i
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS
MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS 2 SD NEGERI
SUROKARSAN 2 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Oktavia Triami Putri
NIM 11108241063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FEBRUARI 2016
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul "PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA
BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS
2 SD NEGERI SUROKARSAN 2 YOGYAKARTA" yang disusun oleh Oktavia
Triami Putri, NIM 11108241063 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
diujikan.
Yogyakarta, 30 Desember 2015
Pembimbing Skripsi I
t
P. Sarjiman, M. Pd.NIP 19541212 198103 1009
~-~--
Dr. Ali Mustadi, M. Pd.NIP 19780710 200801 1 012
11
SURAT PER.NYATA_AN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang herJaku.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam lembar pengesahan adalah
asli. Apabila terbukti tanda tangan dosen pengttii palsu, maka saya bersedia
memperbaiki dan mengikuti yudisium pada periode berikutnya.
Yogyakarta, Januari 2016
Yang menyatakan,
Oktavia Triami PutriNIM ] 110824]063
11l
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul "PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA
BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS
2 SD NEGERI SUROKARSAN 2 YOGYAKARTA" yang disusun oleh Oktavia
Triami Putri, NIM 11108241063 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tangga121 Januari 2016 dan dinyatakan lulus.
DEWANPENGUJI
\1 I .:lol"{O;J..
Tanda Tangan TanggalII J ~b'(..
/0,).
Jabatan
Selaetaris Penguj i
Ketua Penguji
Penguji Utama
P.. Pd· v~/l .
enguJI en ampm~' .
Suyantiningsih, M. Ed.
Nama
Sekar Purbarini K, M.Pd.
P. Sarjiman, M. Pd.
Dr. Ali Mustadi, M. Pd.
IV
v
MOTTO
“Belajarlah dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit,
dari yang dekat ke yang jauh”
(Bobby de Potter)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang mempunyai makna
istimewa bagi bagi kehidupan penulis, diantaranya:
1. Orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi baik secara riil
maupun materiil.
2. Teman-teman kelas I PGSD Mandala dan teman-teman PYC yang selalu
memberikan semangat agar saya bisa segera menyelesaikan skripsi
3. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang kubanggakan
4. Agama, Nusa, dan Bangsa
vii
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS
MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS 2 SD NEGERI
SUROKARSAN 2 YOGYAKARTA
Oleh
Oktavia Triami Putri
NIM 11108241063
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
Inggris melalui penggunaan media flashcard pada siswa kelas 2 SD Negeri
Surokarsan 2 Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan
menggunakan model Kemmis dan Taggart. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta yang berjumlah 22 siswa. Penelitian
berlangsung dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Dalam
mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes unjuk
kerja, dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif
kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan media
flashcard, dapat meningkatkan penguasaan kosakata pada siswa kelas 2 SD
Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta. Pada pratindakan, nilai rata-rata kelas sebesar
39,55 dengan nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 32,5 lalu mengalami
peningkatan sebesar 13,35 pada siklus I menjadi sebesar 52,9. Sedangkan nilai
dari siklus I juga mengalami peningkatan sebesar 20,83 pada siklus II menjadi
sebesar 73,73 pada rentang skor 0-100. Siswa yang mendapatkan nilai ≥60 sudah
mencapai 90%.
Kata kunci: penguasaan kosakata, flashcard, sekolah dasar
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini
penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Menggunakan Media
Flashcard Siswa Kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta” ini dengan baik.
Skripsi ini tersusun atas bimbingan dan bantuan yang sangat berarti dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
pada peneliti untuk menyelesaikan pendidikan di UNY.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
3. Ketua Jurusan PSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk memaparkan gagasan
dalam bentuk skripsi ini.
4. Bapak P. Sarjiman, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang selalu
memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam menyelesaikan tugas
skripsi ini dengan baik.
5. Dr. Ali Mustadi, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang juga selalu
memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam menyelesaikan tugas
skripsi ini dengan baik.
ix
6. Suprapti, M. Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Himti M, S.Pd., selaku guru bahasa Inggris kelas 2 SD Negeri Surokarsan
2 Yogyakarta yang telah membantu dan bekerjasama dengan peneliti dalam
melaksanakan penelitian.
8. Seluruh siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta atas kerjasama
yang diberikan selama peneliti melakukan penelitian..
9. Sahabat-sahabatku yang telah membantu dan selalu memberikan masukan-
masukan yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman PGSD UNY 2011 kelas I yang telah berjuang bersama dan
saling memberikan motivasi.
11. Semua pihak yang memberikan bantuan, doa dan motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 30 Desember 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN ...................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... iii
PENGESAHAN ....................................................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................... vi
ABSTRAK .............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ............................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7
1. Manfaat teoritik ........................................................................................ 8
2. Manfaat praktis ......................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Bahasa
1. Pembelajaran Bahasa ................................................................................. 9
2. Aspek-aspek Pembelajaran bahasa ........................................................... 14
3. Pembelajaran Bahasa Inggris ................................................................... 17
a. Perencanaan pembelajaran bahasa ........................................................ 19
b. Pelaksanaan pembelajaran bahasa ........................................................ 19
xi
c. Evaluasi pembelajaran bahasa .............................................................. 21
B. Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar
1. Prinsip Pembelajaran Bahasa Untuk Anak SD .......................................... 23
2. Perkembangan Bahasa Anak .................................................................... 23
3. Kemampuan Penguasaan Kosakata .......................................................... 26
4. Aspek Pembelajaran Kosakata ................................................................. 28
5. Penilaian Penguasaan Kosakata ................................................................ 30
6. Pembelajaran Kosakata di SD .................................................................. 32
7. Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Penguasaan Kosakata ............ 33
C. Media Pembelajaran Bahasa
1. Hakikat Media .......................................................................................... 35
2. Jenis-jenis Media ....................................................................................... 37
3. Pengertian Media Flashcard .................................................................... 38
4. Media Flashcard Pada Pembelajaran Bahasa Inggris ............................... 40
D. Karakteristik Siswa Kelas 2 SD
1. Karakteristik siswa kelas 2 SD ................................................................. 41
2. Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Kelas 2 SD Negeri
Surokarsan 2 ............................................................................................. 45
3. Kemampuan Kosakata Bahasa Inggris siswa Kelas 2 SD Negeri
Surokarsan 2 .............................................................................................. 44
E. Kerangka Pikir ................................................................................................ 45
F. Hipotesis Tindakan .......................................................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 47
B. Subjek Penelitian ............................................................................................ 48
C. Lokasi, Setting, dan Waktu Penelitian ........................................................... 48
D. Desain Penelitian ............................................................................................ 49
1. Perencanaan ............................................................................................ 49
2. Tindakan dan Observasi ......................................................................... 50
3. Refleksi .................................................................................................. 51
E. Definisi Oprasional ........................................................................................ 52
xii
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 53
G. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 53
H. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 56
I. Validitas Data ................................................................................................. 58
J. Indikator Keberhasilan ................................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Awal Penelitian ............................................................................. 59
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ............................................... 61
a. Perencanaan Tindakan Siklus I .......................................................... 61
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................................... 62
c. Pengamatan ........................................................................................ 68
d. Refleksi dan Revisi Pelaksanaan Tindakan Siklus I .......................... 70
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II .............................................. 74
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ......................................................... 74
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ......................................................... 74
c. Pengamatan ........................................................................................ 81
d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................................... 83
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 86
1. Pembahasan Hasil Penelitian Tindakan Siklus I .................................... 86
2. Pembahasan Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ................................... 88
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 91
BABV SIMPULAN
A. Simpulan ....................................................................................................... 92
B. Saran ............................................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 94
LAMPIRAN .............................................................................................................. 97
xiii
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart ...................... 49
Gambar 2. Diagram batang penguasaan kosakata bahasa Inggris pada Pratindakan
dan Siklus I ............................................................................................. 74
Gambar 3. Diagram Batang Peningkatan Penguasaan Kosakata Pratindakan,
Siklus I, dan Siklus II ............................................................................. 86
Gambar 4. Foto kegiatan siklus I .............................................................................. 139
Gambar 5. Foto kegiatan siklus II ............................................................................. 141
xiv
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Aspek Penguasaan Kosakata Dan Tinjauan Reseptif-Produktif ................. 29
Tabel 2. Jenis Pembelajaran Kosakata Berdasarkan Aspek
Pemahaman Kosakata ................................................................................. 30
Tabel 3. Kisi-Kisi Tes Unjuk Kerja Pelafalan Kosakata Bahasa Inggris................... 55
Tabel 4. Kriteria Penilaian Tes Unjuk Kerja Pelafalan Kosakata
Bahasa Inggris............................................................................................. 55
Tabel 5. Kisi-Kisi Soal Tes Unjuk Kerja Mengisi Huruf Yang Kosong Dalam
Kosakata Bahasa Inggris ............................................................................. 56
Tabel 6. Peningkatan Penguasaan Kosakata Siswa Kelas 2
SD Negeri Surokarsan Siklus I .................................................................. 73
Tabel 7. Klasifikasi Nilai Penguasaan Kosakata Siklus I ......................................... 74
Tabel 8. Peningkatan Penguasaan Kosakata Siswa Kelas 2
SD Negeri Surokarsan Siklus II ................................................................. 86
Tabel 9. Peningkatan Penguasaan Kosakata Pada Pratindakan, Siklus I, Dan
Siklus II ...................................................................................................... 86
Tabel 10. Klasifikasi Nilai Penguasaan Kosakata Siklus II ...................................... 87
xv
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1: Daftar Nilai Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas 2 SD
Negeri Surokarsan 2 ........................................................................... 100
Lampiran 2: Instrumen Soal Tes Unjuk Kerja Penguasaan Kosakata
Bahasa Inggris Siklus I ....................................................................... 101
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ....................................... 103
Lampiran 4: Daftar Nilai Penguasaan Kosakata Siswa Kelas 2 Siklus I .................. 114
Lampiran 5: Instrumen Soal Tes Unjuk Kerja Penguasaan Kosakata
Bahasa Inggris Siklus II ...................................................................... 115
Lampiran 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...................................... 117
Lampiran 7: Daftar Nilai Penguasaan Kosakata Siswa Kelas 2 Siklus II ................. 128
Lampiran 8: Catatan Lapangan ................................................................................. 129
Lampiran 9: Foto Kegiatan Penelitian ...................................................................... 138
Lampiran 10: Surat Ijin Penelitian ............................................................................ 142
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada sekolah dasar sangatlah penting sebagai dasar
pijakan anak untuk mengkonstruksi pengetahuan selanjutnya. Anak belajar
melalui berbagai hal yang kemudian memotivasinya untuk ingin tahu dan
mencoba. Hal ini sesuai dengan sifat anak di kelas awal yang masih
memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi.
Pembelajaran bukan sekedar pemindahan informasi dari guru ke siswa
seperti yang telah diungkapkan oleh Paulo Freire (2011:51) tentang
pendidikan gaya bank dimana siswa hanya sebagai wadah untuk menabung
informasi yang diberikan guru sedangkan siswa sendiri tidak diajak untuk
berkembang. Namun pembelajaran yang ideal adalah untuk menggali
potensi dan bakat yang dimiliki sisiwa untuk membantu mempersiapkan
siswa hidup dalam masyarakatnya. Pembelajaran berarti siswa juga harus
berkembang sesuai dengan pemikirannya, sehingga bukan hanya guru yang
monoton menceramahi dan menjejali ilmu kepada siswa namun siswa diajak
untuk memahami materi dan mengembangkannya sendiri.
Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
pendidikan mempunyai andil yang penting dalam menentukan proses
pencapaian tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi
2
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sehingga
kegiatan pendidikan diupayakan dapat menciptakan kemajuan pada semua
individu dan masyarakat tanpa kecuali.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah bahasa yang
meliputi bahasa Indonesia dan bahasa asing seperti Bahasa Inggris atau terkadang
ditambah dengan bahasa Mandarin dan Arab dan diikuti dengan muatan lokal
yang mengandung bahasa daerah setempat. Pembelajaran bahasa asing merupakan
salah satu pembelajaran yang dirasa sulit bagi siswa. Bahasa merupakan
pembiasaan bagi seseorang. Bila ia tidak biasa menggunakan suatu bahasa dalam
keseharian, maka akan sulit untuk menguasai bahasa tersebut, begitu juga dengan
kesulitan siswa belajar bahasa asing yang tidak biasa dipakai dalam keseharian.
Jadi sangat perlu adanya pembiasaan sehari-hari baik melalui membaca,
mendengar atau pengucapan agar membantu siswa lebih mudah mengahafal.
Bahasa Inggris diperlukan bagi siswa untuk bekal mereka dalam
mengahadapi tantangan global. Pembelajaran di SD bukan hanya mengenai
pembelajaran saat ini namun juga sebagai dasar untuk kehidupan mendatang.
Pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan masyarakat yang ada, karena
pendidikan bukan hanya menggali potensi yang dimiliki siswa namun juga
mempersiapkan siswa untuk siap hidup di tengah masyarakatnya sesuai dengan
norma-norma yang ada di masyarakat itu.
3
Menurut Kasihani Suyanto (2010: 2), pembelajaran bahasa Inggris diterapkan
karena adanya dukungan pemerintah dalam kebijakan mata pelajaran muatan lokal
di sekolah dasar yang diatur dalam Kebijakan Depdikbud Republik Indonesia
Nomor 0187/11/1992 Bab VIII yang menyatakan bahwa sekolah dasar dapat
menambah mata pelajaran dalam kurikulumnya asalkan mata pelajaran tersebut
tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional. Mata pelajaran tambahan
yang dimasud dapat berupa bahasa asing dan juga bahasa daerah setempat
sehingga biasanya terdapat perbedaan antara sekolah daerah yang satu dengan
yang lain untuk mata pelajaran muatan lokal dan kesenian.
Kebijakan ini disusul oleh Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 060/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang
dimungkinkannya program bahasa Inggirs lebih dini sebagai satu mata pelajaran
muatan lokal dan dianjurkan dimulai sejak kelas 4 SD, namun pada beberapa
sekolah pembelajaran bahasa Inggris ini sudah dimulai sejak kelas 1 atau kelas 2.
Pembelajaran bahasa Inggris adalah bahasa yang baru bagi siswa, sehingga
diperlukan adanya cara baru dalam belajar. Perlu ada pembiasaan bagi siswa
untuk menggunakan bahasa Inggris. Jika siswa sudah terbiasa dan lekat pada
bahasa Inggris, maka semakin baik bagi siswa dalam mempersiapkan diri mereka
untuk kehidupan global mendatang.
Pembelajaran bahasa Inggris dimulai dari belajar kosakata yang sering
digunakan dalam sehari-hari, misalnya yang berhubungan dengan anggota tubuh,
hewan, dan lainnya. Hal ini karena siswa akan lebih mudah belajar tentang hal
konkret yang sering siswa temui. Pembelajaran bahasa Inggris bagi siswa kelas
4
awal yang masih belum lancar menulis, akan lebih ditekankan pada pengenalan
dan penguasaan kosakata secara lisan.
Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar di Yogyakarta ada yang
dimulai sejak kelas awal, namun juga ada yang dimulai sejak kelas 4 sesuai
Undang-Undang yang berlaku. Pembelajaran tersebut meliputi pengajaran
kosakata dan ketrampilan berbahasa Inggris lainnya. Sedangkan di SD Negeri
Surokarsan 2 Yogyakarta, pembelajaran bahasa Inggris dimulai sejak kelas 1
dengan materi yang sederhana berupa kosakata yang berkaitan dengan lingkungan
sekitar. Namun demikian masih ditemukan adanya kekurangan penguasaan
kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2. Menurut
hasil observasi dan wawancara awal dengan guru mata pelajaran bahasa Inggris
pada tanggal 16, 23, dan 30 April 2015, jumlah kosakata bahasa Inggirs siswa
kelas 2 masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai siswa saat diberikan
evaluasi kosakata pada pelajaran sebelumnya. Siswa diminta untuk menuliskan
kosakata yang tepat pada sebuah kalimat rumpang dengan menghubungkannya ke
gambar yang mewakili kosakata tersebut. Kosakata tersebut adalah kosakata pada
tema yang dipelajari dan pada pelajaran sebelumnya sudah diajarkan, namun
siswa masih kesulitan dalam mengingat kosakata baru mereka. Kosakata yang
diberikan sesuai dengan tema yang saat itu diajarkan masih baru bagi anak
sehingga sulit untuk dihafal.
Siswa sulit meningkatkan kosakata bahasa Inggris karena jarang
menggunakannya dan juga jarang menemui kata-kata itu dalam keseharian.
Masalah lain yang timbul adalah karena siswa sulit mengikuti pembelajaran
5
bahasa Inggris sehingga mereka lebih cenderung asik bermain sendiri daripada
mengikuti pembelajaran, bahkan sebagian besar siswa berlarian sampai ke luar
kelas dan yang lain asik bercerita dengan teman sebangkunya. Berdasarkan data
hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris, nilai rata-rata dari 22
siswa adalah 39,55 dengan nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 30.
Pelajaran bahasa Inggris masih baru bagi siswa kelas 2, namun siswa sudah
diminta untuk menghafal kosakata, seperti anggota tubuh, hewan dan buah, nama
ruangan, dan sebagainya. Apalagi di taman kanak-kanak memang belum diajarkan
pelajaran bahasa Inggris, lingkungan siswa juga tidak semuanya menggunakan
bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak terbiasa
menggunakan bahasa Inggris.
Rendahnya penguasaan kosakata siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 ini
salah satunya karena pembelajaran bahasa Inggris yang siswa terima sebelumnya
kurang menarik perhatian dan konsentrasi, juga karena media pembelajaran yang
terbatas sehingga kurang bervariasi. Keterbatasan media ini salah satunya
disebabkan oleh penyediaan sekolah yang memang masih kurang, sehingga media
yang digunakan dalam pembelajaran menjadi kurang bervariasi.
Saat pelajaran, siswa lebih banyak bermain dan jalan-jalan bahkan sampai ke
luar kelas karena guru hanya memberikan kosakata secara lisan saja sehingga
anak tidak tertarik memperhatikan pelajaran. Hal tersebut mengakibatkan
beberapa anak yang memang dapat berkonsentrasi dalam pelajaran malah menjadi
terganggu karena teman-teman mereka yang berlarian ataupun berteriak. Hal ini
6
salah satunya disebabkan karena guru mata pelajaran bahasa Inggris bukan guru
kelas yang mereka sering temui setiap hari sehingga siswa bertindak kurang sopan.
Sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut digunakan suatu metode baru,
yaitu kartu bahasa atau flashcard yang dibaca sesuai tema pelajaran yang akan
diajarkan. Penggunaan media flashcard sebagai salah satu metode dalam
membiasakan siswa berbahasa Inggris, diasumsikan dapat meningkatkan jumlah
kosakata siswa.
Media kartu bahasa adalah sebuah media yang memusatkan pada
penambahan jumlah kosakata siswa melalui cara belajar yang menarik. Media ini
dilengkapi dengan gambar yang dapat menarik perhatian dan minat belajar siswa,
apalagi siswa kelas 2 SD memang lebih mudah untuk mengalami pembelajaran
konkret dengan melihat bukan hanya tulisan saja namun juga gambar yang
diasosiasikan dengan kehidupan sehari-harinya.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasi permasalahan di kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta
sebagai berikut:
1. Penguasaan kosakata bahasa Inggris masih rendah.
2. Pembiasaan penggunaan kosakata bahasa Inggris dalam aktivitas belajar
siswa masih kurang.
3. Perhatian sekolah dalam penyediaan media yang memadai untuk
pelajaran bahasa Inggris masih rendah
7
4. Media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi siswa
masih kurang bervariasi.
5. Siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran kosakata bahasa
Inggris.
6. Sikap siswa terhadap guru bahasa Inggris yang memang bukan guru
kelas yang mereka temui setiap hari masih kurang sopan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada
masalah rendahnya penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas 2 SD
Negeri Surokarsan 2.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah yang akan
dipecahkan dalam penelitian ini, yaitu bagaimanakah peningkatan
penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui media flashcard siswa kelas 2
SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui media
flashcard siswa kelas 2 SDNegeri Surokarsan 2 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik teoritik maupun
praktis sebagai berikut:
8
1. Manfaat teoritis
Dapat menambah atau memperkaya kajian teori dibidang ilmu
pengetahuan khususnya mengenai media meningkatkan kosakata bahasa
Inggris siswa. Selain itu, juga dapat menambah referensi bagi peneliti
selanjutnya yang hendak melakukan penelitian mengenai peningkatan
kosakata bahasa Inggris siswa melalui media flashcard.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kosakata
bahasa Inggris dengan cara yang menarik.
b. Bagi guru, dapat menjadi alternatif pembelajaran baru dalam
mengajarkan kosakata bahasa Inggris bagi siswa dengan cara yang
lebih menarik perhatian siswa.
c. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai masukan atau bahan
pertimbangan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kosakata
bahasa Inggris siswa.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Bahasa
1. Pembelajaran Bahasa
Bahasa diartikan dalam beberapa pengertian. Sebagian mengatakan
bahasa sebagai perkataan-perkataan yang diucapkan atau ditulis.
Sebagian lain berpendapat bahwa bahasa adalah alat komunikasi manusia.
Bahasa juga diartikan oleh sebagian orang sebagai kata benda, kata kerja
kalimat-kalimat, ungkapan-ungkapan, atau sebagainya yang dipelajari di
sekolah. Bahasa juga dimaknai sebagai kumpulan kata-kata dan kaidah-
kaidah atau peraturan-peraturan. Namun bila dicermati, pengertian
tersebut hanya menyentuh dan menerangkan sebagian dari hakikat dan
fungsi bahasa. Bahasa sendiri adalah sistem lambang-lambang atau
simbol-simbol berupa bunyi yang digunakan oleh sekelompok orang atau
masyarakat tertentu untuk berkomunikasi dan berinteraksi (Ahmad Izzan,
2010: 2).
Dalam buku Introduction to Linguistic Science karya E. H.
Struetevan (Ahmad Izzan, 2010: 2) mendefinisikan bahasa sebagai “a
system of arbitary, vocal, symbol which permit all people in a given
culture, or other people who have learned the system of the culture to
communicate or interact”. Penggunaan istilah “sistem” untuk
membedakan bahasa dari semata-mata kumpulan suku kata yang
berpasangan dan sama sekali tidak mengandung makna.
10
Dalam bahasa tulis, huruf-huruf abjad yang biasa digunakan untuk menulis
atau mengabadikan bahasa lisan merupakan hasil dari pemikiran dan penemuan
manusia. Karena itu bahasa tertulis merupakan gambaran sebuah bahasa dan
merupakan bagian dari bahasa itu sendiri. Dengan demikian “bahasa” dan “tulisan”
tidak boleh dicampurkan sehingga mengaburkan maknanya karena masing-
masing merupakan dua hal yang berbeda. Misalnya tulisan Arab bukan hanya
untuk bahasa Arab namun juga untuk menulis bahasa Persia dan Melayu kuno
(Ahmad Izzan, 2010: 3).
Pada perkembangannya, kemajuan bahasa setara dengan tingkat kemajuan
peradaban manusia dan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan baik lisan
maupun tulisan. Beberapa fungsi bahasa menurut Ahmad Izzan (2010: 4) antara
lain:
1. Bahasa digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya
dan mencapai maksudnya serta beberapa kepentingannya dalam rangka
aktualisasi diri.
2. Bahasa dapat digunakan untuk mengungkapkan emosi, harapan, keinginan,
cita-cita dan pikiran seseorang. Bahasa juga dapat membuat orang lain
mengerti perasaan diri kita.
3. Bahasa adalah alat berfikir ketika sebuah ide atau gagasan muncul, ia belum
berbentuk. Namun setelah dituangkan dalam bentuk kata-kata yang diucapkan
lisan atau ditulis dengan simbol-simbol maka ide itu berubah menjadi bahasa
karena sudah berwujud.
11
4. Bahasa dapat digunakan untuk mempengaruhi orang lain baik digunakan
secara lisan maupun tulisan.
5. Bahasa merupaka media penghubung antara satu orang dengan orang lain
melalui komunikasi.
6. Bahasa merupakan salah satu lambang agama, misalnya bahasa Arab menjadi
alat penyampai dakwah Islam.
7. Bahasa menjadi alat pendukung utama dan mutlak bagi seluruh pengetahuan
manusia.
8. Bahasa merupakan landasan yang asasi bagi semua bentuk kerja sama
antarmanusia. Dengan bahasa, peradaban (civilization) dan kebudayaan
manusia dapat dipelihara, dikembangkan, dan diwariskan pada generasi
selanjutnya.
9. Bahasa dapat menjadi alat pemersatu bangsa
10. Bahasa menjadi senjata bagi kelompok subversive untuk mempropagandakan
kepentingan kelompok yang bersangkutan.
Menurut Drucker dalam Riant Nugroho (2008: 11), pendidikan merupakan
kebutuhan mutlak karena sumber daya manusia yang terdidik menjadi sumber
keunggulan dari negara tersebut. Jelas di sini dikatakan bahwa pengembangan
sumber daya manusia menjadi prioritas bagi suatu negara untuk membangun
keunggulan kompetitifnya.
Pengertian pendidikan menurut Paulo Freire dalam buku Pendidikan Kaum
Tertindas adalah suatu proses pengalaman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan,
pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses
12
pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan
kecakapan di dalam perkembangan seseorang. Sedangkan pendidikan menurut Ki
Hajar Dewantara bertujuan untuk menyiapkan rasa kebebasan dan tanggung jawab
agar anak berkembang merdeka dan menjadi serasi, terikat erat dan sadar akan
budayanya sendiri sehingga terhindar dari pengaruh hubungan kolonial seperti
rasa rendah diri, ketakutan, keseganan, atau bahkan peniruan yang membuta
(Sugihartono, dkk; 2007:125). Dalam konsep pendidikan yang dituju oleh Ki
Hajar Dewantara, beliau lebih mengutamakan budaya dan nilai kerohanian, hal ini
dapat dilihat secara langsung dari penanaman buadaya di sekolah Taman Siswa
yang menggunakan acuan pendidikan beliau dimana kesederhanaan merupakan
yang terutama namun memiliki visi yang luas dan siswa dididik untuk menjadi
mandiri.
Pendidikan dapat disimpulkan sebagai proses pengalaman bagi individu untuk
mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek
tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh baik secara formal maupun
informal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai
dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
Belajar merupakan bagian dalam pendidikan. Belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto,2003: 2).
13
Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto berarti
bahwa:
1) perubahan tersebut terjadi secara sadar
2) perubahan tersebut bersifat kontinu dan fungsional
3) perubahan tersebut bersifat positif dan aktif
4) perubahan tersebut bukan bersifat sementara
5) perubahan tersebut bertujuan dan terarah
6) perubahan tersebut mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Dari pengertian bahasa dan pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar bahasa adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dari hasil interaksinya dengan lingkungan mengenai
sistem lambang atau simbol berupa bunyi yang digunakan oleh sekelompok
orang atau masyarakat tertentu untuk berinteraksi.
Menurut Ahmad Izzan (2010: 20), sejak jaman purbakala manusia telah
belajar bahasa, khususnya untuk berkomunikasi dengan orang di sekelilingnya.
Sehingga untuk hidup sebagai makhluk sosial manusia perlu untuk berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa. Dalam pembelajaran bahasa sendiri tidak ada yang
disebut “guru” secara harafiah karena “belajar” atau “mengetahui bahasa” tidak
selalu melalui “proses pengajaran”. Yang dibutuhkan di sini adalah sarana belajar
atau memperoleh suatu sistem komunikasi (bahasa) dan tersedianya contoh atau
“model” komunikasi tersebut. Jadi yang paling utama adalah tersedianya pelajar
dan bukan pengajar. Biasanya bahasa akan identik dengan golongan orang,
14
misalnya orang dengan bahasa Jawa adalah orang Jawa atau orang dengan
bahasa Batak adalah orang Batak. Bahasa identifikasi seseorang itu yang
disebut sebagai “bahasa ibu” atau “bahasa pertama” karena bahasa itulah
yang digunakan paling utama dalam keluarga tempat orang tersebut
dibesarkan.
Belajar bahasa yang bukan bahasa pertama ini disebut dengan bahasa
kedua atau bahasa asing. Menurut penelitian Ahmad Izzan (2010: 22), belajar
bahasa kedua termasuk sukar, baik bahasa yang digunakan secara umum oleh
masyarakat luas (bukan bahasa dalam keluarga) maupun yang digunakan oleh
orang asing (di luar masyarakat dalam kelompok atau bangsa). Oleh sebab
itu, dalam belajar bahasa kedua inilah diperlukan metode belajar dan
pengajar yang seutuhnya.
Mengajar bahasa memiliki empat faktor yaitu pengajar, metode,
pengajaran bahasa, dan materi belajar. Guru di sini dapat juga disebut dengan
fasilitator yang sebaiknya mencari metode-metode dan memakai alat-alat
media yang efektif dalam membantu pembelajaran.
2. Aspek-aspek pembelajaran bahasa
a. Mendengarkan
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang
bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar
mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya.
Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan
mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun
15
tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan
mendengar tersebut. Saat bayi, manusia belum dapat mengerti kata-kata.
Bayi akan lebih banyak mendengar dan menyimak bunyi-bunyi yang ada
di sekelilingnya baik dari orang tua maupun lingkungannya, kemudian ia
akan mulai dapat menanggapi apa yang dikatakan orang tuanya meskipun
bukan dalam bahasa yang sebenarnya atau lebih seperti bergumam. Hal ini
sesuai dengan yang dimaksud oleh Cook dalam Caroline T. Linse (2005:
22) :
“Before babies can comprehend words, they listen to the rythm and
melody of the language and have some awareness of interaction and
relationship whith the speaker. Toddlers listen to both sound and
words. Eventually, children start tuning into words and the meanings
attached to them.”
Anak mendengar beragam bunyi dan suara di sekelilingnya dan
mengolahnya. Di dalam ruangan saja anak sudah akan mendengar suara orang
berbicara, suara tv, musik, dan lainnya.
b. Berbicara
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau
pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik
secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Menurut Ali Mustadi (2012: 3)
tujuan pembelajaran bahasa adalah untuk berbicara. Bahasa yang dipelajari
termasuk kemampuan reseptif dan produkrif. Moris dalam Sukatmi (2009)
menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara
anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah
bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan, Wilkin menyatakan bahwa tujuan
16
pengajaran bahasa Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi
Wilkin menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan
menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat
untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat
yang berbeda. Ada banyak cara bagaimana anak dapat belajar untuk berbicara
dari hasil ia mendengarkan suara sejak bayi. Kemampuan berbicara pada
awalnya hanya dengan huruf bilabial. Huruf bilabial adalah huruf yang
terbentuk dari paduan bibir. Setelah mendengar lebih banyak kata, anak akan
menyerap berbagai kosakata dan mencernanya lalu berusaha menirukannya,
semakin lama anak akan belajar kata dan mengintegrasikannya dalam kalimat
untuk berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan penuturan Caroline T. Linse
(2005: 46), “ When children begin speaking, they experiment and play with
the utterances that are made to form words and phrases such as bye-bye. As
they grow, children integrate these words and structures into their real and
imaginary play”.
c. Membaca
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah
bahasa. Membaca dan mendengar adalah dua cara paling umum untuk
mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat
termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Keterampilan membaca merupakan salah satu bagian dari keterampilan
berfikir.Keterampilan berfikir adalah keterampilan mengolah informasi yang
17
masuk dalam kognisi/otak manusia.Kemampuan mengolah informasi sangat
ditentukan oleh tingkat pengetahuan individu.
d. Menulis
Salah satu aspek kebahasan yang harus dilatihkan kepada siswa adalah
menulis. Menurut Tarigan (Yanuarita Widi A dan Ali Mustadi 2014: 2)
keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap
muka dengan orang lain Menulis adalah keterampilan produktif dengan
menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa
yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini
karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat,
melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam
suatu struktur tulisan yang teratur. Keterampilan menulis adalah kemampuan
yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis menulis sehingga tenaga potensial
dalam menulis. Keterampilan menulis untuk saat sekarang telah menjadi
rebutan dan setiap orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia menulis.
Banyak orang berusaha meningkatkan keterampilan menulisnya dengan
harapan dapat menjadi penulis handal.
3. Pembelajaran Bahasa Inggris
Pendidikan bahasa Inggris di SD menurut Standar Isi BSNP (2006: 403)
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan
untuk menyertai tindakan atau language accompanying action. Mata
18
pelajaran bahasa Inggris di SD menurut Standar Isi BSNP (2006: 403)
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara
terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action)
dalam konteks sekolah
b. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
Ruang lingkup pembelajaran bahasa Inggris di SD/MI menurut Standar
Isi BSNP (2006: 403) mencakup kemampuan berkomunikasi lisan secara
terbatas dalam konteks sekolah yang meliputi aspek mendengarkan,
berbicara, menulis, dan membaca. Ketrampilan menulis dan membaca
diarahkan untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan. Data dari British
Council materi bahasa Inggris untuk anak usia SD terdiri dari berbagai benda
dan kegiatan yang dilakukan siswa usia SD, mulai dari nama hewan, sayuran,
buah, tanda-tanda lalu lintas, hubungan keluarga, bulan, hari, dan materi lain
yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak. Keempat ketrampilan
berbahasa diimplementasikan dengan jenjang yang masih dasar. Jadi dapat
disimpulkan bahawa pembelajaran bahasa Inggris di SD adalah muatan lokal
yang berisi empat ketrampilan berbahasa yang diajarkan mendasar untuk
mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan yang
menyertai tindakan sisiwa dan membantu menyadarkan pentingnya bahasa
Inggris sebagai bahasa global.
19
Berikut ini adalah urutan dalam pembelajaran bahasa Inggris:
a. Perencanaan pembelajaran bahasa
Menurut Ahmad Izzan (2010: 23), dalam mengajarkan bahasa,
pencarian metode yang paling tepat sampai saat ini masih terus terjadi
karena metode yang sudah diterapkan dirasa masih memiliki kekurangan.
Hal ini disebabkan karena pengajaran bahasa sebenarnya melibatkan
setidaknya tiga disiplin ilmu yaitu linguistik, psikologi, dan ilmu
pendidikan. Ilmu linguistik memberikan kita informasi tentang bahasa
secara umum dan bahasan-bahasan tertentu. Ilmu psikologi dapat
membantu kita mengetahui bagaimana orang belajar mengenai sesuatu,
sedangkan ilmu pendidikan membuat kita dapat meramu semua
keterangan sebelumnya menjadi suatu metode belajar yang bisa
diterapkan di kelas dan memudahkan proses belajar mengajar baik untuk
guru maupun siswa. Pengajaran bahasa juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan sehingga metode belajar yang dapat diterapkan di lingkungan
yang satu dengan yang lain akan berbeda.
b. Pelaksanaan pembelajaran bahasa
Dalam mengajarkan bahasa ada beberapa metode yang dapat diterapkan di
kelas tergantung bagaimana kondisi guru dan siswa kelas tersebut sesuai
dengan pendapat Ahmad Izzan (2010: 39-52), metode tersebut antara lain:
1) Metode langsung (direct method)
2) Metode alamiah (natural method)
3) Metode psikologi (psichological method)
20
4) Metode fonetik (phonetic method)
5) Metode membaca (reading method)
6) Metode gramatika (grammar method)
7) Metode terjemah (translation method)
8) Metode gramatika-terjemah (grammar-translate method)
9) Metode gabungan (Electic method)
10) Metode unit (unit method)
11) Metode pembatasan bahasa (language control method)
12) Metode mim-mem (mimicry-memorization method)
13) Metode praktik-teori (practice-theory method)
14) Metode kognasi (cognate method)
15) Metode dwibahasa (dual language method)
Dalam penelitian ini metode pengajaran bahasa yang digunakan adalah
metode psikologi karena proses pembelajarannya berdasarkan pengamatan
perkembangan mental dan asosiasi pikiran. Pembelajaran menggunakan
benda-benda atau gambar dan menghubungkannya dengan kata yang
diucapkan.
Belajar bahasa juga perlu memperhatihan iklim belajar di kelas. Suasana
belajar yang baik dapat mendorong siswa untuk terlibat penuh dalam
pembelajaran. Pada pembelajaran bahasa asing khususnya, penting untuk
mendorong rasa percaya diri siswa agar mampu memberikan beragam respon
dan bukan hanya respon yang mereka anggap “benar”.
21
Manajemen kelas yang efektif juga sangat mempengaruhi bagaimana
guru dapat mengelola siswa dan membantu masing-masing siswa untuk
belajar. Tanpa konsentrasi dan fokus, siswa akan sulit menerima pelajaran.
Salah satu tujuan pembelajaran adalah untuk mengembangkan kapasitas
siswa untuk pembelajaran jangka panjang. Untuk itu, guru harus mampu
melihat keahlian dan kemampuan siswa agar dapat diadaptasi menjadi suatu
metode belajar yang pas bagi siswa (Helena Ceranic, 2011: 31-33).
c. Evaluasi pembelajaran bahasa
Selama ini penilaian yang dilakukan oleh guru bahasa menggunakan tes
atau ulangan harian (formatif) yang dilakukan periodik setelah menyelesaikan
satu pokok bahan ajar. Setelah itu dilakukan ulangan umum bersama pada
akhir semester dan akhir tahun ajaran (sumatif). Namun penilaian bahasa
tidak hanya dilakukan pada akhir suatu kegiatan pembelajaran saja, tetapi
juga saat pembelajaran sedang berlangsung.
Penilaian yang seharusnya dilakukan adalah penilaian proses yang
dilakukan saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung (on going
assessment) dan penilaian menyeluruh (overall). Pada kenyataannya penilaian
menyeluruh ini sering dilupakan oleh guru di lapangan, padahal penilaian
bahasa untuk siswa dilakukan bukan hanya untuk mengetahui dan mengukur
pemerolehan belajar siswa namun juga mengikuti peningkatan belajar siswa.
Penilaian untuk mengukur pengetahuan dan ketrampilan sisiwa perlu
ditindaklanjuti dengan aplikasi dan penerapannya, oleh sebab itu produk dan
kinerja siswa juga perlu dinilai. Tugas-tugas yang diberikan pada siswa
22
hendaknya relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan dan disesuaikan
dengan konteks pokok bahasannya. Butir tes harus merupakan gambaran dan
refleksi dari kegiatan dan bahan yang sudah diajarkan pada siswa. Jenis
penilaian autentik yang cocok untuk pembelajaran bahasa menurut Kasihani
Suyanto (2010: 140) antara lain:
1) Portofolio
2) Tugas kelompok atau berpasangan
3) Hasil wawancara dan hasil diskusi kelompok
4) Menceritakan kembali
5) Rekaman kinerja siswa
6) Hasil observasi guru
7) Hasil karangan, puisi, atau kinerja siswa
8) Bermain peran dan simulasi.
9) Tes unjuk kerja
Sebenarnya yang paling memahami sejauh mana bahan ajar yang sudah
diberikan kepada siswa adalah guru itu sendiri, sehingga teacher-made test
merupakan alat yang baik untuk menilai siswanya. Namun karena soal ulangan
umum bersama sering dibuat bukan karena kepentingan siswa dan hanya untuk
kepentingan administrasi, sehingga biasanya soal ulangan malah dibuat oleh pihak
lain yang justru tidak paham kondisi siswa. Akibatnya siswa sendiri yang
kewalahan mengerjakan soal ulangan.
23
B. Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar
1. Prinsip Pembelajaran Bahasa Untuk Anak SD
Sesuai tujuan dan fungsi pengembangan bahasa anak yaitu untuk
berkomunikasi dengan lingkungan, meningkatkan intelegensi,
mengembangkan ekspresi dan menyatakan perasaan anak, maka prinsip
pelaksanaan pengembangan bahasa untuk anak yang disajikan oleh
BSNP (2006) adalah sebagai berikut:
a. Sesuaikan dengan tema kegiatan dan lingkungan terdekat
b. Pembelajaran harus berorientasi pada kemampuan yang hendak
dicapai sesuai potensi anak
c. Tumbuhkan kebebasan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan
dikaitkan dengan spontanitas
d. Berikan alternatif pikiran dalam mengungkapkan isi hati anak
e. Komunikasi antara guru dan anak harus akrab dan menyenangkan
f. Guru harus terlebih dahulu menguasai pengembangan bahasa
g. Guru harus bersikap normatif, model, dan contoh dalam penggunaan
bahasa yang baik dan benar
h. Bahan pembelajaran membantu pengembangan kemampuan dasar
anak
i. Tidak menggunakan huruf satu-satu secara formal.
2. Perkembangan Bahasa Anak
Salah satu pengembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar
anakmadalah pengembangan bahasa. Bahasa memungkinkan anak untuk
24
menerjemahkan pengalaman ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi dan berpikir. Bahasa erat sekali kaitannya dengan perkembangan
kognitif. Menurut Vygotsky (Ahmad Susanto, 2011: 73), bahasa merupakan alat
untuk mengekspresikan ide dan bertanya , dan bahasa juga menghasilkan konsep
dan kategori-kategori untuk berpikir. Sedangkan menurut Nana Syaodih (Ahmad
Susanto, 2011: 73), bahwa aspek bahasa berkembang dimulai dengan peniruan
bunyi dan rabaan. Perkembangan selanjutnya sangat dipengaruhi oleh
perkembangan intelektual dan sosial. Oleh sebab itu, ketrampilan bahasa sangat
penting dalam rangka pembentukan kosep, informasi, dan pemecahan masalah.
Anak memperoleh bahasa dari lingkungan keluarga dan lingkungan tetangga.
Dengan bahasa yang mereka miliki, perkembangan kosakata akan berkembang
dengan cepat seperti yang telah dikemukakan Sroufe (Ahmad Susanto, 2011: 73),
perkembangan kosakata anak akan sangat cepat setelah mereka mulai berbicara.
Hal ini terjadi karena anak akan menggunakan arti bahasa dari konteks yang
digunakannya.
Ganeshi dan Eliason (Ahmad Susanto, 2011: 73) mengatakan bahwa bahasa
anak tidak dimulai dari kata ke huruf lalu pengalaman, namun dari perbuatan atau
pengalaman langsung ke huruf, lalu ke kata. Ganeshi juga menambahkan bahawa
anak yang berhasil membaca di kelas telah memiliki bahasa tulisan sebagai bagian
yang dominan dari kehidupan mereka sehari-hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pemerolehan bahasa anak didapat melalui interaksinya dengan orang terdekat
sejak lahir yang di sini berarti adalah keluarga kemudian menimbulkan
pengalaman nyata bagi anak tentang bunyi dan kata. Oleh karena itu,
25
lingkunganlah yang sangat mendukung dan membantu dalam mengembangkan
bahasa dan kosakata anak.
Pembelajaran bahasa pada anak usia dini lebih diarahkan pada kemampuan
berkomunikasi. Untuk memahami bahasa simbolis, anak memerlukan
pembelajaran membaca dan menulis. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa sering
dibagi menjadi dua yaitu pembelajaran bahasa untuk komunikasi dan
pembelajaran bahasa untuk literasi, yaitu belajar membaca dan menulis (Ahmad
Susanto, 2011: 74).
Menurut Vygotsky dalam (Ahmad Susanto, 2011: 75), pada umumnya bahasa
dan pemikiran anak berbeda. Kemudian secara perlahan, sesuai tahap
perkembangan mentalnya, bahasa dan pemikiran anak mulai menyatu sehingga
bahas amerupakan ungkapan dari pikirannya. Anak secara alami belajar bahasa
dari interaksinya dengan orang lain untuk berkomunikasi, yaitu menyatakan
pemikirannya dan keinginannya utnk memahami pikiran dan keinginan orang lain.
Hal ini terjadi karena hakikat manusia sendiri sebagai makhluk sosial yang akan
saling berinteraksi, bergaul, dan bermasyarakat. Oleh karena itu belajar bahasa
yang paling efektif adalah dengan bergaul dengan orang lain.
Menurut Suyanto (Ahmad Susanto, 2011: 75), melatih anak berbahasa dapat
dilakukan dengan cara berkomunikasi melalui berbagai setting berikut ini:
a. Kegiatan bermain bersama, biasanya anak secara otomatis akan
berkomunikasi dengan temannya sambil bermain bersama
b. Cerita, baik mendengarkan cerita maupun menyuruh anak bercerita dapat
meningkatkan kemampuan berbahasa anak
26
c. Bermain peran, bermain peran akan sangat membantu anak berbahasa
dengan orang lain sesuai peran yang dijalankannya dan juga membantu
anak untuk berkespresi
d. Bermain boneka tangan, anak akan lebih tertarik dan mendengarkan
cerita bila dibarengi dengan boneka tangan atau gambar karena mereka
belum dapat membayangkan secara abstrak sebuah cerita
e. Belajar dan bermain dalam kelompok juga sangat membantu anak
berinteraksi dengan orang lain sehingga mereka harus meningkatkan
kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi.
3. Kemampuan Penguasaan Kosakata
Bahasa terdiri dari banyak kata, dan kosakata adalah gabungan dari kata-
kata tersebut yang seseorang pahami (Caroline T. Linse, 2005: 121).
Penguasaan kosakata seorang anak awalnya tergantung pada perbedaan
konsep yang mereka pelajari. Penguasaan kosakata merupakan hal yang
sangat penting dalam mencapai penguasaan bahasa, semakin banyak kosakata
yang dimiliki seseorang maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang
dikuasai seseorang.
Penguasaan kosakata merupakan bagian dari penguasaan bahasa sebab
jika seseorang menguasai bahasa berarti orang tersebut menguasai kosakata
bahasa tersebut. Penguasaan kosakata yang ada pada diri seseorang dimulai
sejak masih bayi dan ketika mampu merespon kata yang diucapkan orang lain.
Tadkiroatun Musfiroh (2008: 48), berpendapat bahwa pada saat anak berusia
5 tahun telah mampu menghimpun kurang lebih 3000 kata, meliputi kata
27
benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Anak usia prasekolah sudah
mampu menggunakan kata benda dengan tepat walaupun masih mengalami
kebingungan pada kata-kata ulang dan kata berimbuhan.
Untuk bahasa kedua atau second language atau dalah hal ini adalah bahasa
Inggris, penguasaan anak menurut Krashen dalam Helena Curtain dan Carol Ann
Dahlberg (2010: 2) sebesar i+1 dimana i adalah kemampuan siswa yang belajar
antar bahasa dalam kondisi awal dan angka yang mengikutinya adalah tahapan
dari bahasa yang diperoleh. Pembelajar memperoleh bahasa dengan memahami
input yang berisi struktur yang sedikit diatas kemampuan pemelajar. Pemelajar
tidak memperoleh struktur bahasa pertama kali namun memahami makna suatu
ujaran sehingga struktur dengan sendirinya diperoleh. Caroline T. Linse (2005:
123) mengemukakan bahwa: “it is important to use both formal and informal
vocabulary instructions that engages students’ cognitive skills and gives
opportunities for the learners to actually use the words”. Pertumbuhan kosakata
sangat diperlukan bagi anak, terlebih yang sedang dalam usia sekolah. Bahkan
pemberian kosakata juga dapat dilakukan dengan formal maupun informal agar
kemampuan kognitif anak berkembang karena anak akan menentukan kapan
memakai kata tersebut.
Tarigan dalam Farihatun(2014: 17) mengatakan bahwa penguasaan koakata
secara umum dapat dikelompokkan seperti berikut:
a. Penguasaan kosakata represif atau proses decoding, artinya proses
memahami apa yang dituturkan orang lain. Represif di sini menjelaskan
28
sebagai penguasaan yang bersifat pasif atau pemahamannya hanya bersifat
pemikiran
b. Penguasaan produktif atau proses enconding, yaitu proses
mengkomunikasikan ide, pikiran, dan perasaan melalui bentuk kebahasaan
atau dengan kata lain memahami kosakata melalui penerapannya dalam suatu
konteks kalimat sehingga makna yang dikandung oleh kosakata tersebut
menjadi jelas
c. Penguasaan penulisan dimana saat seseorang sesorang mampu memahami
makna kosakata dan menerapkannya dalam rangkaian kalimat, langkah
selanjutnya adalah orang tersebut dapat menuliskannya.
Dari berbagai pengertian tentang kosakata di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan penguasaan kosakata adalah ukuran pemahaman siswa terhadap
kosakata khususnya bahasa Inggris dan kemampuannya menggunakan kosakata
tersebut.
4. Aspek Pembelajaran Kosakata
Secara umum dalam pembelajaran bahasa, penguasaan kosakata meliputi
aspek pemahaman bentuk, makna dan penggunaanya menurut Nation I. S. P
dalam Widya Ajeng Pemila (2013: 2) yang dapat ditinjau dari segi reseptif
dan produktif. Tinjauan dari segi reseptif dan produktif itu mengacu pada
kemampuan seorang dalam mempelajari dan memahami kosakata tertentu.
Tinjauan reseptif mengacu pada pemahaman kognitif terhadap bentuk, makna
dan penggunaan, sedang tujuan produktif mengacu pada aplikasi dari
29
pemahaman kognitif terhadap suatu kata. Berikut ini adalah daftar tabel
mengenai tinjauan reseptif dan produktif terhadap kosakata:
Tabel 1. Aspek penguasaan kosakata dan tinjauan reseptif-produktif menurut
Nation I. S. P dalam Widya Ajeng Pemila (2013:13)
Bentuk Lisan R Bagaimana bunyinya
P Bagaimana mengucapkannya
Tertulis R Bagaimana bentuknya (susunan huruf)
P Bagaimana menuliskannya
Bagian-bagian kata R Pemahaman bagian-bagian kata
P Bagian kata mana yang dibutuhkan untuk
menyampaikan maksud tertentu
Makna Bentuk dan makna R Apa makna dari suatu kata
P Apa kata yang bisa dan tepat digunakan
untuk menyatakan makna tertentu
Konsep dan acuan R Kensep makna apa saja yang terdapat
dalam suatu kata
P Apa acuan dari konsep kata tersebut
Asosiasi R Kata apa yang berkaitan dengan kata
tertentu
P Apa kata lain yang dapat menggantikan
kata tersebut
Penggunaan Fungsi gramatikal R Bagaimana penggunaan kata dalam pola
(kalimat) tertentu
P Dalam pola (kalimat) apa kata tersebut
dapat digunakan
Kolokasi R Kata-kata apa saja yang digunakan
bersama dengan suatu kata tertentu
P Kata-kata apa saja yang dapat digunakan
bersamaan dengan suatu kata tertentu
Batasan R Di mana, kapan, dan bagaimana
penggunaan suatu kata tertentu
P Di mana, kapan, dan bagaimana suatu
kata itu digunakan (aplikasinya)
Namun menurut Nation I. S. P, penguasaan kosakata seseorang sebagai berikut:
“...a learner’s receptive knowlegde, the words that are recognized when hear or
read, is greater than a learner’s productive knowledge, the words that can be
called to mind and used in speech or writting. This is often a useful
convention and some educational ministries and materials designers devide
their wordlist into word they expect learners to know passively and actively”
30
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan kosakata
reseptif seseorang lebih besar daripada pengetahuan produktifnya.
Pemahaman kosakata menurut Nation I. S. P dalam Widya Ajeng Pemila
(2013: 3) juga dibedakan dalam beberapa aspek. Berikut ini adalah jenis
pembelajaran kosakata berdasarkan aspek pemahaman kosakata:
Tabel 2. Jenis pembelajaran kosakata berdasarkan aspek pemahaman
kosakata menurut Nation I. S. P dalam Widya Ajeng Pemila
(2013: 3)
Jenis pemahaman
kosakata
Jenis pembelajaran Aktivitas belajar
Bentuk Pembelajaran implisit Pengulangan
pengenalan kosakata
Makna Pembelajaran eksplisit Penggunaan gambar,
elaborasi, pemarikan
simpulan
Penggunaan Tata
bahasa
kolokasi
Pembelajaran implisit Pengulangan
Batasan Pembelajaran eksplisit Panduan langsung dan
tanggapan (umpan
balik dari pembelajar)
5. Penilaian Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris
Harris dalam Kusairi (2013: 37) menyatakan tes kosakata dapat
dilakukan dengan tes menjodohkan. Tes ini memberi tugas pada siswa untuk
menjodohkan dua bagian tes yang secara nalar saling berkaitan. Tes ini
tersusun dalam bentuk dua deretan butir tes. Bagian pertama terdiri dari
pertanyaan, pernyataan, bagian awal dari suatu pernyataan, atau sekedar kata-
kata lepas yang masing-masing diberi nomor misalnya (1) sampai dengan
(10). Deretan kedua diletakkan di sisi lawannya terdiri dari jawaban atas
31
pertanyaan atau bagian akhir suatu pernyataan yang diberi tanda berbeda dari
deretan pertama.
Tes lainnya dapat menggunakan gambar. Tes ini digunakan untuk siswa
yang masih belum mampu memahami teks sehingga diperlukan gambar
sebagai alat bantu. Misalnya dalam sebuah soal terdapat gambar tangan dan
buah-buahan lain, siswa diminta untuk mencari gambar hand dan memberi
nomor sesuai gambar dengan kata yang diinginkan. Cara lain adalah dengan
menunjukkan kepada siswa sebuah gambar dan meminta siswa melengkapi
huruf yang masih kosong dalam kata gambar tersebut.
Penilaian penguasaan kosakata dapat menggunakan instrumen penilaian
lisan dan tulisan. Pedoman penilaian keterampilan berbicara sesuai dengan
pendapat Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuhdi dalam Shinta Dhennis
Irianto (2010: 19) menekankan penilaian pada aspek kebahasaan dan non
kebahasaan. Aspek trsebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Aspek kebahasaan
1) Ketepatan ucapan
Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat dapat
mengalihkan perhatian pendengar. Hal ini akan mengganggu keefektifan
berbicara. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat atau cacat
akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, kurang menarik,
atau setidaknya dapat mengalihkan perhatian pendengar. Pengucapan
bunyi-bunyi bahasa dianggap cacat kalau menyimpang terlalu jauh dari
32
ragam lisan biasa, sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu
komunikasi atau pemakainya (pembicara) dianggap aneh.
2) Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai
Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai akan
menyebabkan masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya, jika
penyampaiannya datar saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan
kejemuan dan keefektifan tentu berkurang. Penempatan tekanan pada kata
atau suku kata yang kurang sesuai akan mengakibatkan kejanggalan.
b. Aspek nonkebahasaan
1) Keberanian, sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku,
Sikap pembicara yang tidak tenang, lesu, dan kaku dapat memberikan
kesan pertama yang kurang menarik bagi pendengar. Oleh karena itu
diperlukan sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku saat berbicara karena
dari sikap tersebut dapat menunjukkan otoritas dan integritas pembicara.
2) Kelancaran
Kelancaran berbicara memudahkan pendengar menangkap isi
pembicaraan. Pembicaraan yang terputus-putus, bahkan di antara bagian-
bagian yang putus diselipkan bunyi-bunyi yang mengganggu menyebabkan
pendengar tidak memahami isi pembicaraan.
6. Pembelajaran kosakata di Sekolah Dasar
Pembelajaran kosakata di sekolah dasar menurut Cameron dalam Ardi
Bangkit Purwoko (2012: 7) dapat membantu siswa dalam menggunakan kata
33
secara baik dan efektif sesuai dengan konteks kalimat. Pembelajaran kosakata
tersebut terdiri dari 5 tahap penting sebagai berikut:
1. Memiliki sumber untuk menemukan kata-kata baru
2. Gunakan gambar yang jelas, atau dapat dipadukan dengan suara untuk
menggambarkan kata baru tersebut
3. Pelajari arti kata baru tersebut
4. Buat ikatan yang kuat antara bentuk dan arti dari kata tersebut
5. Gunakan kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Ciri khas pengajaran bahasa khususnya bahasa asing ialah bahwa peserta
didik harus memperolah kemampuan untuk mempergunakan bahasa tersebut
sebagai alat komunikasi dan belajar berpikir dalam bahasa tersebut. Jadi
kemampuan menggunakan bahasa asing dapat dikuasai secara sempurna
apabila bahasa tersebut digunakan sebagai alat komunikasi dengan latihan-
latihan secara bertahap dan rutin.
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Penguasaan Kosakata
Bahasa Inggris
Pertumbuhan kosakata anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
anak, semakin banyak kata yang diperoleh anak dari lingkungan maka
semakin banyak pula kosakata yang dimiliki anak. Hal inilah yang dapat
membedakan kemampuan anak dalam menguasai kosakata. Penguasaan
kosakata anak juga sangat dipengaruhi berbagai faktor baik dari dalam
maupun luar anak tersebut, berikut ini adalah beberapa faktor yang
34
mempengaruhi peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris menurut
Kasihani Suyanto (2010: 19):
a. Bahasa Ibu
Insting, karakteristik, dan keterampilan yang sudah terbentuk melalui
pembelajaran bahasa ibu sangatlah membantu anak dalam mempelajari
bahasa lain. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak perbedaan
bahasa ibu dan bahasa Inggris terutama dalam hal ejaan, intonasi, struktur,
dan kosakata. Sebagai anak-anak yang masih sangat awal mempelajari bahasa
Inggris, bahasa ibu ini akan sangat mempengaruhi proses pembelajaran
mereka.
b. Bahan Ajar
Pemilihan materi bahasan ajar untuk anak permulaan mempelajari bahasa
Inggris sangatlah menentukan ketertarikan dan kebermaknaan pembelajaran
bagi anak.anak akan menaruh perhatian besar terhadap materi yang berkaitan
langsung dengan kehidupan sehari-harinya. Bahan ajar hendaknya juga
dipilih yang dapat merangsang keaktifan belajar siswa karena melalui
pembelajaran langsung, siswa akan lebih mudah mengingat kosakata bahasa
Inggris yang diajarkan.
c. Interaksi Sosial
Interaksi sosial sangat membantu anak dalam menggunakan bahasa dan
berbicara. Keadaan yang hangat dan nyaman bagi anak juga mendorong anak
untuk belajar dengan baik. Hubungan ini dapat terjalin antara anak dengan
guru, orang tua, atau lingkungan sekitarnya. Di kelas sendiri, jarak yang
35
terjadi antara guru dengan siswa atau antar sesama siswa dapat dikurangi
dengan adanya permainan maupun tanya jawab.
d. Media Pembelajaran
Pembelajaran bahasa Inggris bagi pemula atau di kelas awal akan lebih
menyenangkan dan mudah diterima apabila menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dan menarik. Media yang bersifat visual dan
konkret bagi siswa akan membuat mereka lebih mudah mengahafal kosakata
melalui media tersebut.
e. Latar Belakang Keluarga
Latar belakang keluarga dan sosial dapat menunjang maupun
menghambat pembelajaran bahasa Inggris bagi pemula. Tersedianya kamus
atau buku penunjang pembelajaran bahasa Inggris dan intensitas seringnya
penggunaan bahasa Inggris di rumah tidak lepas dari peran dan dukungan
orang tua.
C. Media pembelajaran bahasa
1. Hakikat Media
Media berarti sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar. Menurut Indriana dalam Ardi Bangkit Purwoko (2012: 8)
media adalah sebuah alat untuk menyalurkan komunikasi. Media berasal
dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti „tengah‟, „perantara‟,
atau „pengantar‟ yang artinya adalah perantara antara sumber pesan dan
penerima pesan. Contoh dari media adal televisi, media cetak, komputer,
36
dan lain-lain. Contoh tersebut dapat dijadikan media pembelajaran apabila dapat
menghantarkan pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu harus
ada kecocokan antara media, metode, dan pesan yang akan dikirim.
Menurut Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyar (2009: 3), media secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.
Sedangkan menurut Henich dalam Azhar Arsyar (2009: 4), medium adalah
perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Jadi apabila
medium tersebut membawa pesan-pesan yang bertujuan instruksional atau yang
bermaksud pengajaran, maka itu disebut media pembelajaran. Sementara
itu,Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyar (2009: 4) secara implisit
mendefinisikan bahwa media pembelajaran adalah alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, misalnya buku, kaset,
video, dan lainnya. Dengan kata lain, media berarti sumber belajar atau wahana
fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
Briggs (Bangkit Ardi Purwoko 2012: 9) mengatakan bahwa media
pembelajaran adalah alat fisik untuk menyampaikan materi dalam bentuk film,
rekaman video, gambar, dan sebagainya. Briggs menambahkan bahwa
penggunaan media dapat merangsang peserta didik supaya terjadi proses belajar.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran
antara lain:
37
a. Ketepatannya terhadap tujuan pembelajaran
b. Dukungan terhadap isi materi pembelajaran
c. Kemudahan memperoleh media
d. Ketrampilan guru dalam menggunakannya
e. Ketersediaan waktu dalam pelaksanaannya
f. Sesuai dengan taraf belajar siswa
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
alat yang digunakan sebagai salah satu sumber belajar yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Media sangat berguna dalam proses belajar mengajar karena penggunaan media
pembelajaran membantu siswa belajar dengan lebih baik dan siswa terangsang
untuk memahami subjek yang sedang diajarkan dalam bentuk komunikasi yang
efektif dan efisien.
2. Jenis-jenis Media
Kasihani Suyanto (2010: 102) menggolongkan media menjadi tiga yaitu
(1) visual, (2) audio, dan (3) audio-visual. Penjelasan dari masing-masing
jenis media tersebut adalah:
a. Media visual atau media pandang. Media ini dapat dilihatatau dipandang
dan disentuh oleh siswa, misalnya gambar foto, peta, miniatur, benda
sesungguhnya.
b. Media Audio atau suara adalah media yang dapat didengarkan oleh siswa
untuk ketrampilan menyimak dan memahami wacana lisan, misalnya
radio, CD, dan cassete recorder.
38
c. Media Audio-visual adalah gabungan dari dua media sebelumnya dimana
siswa dapat memandang dan mendengar sekaligus, misalnya TV atau
film.
3. Pengertian Media Flashcard
Flashcard menurut pendapat ahli adalah kartu kecil yang berisi gambar,
teks, atau tanda simbol yang mengingatkan dan menuntun siswa kepada
sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Flashcard biasanya berukuran
8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi
(Azhar Arsyad 2011: 119-120). Flashcard berisi gambar-gambar benda-
benda, binatang, dan sebagainya yang dapat digunakan untuk melatih siswa
mengeja dan memperkaya kosakata.
Pendapat Azhar Arsyad di atas dilengkapi oleh Ahmad Susanto (2011:
108) yang mengemukakan bahwa Flashcard adalah kartu-kartu bergambar
yang dilengkapi kata-kata. Gambar-gambar pada flashcard dikelompokkan
antara lain: seri binatang, buah-buahan, pakaian, warna, bentuk-bentuk angka,
dan sebagainya. Kartu ini dimainkan dengan cara diperlihatkan kepada anak
dan dibacakan secara cepat. Tujuan dari metode ini adalah untuk melatih otak
kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata
dapat bertambah dan meningkat. Sedangkan Helena Curtain dan Carol Ann
Dahlberg (2010: 345) mengatakan bahwa flashcard dapat berupa gambar atau
simbol yang digunakan untuk menstimulasi kosakata atau aktivitas siswa.
Flashcard sebaiknya dibuat dalam seri dan dapat digunakan baik secara
individual, kelompok kecil atau bersama dalam kelas.
39
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa flashcard
merupakan kartu yang berisikan kata atau gambar yang digunakan untuk
pengembangan perbendaharaan kata dengan cara diperlihatkan kepada anak dan
dibacakan secara cepat. Ukuran dari flashcard dapat disesuaikan dengan
kebutuhan kelas, maksudnya ukuran media flashcard untuk kelas sempit akan
berbeda dengan ukuran media flashcard pada kelas yang luas dan jumlah siswa
yang banyak.
Media flashcard tergolong dalam media berbasis visual. Media berbasis visual
memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Dina Indriana (2011: 69),
mengemukakan beberapa kelebihan flashcard, antara lain:
a. Mudah dibawa-bawa karena dengan ukuran yang kecil flashcard dapat
disimpan di tas bahkan di saku sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas,
dapat digunakan di dalam atau di luar ruangan.
b. Praktis, dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, media flashcard
sangat praktis. Dalam penggunanaan media ini guru tidak perlu memiliki
keahlian khusus dan juga media ini tidak perlu menggunakan listrik. Jika
akan menggunakan kita tinggal menyusun urutan gambar sesuai dengan
keinginan kita, pastikan posisi gambar tepat dan tidak terbalik.
c. Gampang diingat, yaitu karakteristik media flashcard adalah menyajikan
pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan. Sajian pendek ini akan
memudahkan siswa untuk mengingat pesan-pesan tersebut. Kombinasi antara
gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali suatu konsep.
40
d. Menyenangkan karena media flashcard dalam penggunaannya bisa melalui
permainan, misalnya siswa secara berlomba-lomba mencari satu benda atau
nama-nama tertentu dari flashcard yang disimpan secara acak. Uraian di atas
merupakan kelebihan media flashcard, sedangkan kelemahan media
flashcard adalah anak hanya dapat mengetahui dan memahami kata dan
gambar hanya sebatas kata dan gambar yang ada pada media flashcard.
Melalui kelebihan media flashcard sesuai pendapat di atas, dapat diambil
manfaat dalam pembelajaran sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan anak dalam menghafal dan menguasai
kosakata (vocabulary) dalam waktu cepat
b. Memudahkan orang tua atau guru dalam mengajar dan mengenalkan
kosakata kepada anak sejak dini
c. Anak akan mendapat dua manfaat sekaligus yaitu mengerti bahasa dan
mengenal jenis-jenis binatang, buah, dan lain-lain.
4. Media Flashcard Pada Pembelajaran Bahasa Inggris
Latihan untuk penambahan dan pengayaan kosakata menurut Kasihani
Suyanto (2010: 109) sangat dianjurkan menggunakan media flashcard agar
siswa dapat menambah dan mengingat kosakata dengan mudah sambil
melihat gambar. Flashcard lebih banyak digunakan untuk seluruh tingkatan
kelas dan untuk seluruh siswa di kelas. Guru dapat berkeliling untuk
menunjukkan flashcards yang sedang dipegang. Biasanya guru memegang
beberapa buah flashcards dan digerakkan dengan cara memindahkan kartu
yang depan ke tumpukan paling belakang setelah kartu digunakan dan dilihat
41
oleh siswa. Gerakan memindah kartu dilakukan dengan relatif cepat sehingga
itulah mengapa disebut flashcards (flash: cepat atau singkat).
Untuk kegiatan tertentu seperti mendiskripsikan sesuatu, gambar dapat
juga ditempel di depan kelas. Gambar akan lebih menarik perhatian sisiwa
karena warna dan bentuknya. Gambar pada flashcard dibuat berkelompok
sesuai jenis atau kelasnya, misalnya kelompok buah-buahan, anggota tubuh,
hewan, alat transportasi, dan lainnya.
Dalam penelitian ini flashcard yang digunakan berukuran 12x12 cm berisi
gambar dan tulisan mengenai kosakata gambar tersebut. Tulisan yang berada
di bawah kiri gambar berbahasa Indonesia sedangkan di sebelah kanan bawah
gambar bertuliskan kosakata bahasa Inggris dari gambar tersebut. Saat
menggunakan flashcard, salah satu kosakata ditutup sesuai bahasa yang
diinginkan dan siswa dapat menjawab kosakata yang ditutup tersebut.
D. Karakteristik Siswa Kelas 2 SD
1. Karakteristik Siswa kelas 2 SD
Menurut Sekar Purbarini K (2010), siswa kelas 2 merupakan anak dalam
usia yang masih dini sehingga disebut dalam kelas awal. Karakteristik anak
usia dini biasanya suka meniru, masih dalam usia bermain, dan masih
berkembang. Hal inilah yang perlu diperhatikan dalam proses belajar di
kelas. Anak akan meniru apa yang dicontohkan guru di kelas, begitu pula
dalam pelajaran, jika guru mengajarkan dengan memberikan contoh
langsung dan anak mengulang biasanya anak akan lebih mudah mengingat.
Dalam peroses perkembangannya, anak kelas dua masih dalam taraf
42
bermain dan belajar sehingga anak lebih suka belajar menggunakan
permainan atau hal yang menarik perhatian mereka supaya lebih fokus.
Sesuai tahapan perkembangan berpikir anak usia SD menurut Piaget
dalam Sekar Purbarini K (2010), siswa kelas 2 masuk dalam masa
operasional konkret. Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar di kelas
awal memiliki tiga ciri, yaitu:
a. Konkret
Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal
yang konkret yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan
diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses
dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa
dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang
alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya
lebih dapat dipertanggungjawabkan.
b. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari
sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari
berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif
yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
c. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
43
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan
logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik.
Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan
dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses
belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi
dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Bahan pembelajaran bagi siswa sendiri harus bermakna. Pembelajaran
bermakna (meaningful learning) dimaknai sebagai suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Struktur kognitif merupakan fakta-fakta, konsep-konsep,
dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.
Pembelajaran bermakna terjadi bila siswa mencoba menghubungkan
fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan
pelajaran itu harus cocok dengan kemampuan siswa dan harus relevan dengan
struktur kognitif yang dimiliki siswa.
Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh
terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau
situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur
kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau
fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-
konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang
44
dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Pelajaran
harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki siswa, sehingga
konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap oleh siswa. Dengan
demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha
mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan
membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan
pengetahuan baru yang akan diajarkan. Nasution dalam Ali Mustadi (2012:2)
menyatakan bahwa dalam kenyataan kebanyakan proses belajar mengajar
masih dilakukan secara klasikal. Kondisi demikian tentu membuat proses
pembelajaran hanya bersifat umum atau tidak spesifik dan cenderung pasif.
2. Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2
Pembelajaran bahasa Inggris di SD Negeri Surokarsan 2 sudah dimulai
sejak kelas 1. Materi yang diajarkan berupa pengenalan kosakata
menggunakan tema tertentu yang diajarkan pada beberapa kali pertemuan lalu
dievaluasi. Biasanya satu tema akan membutuhkan waktu 2-3 kali pertemuan.
Pertemuan pertama biasanya hanya akan mengenalkan beberapa kosakata
dalam tema tersebut. Pertemuan kedua dilanjutkan dengan menambah jumlah
kosakata sesuai tema sambil mengulang kosakata sebelumnya. Pertemuan
ketiga akan digunakan untuk mengevaluasi penguasaan kosakata siswa sesuai
tema yang dipelajari.
3. Kemampuasn Kosakata Bahasa Inggris siswa Kelas 2 SD Negeri Surokarsan
Pembelajaran kosakata bahasa Inggris adalah pembelajaran yang baru
bagi siswa. Menurut karakreristik siswa kelas rendah, seharusnya anak diajak
45
untuk berpikir konkret dan mengalami langsung pembelajaran, namun karena
keterbatasan media akhirnya anak hanya diperkenalkan kosakata dengan cara
lisan dari guru dan anak menjadi kurang tertarik mengikuti pembelajaran. Hal
ini yang akhirnya membuat anak tidak termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran. Akibatnya nilai pemahaman siswa juga rendah, hal iini
dibuktikan dengan nilai hasil belajar bahasa Inggris siswa yang rendah.
E. Kerangka Pikir
Pendidikan merupakan hak setiap orang untuk dapat mengembangkan
tiap potensi yang ada dalam dirinya. Dalam konteks pendidikan formal, akan
ada mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa. Salah satu mata pelajaran
yang saat ini diterapkan di sekolah adalah bahasa asing yang antara lain
adalah bahasa Inggris.
Pembelajaran bahasa Inggris salah satunya meliputi penguasaan kosakata
dirasa sulit karena siswa masih sangat baru mendapatkan pelajaran tersebut.
Lingkungan siswa juga tidak mendukung untuk dapat belajar secara efektif
dan maksimal. Di rumah dan sekolah, siswa lebih banyak menggunakan
bahasa ibu atau bahasa nasional. Padahal penguasaan bahasa Inggris sangat
diperlukan siswa untuk bekal era globalisasi.
Menghadapi masalah tersebut, perlu penerapan suatu metode baru dalam
meningkatkan kosakata bahasa Inggris siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2
Yogyakarta. Penerapan media pembelajaran flashcard untuk kosakata bahasa
Inggris dapat menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan penguasaan
kosakata bahasa Inggris siswa.
46
Penguasaan kosakata bahasa Inggris masih kurang
Penggunaan media flashcard dalam pembelajaran
kosakata bahasa Inggris
Penguasaan kosakata bahasa Inggris meningkat
Dengan menggunakan media flashcard ini, siswa tidak hanya sekedar
belajar tentang kosakata bahasa Inggris, namun juga meningkatkan semangat
dan keinginannya untuk terus belajar menguasai kosakata bahasa Inggris
karena medianya yang sangat menarik. Media ini berbentuk konkret sehingga
sesuai dengan tahap berpikir siswa dan berwarna sehingga menarik perhatian
siswa.
Berikut ini adalah bagan kerangka pikir penelitian:
F. Hipotesis Tindakan
Berlandaskan kajian teori dan kerangka pikir yang diuraikan di atas,
maka hipotesis tindakan pada penelitian ini penguasaan kosakata bahasa
Inggris siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta dapat
ditingkatkan melalui media flashcard.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action reseach). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi
Arikunto, dkk; 2009:3).
Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu pihak yang
melakukan tindakan adalah guru yang bersangkutan sendiri dan yang diminta
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah
peneliti, bukan guru yang sedang melakukan proses tindakan (Suharsimi
Arikunto, dkk; 2009:17). Dari proses dan hasil penelitian ini akan
menimbulkan kolaborasi antara peneliti dan guru bahasa Inggris yang sedang
melakukan tindakan. Peneliti akan memantau, mencatat, dan mengumpulkan
data lalu menganalisa data serta berakhir dengan pelaporan hasil penelitian.
PTK terdiri dari siklus dan spiral. Dengan model ini jika dalam awal
pelaksanaan tindakan didapati kekurangan perencanaan dan pelaksanaan,
dapat dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya sampai target yang
diinginkan tercapai.
Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi: (1)
rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan dan observasi, dan (3) refleksi.
48
dst
Desain penelitian kelas yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian
menurut Kemmis dan Taggart sebagai berikut:
Gambar 1. Model Penelitian menurut Kemmis dan Taggart dalamSuharsimi
Arikunto (2009: 16)
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDN Surokarsan 2 Yogyakarta
tahun ajaran 2014/2015. Jumlah seluruh siswa 22 orang yang terdiri dari 13
siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Dipilihnya sekolah didasarkan pada
beberapa pertimbangan, antara lain berdasarkan wawancara peneliti dengan
guru bahasa Inggris, Ibu Himti Murwijayanti, S. Pd, penguasaan kosakata
siswa kelas 2 SDN Surokarsan 2 Yogyakarta masih sangat kurang.
C. Lokasi, Setting, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 2 SDN Surokarsan 2 Yogyakarta
pada saat jam pelajaran bahasa Inggris. Berdasarkan wawancara peneliti
49
dengan guru bahasa Inggris, Ibu Himti Murwijayanti, S. Pd, pengajaran
bahasa Inggris yang sudah dimulai sejak kelas 1 sedangkan siswa masih
belum memiliki dasar kosakata yang cukup dalam pembelajaran sehingga
pembelajaran masih difokuskan untuk menambah perbendaharaan kosakata.
Disamping itu juga penggunaan media pembelajaran yang kurang optimal,
sehingga objek penelitian ini adalah penguasaan kosakata bahasa Inggris
siswa. Penelitian dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2015
sesuai jadwal pelajaran yang sudah disusun.
D. Desain Penelitian
Model penelitian yang digunakan sesuai dengan model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dalam Suharsimi Arikunto
(2009:16). Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang tiap
siklusnya meliputi tahap planning (perencanaan), action and observation
(pelaksanaan dan observasi), dan reflection (refleksi). Untuk mengetahui
kondisi awal di kelas, sebelum penelitian peneliti melakukan observasi dan
wawancara dengan guru bahasa Inggris kelas 2 SD Negeri Surokarsan.
Berdasarkan observasi dan wawancara tersebut, kemudian diterapkan
tindakan peembelajaran bahasa Inggris menggunakan media flashcard.
Bentuk desain dari Kemmis dan Taggart dalam Suharsimi Arikunto (2009:16)
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap
50
perencanaan dilakukan sebelum menentukan tindakan dalam
meningkatkan kosakata siswa. Perencanaan ini dilakukan untuk
merancang penerapan penggunaan media flashcard dalam pembelajaran
bahasa Inggris untuk meningkatkan kosakata siswa. Kegiatan yang
berlangsung dalam perencanaan adalah:
a. Diskusi mengidentifikasi permasalahan yang muncul terkait dengan
penguasaan kosakata siswa.
b. Merancang pelaksanaan pemecahan masalah memanfaatkan media
flashcard.
c. Memberi soal sebelum pelaksanaan tindakan untuk mengetahui jumlah
kosakata siswa.
d. Memilih materi bahasa Inggris yang akan diajarkan menggunakan media
flashcard.
2. Tindakan dan observasi
Setelah melakukan perencanaan, tahap berikutnya adalah dengan
melakukan tindakan yakni penerapan penggunaan media flashcard dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Memotivasi siswa dan memberikan apersepsi tentang materi dan
melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari
b. Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran sesuai
dengan materi yang akan dibahas. Materi tentang kosakata bahasa Inggris
yang erat dengan tubuh dan kehidupan sehari-hari
51
c. Memberikan penjelasan tentang penggunaan media flashcard yang akan
dilaksanakan siswa
d. Memberikan contoh kosakata dalam flashcard, kosakata tersebut meliputi
anggota tubuh dan buah-buahan
e. Guru mengucapkan kata yang ada dalam flashcard
f. Siswa menirukan kata yang diucapkan guru sambil melihat gambar yang
ada dalam flashcard
g. Siswa dan guru mengulangi membaca tulisan yang ada dalam media
flashcard selama beberapa kali
h. Siswa mengulangi sendiri membaca gambar pada media flashcard
i. Siswa dan guru mengulangi kembali membaca dan melihat gambar yang
ada dalam media flashcard dari gambar pertama sampai yang terakhir
secara bersama-sama untuk menguatkan memori belajar
j. Beberapa siswa diminta maju ke depan untuk membaca beberapa gambar
yang ada dalam media flashcard secara acak sesuai pilihan mereka sendiri
k. Siswa mengisi bagian kosong dalam kosakata sesuai gambar dalam media
flashcard
l. Siswa dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung
3. Refleksi
Refleksi adalah tindakan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang
diperoleh selama pengamatan dan pemgumpulan data. Pada tahap ini peneliti
menganilisis data yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung
menggunakan catatan lapangan baik kekurangan dan ketercapaian dalam
52
proses pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan
maupun kelebihan yang terjadi selama proses pembelajaran dan dilakukan
dengan diskusi antara guru dan peneliti. Apabila telah diketahui hambatan
dan keberhasilan pada siklus 1, maka dapat ditentukan rencana pelaksanaan
kegiatan pada siklus 2.
Kegiatan yang dilakukan dalam refleksi ini adalah:
a. Guru melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi
evaluasi pelaksanaan setiap pertemuan, jumlah dan waktu dari setiap
macam tindakan
b. Guru melakukan pertemuan dengan peneliti untuk membahas hasil
evaluasi tentang skenario pembelajaran dengan menggunakan media
flashcard yang sudah dilaksanakan dan lembar kerja siswa yang sudah
dikerjakan siswa
c. Guru memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
E. Definisi Oprasional
a. Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris
Penguasaan kosakata merupakan ukuran pemahaman seseorang
terhadap kosakata bahasa Inggris dan kemampuannya menggunakan
kosakata tersebut baik secara lisan yang meliputi aspek tekanan, ucapan,
keberanian, dan kelancaran dalam mengucapkan maupun menuliskan
dengan mengetahui susunan berbagai huruf secara tepat.
53
b. Media Flashcard
Media flashcard dalam penelitian ini adalah kartu dua dimensi yang
berisi kata-kata, gambar, teks, simbol atau kombinasinya yang digunakan
untuk pembelajaran bahasa Inggris yang merupakan rangkaian pesan yang
disajikan dengan keterangan tiap gambar dan bertujuan untuk mengingatkan
serta menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar
tersebut dan dapat digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata
dalam mata pelajaran bahasa pada umumnya dan bahasa Inggris pada
khususnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah: (1)
soal tes unjuk kerja dan (2) catatan lapangan. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Soal tes unjuk kerja, digunakan untuk mengukur jumlah penguasaan
kosakata siswa. Tes dikerjakan siswa secara individual yang diberikan di
akhir materi.
2. Catatan Lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan proses
pembelajaran kosakata baik dari aktivitas guru maupun siswa serta
lingkungan atau kondisi pembelajaran dan foto kegiatan selama proses
belajar mengajar baik sebelum maupun ketika dilaksanakan tindakan.
G. Instrumen Penelitian
Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan soal tes unjuk kerja
dan catatan lapangan.
54
1. Soal tes unjuk kerja
Tes digunakan sebagai pedoman untuk memperoleh data prestasi
belajar. Tes ini berbentuk soal tanya jawab lisan dan tes tertulis mengisi
huruf yang hilang dalam kata yang dikerjakan siswa secara individu.
Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen soal tes unjuk kerja yang akan
digunakan dalam penelitian.
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Tes Unjuk Kerja Lisan Penguasaan
Kosakata Bahasa Inggris (Spoken)
Dalam melakukan penilaian unjuk kerja lisan penguasaan kosakata, hasil nilai
siswa dapat diketahui dengan menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut:
Tabel 4. Kriteria Penilaian Soal Tes Unjuk Kerja Lisan Penguasaan
Kosakata (Spoken)
Sub Variabel Indikator Jumlah
Soal
Menyebutkan
kosakata
bahasa
Inggris
dengan
media
flashcard
Tekanan 10
Ucapan
Kelancaran
Keberanian
Aspek yang
dinilai Indikator
Skor
maksimal Kriteria
Tekanan 1. Penggunaan tekanan sangat
tepat
2. Penggunaan tekanan tepat
3. Penggunaan tekanan kurang
tepat
4. Penggunaan tekanan tidak tepat
16-20
11-15
6-10
1-5
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Ucapan 1. Penggunaan ucapan sangat tepat
2. Penggunaan ucapan tepat
3. Penggunaan ucapan kurang
tepat
4. Penggunaan ucapan tidak tepat
24-30
16-23
8-15
1-7
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
55
Sedangkan untuk soal tes unjuk kerja menulis, siswa diminta untuk
menuliskan huruf yang kosong dalam kosakata yang ada sesuai dengan gambar
yang ditunjukkan. Penilaian dalam menulis ini dilakukan dengan menghitung
jumlah soal yang dikerjakan dengan benar oleh siswa dan masing-masing soal
memiliki bobot skor 10. Berikui ini adalah kisi-kisi soal tes unjuk kerja mengisi
huruf yang kosong dalam kosakata
Tabel 5. Kisi-kisi Soal Tes Unjuk Tulisan Penguasaan Kosakata Bahasa
Inggris (Written)
Sub Variabel Indikator Jumlah
Soal
Menulis, mengeja, dan
menyalin kosakata
benda yang
berhubungan dengan
anggota tubuh dan
buah-buahan
1.1.(menulis) siswa
mampu
menuliskan kata
sesuai dengan
gambar kosakata
yang ditunjukkan
dengan mengisi
kekosongan
huruf dalam kata
dengan tepat
10
Aspek yang
dinilai Indikator
Skor
maksimal Kriteria
Kelancaran 1. Sangat lancar berbicara
2. Lancar berbicara
3. Kurang lancar berbicara
4. Tidak lancar berbicara
16-20
11-15
6-10
1-5
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Keberanian 1. Sangat berani berbicara di depan
kelas
2. Berani berbicara di depan kelas
3. Kurang berani berbicara di
depan kelas
4. Tidak berani berbicara di depan
kelas
24-30
16-23
8-15
1-7
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
56
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini berupa
kumpulan catatan saat proses pembelajaran berlangsung baik yang
menyangkut aktivitas guru, siswa, maupun kondisi lingkungan belajar
dan kondisi kelas juga foto saat kegiatan belajar mengajar.
H. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisa data deskriptif kuantitatif
dan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan menggunakan instrumen soal
tes unjuk kerja dan catatan lapangan. Tujuan analisa ini adalah untuk
membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau
diteliti.
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data catatan lapangan
yang dilakukan selama proses penelitian berlangsung dan nilai tes prestasi
belajar yang dilakukan setiap akhir pertemuan siklus. Analisis deskriptif
adalah analisis yang menggunakan suatu data yang akan dibuat sendiri
maupun dibuat secara berkelompok (Riduwan dan Akdon, 2007: 27).
Analisis data akan dilakukan sebagai berikut:
a. Menghitung nilai penguasaan kosakata pada pra siklus, siklus I, dan
siklus II
b. Menghitung nilai rata-rata (mean) penguasaan kosakata siswa pada
pra siklus, siklus I, dan siklus II. Menghitung nilai rata-rata (mean)
dapat dilakukan dengan rumus:
57
Keterangan :
X = Nilai rata-rata (mean)
∑x = Jumlah nilai seluruh siswa
N = Jumlah siswa
c. Menghitung persentase siswa yang sudah berhasil mencapai KKM
yang ditetapkan. Persentase yang dicari dapat diperoleh dari:
P =
Keterangan :
P = angka persentase
d. Selanjutnya nilai rata-rata (mean) dan angka persentase ketuntasan
yang diperoleh dibandingkan dari kegiatan sebelum tindakan dan
kegiatan sesudah tindakan untuk membandingkan apakah sudah
diperoleh peningkatan setelah diadakan tindakan atau belum.
Analisa nilai didasarkan pada suatu rentang untuk menentukan kategoti
baik sekali, baik, cukup, kurang, dan gagal menurut pendapat Suharsimi
Arikunto dalam Ningrum Perwitasari (2014: 71) dengan tebel rentang
sebagai berikut:
Tabel 6. Kategori Rentang Nilai Hasil Penelitian Menurut Suharsimi
Arikunto
Rentang nilai Kategori
80-100 Baik seklai
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Gagal
58
Nilai hasil evaluasi siswa pada setiap siklus akan dibandingkan dengan
siklus selanjutnya guna mengetahui perubahan hasil belajar siswa. Jika nilai
evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus
I maka diasumsikan penggunaan media flashcard dapat meningkatkan
kemampuan penguasaan kosakata siswa.
I. Validitas Data
Untuk mencapai keabsahan data dalam penelitian ini digunakan
validitas logik yang mencakup validitas isi yaitu ditentukan atas
pertimbangan dari pakar (expert judgement). Yang dimaksud validitas isi
adalah derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin
diukur. Expert judgement ini dilakukan untuk memperbaiki instrumen
apabila terdapat kesalahan dalam pembuatannya, misalnya dengan
membuang bagian instrumen yang tidak perlu, mengganti indikator,
perbaikan isi atau redaksi, dan sebagainya.
J. Indikator Keberhasilan
Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, keberhasilan penelitian
tindakan ditandai dengan adanya perubahan menuju arah perbaikan.
Indikator keberhasilan penelitian ini merupakan keberhasilan siswa dalam
penguasaan kosakata melalui penggunaan media flashcard. Keberhasilan
diperoleh jika minimal nilai yang diperoleh siswa adalah 60 dan minimal
70% siswa mendapat nilai ≥60.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Awal Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Surokarsan 2, Yogyakarta. SD
Negeri Surokarsan 2 terletak Jalan Taman Siswa Gang Basuki, MG II/582
Yogyakarta. Sekolah ini letaknya di pinggir perkampungan Surokarsan
dan cukup strategis sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan karena
sangat dekat dengan jalan raya. Sekolah ini diminati oleh sebagian besar
masyarakat di luar kampung, sedangkan masyarakat di sekitar SD Negeri
Surokarsan 2 sebagian besar masih memilih sekolah lain karena masalah
kualitas sekolah. Hal ini terbukti dengan sebagian besar jumlah siswa SD
N Surokarsan 2 berasal dari luar wilayah Surokarsan.
SD Negeri Surokarsan 2 telah terakreditasi “B”. Walaupun demikian
SD Negeri Surokarsan 2 terus meningkatkan layanan agar pada tahun yang
akan datang memperoleh hasil yang lebih baik. Sistem manajemen
berbasis sekolah yang diterapkan belum sepenuhnya berhasil. Tingkat
partisipasi masyarakat yang masih rendah menjadi tantangan bagi sekolah
untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa SD Negeri Surokarsan 2
bisa memberikan yang terbaik bagi kepentingan pendidikan masyarakat
sekitar. Meskipun sekolah belum memperoleh dukungan penuh dari
masyarakat sekitar, namun setiap tahun SD Negeri Surokarsan 2 berhasil
meluluskan siswa-siswinya lulus 100%. Prestasi akademis belum optimal,
namun ada sejumlah prestasi yang telah dicapai oleh sekolah ini, antara
60
lain pada lomba Al-Quran dan lomba pantomim yang diikuti sering
mendapat kejuaraan.
2. Keadaan Tempat Penelitian
Bangunan SD Negeri 2 Surokarsan 2 terdiri dari 6 ruang kelas, ruang
guru, ruang kepala sekolah, ruang UKS, ruang komputer, perpustakaan,
ruang penyimpanan media pembelajaran, mushola, 5 kamar mandi/wc, dan
gudang. Jumlah guru dan karyawan di SD Negeri Surokarsan 2 sudah
mencukupi yaitu 11 guru, 2 administrator, dan 1 penjaga sekolah. Jumlah
siswanya sendiri adalah 142 siswa yang terbagi menjadi 6 kelas.
Lingkungan SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta sudah tertata dengan
rapi dan bersih. Setiap apel pagi siswa selalu diingatkan untuk menjaga
kebersihan sekolah untuk kenyamanan bersama. Sekolah juga
menyediakan pot untuk penghijauan sekolah namun karena keterbatasan
lahan sekolah sehingga hanya sedikit tanaman yang bisa dirawat. Sekolah
juga sudah menyediakan kantin kejujuran untuk mendidik anak jujur dan
mandiri, namun sayangnya penjual makanan yang lain masih dibiarkan
masuk ke sekolah padahal kebersihan makanan tersebut masih kurang.
3. Kondisi Awal Pra Siklus
Berdasarkan hasil pengamatan, keadaan awal siswa SD Negeri
Surokarsan 2 Yogyakarta khususnya kelas 2 saat sebelum diberi tindakan
guru cenderung pasif dalam mengajar dan didominasi menggunakan
metode ceramah sehingga membuat siswa bosan. Hal ini membuat siswa
61
lebih banyak melakukan aktivitas lain saat pembelajaran berlangsung dan
berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
Kurangnya minat belajar siswa dalam kosakata bahasa Inggris salah
satunya disebabkan karena guru kurang banyak menggunakan media
dalam pembelajaran. Siswa menjadi kurang tertarik dalam pembelajaran
kosakata dan saat dievaluasi terlihat bahwa penguasaan kosakata bahasa
Inggris siswa masih rendah dibuktikan dari nilai rata-rata kelas yaitu 39,55
dengan nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 32,5.
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dalam dua siklus. Pada
setiap siklus terdiri dari perencanaan; pelaksanaan tindakan dan
pengamatan; dan refleksi. Pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah
sebagai berikut.
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Pada awal perencanaan tindakan penelitian, pertama-tama peneliti
memohon izin kepada Kepala SD Surokarsan 2 Yogyakarta dan guru
pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris untuk melaksanakan
kegiatan penelitian. Setelah mendapat ijin untuk melakukan penelitian,
peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan
dijadikan acuan guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
selama penelitian berlangsung juga menyiapkan instrumen penelitian
berupa lembar penilaian tes penguasaan kosakata baik lisan dan
62
tulisan dan catatan lapangan. Setelah instrumen yang akan digunakan
sudah siap, peneliti mengkonsultasikan RPP dan menjelaskan rincian
kegiatan pembelajaran menggunakan media flashcard pada guru
pengampu mata pelajaran bahasa Inggris SD Surokarsan 2 Yogyakarta.
Peneliti juga menyiapkan kamera untuk mengambil gambar saat
melaksanakan penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Penelitian tindakan siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 September 2015.
Pertemuan kedua pada hari Rabu, 16 September 2015 dan pertemuan
ketiga dilaksanakan hari Kamis, 17 September 2015 dan dilakukan
evaluasi tindakan siklus I.
Pada setiap pertemuan, guru mengawali kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran siswa.
Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi. Guru
melakukan apersepsi menggunakan lagu yang dinyanyikan bersama
siswa lalu dilanjutkan dengan metode ceramah. Apersepsi
mengenalkan beberapa anggota tubuh lewat lagu dan mengaitkan
pengetahuan siswa dengan pertanyaan anggota tubuh yang ada dalam
lagu dan apa bahasa Inggrisnya.
1) Pertemuan I
Pada awal pembelajaran, guru mengatur posisi duduk siswa
berbentuk U agar guru dapat berdiri di tengah kelas dan dilihat
63
dengan mudah oleh seluruh siswa. Setelah kegiatan apersepsi dengan lagu
“Dua Mata Saya” dan tanya jawab, guru mengajak semua siswa untuk
memperhatikan flashcard yang dipegang guru dan mengucapkan gambar
yang ada dalamnya dalam bahasa Indonesia.
Guru memberi contoh melafalkan kosakata sesuai gambar yang
ditunjukkan dalam bahasa Inggris dan siswa menirukan. Pertama guru
mengatakan “coba sekarang tirukan yang bu guru bacakan sesuai gambar ini.
“hand” lalu siswa juga menirukan “hand”. Kemudian guru melanjutkan
melafalkan kata sepuluh gambar anggota tubuh tersebut satu persatu dan
siswa menirukan pelafalannya. Dalam proses pembelajaran, ketika guru
memegang flashcard guru sambil berkeliling untuk menunjukkan media
flashcard kepada semua murid agar murid yang duduk paling belakang juga
dapat melihat gambar dengan jelas.
Setelah guru memberi contoh cara membaca media flashcard yang
ditunjukkan, siswa dan guru membaca kembali gambar dan tulisan yang ada
dalam flashcard bersama-sama selama beberapa kali agar siswa terbiasa
dengan pelafalan kosakata yang ditunjukkan. Beberapa siswa dapat
berkonsentrasi sesaat namun sebagian masih ada yang jalan-jalan keluar kelas.
Siswa juga masih disibukan dengan mengerjakan tugas matematika yang
belum selesai. Setelah itu guru mengevaluasi siswa dengan pertanyaan lisan
dari kosakata yang ada dalam flashcard.
Pada akhir pembelajaran, siswa dan guru bersama merefleksi kegiatan
pembelajaran kosakata menggunakan media flashcard pada hari itu. Guru
64
menyampaikan “anak-anak, hari ini kalian sangat bagus sekali dalam belajar
kosakata, namun kalian akan jauh lebih bagus lagi bila dapat berkonsentrasi.
Tadi ibu lihat masih banyak siswa yang tidak berkonsentrasi dan malah
mengerjakan matematika”. Kemudian guru menyampaikan motivasi, “anak-
anak, dalam pembelajaran selanjutnya ibu harap anak-anakku semua bisa
lebih berkonsentrasi dan memperhatikan saat pelajaran karena anak-anak
sendiri yang akan rugi bila tidak dapat memahami pembelajarannya dan akan
ketinggalan kemampuan dibandingkan anak lain yang berkonsentrasi”.
Setelah itu guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan
mempersilahkan siswa beristirahat.
2) Pertemuan II
Pertemuan kedua juga diawali dengan apersepsi menyanyikan lagu yang
berhubungan dengan anggota tubuh manusia yaitu “Tangan Kanan Tangan
Kiri”. Setelah bernyanyi siswa diajak berdiskusi tentang anggota tubuh yang
ada dalam syair lagu yang telah dinyanyikan dan siswa diminta memegang
bagian tubuhnya sendiri yang berhubungan dengan lirik lagu tersebut. Setelah
itu siswa memulai kembali membaca kosakata dalam flashcard dengan
menggunakan bantuan guru sambil mengingat kosakata yang kemarin sudah
dipelajari.
Setelah mengingat kembali pelafalan yang sebelumnya sudah dipelajari,
siswa diminta melafalkan dan membaca sendiri kosakata sesuai yang
ditunjukkan oleh guru dan media flashcard. Guru mengatakan “anak-anak
sekarang coba bersama-sama membaca gambar yang ibu tunjukkan ini.”
65
Beberapa siswa sudah dapat menyebutkan kosakata walaupun dengan
pelafalan yang salah karena menyebutkan dengan pelafalan bahasa Indonesia
seperti menyebutkan jari kaki yang harusnya dilafalkan menjadi “tu” namun
ada anak yang masih menyebutkannya dengan “toe”, sedangkan beberapa
siswa masih sibuk bermain.
Guru melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran
dengan meminta salah satu siswa maju ke depan, “anak-anak siapa yang mau
membantu Ibu di depan untuk membaca dan melafalkan kosakata
menggunakan gambar ini?”, kemudian siswa bernama P maju ke depan dan
membaca kosakata yang ada dalam media lalu ditirukan oleh teman
sekelasnya. Hal ini dirasa cukup efektif karena teman mereka sendiri yang di
depan kelas sehingga beberapa siswa tertarik dan memperhatikan. Siswa
menirukan pelafalan teman yang ada di depan kelas sambil melihat gambar
kosakata.
Setelah beberapa kali membaca kosakata, guru secara acak menanyakan
kosakata kepada siswa di dalam kelas untuk mengetahui pemahaman siswa.
Misalnya saja guru berkata “coba, sekarang ibu punya gambar tangan,
kosakatanya dalam bahasa Inggris apa CP?” lalu siswa CP menjawab “hand”.
Namun saat guru bertanya “kalau ini adalah gambar pinggang, lalu kosakata
dalam bahasa Inggrisnya apa MB?” namun MB tidak dapat menjawabnya dan
hanya diam. Kemudian siswa VF yang menjawab “waist”, setelah itu siswa
mengerjakan soal evaluasi mencocokkan kata dan gambar sesuai dengan
gambar dalam flashcard secara kelompok.
66
Pada akhir pembelajaran, siswa dan guru melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran dan guru menyampaikan bahwa siswa sudah lumayan
menguasai kosakata apalagi bila yang ada di depan kelas dan memberi contoh
adalah teman mereka sendiri, namun hal itu juga masih memiliki kekurangan
karena siswa yang maju ke depan memberi contoh kadang bersuara lirih
sehingga teman lainnya tidak mendengarkan dan sulit menirukan. Guru juga
mengingatkan beberapa siswa yang masih belum berkonsentarsi dalam
pembelajaran dan malah asyik bermain keluar kelas agar pembelajaran
selanjutnya lebih fokus lagi, kemudian guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan mengucap salam lalu berdoa dan mempersilahkan siswa untuk pulang.
3) Pertemuan III
Pertemuan ke-3 diawali dengan kegiatan apersepsi menggunakan lagu
namun siswa diajak untuk memilih sendiri lagu apa yang akan dinyanyikan
bersama tetapi tetap harus berkaitan dengan anggota tubuh. Kemudian siswa
memilih menyanyikan lagu “Di Sini Senang, Di Sana Senang”. Setelah
apersepsi, siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai gambar yang ada
dalam flashcard dan guru menutup kosakata bahasa Inggrisnya sehingga
siswa harus mulai mengingat kosakatanya. “Sekarang coba anak-anak
melafalkan sendiri gambar yang ibu tunjukkan ini. Yang pertama adalah
gambar tangan, lalu dalam bahasa Inggris kosakatanya adalah?” lalu siswa
menjawab bersama-sama “hand”. Kemudian guru melanjutkan dengan
gambar selanjutnya “yang berikutnya ibu akan menunjukkan gambar ini,
dalam bahasa Inggris ini adalah toe, lalu dalam bahasa Indonesia kosakatanya
67
adalah?” kemudian siswa menjawab “jempol kaki”. Guru dan siswa
melanjutkan tanya jawab sampai sepuluh gambar flashcard selesai.
Setelah dua kali membaca dengan membuka tulisan baik bahasa
Indonesia maupun bahasa Inggris, yang ke tiga kalinya guru menutup semua
kosoakata bahasa Inggris pada gambar yang ditunjukkan sehingga siswa
harus melafalkannya tanpa membaca. Setelah siswa melafalkan kosakata
bahasa Inggrisnya, guru membenarkan dengan mengucapkan kosakata namun
dengan pelafalan yang benar.
Siswa duduk di kursi sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi guru
dan mengerjakan soal evaluasi tertulis. Sambil siswa mengerjakan soal, guru
berkeliling untuk bertanya pada masing-masing siswa untuk menilai pelafalan
kosakata, setelah itu siswa kembali mengerjakan soal evaluasi tertulis.
Beberapa siswa yang dievaluasi secara lisan terganggu dengan teman lainnya
yang membisikkan jawaban walaupun salah sehingga siswa malah melafalkan
kosakata yang salah dan hasil evaluasi kelas pada siklus 1 tersebut masih di
bawah 60 dari rentang nilai 1-100. Beberapa siswa sedang dihukum oleh guru
pada mata pelajaran sebelumnya sehingga harus menulis janji sebanyak satu
lembar penuh di buku tulis sehingga siswa tersebut tidak berkonsentrasi saat
dilakukan tes evaluasi penguasaan kosakata
Siswa dan guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran dan guru
memotivasi siswa dengan berkata “anak-anak lain kali kalau memang ada
pekerjaan rumah jangan lupa dikerjakan. Kalau nanti dihukum oleh guru yang
memberi PR itu malah anak-anak sendiri yang kesulitan. Lagipula anak-anak
68
jadi tidak bisa konsentrasi pada mata pelajaran berikutnya, padahal ibu lihat
anak-anak sudah sangat baik dalam pembelajaran kosakata kemarin namun
hari ini agak kesulitan karena kurang konsentrasi. Akan lebih baik lagi jika
anak-anak memiliki buku catatan untuk mencatat PR dari guru supaya tidak
lupa.” Pada akhir pembelajaran, guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
mengucap salam lalu berdoa dan mempersilahkan siswa untuk istirahat.
c. Pengamatan
Kegiatan saat pelaksanaan tindakan adalah pengamatan atau observasi.
Pengamatan tersebut meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan pada siklus I adalah sebagai
berikut.
1) Aktivitas Guru
Selama kegiatan pembelajaran guru bertindak sebagai fasilitator dan
motivator. Sebagai fasilitator, guru memberikan informasi bagi siswa,
membantu menarik kesimpulan, dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran. Namun, dalam pelaksanaan tindakan siklus I peran guru
sebagai fasilitator belum maksimal. Hal ini dikarenakan guru belum
dapat mengontrol kelas dan membimbing siswa satu persatu dalam
menggunakan media flashcard. Penggunaan flashcard masih dipegang
oleh guru sehingga siswa yang duduk membelakangi guru sulit untuk
melihat.
Peran guru sebagai motivator juga masih kurang. Siswa masih
banyak yang belum siap untuk pelajaran karena masih mengerjakan soal
69
matematika dari jam pelajaran sebelumnya dan guru mengalami
keterbatasan dalam mengingatkan siswa, padahal guru juga seharusmya
memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran kosakata dengan baik
karena akan sangat membantu siswa meningkatkan kemampuan
kosakatanya.
Dalam tindakan siklus I ini guru juga masih kurang memotivasi
siswa dalam berani melafalkan kosakata karena siswa masih merasa ragu
dengan pelafalan kosakata bahasa Inggris. Hal ini dibuktikan dengan
nilai lisan siswa yang masih rendah dalam keberaniannya melafalkan
kosakata yang ditunjukkan.
2) Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran kosakata menggunakan
media flashcard dalam siklus I ini masih kurang maksimal, awalnya siswa
memang tertarik menggunakan media karena itu adalah hal baru dalam
pembelajaran kosakata apalagi gambar yang ada memiliki warna yang
bervariasi. Namun pada pertemuan pertama perhatian siswa masih banyak
dialihkan oleh tugas yang dikerjakan pada mata pelajaran sebelumnya.
Siswa juga masih kurang percaya diri dalam melafalkan kosakata.
Dalam mengerjakan soal tes tertulis juga masih kurang jelas karena
gambar yang ada di soal memang tidak begitu jelas, sehingga siswa
kebingungan tentang gambar yang ditunjukkan. Siswa juga masih banyak
keluar kelas karena perhatian mereka saat pelajaran hanya mampu bertahan
sebentar saja.
70
Beberapa siswa sudah mampu melafalkan dengan benar kosakata yang
ditunjukkan oleh gambar namun masih malu dalam mengatakannya jadi
pelafalannya masih kurang terdengar. Siswa lain yang belum dapat
berkonsentrasi dalam pelajaran jadi mengganggu lainnya dan akhirnya malah
kelas tidak dapat dikondisikan.
Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajarna kosakata menggunakan
media flashcard dalam siklus I masih belum maksimal. Masih banyak siswa
masih belum menguasai kosakata baik lisan maupun tulisan.
d. Refleksi dan Revisi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1) Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Refleksi digunakan untuk mengetahui masalah yang muncul saat
pelaksanaan tindakan. Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus. Refleksi
tindakan siklus I membahas masalah yang dihadapi siswa pada pelaksanaan
siklus I. Masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus I antara
lain waktu untuk membahas bersama kata yang ada dalam flashcard terlalu
sedikit sehingga siswa masih kurang paham. Selain itu, siswa kesulitan
dalam membaca tulisan di dalam media flashcard satu persatu karena media
yang ditunjukkan di depan kelas hanya satu dan diputarkan oleh guru ke
seluruh kelas sehingga siswa masih kurang jelas.
Karena keterbatasan, guru tidak dapat membimbing siswa satu persatu
dalam membaca sepuluh kosakata yang ada dalam flashcard. Banyak siswa
yang masih ragu dalam melafalkan kosakata yang ada dalam media
71
flashcard namun pemberian motivasi dan penguatan dari guru kurang
intensif.
Beberapa siswa juga sering tidak fokus dalam pembelajaran dan asik
mengerjakan tugas lain karena sedang ada PR maupun dihukum oleh guru
mata pelajaran sebelumnya. Siswa yang tidak fokus dalam mengikuti
pelajaran tersebut sering menggangu teman lainnya sehingga kelas sering
tidak dapat dikondisikan.
Namun penggunaan media flashcard mampu meningkatkan penguasaan
kosakata siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta. Peningkatan tersebut
dapat dilihat dari nilai pratindakan dan setelah diberi tindakan dalam siklus I
meningkat sebesar 13,35 dari 39,55 menjadi 52,9. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat melalui tabel dan grafik di bawah ini.
Tabel 6. Peningkatan penguasaan kosakata siswa kelas 2 SD Negeri
Surokarsan Siklus I
Kelas Nilai Rerata
Pratindakan Siklus I
2 SD Negeri Surokarsan 39,55 52,9
Berdasarkan perolehan nilai di siklus I dan dibandingkan dengan nilai yang
diperoleh dari pratindakan, dapat disajikan ke dalam diagram peningkatan
keterampilan penguasaan kosakata bahasa Inggris berikut ini.
72
Gambar 2. Diagram batang penguasaan kosakata bahasa Inggris pada
Pratindakan dan Siklus I
Dari hasil nilai yang diperoleh dapat dilihat bahwa ada peningkatan dalam
nilai rata-rata siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris. Nilai rata-rata
kelas awal saat pratindakan adalah 39,55 dan setelah diberi tindakan di siklus I
nilai rata-rata menjadi 52,9. Melalui gambar diagram juga dapat dilihat grafik
peningkatan nilai rata-rata kelas dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris.
Berdasarkan perolehan hasil keterampilan berbicara di atas dapat disajikan
tabel klasifikasi sebagai berikut.
Tabel 7. Klasifikasi nilai penguasaan kosakata siklus I berdasarkan kategori
rentang nilai menurut Suharsimi Arikunto dalam Ningrum
Perwitasari (2014:7)
No. Angka Kriteria Jumlah siswa Persentase (%)
1. 80-100 Baik seklai 0 0
2. 66-79 Baik 4 18,18
3. 56-65 Cukup 6 27,27
4. 40-55 Kurang 7 31,82
5 30-39 Gagal 5 22,73
Total 22 100
Klasifikasi perolehan nilai di atas menunjukkan terdapat 4 siswa yang
termasuk kategori baik dengan persentase 18,18%, 6 siswa kategori cukup dengan
persentase 27,27%, 7 siswa kategori kurang dengan persentase 31,12% dan 5
siswa dalam kategori gagal dengan persentase 22,73%. Masih banyak siswa yang
0
10
20
30
40
50
60
Pratindakan Siklus I
Nilai Rerata
73
masuk dalam kategori gagal dan kurang karena pembelajaran dalam siklus I
memang dirasa masih kurang berhasil baik dari segi guru maupun siswa.
Namuuun berdasarkan hasil tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kosakata bahasa Inggris menggunakan media flashcard dari pratindakan
dibandingkan setelah dilakukan tindakan siklus I tetap meningkat.
2) Revisi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil refleksi antara guru dan peneliti maka tindakan siklus II
adalah sebagai berikut.
a) Memberikan masing-masing siswa kesempatan dalam memainkan sendiri
flashcard secara bergantian.
b) Memberikan waktu yang lebih lama bagi siswa dalam memahami kosakata
yang ada dalam media flashcard.
c) Menggunakan teknik tentor sebaya sebanyak 5-6 siswa dalam satu
kelompok dalam mengajarkan kosakata dibantu dengan media flashcard.
d) Memberikan motivasi dan penguatan secara intensif pada masing-masing
siswa.
e) Menyiapkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa sudah tidak lagi
sambil mengerjakan pr atau tugas lain saat di tengah pelajaran kosakata.
f) Mengguanakn gambar yang lebih besar dan lebih jelas dalam soal tes.
g) Menggunakan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran kosakata.
h) Menggunakan tulisan yang ditempel di depan kelas dengan kertas asturo
dan dengan tulisan yang besar supaya siswa dapat dengan jelas melihat
cara penulisan kosakata dalam gambar.
74
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Berdasarkan refleksi tindakan siklus I, Perencanaan tindakan siklus II
pertama diawali dengan guru memberikan waktu yang lebih lama untuk
mengulang kosakata dalam gambar. Guru juga memberi motivasi dan
penguatan secara intensif pada siswa salah satunya dengan berkeliling
untuk membimbing dan memperlihatkan gambar secara intensif pada tiap
siswa. Jika ada siswa yang kurang memperhatikan dalam pelajara atau
malah menegrjakan pekerjaan lain, guru lebih sering memberi teguran.
Untuk memudahkan belajar, siswa dibentuk kelompok kecil agar
dapat saling menjadi tentor dalam melafalkan kosakata. Kemudian siswa
diberi kesempatan untuk memainkan sendiri media flashcard. Namun guru
juga menyiapkan kata yang tulisannya lebih besar dan dipajang di depan
kelas agar siswa juga sambil bisa membaca tulisan dengan jelas. Selain itu,
peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar penilaian
dan catatan lapangan dan kamera untuk mengambil gambar saat
pelaksanaan tindakan.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam tiga pertemuan yaitu pada hari Sabtu
tanggal 19 September, Selasa 22 September, dan Rabu 23 September.
Pertemuan pertama dan kedua diisi dengan materi tentang kosakata dan
75
pertemuan ketiga adalah evaluasi hasil belajar siswa tentang kosakata yang
telah dipelajari.
Pada setiap pertemuan, kegiatan pembelajaran diawali dengan guru
mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran siswa. Kegiatan
pembelajaran dilanjutkan dengan apersepi. Metode yang digunakan saat
apersepsi adalah menggunakan tanya jawab tentang kehidupan sehari-hari
dan lagu. Siswa mulai menunjukkan keaktifan dalam tanya jawab dan
beberapa siswa juga tertarik untuk melafalkannya dalam bahasa Inggris.
Siswa juga dibentuk dalam beberapa kelopok kecil agar dapat menjadi
tentor sebaya satu sama lain. Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II
adalah sebagai berikut.
1) Pertemuan I
Pertemuan I diawali dengan berdoa dan apersepsi menggunakan tanya
jawab siapa yang di rumah menanam pohon buah-buahan dan buah apa saja
itu. Setelah apersepsi, seluruh siswa diajak untuk melihat gambar dalam
media flashcard dan melafalkan tulisannya bersama dan guru berkata “anak-
anak hari ini kita akan belajar kosakata baru yaitu tentang buah-buahan, siapa
yang suka makan buah?” lalu siswa menjawab dengan semangat bahwa
sebagian besar dari mereka suka makan buah. Guru kembali bertanya buah
apa yang paling mereka suka dan jawaba siswa sangat bermacam-macam.
Siswa P menjawab ia suka melon, sedangkan siswa HM menjawab ia suka
durian.
76
Guru mengeluarkan media flashcard dan menunjukkan pada siswa, siswa
yang sudah terbiasa dengan media itu sudah tahu bagaimana penggunaannya.
Kemudian guru melafalkan kosakata buah-buahan yang ada dalam media
flashcard baik bahasa Inggris maupun bahasa Indonesianya dan siswa
menirukan. Banyak pelafalan siswa yang masih kurang tepat sehingga guru
harus mengulangi pelafalannya untuk membetulkan pelafalan siswa.
Misalnya guru mengatakan “anak-anak ini adalah gambar markisa, dan dalam
bahasa Inggris disebut passion fruit”, lalu siswa menjawab “passion fruit”
namun dengan pelafalan seperti membaca tulisan bahasa Indonesia sehingga
guru mengulangi membaca “passion fruit” dengan pelafalan yang tepat dan
siswa kemabli menirukan. Kegiatan tanya jawab tersebut dilanjutkan sampai
lima kosakata dalam gambar flashcard yang sudah tersedia dilafalkan semua.
Guru juga berkeliling untuk menunjukkan gambar supaya setiap siswa
bahkan yang duduk paling ujung dapat melihat dan mengamati gambar dalam
flashcard.
Selain materi buah, siswa juga mengulang materi kosakata anggota tubuh
yaang berjumlah lima kosakata. Guru membantu siswa dalam mengulang
melafalkan kosakata. Guru bertanya “siapa yang masih ingat gambar ibu jari
kaki ini dalam bahasa Inggris disebut apa?” lalu siswa CC menjawab “tu”
dengan pelafalan yang tepat dan guru memuji hasil jawaban siswa. Siswa lain
juga memberi tepuk tangan atas jawaban CC.
Sesuai refleksi tindakan siklus sebelumnya, guru menyiapkan tulisan
yang ditulis dengan huruf yang lebih besar di kertas asturo berwarna sesuai
77
dengan kosakata buah-buahan dan anggota tubuh yang ada dalam media
flashcard dan dipajang di depan kelas supaya siswa dapat membaca dengan
jelas. Kemudian siswa diajak untuk melafalkan tulisan yang ada di papan tulis
sambil melihat gambar yang ada di flashcard yang dipegang guru. Salah satu
siswa diundang untuk maju ke depan dan membacakan tulisan yang ada di
papan tulis dambil melihat gambar yang ada pada media flashcard dengan
suara yang lantang dan siswa lain ikut menirukan.
Karena siswa sudah duduk dibentuk kelompok, guru memberikan
flashcard pada kelompok agar digunakan bersama dan saling tebak satu sama
lain sesuai gambar yang ada di flashcard secara bergantian supaya siswa
mengalami sendiri pembelajaran dengan menggunakan flashcard dibantu
dengan tentor sebaya atau temannya. Guru tetap berkeliling untuk mengontrol
kegiatan bermain flashcard siswa supaya siswa tidak berebut dan bergantian.
Siswa juga membantu guru dalam mengingatkan apabila ada siswa yang tidak
fokus dalam pelajaran dan malah asik bermain sendiri atau malah
mengerjakan tugas lain. Misalnya ada salah seorang siswa bernama MB yang
sangat sering membuat kegaduhan di kelas lalu siswa bernama VF yang
mengingatkan dan berkata “kamu jangan seperti itu, nanti kalau ditanya kamu
tidak akan bisa. Mau po nanti nilaimu jelek?”. Setelah siswa dan guru
mengulang kosakata beberapa kali, guru mengevaluasi siswa dengan
pertanyaan lisan satu persatu dari kosakata yang ada dalam flashcard untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan siswa di setiap pertemuannya.
78
Pada akhir pelajaran, guru menyampaikan refleksi kegiatan pembelajaran
dengan memuji siswa bahwa siswa sudah semakin baik dan berani dalam
melafalkan kosakata bahasa Inggris yang berkaitan dengan buah-buahan dan
anggota tubuh dengan berkata “Anak-anak hari ini sudah bagus sekali dalam
melafalkan kosakata. Sepertinya anak-anak sudah mulai mengerti
kosakatanya. Kemarin anak-anak masih belum maksimal saat ibu nilai, tapi
ibu yakin untuk saat ini anak-anak pasti sudah jauh lebih baik. Ibu harap
kalian tetap mempertahankan itu”. Kemudian guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan mengucap salam dan mempersilahkan siswa beristirahat.
2) Pertemuan II
Sebelum memulai pelajaran, siswa dan guru bersama berdoa dan
dilanjutkan dengan apersepsi menyanyikan lagu “Paman Datang” dan
“Tangan Kanan Tangan Kiri”. Saat siswa sudah mulai tertarik untuk
mengikuti pelajaran, siswa diajak untuk mengulang kembali kosakata yang
sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah siswa sudah mulai
tertarik lagi dengan pelajaran kosakata, kemudian siswa diajak kembali untuk
melihat kosakata yang berhuubungan dengan buah-buahan dan anggota tubuh
lagi.
Pada siklus II ini, siswa diajak untuk lebih sering maju ke depan dan
membacakan kosakata yang ditempel di papan tulis sesuai dengan flashcard
yang ditunjukkan supaya tulisannya lebih jelas. Karena siswa yang memberi
contoh di depan kelas, maka siswa lain juga tidak canggung saat menirukan
pelafalan kosakata sesuai dengan gambar yang ditunjukkan. Siswa juga diajak
79
untuk saling mengajari satu dengan yang lain menggunakan flashhcard secara
bergantian. Sedangkan guru berkeliling untuk mengontrol aktivitas siswa
menggunakan flashcard supaya tidak saling berebut.
Sambil beberapa siswa maju ke depan kelas dan memberi contoh cara
pelafalan kosakata, siswa dan guru bersama mengulang kembali kosakata
sesuai yang ada dalam media flashcard dengan pelafalan yang tepat. Di
tengah pelajaran diselipkan juga dengan lagu “Paman Datang” dan “Tangan
Kanan Tangan Kiri” lagi yang dinyanyikan sendiri oleh siswa kepada teman-
teman sekelompoknya supaya lebih menarik. Kemudian siswa mengerjakan
soal tertulis mengisi huruf yang hilang dari kosakata yang ada dalam
flashcard secara berkelompok.
Siswa dan guru saling mengingatkan siswa yang kurang fokus dalam
pembelajaran Siswa juga mengerjakan tugas kelompok secara lisan yaitu
menuliskan kosakata sesuai gambar yang tertera. Pada akhir pelajaran, siswa
dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran dan memuji usaha siswa yang
semakin berani melafalkan kosakata dan keaktifan siswa dalam kegiatan
membaca flashcard, setelah itu guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
mengucap salam dan mempersilakan siswa beristirahat.
3) Pertemuan III
Pertemuan III diawali dengan berdoa dan apersepsi menggunakan lagu
“Paman Datang” dan “Di Sini Senang Di Sana Senang” supaya siswa tertarik,
setelah itu barulah dilanjutkan dengan menggunakan media flashcard. Siswa
dan guru melakukan tanya jawab mengenai gambar yang ada dalam flashcard
80
dan guru menutup kosakata bahasa Inggrisnya sehingga siswa harus mulai
mengingat kosakatanya.
Setelah dua kali membaca dengan membuka tulisan baik bahasa
Indonesia maupun bahasa Inggris, yang ke tiga kalinya guru menutup
ksoakata bahasa Inggris sehingga siswa harus mengucapkannya. Setelah
siswa melafalkan kosakata bahasa Inggrisnya, guru membenarkan dengan
mengucapkan kosakata namun dengan pelafalan yang benar.
Siswa duduk di kursi sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi guru
dan mengerjakan soal evaluasi tertulis sambil guru berkeliling untuk bertanya
pada masing-masing siswa untuk menilai pelafalan kosakata, setelah itu siswa
kembali mengerjakan soal evaluasi tertulis namun soal evaluasi sudah direvisi
dan gambar juga tulisan yang tertera lebih jelas terbaca. Beberapa siswa
sudah sangat lancar melafalkan kosakata yang berkaitan dengan buah-buahan
dan anggota tubuh. Nilai mereka bahkan ada yang mencapai 90 dari rentang
nilai 1-100.
Di akhir pembelajaran, siswa dan guru melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran dan guru memuji hasil evaluasi siswa dengan berkata “Ibu lihat
anak-anak sudah sangat baik dalam pembelajaran kosakata, sudah banyak
sekali kemajuan belajar anak-anak sejak pertama kita belajar tentang kosakata
ini. Ibu juga bangga sekali pada anak-anak karena mau belajar dan berusaha.
Di dalam kelas juga banyak sekali yang membantu ibu dalam mengajarkan
kosakata ke teman-temannya. Pertahankan cara belajar kalian dan nanti saat
belajar kosakata baru lagi juga harus tetap fokus seperti saat ini.” Setelah itu
81
guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam lalu berdoa
dan mempersilahkan siswa untuk pulang.
c. Pengamatan
Saat pelaksanaan tindakan juga dilakukan pengamatan atau observasi.
Pengamatan meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan pada pertemuan I adalah sebagai
berikut.
1) Aktivitas Guru
Guru mengubah cara mengajar sesuai dengan revisi pelaksanaan
tindakan pada siklus I. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
memainkan sendiri flashcard selain dibantu oleh guru di depan kelas. Hal
ini dimaksudkan agar siswa bisa mengalami sendiri pembelajaran yang
menyenangkan menggunakan media berwarna dan siswa dapat lebih fokus.
Siswa juga dibentuk kelompok supaya dapat saling menjadi tentor sebaya
bagi satu sama lain karena pembelajaran yang dilakukan dengan cara
demikian ternyata lebih efektif dari pada hanya guru yang menjelaskan di
depan kelas.
Guru juga memberikan motivasi bagi siswa tentang pentingnya
mereka belajar kosakata bahasa Inggris. Siswa juga diajak untuk saling
mengingatkan satu sama lain saat teman yang lain mulai tidak fokus dalam
pembelajaran dan malah mengerjakan tugas mata pelajaran lain atau malah
bermain sendiri keluar kelas. Dengan cara demikian lebih efektif untuk
menegur siswa karena guru tidak bekerja sendirian, apalagi setelah siswa
82
dibentuk menjadi kelompok tentor sebaya membuat siswa saling
memotivasi dalam persaingan penguasaan kosakata dan siswa lebih berani
melafalkan kosakata karena temannya sendiri yang bertanya.
Secara keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan media
flashcard berjalan dengan baik. Peran guru sebagai fasilitator dan
motivator lebih terlihat dibandingkan saat pembelajaran di siklus I. Hal
ini menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan siswa lebih tertarik
dalam belajar.
2) Aktivitas Siswa
Pada siklus II siswa lebih aktif mengikuti kegiatan pembelajaran
kosakata bahasa Inggris menggunakan media flashcard. Siswa juga lebih
berani melafalkan kosakata. Dari kegiatan apersepsi saja siswa sudah
lebih tertarik dalam pembelajaran karena guru tidak hanya menggunakan
lagu namun juga menunjukkan beberapa flashcard lain yang memancing
kemauan belajar siswa.
Karena dibentuk kelompok tentor sebaya, siswa jadi lebih
termotivasi untuk bersaing dalam penguasaan kosakata. Siswa juga
membantu guru untuk saling mengingatkan satu sama lain jika ada siswa
yang kurang fokus dalam pembelajaran. Beberapa siswa juga membantu
guru dalam mencontohkan pelafalan kosakata di depan kelas sesuai
dengan gambar dan tulisan yang ditempel di depan kelas, hal ini
membuat siswa lain lebih memperhatikan pelafalan kosakata
dibandingkan saat diberi contoh oleh guru.
83
d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan tindakan siklus II,
kemampuan penguasaan kosakata siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan
mengalami peningkatan, dan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus II
siswa sudah berani melafalkan kosakata dengan lantang. Siswa yang pada
siklus I masih ragu dalam melafalkan kosakata sudah berani melafalkan
kosakata dengan lantang. Selain itu siswa dapat menggunakan media
flashcard sendiri dan saling mengajari satu sama lainnya. Siswa sadar untuk
saling mengingatkan satu sama lain saat pembelajaran berlangsung. Siswa
yang sudah bisa melafalkan kosakata tidak ragu untuk mengajari teman satu
kelompoknya yang masih kurang dalam penguasaan kosakata, namun
demikian masih ada beberapa siswa yang kurang mampu menguasai kosakata.
Saat pembelajaran berlangsung sering terjadi perebutan media flashcard
karena siswa ingin memainkannya, namun beberapa siswa sudah dapat
membantu guru menyelesaikan masalah tersebut dengan memberikan antrian.
Beberapa siswa lain harus dibantu guru dalam mengurutkan antrian
memainkan media flashcard. Tulisan yang ditempel di depan kelas juga
sangat membantu siswa dalam membaca dan melafalkan sesuai dengan
gambar yang ditunjukkan guru karena tulisan dalam gambar tidak terlalu
besar sehingga tidak semua siswa dapat melihat.
Penggunaan media flashcard dapat meningkatkan kemampuan penguasaan
kosakata bahasa Inggris siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan. Peningkatan
84
0
20
40
60
80
Pra tindakan Siklus I Siklus II
nilai tersebut sebesar 20,83 dari nilai siklus I sebesar 52,9 menjadi 73,73 di
siklus II. Tabel peningkatan nilai tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 8. Peningkatan penguasaan kosakata siswa kelas 2 SD Negeri
Surokarsan Siklus II
Kelas Nilai Rerata
Siklus I Siklus II
2 SD Negeri Surokarsan 52,90 73,73
Kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas 2 SD Negerri
Surokarsan terus meningkat sejak pratindakan hingga siklus II. Hal ini dapat
dilihat dari perbandingan hasil nilai evaluasi siswa dari pratindakan, siklus I, dan
siklus II yang terus mengalami peningkatan baik kelas maupun individu. Nilai
rata-rata pada setiap tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Peningkatan penguasaan kosakata pada Pratindakan, Siklus I, dan
Siklus II
Kelas Nilai Rerata
Pratindakan Siklus I Siklus II
2 SD Negeri Surokarsan 39,55 52,90 73,73
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada pratindakan, siklus I, dan
siklus II, maka peningkatan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris
siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan dapat dibuat menjadi diagram batang
sebagai berikut.
Gambar 3. Diagram Batang Peningkatan Penguasaan Kosakata Pratindakan,
Siklus I, dan Siklus II
85
Berdasarkan diagram peningkatan kemampuan penguasaan kosakata yang
disajikan sebelumnya, terlihat bahwa terjadi peningkatan penguasaan kosakata
dari pratindakan, siklus I, dan siklus II. Pada saat pratindakan, nilai rerata kelas
penguasaan kosakata adalah 39,55 dan mengalami peningkata sebesar 13,35 pada
siklus I menjadi sebesar 52,9. Sedangkan nilai dari siklus I juga mengalami
peningkatan sebesar 20,83 pada siklus II menjadi sebesar 73,73.
Berdasarkan hasil perolehan nilai di atas dapat dibuat tabel klasifikasi. Tabel
klasifikasi dapat digunakan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan kriteria
sangat baik hingga gagal.
Tabel 10. Klasifikasi Nilai Penguasaan Kosakata Siklus II
No. Angka Kriteria Jumlah Siswa Persentase (%)
1. 80-100 Sangat baik 7 31,82
2. 66-79 Baik 9 40,90
3. 56-65 Cukup 5 22,73
4. 40-55 Kurang 1 4,55
5. 30-39 Gagal 0 0
Total 22 100
Dari tabel klasifikasi di atas dapat dilihat penguasaan kosakata bahasa Inggris
siswa meningkat dimana terdapat 7 siswa yang termasuk dalam kategori sangat
baik dengan persentase 31,82%, 9 siswa masuk dalam kategori baik dengan
persentase 40,90%, 5 siswa masuk dalam kategori cukup dengan persentase
22,73%, dan masih ada 1 siswa di kategori kurang dengan persentase 4,55%.
86
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembahasan Hasil Penelitian Tindakan Siklus I
Penelitian peningkatan penguasaan kosakata siswa kelas 2 SD
Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta menggunakan media flashcard pada
siklus I masih belum maksimal dan nilai beberapa siswa ada yang turun
dari pratindakan. Namun nilai rata-rata kelas sudah meningkat dari nilai
pra tindakan. Siswa yang belum meningkat penguasaan kosakatanya
dikarenakan pada saat evaluasi penguasaan kosakata kurang fokus dalam
mengikuti pembelajaran karena pada pembelajaran sebelumnya tidak
dapat melihat kosakata dalam flashcard dengan jelas.
Beberapa siswa sudah menunjukkan kemajuan dalam penguasaan
kosakata namun karena dalam dua pertemuan awal kurang fokus dalam
memperhatikan kosakata yang ditunjukkan sehingga saat evaluasi masih
bingung melafalkan kosakata tersebut dan akhirnya malah melafalkannya
dengan bahasa Indonesia dan dengan lirih karena ragu akan jawabannya.
Siswa lain juga masih banyak yang berlarian keluar kelas dan
mengganggu teman lain sehingga kelas sulit dikondisikan. Saat evaluasi
banyak siswa yang ragu menjawab malah bertanya pada teman lain dan
diberi jawaban yang salah sehingga akhirnya malah menjerumuskan dan
mendapat nilai yang belum maksimal.
Penggunaan flashcard dalam siklus I menunjukkan adanya
peningkatan penguasaan kosakata siswa dilihat dari hasil nilai rata-rata
kelas yang meningkat dibandingkan dengan pra tindakan. Penggunaan
87
media flashcard ini sesuai dengan pendapat Mary Slattery dan Jane
Willis (2001: 72-74) yaitu dapat digunakan untuk mengajarkan kosakata
baru bagi siswa. Guru sebaiknya memberi contoh berulang-ulang tentang
pelafalan kosakata dan siswa menirukan. Siswa juga diperkenalkan
dengan cara penulisannya. Setelah itu barulah siswa diajak untuk
mencocokkan antara tulisan dan gambar yang ada dalam flashcard dan
diajak untuk mencoba sendiri melafalkannya, hal inilah yang
mempengaruhi guru dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Guru hanya
fokus pada pembelajaran saja dan kurang memperhatikan siswa yang
ternyata ada masih belum jelas melihat tulisan dalam flashcard sehingga
saat dievalusi masih bingung menuliskan kosakatanya.
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran selain sebagai fasilitator
juga sebagai pembimbing siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Wina
Sanjaya (2010: 185) yang menyatakan peran guru dalam kegiatan
pembelajaran memberikan bantuan dan pelayanan pada siswa yang
memerlukan. Guru perlu melakukan kontrol pada siswa untuk melayani
setiap siswa, terutama siswa yang dianggap lambat dalam belajar. Namun,
pada pelaksanaan tindakan siklus I, guru belum maksimal dalam
memberikan bimbingan pada siswanya. Guru kurang dapat
mengkondisikan kelas yang ramai sehingga guru sulit membimbing
siswa satu persatu saat pembelajaran.
88
2. Pembahasan Hasil Penelitian Tindakan Siklus II
Kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus II sudah berjalan
dengan baik. Siswa menjadi lebih siap mengikuti kegiatan pembelajaran
menggunakan flashcard. Siswa juga dibagi dalam kelompok kecil untuk
saling menjadi tentor sebaya bagi temannya karena dinilai cukup efektif.
Pembentukan kelompok ini menurut Helena Curtain dan Carol Ann Dahlberg
(2010: 97-98) dapat memberi kesempatan siswa untuk daling berinteraksi dan
membangun komunikasi inerpersonal walaupun jam pelajaran terbatas. Siswa
termotivasi untuk saling mencoba kosakata yang mereka pelajari dalam
interaksinya dengan teman sekelompok.
Siswa juga diberi kesempatan untuk memainkan sendiri media flashcard
dan saling tanya jawab dengan teman satu kelompoknya sehingga siswa lebih
tertarik untuk bersaing dalam menguasai kosakata. Beberapa siswa yang maju
ke depan dan membacakan kosakata yang ditempel di depan kelas juga sudah
dengan suara yang lantang dan pelafalan yang cukup bagus walaupun
terkadang guru juga harus membantu mengkoreksi pelafalannya yang salah,
namun hal ini sangat membantu siswa lain untuk menirukan pelafalan yang
dicontohkan di depan kelas dengan baik daripada hanya guru yang
mencontohkan di depan kelas. Kegiatan pelafalan kosakata ini lebih
menyenangkan karena siswa merasa lebih bebas dan bersemangat dalam
berbicara. Siswa juga lebih termotivasi berbicara aktif, hal ini sesuai dengan
pendapat Kasihani Suyanto (2010: 31) bahwa dalam suasana gembira dan
situasi belajar yang menarik, tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.
89
Kegiatan pembelajaran kosakata pada siklus II cukup memuaskan dan
siswa sudah mengalami peningkatan. Hal ini juga dapat dilihat dari proses
siswa ketika di kelas mengikuti pembelajaran dan saat evaluasi. Siswa sudah
lebih percaya diri dan lantang dalam melafalkan kosakata. Bahkan karena
pertemuan sebelumnya sudah saling bersaing dengan teman satu
kelompokknya, siswa sudah menghafalkan kosakata dan berlatih sendiri lebih
giat sehingga saat dievaluasi banyak siswa yang sudah baik dalam
penguasaan kosakata.
Peningkatan keterampilan berbicara pada siklus II terjadi karena ada
berbagai faktor antara lain: 1) guru memberikan bimbingan secara maksimal
selama kegiatan pembelajaran, 2) motivasi dan penguatan dari guru membuat
siswa percaya diri dan tidak takut melafalkan kosakata, 3) siswa belajar dari
pengalaman pada pelaksanaan tindakan siklus I, dan 4) teknik tentor sebaya
yang memotivasi siswa untuk bersaing dalam menguasai kosakata. Secara
umum, penguasaan kosakata siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2
Yogyakarta semakin meningkat dari pratindakan sampai siklus II. Aspek
penguasaan kosakata yang terdiri dari penulisan dan pelafalan dikuasai siswa
secara bertahap.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus pada siswa kelas 2
SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta, penggunaan media flashcard dalam
meningkatkan kosakata dapat tercapai baik peningkatan lisan maupun tulisan.
Saat siswa belajar kosakata menggunakan flashcard maka ia akan melihat
contoh benda yang sedang dipelajari secara konkret lewat gambar dua
90
dimensi dan memudahkan siswa mengingat, maka hal ini juga membantu
siswa dalam mengingat tulisan yang ada dalam flashcard yaitu susunan kata
pembentuk kosakata tersebut, hal ini sesuai dengan pendapat Marry Slattery
dan Jane Willis (2001: 47) bahwa ketika guru akan mengajarkan kosakata
baru bagi siswa, guru dapat mengulang membacakan kosakata dan siswa
menirukan. dalam mengenalkan kosakatanya juga dapat menggunakan
gambar, suara, media, gestur, dan aksi. Jika menggunakan gambar juga
sebaiknya berwarna, dan guru harus sering mengulang kosakata tersebut agar
siswa menjadi terbiasa.
Melalui penggunaan media flashcard dan contoh dari guru, siswa dapat
mengerti bagaimana tekanan dan ketepatan pelafalan kosakata tersebut. Siswa
yang melakukan kesalahan dalam pelafalan juga dapat memperbaikinya saat
media flashcard dibacakan berulang kali oleh guru, hal ini sesuai dengan
pendapat Helena Curtain dan Carol Ann Dahlberg (2010: 60)
“as as the case with others errors, early pronounciation problems can
effectively be dealt with when teacher restate student message correctly as
a form of reflective listening rather than in a correction mode. Most
learners tend to be good initators, so there is no serious danger of
reinforcing poor pronounciation habits”.
Saat sudah mengerti bagaimana mengucapkan kata tersebut, maka siswa
akan lebih berani dan lancar saat melafalkan kosakata tersebut, hal ini sesuai
dengan pendapat Helena Curtain dan Carol Ann Dahlberg (2010: 60) yang
mengatakan
“when students have gainde confidence and comfort with the new
language, and the emphasis on communication has been established,
attention to pronounciation becomes more appropriate. Teacher can assist
91
experienced students in communicatingf more effectively and more
preciesly by guiding improvement in pronounciation....”
Melalui penggunaan media flashcard, siswa yang awalnya hanya mendengar
dan menirukan, mereka akan mulai melihat tulisan yang berhubungan dengan
gambar dalam flashcard dan belajar spelling kosakata tersebut, hal inilah
yang membantu siswa dalam mengingat penulisan kosakata tersebut.
Penguasaan kosakata siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta
dibuktikan dengan nilai rata-rata pada tiap siklus yang meningkat. Nilai rata-
rata pada kondisi awal adalah sebesar 39,55 dan meningkat menjadi 52,9 pada
siklus I. Karena siklus I dianggap belum maksimal maka dilakukan perbaikan
pada siklus II agar tujuan pembelajaran pada siklus II dapat tercapai. Nilai
rata-rata penguasaan kosakata pada siklus II telah mencapai tujuan yaitu
sebesar 73,73 dimana lebih dari 70% siswa mendapat nilai diatas 60 sehingga
penelitian peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris menggunakan
media flashcard siswa kelas 2 SDNegeri Surokarsan 2 Yogyakarta telah
berhasil.
D. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian mengalami kendala yaitu terbatasanya media
flashcard sehingga hanya dapat digunakan dalam kelompok kecil dan siswa
harus bergantian.
92
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas 2 SD Negeri
Surokarsan 2 Yogyakarta sebelum penerapan pembelajaran denga media
flashcard masih rendah, ditandai dengan nilai rata-rata kelas sebesar 39,55
dengan nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 32,5. Penggunaan media
flashcard dapat meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata siswa kelas
II SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta. Melalui penggunaan media flashcard
siswa lebih tertarik dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris sehingga
lebih memperhatikan pelajaran dan semangat untuk menguasai kosakata
tersebut karena gambar yang disediakan berwarna-warni dan mudah diingat.
Penggunaan flashcard di depan kelas dengan bantuan teman sekelas juga
dapat membantu siswa dalam berkonsentrasi melafalkan kosakata karena
siswa merasa lebih bebas berbicara. Penulisan kosakata yang jelas dan dapat
dibaca oleh seluruh siswa dengan jelas juga sangat membantu pemahaman
siswa karena jika tulisan terlalu kecil maka siswa sulit membacanya dan
hanya mengingat dari pelafalan yang telah dicontohkan oleh guru saja.
Pembentukan kelompok kecil dalam pembelajaran juga sangat membantu
siswa karena siswa akan lebih termotivasi dalam menguasai kosakata.
Peningkatan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa
dapat dilihat melalui nilai rerata kelas pada saat pratindakan sebesar 39,55
dan mengalami peningkatan sebesar 13,35 pada siklus I menjadi sebesar 52,9.
Sedangkan nilai dari siklus I juga mengalami peningkatan sebesar 20,83 pada
93
siklus II menjadi sebesar 73,73. Siswa yang mendapatkan nilai ≥60 sudah
mencapai 70%.
B. Saran
Berdasarkan simpulan penelitian di atas, peneliti menyampaikan saran
sebagai berikut.
1. Bagi guru
Sebaiknya guru lebih sering menggunakan media flashcard dalam
mengajarkan kosakata kepada siswa dan siswa diberi kesempatan untuk
menggunakan sendiri media flashcard. Siswa juga dapat saling menjadi tentor
sebaya dengan dibentuk kelompok kecil agar saling belajar satu sama lain dan
tidak canggung menggunakan media flashcard.
2. Bagi kepala sekolah
Sebaiknya kepala sekolah selalu memberi dukungan penyediaan media
pembelajaran kosakata bagi guru agar dapat maksimal dan menarik dalam
mengajarakan kosakata kepada siswa.
94
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Izzan. (2010). Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris. Bandung:
Humaniora.
Ahmad Susanto. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam
Berbagai Aspeknya. Jakarta: Prenada Media Grup.
Ali Mustadi. (2012). Peningkatan Active English Achievement Melalui Metode
“Total Physical Response” Siswa Sekolah Dasar . Jurnal. PGSD FIP
Universitas Negeri Yogyakarta. Diambil dari
https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=
dq4z5iAAAAAJ&cstart=20&pagesize=80&citation_for_view=dq4z5iAAA
AAJ:5nxA0vEk-isC pada tanggal 13 Januari 2016.
__________. (2012). Speaking Skill Improvement Melalui Role Playing Pada
Kompetensi English for Instruction di PGSD. Jurnal. PGSD FIP Universitas
Negeri Yogyakarta. Diambil dari
https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view
_citation&hl=id&user=dq4z5iAAAAAJ&cstart=20&pagesize=80&citation_
for_view=dq4z5iAAAAAJ:hqOjcs7Dif8C pada 13 Januari 2016.
Ardi Bangkit Purwoko. (2012). “Efektivitas Penggunaan Media Gambar
Flashcard dalam Meningkatkan Penguasaan Vocabulary Bahasa Inggris
Siswa Kelas II SDN Salatiga 06 Kota Salatiga”. Skripsi. FKIP-UKSW.
Diambil dari http://repository.uksw.edu /bitstream/123456789/2202/1 /
T1_ 292008524 Judul. pdf pada tanggal 26 Januari 2016
Aris Yunisah. (2007). “Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Penguasaan
Kosakata Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMP 1 Depok Sleman”.
Skripsis. FBS-UNY.
Astuti, Y., Mustadi, A.. Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SD. Jurnal.
Yogyakarta: Jurnal Prima Edukasia. Diambil dari
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2723, pada tanggal 12
Januari 2016.
Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta:Rajawali Pers.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Satuan Standar Isi
Kurikulum Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud
95
Ceranic, Helena. (2011). Panduan Bagi Guru Bahasa Inggris. Jakarta: Erlangga.
Curtain, Helena & Dahlberg, Carol Ann. (2010). Language And Children; Making
the Match : New Language for Young Learnes, Grades K-8. United States:
Pearson.
Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva
Press.
Farihatun. (2014). Penggunaan Teknik Akrostik Dalam Upaya Peningkatan
Penguasaan Kosakata Bahasa Prancis pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 2
Sleman. Skripsi. FBS-UNY.
Kusairi. (2013). “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui
Vocabulary Self-Collection Strategy Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3
Tanjung Kabupaten Tabalong”. Tesis. PPS-UNY
Kasihani K. E. Suyanto. (2010). English for Young Learners: Melejitkan Potensi
Anak Melalui English Class yang fun, Asyik, dan Menarik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Linse, Caroline T. (2005). Practical English Language Teaching: Young Learners.
New York: McGraw-Hill.
Ningrum Perwitasari. (2014). “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris
Materi Family Melalui Lagu Pada Siswa Kelas V SD N Piyaman II,
Wonosari”. Skripsi. PGSD-FIP
Paulo Freire. (2011). Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta: Pustaka LP3ES
Indonesia.
Riant Nugroho. (2008). Pendidikan Indonesia: Harapan, Visi, dan Strategi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sekar Purbarini Kawuryan. (2010). Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah dan
Pembelajarannya. Makalah. Yogyakarta: PPSD-FIP UNY.
Shinta Dhennis Irianto. (2010). Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui
Penerapan Metode Pasangan Terstruktur Pada Siswa Kelas VII E SMP
Negeri 2 Karangjati Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Universitas Sebelas
Maret .
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
96
Slattery, Mary & Willis, Jane. (2001). English for Primary Teachers: A Handbook
of Activities and Classroom Laguange. New York: Oxford University Press.
Suharsimi Arikunto.(2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
_________________. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Suharsimi Arikunto & Suhardjono, Supardi.(2009). Penelitian Tindakan
Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.
Suharso. (2008). Pembelajaran Kosakata. Makalah. Magelang.
Sukatmi. (2009). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Media
Gambar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri II
Nambangan, Selogiri, Wonogiri) . Thesis. Universitas Sebelas Maret.
Diambil dari https://www.academia.edu/6162513/UPAYA_
MENINGKATKAN_KETERAMPILAN_BERBICARA_DENGAN_MEDI
A_GAMBAR_Penelitian_Tindakan_Kelas_pada_Siswa_Kelas_V_SD_Neg
eri_II_Nambangan_Selogiri_Wonogiri_TESIS_Untuk_memenuhi_Sebagian
_Persyaratan_Mencapai_Derajat_ Magister pada tanggal 25 Januari 2016.
Tadkiroatun Musfiroh. (2008). Memilih, Menyusun, dan Menyajikan Cerita Untuk
Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana. Diambil dari
https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=
dZO2SQgAAAAJ&citation_for_view=dZO2SQgAAAAJ:9yKSN-GCB0IC
pada 25 Januari 2016.
Widya Ajeng Pemila. (2013). Prinsip Dasar dan Strategi Pembelajaran
Penguasaan Kosakata Bahasa Asing. Skripsi. UPI.
Wina Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Prenada Media Grup.
97
LAMPIRAN
98
Lampiran 1: Daftar Nilai Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas 2 SD Negeri
Surokarsan 2
Tabel Daftar Nilai Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas 2 SD Negeri Surokarsan
No Nama Siswa Nilai
1. IF 40
2. MB 35
3. SP 30
4. AP 32.5
5. CC 50
6. AC 50
7. DR 47.5
8. HM 40
9. APN 30
10. AM 50
11. RS 60
12. NH 60
13. VF 65
14. NR 47.5
15. JJ 60
16. CP 55
17. AW 50
18. FD 55
19. P 50
20. D 37.5
21. MA 55
22. RZ 35
Rata-rata 39,55
Nilai rata-rata dari 22 siswa adalah 39,55 dengan nilai tertinggi 65 dan nilai
terendah 30
99
Lampiran 2: Instrumen Soal Tes Unjuk Kerja Penguasaan Kosakata Bahasa
Inggris Siklus I
Soal tes lisan:
Sebutkan secara lisan 10 bagian tubuh dalam bahasa Inggris yang kamu ketahui
sesuai dengan gambar yang ditunjukkan
100
Soal Tes Menulis:
Lengkapilah dengan menuliskan huruf yang kosong dalam kata yang berikut ini
sesuai gambar yang ditunjukkan.
1. h_nd
2. wa_st
3. h_ir
4. foo_
5. fin_er
6. ey_
7. nos_
8. m_uth
9. e_r
10. to_
1 2
3 4
5
6 7 8 9
10
101
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I
Satuan pendidikan : SD Negeri Surokarsan 2
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : II/1
Hari/ Tanggal : Sabtu, 12 September 2015. Rabu,
16 September 2015. Kamis, 17
September 2015
Alokasi waktu : 6 x 35 Menit ( 3 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Memahami instruksi sangat sederhana dengan tindakan dalam konteks
sekolah
B. Kompetensi Dasar
Merespon dengan mengulang kosakata baru dengan ucapan lantang
C. Indikator
1.1. Siswa dapat menyebutkan secara lisan kosakata bahasa Inggris yang
berkaitan dengan anggota tubuh
1.2. Siswa mampu menuliskan huruf yang hilang dalam kata sesuai dengan
gambar kosakata yang ditunjukkan dengan tepat
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan menirukan guru, siswa mampu mengulang
kembali kosakata tentang anggota tubuh yang diucapkan guru
secara lisan dengan tepat
102
2. Melalui kegiatan melihat gambar anggota tubuh, siswa mampu
menyebutkan secara lisan nama gambar anggota tubuh yang
ditunjukkan dengan tepat
3. Melalui kegiatan melihat gambar anggota tubuh, siswa mampu
mengisi huruf yang kosong dalam kosakata sesuai gambar anggota
tubuh yang ditunjukkan dengan benar
E. Materi Pokok Pembelajaran
Kosakata bahasa Inggris tentang anggota tubuh
F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Student Centered
Model : Active Learning
Metode : Diskusi, tanya jawab, meniru
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
Siswa dan guru bersama-sama berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa/ presensi
Siswa dan guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab
tentang benda di sekitar kelas.
Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari
pada hari ini
2. Kegiatan Inti
Siswa dan guru berdiskusi tentang belajar yang lebih
menyenangkan dengan media yang menarik dan contoh nyata
di sekitar kita.
Siswa dan guru menyanyikan lagu “Dua Mata Saya”
103
Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang nama anggota
tubuh yang terdapat dalam lagu
Siswa dan guru memperhatikan gambar anggota tubuh dalam
flashcard
siswa dan guru bertanya jawab tentang gambar dalam flashcard
Guru melafalkan gambar anggota tubuh yang ada dalam
flashcard
Siswa mengulang pelafalan guru sesuai gambar yang dalam
flashcard
Siswa melafalkan sendiri kosakata sesuai gambar anggota
tubuh yang ada dalam flashcard yang ditunjukkan
Siswa dan guru mengulangi kembali secara bersama
melafalkan kosakata sesuai gambar anggota tubuh yang ada
dalam flashcard yang ditunjukkan
Siswa bersama guru melakukan diskusi mengenai gambar-
gambar dalam flashcard yang sudah ditunjukkan.
3. Kegiatan Penutup
Guru melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan evaluasi lisan
Siswa dengan bantuan guru merefleksi materi yang telah
dipelajari
Guru memberikan pesan moral kepada siswa agar siswa
menjaga kebersihan anggota tubuh mereka karena itu adalah
anugerah dari Tuhan
Siswa dan guru menutup pelajaran dengan doa
Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal
Siswa dan guru bersama-sama berdoa
104
Guru mengecek kehadiran siswa/ presensi
Siswa dan guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu
“Tangan Kanan Tangan Kiri”
Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari
pada hari ini
2. Kegiatan Inti
Siswa dan guru memperhatikan gambar anggota tubuh dalam
flashcard
siswa dan guru bertanya jawab tentang gambar dalam flashcard
Guru melafalkan gambar anggota tubuh yang ada dalam
flashcard
Siswa mengulang pelafalan guru sesuai gambar yang dalam
flashcard
Siswa melafalkan sendiri kosakata sesuai gambar anggota
tubuh yang ada dalam flashcard yang ditunjukkan
Siswa dan guru mengulangi kembali secara bersama
melafalkan kosakata sesuai gambar anggota tubuh yang ada
dalam flashcard yang ditunjukkan
Siswa bersama guru melakukan diskusi mengenai gambar-
gambar dalam flashcard yang sudah ditunjukkan.
3. Kegiatan Penutup
Guru melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan evaluasi tertulis
Siswa dengan bantuan guru merefleksi materi yang telah
dipelajari
Guru memberikan pesan moral kepada siswa agar siswa tidak
menyakiti hewan-hewan karena itu adalah ciptaan Tuhan
Siswa dan guru menutup pelajaran dengan doa
105
Pertemuan 3
1. Kegiatan Awal
Siswa dan guru bersama-sama berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa/ presensi
Siswa dan guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab
tentang materi anggota tubuh yang masih diingat siswa dan
lagu “Di Sini Senang, Di Sana Senang”
Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari
pada hari ini
2. Kegiatan Inti
Siswa mengulang pelafalan guru sesuai gambar yang dalam
flashcard
Siswa melafalkan sendiri kosakata sesuai gambar buah dan
sayuran yang ada dalam flashcard yang ditunjukkan
Siswa bersama guru melakukan diskusi mengenai gambar-
gambar dalam flashcard yang sudah ditunjukkan.
3. Kegiatan Penutup
Siswa dengan bantuan guru merefleksi materi yang telah
dipelajari
Guru melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran
Guru memberikan pesan moral kepada siswa agar siswa rajin
makan buah dan sayuran karena sangat baik bagi tubuh
Siswa dan guru menutup pelajaran dengan doa
H. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber : Buku guru dan lingkungan sekitar kelas
Media : Flashcard anggota tubuh
106
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian proses
Pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar
Menggunakan instrumen penilaian pelafalan kosakata
2. Instrumen penilaian
a. Tes lisan dan tulisan
3. Kriteria Ketuntasan Minimal : 60
Yogyakarta,
Guru Kelas, Peneliti,
Himti Murwijayanti, S. Pd Oktavia Triami Putri
NIM 11108241063
.
107
LAMPIRAN
A. Lembar soal tes menulis
Lengkapilah dengan menuliskan huruf yang kosong dalam kata yang berikut ini
sesuai gambar yang ditunjukkan.
1. h_nd
2. wa_st
3. h_ir
4. foo_
5. fin_er
6. ey_
7. nos_
8. m_uth
9. e_r
10. to_
108
Lembar soal tes mencocokkan gambar
Hubungkan gambar yang ada di sebelah kiri dengan kosakatakata yang tepat di
sebelah kanan
eye
nose
waist
hand
ear
hair
toe
mouth
finger
foot
109
Jawaban tes unjuk kerja mengisi huruf dalam kosakata
Soal Jawaban
h_nd hand
wa_st waist
h_ir hair
foo_ foot
fin_er finger
ey_ eye
nos_ nose
m_uth mouth
e_r ear
to_ toe
Keterangan:
B. Pedoman Penilaian Pelafalan Kosakata
Aspek yang dinilai Deskriptor
Kosakata tentang
anggota tubuh
hand
waist
hair
foot
finger
eye
nose
mouth
ear
toe
110
Lembar Penilaian Pelafalan Kosakata
No. Nama
Siswa
Jumlah
Kosakata
Tekanan Ucapan Kelancaran Keberanian
1. IF
2. MB
3. SP
4. KD
5. AP
6. CC
7. AC
8. MD
9. DR
10. HM
11. ZM
12. APN
13. AM
14. RS
15. NH
16. VF
17. NR
18. JJ
19. MH
20. CP
21. AQ
22. FD
23. P
24. D
Kriteria penilaian pelafalan kosakata
Aspek yang
dinilai Indikator
Skor
maksimal Kriteria
Tekanan 1. Penggunaan tekanan sangat
tepat
2. Penggunaan tekanan tepat
3. Penggunaan tekanan kurang
tepat
4. Penggunaan tekanan tidak tepat
16-20
11-15
6-10
1-5
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Ucapan 1. Penggunaan ucapan sangat tepat
2. Penggunaan ucapan tepat
3. Penggunaan ucapan kurang
tepat
24-30
16-23
8-15
Sangat baik
Baik
Cukup
111
Keterangan:
4. Penggunaan ucapan tidak tepat 1-7 Kurang
Kelancaran 1. Sangat lancar berbicara
2. Lancar berbicara
3. Kurang lancar berbicara
4. Tidak lancar berbicara
16-20
11-15
6-10
1-5
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Keberanian 1. Sangat berani berbicara di depan
kelas
2. Berani berbicara di depan kelas
3. Kurang berani berbicara di
depan kelas
4. Tidak berani berbicara di depan
kelas
24-30
16-23
8-15
1-7
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
112
Lampiran 4: Daftar Nilai Penguasaan Kosakata Siswa Kelas 2 Siklus I
No. Nama
Lisan
Tulis Rerata II Aspek Total Lisan
Kosakata Tekanan Ucapan Kelancaran Keberanian
1 IF 6 10 15 15 15 61 60 60,5
2 MB 3 5 7 5 7 27 30 28,5
3 SP 3 7 10 11 15 46 30 38
4 AP 4 5 10 5 10 34 50 42
5 CC 6 15 10 15 15 61 90 75,5
6 AC 3 6 10 11 15 45 50 47,5
7 DR 6 5 8 5 8 32 60 46
8 HM 7 5 10 10 15 47 70 58,5
9 APN 5 5 7 5 7 29 30 29,5
10 AM 5 8 13 12 14 52 50 51
11 RS 8 10 15 15 10 58 70 64
12 NH 8 15 15 10 10 58 70 64
13 VF 8 11 14 15 16 64 90 77
14 NR 5 5 7 10 7 34 60 47
15 JJ 7 10 14 13 17 61 90 75,5
16 CP 4 5 7 5 7 28 20 24
17 AW 8 11 15 12 14 60 90 75
18 FD 5 7 8 10 13 43 60 51,5
19 P 8 10 10 11 16 55 70 62,5
20 D 6 4 7 5 7 29 50 39,5
21 MA 6 15 15 15 15 66 60 63
22 RZ 4 5 7 5 7 28 60 44
TOTAL RERATA KELAS 5,681818 8,136364 10,63636 10 11,81818182 52,90909
113
Lampiran 5: Instrumen Soal Tes Unjuk Kerja Penguasaan Kosakata Bahasa
Inggris Siklus II
Soal tes lisan:
Sebutkan secara lisan 5 buah-buahan dan 5 anggota tubuh dalam bahasa Inggris
yang kamu ketahui sesuai dengan gambar yang ditunjukkan
114
m_uth
to_
h_ir
h_nd
foo_
Soal tes menulis:
Lengkapilah dengan menuliskan huruf yang kosong dalam kata yang berikut ini
sesuai gambar yang ditunjukkan.
st_r fruit
lyche_
l_ngan
passi_n
fruit
mang_steen
115
Lampiran 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II
Satuan pendidikan : SD Negeri Surokarsan 2
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : II/1
Hari/ Tanggal : Sabtu tanggal 19 September,
Selasa 22 September, dan Rabu 23
September
Alokasi waktu : 6 x 35 Menit ( 3 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Memahami instruksi sangat sederhana dengan tindakan dalam konteks
sekolah
B. Kompetensi Dasar
Merespon dengan mengulang kosakata baru dengan ucapan lantang
C. Indikator
1.1.Siswa dapat menyebutkan secara lisan kosakata bahasa Inggris yang
berkaitan dengan buah-buahan dan anggota tubuh dan anggota tubuh
1.2.Siswa mampu menuliskan huruf yang hilang dalam kata sesuai dengan
gambar kosakata yang ditunjukkan dengan tepat
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan menirukan guru, siswa mampu mengulang
kembali kosakata tentang buah-buahan dan anggota tubuh yang
diucapkan guru secara lisan dengan tepat
116
2. Melalui kegiatan melihat gambar buah-buahan dan anggota tubuh,
siswa mampu menyebutkan secara lisan nama gambar buah-
buahan dan anggota tubuh yang ditunjukkan dengan tepat
3. Melalui kegiatan melihat gambar buah-buahan dan anggota tubuh,
siswa mampu mengisi huruf yang kosong dalam kosakata sesuai
gambar buah-buahan dan anggota tubuh yang ditunjukkan dengan
benar
E. Materi Pokok Pembelajaran
Kosakata bahasa Inggris tentang buah-buahan dan anggota tubuh
F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Student Centered
Model : Active Learning
Metode : Diskusi, tanya jawab, meniru
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
Siswa dan guru bersama-sama berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa/ presensi
Siswa dan guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab
tentang benda di sekitar kelas.
Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari
pada hari ini
2. Kegiatan Inti
Siswa dan guru berdiskusi tentang belajar yang lebih
menyenangkan dengan media yang menarik dan contoh nyata
di sekitar kita.
117
Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang nama buah-
buahan yang sering mereka makan
Siswa dan guru memperhatikan gambar buah-buahan dalam
flashcard
Siswa dan guru bertanya jawab tentang gambar dalam
flashcard
Guru melafalkan gambar buah-buahan yang ada dalam
flashcard
Siswa mengulang pelafalan guru sesuai gambar yang dalam
flashcard
Siswa dan guru memperhatikan gambar anggota tubuh dalam
flashcard
Siswa dan guru bertanya jawab tentang gambar dalam
flashcard
Guru melafalkan gambar anggota tubuh yang ada dalam
flashcard
Siswa mengulang pelafalan guru sesuai gambar yang dalam
flashcard
Siswa membaca tulisan tentang buah-buahan dan anggota
tubuh sesuai dalam flashcard yang telah ditempel guru di
depan kelas dengan pelafalan yang benar
Siswa melafalkan sendiri kosakata sesuai gambar buah-buahan
dan anggota tubuh yang ada dalam flashcard yang ditunjukkan
Salah satu siswa diminta maju ke depan dan melafalkan tulisan
berkaitan dengan buah-buahan dan anggota tubuh di papan tulis
dan siswa lain menirukan
Siswa dan guru mengulangi kembali secara bersama
melafalkan kosakata sesuai gambar buah-buahan dan anggota
tubuh yang ada dalam flashcard yang ditunjukkan
118
Siswa bersama guru melakukan diskusi mengenai gambar-
gambar dalam flashcard yang sudah ditunjukkan.
3. Kegiatan Penutup
Guru melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan evaluasi lisan
Siswa dengan bantuan guru merefleksi materi yang telah
dipelajari
Guru memberikan pesan moral kepada siswa agar siswa
menjaga kebersihan anggota tubuh mereka karena itu adalah
anugerah dari Tuhan dan jangan lupa mengkonsumsi buah
dengan rutin agar tubuh karena mengandung banyak vitamin
Siswa dan guru menutup pelajaran dengan doa
Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal
Siswa dan guru bersama-sama berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa/ presensi
Siswa dan guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu
“Paman Datang” dan “Tangan Kanan Tangan Kiri”
Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari
pada hari ini
2. Kegiatan Inti
Siswa dan guru melafalkan kosakata menggunakan media
flashcard yang berkaitan dengan hewan dan buah
Siswa dan guru memperhatikan gambar buah-buahan dan
anggota tubuh dalam flashcard
Siswa dan guru bertanya jawab tentang gambar dalam
flashcard
119
Guru melafalkan gambar buah-buahan dan anggota tubuh yang
ada dalam flashcard
Siswa mengulang pelafalan guru sesuai gambar yang dalam
flashcard
Siswa membaca tulisan tentang buah-buahan dan anggota
tubuh sesuai dalam flashcard yang telah ditempel guru di
depan kelas dengan pelafalan yang benar
Siswa melafalkan sendiri kosakata sesuai gambar buah-buahan
dan anggota tubuh yang ada dalam flashcard yang ditunjukkan
Siswa dan guru mengulangi kembali secara bersama
melafalkan kosakata sesuai gambar buah-buahan dan anggota
tubuh yang ada dalam flashcard yang ditunjukkan
Siswa bersama guru melakukan diskusi mengenai gambar-
gambar dalam flashcard yang sudah ditunjukkan.
3. Kegiatan Penutup
Guru melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan evaluasi tertulis
Siswa dengan bantuan guru merefleksi materi yang telah
dipelajari
Guru memberikan pesan moral kepada siswa agar siswa tidak
mengejek orang lain yang memiliki kekurangan pada anggota
tubuhnya karena itu adalah ciptaan Tuhan
Siswa dan guru menutup pelajaran dengan doa
Pertemuan 3
1. Kegiatan Awal
Siswa dan guru bersama-sama berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa/ presensi
120
Siswa dan guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab
tentang materi buah-buahan dan anggota tubuh yang masih
diingat siswa dan menyanyikan lagu “Di Sini Senang Di Sana
Senang” dan “Paman Datang”
Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari
pada hari ini
2. Kegiatan Inti
Siswa mengulang pelafalan guru sesuai gambar yang dalam
flashcard
Siswa melafalkan sendiri kosakata sesuai gambar buah-buahan
dan anggota tubuh yang ada dalam flashcard yang ditunjukkan
Siswa bersama guru melakukan diskusi mengenai gambar-
gambar dalam flashcard yang sudah ditunjukkan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Guru berkeliling untuk melakukan evaluasi lisan
3. Kegiatan Penutup
Siswa dengan bantuan guru merefleksi materi yang telah
dipelajari
Guru melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran
Guru memberikan pesan moral kepada siswa agar siswa rajin
makan buah dan sayuran karena sangat baik bagi tubuh
Siswa dan guru menutup pelajaran dengan doa
H. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber : Buku guru dan lingkungan sekitar kelas
Media : Flashcard buah-buahan dan anggota tubuh
121
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian proses
Pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar
Menggunakan instrumen penilaian pelafalan kosakata
2. Instrumen penilaian
a. Tes lisan dan tulisan
3. Kriteria Ketuntasan Minimal : 60
Yogyakarta,
Guru Kelas, Peneliti,
Himti Murwijayanti, S. Pd Oktavia Triami Putri
NIM 11108241063
.
122
m_uth
to_
h_ir
h_nd
foo_
LAMPIRAN
A. Lembar soal tes menulis
Lengkapilah dengan menuliskan huruf yang kosong dalam kata yang berikut
ini sesuai gambar yang ditunjukkan.
st_r fruit
lyche_
l_ngan
passi_n
fruit
mang_steen
123
Jawaban tes unjuk kerja mengisi huruf dalam kosakata
Soal Jawaban
st_r fruit starfruit
lyche_ lychee
l_ngan longan
passi_n fruit passionfruit
mang_steen mangosteen
h_nd hand
h_ir hair
foo_ foot
m_uth mouth
to_ toe
Keterangan:
B. Pedoman Penilaian Pelafalan Kosakata
Aspek yang dinilai Deskriptor
Kosakata tentang
buah-buahan dan
anggota tubuh
Starfruit
Lychee
Longan
Passionfruit
Mangosteen
Hand
Hair
Foot
Mouth
Toe
Lembar Penilaian Pelafalan Kosakata
No. Nama
Siswa
Jumlah
Kosakata
Tekanan Ucapan Kelancaran Keberanian
1. IF
2. MB
3. SP
124
4. KD
5. AP
6. CC
7. AC
8. MD
9. DR
10. HM
11. ZM
12. APN
13. AM
14. RS
15. NH
16. VF
17. NR
18. JJ
19. MH
20. CP
21. AQ
22. FD
23. P
24. D
Kriteria penilaian pelafalan kosakata
Aspek yang
dinilai Indikator
Skor
maksimal Kriteria
Tekanan 1. Penggunaan tekanan sangat
tepat
2. Penggunaan tekanan tepat
3. Penggunaan tekanan kurang
tepat
4. Penggunaan tekanan tidak tepat
16-20
11-15
6-10
1-5
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Ucapan 1. Penggunaan ucapan sangat tepat
2. Penggunaan ucapan tepat
3. Penggunaan ucapan kurang
tepat
4. Penggunaan ucapan tidak tepat
24-30
16-23
8-15
1-7
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Kelancaran 1. Sangat lancar berbicara
2. Lancar berbicara
3. Kurang lancar berbicara
4. Tidak lancar berbicara
16-20
11-15
6-10
1-5
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Keberanian 1. Sangat berani berbicara di depan
kelas
2. Berani berbicara di depan kelas
3. Kurang berani berbicara di
24-30
16-23
8-15
Sangat baik
Baik
Cukup
125
Keterangan:
depan kelas
4. Tidak berani berbicara di depan
kelas
1-7
Kurang
126
Lampiran 7: Daftar Nilai Penguasaan Kosakata Siswa Kelas 2 Siklus II
No. Nama
Lisan
Tulis Rerata II Aspek Total Lisan Kosakata Tekanan Ucapan Kelancaran Keberanian
1 IF 7 10 13 10 15 55 70 62,5
2 MB 5 5 10 5 10 35 70 52,5
3 SP 10 12 20 12 20 74 60 67
4 AP 6 8 13 12 13 52 60 56
5 CC 10 15 16 16 16 73 90 81,5
6 AC 10 18 25 15 26 94 100 97
7 DR 7 10 15 12 14 58 90 74
8 HM 9 18 20 15 20 82 90 86
9 APN 8 12 16 16 16 68 80 74
10 AM 9 15 25 15 26 90 70 80
11 RS 8 8 15 14 15 60 80 70
12 NH 9 10 25 18 28 90 90 90
13 VF 7 9 20 15 22 73 70 71,5
14 NR 9 7 15 11 15 57 90 73,5
15 JJ 9 10 17 15 18 69 90 79,5
16 CP 7 7 14 13 14 55 70 62,5
17 AW 10 10 25 18 25 88 100 94
18 FD 8 9 20 12 22 71 80 75,5
19 P 5 10 25 13 25 78 60 69
20 D 7 7 13 11 13 51 70 60,5
21 MA 9 15 20 15 22 81 80 80,5
22 RZ 5 8 12 13 12 50 80 65
TOTAL RERATA KELAS 7,909091 10,59091 17,90909 13,45455 18,5 73,72727
127
Catatan Lapangan
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Hari, tanggal : Sabtu, 12 September 2015
Waktu : 10.10-12.00 WIB
Pertemuan ke- : 1 (satu)
Hasil :
Kegiatan apersepsi dilaksanakan menggunakan lagu “Dua Mata Saya”
yang dinyanyikan bersama guru dan siswa lalu mengaitkan anggota tubuh yang
ada dalam lagu dengan pengetahuan mereka dan menunjuk anggota tubuh yang
ada dalam lagu menggunakan. Sebagian besar siswa sangat tertarik menggunakan
lagu karena dapat bernyanyi bersama. Kemudian guru mengaitkan dengan
pengetahuan siswa tentang anggota tubuh tersebut dan bahasa Inggrisnya, namun
setelah beberapa menit siswa kembali sibuk mengobrol dengan temannya dan
tidak menjawab pertanyaan guru.
Saat dikeluarkan media flashcard, siswa cukup memperhatikan karena
penasaran dengan media kartu yang digunakan, apalagi saat mereka melihat
gambar yang ada dalam flash card ternyata sangat menarik dan berwarna. Siswa
cukup senang menjawab pertanyaan guru mengenai gambar yang ada dalam
flashcard namun dalam bahasa Indonesia.
Awalnya guru menunjukkan flashcard dengan bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris masih dapat dibaca siswa sehingga siswa dapat membandingkan,
lalu guru mengajarkan bagaimana cara membaca gambar tersebut dalam bahasa
Inggris dengan pelafalan yang tepat dan siswa menirukan lalu mengulangi sendiri
128
bahasa Indonesia dari gambar tersebut. Saat guru tidak lagi memberi contoh dan
siswa diminta untuk membaca sendiri kosakata bahasa Inggris tentang anggota
tubuh yang ada dalam flashcard, siswa menjadi malu dan bingung untuk
menjawab dan sebagian besar siswa hanya diam, sedangkan sebagian lainnya
menjawa dengan pelafalan yang masih salah. Hanya beberapa anak yang dapat
melafalkan dengan baik.
Beberapa siswa sulit untuk berkonsentrasi di kelas dan malah jalan-jalan
sampai keluar kelas. Sedangkan yang lain ada juga yang masih mengerjakan soal
matematika dari pelajaran sebelumnya sehingga tidak fokus dalam mengikuti
pembelajaran kosakata. Namun di akhir pelajaran guru mengingatkan siswa untuk
lebih fokus dalam pelajaran karena mereka sendiri yang akan rugi jika tidak
mengikuti pelajaran dengan baik.
129
Catatan Lapangan
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Hari, tanggal : Rabu, 16 September 2015
Waktu : 11.00-12.40 WIB
Pertemuan ke- : 2 (dua)
Hasil :
Suasana kelas lebih kondusif karena dibantu guru kelas dalam pengkondisian
siswa sebelum berganti guru pelajaran bahasa Inggris. Siswa mulai tertarik untuk
belajar dan untuk apersepsi menyanyikan lagu “Tangan Kanan Tangan Kiri”.
Siswa bahkan menunjukkan anggota tubuh yang dinyanyikan dengan gerakan dan
semua siswa mau ikut bernyanyi. Siswa yang belum mau ikut bergabung bahkan
didatangi oleh siswa lain dan diajak bernyanyi bersama sehingga semua siswa
mau ikut bernyanyi. Setelah itu siswa dan guru bertanya jawab mengenai anggota
tubuh yang ada dalam lagu dan mencoba mengingat kosakatanya dalam abahasa
Inggris.
Saat guru mulai mengeluarkan flashcard, siswa sudah mulai tertarik dan
bahkan saat gambar belum ditunjukkan beberapa siswa sudah menyebutkan
beberapa kosakata yang kemarin sudah dipelajari seperti Mata-eye, hidung-nose,
jari kaki-toe namun masih dengan pelafalan yang kurang tepat karena
membacanya dalam bahasa Indonesia. Pada pertemuan kedua, siswa lebih berani
dan percaya diri menyampaikan pendapat, namun pemilihan kosa kata belum
tepat.
130
Guru membantu siswa dengan memberi contoh pelafalan kosakata dan
siswa menirukan. Setelah beberapa kali siswa mulai bosan dan beberapa siswa
sibuk bermain. Untuk menarik perhatian siswa, guru meminta salah satu siswa
maju ke depan dan membantu melafalkan kosakata dalam flashcard. Pada akhir
pembelajaran, guru memberi pujian pada siswa karena sudah dapat mengikuti
pelajaran dengan baik.
131
Catatan Lapangan
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Hari, tanggal : Kamis, 17 September 2015
Waktu : 09.15-10.00 WIB
Pertemuan ke- : 3 (tiga)
Hasil :
Pada pertemuan ketiga, siswa diajak untuk memilih sendiri lagu yang akan
dinyanyikan dan akhirnya memilih lagu “Di Sini Senang, Di Sana Senang”.
Setelah apersepsi dan siswa mulai tertarik mengikuti pelajaran, siswa diajak untuk
melihat flashcard dan melafalkan kata yang ada di dalamnya dalam bahasa Inggris
sedangkan guru menutupi bagian kata berbahasa Indonesia. Guru juga mengoreksi
bila kosakata yang dilafalkan siswa masih salah.
Setelah kegiatan tanya jawab, siswa duduk di kursi masing-masing dalam
kelompok yang sudah dibagi dan mengerjakan soal tes tertulis. Sambil siswa
mengerjakan, guru berkeliling dan mendatangi siswa satu persatu dan menilai
untuk pelafalan kosakata. Beberapa siswa mengganggu dengan membisikkan
jawaban yang salah sehingga siswa yang sedang dievaluasi mengikuti jawaban
tersebut. Beberapa siswa juga sedang dihukum oleh guru kelas sehingga mereka
harus menuliskan janji sebanyak satu lembar dalam bukunya, hal ini membuat
siswa merasa minder dan tidak berkonsentrasi di kelas.
132
Catatan Lapangan
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Hari, tanggal : Sabtu, 19 September 2015
Waktu : 10.00 – 11.15 WIB
Pertemuan ke- : 1 (satu)
Hasil :
Pada pertemuan pertama, guru menggunakan tanya jawab sebagai
apersepsi. Tanya jawab berkaitan dengan buah-buahan apa yang sering siswa
konsumsi dan apakah siswa menanan pohon buah-buahan di rumah. Selanjutnya
guru menggunakan flashcard untuk memperkenalkan kosakata bahasa Inggris
tentang 5 contoh buah-buahan.
Guru membantu melafalkan kosakata dalam flashcard lalu siswa
menirukan. Pertama menirukan kosakata, siswa masih melafalkan dengan
kosakata bahasa Indonesia namun guru mengulangi melafalkannya dengan
pelafalan bahasa Inggris dan siswa menirukan kembali. Setelah itu siswa diajak
untuk melafalkan sendiri kosakata yang ada dalam flashcard. Guru juga
menunjukkan 5 gambar anggota tubuh yang ada dalam flashcard dan membantu
siswa melafalkan kosakata bahasa Inggrisnya dan siswa menirukan. Guru juga
menyiapkan kertas asturo dengan tulisan nama kosakata sesuai dengan yang ada
dalam flashcard dan ditempel di depan kelas supaya siswa lebih jelas melihat
tulisannya. Salah satu siswa juga diajak maju ke depan untuk mencontohkan
pelafalan kosakata sedangkan teman-teman yang lain menirukan.
133
Beberapa siswa masih bermain dan jalan-jalan di kelas namun siswa lain
sudah membantu guru untuk mengingatkan yang masih belum fokus dalam
pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru juga memberi motivasi pada siswa
agar lebih fokus dalam mengikjuti pelajaran kosakata dan memuji siswa yang
sudah mau membantu guru untuk mengingatkan teman yang lainnya saat kurang
fokus.
134
Catatan Lapangan
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Hari, tanggal : Selasa 22 September 2015
Waktu : 09.15-09.50 WIB
Pertemuan ke- : 2 (dua)
Hasil :
Pertemuan kedua diawali dengan berdoa dan apersepsi menggunakan lagu
“Paman Datang” dan “Tangan Kanan Tangan Kiri”. Siswa diajak menyanyikan
lagu bersama dan setelah itu bertanya jawab tentang buah-buahan yang ada di
dalam lagu dan kosakata anggota tubuh yang ada dalam lagu. Pada pertemuan
kedua ini siswa sedang kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran sehingga guru
memperlihatkan media flashcard bertema sayur dan binatang untuk menarik
perhatian siswa. Setelah siswa tertarik lagi dalam mengikuti pembelajaran, siswa
diajak untuk melihat lagi flashcard buah-buahan.
Pada siklus ini siswa lebih sering diajak maju ke depan dan membacakan
tulisan yang ditempelkan guru di depan kelas. Karena temannya sendiri yang
memberi contoh di depan membuat siswa lain tertarik dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa juga dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menjadi
tentor sebaya dan saling mengajari bila ada temannya yang masih belum paham.
135
Catatan Lapangan
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Hari, tanggal : Rabu 23 September 2015
Waktu : 09.15-10.50 WIB
Pertemuan ke- : 3 (dua)
Hasil :
Pertemuan ketiga diawali dengan berdoa dan apersepsi menggunakan lagu
“Paman Datang” dan “Di siini senang di sana senang” untuk menarik perhatian
siswa. Setelah itu guru menggunakan media flashcard dan melafalkan kosakata
bahasa Inggrisnya sesuai dengan gambar dan siswa menirukan. Setelah beberapa
kali menirukan, siswa melafalkan sendiri kosakata yang ada dalam flashcard.
Siswa juga duduk berkelompok untuk menjadi tentor sebaya dan saling
mengingatkan untuk fokus dalam pembelajaran.
Dalam mengerjakan soal evaluasi tes, siswa diminta untuk duduk di kursi
masing-masing dan mengerjakan soal. Sambil mengerjakan soal, guru berkeliling
untuk bertanya pada masing-masing siswa untuk mengevaluasi pelafalan kosakata
siswa. Beberapa siswa sudah lancar dalam pelafalan kosakata dan sudah tidak
malu lagi dalam melafalkan sehingga suara mereka tidak lagi lirih.
Guru menutup pembelajaran dengan memuji siswa yang sudah semakin
baik dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga mengapresiasi siswa yang saling
membantu untuk mengingatkan temannya agar lebih fokus dalam pelajaran. Siswa
juga diberi motivasi untuk terus belajar, apalagi jika nanti menemui kosakata
baru.
136
Lampiran 9: Foto Kegiatan Penelitian
Foto Kegiatan Siklus I
Guru menyiapkan siswa untuk belajar
Tempat duduk siswa dibuat berbentuk U agar mudah melihat kosakata dalam
flashcard
137
Siswa menirukan guru dalam mengulang pelafalan kosakata
Siswa mengerjakan soal tes unjuk kerja
138
Foto Kegiatan Siklus II
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
Siswa menyanyikan lagu yang berhubungan dengan anggota tubuh
139
Siswa maju ke depan dan melafalkan kosakata, siswa lain menirukan
Siswa mengerjakan soal tes unjuk kerja
140
Lampiran 10: Surat Ijin Penelitian
Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan UNY
141
Surat Ijin Penelitian dari Kota Yogyakarta
142
Surat Keterangan Penelitian Dari SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta