MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 98 TAHUN 2020
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PROJECT MANAGEMENT UNIT UNTUK KEGIATAN
PERCEPATAN PENYELENGGARAAN KERETA API RINGAN TERINTEGRASI
DI WILAYAH JAKARTA, BOGOR, DEPOK, DAN BEKASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa target Commercial Operation Date
penyelenggaraan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit
terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi
sesuai dengan Master Schedule pada bulan Desember
2021 dan apabila mengalami keterlambatan akan
menimbulkan resiko bertambahnya beban fiskal
pembayaran subsidi Kereta Api Ringan/Light Rail Transit
pada saat beroperasi dan meningkatnya eksposur resiko
Jaminan Pemerintah;
b. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Perhubungan tentang Pembentukan Tim Project Management Unit untuk kegiatan percepatan
penyelenggaraan Kereta Api Ringan terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
- 2 -
Memperhatikan :
Menetapkan
PERTAMA
2. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
3. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1756);
1. Risalah Rapat Pembahasan Ruang Lingkup,
Perpanjangan Waktu Pelaksanaan Serta Penambahan
Biaya Pekerjaan Jasa Konsultansi Supervisi
Pembangunan Kereta Api Ringanfligh t Rail Transit (LRT)
Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan
Bekasi tanggal September 2019;
2. Surat Pelaksana Tugas Direktur Penanganan
Permasalahan Hukum LKPP Nomor:
10136/D.4.3/09/2019 tanggal 17 September 2019
Perihal Tanggapan.
MEMUTUSKAN:
: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PROJECT MANAGEMENT UNIT UNTUK
KEGIATAN PERCEPATAN PENYELENGGARAAN KERETA API
RINGAN TERINTEGRASI DI WILAYAH JAKARTA, BOGOR,
DEPOK, DAN BEKASI.
: Membentuk Tim Project Management Unit (PMU) untuk
Kegiatan Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan
Bekasi di Kementerian Perhubungan yang terdiri dari Tim
Pengarah, Tim Kerja, dan Sekretariat dengan susunan
keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri
ini.
- 3 -
KEDUA : Tim Project Management Unit untuk Kegiatan Percepatan
Penyelenggaraan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit
Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi
sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA, mempunyai
tugas sebagai berikut :
1. Tim Pengarah, mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a. memberikan arahan kebijakan yang terkait Pekerjaan Counterpart Konsultan ;
b. memberikan arahan terkait review dan update skema pendanaan Kegiatan Percepatan
Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, dan Bekasi;c. memberikan arahan kepada kelompok kerja terkait
aspek administrasi, teknis, kelembagaan dan peraturan perundang-undangan;
d. mendapatkan laporan hasil kegiatan penugasan Counterpart Konsultan;
e. meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah yang terkait dengan pelaksana Counterpart Konsultan;
f. melaporkan Kepada Menteri Perhubungan.
2. Ketua Joint Working Group, mempunyai tugas dan
tanggung jawab :a. memberikan arahan kepada anggota Tim Kerja
terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan;b. mengadakan evaluasi kinerja secara keseluruhan
dan melaporkan hasil pekerjaan secara berkala kepada Tim Pengarah dengan mekanisme yang akan ditentukan kemudian;
c. melaporkan dan meminta arahan dari Tim Pengarah terhadap hasil pekerjaan yang berkaitan dengan kebijakan;
d. mengikuti rapat rutin tim kerja apabila diperlukan.
3. Tim Kerja, mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
- 4 -
a. Joint Working Group 1 - Perjanjian dan Kontrak yangtugas dan tanggung jawabnya meliputi :1) mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi
lapangan yang tidak pasti dan mengatasi
kendala terbatasnya waktu pelaksanaan;2) mengkoordinasikan hal-hal yang terkait dengan
isu manajemen kontrak yang berkaitan dengan LRT Jabodebek;
3) melakukan review terhadap skema perjanjian
konsesi;4) mengevaluasi skema kontrak yang akan
diimplementasikan pada LRT Jabodebek;5) memberikan masukan terkait penyesuaian
dokumen-dokumen perjanjian maupun kontrak dengan mempertimbangkan aspek regulasi;
6) mengkoordinasikan dengan instansi terkait, memberi masukan atas estimasi biaya proyek yang telah disusun serta memastikan eskalasi harga, project insurance, contingency, liquidateci damage dan negative VO yang telah diperhitungkan di dalamnya;
7) mengevaluasi skema project insurance, arbitrase dan pembayaran;
8) mengawal kajian manajemen risiko proyek yang dilakukan Counterpart Konsultan meliputi stakeholders mapping, risk identification, risk analysis, risk evaluation dan risk mitigation;
9) melaporkan hasil pekerjaan secara berkala kepada Tim Pengarah dengan mekanisme yang akan ditentukan kemudian;
10) melaporkan dan meminta arahan dari Tim Pengarah yang berkaitan dengan kebijakan.
b. Joint Working Group 2 - Pembiayaan yang tugas dan
tanggung jawabnya meliputi :1) berkoordinasi dengan Tim Pengarah terkait
dengan isu manajemen kontrak yang berkaitan
dengan konsesi;
- 5 -
2) mengawal kajian manajemen risiko proyekyang dilakukan Counterpart Konsultanmeliputi stakeholders mapping, risk identification, risk analysis, risk evaluation dan
risk mitigation;3) mereview dan mengupdate skema pendanaan
pembangunan proyek dalam aspek komersial;
4) memberikan masukan terkait penyesuaiandokumen-dokumen perjanjian dengan
mempertimbangkan aspek kelayakan
bankability, legai compliance serta kemampuan keuangan negara;
5) mengawal proses pencatatan aset baik
kepemilikan lahan dan aset hasil relokasi
lainnya;6) melaporkan hasil pekerjaan secara berkala
kepada Tim Pengarah dengan mekanisme yang
akan ditentukan kemudian;7) melaporkan dan meminta arahan dari Tim
Pengarah yang berkaitan dengan kebijakan.
c. Joint Working Group 3 - Aksesibilitas dan IntegrasiAntar Moda yang tugas dan tanggung jawabnya
meliputi :1) mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi
lapangan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan;
2) mengkoordinasikan rencana akses dan interkoneksi stasiun LRT Jabodebek dengan gedung dan fasilitas pejalan kaki di sekitar dan
area komersil di underground area;3) mengkoordinasikan pengembangan dan
perencanaan Kawasan berorientasi transit pengembangan koridor LRT Jabodebek;
4) mengkoordinasikan rencana integrasi dengan
moda transportasi lainnya;5) mengkaji usulan bentuk integrasi transportasi
di sekitar jalur LRT Jabodebek;
- 6 -
6) mendampingi proses hasil survey lalu lintas maupun trafile management pian di sekitar
proyek yang telah disusun oleh konsultan
analisis dampak lalu lintas (andalalin) LRT Jabodebek serta jalan sementara dilengkapi
rambu-rambu yang layak seperti jalan
permanen;
7) melaporkan hasil pekerjaan secara berkala kepada Tim Pengarah dengan mekanisme yang
akan ditentukan kemudian;8) melaporkan dan meminta arahan dari Tim
Pengarah yang berkaitan dengan kebijakan.
d. Joint Working Group 4 - Prasarana yang tugas dan
tanggungjawabnya meliputi :1) mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi
lapangan yang tidak pasti dan mengatasi
kendala terbatasnya waktu pelaksanaan;2) mengawal dan mengkoordinasikan hal-hal yang
berkaitan perubahan kriteria desain dan
spesifikasi teknis dan performance requirement untuk LRT Jabodebek yang berkaitan dengan Desain Sipil Bangunan, Desain Arsitektural,
Mekanikal and Elektrikal (ME) bangunan dan jalur rei, metode konstruksi dan penjadwalan pekerjaan, sistem perkeretaapian, operasi dan
perawatan;
3) mengawal rencana advance work;
4) mengawal proses sertifikasi sistem dan komponen prasarana jalur dan bangunan KA
serta komponen fasilitas operasi;5) melakukan reviu skema safety dan security
yang akan diimplementasikan selama konstruksi serta operasional dan pemeliharaan;
6) mengawal kajian perencanaan sistem informasi
untuk operasi dan perawatan LRT Jabodebek;7) mengawal kajian regulasi pengoperasian kereta
api, layanan penumpang dan Fasilitas Operasi;
- 7 -
8) mengawal dan mengkoordinasikan proses
Integrasi Sarana dan Prasarana;9) mengawal kajian diagram standar kereta api
dan perencanaan sirkulasi rolling stock dengan
mempertimbangkan kondisi/waktu peak hour,10) mengawal kajian perencanaan substation
System, overhead contact System, power supply, signaling, telecommunication, platform screen door, automatic ticketing, dan fasilitas SCADA;
11) mengawal kajian fasilitas sistem kelistrikan termasuk power transmission;
12) mengawal kajian persyaratan maintenance
termasuk technical requirement, execution
method dan sistem monitoring;13) mengawal kajian perencanaan pemeliharaan
fasilitas stasiun untuk peralatan elektrikal
persinyalan dan telekomunikasi;
14) mengawal kajian perencanaan respon terhadap keadaan darurat beserta rencana investigasi
dan penanggulangannya;15) mengawal proses sertifikasi sistem dan
komponen fasilitas operasi KA;
16) berkoordinasi dengan Tim JWG 5 untuk implementasi konsep kondisi darurat;
17) mengawal pelaksanaan monitoring saat
konstruksi;
18) mengawal proses perijinan baik ijin membangun bangunan, ijin relokasi dan ijin
perlintasan;
19) mengkoordinasikan rencana relokasi utilitas dengan pemilik utilitas terkait serta menyusun rencana penempatan relokasi utilitas di koridor LRT Jabodebek dan target penyelesaiannya;
20) mendampingi counterpart konsultan dalam menyusun metode konstruksi dan sequence
pian meliputi temporary works dan facility arrangement, termasuk road traffic management,
- 8 -
21) melaporkan hasil pekerjaan secara berkala kepada Tim Pengarah dengan mekanisme yang
akan ditentukan kemudian;22) melaporkan dan meminta arahan dari Tim
Pengarah yang berkaitan dengan kebijakan.
e. Joint Working Group 5- Integrasi Sistem dan Sarana
yang tugas dan tanggungjawabnya meliputi :1) mengawal evaluasi progres pekerjaan
prasarana dan sarana;2) mengawal verifikasi kesesuaian antara
prasarana dan sarana;
3) mengawal verifikasi hasil pengujian antara
prasarana dan sarana;4) memberikan rekomendasi terhadap integrasi
sistem prasarana dan sarana;5) mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi
lapangan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan;
6) mengawal dan mengkoordinasikan hal-hal yang berkaitan dengan dokumen kriteria desain dan spesifikasi teknis dan performance requirement untuk LRT Jabodebek yang berkaitan dengan Rolling Stock atau Sarana Perkeretaapian;
7) mengawal proses sertifikasi sistem dan komponen sarana KA;
8) mengkaji rencana diagram sarana
perkeretaapian ;
9) memberikan masukan terkait desain Depo, stabling dan/atau ovemight parking sarana
perkeretaapian ;
10) mengkaji perencanaan kriteria desain sarana perkeretaapian ;
11) mengawal kajian Depo Workshop Equipment dan layoutnya;
12) mengawal kajian perencanaan respon terhadap keadaan darurat beserta rencana investigasi
dan penanggulangannya yang berkaitan
- 9 -
KETIGA
KEEMPAT
dengan depo, stabling dan/atau ovemight parking sarana perkeretaapian;
13) mengawal kajian perencanaan sistem peralatan
pemeliharaan sarana perkeretaapian;
14) melaporkan hasil pekerjaan secara berkala kepada Tim Pengarah dengan mekanisme yang
akan ditentukan kemudian;15) melaporkan dan meminta arahan dari Tim
Pengarah yang berkaitan dengan kebijakan.
4. Tim Sekretariat mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :a. melakukan pendampingan kepada auditor dalam
proses audit dan menjembatani koordinasi terhadap
JWG terkait;
b. memonitor penyusunan rencana kerja;
c. memonitor pelaksanaan tugas harian;
d. melakukan koordinasi kepada pihak-pihak terkait
dalam pelaksanaan rapat;
e. melaporkan secara berkala dengan meringkas
kemajuan kegiatan JWG kepada Tim Pengarah;
f. mengelola surat masuk, surat keluar, risalah rapat
dan seluruh arsip JWG;
g. mendokumentasikan semua hasil dari kegiatan
percepatan penyelenggaraan Kereta Api Ringan / Light
Rail Transit terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor,
Depok dan Bekasi.
: Tim sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA bertugas
selama pelaksanaan kegiatan percepatan penyelenggaraan
Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit terintegrasi di wilayah
Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.
: Segala biaya yang diperlukan akibat dikeluarkannya
Keputusan Menteri ini dibebankan kepada anggaran masing-
masing instansi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
- 10 -
KELIMA : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor KM 54 Tahun 2020 tentang
Pembentukan Tim Project Management Unit untuk kegiatan
percepatan penyelenggaraan Kereta Api Ringan terintegrasi di
wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
KEENAM : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Mei 2020
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BUDI KARYA SUMADI
Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;2. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;3. Direktur Jenderal Perkeretaapian;4. Kepala Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek;
5. Para Kepala Biro dan Kepala Pusat di Lingkungan Sekretariat Jenderal;6. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
^sesuai dengan aslinya
IO HUKUM,
JI HERPRIARSONO
- 11 -
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 98 TAHUN 2020
TENTANG PEMBENTUKAN TIM PROJECT
MANAGEMENT UNIT UNTUK KEGIATAN
PERCEPATAN PENYELEN GG ARAAN
KERETA API RINGAN TERINTEGRASI DI
WILAYAH JAKARTA, BOGOR, DEPOK,
DAN BEKASI
SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNTUK KEGIATAN PERCEPATAN PENYELENGGARAAN
KERETA API RINGAN/ LIGHT RAIL TRANSIT
TERINTEGRASI DI WILAYAH JAKARTA, BOGOR, DEPOK DAN BEKASI
- 12 -
I. TIM PENGARAH
Ketua
Wakil Ketua I
Wakil Ketua II
Direktur Jenderal Perkeretaapian.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan
Pertambangan, Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko, Kementerian Keuangan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian.Sekretaris
Anggota :
1. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ);
2. Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Perhubungan;
3. Kepala Biro Keuangan, Kementerian Perhubungan;
4. Kepala Biro Hukum, Kementerian Perhubungan;
5. Kepala Biro Layanan Pengadaan dan Pemanfaatan BMN, Kementerian
Perhubungan;
6. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Kementerian
Perhubungan ;
7. Direktur Prasarana Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan;
8. Direktur Sarana Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan;
9. Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan.
II. TIM KERJA
a. Joint Working Grup I - Perjanjian dan Kontrak
Ketua : Kepala Biro Hukum, Kementerian Perhubungan.
Wakil Ketua : Kepala Bagian Hukum, Sekretariat Direktorat
Jenderal Perkeretaapian.
Sekretaris : Kepala Bagian Hukum, Sekretariat BPTJ.
Anggota :
1. Staf Khusus Menko Bidang Ekonomi, Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi;
2. Kepala Bagian Perencanaan, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian;
3. Kepala Bagian Keuangan, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian;
4. Kepala Bagian Perjanjian Advokasi dan Sosialisasi Hukum, Biro
Hukum, Sekretariat Jenderal, Kementerian Perhubungan;
- 13 -
5. Kasubag Perjanjian Biro Hukum, Sekretariat Jenderal
Kementerian Perhubungan;
6. Kasubag Perjanjian dan Advokasi Hukum, Bagian Hukum,
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
7. Kasubag Pelaksanaan Anggaran, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian;
8. Kasubag Verifikasi Anggaran, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.
b. Joint Working Grup I I - Pembiayaan
Ketua : Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.
Wakil Ketua : Kasubdit Kerjasama dan Pengembangan Usaha,
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.
Sekretaris : Kepala Bagian Keuangan, Sekretariat Direktorat
Jenderal Perkeretaapian.
Anggota :
1. Staf Khusus Menko Bidang Ekonomi, Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi;
2. Kasubdit Mitigasi Risiko APBN, Kementerian Keuangan;
3. Kasubdit Mitigasi Risiko BUMN, Kementerian Keuangan;
4. Kasubdit Kelaikan Fasilitas Operasi, Direktorat Prasarana
Perkeretaapian ;
5. Kasubag Pelaksanaan Anggaran, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian ;
6. Kasubag Verifikasi Anggaran, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian;
7. Kasubag Perbendaharaan dan Barang Milik Negara, Sekretariat
Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
8. Kasi Penyelenggaraan Kerja Sama, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian ;
9. Kasi Pengembangan Usaha, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api;
10. Kasi Kelaikan Fasilitas Operasi Kereta Api Wilayah I, Direktorat
Prasarana Perkeretaapian;
11. Kasi Kelaikan Fasilitas Operasi Kereta Api Wilayah II, Direktorat
Prasarana Perkeretaapian;
- 14 -
12. Auditor Inspektorat IV, Inspektorat Jenderal Kementerian
Perhubungan.
c. Joint Working Grup III - Aksesibilitas dan Integrasi Antar Moda
Ketua : Direktur Prasarana, BPTJ.
Wakil Ketua : Kasubdit Lalu Lintas, Direktorat Lalu Lintas dan
Angkutan Kereta Api.
Sekretaris : Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan, Dit.
Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.
Anggota :
1. Staf Khusus Menko Bidang Ekonomi, Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
2. Asisten Deputi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan,
Kementerian BUMN;
3. Kasubdit Angkutan, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api;
4. Kasubdit Integrasi Prasarana Transportasi, BPTJ;
5. Kasubdit Lalu Lintas Transportasi Darat, BPTJ;
6. Kasubdit Lalu Lintas Transportasi Perkeretaapian, BPTJ;
7. Kasi Pengembangan Jaringan, Direktorat Lalu Lintas dan
Angkutan Kereta Api;
8. Kasi Penataan Jaringan, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api;
9. Kasi Lalu Lintas Perkotaan, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api;
10. Kasi Lalu Lintas Antar Kota, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api;
11. Kasubag Rencana, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.
d. Joint Working Grup IV - Prasarana
Ketua : Direktur Prasarana Perkeretaapian.
Wakil Ketua : Kasubdit Jalur dan Bangunan Kereta Api Wilayah 1,
Direktorat Prasarana Perkeretaapian.
: Kasubdit Fasilitas Operasi Kereta Api, Direktorat
Prasarana Perkeretaapian.
Sekretaris
Anggota :1. Staf Khusus Menko Bidang Ekonomi, Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi;
2. Asisten Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan
Prasarana Perhubungan, Kementerian BUMN;
3. Kasubdit Kelaikan Jalur dan Bangunan Kereta Api, Direktorat
Prasarana Perkeretapian;
4. Kabid Pengembangan Teknologi dan Penunjang Penelitian,
Puslitbang Jalan dan Perkeretaapian;
5. Kasi Jembatan dan Bangunan Kereta Api Wilayah I, Direktorat
Prasarana Perkeretapian;
6. Kasi Jalan Rei dan Tanah Wilayah I, Direktorat Prasarana
Perkeretapian;
7. Kasi Kelaikan Jalur dan Bangunan Kereta Api Wilayah I,
Direktorat Prasarana Perkeretapian;
8. Kasi Jembatan dan Bangunan Kereta Api Wilayah II, Direktorat
Prasarana Perkeretapian;
9. Kasi Jalan Rei dan Tanah Wilayah II, Direktorat Prasarana
Perkeretapian ;
10. Kasi Kelaikan Jalur dan Bangunan Kereta Api Wilayah II,
Direktorat Prasarana Perkeretapian;
11. Kasubdit Kelaikan Fasilitas Operasi Kereta Api, Direktorat
Prasarana Perkeretaapian;
12. Kasi Pengawasan Sarana Perkeretaapian, Direktorat Sarana
Perkeretaapian ;
13. Kasi Telekomunikasi dan Pelistrikan, Direktorat Prasarana
Perkeretaapian;
14. Kasi Persinyalan, Direktorat Prasarana Perkeretaapian.
Joint Working Grup V- Integrasi Sistem dan Sarana
Ketua : Direktur Keselamatan Perkeretaapian.
Wakil Ketua : Direktur Sarana Perkeretaapian.
Sekretaris : Kasubdit Rekayasa dan Peningkatan Keselamatan
Direktorat Keselamatan Perkeretaapian.
Anggota :
1. Staf Khusus Menko Bidang Ekonomi, Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi;
- 16 -
2. Asisten Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan
Prasarana Perhubungan, Kementerian BUMN;
3. Kasubdit Kelaikan Sarana Wilayah I, Direktorat Sarana
Perkeretaapian ;
4. Kasubdit Pemeriksa dan Analisis Kecelakaan, Direktorat
Keselamatan Perkeretaapian;
5. Kasubdit Pengelolaan Sarana Milik Negara, Direktorat Sarana
Perkeretaapian;
6. Kasubdit Lalu Lintas Transportasi Perkeretaapian, BPTJ;
7. Kasubdit Pengembangan Sistem Informasi dan Transportasi,
BPTJ;
8. Kasi Rekayasa Keselamatan, Direktorat Keselamatan
Perkeretaapian ;
9. Kasi Peningkatan Keselamatan, Direktorat Keselamatan
Perkeretaapian ;
10. Kasi Inspeksi Keselamatan, Direktorat Keselamatan
Perkeretaapian ;
11. Kasi Pemeriksaan Kecelakaan, Direktorat Keselamatan
Perkeretaapian ;
12. Kasi Analis Kecelakaan, Direktorat Keselamatan Perkeretaapian;
13. Kasi Pengembangan Sarana Perkeretaapian, Direktorat Sarana
Perkeretaapian ;
14. Kasi Pengadaan Sarana Perkeretaapian, Direktorat Sarana
Perkeretaapian;
15. Kasi Pengoperasian Sarana Perkeretaapian, Direktorat Sarana
Perkeretaapian ;
16. Kasi Kelaikan Sarana Penggerak Wilayah I, Direktorat Sarana
Perkeretaapian;
17. Kasi Kelaikan Sarana Tanpa Penggerak Wilayah I, Direktorat
Sarana Perkeretaapian.
III. TIM SEKRETARIAT
Ketua : PPK Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek.
Wakil Ketua I : Kasi Jalan Rei dan Tanah Wilayah I, Direktorat
Prasarana Perkeretaapian.
Kasi Jembatan dan Bangunan Wilayah I, Direktorat
Prasarana Perkeretaapian.
Sekretaris
- 17 -
Anggota :
1. Kasubag Tata Usaha, Direktorat Prasarana Perkeretaapian;
2. Kasubag Tata Usaha, Direktorat Sarana Perkeretaapian;
3. Kasubag Tata Usaha, Direktorat Keselamatan Perkeretaapian;
4. Kasubag Tata Usaha, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Perkeretaapian.
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd
BUDI KARYA SUMADI