kota kaya gimana sih?
242. Itee: Kota Cilegon, ih aduh parah banget sih ga tau ya kaya kota depok gitu dia tuh ada di banten jadi depok itu kan termasuk Jakarta juga kan 2
243. Iter: Oh Depok tuh termasuk Jakarta
244. Itee: iya bukan sih? ga tau 2
245. Iter: Menurut lu ?
246. Itee: iya terus kalo di cilegon itu masuknya kan ke banten tapi itu kotanya gitu terus kota serang gitu-gitu
247. Iter: ya maksudnya di situ tuh kaya gimana? Ada
248. Itee: ya sama aja ada pemerintahannya juga, ada mall juga, ada hotelnya juga gitu, ada tempat makannya juga, ada sawah, ada desa gitu juga1
249. Iter: Kalo kelurahan lu tuh, kelurahan Citangkil gimana?
250. Itee: kaya misalnya margonda gitu
251. Iter: oh ada jalan raya juga ya?
252. Itee: iya kakak, emang gue pelosok banget ya? Ya kaya gitu, jalan raya ada, jalan tol ada, ada jalan kawasan industry, ada pantai segala macem gitu ya elu mah.
253. Iter: ya gimana ya soalnya yang tergambar di pikiran gue tuh kaya jalannya masih tanah, terus kaya lu jalan di situ ada petani-petani lagi macul..
254. Itee: haha desa banget gitu?
255. Iter: ya yang ada di pikiran gue sih gitu, makanya menurut lu gimana kan lu yang udah tinggal disitu
256. Itee: cilegon tuh kota, yang udah termasuk kota ya kota banget gitu tuh
257. Iter: kalo citangkilnya itu?
258. Itee: kalo citangkil masih itu kampung, kaya perkampungan gitu tapi ada perumahan nya gitu
259. Iter: tinggal nya dimana? Perumahan?
260. Itee: iya perumahan
261. Iter: ada sawah-sawah gitu?
262. Itee: ada
263. Iter: terus jalanannya masih dari tanah?
264. Itee: enggak, udah aspal aah kakak mah ntar ya kapan-kapan main ke Cilegon yuk.
265. Iter: haha yaudah di sekitaran rumah lu gimana?
266. Itee: jadi kan gue di perumahan gitu, terus dibelakangnya ada perkampungan gitu, nah di perkampungan itu ada persawahan gitu-gitu, ya maksudnya ada sawah, jalan masih tanah, ada sungai terus ada lingkar selatan gitu-gitu deh pokoknya1
267. Iter: lingkar selatan? Tol?
268. Itee: iya tol gitu tapi belom jadi tol, ya lingkar selatan LS gitu. Jalan belakang menuju mana gitu tembusan-tembusan
269. Iter: kalo komplek lu gimana?
270. Itee: ya komplek gitu, masa lu ga tau komplek sih? Ya maksudnya gitu ada aspalnya gitu, namanya komplek ya rumah-rumah gitu ada foodcourt gitu
271. Iter: oh ada foodcourt juga? Gue ke komplek juga kaga ada foodcourt terus rumah seragam sama jalannya udah aspal, makanya gue pengen tau deket rumah lu gimana?
272. Itee: yaudah kaya gitu, ada warnet ada indomaret ada puskesmas, ada rt rw ya gitu ada bengkel kaya perumahan haha
273. Iter: pernah ke perumahan di sini ga? Ada bedanya?
274. Itee: ya sama aja, tapi palingan bedanya kalo disini jalannya langsung jalan gede kan kalo disana enggak
275. Iter: Suka pergi-pergi kemana gitu ga selama di sini?
276. Itee: palingan waktu itu ke ITC lurus terus ke BIG sama kerumah Oshi, terus palingan ke daerah lenteng agung sama ke Salemba kalo mau liga tari.
277. Iter: tapi tinggal di sini asik?
278. Itee: iya asik, karena kota. Kalo di cilegon dibilangnya kota lurusJadi kalo kesana ya kaya depok gini, jalannya lurus aja kaya kebalikannya dari depok gitu
279. Iter: kebalikan? maksudnya kebalikan?
280. Itee: sama aja kaya depok Cuma lebih besar gitu
281. Iter: kok kebalikan? loh emang depok gimana?
282. Itee: ya sama aja lurus aduh gimana sih, maksudnya jalan gedenya satu aja gitu lurus aja
283. Iter: oh gitu maksudnya kota lurus
284. Itee: iya
285. Iter: ntar kalo gue bilang budaya lo tau budaya ga?
286. Itee: budaya? tau lah
287. Iter: budaya tuh apa?
288. Itee: budaya tuh kaya kekhasan gitu, kekhasan kotanya
289. Iter: Budaya Cilegon kaya gimana?
290. Itee: budaya cilegon, ada kaya apa tuh namanya debus gitu-gitu1
291. Iter: Oh ditempat lu juga ada debus gitu?
292. Itee: kan debus dari situ, dari cilegon1
293. Iter: lo sering ngeliat?
294. Itee: iya, soalnya kakek gue waktu itu kaya pernah ikut debus-debus gitu 1
295. Iter: oh pernah ikut juga?
296. Itee: jadi kaya kakek gue tuh kaya apa ya apa tuh kak namanya, kaya sesepuh gitu tapi bukan sesepuh gitu. Gimana ya ngomongnya kak, dia itu punya bukan sanggar sih yang ngegerakin gitu 1
297. Iter: organisasi gitu?
298. Itee: pokoknya kalo misalnya ada acara apa di kampungnya dia yang koordinir debus gitu kakek gue1
299. Iter: sampe sekarang masih?
300. Itee: gak lah udah tua
301. Iter: oh tapi sekarang masih?
302. Itee: masih berjalan
303. Iter: tapi siapa yang nerusin? Bukan kakek lu lagi?
304. Itee: bukan lah, ya orang-orang sananya. Tapi kakek gue masih masuk disitu cuma ga megang-megang apa gitu
305. Iter: masih debus tapi dia?
306. Itee: ga lah
307. Iter: emang kalo debus tuh kaya ada ilmunya gitu ya?
308. Itee: iya kayanya, gue juga ga tau pasti sih. Cuma kalo misalnya dibacok atau apa ga mempan gitu1
309. Iter: ga mempan? Kalo lagi biasa terus dibacok gitu gimana?
310. Itee: ya kalo pas atraksi iya, tergantung orangnya. Kaya gitu tuh kaya punya kekuatan gitu loh kak tapi gue nya juga masih belom ngerti juga Kalo pas atraksi iya1
311. Iter: Lo pernah liat ga, misalnya dia keiris pisau gitu pas lagi ngiris kaya sinetron-sinetron gitu tau kan, terus dia berdarah gitu ga?
312. Itee: ga sih kak, ga pernah liat juga. Kalo waktu atraksi gitu sih emang kebal1
313. Iter: oh iya selain debus itu ada apa lagi contoh budayanya?
314. Itee: apatuh yang kera kera aduh yang bajunya item-item gitu tuh haha aduh gue lupa anjir gue lupa, pokoknya ada tuh kaya gitu juga kaya debus-debus juga 1
315. Iter: bedanya dimana sama debus sama kera kera itu?
316. Itee: sama kera kera itu ya? Silat gitu kalo kera kera he eh, kalo debus itu kan yang begini-begini gitu gitu lah1
317. Iter: oh hampir sama kaya debus berarti? Bedanya di?
318. Itee: Bedanya cuma kalo misalnya silat itu ga pake benda tajam1
319. Iter: ga pake benda tajam? Cuma silat biasa?
320. Itee: iya, silat silat. Cuma pake silat silat gitu terus yang nginjek-nginjek beling gitu 1
321. Iter: lah debus bukannya nginjek-nginjek beling?
322. Itee: juga iya cuma kalo yang silat itu ga terlalu itu ga terlalu kaya debus1
323. Iter: Oh ga terlalu kaya debus selain itu, selain dua tadi
324. Itee: Apa ya? Ga tau lagi gue1
325. Iter: ga tau lagi? Apa lupa?
326. Itee: ya dua-duanya haha1
327. Iter: atau ga tau? Haha
328. Itee: ga tau gue lupa soalnya, gitu haha
329. Iter: oh gitu, haha tapi sering liat itu kan pasti sering ngeliat dua acara itu?
330. Itee: dua itu pernah liat gue he eh, terus ada pawai gitu pawai obor gitu1
331. Iter: maksudnya pas hari apa?
332. Itee: ya itu tuh pas maulidan itu1
333. Iter: pas maulidan? Eh iya, kalo pas lebaran gimana?
334. Itee: pas lebaran juga gitu kok, sama aja
335. Iter: sama aja
336. Itee: ya apa namanya, sholat di masjid bareng-bareng gitu-gitu lah biasa1
337. Iter: di situ ada ngiter-ngiter ke rumah tetangga gitu ga?1
338. Itee: iya-iya ada juga kaya gitu1
339. Iter: di sini pernah lebaranan ga?
340. Itee: belom lah
341. Iter: lebaran haji?
342. Itee: di sana gue
343. Iter: oh kalo budaya di sini tau?
344. Itee: di sini? Nggak2
345. Iter: yang pernah lu liat? Yang pernah lu denger?
346. Itee: nggak2
347. Iter: sama sekali nggak?
348. Itee: nggak2
349. Iter: iya? Dari pelajaran gitu juga nggak?
350. Itee: iya nggak, depok? Emang ada apaan gitu depok?2
351. Iter: Katanya Depok bagian dari Jakarta?
352. Itee: ya apa paling itu apa ya ga tau kalo depok sih nggak tau 2
353. Iter: Kalo Jakarta? Oh iya menurut lu Depok bagian dari Jakarta?
354. Itee: iya, iya ga sih? Ga tau haha2
355. Iter: ga apa-apa, ga ada salah bener kok
356. Itee: ya ga tau, menurut gue depok itu bagian dari Jakarta?2
357. Iter: kaya Cilegon bagian dari Banten? Iya?
358. Itee: iya 2
359. Iter: Budaya-budayanya tau? Budaya Jakarta deh
360. Itee: paling ituan yang kaya ngasih roti buaya 2
361. Iter: selain itu?
362. Itee: ga tau2
363. Iter: tau darimana itu?
364. Itee: dari film-film haha terus dari pelajaran juga2
365. Iter: oh diajarin juga? Di pelajaran apa?
366. Itee: ga tau haha, ga tau kakak haha yaudah pokoknya gue tau aja haha2
367. Iter: tau darimana coba? Haha dari film sama pelajaran? Haha
368. Itee: dari film dari pelajaran kan sosiologi belajar gitu-gitu juga lah haha2
369. Iter: Oh belajar kaya gitu juga sosiologi? Haha wah lo boong ya? Haha
370. Itee: Eh bener dong, haha emang lo ga pernah belajar sosiologi?2
371. Iter: Belajar sih, tapi tuh gue tau kebudayaan Jakarta tuh dari ada nama pelajarannya kesenian Jakarta
372. Itee: Oh dari kesenian ya itu kesenian juga gue, pelajaran SBK 2
373. Iter: nggak bukan SBK gue, kesenian Jakarta emang pelajarannya. Ga tau?
374. Itee: ga tau
375. Iter: ga ada kesenian Jakarta? Kalo Kesenian Cilegon ada?
376. Itee: ga ada
377. Iter: Kesenian Banten? Kesenian Jawa Barat?
378. Itee: ga, ga ada
379. Iter: Tapi diajarin Bahasa Sunda?
380. Itee: ga, ga diajarin Kalo Bahasa Sunda ga diajarin, cuma waktu SD pernah belajar Bahasa Sunda 1
381. Iter: oh dari SD belajarnya, terus pas SD ga ada pelajaran kaya kesenian-kesenian gitu?
382. Itee: ga ada-ga ada, Bahasa Sunda doang itu juga pas kelas tiga doang, kelas empat sama lima nya nggak belajar lagi 1
383. Iter: Sampe kelas tiga atau kelas tiga aja?
384. Itee: sampe, eh pas kelas tiganya aja1
385. Iter: Kelas tiga aja? Oh pernah pindah-pindah sekolah?
386. Itee: nggak
387. Iter: terus menurut lu, bedanya budaya disini sama disana apa?
388. Itee: gue masih belom tau budaya sini deh3
389. Iter: oh kira kira tau ga kenapa lu ga tau?
390. Itee: ya ga tau, mungkin karena ga ada yang ngasih tau sama gue nya ga nyari tau gitu3
391. Iter: tapi lo sendiri pengen nyari tahu ga sih sebenernya?
392. Itee: ya pengen.3
393. Iter: hmm... Mungkin nanti kalo ada informasi yang kurang bakal gue hubungin lagi ya
394. Itee: Iya? Demi apa? Haha Coba liat kertas pertanyaannya dong pengen liat deh
395. Iter: tuh pertanyaan aja kan, sama kode-kode doang kan
396. Itee: wih banyak juga
397. Iter: Oke kayanya gitu aja hari ini mungkin kalo ada waktu gue hubungin nanti atau besok lagi bisa kan?
398. Itee: Oh oke-oke kalo gitu
399. Iter: Thank you untuk hari ini Tos dulu dong, haha
400. Itee: Haha, iya. Ngakak anjir, haha