Download - PERAN CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK
i
PERAN CORPORATE GOVERNANCE
DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT
PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2010-2011
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh :
Idah
NIM 7211409040
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al
Insyirah: 5).
“Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu
memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan
dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah”. (HR. Al-
Baihaqi).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku Bapak H. Slamet dan
Ibu Hj. Umriyah yang selalu
memberikan kasih sayang, do’a dan
semangat.
Kakakku Nur Casiyah, Nur Aeni, Sri
Rahayu dan Adikku Aditya Prakoso
yang selalu memberikan do’a dan
semangat
Sahabat-sahabatku Dewi, Beta, Rizka,
Fuji, Henggar, Singgih, Lala, Yolanda,
Lia, dan anak-anak kos Ariesta yang
selalu memberikan semangat.
Dosen serta staf jurusan akuntansi.
Teman-teman Akuntansi A 2009
Almamaterku
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran
Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report pada Perusahaan Terdaftar di BEI Periode 2010-2011”.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini telah mendapatkan bantuan,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan rasa hormat penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.
4. Drs. Heri Yanto, MBA, PhD, Dosen Pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si, Akt, Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
6. Agung Yulianto, S.Pd. M.Si. Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan
masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
viii
SARI
Idah. 2013. “Peran Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan
terhadap Pengungkapan Sustainability Report pada Perusahaan Terdaftar di BEI
Periode 2010-2011”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Heri Yanto, MBA, PhD., Pembimbing II:
Nanik Sri Utaminingsih, SE. M.Si, Akt.
Kata Kunci: Sustanability Report, Dewan Komisaris, Komite Audit, Dewan
Direksi, Governance Committee, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage,
Aktivitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan.
Sustainability report adalah laporan sukarela untuk menyajikan laporan
tanggung jawab perusahaan aspek sosial, ekonomi, lingkungan. Ini adalah
bagian dari pengungkapan perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari para
stakeholder. Teori stakeholder dan legitimasi menjelaskan bahwa pengungkapan
sustainability report merupakan cara perusahaan dalam mendapatkan legitimasi
dari masyarakat sebagai pelaksanaan good corporate governance. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui peran corporate governance (dewan komisaris,
komite audit, dewan direksi, governance committee) dan karakteristik
perusahaan (profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan dan ukuran
perusahaan) terhadap pengungkapan sustainability report.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2010-2011. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling.
Sampel yang masuk kriteria sebanyak 61 perusahaan. Unit analisis sampel untuk
tahun 2010-2011 sebanyak 122 annual report. Metode analisis data penelitian
ini yaitu regresi logistik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel dewan direksi, governance
committee, profitabilitas dan ukuran perusahaan berperan positif terhadap
pengungkapan sustainability report. Dewan komisaris, komite audit, likuiditas,
leverage, dan aktivitas perusahaan tidak berperan terhadap pengungkapan
sustainability report.
Simpulan dari penelitian adalah variabel dewan direksi, governance
committee, profitabilitas dan ukuran perusahaan dapat memberikan peran
penting dalam pengungkapan sustainability report. Saran untuk penelitian
selanjutnya dengan menggunakan pengukuran variabel yang berbeda, dengan
jenis perusahaan yang sama.
ix
ABSTRACT
Idah, 2013. “ The Role of Corporate Governance and Company Characteristics
on Sustainability Report Disclosure on Company Listed in Indonesia Stock
Exchange Period of 2010-2011”. Final Project. Accounting Department. Faculty
of Economics. Semarang State University. Advisor I: Drs. Heri Yanto, MBA,
PhD. Advisor II: Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si, Akt.
Keywords: Sustainability Report, Board of Commisioners, Audit
Committee, Board of Directors, Governance Committee,
Profitability, Liquidity, Leverage, Company Activity,
Company Size
Sustainability report is a voluntary report to present corporate
responsibility on social, economy, and environment aspects. This report is a part
of corporate disclosures to obtain stakeholder’s legitimacy. Stakeholder and
legitimacy theories explain that sustainability report is a corporate method in
obtaining legitimacy from public as the implementation of good corporate
governance. The objective of this study is to know the roles of corporate
governance (board of commissioner, board of directors, audit committee,
governance committee) and corporate characteristics (profitability, liquidity,
leverage, company activity, company size) toward sustainability report
disclosure.
The population of the study is all companies listed on Indonesia Stock
Exchange 2010-2011. Using purposive sampling technique, the study collected
data from 61 companies. There are 122 annual reports as unit of analysis in
2010-2011. This study used logistics regression as an analysis method.
The results of regression analysis show that the variable of board of
directors, governance committee, profitability, company size have a positive
effect on sustainability report disclosure. Board of directors, audit committee,
liquidity, leverage and company activity do not impact on sustainability report
disclosure.
The study concludes that variable of board of directors, governance
committee, profitability and company size impact on sustainability report
disclosure. Future research should use a different variable measurement and use
the same type of company.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
SARI ................................................................................................................... viii
ABSTRCT ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .............................................................................. 13
2.1.1 Teori Stakeholder .................................................................. 13
2.1.2 Teori Legitimasi .................................................................... 16
xi
2.1.3 Konsep Pembangunan Berkelanjutan ................................... 20
2.1.3.1 Definisi Keberlanjtan ............................................... 20
2.1.3.2 Pembangunan Berkelanjutan .................................... 21
2.1.4 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ..................................... 23
2.1.5 Sustainability Report............................................................. 24
2.1.5.1 Definisi Sustainability Report .................................. 24
2.1.5.2 Pengungkapan Sustainability Report ........................ 25
2.1.6 Corporate Governance ......................................................... 27
2.1.6.1 Definisi dan Konsep Corporate Governance ........... 27
2.1.6.2 Dewan Komisaris ..................................................... 29
2.1.6.3 Komite Audit ............................................................ 30
2.1.6.4 Dewan Direksi .......................................................... 32
2.1.6.5 Governance Committee ............................................ 33
2.1.7 Karakteristik Perusahaan ...................................................... 34
2.1.7.1 Profitabiltas .............................................................. 34
2.1.7.2 Likuiditas .................................................................. 36
2.1.7.3 Leverage ................................................................... 38
2.1.7.4 Aktivitas ................................................................... 40
2.1.7.5 Ukuran Perusahaan ................................................... 42
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 43
2.3 Kerangka Berfikir dan Perumusan Hipotesis ................................. 46
2.3.1 Kerangka Berfikir ................................................................ 46
2.3.2 Perumusan Hipotesis............................................................. 53
xii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ............................................................. 55
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 55
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................. 57
3.3.1 Variabel Terikat .................................................................... 57
3.3.2 Variabel Bebas ...................................................................... 58
3.3.2.1 Corporate Governance ............................................. 58
3.3.2.2 Karakteristik Perusahaan .......................................... 59
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 63
3.5 Metode Analisis Data ...................................................................... 63
3.5.1 Statistik Deskriptif ................................................................ 64
3.3.2 Regresi Logistik .................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 69
4.1.1 Statistik Deskriptif ................................................................ 69
4.1.2 Hasil Analisis Regresi Logistik ............................................ 77
4.1.3 Overall Model Fit ................................................................. 82
4.1.4 Analisis Uji Kelayakan Model Regresi ................................ 84
4.1.5 Pengujian Hipotesis .............................................................. 85
4.2 Pembahasan..................................................................................... 89
4.2.1 Dewan Komisaris tidak berperan positif terhadap
Pengungkapan SR ................................................................. 89
4.2.2 Komite Audit tidak berperan positif terhadap
xiii
Pengungkapan SR ................................................................. 91
4.2.3 Dewan Direksi berperan positif terhadap Pengungkapan
SR .......................................................................................... 92
4.2.4 Governance Committee berperan positif terhadap
Pengungkapan SR ................................................................. 93
4.2.5 Profitabilitas berperan positif terhadap Pengungkapan SR .. 94
4.2.6 Likuiditas tidak berperan positif terhadap
Pengungkapan SR ................................................................. 96
4.2.7Leverage tidak berperan positif terhadap Pengungkapan
SR ........................................................................................... 97
4.2.8 Aktivitas Perusahaan tidak berperan positif terhadap
Pengungkapan SR ................................................................. 98
4.2.9 Ukuran Perusahaan berperan positif terhadap
Pengungkapan SR ................................................................. 99
BAB V PENUTUP
4.1 Simpulan ......................................................................................... 101
4.2 Saran ............................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... .104
LAMPIRAN ...................................................................................................... .108
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................. 43
Tabel 2.2 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ...................................... 46
Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian ............................................ 56
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 61
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kelas Frequency Variabel Penungkapan SR ....... 69
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Dewan Komisaris ................................ 70
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Komite Audit ........................ 71
Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Dewan Direksi ...................... 72
Tabel 4.5 Hasil Analisis Kelas Frequency Governance Committee ............ 73
Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Profitabilitas ......................... 74
Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Likuiditas ............................. 74
Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Leverage ............................... 75
Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Aktivitas Perusahaan ............ 76
Tabel 4.10 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan .............. 77
Tabel 4.11 Regresi Logistik Variables In The Equation ............................... 78
Tabel 4.12 Literation History ........................................................................ 82
Tabel 4.13 Model Summary .......................................................................... 83
Tabel 4.14 Hosmer and Lemeshow Test ....................................................... 84
Tabel 4.15 Variables In The Equation ........................................................... 86
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ..................................................... 88
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .................................................................... 53
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Proses Seleksi Sampel ............................................................. 108
Lampiran 2 Daftar Perusahaan Sampel ....................................................... 124
Lampiran 3 Pengukuran Sustainability Report ............................................ 126
Lampiran 4 Pengukuran Dewan Komisaris ................................................. 128
Lampiran 5 Pengukuran Komite Audit ........................................................ 131
Lampiran 6 Pengukuran Dewan Direksi ...................................................... 134
Lampiran 7 Pengukuran Governance Committee ........................................ 137
Lampiran 8 Pengukuran Profitabilitas ......................................................... 139
Lampiran 9 Pengukuran Likuiditas ............................................................. 142
Lampiran 10 Pengukuran Leverage ............................................................... 145
Lampiran 11 Pengukuran Ativitas Perusahaan .............................................. 148
Lampiran 12 Pengukuran Ukuran Perusahaan .............................................. 151
Lampiran 13 Hasil Tabulasi Data Sekunder 2010 ......................................... 154
Lampiran 14 Hasil Pengolahan Data Statistik ............................................... 172
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keuntungan merupakan salah satu tujuan utama dari suatu perusahaan.
Beberapa tahun terakhir, sebagian perusahaan di Indonesia mulai
menyeimbangkan antara orientasi keuntungan dan perbaikan lingkungan.
Perusahaan mulai melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat untuk lingkungan
dan sosialnya yang dikenal dengan Triple Bottom Line (3P). Triple Bottom Line,
atau 3P yaitu Profit, People, and Planet. Profit, mengejar keuntungan untuk
kepentingan shareholders, dan memperhatikan kepentingan stakeholders. People,
memenuhi kesejahteraan masyarakat. Planet, berpartisipasi aktif dalam menjaga
kelestarian lingkungan (Utomo, 2010).
Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis
berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari
pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang
tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi
kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting dalam masyarakat, organisasi dalam
bentuk apapun memiliki sebuah peran penting dalam pencapaian tujuan ini
(Commission on Environment and Development dalam GRI, 2006).
Pengelolaan sumber daya memerlukan cara tepat agar dapat memenuhi
kebutuhan generasi yang akan datang. Salah satu cara perusahaan dalam
pengelolaan sumber daya adalah dengan mengurangi dampak lingkungan dari
2
operasional bisnis perusahaan, meminimalkan sumber daya yang digunakan serta
kemunculan limbah (Luthfia, 2012). Banyak hal harus dilakukan untuk dapat
mewujudkan pembangunan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan
berkelanjutan. Salah satu tantangan utama dari pembangunan berkelanjutan adalah
tuntutan adanya pilihan-pilihan dan cara berpikir inovatif. Perkembangan
pengetahuan dan teknologi tidak hanya dituntut memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan
permasalahan terkait risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan dari hubungan
sosial, lingkungan, dan perekonomian (GRI, 2006). Isu lain yang cukup mencolok
adalah soal kerusakan lingkungan dan upaya mengelola sumber energi alternatif
ramah lingkungan (Rahman, 2008).
Sustainability report merupakan bagian dari konsistensi perusahaan dalam
pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungannya yang bersifat
sukarela. Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen
perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang
dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut
(Almilia dan Retrianasari, 2007). Hal ini termasuk laporan keuangan, laporan
CSR ataupun sustainability report sebagai penilaian awal atas kredibilitas suatu
perusahaan. Standar pelaporan sustainability report yang diakui secara
internasional mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI).
Sustainability Report merupakan alat untuk memenuhi kewajiban
perusahaan yang melaporkan kinerjanya dalam tiga aspek yaitu sosial, ekonomi,
dan lingkungan (Jalal, 2007). Laporan kinerja bisa disebut sustainability report
3
(laporan keberlanjutan) apabila kinerja yang dilaporkannya dalam kurun waktu
tertentu sudah menunjukkan kecenderungan membaik menuju dampak positif.
Masyarakat luas bisa melihat aktivitas CSR perusahaan melalui sustainability
report perusahaan itu sendiri.
Pengungkapan Sustainability Report merupakan bentuk komitmen
perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Laporan ini
memberikan informasi tentang pertanggungjawaban perusahaan terhadap
lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman Sustainability
Report Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability report mempunyai
standar pengungkapan yang mencerminkan keseluruhan aktivitas sosial
perusahaan. Dalam hal ini, sustainability report berbeda dengan laporan
keuangan. Melalui sustainability report, kinerja perusahaan bisa langsung dinilai
oleh pemerintah, masyarakat, organisasi lingkungan, media massa, khususnya
para investor dan kreditor (bank) karena investor maupun kreditor (bank) tidak
mau menanggung kerugian yang disebabkan oleh adanya kelalaian perusahaan
tersebut terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungannya (Anke, 2009).
Sustainability report atau juga bisa disebut laporan non-finansial disusun
secara paralel dengan laporan keuangan tahunan perusahaan. Sustainability report
merupakan laporan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan perusahaan.
Setiap Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), laporan non-finansial dilaporkan
oleh manajemen bersamaan dengan laporan keuangan perusahaan. Seluruh
pemangku kepentingan perusahan hadir untuk membaca, menganalisa, dan
mengomentari isi laporan tersebut. Meskipun sifatnya masih sukarela (voluntary),
4
sustainability report berbeda dengan laporan keuangan yang telah memiliki
sistem dan diamanatkan oleh undang-undang. Laporan ini melaporkan kinerja
aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan adalah hal mutlak bagi perusahaan yang
mengklaim memiliki kinerja CSR tinggi (Ramayana, 2009).
Beberapa dekade ini sering terjadi bencana lingkungan hidup di berbagai
belahan dunia, seperti Three Mile Island, Love Canal, Bhopal (India), Chernobyl
(Uni Sovyet), Times Beach (Missouri) sampai peracunan merkuri di Minamata
(Jepang) (Sobur, 2005). Tragedi lingkungan juga terjadi di Indonesia, seperti
kasus PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo, Newmont Minahasa Raya di Buyat, PT.
Freeport di Irian Jaya (Luthfia, 2012).
Kasus Lumpur lapindo brantas terjadi karena faktor ketidakberuntungan
perusahaan dalam melakukan eksplorasi penggalian pada saat pengeboran serta
adanya kesalahan prosedural yang meyebabkan semburan gas. Semburan gas
tersebut menyebabkan pencemaran lingkungan, serta berubahnya kehidupan sosial
dan ekonomi masyarakat sekitar karena lumpur telah meluas ke area pemukiman
warga yang menyebabkan warga kehilangan tempat tinggal. Masyarakat meminta
perusahaan untuk memperhatikan kasus tersebut, namun selama beberapa tahun
perusahaan belum ditetapkan sebagai tersangka.
Kasus lain adalah pencemaran lingkungan yang terjadi di Teluk Buyat,
Minahasa Raya. Lingkungan masyarakat tercemar oleh limbah dari PT. Newmont
yang disebabkan oleh kesengajaan perusahaan mengeluarkan limbah ke tepi Teluk
Buyat sebagai lahan bebas pembuangan limbah. Kasus PT. Newmont tengah
5
diselesaikan melalui pengadilan namun PT. Newmont telah ditetapkan tidak
bersalah atau bebas.
Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan
harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
aktivitas perusahaan. Aktivitas tersebut juga perlu dilaporkan melalui laporan
tanggung jawab sosial yang disajikan dalam annual report, atau prusahaan dapat
menyajikan laporan tanggung jawabnya melalui sustainability report sebagai
laporan yang terpisah dari annual report. Sustainability report dapat dijadikan
sebagai bentuk transparansi perusahaan dalam mengungkapkan informasi dampak
aktivitasnya.
Tragedi-tragedi tersebut terjadi karena adanya ketidakpedulian perusahaan
terhadap lingkungan sosial perusahaan. Kejadian tersebut memberikan kesadaran
kepada perusahaan untuk melakukan kegiatan yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan maupun sosial atau CSR (Corporate Social Responsibility). Kegiatan
tersebut didukung pemerintah dengan menerbitkan Undang-undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) yang mengungkap berbagai
ketentuan tentang pendirian PT. Pasal 74 dalam Undang-Undang ini membahas
tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan tujuan mewujudkan
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan
masyarakat pada umumnya (Anke, 2009).
Dilling (2010), menyatakan bahwa di Eropa semakin banyak negara
mewajibkan laporan keberlanjutan, setidaknya untuk beberapa jenis dan ukuran
6
perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya kepedulian negara-negara di Eropa
untuk membuat peraturan mengenai kewajiban pengungkapan Sustainability
Report.
Pengungkapan Sustainability Report di Indonesia dan beberapa Negara lain
masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya
pada penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono, 2011). Meskipun
demikian, minat dan prioritas perusahaan untuk mempublikasikan sustainability
report tidak berkurang. Hal ini dikarenakan meningkatnya peraturan lingkungan
di banyak negara yang diperkirakan akan semakin ketat. Selain itu, tuntutan
masyarakat akan peran perusahaan semakin meningkat, sehingga mendorong
perusahaan untuk memberikan informasi transparan, akuntabel, serta praktik tata
kelola perusahaan yang baik (Luthfia, 2012). Penelitian mengenai sustainabilty
report juga mulai berkembang, yang menandakan fenomena sustainability report
mulai banyak dilakukan oleh perusahaan. Hal ini menjadi topik yang menarik
untuk diteliti. Awal perkembangan, penelitian dilakukan menggunakan
pendekatan kualitatif, seperti yang dilakukan oleh Akbar (2008), Anke (2009),
dan Purnamasari (2009). Penelitian kuantitatif juga sudah dilakukan, di antaranya
Almilia (2008), Ratnasari (2010), Suryono dan Prastiwi (2011), dan Luthfia
(2012).
Sustainability Report merupakan issue terbaru dalam dunia bisnis di
Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu, telah meneliti mengenai beberapa faktor
yang mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan sustainability report (SR).
Dalam pengujian beberapa faktor yang mempengaruhi pengungkapan
7
sustainability report, ditemukan hasil tidak konsisten antara peneiliti satu dengan
peneliti lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Dilling (2010), menguji size (ukuran
perusahaan), profitabilitas, pertumbuhan, struktur modal, corporate governance,
dengan kualitas sustainabilty report. Variabel independen yang diuji, variabel
profitabilitas, governance committee, ukuran perusahaan dan pertumbuhan
perusahaan berhubungan positif dengan kualitas pengungkapan sustainability
report sedangkan jumlah anggota dan rapat anggota komite berhubungan negatif.
Suryono dan Prastiwi (2011) dalam penelitiannya menguji karakteristik
perusahaan dan corporate governance dengan praktik pengungkapan
Sustainability Report menunjukkan bahwa variabel independen profitabilitas,
ukuran perusahaan, komite audit, dan dewan direksi berpengaruh signifikan
terhadap praktik pengungkapan Sustainability Report. Variabel independen
likuiditas, leverage, aktivitas, dan governance committee tidak berpengaruh
terhadap praktik pengungkapan sustainability report.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Almilia (2008) yang menggunakan
variabel independen profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan serta struktur
modal dengan variabel dependen Internet Financial and Sustainability Reporting.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen profitabilitas, ukuran
perusahaan dan struktur modal berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela
Internet Financial and Sustainability Reporting, sedangkan variabel leverage
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela Internet Financial and
Sustainability Reporting.
8
Ratnasari (2010) menguji corporate governance dengan luas pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan di dalam Sustainability Report dimana size,
leverage, dan profitabilitas sebagai variabel control. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hanya variabel leverage yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
luas pengungkapan CSR di dalam Sustainability Report. Variabel profitabilitas,
size, komite audit, dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap luas
pengungkapan CSR di dalam Sustainability Report.
Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Luthfia (2012), dimana
variabel independen yang digunakan adalah kinerja keuangan, ukuran perusahaan,
struktur modal, dan corporate governance. Variabel kinerja keuangan diproksikan
melalui profitabilitas, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahann. Corporate
governance diproksikan melalui komite audit, dewan direksi dan governance
committee. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel independen
leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, dan governance committee
berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report dan variabel
independen profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan
struktur modal tidak berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report.
Penelitian-penelitian selanjutnya perlu dilakukan untuk mendorong
perkembangan sustainability report, sehingga kontribusi perusahaan kepada pihak
yang berkepentingan (stakeholder) bisa optimal. Hal tersebut dilakukan
perusahaan untuk menunjukkan komitmen terhadap perkembangan berkelanjutan
yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan
generasi akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka.
9
Melihat adanya hasil yang tidak konsisten di antara beberapa penelitian
tersebut, menjadikan hal menarik untuk diteliti kembali. Penelitian ini dilakukan
dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryono dan
Prastiwi (2011) dengan melihat hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai
pengungkapan Sustainability Report. Penelitian ini mencoba menguji kembali
peran Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap
Pengungkapan Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih jarang
menggunakan variabel dewan komisaris, maka penulis menambahkan variabel
dewan komisaris dalam corporate governance. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk mengambil judul penelitian “Peran Corporate Governance dan
Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report Pada
Perusahaan Terdaftar di BEI Periode 2010-2011”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Dewan Komisaris berperan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?
2. Apakah Komite Audit berperan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?
3. Apakah Dewan Direksi berperan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?
10
4. Apakah Governance Committee berperan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report?
5. Apakah Profitabilitas berperan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?
6. Apakah Likuiditas berperan terhadap Pengungkapan Sustainability Report?
7. Apakah Leverage berperan terhadap Pengungkapan Sustainability Report?
8. Apakah Aktivitas Perusahaan berperan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report?
9. Apakah Ukuran Perusahaan berperan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
2. Untuk mengetahui peran Komite Audit terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
3. Untuk mengetahui peran Dewan Direksi terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
4. Untuk mengetahui peran Governance Committee terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
11
5. Untuk mengetahui peran Profitabilitas terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
6. Untuk mengetahui peran Likuiditas terhadap Pengungkapan Sustainability
Report.
7. Untuk mengetahui peran Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability
Report.
8. Untuk mengetahui peran Aktivitas Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
9. Untuk mengetahui peran Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang dilakukan,
penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada beberapa pihak. Pihak
tersebut antara lain:
1. Akademisi
Untuk menambah pemahaman serta wawasan mengenai sustainability,
sustainability development, pengembangan teknologi sustainability report
dalam suatu perusahaan. Disamping itu, menjelaskan mengenai peran
corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report perusahaan-perusahaan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
12
2. Perusahaan
Sebagai kontribusi pengetahuan mengenai pengungkapan sustainability
report serta pentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui
sustainability report yang dilaporkan secara terpisah dari laporan keuangan
sebagai bentuk keberlanjutan perusahaan dalam mewujudkan sustainable
development.
3. Investor
Pengungkapan sustainability report merupakan hal penting yang memiliki
kontribusi sebagai pertimbangan investor untuk menilai aktivitas tanggung
jawab sosial perusahaan yang diungkapkan melalui sustainability report
sebagai bentuk sustainable suatu perusahaan terhadap lingkungan sosialnya.
4. Pemerintah
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi atau wacana bagi
pemerintah untuk menentukan kebijakan pasti mengenai sustainability
report yang lebih baik lagi bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
5. Masyarakat
Sebagai pengontrol perilaku-perilaku perusahaan dan memberikan informasi
akan hak-hak yang dapat diperoleh masyarakat atas aktivitas perusahaan.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Stakeholder
Stakeholder theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat
bagi stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,
pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Gray, Kouhy dan Adams (Ghozali
dan Chariri, 2007) mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung
pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas
perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerfull
stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan
sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholder-
nya
Definisi stakeholder telah berubah secara substansial selama empat dekade
terakhir. Pada awalnya, pemegang saham dipandang sebagai satu-satunya
stakeholder perusahaan. Pandangan ini didasarkan pada argumen yang
disampaikan Friedman (Ghozali dan Chariri, 2007), mengatakan bahwa tujuan
utama perusahaan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemiliknya.
Namun demikian, Freeman (Ghozali dan Chariri, 2007) tidak setuju dengan
pandangan ini dan memperluas definisi stakeholder dengan memasukkan
konstituen yang lebih banyak. Termasuk kelompok yang dianggap tidak
14
menguntungkan (adversarial group) seperti pihak berkepentingan tertentu dan
regulator (Roberts dalam Ghozali dan Chariri, 2007).
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan
perusahaan. Oleh karena itu, power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya
power yang mereka miliki atas sumber tersebut. Power tersebut dapat berupa
kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi terbatas (modal dan
tenaga kerja), akses terhadap media berpengaruh, kemampuan untuk mengatur
perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa
yang dihasilkan perusahaan (Deegan dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Ullman
(Ghozali dan Chariri, 2007) mengatakan bahwa organisasi akan memilih
stakeholder yang dipandang penting, dan mengambil tindakan yang dapat
menghasilkan hubungan harmonis antara perusahaan dengan stakeholder-nya.
Atas dasar argumen di atas, stakeholder theory umumnya berkaitan dengan
cara-cara yang digunakan perusahaan untuk memanage stakeholder-nya (Gray et
al dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Ullman (Ghozali dan Chariri, 2007)
berpendapat bahwa power stakeholder berhubungan dengan “postur strategis
(strategic posture) yang diadopsi oleh perusahaan. Menurutnya, strategic posture
menggambarkan model reaksi yang ditunjukkan oleh pengambil keputusan kunci
perusahaan terhadap tuntutan sosial. Oleh karena itu, stakeholder theory pada
dasarnya melihat dunia luar dari perspektif manajemen (Gray et al dalam Ghozali
dan Chariri, 2007).
15
Menurut Suryono (2011), perusahaan mampu tumbuh dan berkembang
dengan baik kemudian menjadi besar dibutuhkan dukungan dari para
stakeholder-nya. Para stakeholder membutuhkan berbagai informasi terkait
dengan aktivitas perusahaan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, perusahaan akan berusaha untuk memberikan berbagai informasi yang
dimiliki untuk menarik dan mencari dukungan dari para stakeholder-nya.
Sustainability report merupakan salah satu bentuk pengungkapan sukarela
(voluntary) yang berkembang pada saat ini. Pengungkapan tanggung jawab sosial
dan lingkungan perusahaan melalui sustainability report dapat memberikan
informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi
sosial masyarakat dan lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007).
Perusahaan melakukan pengungkapan sustainability report sebagai bukti
bahwa perusahaan memilki komitmen terhadap lingkungan sosialnya dapat dinilai
hasilnya oleh para pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Disamping itu,
sustainability report merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan oleh
suatu organisasi baik pemerintah maupun perusahaan dalam berdialog dengan
masyarakat ataupun stakeholder-nya sebagai salah satu upaya penerapan
pendidikan pembangunan berkelanjutan (Luthfia, 2012).
Pengungkapan sustainability report yang bersifat sukarela merupakan
kebijakan suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih transparan
mengenai aktivitas perusahaan terhadap dampak sosial, ekonomi dan
lingkungannya. Adanya kinerja yang baik dari perusahaan serta besar kecilnya
suatu perusahaan memungkinkan untuk mengungkapkan informasi mengenai
16
dampak sosial, ekonomi dan lingkungannya. Disamping itu, perusahaan dengan
struktur corporate governance yang baik, memilki kemungkinan besar untuk
mengungkapkan laporan-laporan bersifat sukarela. Adanya struktur corporate
governance, meliputi dewan komisaris, komite audit, dewan direksi dan
governance committee diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengambilan keputusan perusahaan untuk pengungkapan suatu laporan. Peran
corporate governance dinilai mampu meningkatkan pengungkapan sustainability
report yang berdasarkan pembangunan berkelanjutan. Disamping itu,
pengungkapan sustainability report sebagai salah satu bentuk perwujudan prinsip
good corporate governance yaitu transparan dalam pengungkapan informasi yang
dibutuhkan oleh stakeholder.
2.1.2. Teori Legitimacy
Dowling dan Pfeffer (Ghozali dan Chariri, 2007) menjelaskan bahwa teori
legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi, dan
mengatakan bahwa karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi,
batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan
reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku
organisasi dengan memperhatikan lingkungan.
Teori legitimasi dilandasi oleh “kontrak sosial” yang terjadi antara
perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan
sumber ekonomi. Shocker dan Sethi (Ghozali dan Chariri, 2007) memberikan
penjelasan tentang konsep kontrak sosial bahwa semua institusi sosial tidak
17
terkecuali perusahaan beroperasi di masyarakat melalui kontrak sosial baik
eksplisit maupun implisit dimana kelangsungan hidup dan pertumbuhannya
didasarkan pada hasil akhir (output) yang secara sosial dapat diberikan kepada
masyarakat luas dan distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada
kelompok sesuai dengan power yang dimiliki.
Di dalam masyarakat yang dinamis, tidak ada sumber power institusional
dan kebutuhan terhadap pelayanan yang bersifat permanen. Oleh karena itu, suatu
institusi harus lolos uji legitimasi dan relevansi dengan cara menunjukkan bahwa
masyarakat memang memerlukan jasa perusahaan dan kelompok tertentu yang
memperoleh manfaat dari penghargaan (reward) yang diterimanya betul-betul
mendapat persetujuan masyarakat.
Gray, Kouhy dan Lavers (Ghozali dan Chariri, 2007) berpendapat bahwa
teori legitimasi dan teori stakeholder merupakan perspektif teori yang berada
dalam kerangka teori ekonomi politik. Pengaruh masyarakat luas dapat
menentukan alokasi sumber keuangan dan sumber ekonomi lainnya, perusahaan
cenderung menggunakan kinerja berbasis lingkungan dan pengungkapan
informasi lingkungan untuk membenarkan atau melegitimasi aktivitas perusahaan
di mata masyarakat. Berbeda dengan teori stakeholder, menyatakan bahwa
perusahaan dan manajemennya bertindak dan membuat laporan sesuai dengan
keinginan dan kekuatan dari kelompok stakeholder yang berbeda, maka Ullman
(Ghozali dan Chariri, 2007) menyatakan bahwa teori legitimasi memfokuskan
pada interaksi antara perusahaan dengan masyarakat.
18
Dowling dan Pfeffer (Ghozali dan Chariri, 2007), memberikan alasan yang
logis tentang legitimasi organisasi dan mengatakan bahwa organisasi berusaha
menciptakan keselarasan antara nilai-nilai sosial yang melekat pada kegiataannya
dengan norma-norma perilaku yang ada dalam sistem sosial masyarakat dimana
organisasi adalah bagian dari sistem tersebut. Selama kedua sistem nilai tersebut
selaras, kita dapat melihat hal tersebut sebagai legitimasi perusahaan. Ketika
ketidakselarasan aktual atau potensial terjadi diantara kedua sistem nilai tersebut,
maka akan ada ancaman terhadap legitimasi perusahaan.
Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan
masyarakat kepada perusahaan, dan diinginkan atau dicari perusahaan dari
masyarakat. Dengan demikian, legitimasi dapat dikatakan sebagai manfaat atau
sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup (Ashforth dan Gibbs;
Dowling dan Pfeffer; O’Donovan dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Ketika ada
perbedaan antara nilai-nilai yang dianut perusahaan dengan nilai-nilai masyarakat,
legitimasi perusahaan akan berada pada posisi terancam (Lindbolm; Dowling dan
Pfeffer dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan
dengan nilai-nilai sosial masyarakat sering dinamakan “legitimacy gap” dan dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kegiatan usahanya
(Dowling dan Pfeffer dalam Ghozali dan Chariri, 2007 ). Menurut Warticl dan
Mahon (Ghozali dan Chariri, 2007) Legitimacy gap dapat terjadi karena tiga
alasan yaitu: (1) Ada perubahan dalam kinerja perusahaan tetapi harapan
masyarakat terhadap kinerja perusahaan tidak berubah; (2) Kinerja perusahaan
tidak berubah tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan telah
19
berubah; (3) Kinerja perusahaan dan harapan masyarakat terhadap kinerja
perusahaan berubah ke arah yang berbeda, atau ke arah yang sama tetapi
waktunya berbeda.
Perusahaan dengan kinerja baik, berusaha untuk mengungkapkan informasi
lebih. Perusahaan dengan rasio profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas
yang baik memiliki kemungkinan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat
sukarela. Besar kecilnya suatu perusahaan juga memberikan peran terhadap
pengungkapan yang masih bersifat sukarela. Semakin besar perusahaan, semakin
mungkin untuk mengungkapkan informasi yang bersifat sukarela karena ukuran
perusahaan sering dijadikan sebagai sorotan masyarakat dalam kegiatan ekonomi,
lingkungan dan sosialnya. Adanya informasi lebih mengenai karakteristik
perusahaan, maka semakin mungkin untuk melakukan pengungkapan
sustainability report (Suryono dan Prastiwi, 2011).
Pentingnya informasi mengenai karakteristik perusahaan, maka karakteristik
perusahaan diduga memiliki peran dalam pengungkapan sustainability report.
Perusahaan yang mampu mengungkapkan sustainability report dapat
melegitimasi masyarakat mengenai aktivitas perusahaannya, agar masyarakat
memberikan penilaian yang baik kepada perusahaan mengenai tangggung jawab
ekonomi, sosial dan lingkungannya. Disamping itu, adanya peran corporate
governance yang baik dapat meningkatkan transparansi perusahaan mengenai
informasi aktivitas perusahaan yang disajikan melalui sustainability report.
Melalui sustainability report, perusahaan dapat memberikan informasi mengenai
20
mekanisme corporate governance dalam pencapaian prinsip-prinsip good
corporate governance.
Menurut O’Donovan (Ghozali dan Chariri, 2007) menyarankan bahwa
ketika terdapat perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial
masyarakat, perusahaan perlu mengevaluasi nilai sosialnya dan menyesuaikannya
dengan nilai-nilai di masyarakat. Perusahaan juga dapat mengubah nilai-nilai
sosial yang ada atau persepsi terhadap perusahaan sebagai taktik legitimasisi.
Perusahaan dapat mengurangi legitimacy gap, dengan mengidentifikasi aktivitas
dalam kendalinya dan mengidentifikasi publik yang memiliki power sehingga
mampu memberikan legitimacy kepada perusahaan (Neu et al. dalam Ghozali dan
Chariri, 2007). Oleh karena itu, pengungkapan sosial dan lingkungan dalam
sustainability report merupakan salah satu cara perusahaan untuk mendapatkan
legitimacy dari masyarakat. Legitimacy dari masyarakat dapat memberikan
penilaian baik terhadap perusahaan.
2.1.3. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)
2.1.3.1. Definisi Keberlanjutan (Sustainability)
Awal mula terciptanya konsep sustainability berasal dari pendekatan ilmu
kehutanan. Kata nachhaltigkeit (bahasa Jerman untuk keberlanjutan) berarti upaya
melestarikan sumber daya alam untuk masa depan (Luthfia, 2012). Pengertian
tersebut mengartikan bahwa sustainability lebih luas dari konteks lingkungan.
Menurut Suryono (2011), di dalam sustainability ada prinsip-prinsip yang terkait
dengan hak asasi manusia, standar bagi pekerja seperti penghapusan diskriminasi
21
dalam pekerjaan, hal-hal yang terkait dengan lingkungan seperti pemakaian
prinsip kehati-hatian, tanggung jawab lebih besar pada lingkungan, maupun
mengembangkan teknologi ramah lingkungan.
Keberlanjutan perusahaan adalah suatu pendekatan bisnis dalam
menciptakan nilai pemegang saham secara jangka panjang dengan menggunakan
peluang-peluang yang ada dan mengelola risiko yang diukur dari segi ekonomi,
lingkungan dan pembangunan sosial. Pemimpin perusahaan berkelanjutan
meningkatkan nilai jangka panjang pemegang saham dengan cara menyusun
strategi dan manajemen mereka untuk mengusahakan dengan terus menerus pasar
potensial bagi keberlanjutan produk dan jasa sedangkan dalam waktu yang sama
dengan sukses mengurangi dan menghindari biaya dan risiko berkelanjutan
(Akbar, 2008).
2.1.3.2. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)
Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi
kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhannya (WCED dalam Sukada dan Jalal,
2008).
Menurut Budimanta, dkk (Akbar, 2008) pembangunan berkelanjutan adalah
suatu gagasan paradigma yang berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan masa
kini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi
kebutuhannya. Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia (Emil
Salim dalam Jaya, 2004).
22
Pembangunan berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari
pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa
mendatang. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup (Jaya, 2004), pembangunan
(yang pada dasarnya lebih berorientasi ekonomi) dapat diukur keberlanjutannya
berdasarkan tiga kriteria yaitu : (1) Tidak ada pemborosan penggunaan sumber
daya alam atau depletion of natural resources; (2) Tidak ada polusi dan dampak
lingkungan lainnya; (3) Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources
ataupun replaceable resource.
Menurut Akbar (2008), konsep dasar pembangunan berkelanjutan ada dua
aspek penting yang menjadi perhatian utama yaitu lingkungan (environment) dan
pembangunan (development). Oleh karena itu, pembangunan berkelanjutan berarti
pembangunan yang baik dari sudut pandang lingkungan. Berwawasan lingkungan
berarti adanya keharmonisan dalam hubungan manusia dan alamnya. Pada sisi
lain, pembangunan merupakan proses perubahan terus menerus ditandai oleh
kegiatan pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi sebagai modal untuk
memenuhi kesejahteraan masyarakat. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan,
kedua aspek ini harus berjalan secara harmonis dan terpadu serta memperoleh
perhatian yang sama dalam kebijaksanaan pembangunan (Yakin dalam Akbar,
2008).
23
2.1.4.Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/Corporate Social Responsibility
(CSR)
Secara teoritik, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral
perusahaan terhadap para stakeholder-nya, terutama komunitas atau masyarakat
disekitar wilayah kerja dan operasinya (Ratnasari, 2010).
Pengungkapan tanggung jawab sosial adalah proses pengkomunikasian
efek-efek sosial dan lingkunganatas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada
kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat secara keseluruhan (Grey et.al.
dalam Wuryanto, 2010). Pengungkapan informasi mengenai operasi perusahaan
yang berhubungan dengan lingkungan diharapkan bisa mendapatkan kepercayaan
dari masyarakat bahwa perusahaan tidak hanya mengutamakan keuntungan,
melainkan juga memperhatikan lingkungannya. Kegiatan tanggung jawab sosial
merupakan suatu kewajiban perusahaan yang telah ditetapkan dalam UU No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Di Indonesia, kegiatan CSR umumnya dilaporkan dalam laporan tahunan
(annual report). Laporan tahunan merupakan alat yang digunakan oleh
manajemen untuk melakukan pengungkapan dan pertanggungjawaban kinerja
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk masyarakat.
Menurut Darwin (Ratnasari, 2010), saat ini telah berkembang pelaporan
perusahaan mengenai kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berdiri sendiri
dan terpisah dari laporan tahunan perusahaan, yang dikenal dengan Sustainability
Report (SR).
24
2.1.5. Sustainability Report
2.1.5.1 Definisi Sustainability Report
Sustainability Report adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya
akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan, dilaporkan kepada para pemangku kepentingan baik internal
maupun eksternal. Sustainability Report merupakan sebuah istilah umum yang
dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial (misalnya triple bottom line, laporan
pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya) (Global Reporting
Initiative, 2006).
Sustainability report disusun berdasarkan Kerangka Pelaporan GRI,
mengungkapkan keluaran dan hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan
tertentu dalam konteks komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan
manajemennya. Laporan dapat digunakan untuk tujuan berikut, di antaranya:
1. Patok banding dan pengukuran kinerja keberlanjutan yang menghormati
hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif sukarela;
2. Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
harapannya mengenai pembangunan berkelanjutan; dan
3. Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara berbagai
organisasi dalam waktu tertentu.
25
2.1.5.2. Pengungkapan Sustainability Report
Bagian ini menetapkan isi dasar yang harus muncul dalam sebuah laporan
keberlanjutan. Isi dasar tersebut mengacu pada standar pengungkapan dan harus
dimasukkan dalam sustainability report berdasarkan standar GRI (2006).
Standar pengungkapan yang harus dimasukkan dalam laporan
keberlanjutan:
1. Strategi dan Profil: Pengungkapan yang membentuk keseluruhan konteks
untuk dapat memahami kinerja organisasi, seperti strategi yang dimiliki,
profil, dan tata kelola.
2. Pendekatan Manajemen: Pengungkapan yang mencakup mengenai
bagaimana sebuah organisasi menggunakan topik tertentu untuk
memberikan konteks dalam memahami kinerja pada sebuah bidang spesifik
tertentu.
3. Indikator Kinerja : Indikator yang memberikan perbandingan informasi
terkait kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial dari organisasi.
Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
(Suryono. 2011), manfaat yang didapat dari sustainability report antara lain:
1. Sustainability report memberikan informasi kepada stakeholder (pemegang
saham, anggota komunitas lokal, pemerintah) dan meningkatkan prospek
perusahaan, serta membantu mewujudkan transparansi.
2. Sustainabilty report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat yang
memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market share, dan
loyalitas konsumen jangka panjang.
26
3. Sustainability report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan
mengelola risikonya.
4. Sustainability report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership thinking
dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi.
5. Sustainability report dapat mengembangkan dan menfasilitasi
pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam
mengelola dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial.
6. Sustainability report cenderung mencerminkan secara langsung kemampuan
dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan pemegang saham
untuk jangka panjang.
7. Sustainability report membantu membangun ketertarikan para pemegang
saham dengan visi jangka panjang dan membantu mendemonstrasikan
bagaimana meningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial
dan lingkungan.
Sustainability Report merupakan sebuah laporan yang tidak hanya berpijak
pada single bottom line, yaitu kondisi keuangan perusahaan saja tetapi berpijak
pada triple bottom line, yaitu selain informasi keuangan juga menyediakan
informasi sosial dan lingkungan.
Menurut Jalal (2010), pembuatan dan penyebaran Sustainability Report
(Laporan Keberlanjutan) memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan reputasi terkait dengan transparansi dan akuntabilitas.
2. Menjangkau berbagai pemangku kepentingan, agar mereka bisa
mendapatkan informasi yang benar, sehingga perlu disebarluaskan melalui
27
berbagai cara (internet, media cetak, stakeholder convening, dan
sebagainya)
3. Membantu perusahaan untuk mengambil keputusan manajmen dalam
memperbaiki kinerja pada indikator yang masih lemah.
4. Membantu investor untuk mengetahui kinerja perusahaan secara lebih
menyeluruh.
Pengungkapan Sustainability Report di Indonesia dan beberapa Negara lain
masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya
pada penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono, 2011). Namun
demikian, ada beberapa perusahaan di Indonesia sudah mulai mengungkapkan
sustainability report sebagai laporan tanggung jawab sosial, ekonomi dan
lingkungan yang disajikan secara terpisah dari annual report. Hal ini dikarenakan
meningkatnya peraturan lingkungan di banyak negara yang diperkirakan akan
semakin ketat Selain itu, tuntutan masyarakat akan peran perusahaan semakin
meningkat, sehingga mendorong perusahaan untuk memberikan informasi
transparan, akuntabel, serta praktik tata kelola perusahaan yang baik (Luthfia,
2012).
2.1.6. Corporate Governance
2.1.6.1. Definisi dan Konsep Corporate Governance
Corporate Governance merupakan proses dan struktur yang digunakan oleh
organ perusahaan untuk menentukan kebijakan dalam rangka meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitas perseroan, sehingga dapat meningkatkan
28
nilai tambah bagi pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan
kepentingan para stakeholder berdasarkan ketentuan anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Corporate Governance (CG) diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar
yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan.
Oleh karena itu, penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling
berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha
sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia
usaha.
Untuk meningkatkan keberhasilan usaha, perusahaan perlu menerapkan
prinsip-prinsip corporate governance. Menurut Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG) tahun 2006, prinsip-perinsip tersebut meliputi lima aspek, yaitu:
1. Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus
mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang
penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan
pemangku kepentingan lainnya.
29
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan
mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola
secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
2.1.6.2. Dewan Komisaris
Menurut Mulyadi (2002) dewan komisaris merupakan wakil dari para
pemegang saham yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang
30
dilakukan oleh manajemen dan mencegah pengendalian yang terlalu banyak
di tangan manajemen. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan
apakah manajemen telah memenuhi tanggung jawab mereka dalam
mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern.
Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung
jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 Pasal
97 yang menjelaskan bahwa komisaris bertugas mengawasi kebijakan direksi
dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi
(Ratnasari, 2011).
Variabel dewan komisaris dapat diukur dengan jumlah anggota dewan
komisaris dan jumlah rapat dewan komisaris. Indikator yang digunakan dalam
penelitian ini, variabel dewan komisaris diukur melalui ukuran dewan komisaris
dengan melihat jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan. Jumlah
anggota dewan komisaris menggambarkan keefektifan dalam pengendalian yang
dilakukan oleh manajemen. Menurut Sembiring (2005), ukuran dewan komisaris
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ukuran Dewan Komisaris = Jumlah Anggota Dewan Komisaris
2.1.6.3. Komite Audit
Menurut Jati (Suryono, 2011) komite audit merupakan komite yang ditunjuk
oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit eksternal,
internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan
31
pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang
tepat terhadap hukum dan regulasi. Menurut Surat Edaran Bapepam Nomor. SE-
03/PM/2000 tentang komite audit menjelaskan bahwa tujuan komite audit adalah
membantu dewan komisaris untuk:
1. Meningkatkan kualitas laporan keuangan;
2. Menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi
kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan;
3. Meningkatkan efektivitas fungsi internal audit maupun eksternal audit;
4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris.
Komite audit bertugas membantu dewan komisaris, bersifat mandiri baik
dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan dan bertanggung jawab
kepada dewan komisaris. Menurut Suryono (2011), semakin berkualitas komite
audit, maka akan semakin dapat memahami makna strategis dari pengungkapan
informasi dan apa yang dibutuhkan oleh stakeholder secara luas.
Variabel komite audit dapat diukur dengan melihat jumlah anggota komite
audit dan jumlah rapat komite audit. Indikator yang digunakan dalam penelitian
ini, variabel komite audit diukur dengan melihat jumlah pertemuan atau rapat
yang dilakukan oleh komite audit. Jumlah pertemuan atau rapat komite audit
dapat meninjau akurasi laporan dalam setiap pertemuan yang dilakukan.
Pertemuan komite audit dapat mengkomunikasikan beberapa temuan yang
memerlukan tindak lanjut, serta diharapkan dapat mewujudkan koordinasi dalam
pencapaian good corporate governance. Menurut Suryono dan Prastiwi (2011),
komite audit dapat dirumuskan sebagai berikut:
32
Komite Audit = Jumlah Rapat Komite Audit
2.1.6.4. Dewan Direksi
Menurut UU PT No.1 Tahun 1995, dewan direksi merupakan bagian
perseroan yang bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan perseroan untuk
kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun
di luar pengadilan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara
kolegial dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota direksi dapat
melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas
dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota
direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.
Direksi wajib melakukan tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar dan peraturan UU PT dengan tetap memperhatikan kepentingan
perseroan dan para pemangku kepentingan dan wajib mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas yang dimaksud kepada pemegang saham melalui RUPS.
Keefektifan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh
bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir. Dalam penerapannya,
pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang
dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan (Suryono, 2011).
Variabel dewan direksi dapat diukr dengan melihat jumlah anggota dewan
direksi dan jumlah pertemuan atau rapat dewan direksi. Indikator yang digunakan
dalam penelitian ini, komite audit diukur dengan melihat jumlah pertemuan atau
rapat komite audit. Pertemuan atau rapat dewan direksi merupakan bentuk
33
keefektifan dewan direksi, dimana suara-suara dari para dewan direksi dapat
mempengaruhi setiap keputusan-keputusan penting yang ingin dicapai. Menurut
Suryono dan Prastiwi (2011), dewan direksi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dewan Direksi = Jumlah Rapat Dewan Direksi
2.1.6.5. Governance Committee
Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota
dewan direksi (Willey dalam Luthfia, 2012). Komite ini bertugas untuk
mengembangkan dan merekomendasi kepada dewan, pedoman dalam pelaksanaan
dan etika corporate governance. Pembentukan good corporate governance yang
berkesinambungan tidak hanya menjalankan praktik biasa dalam hal pelaksanaan
RUPS, penunjukkan dewan komisaris, penunjukkan dewan direksi, dan
penunjukkan anggota komite audit, melainkan memerlukan pembentukan komite-
komite tambahan dari perusahaan. Salah satu komite yang dibentuk untuk
menunjang good corporate governance adalah governance committee.
Menurut Suryono (2011), penciptaan good corporate governance suatu
perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan
penunjukkan anggota governance committee yang berkompeten dan berkualitas.
Corporate Governance Committee ini menganut pandangan bahwa dewan
harus memiliki beberapa tingkat kemandirian dari manajemen agar dapat secara
efektif memenuhi tanggung jawab mereka. Komite merekomendasikan bahwa
direktur independen membuat setidaknya sepertiga dari dewan. Anggota direksi
yang independen memainkan peran penting di mana kepentingan manajemen,
perusahaan, dan pemegang saham dapat berbeda, seperti remunerasi eksekutif,
34
perencanaan suksesi, perubahan perusahaan kontrol dan fungsi audit. Selain itu,
mereka mampu mengarah pandangan obyektif untuk evaluasi kinerja dewan dan
manajemen.
Variabel Governance Committee dapat diukur dengan melihat jumlah
anggota governance committee dan melihat apakah perusahaan membentuk
corporate governance atau tidak melalui. Indikator yang digunakan dalam
penelitian ini diukur dengan variabel dummy, yaitu dengan melihat apakah
perusahaan membentuk atau tidak membentuk governance committee (komite
GCG). Pengukuran variabel governance committee dengan variabel dummy,
dikarenakan sebagian besar perusahaan di Indonesia belum membentuk
governance committee karena belum adanya peraturan yang mewajibkan
perusahaan membentuk governance committee. Menurut Luthfia, pengukuran
variabel governance committee dengan memberi skor 1 pada perusahaan yang
membentuk dan skor 0 pada perusahaan yang tidak membentuk.
2.1.7. Karakteristik Perusahaan
2.1.7.1. Profitabilitas
Menurut Mamduh dan Abdul Halim (Almilia, 2007), profitabilitas adalah
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam
upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Profitabilitas biasanya dilihat dari
laporan laba-rugi perusahaan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil
kinerja perusahaan.
35
Suatu perusahaan akan cenderung meningkatkan profitabilitas untuk
menunjukkan bahwa perusahaan meghasilkan laba dengan rasio semakin
meningkat. Menurut Almilia (2008), perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas tinggi cenderung untuk mengungkapkan informasi lebih banyak
karena ingin menunjukkan kepada publik dan stakeholder bahwa perusahaan
memiliki tingkat profitabilitas tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain.
Beberapa pengukuran dalam menghitung rasio profitabilitas:
1. Laba Bersih atas Penjualan ( Net Profit Margin / NPM)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
melalui penjualan. Cara menghitung NPM adalah dengan membandingkan
laba bersih dengan penjualan bersih.
Menurut Kasmir (2002) menyatakan bahwa perusahaan dikatakan baik jika
NPM yang dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri pada umumnya
yakni di atas 20%.
2. Pengembalian Atas Total Aktiva ( Return On total Asset/ ROA)
Pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih
sebelum bunga dan pajak terhadap rata- rata total aktiva. Rasio ini menilai
efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan laba.
36
Menurut Kasmir (2002), rata-rata industry untuk ROA adalah 30%.
Perusahaan dikatakan baik jika mampu mencapai ROA di atas rata-rata
industri.
3. Pengembalian Atas Total Ekuitas (Return On total Equity/ ROE )
Pengembalian atas total ekuitas dihitung dengan membagi laba bersih
dengan rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio ini digunakan untuk
menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan
yang tersedia bagi pemegang saham.
Menurut Kasmir (2002), perusahaan dikatakan baik jika ROE yang dimiliki
oleh perusahaan diatas rata-rata industri pada umumnya yakni di atas 40%.
Indikator variabel profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Return On Equity, yaitu dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan ekuitas
perusahaan. Pemilihan Return on Equity sebagai indicator dalam pengukuran
variabel profitabilitas karena return on equity digunakan sebagai ukuran
efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
ekuitas yang dimiliki. Menurut Said et al (Ratnasari, 2010), Return On Equity
dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.1.7.2. Likuiditas
Menurut Mamduh dan Abdul Halim (Almilia, 2007) likuiditas merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam jangka pendek dengan
37
melihat aktiva lancar perusahaan terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini
merupakan kewajiban perusahaan). Perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi
berarti menandakan kemampuan besar untuk membayar kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya tepat waktu (Suryono, 2011). Rasio likuiditas yang sering
digunakan:
1. Rasio Lancar (Current Ratio/ CR)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendek atau hutang lancarnya.
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (Kasmir, 2002).
2. Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test ratio)
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (Kasmir, 2002).
Indikator variabel likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rasio lancar (current ratio), yaitu dengan membagi aktiva lancar dengan liabilitas
lancar. Pemilihan rasio lancar (current ratio) sebagai indikator pengukuran
38
likuiditas karena dalam current ratio, persediaan termasuk ke dalam aset lancar
berbeda dengan quick ratio yang justru mengurangkan persediaan dari aset
lancarnya. Dalam perusahaan barang konsumsi, persediaan juga sangat memegang
peranan penting, karena dapat digunakan untuk menjamin hutang perusahaan.
Menurut Mamduh dan Abdul Halim (Almilia, 2007), current ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
2.1.7.3. Leverage
. Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang jika suatu perusahaan
dilikuidasi (Hadiningsih dalam Suryono dan Prastiwi, 2011). Perusahaan
mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat tergantung pada pinjaman luar
untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat
leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Dengan
demikian, tingkat leverage perusahaan menggambarkan risiko keuangan
perusahaan (Sembiring, 2005).
Menurut Belkoui dan Karpik (1989) dalam Sembiring (2005), keputusan
untuk mengungkapkan informasi sosial, akan diikuti pengeluaran untuk
pengungkapan yang dapat menurunkan pendapatan. Artinya, leverage
memberikan respon yang buruk bagi para stakeholder.
Ada beberapa pengukuran yang digunakan dalam menghitung leverage,
yaitu:
39
1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva ( Debt to Asset Ratio/ DAR)
Rasio hutang terhadap aktiva dihitung dengan membagi total hutang
terhadap total aktiva. Rasio ini mengukur jumlah aktiva yang didanai
dengan hutang.
2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio /DER)
Rasio hutang terhadap ekuitas dihitung dengan membagi total hutang
dengan total ekuitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan modal sendiri
dalam menjamin hutang.
3. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Time Interest Earned Ratio)
Rasio kelipatan pembayaran bunga dihitung dengan membagi jumlah laba
sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini digunakan untuk
menunjukkkan kemampuan laba sebelum bunga dan pajak untuk membayar
beban bunga.
Indikator variabel leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt
to Equity Ratio (DER) yaitu dengan membagi total hutang dengan total ekuitas.
Pemilihan indikator diukur dengan Debt Equity Ratio dikarenakan rasio ini
mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditor, serta rasio
ini sangat diperhatikan oleh kreditor untuk mendapatkan perlindungan jika terjadi
40
risiko. Menurut Hadiningsih dalam Suryono dan Prastiwi (2011), debt equity ratio
dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.1.7.4. Aktivitas
Aktivitas perusahaan mengambarkan hubungan antara tingkat operasi
perusahaan (sales) dengan asset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
operasi-operasi perusahaan (Hadiningsih dalam Suryono dan Prastiwi, 2011).
Menurut Setiawan (2006), tingginya rasio aktivitas perusahaan
mencerminkan kemampuan dana yang tertanam dalam perputaran seluruh
aktivanya pada suatu periode tertentu. Rasio aktivitas prusahaan digunakan untuk
mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang
ada pada pengendaliannya. Semakin tinggi rasio mencerminkan semakin baik
manajemen mengelola aktivanya, yang berarti semakin efektif perusahaan dalam
penggunaan total aktiva.
Aktivitas perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan bebarapa analisis
rasio, yaitu:
1. Rasio Perputaran Persediaan (ITO = Inventory Turnover)
Rasio perputaran persediaan atau Inventory turnover ratio mengukur
efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan
indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi operasional, yang
memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada
pada persediaan.
41
2. Rasio Perputaran Total Aktiva ( TAT = Total Assets Turnover)
Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) ini menunjukan
efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka
menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan
bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam
bentuk harta perusahaan.
Indikator variabel aktivitas perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini
diukur dengan Inventory Turnover yaitu dengan membagi penjualan dengan
persediaan. Pemilihan indicator diukur dengan Inventory Turnover dikarenakan
rasio ini dapat mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan dan
menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen
mengontrol modal yang ada pada persediaan. Perputaran persediaan menunjukkan
berapa kali persediaan perusahaan dijual dan diganti selama suatu periode
tertentu. Tingginya perputaran persediaan berarti kegiatan penjualan berjalan
cepat. Menurut Hadiningsih dalam Suryono dan Prastiwi (2011), inventory
turnover dapat dirumuskan sebagai berikut:
42
2.1.7.5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-
rata total aktiva (Ferry dan Jones dalam Andriyanti, 2007).
Menurut Almilia (2008), ukuran perusahaan adalah faktor penentu penting
dalam pengungkapan perusahaan. Beberapa argumentasi yang mendasar
hubungan ukuran perusahaan dengan tingkat pengungkapan. Pertama, perusahaan
besar yang memiliki sistem informasi pelaporan yang lebih baik cenderung
memiliki sumberdaya untuk menghasilkan lebih banyak informasi dan biaya
untuk menghasilkan informasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki keterbatasan dalam sistem informasi pelaporan. Kedua,
perusahaan besar memiliki insentif untuk menyajikan pengungkapan sukarela,
karena perusahaan besar dihadapkan pada biaya dan tekanan politik yang lebih
tinggi dibandingkan perusahaan kecil. Ketiga, perusahaan kecil cenderung untuk
menyembunyikan informasi penting dikarenakan competitive disadvantage.
Indikator variabel ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah total aset. Pemilihan indikator ukuran perusahaan diukur dengan total aset
dikarenakan dalam mengukur ukuran perusahaan, nilai aset relatif lebih stabil
dibandingkan dengan jumlah penjualan. Menurut Almilia (2008), ukuran
perusahaan dapat diukur dengan nilai Log Total Aset, dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Ukuran Perusahaan = Log Total Aset
43
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, terutama dalam
pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap
pengungkapan Sustainability Report telah banyak dilakukan. Terdapat beberapa
perbedaan antara penelitian satu dengan penelitian lain, baik dari segi variabel
yang digunakan, maupun hasil dari penelitiannya. Hasil penelitian yang berbeda
menunjukkan adanya kontra antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Berikut
tabel ringkasan yang menunjukkan penelitian terhadap pengungkapan
sustainability report dari peneliti sebelumnya.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Judul Metode
Analisis
Variabel Hasil
Luciana
Spica
Almilia
(2008)
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Pengungkapan
Sukarela
“Internet
Financial and
Sustainability
Reporting”
Regresi
Linier
Berganda
Profitabilitas,
Leverage,
Size (Ukuran
Perusahaan),
Struktur
Kepemilikan
Modal
Profitabilitas, Size
(Ukuran
Perusahaan), dan
Struktur
Kepemilikan
Modal
berhubungan
positif dan
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
sukarela IFSR.
Leverage tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
sukarela IFSR.
Petra F.A.
Dilling
(2010)
Sustainability
Reporting In A
Global
Content : What
Are The
Logistic
Regression
Sektor
perusahaan,
Ukuran,
Profitabilitas
dan
Perusahaan yang
memiliki
karakteristik
profitabilitas yang
tinggi, bergerak di
44
Characteristics
of
Corporations
That Provide
High Quality
Sustainability
Reports-An
Empirical
Analysis.
pertumbuhan,
Corporate
governance.
sektor
pertambangan, dan
memiliki
pertumbuhan
jangka panjang
yang kuat
berpengaruh
terhadap
pembuatan
sustainability
report
Yunita
Ratnasari
(2010)
Pengaruh
Corporate
Governance
Terhadap Luas
Pengungkapan
Tanggung
Jawab Sosial
Perusahaan Di
Dalam
Sustainability
Report
Regresi
Berganda
Ukuran
Dewan
Komisaris,
Jumlah Rapat
Dewan
Komisaris,
Proporsi
Dewan
Komisaris
Independen,
Ukuran
Komite
Audit, Jumlah
Rapat Komite
Audit,
Variabel
Kontrol:
Size,
Leverage,
Profitabilitas
Karakteristik
Corporate
Governance,
variabel kontrol
size dan
profitabilitas tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
luas pengungkapan
tanggung jawab
sosial perusahaan
di dalam
sustainability
report.
Variabel kontrol
leverage
berpengaruh
signifikan terhadap
luas pengungkapan
tanggung jawab
sosial perusahaan
dalam
sustainability
report.
Hari
Suryono
dan Andry
Prastiwi
(2011)
Pengaruh
Karakteristik
Perusahaan
dan Corporate
Governance
Terhadap
Praktik
Pengungkapan
Sustainability
Report
Regresi
Logistik
Profitabilitas,
Likuiditas,
Leverage,
Aktivitas
Perusahaan,
Ukuran
Perusahaan,
Komite
Audit, Dewan
Direksi,
Profitabilitas,
Ukuran
Perusahaan,
Komite Audit, dan
Dewan Direksi
berpengaruh
terhadap praktik
pengungkapan
Sustainability
Report.
45
Governance
Committee
Likuiditas,
Leverage,
Aktivitas
Perusahaan dan
Governance
Committee tidak
berpengaruh
terhadap praktik
pengungkapan
Sustainability
Report.
Khaula
Luthfia
(2012)
Pengaruh
Kinerja
Keuangan,
Ukuran
Perusahaan,
Struktur
Modal, dan
Corporate
Governance
Terhadap
Publikasi
Sustainability
Report.
Regresi
Logistik
Profitabilitas,
Likuiditas,
Leverage,
Ukuran
Perusahaan,
Struktur
Modal,
Komite
Audit, Dewan
Direksi, dan
Governence
Committee.
Leverage, Ukuran
Perusahaan,
Dewan Direksi,
Governance
Committee
berpengaruh
terhadap publikasi
Sustainability
Report.
Profitabilitas,
Likuiditas,
Aktivitas
Perusahaan,
Komite Audit, dan
Struktur Modal
tidak berpengaruh
terhadap publikasi
Sustainability
Report.
Sumber: Olahan peneliti dari berbagai jurnal, 2013
Tabel 2.1 menunjukkan adanya perbedaan hasil dari penelitian terdahulu
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sustainability report. Penelitian ini
merujuk pada peneltitan terdahulu yang dilakukan oleh suryono dan prastiwi
(2011) dengan menambahkan variabel dewan komisaris dalam corporate
governance dan pengukuran profitabilitas tidak menggunakan ROA, melainkan
menggunakan ROE.
46
Tabel 2.2 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
No Faktor-Faktor Perbedaan
1 Tujuan Mengetahui peran corporate governance meliputi
dewan komisaris, komite audit, dewan direksi,
governance committe dan karakteristik perusahaan
yang meliputi profitabilitas, likuiditas, leverage,
aktivitas perusahaan, ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan sustainability report.
2 Variabel Menggunakan variabel corporate governance yang
diproksikan melalui dewan komisaris, komite audit,
dewan direksi dan governance committee, serta
variabel karakteristik perusahaan yang diproksikan
melalui profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas
perusahaan dan ukuran perusahaan.
3 Objek Penelitian Pada penelitian ini menggunakan objek perusahaan
yang terdaftar di BEI periode 2010-2011
Pada penelitian terdahulu menggunakan objek
perusahaan terdaftar di BEI periode 2007-2010
Sumber: Data diolah peneliti, 2013
2.3. Kerangka Berfikir dan Pengembangan Hipotesis
2.3.1. Kerangka Berfikir
Pengungkapan Sustainability Report dalam penelitian ini diperlakukan
sebagai variabel dependen yaitu variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti,
yang dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu Corporate Governance
dan Karakteristik Perusaahaan.
Sustainability Report merupakan salah satu proxy yang menggambarkan
mengenai kebijakan perusahaan terkait dengan pengungkapan sukarela.
Sustainability report mencakup pengungkapan kegiatan ekonomi, lingkungan dan
dampak sosial menjadi perhatian utama pelaporan non-keuangan sebagai bentuk
transparansi perusahaan terhadap risiko yang akan dihadapi.
47
Perusahaan melakukan pengungkapan sustainability report sebagai bukti
bahwa perusahaan memiliki komitmen terhadap lingkungan sosialnya dan dapat
dinilai hasilnya oleh para pihak yang membutuhkan informasi tersebut.
Disamping itu, sustainability report merupakan salah satu instrumen yang dapat
digunakan oleh suatu organisasi baik pemerintah maupun perusahaan dalam
berdialog dengan masyarakat ataupun stakeholder-nya sebagai salah satu upaya
penerapan pendidikan pembangunan berkelanjutan (Luthfia, 2012).
Laporan tahunan (annual report) perusahaan merupakan informasi yang
disediakan oleh perusahaan mengenai keuangan dan aktivitas perusahaan.
Informasi keuangan dan aktivitas tersebut dapat digunakan untuk melihat
karakteristik perusahaan dan corporate governance.
Corporate governance diprediksi memiliki peran penting terhadap
pengungkapan sustainability report. Perusahaan dengan struktur good corporate
governance, memiliki kemungkinan besar untuk mengungkapkan laporan-laporan
bersifat voluntary. Adanya struktur corporate governance, meliputi dewan
komisaris, komite audit, dewan direksi dan governance committee diharapkan
mampu memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk
pengungkapan suatu laporan. Peran corporate governance dinilai mampu
meningkatkan pengungkapan sustainability report yang berdasarkan
pembangunan berkelanjutan sebagai informasi lebih dan nilai tambah perusahaan.
Coller dan Gregory (Sembiring, 2005) menyatakan bahwa semakin besar
jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk
mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif.
48
Menurut Sembiring (2005), dikaitkan dengan pengungkapan informasi oleh
perusahaan, kebanyakan penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara
berbagai karakteristik dewan komisaris dengan tingkat pengungkapan informasi
oleh perusahaan. Penelitian Sembiring (2005), dewan komisaris yang diproksi
dengan jumlah anggota dewan komisaris, menunjukkan pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Dapat
disimpulkan bahwa dewan komisaris berperan positif terhadap pengungkapan
Sustainability Report.
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya (Handayani, 2011).
Menurut Suryono dan Prastiwi (2011) semakin berkualitas komite audit, maka
mereka akan semakin dapat memahami makna strategis dari pengungkapan
informasi dan apa yang dibutuhkan stakeholder secara luas. Suryono (2011)
menemukan adanya pengaruh secara signifikan komite audit terhadap
pengungkapan Sustainability Report. Keberadaan komite audit membantu dalam
menjamin pengungkapan, baik pengungkapan bersifat wajib maupun sukarela.
Dapat disimpulkan bahwa komite audit berperan positif terhadap pengungkapan
Sustainablity Report.
Keefektifan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh
bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir. Dalam penerapannya,
pelaksanaan good corporate governance sangat bergantung pada fungsi-fungsi
dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan
(Suryono, 2011). Suryono dan Prastiwi (2011), menemukan bukti empiris bahwa
49
dewan direksi berpengaruh positif sigifikan terhadap pengungkapan sustainability
report. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Luthfia (2012) megemukakan bahwa dewan direksi memilki tanggung jawab
dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang dipublikasikan melalui
sustainability report. Dapat disimpulkan bahwa dewan direksi berperan positif
terhadap pengungkapan Sustainability Report.
Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota
dewan direksi. Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat
diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota
governance committee yang berkompeten dan berkualitas. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dilling (2010), menunjukkan bahwa governance committee
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Luthfia
(2012) mengemukakan bahwa adanya prinsip responsibilitas dalam pencapaian
good corporate governance, maka governance committee sebagai komite
penunjang pelaksanaan good corporate governance maka komite ini dapat
merekomndasikan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui
sustainability report. Dapat disimpulkan bahwa governance committee berperan
positif terhadap pengungkapan Sustainability Report.
Karakteristik perusahaan dapat memberikan informasi mengenai kondisi
perusahaan. Oleh karena itu, karakteristik perusahaan diduga memilki peran
penting dalam pengungkapan sustainability report. Perusahaan dengan
kemampuan menghasilkan laba tinggi (profitabilitas), kemampuan memenuhi
kewajiban jangka panjang (likuiditas), kemampuan kewajiban keuangan untuk
50
jangka panjang dan jangka pendek (leverage), kemampuan dalam pengelolaan
aktiva (aktivitas perusahaan), dan ukuran perusahaan yang semakin besar akan
memungkinkan untuk mengungkapakan informasi lebih luas, termasuk informasi
bersifat voluntary. Adanya informasi lebih mengenai karakteristik perusahaan,
maka semakin mungkin untuk melakukan pengungkapan sustainability report
(Suryono dan Prastiwi, 2011).
Menurut Almilia (2008), perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas
tinggi cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi karena ingin
menunjukkan kepada publik dan stakeholder bahwa perusahaan memiliki tingkat
profitabilitas tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain. Jati (Suryono, 2011)
mengemukakan bahwa pertumbuhan tingkat profitabilitas yang semakin tinggi
dan berkesinambungan akan mendorong perusahaan akan melakukan
pengungkapan yang lebih fleksibel dan bebas dalam mengungkapkan
pertanggungjawaban sosial yang dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability Report.
Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi berarti menandakan
kemampuan besar untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat
waktu (Suryono, 2011). Hal ini didukung oleh Burton, dkk (Almilia dan Devi,
2007) yang mengatakan tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya
kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan yang kuat akan mendorong
perusahaan untuk mengungkap lebih banyak informasi sebagai instrument untuk
meyakinkan para stakeholder-nya. Dapat disimpulkan bahwa likuiditas berperan
positif terhadap pengungkapan Sustainability Report.
51
Menurut Belkoui dan Karpik (Sembiring, 2005) keputusan untuk
mengungkapkan informasi sosial, akan diikuti pengeluaran untuk pengungkapan
yang dapat menurunkan pendapatan. Artinya, leverage memberikan respon yang
buruk bagi para stakeholder. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh Almilia (2008) yang mengemukakan bahwa leverage berpengaruh
negatif terhadap pengungkapan sukarela Internet Sustainability Reporting. Dapat
disimpulkan bahwa leverage berperan negatif terhadap pengungkapan
Sustainability Report.
Tingginya rasio aktivitas perusahaan mencerminkan kemampuan dana yang
tertanam dalam perputaran seluruh aktivanya pada suatu periode tertentu
(Setiawan dalam Suryono, 2011). Rasio aktivitas merupakan kemampuan dana
yang tertananm dalam aktiva untuk kegiatan produksi dalam periode tertentu.
Rasio aktivitas yang tinggi menunjukkan semakin baik manajemen mengelola
aktiva, semakin efektif perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Dilling (2010)
menyatakan bahwa hampir tujuh puluh persen penelitian menyebutkan adanya
hubungan positif antara kinerja perusahaan dengan pengungkapan CSR.
Sustainability Report merupakan sarana pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Adanya kinerja perusahaan mengenai aktivitas perusahaannya, maka
memungkinkan perusahaan melakukan pengungkapan sustainability report. Dapat
disimpulkan bahwa aktivitas perusahaan berperan positif terhadap peengungkapan
Sustainability Report.
Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi laporan
lebih banyak, dibandingkan perusahaan kecil. Menurut Cowen et. al.
52
(Sembiring, 2005) secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan,
dan perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih
besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang
memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin luas. Semakin besar perusahaan,
maka perusahaan cenderung mengungkapkan informasi lebih banyak, dan
memungkinkan perusahaan tersebut untuk mengungkapkan sustainability report.
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Almilia (2008) menyatakan bahwa
perusahaan berukuran besar cenderung memilki lingkungan informasi akuntansi
baik, sehingga berdampak perusahaan memiliki sumber daya cukup untuk
mengelola website yang mempublikasikan Sustainability Reporting. Dapat
disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berperan positif terhadap pengungkapan
Sustainability Report.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka model kerangka pemikiran
yang telah diurakan dapat digambarkan sebagai berikut:
53
Variabel Independen
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
2.3.2. Perumusan Hipotesis
Pengembangan hipotesis melalui telaah literature diarahkan untuk
menghasilkan perspektif teoritis untuk jawaban masalah atau pertanyaan
penelitian (Indriantoro dan Supomo, 1999). Berdasarkan landasan teori yang telah
dijelaskan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1 :Dewan komisaris berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability
Report.
H2 :Komite audit berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability Report
H4 (+)
H9 (+)
H8 (+)
H7 (-)
H6 (+)
H5 (+)
H3 (+)
H2 (+)
H1 (+)
Variabel Dependen
Komite Audit
Dewan Direksi
Governance Committee
Profitabilitas
Likuiditas
Leverage
Aktivitas
Ukuran
Pengungkapan
Sustainability
Report
Dewan Komisaris
54
H3 :Dewan Direksi berperan positif terhadap Pengungkapan Sustainability
Report
H4 :Governance Committee berperan positif terhadap Pengungkapan
Sustainability Report
H5 :Profitabilitas berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability
Report.
H6 :Likuiditas berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability Report
H7 :Leverage berperan negatif terhadap pengungkapan Sustainability Report
H8 :Aktivitas Perusahaan berperan positif terhadap pengungkapan Sustainabilty
Report
H9 :Ukuran perusahaan berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability
Report
55
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan jenis data yang
digunakan adalah sekunder yaitu annual report dan sustainability report
perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011. Data yang
diperlukan meliputi data pengungkapan Sustainability Report, Annual Report dan
laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor independen untuk
melihat informasi corporate governance dan karakteristik perusahaan. Data
tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia di http://www.idx.co.id
serta website resmi masing-masing perusahaan.
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010-2011. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
menerbitkan Annual Report dan Sustainability Report yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2011 (kecuali banking, credit agencies other than
bank, securities, dan insurance). Pemilihan sampel kecuali banking, credit
agencies other than bank, securities, dan insurance dikarenakan perbedaan dalam
analisis kinerja keuangan yang dilakukan dan dikhawatirkan perusahaan-
perusahaan tersebut melakukan aktivitas yang cenderung sebagian besar terfokus
pada keuangan, sehingga diindikasikan akan memiliki karakteristik perusahaan
56
(kinerja keuangan) yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan sampel lain pada
umumnya. Pemilihan sampel berdasarkan metode purposive sampling dengan
tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.
Sampel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
perusahaan yang mengungkapkan SR dan perusahaan yang tidak mengungkapkan
SR.
Adapun kriteria yang digunakan untuk perusahaan yang mempublikasikan
SR dan tidak mempublikasikan SR adalah:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011 kecuali
banking, credit agencies other than bank, securities, dan insurance.
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan (annual
report) tahun 2010-2011.
3. Perusahaan menampilkan data yang dapat digunakan untuk menganalisis
peran corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap
pengungkapan sustainability report.
Adapun proses pemilihan sampel dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan terdaftar di BEI tahun 2010-2011 kecuali
banking, credit agencies other than bank, securities,
insurance.
321
2 Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dan annual
report tahun 2010-2011
197
57
No Kriteria Jumlah Perusahaan
3 Peusahaan menampilkan data yang dapat digunakan
untuk menganalisis peran corporate governance dan
karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan SR.
61
Jumlah perusahaan sampel yang digunakan 61
Tahun amatan 2
Jumlah unit analisis 122
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 pada lampiran 1
Sampel yang masuk kriteria menghasilkan sebanyak 61 perusahaan
manufaktur. Dua tahun pengamatan 2010-2011 diperoleh unit analisis sampel
sebanyak 122 annual report. Adapun sampel perusahaan dapat dilihat pada
lampiran 2.
.
3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan
sustainability report (laporan keberlanjutan) suatu perusahaan. Variabel ini
merupakan variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1
untuk perusahaan yang melakukan pengungkapan sustainability report dan 0
untuk perusahaan tidak melakukan pengungkapan sustainability report.
58
3.3.2. Variabel Bebas atau Independent Variable
3.3.2.1.Corporate Governance
Corporate governance suatu perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari
dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, dan keberadaan governance
committee yang dimiliki perusahaan.
1. Dewan Komisaris
Menurut Mulyadi (2002), dewan komisaris merupakan wakil dari para
pemegang saham yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang
dilakukan oleh manajemen dan mencegah pengendalian yang terlalu banyak
di tangan manajemen. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk
menentukan apakah manajemen telah memenuhi tanggung jawab mereka
dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern.
Variabel ini diukur dengan menghitung jumlah dewan komisaris dalam
suatu perusahaan yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan.
2. Komite Audit
Menurut Jati (Suryono, 2011), komite audit merupakan komite yang
ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan
audit eksternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki
tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen
melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi.
Variabel ini diukur dengan melihat jumlah rapat antara anggota komite
audit. Jumlah rapat akan mencerminkan keefektifan dalam komunikasi dan
59
koordinasi antara anggota komite audit untuk mewujudkan good corporate
governance.
3. Dewan Direksi
Menurut UU PT No.1 Tahun 1995, dewan direksi merupakan bagian dari
peseroan yang bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan perseroan
untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di
dalam maupun di lur pengadilan. Dewan Direksi diukur dengan melihat
jumlah rapat selama periode 1 tahun.
4. Governance Committee
Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota
dewan direksi (Willey dalam Luthfia, 2012). Komite ini bertugas untuk
mengembangkan dan merekomendasi kepada dewan, pedoman dalam
pelaksanaan dan etika corporate governance. Governance Committee diukur
dengan variabel dummy, yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang sudah
membentuk governance committee, dan 0 untuk perusahaan belum
membentuk governance committee.
3.3.2.2.Karakteristik Perusahaan
Karakteristik Perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari profitabilitas,
likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan.
1. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham
60
(Mamduh dan Abdul Halim dalam Almilia, 2007). Variabel ini diukur
dengan ROE (Return on Equity)
2. Likuiditas
Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
jangka pendek dengan melihat aktiva lancar perusahaan terhadap hutang
lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan)
(Mamduh dan Abdul Halim dalam Almilia, 2007). Variabel ini diukur
dengan Current Ratio.
3. Leverage
Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang jika suatu
perusahaan dilikuidasi (Hadiningsih dalam Suryono, 2011). Variabel
leverage dalam penelitian ini diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER)
4. Aktivitas Perusahaan
Aktivitas perusahaan menggambarkan hubungan antara tingkat operasi
perusahaan (sales) dengan asset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
61
operasi-operasi perusahaan (Hadiningsih dalam Suryono, 2011). Rasio
aktivitas dalam penelitian ini diukur melalui Inventory Turnover.
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan mengambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan,
dan rata-rata total aktiva (Ferry dan Jones dalam Andriyanti, 2007). Ukuran
Perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan nilai log of total asset yang
dimiliki oleh masing-masing perusahaan.
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
Data
1. Dependen:
Sustainability
Report
Laporan mengenai dampak
ekonomi, lingkungan, dan
sosial yang disajikan terpisah
dari laporan keuangan dan
laporan tahunan.
Ya=1
Tidak=0
Nominal
2. Independen:
Dewan
Komisaris
Merupakan wakil dari para
pemegang saham yang
berfungsi mengawasi
pengelolaan perusahaan yang
dilakukan oleh manajemen
dan mencegah pengendalian
yang terlalu banyak di tangan
manajemen.
Jumlah anggota
dewan komisaris
Rasio
62
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
Data
3. Komite Audit komite audit merupakan
komite yang ditunjuk oleh
perusahaan sebagai
penghubung antara dewan
direksi dan audit eksternal,
internal auditor serta anggota
independen, yang memiliki
tugas untuk memberikan
pengawasan auditor,
memastikan manajemen
melakukan tindakan korektif
yang tepat terhadap hukum dan
regulasi
Jumlah rapat
komite audit
Rasio
4. Dewan
Direksi
Dewan direksi merupakan
bagian perseroan yang
bertanggung jawab penuh
terhadap kepengurusan
perseroan untuk kepentingan
dan tujuan perseroan serta
mewakili perseroan baik di
dalam maupun di luar
pengadilan, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Jumlah rapat
dewan direksi
Rasio
5. Governance
Committee
Komite yang terdiri dari
beberapa anggota dewan
direksi
Ya=1
Tidak=0
Nominal
6. Profitabilitas Rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dalam
upaya meningkatkan nilai
pemegang saham
ROE= Laba
bersih setelah
pajak/Ekuitas
Rasio
7. Likuiditas Rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam
jangka pendek dengan melihat
aktiva lancar perusahaan
terhadap hutang lancarnya
Current Ratio=
Aktiva
lancar/Kewajiban
lancar
Rasio
8. Leverage Kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban
keuangannya, baik jangka
pendek maupun jangka
panjang jika perusahaan
dilikuidasi
DER= Total
Kewajiban/Total
Ekuitas
Rasio
63
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
Data
9. Aktivitas
Perusahaan
Mengambarkan hubungan
antara tingkat operasi
perusahaan (sales) dengan
asset yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan operasi-
operasi perusahaan
Inventory
turnover=
Penjualan/
Persediaan
Rasio
10. Ukuran
Perusahaan
Menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan
yang ditunjukkan oleh total
aktiva, jumlah penjualan, rata-
rata total penjualan dan rata-
rata total aktiva
Log Total Aset Rasio
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder dalam bentuk
laporan keuangan, laporan tahunan (annual report) dan sustainability report
(laporan kebelanjutan) perusahaan yang dijadikan sebagai subyek penelitian. Data
penelitian berupa data kuantitatif dari laporan keuangan dan laporan tahunan
(annual report) serta data kuantitatif Sustainability Report perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010–2011 (kecuali banking, credit
agencies other than bank, insurance, dan securities)
3.5. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunkan dalam penelitian ini adalah model
analisis regresi logistik. Dalam analisis regresi logistik, tidak memerlukan uji
asumsi klasik (Ghozali, 2011). Regresi logistik dipilih karena dalam penelitian ini
64
variabel bebas merupakan campuran antara variable metric dan non-metric, dan
variabel terikat merupakan variable dichotomous.
3.5.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan
gambaran tentang distribusi frekuensi variabel-variabel dalam penelitian ini, nilai
maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. jumlah dewan direksi,
jumlah rapat direksi, jumlah rapat komite audit, ROE, current ratio, debt to equity
ratio, inventory turnover, total aset,dapat diketahui nilai maksimum, nilai
minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasinya berdasarkan data olahan SPSS.
Governance committee dan sustainability report tidak diikutsertakan dalam
perhitungan descriptive statistics karena variabel-variabel tersebut memiliki skala
nominal. Skala nominal merupakan skala pengukuran kategori atau kelompok.
Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsic. Oleh
karena itu, tidak tepat apabila menghitung nilai rata-rata (mean) dan standar
deviasi dari variabel tersebut (Ghozali, 2011). Jadi, uji statistik yang sesuai
dengan skala nominal adalah uji statistik yang mendasarkan counting, seperti
modus dan frekuensi.
3.5.2. Regresi Logistik (Logistic Regression)
Alat analisis regresi yang digunakan jika variabel terikat merupakan skala
nominal adalah regresi logistik. Regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas,
heteroskedasitas, dan uji asumsi klasik pada variabel dependent-nya (Ghozali,
2011). Regresi logistik dipilih karena penelitian ini memiliki variabel dependent
65
yang dichotomous (Subramaniam dalam Suryono, 2011) dan variabel independent
yang bersifat kombinasi antara metric dan non metric (nominal). Uji ini digunakan
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana variabel-variabel corporate
governance dan karakteristik perusahaan mampu memberikan peran terhadap
pengungkapan sustainability report suatu perusahaan.
Variabel dependent yang digunakan dalam model merupakan variabel
dichotomous, karena perusahaan diklasifikasikan sebagai peusahaan yang
mengungkapkan sustainability report atau tidak. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah dewan komisaris, jumlah rapat
antara anggota komite audit, jumlah rapat antara anggota dewan direksi, dan ada
tidaknya pembentukan governance committee yang juga merupakan variabel
dichotomous serta tingkat profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas, dan ukuran
perusahaan.
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah
ada sebelumnya, maka model yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu :
Penjelasan:
SR = Variabel dummy, kategori perusahaan apakah mengungkapkan
Sustainability report (nilai 1) atau tidak mengungkapkan (nilai 0)
α = Konstanta
DK = Dewan Komisaris yang diproksikan melalui jumlah dewan
66
komisaris
KA = Komite audit yang diproksikan melalui jumlah rapat antar
anggota komite audit
DD = Dewan direksi yang diproksikan melalui jumlah rapat
antar anggota dewan direksi
CG = Variabel dummy, keberadaan governance committee
(nilai 1 untuk perusahaan yang memiliki dan nilai 0 untuk yang
tidak memiliki governance committee/komite GCG).
ROE = Profitabilitas yang diproksikan melalui perhitungan ROE.
CR = Likuiditas yang diproksikan melalui perhitungan Current Ratio.
DER = Leverage yang diproksikan melalui perhitungan DER.
ITO = Aktivitas perusahaan yang diproksikan melalui perhitungan
Inventory Turnover
LogTA = Ukuran perusahaan yang diproksikan melalui total asset
perusahaan.
Selanjutnya, berdasar hasil output SPSS yang diperoleh, akan dilakukan
analisis pengujian model regresi logistik melalui beberapa tahapan, Tahapan -
tahapan tersebut antara lain :
1. Menilai model regresi
Regresi logistik merupakan regresi yang telah mengalami modifikasi,
sehingga karakteristik yang ada juga tidak sama lagi dengan model regresi
sederhana atau berganda. Oleh karena itu, penentuan signifikansi juga berbeda
dengan regresi berganda, yaitu kesesuaian model (goodness of fit) dengan dilihat
67
dari R2 ataupun F test. Penilaian model regresi logistik dilihat dengan pengujian
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian ini dilakukan untuk
melakukan penilaian mengenai model yang dihipotesiskan agar data empiris
sesuai atau cocok dengan model. Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of
Fit Test statistic sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak.
Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara model dengan observasinya.
Dengan demikian, model Goodnes Fit tidak baik, karena model tidak dapat
memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow
Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak
yang berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan
model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali, 2011).
Hipotesis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ho = Model yang dihipotesiskan fit dengan data.
H1 = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.
2. Menilai Overall Model Fit
Menilai keseluruhan model (overall model fit) dengan menggunakan Log
Likehood value (nilai –2LL), yaitu dengan cara membandingkan antara nilai -2LL
pada awal (block number=0), model ini hanya memasukkan konstanta dengan
nilai -2LL. Pada bagian selanjutnya yaitu Block Number=1, model memasukkan
konstanta dan variabel independent. Kesimpulannya bila nilai -2LL Block
Number=0 > dari pada nilai Block Number=1, maka menunjukkan model regresi
yang baik. Log likehood pada regresi logistik, mirip dengan pengertian “Sum of
68
Square Error” pada model regresi, hal ini mengindikasikan penurunan nilai log
likehood menunjukkan model yang semakin baik.
3. Menguji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model mampu memberikan peran variabel terikat.
Menurut Metallia (Suryono, 2011) menyatakan bahwa koefisien regresi
ditentukan sebagai analisis pengujian hipotesis dengan beberapa kriteria, yaitu:
a. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5%, maka ada peluang
sekitar 95% yakin bahwa keputusannya tepat. Pada tingkat signifikansi (α)
sebesar 5 % hipotesis diterima, berarti hipotesis memiliki probabilitas
kesalahan 5% (0,05).
b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada nilai p-value:
1) Jika p-value lebih besar daripada (α) maka hipotesis ditolak, hal
tersebut berarti variabel tersebut tidak berperan terhadap
pengungkapan sustainability report oleh perusahaan.
2) Jika p-value lebih kecil daripada (α) maka dapat disimpulkan hipotesis
diterima yang berarti variabel tersebut berperan terhadap
pengungkapan sustainability report oleh suatu perusahaan.
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
terlihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Variabel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dan dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah dewan komisaris, komite audit,
dewan direksi, governance committee, profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas
perusahaan, ukuran perusahaan sedangkan variabel dependennya adalah
pengungkapan sustainability report.
1. Pengungkapan Sustainability report
Variabel dependen Pengungkapan Sustainability report merupakan variabel
dummy yang bernilai 1 dan 0, sehingga variabel Pengungkapan Sustainability
report tidak dapat ditentukan minimum, maksimum, mean, ataupun standar
deviasinya. Hasil frequency variabel dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kelas Frequency Variabel Pengungkapan SR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 96 78.7 78.7 78.7
1 26 21.3 21.3 100.0
Total 122 100.0 100.0
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 pada lampiran 3
70
Tabel 4.1 menunjukkan perusahaan yang mengungkapakan sustainability
report sebanyak 26 perusahaan atau 21.3%, sedangkan perusahaan tidak
mengungkapkan sustainability report sebanyak 96 perusahaan atau 78.7%. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan terdaftar di BEI belum melakukan
pengungkapan sustainability report sebagai bentuk laporan sukarela yang
disajikan secara terpisah dari annual report.
2. Dewan Komisaris
Variabel Dewan Komisaris merupakan variabel independen dalam
penelitian ini. Variabel ini diukur dengan melihat jumlah anggota dewan
komisaris suatu perusahaan. Hasil analisis descriptive statistics variabel dewan
komisaris dengan program SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Dewan Komisaris
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DK 122 2 11 5.67 2.002
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 pada lampiran 4
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah unit analisis dalam penelitian (N)
adalah 122. Variabel dewan komisaris dari sampel perusahaan yang memilki
jumlah dewan komisarsi paling rendah (minimum) adalah PT. Kawasan Industry
Jababeka, Tbk (KIJA) sebanyak 2 anggota dewan direksi, sedangkan paling tinggi
(maximum) adalah PT. Indosat, Tbk (ISAT) dan PT. Astra International, Tbk
(ASII) sebanyak 11 anggota dewan direksi. Variabel dewam komisaris memiliki
nilai rata-rata yang yang diperoleh dari jumlah anggota dewan komisaris sebesar
5,67 lebih besar dari standar deviasi yang hanya sebesar 2,002. Hasil ini
71
menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel dewan komisaris pada
perusahaan sampel tidak jauh beda atau hampir sama.
3. Komite Audit
Variabel Komite Audit merupakan variabel independen dalam penelitian ini.
Variabel ini diukur dengan melihat jumlah rapat komite audit dalam suatu
perusahaan. Hasil analisis descriptive statistics variabel komite audit dengan
program SPSS dapat dilihat dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Komite Audit
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KA 122 2 48 12.63 11.176
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 pada lampiran 5
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah unit analisis dalam penelitian (N)
adalah 122. Variabel komite audit dari sampel perusahaan yang memiliki jumlah
rapat komite audit paling sedikit (minimum) adalah PT. Suryamas Dutamakmur,
Tbk (SMDM), PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk (EPMT), dan PT. Ultra Jaya
Milk, Tbk (ULTJ) yaitu sebanyak 2 kali rapat, sedangkan jumlah rapat komite
audit paling banyak (maksimum) adalah PT. Kimia Farma sebanyak 48 kali rapat.
Nilai rata-rata yang diperoleh dari jumlah rapat anggota komite audit sebesar
12,63 lebih besar dari standar deviasinya yaitu sebesar 11.176. Hasil ini
menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel komite audit pada perusahaan
sampel tidak jauh beda atau hampir sama.
72
4. Dewan Direksi
Variabel Dewan Direksi merupakan variabel independen dalam penelitian
ini. Variabel ini diukur melalui jumlah rapat dewan direksi suatu perusahaan.
Hasil descriptive statistics variabel dewan direksi dengan program SPSS dapat
dilihat dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Dewan Direksi
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DD 122 2 56 19.80 14.753
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 pada lampiran 6
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah unit analisis dalam penelitian (N)
adalah 122. Variabel dewam direksi sampel perusahaan yang memiliki jumlah
rapat paling sedikit (minimum) adalah PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI), PT.
Enseval Putra Megatrading, Tbk (EPMT) dan PT. Semen Gresik, Tbk (SMGR)
sebanyak 2 kali rapat, sedangkan paling banyak (maksimum) adalah PT. Adhi
karya, Tbk (ADHI) sebanyak 56 kali rapat. Nilai rata-rata yang diperoleh dari
jumlah rapat anggota dewan direksi sebesar 19.80 , lebih besar dari standar
deviasi yang hanya sebesar 14.753. Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran data
untuk variabel dewan direksi pada perusahaan sampel tidak jauh beda atau hampir
sama.
5. Governance Committee
Variabel governance committee merupakan variabel independen dalam
penelitian ini. Variabel ini merupakan variabel dummy yang bernilai 1 dan 0,
sehingga variabel governance committee tidak dapat ditentukan minimum,
73
maksimum, mean ataupun standar deviasinya. Variabel ini diukur dengan melihat
apakah ada atau tidaknya komite good corporate governance, dengan memberi
skor 1 pada perusahaan yang membentuk komite GCG, dan nilai 0 pada
perusahaan tidak membentuk komite GCG. Hasil frequency variabel governance
committee dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Kelas Frequency Governance Committee
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 88 72.1 72.1 72.1
1 34 27.9 27.9 100.0
Total 122 100.0 100.0
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 pada lampiran 7
Tabel 4.5 menunjukkan perusahaan yang memiliki Governance Committee
dalam Corporate Governance sebanyak 34 perusahaan atau 27.9% sedangkan
perusahaan yang tidak memiliki Governance Committee sebanyak 88 perusahaan
atau 72.1%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang terdaftar di BEI rata-
rata belum memilki Governance Committee. Meskipun belum ada peraturan
mengenai pembentukan governance committee, namun ada beberapa perusahaan
yang memiliki kesadaran bahwa pembentukan governance committee dapat
menunjang kebijakan corporate governance (tata kelola perusahaan).
6. Profitabilitas (Return On Equity)
Variabel Profitabiltas merupakan variabel independen dalam penelitian ini.
Variabel ini diukur melalui Return on Equity (ROE) yaitu dengan membagi laba
bersih setelah pajak dengan jumlah ekuitas perusahaan. Hasil descriptive statistics
variabel profitabilitas dengan program SPSS dapat dilihat dalam tabel 4.6.
74
Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Profitabilitas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 122 -.18 .92 .1934 .15935
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 pada lampiran 8
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa perusahaan yang memilki ROE paling
rendah (minimum) adalah PT. Bakrie Telecom, Tbk (BTEL) sebesar -0,18,
sedangkan paling tinggi (maksimum) adalah perusahaan PT. Unilever, Tbk
(UNVR) sebesar 0,92. Nilai rata-rata yang diperoleh dari Return on Equity adalah
sebesar 0,1934, lebih besar dari standar deviasinya yang hanya sebesar 0,15935.
Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel profitabilitas pada
perusahaan sampel tidak jauh beda atau hampir sama.
7. Likuiditas (Current Ratio)
Variabel Likuiditas merupakan variabel independen dalam penelitian ini.
Variabel likuiditas diukur melalui Current Ratio yaitu dengan membagi Aset
Lancar dengan Kewajiban Lancar. Hasil descriptive statistics variabel likuiditas
dengan program SPSS dapat dilihat dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Likuiditas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CR 122 .32 12.01 2.0689 1.68486
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 pada lampiran 9
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki current ratio
paling rendah (minimum) adalah PT. Bakrie Telecom, Tbk (BTEL) sebesar 0.32,
75
sedangkan paling tinggi (maksimum) adalah PT. Suryamas Dutamakmur, Tbk
(SMDM) sebesar 12,01. Nilai rata-rata yang diperoleh dari current ratio adalah
2,0689 lebih besar dari standar deviasinya yaitu sebesar 1,68486. Hasil ini
menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel likuiditas pada perusahaan
sampel tidak jauh beda atau hampir sama.
8. Leverage (Debt Equity Ratio)
Variabel Leverage merupakan variabel independen dalam penelitian ini.
Variabel ini diukur melalui Debt Equity Ratio yaitu dengan membagi Total
Kewajiban dan Total Ekuitas. Hasil descriptive statistics variabel leverage dengan
program SPSS dapat dilihat dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Leverage
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 122 -1.90 5.96 1.2077 1.14133
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder olahan, 2013 pada lampiran 10
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki Debt Equity Ratio
paling rendah (minimum) adalah PT. Matahari Departement Store, Tbk (LPPF)
sebesar -1,90, sedangkan nilai Debt Equity Ratio paling besar adalah (maksimum)
adalah PT Intraco Penta, Tbk (INTA) sebesar 5,96. Nilai rata-rata yang diperoleh
dari Debt Equity Ratio adalah sebesar 1,2077 lebih besar dari standar deviasinya
yaitu sebesar 1,14133. Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel
leverage pada perusahaan sampel tidak jauh beda atau hampir sama.
76
9. Aktivitas Perusahaan (Inventory Turnover)
Variabel Aktivitas Perusahaan merupakan variabel independen dalam
penelitian ini. Variabel ini diukur melalui Inventory Turnover yaitu dengan
membagi Penjualan dengan Persediaan. Hasil descriptive statistics variabel
aktivitas perusahaan dengan program SPSS dapat dilihat dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Aktivitas Perusahaan
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ITO 122 .39 1653.21 54.3657 199.68145
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder olahan, 2013 pada lampiran 11
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki nilai Inventory
Turnover paling rendah (minimum) adalah perusahaan PT. Lippo Cikarang, Tbk
(LPCK) sebesar 0,39, sedangkan paling tinggi (maksimum) adalah PT.
Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGAS) sebesar 1653,21. Nilai rata-rata yang
diperoleh dari Inventory Turnover adalah sebesar 54,3657, lebih kecil dari standar
deviasinya yaitu sebesar 199,68145. Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran data
untuk variabel aktivitas perusahaan berbeda. Hal ini terlihat dari selisih angka
antara mean dan standar deviasi yang jauh berbeda atau terjadi penyimpangan.
10. Ukuran Perusahaan
Variabel Ukuran Perusahaan merupakan variabel independen dalam
penelitian ini. Variabel ini diukur melalui Log Total Asset. Hasil descriptive
statistics variabel ukuran perusahaan dengan program SPSS dapat dilihat dalam
tabel 4.10.
77
Tabel 4.10 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
L_TA 122 12.03 14.19 12.9005 .49058
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 pada lampiran 12
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki nilai Log Total
Asset paling rendah (minimum) adalah PT. Selamat Sempurna, Tbk (SMSM)
sebesar 12,03, sedangkan nilai paling besar (maksimum) adalah PT. Astra
International, Tbk (ASII) sebesar 14,19. Nilai rata-rata yang diperoleh dari log
total asset adalah sebesar 12,9005, lebih besar dari standar deviasinya hanya
sebesar 0,49058. Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel
ukuran perusahaan berbeda. Hal ini terlihat dari selisih antara mean dan standar
deviasi yang jauh berbeda.
4.1.2. Hasil Analisis Regresi Logistik
Pada penelitian ini, hipotesis dikembangkan dengan menggunakan analisis
regresi logistik. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS
versi 16 diperoleh output regresi logistik pada tabel 4.11
78
Tabel 4.11 Regresi Logistik Variabel In The Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a DK .066 .168 .155 1 .694 1.068 .768 1.486
KA .003 .025 .014 1 .905 1.003 .955 1.053
DD .043 .020 4.712 1 .030 1.044 1.004 1.086
GC 2.026 .644 9.908 1 .002 7.587 2.148 26.795
ROE 3.334 1.634 4.162 1 .041 28.044 1.140 689.851
CR .067 .207 .106 1 .745 1.070 .713 1.606
DER -.220 .275 .638 1 .424 .802 .468 1.377
ITO .001 .003 .210 1 .647 1.001 .995 1.007
L_TA 1.534 .743 4.263 1 .039 4.635 1.081 19.874
Constant -24.203 9.294 6.781 1 .009 .000
a. Variable(s) entered on step 1: DK, KA, DD, GC, ROE,
CR, DER, ITO, L_TA.
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 pada lampiran 13
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui persamaan regresi logistik dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
SR = -24.203 + 0.066 DK + 0.003 KA + 0.043 DD + 2.026 GC + 3.334
ROE + 0.067 CR - 0.220 DER + 0.001 ITO + 1.534 Log TA
Dari persamaan regresi logistik tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa log of odds perusahaan akan
mengungkapkan sustainability report secara positif berhubungan dengan
dewan komisaris. Jika komite audit (KA), dewan direksi (DD), governance
committee (GC), return on equity (ROE), current ratio (CR), debt equity
ratio (DER), inventory turnover (ITO) dan log total asset (Log TA)
79
dianggap konstan, maka log of odds pengungkapan sustainability report
akan naik menjadi 0.066 untuk setiap kenaikan satu unit dewan komisaris
(DK).
2. Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa log of odds perusahaan akan
mengungkapkan sustainability report secara positif berhubungan dengan
komite audit. Jika dewan direksi (DD), governance committee (GC), return
on equity (ROE), current ratio (CR), debt equity ratio (DER), inventory
turnover (ITO), log total asset (Log TA) dan dewan komisaris (DK)
dianggap konstan, maka log of odds pengungkapan sustainability report
akan naik menjadi 0.003 untuk setiap kenaikan satu unit komite audit (KA)
3. Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa log of odds perusahaan akan
mengungkapkan sustainability report secara positif berhubungan dengan
dewan direksi. Jika governance committee (GC), return on equity (ROE),
current ratio (CR), debt equity ratio (DER), inventory turnover (ITO), log
total asset (Log TA), dewan komisaris (DK), dan komite audit (KA)
dianggap konstan, maka log of odds pengungkapan sustainability report
akan naik menjadi 0.043 untuk setiap kenaikan satu unit dewan direksi
(DD).
4. Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa log of odds perusahaan akan
mengungkapkan sustainability report secara positif berhubungan dengan
governance committee . Jika return on equity (ROE), debt equity ratio
(DER), current ratio (CR), inventory turnover (ITO), log total asset (Log
TA), dewan komisaris (DK), komite audit (KA) dan dewan direksi (DD)
80
dianggap konstan, maka log of odds pengungkapan sustainability report
akan naik menjadi 2.026 untuk setiap kenaikan satu unit governance
committee (GC).
5. Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa log of odds perusahaan akan
mengungkapkan sustainability report secara positif berhubungan dengan
return on equity. Jika current ratio (CR), debt equity ratio (DER), inventory
turnover (ITO), log total asset (Log TA), dewam komisaris (DK), komite
audit (KA), dewan direksi (DD), dan governance committee (GC) dianggap
konstan, maka log of odds pengungkapan sustainability report akan naik
menjadi 3.334 untuk setiap kenaikan satu unit return on equity (ROE).
6. Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa log of odds perusahaan akan
mengungkapkan sustainability report secara positif berhubungan dengan
current ratio. Jika debt equity ratio (DER), inventory turnover (ITO), Log
total asset (Log TA), dewan komisaris (DK), komite audit (KA), dewan
direksi (DD), governance committee (GC), dan return on equity (ROE)
dianggap konstan, maka log of odds pengungkapan sustainability report
akan naik menjadi 0.067 untuk setiap kenaikan satu unit current ratio (CR).
7. Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa log of odds perusahaan akan
mengungkapkan sustainability report secara negatif berhubungan dengan
debt equity ratio. Jika inventory turnover (ITO), log total asset (Log TA),
dewan komisaris (DK), komite audit (KA), dewan direksi (DD), governance
committee (GC), return on equity (ROE), dan current ratio (CR) dianggap
81
konstan, maka log of odds pengungkapan sustainability report akan turun
menjadi 0.220 untuk setiap kenaikan satu unit debt equity ratio (DER).
8. Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa log of odds perusahaan akan
mengungkapkan sustainability report secara positif berhubungan dengan
inventory turnover. Jika log total asset (Log TA), dewan komisaris (DK),
komite audit (KA), dewan direksi (DD), governance committee (GC), return
on equity (ROE), current ratio (CR) dan debt equity ratio (DER) dianggap
konstan, maka log of odds pengungkapan sustainability report akan naik
menjadi 0.001 untuk setiap kenaikan satu unit inventory turnover (ITO).
9. Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa log of odds perusahaan akan
mengungkapkan sustainability report secara positif berhubungan dengan log
total asset. Jika dewan komisaris (DK), komite audit (KA), dewan direksi
(DD), governance committee (GC), return on equity (ROE), current ratio
(CR), dan inventory turnover (ITO) dianggap konstan, maka log of odds
pengungkapan sustainability report akan naik menjadi 1.534 untuk setiap
kenaikan satu unit log total asset (Log TA)
10. Log of odds pengungkapan sustainability report akan berada pada high
investment grade secara positif berhubungan dengan dewan komisaris (DK),
secara positif berhubungan dengan komite audit (KA), secara positif
berhubungan dengan dewan direksi (DD), secara positif berhubungan
dengan governance committee (GC), secara positif berhubungan dengan
return on equity (ROE), secara positif berhubungan dengan current ratio
(CR), secara negatif berhubungan dengan debt equity ratio (DER), secara
82
positif berhubungan dengan inventory turnover (ITO) dan secara positif
berhubungan dengan log total asset (Log TA).
4.1.3. Overall Model Fit
Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L
terdiri dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan
menggambarkan data input.
Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial -2LL function)
dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model
yang dihipotesiskan fit dengan data. Berikut hasil penelitian dengan
menggunakan program SPSS versi 16 diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 4.12 Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 126.936 -1.148
2 126.406 -1.300
3 126.405 -1.306
4 126.405 -1.306
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 126.405
c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter
estimates changed by less than .001.
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 pada lampiran 14
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat dari nilai statistic -2LogL yaitu tanpa
variabel hanya konstan saja sebesar 126.405 setelah dimasukkan 9 variabel baru
83
yang ditunjukkan tabel 4.13 maka nilai -2LogL turun menjadi 84.478 atau terjadi
penurunan sebesar 41.927. Penurunan ini signifikan atau tidak dapat dibandingkan
dengan df (selisih df dengan konstan saja dan df dengan 9 variabel independen).
Df1 = (n-k) 122 dan df2 = 122-9 = 113, jadi selisih df =122-113=9. Berdasarkan
tabel percentage points of the t distribution dengan df = 9 didapat angka 2.262.
Oleh karena 41.927 lebih besar dari nilai tabel (2.262), maka dapat dikatakan
bahwa selisih penurunan -2LogL signifikan. Hasil ini berarti penambahan variabel
independen dewan komisaris, komite audit, dewan direksi, governance committee,
profitabilitas (return on equity), likuiditas (current ratio), leverage (debt equity
ratio), aktivitas perusahaan (inventory turnover) dan log total asset kedalam
model memperbaiki model.
Tabel 4.13 Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell
R Square
Nagelkerke R
Square
1 84.478a .291 .451
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than .001.
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 pada lampiran 14
Nagelkarke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell R
Square untuk memastikan bahwa nilaiinya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu).
Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell R Square dengan nilai
maksimumnya. Nilai Negelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R2
pada multiple regression. Dilihat dari output SPSS pada tabel 4.13 menunjukkan
bahwa nilai Cox Snell R Square sebesar 0,291 dan nilai Nagelkerke R2
adalah
84
0,451. Hasil ini berarti bahwa variabilitas variabel dependen (sustainability
report) yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen (dewan
komisaris, komite audit, dewan direksi, governance committee, profitabilitas,
likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan, dan ukuran perusahaan) sebesar 45,1%.
4.1.4. Analisis Uji Kelayakan Model Regresi
Uji Kelayakan Model Regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test
menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak
ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika
nilai Hosmer and Lemeshow Goodnes of Fit Test statistic sama dengan atau
kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan
antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik
karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistics
Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol
tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau
dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
Berikut adalah hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS 16 diperoleh
output tabel 4.14
Tabel 4.14 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 10.567 8 .227
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 pada lampiran 14
85
Tampilan output SPSS pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa besarnya nilai
statistic Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit sebesar 10.567 dengan
probabilitas signifikansi 0.227 diatas 0.05 maka model dikatakan fit dan model
dapat diterima.
4.1.5. Pengujian Hipotesis
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi logistik untuk
mengetahui peran dari masing-masing variabel independen yaitu dewan
komisaris, komite audit, dewan direksi, governance committee, profitabilitas
(return on equity), likuiditas (current ratio), leverage (debt equity ratio), aktivitas
perusahaan (inventory turnover), dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
sustainability report. Kriteria pengujian dengan tingkat kepercayaan yang
digunakan adalah 95% atau taraf signifikansi 5% (α = 0.05).
Tabel 4.15 menunjukkan hasil output SPSS versi 16 untuk uji hipotesis
dengan regresi logistik.
86
Tabel 4.15 Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a DK .066 .168 .155 1 .694 1.068 .768 1.486
KA .003 .025 .014 1 .905 1.003 .955 1.053
DD .043 .020 4.712 1 .030 1.044 1.004 1.086
GC 2.026 .644 9.908 1 .002 7.587 2.148 26.795
ROE 3.334 1.634 4.162 1 .041 28.044 1.140 689.851
CR .067 .207 .106 1 .745 1.070 .713 1.606
DER -.220 .275 .638 1 .424 .802 .468 1.377
ITO .001 .003 .210 1 .647 1.001 .995 1.007
L_TA 1.534 .743 4.263 1 .039 4.635 1.081 19.874
Constant -24.203 9.294 6.781 1 .009 .000
Variable(s) entered on step 1: DK, KA, DD, GC, ROE, CR,
DER, ITO, L_TA.
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 pada lampiran 14
Berdasarkan hasil output SPSS Versi 16, maka hasil uji hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebgaia berikut:
1. Hasil hipotesis pertama terlihat pada tabel 4.15. Variabel dewan komisaris
yang diukur dengan jumlah anggota dewan komisaris menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0.694 lebih besar dari taraf signifikansi, yaitu 5%
(0,05). Hasil ini berarti variabel independen dewan komisaris yang diukur
dengan jumlah anggota dewan komisaris tidak berperan positif terhadap
pengungkapan sustainability report.
2. Hasil hipotesis kedua terlihat pada tabel 4.15. Variabel komite audit yang
diukur dengan jumlah rapat komite audit menunjukkan nilai signifikansi
sebesar 0.905 lebih besar dari taraf signifikansi , yaitu 5 % (0.05). Hasil ini
87
berarti variabel independen komite audit tidak berperan positif terhadap
pengungkapan sustainability report.
3. Hasil hipotesis ketiga terlihat pada tabel 4.15. Variabel dewan direksi yang
diukur dengan jumlah rapat dewan direksi menunjukkan nilai signifikansi
sebesar 0.030 lebih kecil dari taraf signifikansi, yaitu 0.05. Hasil ini berarti
variabel independen dewan direksi berperan positif terhadap pengungkapan
sustainability report.
4. Hasil hipotesis keempat terlihat pada tabel 4.15. Variabel governance
committee yang diukur dengan variabel dummy menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0.02 lebih kecil dari taraf signifikansi, yaitu 0.05. Hasil
ini berarti variabel governance committee berperan positif terhadap
pengungkapan sustainability report.
5. Hasil hipotesis kelima terlihat pada tabel 4.15. Variabel profitabilitas yang
diukur dengan return on equity (ROE) menujukkan nilai signifikansi sebesar
0.041 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0.05. Hasil ini berarti variabel
profitabilitas berperan positif terhadap pengungkapan sustainability report.
6. Hasil hipotesis keenam terlihat pada tabel 4.15. Variabel likuiditas yang
diukur dengan current ratio menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0.745
lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0.05. Hasil ini berarti variabel
likuiditas tidak berperan terhadap pengungkapan sustainability report.
7. Hasil hipotesis ketujuh terlihat pada tabel 4.15. Variabel leverage yang
diukur dengan debt equity ratio menunjukkan hasil signifikansi sebesar
88
0.424 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0.05. Hasil ini berarti variabel
leverage tidak berperan terhadap pengungkapan sustainability report.
8. Hasil hipotesis kedelapan terlihat pada tabel 4.15. Variabel aktivitas
perusahaan yang diukur dengan inventory turnover menunjukkan hasil
signifikansi sebesar 0.647 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0.05. Hasil
ini berarti variabel aktivitas perusahaan tidak berperan terhadap
pengungkapan sustainability report.
9. Hasil hipotesis kesembilan terlihat pada tabel 4.15. Variabel ukuran
perusahaan yang diukur dengan Log total asset menunjukkan hasil
signifikansi sebesar 0.039 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0.05. hasil
ini bararti variabel ukuran perusahaan berperan terhadap pengungkapan
sustainability report.
Hasil output uji hipotesis dengan regresi logistic SPSS versi 16 diringkas
dalam tabel 4.16
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
No Hipotesis Keterangan Hasil
1 H1 Dewan Komisaris berperan positif
terhadap pengungkapan SR
Ditolak dengan
sig. 0.694>0.05
2 H2 Komite Audit berperan positif terhadap
pengungkapan SR
Ditolak dengan
sig. 0.905>0.05
3 H3 Dewan Direksi berperan positif
terhadap pengungkapan SR
Diterima dengan
sig. 0.030<0.05
4 H4 Governance Committee berperan positif
terhadap pengungkapan SR
Diterima dengan
sig. 0.002<0.05
89
No Hipotesis Keterangan Hasil
5 H5 Profitabilitas berperan positif terhadap
pengungkapan SR
Diterima dengan
sig. 0.041<0.05
6 H6 Likuiditas berperan positif terhadap
pengungkapan SR
Ditolak dengan
sig. 0.745>0.05
7 H7 Leverage berperan negatif terhadap
pengungkapan SR
Ditolak dengan
sig. 0.424>0.05
8 H8 Aktivitas berperan positif terhadap
pengungkapan SR
Ditolak dengan
sig. 0.647>0.05
9 H9 Ukuran Perusahaan berperan positif
terhadap pengungkapan SR
Diterima dengan
sig. 0.039<0.05
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 pada lampiran 14
4.2. Pembahasan
4.2.1. Dewan Komisaris tidak berperan positif terhadap pengungkapan
Sustainability report
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa variabel dewan komisaris yang
diukur dengan jumlah anggota dewan komisaris memiliki signifikansi sebesar
0.694. Angka tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0.05). Berdasarkan
hasil tersebut, maka H0 diterima, dan menolak Ha yang menyatakan bahwa
dewan komisaris yang diukur dengan jumlah anggota dewan komisaris berperan
positif terhadap pengungkapan Sustainability Report. Hasil ini menunjukkan
bahwa angka dewan komisaris tidak memiliki peran terhadap pengungkapan
Sustainability report.
Hasil statistik deskriptif variabel dewan komisaris menunjukkan bahwa nilai
mean 0.1934 dan sebagian besar nilai dari data mencapai 53.3% berada di bawah
90
nilai mean, artinya bahwa sebagian besar perusahaan sampel memiliki jumlah
dewan komisaris sedikit dan besar kecilnya ukuran dewan komisaris tidak dapat
memberikan peran perusahaan dalam pengungkapan sustainability report. Hal
tersebut diindikasikan sebagai salah satu alasan hipotesis ditolak. Disamping itu,
dalam menentukan jumlah dewan komisaris, perlu diperhatikan mengenai
komposisi, kompetensi, dan integritas agar mampu memberikan arahan kepada
manajemen dengan baik untuk mencapai transparansi penyampaian informasi
mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang disajkan dalam
sustainability report. Pada dasarnya, dewan komisaris dibentuk untuk
menjalankan fungsinya dengan baik dalam mengawasi/memonitoring manajemen
dalam mengelola perusahaan. Adanya peraturan mengenai pembentukan dewan
komisaris menyebabkan perusahaan membentuk dewan komisaris hanya sekedar
untuk memenuhi peratutan yang berlaku, sehingga fungsi dewan komisaris dalam
mengelola perusahaan kurang efektif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Ratnasari (2010), menyebutkan bahwa ukuran dewan komisaris tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan CSR dalamn
sustainability report. Pengawasan dewan komisaris tidak tergantung pada besar
kecilnya ukuran dewan komisaris. Jumlah dewan komisaris yang terlalu besar
akan membuat proses mencari kesepakatan dan membuat keputusan menjadi sulit
dan panjang, sehingga dewan komisaris tidak dapat menjalankan fungsinya secara
efektif (Muntoro dalam Ratnasari, 2010).
91
4.2.2. Komite Audit tidak berperan positif terhadap pengungkapan
Sustainability report
Hasil output SPSS menunjukkan variabel komite audit yang diukur dengan
jumlah rapat komite audit memiliki signifikansi sebesar 0.905. Angka tersebut
lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0.05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0
diterima dan Ha ditolak yang menyatakan bahwa komite audit berperan positif
terhadap pengungkapan Sustainability report. Hasil ini menunjukkan bahwa
angka komite audit tidak memiliki peran positif terhadap pengungkapan
Sustainability report.
Hasil statistik deskriptif variabel komite audit menunjukkan bahwa nilai
mean 12.63 dan sebagian besar nilai data yaitu mencapai 63.9% berada di bawah
nilai mean artinya bahwa sebagian besar perusahaan sampel memiliki jumlah
rapat komite audit sedikit. Hal tersebut diindikasikan sebagai salah satu alasan
hipotesis ditolak, karena frekuensi sebarapa sering pertemuan yang dilakukan oleh
komite audit tidak dapat memberikan peran perusahaan dalam pengungkapaan
sustainability report. Disamping itu, komite audit tidak berperan dalam
pengungkapan sustainability report mengindikasikan bahwa rapat komite audit
dilakukan hanya untuk memenuhi ketentuan perusahaan dalam mewujudkan good
corporate governance. Disamping itu, komite audit dibentuk dengan tujuan
utama untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam
setiap pertemuannya komite audit lebih fokus pada kualitas laporan keuangan
daripada sustainability report yang bersifat voluntary.
92
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian sebelunmnya yang
telah dilakukan oleh Dilling (2010), Ratnasari (2010), dan Luthfia (2012), yang
menyebutkan bahwa rapat komite audit tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap luas pengungkapan sustainability report. Hal ini terjadi dimungkinkan
karena rapat-rapat yang dilakukan kurang efektif, dikarenakan adanya dominasi
suara anggota komite audit yang mementingkan kepentingan pribadi atau
kelompoknya sehingga mengesampingkan kepentingan perusahaan (Muntoro
dalam Ratnasari, 2010).
4.2.3. Dewan Direksi berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability
report
Hasil output SPSS menunjukkan variabel dewan direksi yang diukur dengan
jumlah rapat dewan direksi memiliki signifikansi sebesar 0.030. Angka tersebut
lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0.05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0
ditolak dan Ha diterima yang menyatakan bahwa dewan direksi berperan positif
terhadap pengungkapan Sustainability report. Hasil ini menunjukkan bahwa
angka dewan direksi memiliki peran positif terhadap pengungkapan Sustainability
Report.
Hasil penelitian tersebut konsisten dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011) dan Luthfia (2012) menyatakan tugas
tanggung jawab sosial yang dimiliki dewan direksi menjabarkan bahwa dewan
direksi harus mempunyai perencanaan tertulis yang jelas dan fokus dalam
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Realisasi perencanaan tertulis
93
yang jelas mengenai tanggung jawab perusahaan dapat dipublikasikan melalui
sustainability report. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial yang diungkapkan
melalui sustainability report menegaskan bahwa perusahaan memperhatikan
stakeholder-nya untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat.
Menurut Suryono dan Prastiwi (2011), kinerja dewan direksi yang baik akan
mampu mewujudkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam
penerapannya, pelaksanaan good corporate governance sangat bergantung pada
fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak pengurus
perusahaan. Kemampuan dewan direksi dalam proses pengambilan keputusan
mempunyai peranan yang besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, frekuensi rapat
antar anggota dewan direksi menyebabkan semakin seringnya komunikasi serta
koordinasi antara anggota sehingga mempermudah dalam mewujudkan good
corporate governance.
4.2.4. Governance Committee berperan positif terhadap pengungkapan
Sustainability report
Hasil output SPSS menunjukkan variabel governance committee yang
diukur dengan variabel dummy memiliki signifikansi sebesar 0.002. Angka ini
lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0.05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0
ditolak dan Ha diterima yang menyatakan bahwa governance committee
berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability Report. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa angka governance committee memiliki peran positif terhadap
pengungkapan Sustainability report.
94
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Dilling (2010) dan Luthfia
(2012), menyatakan bahwa adanya pengaruh keberadaan governance committee
terhadap publikasi sustainability report. Governance committee merupakan
komite tambahan yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam mendukung
pelaksanaan good corporate governance. Salah satu prinsip GCG yaitu
responsibility mengharuskan perusahaan melakukan kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan sabagai bentuk perhatian terhadap stakeholder-nya serta untuk
mendapatkan pencitraan yang baik di mata masyarakat. Governance committee
merekomendasikan pengungkapan tanggung jawab sosial melalui sustainability
report.
Dilling (2010) menyatakan bahwa keberadaan governance committee
memilki hubungan dengan pengungkapan sustainability report suatu perusahaan.
Governance committee dapat memberikan rekomendasi berupa inisiatif untuk
melakukan pengungkapan sosial lingkungan yang lebih dalam mewujudkan salah
satu prinsip good corporate governance yaitu transparancy. Hal tersebut
diwujudkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial melalui sustainability
report sebagai respon perusahaan akan tekanan dari publik maupun sebagai reaksi
atas permintaan stakeholders.
4.2.5. Profitabilitas berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability
report
Hasil output SPSS menunjukkan variabel profitabilitas yang diukur dengan
return on equity (ROE) memiliki signifikansi sebesar 0.041. Angka ini lebih kecil
95
dari taraf signifikansi 5% (0.05). Berdasakan hasil tersebut, maka H0 ditolak dan
Ha diterima yang menyatakan bahwa profitabilitas berperan positif terhadap
pengungkapan Sustainability report. Hal tersebut menunjukkan bahwa angka
profitabilitas memiliki peran positif taerhadap pengungkapan Sustainability
Report.
Hasil peneilitian ini konsisten dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan
oleh Dilling (2010) serta Suryono dan Prastiwi (2011) menyatakan bahwa praktik
pengungkapan sustainability report dipengaruhi oleh profitabilitas perusahaan.
Artinya, profitabilitas mempengaruhi perusahaan untuk melakukan atau tidak
melakukan praktik pengungkapan sustainability report. Dilling (2010)
menyatakan bahwa pelaporan sustainability report memilki hubungan positif
secara signifikan dengan profit margin dan pertumbuhan jangka panjang.
Perusahaan dengan kemampuan kinerja keuangan yang baik, akan memilki
kepercayaan tinggi dalam memberikan informasi kepada stakeholder-nya karena
mampu menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat memenuhi harapan
mereka terutama investor dan kreditor. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas
tinggi akan mendorong para manajer melakukan pengungkapan informasi yang
lebih untuk meyakinkan investor dan kreditor terhadap profitabilitas perusahaan
termasuk pengungkapan sustainability report (Suryono, 2011). Hal ini
dikarenakan profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja yang harus
diungkapkan dalam sustainability report.
96
4.2.6. Likuiditas tidak berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability
report
Hasil output SPSS menunjukkan variabel likuiditas yang diukur dengan
current ratio memiliki signifikansi sebesar 0.745. Angka ini lebih besar dari taraf
signifikansi 5% (0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa H0 diterima dan Ha
ditolak yang menyatakan bahwa likuiditas berperan positif terhadap
pengungkapan Sustainability report. Berdasarkan angka signifikansinya,
menunjukkan bahwa angka likuiditas tidak memiliki peran positif terhadap
pengungkapan Sustainability report.
Hasil statistik deskriptif variabel likuiditas menunjukkan bahwa nilai mean
2.0689 dan sebagian besar nilai data mencapai 70.5% berada di bawah nilai mean,
artinya sebagian besar perusahaan sampel memiliki likuiditas yang rendah. Hal
tersebut diindikasikan sebagai salah satu alasan hipotesis ditolak, karena tingkat
likuiditas perusahaan tidak memiliki peran dalam pengungkapan sustainability
report . Disamping itu, sebagian besar perusahaan melakukan pengungkapan
sukarela dikarenakan untuk memperoleh image yang baik di mata para
stakeholder-nya. Marwata (Almilia dan Retrianasari, 2007) mengemukakan
bahwa likuiditas tidak memilki hubungan dengan kualitas pengungkapan sukarela
pada perusahaan publik di Indonesia. Pengungkapan sukarela merupakan bentuk
laporan tambahan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membentuk image
perusahaan seperti halnya pengungkapan informasi sosial dan lingkungan melalui
sustainability report. Oleh karena itu, likuiditas tidak berperan positif terhadap
pengungkapan sustainability report.
97
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Suryono dan Prastiwi (2011) serta Luthfia (2012) menyatakan bahwa
likuiditas adalah gambaran perusahaan untuk melunasi keuangan perusahaan
sebelum memberikan kredit agar tidak terjadi kredit macet. Suryono dan Prastiwi
(2011) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap praktik
pengungkapan sustainability report dikarenakan pemberi pinjaman lebih fokus
memperhatikan mengenai kinerja keuangan daripada informasi tambahan
mengenai aktivitas sosial dan lingkungan melalui sustainability report.
4.2.7. Leverage tidak berperan terhadap pengungkapan Sustainability report
Hasil output SPSS menunjukkan variabel likuiditas yang diukur dengan debt
equity ratio (DER) memilki signifikansi sebesar 0.424. Angka ini lebih besar dari
taraf signifikansi 5% (0.05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0 diterima dan
Ha ditolak yang menyatakan bahwa leverage berperan negatif terhadap
pengungkapan Sustainability report. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
likuiditas tidak memilki peran terhadap pengungkapan Sustainability report.
Hasil statistik deskriptif variabel leverage menunjukkan bahwa nilai mean
1.2077 dan sebagian besar nilai data yaitu mencapai 61.5% berada di bawah nilai
mean, artinya sebagian besar sampel penelitian memilki tingkat leverage yang
rendah. Hal tersebut diindikasikan sebagai alasan hipotesis ditolak, karena
leverage yang rendah tidak dapat memberikan peran perusahaan dalam
pengungkapan sustainability report.
98
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Almilia (2008) dan Suryono (2011) menyatakan bahwa tingkat leverage
tidak memiliki hubungan dengan praktik pengungkapan sustainability report.
Keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial akan diikuti pengeluaran untuk
pengungkapan yang dapat menurunkan pendapatan. Oleh karena itu, pihak
manajer berupaya mengurangi biaya-biaya (termasuk pengungkapan sosial dan
lingkungan) agar kinerja keuangan menjadi bagus. Perusahaan dengan leverage
tinggi akan menanggung monitoring cost tinggi pula dalam pengelolaan informasi
penciptaan laporan, sehingga perusahaan akan lebih memilih untuk mengurangi
tingkat pengungkapan laporan terutama yang bersifat sukarela seperti
sustainability report.
4.2.8. Aktivitas perusahaan tidak berperan positif terhadap pengungkapan
Sustainability report
Hasil output SPSS menunjukkan variabel aktivitas perusahaan yang diukur
drngan inventory turnover (ITO) memilki signifikansi sebesar 0.647. Angka ini
lebih besar dari taraf 5% (0.05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0 diterima
dan Ha ditolak yang menyatakan bahwa aktivitas perusahaan memilki peran
positif terhadap pengungkapan Sustainability report. Hal ini berarrti bahwa
variabel aktivitas perusahaan tidak memilki peran positif terhadap pengungkapan
Sustainabulity Report.
Hasil statistik deskriptif variabel aktivitas perusahaan menunjukkan bahwa
nilai mean 54.3657 dan sebagian besar nilai data yaitu mencapai 84.4% berada di
99
bawah nilai mean, artinya sebagian besar sampel penelitian memiliki rasio
inventory turnover yang rendah. Hal tersebut diindikasikan sebagai alasan
hipotesis ditolak karena perusahaan dengan tingkat inventory turnover rendah
tidak dapat memberikan peran terhadap pengungkapan sustainability report.
Disamping itu, tidak adanya peran aktivitas perusahaan terhadap pengungkapan
sustainability report diindikasikan pengambilan sampel yang kurang tepat. Hal ini
disebabkan jenis sampel penelitian yang masih bersifat heterogen, dimana metode
persediaan setiap jenis perusahaan berbeda.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Suryono (2011) dan Luthfia (2012) menyatakan bahwa aktivitas perusahaan
melalui perputaran persediaan tidak ada kaitannya dengan publikasi sustainability
report. Rasio analisis aktivitas lebih cenderung merefleksikan ketepatan
manajemen dalam memilih metode persediaan yang digunakan. Dalam hal ini,
seharusnya menajemen mengungkapkan sustainability report untuk memperluas
informasi kepada para stakeholder, bukan pemilihan metode persediaan untuk
mendapatkan laba sesuai dengan harapan.
4.2.9. Ukuran Perusahaan berperan positif terhadap pengungkapan
Sustaianbility Report
Hasil output SPSS menunjukkan variabel ukuran perusahaan yang diukur
dengan Total Asset memiliki signifikansi sebesar 0.039. Angka ini lebih kecil dari
taraf signifikansi 5% (0.05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0 ditolak dan Ha
diterima yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berperan positif terhadap
100
pengungkapan Sustainability report. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability report.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Almilia
(2008), Suryono (2011) dan Luthfia (2012) menyatakan bahwa hubungan size
perusahaan dengan indeks Internet Financial and Sustainability reporting
berbanding searah. Perusahaan size besar memilki lingkungan sistem informasi
akuntansi yang baik, sehingga berdampak bahwa perusahaan memilki sumber
daya yang cukup untuk mengelola website perusahaan dalam menyajikan
informasi keuangan dan non-keuangan perusahaan bagi pengguna informasi
dibandingkan dengan perusahaan size kecil.
Semakin besar suatu perusahaan, maka akan semakin mendapat perhatian
dari para stakeholder. Dalam hal tersebut, perusahaan berupaya untuk
mendapatkan legitimasi dari para stakeholder dengan mengungkapakan informasi
yang lebih, baik bersifat wajib maupun sukarela. Oleh karena itu, semakin besar
perusahaan, semakin memiliki kecenderungan untuk mengungkapkan informasi
lebih banyak, sehingga semakin mungkin untuk melakukan pengungkapan
sustainability report. Perusahaan dengan aktiva besar dimungkinkan akan
melakukan pengungkapan lebih lengkap. Alasannya adalah bahwa perusahaan
dengan total aktiva besar memiliki kemungkinan untuk dijadikan pencairan kredit.
Semakin banyak jumlah aktiva suatu perusahaan, maka pihak manajemen akan
lebih memperhatikan pengungkapan informasi sebagai bentuk akuntabilitas dan
permintaan dari stakeholders.
101
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis regresi logistik yang telah diuraikan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa:
1. Hasil pengujian hipotesis pertama, variabel Dewan Komisaris tidak
berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability Report.
2. Hasil pengujian hipotesis kedua, variabel Komite Audit tidak berperan
positif terhadap pengungkapan Sustainability Report.
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga, variabel Dewan Direksi berperan positif
terhadap pengungkapan Sustainability Report.
4. Hasil pengujian hipotesis keempat, variabel Governance Committee
berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability Report.
5. Hasil pengujian hipotesis kelima, variabel Profitabilitas berperan positif
terhadap pengungkapan Sustainability Report.
6. Hasil pengujian hipotesis keenam, variabel Likuiditas tidak berperan positif
terhadap pengungkapan Sustainability Report.
7. Hasil pengujian hipotesis ketujuh, variabel Leverage tidak berperan
terhadap pengungkapan Sustainability Report.
8. Hasil pengujian hipotesis kedelapan, variabel Aktivitas Perusahaan tidak
berperan positif terhadap pengungkapan Sustainability Report.
102
9. Hasil pengujian hipotesis kesembilan, variabel Ukuran Perusahaan berperan
positif terhadap pengungkapan Sustainability Report.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Sampel dari penelitian ini menggunakan semua jenis perusahaan kecuali
perusahaan keuangan sehingga hasilnya bersifat general dan tidak spesifik.
Peneliti selanjutnya diharapkan bisa menggunakan sampel perusahaan
dengan jenis perusahaan yang lebih spesifik, misalnya perusahaan
manufaktur.
2. Dalam penelitian ini, varaiabel dependen peneliti menggunakan variabel
dummy yang hanya melihat apakah perusahaan mengungkapakan atau tidak,
sehingga diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperhatikan luas
pengungkapan serta kualitas dari isi sustainability report dengan melihat
indikator-indikator pengungkapan yang sesuai dengan Pedoman
Sustainability Report GRI.
3. Legitimasi dari masyarakat dapat mengurangi konflik sosial, maka konflik
sosial dapat digunakan sebagai variabel dependen untuk penelitian
selanjutnya dan variabel sustainability report dapat dijadikan sebagai
variabel moderating.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan pengukuran variabel
yang berbeda, misalnya untuk variabel dewan komisaris diukur dengan
103
jumlah rapat anggota, untuk komite audit diukur dengan jumlah anggota
komite audit, likuiditas diukur dengan cash ratio, leverage diukur dengan
debt asset ratio, aktivitas perusahaan diukur dengan total asset turnover.
104
Daftar Pustaka
Akbar, Gita Nuurismaila. 2008. Pengungkapan Sustainability Report Tahun 2006
pada Enam Perusahaan di Industri Pertambangan. Skripsi. Bogor: Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. On line at
repository.ipb.ac.id. Diakses tanggal 7 November 2012.
Almilia, Luciana Spica dan Ikka Retrianasari. 2007. Analisis Pengaruh
Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam
Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Dalam
Proceeding Seminar Nasional. Inovasi dalam menghadapi Perubahan
Lingkungan Bisnis. Jakarta. On line at www.almilia.com. Diakses tanggal
20 November 2012
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Proceeding Seminar Nasional
manajemen SMART. Universitas Kristen Maranatha Bandung. 3 Maret
2007. On line at journal.uii.ac.id. Diakses tanggal 20 November 2012
Almilia, Luciana Spica. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Sukarela Internet Financial and Sustainability Reporting. Dalam Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 12 No. 2 Desember 2008. STIE
Perbanas Surabaya. Surabaya. On line at journal.uii.ac.id. Diakses tanggal
21 Juli 2012.
Andriyanti, Elyana Noor. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva
Modal Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEJ.
Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Anke, Fri Medistya. 2009. Analisis Penerapan Sustainability Report berdasarkan
Global Reporting Initiative (GRI) pada PT. Semen Gresik (Persero), Tbk”.
Diakses pada tanggal 11 November 2012.
Bapepam. 2000. Surat Edaran Bapepam, No.SE-03/PM/2000. Tentang Komite
Audit.
Dilling, Petra F.A. 2010. Sustainability Reporting In A Global Context : What Are
The Characteristics of Corporations That Provide High Quality
Sustainability Reports-An Empirical Analysis. Dalam International Business
& Economics Research Journal. Vol. 9, No. 1. New York Institute of
Technology. Canada. On line at www.journals.cluteonline.com. Diakses
tanggal 21 Juli 2012.
105
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi 3. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Global Reporting Initiative 2000-2006. 2006. Pedoman Laporan Keberlanjutan.
On line at http://www.globalreporting.org. Diakses tanggal 6 November
2012.
Handayani, Fitri. 2011. Hubungan Antara Karakteristik Corporate Governance
dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris
pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Indriantoro, Nur. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarya.
Jalal. 2007. Tentang Laporan Keberlanjutan Perusahaan. Lingkar Studi CSR.
Jakarta. On line at www.csrindonesia.com. Diakses tanggal 2 Desember
2012.
Jalal. 2010. Pelaporan Keberlanjutan dan Standar GRI G3-Sebuah Tinjauan.
Disampaiakan dalam Pelatihan Pelaporan Keberlanjutan Berdasarkan
Standar GRI G3. Bogor 29-30 Sepetember 2010. On line at
www.csrindonesia.com. Diakses tanggal 3 Januari 2013.
Jaya, Askar. 2004. Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Diakses tanggal 20 November 2012.
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum GCG
Indonesia. Jakarta: KNKG. Diakses tanggal 21 November 2012.
Luthfia, Khaula. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan,
Struktur Modal, dan Corporate Governance Terhadap Publikasi
Sustainability Report. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Mulyadi. 2002. Auditing: Buku 1 Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat
Purnamasari, Dewi. 2009. Analisis Penerapan Sustainability Report Berdasarkan
GRI pada Perusahaan Manufaktur Semen Gresik Tbk. Skripsi. Surabaya:
Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Ekonomi Perbanas.
106
Rahman, Taufik dan Jalal. 2008. CSR di Tahun 2008: Tak Ada Kecenderungan
Menyurut. Lingkar Studi CSR. Jakarta. On line at www.csrindonesia.com.
Diakses tanggal 26 Desember 2012.
Ramayana, Reza. 2009. Ironi tentang Pelaporan Berkelanjutan. Lingkar Studi
CSR. Bogor. On line at www.csrindonesia.com Diakses tanggal 25
Desember 2012.
Ratnasari, Yunita dan Andri Prastiwi. 2010. Pengaruh Corporate Governance
terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di
Dalam Sustainability Report. Universitas Diponegoro. Semarang. On line at
eprints.undip.ac.id. Diakses tanggal 1 November 2012.
Ratnasari, Yunita. 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Dalam Sustainability
Report. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Sembiring, E. R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek
Jakarta. Dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15–16 September
2005. On line at si.uns.ac.id. Diakses tanggal 25 November 2012.
Setiawan, Maman. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Karakteristik
Perusahaan dan Karakteristik Tata Kelola Korporasi terhadap Kinerja
Perusahaan. Dalam Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas
Padjajaran. Bogor. On line at pustaka.unpad.ac.id. Diakses tanggal 20
November 2012.
Sobur, Alex. 2005. Peliputan Isu Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan.
Mediator. Vol. 6, No.2. Jakarta. On line at mediator.fikom.unisba.ac.id
Diakses tanggal 25 Desember 2012.
Sukada, Sonny dan Jalal. 2008. Pelaporan Keberlanjutan: Alat Akuntabilitas dan
Manajemen. Dalam Pelatihan CSR: Strategy, Management and Leadership.
Jakarta, 13 Februari 2008. On line at www.csrindonesia.com Diakses
tanggal 25 Desember 2012.
Suryono, Hari. 2011. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Praktik
Pengungkapan Sustainability Report (Studi pada Perusahaan-Perusahaan
yang Listed (Go Public) di BEI 2007-2009). Skripsi. Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
107
Suryono, Hari dan Andri Prastiwi. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan
Corporate Governnce Terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability
Report. Dalam Simposium Nasional Akuntansi XIV. Banda Aceh, 21-22 Juli
2011.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Utomo, N. A. dkk. 2010. Peraturan Saja Tidak Cukup. Brief CIFOR. Jakarta. On
line at www.cifor.org. Diakses tanggal 24 Desember 2012.
Waryanto, 2010. Pengaruh Krakteristik Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) di
Indonesia. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
108
Proses Seleksi Sampel Perusahaan Menurut Kriteria
No Kode Nama Perusahaan
Terdaftar di BEI
tahun 2010-2011
(kecuali jasa
keuangan)
Menerbitkan
Laporan keuangan
dan Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
1 AALI PT. Astra Agro Lestari, Tbk v v v
2 ABBA PT Mahaka Media, Tbk v v -
3 ACES PT Ace Hardware Indonesia, Tbk v v -
4 ADES PT Akasha Wira International Tbk v v -
5 ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk v v v
6 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk v - -
7 ADRO PT Adaro Energy Tbk v v v
8 AIMS PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk v - -
9 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk v v v
10 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk v - -
11 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk v - -
12 AKRA PT AKR Corporindo Tbk v v v
13 ALKA PT Alakasa Industrindo Tbk v - -
14 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk v v v
15 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk v v v
16 AMRT PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk v - -
17 ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk v v v
18 APLI PT Asiaplast Industries Tbk v - -
19 APOL PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk v - -
20 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk v - -
21 ARGO PT Argo Pantes Tbk v - -
LAMPIRAN 1
109
No Kode Nama Perusahaan
Terdaftar di BEI
tahun 2010-
2011 (kecuali
jasa keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
22 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk v - -
23 ARTI PT Ratu Prabu Energy Tbk v - -
24 ASGR PT Astra-Graphia Tbk v v -
25 ASIA PT Asia Natural Reseources Tbk v - -
26 ASII PT Astra International Tbk v v v
27 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk v v -
28 ATPK PT ATPK Resources Tbk v - -
29 AUTO PT Astra Otoparts Tbk v v v
30 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk v v -
31 BATA PT Sepatu Bata Tbk v - -
32 BAYU PT Bayu Buana Tbk v v -
33 BCIP PT Bumi Citra Permai Tbk v v -
34 BIMA PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk v - -
35 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk v v -
36 BIPI PT Benakat Petroleum Energy Tbk v v -
37 BISI PT Bisi International Tbk v v -
38 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk v - -
39 BKSL PT Sentul City Tbk v v -
40 BLTA PT Berlian Laju Tanker Tbk v - -
41 BMSR PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk v v -
42 BORN PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk v - -
110
No Kode Nama Perusahaan
Terdaftar di BEI
tahun 2010-2011
(kecuali jasa
keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
43 BRAM PT Indo Kordsa Tbk v v v
44 BRAU PT Berau Coal Energy Tbk v - -
45 BRNA PT Berlina Tbk v - -
46 BRPT PT Barito Pacific Tbk v - -
47 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk v v -
48 BTEK PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk v v -
49 BTEL PT Bakrie Telecom Tbk v v v
50 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk v v -
51 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk v - -
52 BUMI PT Bumi Resources Tbk v v v
53 BWPT PT BW Plantation Tbk v v -
54 BYAN PT Bayan Resources Tbk v v v
55 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk v - -
56 CENT PT Centrin Online Tbk v v -
57 CITA PT Cita Mineral Investindo Tbk v v -
58 CKRA PT Citra Kebun Raya Agri Tbk v v -
59 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk v - -
60 CMPP PT Centris Multi Persada Pratama Tbk v v -
61 CNKO PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk v - -
62 CNTX PT Century Textile Industry Tbk v - -
63 COWL PT Cowell Development Tbk v - -
111
No Kode Nama Perusahaan
Terdaftar di BEI
tahun 2010-2011
(kecuali jasa
keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
64 CPDW PT Cipendawa Tbk v -
65 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk v v v
66 CPRO PT Central Proteina Prima Tbk v v -
67 CSAP PT Catur Sentosa Adiprana Tbk v - -
68 CTBN PT Citra Tubindo Tbk v - -
69 CTRA PT Ciputra Development Tbk v v -
70 CTRP PT Ciputra Property Tbk v v -
71 CTRS PT Ciputra Surya Tbk v v -
72 CTTH PT Citatah Industri Marmer Tbk v - -
73 DART PT Duta Anggada Realty Tbk v v -
74 DAVO PT Davomas Abadi Tbk v - -
75 DEWA PT Darma Henwa Tbk v v -
76 DGIK PT Duta Graha Indah Tbk v v -
77 DILD PT Intiland Development Tbk v v -
78 DKFT PT Central Omega Resources Tbk v - -
79 DLTA PT Delta Djakarta Tbk v - -
80 DNET PT Dyviacom Intrabumi Tbk v v -
81 DOID PT Delta Dunia Makmur Tbk v v -
82 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk v - -
83 DSFI PT Dharma Samudra Fishing Industries Tbk v - -
84 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk v - -
112
No Kode Nama Perusahaan
Terdaftar di BEI
tahun 2010-2011
(kecuali jasa
keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
85 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk v v -
86 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk v v -
87 EKAD PT Ekadharma International Tbk v - -
88 ELSA PT Elnusa Tbk v v v
89 ELTY PT Bakrieland Development Tbk v v v
90 ENRG PT Energi Mega Persada Tbk v v v
91 EPMT PT Enseval Putera Megatrading Tbk v v v
92 ERTX PT Eratex Djaja Tbk v - -
93 ESTI PT Ever Shine Textile Industry Tbk v v -
94 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk v - -
95 EXCL PT XL Axiata Tbk v v v
96 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk v v -
97 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk v v v
98 FISH PT FKS Multi Agro Tbk v v -
99 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk v - -
100 FORU PT Fortune Indonesia Tbk v v -
101 FPNI PT Titan Kimia Nusantara Tbk v - -
102 FREN PT Smartfren Telecom Tbk v - -
103 GDST PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk v - -
104 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk v v v
105 GEMA PT Gema Grahasarana Tbk v - -
113
No Kode Nama Perusahaan
Terdaftar di BEI
tahun 2010-2011
(kecuali jasa
keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
106 GGRM PT Gudang Garam Tbk v - -
107 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk v v v
108 GMCW PT Grahamas Citrawisata Tbk v v -
109 GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development
Tbk
v v -
110 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk v v -
111 GTBO PT Garda Tujuh Buana Tbk v - -
112 GZCO PT Gozco Plantations Tbk v v v
113 HDTX PT Panasia Indosyntec Tbk v - -
114 HERO PT Hero Supermarket Tbk v v -
115 HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk v v -
116 HITS PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk v v -
117 HMSP PT HM Sampoerna Tbk v - -
118 HOME PT Hotel Mandarine Regency Tbk v v -
119 IATA PT Indonesia Air Transport Tbk v - -
120 ICON PT Island Concepts Indonesia Tbk v v -
121 IDKM PT Indosiar Karya Media Tbk v v -
122 IGAR PT Champion Pasific Indonesia Tbk v - -
123 IIKP PT Inti Agri Resources Tbk v v -
124 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industry Tbk v v -
125 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk v - -
114
No Kode Nama Perusahaan
Terdaftar di BEI
tahun 2010-2011
(kecuali jasa
keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
126 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk v v -
127 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk v - -
128 INAI PT Indal Aluminium Industry Tbk v v -
129 INCI PT Intanwijaya Internasional Tbk v - -
130 INCO PT Vale Indonesia Tbk v v v
131 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk v v v
132 INDR PT Indorama Syntetics Tbk v v -
133 INDS PT Indospring Tbk v v -
134 INDX PT Tanah Laut Tbk v - -
135 INDY PT Indika Energy Tbk v v v
136 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk v v -
137 INPP PT Indonesian Paradise Property Tbk v v -
138 INRU PT Toba Pulp Lestari Tbk v v -
139 INTA PT Intraco Penta Tbk v v v
140 INTD PT Inter Delta Tbk v - -
141 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk v v v
142 INVS PT Inovisi Infracom Tbk v - -
143 ISAT PT INDOSAT Tbk v v v
144 ITMA PT Sumber Energi Andalan Tbk v - -
145 ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk v - -
146 ITTG PT Leo Investments Tbk v v -
115
No Kode Nama Perusahaan
Terdaftar di BEI
tahun 2010-2011
(kecuali jasa
keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
147 JECC PT Jembo Cable Company Tbk v - -
148 JIHD PT Jakarta International Hotel &
Development Tbk
v - -
149 JKON PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk v - -
150 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk v - -
151 JPFA PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk v v v
152 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk v v -
153 JRPT PT Jaya Real Property Tbk v v -
154 JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk v v -
155 JSPT PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk v - -
156 JTPE PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk v v -
157 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk v v v
158 KARK PT Dayaindo Resources International Tbk v - -
159 KARW PT Karwell Indonesia Tbk v v -
160 KBLI PT KMI Wire and Cable Tbk v v -
161 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk v - -
162 KBLV PT First Media Tbk v - -
163 KBRI PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk v v -
164 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk v v -
165 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk v - -
166 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk v v -
116
No Kode Nama Perusahaan
Terdaftar di BEI
tahun 2010-2011
(kecuali jasa
keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
167 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk v v v
168 KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk v v -
169 KLBF PT Kalbe Farma Tbk v v v
170 KOIN PT Kokoh Inti Arebama Tbk v - -
171 KONI PT Perdana Bangun Pusaka Tbk v v -
172 KPIG PT Global Land Development Tbk v - -
173 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk v v -
174 LAPD PT Leyand International Tbk v v -
175 LCGP PT Laguna Cipta Griya Tbk v - -
176 LION PT Lion Metal Works Tbk v v -
177 LMAS PT Limas Centric Indonesia Tbk v - -
178 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk v v -
179 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk v v -
180 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk v v v
181 LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk v v -
182 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk v v v
183 LPLI PT Star Pacific Tbk v v -
184 LPPF PT Matahari Department Store Tbk v v v
185 LSIP PT PP London Sumatra Tbk v v v
186 LTLS PT Lautan Luas Tbk v - -
187 MAIN PT Malindo Feedmill Tbk v - -
117
No Kode Nama Perusahaan
Terdaftar di BEI
tahun 2010-2011
(kecuali jasa
keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
188 MAMI PT Mas Murni Indonesia Tbk v - -
189 MAPI PT Mitra Adiperkasa Tbk v v -
190 MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk v - -
191 MBAI PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk v - -
192 MDLN PT Modernland Realty Tbk v v -
193 MDRN PT Modern Internasional Tbk v v -
194 MEDC PT Medco Energi International Tbk v v v
195 MERK PT Merck Tbk v - -
196 META PT Nusantara Infrastructure Tbk v - -
197 MICE PT Multi Indocitra Tbk v v -
198 MIRA PT Mitra International Resources Tbk v v -
199 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk v - -
200 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk v v -
201 MLIA PT Mulia Industrindo Tbk v - -
202 MLPL PT Multipolar Tbk v v -
203 MNCN PT Media Nusantara Citra Tbk v v v
204 MPPA PT Matahari Putra Prima Tbk v v -
205 MRAT PT Mustika Ratu Tbk v - -
206 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk v v -
207 MTSM PT Metro Realty Tbk v v -
208 MYOH PT Myoh Technology Tbk v v -
118
No Kode Nama Perusahaan
Terdaftar di BEI
tahun 2010-
2011 (kecuali
jasa keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
209 MYOR PT Mayora Indah Tbk v - -
210 MYRX PT Hanson International Tbk v - -
211 MYTX PT Apac Citra Centertex Tbk v v -
212 NIKL PT Pelat Timah Nusantara Tbk v - -
213 NIPS PT Nipress Tbk v v -
214 OKAS PT Ancora Indonesia Resources Tbk v v -
215 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk v v -
216 PAFI PT Panasia Filament Inti Tbk v - -
217 PANR PT Panorama Sentrawisata Tbk v v -
218 PBRX PT Pan Brothers Tex Tbk v v -
219 PDES PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk v v -
220 PGAS PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk v v v
221 PGLI PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk v v -
222 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk v - -
223 PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk v v -
224 PKPK PT Perdana Karya Perkasa Tbk v v -
225 PLAS PT Polaris Investama Tbk v v -
226 PLIN PT Plaza Indonesia Realty Tbk v v v
227 PNSE PT Pudjiadi & Sons Tbk v - -
228 POLY PT Asia Pacific Fibers Tbk v v -
229 POOL PT Pool Advista Indonesia Tbk v - -
119
No Kode Nama Perusahaan Terdaftar di BEI
tahun 2010-
2011 (kecuali
jasa keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
230 PRAS PT Prima Alloy Steel Tbk v - -
231 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk v v -
232 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk v v -
233 PSKT PT Pusako Tarinka Tbk v - -
234 PTBA PT Tambang Batu Bara Bukit Asam
(Persero) Tbk
v v v
235 PTRO PT Petrosea Tbk v v v
236 PTSN PT Sat Nusapersada Tbk v v -
237 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International Tbk v v -
238 PDUP PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk v - -
239 PWON PT Pakuwon Jati Tbk v v -
240 PWSI PT Panca Wiratama Sakti Tbk v - -
241 PYFA PT Pyridam Farma Tbk v v -
242 RAJA PT Rukun Raharja Tbk v - -
243 RALS PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk v v -
244 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk v - -
245 RDTX PT Roda Vivatex Tbk v - -
246 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk v v -
247 RIGS PT Rig Tenders Indonesia Tbk v v -
248 RIMO PT Rimo Catur Lestari Tbk v - -
249 RMBA PT Bentoel International Investama Tbk v v v
250 RODA PT Royal Oak Development Asia Tbk v v -
120
No Kode Nama Perusahaan Terdaftar di BEI
tahun 2010-
2011 (kecuali
jasa keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
251 RUIS PT Radiant Utama Interinsco Tbk v - -
252 SAFE PT Steady Safe Tbk v - -
253 SAIP PT Surabaya Agung Industry Pulp & Kertas
Tbk
v v -
254 SCBD PT Danayasa Arthatama Tbk v v -
255 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing &
Commerce Tbk
v v -
256 SCMA PT Surya Citra Media Tbk v v v
257 SCPI PT Schering-Plough Indonesia Tbk v - -
258 SDPC PT Millennium Pharmacon International
Tbk
v v -
259 SGRO PT Sampoerna Agro Tbk v v v
260 SHID PT Hotel Sahid Jaya International Tbk v v -
261 SIAP PT Sekawan Inti Pratama Tbk v v -
262 SIMA PT Siwani Makmur Tbk v - -
263 SIMM PT Surya Intrindo Makmur Tbk v - -
264 SIPD PT Sierad Produce Tbk v v -
265 SKLT PT Sekar Laut Tbk v - -
266 SMAR PT SMART Tbk v v v
267 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk v v v
268 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk v v v
269 SMDR PT Samudera Indonesia Tbk v - -
121
No Kode Nama Perusahaan Terdaftar di BEI
tahun 2010-
2011 (kecuali
jasa keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
270 SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk v v v
271 SMMT PT Entertainment International Tbk v - -
272 SMRA PT Summarecon Agung Tbk v v v
273 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk v v v
274 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk v - -
275 SONA PT Sona Topas Tourism Industry Tbk v v -
276 SPMA PT Suparma Tbk v - -
277 SQBI PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk v - -
278 SQMI PT Renuka Coalindo Tbk v v -
279 SRSN PT Indo Acidatama Tbk v - -
280 SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk v - -
281 SSTM PT Sunson Textile Manufacture Tbk v v -
282 SSTP PT Siantar Top Tbk v - -
283 SUGI PT Sugih Energy Tbk v - -
284 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk v v -
285 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk v v -
286 TBMS PT Tembaga Mulia Semanan Tbk v - -
287 TCID PT Mandom Indonesia Tbk v v -
288 TFCO PT Tifico Fiber Indonesia Tbk v - -
289 TGKA PT Tigaraksa Satria Tbk v v -
290 TINS PT Timah (Persero) Tbk v v v
291 TIRA PT Tira Austenite Tbk v v -
122
No Kode Nama Perusahaan Terdaftar di BEI
tahun 2010-
2011 (kecuali
jasa keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
292 TIRT PT Tirta Mahakam Resources Tbk v v -
293 TKGA PT Toko Gunung Agung Tbk v v -
294 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk v - -
295 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk v v v
296 TMAS PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk v v -
297 TMPI PT AGIS Tbk v v -
298 TMPO PT Tempo Inti Media Tbk v - -
299 TOTL PT Total Bangun Persada Tbk v v -
300 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk v - -
301 TPIA PT Chandra Asri Petrochemical Tbk v - -
302 TRAM PT Trada Maritime Tbk v v -
203 TRIL PT Triwira Insanlestari Tbk v - -
304 TRIO PT Trikomsel Oke Tbk v v -
305 TRST PT Trias Sentosa Tbk v v -
306 TRUB PT Truba Alam Manunggal Engineering
Tbk
v v -
307 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk v - -
308 TURI PT Tunas Ridean Tbk v v v
309 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk v v v
310 UNIC PT Unggul Indah Cahaya Tbk v -
311 UNSP PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk v v v
312 UNTR PT United Tractor Tbk v v v
123
No Kode Nama Perusahaan Terdaftar di BEI
tahun 2010-2011
(kecuali jasa
keuangan)
Menerbitkan
Laporan
keuangan dan
Annual Report
tahun 2010-2011
Menampilkan data yang
dapat digunakan untuk
menganalisis peran
corporate governance dan
karakteristik perusahaan
313 UNTX PT Unitex Tbk v v -
314 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk v v v
315 VOKS PT Voksel Electric Tbk v v -
316 WAPO PT Wahana Phonix Mandiri Tbk v v -
317 WEHA PT Panorama Transportasi Tbk v - -
318 WICO PT Wicaksana Overseas International Tbk v v -
319 WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk v v v
320 YPAS PT Yanaprima Hastapersada Tbk v - -
321 ZBRA PT Zebra Nusantara Tbk v v -
Jumlah 321 197 61
124
Daftar Perusahaan Sampel beserta Annual Report dan Sustainability Report
No Kode Nama Perusahaan
Sustainability
Report
Annual
Report
2010 2011 2010 2011
1 AALI PT. Astra Agro Lestari, Tbk v v v v
2 ADHI PT. Adhi Karya (Persero), Tbk v - v v
3 ADRO PT. Adaro Energy, Tbk v - v v
4 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk - - v v
5 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk - - v v
6 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry, Tbk - - v v
7 AMFG PT. Asahimas Flat Glass, Tbk - - v v
8 ANTM PT. Aneka Tambang (Persero), Tbk v v v v
9 ASII PT. Astra International, Tbk v v v v
10 AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk - - v v
11 BRAM PT. Indo Kordsa, Tbk - - v v
12 BTEL PT. Bakrie Telecom, Tbk - - v v
13 BUMI PT. Bumi Resources, Tbk - - v v
14 BYAN PT. Bayan Resources, Tbk - - v v
15 CPIN PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk - - v v
16 ELSA PT. Elnusa, Tbk - - v v
17 ELTY PT. Bakrieland Development, Tbk - v v v
18 ENRG PT. Energy Mega Persada, Tbk - - v v
19 EPMT PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk - - v v
20 EXCL PT. XL Axiata, Tbk - - v v
21 FASW PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk - - v v
22 GDYR PT. Goodyear Indonesia, Tbk - - v v
23 GJTL PT. Gajah Tunggal, Tbk - - v v
24 GZCO PT. Gozco Plantations, Tbk - - v v
25 INCO PT. Vale Indonesia, Tbk v - v v
26 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk - - v v
27 INDY PT. Indika Energy, Tbk v - v v
28 INTA PT. Intraco Penta, Tbk - - v v
29 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk - - v v
30 ISAT PT. Indosat, Tbk v - v v
31 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk - - v v
32 KAEF PT. Kimia Farma, Tbk - - v v
33 KIJA PT. Kawasan Industri Jababeka, Tbk - - v v
34 KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk - - v v
35 LPCK PT. Lippo Cikarang, Tbk - - v v
36 LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk - - v v
37 LPPF PT. Matahari Department Store, Tbk - - v v
38 LSIP PT. PP London Sumatera, Tbk - - v v
39 MEDC PT. Medco Energy International, Tbk v - v v
40 MNCN PT. Media Nusantara Citra, Tbk - - v v
LAMPIRAN 2
125
No Kode Nama Perusahaan
Sustainability
Report
Annual
Report
2010 2011 2010 2011
41 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara (Persero),
Tbk
v v v v
42 PLIN PT. Plaza Indonesia Realty, Tbk - - v v
43 PTBA PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam
(Persero), Tbk
v v v v
44 PTRO PT. Petrosea, Tbk v v v v
45 RMBA PT. Bentoel International, Tbk - - v v
46 SCMA PT. Surya Citra Media, Tbk - - v v
47 SGRO PT. Sampoerna Agro, Tbk - - v v
48 SMAR PT. SMART, Tbk - - v v
49 SMCB PT. Holcim Indonesia, Tbk - - v v
50 SMDM PT. Suryamas Dutamakmur, Tbk - - v v
51 SMGR PT. Semen Gresik (Persero), Tbk - - v v
52 SMRA PT. Summarecon Agung, Tbk - - v v
53 SMSM PT. Selamat Sempurna, Tbk - - v v
54 TINS PT. Timah (Persero), Tbk v - v v
55 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia (Perserro),
Tbk
v - v v
56 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk - - v v
57 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk, Tbk - - v v
58 UNSP PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk v v v v
59 UNTR PT. United Tractors, Tbk v - v v
60 UNVR PT. Unilever Indonesia, Tbk v - v v
61 WIKA PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk v - v v
61 61
Jumlah Sampel 122
126
Pengukuran Sustainability Report
No Kode Tahun Ya=1
Tidak=0
No Kode Tahun Ya=1
Tidak=0
1 AALI 2010 1 42 PLIN 2010 0
2 ADHI 2010 1 43 PTBA 2010 1
3 ADRO 2010 1 44 PTRO 2010 1
4 AISA 2010 0 45 RMBA 2010 0
5 AKRA 2010 0 46 SCMA 2010 0
6 ALMI 2010 0 47 SGRO 2010 0
7 AMFG 2010 0 48 SMAR 2010 0
8 ANTM 2010 1 49 SMCB 2010 0
9 ASII 2010 1 50 SMDM 2010 0
10 AUTO 2010 0 51 SMGR 2010 0
11 BRAM 2010 0 52 SMRA 2010 0
12 BTEL 2010 0 53 SMSM 2010 0
13 BUMI 2010 0 54 TINS 2010 1
14 BYAN 2010 0 55 TLKM 2010 1
15 CPIN 2010 0 56 TURI 2010 0
16 ELSA 2010 0 57 ULTJ 2010 0
17 ELTY 2010 0 58 UNSP 2010 1
18 ENRG 2010 0 59 UNTR 2010 1
19 EPMT 2010 0 60 UNVR 2010 1
20 EXCL 2010 0 61 WIKA 2010 1
21 FASW 2010 0 62 AALI 2011 0
22 GDYR 2010 0 63 ADHI 2011 0
23 GJTL 2010 0 64 ADRO 2011 0
24 GZCO 2010 0 65 AISA 2011 0
25 INCO 2010 1 66 AKRA 2011 0
26 INDF 2010 0 67 ALMI 2011 0
27 INDY 2010 1 68 AMFG 2011 0
28 INTA 2010 0 69 ANTM 2011 1
29 INTP 2010 0 70 ASII 2011 1
30 ISAT 2010 1 71 AUTO 2011 0
31 JPFA 2010 0 72 BRAM 2011 0
32 KAEF 2010 0 73 BTEL 2011 0
33 KIJA 2010 0 74 BUMI 2011 0
34 KLBF 2010 0 75 BYAN 2011 0
35 LPCK 2010 0 76 CPIN 2011 0
36 LPKR 2010 0 77 ELSA 2011 0
37 LPPF 2010 0 78 ELTY 2011 1
38 LSIP 2010 0 79 ENRG 2011 0
39 MEDC 2010 1 80 EPMT 2011 0
40 MNCN 2010 0 81 EXCL 2011 0
41 PGAS 2010 1 82 FASW 2011 0
LAMPIRAN 3
127
No Kode Tahun Ya=1
Tidak=0 No Kode Tahun
Ya=1
Tidak=0
83 GDYR 2011 0 103 PLIN 2011 0
84 GJTL 2011 0 104 PTBA 2011 1
85 GZCO 2011 0 105 PTRO 2011 1
86 INCO 2011 0 106 RMBA 2011 0
87 INDF 2011 0 107 SCMA 2011 0
88 INDY 2011 0 108 SGRO 2011 0
89 INTA 2011 0 109 SMAR 2011 0
90 INTP 2011 0 110 SMCB 2011 0
91 ISAT 2011 0 111 SMDM 2011 0
92 JPFA 2011 0 112 SMGR 2011 0
93 KAEF 2011 0 113 SMRA 2011 0
94 KIJA 2011 0 114 SMSM 2011 0
95 KLBF 2011 0 115 TINS 2011 0
96 LPCK 2011 0 116 TLKM 2011 0
97 LPKR 2011 0 117 TURI 2011 0
98 LPPF 2011 0 118 ULTJ 2011 0
99 LSIP 2011 0 119 UNSP 2011 1
100 MEDC 2011 0 120 UNTR 2011 0
101 MNCN 2011 0 121 UNVR 2011 0
102 PGAS 2011 1 122 WIKA 2011 0
128
Pengukuran Dewan Komisaris
No Kode Tahun Jumlah Anggota
Dewan Komisaris Keterangan
1 AALI 2010 7 Di atas rata-rata
2 ADHI 2010 5 Di bawah rata-rata
3 ADRO 2010 6 Di atas rata-rata
4 AISA 2010 6 Di atas rata-rata
5 AKRA 2010 3 Di bawah rata-rata
6 ALMI 2010 5 Di bawah rata-rata
7 AMFG 2010 6 Di atas rata-rata
8 ANTM 2010 4 Di bawah rata-rata
9 ASII 2010 11 Di atas rata-rata
10 AUTO 2010 10 Di atas rata-rata
11 BRAM 2010 7 Di atas rata-rata
12 BTEL 2010 5 Di bawah rata-rata
13 BUMI 2010 8 Di atas rata-rata
14 BYAN 2010 5 Di bawah rata-rata
15 CPIN 2010 5 Di bawah rata-rata
16 ELSA 2010 5 Di bawah rata-rata
17 ELTY 2010 6 Di atas rata-rata
18 ENRG 2010 5 Di bawah rata-rata
19 EPMT 2010 4 Di bawah rata-rata
20 EXCL 2010 7 Di atas rata-rata
21 FASW 2010 3 Di bawah rata-rata
22 GDYR 2010 3 Di bawah rata-rata
23 GJTL 2010 8 Di atas rata-rata
24 GZCO 2010 4 Di bawah rata-rata
25 INCO 2010 10 Di atas rata-rata
26 INDF 2010 10 Di atas rata-rata
27 INDY 2010 6 Di atas rata-rata
28 INTA 2010 3 Di bawah rata-rata
29 INTP 2010 7 Di atas rata-rata
30 ISAT 2010 10 Di atas rata-rata
31 JPFA 2010 3 Di bawah rata-rata
32 KAEF 2010 5 Di bawah rata-rata
33 KIJA 2010 2 Di bawah rata-rata
34 KLBF 2010 6 Di atas rata-rata
35 LPCK 2010 6 Di atas rata-rata
36 LPKR 2010 8 Di atas rata-rata
37 LPPF 2010 6 Di atas rata-rata
38 LSIP 2010 9 Di atas rata-rata
39 MEDC 2010 6 Di atas rata-rata
40 MNCN 2010 5 Di bawah rata-rata
41 PGAS 2010 5 Di bawah rata-rata
LAMPIRAN 4
129
No Kode Tahun Jumlah Anggota
Dewan Komisaris Keterangan
42 PLIN 2010 4 Di bawah rata-rata
43 PTBA 2010 5 Di bawah rata-rata
44 PTRO 2010 6 Di atas rata-rata
45 RMBA 2010 4 Di bawah rata-rata
46 SCMA 2010 4 Di bawah rata-rata
47 SGRO 2010 5 Di bawah rata-rata
48 SMAR 2010 8 Di atas rata-rata
49 SMCB 2010 7 Di atas rata-rata
50 SMDM 2010 3 Di bawah rata-rata
51 SMGR 2010 6 Di atas rata-rata
52 SMRA 2010 5 Di bawah rata-rata
53 SMSM 2010 3 Di bawah rata-rata
54 TINS 2010 6 Di atas rata-rata
55 TLKM 2010 5 Di bawah rata-rata
56 TURI 2010 6 Di atas rata-rata
57 ULTJ 2010 3 Di bawah rata-rata
58 UNSP 2010 5 Di bawah rata-rata
59 UNTR 2010 6 Di atas rata-rata
60 UNVR 2010 4 Di bawah rata-rata
61 WIKA 2010 5 Di bawah rata-rata
62 AALI 2011 7 Di atas rata-rata
63 ADHI 2011 5 Di bawah rata-rata
64 ADRO 2011 6 Di atas rata-rata
65 AISA 2011 5 Di bawah rata-rata
66 AKRA 2011 3 Di bawah rata-rata
67 ALMI 2011 5 Di bawah rata-rata
68 AMFG 2011 6 Di atas rata-rata
69 ANTM 2011 6 Di atas rata-rata
70 ASII 2011 11 Di atas rata-rata
71 AUTO 2011 10 Di atas rata-rata
72 BRAM 2011 7 Di atas rata-rata
73 BTEL 2011 5 Di bawah rata-rata
74 BUMI 2011 8 Di atas rata-rata
75 BYAN 2011 6 Di atas rata-rata
76 CPIN 2011 5 Di bawah rata-rata
77 ELSA 2011 5 Di bawah rata-rata
78 ELTY 2011 5 Di bawah rata-rata
79 ENRG 2011 5 Di bawah rata-rata
80 EPMT 2011 3 Di bawah rata-rata
81 EXCL 2011 9 Di atas rata-rata
82 FASW 2011 3 Di bawah rata-rata
83 GDYR 2011 3 Di bawah rata-rata
130
No Kode Tahun Jumlah Anggota
Dewan Komisaris Keterangan
84 GJTL 2011 8 Di atas rata-rata
85 GZCO 2011 4 Di bawah rata-rata
86 INCO 2011 9 Di atas rata-rata
87 INDF 2011 9 Di atas rata-rata
88 INDY 2011 6 Di atas rata-rata
89 INTA 2011 3 Di bawah rata-rata
90 INTP 2011 7 Di atas rata-rata
91 ISAT 2011 11 Di atas rata-rata
92 JPFA 2011 4 Di bawah rata-rata
93 KAEF 2011 5 Di bawah rata-rata
94 KIJA 2011 2 Di bawah rata-rata
95 KLBF 2011 6 Di atas rata-rata
96 LPCK 2011 5 Di bawah rata-rata
97 LPKR 2011 7 Di atas rata-rata
98 LPPF 2011 6 Di atas rata-rata
99 LSIP 2011 9 Di atas rata-rata
100 MEDC 2011 6 Di atas rata-rata
101 MNCN 2011 5 Di bawah rata-rata
102 PGAS 2011 5 Di bawah rata-rata
103 PLIN 2011 4 Di bawah rata-rata
104 PTBA 2011 6 Di atas rata-rata
105 PTRO 2011 7 Di atas rata-rata
106 RMBA 2011 5 Di bawah rata-rata
107 SCMA 2011 4 Di bawah rata-rata
108 SGRO 2011 5 Di bawah rata-rata
109 SMAR 2011 8 Di atas rata-rata
110 SMCB 2011 7 Di atas rata-rata
111 SMDM 2011 3 Di bawah rata-rata
112 SMGR 2011 6 Di atas rata-rata
113 SMRA 2011 4 Di bawah rata-rata
114 SMSM 2011 3 Di bawah rata-rata
115 TINS 2011 6 Di atas rata-rata
116 TLKM 2011 5 Di bawah rata-rata
117 TURI 2011 5 Di bawah rata-rata
118 ULTJ 2011 3 Di bawah rata-rata
119 UNSP 2011 5 Di bawah rata-rata
120 UNTR 2011 6 Di atas rata-rata
121 UNVR 2011 5 Di bawah rata-rata
122 WIKA 2011 5 Di bawah rata-rata
131
Pengukuran Komite Audit
No Kode Tahun Jumlah Rapat
Komite Audit Keterangan
1 AALI 2010 18 Di atas rata-rata
2 ADHI 2010 19 Di atas rata-rata
3 ADRO 2010 23 Di atas rata-rata
4 AISA 2010 4 Di bawah rata-rata
5 AKRA 2010 8 Di bawah rata-rata
6 ALMI 2010 4 Di bawah rata-rata
7 AMFG 2010 12 Di bawah rata-rata
8 ANTM 2010 20 Di atas rata-rata
9 ASII 2010 9 Di bawah rata-rata
10 AUTO 2010 4 Di bawah rata-rata
11 BRAM 2010 3 Di bawah rata-rata
12 BTEL 2010 41 Di atas rata-rata
13 BUMI 2010 15 Di atas rata-rata
14 BYAN 2010 18 Di atas rata-rata
15 CPIN 2010 14 Di atas rata-rata
16 ELSA 2010 21 Di atas rata-rata
17 ELTY 2010 9 Di bawah rata-rata
18 ENRG 2010 14 Di atas rata-rata
19 EPMT 2010 4 Di bawah rata-rata
20 EXCL 2010 6 Di bawah rata-rata
21 FASW 2010 8 Di bawah rata-rata
22 GDYR 2010 4 Di bawah rata-rata
23 GJTL 2010 4 Di bawah rata-rata
24 GZCO 2010 4 Di bawah rata-rata
25 INCO 2010 36 Di atas rata-rata
26 INDF 2010 8 Di bawah rata-rata
27 INDY 2010 4 Di bawah rata-rata
28 INTA 2010 6 Di bawah rata-rata
29 INTP 2010 4 Di bawah rata-rata
30 ISAT 2010 6 Di bawah rata-rata
31 JPFA 2010 4 Di bawah rata-rata
32 KAEF 2010 5 Di bawah rata-rata
33 KIJA 2010 7 Di bawah rata-rata
34 KLBF 2010 4 Di bawah rata-rata
35 LPCK 2010 4 Di bawah rata-rata
36 LPKR 2010 4 Di bawah rata-rata
37 LPPF 2010 4 Di bawah rata-rata
38 LSIP 2010 16 Di atas rata-rata
39 MEDC 2010 29 Di atas rata-rata
40 MNCN 2010 4 Di bawah rata-rata
41 PGAS 2010 20 Di atas rata-rata
LAMPIRAN 5
132
No Kode Tahun Jumlah Rapat
Komite Audit Keterangan
42 PLIN 2010 28 Di atas rata-rata
43 PTBA 2010 37 Di atas rata-rata
44 PTRO 2010 5 Di bawah rata-rata
45 RMBA 2010 4 Di bawah rata-rata
46 SCMA 2010 15 Di atas rata-rata
47 SGRO 2010 5 Di bawah rata-rata
48 SMAR 2010 12 Di bawah rata-rata
49 SMCB 2010 5 Di bawah rata-rata
50 SMDM 2010 2 Di bawah rata-rata
51 SMGR 2010 33 Di atas rata-rata
52 SMRA 2010 4 Di bawah rata-rata
53 SMSM 2010 4 Di bawah rata-rata
54 TINS 2010 37 Di atas rata-rata
55 TLKM 2010 30 Di atas rata-rata
56 TURI 2010 4 Di bawah rata-rata
57 ULTJ 2010 2 Di bawah rata-rata
58 UNSP 2010 3 Di bawah rata-rata
59 UNTR 2010 4 Di bawah rata-rata
60 UNVR 2010 35 Di atas rata-rata
61 WIKA 2010 27 Di atas rata-rata
62 AALI 2011 12 Di bawah rata-rata
63 ADHI 2011 15 Di atas rata-rata
64 ADRO 2011 13 Di atas rata-rata
65 AISA 2011 4 Di bawah rata-rata
66 AKRA 2011 12 Di bawah rata-rata
67 ALMI 2011 4 Di bawah rata-rata
68 AMFG 2011 14 Di atas rata-rata
69 ANTM 2011 13 Di atas rata-rata
70 ASII 2011 8 Di bawah rata-rata
71 AUTO 2011 6 Di bawah rata-rata
72 BRAM 2011 4 Di bawah rata-rata
73 BTEL 2011 13 Di atas rata-rata
74 BUMI 2011 16 Di atas rata-rata
75 BYAN 2011 11 Di bawah rata-rata
76 CPIN 2011 37 Di atas rata-rata
77 ELSA 2011 43 Di atas rata-rata
78 ELTY 2011 10 Di bawah rata-rata
79 ENRG 2011 7 Di bawah rata-rata
80 EPMT 2011 2 Di bawah rata-rata
81 EXCL 2011 6 Di bawah rata-rata
82 FASW 2011 8 Di bawah rata-rata
83 GDYR 2011 4 Di bawah rata-rata
133
No Kode Tahun Jumlah Rapat
Komite Audit Keterangan
84 GJTL 2011 4 Di bawah rata-rata
85 GZCO 2011 4 Di bawah rata-rata
86 INCO 2011 15 Di atas rata-rata
87 INDF 2011 11 Di bawah rata-rata
88 INDY 2011 10 Di bawah rata-rata
89 INTA 2011 12 Di bawah rata-rata
90 INTP 2011 3 Di bawah rata-rata
91 ISAT 2011 40 Di atas rata-rata
92 JPFA 2011 12 Di bawah rata-rata
93 KAEF 2011 48 Di atas rata-rata
94 KIJA 2011 34 Di atas rata-rata
95 KLBF 2011 40 Di atas rata-rata
96 LPCK 2011 15 Di atas rata-rata
97 LPKR 2011 17 Di atas rata-rata
98 LPPF 2011 4 Di bawah rata-rata
99 LSIP 2011 10 Di bawah rata-rata
100 MEDC 2011 18 Di atas rata-rata
101 MNCN 2011 6 Di bawah rata-rata
102 PGAS 2011 42 Di atas rata-rata
103 PLIN 2011 4 Di bawah rata-rata
104 PTBA 2011 16 Di atas rata-rata
105 PTRO 2011 4 Di bawah rata-rata
106 RMBA 2011 4 Di bawah rata-rata
107 SCMA 2011 5 Di bawah rata-rata
108 SGRO 2011 10 Di bawah rata-rata
109 SMAR 2011 4 Di bawah rata-rata
110 SMCB 2011 10 Di bawah rata-rata
111 SMDM 2011 3 Di bawah rata-rata
112 SMGR 2011 12 Di bawah rata-rata
113 SMRA 2011 20 Di atas rata-rata
114 SMSM 2011 10 Di atas rata-rata
115 TINS 2011 15 Di atas rata-rata
116 TLKM 2011 32 Di atas rata-rata
117 TURI 2011 5 Di bawah rata-rata
118 ULTJ 2011 2 Di bawah rata-rata
119 UNSP 2011 5 Di bawah rata-rata
120 UNTR 2011 7 Di bawah rata-rata
121 UNVR 2011 6 Di bawah rata-rata
122 WIKA 2011 13 Di atas rata-rata
134
Pengukuran Dewan Direksi
No Kode Tahun Jumlah Rapat
Dewan Direksi Keterangan
1 AALI 2010 44 Di atas rata-rata
2 ADHI 2010 50 Di atas rata-rata
3 ADRO 2010 9 Di bawah rata-rata
4 AISA 2010 30 Di atas rata-rata
5 AKRA 2010 43 Di atas rata-rata
6 ALMI 2010 42 Di atas rata-rata
7 AMFG 2010 12 Di bawah rata-rata
8 ANTM 2010 42 Di atas rata-rata
9 ASII 2010 40 Di atas rata-rata
10 AUTO 2010 25 Di atas rata-rata
11 BRAM 2010 5 Di bawah rata-rata
12 BTEL 2010 12 Di bawah rata-rata
13 BUMI 2010 2 Di bawah rata-rata
14 BYAN 2010 11 Di bawah rata-rata
15 CPIN 2010 10 Di bawah rata-rata
16 ELSA 2010 39 Di atas rata-rata
17 ELTY 2010 25 Di atas rata-rata
18 ENRG 2010 28 Di atas rata-rata
19 EPMT 2010 20 Di atas rata-rata
20 EXCL 2010 40 Di atas rata-rata
21 FASW 2010 25 Di atas rata-rata
22 GDYR 2010 10 Di bawah rata-rata
23 GJTL 2010 12 Di bawah rata-rata
24 GZCO 2010 4 Di bawah rata-rata
25 INCO 2010 40 Di atas rata-rata
26 INDF 2010 9 Di bawah rata-rata
27 INDY 2010 8 Di bawah rata-rata
28 INTA 2010 12 Di bawah rata-rata
29 INTP 2010 3 Di bawah rata-rata
30 ISAT 2010 43 Di atas rata-rata
31 JPFA 2010 12 Di bawah rata-rata
32 KAEF 2010 11 Di bawah rata-rata
33 KIJA 2010 36 Di atas rata-rata
34 KLBF 2010 36 Di bawah rata-rata
35 LPCK 2010 17 Di bawah rata-rata
36 LPKR 2010 10 Di bawah rata-rata
37 LPPF 2010 12 Di bawah rata-rata
38 LSIP 2010 11 Di bawah rata-rata
39 MEDC 2010 19 Di bawah rata-rata
40 MNCN 2010 6 Di bawah rata-rata
41 PGAS 2010 34 Di bawah rata-rata
LAMPIRAN 6
135
No Kode Tahun Jumlah Rapat
Dewan Direksi Keterangan
42 PLIN 2010 12 Di bawah rata-rata
43 PTBA 2010 19 Di bawah rata-rata
44 PTRO 2010 6 Di bawah rata-rata
45 RMBA 2010 4 Di bawah rata-rata
46 SCMA 2010 4 Di bawah rata-rata
47 SGRO 2010 9 Di bawah rata-rata
48 SMAR 2010 5 Di bawah rata-rata
49 SMCB 2010 5 Di bawah rata-rata
50 SMDM 2010 2 Di bawah rata-rata
51 SMGR 2010 10 Di bawah rata-rata
52 SMRA 2010 33 Di atas rata-rata
53 SMSM 2010 12 Di bawah rata-rata
54 TINS 2010 7 Di bawah rata-rata
55 TLKM 2010 46 Di atas rata-rata
56 TURI 2010 20 Di atas rata-rata
57 ULTJ 2010 12 Di bawah rata-rata
58 UNSP 2010 15 Di bawah rata-rata
59 UNTR 2010 33 Di atas rata-rata
60 UNVR 2010 19 Di bawah rata-rata
61 WIKA 2010 27 Di atas rata-rata
62 AALI 2011 40 Di atas rata-rata
63 ADHI 2011 56 Di atas rata-rata
64 ADRO 2011 7 Di bawah rata-rata
65 AISA 2011 9 Di bawah rata-rata
66 AKRA 2011 45 Di atas rata-rata
67 ALMI 2011 43 Di atas rata-rata
68 AMFG 2011 12 Di bawah rata-rata
69 ANTM 2011 41 Di atas rata-rata
70 ASII 2011 36 Di atas rata-rata
71 AUTO 2011 30 Di atas rata-rata
72 BRAM 2011 4 Di bawah rata-rata
73 BTEL 2011 12 Di bawah rata-rata
74 BUMI 2011 4 Di bawah rata-rata
75 BYAN 2011 11 Di bawah rata-rata
76 CPIN 2011 11 Di bawah rata-rata
77 ELSA 2011 40 Di atas rata-rata
78 ELTY 2011 2 Di bawah rata-rata
79 ENRG 2011 52 Di atas rata-rata Di atas rata-rata
80 EPMT 2011 2 Di bawah rata-rata
81 EXCL 2011 36 Di atas rata-rata
82 FASW 2011 30 Di atas rata-rata
83 GDYR 2011 10 Di bawah rata-rata
136
No Kode Tahun Jumlah Anggota
Dewan Direksi Keterangan
84 GJTL 2011 12 Di bawah rata-rata
85 GZCO 2011 4 Di bawah rata-rata
86 INCO 2011 17 Di bawah rata-rata
87 INDF 2011 11 Di bawah rata-rata
88 INDY 2011 13 Di bawah rata-rata
89 INTA 2011 12 Di bawah rata-rata
90 INTP 2011 3 Di bawah rata-rata
91 ISAT 2011 44 Di atas rata- rata
92 JPFA 2011 12 Di bawah rata-rata
93 KAEF 2011 51 Di atas rata- rata
94 KIJA 2011 34 Di atas rata- rata
95 KLBF 2011 41 Di atas rata- rata
96 LPCK 2011 18 Di bawah rata-rata
97 LPKR 2011 17 Di bawah rata-rata
98 LPPF 2011 5 Di bawah rata-rata
99 LSIP 2011 11 Di bawah rata-rata
100 MEDC 2011 20 Di atas rata- rata
101 MNCN 2011 6 Di bawah rata-rata
102 PGAS 2011 44 Di atas rata- rata
103 PLIN 2011 4 Di bawah rata-rata
104 PTBA 2011 18 Di atas rata- rata
105 PTRO 2011 4 Di bawah rata-rata
106 RMBA 2011 4 Di bawah rata-rata
107 SCMA 2011 6 Di bawah rata-rata
108 SGRO 2011 10 Di bawah rata-rata
109 SMAR 2011 5 Di bawah rata-rata
110 SMCB 2011 12 Di bawah rata-rata
111 SMDM 2011 3 Di bawah rata-rata
112 SMGR 2011 13 Di bawah rata-rata
113 SMRA 2011 20 Di atas rata-rata
114 SMSM 2011 12 Di bawah rata-rata
115 TINS 2011 15 Di bawah rata-rata
116 TLKM 2011 52 Di atas rata-rata
117 TURI 2011 5 Di bawah rata-rata
118 ULTJ 2011 14 Di bawah rata-rata
119 UNSP 2011 35 Di atas rata-rata
120 UNTR 2011 9 Di bawah rata-rata
121 UNVR 2011 20 Di atas rata-rata
122 WIKA 2011 28 Di atas rata-rata
137
Pengukuran Governance Committee
No Kode Tahun Ya=1
Tidak=0 No Kode Tahun
Ya=1
Tidak=0
1 AALI 2010 0 42 PLIN 2010 0
2 ADHI 2010 1 43 PTBA 2010 1
3 ADRO 2010 0 44 PTRO 2010 1
4 AISA 2010 0 45 RMBA 2010 0
5 AKRA 2010 0 46 SCMA 2010 0
6 ALMI 2010 0 47 SGRO 2010 0
7 AMFG 2010 0 48 SMAR 2010 0
8 ANTM 2010 1 49 SMCB 2010 0
9 ASII 2010 0 50 SMDM 2010 0
10 AUTO 2010 0 51 SMGR 2010 1
11 BRAM 2010 0 52 SMRA 2010 0
12 BTEL 2010 0 53 SMSM 2010 0
13 BUMI 2010 0 54 TINS 2010 1
14 BYAN 2010 1 55 TLKM 2010 0
15 CPIN 2010 0 56 TURI 2010 0
16 ELSA 2010 0 57 ULTJ 2010 0
17 ELTY 2010 1 58 UNSP 2010 0
18 ENRG 2010 0 59 UNTR 2010 1
19 EPMT 2010 1 60 UNVR 2010 0
20 EXCL 2010 0 61 WIKA 2010 1
21 FASW 2010 0 62 AALI 2011 0
22 GDYR 2010 0 63 ADHI 2011 0
23 GJTL 2010 0 64 ADRO 2011 0
24 GZCO 2010 0 65 AISA 2011 0
25 INCO 2010 1 66 AKRA 2011 0
26 INDF 2010 0 67 ALMI 2011 0
27 INDY 2010 1 68 AMFG 2011 0
28 INTA 2010 0 69 ANTM 2011 1
29 INTP 2010 0 70 ASII 2011 0
30 ISAT 2010 0 71 AUTO 2011 0
31 JPFA 2010 0 72 BRAM 2011 0
32 KAEF 2010 1 73 BTEL 2011 0
33 KIJA 2010 0 74 BUMI 2011 1
34 KLBF 2010 1 75 BYAN 2011 1
35 LPCK 2010 0 76 CPIN 2011 0
36 LPKR 2010 0 77 ELSA 2011 0
37 LPPF 2010 0 78 ELTY 2011 1
38 LSIP 2010 0 79 ENRG 2011 0
39 MEDC 2010 1 80 EPMT 2011 1
40 MNCN 2010 0 81 EXCL 2011 0
41 PGAS 2010 1 82 FASW 2011 0
LAMPIRAN 7
138
No Kode Tahun Ya=1
Tidak=0 No Kode Tahun
Ya=1
Tidak=0
83 GDYR 2011 0 103 PLIN 2011 0
84 GJTL 2011 0 104 PTBA 2011 1
85 GZCO 2011 0 105 PTRO 2011 1
86 INCO 2011 1 106 RMBA 2011 0
87 INDF 2011 0 107 SCMA 2011 0
88 INDY 2011 1 108 SGRO 2011 0
89 INTA 2011 0 109 SMAR 2011 0
90 INTP 2011 0 110 SMCB 2011 0
91 ISAT 2011 0 111 SMDM 2011 0
92 JPFA 2011 0 112 SMGR 2011 1
93 KAEF 2011 1 113 SMRA 2011 0
94 KIJA 2011 0 114 SMSM 2011 0
95 KLBF 2011 1 115 TINS 2011 1
96 LPCK 2011 0 116 TLKM 2011 0
97 LPKR 2011 0 117 TURI 2011 0
98 LPPF 2011 0 118 ULTJ 2011 0
99 LSIP 2011 0 119 UNSP 2011 0
100 MEDC 2011 1 120 UNTR 2011 1
101 MNCN 2011 0 121 UNVR 2011 0
102 PGAS 2011 1 122 WIKA 2011 1
139
Pengukuran Profitabilitas
No Kode Tahun Return On Equity
(ROE) Keterangan
1 AALI 2010 0,28 Di atas rata-rata
2 ADHI 2010 0,22 Di atas rata-rata
3 ADRO 2010 0,12 Di bawah rata-rata
4 AISA 2010 0,13 Di bawah rata-rata
5 AKRA 2010 0,13 Di bawah rata-rata
6 ALMI 2010 0,09 Di bawah rata-rata
7 AMFG 2010 0,18 Di bawah rata-rata
8 ANTM 2010 0,18 Di bawah rata-rata
9 ASII 2010 0,29 Di atas rata-rata
10 AUTO 2010 0,30 Di atas rata-rata
11 BRAM 2010 0,13 Di bawah rata-rata
12 BTEL 2010 0,00 Di bawah rata-rata
13 BUMI 2010 0,19 Di bawah rata-rata
14 BYAN 2010 0,25 Di atas rata-rata
15 CPIN 2010 0,50 Di atas rata-rata
16 ELSA 2010 0,03 Di bawah rata-rata
17 ELTY 2010 0,02 Di bawah rata-rata
18 ENRG 2010 -0,01 Di bawah rata-rata
19 EPMT 2010 0,14 Di bawah rata-rata
20 EXCL 2010 0,25 Di atas rata-rata
21 FASW 2010 0,16 Di bawah rata-rata
22 GDYR 2010 0,16 Di bawah rata-rata
23 GJTL 2010 0,24 Di atas rata-rata
24 GZCO 2010 0,09 Di bawah rata-rata
25 INCO 2010 0,26 Di atas rata-rata
26 INDF 2010 0,15 Di bawah rata-rata
27 INDY 2010 0,14 Di bawah rata-rata
28 INTA 2010 0,20 Di atas rata-rata
29 INTP 2010 0,25 Di atas rata-rata
30 ISAT 2010 0,04 Di bawah rata-rata
31 JPFA 2010 0,35 Di atas rata-rata
32 KAEF 2010 0,12 Di bawah rata-rata
33 KIJA 2010 0,04 Di bawah rata-rata
34 KLBF 2010 0,24 Di atas rata-rata
35 LPCK 2010 0,12 Di bawah rata-rata
36 LPKR 2010 0,31 Di atas rata-rata
37 LPPF 2010 0,58 Di atas rata-rata
38 LSIP 2010 0,23 Di atas rata-rata
39 MEDC 2010 0,11 Di bawah rata-rata
40 MNCN 2010 0,15 Di bawah rata-rata
41 PGAS 2010 0,45 Di atas rata-rata
LAMPIRAN 8
140
No Kode Tahun Return On Equity
(ROE) Keterangan
42 PLIN 2010 0,23 Di atas rata-rata
43 PTBA 2010 0,32 Di atas rata-rata
44 PTRO 2010 0,35 Di atas rata-rata
45 RMBA 2010 0,10 Di bawah rata-rata
46 SCMA 2010 0,36 Di atas rata-rata
47 SGRO 2010 0,21 Di atas rata-rata
48 SMAR 2010 0,22 Di atas rata-rata
49 SMCB 2010 0,12 Di bawah rata-rata
50 SMDM 2010 0,00 Di bawah rata-rata
51 SMGR 2010 0,07 Di bawah rata-rata
52 SMRA 2010 0,11 Di bawah rata-rata
53 SMSM 2010 0,29 Di atas rata-rata
54 TINS 2010 0,23 Di atas rata-rata
55 TLKM 2010 0,26 Di atas rata-rata
56 TURI 2010 0,22 Di atas rata-rata
57 ULTJ 2010 0,08 Di bawah rata-rata
58 UNSP 2010 0,10 Di bawah rata-rata
59 UNTR 2010 0,24 Di atas rata-rata
60 UNVR 2010 0,84 Di atas rata-rata
61 WIKA 2010 0,17 Di bawah rata-rata
62 AALI 2011 0,30 Di atas rata-rata
63 ADHI 2011 0,18 Di bawah rata-rata
64 ADRO 2011 0,00 Di bawah rata-rata
65 AISA 2011 0,08 Di bawah rata-rata
66 AKRA 2011 0,69 Di atas rata-rata
67 ALMI 2011 0,06 Di bawah rata-rata
68 AMFG 2011 0,16 Di bawah rata-rata
69 ANTM 2011 0,18 Di bawah rata-rata
70 ASII 2011 0,28 Di atas rata-rata
71 AUTO 2011 0,23 Di atas rata-rata
72 BRAM 2011 0,06 Di bawah rata-rata
73 BTEL 2011 -0,18 Di bawah rata-rata
74 BUMI 2011 0,19 Di bawah rata-rata
75 BYAN 2011 0,28 Di atas rata-rata
76 CPIN 2011 0,38 Di atas rata-rata
77 ELSA 2011 -0,02 Di bawah rata-rata
78 ELTY 2011 0,00 Di bawah rata-rata
79 ENRG 2011 0,01 Di bawah rata-rata
80 EPMT 2011 0,14 Di bawah rata-rata
81 EXCL 2011 0,21 Di atas rata-rata
82 FASW 2011 0,07 Di bawah rata-rata
83 GDYR 2011 0,05 Di bawah rata-rata
141
No Kode Tahun Return On Equity
(ROE) Keterangan
84 GJTL 2011 0,15 Di bawah rata-rata
85 GZCO 2011 0,11 Di bawah rata-rata
86 INCO 2011 0,19 Di bawah rata-rata
87 INDF 2011 0,10 Di bawah rata-rata
88 INDY 2011 0,14 Di bawah rata-rata
89 INTA 2011 0,22 Di atas rata-rata
90 INTP 2011 0,23 Di atas rata-rata
91 ISAT 2011 0,05 Di bawah rata-rata
92 JPFA 2011 0,19 Di bawah rata-rata
93 KAEF 2011 0,14 Di bawah rata-rata
94 KIJA 2011 0,09 Di bawah rata-rata
95 KLBF 2011 0,24 Di atas rata-rata
96 LPCK 2011 0,31 Di atas rata-rata
97 LPKR 2011 0,08 Di bawah rata-rata
98 LPPF 2011 -0,17 Di bawah rata-rata
99 LSIP 2011 0,29 Di atas rata-rata
100 MEDC 2011 0,10 Di bawah rata-rata
101 MNCN 2011 0,16 Di bawah rata-rata
102 PGAS 2011 0,35 Di atas rata-rata
103 PLIN 2011 0,04 Di bawah rata-rata
104 PTBA 2011 0,38 Di atas rata-rata
105 PTRO 2011 0,33 Di atas rata-rata
106 RMBA 2011 0,14 Di bawah rata-rata
107 SCMA 2011 0,61 Di atas rata-rata
108 SGRO 2011 0,22 Di atas rata-rata
109 SMAR 2011 0,24 Di atas rata-rata
110 SMCB 2011 0,14 Di bawah rata-rata
111 SMDM 2011 0,01 Di bawah rata-rata
112 SMGR 2011 0,27 Di atas rata-rata
113 SMRA 2011 0,16 Di bawah rata-rata
114 SMSM 2011 0,30 Di atas rata-rata
115 TINS 2011 0,20 Di atas rata-rata
116 TLKM 2011 0,23 Di atas rata-rata
117 TURI 2011 0,22 Di atas rata-rata
118 ULTJ 2011 0,07 Di bawah rata-rata
119 UNSP 2011 0,08 Di bawah rata-rata
120 UNTR 2011 0,21 Di atas rata-rata
121 UNVR 2011 0,92 Di atas rata-rata
122 WIKA 2011 0,17 Di bawah rata-rata
142
Pengukuran Likuiditas
No Kode Tahun Current Ratio
(CR) Keterangan
1 AALI 2010 1,93 Di bawah rata-rata
2 ADHI 2010 1,19 Di bawah rata-rata
3 ADRO 2010 1,76 Di bawah rata-rata
4 AISA 2010 1,29 Di bawah rata-rata
5 AKRA 2010 1,05 Di bawah rata-rata
6 ALMI 2010 0,86 Di bawah rata-rata
7 AMFG 2010 3,94 Di atas rata-rata
8 ANTM 2010 3,82 Di atas rata-rata
9 ASII 2010 1,26 Di bawah rata-rata
10 AUTO 2010 1,76 Di bawah rata-rata
11 BRAM 2010 2,02 Di bawah rata-rata
12 BTEL 2010 0,82 Di bawah rata-rata
13 BUMI 2010 1,56 Di bawah rata-rata
14 BYAN 2010 0,99 Di bawah rata-rata
15 CPIN 2010 2,93 Di atas rata-rata
16 ELSA 2010 1,60 Di bawah rata-rata
17 ELTY 2010 2,70 Di atas rata-rata
18 ENRG 2010 0,61 Di bawah rata-rata
19 EPMT 2010 1,93 Di bawah rata-rata
20 EXCL 2010 0,49 Di bawah rata-rata
21 FASW 2010 0,84 Di bawah rata-rata
22 GDYR 2010 0,86 Di bawah rata-rata
23 GJTL 2010 1,76 Di bawah rata-rata
24 GZCO 2010 1,64 Di bawah rata-rata
25 INCO 2010 4,50 Di atas rata-rata
26 INDF 2010 2,04 Di bawah rata-rata
27 INDY 2010 3,65 Di atas rata-rata
28 INTA 2010 1,23 Di bawah rata-rata
29 INTP 2010 5,55 Di atas rata-rata
30 ISAT 2010 0,52 Di bawah rata-rata
31 JPFA 2010 2,63 Di atas rata-rata
32 KAEF 2010 2,43 Di atas rata-rata
33 KIJA 2010 0,46 Di bawah rata-rata
34 KLBF 2010 4,39 Di atas rata-rata
35 LPCK 2010 3,34 Di atas rata-rata
36 LPKR 2010 1,82 Di bawah rata-rata
37 LPPF 2010 1,00 Di bawah rata-rata
38 LSIP 2010 2,39 Di atas rata-rata
39 MEDC 2010 2,04 Di bawah rata-rata
40 MNCN 2010 2,00 Di bawah rata-rata
41 PGAS 2010 3,43 Di atas rata-rata
LAMPIRAN 9
143
No Kode Tahun Current Ratio
(CR) Keterangan
42 PLIN 2010 1,72 Di bawah rata-rata
43 PTBA 2010 5,79 Di atas rata-rata
44 PTRO 2010 1,04 Di bawah rata-rata
45 RMBA 2010 2,50 Di atas rata-rata
46 SCMA 2010 3,55 Di atas rata-rata
47 SGRO 2010 1,89 Di bawah rata-rata
48 SMAR 2010 1,53 Di bawah rata-rata
49 SMCB 2010 1,66 Di bawah rata-rata
50 SMDM 2010 12,01 Di atas rata-rata
51 SMGR 2010 2,92 Di atas rata-rata
52 SMRA 2010 3,07 Di atas rata-rata
53 SMSM 2010 2,17 Di atas rata-rata
54 TINS 2010 3,24 Di atas rata-rata
55 TLKM 2010 0,91 Di bawah rata-rata
56 TURI 2010 1,51 Di bawah rata-rata
57 ULTJ 2010 2,00 Di bawah rata-rata
58 UNSP 2010 0,53 Di bawah rata-rata
59 UNTR 2010 1,57 Di bawah rata-rata
60 UNVR 2010 0,85 Di bawah rata-rata
61 WIKA 2010 1,36 Di bawah rata-rata
62 AALI 2011 1,31 Di bawah rata-rata
63 ADHI 2011 1,11 Di bawah rata-rata
64 ADRO 2011 1,67 Di bawah rata-rata
65 AISA 2011 1,89 Di bawah rata-rata
66 AKRA 2011 1,36 Di bawah rata-rata
67 ALMI 2011 1,21 Di bawah rata-rata
68 AMFG 2011 4,42 Di atas rata-rata
69 ANTM 2011 10,64 Di atas rata-rata
70 ASII 2011 1,35 Di bawah rata-rata
71 AUTO 2011 1,35 Di bawah rata-rata
72 BRAM 2011 2,79 Di atas rata-rata
73 BTEL 2011 0,32 Di bawah rata-rata
74 BUMI 2011 1,10 Di bawah rata-rata
75 BYAN 2011 0,65 Di bawah rata-rata
76 CPIN 2011 3.33 Di atas rata-rata
77 ELSA 2011 1,25 Di bawah rata-rata
78 ELTY 2011 2.44 Di atas rata-rata
79 ENRG 2011 0,63 Di bawah rata-rata
80 EPMT 2011 1,98 Di bawah rata-rata
81 EXCL 2011 0,39 Di bawah rata-rata
82 FASW 2011 1,32 Di bawah rata-rata
83 GDYR 2011 0,85 Di bawah rata-rata
144
No Kode Tahun Current ratio
(CR) Keterangan
84 GJTL 2011 1,75 Di bawah rata-rata
85 GZCO 2011 0,79 Di bawah rata-rata
86 INCO 2011 1,36 Di bawah rata-rata
87 INDF 2011 1,91 Di bawah rata-rata
88 INDY 2011 1,64 Di bawah rata-rata
89 INTA 2011 0,89 Di bawah rata-rata
90 INTP 2011 1,99 Di bawah rata-rata
91 ISAT 2011 0,55 Di bawah rata-rata
92 JPFA 2011 1,59 Di bawah rata-rata
93 KAEF 2011 2,75 Di atas rata-rata
94 KIJA 2011 0,46 Di bawah rata-rata
95 KLBF 2011 3,65 Di atas rata-rata
96 LPCK 2011 3,66 Di atas rata-rata
97 LPKR 2011 2,02 Di bawah rata-rata
98 LPPF 2011 0,92 Di bawah rata-rata
99 LSIP 2011 1,83 Di bawah rata-rata
100 MEDC 2011 1,61 Di bawah rata-rata
101 MNCN 2011 4,90 Di atas rata-rata
102 PGAS 2011 5,50 Di atas rata-rata
103 PLIN 2011 1,78 Di bawah rata-rata
104 PTBA 2011 4,63 Di atas rata-rata
105 PTRO 2011 0,94 Di bawah rata-rata
106 RMBA 2011 1,12 Di bawah rata-rata
107 SCMA 2011 1,58 Di bawah rata-rata
108 SGRO 2011 1,59 Di bawah rata-rata
109 SMAR 2011 1,86 Di bawah rata-rata
110 SMCB 2011 1,47 Di bawah rata-rata
111 SMDM 2011 0,41 Di bawah rata-rata
112 SMGR 2011 2,65 Di atas rata-rata
113 SMRA 2011 2,46 Di atas rata-rata
114 SMSM 2011 2,72 Di atas rata-rata
115 TINS 2011 3,26 Di atas rata-rata
116 TLKM 2011 0,96 Di bawah rata-rata
117 TURI 2011 1,57 Di bawah rata-rata
118 ULTJ 2011 1,52 Di bawah rata-rata
119 UNSP 2011 0,40 Di bawah rata-rata
120 UNTR 2011 1,72 Di bawah rata-rata
121 UNVR 2011 0,69 Di bawah rata-rata
122 WIKA 2011 1,14 Di bawah rata-rata
145
Pengukuran Leverage
No Kode Tahun Debt Equity Ratio
(DER) Keterangan
1 AALI 2010 0,19 Di bawah rata-rata
2 ADHI 2010 4,71 Di atas rata-rata
3 ADRO 2010 1,18 Di bawah rata-rata
4 AISA 2010 2,34 Di atas rata-rata
5 AKRA 2010 2,01 Di atas rata-rata
6 ALMI 2010 1,97 Di atas rata-rata
7 AMFG 2010 0,29 Di bawah rata-rata
8 ANTM 2010 0,28 Di bawah rata-rata
9 ASII 2010 1,10 Di bawah rata-rata
10 AUTO 2010 0,38 Di bawah rata-rata
11 BRAM 2010 0,26 Di bawah rata-rata
12 BTEL 2010 1,38 Di atas rata-rata
13 BUMI 2010 4,06 Di atas rata-rata
14 BYAN 2010 1,81 Di atas rata-rata
15 CPIN 2010 0,46 Di bawah rata-rata
16 ELSA 2010 0,89 Di bawah rata-rata
17 ELTY 2010 0,82 Di bawah rata-rata
18 ENRG 2010 1,00 Di bawah rata-rata
19 EPMT 2010 0,81 Di bawah rata-rata
20 EXCL 2010 1,33 Di atas rata-rata
21 FASW 2010 1,48 Di atas rata-rata
22 GDYR 2010 1,76 Di atas rata-rata
23 GJTL 2010 1,94 Di atas rata-rata
24 GZCO 2010 0,49 Di bawah rata-rata
25 INCO 2010 0,30 Di bawah rata-rata
26 INDF 2010 1,34 Di atas rata-rata
27 INDY 2010 1,09 Di bawah rata-rata
28 INTA 2010 2,91 Di atas rata-rata
29 INTP 2010 0,17 Di bawah rata-rata
30 ISAT 2010 1,94 Di atas rata-rata
31 JPFA 2010 1,14 Di bawah rata-rata
32 KAEF 2010 0,49 Di bawah rata-rata
33 KIJA 2010 1,00 Di bawah rata-rata
34 KLBF 2010 0,23 Di bawah rata-rata
35 LPCK 2010 1,96 Di atas rata-rata
36 LPKR 2010 4,66 Di atas rata-rata
37 LPPF 2010 1,04 Di bawah rata-rata
38 LSIP 2010 0,22 Di bawah rata-rata
39 MEDC 2010 1,86 Di atas rata-rata
40 MNCN 2010 0,58 Di bawah rata-rata
41 PGAS 2010 1,22 Di atas rata-rata
LAMPIRAN 10
146
No Kode Tahun Debt Equity Ratio
(DER) Keterangan
42 PLIN 2010 0,99 Di bawah rata-rata
43 PTBA 2010 0,36 Di bawah rata-rata
44 PTRO 2010 0,84 Di bawah rata-rata
45 RMBA 2010 1,30 Di atas rata-rata
46 SCMA 2010 0,69 Di bawah rata-rata
47 SGRO 2010 0,34 Di bawah rata-rata
48 SMAR 2010 1,11 Di bawah rata-rata
49 SMCB 2010 0,53 Di bawah rata-rata
50 SMDM 2010 0,24 Di bawah rata-rata
51 SMGR 2010 0,28 Di bawah rata-rata
52 SMRA 2010 1,86 Di atas rata-rata
53 SMSM 2010 0,96 Di bawah rata-rata
54 TINS 2010 0,40 Di bawah rata-rata
55 TLKM 2010 0,98 Di bawah rata-rata
56 TURI 2010 0,73 Di bawah rata-rata
57 ULTJ 2010 0,54 Di bawah rata-rata
58 UNSP 2010 1,20 Di bawah rata-rata
59 UNTR 2010 0,84 Di bawah rata-rata
60 UNVR 2010 1,15 Di bawah rata-rata
61 WIKA 2010 2,43 Di atas rata-rata
62 AALI 2011 0,21 Di bawah rata-rata
63 ADHI 2011 5,16 Di atas rata-rata
64 ADRO 2011 1,32 Di atas rata-rata
65 AISA 2011 0,96 Di bawah rata-rata
66 AKRA 2011 1,40 Di atas rata-rata
67 ALMI 2011 2,47 Di atas rata-rata
68 AMFG 2011 0,25 Di bawah rata-rata
69 ANTM 2011 0,41 Di bawah rata-rata
70 ASII 2011 1,02 Di bawah rata-rata
71 AUTO 2011 0,51 Di bawah rata-rata
72 BRAM 2011 0,43 Di bawah rata-rata
73 BTEL 2011 1,80 Di atas rata-rata
74 BUMI 2011 5,26 Di atas rata-rata
75 BYAN 2011 1,24 Di atas rata-rata
76 CPIN 2011 0,43 Di bawah rata-rata
77 ELSA 2011 1,30 Di atas rata-rata
78 ELTY 2011 0,82 Di bawah rata-rata
79 ENRG 2011 1,87 Di atas rata-rata
80 EPMT 2011 0,79 Di bawah rata-rata
81 EXCL 2011 1,28 Di atas rata-rata
82 FASW 2011 1,74 Di atas rata-rata
83 GDYR 2011 1,77 Di atas rata-rata
147
No Kode Tahun Debt Equity Ratio
(DER) Keterangan
84 GJTL 2011 1,61 Di atas rata-rata
85 GZCO 2011 0,89 Di bawah rata-rata
86 INCO 2011 0,37 Di bawah rata-rata
87 INDF 2011 0,70 Di bawah rata-rata
88 INDY 2011 1,36 Di atas rata-rata
89 INTA 2011 5,96 Di atas rata-rata
90 INTP 2011 0,15 Di bawah rata-rata
91 ISAT 2011 1,85 Di atas rata-rata
92 JPFA 2011 1,35 Di atas rata-rata
93 KAEF 2011 0,43 Di bawah rata-rata
94 KIJA 2011 0,60 Di bawah rata-rata
95 KLBF 2011 0,28 Di bawah rata-rata
96 LPCK 2011 1,49 Di atas rata-rata
97 LPKR 2011 1,00 Di bawah rata-rata
98 LPPF 2011 -1,90 Di bawah rata-rata
99 LSIP 2011 0,16 Di bawah rata-rata
100 MEDC 2011 2,05 Di atas rata-rata
101 MNCN 2011 0,29 Di bawah rata-rata
102 PGAS 2011 0,80 Di bawah rata-rata
103 PLIN 2011 0,84 Di bawah rata-rata
104 PTBA 2011 0,41 Di bawah rata-rata
105 PTRO 2011 1,37 Di atas rata-rata
106 RMBA 2011 1,82 Di atas rata-rata
107 SCMA 2011 0,67 Di bawah rata-rata
108 SGRO 2011 0,36 Di bawah rata-rata
109 SMAR 2011 1,01 Di bawah rata-rata
110 SMCB 2011 0,45 Di bawah rata-rata
111 SMDM 2011 0,19 Di bawah rata-rata
112 SMGR 2011 0,35 Di bawah rata-rata
113 SMRA 2011 2,28 Di atas rata-rata
114 SMSM 2011 0,70 Di bawah rata-rata
115 TINS 2011 0,43 Di bawah rata-rata
116 TLKM 2011 0,89 Di bawah rata-rata
117 TURI 2011 0,73 Di bawah rata-rata
118 ULTJ 2011 0,55 Di bawah rata-rata
119 UNSP 2011 1,06 Di bawah rata-rata
120 UNTR 2011 0,69 Di bawah rata-rata
121 UNVR 2011 1,85 Di atas rata-rata
122 WIKA 2011 2,95 Di atas rata-rata
148
Pengukuran Aktivitas Perusahaan
No Kode Tahun Inventory
Turnover (ITO) Keterangan
1 AALI 2010 14,16 Di bawah rata-rata
2 ADHI 2010 91,44 Di atas rata-rata
3 ADRO 2010 85,51 Di atas rata-rata
4 AISA 2010 2,12 Di bawah rata-rata
5 AKRA 2010 8,56 Di bawah rata-rata
6 ALMI 2010 6,90 Di bawah rata-rata
7 AMFG 2010 4,95 Di bawah rata-rata
8 ANTM 2010 7,11 Di bawah rata-rata
9 ASII 2010 11,99 Di bawah rata-rata
10 AUTO 2010 8,83 Di bawah rata-rata
11 BRAM 2010 6,20 Di bawah rata-rata
12 BTEL 2010 99,47 Di atas rata-rata
13 BUMI 2010 25,89 Di bawah rata-rata
14 BYAN 2010 14,07 Di bawah rata-rata
15 CPIN 2010 9,70 Di bawah rata-rata
16 ELSA 2010 36,60 Di bawah rata-rata
17 ELTY 2010 0,88 Di bawah rata-rata
18 ENRG 2010 3,51 Di bawah rata-rata
19 EPMT 2010 8,57 Di bawah rata-rata
20 EXCL 2010 288,92 Di atas rata-rata
21 FASW 2010 6,74 Di bawah rata-rata
22 GDYR 2010 8,18 Di bawah rata-rata
23 GJTL 2010 9,05 Di bawah rata-rata
24 GZCO 2010 23,87 Di bawah rata-rata
25 INCO 2010 12,51 Di bawah rata-rata
26 INDF 2010 6,80 Di bawah rata-rata
27 INDY 2010 74,64 Di atas rata-rata
28 INTA 2010 4,50 Di bawah rata-rata
29 INTP 2010 8,57 Di bawah rata-rata
30 ISAT 2010 186,96 Di atas rata-rata
31 JPFA 2010 6,39 Di bawah rata-rata
32 KAEF 2010 8,23 Di bawah rata-rata
33 KIJA 2010 1,19 Di bawah rata-rata
34 KLBF 2010 6,59 Di bawah rata-rata
35 LPCK 2010 0,39 Di bawah rata-rata
36 LPKR 2010 0,44 Di bawah rata-rata
37 LPPF 2010 5,91 Di bawah rata-rata
38 LSIP 2010 13,58 Di bawah rata-rata
39 MEDC 2010 27,24 Di bawah rata-rata
40 MNCN 2010 5,31 Di bawah rata-rata
41 PGAS 2010 1407,18 Di atas rata-rata
LAMPIRAN 11
149
No Kode Tahun Inventory
Turnover (ITO) Keterangan
42 PLIN 2010 131,40 Di atas rata-rata
43 PTBA 2010 18,67 Di bawah rata-rata
44 PTRO 2010 33,33 Di bawah rata-rata
45 RMBA 2010 3,59 Di bawah rata-rata
46 SCMA 2010 9,65 Di bawah rata-rata
47 SGRO 2010 10,21 Di bawah rata-rata
48 SMAR 2010 7,50 Di bawah rata-rata
49 SMCB 2010 11,92 Di bawah rata-rata
50 SMDM 2010 120,88 Di atas rata-rata
51 SMGR 2010 2,00 Di bawah rata-rata
52 SMRA 2010 1,30 Di bawah rata-rata
53 SMSM 2010 5,09 Di bawah rata-rata
54 TINS 2010 4,63 Di bawah rata-rata
55 TLKM 2010 133,12 Di atas rata-rata
56 TURI 2010 14,95 Di bawah rata-rata
57 ULTJ 2010 5,26 Di bawah rata-rata
58 UNSP 2010 15,02 Di bawah rata-rata
59 UNTR 2010 5,38 Di bawah rata-rata
60 UNVR 2010 12,51 Di bawah rata-rata
61 WIKA 2010 8,82 Di bawah rata-rata
62 AALI 2011 13,99 Di bawah rata-rata
63 ADHI 2011 97,65 Di atas rata-rata
64 ADRO 2011 76,07 Di atas rata-rata
65 AISA 2011 5,28 Di bawah rata-rata
66 AKRA 2011 15,04 Di bawah rata-rata
67 ALMI 2011 6,41 Di bawah rata-rata
68 AMFG 2011 4,37 Di bawah rata-rata
69 ANTM 2011 6,13 Di bawah rata-rata
70 ASII 2011 13,56 Di bawah rata-rata
71 AUTO 2011 7,71 Di bawah rata-rata
72 BRAM 2011 5,42 Di bawah rata-rata
73 BTEL 2011 151,88 Di atas rata-rata
74 BUMI 2011 25,46 Di bawah rata-rata
75 BYAN 2011 10,18 Di bawah rata-rata
76 CPIN 2011 7,68 Di bawah rata-rata
77 ELSA 2011 43,50 Di bawah rata-rata
78 ELTY 2011 1,11 Di bawah rata-rata
79 ENRG 2011 5,06 Di bawah rata-rata
80 EPMT 2011 7,66 Di bawah rata-rata
81 EXCL 2011 284,12 Di atas rata-rata
82 FASW 2011 6,17 Di bawah rata-rata
83 GDYR 2011 8,10 Di bawah rata-rata
150
No Kode Tahun Inventory
Turnover (ITO) Keterangan
84 GJTL 2011 7,13 Di bawah rata-rata
85 GZCO 2011 24,75 Di bawah rata-rata
86 INCO 2011 7,61 Di bawah rata-rata
87 INDF 2011 6,94 Di bawah rata-rata
88 INDY 2011 51,97 Di bawah rata-rata
89 INTA 2011 3,92 Di bawah rata-rata
90 INTP 2011 10,46 Di bawah rata-rata
91 ISAT 2011 271,14 Di atas rata-rata
92 JPFA 2011 5,92 Di bawah rata-rata
93 KAEF 2011 7,36 Di bawah rata-rata
94 KIJA 2011 2,07 Di bawah rata-rata
95 KLBF 2011 4,60 Di bawah rata-rata
96 LPCK 2011 0,66 Di bawah rata-rata
97 LPKR 2011 0,53 Di bawah rata-rata
98 LPPF 2011 10,17 Di bawah rata-rata
99 LSIP 2011 12,73 Di bawah rata-rata
100 MEDC 2011 26,26 Di bawah rata-rata
101 MNCN 2011 6,03 Di bawah rata-rata
102 PGAS 2011 1653,21 Di atas rata-rata
103 PLIN 2011 138,21 Di atas rata-rata
104 PTBA 2011 16,41 Di bawah rata-rata
105 PTRO 2011 31,05 Di bawah rata-rata
106 RMBA 2011 2,83 Di bawah rata-rata
107 SCMA 2011 14,03 Di bawah rata-rata
108 SGRO 2011 9,41 Di bawah rata-rata
109 SMAR 2011 11,16 Di bawah rata-rata
110 SMCB 2011 13,19 Di bawah rata-rata
111 SMDM 2011 180,59 Di atas rata-rata
112 SMGR 2011 8,16 Di bawah rata-rata
113 SMRA 2011 0,86 Di bawah rata-rata
114 SMSM 2011 5,57 Di bawah rata-rata
115 TINS 2011 3,58 Di bawah rata-rata
116 TLKM 2011 94,88 Di atas rata-rata
117 TURI 2011 13,72 Di bawah rata-rata
118 ULTJ 2011 5,71 Di bawah rata-rata
119 UNSP 2011 20,17 Di bawah rata-rata
120 UNTR 2011 7,72 Di bawah rata-rata
121 UNVR 2011 12,95 Di bawah rata-rata
122 WIKA 2011 8,87 Di bawah rata-rata
151
Pengukuran ukuran perusahaan
No Kode Tahun Total Asset Log
TA Keterangan
1 AALI 2010 8.791.799.000.000 12,94 Di atas rata-rata
2 ADHI 2010 4.927.696.000.000 12,69 Di bawah rata
3 ADRO 2010 40.600.921.000.000 13,61 Di atas rata-rata
4 AISA 2010 1.936.949.441.138 12,29 Di bawah rata
5 AKRA 2010 7.665.590.356.000 12,88 Di bawah rata
6 ALMI 2010 1.504.154.332.712 12,18 Di bawah rata
7 AMFG 2010 2.372.657.000.000 12,38 Di bawah rata
8 ANTM 2010 12.310.732.099.000 13,09 Di atas rata-rata
9 ASII 2010 112.857.000.000.000 14,05 Di atas rata-rata
10 AUTO 2010 5.585.852.000.000 12,75 Di bawah rata
11 BRAM 2010 1.492.727.607.000 12,17 Di bawah rata
12 BTEL 2010 12.352.891.387.578 13,09 Di atas rata-rata
13 BUMI 2010 79.704.167.790.000 13,90 Di atas rata-rata
14 BYAN 2010 8.372.079.000.000 12,92 Di atas rata-rata
15 CPIN 2010 6.518.276.000.000 12,81 Di bawah rata
16 ELSA 2010 3.678.566.000.000 12,57 Di bawah rata
17 ELTY 2010 17.064.195.774.257 13,23 Di atas rata-rata
18 ENRG 2010 11.762.035.570.000 13,07 Di atas rata-rata
19 EPMT 2010 3.254.770.280.292 12,51 Di bawah rata
20 EXCL 2010 27.251.281.000.000 13,44 Di atas rata-rata
21 FASW 2010 4.495.022.404.702 12,65 Di bawah rata
22 GDYR 2010 1.169.018.997.225 12,07 Di bawah rata
23 GJTL 2010 10.371.567.000.000 13,02 Di atas rata-rata
24 GZCO 2010 2.095.795.869.754 12,32 Di bawah rata
25 INCO 2010 19.712.115.000.000 13,29 Di atas rata-rata
26 INDF 2010 47.275.955.000.000 13,67 Di atas rata-rata
27 INDY 2010 11.458.782.987.000 13,06 Di atas rata-rata
28 INTA 2010 1.634.903.848.219 12,21 Di bawah rata
29 INTP 2010 15.346.145.677.737 13,19 Di atas rata-rata
30 ISAT 2010 52.818.187.000.000 13,72 Di atas rata-rata
31 JPFA 2010 6.981.107.000.000 12,84 Di bawah rata
32 KAEF 2010 1.657.291.834.312 12,22 Di bawah rata
33 KIJA 2010 3.335.857.281.974 12,52 Di bawah rata
34 KLBF 2010 7.032.496.663.288 12,85 Di bawah rata
35 LPCK 2010 1.670.033.142.093 12,22 Di bawah rata
36 LPKR 2010 16.155.384.919.926 13,21 Di atas rata-rata
37 LPPF 2010 5.413.870.000.000 12,73 Di bawah rata
38 LSIP 2010 5.561.433.000.000 12,75 Di bawah rata
39 MEDC 2010 20.600.858.300.000 13,31 Di atas rata-rata
40 MNCN 2010 8.196.543.000.000 12,91 Di atas rata-rata
41 PGAS 2010 32.087.430.994.073 13,51 Di atas rata-rata
LAMPIRAN 12
152
No Kode Tahun Total Asset Log
TA Keterangan
42 PLIN 2010 4.430.888.110.000 12,65 Di bawah rata-rata
43 PTBA 2010 8.722.699.000.000 12,94 Di atas rata-rata
44 PTRO 2010 2.021.521.520.000 12,31 Di bawah rata-rata
45 RMBA 2010 4.902.597.000.000 12,69 Di bawah rata-rata
46 SCMA 2010 2.515.567.387.000 12,40 Di bawah rata-rata
47 SGRO 2010 2.875.847.106.000 12,46 Di bawah rata-rata
48 SMAR 2010 12.475.642.000.000 13,10 Di atas rata-rata
49 SMCB 2010 10.437.249.000.000 13,02 Di atas rata-rata
50 SMDM 2010 2.063.047.866.205 12,31 Di bawah rata-rata
51 SMGR 2010 15.562.998.946.000 13,19 Di atas rata-rata
52 SMRA 2010 6.139.640.438.000 12,79 Di bawah rata-rata
53 SMSM 2010 1.067.103.249.531 12,03 Di bawah rata-rata
54 TINS 2010 5.881.108.000.000 12,77 Di bawah rata-rata
55 TLKM 2010 99.758.447.000.000 14,00 Di atas rata-rata
56 TURI 2010 2.100.154.000.000 12,32 Di bawah rata-rata
57 ULTJ 2010 2.006.596.762.260 12,30 Di bawah rata-rata
58 UNSP 2010 18.502.257.139.000 13,27 Di atas rata-rata
59 UNTR 2010 29.700.914.000.000 13,47 Di atas rata-rata
60 UNVR 2010 8.701.262.000.000 12,94 Di atas rata-rata
61 WIKA 2010 6.286.304.902.000 12,80 Di bawah rata-rata
62 AALI 2011 10.204.495.000.000 13,01 Di atas rata-rata
63 ADHI 2011 6.112.953.591.126 12,79 Di bawah rata-rata
64 ADRO 2011 51.496.545.100.000 13,71 Di atas rata-rata
65 AISA 2011 3.590.309.000.000 12,56 Di bawah rata-rata
66 AKRA 2011 8.308.243.768.000 12,92 Di atas rata-rata
67 ALMI 2011 1.791.523.164.727 12,25 Di bawah rata-rata
68 AMFG 2011 2.690.595.000.000 12,43 Di bawah rata-rata
69 ANTM 2011 15.201.235.077.000 13,18 Di atas rata-rata
70 ASII 2011 153.521.000.000.000 14,19 Di atas rata-rata
71 AUTO 2011 6.964.227.000.000 12,84 Di bawah rata-rata
72 BRAM 2011 1.660.119.065.000 12,22 Di bawah rata-rata
73 BTEL 2011 12.213.109.168.767 13,09 Di atas rata-rata
74 BUMI 2011 67.049.907.915.900 13,83 Di atas rata-rata
75 BYAN 2011 14.386.241.000.000 13,16 Di atas rata-rata
76 CPIN 2011 8.848.204.000.000 12,95 Di atas rata-rata
77 ELSA 2011 4.389.950.000.000 12,64 Di bawah rata-rata
78 ELTY 2011 17.707.949.598.417 13,25 Di atas rata-rata
79 ENRG 2011 17.354.833.906.000 13,24 Di atas rata-rata
80 EPMT 2011 4.370.747.246.546 12,64 Di bawah rata-rata
81 EXCL 2011 31.170.654.000.000 13,49 Di atas rata-rata
82 FASW 2011 4.936.093.736.569 12,69 Di bawah rata-rata
83 GDYR 2011 1.190.301.021.000 12,08 Di bawah rata-rata
153
No Kode Tahun Total Asset Log
TA Keterangan
84 GJTL 2011 11.554.143.000.000 13,06 Di atas rata-rata
85 GZCO 2011 2.834.598.202.394 12,45 Di bawah rata-rata
86 INCO 2011 22.034.394.200.000 13,34 Di atas rata-rata
87 INDF 2011 53.585.933.000.000 13,73 Di atas rata-rata
88 INDY 2011 18.253.817.000.000 13,26 Di atas rata-rata
89 INTA 2011 3.737.918.000.000 12,57 Di bawah rata-rata
90 INTP 2011 18.151.331.000.000 13,26 Di atas rata-rata
91 ISAT 2011 52.172.311.000.000 13,72 Di atas rata-rata
92 JPFA 2011 8.266.417.000.000 12,92 Di atas rata-rata
93 KAEF 2011 1.794.242.423.105 12,25 Di bawah rata-rata
94 KIJA 2011 5.597.357.750.923 12,75 Di bawah rata-rata
95 KLBF 2011 8.274.554.112.840 12,92 Di atas rata-rata
96 LPCK 2011 2.041.958.524.823 12,31 Di bawah rata-rata
97 LPKR 2011 18.259.171.414.884 13,26 Di atas rata-rata
98 LPPF 2011 2.442.472.000.000 12,39 Di bawah rata-rata
99 LSIP 2011 6.791.859.000.000 12,83 Di bawah rata-rata
100 MEDC 2011 23.546.316.876.900 13,37 Di atas rata-rata
101 MNCN 2011 8.798.230.000.000 12,94 Di atas rata-rata
102 PGAS 2011 30.976.445.812.225 13,49 Di atas rata-rata
103 PLIN 2011 4.232.841.288.000 12,63 Di bawah rata-rata
104 PTBA 2011 11.507.104.000.000 13,06 Di atas rata-rata
105 PTRO 2011 3.433.411.800.000 12,54 Di bawah rata-rata
106 RMBA 2011 6.333.957.000.000 12,80 Di bawah rata-rata
107 SCMA 2011 2.511.221.855.000 12,40 Di bawah rata-rata
108 SGRO 2011 3.411.026.249.000 12,53 Di bawah rata-rata
109 SMAR 2011 14.721.899.000.000 13,17 Di atas rata-rata
110 SMCB 2011 10.950.501.000.000 13,04 Di atas rata-rata
111 SMDM 2011 2.454.961.990.000 12,39 Di bawah rata-rata
112 SMGR 2011 19.661.692.767.000 13,29 Di atas rata-rata
113 SMRA 2011 8.099.174.681.000 12,91 Di atas rata-rata
114 SMSM 2011 1.136.857.942.381 12,06 Di bawah rata-rata
115 TINS 2011 6.569.807.000.000 12,82 Di bawah rata-rata
116 TLKM 2011 103.054.000.000.000 14,01 Di atas rata-rata
117 TURI 2011 2.545.309.000.000 12,41 Di bawah rata-rata
118 ULTJ 2011 2.179.181.979.434 12,34 Di bawah rata-rata
119 UNSP 2011 18.702.295.203.000 13,27 Di atas rata-rata
120 UNTR 2011 46.440.062.000.000 13,67 Di atas rata-rata
121 UNVR 2011 10.482.312.000.000 13,02 Di atas rata-rata
122 WIKA 2011 8.322.979.571.000 12,92 Di atas rata-rata
154
Hasil Tabulasi Data Sekunder 2010
Dewan
Komisaris
Komite
Audit
Dewan
Direksi
Governance
Committee
Jumlah
Anggota
Jumlah
Rapat
Jumlah
Rapat
Ya=1
Tidak=0
Laba Bersih Setelah
PajakEkuitas ROE
1 AALI 2010 7 18 44 0 2,016,780,000,000 7,211,687,000,000 0.28
2 ADHI 2010 5 19 50 1 189,484,000,000 861,113,000,000 0.22
3 ADRO 2010 6 23 9 0 2,207,313,000,000 18,576,441,000,000 0.12
4 AISA 2010 6 4 30 0 75,234,571,191 575,762,727,845 0.13
5 AKRA 2010 3 8 43 0 310,916,115,000 2,386,406,965,000 0.13
6 ALMI 2010 5 4 42 0 43,722,582,261 505,798,105,207 0.09
7 AMFG 2010 6 12 12 0 330,973,000,000 1,842,925,000,000 0.18
8 ANTM 2010 4 20 42 1 1,683,399,992,000 9,580,098,225,000 0.18
9 ASII 2010 11 9 40 0 14,366,000,000,000 49,310,000,000,000 0.29
10 AUTO 2010 10 4 25 0 1,141,179,000,000 3,860,827,000,000 0.30
11 BRAM 2010 7 3 5 0 134,160,199,000 1,072,556,312,000 0.13
12 BTEL 2010 5 41 12 0 9,975,729,110 5,194,830,318,799 0.00
13 BUMI 2010 8 15 2 0 2,827,066,184,000 14,697,035,040,000 0.19
14 BYAN 2010 5 18 11 1 740,794,000,000 2,939,406,000,000 0.25
15 CPIN 2010 5 14 10 0 2,210,266,000,000 4,458,432,000,000 0.50
16 ELSA 2010 5 21 39 0 63,906,000,000 1,937,289,000,000 0.03
17 ELTY 2010 6 9 25 1 178,704,601,860 8,021,729,230,442 0.02
18 ENRG 2010 5 14 28 0 (62,318,783,000) 5,855,082,271,000 -0.01
19 EPMT 2010 4 4 20 1 257,415,018,996 1,798,126,068,426 0.14
20 EXCL 2010 7 6 40 0 2,891,261,000,000 11,715,074,000,000 0.25
NoNama
PerusahaanTahun
Profitabilitas
LAMPIRAN 13
155
Aktiva Lancar Kewajiban LancarCurrent
RatioKewajiban Ekuitas DER
1 2,051,177,000,000 1,061,852,000,000 1.93 1,344,542,000,000 7,211,687,000,000 0.19
2 4,056,584,998,645 3,400,826,338,980 1.19 4,059,941,000,000 861,113,000,000 4.71
3 10,200,290,000,000 5,793,531,000,000 1.76 21,970,369,000,000 18,576,441,000,000 1.18
4 666,008,990,671 518,294,102,694 1.29 1,346,881,000,000 575,762,727,845 2.34
5 4,028,177,791,000 3,844,218,419,000 1.05 4,806,757,170,000 2,386,406,965,000 2.01
6 842,427,775,351 974,085,193,410 0.86 998,356,227,505 505,798,105,207 1.97
7 1,283,712,000,000 325,854,000,000 3.94 529,732,000,000 1,842,925,000,000 0.29
8 7,593,630,426,000 1,989,071,312,000 3.82 2,709,896,801,000 9,580,098,225,000 0.28
9 46,843,000,000,000 37,124,000,000,000 1.26 54,168,000,000,000 49,310,000,000,000 1.10
10 2,199,725,000,000 1,251,731,000,000 1.76 1,482,705,000,000 3,860,827,000,000 0.38
11 364,898,978,000 180,688,108,000 2.02 283,850,592,000 1,072,556,312,000 0.26
12 1,436,140,216,095 1,759,605,829,930 0.82 7,158,061,068,779 5,194,830,318,799 1.38
13 29,000,238,680,000 18,583,163,560,000 1.56 59,604,619,660,000 14,697,035,040,000 4.06
14 2,911,121,000,000 2,945,288,000,000 0.99 5,333,856,000,000 2,939,406,000,000 1.81
15 4,274,636,000,000 1,461,341,000,000 2.93 2,036,240,000,000 4,458,432,000,000 0.46
16 2,040,659,000,000 1,271,960,000,000 1.60 1,728,408,000,000 1,937,289,000,000 0.89
17 5,831,357,355,000 2,159,280,386,000 2.70 6,582,727,429,196 8,021,729,230,442 0.82
18 1,924,741,246,000 3,141,048,154,000 0.61 5,875,002,790,000 5,855,082,271,000 1.00
19 2,734,592,131,811 1,419,239,896,623 1.93 1,455,960,129,836 1,798,126,068,426 0.81
20 2,228,017,000,000 4,563,033,000,000 0.49 15,536,207,000,000 11,715,074,000,000 1.33
Leverage
No
Likuiditas
156
Sustainability
Report
Penjualan Persediaan ITO Total AssetLog Total
Asset
Ya=1
Tidak=0
1 8,843,721,000,000 624,694,000,000 14.16 8,791,799,000,000 12.94 1
2 5,647,980,407,618 61,766,216,479 91.44 4,927,696,000,000 12.69 1
3 24,689,333,000,000 288,732,000,000 85.51 40,600,921,000,000 13.61 1
4 705,219,823,456 331,899,000,000 2.12 1,936,949,441,138 12.29 0
5 12,194,997,466,000 1,424,613,886,000 8.56 7,665,590,356,000 12.88 0
6 3,019,070,482,536 437,350,022,791 6.90 1,504,154,332,712 12.18 0
7 2,426,138,000,000 490,140,000,000 4.95 2,372,657,000,000 12.38 0
8 8,744,300,219,000 1,229,283,112,000 7.11 12,310,732,099,000 13.09 1
9 129,991,000,000,000 10,842,000,000,000 11.99 112,857,000,000,000 14.05 1
10 6,255,109,000,000 708,322,000,000 8.83 5,585,852,000,000 12.75 0
11 1,805,350,612,000 291,293,046,000 6.20 1,492,727,607,000 12.17 0
12 2,765,083,613,989 27,798,487,925 99.47 12,352,891,387,578 13.09 0
13 39,700,731,060,000 1,533,553,978,000 25.89 79,704,167,790,000 13.90 0
14 8,745,624,000,000 621,547,000,000 14.07 8,372,079,000,000 12.92 0
15 15,077,822,000,000 1,554,780,000,000 9.70 6,518,276,000,000 12.81 0
16 4,210,786,000,000 115,062,000,000 36.60 3,678,566,000,000 12.57 0
17 1,367,555,681,767 1,557,527,766,718 0.88 17,064,195,774,257 13.23 0
18 1,249,710,407,000 356,456,381,000 3.51 11,762,035,570,000 13.07 0
19 9,713,882,916,261 1,132,817,271,706 8.57 3,254,770,280,292 12.51 0
20 17,636,895,000,000 61,044,000,000 288.92 27,251,281,000,000 13.44 0
No
Aktivitas Perusahaan Ukuran Perusahaan
157
Dewan
Komisaris
Komite
Audit
Dewan
Direksi
Governance
Committee
Jumlah
Anggota
Jumlah
Rapat
Jumlah
Rapat
Ya=1
Tidak=0
Laba Bersih Setelah
PajakEkuitas ROE
21 FASW 2010 3 8 25 0 283,001,824,437 1,810,598,190,951 0.16
22 GDYR 2010 3 4 10 0 67,373,160,780 419,943,949,800 0.16
23 GJTL 2010 8 4 12 0 830,624,000,000 3,526,597,000,000 0.24
24 GZCO 2010 4 4 4 0 160,797,203,284 1,770,779,091,048 0.09
25 INCO 2010 10 36 40 1 3,936,267,000,000 15,118,560,000,000 0.26
26 INDF 2010 10 8 9 0 2,592,858,000,000 16,784,671,000,000 0.15
27 INDY 2010 6 4 8 1 772,723,177,000 5,483,332,251,000 0.14
28 INTA 2010 3 6 12 0 83,081,383,677 412,045,570,300 0.20
29 INTP 2010 7 4 3 0 3,224,941,884,793 13,077,390,156,519 0.25
30 ISAT 2010 10 6 43 0 647,174,000,000 17,850,646,000,000 0.04
31 JPFA 2010 3 4 12 0 1,091,279,000,000 3,074,281,000,000 0.35
32 KAEF 2010 5 5 11 1 138,716,044,100 1,114,028,943,712 0.12
33 KIJA 2010 2 7 36 0 62,129,552,046 1,668,578,487,556 0.04
34 KLBF 2010 6 4 36 1 1,286,330,026,012 5,373,784,302,200 0.24
35 LPCK 2010 6 4 17 0 65,307,482,748 563,766,489,420 0.12
36 LPKR 2010 8 4 10 0 525,345,786,018 1,709,908,346,666 0.31
37 LPPF 2010 6 4 12 0 624,537,000,000 1,074,537,000,000 0.58
38 LSIP 2010 9 16 11 0 1,033,329,000,000 4,554,105,000,000 0.23
39 MEDC 2010 6 29 19 1 781,389,300,000 7,108,701,300,000 0.11
40 MNCN 2010 5 4 6 0 730,218,000,000 4,767,037,000,000 0.15
41 PGAS 2010 5 20 34 1 6,239,361,270,479 13,868,573,016,764 0.45
42 PLIN 2010 4 28 12 0 503,065,708,000 2,223,279,707,000 0.23
NoNama
PerusahaanTahun
Profitabilitas
158
Aktiva Lancar Kewajiban LancarCurrent
RatioKewajiban Ekuitas DER
21 1,210,727,028,895 1,440,959,280,341 0.84 2,684,424,213,751 1,810,598,190,951 1.48
22 528,630,121,475 611,709,048,685 0.86 740,075,047,425 419,943,949,800 1.76
23 4,489,184,000,000 2,549,406,000,000 1.76 6,844,970,000,000 3,526,597,000,000 1.94
24 246,347,717,924 149,769,953,228 1.64 865,629,091,100 1,770,779,091,048 0.49
25 6,405,255,000,000 1,422,873,000,000 4.50 4,593,555,000,000 15,118,560,000,000 0.30
26 20,077,994,000,000 9,859,118,000,000 2.04 22,423,117,000,000 16,784,671,000,000 1.34
27 4,965,891,730,000 1,359,525,425,000 3.65 6,002,888,394,000 5,483,332,251,000 1.09
28 1,065,857,940,370 869,726,064,066 1.23 1,198,084,207,003 412,045,570,300 2.91
29 7,484,807,063,858 1,347,705,747,072 5.55 2,245,547,627,000 13,077,390,156,519 0.17
30 6,158,854,000,000 11,946,853,000,000 0.52 34,581,701,000,000 17,850,646,000,000 1.94
31 4,435,214,000,000 1,686,714,000,000 2.63 3,494,240,000,000 3,074,281,000,000 1.14
32 1,139,548,849,755 469,822,675,254 2.43 543,257,475,734 1,114,028,943,712 0.49
33 664,391,848,600 1,446,634,340,000 0.46 1,662,899,616,845 1,668,578,487,556 1.00
34 5,037,269,819,971 1,146,489,093,666 4.39 1,260,361,432,719 5,373,784,302,200 0.23
35 1,171,360,858,000 351,156,285,900 3.34 1,106,267,652,673 563,766,489,420 1.96
36 13,030,468,540,000 7,152,929,640,000 1.82 7,976,067,598,988 1,709,908,346,666 4.66
37 1,471,328,000,000 1,464,894,000,000 1.00 4,339,622,000,000 1,074,537,000,000 4.04
38 1,487,257,000,000 621,593,000,000 2.39 1,007,328,000,000 4,554,105,000,000 0.22
39 9,240,137,400,000 4,524,212,900,000 2.04 13,231,717,600,000 7,108,701,300,000 1.86
40 5,201,103,000,000 2,604,665,000,000 2.00 2,760,427,000,000 4,767,037,000,000 0.58
41 13,858,679,369,359 4,035,777,167,686 3.43 16,986,476,547,117 13,868,573,016,764 1.22
42 913,827,523,000 529,803,843,000 1.72 2,207,608,403,000 2,223,279,707,000 0.99
No
Likuiditas Leverage
159
Sustainability
Report
Penjualan Persediaan ITO Total AssetLog Total
Asset
Ya=1
Tidak=0
21 3,385,973,456,418 502,124,039,249 6.74 4,495,022,404,702 12.65 0
22 1,756,778,678,410 214,685,254,080 8.18 1,169,018,997,225 12.07 0
23 9,853,904,000,000 1,089,211,000,000 9.05 10,371,567,000,000 13.02 0
24 454,523,171,818 19,038,210,261 23.87 2,095,795,869,754 12.32 0
25 11,486,907,000,000 917,874,000,000 12.51 19,712,115,000,000 13.29 1
26 38,403,360,000,000 5,644,141,000,000 6.80 47,275,955,000,000 13.67 0
27 3,765,466,981,000 50,445,561,000 74.64 11,458,782,987,000 13.06 1
28 1,833,180,690,866 407,546,350,562 4.50 1,634,903,848,219 12.21 0
29 11,137,805,265,505 1,299,548,786,024 8.57 15,346,145,677,737 13.19 0
30 19,796,515,000,000 105,885,000,000 186.96 52,818,187,000,000 13.72 1
31 13,955,792,000,000 2,185,129,000,000 6.39 6,981,107,000,000 12.84 0
32 3,183,829,303,909 386,659,606,316 8.23 1,657,291,834,312 12.22 0
33 597,419,779,479 503,760,004,630 1.19 3,335,857,281,974 12.52 0
34 10,226,789,206,223 1,550,828,819,836 6.59 7,032,496,663,288 12.85 0
35 404,660,239,328 1,044,699,723,414 0.39 1,670,033,142,093 12.22 0
36 3,125,312,604,025 7,068,539,007,802 0.44 16,155,384,919,926 13.21 0
37 2,369,344,000,000 400,784,000,000 5.91 5,413,870,000,000 12.73 0
38 3,592,658,000,000 264,473,000,000 13.58 5,561,433,000,000 12.75 0
39 8,409,085,700,000 308,713,388,000 27.24 20,600,858,300,000 13.31 1
40 4,855,907,000,000 915,310,000,000 5.31 8,196,543,000,000 12.91 0
41 19,765,716,397,448 14,046,340,060 1407.18 32,087,430,994,073 13.51 1
42 811,316,002,000 6,174,368,000 131.40 4,430,888,110,000 12.65 0
No
Aktivitas Perusahaan Ukuran Perusahaan
160
Dewan
Komisaris
Komite
Audit
Dewan
Direksi
Governance
Committee
Jumlah
Anggota
Jumlah
Rapat
Jumlah
Rapat
Ya=1
Tidak=0
Laba Bersih Setelah
PajakEkuitas ROE
43 PTBA 2010 5 37 19 1 2,008,891,000,000 6,366,736,000,000 0.316
44 PTRO 2010 6 5 6 1 383,877,590,000 1,096,332,375,500 0.350
45 RMBA 2010 4 4 4 0 218,621,000,000 2,129,527,000,000 0.103
46 SCMA 2010 4 15 4 0 530,127,428,000 1,486,752,263,000 0.357
47 SGRO 2010 5 5 9 0 451,716,811,000 2,132,247,402,000 0.212
48 SMAR 2010 8 12 5 0 1,260,513,000,000 5,829,703,000,000 0.216
49 SMCB 2010 7 5 5 0 828,422,000,000 6,822,608,000,000 0.121
50 SMDM 2010 3 2 2 0 (1,899,846,919) 1,269,905,313,455 -0.001
51 SMGR 2010 6 33 10 1 810,892,404,000 12,139,752,888,000 0.067
52 SMRA 2010 5 4 33 0 233,477,896,000 2,139,886,827,000 0.109
53 SMSM 2010 3 4 12 0 150,420,111,988 519,374,643,869 0.290
54 TINS 2010 6 37 7 1 947,936,000,000 4,202,766,000,000 0.226
55 TLKM 2010 5 30 46 0 11,536,999,000,000 44,418,742,000,000 0.260
56 TURI 2010 6 4 20 0 269,004,000,000 1,213,453,000,000 0.222
57 ULTJ 2010 3 2 12 0 107,123,243,835 1,297,952,719,759 0.083
58 UNSP 2010 5 3 15 0 805,630,448,000 8,318,408,463,000 0.097
59 UNTR 2010 6 4 33 1 3,872,931,000,000 16,136,338,000,000 0.240
60 UNVR 2010 4 35 19 0 3,386,970,000,000 4,045,419,000,000 0.837
61 WIKA 2010 5 27 27 1 311,241,250,000 1,801,629,781,000 0.173
NoNama
PerusahaanTahun
Profitabilitas
161
Aktiva Lancar Kewajiban LancarCurrent
RatioKewajiban Ekuitas DER
43 6,645,953,000,000 1,147,728,000,000 5.79 2,281,451,000,000 6,366,736,000,000 0.36
44 624,521,070,000 602,508,115,000 1.04 925,189,145,000 1,096,332,375,500 0.84
45 3,053,134,000,000 1,221,291,000,000 2.50 2,773,070,000,000 2,129,527,000,000 1.30
46 1,516,473,203,000 427,559,384,000 3.55 1,028,801,124,000 1,486,752,263,000 0.69
47 868,210,441,000 458,868,755,000 1.89 716,581,520,000 2,132,247,402,000 0.34
48 6,267,611,000,000 4,105,059,000,000 1.53 6,498,850,000,000 5,829,703,000,000 1.11
49 2,253,237,000,000 1,355,830,000,000 1.66 3,611,246,000,000 6,822,608,000,000 0.53
50 1,769,336,422,000 147,351,545,000 12.01 301,627,718,935 1,269,905,313,455 0.24
51 7,343,604,756,000 2,517,518,619,000 2.92 3,423,246,058,000 12,139,752,888,000 0.28
52 4,252,659,991,000 1,385,932,114,000 3.07 3,982,107,010,000 2,139,886,827,000 1.86
53 661,698,307,933 304,354,095,506 2.17 498,627,884,127 519,374,643,869 0.96
54 4,108,890,000,000 1,269,482,000,000 3.24 1,678,033,000,000 4,202,766,000,000 0.40
55 18,730,627,000,000 20,472,898,000,000 0.91 43,343,664,000,000 44,418,742,000,000 0.98
56 1,037,257,000,000 686,155,000,000 1.51 886,701,000,000 1,213,453,000,000 0.73
57 955,441,890,578 477,557,754,724 2.00 705,472,335,900 1,297,952,719,759 0.54
58 1,788,214,165,000 3,342,539,716,000 0.53 9,954,999,647,000 8,318,408,463,000 1.20
59 15,532,762,000,000 9,919,225,000,000 1.57 13,535,508,000,000 16,136,338,000,000 0.84
60 3,748,130,000,000 4,402,940,000,000 0.85 4,652,409,000,000 4,045,419,000,000 1.15
61 4,954,287,102,000 3,642,026,776,000 1.36 4,369,536,958,000 1,801,629,781,000 2.43
Likuiditas
No
Leverage
162
Sustainability
Report
Penjualan Persediaan ITO Total AssetLog Total
Asset
Ya=1
Tidak=0
43 7,909,154,000,000 423,678,000,000 18.67 8,722,699,000,000 12.94 1
44 1,698,431,665,000 50,957,765,000 33.33 2,021,521,520,000 12.31 1
45 8,904,568,000,000 2,483,453,000,000 3.59 4,902,597,000,000 12.69 0
46 1,928,997,307,000 199,945,610,000 9.65 2,515,567,387,000 12.40 0
47 2,311,749,791,000 226,434,069,000 10.21 2,875,847,106,000 12.46 0
48 20,265,425,000,000 2,702,534,000,000 7.50 12,475,642,000,000 13.10 0
49 5,960,589,000,000 499,926,000,000 11.92 10,437,249,000,000 13.02 0
50 159,647,745,811 1,320,761,768 120.88 2,063,047,866,205 12.31 0
51 3,246,590,270,000 1,624,219,125,000 2.00 15,562,998,946,000 13.19 0
52 1,695,443,952,000 1,308,433,357,000 1.30 6,139,640,438,000 12.79 0
53 1,561,786,956,669 307,043,616,019 5.09 1,067,103,249,531 12.03 0
54 8,339,254,000,000 1,802,707,000,000 4.63 5,881,108,000,000 12.77 1
55 68,629,181,000,000 515,536,000,000 133.12 99,758,447,000,000 14.00 1
56 6,825,683,000,000 456,459,000,000 14.95 2,100,154,000,000 12.32 0
57 1,880,411,473,916 357,743,682,574 5.26 2,006,596,762,260 12.30 0
58 3,004,453,565,000 200,073,120,000 15.02 18,502,257,139,000 13.27 1
59 37,323,872,000,000 6,931,631,000,000 5.38 29,700,914,000,000 13.47 1
60 19,690,239,000,000 1,574,060,000,000 12.51 8,701,262,000,000 12.94 1
61 6,022,921,894,000 682,562,751,000 8.82 6,286,304,902,000 12.80 1
No
Aktivitas Perusahaan Ukuran Perusahaan
163
Hasil Tabulasi Data Sekunder Tahun 2011
Dewan
Komisaris
Komite
Audit
Dewan
Direksi
Governance
Committee
Jumlah
Anggota
Jumlah
Rapat
Jumlah
Rapat
Ya=1
Tidak=0
Laba Bersih Setelah
PajakEkuitas ROE
1 AALI 2011 7 12 40 0 2,498,565,000,000 8,426,158,000,000 0.30
2 ADHI 2011 5 15 56 0 182,115,978,331 990,367,790,588 0.18
3 ADRO 2011 6 13 7 0 67,312,700,000 22,224,229,300,000 0.00
4 AISA 2011 5 4 9 0 149,951,000,000 1,832,817,000,000 0.08
5 AKRA 2011 3 12 45 0 2,339,137,971,000 3,382,079,885,000 0.69
6 ALMI 2011 5 4 43 0 32,384,480,744 516,616,105,951 0.06
7 AMFG 2011 6 14 12 0 336,995,000,000 2,145,200,000,000 0.16
8 ANTM 2011 6 13 41 1 1,924,739,414,000 10,772,043,550,000 0.18
9 ASII 2011 11 8 36 0 21,077,000,000,000 75,838,000,000,000 0.28
10 AUTO 2011 10 6 30 0 1,006,716,000,000 4,423,554,000,000 0.23
11 BRAM 2011 7 4 4 0 67,489,275,000 1,073,634,676,000 0.06
12 BTEL 2011 5 13 12 0 (782,699,191,424) 4,368,754,239,524 -0.18
13 BUMI 2011 8 16 4 1 2,006,759,254,500 10,705,273,451,600 0.19
14 BYAN 2011 6 11 11 1 1,831,725,000,000 6,431,520,000,000 0.28
15 CPIN 2011 5 37 11 0 2,362,497,000,000 6,189,470,000,000 0.38
16 ELSA 2011 5 43 40 0 (42,775,000,000) 1,904,825,000,000 -0.02
17 ELTY 2011 5 10 21 1 (19,155,742,667) 8,346,867,885,237 0.00
18 ENRG 2011 5 7 52 0 68,562,714,000 6,002,436,696,000 0.01
19 EPMT 2011 3 2 2 1 351,043,367,801 2,434,735,997,402 0.14
20 EXCL 2011 9 6 36 0 2,830,101,000,000 13,682,512,000,000 0.21
NoNama
PerusahaanTahun
Profitabilitas
164
Aktiva Lancar Kewajiban LancarCurrent
RatioKewajiban Ekuitas DER
1 1,886,387,000,000 1,440,351,000,000 1.31 1,778,337,000,000 8,426,158,000,000 0.21
2 5,377,659,563,432 4,857,487,799,723 1.11 5,112,585,800,538 990,367,790,588 5.16
3 11,807,477,500,000 7,090,729,100,000 1.67 29,272,315,800,000 22,224,229,300,000 1.32
4 1,726,581,000,000 911,836,000,000 1.89 1,757,492,000,000 1,832,817,000,000 0.96
5 5,239,360,598,000 3,860,012,029,000 1.36 4,739,539,947,000 3,382,079,885,000 1.40
6 1,226,633,244,426 1,010,834,784,483 1.21 1,274,907,058,776 516,616,105,951 2.47
7 1,473,425,000,000 333,132,000,000 4.42 545,395,000,000 2,145,200,000,000 0.25
8 9,108,619,774,000 855,829,583,000 10.64 4,429,191,527,000 10,772,043,550,000 0.41
9 65,978,000,000,000 48,978,000,000,000 1.35 77,683,000,000,000 75,838,000,000,000 1.02
10 2,564,455,000,000 1,892,818,000,000 1.35 2,241,333,000,000 4,423,554,000,000 0.51
11 845,266,650,000 303,092,111,000 2.79 458,393,625,000 1,073,634,676,000 0.43
12 948,354,199,025 2,955,755,907,090 0.32 7,844,354,929,243 4,368,754,239,524 1.80
13 23,488,788,013,600 21,305,696,685,000 1.10 56,344,634,464,300 10,705,273,451,600 5.26
14 3,667,431,000,000 5,606,892,000,000 0.65 7,954,721,000,000 6,431,520,000,000 1.24
15 5,250,245,000,000 1,575,552,000,000 3.33 2,658,734,000,000 6,189,470,000,000 0.43
16 2,476,571,000,000 1,987,777,000,000 1.25 2,485,125,000,000 1,904,825,000,000 1.30
17 10,474,478,000,000 4,285,433,000,000 2.44 6,805,878,160,103 8,346,867,885,237 0.82
18 2,731,197,799,000 4,310,652,843,000 0.63 11,215,084,920,000 6,002,436,696,000 1.87
19 3,754,291,166,162 1,896,112,184,680 1.98 1,935,549,140,212 2,434,735,997,402 0.79
20 3,387,237,000,000 8,728,212,000,000 0.39 17,478,142,000,000 13,682,512,000,000 1.28
Likuiditas
No
Leverage
165
Sustainability
Report
Penjualan Persediaan ITO Total AssetLog Total
Asset
Ya=1
Tidak=0
1 10,772,582,000,000 769,903,000,000 13.99 10,204,495,000,000 13.01 1
2 6,695,112,327,923 68,562,178,399 97.65 6,112,953,591,126 12.79 0
3 36,285,385,500,000 477,022,000,000 76.07 51,496,545,100,000 13.71 0
4 1,752,802,000,000 331,899,000,000 5.28 3,590,309,000,000 12.56 0
5 18,805,949,649,000 1,250,135,461,000 15.04 8,308,243,768,000 12.92 0
6 3,609,867,387,594 563,237,156,595 6.41 1,791,523,164,727 12.25 0
7 2,596,271,000,000 594,380,000,000 4.37 2,690,595,000,000 12.43 0
8 10,346,433,404,000 1,687,897,283,000 6.13 15,201,235,077,000 13.18 1
9 162,564,000,000,000 11,990,000,000,000 13.56 153,521,000,000,000 14.19 1
10 7,363,659,000,000 955,369,000,000 7.71 6,964,227,000,000 12.84 0
11 1,900,212,056,000 350,750,318,000 5.42 1,660,119,065,000 12.22 0
12 2,591,008,489,135 17,060,093,225 151.88 12,213,109,168,767 13.09 0
13 36,409,631,995,100 1,430,079,942,000 25.46 67,049,907,915,900 13.83 0
14 13,235,877,000,000 1,299,844,000,000 10.18 14,386,241,000,000 13.16 0
15 17,957,972,000,000 2,339,543,000,000 7.68 8,848,204,000,000 12.95 0
16 4,716,771,000,000 108,422,000,000 43.50 4,389,950,000,000 12.64 0
17 2,017,319,021,475 1,816,318,578,119 1.11 17,707,949,598,417 13.25 1
18 2,122,862,753,000 419,823,202,000 5.06 17,354,833,906,000 13.24 0
19 10,610,084,882,427 1,384,444,567,153 7.66 4,370,747,246,546 12.64 0
20 18,921,070,000,000 66,595,000,000 284.12 31,170,654,000,000 13.49 0
No
Aktivitas Perusahaan Ukuran Perusahaan
166
Dewan
Komisaris
Komite
Audit
Dewan
Direksi
Governance
Committee
Jumlah
Anggota
Jumlah
Rapat
Jumlah
Rapat
Ya=1
Tidak=0Laba Bersih Setelah
PajakEkuitas ROE
21 FASW 2011 3 8 30 0 132,338,923,785 1,801,697,453,877 0.07
22 GDYR 2011 3 4 10 0 19,623,822,400 429,297,914,500 0.05
23 GJTL 2011 8 4 12 0 683,629,000,000 4,430,825,000,000 0.15
24 GZCO 2011 4 4 4 0 167,140,625,654 1,492,276,182,287 0.11
25 INCO 2011 9 15 17 1 3,037,243,300,000 16,099,437,900,000 0.19
26 INDF 2011 9 11 11 0 3,077,180,000,000 31,610,225,000,000 0.10
27 INDY 2011 6 10 13 1 1,110,756,000,000 7,729,123,000,000 0.14
28 INTA 2011 3 12 12 0 120,214,000,000 536,767,000,000 0.22
29 INTP 2011 7 3 3 0 3,596,918,000,000 15,733,951,000,000 0.23
30 ISAT 2011 11 40 44 0 834,975,000,000 18,362,431,000,000 0.05
31 JPFA 2011 4 12 12 0 617,054,000,000 3,317,932,000,000 0.19
32 KAEF 2011 5 48 51 1 171,765,487,458 1,252,503,580,586 0.14
33 KIJA 2011 2 34 34 0 326,131,166,919 3,501,702,416,961 0.09
34 KLBF 2011 6 40 41 1 1,482,236,969,778 6,214,818,130,918 0.24
35 LPCK 2011 5 15 18 0 257,680,751,130 821,447,240,550 0.31
36 LPKR 2011 7 17 17 0 708,282,328,610 8,839,697,199,866 0.08
37 LPPF 2011 6 4 5 0 465,648,000,000 (2,702,413,000,000) -0.17
38 LSIP 2011 9 10 11 0 1,701,580,000,000 5,839,424,000,000 0.29
39 MEDC 2011 6 18 20 1 774,171,370,700 7,693,642,966,100 0.10
40 MNCN 2011 5 6 6 0 1,070,203,000,000 6,834,503,000,000 0.16
41 PGAS 2011 5 42 44 1 5,933,063,233,665 17,184,711,978,515 0.35
42 PLIN 2011 4 4 4 0 82,969,374,000 2,297,539,970,000 0.04
NoNama
PerusahaanTahun
Profitabilitas
167
Aktiva Lancar Kewajiban LancarCurrent
RatioKewajiban Ekuitas DER
21 1,137,863,058,240 861,199,320,481 1.32 3,134,396,282,692 1,801,697,453,877 1.74
22 595,401,643,200 697,677,025,500 0.85 761,003,106,500 429,297,914,500 1.77
23 5,073,477,000,000 2,900,477,000,000 1.75 7,123,318,000,000 4,430,825,000,000 1.61
24 231,317,324,490 293,848,910,505 0.79 1,327,475,994,963 1,492,276,182,287 0.89
25 2,213,296,368,000 1,627,243,800,000 1.36 5,934,956,300,000 16,099,437,900,000 0.37
26 24,501,734,000,000 12,831,304,000,000 1.91 21,975,708,000,000 31,610,225,000,000 0.70
27 6,346,501,000,000 3,876,137,000,000 1.64 10,524,694,000,000 7,729,123,000,000 1.36
28 2,001,160,000,000 2,383,059,000,000 0.84 3,201,151,000,000 536,767,000,000 5.96
29 2,938,428,030,000 1,476,597,000,000 1.99 2,417,380,000,000 15,733,951,000,000 0.15
30 6,579,439,000,000 11,952,171,000,000 0.55 33,956,338,000,000 18,362,431,000,000 1.85
31 4,932,300,000,000 3,099,991,000,000 1.59 4,481,070,000,000 3,317,932,000,000 1.35
32 1,263,029,723,926 459,694,310,937 2.75 541,736,739,279 1,252,503,580,586 0.43
33 807,897,167,500 1,759,370,359,000 0.46 2,095,654,333,962 3,501,702,416,961 0.60
34 5,956,123,240,307 1,630,588,528,518 3.65 1,758,619,054,414 6,214,818,130,918 0.28
35 1,499,967,421,000 409,624,032,800 3.66 1,220,511,284,273 821,447,240,550 1.49
36 14,469,520,040,000 7,159,634,782,000 2.02 8,850,153,220,430 8,839,697,199,866 1.00
37 1,567,335,000,000 1,708,305,000,000 0.92 5,124,885,000,000 (2,702,413,000,000) -1.90
38 972,326,580,000 531,326,000,000 1.83 952,435,000,000 5,839,424,000,000 0.16
39 11,854,104,052,700 7,384,810,351,100 1.61 15,761,659,477,200 7,693,642,966,100 2.05
40 6,018,612,000,000 1,227,364,000,000 4.90 1,963,727,000,000 6,834,503,000,000 0.29
41 13,656,295,463,956 2,483,316,997,394 5.50 13,791,793,833,710 17,184,711,978,515 0.80
42 653,345,699,000 367,054,154,000 1.78 1,936,307,318,000 2,297,539,970,000 0.84
No
Likuiditas Leverage
168
Sustainability
Report
Penjualan Persediaan ITO Total AssetLog Total
Asset
Ya=1
Tidak=0
21 4,123,728,086,965 668,283,200,651 6.17 4,936,093,736,569 12.69 0
22 1,886,523,366,000 233,018,394,700 8.10 1,190,301,021,000 12.08 0
23 11,841,336,000,000 1,660,462,000,000 7.13 11,554,143,000,000 13.06 0
24 492,947,020,000 19,915,547,268 24.75 2,834,598,202,394 12.45 0
25 11,307,250,500,000 1,486,766,100,000 7.61 22,034,394,200,000 13.34 0
26 45,332,256,000,000 6,536,343,000,000 6.94 53,585,933,000,000 13.73 0
27 5,209,741,000,000 100,253,000,000 51.97 18,253,817,000,000 13.26 0
28 3,000,323,000,000 765,344,000,000 3.92 3,737,918,000,000 12.57 0
29 13,887,892,000,000 1,327,720,000,000 10.46 18,151,331,000,000 13.26 0
30 20,576,893,000,000 75,890,000,000 271.14 52,172,311,000,000 13.72 0
31 15,633,068,000,000 2,640,526,000,000 5.92 8,266,417,000,000 12.92 0
32 3,481,166,331,259 456,068,713,230 7.63 1,794,242,423,105 12.25 0
33 1,148,295,925,007 554,015,993,308 2.07 5,597,357,750,923 12.75 0
34 10,911,860,141,523 1,705,189,186,310 6.40 8,274,554,112,840 12.92 0
35 902,455,466,998 1,359,250,346,889 0.66 2,041,958,524,823 12.31 0
36 4,189,580,354,855 7,892,170,591,837 0.53 18,259,171,414,884 13.26 0
37 4,700,712,000,000 462,013,000,000 10.17 2,442,472,000,000 12.39 0
38 4,686,457,000,000 368,244,000,000 12.73 6,791,859,000,000 12.83 0
39 10,403,980,204,800 397,715,245,200 26.16 23,546,316,876,900 13.37 0
40 5,390,474,000,000 894,311,000,000 6.03 8,798,230,000,000 12.94 0
41 19,567,407,240,330 11,836,043,989 1653.21 30,976,445,812,225 13.49 1
42 909,589,677,000 6,548,370,000 138.90 4,232,841,288,000 12.63 0
No
Aktivitas Perusahaan Ukuran Perusahaan
169
Dewan
Komisaris
Komite
Audit
Dewan
Direksi
Governance
Committee
Jumlah
Anggota
Jumlah
Rapat
Jumlah
Rapat
Ya=1
Tidak=0
Laba Bersih Setelah
PajakEkuitas ROE
43 PTBA 2011 6 16 18 1 3,088,067,000,000 8,165,002,000,000 0.38
44 PTRO 2011 7 4 4 1 479,051,300,000 1,449,011,200,000 0.33
45 RMBA 2011 5 4 4 0 305,997,000,000 2,247,284,000,000 0.14
46 SCMA 2011 4 5 6 0 912,705,475,000 1,503,663,320,000 0.61
47 SGRO 2011 5 10 10 0 540,943,434,000 2,499,510,729,000 0.22
48 SMAR 2011 8 4 5 0 1,784,724,000,000 7,335,552,000,000 0.24
49 SMCB 2011 7 10 12 0 1,063,170,000,000 7,527,260,000,000 0.14
50 SMDM 2011 3 3 3 0 28,234,994,000 2,056,059,968,000 0.01
51 SMGR 2011 6 12 13 1 3,925,441,771,000 14,615,096,979,000 0.27
52 SMRA 2011 4 20 20 0 392,019,495,000 2,464,196,174,000 0.16
53 SMSM 2011 3 10 12 0 200,865,266,626 670,612,341,979 0.30
54 TINS 2011 6 15 15 1 896,780,000,000 4,597,795,000,000 0.20
55 TLKM 2011 5 32 52 0 10,965,000,000,000 47,510,000,000,000 0.23
56 TURI 2011 5 5 5 0 322,298,000,000 1,467,775,000,000 0.22
57 ULTJ 2011 3 2 14 0 101,323,273,593 1,402,446,699,852 0.07
58 UNSP 2011 5 5 35 0 745,500,653,000 9,057,562,447,000 0.08
59 UNTR 2011 6 7 9 1 5,900,908,000,000 27,503,948,000,000 0.21
60 UNVR 2011 5 6 20 0 3,382,442,560,000 3,676,568,000,000 0.92
61 WIKA 2011 5 13 28 1 354,468,793,000 2,071,560,773,000 0.17
NoNama
PerusahaanTahun
Profitabilitas
170
Aktiva Lancar Kewajiban LancarCurrent
RatioKewajiban Ekuitas DER
43 8,859,260,000,000 1,912,423,000,000 4.63 3,342,102,000,000 8,165,002,000,000 0.41
44 957,128,900,000 1,023,376,900,000 0.94 1,984,400,600,000 1,449,011,200,000 1.37
45 4,287,268,000,000 3,829,144,000,000 1.12 4,086,673,000,000 2,247,284,000,000 1.82
46 1,534,251,736,000 971,756,799,000 1.58 1,006,950,419,000 1,503,663,320,000 0.67
47 782,629,549,000 492,375,212,000 1.59 911,515,520,000 2,499,510,729,000 0.36
48 7,962,539,000,000 4,270,944,000,000 1.86 7,386,347,000,000 7,335,552,000,000 1.01
49 2,468,172,000,000 1,683,172,000,000 1.47 3,423,241,000,000 7,527,260,000,000 0.45
50 147,545,727,000 361,458,729,000 0.41 398,908,022,000 2,056,059,968,000 0.19
51 7,646,144,851,000 2,889,137,195,000 2.65 5,046,505,788,000 14,615,096,979,000 0.35
52 4,763,720,093,000 1,936,973,287,000 2.46 5,622,074,731,000 2,464,196,174,000 2.28
53 718,940,778,710 264,727,968,142 2.72 466,245,600,402 670,612,341,979 0.70
54 4,631,418,000,000 1,421,976,000,000 3.26 1,972,012,000,000 4,597,795,000,000 0.43
55 21,258,000,000,000 22,189,000,000,000 0.96 42,073,000,000,000 47,510,000,000,000 0.89
56 1,349,747,000,000 858,449,000,000 1.57 1,077,534,000,000 1,467,775,000,000 0.73
57 924,080,291,058 607,594,391,942 1.52 776,735,279,500 1,402,446,699,852 0.55
58 1,369,517,754,000 3,443,758,819,000 0.40 9,644,732,756,000 9,057,562,447,000 1.06
59 25,625,578,000,000 14,930,069,000,000 1.72 18,936,114,000,000 27,503,948,000,000 0.69
60 4,446,219,000,000 6,474,594,000,000 0.69 6,801,375,000,000 3,676,568,000,000 1.85
61 5,838,851,683,000 5,127,208,872,000 1.14 6,103,603,695,000 2,071,560,773,000 2.95
Likuiditas
No
Leverage
171
Sustainability
Report
Penjualan Persediaan ITO Total AssetLog Total
Asset
Ya=1
Tidak=0
43 10,581,570,000,000 644,833,000,000 16.41 11,507,104,000,000 13.06 1
44 2,400,297,900,000 77,295,400,000 31.05 3,433,411,800,000 12.54 1
45 10,070,175,000,000 3,553,159,000,000 2.83 6,333,957,000,000 12.80 0
46 2,306,734,944,000 164,426,802,000 14.03 2,511,221,855,000 12.40 0
47 3,142,378,850,000 333,910,510,000 9.41 3,411,026,249,000 12.53 0
48 31,676,219,000,000 2,839,141,000,000 11.16 14,721,899,000,000 13.17 0
49 7,523,964,000,000 570,459,000,000 13.19 10,950,501,000,000 13.04 0
50 269,786,893,000 1,493,885,000 180.59 2,454,961,990,000 12.39 0
51 16,378,793,758,000 2,006,660,281,000 8.16 19,661,692,767,000 13.29 0
52 2,359,330,713,000 2,741,082,409,000 0.86 8,099,174,681,000 12.91 0
53 1,807,890,780,238 324,505,617,528 5.57 1,136,857,942,381 12.06 0
54 8,749,617,000,000 2,447,376,000,000 3.58 6,569,807,000,000 12.82 0
55 71,918,000,000,000 758,000,000,000 94.88 103,054,000,000,000 14.01 0
56 8,297,532,000,000 604,956,000,000 13.72 2,545,309,000,000 12.41 0
57 2,102,383,741,532 368,496,687,848 5.71 2,179,181,979,434 12.34 0
58 4,367,080,851,000 216,520,805,000 20.17 18,702,295,203,000 13.27 1
59 55,052,562,000,000 7,129,459,000,000 7.72 46,440,062,000,000 13.67 0
60 23,469,218,000,000 1,812,821,000,000 12.95 10,482,312,000,000 13.02 0
61 7,741,827,272,000 872,775,160,000 8.87 8,322,979,571,000 12.92 0
No
Aktivitas Perusahaan Ukuran Perusahaan
172
Hasil Pengolahan Data Statistik
1. Statistik Deskriptif
1.1 Pengungkapan Sustainability Report
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kelas Frequency Variabel Pengungkapan SR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 96 78.7 78.7 78.7
1 26 21.3 21.3 100.0
Total 122 100.0 100.0
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013
1.2 Dewan Komisaris
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Dewan Komisaris
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DK 122 2 11 5.67 2.002
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013
1.3 Komite Audit
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Komite Audit
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KA 122 2 48 12.63 11.176
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013
1.4 Dewan Direksi
Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Dewan Direksi
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DD 122 2 56 19.80 14.753
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013
LAMPIRAN 14
173
1.5 Governance Committee
Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Governance Committee
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 88 72.1 72.1 72.1
1 34 27.9 27.9 100.0
Total 122 100.0 100.0
Sumber: Data sekunder diolah, 2013
1.6 Profitabilitas (Return on Equity)
Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Profitabilitas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 122 -.18 .92 .1934 .15935
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder diolah, 2013
1.7 Likuiditas (Current Ratio)
Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Likuiditas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CR 122 .32 12.01 2.0689 1.68486
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder diolah, 2013
1.8 Leverage (Debt Equity Ratio)
Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Leverage
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 122 -1.90 5.96 1.2077 1.14133
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder olahan, 2013
174
1.9 Aktivitas Perusahaan (Inventory Turnover)
Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Aktivitas Perusahaan
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ITO 122 .39 1653.21 54.3657 199.68145
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder olahan, 2013
1.10 Ukuran Perusahaan (Log TA)
Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
L_TA 122 12.03 14.19 12.9005 .49058
Valid N (listwise) 122
Sumber: Data sekunder diolah, 2013
2. Regresi Logistik
2.1 Analisis Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Tabel 4.12 Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 126.936 -1.148
2 126.406 -1.300
3 126.405 -1.306
4 126.405 -1.306
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 126.405
c. Estimation terminated at iteration number 4
because parameter estimates changed by less than
.001.
Sumber: Data sekunder diolah, 2013
175
Tabel 4.13Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell
R Square
Nagelkerke R
Square
1 84.478a .291 .451
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than .001.
Sumber: Data sekunder diolah, 2013
2.2 Analisis Uji Kelayakan Model Regresi
Tabel 4.14 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 10.567 8 .227
Sumber: Data sekunder diolah, 2013
2.3 Pengujian Hipotesis
Tabel 4.15 Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a DK .066 .168 .155 1 .694 1.068 .768 1.486
KA .003 .025 .014 1 .905 1.003 .955 1.053
DD .043 .020 4.712 1 .030 1.044 1.004 1.086
GC 2.026 .644 9.908 1 .002 7.587 2.148 26.795
ROE 3.334 1.634 4.162 1 .041 28.044 1.140 689.851
CR .067 .207 .106 1 .745 1.070 .713 1.606
DER -.220 .275 .638 1 .424 .802 .468 1.377
ITO .001 .003 .210 1 .647 1.001 .995 1.007
L_TA 1.534 .743 4.263 1 .039 4.635 1.081 19.874
Constant -24.203 9.294 6.781 1 .009 .000
Variable(s) entered on step 1: DK, KA, DD, GC, ROE, CR,
DER, ITO, L_TA.
Sumber: Data sekunder diolah, 2013