Download - PERENCANAAN ZONASI
-
Tien Lastini
-
Agar pengelolaan kawasan Optimalisasi fungsi dan pemanfaatan
potensi sumberdaya alam hayati dan ekosistem pada setiap kawasan konservasi,
penerapan dan penegakan ketentuan hukum yang dapat dilaksanakan atas sanksi pelanggaran di setiap blok/zona kawasan konservasi secara tegas dan pasti.
-
Semua blok/zona pada pada kawasan Cagar Alam, Taman Wisata Alam, Taman Buru dan Taman Nasional dapat diperuntukan bagi kegiatan:
a. penelitian dan pengembangan IPTEK; b. pendidikan dan peningkatan
kesadartahuan konservasi alam; dan c. pemanfaatan/pendayagunaan sumber
daya genetik dan plasma nutfah dalam rangka menunjang budidaya/farmasi.
-
Pada Kawasan CA, TB, TWA:
(1) blok inti/perlindungan;
(2) blok pemanfaatan; dan/atau
(3) blok lain sesuai dengan kebutuhan.
Blok lainnya tersebut terdiri atas:
a. blok tradisional;
b. blok rehabilitasi;
c. blok religi, budaya dan sejarah; dan
d. blok khusus.
-
Penataan zona kawasan konservasi pada kawasan TN, yang terdiri atas:
(1) zona inti; (2) zona rimba; (3) zona pemanfaatan; dan/atau (4) zona lain sesuai dengan kebutuhan. Zona
lainnya terdiri atas: a. zona tradisional; b. zona rehabilitasi; c. zona religi, budaya dan sejarah; dan d. zona khusus
-
a. Blok Perlindungan:
(1) memiliki ekosistem atau merupakan perwakilan tipe ekosistem yang
masih asli, utuh dan alami;
(2) tingkat ancaman manusia rendah;
(3) tempat singgah satwa migran secara periodik; atau
(4) tempat sebagai areal konsentrasi komunitas tumbuhan/biota utama;
b. Blok Pemanfaatan:
(1) merupakan kawasan yang memungkinkan dibangunnya sarana
prasarana antara lain untuk menunjang pemanfaatan dan pengelolaan;
(2) merupakan kawasan yang memiliki keindahan alam/daya tarik alam
atau nilai-nilai sejarah dan atau kawasan dengan aksesibilitas yang
mampu mendukung aktivitas pemanfaatan dan pengelolaan; dan
(3) bukan merupakan konsentrasi komunitas tumbuhan/biota utama atau
bukan merupakan tempat kawin/berpijah, pembesaran dan bersarang
satwa/biota utama
-
a. Blok Perlindungan: (1) lokasi yang menjadi objek utama kegiatan wisata alam di
kawasan tersebut; (2) merupakan lokasi yang memiliki nilai sejarah dan atau
penunjang kegiatan religi terkait wisata alam yang memerlukan perlindungan dan pelestarian.
b. Blok Pemanfaatan: (1) merupakan kawasan yang memungkinkan dibangunnya sarana
prasarana bagi kegiatan pemanfaatan kondisi lingkungan, penelitian dan pendidikan terkait wisata alam;
(2) merupakan kawasan yang memiliki keindahan alam/daya tarik alam atau nilai sejarah atau kawasan dengan aksesibilitas yang mampu mendukung aktivitas pemanfaatan kondisi lingkungan bagi wisata alam; dan
(3) bukan kawasan yang merupakan pelestarian objek utama kegiatan wisata alam.
-
a. Blok Perlindungan: (1) lokasi yang menjadi keberadaan satwa buru utama yang akan
menjadi objek kegiatan wisata berburu yang harus dikembang-biakan dan dilestarikan di kawasan tersebut;
(2) merupakan lokasi yang memiliki nilai-nilai konservasi satwa buru, sejarah dan atau penunjang kegiatan religi terkait wisata buru.
b. Blok Pemanfaatan: (1) merupakan kawasan yang memungkinkan dibangunnya sarana
prasarana bagi kegiatan pemanfaatan satwa buru, kondisi lingkungan, penelitian dan pendidikan terkait wisata buru;
(2) merupakan kawasan yang memiliki satwa buru, kondisi lingkungan, keindahan alam/ daya tarik alam atau nilai sejarah atau kawasan dengan aksesibilitas yang mampu mendukung aktivitas pemanfaatan wisata buru; dan
(3) bukan kawasan yang merupakan objek utama untuk pelestarian dan pengembang-biakan satwa buru untuk kegiatan wisata buru.
-
a. Zona Inti: (1) memiliki ekosistem atau merupakan perwakilan tipe
ekosistem yang masih asli dan alami; (2) tingkat ancaman manusia rendah; (3) merupakan konsentrasi komunitas tumbuhan/biota utama
dan atau merupakan area dengan keragaman jenis yang tinggi;
(4) merupakan lokasi tempat kawin dan bersarang satwa utama dan atau tempat berpijah dan pembesaran biota utama; atau
(5) tempat singgah satwa migran secara periodik. b. Zona Rimba: (1) memiliki ekosistem yang masih asli dan alami; (2) tingkat ancaman manusia relatif rendah; (3) masih ditemukan tumbuhan dan satwa utama dalam jumlah
yang cukup; dan (4) merupakan lokasi tempat kawin dan pembesaran satwa
utama.
-
c. Zona Pemanfaatan: (1) merupakan kawasan yang memungkinkan
dibangunnya sarana prasarana antara lain untuk menunjang pemanfaatan dan pengelolaan;
(2) merupakan kawasan yang memiliki keindahan alam/daya tarik alam atau nilai sejarah dan atau kawasan dengan aksesibilitas yang mampu mendukung aktivitas pemanfaatan dan pengelolaan; dan
(3) bukan merupakan konsentrasi komunitas tumbuhan/biota utama dan atau bukan merupakan area dengan keragaman jenis yang tinggi.
-
Blok/Zona Pemanfaatan Tradisional:
(1) merupakan kawasan yang memenuhi
kriteria sebagai zona rimba atau
blok/zona pemanfaatan; dan
(2) merupakan kawasan yang telah
dimanfaatkan untuk kepentingan
tradisional masyarakat secara turun
temurun
-
Cagar Alam Gn Burangrang Gunung Burangrang dengan luas kawasan 2.984,98 Ha,
dapat dilakukan penataan blok yang terdiri dari: a. blok perlindungan 2.383,67 Ha (79,86 %) b. blok pemanfaatan 573,23 Ha (19,20 %) c. blok Rehabilitasi 28,08 Ha ( 0,94 %).
Cagar Alam Gn Tangkuban Perahu Kawasan Cagar Alam Gunung Tangkuban Perahu
dengan luas kawasan 1.204,40 Ha, dapat dilakukan penataan blok yang terdiri dari:
a. blok perlindungan 990,51 Ha (82,24 %) b. blok pemanfaatan 213,89 Ha (17,76 %)
-
Penataan Blok Kawasan TN