Download - PERANAN KARANG TARUNA DALAM UPAYA …
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
7
PERANAN KARANG TARUNA DALAM UPAYA PENYELENGGARAAN DAN
PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN PAMULANG
M. Amin Elwalad Meuraksa. S.Hi., M.H.
Agung Arafat Saputra. S.pd.,M.H.
Universitas Pamulang
Universitas Pamulang
Abstrak
Organisasi Karang Taruna merupakan perkumpulan Sosial Kepemudaan yang menjadi pilar kekuatan
masyarakat sebagai kelompok yang berperan langsung untuk pembangunan lingkungan. Selain itu, Karang
Taruna harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang terjadi di tengah masyarakat dengan
cara mengembangkan potensi keahlian agar mampu membangun kesejahteraan di lingkungan mereka. Karang
Taruna mempunyai fungsi untuk mencegah timbulnya permasalahan sosial seperti; Pengangguran, Kemiskinan,
Kenakalan Remaja, dan Narkoba dengan cara memberikan Perlindungan Sosial, Jaminan Sosial, Pemberdayaan
Sosial dan Latihan Dasar Kepemimpinan. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam pengembangan
usaha serta tanggung jawab sosial bagi setiap anggota masyarakat terutama generasi muda. Kurangnya
partisipasi pemuda dalam pelaksanaan program Karang Taruna di Desa Benda Baru Pamulang-Tangerang
Selatan menjadi perhatian dalam penelitian ini. Pemuda melalui program Karang Taruna seharusnya mampu
membangun pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota masyarakat yang terampil, cerdas, inovatif,
berkarakter serta memiliki kesadaran dan tanggung jawab sosial dalam menghadapi berbagai masalah
kesejahteraan sosial. Berdasarkan permasalahan tersebut, rasanya perlu mengkaji kembali fungsi dan peran
karang taruna dalam sebuah penelitian yang berjudul “Peran Karang taruna Dalam Upaya Penyelenggaraan dan
Pembangunan Kesejahteraan Sosial di wilayah RW 016 Desa Benda Baru Kecamatan Pamulang.” Dengan
Menggunakan pendekatan kualitatif serta metode penelitian studi lapangan, observasi, interview dan penyebaran
angket. Setelah melakukan observasi, analisis kuesioner, dan wawancara pada Karang Taruna RW 016 Desa
Benda Baru Kecamatan Pamulang. Diperoleh hasil yang signifikan terhadap peran Karang taruna di Desa Benda
Baru Pamulang.
Kata Kunci: Peran Karang Taruna, Penyelenggaraan, Kesejahteraan Sosial,
Abstract
Organisasi Karang Taruna (the Youth Organization) is a youth social organization which becomes the pillar of
the community as a group which directly involves in the community development. This organization must be
able to adjust to the current condition in the community by developing potential expertise in order to be able to
build prosperity in their community. Karang Taruna has a function to prevent social issues such as
unemployment, property, juvenile delinquency, and drugs by providing social protection, social security, social
empowerment, and basic leadership training in order to improve their expertise in business development and
social responsibility for every member of the community, especially the youth generation. The lack of the youth
participation in the implementation of the Karang Taruna program in Benda Baru, Pamulang, South Tangerang
is the concern of this study. The youth through Karang Taruna program should be able to develop every
member of the community to be skillful, intelligent, innovative and to have good characters, social awareness
and social responsibility in dealing with various social welfare issues. Based on the problem above, it seems
necessary to review the function and the role of Karang Taruna in a study entitled, “Peran Karang Taruna
Dalam Upaya Penyelenggaraan dan Pembangunan Kesejahteraan Sosial di wilayah RW 016 Desa Benda
Baru Kecamatan Pamulang.” This study which was conducted for six months used qualitative approach and
research methods of field study, observations, interviews, and questionnaire. After conducting observations,
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
8
questionnaire analysis, and interviews on Karang Taruna RW 016 Benda Baru, Pamulang, the significant
results were obtained for the role of Karang Taruna in Benda Baru, Pamulang.
Key words: the role of Karang Taruna, implementation, social welfare
PENDAHULUAN
Karang Taruna merupakan lembaga
sosial kepemudaan yang memiliki peran penting
dalam melakukan mobilisasi kepada para
pemuda agar memiliki kesadaran hidup
bermasyarakat yang tinggi, seperti yang telah
dilakukan Karang Taruna Rw 016 Kelurahan
Benda Baru Kecamatan Pamulang yaitu dengan
ikut serta dan memberikan dukungan penuh atas
terselengaranya program-program yang ada di
pemerintahan. Sebagai wadah aspirasi para
pemuda, karang taruna harus mampu
menunjukkan perannya dalam memperhatikan
permasalahan sosial yang sedang dihadapi
masyarakat di lingkungan Rw 016 Kelurahan
Benda Baru Kecamatan Pamulang.
Pemuda melalui program Karang
Taruna seharusnya mampu membangun
pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota
masyarakat yang terampil, cerdas, inovatif,
berkarakter serta memiliki kesadaran dan
tanggung jawab sosial dalam menghadapi
berbagai masalah kesejahteraan sosial, kualitas
kesejahteraan sosial setiap generasi muda di
Desa/Kelurahan harus terarah, menyeluruh serta
berkelanjutan, dengan cara pengembangan usaha
kemandirian setiap anggota masyarakat terutama
generasi muda, dan pengembangan kemitraan
yang menjamin peningkatan kemampuan dan
potensi generasi muda secara
berkesinambungan.
Karang taruna adalah suatu organisasi
kepemudaan di Indonesia dan merupakan sebuah
wadah tempat pengembangan jiwa sosial
generasi muda. Karang taruna tumbuh atas
kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari
masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri
khususnya generasi muda yang ada di suatu
wilayah desa, kelurahan atau komunitas yang
sederajat, terutama bergerak pada bidang-bidang
kesejahteraan sosial (Wenti, 2013:391). Seperti
dalam bidang ekonomi, olahraga, keterampilan,
keagamaan dan kesenian sesuai dengan tujuan
didirikannya karang taruna untuk memberikan
pembinaan dan pemberdayaan kepada para
remaja yang ada di dalam suatu desa atau
wilayah itu sendiri, sebagai organisasi sosial
kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah
atau tempat pembinaan dan pengembangan
dalam upaya mengembangkan kegiatan
ekonomi, sosial, budaya dengan pemanfaatan
semua potensi yang ada di lingkungan
masyarakat baik sumber daya manusia dan
sumber daya alam itu sendiri yang telah tersedia.
Perlu diketahui bahwa karang taruna
termasuk sebagai Lembaga Kemasyarakatan.
Berdasarkan Pasal 1 angka 14 Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun
2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
9
Kemasyarakatan (“Permendagri
5/2007”), karang taruna adalah Lembaga
Kemasyarakatan yang merupakan wadah
pengembangan generasi muda yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran dan rasa
tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk
masyarakat terutama generasi muda di wilayah
desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat
dan terutama bergerak di bidang usaha
kesejahteraan sosial, yang secara fungsional
dibina dan dikembangkan oleh Departemen
Sosial.
Sebelum membahas mengenai fungsi
karang taruna, terlebih dahulu kita
mengetahui tugas pokok karang taruna, yaitu
secara bersama-sama dengan Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota serta masyarakat lainnya
menyelenggarakan pembinaan generasi muda
dan kesejahteraan sosial (Pasal 5 Permensos
77/2010).
Untuk menjalankan tugas pokok di atas,
karang taruna mempunyai fungsi (Pasal 6
Permensos 77/2010):
1. Mencegah timbulnya masalah kesejahteraan
sosial, khususnya generasi muda;
2. Menyelenggarakan kesejahteraan sosial
meliputi rehabilitasi, perlindungan sosial,
jaminan sosial,
3. Pemberdayaan sosial dan diklat setiap
anggota masyarakat terutama generasi
muda;
4. Mmeningkatkan Usaha Ekonomi Produktif;
5. Menumbuhkan, memperkuat dan
memelihara kesadaran dan tanggung jawab
sosial setiap anggota masyarakat terutama
generasi muda untuk berperan secara aktif
dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial;
6. Menumbuhkan, memperkuat, dan
memelihara kearifan lokal; dan
7. Memelihara dan memperkuat semangat
kebangsaan, Bhineka Tunggal Ika dan
tegaknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Sementara berdasarkan Pasal 17 Permendagri
5/2007, ada tambahan fungsi karang taruna,
yaitu:
1. Pengembangan kreatifitas remaja,
pencegahan kenakalan, penyalahgunaan
obat terlarang (narkoba) bagi remaja; dan
2. Penanggulangan masalah-masalah sosial,
baik secara preventif, rehabilitatif dalam
rangka pencegahan kenakalan remaja,
penyalahgunaan obat terlarang (narkoba)
bagi remaja.
Melihat dari fungsi-fungsi karang taruna di
atas, dapat diketahui bahwa fokus/target
dibentuknya karang taruna di desa/kelurahan
adalah generasi muda, khususnya dalam masalah
perlindungan dan kesejahteraan sosialnya.
Selanjutnya mengenai wewenang karang
taruna, pada dasarnya, pada Permensos 77/2010
tidak menyebutkan mengenai wewenang karang
taruna. Adapun yang diatur dalam peraturan
tersebut adalah wewenang beberapa pihak dalam
menyelenggarakan program karang taruna.
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
10
Pihak-pihak yang bertanggung jawab dan
berwenang dalam penyelenggaraan program
karang taruna adalah Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, yang
mana tanggung jawab dan wewenang tersebut
dilaksanakan oleh Menteri Sosial, Gubernur, dan
Bupati/Walikota (lihat Pasal 21 Permensos
77/2010).
Karang Taruna berkedudukan di Wilayah
Hukum Negara kesatuan Republik Indonesia
yang memiliki tugas pokok secara bersama-sama
dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota serta masyarakat
lainnya menyelenggarakan pembinaan generasi
muda dan kesejahteraan sosial. Dalam
melaksanakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud, Karang Taruna mempunyai fungsi
untuk mencegah timbulnya permasalahan sosial
seperti; Pengangguran, Kemiskinan, Kenakalan
Remaja, dan Narkoba dengan cara memberikan
Perlindungan Sosial, Jaminan Sosial,
Pemberdayaan Sosial dan Latihan Dasar
Kepemimpinan. Shingga dapat meningkatkan
kemampuan dalam pengembangan usaha
Ekonomi Produktif, menumbuhkan dan
memperkuat kesadaran serta tanggung jawab
sosial bagi setiap anggota masyarakat terutama
generasi muda.
Sebab masih dijumpai pemuda dan pemudi
yang belum dapat menggunakan waktu dan
menyalurkan bakatnya dengan sesuai. Mereka
cenderung lebih senang melakukan hal-hal yang
tidak bermanfaat terutama pemudanya, dimana
mereka sebagian sudah mulai mencoba untuk
mengkonsumsi narkoba dan minuman keras
sehingga permasalahan ini sangat
mengkhawatirkan untuk kelangsungan hidup
mereka kelak dan meresahkan masyarakat. Hal
tersebut terlihat pada kurangnya peran serta atau
partisipasi pemuda di lingkungan RW 016 Desa
Benda Baru Kecamatan Pamulang.
Melihat realitas sosial tersebut maka perlu
diadakan berbagai upaya yang terintegrasi dari
berbagai elemen untuk mengembalikan peranan
kepemudaan melalui Karang Taruna agar
potensi besar yang ada pada anggota Karang
Taruna dapat semaksimal mungkin membantu
mensejahterakan kehidupan masyarakat.
Khususnya dilingkungan Rw 016 Desa Benda
Baru Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan.
Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian yang berjudul “Peranan
Karang Taruna Dalam Upaya
Penyelenggaraan Dan Pembangunan
Kesejahteraan Sosial Di Lingkup Rw 016
Kelurahan Benda Baru Kecamatan
Pamulang.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah diutarakan
penulis dalam latar belakang masalah di atas,
dapat diidentifikasikan berbagai hal dan faktor
yang berkaitan dengan peran organisasi Karang
Taruna dalam upaya pembangunan
kesejahteraan sosial, yaitu :
1. Tidak adanya kesadaran masyarakat untuk
memajukan kegiatan Karang Taruna di
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
11
lingkungan Rw 016 Kelurahan Benda Baru
Kecamatan Pamulang,
2. Kurangnya partisipasi pemuda dalam
pelaksanaan program Karang Taruna di
Desa Benda Baru Pamulang.
3. Kurangnya pemberdayaan pemuda oleh
Karang Taruna di lingkungan Rw 016
Kelurahan Benda Baru Kecamatan
Pamulang.
PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang
dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa
banyak faktor yang dapat diprediksi
menghambat berlangsungnya organisasi Karang
Taruna di Desa Benda Baru Pamulang, namun
dalam penelitian ini faktor tersebut dibatasi
hanya pada aspek peran masyarakat dan karang
taruna dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian
tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini terletak pada pertanyaan tentang :
1. Apakah peran masyarakat dan Organisasi
Karang Taruna di Desa Benda Baru
Pamulang sudah berjalan sesuai dengan
fungsinya ?
2. Bagaimana tingkat partisipasi pemuda
dalam program Karang Taruna di Desa
Benda Baru Pamulang ?
3. Apakah terdapat upaya dalam
memberdayakan pemuda di Desa Benda
Baru Pamulang?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang
dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian
adalah :
1. Untuk memperoleh data-data atau
kebenaran yang akurat sesuai dengan
peraturan yang berlaku guna mendapatkan
kepastian hukum tetap. dalam hal ini
mengacu pada posisi Karang Taruna adalah
organisasi sosial kepemudaan yang ada
hampir di seluruh Desa/Kelurahan di
Indonesia
2. Menumbuh-kembangan usaha
kesejahteraan sosial, usaha ekonomi
produktif dan rekreasi, olahraga dan
kesenian. Pada dasarnya karang taruna
terbentuk karena adanya rasa tanggung
jawab dan peduli para anggotanya
khususnya para pemuda.
3. Agar dapat berjalannya fungsi karang
sebagai organisasi pemuda dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan sosial.
4. Kegiatan penelitian pada organisasi karang
taruna ini betujuan agar terciptanya
generasi pemuda yang sadar dan tanggung
jawab sosial didalam masyarakat. Dalam
penelitian ini para anggota organisasi juga
akan diajarkan berbagai prinsip pengelolaan
organisasi karang taruna.
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
12
5. Dengan penelitian diharapkan kepada
remaja di RW 016 Desa Benda Baru
Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan dapat meningkatkan kesadaran dan
tanggung jawab sosial demi kesejahteraan
lingkungan RW 016 Desa Benda Baru
Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan.
MANFAAT PENELITIAN
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah
ilmu pengetahuan bagi masyarakat secara
umum.
2. Manfaat praktis dari penelitian ini juga
dapat membangun informasi yang berkaitan
dengan pemberdayaan pemuda oleh Karang
Taruna,
3. Memberi kontribusi dalam dunia
pendidikan dan bagi pengembangan ilmu
sosiologi terutama mengenai kajian ilmu
soSial dan hukum dalam masyarakat.
4. Meningkatkan kemampuan dan potensi
generasi muda di Rw. 016 Kelurahan Benda
Kecamatan Pamulang.
5. Bagi Universitas Pamulang, penelitian ini
diharapkan mampu memberikan informasi
ilmiah bagi Dosen dan Mahasiswa
mengenai peran Organisasi Karang Taruna
dalam pemberdayaan pemuda, untuk itu
penting untuk Mengadakan pembinaan dan
pelatihan secara terukur kepada para
pemuda yang aktif dalam organisasi Karang
Taruna di Rw. 016 Kelurahan Benda
Kecamatan Pamulang.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karang Taruna
1. Pegertian Karang Taruna
Sebuah organisasi Karang Taruna
merupakan perkumpulan Sosial
Kepemudaan yang menjadi pilar kekuatan
masyarakat sebagai kelompok yang
berperan langsung sebagai insan-insan
pembangunan baik di desa maupun
kelurahan, selain itu, Karang Taruna harus
mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman yang terjadi di tengah
masyarakat dengan cara mengembangkan
potensi keahlian agar mampu membangun
kesejahteraan di lingkungan mereka.
2. Tugas Pokok Karang Taruna
Sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Mentri Sosial RI No.
83/HUK/2005 adalah organisasi sosial
wadah pembinaan dan pengembangan
generasi muda yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran dan
tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk
masyarakat terutama generasi muda di
wilayah desa/kelurahan atau komunitas
sederajat terutama yang bergerak di bidang
usaha kesejahteraan sosial. Dengan adanya
karang taruna dimaksudkan sebagai wadah
untuk menampung aspirasi masyarakat,
khususnya generasi muda dalam rangka
mewujudkan rasa kesadaran dan tanggung
jawab sosial terhadap masyarakat pada
umumnya.
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
13
Tujuannya tidak lain adalah
terwujudnya kesejahteraan sosial yang
semakin meningkat bagi generasi muda.
Untuk mencapai sasaran tersebut, tugas
pokok karang taruna adalah bersama-sama
dengan pemerintah dan komponen
masyarakat lainnya untuk menanggulangi
berbagai masalah kesejahteraan sosial
terutama yang dihadapi generasi muda, baik
yang bersifat preventif, rehabilitative,
maupun pengembangan potensi generasi
muda di lingkungannya.
3. Fungsi Karang Taruna
Sebagai Organisasi kepemudaan yang
bergerak di lingkungan masyarakat, Karang
Taruna memiliki tanggung jawab, dalam
melaksanakan tanggung jawab tersebut
maka pemuda harus mampu bergerak sesuai
pada fungsinya. Adapun fungsi dari Karang
Taruna adalah:
a. Penyelenggara Usaha Kesejahteraan
Sosial.
b. Penyelenggara pendidikan dan
Pelatihan bagi masyarakat.
c. Penyelenggaran pemberdayaan
masyarakat terutama generasi muda
di lingkunganya secara
komperhensif, terpadu dan terarah
serta berkesinambungan.
d. Penyelenggara kegiatan
pengembangan jiwa kewirausahaan
bagi generasi muda di lingkunganya.
e. Penanaman pengertian, memupuk
dan meningkatkan kesadaran
tanggungjawab sosial generasi muda.
f. Penumbuhan dan pengembangan
semangat kebersamaan, jiwa
kekeluargaan, kesetiakawanan sosial
dan memperkuat nilai-nilai kearifan
dalam bingkai negara kesatuan
Republik Indonesia.
g. Pemupukan kreatifitas generasi muda
untuk dapat mengembangkan
tanggung jawab sosial yang bersifat
rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis
prokduktif dan kegiatan praktis
lainya dengan mendayagunakan
segala sumber dan potensi
kesejahteraan sosial di lingkunganya
secara swadaya.
h. Penyelenggara rujukan,
pendampingan, dan advokasi sosial
bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
i. Penguatan sistem jaringan
komunikasi, kerjasama, informasi
dan kemitraan dngan berbagai sektor
lainya.
4. Manfaat Pendirian Organisasi Karang
Taruna
Setiap manusia pastinya ingin
melakukan yang terbaik bagi dirinya
maupun lingkungan masyarakat, karena
sebaik-baiknya manusia adalah yang
bermanfaat bagi orang lain. Tidak berbeda
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
14
dengan tujuan mulia dibentuknya organisasi
Karang Taruna, yakni:
a. Terwujudnya pertumbuhan dan
perkembangan kesadaran dan tanggung
jawab sosial setiap generasi muda warga
karang taruna dalam mencegah,
menangkal, menanggulangi, dan
mengantisipasi berbagai masalah social.
b. Terbentuknya jiwa dan semangat juang
generasi muda warga karang taruna yang
trampil dan berkepribadian serta
berpengetahuan.
c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan
generasi muda dalam rangka
mengembangkan keberdayaan warga
karang taruna.
d. Termotivasinya setiap generasi muda
warga karang taruna untuk mampu
menjalin toleransi dan menjadi perekat
persatuan dalam keberagaman
kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
e. Terjalinnya kerja sama antara generasi
muda karang taruna dalam rangka
mewujudkan taraf kesejahteraan sosial
bagi masyarakat.
f. Terwujudnya kesejahteraan sosial yang
semakin meningkat bagi generasi muda
di desa/kelurahan atau komunitas adat
sederajat yang memungkinkan
pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai
manusia pembangunan yang mampu
mengatasi masalah kesejahteraan sosial
dilingkungannya.
g. Terwujudnya pembangunan
kesejahteraan sosial generasi muda di
desa/ kelurahan atau komunitas adat
sederajat yang dilaksanakan secara
kompherensif terpadu dan terarah serta
berkesinambungan oleh karang taruna
bersama pemerintah dan komponen
masyarakat lainnya.
5. Visi dan Misi Visi Karang Taruna
Sebagai generasi penerus bangsa
Karang Taruna merupakan wadah
pembinaan dan pengembangan kreatifitas
generasi muda yang memiliki visi
berkelanjutan untuk menjalin persaudaraan
dan rasa kebersamaan menjadi mitra
organisasi lembaga, baik kepemudaan
ataupun pemerintah dalam pengembangan
kreatifitas.
Misi dari dibentuknya organisasi
tersebut untuk meningkatkan SDM demi
masa depan yang lebih baik melalui bidang
masyarakat dan menjalin kerja sama dengan
instansi pemerintah ataupun pihak lain,
melalui pengembangan kelompok usaha
bersama, melestarikan kesenian daerah
serta pengembangan minat untuk
berolahraga, terwujudnya pemuda pemudi
yang bertaqwa kepada tuhan YME, turut
berpartisipasi dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan melalui perilaku hidup
bersih dan sehat serta melakukan upaya
antisipasif dalam rangka menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup.
6. Keanggotaan Karang Taruna
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
15
Keanggotaan karang taruna
menganut sistem stelsel pasif yang berarti
seluruh generasi muda dalam lingkungan
desa/kelurahan atau komunitas adat
sederajat yang berusia 11 tahun sampai
dengan 45 tahun,selanjutnya disebut
sebagai warga Karang Taruna. Setiap
generasi muda dalam kedudukanya sebagai
warga Karang Taruna mempunyai hak dan
kewajiban yang sama tanpa membedakan
asal keturunan, golongan, suku dan budaya,
jenis kelamin, kedudukan social, pendirian
politik dan agama. Dari pengertian di atas
dapat di jelaskan bahwa keanggotaan
karang taruna adalah seluruh generasi muda
secara otomatis di lingkungan
desa/kelurahan tanpa membeda-bedakan
ras, agama, jenis kalamin dan sebagainya.
B. Generasi Muda
1. Pengertian Pemuda
Mengenai persepsi tentang generasi
muda sampai sekarang ini belum ada
kesepakatan para ahli, namun pada
dasarnya ada kesamaan mengenai
pengertian generasi muda tersebut, yaitu
beralihnya seseorang dari masa kanak-
kanak menuju masa remaja atau muda
dengan disertai perkembangan fisik dan non
fisik (jasmani, emosi, pola pikirannya dan
sebagainya ). Jadi generasi muda itu adalah
sebagai generasi peralihan. Dan dalam
pandangan orang tua belum dewasa
generasi muda merupakan generasi penerus
bangsa yang harus dipersiapkan dalam
mencapai cita-cita bangsa, Pemuda saat ini
adalah pemimpin masa depan, oleh karena
itu pendidikan karakter bagi generasi muda
menjadi sangat penting dan harus terus
menerus dilakukan oleh semua pihak demi
harapan dan masa depan bangsa Indonesia.
Menurut Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2009 Tentang kepemudaan, yang
dimaksud pemuda adalah warga Negara
Indonesia yang yang memasuki periode
penting pertumbuhan dan perkembangan
yang berusia 16 (enam belas) sampai 30
(tiga puluh) tahun.
2. Peran Pemuda
Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, bahwa pemuda merupakan
suatu generasi penerus bangsa. Dalam
kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga
dikenal dengan sebutan “generasi muda”
dan “kaum muda”. Seringkali terminologi
pemuda, generasi muda, atau kaum muda
memiliki pengertian yang beragam. Pemuda
adalah individu yang bila dilihat secara fisik
sedang mengalami perkembangan dan
secara psikis sedang mengalami
perkembangan emosional, sehingga pemuda
merupakan sumberdaya manusia
pembangunan baik untuk saat ini maupun
masa datang.
Generasi muda adalah subjek dalam
sebagian besar proses perubahan ekonomi
dan sosial sehingga pemuda jugalah yang
memutuskan bahwa masa depan mereka
akan menjadi seperti apa. Generasi muda
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
16
merupakan penerus bangsa, dimana peran
generasi muda sangatlah diharapkan dan
dinanti oleh lingkungan sekitar baik di
daerah maupun hingga ke lintas negara.
Generasi muda merupakan aset
Negara di masa depan karena generasi
muda memiliki tugas untuk melanjutkan
pembangunan bangsa dan negara, generasi
muda sesungguhnya menjadi tumpuan
masyarakat untuk merealisasikan tujuan
pembangunan baik material maupun
spiritual. Pada realitanya di sekitar
lingkungan Desa Benda Baru Pamulang,
hanya sebagian generasi muda yang peduli
dengan lingkungan, masih banyak para
calon generasi muda yang peduli dengan
lingkungan, masih banyak para calon
penerus bangsa yang kurang menyadari
pentingnya peran dan tanggung jawab
mereka.
Hal ini menjadi sebuah perhatian
bagi sebagian orang untuk mendorong agar
para generasi muda bisa meningkatkan dan
mengembangkan potensi pribadi masing-
masing menjadi manusia yang bisa
memberikan manfaat untuk lingkungan
sekitar. Para generasi muda tidak harus
cerdas saja dalam mengkritisi berbagai
macam masalah yang ada di lingkungan
sekitar, namun harus juga menjadi jalan
alternatif atau sebagai agen perubahan
(agent of change) untuk menanggulangi
berbagai macam masalah yang akan terjadi.
Kedudukan pemuda dalam
masyarakat adalah sebagai mahluk moral,
mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila,
dijadikan sebagai barometer moral
kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai
mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat
berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat
menyesuaikan diri dengan norma-norma,
kepribadian, dan pandangan hidup yang
dianut masyarakat. Sebagai makhluk
individual artinya tidak melakukan
kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai
ras tanggung jawab terhadap diri sendiri,
terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan
Yang maha Esa. Secara hukum pemuda
adalah manusia yang berusia 15 – 30 tahun,
secara biologis yaitu manusia yang sudah
mulai menunjukkan tanda-tanda
kedewasaan seperti adanya perubahan fisik,
dan secara agama adalah manusia yang
sudah memasuki fase aqil baligh yang
ditandai dengan mimpi basah dan keluarnya
darah haid bagi wanita. Di dalam
masyarakat, pemuda merupakan satu
identitas yang potensial. Kedudukannya
yang strategis sebagai penerus cita – cita
perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan bangsanya. ( Mukhlish
Muchad F. 2007). Artinya bahwa para
pemuda wajib memiliki kemampuan dalam
menganalisa perubahan zaman yang
pastinya memberi pengaruh besar pada
lingkungan masyarakat.
3. Pengertian Pemberdayaan Pemuda
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
17
Pemberdayaan pemuda adalah
kegiatan membangkitkan potensi dan peran
aktif pemuda. Di mana pemuda itu
memiliki beragam potensi yang dimiliki
oleh individu pemuda itu sendiri. Sehingga
pemuda identik sebagai sosok yang berusia
produktif dan mempunyai karakter khas
yang spesifik yaitu revolusioner, optimis,
berfikir maju, memiliki moralitas, dsb.
Kelemahan mencolok dari pemuda adalah
control diri dalam artian mudah emosional,
sedangkan kelebihan pemuda yang
menonjol adalah mau menghadapi
perubahan, baik perubahan kultural maupun
perubahan sosial dengan menjadi pelopor
perubahan itu sendiri. dalam Jurnal Pamator
oleh R.M. Moch Wispandono dkk (2014).
Yang bertujuan untuk menemukan solusi
mengatasi pengangguran di kalangan usia
muda melalui pemberdayaan karang taruna.
Kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui karang taruna
merupakan realisasi dari kegiatan
pemberdayaan yang dilakukan dengan basis
pendekatan komunitas masyarakat. Dengan
demikian, karakteristik pemberdayaan
masyarakat yaitu dapat dilihat dengan
adanya pengorganisasian masyarakat
melalui organisasi sosial masyarakat dan
adanya pendekatan yang partisipatif.
Pemberdayaan melalui sebuah program
menggunakan fungsi manajemen yang
meliputi perencanaan yaitu bagaimana
program tersebut direncanakan agar sesuai
dengan kebutuhan sasaran dan mencapai
tujuan yang diinginkan. Pengorganisasian,
penggerakan dan pembinaan dilakukan
dalam rangka realisasi perencananaan yang
dilakukan sebelumnya. Penilaian dan
pengembangan dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan program dan upaya
peningkatan kualitas keluaran (Trisnani,
2014).
C. Kesejahteraan Sosial
1. Pengertian Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial merupakan
suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan
hidup yang layak bagi masyarakat, sehingga
mampu mengembangkan diri dan dapat
melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat
dilakukan pemerintah, pemerintah daerah
dan masyarakat dalam bentuk pelayanan
sosial yang meliputi rehabilitasi sosial,
jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
perlindungan sosial (UU No 11 Tahun 2009
pasal 1 dan 2).
Kesejahteraan menurut Badan
Pusat Statistik (2007) adalah suatu kondisi
dimana seluruh kebutuhan jasmani dan
rohani dari rumah tangga tersebut dapat
dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup.
Status kesejahteraan dapat diukur
berdasarkan proporsi pengeluaran rumah
tangga (Bappenas, 2000). Rumah tangga
dapat dikategorikan sejahtera apabila
proporsi pengeluaran untuk kebutuhan
pokok sebanding atau lebih rendah dari
proporsi pengeluaran untuk kebutuhan
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
18
bukan pokok. Sebaliknya rumah tangga
dengan proporsi pengeluaran untuk
kebutuhan pokok lebih besar dibandingkan
dengan pengeluaran untuk kebutuhan bukan
pokok, dapat dikategorikan sebagai rumah
tangga dengan status kesejahteraan yang
masih rendah.
Kesejahteraan sosial dalam arti luas
mencakup berbagai tindakan yang
dilakukan manusia untuk mencapai tingkat
kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun
2009, kesejahteraan Sosial adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual
dan sosial warga negara agar dapat hidup
layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya.
Kesejahteran sosial ini mengacu
pada program pelayanan dan berbagai
kegiatan secara kongkret berusaha
menjawab kebutuhan masyarakatnya.
Berdasarkan pernyataan diatas,
kesejahteraan sosial tidak akan ada
maknanya jika tidak diterapkan dalam
bentuk usaha kesejahteraan sosial yang
nyata dimana menyangkut kesejahteraan
masyarakat. Banyak masalah yang dihadapi
masyarakat dewasa ini tidak terlepas dari
dampak dari perubahan sosial.
Menurut Walter A.Friedlander
dalam Salamah (2011:4) bahwa yang
dimaksud dengan kesejahteraan sosial
adalah:
Sistem yang terorganisasi dari
usaha-usaha sosial dan lembaga-lembaga
yang ditujukan untuk membantu individu
maupun kelompok dalam mencapai standar
hidup dan kesehatan yang memuaskan,
serta untuk mencapai relasi perseorangan
dan sosial dengan relasi-relasi pribadi dan
sosial yang dapat memungkinkan mereka
mengembangkan kemampuankemampuan
mereka secara penuh, serta untuk
mempertinggi kesejahteraan mereka selaras
dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan
masyarakat.
Dalam memahami realitas tingkat
kesejahteraan, pada dasarnya terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya kesenjangan tingkat
kesejahteraan antara lain: (1) sosial
ekonomi rumah tangga atau masyarakat, (2)
struktur kegiatan ekonomi sektoral yang
menjadi dasar kegiatan produksi rumah
tangga atau masyarakat, (3) potensi regional
(sumberdaya alam, lingkungan dan
insfrastruktur) yang mempengaruhi
perkembangan struktur kegiatan produksi,
dan (4) kondisi kelembagaan yang
membentuk jaringan kerja produksi dan
pemasaran pada skala lokal, regional dan
global (Taslim, 2004: 33).
2. Fungsi Kesejahteraan Sosial
Untuk mewujudkan tercapainya
tujuan kesejahteraan sosial disusun berbagai
program dan kegiatan yang disebut usaha-
usaha kesejahteraan sosial. Pengertian
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
19
antara kesejahteraan sosial dan usaha
kesejahteraan sosial seringkali disamakan.
Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1974
memberi batasan mengenai keduanya.
Usaha kesejahteraan sosial menurut
undang-undang tersebut adalah semua
upaya, program, dan kegiatan yang
ditujukan untuk mewujudkan, membina,
memelihara, dan memulihkan dan
mengembangkan kesejahteraan sosial.
Usaha kesejahteraan sosial tidak
hanya dilaksanakan jika timbul hambatan
atau masalah saja tetapi juga dilakukan
sebagai pengembangan sumber-sumber
daya untuk menumbuhkan, membina dan
meningkatkan terwujudnya kesejahteraan
sosial serta menunjang usaha-usaha lain
yang mempunyai tujuan sama.
Kesejahteraan sosial berfungsi
mengembalikan fungsionalitas peranan-
peranan sosial dari suatu sistem yang telah
mengalami gangguan atau kerusakan akibat
adanya perubahan. Fungsi kesejahteraan
sosial secara umum adalah sebagai
penunjang pembangunan di bidang-bidang
lainnya seperti pembangunan sektor
ekonomi. Tiap daerah mempunyai tingkat
ekonomi yang berbeda, maka terdapat
perbedaan pula pada penekanan fungsi
kesejahteraan sosial.
METODE
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Dengan kata lain, proses penelitian ini dilakukan
secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi
objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi,
serta jenis data yang dikumpulkan terutama data
kualitatif. Adapun jenis penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif
adalah penelitian yang berusaha memberikan
gambaran secara sistematis dan cermat terhadap
fakta-fakta aktual serta sifat-sifat dari suatu
populasi tertentu. (Nurul Zuriah, 2009:14).
Penelitian kualitatif adalah upaya untuk
menyajikan dunia sosial dan perspektifnya di
dalam dunia dari segi konsep, perilaku,
perspektif dan persoalan tentang masnusia yang
diteliti. Kembali pada definisi di sini
dikemukakan tentang peranan penting dari apa
yang seharusnya diteliti, yaitu konsep, perilaku,
persepsi, dan persoalan tentang manusia yang
diteliti. Dari berbagai pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa, metode penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian pada latar alamiah
dengan menggunakan pemanfaatan dokumen,
pengamatan dan wawancara untuk mendapatkan
data deskripsif. Penelitian ini dilakukan untuk
mendeskripsikan peran Karang Taruna dalam
upaya pelaksanaan kesejahteraan sosial.
LOKASI
Untuk mempertajam hasil penelitian,
penulis memilih lokasi penelitian di tempat yang
kegiatan Karang Taruna nya masih kurang
berjalan. Dari hasil survey diperoleh lokasi
tersebut pada Karang Taruna RW 016 Desa
Benda Baru Kecamatan Pamulang Tangerang
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
20
Selatan. Belum pernah dilaksanakannya
penelitian tentang peran Pemuda dan Karang
Taruna dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat di lingkunga tersebut, diharapkan
dapat menjadi penyebab perubahan peran
pemuda kearah yang lebih baik.
Metode Pelaksanaan yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
studi lapangan (field research) dengan tahapan
kegiatan: 1. Pelatihan Edukasional (Educational
Roles) Dari peran ini setidaknya dapat
dijabarkan kembali 4 (empat) dimensi peran
yakni: a. Membangkitkan Kesadaran Masyarakat
(Consciousness Raising), yakni peran Karang
Taruna dalam membantu masyarakat untuk
dapat melihat beberapa alternatif solusi serta
menyadarkan masyarakat tentang struktur dan
strategi perubahan sosial serta dimensi
multikultural sebagai modal partisipasi dan
bertindak secara efektif. b. Menyampaikan
Informasi (Informing), yakni peran memberikan
informasi yang relevan tentang suatu masalah
yang sedang dihadapi atau program
pembangunan yang sedang dijalankan. c.
Mengkonfrontasi (Confronting), yakni peran
yang suatu waktu dibutuhkan dalam kasus
tertentu untuk mengatasi permasalahan yang ada
setelah adanya pertimbangan bahwa kalau
kondisi yang sekarang terjadi
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah studi literatur,
wawancara mendalam, observasi, dan
dokumentasi foto. Analisis data dalam penelitian
kualitatif ini yaitu melalui reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Untuk meningkatkan kualitas penelitian, teknik
yang dipakai adalah dengan menggunakan
triangulasi. Triangulasi dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik yang berbeda, yaitu kajian
literatur, wawancara dan dokumen. Triangulasi
membandingkan dan mengecek kembali tingkat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian. Karang Taruna dalam menjalankan
aktivitas organisasinya sehari-hari harus dengan
sistem proposional, yakni para pengurus Karang
Taruna harus bersikap profesional sebagaimana
kelompok organisasi lainnya. Hal ini dimulai
dari perekrutan anggota dan pengurus,
menjalankan kegiatan kerja sesuai AD/ART.
WAKTU
Penelitian ini akan menggunakan metode
kualitatif dengan melakukan penyebaran
kuesioner dan interview kepada 30 responden
dimana waktu pelaksanaannya dimulai pada
bulan Agustus 2019 sampai bulan Juni 2020.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Dalam menentukan sampel penelitian,
penulis lebih memilih sampel yang dapat
memberikan informasi secara akurat. (Nasution
1992:32) mengemukakan bahwa subjek
penelitian adalah sumber penelitian yang dapat
memberikan informasi, dipilih secara purposive
dan bertalian dengan purpose atau tujuan
tertentu. Subjek penelitian dimaksudkan untuk
memperoleh informasi melalui teknik
wawancara. Sampel dalam penelitian ini
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
21
dilakukan secara naturalistik seperti yang
diungkapkan oleh Nasution, bahwa “dalam
penelitian naturalistik yang dijadikan sampel
hanyalah sumber yang dapat memberikan
informasi yang mendalam”. Sehubungan dengan
populasi yang berjumlah banyak, maka yang
dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah
pengurus dan anggota yang sekaligus menjabat
sebagai Ketua dan anggota Karang Taruna
binaan RW 016 Desa Benda Baru.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam memperoleh dan mengumpulkan data,
peneliti menggunakan teknik yang secara umum
sudah dikenal dalam suatu penelitian
diantaranya melalui:
1. Observasi
Observasi merupakan cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang sedang dijadikan
sasaran pengamatan (Annas Sudijono.
2008:76).
Banyak para sarjana yang
menerangkan tentang apa yang dimaksud
dengan observasi. Namun peneliti
menyimpulkan bahwa observasi teknik
dalam menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara
langsung.
Observasi sebagai alat evaluasi
banyak digunakan untuk menilai tingkah
laku individu atau proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati, dalam situasi
yang sebenarnya. Observasi dapat
mengukur atau menilai hasil dan proses
belajar, misalnya tingkah laku Pemuda
dalam keseharian serta pengaruh
lingkungan terhadap karakteristik pemuda
yang merupakan bagian dari anggota
Karang Taruna.
Adapun jenis observasi yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah observasi langsung. Observasi
langsung, ialah observasi yang dilakukan
terhadap obyek di tempat kejadian atau
tempat berlangsungnya peristiwa sehingga
observer berada bersama obyek yang diteliti
(Pabundu Tika. 2005: 44). Artinya peneliti
ikut serta dalam penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan karang taruna yang berorientasi
pada kesejahteraan anggota dan
masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan agar
peneliti memperoleh data yang obyektif dan
sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2. Interview
Interview menurut Dexter (Lincoln
dan Guba, 1985:268) adalah “percakapan
yang bertujuan mendapatkan informasi
tentang perorangan, kejadian, kegiatan,
perasaan, motivasi, kepedulian, dapat
mengalami pikiran dan perasaan
responden”.
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
22
Menurut Prof. Dr. S. Nasution,
M.A., wawancara (interview) adalah suatu
bentuk komunikasi verbal, yaitu semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh
informasi. Wawancara merupakan metode
pengumpulan data dengan cara tanya jawab
yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan pada tujuan penelitian.
Wawancara selalu ada dua pihak yang
masing-masing mempunyai kedudukan
yang berlainan. Pihak pertama sebagai
peminta informasi dan pihak kedua sebagai
pemberi informasi. (Pabundu Tika, 2005:
49).
3. Dokumentasi
Dalam memperoleh dokumentasi
yang merupakan teknik pengumpulan data
yang secara tidak langsung ditujukan
kepada subyek penelitian. Dokumen yang
diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak
hanya dokumen resmi. Dokumen dapat
dibedakan menjadi dokumen primer, jika
ditulis oleh orang yang langsung
mengalami peristiwa, dan dokumen
sekunder jika peristiwa dilaporkan kepada
orang lain yang selanjutnya ditulis oleh
orang tersebut.
Dalam penelitian ini akan
melakukan studi dokumentasi berupa foto
kegiatan, aktivitas Karang Taruna, serta
dokumen-dokumen penunjang seperti
AD/ART.
Sebab evaluasi mengenai kemajuan,
perkembangan atau keberhasilan kegiatan
Karang Taruna dalam upaya
mensejahterakan masyarakat dan pemuda di
lingkungan RW016 Desa Benda Baru, juga
dapat dilengkapi dengan cara melakukan
pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen.
Menurut (Sukmadinata 2006:221)
mengemukakan bahwa studi dokumentasi
(documentary study) merupakan suatu
teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar
maupun elektronik. Berdasarkan hal
tersebut maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode studi dokumentasi
guna memperoleh data secara tertulis yang
diperlukan untuk melengkapi data
penelitian, yaitu dengan jalan membaca,
menelaah, mengkaji berbagai dokumen
yang sekiranya berhubungan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
Dokumen yang menjadi salah satu sumber
pengumpulan data berupa foto, petunjuk
pelaksanaan, pengolaan, dan pelaporan
program kegiatan Karang Taruna.
TAHAP-TAHAP PENELITIAN
Dalam garis besar secara umum tahapan yang
dilakukan pada penelitian ini meliputi:
1. Tahap persiapan
Dalam tahap ini peneliti melakukan
kegiatan sebagai berikut:
a) Peneliti melakukan observasi ke
Sekretariat Karang Taruna RW 016
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
23
Desa Benda Baru, yang menjadi tempat
tujuan penelitian.
b) Meminta surat tuga penelitan kepada
LPPM Unpam sebagai permohonan dan
rekomendasi untuk melakukan
penelitian di wilayah tersebut.
c) Meminta surat izin penelitian kepada
Ketua RW dan Pembina Karang Taruna
untuk diajukan kepada LPPM Unpam.
2. Pelaksanaan Penelitian
a) Peneliti mengobservasi setiap kegiatan
yang dilangsungkan oleh Karang
Taruna. Mulai dari tahapan persiapan
sampai pelaporan hasil kegiatan.
b) Peneliti memberikan angket kepada
seluruh anggota Karang Taruna dan
tokoh masyarakat sekitar.
c) Peneliti mewawancarai ketua Karang
Taruna terkait peran dan upaya yang
dilakukan untuk lingkungan.
d) Peneliti mewawancarai Ketua Rw
016 terkait sumber dana pelaksanaan
dan efektifitas penggunaan dana
tersebut.
e) Analisis data, yang terdiri dari data
observasi, data angket, data
wawancara dan data dokumen.
Berhubung penelitian ini bersifat deskriptif,
maka dalam menganalisis data ini penulis
mempergunakan teknik penggambaran dengan
mempergunakan tabel frekuensi (Hadi 1997 :
125) yaitu menguraikan berdasarkan persentase
dengan menggunakan rumus yaitu :
𝒑 =𝒇
𝑵𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan:
P = Persentase pertanyaan yang dijawab
f = Frekwensi jawaban/jumlah responden
yang menjawab
N = Jumlah responden
100% = Bilangan tetap
Dengan teknik tersebut, penulis mengolah
dan menganalisa data yang diperlukan kemudian
menganalisa kesimpulan sesuai dengan
pembahasan penelitian. Setelah mengolah dan
menganalisa data diperlukan kriteria sebagai
berikut:
Table.. Kriteria penilaian
No. Skor Kriteria
Penilaian
1. . 0% sampai
25 % Sangat Rendah
2. 26% sampai
50% Rendah
3. 51% sampai
75% Tinggi
4 76 % sampai
100% Sangat Tinggi
JADWAL
Tabel. Pelaksanaan Penelitan
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
24
HASIL
Hasil dan Pembahasan Penyajian data
merupakan sajian data yang diperoleh ketika
dilapangan. Penyajian data ini sangat penting
dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah
menyusun dan menganalisis pembahasan sesuai
indikator-indikator yang terdapat dalam angket
penelitian dan wawancara.
Data hasil penelitian tentang peran Karang
Taruna dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di Desa Benda Baru
akan disajikan berdasarkan data angket yang
dihasilkan melalui penelitian , diperoleh
gambaran adanya peran karang taruna yang
meliputi tentang :
1. Peran dalam memfasilitasi kelompok,
2. Peran dalam mengorganisir.
3. Peran dalam membangkitkan kesadaran
masyarakat,
4. Peran dalam menyampaikan informasi,
5. Peran dalam melakukan pelatihan,
6. Peran dalam pembinaan kesejahteraan
sosial.
Penjelasan masing-masing indikator tersebut
secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Peran Dalam Memfasilitasi Kelompok
Data hasil penelitian dengan aspek
Memfasilitasi kelompok dilakukan dengan
menyebarkan angket kepada remaja
dengan satu item pernyataan. Adapun data
yang dihasilkan dalam angket adalah
sebagai berikut :
Tabel. Memfasilitasi kelompok
Indikator Prosentas
e
Karang taruna
memfasilitasi kelompok
warga untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat,
seperti mengadakan seminar
kewirausahaan.
89.17%
Tabel di atas merupakan distribusi
jawaban yang diperoleh dari responden atas
sejumlah item pernyataan yang telah diberikan
dalam bentuk angket dengan tujuan untuk
mengetahui Peran Karang Taruna di Desa
Benda Baru Pamulang. Dengan aspek
memfasilitasi kelompok. Responden yang
dipilih untuk menjawab item pernyataan angket
ini adalah remaja yang ada di lingkungan RW
NO. AKTIFITAS
BULAN
2019 2020
9-11 9-11 10 11-12 3-8
1 Pengajuan
Proposal
2 Proses
Seleksi
Proposal
4 Peninjauan
Proposal
5 Pelaksanaan
Penelitian
6 Penyusunan
Laporan
7 Laporan
Akhir
8 Publikasi
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
25
016 yang telah ditentukan sebagai sampel
penelitian berjumlah 30 remaja.
Dengan demikian dapat diketahui
bahwa berdasarkan hasil presentase dari angket
peran Karang Taruna dengan aspek
memfasilitasi kelompok yang terdiri dari satu
pertanyaan yang diperoleh dari 30 remaja Desa
Benda Baru Pamulang terdapat hasil sebesar 20
remaja menyatakan selalu, sebanyak 7 remaja
menyatakan sering, sebanyak 3 remaja
menyatakan kadang-kadang dan sebanyak 0
remaja menyatakan tidak pernah. Artinya dari
indikator memfasilitasi kelompok, remaja
menghargai dan menggunakan fasilitas yang
diberi oleh Karang Taruna. Karena dari rata-
rata jawaban responden berdasarkan hasil
angket dengan aspek dari Memfasilitasi
kelompok adalah 89,17% . hal ini jika dilihat
dari kriteria termasuk dalam kategori sangat
berperan, yang artinya peran karang taruna
disini sangat tinggi.
2. Peran Dalam Mengorganisir
Dari data hasil penelitian dengan
aspek Mengorganisir dilakukan dengan
menyebarkan angket kepada pemuda
dengan satu item pernyataan. Adapun data
yang dihasilkan dalam angket adalah
sebagai berikut :
Tabel. Mengorganisir
Indikator Persentase
Karang Taruna 92.92%
mengorganisisr setiap
kegiatan yang
dilakukan oleh
masyarakat, seperti
kerja bakti, pemilu,
rapat warga, posyandu,
dan penyaluran bantuan
sosial.
Dari tabel di atas menunjukan
distribusi jawaban yang diperoleh dari
responden atas pernyataan yang telah diberikan
dalam bentuk angket dengan tujuan untuk
mengetahui Peran Karang Taruna dengan aspek
mengorganisir. Responden yang dipilih untuk
menjawab komponen pernyataan angket ini
adalah pemuda yang juga sebagai warga
masyarakat RW 016 Desa Benda Baru yang
telah ditentukan sebagai sampel penelitian
berjumlah 30 remaja.
Berdasarkan hasil presentase dari
angket peran Karang Taruna dengan aspek
Mengorganisir yang terdiri dari satu pernyataan
yang diperoleh dari 30 remaja Desa Benda
Baru pamulang, terdapat hasil sebanyak 15
remaja menyatakan selalu. Sebanyak 14 remaja
menyatakan sering. Sebanyak 0 remaja
menyatakan kadang-kadang dan 1 remaja
menyatakan tidak pernah. Artinya dari
indikator Mengorganisir, remaja mengakui
bahwa karang taruna mengorganisir semua
kegiatan dan problema yang terjadi di dalam
organisasi, tapi masih ada beberapa remaja
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
26
yang tidak sependapat dengan pertanyaan
tersebut . Karena dari rata-rata jawaban
responden berdasarkan hasil angket masih ada
pemuda yang menjawab tidak pernah. Jika di
presentasikan Peran Karang Taruna Dalam
mengorganisisr kegiatan di Desa Benda Baru
Pamulang. dengan aspek Mengorganisir
kelompok adalah 92,92% . artinya jika dilihat
dari kriteria termasuk dalam kategori sangat
berperan tinggi.
3. Peran Dalam Membangkitkan Kesadaran
Masyarakat.
Data hasil penelitian dengan aspek
Membangkitkan kesadaran masyarakat
dilakukan dengan menyebarkan angket
kepada pemuda dengan satu item pernyataan.
Adapun data yang dihasilkan dalam angket
adalah sebagai berikut :
Tabel. Membangkitkan Kesadaran Masyarakat.
Indikator Prosentase
Karang taruna telah
membangkitkan
kesadaran masyarakat
dalam pemanfaatan
fasilitas bank sampah
94,2 %
Tabel diatas merupakan distribusi
jawaban yang diperoleh dari responden atas
item pernyataan yang telah diberikan dalam
bentuk angket dengan tujuan untuk
mengetahui Peran Karang Taruna dengan
aspek Peran Karang taruna dalam
Membangkitkan kesadaran masyarakat.
Responden yang dipilih untuk menjawab
pernyataan angket ini adalah remaja Desa
Benda Baru yang telah ditentukan sebagai
sampel penelitian berjumlah 30 remaja.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa
berdasarkan hasil presentase dari angket
peran Karang Taruna dengan aspek
Membangkitkan kesadaran masyarakat yang
terdiri dari satu pertanyaan yang diperoleh
dari 30 remaja Desa Benda Baru terdapat
hasil sebanyak 25 remaja menyatakan selalu.
Sebanyak 4 remaja menyatakan sering.
Sebanyak 0 remaja menyatakan kadang-
kadang dan 1 remaja menjawab tidak pernah.
Artinya dari indikator membangkitkan
kesadaran masyarakat, semua remaja di Desa
benda Baru mengakui bahwa karang taruna
membangkitkan kesadaran masyarakat..
Karena dari rata-rata jawaban responden
berdasarkan hasil angket semua remaja
mengatakan selalu dan sering. Jika di
presentasikan Peran Karang Taruna dengan
aspek Membangkitkan Kesadaran adalah
96,20% . hal ini jika dilihat dari kriteria
termasuk dalam kategori sangat berperan,
yang artinya peran karang taruna disini
sangat tinggi.
4. Peran Dalam Menyampaikan informasi
Dari hasil data penelitian dengan aspek
Menyampaikan informasi dilakukan dengan
menyebarkan angket kepada siswa satu item
pernyataan. Adapun data yang dihasilkan
dalam angket adalah sebagai berikut :
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
27
Tabel. Peran Dalam Menyampaikan Informasi
Indikator prosentase
Karang taruna memberikan
informasi penting kepada
warga seperti jadwal
imunisasi dan
penyemprotan nyamuk
DBD.
88.33%
Tabel diatas merupakan distribusi
jawaban yang diperoleh dari responden atas
item pertanyaan yang telah diberikan dalam
bentuk angket dengan tujuan untuk
mengetahui Peran Karang Taruna melalui
penyampaikan informasi. Untuk mengetahui
persentase yang dihasilkan dari data yang
diperoleh dapat diketahui bahwa berdasarkan
hasil presentase dari angket Peran Karang
Taruna dengan aspek Menyampaikan
informasi yang terdiri dari satu pernyataan
yang diperoleh dari 30 remaja terdapat hasil
sebesar 19 remaja menyatakan selalu dan
sebanyak 7 remaja menyatakan sering.
Sebanyak 0% remaja menyatakan Kadang-
kadang. Dan sebanyak 4 menyatakan belum
pernah.
Artinya dari aspek Menyampaikan
informasi, tidak semua remaja yang
sependapat. Karena dari rata-rata jawaban
responden berdasarkan hasil angket masih
ada remaja yang memilih jawaban belum
pernah. Jika di presentasikan Peran Karang
Taruna Dalam Pembinaan Remaja Di Desa
Benda Baru dari aspek Menyampaikan
Informasi adalah 88,33% . hal ini jika dilihat
dari kriteria termasuk dalam kategori sangat
berperan, yang artinya peran karang taruna
disini sangat tinggi.
5. Peran Dalam Melakukan Pelatihan
Data hasil penelitian dengan aspek
Pelatihan dilakukan dengan menyebarkan
angket kepada remaja dengan 3 komponen
pernyataan. Adapun data yang dihasilkan
dalam angket adalah sebagai berikut,
Tabel. Pelatihan
Indikator
Prosentase
Karang Taruna Melakukan
pelatihan kepemimpinan
dalam organisasi
75.43%
Karang Taruna mengadakan
pelatihan fotografi
82,70%
Karang Taruna mengadakan
pelatihan pengelolaan bank
sampah
88,30%
Karang Taruna mengadakan
pelatihan Bahasa Inggris dan
computer
77,20%
Rata-rata 80,90%
Tabel diatas merupakan distribusi
jawaban yang diperoleh dari responden
atas empat komponen pernyataan yang
telah diberikan dalam bentuk angket
dengan tujuan untuk mengetahui Peran
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
28
Karang Taruna melalui indikator
Pelatihan. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa berdasarkan hasil
presentase rata-rata dari angket peran
karang taruna dengan aspek pelatihan yang
terdiri dari empat pernyataan yang
diperoleh dari 30 remaja terdapat hasil
sebesar 40,75% remaja menyatakan sangat
selalu, sebanyak 25,6% remaja
menyatakan sering, sebanyak 2,5% remaja
menyatakan kadang-kadang dan sebanyak
1,6% remaja menyatakan belum pernah.
Artinya dengan aspek pelatihan, tidak
semua remaja mengikuti pelatihan secara
rutin yang diadakan karang taruna. Karena
dari rata-rata jawaban responden
berdasarkan hasil angket masih ada remaja
yang memilih jawaban kadang-kadang dan
belum pernah. Jika di presentasikan Peran
Karang Taruna Dalam Pembinaan Remaja
di Desa Benda Baru dengan aspek
Pelatihan adalah 80,90% artinya jika
dilihat dari kriteria termasuk dalam
kategori sangat berperan dan menunjukkan
bahwa peran karang taruna disini sangat
tinggi.
6. Pembinaan Kesejahteraan Sosial
Data hasil penelitian tentang
indikator Pembinaan Kesejahteraan Sosial
dilakukan dengan menyebarkan angket
kepada remaja dengan lima item
pernyataan. Adapun data yang dihasilkan
dalam angket adalah sebagai berikut :
Tabel.Pembinaan Kesejahteraan Sosial
Indikator Prosentase
Karang Taruna
Berperan dalam
penggalangan dana
untuk bencana
87.50%
Karang Taruna
Mengikuti kerja bakti
83.33%
Pemberian sembako
untuk warga kurang
mampu
95.42%
Berperan dalam
kegiatan pengamanan
lingkungan
88.75%
Karang Taruna
memberikan peluang
usaha bagi warga
87.50%
Rata-rata 88.5%
Tabel diatas merupakan distribusi
jawaban yang diperoleh dari responden atas
lima item pernyataan yang telah diberikan
dalam bentuk angket dengan tujuan untuk
mengetahui Peran Karang Taruna dengan
aspek Pembinaan Kesejahteraan Sosial.
Dari pernyataan “penggalangan dana untuk
bencana“ sebanyak 15 remaja menyatakan
selalu. Sebanyak 15 remaja menyatakan
sering. Sebanyak 0 remaja yang
menyatakan kadang-kadang dan sebanyak 0
menyatakan sangat belum pernah. Artinya
bahwa semua remaja menyetujui jika ada
penggalanagn dana. bahkan tidak ada satu
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
29
remaja pun yang tidak mengikuti
penggalian dana. Hal ini terbukti karena
100 % dari jumlah responden memilih
jawaban kategori positif, dengan
menyatakan selalu dan sering. Jika
dipresentasikan Peran Karang Taruna
dengan aspek Pembinaan Kesejahteraan
sosial adalah 87,50% Hal ini jika dilihat
dari kriteria termasuk dalam kategori sangat
berperan, yang artinya peran karang taruna
disini sangat tinggi.
Dari pernyataan “Karang Taruna
Mengikuti kerja bakti di lingkungan sekitar
“ sebanyak 14 remaja menyatakan selalu.
Sebanyak 15 remaja menyatakan sering.
Sebanyak 1 remaja yang menyatakan
kadang-kadang dan sebanyak 0 remaja
menyatakan belum pernah. Artinya bahwa
remaja sebagian besar mengikuti kegiatan
kerja bakti. Hal ini terbukti karena jawaban
terbanyak dari keseluruhan responden
merupakan jawaban sangat setuju dan
setuju. Namun, masih ada responden yang
menjawab pernyataan ini dengan memilih
jawaban kadang-kadang. Jika
dipresentasikan Peran Karang Taruna
dengan aspek Pembinaan Kesejahteraan
sosial dengan pernyataan Mengikuti kerja
bakti di lingkungan sekitar adalah 83,33%
Hal ini jika dilihat dari kriteria termasuk
dalam kategori sangat berperan, yang
artinya peran karang taruna disini sangat
tinggi.
Dari pernyataan “Pemberian
sembako untuk warga kurang mampu “
sebanyak 25 remaja menyatakan selalu.
Sebanyak 5 remaja menyatakan sering. Dan
sebanyak 0 remaja yang menyatakan
kadang-kadang dan sebanyak 0 remaja
menyatakan belum pernah. Artinya bahwa
semua remaja menyetujui jika ada
Pemberian sembako untuk warga kurang
mampu. bahkan tidak ada satu remaja pun
yang keberatan jika ada Pemberian
sembako untuk warga kurang mampu. Hal
ini terbukti karena 100 % dari jumlah
responden memilih jawaban kategori
positif, dengan menyatakan selalu dan
sering. Jika dipresentasikan Peran Karang
Taruna dengan aspek Pembinaan
Kesejahteraan sosial dengan pernyataan
Mengadakan Pemberian sembako untuk
warga kurang mampu adalah 95,42% Hal
ini jika dilihat dari kriteria termasuk dalam
kategori sangat berperan, yang artinya
peran karang taruna disini sangat tinggi.
Dari pernyataan “Berperan dalam
kegiatan pengamanan lingkungan “
sebanyak 14 remaja menyatakan selalu.
Sebanyak 16 remaja menyatakan sering.
Artinya bahwa semua pemuda sangat peduli
dalam kegiatan pengamanan lingkungan
bahkan tidak ada satu remaja pun yang
keberatan dengan pernyataan tersebut. Hal
ini terbukti karena 100 % dari jumlah
responden memilih jawaban kategori
positif, dengan menyatakan selalu dan
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
30
sering. Jika dipresentasikan Peran Karang
Taruna dengan aspek Pembinaan
Kesejahteraan sosial dengan pernyataan
Berperan dalam kegiatan pengamanan
lingkungan adalah 88,75% Hal ini jika
dilihat dari kriteria termasuk dalam kategori
sangat berperan, yang artinya peran karang
taruna disini sangat tinggi.
Dari pernyataan “Karang Taruna
memberikan peluang usaha bagi warga “
sebanyak 16 remaja menyatakan selalu.
Sebanyak 10 remaja menyatakan sering.
Sebanyak 4 remaja yang menyatakan
kadang-kadang dan 0 remaja menyatakan
belum pernah. Artinya bahwa Karang
Taruna memberikan peluang usaha bagi
warga. Hal ini terbukti karena jawaban
terbanyak dari keseluruhan responden
merupakan jawaban selalu dan sering.
Namun, masih ada sebagian jawaban
kadang-kadang. Jika dipresentasikan Peran
Karang Taruna dengan aspek Pembinaan
Kesejahteraan sosial dengan pernyataan
Karang Taruna memberikan peluang usaha
bagi warga adalah 87,50% Hal ini jika
dilihat dari kriteria termasuk dalam kategori
sangat berperan, yang artinya peran karang
taruna disini sangat tinggi.
Dengan demikian dapat diketahui
bahwa berdasarkan hasil presentase rata-
rata dari angket Peran Karang Taruna
melalui aspek Pembinaan bidang
Kesejahteraan Sosial yang terdiri dari lima
pernyataan sebesar 88,5 % artinya jika
dilihat dari kriteria termasuk dalam kategori
sangat berperan dan menunjukkan bahwa
peran karang taruna disini sangat tinggi.
KESIMPULAN
Setelah melakukan observasi, analisis
kuesioner, dan wawancara pada Karang Taruna
RW 016 Desa Benda Baru Kecamatan Pamulang
dan berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV .
maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
Organisasi yang tergabung dalam
Karang taruna, merupakan salah-satu organisasi
yang difasilitasi oleh Negara yang memiliki
fungsi strategis dalam pembinaan dan
pengembangan generasi muda yang tumbuh atas
kesaadaran dan rasa tanggung jawab sosial untuk
masyarakat terutama generasi muda di wilayah
desa/kelurahan, yang memiliki fokus utama
dalam bidang kesejahteraan sosial, secara
fungsional Karang Taruna yang sudah dibina
dan dikembangkan oleh pejabat daerah setempat
untuk bersinergi dengan departemen sosial, yang
bertujuan menanggulangi berbagai permasalahan
sosial bagi generasi muda.
Berdasarkan rumusan masalah dan
analisis pengolahan data menunjukan bahwa
Peranan Karang Taruna Dalam Upaya
Penyelenggaraan Dan Pembangunan
Kesejahteraan Sosial Di Lingkup Rw 016
Kelurahan Benda Baru Kecamatan Pamulang
sangat baik, akan tetapi masih perlu peningkatan
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
31
pengetahuan untuk membina remaja agar sesuai
dengan harapan yang diprogramkan sejak awal,
sehingga diperlukan kerjasama yang baik antara
pengurus, anggota dan perangkat RW. Agar
dapat menciptakan remaja yang berkualitas
sehingga dapat berperan penting bagi
masyarakat RW 016 Desa Benda Baru secara
khusus dan untuk Negara secara umum.
Walaupun dalam penelitian ini
menunjukan peran karang taruna sangat tinggi,
namun secara tertib andministrasi masih kurang
baik dan perlu pembinaan yang berkelanjutan
sebagai bagian dari program peneliti agar
mampu meningkatkan peran Karang Taruna
sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan
pemuda dan masyarakat setempat, pembinaan ini
ditujukan secara khusus untuk pengurus Karang
Taruna yang memiliki kelemahan dalam konsep
kepemimpinan dan keorganisasian.
SARAN
Untuk Menjadi agen perubahan bagi
masyarakat. Dirasa perlu pembinaan Karang
taruna di Desa Benda Baru Kecamatan
Pamulang. Terutama pembinaan dalam
kepemimpinan, birokrasi, dan pemetaan konsep
program kerja, agar Karang Taruna mampu
melaksanakan fungsi organisasi dengan baik.
Agar setiap program kerja dapat berjalan
sesui dengan visi dan misinya, sebaiknya Ketua
RW 016 bersama pemerintah daerah, dan
instansi terkait memberikan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan generasi muda
melalui karang taruna, agar pembinaan pemuda
dapat melaksanakan fungsinya sesuai dengan
amanat Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 40 tahun 2009
tentang Kepemudaan yang dimaksudkan untuk
memperkuat posisi dan kesempatan kepada
setiap warga negara yang berusia 16 (enam
belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun untuk
mengembangkan potensi, kapasitas, aktualisasi
diri, dan cita-citanya. Juga, Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 5 Tahun
2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga
Kemasyarakatan. Dan Peraturan Menteri Sosial
No. 77/HUK/2010 Tentang Pedoman Dasar
Karang Taruna;
Sebaiknya fokus untuk membangun
kerjasama yang baik antara pemerintah
masyarakat, lembaga sosial, dinas sosial kota
Tangsel, pendidikan dan departemen pemerintah
yang memiliki program kepemudaan, serta
semua pihak yang memiliki sumber-sumber
dana maupun fasilitas guna membantu
kelancaran kegiatan pembinaan dan
pengembangan generasi muda. Khusus untuk
Ketua Karang Taruna selain hal-hal diatas harus
menciptakan kepemimpinan yang baik sebagai
contoh bagi anggota yang lain serta harus
mampu menciptakan budaya organisasi dan
etika komunikasi yang baik sesuai dengan
prinsip-prinsip kebudayaan Indonesia.
Adapun saran bagi para pemuda
kepengurusan karang taruna sebagai berikut:
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
32
1. Karang taruna diharapkan menyusun
rancangan program kerja yang terenca.
Dengan ini diharapkan kepada remaja di
RW 016 Desa Benda Baru Kecamatan
Pamulang Kota Tangerang Selatan dapat
meningkatkan. kesadaran dan tanggung
jawab sosial demi kelangsungan dan
eksistensi karang taruna di lingkungan RW
016 Desa Benda Baru Kecamatan
Pamulang Kota Tangerang Selatan.
3. Karang taruna selanjutnya diharapkan
melakukan koordinasi secara berkelanjutan
terhadap aparat pengambil kebijakan
dilingkungan lingkungan RW 016 Desa
Benda Baru Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan.
4. Agar diadakannya Pembinaan Yang
Berkelanjutan bagi Karang Taruna di
lingkungan RW 016 Desa Benda Baru
Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan. Pembinaan Karang Taruna sangat
penting menjadi bekal, bimbingan agar para
pengurus dan pemuda terarah yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Afrina, Mery. 2014. Peran Ibu Rumah
Tangga Dalam Membantu
Perekonomian Keluarga. Skripsi.
Universitas Riau.
Agustiyani, Agustiyani. 2014. Pengaruh
pembelajaran mata kuliah
kewirausahaan terhadap minat
mahasiswa untuk berwirausaha
(studi kasus pada mahasiswa
program studi Ekonomi Islam
angkatan tahun 2011 UIN
Walisongo Semarang). Skripsi.
Universitas Islam Negeri
Walisongo. Semarang.
Ali, Muhammad. 2008. Penelitian
Pendidikan prosedur dan Strategi.
Bandung;Tarsito
Amaliyah, Sholekhatul. 2010. Peran Kyai
Asy’ari (Kyai Guru) Dalam
Berdakwah Di Kecamatan
Kaliwungu Kabupaten Kendal.
Skripsi. Institut Agama Islam
Negeri Walisongo. Semarang.
Darajad, Zakiyah, 1976. Membina Nilai-
nilai Moral Indonesia, Jakarta: Bulan
Bintang
Direktorat Kesejahteraan Anak dan
Keluarga.1987.Pedoman
Pembinaan Program dan Kegiatan
Karang Taruna Jakarta : Dirjen
Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial
Fitriaji, Wahyu. 2011. ”Peran Partisipatif
Karang Taruna Dalam
Pembangunan Kesejahteraan
Sosial”. Skripsi. Universitas Ialam
Indonesia.
Gunarsa, S. D. (1989). Psikologi
perkembangan: Anak dan Remaja.
Jakarta: BPK. Gunung Mulia.
Hadi,Sutrisno.l997. Statistik Jilid2
Yogyakarta; BPEE Hasbullah,
2003. Dasar-dasar ilmu pendidikan,
Jakarta:Raja Grafindo
Hura, Johni Elvis. 2011. Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Perspektif
Administrasi Pembangunan (Studi
Pada PNPM Mandiri Perdesaan Di
Desa Hilimo’asio Kecamatan
Idanogawo, Kabupaten Nias).
Skripsi. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Kartono, Kartini, bimbingan bagi anak dan
remaja bermasalah, Jakarta: Rajawali press 2008. Patologisosial
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora Vol. 4 No. 1, Januari 2020
33
2 kenakalan remaja, Jakarta: raja
grafindo persada.
Kementerian Sosial RI. 2011. Pedoman
Dasar Karang Taruna.Direktorat
Jenderal Pemperdayaan Sosial dan
Penangulangan Kemiskinan.
Kolistiawan, Budi. 2011. Perbandingan
Preferensi Anggota Perempuan
Tentang Kinerja Lembaga
Keuangan Mikro Syariah Gemi
Dan BMT Di Yogyakarta. Tesis.
Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga. Yogyakarta.
Prawulandari, Novia Rahayu. 2011.
Peranan Fasilitator Dalam
Pemberdayaan Guna Upaya
Meningkatkan Reperment Rate
Pada Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan Di Kelurahan
Bulakan
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani.
2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan dari
Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM
Teori, Dimensi dan Implementasi
dalam Organisasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Taslim, Arifin. 2004. Metode kesejahteraan masyarakat. IPB.
Bogor.