Download - Perihal Obat - Lt
PERIHAL OBATPERIHAL OBAT
Oleh :
LUSIANI TJANDRA, S.SI, APT, M KES.
ASAL DARI OBATASAL DARI OBAT
TANAMAN
- Kulit batang, buah, daun, akar, biji.
- Daun : Digitalis, seluruh daun.
- Minyak : Castor oil, Almond oil,
Valatile oil : Cinnamon, anise, Peppermint oil.
- Alkaloid : Atropin, Morphin.
- Getah, tepung : karbohidrat
BINATANGBINATANG
• Hormon : insulin, thyroid, corticotropin.
• Pancreatin, heparin
• Lanolin
• Antitoksin : Tetanus
• Darah : darah utuh, albumin serum,
globulin immun.
MIKROORGANISMEMIKROORGANISME
• Memproduksi antibiotika :
- Penicillin, Tetracycline, Neomycin• Jamur : Vit. B12
- Streptomycin• Vaksin : Mikroorganisme lemah• Toksoid : toksin yang dilemahkan
MINERALMINERAL
• Zinc Oxyd• Bentonite• Potasium iodine • Magnesium suflate• Sulfur
Banyak obat adalah produk dari Bahan
kimia sintetik beberapa diantaranya
adalah berasal dari tanaman dan
binatang dan sekarang di sintesis lebih
ekonomis, lebih murni daripada yang
diperoleh dengan ekstrasi dari sumber
alam.
Obat :Obat :
Suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka atau kelainan badaniah dan rohaniah
pada manusia atau hewan dan untuk
memperindah badan atau bagian badan
manusia.
( S.K. Men-Kes R.I No. 193/Kab/13.VII/71)
Obat Baku :Obat Baku :
Bahan obat berupa substansi yang
memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan oleh Farmakope
Indonesia atau buku resmi lainnya
yang ditetapkan oleh pemerintah.
- obat baku dalam substansi = “bahan obat”.
Obat jadi :Obat jadi :
Obat tunggal atau campuran dalam bentuk sediaan tertentu dan mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah.
Obat jadi berupa komposisi yang sudah standar, disebut “Preparat Standar”.
Obat paten :Obat paten :
Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat (pabrik) atau yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik
Obat Asli :Obat Asli :
Obat yang didapat langsung dari bahan alamiah, terolah secara
sederhana atas dasar pengalaman, untuk pengobatan tradisional
Obat baru :Obat baru :
Obat yang terdiri dari satu atau campuran beberapa bahan obat sebagai bagian yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat atau komponen lain yang belum dikenal sehingga belum diketahui khasiat serta keamanannya.
Kegunaan ObatKegunaan Obat
Untuk menunjang keberhasilan dalam hal :
1. Menetapkan diagnosis 2. Mencegah penyakit 3. Mengurangi dan menghilangkan
penyakit atau gejala penyakit.4. Menyembuhkan penyakit 5. Memperelok dan memperindah badan atau bagian badan
Obat dalam resep.Obat dalam resep. Inscriptio : jenis obat, bahan obat serta
jumlah obat merupakan bagian terpenting dalam resep.
Jenis obat dan bahan obat :- obat baku- obat paten- obat jadi atau preparat standar- campuran komposisi sendiri
- Berupa satu zat tunggal atau
lebih yang berkhasiat sebagai “Obat pokok” = Remedium cardinale atau kombinasi dengan atau tanpa obat penunjang (Remedium Adjuvans), Korigens dan vehikulum.
OBAT PATENOBAT PATEN
KEUNTUNGAN :
- Penulisan resep cepat
- Penerimaan obat dari apotek singkat
KERUGIANKERUGIAN
• Relatif mahal
• Obat paten berupa produk kombinasi sering tidak sesuai dengan kebutuhan penderita
• Dokter : sulit mengingat isinya
• Pemberian/penulisan lebih dari satu R/ (bentuk sediaan), dapat terjadi duplikasi dari sebagian bahan obatnya.
OBAT STANDAR / PREPARAT STANDAROBAT STANDAR / PREPARAT STANDAR
• Keuntungan dan kerugian sama dengan obat paten
• Harga relatif lebih murah
Obat komposisi sendiriObat komposisi sendiri
• Keuntungan Bahan obat mudah disesuaikan Jumlah/dosis mudah disesuaikan Bentuk sediaan mudah disesuaikan
Menurut kebutuhan individual.
OBAT BERACUNOBAT BERACUN
• Pada hakekatnya semua obat / bahan obat adalah racun.
• Tergantung cara memberikan dan dosisnya.
Bahan sebagai obat :
• Bahan obat yang relatif tidak beracun
• Bahan obat yang sudah pasti berupa racun
Bila :Bila :
• Dosis yang aman relatif besar : tidak beracun.
• Dosis yang aman relatif kecil : beracun.
- Sifat racun berbanding terbalik
dengan dosis.
- Makin kecil dosis obat, makin besar
toksisitas obat.
Daftar Obat Beracun :Daftar Obat Beracun :
• Narkotika atau obat bius : Daftar O
• Obat keras
• Obat bebas terbatas
• Bahan psikotropik.
( mempunyai peraturan : “Larangan Khusus “)
Narkotika = obat bius = Obat daftar ONarkotika = obat bius = Obat daftar O
• Beredar resmi hanya untuk :
- Kepentingan pengobatan
- Tujuan ilmu pengetahuan• “Peredaran gelap” untuk disalahgunakan.• Diperoleh untuk pengobatan :
- Hanya berdasar resep
- Apotik dilarang mengulang penyerahan
narkotika atas dasar resep yang sama atau
salinan resep
Obat keras atau obat daftar GObat keras atau obat daftar G
• Obat keras :
Obat beracun yang mempunyai
khasiat mengobati, menguatkan,
mendesinfeksikan dan lain-lain,
obat berada baik dalam bungkusan maupun tidak.
• Hanya boleh diserahkan dengan resep, kecuali untuk keperluan teknik.
• Resep yang mengandung obat daftar G tidak boleh diulang.
Ketentuan lain mengenai obat daftar G :Ketentuan lain mengenai obat daftar G :
• Semua obat sediaan / obat paten yang mengandung bahan obat daftar G, pada bungkus luar harus disebutkan bahwa obat hanya dengan resep dokter.
• Semua obat baru dimasukkan ke dalam daftar G, kecuali telah dinyatakan (Dep Kes) tertulis tidak membahayakan kesehatan.
• Obat baru ialah semua obat yang tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia dan daftar obat keras atau obat yang secara resmi belum pernah diimpor atau digunakan di Indonesia, sehingga tidak diketahui khasiat dan keamanannya.
• Kecuali bila ditentukan lain, maka semua bahan yang tergolong obat daftar G, berlaku bagi obat itu sebagai substansi dan juga bagi semua sediaan yang mengandung obat tersebut
Obat Bebas Terbatas atau Obat Daftar W.Obat Bebas Terbatas atau Obat Daftar W.
Obat yang termasuk dalam daftar W adalah juga obat beracun.
- Merupakan kelengkapan dari daftar obat keras
- Dep.Kes secara berkala melengkapi atau memperbaharui daftar Obat Bebas Terbatas.
- Dapat diperoleh tanpa resep dokter.
ketentuanketentuan
• Hanya boleh dijual dalam bungkus asli• Waktu penyerahan obat tersebut pada
wadahnya harus tercantum tanda peringatan berupa etiket khusus yang tercatat sesuai Ketentuan Kementerian Kesehatan ( tanda P ).
• Etiket khusus tanda peringatan (P) berwarna hitam dengan tulisan putih berukuran 5 x 2 cm.
Memuat pemberitahuan :Memuat pemberitahuan :
• P1 : Awas ! Obat keras, baca aturan pakainya.
• P2 : Awas ! Obat keras. Hanya untuk kumur.
• P3 : Awas ! Obat keras. Hanya untuk bagian luar badan.
• P4 : Awas ! Obat keras. Hanya untuk dibakar
• P5 : Awas ! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
• P6 : Awas ! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan.
TugasTugas
1. Sebutkan Pengolongan obat berdasarkan Depkes .
2. Berilah contoh nama obat masing- masing 3 nama generik.
3. Berilah contoh obat paten yang berisi paracetamol beserta dosisnya.
Dikumpulkan besok sebelum kuliah.
Waktu PemberianWaktu Pemberian
Waktu pemberian obat yang tepat
• Dapat membantu mencapai efek terapeutik yang optimal.
• Dapat mengurangi kemungkinan terjadi efek samping obat.
Waktu pemberian obat antara lain :Waktu pemberian obat antara lain :
• Sebelum makan : ante coenam (a.c).
• Sesudah makan : post coenam (p.c).
• Waktu makan : durante coenam (d.c)
• Malam/sebelum tidur :ante noctem (a.n)
• Pagi hari : mane
• Sesudah buang air besar : post defaecatio
• Waktu pemberian /penggunaan obat seharusnya dikomunikasikan kepada pasien untuk menghindari kesalahan penggunaan obat.
Cara PemakaianCara Pemakaian
1. Pemakaian Topikal
2. Pemakaian Parenteral
3. Pemakaian Oral
4. Pemakaian Rektal
A. Pemakaian TopikalA. Pemakaian Topikal
• Pengobatan lokal pada kulit
• Pemberian oral : adsorbansia atau adstringensia
• Pemakian bronkholitika dalam bentuk aerosol
• Penyuntikan anastesi lokal
Keuntungan pemakaian lokal :
- Umumnya dosis lebih rendah
- Kerja sistemiknya rendah
Kerugian :
- Bahaya alergi umumnya lebih besar
Pemakaian topikalPemakaian topikal
1. Intranasal
2. Inhalasi
3. Intravaginal
4. Mukosa mata dan telinga
5. Kulit
B. Pemakaian ParenteralB. Pemakaian Parenteral
1. Penyuntikan intra vasal / infus kebanyakan intra vena
2. Sub Cutan (hypodermik)
3. Intra Muscular
4. Intra Arteri
5. Intra Kutan
6. Implantasi Sub Cutan
1. Intra Vena1. Intra Vena
KEUNTUNGAN :
- Dapat diatur dosis yang tepat.
- Bioavailibilitas = 100 %
- Efek sangat cepat
KERUGIAN :- Biaya tinggi- Beban pasien = takut- Resiko yang tinggi ( nekrosis)
- Terlalu besar konsentrasi zat berkhasiat pada tempat kerja, akibat penyuntikan yang terlalu cepat
- Terjadi hemolisis setelah penyuntikan larutan yang pekat.
- Penyebaran penyakit
- Thrombosis bila infus terlalu sering pada satu tempat saja.
Persyaratan larutan infus :
- Isotoni dan isohidri lebih rendah dibandingkan I.M atau S.C karena pengenceran yang cepat dalam darah dan kapasitas daparnya besar.
Indikasi Pemakaian I.V :
- Terutama jika faktor waktu sangat penting misal keadaan darurat, pembiusan I.V.
2. Sub Cutan2. Sub Cutan
- Di Bawah kulit
- Obat tidak merangsang.
- Larut baik dalam air.
- Mudah digunakan sendiri.
- Insulin untuk Diabetes
3. Intra Muskular3. Intra Muskular
- Resorpsi : 10 – 30 menit
- Untuk memperpanjang kerja obat
- Di perlambat dengan :
Larutan dalam minyak ( oleum sesami )
- Penicillin
- Hormon
4. Intra Arteri4. Intra Arteri
- Ke dalam pembuluh nadi
- Untuk membanjiri organ
- Obat yang sangat cepat di inaktifkan.
Contoh :
Nitrogen - mustand
5. Intra Cutan5. Intra Cutan
- Di dalam Kulit
- Absorsi sangat perlahan
Contoh :
Tuberkulin dari Mantoux
6. Implantasi Subcutan6. Implantasi Subcutan
- Bentuk pellet steril
- Di bawah kulit
- Alat khusus : trocor
- Untuk efek sistemik lama
- Pelepasan zat aktif : 3 – 5 bulan.
7. Lain - lain7. Lain - lain
Intra Lumbal : dalam ruang pinggang
Intra Peritoneal : dalam ruang selaput perut
Intra Pleural : dalam selaput dada
Intra Cardial : dalam jantung
Intra Articular : dalam celah sendi
C. Pemakaian oralC. Pemakaian oral
Paling sering dilakukan karena :
- Praktis
- Bentuk obat yang cocok, relatif mudah dibuat.
- Kebanyakan pasien suka.
Tidak cocok untuk :
- Bahan obat yang sukar diabsorpsi dan mengiritasi lambung.
D. Pemakaian RektalD. Pemakaian Rektal
Terbatas pada kasus tertentu .
Tidak dalam keadaan darurat karena absorpsinya sangat berbeda atau kebanyakan sangat rendah.
Penggunaan :
1.Analgetika, antipyretika pada bayi
2.Pasien yang cenderung muntah
3.Terdapat gangguan lambung
4.Obat yang dirusak asam lambung atau merangsang lambung
Hindari :
Pemakaian antibiotika
Tanggal kedaluwarsa obatTanggal kedaluwarsa obat- Expiration date- Expiration date
• Dicantumkan pada wadah obat
• Setelah tanggal / waktu tertentu,
keamanan pemakaiannya tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi.
• Bila kedaluwarsa, obat tidak lagi memenuhi syarat untuk dipergunakan.
• Suhu penyimpanan obat sangat berpengaruh.
• Ada kaitan dengan “waktu paruh obat”.
“shelf half life”.
waktu dimana daya kerja obat
tinggal hanya separuhnya.
• Tiap kenaikan suhu penyimpanan dengan 10º dapat mengurangi waktu paruh obat dengan separuhnya.
Hubungan waktu paruh penyimpanan obat Hubungan waktu paruh penyimpanan obat dengan tanggal kedaluwarsa obat dengan tanggal kedaluwarsa obat
100
I
II
50
DII DI T½ II T½ I waktu
• Keterangan gambar :
obat disimpan pada suhu semestinya
I : Kecepatan rusak obat
T½ I : waktu paruh penyimpanan obat
DI : tanggal kedaluwarsa obat
obat disimpan pada suhu lebih tinggi.
II : kecepatan rusak obat
T½ II : waktu paruh penyimpanan obat
D II : tanggal kedaluwarsa obat
Rute pemberian obatRute pemberian obat
• Bergantung kepada :
1. Tujuan terapi obat
2. Sifat daripada obat
3. Kondisi pasien.
• Hal – hal yang menjadi pertimbangan :
1. efek sistemik atau lokal
2. Kecepatan munculnya aksi dan lama kerja obat yang diinginkan.
3.Stabilitas obat dalam cairan lambung ataucairan usus.
4. Keamanan pemberian dengan bermacam rute.
5. Kemampuan penderita
6. Kenyamanan bagi penderita dan tenaga medis
7. Biaya pengobatan
Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi absorpsi obat :absorpsi obat :• Sifat fisiko-kimia bahan obat
Sifat stereokimia dan kelarutan
• Besar partikel
• Sediaan obat
• Dosis
• Rute pemberian dan tempat pemberian
• Waktu kontak dengan permukaan
• Besarnya luas permukaan
• Sifat PH dalam darah
• Integritas membran
• Aliran darah organ.
ABSORPSIABSORPSIPengambilan obat dari permukaan tubuh
atau dari tempat tertentu dalam organ
dalaman ke dalam aliran darah atau ke
dalam sistem pembuluh limfe.
• Obat mengalami distribusi dalam organisme secara keseluruhan.
• Suatu absorpsi yang cukup merupakan syarat untuk suatu efek terapeutik
Mekanisme absorpsiMekanisme absorpsi
Penetrasi senyawa melalui membran
- Difusi pasif
- Difusi terfasilitasi (melalui pembawa)
- Transpor aktif
- Pinositosis, fagositosis
Difusi PasifDifusi Pasif
Transpor senyawa berbanding langsung dengan :
- Landaian konsentrasi- Luas permukaan membran- Koefisien distribusi senyawa- Koefisien difusi
Berbanding terbalik dengan :- tebal membran
Absorpsi pemakaian pada kulitAbsorpsi pemakaian pada kulit
• Secara fisiologis tidak memiliki fungsi absorpsi
• Absorpsi terjadi secara
- transdermal
- transfolikular
• Kemampuan absorpsi kulit utuh lebih rendah dibanding melalui mukosa
Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi absorpsi kulitabsorpsi kulit
• Kenaikan suhu kulit
• Rangsang penyebab hiperemi
• Zat pelarut tertentu
• Peradangan pada kulit
• Pada bayi dan anak kecil :
Stratum korneum masih sedikit, absorpsi meningkat.
• Pada usia tua, Stratum korneum tipis absorpsi kemungkinan meningkat.
• Sebagai tempat pemberian untuk bentuk sediaan yang cocok.
• Hanya cocok untuk senyawa dengan dosis rendah
Absorpsi melalui Rute bukal atau Absorpsi melalui Rute bukal atau sublingualsublingual..
• Memiliki sifat absorpsi yang baik untuk senyawa yang tak terionisasi, lipotil.
Keuntungan :
• Munculnya kerja obat yang cepat
• Tidak ada kerja cairan pencernaan
• Bahan obat tidak harus melewati hati segera setelah absorpsi.
Kerugian :• Hanya mungkin untuk senyawa yang dapat
diabsorpsi dengan mudah.• Tidak boleh untuk obat yang rasanya tidak
enak.
Indikasi • Untuk pengobatan serangan angina
pektoris dengan nitrogliserol
- tablet kunyah
- aerosol
Absorpsi pada pemakaian parenteralAbsorpsi pada pemakaian parenteral
• Pemberian : I.C , S.C , I.M.
• Kecepatan absorpsi sangat bergantung kepada pasokan darah.
• Pada keadaan syok, absorpsi sangat menurun.
Absorpsi pemakaian melalui RektumAbsorpsi pemakaian melalui Rektum
• Alur melalui hati primer dihindari
• Absorpsi dalam ⅔ bagian bawah Rektum langsung mencapai v. cava interior dan tidak melalui v.porta.
• Koefisien absorpsi lebih rendah dari pada pemakaian oral.
• Perbedaan dalam individu dan antar individu, ada.
Absorpsi pemakaian melalui hidungAbsorpsi pemakaian melalui hidung
• Sifat absorpsi mukosa hidung cukup baik seperti mukosa mulut.
• Cocok untuk terapi topikal untuk mengurangi pembengkakan mukosa.
• Kemungkinan dapat terjadi akibat absorpsi – efek sistemik.
• Tetes hidung : alfa – simpatomimetika
• Bubuk hisap ADH untuk terapi diabetes insipidus.
Absorpsi melalui Rute OralAbsorpsi melalui Rute Oral• Absorpsi dalam saluran cerna mempunyai
arti besar.
• Dlm lambung : harga PH sangat asam terutama : asam lemah dan zat netral yang lipotil.
• Waktu beradanya bahan obat dalam lambung bergantung kepada :
- Kondisi pengisian
- keberadaan bahan lain dlm lambung.
Distribusi Distribusi • Suatu obat yang diabsorbsi ke dalam
aliran darah harus melewati membran sel supaya mencapai tempat kerja.
Distribusi Dalam CNS• Obat yang larut dalam lemak, masuk ke
otak secara mudah dan cepat.
• Obat yang larut air
Sangat sedikit masuk ke otak, kecuali kalau molekul obat sangat kecil.
Distribusi melalui membran placentaDistribusi melalui membran placenta
Obat tak mengalami ionisasi yang sangat larut lemak, dapat lewat ke dalam darah janin.
- Barbiturate
- Anestetika
- Alkohol
Biotransformasi Biotransformasi
• Sering disebut metabolisme obat.
• Terutama terjadi dalam hati.
Dapat :
- Plasma : Succinylcholin
- Ginjal
- Mukosa usus : Acetosal
- Jaringan : Catecholamine
Reaksi BiotransformasiReaksi Biotransformasi
• Oksidasi, Reduksi
• Hydrolysis
• Konyugasi : Reaksi komplek = penggabungan
Obat dikombinasi dengan bahan
endogen : glucoronic acid, sulfate, acetate, glycine.
Membentuk senyawa yang larut air, mudah di ekskresi dalam urine.
Metabolite yang terbentukMetabolite yang terbentuk
• Mempunyai aktifitas farmakologik
• Tidak mempunyai aktifitas farmakologik = detoksifikasi / bio-inaktivasi
Lebih kuat ( bio-aktivasi )Kortison kortisol . Prednison PrednisolonFenasetin parasetamol . Primidon fenobarbital
Aktivitas sama :Klorpromazin, efedrin, benzodiazepin
EKSKRESIEKSKRESIObat diekskresi :
- tidak berubah
- sebagai metabolite
Ekskresi melalui :
- Ginjal
- empedu dan usus
- paru-paru
- organ lain: - kulit
- saliva
- air susu
Ginjal Ginjal Kecepatan dan besar ekskresi ditentukan :
- Filtrasi glomerulus
- Reabsorpsi tubulus
- Sekresi tubulus
USUS• Obat oral yang tidak diserap
• Obat diekskresi dalam empedu tak di -serap kembali dari usus.
TugasTugas
1. Berilah contoh obat yang penggunaannya dengan cara Inhalasi !
2. Berilah contoh obat yang penggunaannya dengan melalui rute bukal atau sublingual !
3. Berilah contoh obat yang penggunaannya dengan melalui rektum !
TERIMA KASIH