8 March 2016
1
PERKEMBANGAN SKEMA DANKEBERTERIMAAN INDONESIASUSTAINABLE PALM OIL (ISPO)
Sekretariat Komisi ISPO
2
Komitmen internasional UUD 45 UU No. 39 th 2014 Referensi kpd tuntutan pembeli dan komitmen dari
produsen Uni Eropa dan seluruh jaringannya diluar negeri hanya
akan membeli minyak sawit yang sustainable pd th 2015 Pembuatan ISPO didukung oleh Kementerian terkait,
asosiasi GAPKI,GIMNI, APROBI, DMSI, beberapa LSMdan tenaga ahli dari bidang penelitian dan Universitas
Telah didiskusikan dgn BSN dan KAN, sertakemungkinan mengadopsi ISPO menjadi SNI.
2
8 March 2016
2
Standar Internasional yang diakui oleh WTO,ISO, IEC, dan CODEX
Standar nasional yang berlaku di dalamnegeri , Standar ISPO berlaku nasionalkarena terdiri dari ketentuan yang berlakudi Indonesia Standar ISPO juga disebutsebagai persyaratan, di WTO yangdiutamakan ialah standar negara
Standar grup atau asosiasi yang berlakuhanya untuk anggotanya saja.
TUJUAN
ISPO
MENDORONG USAHA PERKEBUNANUNTUK MENTAATI PERATURANYANG TELAH DIKELUARKANPEMERINTAH
MENINGKATKAN KESADARANPENGUSAHA KELAPA SAWIT UNTUKMEMPERBAIKI LINGKUNGAN
MELAKSANAKAN PEMBANGUNANPERKEBUNAN KELAPA SAWITBERKELANJUTAN
MENINGKATKAN DAYA SAINGMINYAK SAWIT INDONESIA DIPASAR INTERNASIONAL
8 March 2016
3
5
Permentan No 11 tahun 2015 : “Sistem Sertifikasi KelapaSawit Berkelanjutan Indonesia” bersifat wajib dansukarela. (revisi dari permentan 19 tahun 2011)
Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesiamengatur mengenai kepatuhan dalam aspek/segi hukum,ekonomi, lingkungan dan sosial beserta sanksi bagimereka yang melanggar dan merupakan serangkaianpersyaratan yang terdiri dari prinsip, kriteria dan indikatorserta panduan yang dipersyaratkan untuk pengelolaanperkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan pabrikkelapa sawit (PKS), serta memiliki ukuran yang pasti dantidak mentoleransi kesalahan.
5
6
Untuk memastikan Permentan 11/2015 telah diterapkansecara baik dan konsisten Penilaian (conformityAssessment) atau Audit
Penilaian atau audit ISPO, dilakukan oleh LembagaSertifikasi independen yang telah diakreditasi KANatau Badan Akreditasi lainnya yang telah mempunyaisaling pengakuan (MRA) dengan KAN danmendapatkan pengakuan dari Komisi ISPO
6
8 March 2016
4
7
7
SistemSertifikasi
Permentan 11/2015
KLAIM PRODUK
MINYAK SAWITBERKELANJUTAN
INDONESIA/ISPO
8
1. TBT – WTO2. ISO (17021-2006, 19011-2011, 9001-2008, 14001-2004, 17000-
2004)3. IAF (International Accreditation Forum)4. PP No. 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional5. Keppres No. 78 tahun 2001, tentang Komite Akreditasi Nasional6. Sistem Sertifikasi Nasional tahun 20107. UU Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian No. 20/2014
8
8 March 2016
5
PERMENTAN NO 11 TAHUN 2015 TENTANGSISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWITBERKELANJUTAN INDONESIA
I Wajib (Mandatory)II Sukarela (Voluntary)
I. Bersifat wajib bagi :
1. Perusahaan perkebunan yang melakukanusaha budidaya perkebunan terintegrasidengan usaha pengolahan (BATAS WAKTU18 SEPTEMBER 2015)
2. Perusahaan perkebunan yang melakukanusaha budidaya perkebunan (BATAS WAKTU18 MARET 2017),
3. Perusahaan perkebunan yang melakukanpengolahan hasil perkebunan (BATASWAKTU 18 MARET 2017).
10
8 March 2016
6
11
II. Bersifat Sukarela bagi :
1. Usaha kebun plasma,2. Usaha kebun swadaya,3. Perusahaan perkebunan yang
memproduksi minyak kelapa sawit untukenergi terbarukan.
PENILAIAN KESESUAIAN ISPO(AUDIT)
8 March 2016
7
13
1. Sertifikasi Perusahaan Perkebunan2. Sertifikasi Usaha Kebun Swadaya3. Sertifikasi Usaha Kebun Plasma4. Sertifikasi Kelapa Sawit Untuk Energi
Terbarukan
13
Tipe Sertifikasi ISPO :1.Tipe sertifikasi perusahaan perkebunan dan pekebun(Grower Certification)2.Tipe Sertifikasi rantai pasok (supply chain certification)
1. Kebun yang memasok kepada PKS-nya (mill),minimal bahan baku dari kebun sendiri sebesar20%
2. Kebun yang telah menghasilkan (TM), kebun yangbelum menghasilkan belum dapat disertifikasi
3. Kebun yang mengirimkan buahnya/ memasok keunit pengolahan (terintegrasi) yang telah memilikisertifikat ISPO (sesuai Permentan 11/2015).
8 March 2016
8
SERTIFIKASI
PERUSAHAAN
PERKEBUNAN
I. Pra SertifikasiPenilaian UsahaPerkebunanBerdasarkanPermentan No. 7Tahun 2009
II. Penilaian Kesesuaian(Audit) BerdasarkanPermentan No. 11Tahun 2015
15
Penilaian kesesuaian (audit) mengacuPermentan No. 11 Tahun 2015 dilakukan olehLembaga Sertifikasi independen yang telahdiakreditasi KAN dan mendapatkanpengakuan dari Komisi ISPO.
Perusahaan perkebunan yang dapatmengajukan permohonan sertifikasi ISPOadalah perusahaan yang telah memperolehPenilaian Usaha Perkebunan dengan hasilkebun Kelas I, II atau III 16
8 March 2016
9
1. Perusahan perkebunan yang terintegrasi dalam 1 unit usaha(profit entity),
2. Perusahan perkebunan yang terintegrasi dalam 1 unitusaha (profit entity) dapat juga disertifikasi untuk energiterbarukan (sesuai dengan kebutuhan),
3. Unit perusahaan perkebunan yang hanya melakukan usahabudidaya Perkebunan,
4. Unit perusahaan perkebunan yang hanya melakukan usahapengolahan Perkebunan,
5. Mempunyai 2 (dua) orang internal auditor yg telah luluspelatihan auditor ISPO dan melakukan audit internal dalamrangka memelihara perusahan perkebunan sawit dalammenerapkan persyaratan ISPO. Bagi group perusahaanperkebunan minimal mempunyai 5 (lima) orang auditor.
6. Group perusahaan perkebunan dimana anak perusahaananggota group masing-masing telah mendapatkansertifikat ISPO.
17
1. Perizinan dan legalitas Usaha perkebunan2. Manajemen perkebunan3. Moratorium izin lokasi pembukaan lahan baru4. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan5. Tanggung jawab terhadap pekerja6. Tanggung jawab sosial dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat7. Peningkatan usaha secara berkelanjutan
8 March 2016
10
ISPO terdiri dari 49 kriteria and 143 indikator,berikut panduan dan ketentuan yang digunakanserta sanksi terkait dengan ketentuan yangditetapkan.
Karena semua kriteria berdasarkan peraturan yangberlaku (kira kira 185) terkait dengan kegiatanperkelapasawitan, penerapan ISPO tidak akanmemberatkan industri minyak sawit. Beberapaketentuan telah diundangkan sejak tahun 1960-anpelaksana industri wajib melakukan ketentuantersebut, dengan penerapan ISPO atau tanpapenerapan ISPO.
1.1 izin Lokasi1.2 Izin Usaha Perkebunan1.3 Hak Atas Tanah1.4 Penggunaan lahan dari Kawasan Hutan1.5 Pembangunan kebun untuk masyarakat
sekitar1.6 Lokasi Perkebunan1.7 Hak Tanah Ulayat1.8 Tanah Terlantar1.9 Sengketa Lahan1.10 Bentuk Badan Hukum
8 March 2016
11
Penilaian setiap kriteria harus runut mengikutiketentuan dari pemberian izin pertama
Sanksi dapat dilihat pada SK yang mendukung,tidak semua kegiatan dikenakan sanksi tetapi adayang harus mengikuti panduan.
Untuk ketentuan ini lihat UU no.5 tahun 1960tentang Peraturan dasar Pokok Agraria, PP no.4tahun 1996 tentang HGU, HGB dan HP PP no.24tahun 1997 , Permen Agraria no 3 tahun 1997tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemerintah no.24tahun 1997 dll
2.1 Perencanaan Perkebunan2.2 Penerapan Teknis Budidaya dan
Pengolahan hasil
2.2.1 Pedoman Teknis Budidaya2.2.1.1 Pembukaan lahan2.2.1.2 Konservasi terhadap sumber dan
kualitas air2.2.1.3 Perbenihan2.2.1.4 Penanaman pada lahan mineral2.2.1.5 Penanaman pada lahan gambut2.2.1.6 Pemeliharaan tanaman2.2.1.7 Pengendalian organisma pengganggu2.2.1.8 Pemanenan
8 March 2016
12
2.2.2.1 Pengangkutan buah2.2.2.2 Penerimaan TBS2.2.2.3 Pengolahan TBS2.2.2.4 Pengolahan limbah2.2.2.5 Pengolahan Limbah
2.3 Tumpang tindih dengan usahapertambangan
2.4 Sengketa lahan dan kompensasi2.5 Rencana dan realisasi
pembangunan kebun dan paberik2.6 Pemberian informasi kepada
instansi terkait
8 March 2016
13
Penerbitan izin lokasi dan izin usaha perkebunanditunda
Penundaan izin lokasi di hutan alam , lahangambut yg berlokasi di hutan konversi, hutanlindung,hutan produksi biasa/tetap, hutanproduksi yang dapat dikonversi dan arealpenggunaan lain
Lokasi diatas sesuai dengan peta indikatif yangditerbitkan oleh Kementrian kehutanan
4.1 Kewajiban Pengelola kebun yangmemiliki pabrik
4.2 Kewajiban terkait izin lingkungan4.3 Pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun4.4 Gangguan sumber yang tidak
bergerak4.5 Pencegahan dan penangulangan
kebakaran
8 March 2016
14
4.6 Pelestarian Keanekaragaman Hayati4.7 Kawasan Lindung4.8 Konservasi kawasan dengan potensi
erosi tinggi4.9 Mitigasi Gas Rumah Kaca
5.1 Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3
5.2 Kesejahteraan dan peningkatankemampuan pekerja
5.3 Penggunaan pekerja anak dandiskriminasi pekerja( suku, ras, genderdan agama)
5.4 Pembentukan serikat pekerja5.5 Pembentukan Koperasi
8 March 2016
15
6.1 Tanggung jawab sosial danlingkungan masyarakat
6.2 Pemberdayaan masyarakatadat/penduduk asli
6.3 Pengembangan usaha lokal
Perbaikan dan peningkatan usaha yangmenjamin penerapan minyak sawit yangberkelanjutan
8 March 2016
16
1. Izin usaha perkebunan2. Hak atas tanah sesuai peraturan
di bidang pertanahan3. Izin lingkungan4. Penetapan usaha perkebunan
kelas I, kelas II atau kelas III.
31
3232
PANDUAN AUDIT SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN ATAULINGKUNGAN SNI ISO 19011-2012 (ISO 19011-2011,GUIDELINES FOR AUDITING MANAGEMENT SYSTEM ).
UNIT KEBUN YANG DISERTIFIKASI DINILAI BERDASARKAN P&KISPO PERUSAHAAN PERKEBUNAN (LAMPIRAN II ATAU III ATAUIV) DENGAN CONTOH MINIMUM 0.8 x (Z), SEDANGKAN UNTUKSURVEILANCE DIAMBIL 0.6√y DENGAN PEMBULATAN KEATAS(DIAMBIL DARI KEBUN YANG BELUM DINILAI PADA SERTIFIKASIAWAL), Z ADALAH FAKTOR RESIKO.
ISPO PERUSAHAAN PERKEBUNAN BERLAKU MANDATORY,TEMUAN NON COMFORMANCES TIDAK DAPAT DITOLERIRSAMPAI DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA PERBAIKAN TELAHDILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN PERKEBUNAN DALAM BATASWAKTU 6 (ENAM) BULAN
JIKA DALAM WAKTU TERSEBUT SETELAH AUDIT, NONCONFORMANCES TIDAK DAPAT DIPERBAIKI, MAKA AUDITULANG LENGKAP WAJIB DILAKUKAN OLEH LS YANG SAMA.
MASA BERLAKU SERTIFIKAT ADALAH 5 (LIMA) TAHUN DANSEKALI DALAM SETAHUN AKAN DILAKUKAN SURVEILANCE.
8 March 2016
17
Mekanisme Sertifikasi ISPO Perusahaan Perkebunan
1. PERUSAHAAN PERKEBUNAN
2. LEMBAGA SERTIFIKASI INDEPENDEN
3. PERMOHONAN KE KOMISI ISPO UNTUKMENDAPATKAN PENGAKUAN ISPO
4. SEKRETARIAT KOMISI ISPOMENILAI KELENGKAPAN DOKUMEN
5. TIM PENILAI KOMISI ISPO
6. REKOMENDASI HASILPENILAIAN
7. PENGAKUAN SERTIFIKAT OLEH KOMISIISPO DAN DIUMUMKAN KE PUBLIK MELALUI
ISPO WEBSITE
8. PENERBITAN SERTIFIKASIISPO OLEH LEMBAGA SERTIFIKASI
Sekretariat memberitahupemohon untuk memenuhi
kelengkapan
• IUP/IUP-B/ IUP-P/ SPUP ; HGUIzin Lingkungan
• Penilaian Kelas Kebun I, II dan IIITidak memenuhi
syarat
34
PENILAIAN KESESUAIAN (AUDIT) MENGACUPERMENTAN NO.11TAHUN 2015DILAKUKAN OLEH LEMBAGA SERTIFIKASIYANG TELAH DIAKREDITASI KAN DANMENDAPATKAN PENGAKUAN KOMISI ISPO.
34
8 March 2016
18
OBYEK SERTIFIKASI/AUDITI – plasma
* MANAJER (USAHA KEBUN PLASMA)* KOPERASI, KELOMPOK TANI* PEKEBUN (penggarap atau pemilik) dan
kebunnya.
OBYEK SERTIFIKASI/AUDITI – swadaya
* KOPERASI* KELOMPOK TANI* PEKEBUN (penggarap atau pemilik) dan
kebunnya.35
SYARAT PERMOHONAN SERTIFIKASI (PLASMA)
• DOKUMEN PEMBENTUKAN USAHA KEBUN PLASMA• COPY SERTIFIKAT ISPO KEBUN INTI• DAFTAR ANGGOTA KT, KOPERASI• HAK ATAS TANAH (SHM).
SYARAT PERMOHONAN SERTIFIKASI (SWADAYA)
• DOKUMEN PEMBENTUKAN KOPERASI, KT• DAFTAR ANGGOTA KT, KOPERASI• HAK ATAS TANAH (SHM, GIRIK/LETTER C, AKTE JUAL BELI
DAN SURAT KEPEMILIKAN TANAH YG SAH LAINNYA.
36
8 March 2016
19
Prinsip dan kriteria ISPO, kebun plasma
1. LEGALITAS USAHA KEBUN PLASMA(al :sertifikat tanah, STD-B, dok kerjasama)
2. MANAJEMEN USAHA KEBUN PLASMA(al :SOP,GAP, pencatatan)
3. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUANLINGKUNGAN(al :izin lingkungan, SPPL)
4. TANGGUNG JAWAB THD K35. TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT6. PENINGKATAN USAHA SCR BERKELANJUTAN
Prinsip dan kriteria ISPO, kebun SWADAYA
1. LEGALITAS USAHA KEBUN SWADAYA(al :sertifikat tanah, STD-B, dok kerjasama,KT&KOPERASI)
2. ORGANISASI PEKEBUN DAN PENGELOLAANUSAHA KEBUN SWADAYA.(al :GAP, pencatatan)
3. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUANLINGKUNGAN(al :izin lingkungan- SPPL)
4. PENINGKATAN USAHA SCR BERKELANJUTAN
8 March 2016
20
PELAKSANAAN AUDIT (PLASMA)
◦ SELURUH DOKUMEN YANG DIGUNAKAN OLEHMANAJER (USAHA KEBUN PLASMA) DAN/ KOPERASI.
◦ PENERAPAN PRINSIP DAN KRITERIA◦ KOMPETENSI DARI PEKEBUN◦ KONFIRMASI THD PENERAPAN PRINSIP DAN
KRITERIA
39
PELAKSANAAN AUDIT (SWADAYA)
◦ SELURUH DOKUMEN YANG DIGUNAKAN OLEHKOPERASI/KT
◦ PENERAPAN PRINSIP DAN KRITERIA◦ KOMPETENSI DARI PEKEBUN◦ KONFIRMASI THD PENERAPAN PRINSIP DAN
KRITERIA
40
8 March 2016
21
Mekanisme Sertifikasi ISPO Plasma/swadaya
1. MANAJER (PLASMA) DAN/KOPERASI
2. LEMBAGA SERTIFIKASI INDEPENDEN
3. PERMOHONAN KE KOMISI ISPO UNTUKMENDAPATKAN PENGAKUAN ISPO
4. SEKRETARIAT KOMISI ISPOMENILAI KELENGKAPAN DOKUMEN
5. TIM PENILAI KOMISI ISPO
6. REKOMENDASI HASILPENILAIAN
7. PENGAKUAN SERTIFIKAT OLEH KOMISIISPO DAN DIUMUMKAN KE PUBLIK MELALUI
ISPO WEBSITE
8. PENERBITAN SERTIFIKASIISPO OLEH LEMBAGA SERTIFIKASI
Sekretariat memberitahupemohon untuk memenuhi
kelengkapan
• COPY SERTIFIKAT ISPO INTI. DOK PLASMA/KOPERASI• SRT KEPEMILIKAN TNH
Tidak memenuhisyarat
1. PT Mutuagung Lestari2. PT Sucofindo (Persero)3. PT Tuv Nord Indonesia4. PT Tuv Rheinland Indonesia5. PT SAI Global6. PT Mutu Hijau Indonesia7. PT SGS Indonesia8. PT Llyod’s Register Indonesia9. PT BSI Indonesia10.Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan11.PT AJA Indonesia12.PT. Agri Mandiri Lestari
Lembaga Sertifikasi yang telah diakui(approved) oleh Komisi ISPO :
8 March 2016
22
1. PT. Surveyor Indonesia2. PT. Agro Teenera Prima3. PT. Gagas Dinamiga Aksenta4. PT. Shantika Valuindo Lestari
43
1. Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta(LPP Yogya)
44
8 March 2016
23
1. Kapasitas pabrik belum diperbarui setelah adakenaikan produksi
2. Sebagian kebun belum memiliki HGU3. Izin Pengelolaan limbah B3 (TPS, Pengumpul,
pengangkut, pengolah) belum lengkap4. Izin pelepasan kawasan hutan yang belum ada5. Nama perusahaan yang tidak sama dengan akte6. Terdapat sengketa lahan7. Sebagian kebun belum memiliki SPUP/IUP.
Jumlah Laporan Audit yang diterima Set.Komisi ISPO = 292 LHA
Perusahaan yang telah disertifikasi = 149Perusahaan
Laporan yang akan dinilai oleh Tim Penilai =28 LHA
Laporan yang terkendala = 31 LHA Laporan yang sedang diverifikasi = 58 LHA Laporan survailance 26 LHA
46
8 March 2016
24
Pada umumnya pengusaha tidak mengetahuiketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah,terkecuali ketentuan perizinan
Pengusaha anggota RSPO tidak mengetahui bilabeberapa kriteria bertentangan dgn peraturan yangberlaku
Oleh karena itu isu yang ada di permukaanmenyatakan bahwa ISPO sulit diterapkan danbiayanya tinggi
Banyak pengusaha enggan menerapkan ISPOterutama pengusaha asing yang menganggapstandar lain lebih unggul
1. MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KEPEDULIAN PERUSAHAANPERKEBUNAN UNTUK SERTIFIKASI ISPO
2. MEMPERSIAPKAN KETERSEDIAAN AUDITOR ISPO3. MENINGKATKAN KOORDINASI DAN PERAN PEMDA (al :
PENYELESAIAN MASALAH HAK ATAS TANAH, PENETAPAN KELASKEBUN, FASILITASI DAN PEMBINAAN, PENERBITAN STD-B DANSPPL, PEMBENTUKAN/PENGEMBANGAN KOPERASI PEKEBUN)
4. MENINGKATKAN VERIFIKASI LAPORAN AUDIT ISPO5. MENINGKATKAN FREKWENSI PEMBAHASAN LAPORAN AUDIT ISPO
(DI TIM PENILAI MAUPUN KOMISI ISPO)6. MENDORONG PENYELESAIAN MASALAH PENUNDAAN
PERSETUJUAN SERTIFIKASI7. PENGEMBANGAN MODEL SERTIFIKASI KEBUN PLASMA/SWADAYA8. KOORDINASI DENGAN LEMBAGA SERTIFIKASI SECARA INTENSIF
8 March 2016
25
49
1Compliance with legal requirementsfor land use development andmanagement for oil palm cultivationand mill.
Shall comply with applicable local and national laws andregulations; and ratified international conventions, andagreements to which a member country is a signatory. Oil palmcultivation shall not diminish the legal land rights of otherlegitimate users including native customary rights which shall alsonot be threatened or reduced
2Protection of the use of primary forestand peatlands. Oil palm cultivation and milling shall not take place on primary
forest or peatlands designated for protection of nature, ecosystemservices and social or cultural values.
3 Best practices for oil palm cultivationand mill.
Shall adopt best management practices which take into accounteconomic, environmental and social considerations.
4 Transparency and accountability.
Shall provide, upon request, adequate information to relevantstakeholders in a transparent manner, to allow for effectiveparticipation in decision making, except for information which islegally prohibited or commercially confidential or where disclosurewould result in a negative environment, social or economicoutcome.
5 Environmental management andmonitoring.
An environmental policy and management plan– appropriate tothe tenure, scale and intensity of the operations – shall beestablished, communicated, implemented and kept up-to-date.
6Responsibility to workers.
Shall demonstrate commitment to responsible occupational safetyand health considerations; and provide adequate employmentand living conditions.
7
Social responsibility.
Shall demonstrate commitment to responsible considerations andoutcomes of social impacts for employees, and local communitiesand indigenous peoples affected by operational activities
8Development of new planting
Development of new plantations or expanding existing areasshall consider the social, environmental and economic impacts inplanning, management and operation
9Continual improvement.
An action plan for continual improvement in key areas ofoperations, appropriate to scale and intensity of operations, shallbe developed and implemented.
50
8 March 2016
26
51
TERIMA KASIH51
Komisi Perkebunan Kelapa Sawit BerkelanjutanIndonesia/ Komisi ISPO