Download - PERAN PENGEMBANGAN JIWA ENTREPRENEURSHIP …
PERAN PENGEMBANGAN JIWA ENTREPRENEURSHIP BERBASIS ETIKA BISNIS ISLAM DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PELAKU BISNIS DI STUDENT MALL UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh ANDY SURIYANI
NIM: 105741101016
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
ii
HALAMAN JUDUL
PERAN PENGEMBANGAN JIWA ENTREPRENEURSHIP BERBASIS ETIKA BISNIS ISLAM DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PELAKU BISNIS DI STUDENT MALL UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Oleh ANDY SURIYANI
NIM: 10574101016
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Rangka Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Strata 1 Ekonomi Islam
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk Almamaterku tercinta.
MOTTO HIDUP
Selalu sertakan Allah disetiap derap langkah perjuangan di muka bumi
“ANDY SURIYANI”
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul : “Peran Pengembangan Jiwa Entrepreneurship
Berbasis Etika Bisnis Islam dalam Meningkatkan
Pendapatan dan Kesejahteraan Pelaku Bisnis di
Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar”
Nama Mahasiswa : Andy Suriyani
No. Stambuk/NIM : 105741101016
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan diujikan didepan panitia penguji
skripsi strata 1 (S1) pada hari Selasa, 27 Oktober 2020 di Ruangan IQ. 7.1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 07 Desember 2020
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. Ismail Rasulong,SE,MM. NIDN: 0925086302 NIDN: 0905107302
Mengetahui,
Dekan Ketua Program Fakultas Ekonomi dan Bisnis Studi Ekonomi Islam Ismail Rasulong,SE,MM. Agusdiwana Suarni, SE.,M.ACC. NBM: 903 078 NBM : 1005 987
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar
v
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi atas Nama: Andy Suriyani, NIM: 105741101016, diterima dan
disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasrkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 0005/SK-Y/60202/091004/2020,
Tanggal 27 Oktober 2020 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh geler
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar , 22 Rabiul Akhir 1442 H 07 Desember 2020 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. (....................) (Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE.,M.M. (....................)
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis) 3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE.,M.M. (....................) (WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis) 4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR, SE.,M.M. (....................)
2. Agusdiwana Suarni, SE.,M.Acc. (....................)
3. Sri Wahyuni, SE.,M.E. (....................)
4. Syahida Rahmah, SE.,Sy.M.E.I. (....................)
Disahkan Oleh
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
Ismail rasulong,SE.,M.M. NBM: 903 078
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Andy Suriyani
Stambuk : 105741101016
Program Studi : Ekonomi Islam
Dengan judul : “Peran Pengembangan Jiwa Entrepreneurship Berbasis Etika
Bisnis Islam dalam Meningkatkan Pendapatan dan
Kesejahteraan Pelaku Bisnis di Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassar”
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 07 Desember 2020
Yang membuat pernyataan
Andy Suriyani
Diketahui Oleh:
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi Ekonomi Islam
Ismail Rasulong,SE,MM Agusdiwana Suarni, SE., M.Acc. NBM: 903078 NBM: 1005987
vii
ABSTRAK
ANDY SURIYANI. 2020, Peran Pengembangan Jiwa Entrepreneurship
Berbasis Etika Bisnis Islam dalam Meningkatkan Pendapatan dan
Kesejahteraan Pelaku Bisnis di Student Mall Universitas Muhammadiyah
Makassar, Skripsi Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar, Dibimbing oleh Pembimbing
I Prof. Dr. Rahman Rahim, SE., MM., dan Ismail Rasulong, SE., MM.
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui dan menganalisis Peran Pengembangan Jiwa Entrepreneurship Berbasis Etika Bisnis Islam dalam Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan Pelaku Bisnis di Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar; (2) untuk mengetahui dan menganalisis Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Pelaku Bisnis di Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) pengembangan jiwa entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam memiliki peran dalam peningkatan pendapatan pelaku bisnis ke arah yang lebih berkah dan mensejahterakan sesuai dengan yang dicontohkan dalam jiwa entrepreneurship Rasulullah SAW; (2) etika bisnis Islam seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. rata-rata telah dilaksanakan atau diterapkan oleh pelaku bisnis yang ada di student mall Universitas Muhammadiyah Makassar. Hal ini dapat terlihat dari jawaban-jawaban pelaku bisnis saat diwawancarai oleh peneliti dan juga dipertegas oleh pembeli atau konsumen yang pernah berbelanja di student mall Universitas Muhammadiyah Makassar. Kata Kunci: Entrepreneurship, Etika Bisnis Islam, Pendapatan dan
Kesejahteraan
viii
ABSTRACT
ANDY SURIYANI. 2020, The Role of Entrepreneurial Spirit Development Based on Islamic Business Ethics in Increasing Income and Welfare of Business Actors at the Student Mall, Muhammadiyah University of Makassar, Undergrduate Thesis of Islamic Economics Study Program, Economics and Business Faculty, Muhammadiyah University of Makassar, Supervised by Advisor I Prof. Dr. Rahman Rahim, SE., MM., and Ismail Rasulong, SE., MM.
This study aimed: (1) to determine and analyze the Role of Entrepreneurial Spirit Development Based on Islamic Business Ethics in Increasing Income and Welfare of Business Actors at the Student Mall, Muhammadiyah University of Makassar; (2) to determine and analyze the Implementation of Islamic Business Ethics on Business Actors at the Student Mall, Muhammadiyah University of Makassar. This is a descriptive qualitative research. The results obtained in this study were: (1) the development of an entrepreneurial spirit based on Islamic business ethics has a role in increasing the income of business actors towards a more blessed and prosperous way as exemplified in the entrepreneurial spirit of the Prophet Muhammad p.b.u.h; (2) Islamic business ethics as exemplified by the Prophet Muhammad p.b.u.h. in average have been implemented or applied by business actors in the student mall at the Muhammadiyah University of Makassar. This can be seen from the answers of business actors when interviewed by the researcher and also confirmed by buyers or consumers who have shopped at the student mall, Muhammadiyah University of Makassar.. Keywords: Entrepreneurship, Islamic Business Ethics, Income and Welfare
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, seluruh kebaikan hanya milik Allah SWT, Allah Subhanahu
Wa‟atala-lah yang senantiasa memberikan segala kebaikannya kepada penulis,
kesehatan, kemudahan, agar penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Salam dan Shalawat tetap tercurah limpahkan kepada Baginda Rasulullah
Sallallahu Alaihi Wassallam, kepada para Sahabat Beliau, dan Keluarganya,
serta seluruh Pengikut baginda Rasulullah SAW.
Berkat rahmat dan hidayah yang diberikan oleh Allah SWT, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul: “Peran Pengembangan
Jiwa Entrepreneurship Berbasis Etika Bisnis Islam dalam Meningkatkan
Pendapatan dan Kesejahteraan Pelaku Bisnis di Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassar.”
Penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, terkhusus ucapan terima
kasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar;
2. Ibunda Agusdiwana Suarni SE.,M.Acc Selaku ketua Prodi Ekonomi Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar;
3. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM. selaku pembimbing 1
yang senantiasa memberikan arahan dalam bimbingannya;
4. Bapak Ismail Rasulong S.E.,MM. selaku pembimbing II yang senantiasa
Memberikan arahan, koreksi, serta motivasi dalam meyelesaikan penulisan
skripsi ini;
x
5. Semua Dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membimbing dan
mengajar penulis selama proses belajar di bangku kuliah;
6. Kedua kedua Orangtuaku tercinta, Ayahanda Supriadi dan Ibunda Sunian,
yang senantiasa mencintaiku, merawat dan membesarkanku, sehingga aku
bisa seperti sekarang ini, semoga aku dilebihkan Rezeki untuk
membahagiakan Ayahanda dan Ibundaku;
7. Ketiga adikku (Sarmanto Abdullah, Aman Hidayah Abdullah, Andy Safira
Ayunda) yang sentiasa memberikan support kepada kakaknya untuk bisa
menyelesaikan perkuliahan dengan baik di perantauan, semoga aku bisa
menjadi kakak yang membahagiakan kalian;
8. serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan dorongan baik moral
maupun materi, serta do‟a dan kasih sayangnya pada penulis.
Terima kasih atas segala bantuan dan kemudahan yang telah diberikan
oleh semua pihak. Semoga apa yang telah diberikan ini, dapat bermanfaat juga
bagi orang lain. Penulisan dan penelitian skripsi ini sangat membutuhkan
masukan saran dan kritikan yang bersifat positif, guna untuk perbaikan penulisan
dan penelitian skripsi yang akan datang.
Makassar, 27 Oktober 2020
Andy Suriyani
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ v
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR/ BAGAN ....................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
A. Entrepreneurship .......................................................................... 7
1. Pengertian Entrepreneurship ................................................. 7
2. Jiwa Entrepreneurship ........................................................... 9
3. Hukum Dasar tentang Entrepreneurship ................................ 12
B. Etika Bisnis Islam .......................................................................... 15
C. Pendapatan dan Kesejahteraan Menurut Islam ........................... 19
D. Tinjauan Empiris ........................................................................... 22
E. Kerangka Konsep ......................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 36
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 36
B. Fokus Penelitian ........................................................................... 36
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 37
xii
D. Sumber Data ................................................................................ 37
E. Pengumpulan Data ....................................................................... 38
F. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 38
G. Instrumen Penelitian ..................................................................... 39
H. Informan Penelitian ....................................................................... 39
I. Metode Analisis Data .................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 42
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 42
1. Sejarah Berdirinya Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassar ..................................................... 42
2. Motto Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassar ..................................................... 45
3. Aturan atau Tata Tertib Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassarr .................................................... 45
4. Struktural Kepengurusan di Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassar ..................................................... 53
B. Deskripsi Narasumber .................................................................. 54
C. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ................................................. 55
D. Analisis dan Interpretasi (Pembahasan) ....................................... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 83
A. Kesimpulan ................................................................................... 83
B. Saran ............................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 85
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 29
Tabel 3.1 Informan Penelitian 40
Tabel 4.1 Data Informan 54
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep 35
Gambar 4.1 Struktural Kepengurusan di student mall 53
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman Wawancara 90
2. Transkrip 95
3. Dokumentasi Penelitian dan kegiatan 106-113
4. Surat Pengantar Penelitian 115
5. Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian 116
6. Biografi Peneliti 117
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi merupakan suatu aktivitas yang dijalankan oleh setiap
individu untuk menentukan suatu pilihan dan bagaimana cara menentukan
pilihan tersebut. Dalam Islam juga mengenal adanya suatu aktivitas ekonomi
dan jelas memiliki pandangan yang positif terhadap entrepreneur atau
wirausaha sebagai pelaku ekonomi tersebut. Menurut pandangan Islam,
seorang muslim atau pemeluk agama Islam sangat dianjurkan untuk
melakukan upaya mencari rezeki atau penghasilan. Dalam Al-Qur‟an Allah
SWT. berfirman:
كثرا لعل وٱذكروا ٱلل لوة فٲنتشروا فى ٱلرض وٱبتغوا من فضل ٱلل ك فإذا قضت ٱلص
تفلحون
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jum‟ah [62]:10). (Departemen,
2016)
Berdasarkan ayat tersebut, sangat jelas menunjukkan bahwa Allah
SWT. memerintahkan bagi umat manusia untuk berusaha atau melakukan
upaya yang sungguh-sungguh dengan menyerukan manusia untuk
bertebaran di muka bumi guna mencari karunia Tuhan yang telah
dilimpahkannya di bumi ini. Seruan Allah SWT. tersebut tentu dilakukan
untuk kebaikan dan kesejahteraan manusia itu sendiri. Sangat nyata
buktinya di dunia ini, bahwa di mana saja di bumi ini negeri-negeri yang
mempunyai warga masyarakat yang suka dan gigih dalam berusaha maka
2
negeri-negeri tersebut pasti akan menjadi negeri yang makmur dan
sejahtera. Begitu juga di mana saja di dunia ini negeri yang memiliki banyak
penduduk yang tidak gigih dalam berusaha atau senang bermalas-malasan,
maka negeri tersebut juga akan menjadi negeri yang terbelakang dan kurang
berkembang bahkan dapat dikategorikan sebagai negeri miskin yang patut
diberikan bantuan kemanusiaan. (Nuranisa, 2018: 47)
Islam juga menganjurkan kepada manusia senantiasa berusaha dan
bekerja keras agar mencapai sukses dalam melakukan aktivitas
berwirausaha atau entrepreneurship. Hal tersebut sejalan dengan seruan
yang terdapat dalam Al-Qur‟an surah Al-Hijr (15) ayat 56 Allah SWT.
berfirman:
الون قال ومن قنط من رحمة ربه إل الض
Artinya: “Ibrahim berkata: tidaklah orang yang berputus asa dari Rahmat
Tuhan-Nya, kecuali orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr [15]: 56).
(Departemen, 2016)
Sejarah Nabi Muhammad SAW adalah para pedagang dan
entrepreneur mancanegara yang piawai. Beliau adalah praktisi ekonomi dan
sosok tauladan bagi umat. Oleh karena itu, sebenarnya tidaklah asing jika
dikatakan bahwa mental entrepreneurship inheren dengan jiwa umat Islam
itu sendiri. Bukankah Islam adalah agama kaum pedagang, disebarkan ke
seluruh dunia setidaknya sampai abad ke 13 Masehi oleh pedagang muslim.
(Syarofi, 2016: 81)
Rasulullah SAW. juga telah jelas memberikan teladan untuk
semangat dalam berwirausaha. Dua belas tahun usia nabi Muhammad
SAW. ketika pertama kali mendapat pengalaman istimewa dalam
3
berpetualang. sejak itulah nabi Muhammad SAW. melakukan semacam
magang (internsip). Sejak muda, Beliau menjadi sosok yang giat bekerja,
dari bekerja serabutan hingga memilih berkarir dalam bidang perdagangan.
Bahkan ekspedisi dagang yang Beliau lakukan telah mencakup lintas negeri
pada saat itu. Terjunnya Nabi Muhammad SAW. dalam perdagangan sejak
dini tidak terlepas dari kenyataan yang menuntut Beliau untuk belajar hidup
mandiri agar bisa memperkecil ketergantungan pada kakek maupun paman
yang menjadi pengasuhnya. Rasulullah SAW. adalah seorang pedagang
dengan kombinasi semangat kejujuran dan keadilan. Trim mengungkapkan
bahwa kredibilitas dan kapabilitas Nabi Muhammad SAW. Digambarkan
melalui 4 sifat mulia Beliau yaitu shiddiq, amanah, jujur, dan tabligh sebagai
bekal jiwa entrepreneurship dalam membangun usahanya (Fadhillah , 2015:
83). Rasulullah SAW. menerapkan beberapa langkah dan strategi hingga Ia
sukses dalam dunia entrepreneurship. Jiwa entrepreneurship Rasulullah
SAW. tersebut harusnya ditumbuhkan kepada setiap muslim, tentunya harus
sejalan dengan etika bisnis Islam yang berarti mengedepankan Al-Qur‟an
dan As-sunnah sebagai pedoman dasar dan memiliki prinsip-prinsip secara
global dan spesifik. Salah satu bentuk prinsip utamanya yaitu kerja, ada
pada aktivitas yang dilakukan oleh pelaku bisnis golongan UMKM (Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, 2008).
Upaya menumbukan jiwa entrepreneurship menurut prinsip etika
bisnis Islam perlu dilakukan kepada pelaku bisnis sejalan dengan jumlah
penduduk Indonesia adalah mayoritas muslim. Berdasarkan hasil rilis data
Badan Pusat Statistik yang menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia
yang mencapai sekitar 271 juta penduduk Indonesia dan 87% nya adalah
4
pemeluk agama Islam (BPS, 2015). Selanjutnya data dari Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia) yang diolah
dari data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tahun 2018 pelaku
bisnis dari sektor UMKM mempunyai jumlah penduduk yang merupakan
entrepreneur di Indonesia mencapai sebanyak 116.978.631 dan jumlah unit
usaha mencapai 64.194.057 unit atau 99,99%. Sisanya sebanyak 0,01%
adalah unit usaha besar. (Kemenkop, 2018)
Tingginya jumlah entrepreneur atau pelaku bisnis sektor UMKM
tersebut tersebar di seluruh Indonesia, tak terkecuali hadir memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang ada di lingkungan pendidikan, satu diantaranya
yaitu di Perguruan Tinggi. Salah satu Perguruan Tinggi yang memberi
peluang kepada pelaku bisnis sektor UMKM yaitu Universitas
Muhammadiyah Makassar. Perguruan tinggi ini memiliki banyak unit usaha
bisnis yang dijalankan. Salah satunya Student Mall Universitas
Muhammadiyah makassar yang terletak di gedung Balai Sidang Muktamar
Universitas Muhammadiyah Makassar lantai 2 yang memberi peluang
kepada pelaku bisnis golongan UMKM di Kota Makassar untuk menjalankan
usahanya. Sesuai berita dari badan Humas Universitas Muhammadiyah
Makassar melalui postingan di website resmi kampus memberikan informasi
bahwa sebanyak 85 unit usaha bisnis yang masuk dalam golongan UMKM,
jenis usaha yang dijalankan yaitu 54 di bidang kuliner, sisanya ada ATK dan
foto copy, serta fashion dan barang campuran (Humas Unismuh, 2020).
Hadirnya usaha ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
pelaku bisnis dengan menerapkan kewirausahaan yang berjiwa Islami
sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam. Sehingga dengan ini, penulis ingin
5
meneliti tentang jiwa entrepreneurship Islami yang berjudul “Peran
Pengembangan Jiwa Entrepreneurship Berbasis Etika Bisnis Islam
dalam Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan Pelaku Bisnis di
Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada pembahasan
sebelumnya, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini
yaitu.
1. Bagaimanakah Peran Pengembangan Jiwa Entrepreneurship Berbasis
Etika Bisnis Islam dalam Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan
Pelaku Bisnis di Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar?
2. Bagaimanakah Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Pelaku Bisnis di
Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada uraian rumusan masalah, maka tujuan penelitian
yang ingin dicapai adalah.
1. Untuk Mengetahui dan Menganalisis Peran Pengembangan Jiwa
Entrepreneurship Berbasis Etika Bisnis Islam dalam Meningkatkan
Pendapatan dan Kesejahteraan Pelaku Bisnis di Student Mall
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Untuk Mengetahui dan Menganalisis Penerapan Etika Bisnis Islam Pada
Pelaku Bisnis di Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam hal sebagai berikut.
6
1. Manfaat secara akademik, yaitu penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan teori Ekonomi Islam, dan
dapat menjadi acuan atau referensi bagi mahasiswa dan peneliti
selanjutnya yang ingin mengetahui dan mendalami tentang peran
pengembangan jiwa entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam di
Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Pengelola Student Mall Universitas Muhammadiyah
Makassar yaitu agar mendapatkan informasi dan lebih mengetahui
sejauh mana peran pengembangan jiwa entrepreneurship berbasis
etika bisnis Islam dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan pelaku bisnis yang ada di student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar.
b. Manfaat bagi Pelaku bisnis di Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassar yaitu memberikan informasi kepada
pelaku bisnis yang ada di student mall Universitas Muhammadiyah
Makassar bahwa dalam kegiatan entrepreneurship perlu adanya
pengembangan sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam, sehingga
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya sesuai
prinsip syariat Islam.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Entrepreneurship
1. Pengertian Entrepreneurship
Entrepreneurship biasa diartikan dengan kewirausahaan.
Entrepreneurship sendiri diambil dari Bahasa Perancis, yakni dari kata
entreprende yang berarti melakukan (to under to take), yang memiliki
arti melakukan kegiatan mengorganisir dan mengatur. Istilah ini pertama
kali diperkenalkan oleh Richard pada tahun 1725, ia menitikberatkan
terhadap risiko atau ketidakpastian yang akan dihadapi oleh seseorang
yang memiliki modal dan akan melakukan sebuah usaha terhadap
modalnya tersebut. Entreprende secara harfiah berarti mengambil
langkah memasuki suatu aktivitas tertentu, sebuah enterprise atau
menyambut tantangan. (Antoni, 2014: 332)
Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
1995, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi
dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar (IPRI, 1995).
Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-
nilai, dan prinsip serta sikap kuat, seni, dan tindakan nyata yang sangat
perlu, tepat, dan unggul dalam menangani dan mengembangkan
8
perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan yang
terbaik kepada pelanggan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
terhadap masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Swasono dalam
Fadhillah (2015: 81), entrepreneur dalam akar tradisi Indonesia
sebangun dengan karakteristik saudagar. Secara harfiah, sau berarti
seribu dan dagar berarti akal. Jadi, karakteristik saudagar memiliki
seribu akal tentang cara mengelola dan memanfaatkan sumber daya
secara produktif dan efisien, berani menerjang paradigma yang ada,
membuka alternatif dan peluang baru.
Kata entrepreneur atau wirausaha dalam Bahasa Indonesia
merupakan gabungan dari kata wira yang artinya gagah, berani, dan
perkasa. Dan usaha (bisnis) dapat diartikan sebagai orang yang berani
atau perkasa dalam usaha atau bisnis. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, wirausaha yaitu sebagai orang yang pandai dan berbakat
dalam mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan produk
yang dihasilkan, dan mengatur permodalan yang dihasilkan. (Mochlasin,
dkk., 2016: 82)
Idri (2015: 53) dalam bukunya Hadits Ekonomi „Ekonomi dalam
Perspektif Hadits Nabi mengungkapkan bahwa bagi seorang muslim,
berwirausaha dalam rangka membangun perekonomian merupakan
kewajiban. Syawqi Ahmad Dunya dalam bukunya Tamwil al Tanmiyyah
fii al-Iqtisa‟d al-Islaami menyatakan bahwa bekerja dalam rangka
membangun ekonomi merupakan kewajiban yang sakral (fard
muqaddas) yang bersifat keagamaan. Terdapat banyak ayat dan hadits
9
yang mendasari pendapat ini, misalnya perintah berjalan di muka bumi
untuk mencari rezeki (al-masyyu fii manaakib al-ard), mencari rezeki
Allah (al-ibtighaa min fadlillah) perintah mengeluarkan infak (al-infaq),
jihad di jalan Allah (al-jihaad fii sabiilillah), dan mencari pekerjaan (talab
al-kasb). Menurut Al-Jundi, baik Al-Qur‟an, Sunnah, Ijma‟, Qiyas, dan Urf
menunjukkan bahwa Islam menyerukan agar umatnya bekerja dan
membangun perekonomian.
Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan diatas, maka
dapat dipahami bahwa terdapat banyak keragaman definisi tentang
entrepreneurship. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
entrepreneurship adalah segala proses yang dijalankan dalam sebuah
usaha oleh seorang entrepreneur dengan memerhatikan segala
kemungkinan risiko yang terjadi, bertindak kreatif dan responsif,
menyusun suatu manajemen usaha dengan baik sehingga dapat
memberikan dampak berupa manfaat baik untuk dirinya dan juga orang
lain. Arti entrepreneur (wirausahawan) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani
memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri
atau berkelompok.
2. Jiwa Entrepreneurship
Menurut Hartanti dalam Sukirman (2017:116) jiwa
entrepreneurship merupakan nyawa kehidupan dalam kewirausahaan
yang pada prinsipnya merupakan sikap dan perilaku kewirausahaan
10
dengan ditunjukkan melalui sifat, karakter, dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif dalam dunia
nyata secara kreatif.
Menurut Riyanti (2003: 51-52) ciri-ciri umum seseorang yang
mempunyai jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan adalah sebagai
berikut:
a. Percaya diri (yakin, mandiri, individualitas, optimisme,
kepemimpinan, dan dinamis)
b. Originalitas (terdiri dari sifat inovatif, kreatif, mampu mengatasi
masalah baru, inisiatif, mampu mengerjakan banyak hal dengan
baik dan memiliki pengetahuan)
c. Berorientasi manusia terdiri dari sifat suka bergaul dengan orang
lain, fleksibel, responsif terhadap saran dan kritik
d. Berorientasi hasil kerja (sifat ingin berprestasi, berorientasi
keuntungan, teguh, tekun, determinasi tinggi, kerja keras, penuh
semangat dan energi)
e. Berorientasi masa depan (terdiri dari sifat pandangan kedepan,
ketajaman persepsi
f. Berani mengambil risiko (terdiri dari sifat mampu mengambil risiko,
suka tantangan)
Sedangkan menurut Sukardi dalam Riyanti (2003: 53-54) sifat-
sifat entrepreneur atau wirausaha adalah meliputi
a. Sifat instrumental (tanggap terhadap peluang, dan kesempatan
berusaha maupun yang berkaitan dengan perbaikan kerja)
11
b. Sifat prestatif berusaha memperbaiki prestasi, mempergunakan
umpan balik, menyenangi tantangan dan berupaya agar hasil
kerjanya selalu lebih baik dari sebelumnya
c. Sifat keluwesan bergaul, yaitu selalu aktif bergaul dengan siapa
saja, membina kenalan baru dan berusaha menyesuaikan diri
dalam berbagai situasi atau memiliki kemampuan kerjasama
d. Sifat kerja keras yaitu berusaha selalu terlibat dalam situasi kerja,
tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai, tidak
memberikan kesempatan untuk berpangku tangan, mencurahkan
perhatian sepenuhnya pada pekerjaan dan memiliki tenaga untuk
terlibat secara terus menerus dalam kerja
e. Sifat keyakinan diri, adalah semua kegiatan penuh optimisme
bahwa usahanya akan berhasil, dia percaya diri dengan bergairah
langsung terlibat dalam kegiatan konkret, jangan terlihat ragu-ragu
f. Sifat mengambil risiko, yaitu tidak khawatir akan menghadapi situasi
yang serba tidak pasti dimana usahanya belum tentu membuahkan
keberhasilan. Dia berani mengambil risiko kegagalan dan selalu
antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan kegagalan, segala
tindakan diperhitungkan secara cermat
g. Sifat swa-kendali yaitu sifat benar-benar menentukan apa yang
harus dilakukan dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri
h. Sifat inovatif selalu bekerja keras untuk mencari cara-cara baru
untuk gagasan, pandangan, penemuan-penemuan baru yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerjanya, mencari ide baru
12
i. Sifat mandiri, apa yang dilakukan merupakan tanggung jawab
pribadi. Kegagalan dan keberhasilan dikaitkan dengan tindakan-
tindakan pribadinya. Dia lebih menyenangi kebebasan dalam
mengambil keputusan untuk bertindak dan tidak mau bergantung
pada orang lain
3. Hukum Dasar tentang Entrepreneurship
Entrepreneurship atau kewirausahaan termasuk dalam bentuk
kegiatan mu‟amalah. Kholiq (2014: 170) menyebutkan sumber-sumber
hukum ekonomi syariah adalah Al-Qur‟an, Sunnah Rasul, Ijma‟, Qiyas,
dan prinsip-prinsip hukum lainnya. Tujuan akhir dari hukum Islam ialah
mewujudkan kemaslahatan pada manusia itu sendiri. Begitu pula
Entrepreneurship dalam pandangan Islam sebaiknya dilandasi dengan
Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
a. QS. Al-Qasas (28): 26
ر من استأجرت القوي المن قالت إحداهما ا أبت استأجره إن خ
Artinya: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya. (QS. Al-Qasas (28): 26). (Departemen, 2016)
b. QS. Al-Insyiqaq (84): 6
نسان إنك كادح إلى ربك كدحا فملقه ا أها ال
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan
sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu
akan menemui-Nya. (QS. Al-Insyiqaq (84): 6).
(Departemen, 2016)
c. QS. Al-Qasas (28): 77
13
الدار الخرة ول تنس نصبك من الدنا وابتػ فما آتاك الل
ل ك ول تبػ الفساد ف الرض إن الل إل وأحسن كما أحسن الل
حب المفسدن
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS.
Al-Qasas (28): 77). (Departemen, 2016)
d. QS. Al-Jumu‟ah (62): 9-11
لة من و الجمعة فاسعوا إلى ذكر الل ا أها الذن آمنوا إذا نودي للص
ر لك إن كنت تعلمون ع ذلك خ لة فانتشروا ( 9)وذروا الب فإذا قضت الص
كثرا لعلك تفلحون ) ف الرض وابتغوا من واذكروا الل ( وإذا 01فضل الل
ر من اللهو خ ها وتركوك قائما قل ما عند الل رأوا تجارة أو لهوا انفضوا إل
ازقن) ر الر خ (00ومن التجارة والل
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan sembahyang pada hari Jum`at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan
sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-
banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila melihat
perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju
kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri
(berkhotbah). Katakanlah:` Apa yang di sisi Allah adalah
lebih baik daripada permainan dan perniagaan`, dan Allah
Sebaik-baik Pemberi rezki.(QS. Al-Jumu‟ah (62): 9-11).
(Departemen, 2016)
14
e. HR. Al-Baihaqi
قال رسول هللعن عاص بن عبد هلل، عن سال ، عن أبه، قال:
صلى هلل عله و سل : <<إن هلل حب المؤمن المحترف>> و ف
رواة ابن عبدان: <<الشاب المحترف>> (أخرجه البهق
Artinya: Dari „Ashim bin Ubaidillah, dari Salim, dari bapaknya,
berkata : bersabda Rasulullah SAW. : “sesungguhnya Allah
senang kepada orang mukmin yang profesional (pandai)”
dan di dalam riwayat Ibnu „Abdan: “pemuda profesional.”
(HR. Al-Baihaqi). (Wijayanti, 2018)
f. HR. Ad-Dailami dan Ibnu „Asakir
عن أنس بن مالك قال، قال رسول الله صلى الله عله و سل : لس
و ل آخرته لدناه حتى صب منهما بخرك من ترك دناه لخرته
جمعا فإن الدنا بلغ إلى الخرة و ل تكونوا كل على الناس )رواه
الدلمى و ابن عساكر(
Artinya: Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW. bersabda:
“bukanlah orang yang terbaik diantara kalian, seseorang
yang mengabaikan urusan duniawinya demi urusan
akhiratnya, dan bukan pula seseorang yang mengabaikan
urusan akhiratnya demi urusan duniawinya, sehingga ia
mendapatkan keduanya secara bersamaan.
Sesungguhnya dunia itu merupakan sarana atau jalan
untuk menuju ke akhirat, dan jangan sekali-kali kalian
menjadi beban bagi orang-orang lain. (HR. Ad-Dailami dan
Ibnu „Asakir). (Wijayanti, 2018)
g. HR. Bukhari
عن المقدا رض الله عنه عن رسول الله صلى الله عله و سل قال
الله ما أكل أحد طعاما قط خرا من أن أكل من عمل ده و إن نب
داود عله السل كان أكل من عمل ده )أخرجه البخاري(
Artinya: Dari Al-Miqdam RA., dari Rasulullah SAW., Beliau
bersabda: “seseorang yang makan hasil usahanya sendiri,
15
itu lebih baik. Sesungguhnya Nabi Daud AS., makan dari
hasil usahanya sendiri. (HR. Bukhari). (Wijayanti, 2018)
B. Etika Bisnis Islam
Istilah kata etika dan moral biasanya selalu dipergunakan secara
bergantian untuk maksud yang sama. Etika berasal dari bahasa latin etos
yang berarti kebiasaan, sinonimnya adalah moral, juga berasal dari bahasa
yang sama mores yang berarti kebiasaan. Sedangkan bahasa arabnya
akhlak, bentuk jamak dari mufradnya khuluq artinya budi pekerti. Keduanya
bisa diartikan sebagai kebiasaan atau adat istiadat (custom atau mores)
yang menunjuk kepada perilaku manusia itu sendiri, tindakan atau sikap
yang dianggap benar atau baik. (Hasan, 2014: 171)
Nilai etik, moral, atau akhlak adalah nilai-nilai yang mendorong
manusia menjadi pribadi yang utuh seperti kejujuran, kebenaran, keadilan,
kemerdekaan, kebahagiaan dan cinta kasih. Apabila nilai etik ini
dilaksanakan akan menyempurnakan hakikat manusia seutuhnya. Setiap
orang boleh mempunyai seperangkat pengetahuan tentang nilai, tetapi
pengetahuan yang mengarahkan dan mengendalikan perilaku orang Islam
hanya ada dua yaitu Al-Qur‟an dan As-sunnah sebagai sumber segala nilai
dan pedoman dalam setiap sendi kehidupan, termasuk dalam bisnis. Dua
acuan inilah yang dapat menjadi pengendali dari perbuatan-perbuatan yang
tidak terpuji dalam praktik-praktik bisnis, dengan berpegang teguh kepada
dua sumber tersebut maka setiap orang akan terdorong kepada perbuatan
baik. Perbuatan baik adalah perbuatan yang mengandung kriteria kebaikan
yang dicintai Islam dan Islam menganjurkan untuk melakukannya.
Sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang mengandung kriteria-
16
kriteria buruk sebagai sesuatu yang dilarang oleh Islam untuk dilaksanakan.
(Hasan, 2014: 172)
Johan Arifin yang dikutip (Anindya, 2017: 394) mengemukakan
bahwa ada dua macam etika yaitu.
1. Etika deskriptif adalah etika yang menelaah secara kritis dan rasional
tentang sikap dan perilaku manusia, secara apa yang dikejar setiap
orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika
deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni
mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait
dengan situasi dan realitas yang membudaya;
2. Etika normatif adalah etika yang menetapkan berbagai sikap dan
perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang
seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai
dalam hidup ini. Jadi etika normatif merupakan norma-norma yang dapat
menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-
hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan
berlaku di masyarakat.
Johan dalam Anindya (2017: 395) memberikan petunjuk sebagai
faktor dilaksanakannya prinsip benevolence (ihsan), diantaranya kemurahan
hati (leniency), motif pelayanan (service motives) dan kesadaran adanya
Allah SWT. dan aturan-aturan yang berkaitan dengan pelaksanaan yang
menjadi prioritas (consciousness of Allah and of His prescribed priorities).
Definisi Etika bisnis Islam menurut Djakfar adalah norma-norma etika
yang berbasiskan Al-Qur‟an dan As-sunnah yang harus dijadikan acuan oleh
siapapun dalam aktivitas bisnis. Etika bisnis Islam termasuk dalam etika
17
teologis, yang menjadi ukuran etika teologis adalah baik buruknya perbuatan
manusia didasarkan atas ajaran Tuhan. (Juliana, 2019: 38-39)
Selanjutnya menurut Mustaq Ahmad (Suarni, 2019: 186) menyatakan
bahwa etika bisnis Islam kumpulan nilai-nilai yang membedakan antara baik
dan buruk atau benar dan salah dalam menjalankan bisnis berdasarkan
prinsip moralitas. Dengan kata lain, etika bisnis Islam berarti seperangkat
prinsip dan norma yang dianut pelaku bisnis untuk berkomitmen dalam
menangani, berperilaku dan berhubungan untuk mencapai tujuan bisnisnya
dengan tepat.
Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Al-Qur‟an (Nawatmi, 2010: 55)
adalah.
1. Melarang bisnis yang dilakukan dengan proses kebatilan. Bisnis
harus didasari kerelaan dan keterbukaan antara kedua belah pihak
dan tanpa ada pihak yang dirugikan. Orang yang berbuat batil
termasuk perbuatan aniaya, melanggar hak dan berdosa besar.
Sedangkan orang yang menghindarinya akan selamat dan
mendapat kemuliaan;
2. Tidak boleh mengandung unsur riba;
3. Kegiatan bisnis juga memiliki fungsi sosial baik melalui zakat dan
sedekah. Pengembangan harta tidak akan terwujud kecuali melalui
interaksi antar sesama dalam berbagai bentuknya;
4. Melarang pengurangan hak atas suatu barang atau komoditas yang
didapat atau diproses dengan media takaran atau timbangan
karena merupakan bentuk kezaliman, sehingga dalam praktek
bisnis, timbangan harus disempurnakan;
18
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai keseimbangan baik ekonomi maupun
sosial, keselamatan dan kebaikan serta tidak menyetujui kerusakan
dan ketidak-adilan;
6. Pelaku bisnis dilarang berbuat zalim (curang) baik bagi dirinya
sendiri maupun kepada pelaku bisnis yang lain.
Petunjuk Rasulullah SAW. tentang etika bisnis Islam ada 4 hal yang menjadi
kunci sukses dalam mengelola suatu bisnis, keempat hal tersebut
merupakan sikap yang sangat penting dan menonjol dari Nabi Muhammad
saw.,dan sangat dikenal dikalangan ulama, namun masih jarang
diimplementasikan khususnya dalam dunia bisnis. Sifat-sifat tersebut
diantaranya (Darussalam, 2011. Hal: 192)
1. Siddiq (Jujur/Benar)
Jujur nilai dasarnya ialah integritas, nilai-nilai, ikhlas, terjamin,
dan keseimbangan emosional adalah sikap yang sangat urgen dalam
hal bisnis,. Sikap jujur berarti selalu melandaskan ucapan, keyakinan,
serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Tidak ada kontradiktif dan
pertentangan yang disengaja antara ucapan dan perbuatan. Selalu
berskap jujur maka akan dicatat oleh Allah sebagai seorang yang jujur.
2. Amanah (Terpercaya)
Sikap amanah ialah nilai dasarnya terpercaya, dan nilai-nilai
dalam berbisnisnya ialah adanya kepercayaan, bertanggung jawab,
transparan dan tepat waktu sikap ini juga sangat dianjurkan dalam
aktifitas bisnis, kejujuran dan amanah mempunyai hubungan yang
sangat erat, karena jika seseorang telah dapat berlaku jujur pastilah
orang tersebut amanah (terpercaya). Maksud amanah adalah
19
mengembalikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil
sesuatu melebihi haknya dan tidak melebihi hak orang lain
3. Fathanah (Cerdas)
Fathanah berarti memiliki pengetahuan luas, nilai-nilai dalam
bisnis memiliki visi, pemimpin yang cerdas sadar produk dan jasa serta
mengerti akan sesuatu dan dapat menjelaskannya, fathanah dapat juga
diartikan dengan kecerdikan atau kebijaksanaan. Sifat fathanah dapat
dinyatakan sebagai strategi hidup setiap muslim. Seorang muslim yang
mempunyai kecerdasan dan kebijaksanaan, akan mementingkan
persoalan akhirat dibanding dengan persoalan dunia.
4. Tabligh
Rasul Allah swt.,dikaruniai sifat tabligh untuk menyampaikan apa
yang diterima dari Alla swt., kepada umatnya dengan tidak mengurangi
sedikitpun perintah yang di terimanya. Sifat tabligh nilai dasarnya ialah
komunikatif dan nilai bisnisnya ialah supel, penjual yang cerdas,
deskripsi tugas, kerja tim, koordinasi dan ada supervisi, tabligh artinya
menyampaikan sesuatu. Hal ini berarti bahwa orang yang memiliki sifat
tabligh harus komunikatif dan argumentatif.
C. Pendapatan dan Kesejahteraan
Pendapatan adalah uang yang diterima dan diberikan kepada subjek
ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan yaitu berupa
pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan dan
pendapatan dari kekayaan. Pendapatan atau upah dapat didefinisikan
dengan sejumlah uang yang dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan
kepada pekerja atas jasanya sesuai perjanjian (Sumitro, 1990. Hal: 27)
20
. Dalam Al-Qur‟an surat An-Nisa ayat 29 tersirat tentang pendapatan:
ان تكون تجارة عن نك بالباطل ال ا اموالك ب ن امنوا ل تأكلو اها الذ
ما كان بك رح ا انفسك ان الله نك ول تقتلو تراض م
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Menurut P3EI (Sardar, dkk. 2016) menjelaskan bahwa kesejahteraan
menurut Islam terdiri dari beberapa cakupan definisi diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kesejahteraan holistik dan seimbang, yaitu kecukupan materi yang
didukung oleh terpenuhinya kebutuhan spiritual serta mencakup individu
dan sosial. Sosok manusia terdiri dari unsur fisik dan jiwa, karenanya
kebahagiaan haruslah menyeluruh dan seimbang diantara keduanya.
Demikian pula manusia memiliki dimensi individual sekaligus sosial.
Manusia akan merasa bahagia jika terdapat keseimbangan diantara
dirinya dengan lingkungan sosialnya.
2. Kesejahteraan di dunia dan akhirat (falah), sebab manusia tidak hanya
hidup di dunia saja, melainkan juga akan melewati fase menuju ke
akhirat. Kecukupan materi yang ada di dunia ditujukan untuk
memperoleh kecukupan menuju ke akhirat. Jika kondisi ideal ini tidak
tercapai maka kesejahteraan di akhirat tentu lebih di utamakan. Sebab
ini merupakan sesuatu yang abadi dan lebih bernilai di sisi Allah SWT.
Konsep kesejahteraan yang ada dalam Islam melihat secara
menyeluruh dari sisi material dan spiritual. Bukan hanya melihat dari sisi
ekonomi saja, melainkan juga dari sisi moral. Kesejahteraan hidup
21
seseorang pada realitasnya memiliki banyak indikator yang dapat diukur.
Pengukuran tingkat kesejahteraan seseorang juga sering mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Pada tahun 1950-an kesejahteraan diukur
dari aspek fisik seperti berat badan, tinggi dan gizi, harapan hidup, serta
income. Kemudian, di tahun 1980-an mengalami perubahan pengukuran
tingkat kesejahteraan yang diukur dari income, tenaga kerja, dan hak-hak
sipil. Tahun 1990-an terjadi kembali perubahan oleh Mahbub Ul-Haq yang
merumuskan ukuran kesejahteraan dengan Human Development Index
(HDI). Ukuran kesejahteraan ini tidak hanya menekankan pada aspek
ekonomi saja, namun juga pada aspek kualitas sosial individu. HDI
menggabungkan tiga komponen utama yaitu indeks harapan hidup, indeks
pendidikan, dan indeks pendapatan per kapita.
As-Syatibi mengatakan bahwa penetapan hukum hukum syara‟
selalu berorientasi pada kepentingan hidup manusia. Kepentingan atau
kebutuhan hidup manusia dibagi menjadi tiga kategori, yaitu dharuriyat,
hajiyat,dan tahsiniyat (Sardar, 2016).
1. Dharuriyat adalah penegakan kemaslahatan agama dan dunia. Artinya,
ketika dharuriyat itu hilang maka kemaslahatan dunia dan bahkan
akhirat juga akan hilang. Dharuriyah menunjukkan kebutuhan dasar
ataupun primer yang harus selalu ada dalam kehidupan manusia. Dari
data yang ada menunjukkan bahwa masyarakat atau keluarga pengrajin
kerajinan tangan khas Lampung telah mengalami peningkatan
pendapatan yang signifikan, sehingga sudah dapat memenuhi
kebutuhan dlaruriyat dengan mempunyai tempat tinggal yang nyaman,
pakaian yang layak pakai, makan sehari tiga kali, dan mempunyai
22
penghasilan tetap sebagai pengrajin sehingga dapat memenuhi
kebutuhan primer atau kebutuhan pokok yakni nafkah-nafkah pada
manusia untuk dapat mewujudkan lima tujuan syari‟at, yaitu memelihara
keyakinan atau agama, akal, jiwa, keturunan dan harta benda.
2. Hajiyat adalah hal-hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan kemudahan
dan menghilangkan kesulitan yang dapat menyebabkan bahaya dan
ancaman, yaitu jika sesuatu yang mestinya ada menjadi tidak ada.
Hajiyat juga dimaknai dengan keadaan di mana jika suatu kebutuhan
dapat terpenuhi maka akan bisa menambah value atau nilai kehidupan
manusia. dengan adanya kerajinan tangan khas Lampung ini
masyarakat sekitar tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok
primer saja, namun berdampak langsung dalam memberikan
kemudahan dalam mencari nafkah untuk keluarga.
3. Tahsiniyat adalah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
menghindari yang buruk sesuai dengan apa telah diketahui oleh akal
sehat. Tahsiniyat juga biasa dikenali dengan kebutuhan tersier, atau
identik dengan kebutuhan yang bersifat mendekati kemewahan.
Keluarga pengrajin kerajinan tangan khas Lampung masih banyak yang
belum memenuhi kebutuhan tahsiniyat atau kesempurnaan, misalnya
menunaikan rukun Islam yang ke lima yaitu ibadah haji.
D. Tinjauan Empiris
Tinjauan empiris merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dengan profit yang terkait dengan sub penelitian (Jam'an,
2018). Dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi
acuan dalam penelitian ini yaitu:
23
Agusdiwana Suarni, Asriati, Sulaiman Masnan, Fitriani tahun 2019.
Dengan judul “Factors Motivating The Local Community Of Belewa, Wajo
Regency,South Sulawesi Province To Engage In Edible Bird‟s Nest in The
Perspective of Islamic Business Ethics”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui factor-faktor yang memotivasi masyarakat Kecamatan Belawa,
Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, untuk terlibat dalam industri sarang burung
wallet. Perternakan burung wallet menjadi marak di kalangan masyarakat
pertanian di daerah tersebut, terutama setelah terbitnya Fatwa MUI No.2 Tahun
2012 tentang halal konsumsi sarang burung wallet serta budidaya burung wallet
yang halal dalam islam disertai dengan beberapa persyaratan diantaranya
burung tidak boleh disiksa selama proses tersebut. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa factor yang
memotivasi masyarakat untuk terlibat dalam industri unggas yang dapat dimakan
adalah prospek keuntungan usaha, sering gagal panen, dan izin mengkonsumsi
sarang burung wallet berdasarkan syariat islam serta izin peternakan burung
berdasarkan etika bisnis islam.
Hasnah Rimiyati, dkk (Rimiyati, dkk., 2016). Judul penelitiannya
adalah Pengaruh Penerapan Nilai-nilai Kewirausahaan Islami terhadap
Keberhasilan Usaha (Studi Pada Pengusaha UMKM Muslim di Kota
Yogyakarta). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh penerapan nilai-nilai kewirausahaan Islami (kejujuran, kemauan
bekerja keras, menepati janji, tertib administrasi, selalu berdoa, membayar
zakat dan sedekah, memiliki jiwa kepemimpinan) terhadap keberhasilan
usaha (studi pada pengusaha UMKM muslim di Kota Yogyakarta). Penelitian
dengan jumlah sampel sebanyak 50 pengusaha ini menghasilkan variabel
24
penerapan nilai-nilai kewirausahaan Islami berpengaruh secara signifikan
terhadap keberhasilan usaha, sedangkan secara parsial tidak begitu
berpengaruh selain dari variabel kepemimpinan. Perbedaan mendasar
dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah penelitian ini menganalisis
terkait pengaruh variabel penerapan nilai-nilai kewirausahaan Islami
terhadap keberhasilan usaha, sedangkan penelitian yang akan saya
lakukan adalah terkait pengembangan jiwa kewirausahaan atau
entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam agar dapat meningkatkan
kesejahteraan pelaku bisnis yang ada di student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar. Persamaan penelitian saya dengan penelitian ini
adalah memiliki pembahasan yang sama yaitu kewirausahaan Islami.
Raihanah Daulay (Daulay, R., 2016). Peneliti ini meneliti tentang
Pengembangan Usaha Mikro untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat Islam di
Kota Medan. Peneliti mengatakan bahwa pemberdayaan ekonomi umat
dapat dilakukan melalui pengembangan usaha mikro dengan memberikan
solusi terhadap masalah apa yang dihadapi, memberikan pengetahuan
tentang cara untuk mengembangkan usaha mikro yang dijalankan, dan
menambah kemampuan berwirausaha melalui penerapan program
kewirausahaan. Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang akan saya lakukan adalah perbedaannya terletak pada fokus
penelitiannya, yaitu Raihanah Daulay hanya berfokus pada usaha mikro,
sedangkan penelitian yang akan saya lakukan berfokus pada pelaku bisnis
di salah satu perguruan tinggi. Sedangkan persamaan penelitian yang akan
saya lakukan dengan penelitian ini adalah membahas tentang
25
pengembangan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan orang-orang yang
memiliki usaha.
S. Usniah, dkk (Usniah, S., dkk., 2017). Peneliitian yang dilakukan
berjudul Karakteristik Entrepreneur Syariah Pada Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) di Bogor. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa
kegiatan usaha yang dipraktikkan oleh setiap UMKM dimulai dari proses
produksi dan proses pemasaran. Selain itu juga hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa UMKM telah mempunyai karakter jujur, berbisnis
secara adil atau keadilan, komunikatif atau cakap, senang membantu
pelanggan, menjaga hak-hak konsumen dan menunaikan zakat, infaq dan
sedekah. Serta dampak dari penerapan karakteristik yang dimiliki oleh setiap
UMKM menimbulkan berbagai macam perkembangan mulai dari
peningkatan produksi, penjualan, pendapatan dan meluasnya pasar.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah
penelitian ini membahas tentang karakteristik Entrepreneur Syariah,
sedangkan penelitian yang akan saya jalankan adalah berfokus pada
pengembangan jiwa entrepreneurship, dan untuk persamaan penelitiannya
yaitu melakukan penelitian tentang entrepreneurship.
Ratna Wijayanti (Wijayanti, R., 2018). Melakukan penelitian yang
berjudul Membangun Entrepreneurship Islami dalam Perspektif Hadits.
Peneliti ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa Entrepreneurship dalam
pandangan Islam berarti bekerja untuk menyeimbangkan dunia dan akhirat,
serta bekerja yang halal sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW. Hal
yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan saya
26
lakukan adalah fokus peneliti ini mengenai entrepreneurship yang
dikembangkan menggunakan perspektif hadits Nabi, sedangkan penelitian
yang akan saya lakukan adalah mengenai peran pengembangan jiwa
entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam dalam meningkatkan
kesejahteraan pelaku bisnis di student mall Universitas Muhammadiyah
Makassar. Sedangkan persamaannya yaitu membahas tentang
entrepreneurship.
Aan Jaelani (Jaelani, A., 2019). Peneliti ini melakukan penelitian
tentang Maqashid Syariah dan Pengembangan Kewirausahaan
Berkelanjutan di Indonesia. Penelitian ini mengeksplorasi konsep maqashid
al-syariah dan pengembangan kewirausahaan berkelanjutan di Indonesia,
menggunakan analisis konten dengan melakukan tinjauan atas literatur.
Penelitian ini menghasilkan kewirausahaan didorong oleh spiritualitas dan
nilai-nilai etis yang diturunkan dari maqashid al-syariah. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan, penelitian ini
membahas mengenai maqashid al-syariah, sedangkan penelitian yang akan
saya lakukan adalah mengenai pengembangan jiwa entrepreneurship.
persamaannya dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah meneliti
tentang kewirausahaan.
Ari Kristin Prasetyoningrum (Prasetyoningrum, A.K., 2019). Penelitian
yang dilakukan adalah Upaya Para Wirausahawan dalam Menjalankan Etika
Bisnis Islam dalam Produksi dengan Mewujudkan Aspek Kejujuran,
Keadilan, Menepati Janji, dan Kebersihan dalam Proses Produksi. Hasil
penelitiannya menunjukkan upaya para wirausahawan dalam menjalankan
etika bisnis Islam dalam produksi dengan mewujudkan aspek kejujuran,
27
keadilan, menepati janji, dan kebersihan dalam proses produksi. Namun
sebagian masih ada yang tidak sesuai dengan etika bisnis Islam yang tidak
jujur terhadap asal usul produk, tidak menepati janji, mencampurkan produk
yang berkualitas baik dengan produk berkualitas buruk, dan masih kurang
berhati-hati dalam proses produksi krupuk tayammum. Hal yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan
adalah peneliti ini meneliti tentang implementasi etika bisnis Islam yang
diterapkan pada UMKM, sedangkan penelitian yang akan saya lakukan
membahas tentang peran pengembangan jiwa entrepreneurship.
Persamaan penelitian yang akan saya lakukan dengan penelitian ini adalah
keduanya membahas etika bisnis Islam pada pelaku bisnis itu sendiri.
Andi Triyawan, dkk (Triyawan, A., dkk., 2019). Judul penelitian yang
diteliti adalah Analisis Strategi Pengembangan Bisnis UMKM Moeslim
Square Ngawi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah strategi
pengembangan bisnis terdapat faktor eksternal yaitu ekonomi, sosial,
budaya demografi, lingkungan, pemerintah, teknologi dan kompetitor. Selain
itu terdapat faktor internal dalam strategi yaitu manajemen, pemasaran,
keuangan, produk dan sumber daya manusia. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan saya lakukan yaitu penelitian Andi Triyawan
membahas mengenai strategi pengembangan bisnis UMKM, sedangkan
penelitian yang saya lakukan membahas mengenai peran pengembangan
entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam. Persamaan penelitian yang
akan saya lakukan dengan penelitian ini adalah keduanya membahas
pengembangan usaha atau entrepreneurship.
28
Juliana, dkk (Juliana, dkk., 2019). Penellitian yang diteliti berjudul
Implementasi Etika Bisnis Islam Pelaku Usaha Mikro: Studi Kasus Pada
Pelaku Usaha Mikro Syariah Puspa Bank Indonesia Wilayah Jawa Barat di
Bandung Tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini untuk mengukur tingkat
implementasi etika bisnis Islam para pelaku UMKM program PUSPA Bank
Indonesia Wilayah Jawa Barat di Kota Bandung pada Tahun 2017. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat implementasi etika bisnis Islam pelaku usaha
mikro binaan program PUSPA Bank Indonesia wilayah Jawa Barat tahun
2017 masuk dalam kriteria sangat baik. Ini terlihat dari beberapa dimensi
yang digunakan yaitu jujur, penggunaan barang berkualitas baik, ihsan,
membangun hubungan baik dengan konsumen dan etika menetapkan harga
nilai rata-rata 5,8 yang berarti sangat baik. Perbedaan Penelitian ini dengan
penelitian yang akan saya lakukan yaitu peneliti memfokuskan terhadap
pengimplementasian etika bisnis Islam, sedangkan penelitian yang saya
lakukan adalah mengenai peran pengembangan jiwa entrepreneurship.
Persamaan dari kedua penelitian ini adalah keduanya membahas etika
bisnis Islam.
Yunus Mustaqim (Mustaqim, Y., 2019). Penelitian ini berjudul
Membangun Entrepreneurship dalam Perspektif Ekonomi Syariah.
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk
membangun kewirausahaan dalam perspektif ekonomi syariah adalah
menumbuhkan suatu karakter yang disiplin, mandiri, realistis, komitmen,
jujur, kreatif, dan produktif untuk mewujudkan suatu keuntungan yang dapat
membawa keberkahan dan tetap menjalani usahanya dengan memerhatikan
keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat. Hal yang membedakan antara
29
penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah penelitian ini,
membahas tentang membangun entrepreneurship, sedangkan penelitian
yang akan saya teliti, yaitu tentang peran pengembangan jiwa
entrepreneurship, dan kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
saya teliti yaitu tentang entrepreneurship.
Table 2.1
PENELITIAN TERDAHULU
No Nama Peneliti Nama
Jurnal
Penelitian
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Agusdiwana
Suarni, dkk
Jurnal
Economics
and
business
Vol. 2, No.
2, (2019):
183-194
Factors
Motivating The
Local
Community Of
Belewa, Wajo
Regency,South
Sulawesi
Province To
Engage In
Edible Bird‟s
Nest in The
Perspective of
Islamic Business
Ethics
Kualitatif factor yang memotivasi masyarakat untuk terlibat dalam industry unggas yang dapat dimakan adalah prospek keuntungan usaha, sering gagal panen, dan izin mengkonsumsi sarang burung wallet berdasarkan syariat islam serta izin peternakan burung berdasarkan etika bisnis islam.
2. Hasnah
Rimiyati, dkk
Jurnal
Manajemen
Bisnis
Vol. 7 No. 2
(2016): 130-
157
Pengaruh
Penerapan Nilai-
nilai
Kewirausahaan
Islami terhadap
Keberhasilan
Usaha (Studi
Pada
Pengusaha
UMKM Muslim
di Kota
Yogyakarta)
Kuantitatif Variabel penerapan
nilai-nilai
kewirausahaan
Islami berpengaruh
secara signifikan
terhadap
keberhasilan usaha,
tapi tidak
berpengaruh jika
dilihat secara parsial
30
3. Raihanah
Daulay
Miqat
Jurnal Ilmu-
Ilmu
Keislaman
Vol.40 No.1
(2016): 44-
65
Pengembangan
Usaha Mikro
Untuk
Pemberdayaan
Ekonomi Umat
Islam di Kota
Medan
Penelitian
pengembang
an (research
development
)
Pemberdayaan
ekonomi umat dapat
dilakukan melalui
pengembangan
usaha mikro dengan
memberikan solusi
terhadap masalah
apa yang dihadapi,
memberikan
pengetahuan tentang
cara untuk
mengembangkan
usaha mikro yang
dijalankannya, dan
menambah
kemampuan
berwirausaha melalui
penerapan program
kewirausahaan.
4. S. Usniah, dkk Syarikah,
Jurnal
Ekonomi
Islam
Vol. 3, No.1
(2017): 372-
390
Karakteristik
Entrepreneur
Syariah Pada
Usaha Mikro,
Kecil, dan
Menengah
(UMKM) di
Bogor
kualitatif Dampak usaha dari
adanya penerapan
karakteristik
entrepreneur syariah
ini menunjukkan
peningkatan pada
usaha UMKM, mulai
dari produksi,
penjualan,
pendapatan, dan
luasnya promosi dan
pasar
5. Ratna Wijayanti Cakrawala,
Jurnal studi
Islam,
Vol. 13 No.
1 (2018):
35-50
Membangun
Entrepreneurshi
p Islami dalam
Perspektif
Hadits
Pendekatan
deskriptif
kualitatif
Entrepreneurship
dalam pandangan
Islam berarti bekerja
untuk
menyeimbangkan
dunia dan akhirat,
serta bekerja yang
halal sesuai dengan
hadits Nabi
31
Muhammad SAW.
6. Aan Jaelani Al-
Mustashfa:
Jurnal
Penelitian
Hukum
Ekonomi
Islam
Vol. 4 No. 2
(2019): 212-
233
Maqashid
Syariah dan
Pengembangan
Kewirausahaan
Berkelanjutan di
Indonesia
Pendekatan
kualitatif
Kewirausahaan
didorong oleh
spriitualitas dan nilai-
nilai etis yang
diturunkan dari
maqashid al-syariah
7. Ari Kristin
Prasetyoningru
m
JEBI: Jurnal
Ekonomi
dan Bisnis
Islam
Vol.8 No. 1
(2017): 149-
173
Etika bisnis
Islam:
Implementasi
pada UMKM
Wirausahawan
Krupuk
Tayammum di
Desa Sarirejo
Kec. Kaliwungu
Kab. Kendal
Pendekatan
Kualitatif
Upaya para
wirausahawan dalam
menjalankan etika
bisnis Islam dalam
produksi dengan
mewujudkan aspek
kejujuran, keadilan,
menepati janji, dan
kebersihan dalam
proses produksi
8. Andi Triyawan Al-Intaj,
Jurnal
Ekonomi
dan
Perbankan
Syariah
Vol.5, No.1
(2019): 44-
62
Analisis Strategi
Pengembangan
Bisnis UMKM
Moeslim Square
Ngawi
Deskriptif
Kualitatif
Strategi
pengembangan
bisnis terdapat faktor
eksternal dan
internal dalam
pengembangan
bisnis keluarga besar
Bapak H. Ahmad
Subkhi Djuwigna
32
9. Juliana, dkk Strategic,
Jurnal
Pendidikan
Manajemen
Bisnis,
Vol. 19, No.
1 (2019):
36-43
Implementasi
Etika Bisnis
Islam Pelaku
Usaha Mikro:
Studi Kasus
Pada Pelaku
Usaha Mikro
Syariah Puspa
Bank Indonesia
Wilayah Jawa
Barat di
Bandung Tahun
2017
deskriptif
kuantitatif
dengan
teknik
analisis data
menggunaka
n statistika
deskriptif
tingkat implementasi Etika Bisnis Islam pelaku usaha mikro binaan
program PUSPA Bank
Indonesia wilayah Jawa Barat tahun
2017 masuk dalam kriteria sangat baik.
10. Yunus
Mustaqim
BMAJ,
Bussiness
Managemen
t Analysis
Journal,
Vol. 2 No. 2
(2019): 58-
78
Membangun
Entrepreneurshi
p dalam
Perspektif
Ekonomi
Syariah
Deskriptif
kualitatif
Agar spirit Ekonomi
Syariah tentang
entrepreneurship
semakin bisa
dipahami dengan
baik, maka ke depan
perlu terus dilakukan
kajian dan penelitian
terkait
entrepreneurship
dalam prespekif
Ekonomi Syariah
betul-betul
diimplementasikan
dengan
baik di tengah-
tengah masyarakatf
E. Kerangka Konsep
Mengutip dari Antoni (2014: 332), entrepreneurship adalah usaha
menjalani kegiatan, mengorganisir dan mengatur pada hal yang
menitikberatkan terhadap risiko atau ketidakpastian seseorang yang memiliki
modal untuk menjalani sebuah usaha terhadap modalnya tersebut. Dalam
33
kegiatannya tersebut, setiap pelaku bisnis akan menemukan persaingan
usaha sehingga akan mendorong pelaku bisnis untuk menjadi lebih baik lagi
dalam mengembangkan usahanya. Sehingga dengan itu, diperlukan adanya
jiwa entrepreneurship bagi setiap pelaku bisnis .
Jiwa entrepreneurship adalah nyawa kehidupan dalam
kewirausahaan yang pada prinsipnya merupakan sikap dan perilaku
kewirausahaan dengan ditunjukkan melalui sifat, karakter, dan watak
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif
dalam dunia nyata secara kreatif (Sukirman, 2017:116).
Jiwa entrepreneurship memiliki peranan yang begitu penting dalam
meningkatkan usaha setiap pelaku bisnis, sehingga perlu dikembangkan.
Dalam proses pengembangannya, seorang entrepreneur dituntut tidak
menyimpang, seperti harus jujur, adil, transparan dan tidak menzolimi serta
menghindari hal-hal yang diharamkan dan juga menjauhi hal-hal yang
meragukan ketika berbisnis. Dengan demikian, jiwa entrepreneurship yang
dibangun harus dilandasi Al-Qur‟an dan As-sunnah yang menjadi landasan
kebenaran dan orientasi praktik bisnis tersebut diniatkan, dijadikan rujukan
dan dipraktikkan (Kholiq 2014: 170).
Landasan tersebut merupakan acuan dalam prinsip etika bisnis Islam
yang mengacu pada keseimbangan (equilibrium). Etika bisnis Islam
merupakan norma-norma etika yang berbasiskan Al-Qur‟an dan As-sunnah
yang harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam aktivitas bisnis (Juliana,
2019: 38-39).
Mengacu pada studi empiris yang dilakukan oleh Elida Elfi Barus
(2016:125-146), penelitian yang dilakukan berjudul “Implementasi Etika
34
Bisnis Islam (Studi Pada Rumah Makan Wong Solo Medan)” menghasilkan
dampak yang cukup baik pada tingginya minat pengunjung yang datang.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Hasnah Rimiyati (2016:130-157)
dengan judul “Pengaruh Penerapan Nilai-nilai Kewirausahaan Islami
terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Pada Pengusaha UMKM Muslim di
Kota Yogyakarta)” menghasilkan variabel penerapan nilai-nilai
kewirausahaan Islami berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan
usaha.
Berdasarkan kedua studi empiris tersebut membuktikan bahwa peran
entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam erat kaitannya keberhasilan
usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan setiap pelaku bisnis. Dalam
penelitian ini, penulis melihat bahwa pengembangan jiwa entrepreneurship
berperan dalam meningkatkan kesejahteraan setiap pelaku bisnis yang ada
di student mall Universitas Muhammadiyah Makassar. Pengembangan jiwa
entrepreneurship pelaku bisnis di student mall Universitas Muhammadiyah
Makassar dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip etika bisnis Islam.
Dalam artian, apabila pengembangan jiwa entrepreneurship berbasis etika
bisnis Islam diterapkan dengan baik oleh pelaku bisnis yang ada di student
mall Universitas Muhammadiyah Makassar maka akan dapat membantu
meningkatkan kesejahteraannya. Dalam penelitian ini, memfokuskan
penelitian terhadap peran pengembangan jiwa entrepreneurship berbasis
etika bisnis Islam. Sehingga untuk memudahkan penelitian ini dan agar
dapat dipahami dengan baik, maka akan disajikan gambaran secara ringkas
mengenai Skema Kerangka Konsep dalam penelitian, yaitu:
35
Gambar 2.1 SKEMA KERANGKA KONSEP
Peran Pengembangan Jiwa Entrepreneurship
Berbasis Etika Bisnis Islam dalam
Meningkatkan Pendapatan dan
Kesejahteraan Pelaku Bisnis di Student Mall
Universitas Muhammadiyah Makassar
Peran Pengembangan Jiwa
Entrepreneurship Berbasis Etika
Bisnis Islam
Penerapan Etika Bisnis Islam
(Siddiq, Amanah, Fathanah,
Tabligh)
Peningkatan Pendapatan
dan Kesejahteraan Pelaku
Bisnis
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini, menggunakan pendekatan penelitian yang
bersifat deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif
merupakan sebuah penelitian yang mendeskripsikan tentang peran
pengembangan jiwa entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam dalam
meningkatkan kesejahteraan pelaku bisnis di student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini juga menggunakan metode
pendekatan lapangan, yang ditujukan untuk melihat secara keseluruhan
(Mursakinah, 2017).
B. Fokus Penelitian
Dalam membantu dan mempermudah penyelesaian serta
penganalisaan penelitian ini, maka peneliti memfokuskan penelitiannya
kepada satu titik yang akan menjadi sumber acuan informasi dalam
penelitian ini, yaitu dengan menspesifikan penelitian ini terhadap rumusan
masalah yang telah ditetapkan, yaitu terhadap Peran Pengembangan Jiwa
Entrepreneurship berbasis Etika Bisnis Islam dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Pelaku Bisnis di Student Mall Universitas Muhammadiyah
Makassar serta bagaimana penerapan etika bisnis Islam yang dijalankan
pelaku bisnis di student mall Universitas Muhammadiyah Makassar.
37
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam rangka melakukan pengumpulan data yang diinginkan untuk
menyelesaikan penelitian ini, maka objek pelaksanaan penelitian
inibertempat di Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan
Alauddin No.259, Gn. Sari, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi
Selatan, Kode Pos 90221, dalam jangka waktu kurang lebih 2 bulan setelah
melaksanakan seminar ujian proposal yaitu pada bulan September-Oktober
Tahun 2020. Hal ini disebabkan karena perihal penelitian ini membutuhkan
waktu yang relevan dengan objek yang akan diteliti. Alasan peneliti
mengambil waktu dan lokasi penelitian ini, karena jangkauannya yang dekat
dengan tempat tinggal, mudah dijangkau dan ekonomis. Selain itu penelitian
ini dilakukan di Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar adalah
dikarenakan peneliti ingin mengetahui seberapa jauh peran pengembangan
jiwa entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam dalam meningkatkan
kesejahteraan pelaku bisnis serta bagaimana penerapan etika bisnis Islam
Pada Pelaku bisnis yang ada di Student Mall Universitas Muhammadiyah
Makassar yang dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku bisnis.
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini, ada beberapa sumber data yang digunakan, yaitu:
1. Data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh secara
langsung dari para Informan, yaitu orang-orang yang mengetahui lebih
mendalam dan akurat tentang topik dalam penelitian ini (Canggih, dkk.
2017), serta mampu membahas tentang peran pengembangan jiwa
entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam di Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassar.
38
2. Data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil
penelitian terdahulu atau berupa penelitian yang telah dipublikasikan,
seperti jurnal, laporan-laporan kepustakaan yang berkaitan dengan
potensi dan pengelolaan zakat (Chaniago, 2015).
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini, dalam mengumpulkan data, menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi. Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dengan
cara mengamati objek yang diteliti secara langsung (Ikhwani, 2017).
2. Dokumentasi. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
ditujukan untuk memperoleh data sekunder, mengenai Peran
Pengembangan Jiwa Entrepreneurship Berbasis Etika Bisnis Islam
dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pelaku Bisnis di Student Mall
Universitas Muhammadiyah Makassar, melalui dokumen yang telah
dipublikasikan, seperti menggunakan jurnal (Canggih, dkk. 2017).
3. Wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data, dengan
cara tanya-jawab secara langsung antara peneliti dengan informan,
guna memperoleh data penelitian (Mursakinah, 2017)
F. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, definisi operasional variabel yang digunakan
adalah Jiwa Entrepreneurship dan Etika Bisnis Islam.
Jiwa entrepreneurship merupakan nyawa kehidupan dalam
kewirausahaan yang pada prinsipnya merupakan sikap dan perilaku
kewirausahaan dengan ditunjukkan melalui sifat, karakter, dan watak
39
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif
dalam dunia nyata secara kreatif. (Sukirman, 2017:116)
Etika bisnis Islam menurut Djakfar adalah norma-norma etika yang
berbasiskan Al-Qur‟an dan As-sunnah yang harus dijadikan acuan oleh
siapapun dalam aktivitas bisnis. Etika bisnis Islam termasuk dalam etika
teologis, yang menjadi ukuran etika teologis adalah baik buruknya perbuatan
manusia didasarkan atas ajaran Tuhan. (Juliana, 2019: 38-39)
G. Instrumen Penelitian
Penelitian mengenai peran pengembangan jiwa entrepreneurship
berbasis etika bisnis Islam di student mall Universitas Muhammadiyah
Makassar, memiliki instrumen penelitian utama yaitu pedoman wawancara.
Agar penelitian yang dilakukan ini dapat terarah dan mendapatkan data yang
akurat, maka langkah awal yang dilakukan oleh peneliti, yaitu melakukan
penyusunan kisi- kisi yang akan dijadikan sebagai acuan dalam pedoman
wawancara (Prasetyoningrum, 2015). Kemudian alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam pelaksanaan penelitian ini, yaitu menggunakan
alat tulis menulis, laptop, alat perekam suara atau handphone dan kamera
foto.
H. Informan Penelitian
Penelitian terhadap peran pengembangan jiwa entrepreneurship
berbasis etika bisnis Islam di student mall Universitas Muhammadiyah
Makassar membutuhkan Informan yang memiliki pemahaman yang
berkaitan secara langsung dengan penelitian yang akan dilakukan, guna
memperoleh data informasi yang akurat. Pemilihan Informan ini, dilakukan
40
secara Purpossive Sampling. Purpossive Sampling merupakan teknik
pengambilan data dimana peneliti yang akan menentukan sampel dengan
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian, diharapkan dapat menjawab permasalahan dengan penelitian
yang akan dilakukan (Statistikian, 2017). Maka dari itu, data Informan yang
dimaksud disini dibagi menjadi 2, yaitu informan internal dan informan
eksternal.
No Informan Jenis Informan
Jumlah (Orang)
1. Pengelola Harian Student Mall
Universitas Muhammadiyah
Makassar
Informan
Internal
2
2. Pembeli(Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Makassar)
Informan eksternal
3
3. Pelaku Bisnis di Student Mall
Universitas Muhammadiyah
Makassar
- Bidang Kuliner
- Bidang ATK/foto copy
- Bidang Fashion
- Bidang Campuran
Informan Internal
1
1
1
1
Total 9
Tabel 3.1 INFORMAN PENELITIAN
41
I. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis deskriptif kualitatif. Dimana, teknik analisis deskriptif kualitatif
merupakan sebuah teknik analisis pemecahan masalah yang
menggambarkan atau menganalisa hasil penelitian dengan cara
mengembangkan hasil data tersebut kedalam bentuk kata-kata atau kalimat
(Mursakinah, 2017). Sedangkan pola pikir yang bersifat kualitatif merupakan
teknik analisis data yang tidak dituangkan dalam bentuk statistic ataupun
dalam bentuk angka, melainkan disajikan dalam bentuk pernyataan ataupun
dalam bentuk serangkaian kata-kata, yang kemudian disusun secara
sistematis. Dimana, langkah awal yang dilakukan dalam teknik analisis data
deskriptif kualitatif adalah melakukan reduksi data atau melakukan
penyederhanaan data, kemudian setelah melakukan reduksi data, data
tersebut disajikan dan di verifikasi (Mursakinah, 2017).
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Student Mall Universitas Muhammadiyah
Makassar
Sebelum jauh mengenal lokasi penelitian, terlebih dahulu peneliti
mendeskripsikan gambaran umum Universitas Muhammadiyah
Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar didirikan pada tanggal
19 Juni 1963 sebagai cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Pendirian Perguruan Tinggi ini adalah realisasi dari hasil Musyawarah
Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara ke-21 di
Kabupaten Bantaeng. Pendirian tersebut didukung oleh Persyarikatan
Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak dibidang pendidikan
dan pengajaran dakwah amar ma‟ruf nahi munkar, lewat surat nomor: E-
6/098/1963 tertanggal 22 Jumadil Akhir 1394 H/12 Juli 1963 M.
Kemudian akte pendiriannya dibuat oleh notaries R. Sinojo
Wongsowidjojo berdasarkan akta notaries Nomor: 71 tanggal 19 Juni
1963. Universitas Muhammadiyah Makassar dinyatakan sebagai
Perguruan Tinggi Swasta terdaftar sejak 1 Oktober 1965.
Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh
Makassar) sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM)
mengemban tugas dan peran yang sangat besar bagi agama, bangsa
dan negara, baik di masa sekarang maupun di masa depan. Selain
posisinya sebagai salah satu PTM/PTS di Kawasan Timur Indonesia
yang tergolong besar, juga padanya tertanam kultur pendidikan yang
43
diwariskan sebagai amal usaha Muhammadiyah. Nama
Muhammadiyah yang terintegrasi dengan nama makassar memberikan
harapan terpadunya budaya, keilmuan dan nafas keagamaan.
Pada awal berdirinya, Universitas Muhammadiyah Makassar
membina dua fakultas yakni fakultas keguruan dan seni jurusan bahasa
Indonesia, dan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan jurusan
pendidikan umum (PU), dan pendidikan sosial (PS) yang dipimpin oleh
rektor Dr. H. Sudan. Pada tahun yang sama (1963) Universitas
Muhammadiyah Makassar telah berdiri sendiri dan dipimpin oleh rektor
Drs. H. Abdul Watif Masri.
Perkembangan berikutnya Universitas Muhammadiyah Makassar
pada tahun 1965 membuka fakultas baru yaitu: fakultas ilmu agama dan
dakwah (FIAD), fakultas ekonomi (Fekon), fakultas sosial politik, fakultas
kesejahteraan sosial, dan akademi pertanian. Selanjutnya tahun 1987
membuka fakultas teknik, tahun 1994 fakultas pertanian, tahun 2002
membuka program pascasarjana, dan tahun 2008 membuka fakultas
kedokteran, dan sampai saat ini, Universitas Muhammadiyah Makassar
telah memiliki 7 Fakultas 34 Program Studi dan Program Pascasarjana
yang telah terkareditasi BAN-PT.
Universitas Muhammadiyah Makassar pada Tahun 2003
mengalami tahapan transisi sejarah perkembangan, berupa perubahan
formasi kepemimpinan dengan bergabungnya generasi muda dan
generasi tua. Pimpinan dan seluruh civitas akademika Universitas
Muhammadiyah Makassar bertekad untuk memelihara hasil capaian
para pendahulu dan mengembangkannya kepada capaian yang lebih
44
baik, serta berkomitmen: (1) memelihara kepercayaan masyarakat, (2)
mencapai keunggulan dalam kompetisi yang semakin ketat, dan (3)
mewujudkan kemandirian dalam pengelolaan dan pengembangan diri.
Dari ke tiga komitmen tersebut diharapkan dapat mengantar Universitas
Muhammadiyah Makassar untuk menjadi Perguruan Tinggi Islam
Terkemuka. Saat ini Universitas Muhammadiyah Makassar di pimpin
oleh Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. Yang baru-saja dilantik pada pada
agustus 2020.
Adapun berbagai macam fasilitas yang tersedia di kampus ini
diantara salah satunya yaitu student mall. keberadaan student mall di
lantai 2 gedung Muktamar Universitas Muhammadiyah Makassar saat
ini menjadi salah satu yang dibanggakan. Student mall ini adalah pusat
perbelanjaan yang ada di dalam kampus. Dan mungkin student
mall Universitas Muhammadiyah Makassar ini, adalah satu-
satunya yang ada di Perguruan tinggi swasta di Sulawesi Selatan dan
bahkan mungkin di lingkup kopertis IX Sulawesi. Tidak dipungkiri
memang, sejumlah perguruan tinggi juga telah memiliki tempat-tempat
bisnis atau kantin di dalam kampus, hanya tidak terpusat dalam satu
kawasan, seperti yang ada di Kampus Universitas Muhammadiyah
Makassar. Student mall Universitas Muhammadiyah Makassar dibangun
dalam satu kesatuan gedung Muktamar, dimana persiapan administrasi
dan sarananya pada tahun 2016 dan dibuka sebagai tempat pusat
perbelanjaan mahasiswa yaitu pada tahun 2017. Dasar dari pengadaan
student mall ini yaitu usaha dari pimpinan Universitas untuk menyatukan
tempat dan memfokuskan serta merapikan tempat penjualan yang
45
awalnya menyebar di beberapa tempat di sekitar area kampus
Universitas Muhammadiyah Makassar. Selain itu juga untuk
memfungsikan Gedung Balai Sidang Muktamar lantai 2 yang digunakan
setelah kegiatan Muktamar Muhammadiyah. Hingga sekarang ini,
student mall Universitas Muhammadiyah Makassar memiliki 85 stand
penjualan dari beberapa bidang penjualan yaitu ada sebanyak 45 stand
penjualan kuliner, dan sisanya ada ATK/foto copy, bidang fashion, dan
campuran. Di student mall itu sendiri juga dilengkapi dengan mushola,
tempat pertunjukan seni dan musik, westafel, toilet, gerai suara
muhammadiyah, dan ruang diskusi mahasiswa.
2. Motto Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar
“Soko Syar‟i Berakhlak, Bersama Memajukan Ummat”
3. Aturan atau Tata Tertib Student Mall Universitas Muhammadiyah
Makassar
Aturan atau tata tertib Student Mall Universitas Muhammadiyah
Makassar terbagi atas 3 yaitu aturan umum , aturan khusus, dan aturan
sanksi.
Aturan umum yaitu:
1. Bersedia mengikuti aturan dan aturan tata tertib atau sanksi yang
telah di tetapkan oleh pengelola student mall dan disahkan oleh
ketua Badan Pengurus Harian Universitas Muhammadiyah
Makassar
2. Menandatangani surat akte integritas yang bermaterai 6000
3. setoran bulanan tetap berjalan bagi setiap stand penjualan baik
dalam keadaan aktif maupun tidak aktif
46
4. Pada waktu shalat seluruh pelayanan stand dihentikan terutama
pada waktu shalat jum‟at, tidak melakukan transaksi atau penjualan
selama 30 menit
5. Kawasan haram merokok
6. Keputusan pimpinan pusat Muhammadiyah Majelis Tarjih
7. Waktu buka pukul 07.00-17.00 wita pada hari senin s.d hari sabtu
8. Hari libur penjualan di student mall- hari ahad atau hari raya Islam
kecuali jika kampus melakukan aktivitas yang membutuhkan
kerjasama dengan student mall maka penjualan student mall dibuka
selama dalam koordinasi pihak pengelola student mall dan ketua
BPH Universitas Muhammadiyah Makassar
9. Menciptakan suasana kondusif, edukatif, dan Islami
10. Muslimah memakai rok dan tidak berpakaian ketat
11. Petugas laki-laki berpakaian sopan
12. Seluruh stand dalam proses pelayanan tidak menampilkan personil
atau pengelola yang berpenampilan waria, secara baik
13. Penjualan atau Pengelolaan pelayanan di student mall wajib muslim
dan tidak bertato bertindik dan gondrong.
14. Seluruh petugas atau pendukung cleaning sevice pelayanan dan
security diwajibkan untuk memakai seragam masing-masing selama
bertugas.
15. Para agen dan distributor yang akan memasarkan atau men-supply
produk ke stand campuran diwajibkan memakai atribut atau tanda
pengenal resmi dari pengelola student mall ketika hadir men-supply
produknya di student mall
47
16. Semua pihak wajib menjaga 5k (ketenteraman, keamanan,
ketertiban, kebersihan, dan keindahan)
17. Semua pihak pengontrak, pengelola, dan konsumen
membudayakan 4 S (Senyum, Sapa, Santun, dan Salam)
18. Pembeli tidak diperbolehkan menjual makanan, minuman, dan
segala sesuatu yang diharamkan agama dan dapat memicu
tindakan kekerasan dan asusila dan menjual minuman atau jenis
jualan dengan harga yang telah disepakati.
19. Tidak diperbolehkan menjual makanan atau minuman di luar dari
daftar yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
(penanggungjawab stand dan pengelola student mall)
20. Seluruh stand memiliki tempat sampah pribadi dan alat-alat
kebersihan lainnya
21. Mengaktifkan fungsi sentral westafel dengan cara menggunakan air
secukupnya, tidak membuang sampah dalam saluran air, menjaga
kebersihan lantai diseputar westafel
22. Penanggungjawab stand penjualan bertanggungjawab atas sikap
dan perilaku dari tenaga pengelola atau pelayan yang ditunjuk untuk
mengelola stand
23. Memberikan pembinaan kepada tenaga kerja untuk tetap
berperilaku sopan dan bersikap Islami
24. Menjaga kebersihan stand penjualan, meja, laci, lantai, dan tembok
25. pengontrak diizinkan membawa alat yang menunjang proses
penjualan tanpa mengganggu kenyamanan pembeli dan pengontrak
lainnya
48
26. tidak diperkenankan adanya bentuk permainan kartu atau
sejenisnya yang identik dengan berbau judi, domino, joker.
27. Pengontrak, pengelola penjualan atau pekerja tidak diperkenankan
melakukan aktivitas menginap dan bekerja atau menyelesaikan job
di malam hari
28. Pengontrak, pengelola, dan pelayan tidak diperkenankan mencuci
atau membersihkan alat-alat memasak, alat-alat makan dan minum
di dalam stand penjualan
29. Tidak melakukan permintaan sumbangan di dalam lokasi student
mall tanpa seizin pengelola
30. Bagi stand kuliner tabel tidak diperkenankan merubah atau
menambah fasilitas standnya, gantungan besi tanpa seizin
pengelola student mall
31. Tidak diperkenankan memutar musik sampai mengganggu
pengunjung stand tetangga dan tidak mengaktifkan musik di waktu
shalat
32. Tidak menjadikan student mall sebagai tempat menyelesaikan
urusan pribadi yang sifatnya mempermalukan pengontrak,
pengelola, pelayan di student mall, contohnya penagihan utang atau
mencari lawan
33. Tidak membentuk kegiatan urusan di sekitar student mall, ingin
merubah kegiatan arisan, kredit pinjaman dan sejenisnya.
34. Produk jualan menu yang disarankan tidak bertentangan dan harus
sejalan dengan ketentuan yang disetujui oleh pengelola student
mall
49
35. Pengontrak diizinkan membawa alat yang menunjang proses
penjualan tanpa mengganggu kenyamanan pembeli dan pengontrak
lainnya.
36. Bagi pengontrak kuliner tabel tidak diperkenankan menggunakan
meja atau kursi kuliah dalam kampus atau fasilitas kampus lainnya.
37. Karyawan, dosen, ataupun petugas kampus yang lainnya tidak
diperkenankan untuk melakukan penjualan atau pelayanan di
student mall dan terlibat langsung
38. Student mall adalah tempat silaturahmi atau refreshing makan dan
minum, bukan untuk tempat mengajar kuliah atau orasi atau demo.
39. Panggung seni diperuntukkan bagi pihak yang ingin tampil
menghibur pengunjung dan syaratnya telah mendapatkan surat izin
dan mengikuti ketentuan dari pengelola.
40. Bagi pengunjung yang kehilangan barang di student mall,
contohnya kehilangan hp, laptop, dan lain-lain bukan urusan atau
diluar tanggungjawab pengelola student mall
Aturan khusus:
1. Tidak melakukan pengalihan stand dengan modus apapun pada
pihak lain
2. Menggunakan mata kompor maksimal 2 untuk setiap stand
penjualan
3. Untuk kegiatan bazar, baksos, dan lain-lain perlu melapor terlebih
dahulu kepada pengelola dan memperlihatkan surat kegiatannya
4. Kerjasama dengan pihak luar hanya dapat dilakukan oleh pihak
pengelola student mall
50
5. Renovasi atau perbaikan atau pengurangan hanya menjadi urusan
pengelola student mall
6. Khusus bagi pengelola penjualan barang campuran dihimbau untuk
memasang 1 jenis air kemasan dan air isi ulang galon yang sudah
direkomendasikan oleh pengelola student mall
7. Seluruh pemasukan produk yang akan bekerjasama dengan
penjualan campuran silakan mendapat izin terlebih dahulu sebelum
memasok barang-barang ke stand penjualan campuran
bertanggungjawab atas pemasukan produk yang membuat masalah
di student mall
Aturan sistem:
1. Setiap tabel seluruh stand dilakukan rolling posisi tempat penjualan
dengan cara mengambil lot
2. Pengaturan letak tempat dan model tempat bisnis ditentukan oleh
sepenuhnya keputusan pengelola student mall
3. Kontrol langsung dilakukan oleh pihak pengelola atau pengawas
student mall pusat beserta jajarannya
4. Penutupan atau hari libur atau pengaktifan di student mall pada hari
ahad dan hari raya Islam kecuali hari-hari tertentu bertepatan
dengan kegiatan kampus
5. Bagi stand kuliner menyiapkan sendiri meja, kursi, dan pelayannya
sendiri sesuai kondisi tempat dan tidak menutup akses jalan
6. Sistem kontrak tempat penjualan berlaku 1 tahap atau 10 bulan
7. Pembayaran kontrak hanya berlaku 1 pekan
51
8. Pembayaran bulanan pertama sisa terhitung 3 pekan untuk ditahap
ke 4
9. Membudayakan antri dan proses pelayanan atau pemakaian
fasilitas umum, tidak menggunakan dengan merampas atau
rebutan.
10. Memberi nomor meja pada tiap-tiap meja pelayannya
11. Memberi kode atau tanda pada meja dan kursi pelayanannya
12. Memberi tanda atau kode pada alat makan dan minuman atau alat
masak atau alat kebersihan
13. Pengontrak tidak diperkenankan mengelola atau meracik awal atau
membersihkan dan memasak atau menumis bumbu dalam area
student mall
14. Setoran bulanan setiap stand untuk seluruh kategori penjualan
disetor dari tanggal 1-15 setiap bulannya
15. Khusus kategori ATK, setoran bulanan di bayar bersamaan dengan
tagihan listrik pada waktu yang telah ditentukan diatas di stand
masing-masing pada staff yang bertugas menangani
Aturan sanksi:
1. Bagi yang tidak membayar setoran selama 3 bulan berturut-turut
dinyatakan mundur, tidak berhak lagi untuk melakukan penjualan
atau dikeluarkan
2. Bagi pelanggar yang melakukan pelanggaran serta berulang-ulang
akan diberikan surat peringatan diberikan sesuai dengan tahap
SP1, SP2, dan SP3
52
3. Bagi yang melakukan pelanggaran berat tidak lagi mendapatkan
SP1, SP2, melainkan mendapat SP3 yaitu surat pemberhentian
atau dikeluarkan dari keanggotaan penjualan di student mall
4. Bagi pengontrak yang tidak mengaktifkan penjualan selama 1 bulan
penuh setelah membayar kontrak maka pengelola akan memutus
stand penjualan tersebut serta mengeluarkan dari keanggotaan
penjualan student mall dan mengembalikan 50% dari uang kontrak
yang telah dibayar diawal serta memberikan posisinya kepada
pengontrak baru
5. Bagi pengontrak atau pengelola ATK yang tidak membayar uang
listrik maka bulan berikutnya pengelola akan memutus aliran listrik
kilometer yang berada di stand penjualan dan akan disambungkan
kembali setelah membayar listrik
6. Dan bagi pengontrak ATK pembayaran bulanan disetor bersama
pembayaran listrik.
53
4. Struktural Kepengurusan Student Mall Universitas Muhammadiyah
Makassar
Gambar/Bagan 4.1 Struktur Kepengurusan student mall
BPH
KETUA
REKTOR
KOORDINATOR
BID 1: Dr. Ir. H. Darwis Lentik, M.Si.
BID 2: H. Andi Iskandar Tompo
KEPALA PENGELOLA
Sitti Chaerani Djaya, S.Sos.
STAFF
Bag. Keuangan:
Hasni Hasan
Lap. Bulanan: Irwanti
Syafri Husain
Persuratan/Asset:
Rismawati Sirajuddin
CS DAN TEKNISI
Ashar
Rahma
Dg Puji
Dg Tonji
Lia
SECURITY
SECURITY
KAMPUS
54
B. Deskripsi Narasumber
Jumlah narasumber dalam penelitian ini sebanyak 9 orang. Yang
terdiri dari informan internal (pelaku bisnis dan pengelola student mall) dan
informan eksternal (mahasiswa selaku konsumen utama) dapat di lihat pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1
Daftar Informan
Informan Internal
NO NAMA USIA ALAMAT PERAN
1 Hasni Hasan 26 Jln Sultan Alauddin
3
Pengelola Harian
2 Chaerani Djaya,
S.Sos., M.Pd.
Jln. Sultan
Alauddin No. 259
Pengelola Utama
3 Resmidar 40 BTN Au ra Permai
L2. No 16
Pelaku Bisnis bidang
Kuliner
4 Fatin 36 Makassar Pelaku Bisnis bidang
ATK/foto copy
5 Anugerah 36 Jln. Sultan
Alauddin 3
Pelaku Bisnis bidang
Fashion
6 Daeng Mile 56 Jln. Mamoa Raya
Lor.4 No.21B
Pelaku Bisnis bidang
Campuran
Informan Eksternal
NO NAMA USIA ALAMAT PERAN
7 Fitra Amalia 20 Griya Fajar Mas Mahasiswi/Pembeli
8 Didin Ferdiansyah 23 Griya Fajar Mas Mahasiswa/Pembeli
9 Sartika 21 Jln. Sultan
Alauddin 2
Mahasiswi/Pembeli
55
C. Penyajian Data (Hasil Penelitian)
1. Peran Pengembangan Jiwa Entrepreneurahip Berbasis Etika
Bisnis Islam
Kegiatan Pengembangan jiwa entrepreneurship berbasis etika
bisnis Islam di student mall Universitas Muhammadiyah Makassar
tentunya diperuntukkan kepada pelaku bisnis dalam lingkup tersebut,
terdiri dari beberapa indikator, yaitu:
a. Alasan Pelaku Bisnis Memilih Student Mall sebagai Tempat
Usahanya
Menurut wawancara peneliti bersama pelaku bisnis dari
berbagai bidang usaha yang digelutinya, salah satunya yaitu
bersama Inisial R dari bidang kuliner yang telah menjadi pelaku
bisnis di student mall sejak tahun 2018, menyampaikan alasannya
memilih berusaha di student mall, yaitu:
“disebabkan target yang sudah pasti ada pembeli, tidak perlu takut tidak akan ada pembeli, dan di student mall sudah tentu Mahasiswa akan berbelanja di student mall. Selain itu juga Mahasiswa membutuhkan makan ketika telah selesai atau dijam istirahat perkuliahan.”
Hasil wawancara dengan pelaku bisnis di student mall dari bidang
kuliner, yaitu Inisial R yang sehari-harinya berjualan makanan
prasmanan, menyampaikan alasannya bahwa salah satu yang
menjadi alasan kuat pelaku bisnis tertarik untuk melakukan
aktivitas bisnis di student mall adalah target usaha yang tepat dan
tentunya konsumen atau pembeli sudah pasti ada. Terlebih
Universitas Muhammadiyah Makassar memiliki ribuan mahasiswa
56
yang membuat pelaku bisnis tidak akan takut kehilangan pembeli
setiap harinya.
Hasil wawancara lainnya bersama Inisial F, pelaku bisnis
bidang ATK/foto copy menyampaikan bahwa:
“usaha saya ini menjual barang-barang yang mahasiswa perlukan, apalagi tugas print dan foto copy itu berkaitan dengan mahasiswa. Jadi saya memilih melakukan usaha di student mall biar lebih berfokus dan sasaran tempatnya itu tepat.”
Hasil wawancara lainnya pun disampaikan oleh Inisial A
yang telah melakukan usaha di student mall sejak tahun tahun
2019 yang melakukan aktivitas bisnis bidang fashion,
menyampaikan bahwa:
“saya punya butik di samping warung bonena. Dulu saya punya butik disitu, terus ada disitu sesama penjual sarankan ke saya untuk masukan proposal ke student mall untuk buka jualan disana. Katanya disana lebih bagus dan mahasiswa juga lebih mudah akses kesana, tidak perlu keluar-keluar kampus juga. Dan juga saya kan menjual gamis, di student mall itu belum ada gamis, yang ada itu rata-rata kemeja. Cobami saya masukan ke atas ke yayasannya. Ya ternyata di ACC.”
Menurut penjelasan yang disampaikan oleh Inisial A tersebut,
alasan utama Beliau memilih student mall menjadi tempat
usahanya dikarenakan peluang usaha yang besar disana. Setelah
mendapatkan saran dari sesama penjual, Beliau kemudian
memasukkan proposal ke pihak pengelola kampus untuk
melakukan usaha disana. Usaha yang di jalankan oleh Inisial A
tersebut yaitu menjual pakaian gamis dimana kampus Universitas
Muhammadiyah Makassar 99% adalah beragama Islam dan
tentunya mahasiswi di kampus tersebut berpakaian syar‟i. Hal ini
menjadi peluang bagi beliau.
57
Hasil wawancara lainnya kepada Inisial DM yang menjadi
pelaku bisnis bidang campuran, menyampaikan alasan utamanya
melakukan usaha di student mall, yaitu:
“itu saat itu pengelola student mall yang arahkan saya ke atas. Kan itu sebelumnya, saya menjual disampingnya gedung Iqra‟ yang sekarang sementara dibangun tempat parkir. 1 tahun itu disitu baru naik di gedung student mall. dan juga sebelumnya pernah di pinggir jalan depan kampus yang sekarang sudah jadi taman bunga depan. Saya memang memilih di student mall karena disitu memang mahasiswa suka sekali membeli jajan, dan barang-barang keperluannya. Dan memang selama saya menjual disitu, selalu lebih laku jualanku dibanding di tempat lain.”
Menurut hasil wawancara dengan pelaku bisnis bidang campuran,
inisial DM menyampaikan bahwa telah lama melakukan usaha di
sekitaran area kampus Universitas Muhammadiyah Makassar
sejak sebelum adanya gedung student mall. Namun setelah
adanya peraturan baru perihal pemfokusan tempat usaha menjadi
satu, inisial DM kemudian berpindah lokasi ke student mall. Inisial
DM pun menyampaikan bahwa pendapatannya selama berjualan
di area kampus Universitas Muhammadiyah Makassar lebih
banyak diibanding tempat lain yang pernah ditempati sebelum-
sebelumnya.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
beberapa informan yang terkait langsung dengan penelitian ini,
maka dapat disimpulkan, bahwasanya alasan pelaku bisnis
memilih student mall menjadi tempat usahanya yaitu peluang yang
besar dan target usaha yang tepat sasaran, dan
pembeli/konsumen yang telah pasti.
58
b. Persyaratan menjalani aktivitas bisnis bagi pelaku bisnis di
student mall Universitas Muhammadiyah Makassar
Awal perjalanan menjadi pelaku bisnis di student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar, pihak pengelola student mall telah
menetapkan persyaratan yaitu menandatangani kontrak perjanjian
mengenai aturan tertulis yang berisi tata tertib dan seluruh aturan
yang berlaku. Berikut ini adalah wawancara peneliti dengan pihak
pengelola harian student mall, dalam hal ini Inisial HH mengatakan
bahwa:
“Iya Ada, semua persyaratan dan aturan yang akan dijalankan oleh pelaku bisnis tertuang dalam aturan tertulis/ tanda tangan kontrak diatas materai 6000.”
Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan salah satu pelaku
bisnis yang menjalankan usaha di bidang kuliner di student mall,
Inisial R menjelaskan:
“persyaratannya, ya yang pertama kita harus menentukan menu yang di jual, menu yang ingin kita jual perlu untuk dilaporkan ke pihak pengelola. Jika telah disetujui oleh pihak pengelola, baru bisa acc barang yang ingin kita jual. Selain itu, kita tidak boleh meracik makanan atau menumis-numis yang menyengat seperti menumis lombok, ikan kering dan segala sesuatu yang akan mengganggu sirkulasi udara di student mall dan mengganggu barang jualan stand lain seperti fashion. Pembayarannya harus dilakukan tepat waktu. Dan tidak boleh melanggar aturan yang sudah ditetapkan oleh pihak pengelola dalam perjanjian kerjasama diatas materai.”
Hasil wawancara menurut Inisial F, pelaku bisnis bidang ATK/foto
copy tentang persyaratan awal menjalankan bisnis di student mall,
Beliau menyatakan bahwa:
“syaratnya melaporkan barang jualan, menandatangani kontrak perjanjian, dan tidak melanggar aturan.”
59
Selanjutnya hasil wawancara terkait penjelasan dari Inisial A,
pelaku bisnis bidang fashion memberikan keterangan tentang
persyaratana awal ketika ia memilih melakukan aktivitas bisnis di
student mall, Beliau mengatakan bahwa:
“persyaratannya itu masukan proposal toh, terus di foto yang jualannya. Nanti didalam baru dikasihmi peraturan sama yayasan. Peraturannya itu kalau fashion, fashion tok ndak boleh masuk ee makanan. Terus ada jadwal hari jumat harus tidak menjual kalau shalat jumat. Pokoknya banyak peraturannya, semuanya itu ada di aturan kontrak yang saya tanda tangani diatas materai 6000.”
Hasil wawancara dengan pihak pengelola student mall dan juga
pelaku bisnis bidang kuliner yaitu Inisial R, pelaku bisnis bidang
ATK/foto copy yaitu Inisial F, dan pelaku bisnis bidang fashion
yaitu Inisial A menjelaskan bahwa memang dalam menjalankan
aktivitas bisnis di student mall, persyaratan yang dipenuhi tentunya
adalah menyapakati aturan atau tata tertib yang telah disepakati
bersama di atas materai 6000. Hal ini pun sejalan dengan hasil
wawancara peneliti dengan pelaku bisnis dari bidang campuran,
Bapak Inisial DM yang menyampaikan bahwa:
“ya masukkan proposal, membayar uang kontrak tahunan dan iuran bulanan. Kemudian saya kan jual barang campuran, berarti aturan atau syaratnya tidak boleh menjual barang lainnya seperti pakaian dan makanan. Itu diatur diaturan yang disepakati diawal perjanjian diatas materai 6000.”
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
Informan penelitian yang terkait langsung dengan penelitian ini,
maka dapat disimpulkan bahwasanya persyaratan menjalankan
bisnis di student mall Universitas Muhammadiyah Makassar
adalah menandatangani kontrak perjanjian diatas materai 6000
60
yang berisikan tentang aturan-aturan umum, aturan khusus, dan
aturan sanksi bagi setiap pelanggaran yang terjadi. Pengaturan
baik dari segi menu, dan seluruh aspek lainnya yang ditujukan
kepada pelaku bisnis, semuanya telah jelas diterangkan.
c. Persaingan Usaha dan Strategi Pelaku Bisnis Menjalankan
Usaha di Student Mall
Student mall memiliki berbagai macam jenis penjualan baik
dari kuliner, ATK/foto copy, fashion, dan campuran. Peneliti tertarik
ingin mengetahui bagaimana persaingan usaha dan strategi yang
ada di student mall. Berikut hasil wawancara yang peneliti telah
lakukan dengan pelaku bisnis dari bidang kuliner yaitu Inisial R
memberikan penjelasannya sebagai berikut:
“menurut saya, aturan yang ditetapkan oleh pihak pengelola mengikis adanya persaingan usaha disana, karena jenis jualan dibatasi oleh penjual. Seperti yang ada di kuliner sebanyak 54 stand tidak menjual jenis kuliner yang sama, tetapi semua berbeda. Sehingga dengan begitu, ketika mahasiswa ingin membeli bakso misalnya, mahasiswa tidak akan bingung memilih stand mana, karena stand yang menjual bakso hanya satu atau dua stand saja. Selain itu juga, setiap penjual dengan senang hati akan mengarahkan mahasiswa yang ingin membeli keperluan atau berbelanja sesuatu yang diinginkannya, sehingga terbangun sikap saling membantu sesama penjual.”
Hasil wawancara kepada Inisial R mengenai strateginya
dalam menjalankan usaha di student mall yaitu:
“diawal-awal usaha saya di student mall, pendapatan yang saya dapatkan sangat minim bahkan kadang minus. Setelah berkonsultasi dengan pengelola utama harian student mall, akhirnya saya bisa lebih bersabar dengan menu makanan yang saya lakukan dalam bentuk prasmanan. Saya juga mulai membangun strategi dengan mendekati mahasiswa secara personal, melakukan survei kecil-kecilan apa yang diinginkan oleh mahasiswa dan itu saya terapkan dan coba mengikuti apa kemauan mahasiswa tapi tetap dengan mengikuti aturan dari
61
pihak pengelola itu sendiri. Akhirnya setelah bulan ke 4 dan seterusnya, pendapatan saya mulai naik dan bahkan saya pernah bisa mendapatkan 2jt dalam 1 hari. Saya pun bisa menambah gaji dua karyawan saya. Intinya saya menerapkan bagaimana bukan hanya menjadi penjual, tetapi bisa bersahabat dengan mahasiswa dan harga jual yang saya berikan ke mahasiswa mengikut dengan kantong mahasiswa itu sendiri. Bahkan ketika mereka hanya beli lauk dan membawa nasi sendiri, saya tetap melayaninya.”
Hasil wawancara peneliti dengan Inisial R menjelaskan
bahwa di student mall ia merasa tidak ada persaingan usaha.
Aturan atau tata tertib yang dibuat oleh pihak pengelola dapat
mampu mengikis adanya persaingan usaha disana. Membatasi
jenis jualan setiap pelaku bisnis menurutnya merupakan solusi
yang tepat dan adil bagi setiap penjual. Selain itu, Inisial R
memiliki strategi khusus yaitu melayani konsumen atau
pembelinya dengan cara yang lebih bersahabat dan memahami
keinginan pelanggannya. Inilah yang menjadikan usaha Inisial R
mengalami peningkatan pendapatan setelah 4 bulan pertama
berpendapatan minim bahkan minus.
Hasil wawancara lainnya yaitu pada pelaku bisnis bidang
ATK/foto copy, Inisial F tentang persaingan usaha di student mall
yaitu:
“ya biasa-biasa saja, saya tidak merasa ada persaingan disana, yang usahanya ATK juga hanya berapa stand saja. Aturan juga yang diberikan menurut saya adil dan kita fokus dengan usaha masing-masing.”
Hasil wawancara kepada Inisial F mengenai strateginya
dalam menjalankan usaha di student mall yaitu:
“strategi saya hanya fokus dengan melayani para mahasiswa maupun dosen dengan baik dan ikhlas.”
62
Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Inisial F mengenai
persaingan usaha dan strategi tersebut menjelaskan bahwa ia
menganggap bahwa tidak ada persaingan usaha di student mall
dan juga strateginya cukup dengan fokus melayani dengan baik
setiap pelanggannya dan juga ikhlas. Selain itu, Inisial F
menyampaikan bahwa pendapatannya setiap hari di student mall
rata-rata sebanyak 500 ribu/hari.
Wawancara lainnya juga yaitu kepada pelaku bisnis
bidang kuliner, Inisial A, terkait persaingan usaha dan strategi.
Berikut hasil wawancara bersama Inisial A terkait persaingan
usaha yang dirasakannya di student mall yaitu:
“kalau persaingan, merasa tidak disaingi jaka disana, karena sendiri jka jual baju begini. Kalau jilbab banyak pesaing diatas, ndk merasa ji disaingi. Ya karena mereka juga yayasan enakki kalau ada yang jual, hanya dua orang yang diizinkan. Ndk boleh lagi ada yang masuk begitu. Kalau misal sudah ada yang jual jilbab cukup dua stand.”
Selanjutnya, hasil wawancara mengenai strategi inisial A
dalam menjalankan usaha di student mall yaitu:
saya tidak punya strategi khusus, pakaian saya, saya pajang saja diluar yang terbaru. Karena tidak ada saingan toh, jadi kalau ada mahasiswa yang mau beli rok, pasti datang ke stand saya. Tidak ada pendekatan khusus ke mahasiswa.”
Hasil wawancara peneliti bersama Inisial A menjelaskan
bahwasanya Inisial A merasa tidak ada persaingan yang ia
rasakan dengan penjual lainnya di student mall. Ia juga tidak
mempunyai strategi khusus dalam meningkatkan pendapatannya.
Baginya, cukup tahu pakaian kekinian yang disukai Mahasiswa
dan memajangnya paling depan di stand, sudah cukup membantu
63
dalam peningkatan pendapatannya. Pada awal usahanya di
student mall, Inisial A mendapat pemasukan sebanyak 500 ribu
sampai 1 juta perhari. Namun seiring berjalannya waktu semakin
meningkat pendapatan.
Hasil wawancara selanjutnya kepada pelaku bisnis bidang
campuran yaitu Inisial DM , mengenai persaingan usaha dan
strategi usaha yang dilakukannya di student mall yaitu:
“ya biasa, sama saja seperti di pasar. Tapi lebih tertata di student mall. dan karena di batasi ki toh mengenai jumlah penjual campuran, jadi ndk merasa ada pesaing apapun disana. Biasa-biasa saja.”
Selanjutnya mengenai hasil wawancara tentang strategi
Inisial DM di student mall Universitas Muhammadiyah Makassar
yaitu sebagai berikut:
“ya strategi, kadang harga kita mainkan tapi tetap masih sesuai dengan aturan dan tidak menyimpang dari hukum syariat dan harga pasar, cuma mungkin sedikit lebih tinggi dibanding di luar karena disini kan kita bayar iuran. Kemudian cara kita mendekati pembeli juga berpengaruh itu, supaya enak toh. Kadang juga suka sekali pembeli berutang di tempatku, karena saya paham, namanya mahasiswa pasti biasa ada yang dia butuhkan tapi sementara tidak ada uangnya. Jadi biasa ku kasih utang, yang penting na bayarji sesuai dengan janjinya.”
Hasil wawancara dengan Inisial DM selaku pelaku bisnis di
student mall Universitas Muhammadiyah Makassar
menyampaikan bahwasanya ia merasa persaingan usaha yang
terjadi di Universitas Muhammadiyah Makassar biasa-biasa saja.
Terlebih karena aturan dan pembatasan bagi setiap pelaku bisnis
menjadikan pelaku bisnis seperti merasa lebih terfokus pada
usahanya dan tidak merasa disaingi. Sedangkan strategi yang
64
inisial DM lakukan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraannya yaitu lebih mempertimbangkan harga agar bisa
dijangkau oleh mahasiswa. Pendapatan Inisial DM ketika
diwawancarai mengenai jumlah pendapatan yang didapat setiap
harinya di student mall, Beliau menyampaikan bahwa setiapnya
harinya dapat memperoleh pendapatan 3 juta per hari.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
beberapa informan yang terkait langsung dengan penelitian ini,
maka dapat disimpulkan bahwa pelaku bisnis di student mall
Universitas Muhammadiyah Makassar merasa tidak adanya
persaingan yang terjadi antara sesamanya. Aturan dan tata tertib
yang telah diatur oleh pihak pengelola student mall memberikan
rasa adil dan aturan yang jelas kepada pelaku bisnis. Seperti pada
pengaturan menu makanan atau barang yang dijual di setiap stand
di student mall, diatur dan dibatasi secara jelas agar setiap stand-
stand yang lain juga tak sepi pengunjung. Dibuktikan juga dari
setiap pelaku bisnis yang telah diwawancarai memiliki peningkatan
pendapatan dari awalnya melakukan usaha di student mall.
d. Kegiatan Pengembangan Jiwa Entrepreneurship berbasis
Etika Bisnis Islam
Entreprenurship berbasis etika bisnis Islam adalah segala
hal yang berkaitan dengan sikap, tindakan, dan proses yang
dilakukan oleh para entrepreneur dalam merintis, menjalankan,
dan mengembangkan usahanya yang diselaraskan dengan etika
bisnis Islam. Student Mall sendiri memiliki aturan umum bahwa
65
pelaku bisnis yang melakukan ativitas bisnis disana wajib
beragama Islam yang berarti segala aktivitas disana diatur dalam
etika bisnis Islam. Aturan yang ditetapkan baik dari segi aturan
umum, aturan khusus, dan aturan sanksi tidak lepas dari
penerapan etika bisnis Islam. Selain adanya aturan yang
ditetapkan, juga terdapat kegiatan yang membantu pelaku bisnis
dalam meningkatkan jiwa entrepreneurship sehingga dalam
menjalan aktivitas bisnisnya, pelaku bisnis bisa menghasilkan
pendapatan yang bukan hanya dapat meningkatkan dari segi
kuantitas, namun unsur halal, berkah, dan mensejahterahkan
sesuai prinsip etika bisnis Islam juga bisa sejalan
Untuk mengetahui apakah memang di student mall
memiliki kegiatan pengembangan jiwa entrepreneurship berbasis
etika bisnis Islam dan pelaku bisnis benar-benar ikut andil dalam
kegiatan tersebut dengan menerapkannya atau tidak, peneliti telah
mewawancarai beberapa pelaku bisnis. Menurut Inisial R dari
pelaku bisnis bidang kuliner:
“kalau mengenai pelatihan pengembangan jiwa entrepreneurship yang diadakan oleh pihak pengelola itu sendiri belum ada, tapi dosen-dosen di Universitas Muhammadiyah Makassar pernah melakukannya. Tapi yang diadakan oleh pihak pengelola student mall adalah dalam bentuk pengajian rutin bulanan yang wajib diikuti oleh seluruh elemen yang ada di student mall termasuk seluruh penjual. Dan materi yang diberikan adalah mengenai pembinaan jiwa entrepreneurship pelaku bisnis sesuai dengan etika bisnis Islam yaitu sejalan dengan prinsip syariah.”
Hasil wawancara lainnya yang disampaikan oleh Inisial F
pelaku bisnis bidang ATK/Foto copy yaitu:
“iya pernah, seperti pengajian-pengajian rutin bulanan. Disuruhki untuk berbisnis dengan cara yang halal.”
66
Hasil wawancara lainnya yang disampaikan oleh Inisial A
pelaku bisnis bidang Fashion yaitu:
“ya ada, di student mall itu selalu rutin adakan pengajian per bulannya, disitu pemateri adalah ustadz, dan materi yang dibawakan juga pasti tentang berbisnis yang baik secara Islami. Kalau mengenai etika bisnis Islam, itu sesuai mi dengan yang di jelaskan oleh pemateri. Seperti jangan ada yang curang kalau berdagang, disuruh untuk banyak bersedekah, disuruh shalat tepat waktu, taat dengan aturan yang sudah dibuat oleh pihak pengelola apalagi dalam hal kebaikan.”
Hasil wawancara lainnya yang disampaikan oleh Inisial DM
pelaku bisnis bidang campuran yaitu:
“ada, kegiatan-kegiatan pengajian selalu kuikuti per bulannya itu, kemudian dilanjutkan dengan rapat yang dibahas penyampaian siapa-siapa yang melanggar selama sebulan belakangan dan diberi SP. “
Lebih lanjut, setelah mengikuti kegiatan pengembangan
jiwa entrepreneurship yang dijalankan dalam bentuk pengajian
rutin bulanan, Inisial R mengaku bahwa kegiatan pengembangan
dalam bentuk pengajian itu membantu banyak dalam hal
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya yang sesuai
dengan prinsip etika bisnis islam, sehingga tidak hanya
meningkatkan tetapi apa yang diusahakan menurutnya dapat
menjadi lebih berkah dan bermanfaat.
Menurut Inisial F dan Inisial A, setelah mengikuti kegiatan
pengajian rutin bulan, pemahamannya terkait berbisnis sesuai
prinsip etika bisnis Islam lebih dapat dipahami. Namun, hal lain
diungkapkan oleh Inisial DM yang mengatakan bahwa secara
umum mengenai pemahaman terkait jiwa entrepreneurship
67
berbasis etika bisnis Islam kurang dipahami. Walaupun begitu, ia
tahu bahwa berdagang tidak boleh melanggar dan tidak boleh
berbuat kecurangan.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti telah lakukan
dengan beberapa informan yang terkait dengan penelitian ini,
maka dapat disimpulkan bahwasanya ada kegiatan
pengembangan jiwa entrepreneurship di student mall dalam
bentuk pengajian rutin bulanan yang membahas seputar berbisnis
berdasarkan prinsip etika bisnis Islam. Setelah kegiatan itu
dilakukan, beberapa informan telah memahami cara berbisnis
dengan baik sesuai prinsip etika bisnis Islam.
e. Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Pelaku Bisnis di
Student Mall Universitas Muhammadiyah Makassar
Hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada pelaku bisnis
inisial R terkait pendapatannya di student mall, menyatakan:
“dari awal merintis kadang pendapatan saya tidak mencapai 100 ribu, saya ingat sekali 3 bulan pertama pendapatan saya, saya ingat sekali saat itu 70 ribu perhari. Ini dikarenakan saat itu saya belum bisa membaca sikon dan membaca keinginan anak-anak mahasiswa. 3 bulan pertama itu pembayaran iuran per bulan saya itu nombok, saya gunakan dana pribadi. Tapi di bulan 4 selanjutnya saya sudah mulai bisa mendapatkan pendapatan 500 ribu keatas per hari dan mulai naik seiring berjalannya waktu. Pernah juga sebelum ada roling tempat, saya bisa mendapatkan 2 jt perhari. Alhamdulillah nak, kalau kebutuhan untuk sehari-hari keluarga iye tercukupi dan membantu banyak pendidikan anak-anakku.tapi kalau kebutuhan tersier ya iya belum terpenuhi.”
Hasil wawancara lainnya yang telah peneliti lakukan kepada
pelaku bisnis inisial F terkait pendapatannya di student mall,
menyatakan:
68
“500 ribu rupiah per hari. Kalau mengenai kebutuhan itu yang kita sebut, pastilah kebutuhan sehari-hari salah satunya dari usaha ini. Kebutuhan sekunder juga ia tapi untuk kebutuhan yang mewah-mewah itu ya doakan dan aminkan. Hehehe”
Hasil wawancara lainnya yang telah peneliti lakukan kepada
pelaku bisnis inisial A terkait pendapatannya di student mall,
menyatakan:
“disana karena bajuku termasuk mahal toh dek, saya punya baju saja 250 ribu per satuan, jadi bisa kah dapat awal-awal masuk itu dapat 500 ribuan sampai 1 juta per hari. Pernah kah itu dapatkan sampai 11 juta per bulannya di awal-awal itu. Tapi setelah itu, karena sudah memasuki masa pandemi dan mahasiswa banyak yang sudah keluar magang, mulai menurun pendapatanku. Tapi alhamdulillah terpenuhi ji kalau kebutuhan-kebutuhan keluargaku. Tapi kalau kebutuhan tersier yang kita sebut itu hehe masih jauh lah.apalagi 4 anakku sekolah. Itu dulu dipentingkan.”
Kemudian hasil wawancara lainnya yang telah peneliti lakukan
kepada pelaku bisnis inisial DM terkait pendapatannya di student
mall, menyatakan:
“kalau disitu, per hari rata-rata sampai 3 juta. Awal-awal itu sampai ta 1 tahun itu 500 ribu didapat perhari. Ya saat itu masih kecil stand ku. Cuma 2 meter x 6. Jadi karena barang campuran banyak dibutuhkan lokasi, jadi setelah 1 tahun itu setelah perolingan tempat saya dapat tempat yang lebih luas lah. Akhirnya mulai lah dari situ saya dapat sampai 3 juta per hari. Kalau sejahtera iya alhamdulillah nak, tapi itu yang kita sebut memenuhi kebutuhan yang mewah-mewah itu, liatmi ini rumahku dan usahaku. Masih jauh kalau mauki hidup mewah. Tapi alhamdulillah tidak pernah ja berkekurangan selama ini kalau kebutuhan-kebutuhan lainnya.”
Selain dari beberapa hasil wawancara diatas, peneliti
mendapatkan informasi bahwa salah satu syarat yang diharuskan
dan ditekankan sangat wajib dijalankan pelaku bisnis di student mall
adalah menunaikan shalat 5 waktu. Disetiap aktivitas penjualan,
ketika telah memasuki waktu shalat, akan selalu ada pemberitahuan
69
khusus dari pihak pengelola adanya pemberhentian sementara
dalam aktivitasnya, sehingga jika melihat dari kondisi ini , kebutuhan
dharuriyat pelaku bisnis dari segi pemeliharaan agama telah dapat
tercapai.
Selanjutnya jika meninjau dari kebutuhan dharuriyat mengenai
pemeliharaan jiwa yang berarti menyangkut pemenuhan kebutuhan
pokok berupa makanan, minuman untuk mempertahan
kelangsungan hidupnya, menurut wawancara yang telah peneliti
lakukan menyimpulkan bahwa kebutuhan ini telah dapat tercapai.
Begitu juga dengan pemeliharaan akal, setiap pelaku bisnis ketika
ditanyakan mengenai ini, rata-rata menjawab menghindari sesuatu
yang diharamkan terlebih minuman keras dan sejenisnya atau
sesuatu yang merusak akal yang diharamkan oleh Allah SWT.
Selanjutnya, pada kebutuhan dharuriyat yang melibatkan aspek
pemeliharaan keturunan dan pemeliharaan harta pun telah dapat
tercapai.
Sehingga berdasarkan hasil wawancara yang peneliti telah
lakukan dengan beberapa informan yang terkait dengan penelitian
ini, maka dapat disimpulkan bahwasanya pelaku bisnis di student
mall telah mampu memenuhi kebutuhan dharuriyat (kebutuhan
primer), kebutuhan hajiyat (kebutuhan sekunder) selama menjalani
aktivitas bisnis di student mall. Namun semuanya menyampaikan
bahwa terkait kebutuhan tahsiniyat (tersier) yang menjadi
kebutuhan mewah masih jauh untuk bisa mereka penuhi.
70
2. Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Pelaku Bisnis di Student Mall
Universitas Muhammadiyah Makassar
Penerapan etika bisnis Islam dalam menjalankan aktivitas
bisnis tentunya merujuk dan tercermin dalam sifat utama Nabi
Muhammad SAW. yang dijadikan sebagai pondasi utama penerapan
etika bisnis Islam. Keempat sifat tersebut adalah siddiq, amanah,
fathanah, dan tabligh, merupakan sikap yang sangat penting dan
menonjol dari nabi Muhammad SAW, dan sangat dikenal dikalangan
ulama. namun masih jarang diimplementasikan khususnya dalam
dunia bisnis. Oleh karena itu peneliti mencoba menelusuri sejauh
mana penerapan etika bisnis Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah
dalam berbisnis terhadap para pelaku bisnis di student mall, apakah
sifat-sifat tersebut diterapkan atau tidak.
a. Siddiq (Jujur)
Jujur adalah merupakan sikap yang sangat urgen dalam hal
bisnis, dan merupakan sikap yang mendasar dan harus ada dalam
kegiatan bisnis. Pelaku bisnis yang menanamkan nilai kejujuran
tentunya menghindari adanya kecurangan dan sumpah palsu kepada
pelanggan atau pembelinya. Hasil wawancara terkait kecurangan
yang telah peneliti lakukan kepada Inisial R menyampaikan bahwa:
“tidak pernah. Di student mall, semuanya itu diatur dan ada aturannya. Termasuk harga barang kita itu di laporkan ke pengelola. Jadi tidak mungkin ada yang mau bisa curang.”
Hasil wawancara tersebut, Inisial R selaku pelaku bisnis bidang kuliner
yang sehari-harinya menjual makanan dalam bentuk prasmanan
mengaku tidak pernah melakukan kecurangan. Ia menganggap hal itu
71
akan merugikan usahanya jika tidak ada lagi kepercayaan, dikenakan
SP dari pihak pengelola. Selain itu juga Inisial R menyampaikan bahwa
tidak pernah melakukan sumpah palsu dalam setiap aktivitas
bisnisnya.
Hasil wawancara selanjutnya kepada Inisial F, menyampaikan
bahwa:
“tidak pernah. Kalau curang itu seperti merubah harga lebih rendah dari stand yang lain itu termasuk pelanggaran juga, dan pasti kita kena SP.”
Menurut penyampaian Inisial F bahwa melakukan kecurangan dari
segi harga ataupun lainnya di student mall termasuk dalam
pelanggaran dan akan dikenakan SP oleh pihak pengelola stand
student mall. Beliau mengatakan bahwa aktivitas bisnis yang
dijalankan selama ini tidak pernah melakukan tindak kecurangan
kepada pembeli dan juga sumpah palsu. Selain itu, Inisial F juga
menyampaikan bahwa kegiatan bisnis yang dijalankan termasuk
ibadah, sehingga harus dijalankan dengan sikap jujur.
Hasil wawancara selanjutnya yaitu kepada Inisial A selaku
pelaku bisnis bidang fashion yang meyakini bahwa aktivitas bisnis
yang dilakukannya adalah bernilai ibadah dan menyampaikan:
“saya itu nak, paling ku hindari itu yang namanya curang. Dan alhamdulillah sekali di student mall ini diatur. Kalau ada yang curang atau melanggar, tunggu-tunggumi itu, pasti kena SP dari pengelola. Di student mall ini yang sering kena SP itu biasa dari stand kuliner, karena dari bidang ini banyak sekali standnya, jadi kadang mereka melanggar, itupun ujung-ujungnya pasti kedapatan juga sama pengelola.”
Lanjut, Inisial A menyampaikan bahwa tidak pernah melakukan
sumpah palsu yang hanya akan merugikan dirinya. Inisial A sangat
72
memperhatikan aturan yang diberikan oleh pihak pengelola. Namun
tak dipungkiri, ia menyampaikan walau tidak pernah mendapati SP,
tapi tetap saja ia melihat dari beberapa stand penjualan yang lain
terutama di bidang kuliner seringkali menerima SP.
Hasil wawancara selanjutnya yang peneliti telah lakukan
kepada Inisial DM, pelaku bisnis bidang campuran menyampaikan
bahwa ia tidak pernah melakukan segala bentuk kecurangan dan
sumpah palsu kepada pihak pelanggannya dan menganggap bahwa
akvitias bisnis merupakan suatu ibadah.
Berdasarkan jawaban dari beberapa informan yang telah
peneliti dapatkan, peneliti kemudian menyempatkan untuk
mewawancarai Inisial FA, selaku mahasiswa kedokteran yang telah
aktif berbelanja di student mall sejak tahun 2018 yang menyampaikan
bahwa harga dan sesuatu yang dibeli di student mall cukup bersahabat
dengan kantong mahasiswa. Hal itupun sejalan dengan yang
disampaikan oleh Inisial DF, Mahasiswa dari Program Studi
Pendidikan Matematika dan Inisial S, Mahasiswi dari Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah. Menurutnya pula pelaku bisnis yang
berjualan di student mall tidak pernah melanggar janji.
b. Amanah
Setelah jujur, sikap amanah juga sangat dianjurkan dalam
aktivitas bisnis. Kejujuran dan amanah memiliki hubungan erat, karena
jika seseorang telah dapat berlaku jujur maka orang tersebut dapat
dipercaya (amanah).
73
Hasil keterangan wawancara yang telah peneliti lakukan
kepada Inisial R, perihal janji yang ditetapkan di setiap aktivitas
bisnisnya:
“tidak pernah. Mahasiswa kalau biasa mau dibuatkan makanan yang dia suka , biasa dia request dan saya itu kalau sudah mengiyakan pasti kubuat. Apalagi kalau untuk pelanggan-pelangganku dari mahasiswa kedokteran.”
Hasil wawancara kepada pelaku bisnis bidang lainnya pun
mengungkapkan bahwa pelaku bisnis tidak pernah melakukan janji
dan melanggarnya. Hal itupun diperkuat dengan jawaban-jawaban dari
mahasiswa yang aktif berbelanja di student mall, mengungkapkan
bahwa pelaku bisnis tidak pernah membuat janji yang diperuntukkan
kepada pelanggannya. Selain itu, di student mall juga pelaku bisnis
diatur mengenai menu serta batasan pengambilan keuntungan untuk
menjauhi adanya riba didalamnya. Pengontrolan yang dilakukan oleh
pihak pengelola begitu ketat, sehingga tindakan memonopoli barang
dan menimbun barang jualan tidak terjadi di student mall.
Hasil wawancara yang peneliti lakukan ke Inisial FA selaku
pembeli ketika ditanya mengenai harga dan pengambilan keuntungan
dari pelaku bisnis, ia menyampaikan:
“tidak pernah, mungkin ada yang agak lebih tinggi dari harga diluar kampus, tapi kudengar karena mereka juga kayak membayar pajak tempat begitu jadi pasti sedikit mereka naikkan, tapi masih sesuai lah dengan kantongnya mahasiswa.”
Jawaban lain disampaikan oleh Inisial DF, pembeli lainnya:
“tidak pernah. sebenarnya ndak terlalu kutahu mengenai bagaimana bisnis Islam toh. Tapi secara harga toh , mungkin ndak riba ji. Dan itu saya kalau dikaitkan dengan Islam.”
74
Begitu juga disampaikan oleh inisial S, pembeli yang juga mahasiswa
hukum ekonomi syariah menyampaikan:
“sepengetahuanku, penjual ini di kontrol sama pengelola, mungkin ndak ada ji begituan.”
c. Fathanah
Sifat fathanah dapat dinyatakan sebagai strategi hidup setiap
muslim. Setiap muslim yang mempunyai kecerdasan dan
kebijaksanaan, akan mementingkan persoalan akhirat daripada urusan
duniawi. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti telah lakukan
kepada pelaku bisnis di student mall perihal komplain dari pembeli,
Inisial R selaku pelaku bisnis dari bidang kuliner menyampaikan:
“alhamdulillah selama saya berjualan di student mall, tidak pernah.”
Hasil wawancara lainnya kepada Inisial F selaku pelaku bisnis
bidang ATK/foto copy menyampaikan bahwa:
“iya kadang ada mahasiswa yang suruh print ulang atau foto copy kalau tidak sesuai.”
Hasil wawancara lainnya kepada Inisial A selaku pelaku bisnis
bidang fashion menyampaikan bahwa:
“selama saya berjualan di student mall, belum pernah ada komplain dari mahasiswa.”
Hasil wawancara lainnya kepada Inisial A selaku pelaku bisnis
bidang fashion menyampaikan bahwa:
“tidak pernah.”
Hasil wawancara lainnya kepada Inisial DM selaku pelaku
bisnis bidang campuran menyampaikan bahwa:
“ndak pernah menemukan barang yang rusak. Kalau membeli, karena biasa ku cek kembali baik-baik sebelum membeli.”
75
Berdasarkan hasil wawancara dari pelaku bisnis yang
menyampaikan bahwa lebih banyak yang tidak pernah mendapati
pembeli komplain terhadap apa yang dijualnya. Namun pelaku bisnis
dari bidang ATK/foto copy mengaku pernah mendapati komplain dari
pembeli terhadap hasil print atau foto copy.
Lebih lanjut, beberapa mahasiswa yang telah diwawancarai
untuk meminta keterangannya terkait komplain barang jualan di
student mall, pembeli yang juga mahasiswa dari jurusan kedokteran,
Inisial FAh, mengungkapkan bahwa informasi barang atau menu yang
dijual di student mall itu jelas, ia merasa puas selama berbelanja di
student mall dan juga tidak pernah mendapati barang jualan yang
harus di komplain. Hal senada pun disampaikan oleh Inisial DF.
Namun menurut penjelasan dari Inisial S selaku mahasiswa dari
program studi hukum ekonomi syariah menyampaikan bahwa kurang
puas terhadap pelayanan di student mall, disebabkan masih ada
penjual yang kurang ramah dalam menawarkan barangnya, terkesan
memaksa jika sudah menduduki tempat penjualannya. Walaupun
begitu, inisial S belum pernah mendapati sesuatu yang ia beli di
student mall yang cacat dan kemudian ia akan melakukan komplain
setelahnya.
d. Tabligh
Sifat tabligh adalah menyampaikan sesuatu. Hal ini berarti
bahwa orang yang memiliki sifat tabligh harus komunikatif dan
argumentatif, dalam hal ini bentuk pelayanan dan sikap pelaku bisnis
dalam aktivitas bisnis menjadi poin dalam wawancara peneliti.
76
Hasil wawancara yang telah peneliti lakukan mengungkapkan bahwa
pelaku bisnis bidang kuliner yaitu Inisial R mengatakan:
“saya selalu tekankan ke pegawai saya itu, kalau melayani mahasiswa atau pembeli lainnya harus bersahabat dan juga ramah.”
Hasil wawancara selanjutnya yang telah peneliti lakukan
kepada pelaku bisnis bidang ATK/foto copy yaitu Inisial F mengatakan:
“saya kadang biasa suruh mereka print atau foto copy sendiri sesuai kemauan mereka, kecuali ada kesulitan baru saya yang tangani. Kemudian biasa mahasiswa masuk bebas ke tempat stand saya. Dan juga biasa kalau ada yang sudah berlangganan ditempat saya, saya biasa tidak masalah kalau mereka berutang dan biasa kalau sedikit yang mereka foto copy saya kasi gratis” saja.
Inisial F juga memberi tanggapan bahwa barang ATK yang
dijualnya selalu diperiksa terlebih dahulu jika ingin diberikan kepada
pembeli.
Kemudian, hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada
pelaku bisnis bidang fashion, yaitu Inisial A menyampaikan:
“ya lebih ramah saja, dan sabar, soalnya kalau mahasiswa datang pilih-pilih pakaian itu kadang tidak beli. Jadi harus sabar, karena biasanya besok-besok datang lagi kalau adami uangnya.” Inisial A juga mengungkapkan: “iya. Kalau robek atau tidak bisa digunakan saya akan kasi gantinya. Itu kalau memang rusaknya memang dari stand saya, buka dari tangan pembeli.”
Hasil wawancara berikutnya dari pelaku bisnis bidang
campuran, Inisial DM menyampaikan hal yang senada dengan Inisial A
yang mengedepankan sikap ramah ke pembeli dan akan siap
mengganti barang yang rusak selama sebab kerusakan tersebut bukan
dari pembeli itu sendiri.
77
Peneliti juga menyempatkan untuk mewawancarai pembeli
terkait pelayanan pelaku bisnis di student mall. menurut wawancara
yang dilakukan kepada Inisial FA, menyampaikan bahwa pelayanan
pelaku bisnis di student mall cukup baik. Mengenai penggantian
barang, ia mengaku kurang mengetahui apakah ada penggantian
barang cacat dalam proses pembelian, dan menyampaikan sikap
pelaku bisnis yang cukup ramah dan murah senyum kepada pembeli.
Hasil wawancara lainnya kepada Inisial DF dan Inisial S selaku
pembeli yang juga mahasiswa menyampaikan hal senada dengan
yang disampaikan oleh inisial FA.
D. Analisis dan Interpretasi (Pembahasan)
1. Peran Pengembangan Jiwa Entrepreneurahip Berbasis Etika
Bisnis Islam
Jiwa entrepreneurship mempunyai peranan yang penting dalam
upaya memperoleh harta. Entrepreneurship atau yang dikenal dengan
kewirausahaan jelas memiliki nilai lebih daripada bidang pekerjaan
lainnya. Seperti kita ketahui bersama bahwa masyarakat memperoleh
kemakmuran dan bagaimana bangsa-bangsa mendapatkan
keberuntungan melalui berwirausaha. Kegiatan pengembangan jiwa
entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam di student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar diperuntukkan kepada seluruh pelaku bisnis
yang ada disana. Berdasarkan penyampaian oleh pengelola utama
harian student mall, pelaku bisnis yang melakukan aktivitas bisnis
berjumlah 85 stand penjualan yang terbagi atas 45 bidang kuliner, dan
sisanya ada ATK/ foto copy, bidang fashion dan bidang campuran.
78
Pelaku bisnis yang telah terdaftar tentunya disiplin dalam menjalani
aturan dan tata tertib yang telah dikeluarkan oleh badan pengelola
student mall.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, yaitu
pada pelaku bisnis di student mall Universitas Muhammadiyah
Makassar dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Maka hasil penelitian,
menjelaskan bahwa kegiatan pengembangan jiwa entrepreneurship
berbasis etika bisnis Islam diberikan kepada pelaku bisnis dalam
bentuk pengajian rutin bulanan. Menurut pengungkapan pengelola
student mall, materi pengajian tersebut adalah berkaitan dengan
bagaimana menjalani bisnis sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam.
Dalam aturan atau tata tertib yang telah dikeluarkan oleh pihak
pengelola, mengatur adanya persyaratan status pelaku bisnis di
student mall yaitu wajib beragama Islam, sehingga pengajian yang
diadakan sudah tentu sejalan dengan akidah dari pelaku bisnis
tersebut. Berdasarkan hasil wawancara juga menjelaskan adanya
pemberian wajib iuran bulan dan tahunan yang telah disepakati di
awal. Kebanyakan pelaku bisnis tertarik untuk menjalani bisnis di
student mall Universitas Muhammadiyah Makassar dikarenakan target
pasar yang telah jelas dimana sudah tentu ada pembeli, dalam hal ini
pembeli atau konsumen utama yaitu mahasiswa dan lainnya yaitu
civitas akademika lainnya.
Dalam menjalani aktivitas bisnis, pelaku bisnis merasa tidak
ada bentuk persaingan usaha yang terjadi di student mall akibat dari
79
sistem aturan yang diterapkan oleh pihak pengelola seperti
pembatasan menu makanan bagi pelaku bisnis bidang kuliner,
pembatasan barang bisnis bagi bidang yang sudah ditentukannya.
Seperti pada ATK/ foto copy yang hanya akan diizinkan menjual atau
melakukan aktivitas bisnis seputar barang alat tulis kantor dan
melakukan print atau foto copy serta yang sejenisnya. Begitu pun
dengan bidang usaha lainnya.
Strategi yang dijalankan oleh pelaku bisnis juga secara umum
mengaku tidak memiliki strategi khusus, namun yang sangat
dikedepankan bagi mereka adalah pelayanan dan sikap yang
ditunjukkan kepada pembeli atau konsumen yang datang ke standnya.
Sikap ramah dan bersahabat kepada pembeli merupakan strategi yang
secara umum diterapkan, terlebih kepada konsumen utama dalam hal
ini adalah mahasiswa.
Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelola yang
juga mengatur berbagai macam kegiatan di student mall, menjelaskan
bahwa kegiatan pengembangan jiwa entrepreneurship yang dilakukan
dalam bentuk pengajian rutin bulanan diperuntukkan kepada seluruh
pelaku bisnis dan diwajibkan untuk dihadiri sebagai salah satu
rangkaian wajib di student mall. kegiatan tersebut dilaksanakan setiap
bulannya, dengan mengambil satu hari yang telah ditentukan
sebelumny a, yaitu di penghujung aktivitas bisnis di student mall
dimulai pada pukul 16:00 – 17.30 wita. Materi yang diberikan setiap
bulannya tentunya tidak lepas dari usaha pihak pengelola dalam
menanamkan jiwa berwirausaha pelaku bisnis yang sesuai dengan
80
prinsip etika bisnis Islam. Pemateri yang diundang juga terkadang
melibatkan dosen yang mumpuni atau ustadz kondang.
Selain kegiatan pengajian, pengelola student mall memberikan
akses penuh bagi setiap dosen yang ingin melakukan pelatihan khusus
mengenai pembuatan laporan keuangan. Kegiatan seperti ini sudah
pernah diadakan oleh dosen dari fakultas ekonomi dan bisnis dalam
rangka merealisasikan kegiatan program pengabdian masyarakatnya.
Berdasarkan hasil penelitian juga disimpulkan bahwa pengembangan
jiwa entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam bagi pelaku bisnis di
student mall Universitas Muhammadiyah Makassar berperan
meningkatkan pendapatan pelaku bisnis dengan memperhatikan hal-
hal yang diatur dalam etika bisnis Islam, sehingga sesuatu yang
didapatkan akan terasa lebih berkah dan dapat mensejahterakan.
Pelaku bisnis yang ada di student mall telah mampu memenuhi
kebutuhan dharuriyat (kebutuhan primer), kebutuhan hajiyat
(kebutuhan sekunder) selama menjalani aktivitas bisnis di student mall.
Namun semuanya menyampaikan bahwa terkait kebutuhan tahsiniyat
(tersier) yang menjadi kebutuhan mewah masih jauh untuk bisa
mereka penuhi.
2. Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Pelaku Bisnis di Student Mall
Universitas Muhammadiyah Makassar
Semua manusia mutlak belajar tiada henti. Ini berarti bahwa
setiap orang harus berupaya untuk memperkaya atau memperbaiki diri
dengan ilmu pengetahuan tak terkecuali dalam dunia bisnis, karena
dalam bisnis apapun, pelaku bisnis yang sukses adalah pelaku bisnis
81
yang berperilaku mulia dan mempunyai sikap yang positif berdasarkan
pada etika bisnis Islam yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Suatu
pelajaran yang berharga bahwa penerapan prinsip-prinsip etika bisnis
Islam dalam berbisnis yaitu shiddiq, amanah, fathanah dan tabligh.
Shiddiq atau jujur membentuk perilaku untuk tidak berbuat
curang, menjual barang dengan menyatakan realitas barang jualan,
tidak mengurangi takaran atau timbangan, menjelaskan spesifikasi
dalam bisnis modern dengan menyatakan spesifikasi produk,
kadaluwarsa dan juga komposisi. Produk yang memiliki komponen
siddiq memiliki umur panjang dan dicari oleh konsumen. Hal inilah
yang akan melahirkan konsumen yang puas dan menjadi pelanggan
tetap.
Sifat amanah, menjadikan sistem kerja sama tidak meliputi
penipuan, eksploitasi. Dimana Nabi Muhammad SAW, sebagai
bisnisman menerima amanah barang dagangan untuk dijual ke
berbagai tempat. Dari sikap amanah inilah mampu mencipatakan
hubungan bisnis yang langgeng antara konsumen dan pembeli. Sikap
ini yang berkembang menjadi budaya hubungan bisnis antara satu
badan dengan badan lainnya. Seperti perusahaan yang menghasilkan
bagian dari bagian produksi lainnya. Perkembangan selanjutnya
adalah amanah ini berupa pemberian kerja dan usaha. Sistem amanah
inilah yang berkembang menjadi sistem evaluasi kinerja untuk
menunjukkan tingkat amanah yang diberikan kepada pengelola. Sikap
fathanah ini sangat penting bagi pelaku bisnis, karena sikap fathanah
ini berkaitan dengan marketing, keuntungan bagaimana agar barang
82
yang dijual cepat laku dan mendatangkan keuntungan, bagaimana
agar pembeli tertarik dan membeli barang tersebut.
Dengan demikian uraian hasil penelitian oleh peneliti tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa ada empat hal yang menjadi kunci
sukses Nabi Muhammad saw., sebagai seorang pelaku bisnis yaitu:
sifat siddiq, tabligh, amanah, dan fathanah. Keempat sifat tersebut
merupakan sikap yang sangat penting dan menonjol dari Nabi
Muhammad saw., dan sangat dikenal dikalangan ulama. Dalam hal ini
rata-rata pelaku bisnis yang ada di student mall telah melaksanakan
atau menerapkan etika bisnis Islam seperti yang di contohkan oleh
Rasulullah saw., di karenakan aturan yang mengikat didalamnya dan
kegiatan pengajian rutin bulan yang selalu diikuti. Walaupun begitu
masih ada yang belum menerapkannya dengan baik. Pada era modern
seperti sekarang ini nampaknya ke empat sifat yang telah di sebutkan
di atas masih sulit untuk diimplementasikan secara utuh khususnya
dalam dunia bisnis. Pelaku bisnis harus senantiasa berjuang untuk
mempertahankan bisnisnya agar bisa tetap eksis dan berkembang
dalam jangka waktu yang lebih panjang.
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap Peran
Pengembangan Jiwa Entrepreneurship Berbasis Etika Bisnis Islam dalam
meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan Pelaku Bisnis di Student Mall
Universitas Muhammadiyah Makassar, maka ada beberapa hal yang dapat
disimpulkan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Pengembangan jiwa entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam di
student mall berperan menumbuhkan jiwa pelaku bisnis berbasis etika
bisnis Islam yang mengedepankan sifat siddiq, amanah, fathanah, dan
tabligh, sehingga peningkatan pendapatan pelaku bisnis dalam setiap
aktivitas bisnisnya dapat menjadi lebih berkah dan mensejahterakan
dengan menjauhkan segala bentuk larangan aktivitas bisnis yang
merugikan pihak lain, dan tidak sesuai dengan prinsip kerja muamalah.
Kegiatan pengembangan yang dilakukan dalam bentuk pengajian rutin
bulanan bagi pelaku bisnis bertujuan untuk mencapai keseimbangan
aktivitas bisnis di student mall. Pelaku Bisnis di student mall juga secara
umum telah dapat memenuhi kebutuhan dharuriyat dan hajiyat serta
belum dapat memehi kebutuhan tahsiniyat.
2. Penerapan etika bisnis Islam seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah
SAW. rata-rata telah dilaksanakan atau diterapkan oleh pelaku bisnis
yang ada di student mall Universitas Muhammadiyah Makassar. Hal ini
dapat terlihat dari jawaban-jawaban pelaku bisnis saat diwawancarai
oleh peneliti dan juga dipertegas oleh pembeli atau
84
konsumen yang pernah berbelanja di student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, terkait dalam
penelitian ini, maka ada beberapa hal yang perlu untuk dilakukan oleh beberapa
pihak, yaitu:
1. Hendaknya pelaku bisnis dapat lebih taat pada aturan yang telah ditetapkan
oleh pengelola student mall Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Hendaknya pelaku bisnis di student mall Universitas Muhammadiyah
Makassar menyadari bahwa dengan menerapkan etika bisnis Islam berarti
mereka telah turut andil dalam mengembangkan perekonomiannya ke arah
yang lebih baik.
3. Kedepannya pihak pengelola dapat membuat kegiatan bukan hanya sekedar
pengajian rutin bulanan, tetapi dapat menghadirkan kegiatan pengembangan
jiwa entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam dalam bentuk pelatihan-
pelatihan.
4. Sebaiknya pihak pengelola student mall dapat lebih memperjelas dan
mempertegas aturan yang bersinggungan dengan mahasiswa seperti
pelarangan merokok di kawasan student mall dan memberi sanksi yang
tegas terhadap setiap pelanggaran yang terjadi.
5. Kedepannya agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih
mendalam mengenai perilaku antara pelaku bisnis dan `customer atau
pelanggan yang ada di student mall Universitas Muhammadiyah Makassar
ditinjau dari aspek syariah atau etika bisnis Islam.
85
DAFTAR PUSTAKA
Anggita, D. 2017. Entrepreneurship dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada
Pengusaha Rumah Makan Padang Putri Minang). Skripsi. (Online)
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/. Diakses pada tanggal 10 Juni 2020.
Anindya, D.A. 2017. Pengaruh Etika Bisnis Islam Terhadap Keuntungan Usaha
Pada Wirausaha di Desa Delitua Kecamatan Delitua. Jurnal Al-
Tawassuth. Vol. 2, No. 2: 394.
Anindya, D.A. 2017. Pengaruh Etika Bisnis Islam Terhadap Keuntungan Usaha
Pada Wirausaha di Desa Delitua Kecamatan Delitua. Jurnal Al-
Tawassuth. Vol. 2, No. 2: 395.
Antoni. 2014. Muslim Entrepreneurship: Membangun Muslim Preneurs
Characteristics dengan Pendekatan Knowledge Based Economiy. EL-
HIKAM: Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman. Vol. 7, No. 2: 332.
BPS. 2015. Data Jumlah Penduduk. Badan Pusat Statistik. Retrieved from https://.bps.go.id. Diakses Tanggal 4 Mei 2020.
Canggih, C., Fikriyah, K., Yasin, A. 2017. Potensi dan Realisasi Dana Zakat Indonesia. Journal of Islamic Economic, Vol. 1 No. 1: 14-26.
Chaniago, S. A. 2015. Pemberdayaan zakat dalam mengentaskan kemiskinan. Jurnal Hukum Islam, Volume 13, No. 1: 47-56.
Darussalam, A. 2011. Etika Bisnis Dalam Perspektif Hadis. Cetakan I . Makassar:
Alauddin University Press
Daulay, R. 2016. Pengembangan Usaha Mikro untuk Pemberdayaan Ekonomi
Umat Islam di Kota Medan. Miqat: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman. Vol. 40,
No.1: 44-65.
Departemen, Agama. RI. 2016. Al- Qur'an, Tajwid dan Terjemahan QS. Al-Jum‟ah ayat 10. Bandung: Diponegoro. Retrieved from QS. Al-Jum‟ah ayat 10.
Departemen, Agama. RI. 2016. Al- Qur'an, Tajwid dan Terjemahan QS. Al-Jumu‟ah ayat 9-11. Bandung: Diponegoro. Retrieved from QS. Al-Jumu‟ah ayat 9-11.
Departemen, Agama. RI. 2016. Al- Qur'an, Tajwid dan Terjemahan QS. Al-Hijr ayat 56. Bandung: Diponegoro. Retrieved from QS. Al-Hijr ayat 56.
86
Departemen, Agama. RI. 2016. Al- Qur'an, Tajwid dan Terjemahan QS. . Al-Qasas ayat 26. Bandung: Diponegoro. Retrieved from QS. Al-Qasas ayat 26.
Departemen, Agama. RI. 2016. Al- Qur'an, Tajwid dan Terjemahan QS. Al-Qasas ayat 77. Bandung: Diponegoro. Retrieved from QS. Al-Qasas ayat 77.
Departemen, Agama. RI. 2016. Al- Qur'an, Tajwid dan Terjemahan QS. Insyiqaq ayat 6. Bandung: Diponegoro. Retrieved from QS. Al-Insyiqaq ayat 6.
Fadhillah, N. 2015. Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship Muslim yang Sukses.
Jurnal Eksis. Vol. 10, No. 1: 83.
Fadhillah. 2015. Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship Muslim yang Sukses.
Jurnal Eksis. Vol. 10, No. 5: 81.
Hasan, A. 2014. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Buku I, Cetakan Kedua.
Hal: 171. Yogyakarta: Penerbit CAPS.
Hasan, A. 2014. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Buku I, Cetakan Kedua.
Hal: 172. Yogyakarta: Penerbit CAPS.
Humas Unismuh. 2020. Pengelola Student Mall Unismuh Makassar Silaturrahim
Pimpinan Kampus dan Mahasiswa. http://www.unismuh.ac.id/berita/.
Diakses pada tanggal 04 mei 2020. Idri. 2015. Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Prespektif hadis Nabi. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Ikhwani, N. 2017. Transparansi dan Akuntabilitas pengelolaan tambang. Makassar: Skripsi. Unismuh Makassar.
IPRI. 1995. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1995 Tentang
Gerakan Nasional Memasyarakatkan Dan Membudayakan
Kewirausahaan. (online). https://www.bphn.go.id/. Diakses pada tanggal
06 Juli 2020.
Jaelani, A. 2019. Maqasyid Syariah dan Pengembangan Kewirausahaan
Berkelanjutan di Indonesia. Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum
Ekonomi Islam. Vol. 4, No. 2: 212-233.
Jam'an. 2018. Metodologi Penelitian [Recorded by Jam'an]. Makassar, Unismuh, Makassar.
Juliana, Faathir, M., Sulthan, M.A., 2019. Implementasi Etika Bisnis Islam Pelaku
Usaha Mikro: Studi Kasus Pada Pelaku Usaha Mikro Syariah Puspa Bank
IndonesiA Wilayah Jakarta Baratdi Bandung Tahun 2017. Strategic:
Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis. Vol. 19, No. 1: 36-43.
Juliana, Faathir, M., Sulthan, M.A., 2019. Implementasi Etika Bisnis Islam Pelaku
Usaha Mikro: Studi Kasus Pada Pelaku Usaha Mikro Syariah Puspa Bank
87
IndonesiA Wilayah Jakarta Baratdi Bandung Tahun 2017. Strategic:
Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis. Vol. 19, No. 1: 38-39.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
2018. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (Umkm) Dan
Usaha Besar (Ub) Tahun 2017-2018. Jakarta: Kemenkop.
Kholiq, A.N. 2014. Relevansi Qiyas dalam Istinbath Hukum Kontemporer. Jurnal
Studi Hukum Islam. Vol. 1, No. 2: 170.
Lubaba, A., Prasetyoningrum, A.K. 2019. Etika Bisnis Islam: Implementasi Pada
UMKM Wirausahan Krupuk Tayamum di Desa Sarirejo Kec. Kaliwungu
Kab. Kendal. JEBI: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol. 22, No. 1: 27-
36.
Mochlasin, Krisnawati, W. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Kewirausahaan Entrepreneur Muslim Salatiga. Jurnal Muqtashid. Vol. 7,
No. 2: 82.
Mursakinah. 2017. Pengaruh Aplikasi Nilai-Nilai Al-Islam Dan
Kemuhammadiyahan Terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus
Alumni Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar).
Skripsi. Makassar: Unismuh Makassar.
Mustaqim, Y. 2019. Membangun Entrepreneurship dalam Perspektif Ekonomi
Syariah. Business Management Analysis Journal (BMAJ). Vol. 2, No. 2:
58-78.
Nawatmi, S. 2010. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Jurnal Fokus Ekonomi.
Vol. 9, No. 1: 55.
Nuranisa, Hj. 2018. Sistem Kewirausahaan Islam. IQRA: Jurnal Ilmu
Kependidikan dan Keislaman. Vol. 2, No. 1: 47.
Prasetyoningrum, A. K. 2015. Pendekatan Balance Scorecard pada Lembaga Amil Zakat di Mesjid Agung Jawa Tengah. Economica, Volume VI Edisi 1 Mei.
Pusat Pengkajian dan pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII. 2008. Ekonomi
Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Rimiyati, H., Munawaroh, M. 2016. Pengaruh Penerapan Nilai-nilai Kewirausahaan Islami Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Pada Pengusaha UMKM Muslim di Kota Yogyakarta). Jurnal Manajemen Bisnis. Vol. 7, No. 2: 130-157.
Riyanti, B.P.D. 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian.
Buku I, Cetakan pertama. Hal: 51-52. Jakarta: PT Grasindo.
88
Riyanti, B.P.D. 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian.
Buku I, Cetakan pertama. Hal: 53-54. Jakarta: PT Grasindo.
Sukirman. 2017. Jiwa Kewirausahaan dan Nilai Kewirausahaan Meningkatkan
Kemandirian Usaha Melalui Perilaku Kewirausahaan. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis. Vol. 20, No. 1:116.
Sardar, Z., Nafik, M.H.R. 2016. Kesejahteraan dalam Perspektif Islam Pada
Karyawan Bank Syariah. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan.
Vol.3, No. 5: 391-401.
Sardar, Z., Nafik, M.H.R. 2016. Kesejahteraan dalam Perspektif Islam Pada
Karyawan Bank Syariah. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan.
Vol.3, No. 5: 397.
Statistikian. 2017. Penjelasan Teknik Purposive Sampling Lengkap Detail.
Retrieved Juni 25, 2019, from
https://www.statistikian.com/2017/06/penjelasan-teknik-purposive-
sampling.html
Suarni, A., Asriati., Masnan, S., Fitriani. 2019. Factoring Motivating The Local
Community Of Belawa, Wajo Regency, South Sulawesi Province To
Engange In Edible Bird‟s Nest Industry In The Perspective Of Islamic
Business Ethics. Jurnal. Muhammadiyah International Journal Of
Economics and Business. Vol 2. No. 2, 2019.
Sumitro, Djojohadikusumo, 1990. Sejarah Pemikiran Ekonomi, Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia,
Syarofi, A.M. 2016. Nilai-nilai Ekonomi Islam dalam Berwirausaha. Jurnal
Iqtishoduna. Vol. 7, No. 1: 81.
Triyawan, A., Fitria, A. 2019. Analisis Strategi Pengembangan Bisnis UMKM
Moeslim Square Ngawi. Jurnal Al-Intaj. Vol. 5, No. 1: 44-62.
Usniah, U., Alhifni, A. 2017. Karakteristik Entrepreneur Syariah Pada Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bogor. Jurnal Syarikah: Jurnal
Ekonomi Islam. Vol. 3, No. 1: 372-390.
Wijayanti, R. 2018. Membangun Entrepreneurship Islami dalam Perspektif
Hadits. Cakrawala: Jurnal Studi Islam. Vol. 13, No. 1: 35-50.
Wijayanti, R. 2018. Membangun Entrepreneurship Islami dalam Perspektif
Hadits. Cakrawala: Jurnal Studi Islam. Vol. 13, No. 1: 44.
Wijayanti, R. 2018. Membangun Entrepreneurship Islami dalam Perspektif
Hadits. Cakrawala: Jurnal Studi Islam. Vol. 13, No. 1: 41.
Wijayanti, R. 2018. Membangun Entrepreneurship Islami dalam Perspektif
Hadits. Cakrawala: Jurnal Studi Islam. Vol. 13, No. 1: 36.
89
LAMPIRAN 1. Pedoman Wawancara 2. Transkrip 3. Dokumentasi Penelitian 4. Surat Pengantar Penelitian 5. Surat Balasan Telah Melakukan
Penelitian 6. Biografi Peneliti
90
Lampiran 1 Pedoman Wawancara
NO RUMUSAN MASALAH CODING
1.
1. Usaha apa saja yang dijalankan di student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar?
HH
2. Berapakah biaya penyewaan tempat yang diberikan oleh
pihak kampus sendiri bagi setiap pelaku bisnis yang ingin
melakukan usaha di student mall universitas
Muhammadiyah Makassar?
3. Apakah ada aturan tertulis yang diberikan kepada pelaku
binis selama menjalankan usaha di student mall universitas
Muhammadiyah Makassar?
4. Apakah ada aturan dan ketentuan khusus mengenai harga
jual barang/makanan yang ditetapkan bagi pelaku bisnis di
student mall Universitas Muhammadiyah Makassar?
5. Apakah di student mall Universitas Muhammadiyah
Makassar memiliki kegiatan dalam pengembangan jiwa
entrepreneurship bagi pelaku bisnis?
6. Jika ada, apakah kegiatan pengembangan jiwa
entrepreneurship tersebut berbasis etika bisnis Islam?
7. Apakah pengembangan jiwa entrepreneurship berbasis
etika bisnis Islam berperan besar bagi peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan pelaku bisnis di student
mall Universitas Muhammadiyah Makassar?
8. apa yang menjadi tolok ukur pengembangan jiwa
entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam dikatakan
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku
bisnis di student mall Universitas Muhammadiyah
Makassar?
9. Bagaimana sistem pengadaan kegiatan pengembangan
91
jiwa entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam di student
mall Universitas Muhammadiyah Makassar?
10. Setelah adanya pengadaan kegiatan pengembangan jiwa
entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam, bagaimana
pihak pengelola memastikan pelaku bisnis di student mall
Universitas Muhammadiyah Makassar menerapkannya
dengan baik dalam aktivitas bisnis?
11. Bagaimana usaha pihak pengelola harian dalam
pengontrolan harian dan mengevaluasi aktivitas bisnis yang
ada di student mall Universitas Muhammadiyah Makassar
sudah sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam?
2.
1. Bagaimana sejarah berdirinya student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar, visi dan misi dan tujuan dari
dibangunnya student mall Universitas Muhammadiyah
Makassar?
CD
3.
1. Sudah berapa lama anda menjadi pelaku bisnis di student
mall Universitas Muhammadiyah Makassar?
R, F, A, DM
2. Mengapa anda memilih student mall sebagai tempat usaha
anda?
R, F, A, DM
3. Apa saja persyaratan yang harus anda penuhi untuk bisa
melakukan usaha di student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar?
R, F, A, DM
4. Menurut anda, bagaimana persaingan usaha di student
mall Universitas Muhammadiyah Makassar?
R, F, A, DM
5. Berapa rata-rata pendapatan yang anda dapatkan setiap
harinya selama berjualan di student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar? Apakah selama melakukan
aktivitas bisnis di student mall dapat memenuhi kebutuhan
dharuriyat (primer), hajiyat (sekunder), dan tahsiniyat
(tersier)?
R, F, A, DM
92
6. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan pengembangan
jiwa entrepreneurship berbasis etika bisnis Islam yang
diadakan oleh pihak pengelola/penanggungjawab student
mall Universitas Muhammadiyah Makassar?
R, F, A, DM
7. Setelah mengikuti kegiatan pengembangan yang diberikan
oleh pihak pengelola, apakah anda telah mengetahui
tentang jiwa entrepreneurship Rasulullah SAW. yang
didasarkan pada etika bisnis Islam?
R, F, A, DM
8. Apakah bagi anda penerapan etika bisnis Islam dalam
aktivitas usaha membawa keuntungan besar dalam
pendapatan dan kesejahteraan anda?
R, F, A, DM
9. Apakah anda mengetahui bahwa aktivitas bisnis Islam
adalah merupakan ibadah?
R, F, A, DM
10. Apakah anda pernah melakukan curang dalam aktivitas
bisnis anda di student mall?
R, F, A, DM
11. Apakah anda pernah melakukan sumpah palsu dalam
aktivitas bisnis anda di student mall?
R, F, A, DM
12. Bagaimana cara anda menetapkan harga-harga
barang/makanan yang akan anda jual?
R, F, A, DM
13. Apakah anda pernah melanggar janji dalam aktivitas bisnis
anda?
R, F, A, DM
14. Apakah anda pernah melakukan praktik riba? R, F, A, DM
15. Apakah anda pernah menimbun barang/ sesuatu yang
anda jual?
R, F, A, DM
16. Apakah anda pernah memonopoli barang/ sesuatu yang
anda jual??
R, F, A, DM
17. Bagaimana strategi anda dalam menjalankan usaha di
student mall Universitas Muhammadiyah Makassar untuk
R, F, A, DM
93
meningkatkan pendapatan?
18. Apakah anda pernah mendapatkan komplain dari pembeli
tentang makanan yang anda jual?
R, F, A, DM
19. Bagaimana cara anda memberikan pelayanan kepada
pembeli?
R, F, A, DM
20. Apakah anda bersedia mengganti kembali makanan jika
misalnya makanan/atau sesuatu yang anda jual tidak lagi
layak untuk dimakan atau tidak bersih atau sudah tidak
baik untuk dijual?
R, F, A, DM
4.
1. Seberapa sering anda berbelanja di student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar?
FA, DF, S
2. Selaku konsumen utama di student mall Universitas
Muhammadiyah Makassar, kebutuhan apa yang selalu anda
beli?
FA, DF, S
3. Apakah harga yang telah ditetapkan pelaku bisnis dengan
sesuatu yang anda beli telah sesuai, apakah anda
menemukan ketidaksesuaian didalamnya?
FA, DF, S
4. Apakah anda pernah menemukan pelaku bisnis yang
melanggar janjinya dalam menjalankan bisnisnya?
FA, DF, S
5. Apakah anda pernah menemukan praktik riba yang
dilakukan oleh pelaku bisnis yang anda di student mall?
FA, DF, S
6. Apakah anda pernah menemukan pelaku bisnis yang
menimbun barangnya?
FA, DF, S
7. Apakah anda pernah menemukan pelaku bisnis yang
memonopoli barangnya?
FA, DF, S
8. Apakah pelaku bisnis memberikan informasi yang jelas
terkait sesuatu yang dijualnya?
FA, DF, S
9. Apakah anda sebagai pelanggan merasa puas dengan
pelayanan pelaku bisnis di student mall?
FA, DF, S
10. Apakah anda pernah melakukan komplain terhadap
kerusakan suatu barang yang dijual di student mall?
FA, DF, S
94
11. Apakah pelaku bisnis di student mall telah memberikan
pelayanan dengan baik?
FA, DF, S
12. Apakah anda pernah mendapatkan paksaan dari pelaku
bisnis untuk memberi barang yang dijualnya?
FA, DF, S
13. Apakah anda pernah mendapatkan pelaku bisnis yang mau
mengganti barang cacat yang dijualnya?
FA, DF, S
14. Bagaimana sikap pelaku bisnis terhadap anda ketika dalam
aktivitas bisnisnya?
FA, DF, S
95
Lampiran 2
TRANSKRIP
CODING NO TRANSKRIP
HH
1.1 Usaha yang dijalankan di student mall yaitu Kuliner, foto copy/ATK, Barang Campuran, dan Fashion.
1.2 ATK_ kontrak Tahunan : Rp 2.500.000
Iuran bulanan : Rp 1.250.000
Biaya listrik tergantung pemakaian
Fashion_Kontrak Tahunan : Rp 1.500.000
Iuran bulanan : Rp 750.000
Campuran_Kontrak Tahunan: Rp 2.500.000
Iuran bulanan : Rp 1.000.000
Kuliner_Kontrak Tahunan : Rp 2.000.000
Iuran bulanan : Rp 1.000.000
1.3 Iya Ada,
1.4 Khusus kuliner kami tetapkan harga, agar terjangkau oleh Mahasiswa, karena tidak semua mahasiswa mampu, terkadang ada yang cuma bawa nasi mereka Cuma mau beli lauk saja. Kami mempertimbangkan setiap aturan yang kami buat dan masukan dari para penjual.
1.5 Iya ada, kami mengadakannya dalam bentuk pengajian rutin bulanan yang membahas mengenai menjalani bisnis dengan baik sesuai etika bisnis Islam yang dibawakan langsung oleh penceramah yang mumpuni di bidangnya.
1.6 iye sudah tentu pengajian yang kami adakan selalu materinya berbasis etika bisnis Islam, mengajarkan bagaimana berbisnis yang baik sesuai prinsip syariah.
1.7 kegiatan pengembangan yang kami adakan kepada pelaku bisnis cukup berperan, tapi tidak terlalu berperan dalam segi peningkatan nominal pendapatan penjual. Kegiatan ini lebih terfokus bagaimana penjual bisa menjalankan aktivitas usahanya tidak menyimpang dan melanggar dari aturan agama Islam, supaya pendapatan yang didapatkan itu bisa lebih mendatangkan keberkahan dan kesejahteraan bagi mereka.
1.8 tempat yang bersih, enak dan halal, dapat menarik para mahasiswa, dan pengunjung umum dan kami membatasi menu yang dijul agar mereka bisa berbagi rezeki sesama pelaku bisnis dan ini menjadi alasan mengapa menu penjual kami batasi.
1.9 kami lakukan dalam bentuk pengajian rutin bulanan, setiap
96
pelaku bisnis wajib menghadiri kegiatan tersebut dimana kegiatan ini biasa kami lakukan pada pukul 16.00 wita setelah adanya penutupan kegiatan usaha di student mall dan telah disampaikan sebelumnya. Materi-materi dalam pengajian sebisa mungkin untuk meningkatkan jiwa entrepreneurshipnya yang sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam, sehingga dalam penerapan di lapangan dapat benar-benar diterapkan sehingga adanya keseimbangan pendapatan dan kesejahteraan sesuai prinsip syariah.
1.10 kami melakukan pengontrolan setiap harinya dalam setiap akitivitas usaha yang dilakukan pihak pelaku bisnis, dan memberikan motivasi serta penegasan terhadap aturan dan materi yang telah diberikan pada setiap pengajian rutin bulanan. Pada akhir bulan, setiap pelanggaran yang kami temui dilapangan, akan kami kumpulkan dan sampaikan di akhir pengajian.
1.11 Usaha pihak pengelola yaitu memastikan apakah mereka tetap pada posisi pada aturan atau melenceng dari aturan yang telah ditetapkan atau belum sesuai.
CD
2.1 tiga hal ini belum ada sama sekali, karena tiga point tersebut merupakan keputusan pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar. Kami pengelola hanya dapat tugas sebagai pelaksana kegiatan jual beli di student mall. itu saja. Tapi perihal kapan berdirinya student mall¸ persiapan administrasi dan sarana yaitu pada tahun 2016, kemudian di tahun 2017 mulai launching dan buka. Adapun dasarnya yaitu menyatukan tempat, memfokuskan, merapikan tempat jualan, efisiensi penggunaan listrik, dan memfungsikan balai sidang muktamar lantai 2 setelah terpakai kegiatan muktamar.
R 3.1 sudah dua tahun sejak tahun 2018.
F 3.1 sejak pertama di buka student mall, ya dari tahun 2017.
A 3.1 belum lama, saya masuk bulan 7 tahun 2019. Saya terhitung disebelah itu 7 bulanan.
DM 3.1 sudah 3 tahun yang lalu, dari tahun 2017 sejak pertama
dibuka itu student mall.
R 3.2 disebabkan target yang sudah pasti ada pembeli, tidak perlu takut tidak akan ada pembeli, dan di student mall sudah tentu Mahasiswa akan berbelanja di student mall. Selain itu juga Mahasiswa membutuhkan makan ketika telah selesai atau dijam istirahat perkuliahan.
F 3.2 usaha saya ini menjual barang-barang yang mahasiswa perlukan, apalagi tugas print dan foto copy itu berkaitan dengan mahasiswa. Jadi saya memilih melakukan usaha di student mall biar lebih berfokus dan sasaran tempatnya itu tepat.
97
A 3.2 saya punya butik di samping warung bonena. Dulu saya punya butik disitu, terus ada disitu sesama penjual sarankan ke saya untuk masukan proposal ke student mall untuk buka jualan disana. Katanya disana lebih bagus dan mahasiswa juga lebih mudah akses kesana, tidak perlu keluar-keluar kampus juga. Dan juga saya kan menjual gamis, di student mall itu belum ada gamis, yang ada itu rata-rata kemeja. Cobami saya masukan ke atas ke yayasannya. Ya ternyata di ACC.
DM 3.2 itu saat itu pengelola student mall yang arahkan saya ke atas. Kan itu sebelumnya, saya menjual disampingnya gedung Iqra‟ yang sekarang sementara dibangun tempat parkir. 1 tahun itu disitu baru naik di gedung student mall. dan juga sebelumnya pernah di pinggir jalan depan kampus yang sekarang sudah jadi taman bunga depan. Saya memang memilih di student mall karena disitu memang mahasiswa suka sekali membeli jajan, dan barang-barang keperluannya. Dan memang selama saya menjual disitu, selalu lebih laku jualanku dibanding di tempat lain.
R 3.3 persyaratannya, ya yang pertama kita harus menentukan menu yang di jual, menu yang ingin kita jual perlu untuk dilaporkan ke pihak pengelola. Jika telah disetujui oleh pihak pengelola, baru bisa acc barang yang ingin kita jual. Selain itu, kita tidak boleh meracik makanan atau menumis-numis yang menyengat seperti menumis lombok, ikan kering dan segala sesuatu yang akan mengganggu sirkulasi udara di student mall dan mengganggu barang jualan stand lain seperti fashion. Pembayarannya harus dilakukan tepat waktu. Dan tidak boleh melanggar aturan yang sudah ditetapkan oleh pihak pengelola dalam perjanjian kerjasama diatas materai.
F 3.3 syaratnya melaporkan barang jualan, menandatangani kontrak perjanjian, dan tidak melanggar aturan.
A 3.3 persyaratannya itu masukan proposal toh, terus di foto yang jualannya. Nanti didalam baru dikasihmi peraturan sama yayasan. Peraturannya itu kalau fashion, fashion tok ndak boleh masuk ee makanan. Terus ada jadwal hari jumat harus tidak menjual kalau shalat jumat. Pokoknya banyak peraturannya, semuanya itu ada di aturan kontrak yang saya tanda tangani diatas materai 6000.
DM 3.3 ya masukkan proposal, membayar uang kontrak tahunan dan iuran bulanan. Kemudian saya kan jual barang campuran, berarti aturan atau syaratnya tidak boleh menjual barang lainnya seperti pakaian dan makanan. Itu diatur diaturan yang disepakati diawal perjanjian diatas materai 6000.
R 3.4 menurut saya, aturan yang ditetapkan oleh pihak pengelola mengikis adanya persaingan usaha disana, karena jenis jualan dibatasi oleh penjual. Seperti yang ada di kuliner
98
sebanyak 54 stand tidak menjual jenis kuliner yang sama, tetapi semua berbeda. Sehingga dengan begitu, ketika mahasiswa ingin membeli bakso misalnya, mahasiswa tidak akan bingung memilih stand mana, karena stand yang menjual bakso hanya satu atau dua stand saja. Selain itu juga, setiap penjual dengan senang hati akan mengarahkan mahasiswa yang ingin membeli keperluan atau berbelanja sesuatu yang diinginkannyaa, sehingga terbangun sikap saling membantu sesama penjual.
F 3.4 ya biasa-biasa saja, saya tidak merasa ada persaingan disana, yang usahanya ATK juga hanya berapa stand saja. Aturan juga yang diberikan menurut saya adil dan kita fokus dengan usaha masing-masing.
A 3.4 kalau persaingan, merasa tidak disaingi jaka disana, karena sendiri jka jual baju begini. Kalau jilbab banyak pesaing diatas, ndk merasa ji disaingi. Ya karena mereka juga yayasan enakki kalau ada yang jual, hanya dua orang yang diizinkan. Ndk boleh lagi ada yang masuk begitu. Kalau misal sudah ada yang jual jilbab cukup dua stand.
DM 3.4 ya biasa, sama saja seperti di pasar. Tapi lebih tertata di student mall. dan karena di batasi ki toh mengenai jumlah penjual campuran, jadi ndk merasa ada pesaing apapun disana. Biasa-biasa saja.
R 3.5 dari awal merintis kadang pendapatan saya tidak mencapai 100 ribu, saya ingat sekali 3 bulan pertama pendapatan saya, saya ingat sekali saat itu 70 ribu perhari. Ini dikarenakan saat itu saya belum bisa membaca sikon dan membaca keinginan anak-anak mahasiswa. 3 bulan pertama itu pembayaran iuran per bulan saya itu nombok, saya gunakan dana pribadi. Tapi di bulan 4 selanjutnya saya sudah mulai bisa mendapatkan pendapatan 500 ribu keatas per hari dan mulai naik seiring berjalannya waktu. Pernah juga sebelum ada roling tempat, saya bisa mendapatkan 2 jt perhari. Alhamdulillah nak, kalau kebutuhan untuk sehari-hari keluarga iye tercukupi dan membantu banyak pendidikan anak-anakku.tapi kalau kebutuhan tersier ya iya belum terpenuhi.
F 3.5 500 ribu rupiah per hari. Kalau mengenai kebutuhan itu yang kita sebut, pastilah kebutuhan sehari-hari salah satunya dari usaha ini. Kebutuhan sekunder juga ia tapi untuk kebutuhan yang mewah-mewah itu ya doakan dan aminkan. Hehehe
A 3.5 disana karena bajuku termasuk mahal toh dek, saya punya baju saja 250 ribu per satuan, jadi bisa kah dapat awal-awal masuk itu dapat 500 ribuan sampai 1 juta per hari. Pernah kah itu dapatkan sampai 11 juta per bulannya di awal-awal itu. Tapi setelah itu, karena sudah memasuki masa pandemi dan mahasiswa banyak yang sudah keluar
99
magang, mulai menurun pendapatanku. Tapi alhamdulillah terpenuhi ji kalau kebutuhan-kebutuhan keluargaku. Tapi kalau kebutuhan tersier yang kita sebut itu hehe masih jauh lah.apalagi 4 anakku sekolah. Itu dulu dipentingkan.
DM 3.5 kalau disitu, per hari rata-rata sampai 3 juta. Awal-awal itu sampai ta 1 tahun itu 500 ribu didapat perhari. Ya saat itu masih kecil stand ku. Cuma 2 meter x 6. Jadi karena barang campuran banyak dibutuhkan lokasi, jadi setelah 1 tahun itu setelah perolingan tempat saya dapat tempat yang lebih luas lah. Akhirnya mulai lah dari situ saya dapat sampai 3 juta per hari. Kalau sejahtera iya alhamdulillah nak, tapi itu yang kita sebut memenuhi kebutuhan yang mewah-mewah itu, liatmi ini rumahku dan usahaku. Masih jauh kalau mauki hidup mewah. Tapi alhamdulillah tidak pernah ja berkekurangan selama ini kalau kebutuhan-kebutuhan lainnya.
R 3.6 Jawab: kalau mengenai pelatihan pengembangan jiwa entrepreneurship yang diadakan oleh pihak pengelola itu sendiri belum ada, tapi dosen-dosen di Universitas Muhammadiyah Makassar pernah melakukannya. Tapi yang diadakan oleh pihak pengelola student mall adalah dalam bentuk pengajian rutin bulanan yang wajib diikuti oleh seluruh elemen yang ada di student mall termasuk seluruh penjual. Dan materi yang diberikan adalah mengenai pembinaan jiwa entrepreneurship pelaku bisnis sesuai dengan etika bisnis Islam yaitu sejalan dengan prinsip syariah.
F 3.6 iya pernah, seperti pengajian-pengajian rutin bulanan
A 3.6 ya ada, di student mall itu selalu rutin adakan pengajian per bulannya, disitu pemateri adalah ustadz, dan materi yang dibawakan juga pasti tentang berbisnis yang baik secara Islami. Kalau mengenai etika bisnis Islam, itu sesuai mi dengan yang di jelaskan oleh pemateri. Seperti jangan ada yang curang kalau berdagang, disuruh untuk banyak bersedekah, disuruh shalat tepat waktu, taat dengan aturan yang sudah dibuat oleh pihak pengelola apalagi dalam hal kebaikan.
DM 3.6 ada, kegiatan-kegiatan pengajian selalu kuikuti per bulannya itu, kemudian dilanjutkan dengan rapat yang dibahas penyampaian siapa-siapa yang melanggar selama sebulan belakangan dan diberi SP.
R 3.7 secara jelasnya, saya belum terlalu memahami etika bisnis Islam itu. Tetapi yang saya ketahui dari pengajian-pengajian yang saya ikuti di student mall adalah bagaimana kita berusaha itu harus sesuai dengan yang diajarkan dalam agama Islam.
F 3.7 iya sudah tahu, usaha yang dijalankan harus mengikuti
100
aturan Islam, yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW.
A 3.7 sedikit banyaknya saya sudah lebih tahu setelah ikut dimateri-materi pengajian bulanan.
DM 3.7 kalau mau dijelaskan saya kurang tahu juga, tapi intinya ya kita berdagang tidak boleh melanggar, tidak boleh berbuat curang. Kayak begitu-begitu.
R 3.8 Menurut saya kegiatan pengembangan dalam bentuk pengajian itu membantu dalam hal meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan tapi sesuai dengan prinsip etika bisnis islam, sehingga tidak hanya meningkatkan tetapi apa yang kami usahakan itu bisa lebih berkah dan bermanfaat.
F 3.8 tidak juga sih, tapi lebih intropeksi diri dalam berjualan saja. Kalau menjual itu ada aturannya. Supaya hasil yang kita dapat itu lebih berkah dan sejahtera begitu.
A 3.8 yaaa, keuntungan besarnya lebih kepada kita harus bekerja dan berusaha itu dengan cara yang halal, tidak menipu dan perbanyak ibadah supaya apa yang kita dapat itu bisa lebih barokah begitu. Apalagi harta ini tidak dibawa mati ji, pendapatan itu alhamdillah ada-adaji itu dan sejauh ini sejahtera kurasa. Lebih enak lagi di rasa karena di student mall itu kita diatur, jadi tidak ada yang salah-salah dan seenaknya menjual.
DM 3.8 kalau dari segi penambahan nominal pendapatan, tidak lebih ke arah situ. Karena sebenarnya yang mau capai ini pendapatan yang didapat itu bisa lebih berkah dan bisa membiayai kebutuhan dan bisa mensejahterakan sesuai prinsip Islam.
R 3.9 iya, karena sesuatu apapun di dunia ini yang dijalankan dengan baik dalam agama Islam itu kan pasti nilainya ibadah.
F 3.9 iya tahu.
A 3.9 semua itu ibadahji, tergantung kita lagi bagaimana. Apalagi jualan ini, kalau bermanfaat kan juga ada pahala didapat.
DM 3.9 Iya, termasuk ibadah.
R 3.10 tidak pernah. Di student mall, semuanya itu diatur dan ada aturannya. Termasuk harga barang kita itu di laporkan ke pengelola. Jadi tidak mungkin ada yang mau bisa curang.
F 3.10 tidak pernah. Kalau curang itu seperti merubah harga lebih rendah dari stand yang lain itu termasuk pelanggaran juga, dan pasti kita kena SP.
A 3.10 saya itu nak, paling ku hindari itu yang namanya curang. Dan alhamdulillah sekali di student mall ini diatur. Kalau ada yang curang atau melanggar, tunggu-tunggumi itu, pasti kena SP dari pengelola. Di student mall ini yang sering kena SP itu biasa dari stand kuliner, karena dari
101
bidang ini banyak sekali standnya, jadi kadang mereka melanggar, itupun ujung-ujungnya pasti kedapatan juga sama pengelola
DM 3.10 tidak pernah
R 3.11 tidak pernah, untuk apa kita mau sumpah palsu, tidak berkah hidupta kalau dikasi begitu usahata.
F 3.11 tidak pernah.
A 3.11 tidak pernah.
DM 3.11 tidak pernah.
R 3.12 harga kita sesuaikan dengan harga di pasaran. Walaupun di student mall ini sedikit kita naikkan karena biaya iuran bulanan dan tahunan yang harus kita bayar. Tapi tidak beda jauh juga, dan masih bersahabat dengan kantongnya mahasiswa.
F 3.12 kalau di student mall ini kami sedikit naikkan harganya, tapi itu atas persetujuan dari pengelola dan masih dibatas wajar.
A 3.12 kan pakaian yang kujual ini lumayan mahal, wajar kalau dari semua stand itu barangku ini paling mahal karena modal ku beli dari tempatnya juga mahal. Tapi kan wajarji, intinya mengikut di harga pasar ji.
DM 3.12 sesuaikan saja dengan harga pasar.
R 3.13 tidak pernah. Mahasiswa kalau biasa mau dibuatkan makanan yang dia suka , biasa dia request dan saya itu kalau sudah mengiyakan pasti kubuat. Apalagi kalau untuk pelanggan-pelangganku dari mahasiswa kedokteran.
F 3.13 tidak pernah.
A 3.13 tidak pernah. Ndk pernah kah juga membuat janji ke mahasiswa, kah mereka kalau membeli pasti na bayarji.
DM 3.13 tidak pernah. Biasa ada janji utangnya orang di stand ku ji, dan itu selalu ku catat. Kalau saya berjanji, ndak pernah.
R 3.14 di student mall ini kan sudah diatur semua, termasuk harga . tidak mungkin kami seenaknya mau mencari keuntungan diluar dari batas yang sudah ditentukan.
F 3.14 kita di student mall ini diatur, mustahil kalau mau riba. Mahasiswa juga pasti berpikir kalau mau foto copy atau print di tempat kita kalau begitu. Soalnya di samping-samping kampus juga ada tempat foto copy print. Jadi masih disesuaikan dengan batas wajar saja.
A 3.14 tidak pernah
DM 3.14 tidak pernah
R 3.15 tidak pernah.
F 3.15 tidak pernah
A 3.15 saya itu ndk pernah mau menimbun barang. Kalau barang atau pakaian model baru itu keluar langsung ku beli stok, tapi tidak pernah banyak.
102
DM 3.15 saya itu ndk pernah mau menimbun barang
R 3.16 apalagi mau memonopoli, tidak diperbolehkan di student mall. setiap harinya itu dikontrol.
F 3.16 tidak pernah
A 3.16 tidak pernah
DM 3.16 tidak pernah
R 3.17 diawal-awal usaha saya di student mall, pendapatan yang saya dapatkan sangat minim bahkan kadang minus. Setelah berkonsultasi dengan pengelola utama harian student mall, akhirnya saya bisa lebih bersabar dengan menu makanan yang saya lakukan dalam bentuk prasmanan. Saya juga mulai membangun strategi dengan mendekati mahasiswa secara personal, melakukan survei kecil-kecilan apa yang diinginkan oleh mahasiswa dan itu saya terapkan dan coba mengikuti apa kemauan mahasiswa tapi tetap dengan mengikuti aturan dari pihak pengelola itu sendiri. Akhirnya setelah bulan ke 4 dan seterusnya, pendapatan saya mulai naik dan bahkan saya pernah bisa mendapatkan 2jt dalam 1 hari. Saya pun bisa menambah gaji dua karyawan saya. Intinya saya menerapkan bagaimana bukan hanya menjadi penjual, tetapi bisa bersahabat dengan mahasiswa dan harga jual yang saya berikan ke mahasiswa mengikut dengan kantong mahasiswa itu sendiri. Bahkan ketika mereka hanya beli lauk dan membawa nasi sendiri, saya tetap melayaninya.
F 3.17 strategi saya hanya fokus dengan melayani para mahasiswa maupun dosen dengan baik dan ikhlas.
A 3.17 ndak adaji strategi khusus. Pakaian model terbaru itu yang ku pajang paling depan. Kebetulan juga di student mall kan yang menjual pakaian itu sedikit sekali, dan beda-bedaki. Dan say sendir yang menjual baju gamis, jadi kalau mahasiswa mau cari gamis, pasti langsung ke stand ku.
DM 3.17 tidak adaji strategi bagaimana sekali. Kan mahasiswa itu kalau mau jajan pasti langsung ji datang. Di student mall juga ini banyak sekali mahasiswa yang datang mau belanja, jadi ndak sulit untuk ditawari.
R 3.18 alhamdulillah selama saya berjualan di student mall, tidak pernah.
F 3.18 iya kadang ada mahasiswa yang suruh print ulang atau foto copy kalau tidak sesuai.
A 3.18 selama saya berjualan di student mall, belum pernah ada komplain dari mahasiswa.
DM 3.18 tidak pernah.
R 3.19 saya selalu tekankan ke pegawai saya itu, kalau melayani mahasiswa atau pembeli lainnya harus bersahabat dan juga ramah.
F 3.19 saya kadang biasa suruh mereka print atau foto copy sendiri sesuai kemauan mereka, kecuali ada kesulitan baru
103
saya yang tangani. Kemudian biasa mahasiswa masuk bebas ke tempat stand saya. Dan juga biasa kalau ada yang sudah berlangganan ditempat saya, saya biasa tidak masalah kalau mereka berutang dan biasa kalau sedikit yang mereka foto copy saya kasi gratis saja.
A 3.19 ya lebih ramah saja, dan sabar, soalnya kalau mahasiswa datang pilih-pilih pakaian itu kadang tidak beli. Jadi harus sabar, karena biasanya besok-besok datang lagi kalau adami uangnya.
DM 3.19 baik baik saja dalam memberikan pelayanan, dan utamakan ramah.
R 3.20 Iya pasti lah. Tapi sejauh ini, saya selalu perhatikan sekali makanan prasmanan yang saya jual, jangan sampai ada yang basi, tidak layak lagi dimakan atau kurang bersih.
F 3.20 iya. Tapi jarang sekali itu terjadi. Biasa kalau hasil foto copy atau print bermasalah langsung saya cek ditemppat itu juga. Kalau barang ATK yang saya jual, sudah saya cek baik-baik sebelum saya berikan.
A 3.20 iya. Kalau robek atau tidak bisa digunakan saya akan kasi gantinya. Itu kalau memang rusaknya memang dari stand saya, buka dari tangan pembeli.
DM 3.20 iya pasti kalau memang rusak ditempatku toh.
FA 4.1 selama perkuliahan, selama di kampus tak ada hari saya lupakan untuk berbelanja di student mall. sejak pertama kuliah di UNISMUH makassar ini, sejak tahun 2017 saya memang sudah suka berbelanja di student mall.
DF 4.1 ya pastinya mahasiswa di Unismuh pasti sudah sering berbelanja di student mall, karena disinilah pusat belanjanya mahasiswa, termasuk saya.
S 4.1 sering, saya suka sekali nongkrong dan berdiskusi di student mall sambil makan sesama teman kelasku atau teman organisasi
FA 4.2 sebagai mahasiswa, apalagi terbilang saya itu kan di fakultas saya kuliah dari pagi sampai sore pasti kan membutuhkan nutrisi, ya jadi saya itu selama 2 tahun ini kebutuhan yang selalu saya beli di student mall ini adalah berbelanja makanan, kemudian juga beberapa kayak perlengkapan-perlengkapan kuliah.
DF 4.2 saya selalu berbelanja terkait kebutuhan perut yaitu makan. Pernah juga beli spidol, kalau kebutuhan perut, nasi kuning toh bakwan. Dan biasa juga di traktir sama teman. Ituji oh iya sama roti, dan juga biasa print di student mall.
S 4.2 seringnya saya jilid makalah , foto copy, makan nasi kuning, dan beli perlengkapan kampus.
104
FA 4.3 kalau dibilang makanan dan barang yang disediakan di student mall ini sangat sesuai dengan kantong mahasiswa, tidak terlalu mahal dan apa yang kita rasakan juga kita merasakan puas tentang apa yang mereka sajikan untuk mahasiswa.
DF 4.3 bagi saya bersahabat dengan mahasiswa karena hampir sama ji dengan makanan-makanan yang ada di luar kampus juga, Cuma kadang mungkin bagi orang tertentu malu-malu datang karena banyak sekali orang makan dan belanja di student mall, apalagi kalau adami senior-seniornya toh. Ya begitulah, sesuai ji.
S 4.3 sejauh ini tidak ada. Semua harga yang barang yang saya beli tidak jauh beda dengan yang Ada di luar kampus.
FA 4.4 selama saya berbelanja, tidak pernah.
DF 4.4 belum pernah
S 4.4 belum pernah
FA 4.5 tidak pernah, mungkin ada yang agak lebih tinggi dari harga diluar kampus, tapi kudengar karena mereka juga kayak membayar pajak tempat begitu jadi pasti sedikit mereka naikkan, tapi masih sesuai lah dengan kantongnya mahasiswa.
DF 4.5 tidak pernah. sebenarnya ndak terlalu kutahu mengenai bagaimana bisnis Islam toh. Tapi secara harga toh , mungkin ndak riba ji. Dan itu saya kalau dikaitkan dengan Islam.
S 4.5 sepengetahuanku, penjual ini di kontrol sama pengelola, mungkin ndak ada ji begituan.
FA 4.6 kurang tahu juga, tapi sepengamatanku belum ada.
DF 4.6 kurang tahu juga, tapi mungkin tidak begituan di student
mall.
S 4.6 tidak pernah
FA 4.7 menurutku tidak ada sistem monopoli di student mall.
DF 4.7 menurutku tidak ada sistem monopoli di student mall.
S 4.7 menurutku tidak ada sistem monopoli di student mall.
FA 4.8 ya kalau makanan biasa ku beli, ada memang menu nya. Dan ndak ragukah, karena kan muslim ji semua jadi jelasji apa yang dimasak. Dan apa yang dimasak juga keliatan sama pembeli, ndak ada yang mereka sembunyikan walaupun tidak disampaikan.
DF 4.8 ya iyalah, apa yang mereka jual bisa kita lihat secara jelas, apalagi makanan.
S 4.8 transparan ji kurasa kalau di student mall
FA 4.9 cukup puas. Tapi biasa tong itu ada penjual kalau ditempati
105
tempat duduknya untuk sekedar dudukji, kayak ndak ikhlas. Tapi kalau masalah pelayanan, cukup memuaskan.
DF 4.9 iya puas, mereka menyediakan yang sangat mahasiswa butuhkan.
S 4.9 iya merasa kurang puas, biasa itu ada penjual yang kalau kita duduk di tempat penjualannya na paksa mki harus membeli. Kalau tidak berarti ndk boleh duduk disitu.
FA 4.10 ndak pernah menemukan barang yang rusak. Kalau membeli, karena biasa ku cek kembali baik-baik sebelum membeli.
DF 4.10 ndak pernah
S 4.10 belum pernah, soalnya belum pernah menemukan itu.
FA 4.11 iya sudah cukup baik pelayanannya.
DF 4.11 menurutku sudah.
S 4.11 menurutku masih kurang
FA 4.12 tidak pernah, tapi lebih ke strategi mereka menawarkan saja, kalau dipaksa tidak ada ji yang begitu.
DF 4.12 tidak pernah. Paling dipanggil-panggil dan diajak untuk melihat menu-menu yang mereka jual, biasa panggil “singgahki nasi kuning” biasa sih, standar ji standar pedagang. Kalau perilakunya, ya menawarkan toh, melayani dengan baik
S 4.12 tidak ada, paling biasanya suka sodorkan menu makanan itu paling biasa.
FA 4.13 ndak ku tahu juga. Karena belum pernah di posisi itu.
DF 4.13 ndak ku tahu juga. Belum pernah saya mendapati barang yang ku beli itu cacat.
S 4.13 ndk pernah kah saya beli baru barangnya cacat. Biasa langsung ku cek memang di tempatnya.
FA 4.14 ramah dan murah senyum dalam menawarkan.
DF 4.14 Mereka lumayan ramah dan baik dalam melakukan pembayaran
S 4.14 menjadi penjual yang lumayan baik.
106
Lampiran 3
DOKUMENTASI PENELITIAN
1. Wawancara dengan Pihak Pengelola Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassar
107
2. Wawancara dengan Pihak Pengelola Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassar
3. Wawancara dengan Pelaku Bisnis Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassar
a. Bidang Kuliner
108
109
b. Bidang ATK/foto copy
c. Bidang Fashion
110
d. Bidang Campuran
111
4. Wawancara dengan Konsumen/Mahasiswa Student Mall Universitas
Muhammadiyah Makassar
112
113
DOKUMENTASI KEGIATAN PENGEMBANGAN JIWA ENTREPRENEURSHIP
BERBASIS ETIKA BISNIS ISLAM DI STUDENT MALL UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Pengajian Rutin Bulanan Diperuntukkan Kepada Pelaku Bisnis
114
115
Lampiran 4
SURAT PENGANTAR PENELITIAN DARI KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
116
Lampiran 5
SURAT BALASAN DARI PENGELOLA STUDENT MALL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
117
Lampiran 6
BIOGRAFI PENELITI
Nama Lengkap Andy Suriyani, panggilan sapaannya
Andin, Lahir di Likonggette, Kecamatan Talibura,
Kabupaten Sikka, Kota Maumere, Provinsi Nusa
Tenggara Timur, pada tanggal 02 Desember 1997. Lahir
dari Pasangan Suami dan Istri, Bernama Bapak Supriadi
dengan Ibu Sunian. Peneliti merupakan Anak Pertama
dari 4 bersaudara. Alamat peneliti, Jalan Sultan Alauddin 2 Lorong 10,
Kecamatan Mangasa, Kabupaten/Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Riwayat pendidikan Peneliti, yaitu menempuh jenjang pendidikan sekolah Dasar
di SD Inpres Wairhek pada tahun 2004-2010, kemudian melanjutkan kembali
Sekolah Menengah Pertama, di MTs Muhammadiyah Al-Fattah Nangahale,
tahun 2010-2013, dan Sekolah Menengah Atas, di SMA Muhammadiyah
Maumere pada tahun 2013-2016. Sekarang, Peneliti tengah menempuh jenjang
pendidikan Strata 1 (S1), pada Program Studi Ekonomi Islam di Universitas
Muhammadiyah Makassar, pada tahun 2016-Sekarang. Sampai dengan
penulisan dan penelitian Skripsi ini, yang berjudul “Peran Pengembangan Jiwa
Entrepreneurship Berbasis Etika Bisnis Islam dalam meningkatkan Pendapatan
dan Kesejahteraan Pelaku Bisnis di Student Mall Universitas Muhammadiyah
Makassar masih terdaftar sebagai Mahasiswi di Universitas Muhammadiyah
Makassar.