Download - PERANAN PUBLIC RELATIONS ASTON SAMARINDA HOTEL & CONVENTION CENTER DALAM MEMBINA MEDIA RELATIONS
1
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JAKARTA
SKRIPSI
“ PERANAN PUBLIC RELATIONS ASTON SAMARINDA HOTEL & CONVENTION CENTER DALAM MEMBINA MEDIA RELATIONS”
DIAJUKAN OLEH :
INDAH PERMATA SARI
915070132
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT
GUNA MENCAPAI GELAR
SARJANA ILMU KOMUNIKASI
2011
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2008, Pemerintah Indonesia menggalakan program “Visit
Indonesia 2008”. Menteri Kebudayaan Pariwisata Republik Indonesia, Jero
Wacik mengatakan bahwa program ini sebagai upaya untuk meningkatkan daya
saing pariwisata Indonesia di tingkat nasional maupun khususnya di tingkat
internasional (http://www.indonesia.go.id) . Hal ini mendorong hampir seluruh
daerah di Indonesia untuk memajukan sektor pariwisata dengan mengembangkan
sarana serta prasarana wisata yang ada.
Majunya pariwisata di suatu daerah akan memberi dampak positif bagi
bisnis perhotelan. Implikasi nyata dari hal ini adalah bertambah banyaknya
jumlah hotel di suatu daerah baik hotel lokal maupun cabang dari hotel taraf
Internasional yang sudah ada di ibukota sebelumnya. Sehingga menimbulkan
persaingan bisnis yang semakin ketat.
Berangkat dari hal tersebut, pihak manajemen hotel butuh strategi tepat
guna mendapatkan kredibilitas dan kepercayaan publik agar dapat
mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis perhotelan. Salah satunya
dengan membentuk citra positif di mata masyarakat dan upaya tersebut tidak
terlepas dari campur tangan secara aktif dari petugas PR hotel yang bersangkutan,
terutama dalam hal mengkomunikasikan pesan-pesan perusahaan kepada
masyarakat.
3
Cara paling efektif dalam menyampaikan pesan perusahaan kepada
masyarakat adalah melalui media massa. Karena media massa memiliki
kecepatan dalam menjangkau publik. Antara petugas PR dan media massa
membentuk kerjasama yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme)
dimana petugas PR membutuhkan media massa guna menunjang kegiatan PR
perusahaan, sebaliknya media massa juga membutuhkan petugas PR yang
bersangkutan sebagai narasumber informasi perusahaan yang dibutuhkan.
Sehingga, penting bagi petugas PR sebuah perusahaan untuk menjalin media
relations yang baik untuk mendukung kegiatan publisitas perusahaan.
Media relations merupakan salah satu strategi PR untuk meningkatkan
kepercayaan publik yang berhubungan dan berpengaruh terhadap citra
seseorang, sebuah lembaga atau perusahaan dan produk serta jasa yang dihasilkan
perusahaan tersebut. Citra yang baik adalah salah satu faktor penting dalam
mencapai visi, misi dan tujuan sebuah organisasi. Hal ini yang diterapkan
Presiden SBY ketika mencalonkan diri sebagai calon Presiden Indonesia pada
Pemilu tahun 2004. Kesuksesan presiden SBY dalam pemilihan presiden tidak
terlepas dari media relations yang dijalin oleh tim suksesnya dengan mengadakan
kunjungan ke kantor redaksi media yang bersangkutan, mengundang wartawan
untuk meliput setiap kegiatan politik yang dilakukan serta menyebar press
release (Harian Kompas)
Media relations yang baik juga dimanfaatkan petugas PR dalam
manajemen isu ketika perusahaan menghadapi krisis. Contohnya perusahaan
farmasi Johnson & Johnson pada tahun 1982, dimana Tylenol yang merupakan
4
produk obat sakit kepala andalan mereka terkontaminasi dengan racun sianida
dan menewaskan 7 orang di Chicago. Segala tindakan cepat dilakukan guna
mencegah meluasnya pendistribusian obat tersebut, namun masalah besar siap
menghadang perusahaan Johnson & Johnson yaitu bagaimana memulihkan
kepercayaan publik untuk memakai produk mereka khususnya Tylenol. Oleh
karena itu staff PR Johnson & Johnson melakukan kampanye melalui media
massa, dan diperlukan media relations yang baik guna mendukung kegiatan
tersebut (http://www.bahankuliah.info).
Hal yang sama juga dipraktekan oleh PT Tirta Investama, produsen
minuman isotonik Mizone. Perusahaan mengalami krisis ketika Mizone diisukan
mengandung zat pengawet penyebab penyakit lupus. Langkah awal yang
digunakan petugas PR untuk memperbaiki citra perusahaan yang turun adalah
memanfaatkan media relations yang sudah dijalin sebelumnya. PT Tirta
Investama mengklarifikasi isu yang beredar tersebut dengan mengirimkan press
release berisi persetujuan BPOM yang menyatakan kandungan zat pengawet
yang terkandung dalam produk Mizone aman dikonsumsi (http://www.detik.com)
Berangkat dari penjelasan di atas, maka penulis mengadakan penelitian
tentang peran PR dalam membina media relations di Aston Samarinda Hotel &
Convention Center.
Agar mampu bersaing dengan sesama hotel dengan taraf internasional dan
hotel lokal yang sudah ada di Samarinda sebelumnya, Aston Samarinda Hotel &
Convention Center melakukan upaya pembentukan citra dengan memuat artikel,
press release, dan liputan di media massa. Namun terbatasnya jumlah media
5
massa membuat media lebih selektif dalam memilih informasi yang akan dimuat.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kredibilitas yang baik di mata media agar media mau
memberi dukungan.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Aston Samarinda Hotel &
Convention Center relatif sering diliput oleh media massa. Hal ini merupakan
wujud keberhasilan PR dalam menjalin media relations yang baik sehingga hotel
ini sering mendapatkan promosi dan publikasi di media massa.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di
bidang Public Relations terutama dalam hal membina media relations dan
penulis mengambil judul penelitian ”Peran Public Relations Aston Hotel
Samarinda & Convention Center dalam Membina Media Relations Periode
Januari-Juni 2011”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengidentifikasi penelitian ini dalam beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa saja kemampuan yang harus dimiliki oleh PR Aston Samarinda Hotel
& Convention Center dalam membina media relations
2. Apa pentingnya media relations bagi Aston Samarinda Hotel &
Convention Center
3. Bagaimana cara PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center
membina media relations
6
4. Mengapa PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center membina
media relations
5. Apa umpan balik yang diterima Aston Samarinda Hotel & Convention
Center dalam membina media relations
1.3 Batasan Penelitian
Memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dan untuk menghasilkan
uraian yang jelas diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini terbatas pada Peran PR dalam membina media relations
Aston Samarinda Hotel & Convention Center.
2. Objek penelitian ini adalah PR Aston Samarinda Hotel & Convention
Center dan wartawan media yang terkait.
3. Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2011.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh media relations terhadap pencitraan
Aston Samarinda Hotel & Convention Center.
2. Untuk mengetahui peran PR eksternal Aston Samarinda Hotel &
Convention Center dalam membina media relations.
3. Untuk mengetahui umpan balik yang diterima Aston Samarinda
Hotel & Convention Center melalui media relations yang baik.
7
1.5 Manfaat Penelitian
a) Manfaat Akademis
Laporan ini diharapkan nantinya dapat memberikan pengetahuan serta
wawasan kepada semua pihak serta memberikan kontribusi dalam
mengembangkan ilmu komunikasi, khususnya PR.
b) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pemikiran dan membuka
wawasan manajemen Aston Samarinda Hotel & Convention Center
mengenai pentingnya membina media relations guna membentuk
pencitraan yang baik di mata publik. Citra baik merupakan salah satu
faktor penting yang harus diperhatikan perusahaan, karena memberi
pengaruh terhadap usaha pencapaian tujuan perusahaan.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini dibagi dalam sistematika penulisan, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan penelitian,
tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
8
Dalam bab ini, penulis memuat tinjauan pustaka yang menguraikan teori-teori
dan konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah penelitian dalam bentuk
kerangka pemikiran.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai tipe penelitian, metode penelitian, definisi konsep,
sumber data, teknik pengumpulan data, fokus penelitian dan teknik analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai gambaran umum objek penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan hasil analisa penelitian.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan seluruh hasil penelitian yang
telah dilakukan dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Berdasarkan
kesimpulan tersebut ditemukan saran-saran yang diharapkan dapat jadi masukan
yang berguna bagi Aston Samarinda Hotel & Convention Center.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan membahas mengenai Teori Komunikasi yang digunakan penulis
dalam penulisan laporan penelitian yang dilakukan.
2.1 Komunikasi
Pertama kali penulis akan membahas apa yang dimaksud dengan komunikasi
itu sendiri. Willbur Schramm menjelaskan pengertian komunikasi secara
etimologis, yaitu berasal dari bahasa Latin “communication”, artinya
pemberitahuan, pemberian bagian, pertukaran, ikut ambil bagian, pergaulan,
persatuan, peran serta atau kerjasama. Asal katanya sendiri dari kata “communis”
yang berarti “common” (bersifat umum, sama atau bersama-sama). Sedangkan
kata kerjanya “communicare” yang berarti berdialog, berunding atau
bermusyawarah. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna
mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh
komunikan (dalam Rosmawaty, 2010:p. 14).
2.1.1 Definisi Komunikasi
Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses transfer pesan dari sumber
ke penerima. Maksud dari transfer pesan tersebut adalah untuk menimbulkan efek
pada penerima pesan berupa perubahan perilaku konsumen (dalam Damayanti,
2008:p. 2).
10
Selanjutnya Harold Laswell menggambarkan komunikasi dengan menjawab
pertanyaan sebagai berikut: “Who, Says What, To Whom, In Which Channel, With
What Effect” (dalam Winarso, 2005:p. 16).
Sementara Joseph A. Devito (1997:23) menjelaskan bahwa komunikasi
mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima
pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks
tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan
umpan balik.
Berdasarkan empat definisi tersebut, penulis menyimpulkan komunikasi
adalah proses penyampaian pesan dari komunikator baik secara langsung maupun
tidak langsun. Selama proses pesan tersebut berlangsung pesan bisa mengalami
gangguan (noise) sebelum sampai kepada komunikator untuk menimbulkan efek
berupa umpan balik atau perubahan perilaku komunikan karena adanya kesamaan
dengan komunikator dalam memaknai pesan tersebut.
Hubungan nya dengan dengan Aston Samarinda Hotel & Convention Center
tempat penulis melakukan penelitian adalah petugas PR Aston Samarinda Hotel
& Convention Center melakukan komunikasi terhadap publiknya baik secara
internal maupun eksternal agar tercipta pemahaman yang baik antara kedua belah
pihak sehingga akan membawa efek yang baik pula. Pemahaman yang baik akan
berpengaruh terhadap pencitraan yang baik oleh khalayak dan mendukung
tercapainya tujuan perusahaan.
11
2.1.2 Unsur- Unsur Komunikasi
Laswell menyebutkan lima unsur komunikasi dalam penggambaran
komunikasinya, antara lain :
1. Who (sumber)
Bisa juga disebut komunikator, yaitu pelaku utama atau pihak yang
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu
komunikasi. Komunikator bisa berupa individu, kelompok maupun
organisasi.
2. Says What (pesan)
Pesan adalah isi informasi yaitu apa yang ingin disampaikan atau
dikomunikasikan kepada penerima dari sumber pesan. Pesan berupa
seperangkat simbol verbal maupun non verbal yang mewakili perasaan,
nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Komponen-komponen pesan
terdiri dari makna, simbol untuk menyampaikan makna dan bentuk pesan
itu sendiri.
3. In Which Channel (saluran atau media)
Yaitu wahana atau alat untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada
penerima baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi
secara langsung adalah komunikasi tatap muka, sedangkan komunikasi
secara tidak langsung adalah komunikasi melalui media cetak atau
elektronik dan lain-lain.
12
4. To Whom (penerima pesan)
Disebut juga komunikan, tujuan, pendengar, khalayak, penafsir atau
penyandi balik adalah orang atau kelompok atau organisasi atau suatu
negara yang menerima pesan dari sumber.
5. With What Effect (dampak/efek)
Dampak atau efek yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan
dari sumber berupa perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dll
(dalam Effendy, 1993:p. 17).
Penulis menghubungkan unsur komunikasi dengan Aston Samarinda
Hotel & Convention Center yaitu pihak hotel sebagai komunikator yang
menyalurkan pesan yang berisi informasi melalui media dan pesan
tersebut ditujukan kepada masyarakat sebagai komunikan. Lalu, pesan
tersebut diharapkan membawa dampak dari masyarakat, sehingga mereka
mau menginap atau mengadakan acara di Aston Samarinda Hotel &
Convention Center.
2.1.3 Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah sebuah proses komunikator menyampaikan
pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu
persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses
Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif
sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya (kuliahkomunikasi.com,
di unduh 1 April 2011).
13
Disebut proses karena kegiatan komunikasi tidak bersifat statis namun
bergerak dan berkembang dari tahap satu ke tahap selanjutnya.
Laswell menjelaskan tahap-tahap dari proses komunikasi melalui suatu
model komunikasi yang dikenal sebagai model komunikasi Laswell,
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Model Komunikasi Laswell
(Sumber: Teguh, 2002:p. 20)
Dalam buku Philip Kotler dijelaskan bahwa sender adalah komunikator atau
sumber yang menyampaikan pesan kepada individu atau sejumlah orang. Pesan
pertama kali akan masuk pada tahap encoding dimana sebelum menjadi sebuah
pesan atau message, ide atau pemikiran komunikator diproses menjadi
seperangkat lambang bermakna yang disampaikan komunikator kepada
komunikan melalui media. Media atau saluran komunikasi adalah tempat
berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. Selama proses
penyalurannya, pesan atau message seringkali mengalami gangguan yang tak
terencana atau noise. Hal ini mengakibatkan pesan terganggu, sehingga
14
berdampak pada timbulnya perbedaan arti antara pesan yang dikirimkan oleh
komunikator dan yang diterima oleh komunikan.
Tahap selanjutnya adalah tahap decoding, tahap ini merupakan proses dimana
komunikan sebagai receiver mengartikan makna dan lambang yang disampaikan
oleh komunikator. Setelah itu komunikan atau receiver akan memberikan
response, yaitu tanggapan atau seperangkat reaksi kepada komunikan setelah
mendapat pesan. Yang terakhir adalah tahap feedback atau umpan balik yang
diberikan oleh komunikan kepada komunikator (Teguh, 2002:p. 21).
Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan hubungan proses komunikasi
dengan Aston Samarinda Hotel & Convention Center adalah pihak hotel terutama
divisi PR sebagai komunikator yang melakukan proses komunikasi baik kepada
pihak internal maupun eksternal. Hal ini berpengaruh terhadap kinerja Aston
Samarinda Hotel & Convention Center, dimana apabila proses komunikasi efektif
berjalan dengan baik tanpa adanya gangguan, maka akan berdampak pada kinerja
yang baik pula dan menciptakan tanggapan yang baik dari masyarakat.
2.2 Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan sebuah
medium massa untuk mengirim pesan kepada audien yang luas untuk tujuan
memberi informasi, menghibur atau membujuk (Vivian, 2008:p. 450).
Onong Uchjana Effendy(1989:217) menggambarkan komunikasi massa
sebagai komunikasi melalui media massa dengan ciri-ciri: komunikatornya
melembaga, pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan,
komunikannya heterogen dan prosesnya berlangsung satu arah.
15
Berdasarkan paparan diatas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi massa
adalah komunikasi yang menggunakan media massa sebagai saluran untuk
menyampaikan pesan oleh perusahaan dan ditujukan kepada komunikan yang
berjumlah besar seperti kelompok, publik, khalayak atau masyarakat.
Menurut penulis hubungan komunikasi massa dengan Aston Samarinda Hotel
& Convention Center adalah pihak manajemen hotel menerapkan proses
komunikasi massa dalam menyebarkan informasi mengenai produk, jasa serta
promosi yang diadakan melalui media cetak (Koran, majalah, flyer, banner, dll)
dan media elektronik (radio). Tujuannya adalah untuk menciptakan pengetahuan
masyarakat tentang Aston Samarinda Hotel & Convention Center sehingga
tertarik menggunakan jasa dan produk Aston Samarinda Hotel & Convention
Center.
2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa
Joseph R. Dominick memaparkan fungsi komunikasi massa, sebagai berikut :
1. Fungsi Pengawasan
Fungsi ini dibagi menjadi dua, antara lain :
a) Pengawasan peringatan
Komunikasi massa memiliki fungsi untuk memberikan informasi
tentang ancaman.
b) Pengawasan instrumental
16
Komunikasi massa memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi
yang mempunyai kegunaan agar dapat membantu khalayak dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Fungsi Penafsiran
Media massa sebagai saluran komunikasi massa tidak hanya berfungsi
untuk menyampaikan informasi dengan memasok berita, tetapi juga
memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.
3. Fungsi keterkaitan
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam dan
membentuk keterkaitan berdasarkan kepentingan dan minat yang sama
terhadap sesuatu.
4. Fungsi penyebaran nilai atau sosialisasi
Mengacu pada bagaimana cara individu mengadopsi perilaku dan nilai
kelompok.
5. Fungsi Hiburan
Selain menyampaikan informasi, hampir seluruh media menjalankan
fungsi hiburan.
Sementara itu Effendy (2006:28) mengemukakan tiga fungsi komunikasi
secara umum. Fungsi pertama adalah fungsi informasi dimana media massa
menyebarkan informasi bagi pembaca, pendengar dan pemirsa. Berbagai
informasi dibutuhkan masyarakat sebagai khalayak media massa yang
bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Fungsi kedua adalah fungsi
pendidikan. Media massa juga merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya
17
karena menyajikan hal-hal yang bersifat mendidik. Fungsi terakhir adalah fungsi
mempengaruhi yang secara implisit terdapat pada editorial, fitur, iklan, artikel
dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan yang ditayangkan televisi
maupun yang diterbitkan surat kabar.
Berdasarkan paparan diatas, penulis menyimpulkan fungsi komunikasi massa
untuk Aston Samarinda Hotel & Convention Center adalah untuk menyebarkan
atau menyampaikan informasi terbaru mengenai hotel.
2.3 Public Relations
Setelah membahas komunikasi secara umum selanjutnya penulis akan
membahas salah satu cabang ilmu dari komunikasi, yaitu Public Relations atau
selanjutnya akan disebut PR. Dalam kegiatannya sehari-hari PR menggunakan
komunikasi timbal balik antara perusahaan dan publiknya guna mencapai tujuan
perusahaan. Oleh karena itu PR menjadi bagian dari komunikasi.
Menurut Cutlip, Center dan Broom (2006:2) PR adalah suatu usaha terencana
untuk mempengaruhi pendapat dan tindakan melalui pelaksanaan yang
bertanggung jawab secara sosial dalam masyarakat berdasarkan komunikasi dua
arah yang saling memuaskan.
Sedangkan Jefkins (1998:6) menekankan bahwa PR adalah sesuatu yang
merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun
ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan yang spesifik berlandaskan pada saling pengertian.
18
Berdasarkan dua definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa PR adalah
suatu usaha terencana dari perusahaan untuk mempengaruhi pikiran dan tindakan
publiknya (karyawan, konsumen dan penyalur) guna menciptakan saling
pengertian antara perusahaan dan khalayaknya.
Aston Samarinda Hotel & Convention Center mempunyai divisi PR yang
bertugas membina hubungan baik dengan publik-publiknya. Tujuannya adalah
membentuk dan mempertahankan citra yang baik agar memperoleh kepercayaan
dari publik sehingga mempengaruhi keinginan masyarakat untuk menggunakan
produk, jasa, promosi serta fasilitas yang disediakan hotel.
2.3.1 Fungsi PR
Kegiatan PR berkaitan dengan pembentukan citra serta reputasi perusahaan
yang baik di mata masyarakat, dan mempengaruhi tercapainya tujuan perusahaan.
Sehingga PR merupakan salah satu bagian yang penting dalam perusahaan.
Ruslan memaparkan fungsi utama PR secara garis besar sebagai berikut :
1. Communicator
PR sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung,
melalui media cetak dan elektronik serta lisan (spoke person) atau tatap
muka dan sebagainya. PR juga bertindak sebagai mediator dan sekaligus
persuader.
2. Relationship
PR berperan dalam membangun hubungan yang baik antara lembaga yang
diwakilinya dengan publik internal maupun eksternal. Serta berupaya
19
menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan
toleransi antara kedua belah pihak.
3. Back-up management
PR dalam perusahaan juga berfungsi untuk melaksanakan dukungan atau
menunjang kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran,
operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama
dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan atau organisasi.
4. Good image maker
Tujuan utama aktivitas PR dalam melaksanakan manajemen kehumasan
membangun citra atau nama baik perusahaan atau organisasi yang
diwakilinya adalah menciptakan citra atau publikasi yang positif (Ruslan,
2008:p. 26).
Penulis menyimpulkan bahwa PR dalam sebuah organisasi selain
memiliki fungsi untuk menjembatani komunikasi antara perusahaan dan
publiknya juga berperan dalam mendukung kegiatan divisi lain sehingga
tugas PR saling berkaitan dengan semua divisi dalam suatu perusahaan
atau organisasi.
Hubungan antara fungsi PR dan Aston Samarinda Hotel & Convention
Center adalah divisi PR dan seharusnya menjalankan fungsinya sebagai
komunikator yang bertanggung jawab atas penyampaian pesan tentang
hotel baik berisi informasi maupun promosi. Promosi tersebut merupakan
program yang diadakan oleh departemen lain dalam manajemen hotel
seperti Food & Beverages Departement jadi PR juga turut mendukung
20
kegiatan departemen lain diluar divisinya. PR menjalankan fungsinya
untuk membina hubungan baik dengan pihak yang memiliki kepentingan
dengan hotel. Tujuannya agar terbentuk citra baik di mata khalayak
sehingga memperoleh dukungan atas segala kegiatan yang dilakukan.
2.3.2 Peran PR
Dozier & Broom membagi peranan PR dalam suatu perusahaan dalam
empat kategori, yaitu :
1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)
PR berperan membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian
masalah hubungan dengan publik yang sedang dihadapi oleh
perusahaannya.
2. Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator)
PR bertindak sebagai komunikator dan mediator antara
manajemen perusahaan dengan publiknya sehingga tercipta
komunikasi timbal balik yang baik antara kedua belah pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process
fasilitator)
PR dalam perusahaan juga berperan sebagai penasihat untuk
membantu pimpinan dalam mengambil tindakan eksekusi
mengatasi permasalahan yang tengah dihadapi secara rasional
dan profesional.
4. Teknisi Komunikasi (Communication technician)
21
Peranan ini menjadikan PR sebagai journalist in resident yang
menyediakan layanan teknis komunikasi (dalam Ruslan, 2008:p.
20)
Penulis menyimpulkan PR memiliki peran untuk mengatur segala keperluan
teknis dari kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan baik arus dan media
yang dipergunakan. Selain itu PR juga berperan sebagai bagian pendukung
manajemen perusahaan dalam menghadapi publiknya.
PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center berperan sebagai
communication facilitator untuk membina hubungan baik antara Aston
Samarinda Hotel & Convention Center dengan publiknya baik internal maupun
eksternal seharusnya menjalankan arus komunikasi dua arah agar tujuan
perusahaan tercapai.
2.3.3 Tujuan PR
Setelah menjelaskan fungsi dan peran PR, selanjutnya penulis akan
menjelaskan tujuan PR. Charles S. Steinberg berpendapat tujuan PR adalah
menciptakan opini publik yang baik tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan
badan yang bersangkutan (dalam Abdurachman, 2001:p. 26). Sedangkan
Rakhmat Kriyantono (2008:6) memaparkan tujuan PR sebagai berikut :
1. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dan
publiknya.
22
Perencanaan dan kegiatan PR harus menciptakan keadaan dimana
perusahaan memahami kondisi nyata publiknya dan begitu juga
sebaliknya publik harus memiliki informasi yang cukup tentang
perusahaan.
2. Membangun citra korporat
Tujuannya adalah membentuk citra perusahaan yang positif di mata
publiknya. Di dalam membentuk citra positif tersebut PR tidak bekerja
sendiri, melainkan didukung peran serta seluruh unsur perusahaan seperti
karyawan, manajer dan lainnya.
3. Citra korporat melalui program CSR
Program CSR atau Corporate Social Responsibility adalah salah satu
kegiatan dimana PR melibatkan diri mengatasi persoalan-persoalan sosia
di lingkungannya. CSR secara berangsur akan membentuk citra
perusahaan yang positif melalui kegiatan sosial yang dilakukan sehingga
merupakan investasi sosial perusahaan yang berjangka panjang.
4. Membentuk opini publik yang mendukung
Salah satu tujuan PR adalah membentuk opini publik karena berkaitan
dengan pengaruhnya terhadap citra dan reputasi perusahaan. Oleh karena
itu, PR dituntut untuk :
a. Menjaga opini publik yang mendukung
b. Menciptakan opini yang masih tersembunyi atau yang belum
diekspresikan
c. Menetralkan opini yang negative
23
5. Membentuk goodwill dan kerja sama
Goodwill dan kerjasama akan terwujud setelah terciptanya saling
pengertian dan kepercayaan antara perusahaan dan publiknya sehingga
akan mendorong publik memberikan dukungan bagi program perusahaan.
Berdasarkan paparan tujuan PR menurut para ahli di atas, penulis
menyimpulkan PR bertujuan untuk membangun dan membina komunikasi antara
perusahaan dan publiknya baik internal maupun eksternal sehingga dapat tercipta
kesepahaman dan kerja sama antara perusahaan dengan publiknya yang nantinya
akan berpengaruh terhadap citra positif perusahaan di mata publik.
Tujuan divisi PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center adalah
membina komunikasi kepada publiknya agar tercipta opini publik positif yang
akan mempengaruhi terbentuknya citra yang positif pula. Dari citra positif ini,
Aston Samarinda Hotel & Convention Center akan dikenal dan mendapat
kepercayaan dari masyarakat.
2.3.4 Ruang Lingkup PR
Menurut Cutlip, Center dan Broom ruang lingkup PR dalam sebuah
perusahaan meliputi :
1. Writing and Editing
Menyusun press release dalam bentuk cetak atau siaran, cerita feature,
newsletter untuk karyawan dan stakeholders eksternal, korespondensi,
pesan website dan pesan media online lainnya, pidato, brosur, film dan
script slide show, dll.
24
2. Media relations placement
Mengontak media agar mendapat publikasi atau penyiaran atas berita dan
feature perusahaan itu sendiri atau oleh orang lain. Selain itu, PR juga
merespon permintaan informasi oleh media, memverifikasi berita, dan
membuka akses ke sumber otoritas.
3. Research
Mengumpulkan informasi, mencari database, dan mendesain program
riset terkait opini publik, tren, isu yang muncul, iklim politik dan
peraturan perundangan, liputan media, dan lain-lain.
4. Management and administration
Pemrograman dan perencanaan dengan bekerja sama dengan manajemen
lain.
5. Counseling
Saling memberi dan konsultasi dengan manajemen untuk kemudian
bekerja sama dalam menyusun strategi dan mengambil keputusan
berkenaan dengan isu-isu sensitive dan kritis.
6. Special events
Mengatur dan mengelola berbagai acara seperti konferensi pers, konvensi,
open house, dan lainnya.
7. Speaking
Melakukan pidato sebagaiperwakilan dari perusahaan. Atau berlaku
sebagai juru bicara dari peusahaan.
8. Production
25
Membuat saluran komunikasi seperti multimedia, fotografi, perekaman
audio-visual, dan sebagainya.
9. Training
Mengadakan pelatihan untuk publik internal maupun eksternal.
10. Contact
Sebagai penghubung dan mediator antara perusahaan dengan publiknya
dan begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa ruang lingkup kerja
PR tidak hanya sebatas pada komunikasi lisan antara perusahaan dan publiknya.
Namun, mencakup semua kegiatan komunikasi seperti tulisan, berita, event, riset
dan sebagainya yang berhubungan dengan karyawan dan pimpinan perusahaan,
investor, pemerintah hingga komunitas di sekitar perusahaan.
Ruang lingkup pekerjaan PR di Aston Samarinda Hotel & Convention Center
adalah media relations. Dimana PR bertugas untuk mengontak media cetak untuk
melakukan publikasi atas segala kegiatan dan promosi yang mereka lakukan.
Selain itu PR melayani untuk menyiapkan segala kebutuhan rekan media dalam
mengumpulkan berita seperti press release, foto, akses untuk melakukan liputan
dan langsung melakukan interview langsung dengan pihak manajemen Aston
Samarinda Hotel & Convention Center.
1.4 Media Relations
Media merupakan sarana yang cukup efektif dalam membangun citra
perusahaan karena memiliki jangkauannya yang sangat luas dan kemampuan
26
untuk mempengaruhi opini masyarakat. Melalui media, PR dapat melakukan
kegiatan komunikasi informasi, citra atau gagasan yang berasal dari perusahaan
kepada publiknya secara maksimal. Berangkat dari hal tersebut, maka penting
bagi PR untuk membina hubungan baik dengan media atau yang disebut media
relations, karena merupakan salah satu cara menjaga dan meningkatkan citra
perusahaan.
1.4.1 Definisi Media Relations
Frank Jefkins dalam bukunya “Public Relations” mendefinisikan media
relations sebagai usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang
maksimum atas suatu pesan atau informasi PR dalam rangka menciptakan
pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan (2008:113).
Sementara Iriantara (2008:28) berpendapat bahwa media relations merupakan
upaya mengembangkan relasi strategis organisasi dengan publik-publiknya.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa melalui media
relations adalah salah satu upaya membina hubungan baik perusahaan dengan
salah satu publiknya yaitu media massa untuk mendukung kegiatan publikasi dari
perusahaan yang mempengaruhi citra dari perusahaan di mata masyarakat.
Aston Samarinda Hotel & Convention Center tempat penulis melakukan
penelitian mempunyai divisi PR yang salah satu tugasnya adalah membangun dan
membina media relations yang baik dengan media massa lokal. Sehingga Aston
Samarinda Hotel & Convention Center dapat memperoleh publikasi maksimum
27
atas segala kegiatan yang dilakukan seperti promosi dan masyarakat
mendapatkan informasi mengenai kegiatan tersebut melalui media massa.
1.4.2 Langkah dan Tujuan media relations
Jefkins mengemukakan beberapa prinsip umum yang dapat membantu
terciptanya media relations yang baik, antara lain :
1. By servicing the media
Memberikan layanan kepada media dalam bentuk memberikan dan
memenuhi apa yang dibutuhkan media.
2. By establishing a reputations for reability
Berbicara jujur, apa adanya dan selalu menepati janji dengan media guna
membangun reputasi agar dapat dipercaya.
3. By supplying good copy
Memberikan informasi yang lengkap bagi media dengan memasok naskah
disertai dengan detail latar belakang dari setiap informasi.
4. By cooperation in providing material
Menyediakan materi yang diperlukan media seperti gambar, foto dan
tempat yang diperlukan.
5. By providing verification facilities
Tidak hanya materi, tapi juga menyediakan fasilitas yang memadai bagi
media untuk mencari dan menulis berita serta akses untuk berhubungan
dengan manajemen.
6. By building personal relationship with the media
28
Membangun hubungan secara personal dengan media. Misal dengan
memberi ucapan di hari istimewa seperti ulang tahun, melakukan
kunjungan ke kantor redaksi atau menanyakan kabar via telepon.
PR membangun media relations yang baik untuk mencapai tujuan yang
berkaitan dengan kepentingan perusahaan, Maskun Iskandar dan Atmakusumah
memaparkan lima tujuan media relations sebagai berikut:
1. Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang upaya dan kegiatan
institusi.
2. Menjamin adanya pemberitaan (liputan,laporan) atau pendapat
(ulasan,tajuk) yang objektif, wajar, jujur dan berimbang tentang hal-hal
yang dianggap kurang menguntungkan institusi.
3. Mendapatkan umpan balik dan masukan tentang upaya dan kegiatan
institusi.
4. Melengkapi pengumpulan informasi bagi institusi untuk membuat
penilaian (assessment) secara tepat tentang situasi atau hal-hal yang
mempengaruhi keberhasilan institusi.
5. Mewujudkan hubungan langgeng dengan media massa (baik pimpinan
maupun personelnya) yang dilandasi rasa saling percaya dan saling
menghargai (mutual trust and mutual respect)(2007,p4-5)
Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan untuk membangun dan media
relations yang baik seorang PR harus menyiapkan segala kebutuhan yang
menunjang kenyamanan media untuk menulis berita tentang perusahaan serta
29
melakukan pendekatan secara personal. Tujuan media relations sendiri tidak
hanya sebatas pada publisitas maksimum yang akan didapatkan perusahaan,
namun juga sebagai salah satu langkah pencegahan jika suatu saat tersebar kabar
yang merugikan perusahaan.
Media relations yang dilakukan Aston Samarinda Hotel & Convention Center
tempat penulis melakukan penelitian adalah dengan memberikan semua
informasi dan data pelengkap guna mendukung penulisan berita tentang Aston
Samarinda Hotel & Convention Center seperti press release, foto dan
wawancara. Selain itu, pendekatan juga dilakukan secara personal kepada redaksi
dan wartawan dengan membangun hubungan pertemanan di luar pekerjaan.
Tujuannya adalah agar mendapat publisitas maksimum atas segala kegiatan dan
promosi yang diadakan sehingga khalayak mengetahui informasi mengenai Aston
Samarinda Hotel & Convention Center. Selain itu, dengan media relations yang
baik akan memperkecil kemungkinan timbulnya berita negatif tentang Aston
Samarinda Hotel & Convention Center yang nantinya akan mempengaruhi citra
perusahaan di mata publiknya.
1.4.3 Teknik Media Relations
Jefkins (1992:99) menjelaskan tiga bentuk media relations, antara lain :
1. Kontak Pribadi
Yaitu membangun kontak pribadi antara PR dan media melalui hubungan
informal.
2. Pelayanan informasi atau berita
30
Pemberian informasi, publikasi dan berita baik secara tertulis maupun
cetak (press release, news letter, photo press), maupun terekam (video
release, cassets recorder, slide film)
3. Antisipasi kemungkinan darurat
Antisipasi permintaan mendadak dari pihak pers untuk wawancara atau
konfirmasi. Sehingga PR harus siap melayaninya.
Selain itu Ruslan (2008:178-180) juga memaparkan beberapa prinsip yang
dapat diterapkan untuk membina media relations yang harmonis, yaitu :
1. Sikap yang berterus terang dan ramah, tetapi tetap tegas, konsekuen dan
professional.
2. Saling memahami fungsi, kewajiban dan tugas profesi yang tengah
disandang serta keterikatan terhadap kode etik profesi masing-masing.
3. Saling mengenal baik namun tetap menjaga jarak demi terciptanya
ketertiban dan demi menjaga rahasia perusahaan.
4. Mengenal siapa pemimpin redaksi dan wakilnya, redaktur pelaksana,
redaktur halaman dan para reporter yang bertugas.
5. Meminta kartu nama, kartu PWI, kartu pers atau kartu nama media massa
yang diwakilinya.
6. Tidak mencoba menutupi saluran informasi ketika PR menghadapi isu
negative, dan tidak mengemis atau menjilat pers demi menjaga nama
baik, prestise, publisitas dan citranya.
31
7. Menerima dan menyambut kedatangan wartawan dalam rangka peliputan,
konfirmasi berita, wawancara dan sebagainya dalam batas kewajaran
tanpa sikap ragu-ragu dan curiga.
8. Melayani permintaan wartawan dengan sebaik-baiknya termasuk
wawancara dadakan dengan catatan segala sesuatu harus dipersiapkan
atau dievaluasi terlebih dahulu dengan memilah informasi mana yang
pantas dan tidak untuk dipublikasikan.
9. Mengirim kartu ucapan dalam berbagai perayaan sebagai tanda perhatian
guna membina hubungan yang baik.
10. Pemberian iklan goodwill, yaitu iklan insidentil di luar iklan komersial,
misal iklan layanan masyarakat guna menarik simpati dan empati banyak
pihak.
11. Membentuk suatu proyek publikasi atau promosi bersama dengan pihak
media massa agar kampanye produk atau jasa yang dilakukan PR berjalan
efektif.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa media relations
dapat dibangun dan dibina melalui kontak pribadi, penyediaan informasi berupa
press release dan sebagainya, pedoman komunikasi krisis serta mengundang
media dalam acara konferensi pers, wisata pers, wawancara dan event pers
lainnya.
Publisitas
Pernyataan Philip Lesly yang dikutip Iriantara mendefinisikan publisitas
sebagai penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai
32
tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan
perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media (dalam Iriantara, 2008:p.190).
Pendapat Lesly tersebut senada dengan Cutlip, Center dan Broom yang
berpendapat bahwa publisitas adalah informasi dari sumber luar yang digunakan
media karena nilai berita yang dikandungnya. Merupakan metode yang tidak
dapat dikendalikan dalam menempatkan berita di media karena sumber tidak
membayar media untuk pemberitaan tersebut.
Dari dua pendapat di atas, penulis menyimpulkan publisitas merupakan suatu
pesan dari pihak ketiga yang berpengaruh terhadap citra perusahaan karena berisi
tentang keunggulan atau kekurangan suatu produk dan jasa dari institusi atau
perusahaan tersebut namum pihak ketiga tersebut tidak mempunyai hubungan
dengan perusahaan produsen apa yang dipublikasikannya.
Aston Samarinda Hotel & Convention Center tempat penulis melakukan
penelitian memperoleh publisitas dari media massa yang memuat keunggulan dan
kekurangan jasa dan promosi yang ditawarkan dari kacamata wartawan.
Sehingga, publisitas tersebut dapat menjadi pertimbangan masyarakat untuk
menggunakan jasa dan promosi yang ditawarkan Aston Samarinda Hotel &
Convention Center.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun laporan penelitian
ini adalah tipe penelitian deskriptif. Elvinaro Ardianto (2010:60) menjelaskan
bahwa penelitian deskriptif mencari teori, bukan menguji teori dan heuristic,
bukan verifikasi. Ciri dari penelitian ini ialah menitikberatkan pada observasi dan
suasana ilmiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak
sebagai pengamat dan tidak berusaha untuk memanipulasi variable. Peneliti
hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam
buku observasi. Rachmat Kriyantono (2006:67) menambahkan bahwa tujuan dari
penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Jujun Suriasumantri (2011:119) metodologi adalah ilmu yang
mempelajari prosedur atau teknik-teknik tertentu. Metodologi riset merupakan
suatu pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode riset.
Sedangkan metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang
mempunyai langkah-langkah yang sistematik. Bogdan dan Taylor dalam
Moleong (2009:4) menjelaskan metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
34
orang dan perilaku yang dapat diamati dengan mengarahkan latar dan individu
secara holistik (utuh). Rachmat Kriyantono (2006:56) menjelaskan bahwa metode
penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-
dalamnya. Metode ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling
bahkan populasi atau samplingnya terbatas. Dari penjelasan di atas menerangkan
bahwa dalam metode penelitian kualitatif lebih menekankan persoalan kedalaman
(kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data. Sehingga akan membantu
peneliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.
3.3 Definisi Konsep
Dalam judul penelitian ini terdapat tiga konsep yaitu sebagai berikut :
1. Peranan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa arti dari kata
peranan adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang
terutama (dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa) (2006:521).
PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center adalah tenaga ahli yang
menjadi bagian penting dalam membina media relations antara Aston Samarinda
Hotel & Convention Center dengan media massa.
2. Public Relations
35
Menurut Cutlip, Center dan Broom (2006:2) Public Relations adalah suatu
usaha terencana untuk mempengaruhi pendapat dan tindakan melalui pelaksanaan
yang bertanggung jawab secara sosial dalam masyarakat berdasarkan komunikasi
dua arah yang saling memuaskan. Dalam penelitian ini, PR Aston Samarinda
Hotel & Convention Center bertugas membina hubungan baik dengan publik-
publiknya. Tujuannya adalah membentuk dan mempertahankan citra yang baik di
mata publik baik internal maupun eksternal.
3. Peran Public Relations
Dozier & Broom membagi peranan PR dalam suatu perusahaan dalam empat
kategori, yaitu penasehat ahli (Expert Prescriber), fasilitator komunikasi
(Communication fasilitator), fasilitator proses pemecahan masalah (Problem
solving process fasilitator), teknisi komunikasi (Communication technician)
(dalam Ruslan, 2008:p. 20)
Public Relations Aston Samarinda Hotel & Convention Center menjalankan
perannya sebagai penasehat ahli dengan membantu mencarikan solusi dalam
penyelesaian masalah hubungan dengan publik yang sedang dihadapi. Sedangkan
sebagai fasilitator komunikasi PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center
bertindak sebagai komunikator dan mediator antara manajemen hotel dengan
publiknya sehingga tercipta komunikasi timbal balik yang baik antara kedua
belah pihak. Dalam menjalankan perannya sebagai fasilitator proses pemecahan
masalah PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center menjadi penasihat
untuk membantu pimpinan dalam mengambil tindakan eksekusi mengatasi
36
permasalahan yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Peranan
sebagai teknisi komunikasi menjadikan PR sebagai journalist in resident yang
bertugas untuk menyediakan layanan teknis komunikasi dan dituntut mampu
membuat tulisan yang baik untuk kepentingan publikasi yang nantinya akan
disampaikan ke publik melalui media massa.
4. Membina
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata membina memiliki arti
membangun (2006:125). Ruslan menyebutkan salah satu fungsi PR adalah
Relationship dimana PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center berperan
dalam membangun hubungan baik antara Aston Samarinda Hotel & Convention
Center dengan publik internal maupun eksternal, dalam hal ini media massa.
5. Media Relations
Frank Jefkins dalam bukunya “Public Relations” mendefinisikan media
relations sebagai usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang
maksimum atas suatu pesan atau informasi PR dalam rangka menciptakan
pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan (2008:p.113).
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian melalui
metode wawancara mendalam dengan narasumber beberapa staff Aston
Samarinda Hotel & Convention Center yang penulis yakin akan kredibelitasnya
dan mampu dalam menjawab permasalahan penelitian ini.
37
5.4 Narasumber
1. Public Relations Executive
Public Relations Executive Aston Samarinda Hotel & Convention Center
adalah staf yang bertanggung jawab atas kegiatan komunikasi baik dengan publik
internal maupun eksternal hotel. Salah satu publik eksternal yang menjadi fokus
PR adalah media massa, sehingga nantinya PRE inilah yang akan memberikan
banyak informasi dari wawancara mendalam yang penulis lakukan.
2. Director of Sales
Divisi PR dalam struktur organisasi Aston Samarinda Hotel & Convention
Center berada di bawah departemen Sales & Marketing, sehingga sebagai
pimpinan yang bertanggung jawab atas departemen ini Director of Sales dapat
memberi informasi dan masukan kepada PR Aston Samarinda Hotel &
Convention Center.
3. Wartawan harian Kaltim Post
Aston Samarinda Hotel & Convention Center memiliki media relations
dengan berbagai media massa yang dibina oleh PR hotel tersebut. Salah satu
media yang memiliki hubungan baik dengan Aston Samarinda Hotel &
Convention Center adalah Kaltim Post. Surat kabar harian dengan segmentasi
menengah ke atas ini tergolong aktif memuat liputan tentang segala informasi
promosi dan kegiatan yang diadakan Aston Samarinda Hotel & Convention
Center pada salah satu rubriknya. Oleh sebab itu, penulis memilih wartawan dari
38
media ini sebagai salah satu narasumber agar mendapatkan informasi yang
penting untuk penelitian ini.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu
atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuisioner
yang biasa dilakukan oleh peneliti (Umar, 2008 : 42). Wawancara mendalam
adalah teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka
langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam
(Kriyantono, 2006: 178).
Dengan melakukan wawancara akan memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan informasi lebih mendalam dan melakukan tanya jawab mengenai
segala sesuatu yang belum jelas. Para narasumber akan menjawab pertanyaan
dengan menggunakan kata-kata, istilah dan gaya bicara mereka masing-masing,
sehingga penulis berharap dapat mengumpulkan beberapa pandangan subjektif
berdasarkan pengalaman narasumber masing-masing.
Data primer dalam penelitian ini didapatkan penulis dari wawancara dengan
tiga narasumber yaitu Public Relations Executive, Director of Sales, dan
wartawan harian Kaltim Post.
3.5.2 Data Sekunder
39
Data Sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam
bentuk tabel atau diagram (Umar, 2008:42)
Data Sekunder dalam penelitian ini didapatkan penulis dari studi kepustakaan
berupa data-data yang diperoleh dari buku yang ada di perpustakaan dan hasil
penelitian yang sudah ada sebelumnya untuk memperoleh data serta teori yang
relevan dengan penelitian. Selain itu penulis juga memanfaatkan internet untuk
mengumpulkan referensi tambahan dalam penelitian ini.
3.6 Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan empat fokus penelitian yaitu peran
PR sebagai berikut :
1. Penasehat ahli yaitu membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian
masalah hubungan dengan publik yang sedang dihadapi. PR Aston
Samarinda Hotel & Convention Center memiliki otoritas dalam
mendefiniskan masalah yang dihadapi, mengembangkan program serta
bertanggung jawab atas implementasinya.
2. Fasilitator Komunikasi yaitu bertindak sebagai komunikator dan mediator
antara manajemen hotel dengan publiknya sehingga tercipta komunikasi
timbal balik yang baik antara kedua belah pihak. PR Aston Samarinda
Hotel & Convention Center bertanggung jawab atas segala kegiatan
komunikasi antara pihak manajemen hotel dengan publiknya baik internal
maupun eksternal.
40
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah yaitu menjadi penasihat untuk
membantu pimpinan dalam mengambil tindakan eksekusi mengatasi
permasalahan yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. PR
Aston Samarinda Hotel & Convention Center dapat memberi masukan
kepada pimpinan mengenai langkah yang diambil ketika hotel
menghadapi masalah. Selain itu PR Aston Samarinda Hotel & Convention
Center juga bertindak sebagai juru bicara untuk menyampaikan hasil
keputusan dari manajemen hotel kepada pihak yang terkait dengan
masalah.
4. Teknisi Komunikasi yaitu memiliki keahlian di bidang komunikasi dan
jurnalistik. PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center dituntut
untuk mampu membuat tulisan yang baik untuk kepentingan publikasi
yang nantinya akan disampaikan ke publik melalui media massa.
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan analisa yang dapat diuraikan
dalam beberapa tahap sebagai berikut :
1. Reduksi data
Data yang dikumpulkan di proses dan direduksi menjadi bentuk uraian
yang lengkap. Dalam tahap ini data tersebut direduksi, dirangkum dan
dipilih berdasarkan hal yang pokok serta difokuskan ke dalam hal yang
dianggap penting dan sesuai dengan arah penelitian. Dari situ dapat
diperoleh gambaran yang jelas mengenai hasil pengambilan data.
41
2. Display data
Informasi yang dikumpulkan sangat banyak sehingga sukar untuk
menggambarkannya secara detail dan menyeluruh. Oleh sebab itu, penulis
mengupayakan penyajian data yang sederhana. Keseluruhan data serta
bagian detailnya dipetakan dengan jelas melalui penyajian dalam model
matriks atau grafis.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Yaitu tahap dimana data yang sudah terkumpul disusun secara sistematis
lalu disimpulkan agar dapat diperoleh makna data yang sesungguhnya.
Namun kesimpulan pada tahap ini masih tentative dan sangat umum,
maka masih perlu diuji melalui data baku yang diperoleh (Nasution, 1996
: 128).
Menurut Bogdan & Biklen, analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan dan memilah-
milah data menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari serta
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, juga
memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain (Moleong, 2009 :
248).
Dari beberapa teknik pemeriksaan untuk menguji keabsahan data yang
ada, teknik yang sesuai dengan penelitian ini adalah triangulasi. Teknik
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan
42
sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu (Moleong, 2009:330). Ada empat macam triangulasi menurut Denzin,
antara lain triangulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik
dan teori. Patton berpendapat bahwa triangulasi dengan sumber adalah
membandingkan dan memeriksa kembali derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Cara untuk mencapai teknik ini antara lain :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspekstif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berasa, orang pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. (Moleong, 2009:331)
Pada penelitian ini, penulis meneliti tentang kegiatan PR Aston
Samarinda Hotel & Convention Center dalam membina media relations, serta
apa yang menjadi kendala dan hambatan dalam melaksanakan peran PR
tersebut dengan cara memberikan gambaran secara menyeluruh.
43
Dari penelitian ini, peneliti tidak akan membuat perbandingan atau
hubungan antar satu variable atau lebih dengan variable lainnya serta tidak
menguji hipotesa atau membuat prediksi. Sebab penelitian ini berguna untuk
memberikan gambaran secara jelas mengenai peran PR Aston Samarinda
Hotel & Convention Center dalam membina media relations.
44
BAB IV
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Aston International Hotel pertama kali dibuka di Waikiki, Kepulauan
Hawaii pada tahun 1968 dengan nama “The Royal Grove Hotel” di bawah
pengelolaan Hotel Corporation of the Pacific. Setelah berubah nama menjadi
Aston International Hotel pada tahun 1986, perusahaan pengelola hotel ini mulai
melakukan ekspansi usaha ke beberapa negara di dunia, salah satunya Indonesia
(sumber: Company Profile Aston Samarinda Hotel & Convention Center).
Aston International Hotel memasuki pasar Indonesia pada akhir tahun
1990-an di Jakarta. Seiring berjalannya waktu, perusaan pengelola hotel ini
semakin maju dan mulai membangun jaringan Hotel, Kondotel, Resort, Serviced
Apartements, dan Villa. Pada tahun 2011, Aston International Hotel sudah
mengelola 21 cabang hotel dengan klasifikasi bintang berbeda yang tersebar di
beberapa kota besar di Indonesia seperti Bandung, Bali, Yogyakarta, Purwokerto,
Palembang, Banjarmasin, Manado, Makasar, Bangka, Solo dan Indonesia
(sumber: Company Profile Aston Samarinda Hotel & Convention Center).
Aston International Hotel pertama kali dibuka di Samarinda bulan Febuari
2011 dengan nama “Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Hotel
berbintang empat ini terletak di lokasi strategis karena tepat berada di pusat
45
perdangangan kota Samarinda yaitu jalan Panglima Batur dan berdampingan
dengan pusat belanja Samarinda Central Plaza. Selain itu, Aston Samarinda Hotel
& Convention Center juga menawarkan pemandangan Sungai Mahakam di sisi
timur, dan pemandangan kota Samarinda di sisi barat hotel yang dapat dinikmati
pengunjung hotel dari kamar.
Aston Samarinda Hotel & Convention Center juga menyediakan beberapa
fasilitas seperti restoran, bar, lounge, kolam renang, spa, serta tujuh ruang
pertemuan serbaguna, termasuk sebuah ruangan besar yang dapat menampung
hingga 800 orang.
Aston Samarinda Hotel & Convention Center memiliki 99 kamar dengan
tipe Superior, Deluxe, Grand Deluxe, Junior Executive Site, Executive Suite dan
President Suite. Seluruh kamar dilengkapi minibar, kulkas mini, sarana pembuat
teh dan kopi, kotak penyimpanan barang berharga, televisi berwarna dengan
fasilitas satelit di setiap kamar, pengering rambut dan sistim kontrol pendingin
ruangan (sumber: Company Profile Aston Samarinda Hotel & Convention
Center).
46
4.1.2 Profil Perusahaan
Setelah membahas mengenai sejarah Aston Samarinda Hotel &
Convention Center, selanjutnya dapat dirangkum ke dalam profil sebagai berikut:
Nama : Aston Samarinda Hotel & Convention Center
Alamat : Jalan Pangeran Hidayatullah
Kota / Negara : Samarinda 75112 / Indonesia
Telepon : (62-541) 742 600
Fax : (62-541) 742 700
Website : www.AstonSamarinda.com
Kategori : hotel bintang empat
Kepemilikan : PT Samarinda Central Plaza
Jaringan Hotel : Aston Hotel
Gambar 4.1.2
Logo Aston Samarinda Hotel & Convention Center
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
47
Setelah memaparkan sejarah dan profil Aston Samarinda Hotel & Convention
Center, selanjutnya penulis akan memaparkan visi, misi dan motto Aston
Samarinda Hotel & Convention Center yang tergabung di bawah manajemen
Aston International Hotel.
Visi Aston International Hotel adalah “to be universally recognize as the
preferred hospitality management company in Asia Pacific”. Dan misi Aston
International Hotel adalah “we are hospitality management company managing
5,4,4 and 2 star properties in Asia Pacific”.
Dalam pelayanannya, Aston Samarinda Hotel and Convention Center
mengharuskan semua karyawannya untuk tersenyum dan ramah di depan tamu
hotel. Hal ini sesuai dengan motto Aston International Hotel yaitu “Delightful
Moments of Heartfelt Service”.
Aston Samarinda Hotel & Convention Center memiliki berbagai jenis kamar
yang ditawarkan. Berdasarkan fasilitas kamar yang ditawarkan di Aston
Samarinda Hotel & Convention Center, ada berbagai kategori kamar antara lain
tersaji dalam tabel di berikut.
Tabel 4.1.3.1
48
Kategori Kamar di Aston Samarinda Hotel & Convention Center
Tipe Kamar Jumlah Kamar Lantai Luas
(m2)
Superior 16 15-16 24
Deluxe 72 15-16 26
Grand Deluxe 2 15-16 42
Junior Executive Suite 5 15-16 42
Executive Suite 4 16 64
Presidential 1 16 82
Selain itu Aston Samarinda Hotel & Convention Center juga mempunyai
fasilitas dan layanan yang lengkap guna memenuhi kebutuhan para tamu yang
diharapkan akan memberi kepuasan bagi tamu Aston Samarinda Hotel &
Convention Center. Fasilitas dan layanan tersebut dijelaskan dalam tabel di
bawah ini
Tabel 4.1.3.2
Fasilitas dan Layanan Aston Samarinda Hotel & Convention Center
No Fasilitas Keterangan
1 Layanan Hidangan Kamar Buka 24 jam sehari
2 Bar dan Restoran a. Golden Rama Restaurant
Menyediakan sajian masakan
49
Indonesia dan Internasional serta
makanan ringan, juga menyediakan
prasmanan untuk santapan sarapan
pagi. Terletak di lobby. Buka setiap
pukul 06.00 – 24.00 WITA
b. Costa Lounge & Bar
Menyediakan makanan ringan dan
berbagai jenis minuman, termasuk
the dan kopi. Terletak di lobby.
Buka setiap 07.00 – 24.00 WITA.
4 Sarana Pertemuan dan
Resepsi
Hotel menyediakan enam ruang pertemuan
dan satu ballroom dengan kapasitas 10
hingga 800 orang. Sarana tersebut
dilengkapi peralatan audio visual canggih
dan pelayanan jasa boga. Ruang pertemuan
tersebut terletak di lobby dan lantai 17.
4 Kolam Renang Kolam renang indoor, terletak di lantai
tujuh. Fasilitas ini gratis bagi tamu hotel.
5 Fasilitas tamu di kamar Sistim kontrol alat pendingin ruangan
terpisah, saluran telepon hubungan
langsung internasional, televisi berwarna
dengan fasilitas satelit, kotak penyimpanan
barang pribadi, alat pemanas pembuat teh
50
dan kopi, kulkas dan mini bar, pengering
rambut, dan surat kabar.
6 Fasilitas lainnya untuk tamu Laundry and dry cleaning
7 Housekeeping Untuk kenyamanan, tersedia berbagai
layanan seperti selimut, setrika, dll.
8 Layanan modem internet Tersedia koneksi layanan internet yang
memungkinkan untuk memiliki koneksi
internet di dalam kamar, restoran dan
seluruh area hotel.
4.1.4 Struktur Organisasi
51
Struktur Organisasi Aston Samarinda Hotel & Convention Center, secara
struktural terdiri dari beberapa departemen yang dibagi sesuai dengan
kepentingan hotel. Berikut susunan top management
General Manager : Jack Yaaro ZEGA
Human Resource Manager : Joko Ismanto
Director of Sales and Marketing : Azizul Verdi
Food and Beverage Manager : Laode Ajoeb Zailani
Banquet Manager : Gigih Sumarto
Executive Chef : Leon
Accounting and Purchasing Manager : Feri Supriatna
Front Office Manager : Azwar Zahlul Situmorang
Executive Housekeeping Manager : Faisal
Chief of Engineering : Aberti
Security Manager : Heryanto
4.1.5 Tinjauan Sekilas Mengenai Perusahaan
52
Aston Samarinda Hotel & Convention Center memiliki beberapa departemen
yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan. Adapun beberapa
departemen yang ada di Aston Samarinda Hotel & Convention Center adalah
sebagai berikut :
1. Food and Beverages Departement
2. Human Resources Departement
3. Sales and Marketing Departement
4. Accounting and Purchasing Departement
5. Housekeeping Departement
6. Chief Engineering Departement
7. Security Departement
Jumlah karyawan yang bekerja di Aston Samarinda Hotel & Convention
Center adalah sebanya 112 orang karyawan tetap serta karyawan tidak tetap yang
berjumlah tentatif dimana dapat berubag dalam waktu singkat ( sumber : HRD
Aston Samarinda Hotel & Convention Center).
Hingga saat ini Aston Samarinda Hotel & Convention Center terus melakukan
pengembangan fasilitas untuk menunjang kenyamanan para tamu yang menginap.
Kesigapan serta keramahan karyawan hotel terhadap para tamu membuat Aston
Samarinda Hotel & Convention Center memiliki tingkat hunian yang tinggi.
4.2 Hasil Penelitian
53
4.2.1. Kemampuan yang di perlukan Public Relations Hotel Aston
Samarinda Hotel & Convention Center dalam Membina Media Relations
Untuk menciptakan hubungan dengan media yang jujur, tulus, dan
bersahabat . PR perlu memiliki kemampuan khusus. Verena Parera selaku Public
Relations Executive Aston Samarinda Hotel & Convention Center, menjelaskan :
“Pertama, perlu memiliki wawasan yang luas dan kemampuan komunikasi yang baik. Agar pesan baik berupa lisan maupun tulisan dapat diartikan dengan baik oleh rekan media sesuai maksud kita menyampaikannya. Selanjutnya penting bagi seorang PR untuk mengetahui cara kerja media massa seperti kebijakan redaksi, frekuensi publikasi, deadline masuknya berita, daerah sirkulasi media tersebut, karakteristik khalayak dari media itu sendiri dan cara pendistribusiannya hingga sampai ke khalayak. Apabila kita mengetahui cara kerja media massa itu sendiri, maka informasi yang ingin kita sampaikan akan memiliki nilai berita yang tinggi dan sistematika penulisan yang sesuai dengan media massa pada umumnya”
Dalam struktur organisasi Aston Samarinda Hotel & Convention Center,
Departemen PR terdapat di bawah Departemen Sales and Marketing. Laode
Ajoeb Zailani selaku Director of Sales and Marketing Aston Samarinda Hotel &
Convention Center menjelaskan :
“Media relations adalah mengenai hubungan antara perusahaan dengan media massa. Segala sesuatu tentang hubungan apapun erat kaitannya dengan sikap yang bersahabat. Hal tersebut merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki oleh PR dalam membina media relations yang baik. Sikap yang bersahabat ditunjukan melalui sikap ramah, selalu bersedia melayani kepentingan rekan media dimanapun dan kapanpun, serta memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Sedangkan secara teknis, PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center perlu beberapa kemampuan dasar PR khususnya yang berkaitan dengan media relations, seperti mass communication, PR writing serta menejemen isu dan krisis.”
Dari sisi media massa, Dragono Halim selaku wartawan dari Samarinda Pos,
menjelaskan :
54
“Dalam membina media relations, seorang PR harus memiliki kemampuan dalam bidang komunikasi dan mengerti tentang jurnalistik itu sendiri. PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Hal ini terlihat dari caranya dalam berkomunikasi dengan awak media. Ramah, profesional dan fleksibel dalam melayani setiap permintaan awak media baik ketika interview dan lainnya. Sikap friendly seperti inilah yang membuat sejumlah rekan senang bekerja sama dengan PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Karena mudah diajak kerjasama sehingga tidak mempersulit wartawan ketika menjalankan tugas. Sedangkan dari segi jurnalistik, PR Aston Samarinda Convention Center memiliki cukup pengalaman. Terlihat dari kemampuan mereka dalam menulis press release. Walau begitu, masih ada hal yang belum dimiliki PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center yaitu kurang menguasai menejemen isu dan krisis. Ketika perusahaan menghadapi krisis, PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center selalu mengarahkan rekan wartawan untuk melakukan konfirmasi kepada atasannya. Sehingga PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center cuci tangan. Padahal sesuai fungsinya sebagai jembatan komunikasi dengan perusahaan dengan khalayaknya, semestinya semua pemberitaan terkait perusahaan merupakan tanggung jawab PR.”
Sedangkan Yova, redaksi dari harian Kaltim Post menambahkan :
“Selain memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan mengerti etika jurnalistik, seorang PR juga harus mampu membangun kedekatan secara pribadi dengan wartawan atau redaksi media massa. Untuk membangun kedekatan tersebut, maka seorang PR harus menguasai benar teknik komunikasi interpersonal. Namun, sayangnya PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center kurang aktif dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan media massa. Sehingga hubungan yang dibangun hanya sebatas pekerjaan yang terkesan kaku. Ini yang membuat rekan media merasa masih belum memiliki kedekatan dengan Aston Samarinda Hotel Convention Center. Hubungan yang dibangun antara pihak manajemen dengan harian Kaltim Post dianggap sebagai bentuk kerjasama bisnis. Hal ini akan berpengaruh terhadap pencitraan perusahaan tersebut. Karena pada dasarnya rekan media masih bekerja secara manusiawi. Contohnya ketika perusahaan mengalami krisis, media massa akan sungkan untuk memberitakan kejelekan perusahaan yang memiliki kedekatan khusus dengan mereka. Sebaliknya media akan melakukan konfirmasi terlebih dahulu dengan pihak perusahaan lalu membantu dalam memperbaiki citra perusahaan melalui pemberitaan positif yang dimuat dan mengontrol lajunya penyebaran berita yang merugikan perusahaan. Lain halnya dengan perusahaan yang tidak menjalin hubungan yang lebih dekat dengan media, dimana media akan bersikap netral dan tidak banyak membantu untuk memperbaiki citra perusahaan tersebut. Media akan menjalankan visi utama mereka yaitu bersikap transparant untuk menyampaikan fakta sebenarnya kepada masyarakat. Malah media akan lebih aktif hingga melakukan investigasi untuk mengungkap segala sesuatu di balik perusahaan tersebut. Karena bagi media, situasi krisis memiliki nilai berita yang
55
tinggi untuk disampaikan kepada khalayak. Jadi, media tidak akan sungkan untuk memberitakan fakta negatif tentang perusahaan tersebut.”
Berdasarkan hasil wawancara kepada keempat narasumber di atas, penulis
menyimpulkan bahwa selain bersikap professional seperti memiliki wawasan
luas khususnya mengenai cara kerja media itu sendiri, jujur, terbuka, ramah dan
disiplin untuk menjalin media relations, seorang juga PR harus memiliki
kemampuan yang baik dalam komunikasi khususnya komunikasi interpersonal.
Selanjutnya seorang PR sudah semestinya menguasai teknik PR seperti PR
writing serta menejemen isu & krisis. PR juga perlu mengetahui dan mengerti
teknik jurnalistik. Dalam praktek lapangannya, PR Aston Samarinda Hotel &
Convention Center sudah menunjukan sikap professional dalam membangun
media relations dengan bekerja secara disiplin, jujur dan terbuka kepada rekan
media. Dilihat dari press release yang dibuat, menunjukan PR Aston Samarinda
menguasai dasar jurnalistik secara teknis. Hal ini membuat media massa senang
bekerja sama dengan Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Dikarenakan
media merasa PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center banyak
membantu rekan media dalam menjalankan tugas dan tidak mempersulit
pekerjaan mereka. Namun, PR Aston Samarinda Hotel Convention Center hanya
membangun hubungan dengan media sebatas kepentingan pekerjaan. PR Aston
Samarinda Hotel & Convention Center kurang melakukan pendekatan secara
pribadi dengan media massa melalui komunikasi interpersonal. Sehingga, media
merasa hubungan dibangun terkesan formal dan kaku. Hal ini secara tidak
langsung akan menimbulkan efek terhadap pencitraan Aston Samarinda Hotel &
Convention Center. Ketika menghadapi krisis, media tidak akan sungkan untuk
56
memberitakan fakta yang terjadi dalam Aston Samarinda Hotel & Convention
Center, walau berita itu berisi hal negative yang merugikan Aston Samarinda
Hotel Convention Center. Apabila tersebar berita tidak baik terkait menejemen
dan pelayanan Aston Samarinda Hotel & Convention Center, maka tingkat
occupancy hotel akan turun. Karena berita media massa menjadi tolak ukur
pencitraan khalayak terhadap suatu perusahaan.
4.2.2. Pentingnya media relations bagi Aston Samarinda Hotel & Convention
Center
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa fungsi Public Relations adalah sebagai
penghubung komunikasi antara sesuatu organisasi dan publiknya. Untuk
menjalankan fungsinya tersebut, PR membutuhkan bantuan media massa agar
dapat menjangkau publik yang berjumlah besar dan terbesar luas. Oleh karena itu
PR perlu membangun hubungan dengan media yang disebut media relations.
Demikian juga dengan Aston Samarinda Hotel & Convention Center dimana
tugas utama dari PR hotel tersebut adalah membangun media relations guna
mendapat perhatian dari media massa. Verena Parera selaku Public Relations
Executive Aston Samarinda Hotel & Convention Center, menjelaskan :
“Media massa adalah salah satu sarana bagi sebuah perusahaan untuk menyampaikan visi, misi, dan pesan kepada publik. Sehingga, penting bagi Aston Samarinda Hotel & Convention Center untuk guna membangun media relations yang baik dengan berbagai media massa guna mendukung kegiatan promosi dan pemberitaan yang ingin kita sampaikan kepada publik melalui media massa.”
57
Laode Ajoeb Zailani selaku Director of Sales and Marketing Aston Samarinda
Hotel & Convention Center juga memberi keterangan mengenai pentingnya
media relations sebagai berikut :
“Media relations penting bagi Aston Samarinda Hotel & Convention Center karena dapat memberi keuntungan dalam bentuk publikasi berupa artikel maupun liputan. Dari publikasi media massa tersebutlah, publik mendapat informasi mengenai product knowledge, fasilitas, promosi dan kegiatan yang dilakukan Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Media relations yang baik juga akan memberi akses khusus kepada Aston Samarinda Hotel & Convention Center untuk memantau perkembangan berita. Sehingga ketika beredar isu negatif yang merugikan hotel, PR dapat segera melakukan follow up untuk mencegah dampak buruk dari pemberitaan tersebut.”
Berdasarkan hasil wawancara kedua narasumber di atas, dapat disimpulkan
bahwa media relations penting bagi Aston Samarinda Hotel & Convention
Center. Hubungan harmonis antara PR dengan media massa akan mendukung
kegiatan publikasi Aston Samarinda Hotel & Convention Center dalam bentuk
artikel atau liputan tentang berbagai promosi dan acara yang diadakan. Publikasi
inilah yang akan menciptakan pengetahuan khalayak tentang keadaan Aston
Samarinda Hotel & Convention Center. Beberapa promosi Aston Samarinda
Hotel & Convention Center yang dimuat artikel media massa, misalnya Wedding
Vaganza, Duck Vaganza, Mongolian Night, Sampek & Engtay Valentine Dinner.
Sedangkan beberapa acara yang diadakan oleh Aston Samarinda Hotel &
Convention Center yang mendapat liputan di media massa yaitu Nonton Bareng
Final Piala AFF 2011, Pelatihan tanggap kebakaran pegawai, dan Old n New
Gala Dinner. Melalui liputan media massa mengenai promosi dan acara yang
diselenggarakan Aston Samarinda Hotel & Convention Center, maka publik akan
mendapatkan informasi seputar hotel dan tertarik memilih Aston Samarinda
58
Hotel & Convention Center Jakarta untuk menginap ataupun menyelenggarakan
acara. Selain itu, dengan melaksanakan media relations PR Aston Samarinda
Hotel & Convention Center dapat memantau perkembangan berita atau informasi
mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Sehingga apabila ada
pemberitaan yang negatif yang perlu ditindaklanjuti, maka PR tersebut telah
mengetahuinya.
4.2.3. Cara Publik Relations Hotel Aston Samarinda Hotel & Convention
Center Membina Media Relations
Agar hubungan dengan media massa yang sudah terjalin menjadi lebih baik,
PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center melakukan beberapa cara
dalam membina media relations. Verena Parera selaku Public Relations
Executive Aston Samarinda Hotel & Convention Center, menjelaskan :
“Beberapa cara yang dilakukan dalam membina media relations, antara lain dengan rajin mengirimkan press release, menyediakan semua berita yang diperlukan rekan wartawan, melayani permintaan wawancara dan mengundang rekan wartawan datang ke hotel untuk jamuan makan siang atau makan malam. Media relations tidak hanya dibina dengan rekan wartawan, tetapi juga redaksi dan manajemen media tersebut. Caranya dengan media visit, invite media, menghadiri setiap undangan media serta memberi sponsorship pada acara yang diselenggarakan media massa apabila diminta.”
Sedangkan Laode Ajoeb Zailani selaku Director of Sales and Marketing
Aston Samarinda Hotel & Convention Center, menjelaskan :
“PR executive Aston Samarinda Hotel & Convention Center wajib mengirimkan press release kepada media massa secara rutin dan berkala. Selain itu ketika pihak manajemen mengadakan kegiatan khususnya promosi menu makanan baru, tugas utama PR executive adalah mengundang rekan wartawan untuk turut berpartisipasi, melakukan tanya jawab langsung mengenai beberapa hal berkaitan kegiatan tersebut atau mencicipi menu yang dipromosikan.
59
Tujuannya agar rekan wartawan dapat memberikan penilaian dari sudut pandang pribadi mengenai kegiatan yang dilakukan dan memuat hal tersebut dalam artikel yang ditulisnya. Bukan hanya invite media, tetapi PR executive juga sering melakukan media visit. Karena PR executive tidak hanya harus mengenal dan membangun kedekatan dengan rekan wartawan, tetapi juga dengan jajaran redaksi media tersebut. Selanjutnya, aktif mengirimkan kue dan ucapan pada hari besar seperti ulang tahun media tersebut, Tahun Baru, Hari Raya Lebaran dan Natal. Media relations juga dilakukan dengan menghadiri setiap undangan dari media massa ketika mereka membuat acara atau member dukungan dalam bentuk sponsorship pada kegiatan yang diselenggarakan media massa.”
Dari sisi media massa, Yova selaku redaksi dari Harian Kaltim Post,
menjelaskan :
“PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center membina media relations dengan cara media visit, rutin mengirim press release, serta aktif berpartisipasi dalam hari besar yang dirayakan maupun acara yang diselenggarakan. Media visit merupakan cara efektif dalam membangun media relations Media visit merupakan suatu kunjungan yang dilakukan PR ke media maupun sebaliknya. Media mengunjungi PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center setelah menerima undangan dari PR untuk meliput acara maupun promosi yang di adakan oleh Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Sedangkan PR rutin mengunjungi media sebulan sekali dan pada hari atau momen khusus. Misalnya hari ulang tahun media, hari Natal dan hari Lebaran. Dari kegiatan media visit inilah akan terjalin keakraban antara PR Aston Samarinda Hotel Convention Center dengan awak media. PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center selalu mengirimkan press realease secara aktif dan berkala, sehingga wartawan memiliki cukup informasi mengenai kegiatan dan promosi yang diadakan saat itu untuk ditulis di dalam artikel . Aston Samarinda Hotel & Convention Center juga selalu mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh Kaltim Post, baik hadir sebagai undangan maupun turut berpartisipasi sebagai sponsor. Bentuk sponsorship yang diberikan biasanya berupa voucher menginap untuk door prize ataupun dalam bentuk dana.”
Dragono Halim, wartawan dari media berbeda yaitu Samarinda Pos
menambahkan :
“Setiap bulannya PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center selalu aktif mengirimkan press release baik mengenai promosi maupun event yang mereka adakan. Setiap wartawan membutuhkan berita, PR Aston Samarinda selalu siap untuk melayani kapanpun dengan ramah serta secara profesional. Aston Samarinda Hotel & Convention Center juga tergolong sering menjadi sponsor pendukung beberapa acara yang diadakan Samarinda Pos. Tidak hanya
60
itu, PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center juga rutin mengunjungi kantor redaksi dan mengantarkan kue untuk entertain. Tapi, Aston Samarinda Hotel & Convention Center jarang melakukan invite media sehingga wartawan Samarinda Pos hanya menulis berita berdasarkan press release yang dikirim tanpa mengetahui langsung keadaan di lapangan.”
Berdasarkan hasil wawancara kepada keempat narasumber di atas, dapat di
simpulkan bahwa PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center sudah
menjalankan fungsi PR dengan baik dalam membina media relations melalui
mengirimkan press release, media visit, entertaining, invite media, interview, dan
sponsorship. PR Hotel Aston Samarinda Hotel & Convention Center aktif
mengirim press release kepada media. Tujuannya adalah agar media memiliki
informasi yang cukup mengenai kegiatan dan promosi yang diadakan sebagai
bahan untuk dimuat dalam media massa. Media Visit masuk ke dalam agenda
tugas rutin PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center massa tiap
bulannya. Dalam tiap kunjungan, PR Aston Samarinda Hotel & Convention
Center selalu membawa kue untuk entertaining jajaran redaksi media tersebut.
Tidak hanya mengunjungi kantor redaksi, PR Aston Samarinda Hotel &
Convention Center juga selalu mengundang media untuk melakukan kunjungan
dalam rangka jamuan makan siang atau malam, hotel tour agar rekan wartawan
dapat melihat fasilitas hotel serta mengetahui promosi dan acara yang di adakan
oleh hotel, juga meliput setiap kegiatan yang dilakukan Aston Samarinda Hotel &
Convention Center. Namun untuk invite media, tidak semua media diundang PR
Aston Samarinda Hotel & Convention Center datang ke hotel. Sehingga PR
Aston Samarinda Hotel & Convention Center terkesan memilih media untuk
melakukan liputan. Dalam melayani kebutuhan wartawan dalam mengumpulkan
61
berita, PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center selalu bersedia melayani
interview baik secara langsung maupun tidak langsung misalnya melalui telepon,
email, fax, dan sms (pesan singkat). Dan Aston Samarinda Hotel & Convention
Center selalu mendukung sebagai sponsor untuk semua kegiatan yang
diselenggarakan media massa. Kegiatan – kegiatan tersebut di atas merupakan
upaya untuk menghasilkan hubungan yang semakin baik antara Aston Samarinda
Hotel & Convention Center dengan media massa.
4.2.4 Alasan Public Relations Aston Samarinda Hotel & Convention Center
membina media relations
Media relations merupakan salah satu upaya perusahaan dalam mencapai
tujuan dan mewujudkan visi serta misi mereka. Sehingga media relations menjadi
fokus utama dalam kegiatan PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center.
Verena Parera selaku PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center
mengemukakan alasan membina media relations sebagai berikut :
“Penting bagi semua perusahaan khususnya yang bergerak dalam bidang perhotelan untuk mendapat kepercayaan publik untuk setiap kegiatannya. Apalagi mengingat Aston Samarinda Hotel & Convention Center tergolong hotel baru di Samarinda, walaupun membawa brand internasional yang cukup dikenal namun tetap diperlukan upaya khusus dalam menghadapi persaingan dengan hotel kompetitor yang sudah ada di Samarinda sebelumnya. Upaya tersebut kebanyakan merupakan kegiatan PR melalui media, hal ini dikarenakan media dapat menjangkau publik yang banyak dan tersebar luas serta dianggap sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya oleh khalayak. Oleh karena itu perlu adanya dukungan media dalam setiap kegiatan publikasi Aston Samarinda Hotel & Convention Center dan hal tersebut dapat diperoleh melalui media relations yang dibina baik oleh PR.”
Ditambahkan oleh Laode Ajoeb Zailani, Director of Sales & Marketing Aston
Samarinda Hotel & Convention Center :
62
“media dan PR memiliki hubungan simbiosis mutualisme dalam tugas masing-masing, dimana media membutuhkan PR untuk mendapat berbagai macam informasi mengenai perusahaan yang diwakilinya, begitu juga sebaliknya PR membutuhkan media untuk mendukung publikasi segala kegiatan yang dilakukannya. Maka sudah seharusnya antara media dan PR memiliki hubungan yang baik dan saling mendukung dalam menjalankan tugas masing-masing.”
Pernyataan di atas dibenarkan oleh Dragono Halim wartawan Harian
Samarinda Pos :
“PR diibaratkan jembatan komunikasi antara perusahaan dengan publiknya, sedangkan media merupakan saluran komunikasi yang dipandang terpercaya oleh masyarakat. Media butuh berita sedangkan PR membutuhkan saluran untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Sehingga, untuk saling memenuhi kebutuhan masing, perlu dijalin media relations yang baik antara PR dengan media.”
Sedangkan Yova redaksi Harian Kaltim Post menjelaskan:
“Sebagai hotel baru di Samarinda, Aston Samarinda Hotel & Convention Center gencar melakukan kegiatan publikasi agar mendapat perhatian khalayak. Publikasi kebanyakan berkaitan dengan media massa yang merupakan sumber informasi terpercaya oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Publikasi rutin yang dilakukan melalui media massa akan membuat khalayak mengetahui keberadaan Aston Samarinda Hotel Samarinda Hotel & Convention Center dalam persaingan bisnis hotel di Samarinda. Maka, Aston Samarinda Hotel & Convention Center membutuhkan dukungan media massa supaya publikasi kegiatannya terlaksana dengan baik dan menghasilkan umpan balik sesuai yang diharapkan. Oleh karena alasan tersebut, PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center perlu membangun media relations yang baik guna memperoleh dukungan media tersebut.”
Dari empat narasumber di atas, dapat disimpulkan bahwa PR Aston
Samarinda Hotel & Convention Center perlu membina media relations karena
pada dasarnya antara media dan PR memiliki hubungan saling membutuhkan.
Media membutuhkan PR untuk mendapatkan informasi sedangkan PR
membutuhkan media untuk menyampaikan informasi, keadaan saling
membutuhkan ini menciptakan hubungan simbiosis mutualisme antara media dan
63
PR. Apalagi sebagai hotel baru, Aston Samarinda Hotel & Convention Center
memerlukan strategi khusus untuk mendapat perhatian khalayak agar dapat
bersaing dengan hotel kompetitor yang lebih dulu ada di Samarinda, salah
satunya adalah dengan gencar melakukan publikasi. Media massa merupakan
saluran tepat untuk melakukan publikasi karena dapat menjangkau khalayak
dalam jumlah besar dan tersebar luas. Sehingga, PR Aston Samarinda Hotel &
Convention Center harus selalu membina hubungan baik dengan media agar
Aston Samarinda Hotel & Convention Center dapat diketahui dan dikenal oleh
publiknya.
4.2.5 Umpan Balik Media Relations bagi Aston Samarinda Hotel &
Convention Center
Pada bagian ini penulis akan membahas umpan balik yang diterima Aston
Samarinda Hotel & Convention Center dari media relations yang dijalin. Verena
Parera PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center menjabarkan :
“Kita mendapat umpan balik media relations berupa banyaknya artikel, berita dan iklan yang dimuat oleh berbagai media massa. Biaya yang dikeluarkan Aston Samarinda Hotel & Convention Center untuk membayar media massa juga minim, jauh lebih rendah dari biaya reguler yang ditetapkan media memuat iklan. Selain menghemat anggaran kegiatan PR, media relations yang baik juga akan berpengaruh terhadap income hotel. Media relations yang baik akan melahirkan pemberitaan positif mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Pemberitaan tersebut akan menciptakan product knowledge dan pencitraan yang baik di mata khalayak terhadap Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Pencitraan ini yang mendasari banyak pengunjung yang memilih Aston Samarinda Hotel & Convention Center sebagai tempat menginap. Sehingga secara tidak langsung media relations yang baik member dampak yang positif bagi tingkat occupancy hotel.”
64
Ditambahkan juga oleh Laode Ajoeb Zailani selaku Director of Sales &
Marketing Aston Samarinda Hotel & Convention Center :
“ Umpan balik yang diterima Aston Samarinda Hotel & Convention Center sebagai dampak terjalinnya media relations yang baik adalah dukungan media untuk segala kegiatan publisitas kami. Dapat dilihat dari banyaknya artikel di beberapa media massa yang memberitakan promosi dan kegiatan yang dilakukan Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Dimana hal ini memang dibutuhkan Aston Samarinda Hotel & Convention Center sebagai hotel baru di Samarinda, agar khalayak mengetahui keberadaan hotel kami.”
Redaksi Harian Kaltim Post, Yova menjelaskan umpan balik yang diberikan
media sebagai berikut:
“Dalam publikasi mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention Center, kami mematok harga di bawah harga standar yang kami berikan terhadap perusahaan lain. Bahkan ada beberapa yang kami berikan secara cuma-cuma. Dan pemberitaan mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention Center dilakukan melebihi intensitas yang kami tawarkan sesuai harga tersebut. Apabila sesuai dengan jumlah yang disepakati, maka Aston Samarinda Hotel & Convention Center hanya mendapat jatah publikasi sebanyak 2x dalam seminggu, namun kami tambahkan menjadi 3x dalam seminggu.”
Sedangkan dari Samarinda Pos, Dragono Halim selaku wartawan
menjelaskan :
“Samarinda Pos selalu memprioritaskan pemberitaan mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Walaupun press release baru diterima pada detik-detik terakhir sebelum berita naik cetak, namun artikel mengenai kegiatan dan promosi Aston Samarinda Hotel & Convention Center akan tetap dimuat dalam penerbitan keesokan harinya.”
Dari Sisi Pengunjung Mr. Lee, tamu long stay Aston Samarinda Hotel &
Convention Center menjabarkan :
“Artikel media massa mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention Center banyak membantu saya untuk mendapatkan informasi mengenai tempat menginap yang nyaman ketika saya pertama kali datang di Samarinda. Sering dimuatnya iklan mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention Center membuat saya cepat mengingat hotel ini dibanding hotel lain di Samarinda.
65
Artikel yang selama ini dimuatpun jarang berisikan pemberitaan negative, ini membuat saya semakin yakin untuk memilih Aston Samarinda Hotel & Convention Center sebagai tempat menginap dalam jangka waktu yang panjang.”
Pendapat di atas dibenarkan pula oleh Lukman Hakim , pengunjung SilverSea
Restaurant yang merupakan salah satu fasilitas Aston Samarinda Hotel &
Convention Center. Lukman Hakim mengatakan :
“Saya sering melihat promosi Aston Samarinda Hotel & Convention Center yang dimuat dalam iklan koran, khususnya menu baru dari SilverSea Restaurant yang selalu berubah setiap bulannya. Dari beberapa koran yang saya baca tiap harinya, hampir semua harian lokal memasang iklan promosi dari Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Iklan tersebut yang membuat saya mengetahui setiap program yang sedang ditawarkan Aston Samarinda Hotel & Convention Center dan tertarik untuk menyantap sajian yang ditawarkan atau mengadakan gathering perusahaan yang bisa diadakan beberapa kali dalam satu tahun.”
Berdasarkan data yang didapat dari enam narasumber di atas, dapat
disimpulkan bahwa media relations yang baik akan memberikan umpan balik
yang baik pula bagi Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Yang pertama
Aston Samarinda Hotel & Convention Center dapat menghemat biaya promosi
karena mendapat potongan harga dari media massa, dan pembayaran dapat
dilakukan melalui barter penuh atau semi barter. Selain itu publikasi yang
diberikan oleh media juga melebihi budget yang dikeluarkan, sehingga artikel
mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention Center lebih sering di muat
dalam berbagai media massa. Media relations yang baik juga menjadikan Aston
Samarinda Hotel & Convention Center sebagai prioritas pemberitaan oleh media
massa, jadi informasi yang ingin disampaikan dapat lebih cepat diberitakan
kepada khalayak tanpa harus melewati prosedur yang berbelit. Income yang
didapat oleh Aston Samarinda Hotel & Convention Center juga sedikit banyak
66
tergantung pada pemberitaan oleh media massa. Tidak sedikit pengunjung yang
menginap ataupun menggunakan fasilitas hotel setelah membaca artikel di media
massa.
4.3 Pembahasan
Setelah membahas mengenai hasil wawancara antara penulis dengan
beberapa narasumber, selanjutnya akan dilakukan perbandingan untuk memeriksa
kesesuaian antara praktek dengan teori yang dikemukakan oleh pakar
komunikasi.
4.3.1 Kemampuan yang perlu dimiliki PR Aston Samarinda Hotel &
Convention Center dalam membina media relations.
Berdasarkan hasil wawancara kepada empat narasumber, disimpulkan bahwa
dalam membina media relations PR Aston Samarinda Hotel & Convention
Center harus memiliki kemampuan yang baik dalam bidang komunikasi. Seperti
yang dikemukakan Dozier & Broom (dalam Ruslan, 2008:20) bahwa salah satu
peran PR dalam perusahaan adalah sebagai fasilitator komunikasi, dimana PR
bertindak sebagai komunikator dan mediator antara manajemen perusahaan
dengan publiknya. Oleh karena itu kemampuan komunikasi yang baik sangat
dibutuhkan agar tercipta timbal balik yang baik antara Aston Samarinda Hotel &
Convention Center dengan media massa. Pesan yang layak berita adalah pesan
dengan nilai berita tinggi dan cara penulisan sesuai dengan media massa pada
umumnya. Maka PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center perlu
menguasai teknik writing and editing. Cutlip, Center & Broom menyebutkan
67
writing and editing sebagai salah satu ruang lingkup PR dimana tugasnya adalah
menulis segala sesuatu yang berkaitan dengan penyampaian pesan kepada
khalayak seperti press release. Selain itu PR Aston Samarinda Hotel &
Convention Center juga perlu mengetahui cara kerja media massa. Frank Jefkin
mengatakan ada beberapa hal tentang media massa yang wajib diketahui PR,
antara lain :
1. The editorial policy, yaitu kebijakan redaksi yang menayangkan visi dan
misi media, isi dan bentuk media yang diterbitkan. Misalnya, untuk
Harian Kaltim Post yang lebih mengutamakan berita bisnis dan politik
maka diperlukan press release mengenai kegiatan secara lebih terperinci.
Karena format berita di Harian Kaltim Post kebanyakan berupa artikel,
berbeda dengan Harian Samarinda Pos yang lebih mengedepankan berita
kriminal. Sehingga, Harian Samarinda Pos hanya menyediakan space
iklan untuk kepentingan bisnis.
2. Frequency of publication, yaitu frekuensi terbitnya media tersebut. Kaltim
Post dan Samarinda Pos merupakan media cetak yang terbit setiap
harinya.
3. Copy date, yaitu batas waktu dan tanggal pemasok berita ke media massa,
termasuk untuk isu berita mendatang. Karena Kaltim Post dan Samarinda
Pos merupakan harian yang terbit setiap pagi, maka batas waktu
penyerahan berita untuk diterbitkan pada edisi berikutnya adalah pada
pukul 20.00 wite setiap harinya.
68
4. Circulations area, yaitu daerah sirkulasi pendistribusiannya. Harian
Kaltim Post merupakan Harian Provinsi yang didistribusikan ke seluruh
provinsi Kalimantan Timus, sedangkan Harian Samarinda Pos adalah
harian kota yang pendistribusiannya hanya sebatas Kota Samarinda.
5. Readership profile, yaitu bagaimana karakteristik pembaca media tersebut.
Dimana sebagai Harian yang mengutamakan bisnis dan politik,
kebanyakan pembaca Harian Kaltim Post berasal dari kalangan menengah
ke atas seperti pebisnis dan tokoh masyarakat. Sedangkan Harian
Samarinda Pos dapat menjangkau pembaca dari kalangan yang lebih luas
karena berita yang disajikan merupakan berita umum yang juga
dibutuhkan pembaca dari kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Dengan mengetahui cara kerja media massa, maka PR Aston Samarinda
Hotel & Convention Center dapat mengemukakan isu yang actual, gaya
penulisan sesuai visi dan misi media tersebut, sehingga informasi yang
disampaikan dapat dimuat oleh media yang bersangkutan dan tersampaikan
dengan baik serta memberi umpan balik sesuai yang diharapkan. Namun
sayangnya PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center kurang tanggap
dalam menanggapi rekan media pada saat hotel mengalami situasi krisis, dan
kurang membangun kedekatang secara informal. Padahal dua hal tersebut
termasuk dalam tiga teknik media relations seperti yang di paparkan Jefkins
(1992:99), yaitu membangun kontak pribadi antara PR dan media melalui
hubungan informal, pelayanan informasi atau berita, dan antisipasi
kemungkinan darurat.
69
4.3.2. Pentingnya media relations bagi Aston Samarinda Hotel & Convention
Center
Dari wawancara kepada dua narasumber, maka dapat di simpulkan bahwa
media relations penting bagi Aston Samarinda Hotel guna mendukung publikasi
kegiatan dan promosi yang diadakan. Dari kegiatan publikasi tersebut akan
tercipta pengetahuan khalayak mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention
Center yang nantinya akan berpengaruh terhadap pembentukan citra hotel yang
baik di mata masyarakat. Selain itu, melalui media relations yang baik PR dapat
mengontrol berkembangnya isu negatif yang dapat merusak citra Aston
Samarinda Hotel & Convention Center. Hal ini sesuai dengan Tujuan PR yang
dikemukakan Rakhmat Kriyantono (2008:6) sebagai berikut :
6. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dan
publiknya.
Media merupakan sumber informasi tepat serta aktual untuk mengetahui
apa yang sedang hangat dan berkembang, sehingga Aston Samarinda
Hotel & Convention Center dapat memahami kondisi nyata publiknya dan
begitu juga sebaliknya publik sendiri memiliki informasi yang cukup
tentang Aston Samarinda Hotel & Convention Center.
7. Membangun citra korporat
Media relations yang baik akan menciptakan pemberitaan yang baik pula
mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Selain dapat
70
meraih perhatian khalayak yang nantinya akan berpengaruh terhadap
tingkat occupancy hotel, pemberitaan positif juga akan menghasilkan citra
yang baik mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention Center di mata
masyarakat.
8. Membentuk opini publik yang mendukung
Opini publik yang mendukung akan berpengaruh terhadap citra dan
reputasi Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Opini publik
tergantung pemberitaan mengenai perusahaan tersebut, oleh karena itu PR
Aston Samarinda Hotel & Convention Center harus terus mengontrol isu
mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention Center yang sedang
berkembang. Sehingga ketika muncul isu negatif, PR Aston Samarinda
Hotel & Convention Center dapat menetralkan isu tersebut dan
meminimalisir dampak buruk yang mengancam citra dan reputasi Aston
Samarinda Hotel & Convention Center.
9. Membentuk goodwill dan kerja sama
Media relations yang baik akan menciptakan saling pengertian dan
kepercayaan antara Aston Samarinda Hotel & Convention Center
sehingga akan mendorong media massa memberikan dukungan publikasi
bagi kegiatan dan program promosi Aston Samarinda Hotel & Convention
Center.
Media relations penting bagi Aston Samarinda Hotel & Convention Center
karena secara tidak langsung berpengaruh terhadap citra dan reputasi Aston
71
Samarinda Hotel & Convention Center yang juga akan berdampak pada income
yang dihasilkan.
4.3.3 Cara Publik Relations Hotel Aston Samarinda Hotel & Convention
Center Membina Media Relations
Hasil wawancara dari empat narasumber menyebutkan beberapa cara
Aston Samarinda Hotel & Convention Center dalam membina media relations
antara lain mengirimkan press release, media visit, entertaining, invite media,
interview, dan sponsorship. Hal ini sesuai dengan prinsip umum yang
dikemukakan Jefkins untuk membantu terciptanya media relations yang baik,
antara lain :
7. By servicing the media
Aston Samarinda Hotel & Convention Center berusaha memenuhi
kebutuhan media misalnya selalu menjadi sponsor untuk setiap kegiatan
yang diselenggarakan media bila diminta.
8. By supplying good copy
Aston Samarinda Hotel & Convention Center selalu memberikan
informasi yang lengkap bagi media dengan memasok press release yang
dilengkapi dengan detail latar belakang dari setiap informasi.
9. By cooperation in providing material
Aston Samarinda Hotel & Convention Center juga mengirimkan photo
release serta selalu bersedia melakukan interview guna melengkapi materi
yang dibutuhkan rekan media untuk menulis artikel.
72
10. By providing verification facilities
Melalui invite media Aston Samarinda Hotel & Convention Center
menyediakan fasilitas yang memadai bagi media untuk mengadakan
liputan dan akses untuk berhubungan langsung dengan manajemen Aston
Samarinda Hotel & Convention Center
11. By building personal relationship with the media
Membangun hubungan secara personal dengan media. Misal dengan
memberi ucapan di hari istimewa seperti ulang tahun, melakukan
kunjungan ke kantor redaksi atau menanyakan kabar via telepon.
12. By building personal relationship with the media
Aston Samarinda Hotel & Convention Center membangun hubungan
secara personal dengan media. Misal dengan memberi ucapan di hari
istimewa seperti ulang tahun dan media visit. Selain itu media visit
bertujuan agar PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center tidak
hanya membangun kedekatan dengan rekan wartawan tetapi juga dengan
orang-orang di balik layar media. Hal ini sesuai dengan prinsip media
relations yang dipaparkan oleh Ruslan (2008:179) yaitu mengenal siapa
pemimpin redaksi dan wakilnya, redaktur pelaksana, redaktur halaman
dan para reporter yang bertugas.
4.3.4 Alasan Public Relations Aston Samarinda Hotel & Convention Center
membina media relations
Empat narasumber yang diwawancara oleh penulis menyebutkan bahwa
sebagai hotel baru di Samarinda, Aston Samarinda Hotel & Convention Center
73
perlu membina hubungan baik dengan khalayaknya khususnya media massa. Hal
ini senada dengan penjelasan Ruslan yang menyebutkan bahwa salah satu fungsi
PR adalah relationship, dimana PR berperan dalam membangun hubungan yang
baik antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal maupun eksternal.
Serta berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan,
kerjasama dan toleransi antara kedua belah pihak. Hubungan yang baik dengan
media massa akan banyak membantu PR Aston Samarinda Hotel & Convention
Center dalam menjalankan fungsinya sebagai Communicator untuk melakukan
komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak
dan elektronik serta lisan (spoke person) atau tatap muka dan sebagainya (Ruslan
2008:26). Apalagi sebagai hotel baru, Aston Samarinda Hotel & Convention
Center gencar melakukan kegiatan publikasi baik berupa artikel maupun iklan
guna meraih perhatian publik ditengah persaingan bisnis perhotelan di
Samarinda. Saluran yang paling tepat bagi Aston Samarinda Hotel & Convention
Center untuk melakukan publikasi adalah media massa. Karena media massa
dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan tersebar luas serta memiliki
kekuatan sebagai sumber informasi yang paling dipercaya oleh masyarakat.
Effendy (2006:28) juga menambahkan dua fungsi media massa yang dapat
mendukung kegiatan publikasi, yaitu fungsi pertama adalah fungsi informasi
dimana media massa menyebarkan informasi mengenai program promosi dan
kegiatan Aston Samarinda Hotel & Convention Center bagi pembaca. Berbagai
informasi ini dapat digunakan masyarakat sebagai khalayak media massa yang
bersangkutan menjadi referensi memilih Aston Samarinda Hotel & Convention
74
Center ditengah banyaknya hotel lain di Samarinda untuk tempat menginap atau
mengadakan acara. Fungsi terakhir adalah fungsi mempengaruhi yang secara
implisit terdapat pada editorial, fitur, iklan, artikel dan sebagainya. Khalayak
dapat terpengaruh oleh iklan Aston Samarinda Hotel & Convention Center yang
dimuat di dalam koran. Media relations yang baik akan mendukung kegiatan
publikasi seperti yang dikemukakan Frank Jefkins dalam bukunya “Public
Relations” bahwa media relations sebagai usaha untuk mencapai publikasi atau
penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi PR dalam rangka
menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau
perusahaan yang bersangkutan (2008:113).
4.2.5 Umpan Balik Media Relations bagi Aston Samarinda Hotel &
Convention Center
Berdasarkan data yang didapat dari enam narasumber menyebutkam
bahwa media relations yang dibina dengan baik oleh Aston Samarinda Hotel &
Convention Center memberi umpan balik berupa penghematan biaya promosi
karena adanya potongan harga dari media massa, atau dilakukan melalui barter
penuh atau semi barter. Walaupun biaya yang dikeluarkan Aston Samarinda
Hotel & Convention Center sedikit namun pemberitaan mengenai Aston
Samarinda Hotel & Convention Center tergolong sering dimuat dalam media
massa. Dari hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa Aston Samarinda Hotel &
Convention Center mendapat keuntungan publisitas melalui media relations.
Cutlip, Center dan Broom menyebutkan bahwa publisitas adalah informasi dari
sumber luar yang digunakan media karena nilai berita yang dikandungnya.
75
Merupakan metode yang tidak dapat dikendalikan dalam menempatkan berita di
media karena sumber tidak membayar media untuk pemberitaan tersebut.
Publisitas inilah yang membentuk citra baik Aston Samarinda Hotel &
Convention Center di mata masyarakat, sehingga secara tidak langsung
berpengaruh terhadap tingkat occupancy yang meningkatkan income yang di
dapat Aston Samarinda Hotel & Convention Center.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Public
Relations Aston Samarinda Hotel & Convention Center dalam Membina Media
Relations dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam membina media relations seorang PR harus mampu bersikap
professional, memiliki kemampuan komunikasi dan memahami teknik
jurnalistik dengan baik. PR Aston Samarinda Hotel sudah menunjukan
sikap professional dalam membangun media relations dengan bekerja
secara disiplin, jujur dan terbuka kepada rekan media. Sedangkan dari
segi pemahaman teknik dasar jurnalistik, dilihat dari press release yang
dibuat dan banyaknya artikel yang dimuat, PR Aston Samarinda Hotel &
Convention Center tergolong memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai jurnalistik.
2. Media relations adalah hubungan yang dijalin perusahaan dengan media.
Media relations akan menciptakan publikasi yang positif pula mengenai
perusahaan tersebut. Pemberitaan media yang positif akan memberi
dampak terhadap pembentukan citra positif mengenai perusahaan tersebut
di mata khalayak. Hal ini dikarenakan media memiliki kekuatan dalam
pembentukan persepsi khalayak. Sehingga penting bagi Aston Samarinda
Hotel & Convention Center untuk membina media relations. Sebab Aston
77
Samarinda Hotel & Convention Center perlu membangun citra positif
dibutuhkan agar mendapat perhatian khalayak dan mampu bersaing
dengan hotel kompetitor yang ada di Samarinda. Citra tersebut juga harus
dijaga dengan memantau pemberitaan media mengenai Aston Samarinda
Hotel & Convention Center. Media relations yang baik akan
memudahkan PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center untuk
segera melakukan klarifikasi ketika pemberitaan yang dapat membawa
dampak merugikan muncul dan berkembang.
3. PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center membangun media
relations melalui press release (aktif mengirimkan siaran pers secara rutin
dan berkala), media visit (mengunjungi kantor media untuk menjalin
kedekatan dengan jajaran redaksi), entertaining (memberi bingkisan atau
cinderamata di setiap kunjungan atau hari special seperti ulang tahun dan
hari raya), invite media (mengundang wartawan untuk mengadakan
liputan atau mencicipi menu yang sedang dipromosikan), interview
(melayani permintaan wawancara oleh wartawan), dan sponsorship
(memberi dukungan terhadap acara yang diselenggarakan media dalam
bentuk sponsor dana maupun voucher). Kegiatan tersebut merupakan cara
PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center untuk menjalin
kedekatan dengan media massa agar terbangun hubungan yang lebih baik
dan bersahabat.
4. PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center perlu membangun
media relations karena membutuhkan dukungan media massa dalam
78
kegiatan publikasi yang dilakukan. Publikasi bagi Aston Samarinda Hotel
& Convention Center sendiri merupakan upaya untuk mendapat perhatian
khalayak agar mampu bersaing dengan hotel kompetitor yang lebih dulu
ada di Samarinda. Publikasi yang efektif adalah dilakukan melalui media
massa karena selain memiliki kekuatan untuk mempengaruhi khalayak,
media juga dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan tersebar
luas. Sehingga, PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center harus
selalu membina hubungan baik dengan media agar Aston Samarinda
Hotel & Convention Center dapat diketahui dan dikenal oleh publiknya.
5. Media relations yang dijalin Aston Samarinda Hotel & Convention
Center memberi umpan balik dalam bentuk publisitas bagi Aston
Samarinda Hotel & Convention Center. Publisitas yang didapat berupa
dimuatnya iklan, artikel dan advertorial mengenai kegiatan dan promosi
yang diadakan Aston Samarinda Hotel & Convention Center. Dan untuk
publikasi tersebut Aston Samarinda Hotel & Convention Center
mengeluarkan biaya yang minim untuk membayar media massa karena
adanya potongan atau sistem barter dengan voucher menginap. Potongan
harga tersebut hanya bisa di dapat karena adanya hubungan yang baik
antara Aston Samarinda Hotel & Convention Center dengan media massa.
5.2 Saran
Berdasarkan pemaparan mengenai kesimpulan dari penelitian ini, penulis
juga mempunyai beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat nantinya
bagi Aston Samarinda Hotel & Convention Center, antara lain :
79
1. Berdasarkan kemampuan yang diperlukan untuk membina media
relations, penulis ingin memberi masukan agar PR Aston Samarinda
Hotel & Convention Center lebih mengasah kemampuan komunikasi
interpersonal dalam membina hubungan dengan media massa. Karena
selama ini rekan media merasa PR Aston Samarinda Hotel &
Convention center hanya membangun hubungan formal sebatas
pekerjaan yang dinilai kaku. Dalam persaingan bisnis perhotelan di
Samarinda, Aston Samarinda Hotel & Convention Center memiliki
banyak kompetitor yang juga berusaha membina media relations yang
baik sehingga diperlukan kedekatan lebih lagi dengan media massa
yang dapat dibina melalui komunikasi interpersonal. Apabila PR
Aston Samarinda Hotel & Convention Center lebih menerapkan
kemampuan interpersonal dalam membina media relations, maka
akan tercipta kedekatan yang lebih baik dengan media, kedekatan
inilah yang akan membuat rekan media merasa sungkan untuk
memberitakan isu negatif yang dapat merugikan Aston Samarinda
Hotel & Convention Center.
2. Berdasarkan pentingnya media relations, PR Aston Samarinda Hotel
& Convention Center terus meningkatkan hubungan dengan media
massa. Mengingat banyaknya manfaat yang menguntungkan bagi
pencitraan dan reputasi Aston Samarinda Hotel & Convention Center.
Selain itu penulis menyarankan agar PR Aston Samarinda Hotel &
Convention Center mengadakan event yang lebih menarik dan bernilai
80
sosial agar dapat diliput media massa sehingga lebih sering dan lebih
banyak lagi publikasi mengenai Aston Samarinda Hotel & Convention
Center dan mendapat perhatian khusus dari banyak orang. Seperti
bakti sosial kepada panti asuhan atau donor darah.
3. Berdasarkan penjabaran cara PR Aston Samarinda Hotel &
Convention Center, penulis ingin memberi masukan agar menjalin
kontak dengan media lebih intensif dan bervariasi agar jurnalis senang
berkunjung dan meliput program Public Relations, seperti
mengundang rekan media dalam kegiatan outbound atau wisata ke
luar kota per 1 bulan. Selain itu hendaknya PR Aston Samarinda Hotel
& Convention Center mampu untuk membuat kegiatan atau promosi
dengan nilai lebih dibanding kompetitor, agar rekan media lebih
tertarik untuk melakukan liputan dan menulis artikel tentang Aston
Samarinda Hotel & Convention Center.
4. Berdasarkan alasan perlunya Aston Samarinda Hotel & Convention
Center membina media relations, penulis berpendapat akan lebih baik
jika Memperluas relasi dengan media lainnya selain media cetak.
Karena selama ini penulis melihat Public Relations Executive Aston
Samarinda Hotel & Convention Center hanya menjalin hubungan baik
dengan jurnalis media cetak saja. Padahal media massa di Samarinda
tidak sebatas media cetak melainkan juga ada media elektronik seperti
RRI, Radio Borneo dan stasiun TV Tepian Chanel. Dengan relasi
media yang lebih luas, maka akan memperbanyak publikasi mengenai
81
Aston Samarinda Hotel & Convention Center sehingga akan lebih
cepat menarik perhatian khalayak karena banyaknya pemberitaan di
media.
5. Berdasarkan umpan balik yang diterima, penulis memberi saran agar
PR Aston Samarinda Hotel & Convention Center tetap konsisten
dalam menjaga dan memelihara Aston Samarinda Hotel &
Convention Center. Karena hampir seluruh occupancy tamu Aston
Samarinda Hotel & Convention Center berdasarkan referensi dari
iklan dan artikel manusia. Selain itu Aston Samarinda Hotel &
Convention Center juga memperoleh keuntungan besar melalui
penghematan biaya publikasi. Apabila PR Aston Samarinda Hotel &
Convention Center tetap memelihara dan meningkatkan hubungan
dengan media massa, Aston Samarinda Hotel & Convention Center
bisa menerima keringanan biaya publikasi yang lebih besar dari media
massa.