Download - Perkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
SERPONG , 29 Juni 2012
oleh : Dr.Ir. Agus Masduki
Direktur Pusat Teknologi BioindustriBPPT
1
2
Pusat Unggulan Teknologi yang mengutamakan
kemitraan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi secara
maksimum (100, 50, 2025)
1. Memacu perekayasaan teknologi untuk
meningkatkan daya saing produk industri.
2. Memacu perekayasaan teknologi untuk
meningkatkan pelayanan publik instansi
pemerintah.
3. Memacu perekayasaan teknologi untuk
kemandirian bangsa.
VISI
MISI
VISI dan MISI BPPT
3
PENAJAMAN PERAN DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN BPPT
Intermediasi
Solusi
T C H
Pengkaji
Audit
Tech StateOf the Art
Kemandirian Bangsa
Daya SaingIndustri
Kesejahteraan Rakyat
Indonesia
Rekomendasi
Alih Tek.
Survey
Pengujian
Konsultansi
Pilot Project
Pilot Plant
Prototype
Jasa Op.
Advokasi
Pengkajiandan
PenerapanTeknologi
YANTEKPERAN VALUEPROPOSITION
3
4
Hasil Hasil kajian BPPT dalam rangkamendukung Ketahanan Pangan dan
Lingkungan
PENUHI KEBUTUHANTEKNOLOGI UNTUK RAKYAT
5
AKU SEHAT KARENA PANGANKU CUKUP, BERAGAM BERGIZI SEIMBANG DAN AMAN 5
6
KETERGANTUNGAN IMPOR PANGAN DI INDONESIA
Beras Jagung Kedelai Kc tanah Ubi kayu Ubi jalar Sayur Buah2an M.
gorengGula
Dg sapi & kerbau
Dg. Ayam
Telur Susu Ikan
2003 4.5743 11.372 64.264 11.563 0 0 5.3500 0.0462 0 30.440 4.1843 0.0358 0.2448 93.889 1.6707
2004 0.7537 9.1428 60.983 7.8714 0 0 5.8671 0.2724 0 21.311 3.9604 0.1589 0 92.372 2.5588
2005 0.5824 1.4696 57.339 8.9422 0 0 5.4856 0 0 36.564 7.8125 0.6700 0 96.048 2.0194
2006 1.3547 13.315 60.276 7.1032 0 0.0542 7.1428 0 0 29.941 8.3916 0.4491 0 89.585 2.9592
2007 4.12 5.52 70.62 11.61 0.00 0.01 7.01 0.01 0.00 16.51 14.88 0.66 0.11 66.72 2.06
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Per
sen
Ketergantungan Impor Pangan
7
PENGEMBANGAN BENIH UNGGUL IKAN NILA SALIN, PAKAN PROTEIN REKOMBINAN, dan VAKSIN DNA STREPTOCOCCUS
Prototipe
Vaksin Ikan
Protein rekombinan
CAPAIAN 2011 Prototipe produk hilir pangan (mie)
berbahan baku tepung lokal (sagu, jagung, singkong)
Konsultansi peningkatan efisiensiindustri pangan berbasis tepunglokal (audit teknologi PT. Subafood Pangan Jaya)
MITRA :PT. Subafood Pangan Jaya (Kerjasama Riset)
8
Mie jagung
Mie Mocaf
Mie sagu
INDUSTRI PUPUK• Mitra : Kemenperin, Kementan, PT. Pupuk Kujang, PT. PKT, Pemda Bantaeng• Program Nasional : Revitalisasi Industri Manufaktur Pupuk• Kegiatan – kegiatan : Kerekayasaan Slow Release Fertiliser (SRF)
9
Pendampingan Pembangunan Train V – PT. Pupuk Kaltim sebagai Pabrik Urea dan Amonia Terbesar di Asia
Tahun 2011 :1. Pilot Project SRF NPK Kapasitas 10.000 TON/TH2. Demplot & Sosialisasi:
o BALAI BESAR PADI SUKAMANDI, o BPTP PROPINSI JAWA TIMUR, JAWA TENGAH
, SULAWESI SELATAN.o Jawa Barat (Kab. Tangerang dan Karawang)o Dinas Pertanian KAB. BADUNG (Bali)
3. RANCANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA - PUPUK
Keunggulan :
Efisiensi pengunaan pupuk melalui pelepasan unsur hara
sesuai kebutuhan tanaman selama masa pertumbuhan
dan produksi
Telah Terjadi Proses Pemiskinan Lahan Pertanian Di Jawa, Menjadi Lahan Sub-Optimal :
Degradasi lahan budidaya pertanian di Indonesia :
18.000.000 Ha ( Deptan., 1992)
36.600.000 Ha ( BPS, 2002)
21.900.000 Ha (DepHutBun.,2002)
Degradasi lahan budidaya pertanian diJawa: (DepHutBun.,2002)
Jawa Timur : 953,2 ribu Ha
Jawa Tengah : 982,9 ribu Ha
D.I Yogyakarta : 122,45 ribu Ha
Jawa Barat : 362,8 ribu Ha
10
11
DAMPAK CEMARAN AGROKIMIA DI JAWA PADA KESEHATAN MANUSIA
Bahan Agrokimia Dampak Kesehatan/Lingkungan
Pupuk an-Organik 12% emisi CH4, NO2, CO2 lahan sawah
Logam berat (Pb,Cd) : Pantura 4-7% kontaminasi berat
>0,24 ppm, Tegal-Brebes 0,030ppm; 4,27ppm
Bawang Merah : Pb (0,41-5,71 ppm), Cd(0,05-
0,34 ppm): Ambang batas CAA: (0,05 ppm).
Pestisida 17 Jenis residu bahan aktif umum ditemukan polutan pada
sayur mayur, buah, susu, manusia.
Sentra-sentra pertanian Jawa, Bali, Menimbulkan gangguan
sistem endokrin.
Hormon Tumbuh 2,4D gangguan kelenjar endokrin
12
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
Ko
nsen
trasi
(pp
m)
Air Tanah Tanaman
Jenis Contoh
Residu Organoklorin Pada Tanah, Air dan TanamanBogor
Sukabumi
Cianjur
Bandung
Garut
Tasikmalaya
Ciamis
Kuningan
Cirebon
Majalengka
Sumedang
Indramayu
Subang
Purwakarta
Karawang
Bekasi
Sumber : Ardiwinata et al., 2008
13
Bio-organik fertilizer adalah pupuk organik yang diperkaya dengan 3 (tiga) mikroba unggul yang sudah teruji. Ketiga Mikroba unguul tersebut adalah :
Azotobacter sp penambat nitrogen (N) dan penghasil hormon pertumbuhan,
Pseudomonas sp sebagai pelarut Phosphat dan pendegradasi residu pestisida organopjosphat
Aspergillus sp sebagai pelarut kalium dan pengakumulasi logam berat.
Pengembangan Bioorganik Fertilizer dan Aplikasinya
14
KEUNGGULAN BIO-ORGANIKFERTILIZER
• ./
Menggunakan carier murah dan terjangkau ditempat sekitar (kompos jerami padi)
Mampu memperbaiki kesuburan tanah
Kualitas populasi mikroba di atas standar SNI No. 28 hingga 3 kali lipat dan memenuhi permentan 70. 2011
Lebih bersahabat dengan lingkungan, tanpa merusak lingkungan
15
.
APLIKASI BIO-ORGANIK FERTILIZER PADA TANAMAN JAGUNG
• .
No Perlakuan ProduktivitasJagung (Ton/Ha)
1 NPK 100% (400 kg/Ha) 8,03
2 Pupuk Bio Organik 140 kg /Ha + NPK 50% (200 kg/Ha)
8,81
Hasil uji lapang di Jawa Timur, 2011
Harga NPK Rp 2300/kg,- , Harga pupuk Bio-organik Rp 2.000,-/kg, Maka penggunaan pupuk bio-organik dapat menghemat biaya pupuk sebesar Rp 180.0 00,-/ Ha
16
Pengembangan Teknologi ProduksiPangan Fungsional
• Pengembangan teknologi produksi pangan darurat skala industri
• Pengembangan teknologi produksi pangan fungsional penurun gula darah
• Pengembangan teknologi produksi pangan fungsional berkhasiat
imunomodulator
• Pengembangan pangan fungsional gizi tinggi
17
- 11 juta anak pendek
- 10 juta anemia gizi
- 3,4 juta risiko GAKY
- 2 Jt AGB
- 1 Jt KEK
Dari 4 Jt bumil
350 ribu BBLR setiap tahun
dr 4 jt bayi)
- 5 Jt Gizi Kurang
- 8,1 Jt AGB
- 10 Jt KVA sub klinis
Dari 18 jt balita
5 jt AGB
Dari 9 Jt Lansia
Kondisi Saat ini (Masalah Gizi di Indonesia pada Setiap Siklus)
18
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Tapioka (Onggok) menjadi SenyawaImmunomodulator Beta- glukan
• .
18
Onggok
Budi daya
Ekstraksi
Purifikasi
10 kg miselia
400 gr b-glukan
kasar
300 grb-glukan
murni
1 ton basah
19
Hasil Hasil Kajian BPPT Dalam Rangkamendukung Ketahanan Energi dan
Lingkungan
PENUHI KEBUTUHANTEKNOLOGI UNTUK RAKYAT
20
Kebijakan Energi NasionalKebijakan Energi Nasional
Energy Targets 2025 based on Presidential Decree 5, 2006
Nuclear BiomassHydroSolarwindCoal Liquifaction
Gas
30%
Coal33%
Oil20%
Biofuel 5%
Geothermal 5%
others7%
Biofuel will become at least 5%
of the total National Energy MIX 2025Bio-fuel 5 %
Biomass, Nuclear, Hydro, Solar, Wind 5 %
Coal Liquefaction 2 %
Geothermal 5 %
21
World Peak-Oil & Proyeksi Produksi Indonesia
22
Green Diesel
Veg Oil/ Grease
Green Diesel
Deoxygenation
H2
Green Diesel
Hydroprocessing
palmJathropa
Fuel Additives / Blends Fuels
DMEGasolineDieselEthanol(Biomass)
BiodieselEthanol(Sugar,Grain)
Veg Oil/ Grease
Glycerol
Biodiesel
Trans-esterification
FAME/FAEEBiodiesel
23
Pupuk
organik
PRODUKSI BIOETANOL TERINTEGRASI BERBASIS SORGUM MANIS
SAPI POTONG250 ekor/periode
750 ekor/tahun
TEPUNG
SORGUM0,5 ton/hari
BIOETANOL
50-99,5 %500 liter/hari
Daun, 10 ton/hari
Batang
12,5 ton/hariLimbah etanol
untuk minum sapi,
7,5 m3/hari
Biji, 1 ton/hari
Kebun 25 hektar
Komp.
Pakan, 0,5
ton/hari
Tambahan pakanSILASE
Genset
Biogas
25 KVA
24
Teknologi Energi Surya
Jenis Energi Penelitian dan
Pengembangan
Percontohan Semi
Komersial
Komersial
Surya :
-Fotovoltaik
-Surya Thermal
√
√
√ √
BPPT akan mendirikan
pembangunan industri sel surya
nasional yang bertujuan untuk
menggantikan produk sel surya
impor dengan lokal yang lebih
berdaya saing serta dapat
meningkatkan kemandirian
industri sel surya Kristal silicon
(c-Si)nasional
25
Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi
BPPT saat ini sedang mengembangkan PLTP skala kecil kapasitas 3 Mw dengan teknologi condensing turbine, yang seluruh prosesnya sejak dari rancang bangun sampai dengan manufaktur komponen utamanya dilakukan di dalam negeri secara maksimal.
26
Tahun 2008 dimulai proses perancangan prototipe PLTAL. Karena keterbatasan dana riset, prototipe yang seharusnya dapat diselesaikan pada akhir tahun 2008, baru lengkap dan siap diluncurkan pada tahun 2009. Uji coba PLTAL akhirnya dapat dilakukan di Selat Larantuka pada akhir Maret 2010 dan bulan Juni 2010 lalu.
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL)
27
BPPT dengan Birumen Kogoshima Company, Jepang. Telah bekerjasama mengembangkan teknologi turbin angin yang diproduksi dengan biaya khusus untuk memanfaatkan kecepatan angin yang rendah. Teknologi ini memiliki karakteristik yang dapat menghasilkan daya lebih besar daripada menggunakan turbin yang biasa pada daerah kecepatan angin rendah. BPPT telah melakukan uji coba diujicoba di Baron Technopark milik BPPT yang berada di Selatan Yogyakarta. Sehingga kita dapat membuat Industri di Indonesia dengan menggunakan material lokal
27
Jenis Energi Penelitian dan
Pengembangan
Percontohan Semi
Komersial
Komersial
Angin √ √
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
28
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Ombak (PLTO) generasi ketiga, yaitu PLTO yang terapung di tengah laut. PLTO terapung di laut akan mengurangi banyak biaya konstruksi
Pembangkit Listrik Tenaba Ombak (PLTO)
29
Modul Filtrasi Membran
Aplikasi membran utuk pengolahan Limbah Industri Perminyakan Minyak - BPPT
30
STRATEGI PENGEMBANGAN IPTEK DALAM MENDUKUNG KETAHANAN
PANGAN, ENERGI DAN LINGKUNGAN
313131
STARTEGI PENGEMBANGAN DAN PEBERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI
MODIFIKASI
MODEL
MODEL
TEORI
RUMUSAN
PERILAKU
PERILAKU
TEORETIK
“TERUKUR”
FENOMENA,
RANCANGAN
BARU, ATAU
PERSOALAN
YANG DIBAHAS
KONSEP
PENGUKURAN
LANGSUNG DAN
TAK LANGSUNG
METODE
PENGUKURAN
DAN
PENGOLAHAN
DATA
INSTRUMENTASI
RANCANGAN
PENGUKURAN
PERILAKU
EMPIRIS
- HUKUM ALAM,
- PRINSIP-PRINSIP,
- RANCANGAN DASAR
HUKUM, PRINSIP-
PRINSIP, ATAU
RANCANGAN DASAR
FENOMENA
RANCANGAN
BARU ATAU
PERSOALAN
TERJELASKAN
KHASANAH IPTEK
TEMUAN, INOVASI, I
NVENSI
Ya
Tidak
PREDIKSI REALISASI
RANCANGAN
32
Pemerintah Industri
Akademia
Tri-literal network
dan Organisasi
Hybrid
Hubungan/interaksi antar kelembagaan
dalam “pusaran spiral” sebagai “proses transisi
tanpa akhir dan dinamis”
Konsep Tri-literal Network
33
Strategi Memantapkan Ketahanan Pangan Nasional
1. Peningkatan Kapasitas produksi domestik, melalui : (1) pengembangan produksi pangan sesuai dengan
potensi daerah, (2) peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pangan dengan teknologi tepat guna (3)pengembangan dan menyediakan benih/bibit unggul dan jasa alsintan, (4) peningkatan pelayanan dan pengawasanpengadaan sarana produksi, (5) peningkatan layanan kredit yang mudah diakses petani
2. Pelestarian sumberdaya lahan dan air, melalui : (1) pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke non-
pertanian untuk mewujudkan lahan abadi, (2) sertifikasi lahan petani, (3) konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahandan air pada daerah aliran sungai (DAS), (4) pengembangan sistem pertanian ramah lingkungan (agroforestry danpertanian organik), (5) pemantapan kelompok pemakai air untuk peningkatan pemeliharaan saluran irigasi, (6)penataan penggunaan air untuk pertanian, pemukiman dan industri, (7) pengembangan sistem informasi bencanaalam dalam rangka Early Warning System (EWS), (8) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam, (9) perbaikan danpeningkatan jaringan pengairan
3. Penguatan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat/komunitas, melalui: (1)
pengembangan sistem cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga)bulan , (2) pengembangan cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakanperkebunan), (3) menguatkan kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan pangan komunitaslainnya, (4) pengembangan sistem cadangan pangan melalui Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembagausaha lainnya
34
STRATEGI EFISIENSI ENERGI
1. Konservasi Energi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
energi di sisi suplai dan pemanfaatan (Demand Side).
2. Diversifikasi Energi untuk meningkatkan pangsa energi baru
terbarukan dalam bauran energi nasional (Supply Side).
35
35
Indonesia “REFF-Burn” Program(Reducing Emissions from Fossil Fuel Burning)
a. Pre-Combustion (Pencegahan/Avoidance)
1) Menggunakan EBT
2) Pre-Fosil Treatment
3) Pencegahan Gas Flare
b. During Combustion (Penangkalan)
1) Konservasi Energi
2) Flue Gas Desulfurization
c. Post Combustion (Pengurangan)
1) Carbon Capture Storage (CCS)
2) Electrostatic Precipitator
Mengintegrasikan semua upaya dan teknologi untuk menurunkan emisi
pembakaran bahan bakar fosil.
36
Prinsip Dasar Usaha/Kegiatan Berwawasan Lingkungan
Ketahanan Pangan , Energi dan Lingkungan
•Green Technology
•Green Production
•Green Productivity
37
38