-
1
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG
DAGANG KOSMETIK MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL STUDIO
2010 DAN MICROSOFT ACCESS 2013 DI PT. MEDINA GLOBAL
CARE BANDUNG
Ahmad Rustiyandi Komputerisasi Akuntansi, Politeknik Piksi Ganesha Bandung
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan persediaan barang dagang kosmetik dan
perancangan database berbasis Visual Studio dan Microsoft Access yang ada di PT. Medina Global Care
Bandung.Metode yang digunakan yaitu metode Deskriptif dan Waterfall pengumpulan data dilakukan
dengan melakukan wawancara kepada beberapa responden dalam pengembangan sistem, Penulis
menggunakan aplikasi Visual Studio dan pengolahan database pada Microsoft Access yang nantinya
akan membantu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan diharapkan bisa membantu memecahkan
masalah yang ada di PT. Medina Global Care Bandung dengan mengembangkan aplikasinya.Hasil
penelitian menunjukan bahwa pengelolaan persediaan barang dagang kosmetik pada PT. Medina Global
Care Bandung saat ini masih manual atau belum terkomputerisasi dengan baik sehingga menghambat
terjadinya transaksi perusahaan. Sistem ini dibuat untuk lebih mengoptimalkan sistem pengelolaan
persediaan dari menyimpan data dalam suatu basis data dan memberikan informasi inventory dengan
cepat dan tepat. Tampilan antar muka dan menu dalam sistem informasi yang dibangun ini akan
memudahkan petugas dalam mengelola persediaan.Dengan dibangunnya sistem ini, diharapkan PT.
Medina Gobal Care bandung dapat membantu dalam hal pengembangan sistem berikut dengan sumber
daya manusianya.
Kata kunci: Sistem Informasi, Persediaan barang dagang, Kosmetik, Microsoft Visual Studio, Microsoft
Access
Abstrack
This study aims to determine the management of cosmetics merchandise inventory and database design
based on Visual Studio and Microsoft Access in PT. Medina Global Care Bandung. The method used is
descriptive method and Waterfall data collection is done by conducting interviews with several
respondents in the development of the system, the author uses the Visual Studio application and database
processing in Microsoft Access which will help to get the desired results and is expected to help solve
problems in PT. Medina Global Care Bandung by developing its application. The results showed that
the management of cosmetics merchandise inventory at PT. Medina Global Care Bandung is currently
still manual or not computerized properly, thus preventing corporate transactions. This system was
made to further optimize the inventory management system from storing data in a database and
providing inventory information quickly and precisely. Display interfaces and menus in the information
system that was built this will facilitate officers in managing inventory.With the construction of this
system, it is hoped that PT. Medina Gobal Care bandung can help in developing the following system
with its human resources.
Keywords: Information Systems, Merchandise Inventory, Cosmetics, Microsoft Visual Studio, Microsoft
Access
PENDAHULUAN
Teknologi informasi merupakan satu
penunjang dalam kegiatan pengolahan data
pada berbagai aktivitas disetiap perusahaan
karena dengan teknologi informasi data dyang
diolah seharusnya menjadi sebuah informasi
mailto:[email protected]
-
2
yang akurat, cepat dan mudah dimengerti oleh
penerima atau pengguna.
Dalam dunia bisnis kebutuhan akan komputer
nampaknya tidak dapat dihindari lagi dan
dalam bidang apa saja dimana sistem
informasi dan pengolahan data yang cepat dan
efisien harus segera diwujudkan dalam setiap
pekerjaan yang kita lakukan. Hal ini tentunya
untuk meningkatkan pelayanan terhadap
pelanggan.
Sebagaimana penulis ketahui bahwa
diperusahaan dimana penulis melakukan
penelitian ditemukan adanya transaksi gudang
seperti transaksi penjualan, pembelian barang
masuk, barang keluar, dan lain-lain yang
masih manual atau masih menggunakan
aplikasi komputer yang sederhana seperti
Microsoft excel.
Transaksi-transaksi tersebut berpengaruh
terhadap salah satu aktiva dalam laporan
keuangan yaitu aaktiva persediaan yang
nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam
kebijakan perusahaan.
Iklim ekonomi yang kompetitif saat ini, maka
pengelolaan sistem akuntansi persediaan telah
menjadi alat perbaikan laba yang sangat efektif
jika SDM dan prasarana yang dimiliki
perusahaan tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Sistem persediaan yang lebih baik dapat
meningkatkan laba atau profitabilitas,
sementara sistem yang kurang baik dapat
mengikis laba dan menjadikan bisnis kurang
kompetitif dikarenakan pengelolaan sistem
akuntansi persediaan barang dagang tidak
sesuai dengan kebutuhan perusahaan, yang
artinya perlu adanya perbaikan dalam
pengelolaan persediaan tersebut sehingga
proses pengelolaan berjalan dengan baik dan
efisien. Mengingat begitu pentingnya sistem
informasi akuntansi persediaan bagi
kelangsungan perusahaan dan menjaga
kestabilan perolehan laba perusahaan.
PT. Medina Global Care Bandung
adalah perusahaan yeng bergerak dibidang
Estetika yang menjual produk-produk
perawatan kulit wajah dan badan. Dari hasil
analisa dan evaluasi sistem yang sedang
berjalan, maka penulis menemukan
permasalahan yaitu pada Bagian Gudang yang
masih menggunakan sistem yang sederhana
khususnya dibagian persediaan. Sehingga
banyak kekurangan dalam proses yang
berhubungan dengan Bagian Gudang juga
dokumen-dokumen yang digunakan oleh
bagian gudang belum terasipkan dengan baik
dan sistematis, akibatnya pelaporan persediaan
barang di gudang mengalami kesulitan dan
keterlamabatan.
Maka disini penulis bermaksud untuk
merancang sistem pengelolaan informasi
akuntansi persediaan barang dagang yang akan
diterapkan PT. Medina Gobal Care Bandung.
Oleh karena itu penulis mengambil judul
“PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG
DAGANG KOSMETIK
MENGGUNAKAN MICROSOFT
VISUAL STUDIO 2010 DAN
MICROSOFT ACCESS 2013 DI PT.
MEDINA GLOBAL CARE BANDUNG”
A. Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengelolaan Sistem Informasi Akuntasi
Persediaan Barang Dagang Kosmetik Di
PT. Medina Gobal Care Bandung.
B. Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan SIA persediaan barang dagang kosmetik
di PT. Medina Global Care Bandung?
2. Bagaimana proses SIA persediaan barang dagang kosmetik di PT.
Medina Global Care Bandung ?
3. Apa hambatan SIA dalam pengelolaan persediaan barang
dagang kosmetik di PT. Medina
Gobal Care Bandung?
4. Upaya apa yang dilakukan oleh PT. Medina Global Care Bandung terkait
masalah yang ada?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengelolaan SIA persediaan barang dagang kosmetik
di PT. Medina Global Care Bandung.
Seperti pecatatan yang dilakukan,
dokumen-dokumen yang dibutuhkan,
prosedur-prosedur yang di terapkan
-
3
diperusahaan, fungsi dari setiap divisi
dan adanya pengawasan dan
pengontrolan dari pihak manajemen
terhadap aktivitas operasional dalam
perusahaan.
2. Untuk membuat sistem pengelolaan persediaan barang dagang yang di
dalamnya terdapat proses yang
berkaitan dengan persediaan seperti
jual-beli, rolling in, rolling out, dan
lainya yang akan menghasilkan
output data rekapan semua transaksi
yang terjadi terhadap persediaan di
perusahaan PT. Medina Global Care
Bandung.
3. Untuk mengetahui masalah hambatan yang sering terjadi seperti tidak
adanya perencanaan dan proyeksi
atas pengendalian persediaan, proses
transaksi yang dilakukan belum
sesuai SOP, kualitas SDM yang
rendah, tidak adanya sistem
pengendalian, dan tidak
menggunakan aplikasi yang berbasis
software dan web.
4. Untuk mengetahui sikap manajeman jika mendapatkan masalah yang ada
dalam operasional perusahaan yang
sering terjadi beberapa kesalahan
yang bersifat fatal atau menimbulkan
kerugiaan bagi perusahaan maka PT.
Medina Global Care Bandung ingin
membuat sebuah sistem informasi
akutansi dalam upaya penyelesaian
masalah dalam opersaional
perusahaan khusunya persediaan.
Berdasarkan penelitian yang di
lakukan di harakan dapat memberikan manfaat
dan kegunaan sebagai berikut:
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan kurikulum di dunia
pendidikan yang terus berkembang sesuai
tuntutan departemen pendidikan dan
sesuai kebutuhan perusahaan.
2. Memberikan sumbanagn ilmiah dalam ilmu pendidikan tentang akuntansi
persediaan, yaitu membuat sistem
informasi akuntansi persediaan barang
dagang dalam peningkatan pencatatan
persediaan bagi perusahaan.
3. Sebagai pijakan dan referensi pada peneliti-peneliti selanjutnya yang
berhubungan dengan persediaan barang
dagang, serta menjadibahan kajian lebih
lanjut bagi para para peneliti.
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian yang di lakukan,
di harapkan dapat memberikan manfaat
dan kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa Dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya dalam
bidang akuntansi persediaan, baik
untuk penulis maupun untuk pihak
pihak lain
2. Bagi perusahaans Hasil penelitian dapat di gunakan
sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam mengabil
keputusan yang berkaitan dengan PT.
Medina Global Care Bandung.
3. Bagi institusi Dari hasil penelitian ini di harapkan
dapat berguna bagi institusi lain
sebagai bahan pustaka khususnya
bagi perpustakaan untuk menambah
dan melengkapi koleksi bacaan di
institusi tersebut.
4. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini di harapkan juga
berguna bagi jurusan pendidikan
Komputerisasi Akuntansi sebagai
acuan bagi peneliti lain yang
berkepentingan dalam permasalahan
yang sama.
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Sistem Sistem adalah kumpulan atau himpunan
dari unsur atau variable yang saling
terkait, saling berinteraksi dan saling
tergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan (Tohari, 2014: 2).
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa sistem merupakan
bagian yang saling berhubungan secara
erat antara satu dengan yang lainya.
Sistem tersebut saling mempengaruhi
untuk mencapai suatu tujuan yang sama
-
4
1. Pengertian Sistem Istilah sistem berasal dari bahasa latin
sistema dan bahasa yunani sutema
yang artinya adalah sekumpulan
elemen yang saling tekait atau
terpadu dan saling mempengaruhi
dalam melakukan kegiatan bersama
yang dimaksudkan untuk mencapai
suatu tujuan.
2. Elemen Sistem Menurut McLeod yang dikutip oleh
tidak semua sisitem memiliki
kombinasi elemen-elemen yang
sama, tetapi susunan dasarnya sama.
B. Konsep Dasar Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya,
sedangkan data merupakan sumber
informasi yang menggambarkan suatu
kejadian yang nyata (Agus Mulyanto,
2009: 12).
1. Kualitas Informasi Kualitas dari suatu informasi
tergantung dari 3 hal, yaitu informasi
harus akurat (accurate), tepat waktu
(timeliness), dan relevan (relevance)
(Tata Sutabri, 2012:33-34).
2. Karakteristik Informasi tingkatan manajemen dengan
berbeda, dibutuhkan informasi
dengan karakteristik yang berbeda
pula (Yakub, 2012:13)
C. Konsep Dasar Sistem Informasi Pada hakekatnya sistem informasi adalah
seperangkat manusia, data dan prosedur
yang bekerja sama secara koordinatif.
Tekanannya terletak pada konsep sistem
yang memperlihatkan bahwa berbagai
komponen yang terlihat di dalamnya
secara fungsional dan kooperatif
mencapai tujuan yang sama. Kegiatan
fungsional dan kooperatif itu meliputi
pelaksanaan bisnis setiap hari,
komunikasi informasi, manajemen
aktifitas dan pembuatan keputusan.
1. Komponen Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sebuah
terdiri dari beberapa komponen atau
elemen (Yakub, 2012: 20)
Komponen-komponen dari sistem
informasi ini dapat digambarkan
sebagai berikut ini:
a. Blok Masukan (Input Block), Input memiliki data yang masuk
ke dalam sistem informasi, juga
metode-metode untuk
menangkap data yang
dimasukkan.
b. Blok Model (Model Block), blok ini terdiri dari kombinasi
prosedur, logika, dan model
matemetik yang akan
memanipulasi data input dan
data yang tersimpan di basis
data.
c. Blok Keluaran (Output Block), produk dari sistem informasi
adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk
semua tingkatan manajemen
serta semua pemakai system.
d. Blok Teknologi (Technology Block), blok teknologi digunakan
untuk menerima input,
menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan
keluaran dari sistem secara
keseluruhan. Teknologi terdiri
dari tiga bagian utama, yaitu;
teknisi (brainware), perangakat
lunak (software), dan perangkat
keras (hardware).
e. Basis Data (Database Block), basis data merupakan kumpulan
dari data yang saling
berhubungan satu sama lainnya,
tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan
perangkat lunak untuk
memanipulasinya.
2. Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi
memegang peran penting dalam
menyediakan informasi bagi
manajemen. Kemajuan dalam bidang
teknologi apabila dimanfaatkan
dengan baik oleh pihak manajemen
-
5
maka akan memberikan manfaat
terutama dalam memperoleh
keunggulan dalam pesaing.
Sistem informasi akuntasnsi
merupakan alat untuk menjalankan
suatu pengendalian yang dengan
sendirinya atau bagian dengan bagian
lainya yang terlibat akan saling
mengontrol.
3. Tujuan sistem informasi Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
menurut Mardi dalam bukunya yang
berjudul “ Sistem Informasi
Akuntansi” tujuan dari Sistem
Informasi Akuntansi adalah:
a. Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas
yang diberikan kepada seseorang
(to fullfil obligation relating to
stewardship). Pengelolaan
perusahaan selalu mengacu pada
tanggung jawab manajemen
guna menratakan secara jelas
segala sesuatu yang berkaitan
dengan sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan.
b. Setiap informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga
bagi pengambilan keputusan
manajemen (to support decision
making by internal decision
makers). Sistem informasi
menyediakan informasi guna
mendukung setiap keputusan
yang diambil oleh pimpinan
sesuai dengan
pertanggungjawaban yang
ditetapkan.
c. Sistem informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran
operational perusahaan sehari-
hari (to support the-day-to-day
operations) (Mardi, 2011: 8).
D. Persediaan persediaan adalah barang yang dibeli
untuk dijual lagi sebagai aktivitas utama
perusahaan untuk memproleh pendapatan
(Suharli dan CO, 2006: 22).
Persediaan adalah barang yang disimpan
untuk kemudian dijual dalam operasi
bisnis perusahaan dan bahan yang
digunakan dalam proses produksi atau
yang disimpan untuk tujuan itu (Warren,
2005:440).
1. Jenis-jenis persediaan Persediaan dapat diklasifikasikan
menurut beberapa kategori,
tergantung pada jenis kegiatan usaha
perusahaan apakah perusahaan itu
merupakan perusahaan dagang atau
manufactur.
Menurut Keiso (2002:444)
persediaan dapat diklasifikasikan
berdasarkan kegiatan usahanya yaitu
sebagai berikut :
a. Perusahaan dagang Dalam perusahaan dagang,
perusahaan hanya mengenal satu
jenis persediaan yaitu persediaan
barang dagangan yang siap untuk
dijual.
b. Perusahaan manufactur Terdapat 3 jenis barang yaitu :
1) Persediaan bahan baku untuk diproduksi
2) Persediaan dalam proses 3) Persediaan barang jadi
2. Sistem pencatatan persediaan Dalam melakukan pencatatan
persediaan, sistem yang digunakan
oleh perusahaan dapat berpengaruh
terhadap penetapan nilai pada akhir
periode dan penetapan biata
persediaan selama satu periode.
Perusahaan dapat menggunakan
sistem periodik (fisik) atau sistem
perpetual.
a. Sistem Periodik (Fisik) Dalam sistem persediaan
periodik (periodic inventory
system) rincian persediaan
barang yang dimiliki tidak
disesuaikan secara terus menerus
dalam satu periode. Harga pokok
penjualan barang ditentukan
hanya pada akhir periode
akuntansi (secara periodik). Pada
saat itu dilakukan perhitungan
persediaan secara periodik untuk
menentukan harga pokok barang
yang tersedia.
-
6
1) Apabila terjadi transaksi pembelian persediaan maka
pencatatan yang dilakukan
dengan sistem periodik adalah
sebagai berikut:
Pembelian secara tunai
Pembelain Rp.xxx
Kas (Cash) Rp.xxx
Pembelian secara kredit
Pembelain Rp.xxx
Hutang Dagang Rp.xxx
2) Apabila terjadi transaksi pelunasan hutang dagang dengan
disertai potongan pembeliaan
maka pencatatan yang dilakukan
dengan sistem periodik sebagai
berikut:
Utang dagang Rp.xxx
Kas (Cash) Rp.xxx
Potongan Rp.xxx 3. Sistem Pencatatan Persediaan
Perpetual (perpetual inventory
system)
Menurut Imam Santoso (2010:241)
sistem pencatatan perpetual adalah:
Persediaan terus-menerus (perpetual
inventory system) Merupakan suatu
sistem pengelolaan persediaan
dimana pencatatan mutasi persediaan
dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan sehingga mutasi
persediaan selama satu periode
termonitor dan setiap saat jumlah
maupun nilai persediaan selama satu
periode termonitor dan setiap saat
jumlah maupun nilai persediaan
dapat diketahui tanpa melakukan
secara fisik.
1) Apabila terjadi transaksi pembelian persediaan maka
pencatatan yang dilakukan
dengan sistem perpetual adalah
sebagai berikut:
Pembelian secara tunai
Persediaan Rp.xxx
Kas (Cash) Rp.xxx
Pembelian secara kredit
Persediaan Rp.xxx
Hutang dagang Rp.xxx
2) Apabila terjadi transaksi pembayaran biaya angkut
pembelian maka pencatatan yang
dilakukan dengan sistem
perpetual adalah sebagai berikut:
Persediaan Rp.xxx
Kas (Cash) Rp.xxx 4. Sistem Pengendalian Persediaan
Sistem dan model pengendalian
persediaan adalah metode penelitian
yang bertujuan menjaga
keseimbangan antara jumlah
persediaan dengan biaya persediaan
yang merupakan faktor penunjang
dalam produktivitas. Tujuannya
adalah agar tercapai sasaran yang
diinginkan yaitu stabilitas produksi
dan kemampuan mengendalikan hasil
produksi. Salah satu tujuan
pengendalian persediaan adalah
untuk mengoptimalkan persediaan
serta mengoptimalkan biaya
pengadaan persediaan.
Ada beberapa metode yang
digunakan untuk melakukan
penilaian jumlah persediaan
diantaranya adalah (Carter Usry,
2004 : 303).
a. FIFO (First In First Out) Metode FIFO pertama kali
dikenal dalam akuntansi
keuangan sebagai salah satu
metode dalam penilaian
persediaan. Harga yang
digunakan sebagai dasar dalam
menilai persediaan barang dapat
memakai harga lama atau harga
baru. Metode FIFO dalam
persediaan yaitu pencatatan
barang persediaan yang
mengasumsikan persediaan yang
pertama masuk akan dikeluarkan
dan persediaan yang masuk
terakhir akan dikeluarkan
belakangan.
b. LIFO (Last In First Out) Metode LIFO merupakan
pencatatan barang persediaan
yang mengasumsikan unit
persediaan yang terakhir dibeli
dikeluarkan terlebih dahulu, dan
unit persediaan yang pertama
dibeli akan dikeluarkan
-
7
dikemudian hari. Dalam metode
LIFO persediaan yang pertama
kali dicatat saat penjualan adalah
persediaan yang terakhir
masuk.,dalam metode ini
mempunyai kelebihan dan
kekurangan dalam pencatatan
barang persediaan.
c. Avarage (Rata-rata) Metode average atau disebut
juga metode rata-rata tertimbang
adalah metode yang digunakan
untuk menghitung biaya perunit
persediaan berdasarkan rata-rata
tertimbang dari unit yang serupa
dan biaya unit yang dibeli selama
suatu periode. Caranya adalah
dengan membagi biaya semua
barang yang tersedia untuk dijual
dengan unit yang tersedia untuk
dijual dan hasilnya adalah biaya
rata-rata perunit. Setelah
ditemukan biaya rata-rata perunit
baru beban pokok penjualan
dihitung dengan dasar harga rata-
rata perunit.
E. Penjualan penjualan adalah sebagai kegiatan
manusia yang mengarahkan untuk
memenuhi dan memuaskan kebutuhan
dan keinginan melalui proses pertukaran
(Assuari, 2004:5).
menjual adalah ilmu dan seni
mempengaruhi pribadi yang dilakukan
oleh penjual untuk mengajak orang lain
agar bersedia membeli barang dan jasa
yang ditawarkan (Swasta, 2001:1).
F. Pembelian Pembelian merupakan kegiatan utama
untuk menjamin kelancaran transaksi
penjualan yang terjadi dalam suatu
perusahaan. Dengan adanya pembelian,
perusahaan dapat secara mudah
menyediakan sumber daya yang
diperlukan organisasi secara efisien dan
efektif. Adapun pengertian pembelian
menurut para ahli sebagai berikut :
Pembelian (pucrchase) adalah akun yang
digunakan untuk mencatat semua
pembelian barang dagang dalam satu
periode (Soemarso, 2007:08)
Pembelian adalah serangkaian tindakan
untuk mendapatkan barang dan jasa
melalui pertukaran, dengan maksud untuk
digunakan sendiri atau dijual kembali
(Mulyadi, 2008:316).
TEORI-TEORI PENDUKUNG
A. Microsoft Visual Studio 2010 Visual Basic. NET adalah Visual Basic
yang direkayasa kembali untuk digunakan
pada platform .NET sehingga aplikasi
yang dibuat menggunakan Visual Basic
.NET dapat berjalan pada sistem
komputer apapun, dan dapat mengambil
data dari server dengan tipe apapun
terintal .NET Framework (Hidayatullah,
2014: 5).
B. Microsoft Acsses Microsoft Accses (Microsoft Office
Accses) adalah sebuah program aplikasi
basis data computer relasional yang
ditunjukan untuk kalangan rumahan dan
perusahaan kecil hingga menengah.
Aplikasi ini menggunakan mesin basis
data Microsoft Jet Database Engine, dan
juga menggunakan tampilan grafis yang
intuisif sehingga memudahkan pengguna
(Beranda Agency, 2010:5).
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan skripsi ini penulis
menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif yaitu suatu prosedur
penelitian yang menggunakan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan pelaku yang menjadi objek
pengamatan, sedangkan penelitian kualitatif
adalah peneliitian yang bersifat atau memiliki
karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam
keadaan wajar atau sebagaimana adanya
(natural setting) dengan tidak dirubah ke
dalam bentuk simbol ataupun bilangan/angka.
Penelitian kualitatif menggunakan metode
kualitatif yaitu pengamatan, wawancara atau
penelaahan dokumen. Sedangkan metode
deskriptif, data yang dikumpulkan berupa
kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal
itu disebabkan oleh adanya penerapan metode
kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa
-
8
yang usdah diteliti (Lexy J. Moleong, 2012:9-
11).
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Medina
Global Care Bandung Jl. Bkr 107 Kec. Regol
Kota. Bandung. Peneliti memilih lokasi ini
karena berdasarkan hasil pengamatan
dilapangan, perusahaan ini diperlukan adanya
sistem pengelolaan informasi akuntansi
persediaan barang dagang dibidang kosmetik.
Penelitian ini dilaksanakan terhitung dari
perencanaan penelitian, pelaksanaan
penelitian, sampai pembuatan laporan
penelitian. Penelitian dilaksanakan di bulan
April 2019 sampai dengan bulan Juni 2019.
teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data yang akurat, sehingga tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar yang diharapkan (Sugiyono,
2013:224). Teknik pengumpulan data yang
digiunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode wawancara , observasi
dan dokumentasi.
1. Wawancara Wawancara merupakan percakapan
dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh dua pihak yaitu pewancara
(interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai
(interview) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan yang telah diberikan
(Meleong, 2014: 186)
Metode wawancara dilakukan untuk
memperoleh data tentang sistem informasi
persediaan barang dagang di PT. Medina
Global Care Bandung.
Peneliti dalam penelitian ini
menggunakan metode wawancara semi
terstruktur yaitu wawancara yang dalam
pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan
dengan wawancara terstruktur.
Pewawancara memberikan pertanyaan
kepada informan namun dapat
berkembang dan lebih bebas sesuai
dengan situasi dan informasi yang
dibutuhkan oleh informan.
Peneliti juga memberikan beberapa
pertanyaan ke kepada narasumber yang
telah di tentukan oleh perusahaan. Adapun
pertanyaan penelitiaan adalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana pengelolaan SIA persediaan barang dagang kosmetik
di PT. Medina Global Care Bandung
?
b. Bagaimana proses SIA persediaan barang dagang kosmetik di PT.
Medina Global Care bandung ?
c. Apa hambatan SIA dalam pengelolaan persediaan barang dagang kosmetik di PT. Medina Global Care Bandung ?
d. Upaya yang dilakukan oleh PT. Medina Global Care Bandung trkait
masalah yang ada?
Adapun wawancara tersebut
dilakukan dengan subjek penelitian yaitu
pengelolaan sistem informasi persediaan
barang dagang kosmetik di PT. Medina Global
Care Bandung.
2. Observasi Observasi adalah suatu metode atau cara
untuk menganalisis dan melakukan
pencatatan yang dilakukan secara
sistematis, tidak hanya terbatas dari orang,
tetapi juga obyek-obyek alam yang lain
(Sugiyono, 2010: 213). Pada penelitian
kualitatif teknik pengumpulan data
dengan menggunakan metode observasi
sangat dibutuhkan.
Guba dan Lincoln dalam Moleong
menyatakan salah satu alasan penggunaan
metode observasi dalam penelitian
kualitatif adalah 61 memungkinkan
melihat dan mengamati sendiri fenomena
yang terjadi pada saat penelitian,
kemudian mencatat perilaku dan kejadian
sebagaimana yang terjadi pada keadaan
sebenarnya (Moleong, 2014: 174).
Penelitian ini menggunakan teknik
observasi non partisipatif, dimana pada
pelaksanaannya peneliti tidak terlibat
langsung dengan aktivitas orang-orang
yang sedang diamati, dan hanya sebagai
pengamat independen. Kegiatan observasi
pada penelitian ini dilakukan di gudang
PT. Medina Global Care Bandung dengan
melakukan pengamatan terhadap aktivitas
yang terjadi di dalam gudang.
-
9
3. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu, dapat berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan, biografi,
peraturan dan kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar
hidup, skesta dan lain-lain. Dokumen
yang berbentuk karya misalnya karya seni
yang dapat berupa gambar, patung, film
dan sebagainya. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara
(Sugiyono, 2016: 240).
Dalam penelitian ini dokumentasi
diperoleh dari petugas atau pengelola
gudang berupa data, laporan kegiatan,
atau segala bentuk dokumentasi yang
merekam aktivitas di PT. Medina Global
Care Bandung.
4. Metode Waterfall Pada proses pengembangan perangkat
lunak, penulis menggunakan Metode
Pengembangan Waterfall atau linear
sequential model. Metode waterfall ini awalnya ditemukan oleh Winston W.
Royce. Dia menulis sebuah artikel ilmiah
yang berisi pandangan pribadinya pada
pengembangan perangkat lunak . Pada
paruh pertama dari artikel, ia membahas
sebuah proses yang dia sebut ”megah”.
Dia bahkan menggambar sosok model,
dan lain yang menunjukkan mengapa hal
itu tidak bekerja. Model ini adalah air
terjun.
Model ini melakukan pendekatan secara
sistematis dan urut mulai dari level
kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap
analisis, desain, coding,
testing/verification, dan maintenance.
Disebut dengan waterfall karena tahap
demi tahap yang dilalui harus menunggu
selesainya tahap sebelumnya dan berjalan
berurutan.
“metode waterfall sering dinamakan
siklus hidup klasik (classic life cycle),
dimana hal ini menggambarkan
pendekatan yang sistematis dan juga
berurutan pada pengembangan perangkat
lunak, dimulai dengan spesifikasi
kebutuhan pengguna lalu berlanjut
melalui tahapan-tahapan perencanaan
(planning). permodelan (modeling),
konstruksi (construction), serta
penyerahan sistem ke para
pelanggan/pengguna (deployment), yang
diakhiri dengan dukungan pada perangkat
lunak lengkap yang dihasilkan”
(Pressman, 2001:28).
Dalam pengembangannya metode
waterfall memiliki beberapa tahapan yang
berurut yaitu: requirement (analisis
kebutuhan), design system (desain
sistem), Coding (pengkodean) & Testing
(pengujian), Penerapan Program,
pemeliharaan. Tahapan tahapan dari
metode waterfall adalah sebagai berikut :
1. Requirement Analisis Tahap ini pengembang sistem
diperlukan komunikasi yang
bertujuan untuk memahami
perangkat lunak yang diharapkan
oleh pengguna dan batasan perangkat
lunak tersebut. Informasi ini biasanya
dapat diperoleh melalui wawancara,
diskusi atau survei langsung.
Informasi dianalisis untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan
oleh pengguna.
2. System design Spesifikasi kebutuhan dari tahap
sebelumnya akan dipelajari dalam
fase ini dan desain sistem disiapkan.
Desain Sistem membantu dalam
menentukan perangkat
keras(hardware) dan sistem
persyaratan dan juga membantu
dalam mendefinisikan arsitektur
sistem secara keseluruhan.
3. Implementation Pada tahap ini, sistem pertama kali
dikembangkan di program kecil yang
disebut unit, yang terintegrasi dalam
tahap selanjutnya. Setiap unit
dikembangkan dan diuji untuk
fungsionalitas yang disebut sebagai
unit testing.
4. Integration & testing Seluruh unit yang dikembangkan
dalam tahap implementasi
-
10
diintegrasikan ke dalam sistem
setelah pengujian yang dilakukan
masing-masing unit. Setelah integrasi
seluruh sistem diuji untuk
mengecek setiap kegagalan maupun
kesalahan.
5. Operation & Maintenance Tahap akhir dalam model waterfall.
Perangkat lunak yang sudah jadi
dijalankan serta dilakukan
pemeliharaan. Pemeliharaan
termasuk memperbaiki kesalahan
yang tidak ditemukan dalam langkah
sebelumnya perbaikan implementasi
unit system dan peningkatan jasi
system sebagai kebutuhan baru
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT. Medina Global Care Bandung dalam
usianya yang ke 6 tahun adalah perusahaan
yang umumnya bergerak didunia Estetika
yakni perusahaan yang menjual produk
perawatan wajah dan badan ke masyarakat
Indonesia maupun diluar negri, produk yang
dijual ini memiliki merk jual MD GLOWING.
MD Glowing telah dipercaya sejak 2013
untuk merawat kulit cantik wanita
indonesia. Untuk menjaga kepercayaan itu
selama 6 tahun ini yang selalu berinovasi,
salah satu nya dengan meningkatkan
kualitas produk. MD Glowing memiliki
semua perlengkapan yang sesuai standar
dan melakukan langkah sanitasi untuk
menjaga higienitas proses produksi.
Produk produk yang berkualitas tersebut
diproses di pabrik dengan standar cara
pembuatan kosmetika yang baik. Dengan
ketelitian MD Glowing mengawasi semua
proses agar hasilnya maksimal. Ditunjang
dengan mesin mesin berteknologi tinggi
kami lahirkan.
produk produk berkualitas dari tangan
karyawan karyawan yang sudah terlatih.
Semua proses dilakukan sesuai dengan
prosedur yang sudah di standarisasi.
Kecepatan adalah bagian dari prioritas
kami tapi ketepatan adalah hal yang tidak
kalah penting.
PT. Medina Global Care Bandung ini dimiliki
oleh owner yang bernama Medina Zein Azhari
sebagai sosok pengusaha muda Indonesia
dalam dunia Estetika yang menjadi contoh
bagi pemuda-pemudi Indonesia dalam
pentingnya memulai usaha diusia muda dan
berusaha memberikan banyak lapangan
pekerjaan bagi rakyat Indonesia.
PT. Medina Global Care Bandung ini sejalan
dengan tumbuhnya perkembangan ekonomi di
Indonesia yang semakin pesat, perusahaan
mengembangkan sayapnya, diantaranya
dengan membangun klinik yang bernama MD
CLINIC disetiap kota seperti Bandung,
Makassar, Jakarta, Bogor, Surabaya,
Samarinda, Tangerang, Depok, dan Bekasi
demi kemudahan masyarakat yang ingin
melaukan perawatan terhadap kulitnya. Selain
didunia Estetika PT. Medina Global Care
Bandung ini memilik usaha dibidang lainya
seperti MD COSMETICS, Medina Zein Tour
& Travel dan Medina Zein Boutique.
Visi PT. Medina Global Care Bandung
“Menjadi solusi utama pusat perawatan
kesehatan kulit yang mampu untuk selalu
berkembang dan memberikan kualitas
pelayanan yang tepat”
Misi PT. Medina Global Care Bandung
1. Mengembangkan kualitas tenaga Spesialis Profesional, Teknologi terkini,
Serta pelayanan yang Prima.
2. Memberikan kenyamanan rutinitas perawatan yang prima/ yang terbaik.
3. Menyediakan Teknologi perawatan kesehatan kulit terkini.
4. Menghadirkan tenaga Spesialis Profesional.
A. Analisis Masukan Masukan merupakan awal dimulainya
proses pengolahan data menjadi sebuah
informasi. Bahan utamanya adalah data
yang terdiri dai sejumlah bukti kegiatan.
Dalam analisis persediaan barang di PT.
Medina Global Care Bandung diperlukan
data-data sebagai masukan yang
kemudian akan diproses sesuai prosedur
dan kebutuhan. Bentuk dokumen
masukan dijadikan acuan pembuatan dan
mengisi data pada sistem informasi.
B. Analisis Keluaran Analisis keluaran yang dihasilkan dari
sistem yang berjalan di PT. Medina
Global Care Bandung yaitu laporan
persediaan barang dan berita acara serah
-
11
terima barang. Dari laporan dan berita
acara tersebut akan dihasilkan statistic
barang yang masuk dan keluar.
C. Analisis Proses Berikut ini adalah flowmap sistem
informasi berjalan di PT. Medina Global
Care Bandung.
1. Flowmap sistem informasi persediaan barang dagang di PT.
Medina Global Care Bandung.
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
2. Data Flow Diagram a) DFD Level – 0
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
b) DFD Level – 1 Proses 1.0
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
c) DFD Level – 1 Proses 2.0
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
-
12
d) DFD Level – 1 Proses 3.0
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
e) DFD Level – 1 Proses 4.0
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
f) DFD Level – 1 Proses 5.0
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
D. Masalah yang dihadapi
Dalam melakukan analisis sistem
informasi persediaan dan stock opname di
PT. Medina Global Care Bandung.
Penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Sistem yang berjalan kurang efektivitas.
2. Data persediaan barang dagang kosmetik belum terintegrasi dengan
sistem yang ada atau belum
terkomputerisasi.
E. Kesimpulan hasil Analisis Meninjau dari hasil analisis yang telah
diuraikan terdapat beberapa kendala yang
dihadapi, maka solusi yang tepat untuk
mengatasi permasalahan Sistem Informasi
Persediaan Barang Dagang Kosmetik di
PT. Medina Global Care Bandung yaitu:
1. Dengan membangun sistem perangkat lunak yaitu Sistem
Informasi Persediaan Barang Dagang
Kosmetik yang berbasis teknologi,
terkomputerisasi serta dapat
mengintegrasikan data-data dengan
sistem dan database.
2. Sistem perangkat lunak yang diusulkan diharapkan dapat
membantu pengolahan data pada
Sistem Informasi Persediaan Barang
Dagang Kosmetik di PT. Medina
Global Care Bandung dapat
meningkatkan mutu dan kualitas
perusahaan.
3. Sistem memberikan kemudahan baik dari sisi pengguna maupun dari
customer atau gudang, dimana proses
jalanya transaksi dapat berlangsung
lebih efektif dan efisien.
4.
-
13
F. Rancangan Proses
Dalam melakukan rancangan proses ini,
uapaya yang dilakukan dalam analisis
Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
Barang Dagang Kosmetik di PT. Medina
Global Care Bandung ini yaitu dengan
menambah fitur-fitur lengkap dalam
melakukan pengolahan data trsebut
seperti tergambar dalam aliran-aliran
Sistem Informasi yang dibutuhkan seperti
dibawah ini:
G. Diagram Konteks Diagram konteks adalah diagram yang
terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu
sistem. Diagram konteks merupakan level
tertinggi dari DFD yang menggambarkan
seluruh input ke dalam sistem atau output
dari sistem yang memberi gambaran
tentang keseluruhan sistem.
Berikut diagram konteks Sistem Informasi
Akuntansi Persediaan Barang Dagang
Kosmetik di PT. Medina Global Care
Bandung :
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
FlowMap sistem persediaan barang
dagang kosmetik
H. Rancangan Form Masukan
1. Rancangan Form Login
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
2. Rancangan Menu Utama
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
3. Rancangan Ganti Password
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
4. Rancangan Form Data Pelanggan
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
-
14
5. Rancangan Form data Supplier
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
6. Rancangan Form Data Barang
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
Rancangan Layar Dialog
1. Form Login
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
2. Form Menu Utama
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
3. Form Menu File
Sumber: Data diolah Penulis (2019\
4. Form Menu Master
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
5. Form Menu Transaksi
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
6. Form Transaksi Pembelian
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
7. Form Transaksi Penjualan
Sumber: Data diolah Penulis (2019)
-
15
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dan pembahasan yang telah
disajikan serta dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
A. Sistem yang berlaku di PT. Medina Global Care Bandung saat ini, masih manual
yaitu dengan cara dicatat, meskipun
demikian beberapa diantaranya sudah
menggunakan tekhnik komputer yang
sangat sederhana. Hal tersebut dapat
mengakibatkan kurang Efektif dan Efisien
dalam Sistem Informasi Akuntansi
Persediaan Barang Dagang Kosmetik di
PT. Medina Global Care Bandung.
B. Beberapa permasalahan yang sering terjadi pada Sistem di PT. Medina Global
Care Bandung :
1. Penginputan, penyimpanan dan pngelolaan persediaan barang dagang
yang masih manual mengakibatkan
kurang efisiennya ketika
pengambilan data.
2. Pengelolaan database dan arsip yang kurang optimal dalam bentuk kertas
dapat mengakibatkan kesulitan ketika
pencarian dan memungkinkan
terjadinya kerusakan maupun
kehilangan data.
3. Dikarenakan belum tersedianya sistem informasi akuntansi
persediaan barang dagang
mengakibatkan kegiatan operasional
di PT. Medina Global Care Bandung
menjadi kurang masksimal.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis
buat berikut ada beberapa saran untuk
meningkatkan sistem informasi :
1. Perlu adanya pengembangan software basis data pada sistem informasi di PT.
Medina Global Care Bandung.
2. PT. Medina Global Care Bandung baiknya menggunakan Sistem Informasi
pengolahan data berbasis Komputerisasi
yang terorganisasi dengan baik agar
manajemen data keluar masuknya barang
terhadap persediaan dapat berjalan secara
optimal.
Demikian saran yang dapat penulis
berikan, semoga saran tersebut bisa dijadikan
sebagai bahan masukkan yang dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan
umumnya bagi PT. Medina Global Care
Bandung di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mulyanto, 2009. Sistem Informasi
Konsep dam Aplikasi Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Hanim, Tohari. 2014. Analisis Serta
Perancangan Sistem informasi Melalu
Pendekatan UML. Andi Offset.
Yogyakarta.
Jogiyanto. 2009. Analisis dan desain
system informasi. Yogyakarta: Andi
Krismiaji, 2010. System Iformasi
Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN
Mulya, Hadri, 2010. Memeahami
Akuntansi Dasar Edisi 2: Pendekatan
Teknis Siklus Akuntansi. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Soemarso, 2009. Akuntansi suatu
pengantar. Buku ke 2. Edisi 5.
Jakarta:Salemba Empat
Tata Sutabri ,2012. Analisis system
informasi. Andi. Yogyakarta.
Yakub. 2012. Pengantar system informasi,
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sri Kusumadewi, 2002. Analisis & Desain
Sistem Fuzzy menggunakan Toolbox
Matlab. Yogyakarta: Graha Ilmu
Taryana Suryana. 2012. Visual Basic,
Yogyakarta: Graha Ilmu
-
16
-
17