Download - perataan laba, manajemen laba
OLEHVelikcia Eka 128694210Dhenis Candra 128694226Dinilla Nur Silma 128694234Hikmatus Z 128694222Aulia Poetri 128694225Inne Nidya 128694242
PENDEKATAN POSITIF, PERATAAN LABA , DAN MANAJEMEN LABA
• Paradigma informasi / ekonomi mengambil pandangannya melaui berbagai disiplin ilmu,termasuk teori keputusan, teori permainan, teori informasi dan ekonomi
PENDEKATAN LABA
1. Paradigma informasi / ekonomi
Velik
PENDEKATAN LABA
2. Paradigma agensi – analitisParadigma ini memandang perusahaan sebagai suatu “nexus (penghubungan) kontrak” dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Jensen dan Meckling bahwa perusahaan adalah “cerita fiksi legal yang berfungsi sebagai nexus dari serangkaian hubungan kontrak antara para individu.”
Velik
PENDEKATAN LABA
3. Teori akuntansi positifTujuan utama pendekatan akuntansi positif adalah untuk menjelaskan, memprediksi pilihan standar oleh manajemen dengan mengalisis biaya dan manfaat ungkapan keuangan tertentu dalam hubungannya dengan berbagai individu dan alokasi sumber daya dalam perekonomian
Dhenis
PENDEKATAN LABA
4. Evaluasi pendekatan positif Pendekatan positif melihat pada “mengapa” praktik dan/atau teori dikembangkan dengan cara tertentu dalam rangka untuk menjelaskan memprediksi peristiwa akuntansi. Dengan cara seperti itu, pendekatan positif berusaha untuk menentukan berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi faktor faktor rasional dalam ‑bidang akuntansi.
Denis
HIPOTESIS PERATAAN LABA
Gordon menteorikan perataan laba sebagai berikut:
•
1. Hakikat perataan laba
Dalil 1 : Kriterium yang digunakan oleh manajemen perusahaan dalam memilih di antara prinsip akuntansi adalah maksimisasi
utilitas atau kemakmurannya.
Dalil 2 : Utilitas sebuah manajemen meningkat bersama dengan (1) keamanan kerjanya, (2) tingkat income dan tingkat pertumbuhan income manajemen, dan (3) besarya perusahaan dan tingkat pertumbuhan besamya perusahaan.
Denis
Dalil 3 : pencapaian tujuan manajemen yang dinyatakan dalam Proposisi 2 tergantung sebagian pada kepuasan pemegang saham terhadap kinerja
perusahaan; yaitu, jika hal hal lain sama, semakin bahagia pemegang ‑saham, semakin tinggi keamanan, income, dan sebagainya, dari manajemen
Dalil 4 : kepuasan pemegang saham terhadap sebuah perusahaan meningkat bersama dengan rata rata tingkat ‑
pertumbuhan dalam income perusahaan (atau ratarata tingkat return atas modaInya) dan stabilitas income nya. Proposisi ini ‑
siap untuk diverifikasi sebagaimana Proposisi 2.
Dinila
Dua alasan bagi manajemen untuk meratakan eamings yang
dilaporkan yaitu:
2. Motivasi Perataan
Argumen pertama didasarkan pada asumsi
bahwa sebuah arus eamings yang stabil
merupakan pendukung yang kapabel bagi
sebuah tingkat dividen yang lebih tinggi
daripada sebuah arus eamings yang lebih variabel, memiliki sebuah pengaruh menguntungkan
terhadap nilai saham perusahaan karena turunnya risiko total
perusahaan.
Argumen kedua untuk perataan
adalah kemampuan untuk mengatasi
sifat siklis eamings yang dilaporkan dan mengurangi korelasi retum ekspektasian
perusahaan dengan retum portofolio
pasar.
Dinila
Para peneliti memilih indikator laba bersih atau laba per saham sebagai objek perataan karena keyakinan bahwa
perhatian jangka panjang manajemen adalah terhadap laba bersih dan para pengguna laporan keuangan biasanya
melihat pada angka paling akhir, baik laba maupun laba per saham.
3. Obyek Perataan
Dinila
• Dimensi dimensi perataan pada dasarnya ‑merupakan cara untuk mencapai perataan angka laba. Dascher dan Malcolm membedakan menjadi dua:
1. perataan riil 2. perataan artifisial
4. Dimensi Perataan
Hikma
• Alat atau instrumen perataan adalah variabel-variabel yang digunakan untuk meratakan indikator kinerja yang dipilih. Copeland menguraikan lima kondisi yang diperlukan untuk suatu instrumen pertaan sebagai berikut:
5. Variabel Perataan
1. Sekali digunakan, instrumen tersebut tidak harus membuat perusahaan memiliki komitmen untuk melakukan tindkaan tertentu apa pun di masa depan.
2. Intrumen perataan harus didasarkan pada penerapan pertimbangan profesional dan diperkirakan dalam wilayah “Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum”
3. Instrumen perataan harus mengarah pada pergerakan yang material secara relatif terhadap perbedaan pendapatan dari tahun ke tahun.
4. Instrumen perataan tidak memerlukan suatu transaksi riil dengan pihak kedua, tetapi hanya suatu reklasifikasi atau saldo akun internal.
5. Instrumen perataan harus digunakan, secara sendirian atau bersama-sama dengan praktik lainnya, selama suatu periode waktu tertentu.
Hikma
MANAJEMEN LABA
Pada dasarnya, definisi operasional dari manajemen laba adalah potensi penggunaan manajemen akrual
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi. Hubungan berikut ini adalah hal yang sangat penting
untuk dapat memahami manajemen laba sebagai manajemen akrual.
Manajemen laba sebagai manajemen akrual
Aulia
Persistensi kinerja laba ternyata bergantung pada besaran relatif dari kas dan komponen akrual dari laba. Akan tetapi, harga saham bertindak seakan-akan para investor gagal dalam mengidentifikasi
secara benar sifat-sifat yang berbeda dari dua komponen laba. Pasar dengan salah menilai terlalu tinggi penentuan komponen arus kas dari akrual laba sekaligus pula menilai terlalu rendah persistensi dari komponen arus kas. Akrual juga menunjukkan
serangkaian hubungan negatif atau kecenderungan reversi rata-rata. Hasil akhirnya adalah bahwa pasar merespon seakan-akan
terkejut pada saat pembalikan laba yang sepertinya dapat diramalkan terjadi di tahun berikutnya.
Kesalahan penetapan harga atau akrual pilihan
Aulia
1. Adalah sangat mudah untuk menduga bahwa manajemen laba bertujuan untuk memenuhi harapan dari analisis keuangan atau manajemen
2. Terdapat alasan yang baik untuk memiliki kecurigaan3. Manajemen laba berakhir dan dapat bertahan karena informasi
yang simetris,4. Manajemen laba terjadi dalam konteks suatu kumpulan
pelaporan yang fleksibel dan seperangkat kontrak tertentu yang menentukan pembagian aturan di antara pemegang kepentingan.
5. Permainan laba
Isu-isu dalam manajemen laba
Ine
6. Manajemen laba merupakan suatu hasil usaha untuk melewati ambang batas.
7. Manajemen laba dapat berasal dari hasil pemenuhan perjanjian dari kontrak kompensasi implisit.
8. Manajemen laba tumbuh dari ancaman dua bentuk aturan: aturan industri yang spesifik dan aturan antitrust.
9. Penilaian perusahaan secara umum diasumsikan menjadi salah satu sasaran manajemen laba.
10.Laba negatif secara tibak-tiba umumnya lebih merugikan daripada revisi ramalan negatif.
Ine
1. Evolusi atau revolusi di dalam akuntansi?
2. Akuntansi: suatu ilmu yang multiparadigma
STATUS AKUNTANSI YANG BERSIFAT PARADIGMA
Ine
TERIMA KASIH