PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT
MELALUI TEKNIK SKIMMING PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD AL-ZAHRA
INDONESIA PAMULANG PADA TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Hilda Komalasari
NIM. 109018300012
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT
MELALUI TEKNIK SKIMMING PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD AL-ZAHRA
INDONESIA PAMULANG PADA TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Hilda Komalasari
NIM. 109018300012
Dibawah bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Maknyun Subuki, M.Hum. Dr. Fauzan, MA.
NIP 19800305 200901 1 015 NIP 19761107 200701 1 013
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik
Skimming pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Al-Zahra
Indonesia Pamulang pada Tahun Pelajaran 2013/2014 disusun oleh Hilda
Komalasari NIM 109018300012, Jurusan Pendidikan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada siding munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 23 Desember 2013
Yang mengesahkan
Pembimbing I Pembimbing II
Maknyun Subuki, M.Hum. Dr. Fauzan, MA.
NIP 19800305 200901 1 015 NIP 19761107 200701 1 013
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik
Skimming pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Al-
Zahra Indonesia Pamulang pada Tahun Pelajaran 2013/2014 disusun oleh
HILDA KOMALASARI Nomor Induk Mahasiswa 109018300012, diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 15 Januari 2014
dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Jakarta, 15 Januari 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda Tangan
Dr. Fauzan, M.A. ............... ........................
NIP. 19761107 200701 1 013
Penguji I
Nafia Wafiqni, M.Pd, ............... ........................
NIP.19811003 200912 2004
Penguji II
Dra. Hindun, M.Pd. ............... .......................
NIP. 19701215 200912 2001
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D
NIP. 19591020 198603 2 001
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hilda Komalasari
NIM : 109018300012
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Alamat : Jl. Mustika Sari RT.001 RW.004 No. 59
Kelurahan Bantar Gebang Kecamatan Bantar Gebang
Kota Bekasi 17151
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui
Teknik Skimming pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Al-
Zahra Indonesia Pamulang pada Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah karya sendiri
di bawah bimbingan dosen:
1. Nama Pembimbing I : Maknyun Subuki, M.Hum.
NIP : 19800305 200901 1 015
2. Nama Pembimbing II : Dr. Fauzan, MA.
NIP : 19761107 200701 1 013
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, 23 Desember 2013
Hilda Komalasari
NIM 109018300012
i
ABSTRAK
Hilda Komalasari, NIM : 109018300012, Judul “Peningkatan Keterampilan
Membaca Cepat Melalui Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang Pada Tahun Pelajaran
2013/2014”.
Kata Kunci: Keterampilan Membaca, Membaca Cepat, Teknik Skimming.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan
membaca cepat melalui teknik skimming pada siswa kelas V SD Al-Zahra
Indonesia Pamulang Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat
tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi.
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes dan
catatan lapangan. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas
pembelajaran siswa. Sedangkan tes dilakukan setiap akhir siklus untuk
mengetahui peningkatan keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II
siswa sudah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tahapan pembelajaran yang
direncanakan. Hasil tes dari pembelajaran siklus I diketahui17 dari 22 orang siswa
belum mencapai KKM 70. Pada hasil pembelajaran siklus II 14 dari 22 orang
siswa sudah mencapai nilai KKM. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
keterampilan membaca cepat dapat ditingkatkan melalui teknik skimming.
ii
ABSTRACT
Hilda Komalasari , NIM : 109018300012 , Title "Improved Fast Reading
Skills With Skimming Techniques Subjects Indonesian In Class V SD Al -
Zahra Indonesia Pamulang Academic Year 2013/2014 " .
Keywords : Reading Skills, Reading Faster, Skimming Techniques
The aim of this research was to get know the empirieal evidence about the
increase in speed reading skills through skimming technique at the fifth grade
elementary school students of Al-Zahra Indonesia, Pamulang . The method used in
this study is the method of Classroom Action Research (CAR). Classroom Action
Research was conducted in two cycles , each cycle consisting of four stages,
namely: planning ,action, observation and reflection. Instrument used in this
study is the observation sheet, test and field notes. Observation sheet used to
determine student learning activities. While the end of each cycle tests were
conducted to determine the increase in speed of reading skills with skimming
technique. Based on the observation of the lessons learned in the first cycle and
second cycle students already participating in learning in according with the
stages of learning are planned. Test results of the learning cycle 1 known out of
17 of 22 students haven’t reached the KKM 70. In the second cycle of learning
outcomes 14 of 22 students have reached the KKM. It can be concluded that the
learning speed reading skills can be enhanced through the skimming technique.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
menganugerahkan ni’mat Iman dan Islam serta kekuatan, dan atas rahmat karunia
serta hidayah-Nya, skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik. Selawat serta
salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para
pengikutnya yang senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya hingga akhir zaman
nanti.
Tiada kata yang dapat penulis torehkan lagi, kecuali hanyalah ucapan
terima kasih yang tiada terkira atas bimbingan, dorongan serta masukan-masukan
positif untuk membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu,
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifai, M.A., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI), Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing II yang
selalu memberikan dorongan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi
tepat pada waktunya.
3. Makyun Subuki, M.Hum., Pembimbing I, yang dengan sabar dan
ikhlasnya telah memberi petunjuk, arahan, bimbingan, saran, masukan dan
pengarahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada
penulis.
5. Para staf perpustakaan, baik Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu penulis dalam mencari referensi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
iv
6. Kepala Sekolah SD Al-Zahra Indonesia Pamulang, Ade Muhlis, S.Ag dan
guru-guru SD Al-Zahra Indonesia Pamulang terutama guru kelas V, serta
seluruh komponen sekolah lainnya yang telah membantu penulis dalam
pembuatan skripsi ini.
7. Ibunda tercinta Marwiyah dan Ayahanda M. Kaning yang tak pernah
berhenti mendo’akan dan memberimotivasi serta bantuan moril maupun
materil kepada penulis dengan tulus dan ikhlas. Skripsi ini sebagai bukti
bakti penulis kepada Appa danUmmy.
8. Adik-adikku tercinta Lulu Septiana Putri dan M. Nouval Surya Ramadhan
yang selalu mendo’akan dan mendorong penulis untuk tetap semangat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besar Bapak Tajuddin yang telah memberikan motivasi dan
mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Pengisi relung hatiku Amrullah, penulis ucapkan terima kasih atas
motivasi, nasihat, semangat, kasih sayang, cinta, dan dukungannya serta
ketersediaannya dalam mendengarkan keluh kesah penulis dalam
penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman kosant Sarbini, Tanti, Nita, Wiwiw, Bebsy, Nina, Desy,
Manda dan Mela. Terima kasih selalu memberikan semangat penulis untuk
selalu menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat-sahabatku tercinta di kampus, Amel, Uwie, Yesti, Atun, Riskitri,
Ayu, Endang dan Sifa yang telah memberikan kenangan-kenangan
terindah di masa-masa kuliahku.
13. Keluarga besar PGMI UIN ’09 kalian teman-teman terbaik yang tidak
akan pernah penulis lupakan. Tetap semangat dalam melanjutkan hidup
setelah masa-mas kuliah ini.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga
bantuan, bimbingan, semangat, doa dan dukungan yang diberikan pada penulis
dibalas oleh Allah Swt. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan
v
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya penulis dan umumnya
bagi pembaca. Amin.
Jakarta, 23 Desember 2013
Hilda Komalasari
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ..................................... 3
C. Pembatasan Fokus Penelitian .................................................... 3
D. Rumusan Masalah Penelitian .................................................... 3
E. TujuanPenelitian ........................................................................ 4
F. Kegunaan Penelitian .................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN ........................................................ 5
A. Deskripsi Teoritik ...................................................................... 5
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 24
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 25
D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... 26
A. Tempat danWaktu Penelitian .................................................... 26
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ................ 26
C. Subjek Penelitian ....................................................................... 28
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................ 28
E. Tahap Intervensi Tindakan ........................................................ 29
F. Hasil Intervensi yang Diharapkan ............................................. 29
vii
G. Data dan Sumber data ................................................................ 29
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 29
I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 30
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .............................. 30
K. Teknik Analisis Data ................................................................. 31
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................... 32
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN .......... 33
A. Tempat Penelitian ...................................................................... 33
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ............................................. 35
C. Analisis Data ............................................................................. 55
D. Pembahasan Temuan Penelitian ................................................ 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 57
A. Simpulan .................................................................................... 57
B. Saran .......................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 61
viii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ................................................. 31
Tabel 3.2 Pedoman Penelitian Kecepatan membaca ......................................... 32
Tabel 4.1 Jumlah Siswa SD Al-Zahra Indonesia Pamulang ............................. 35
Tabel 4.2 Catatan Lapangan (Siklus I) .............................................................. 40
Tabel 4.3 Form Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran
(siklus I)............................................................................................. 41
Tabel 4.4 Form Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam pembelajaran
(siklus I)............................................................................................. 43
Tabel 4.5 Catatan Lapangan (Siklus II) ............................................................. 49
Tabel 4.6 Form Lembar Observasi Keaktivan Siswa dalam pembelajaran
(siklus II) ........................................................................................... 50
Tabel 4.7 Form Lembar Observasi Keaktivan Guru dalam Proses
Pembelajaran (siklus II) .................................................................... 52
Tabel 4.8 Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Membaca Cepat dengan
Penggunaan Teknik skimming ........................................................... 55
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Siklus Kegiatan PTK ...................................................................... 28
Gambar 4.1 Guru Memberikan Contoh Cara Membaca Cepat Dengan Teknik
Skimming ........................................................................................ 38
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................... 45
Gambar 4.3 Guru Menjelaskan Tentang Materi Membaca Cepat
Menggunakan Teknik Skimming ................................................... 47
Gambar 4.4 Guru Mengambil Nilai Membaca Cepat dan Pemahaman Siswa .. 48
Gambar 4.5 Garfik Hasil Belajar Siswa Siklus II .............................................. 54
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Subjek Penelitian ...............................................................................
2. Jumlah Guru SD Al-Zahra Indonesia ...........................................................
3. Nilai Pretest Siswa pada Pembelajaran Keterampilan Membaca Cepat .......
4. Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................................
5. Hasil Belajar Siswa Siklus II .......................................................................
6. Kisi-kisi Instrumen .......................................................................................
7. RPP Pertemuan Ke I dan II...........................................................................
8. RPP Pertemuan Ke III dan IV ......................................................................
9. Lembar Observasi Guru Siklus I dan II ........................................................
10. Lembar Observasi Siswa Siklus I dan II ......................................................
11. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................................
12. Surat Bimbingan Skripsi ...............................................................................
13. Permohonan Surat Bimbingan Skripsi .........................................................
14. Surat Keterangan Selesai Penelitian .............................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan
menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan
membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang hanya dapat
diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan.
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa di samping
keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. Keterampilan membaca dapat
dipelajari dengan berbagai cara. Adapun cara yang akan ditempuh harus sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan membaca sesuai standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah
kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis semata. Bermacam –macam
kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia mampu memahami
materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambing-lambang yang dilihatnya
itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.
Keterampilan membaca idealnya dimiliki oleh setiap orang. Oleh sebab
itu, pembelajaran membaca perlu dilaksanakan dengan seefektif agar dapat
meningkatkan keterampilan membaca. Untuk meningkatkan keterampilan
membaca efektif secara cepat dan memiliki pemahaman yang kuat dapat
dilakukan dengan pembelajaran membaca cepat.
Membaca cepat merupakan suatu keterampilan yang harus dilatih.
Keberhasilan dalam menguasai dan mempraktikkan membaca cepat tergantung
pada sikap, tingkah keseriusan, dan kesiapan untuk berlatih. Terkadang guru
jarang meminta siswa untuk membaca teks bacaan, menyebabkan siswa kurang
dilatih untuk membaca teks sehingga siswa kurang menguasai kemampuan
membaca teks secara cepat.
2
Kecepatan membaca memiliki hubungan erat dengan pemahaman.
Seseorang dapat menyelesaikan bacaannya dalam waktu yang cepat. Adapun
seorang mempunyai kemampuan membaca yang sangat lambat, dan memiliki
pemahaman yang rendah, mungkin saja orang tersebut dapat terganggu
ingatannya, sehingga harus berjuang keras untuk mengingat paragraf, kalimat, dan
kata-kata yang telah dibacanya. Oleh karena itu, guru diharuskan sekreatif
mungkin untuk bisa menggunakan sebuah teknik pembelajaran agar siswa dapat
memahami suatu wacana yang sedang diajarkan. Adapun teknik yang dipilih
harus sesuai dengan kebutuhan, agar pembelajaran dan penggunaan teknik
tersebut berjalan sesuai tujuan pembelajaran.
Skimming merupakan teknik membaca yang khusus diperlukan dalam
membaca cepat dan efektif. Teknik membaca skimming merupakan kegiatan
membaca yang lebih menyeluruh dan memerlukan kompetensi yang khusus.
Manfaat dari penggunaan teknik Skimming ini yaitu siswa dapat lebih mudah
untuk memahami isi teks dari suatu bacaan dan dapat menghemat waktu karna
dalam menggunakan teknik Skimming ini siswa hanya perlu mencari topik yang
mereka cari di dalam daftar isi kemudian melihat sub bab lalu membacanya
dengan cepat dengan menggunakan teknik Skimming setelah menemukan topik
yang siswa cari siswa dapat menormalkan kembali bacaan agar dapat memahami
isi topik tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak
Akhmad Toyib sebagai narasumber selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia
kelas V, diketahui bahwa siswa kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki keterampilan membaca yang rendah
dikarenakan dalam melakasanakan proses pembelajaran guru menggunakan teknik
pembelajaran yang kurang efektif sehingga dalam proses pembelajaran terlihat
monoton ini terjadi akibat kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan teknik
pembelajaran membaca, kemudian terlihat rendahnya keterampilan siswa dalam
membaca cepat karena siswa jarang berlatih untuk membaca sehingga masih
banyak siswa yang membacanya kurang lancar.
3
Berdasarkan dari masalah tersebut peneliti mencoba untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang selama ini dilakukan. Dalam hal ini kegiatan dilakukan
dengan memberikan teknik pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan dapat
membangun semangat siswa dalam belajar. Terkait dari permasalahan tersebut,
penulis tertarik untuk meneliti tentang ―Peningkatan Keterampilan Membaca
Cepat Dengan Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang Tahun Ajaran 2012/2013
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi area
dan fokus penelitian sebagai berikut:
1. Keterampilan belajar bahasa Indonesia yang dimiliki siswa SD Al-Zahra
Indonesia sangat rendah
2. Keterampilan siswa SD Al-Zahra Indonesia dalam membaca cepat masih
rendah
3. Kreativitas guru dalam menggunakan teknik pembelajaran membaca masih
kurang
4. Siswa kurang latihan membaca sehingga kesulitan dalam membaca teks secara
cepat
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak keluar dari pokok permasalahan
maka penulis membatasi permasalahannya, yaitu peningkatan keterampilan
membaca cepat melalui teknik skimming pada mata pelajaran bahasa Indonesia
siswa kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang Tahun Pelajaran 2013/2014
D. Perumusan Masalah Penelitian
Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah ―Bagaimana teknik
Skimming pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan
keterampilan membaca cepat siswa kelas V SD Al-Zahra Indonesia?‖
4
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris
tentang meningkatan keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas V SD Al-Zahra Indoensia Tahun 2013/2014 dengan teknik
skimming.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan dari penelitian
yang dilakukan, yaitu kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis.
1. Kegunaan Secara Teoretis
Setelah dilakukannya latihan membaca cepat melalui pembelajaran siklus
adalah menambah khasanah pengembangan pengetahuan membaca cepat. Selain
itu, mengembangan teori pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.
2. Kegunaan Praktis,
a. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi pengalaman sebagai masukan
sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan
keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming pada mata pelajaran
bahasa Indonesia siswa kelas V.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan
masukan bagi guru dan calon guru khususnya dalam pembelajaran Bahasa
dan sastra Indonesia dalam pemilihan teknik yang relevan dengan materi
pelajaran.
c. Bagi siswa, memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna
dengan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Manfaat
bagi pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan
bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar dapat
menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN
PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoretis
1. Keterampilan Membaca
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan adalah sebuah usaha untuk mengetahui atau memperoleh
ilmu pengetahuan. Menurut KBBI, keterampilan adalah kecakapan orang untuk
memahami bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara.1 Menurut
Nadler dalam Shvoong Business Management pengertian keterampilan adalah
kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari
aktivitas. Selanjutnya menurut Dunnette keterampilan adalah kapasitas yang
dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan
dari hasil training dan pengalaman yang didapat.2
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah cara
seseorang untuk dapat memahami apa yang ia ingin ketahui dari proses menulis,
membaca, menyimak atau berbicara.
b. Pengertian Membaca
Membaca adalah salah satu cara agar melatih peserta didik untuk menjadi
individu yang lebih terampil. Membaca juga merupakan aktifitas atau kegiatan
yang kompleks dan disengaja, dalam hal ini berupa proses berpikir yang
didalamnya tersendiri dan berbagai aksi pikiran yang bekerja secara terpadu
mengarah pada satu tujuan yaitu memahami makna paparan tertulis secara
keseluruhan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soerdarso, bahwa membaca adalah
―aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan,
1 http://kamusbahasaindonesia.org/keterampilan/mirip.
2 http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2197108-pengertian-
keterampilan-dan-jenisnya/#ixzz2iMDOi4nR.
6
mengamati dan mengingat-ingat, kita tidak dapat membaca tanpa menggerakkan
mata atau tanpa menggunakan pikiran kita‖.3 Lain halnya dengan Tarigan yang
mendefinisikan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media
kata-kata/bahasa tulis. Selain itu, Tarigan menambahkan membaca dapat pula
dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat,
melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.4 Sedangkan
menurut Grellet yang dikutip oleh Harras membaca adalah kegiatan berinteraksi
dengan teks dan menerka apa kira-kira isi teks yang dibaca. Untuk dapat
melaksanakan proses interaksi dan menerka isi teks secara efektif dan efisien,
diperlukan sejumlah pengetahuan berkaitan dengan teks yang hendak dibaca.5
Seadangkan menurut dari beberapa ahli yang dikutip oleh Alek, Anderson
mengemukakan membaca ialah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam
yang tersurat, melihat pemikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang
tertuli..6 Adapun menurut Rahim, membaca pada hakikatnya adalah suatu yang
rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi
juga melibatkan aktifis visual, bertfikir, psikolinguistik, dan metagoknitif.7
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa membaca adalah suatu proses keterampilan yang sering dilakukan untuk
berinteraksi atau memperoleh pesan yang hendak dicapai dengan menggunakan
suatu wacana atau menggunakan bacaan-bacaan lainnya.
1) Faktor-faktor Membaca
Membaca merupakan salah satu proses kejiwaan yang sangat rumit yang
berlangsung pada diri pembaca. Menutut Silitonga keberhasilan pengajaran
membaca dalam tugas binanya ditentukan oleh beberapa faktor termasuk yang
3 Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: Gramedia,
1999), h. 4. 4 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1979), h. 7—9. 5 Kholid Harras, dkk, Membaca 1 (Jakarta: Universitas Terbuka 2007) ed. 1, h. 3.5
6 Alek A, dkk, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Prenada Media Grup,
2010) ed. 1, h 74. 7 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
ed. 2, hh. 2—3.
7
dominan dalam hal ini ialah (1) faktor dari dalam diri siswa sendiri, seperti minat,
perhatian, kematangan jiwa, dan sikap sosial, dan (2) faktor dari luar siswa,
seperti lingkungan sekitarnya, situasi, kondisi sosial, ekonomi keluarga, kondisi
sekolah, dan kondisi program pengajaran membaca.8
Menurut penjelasan tersebut, maka dapat diuraikan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi membaca siswa dapat dipengaruhi dari dua faktor, yaitu
faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa. Yang dimaksud faktor dari
dalam diri siswa adalah faktor yang muncul atas inisiatif siswa tersebut. Semakin
tinggi inisiatif siswa untuk membaca, maka semakin tinggi pula keinginan siswa
untuk membaca, dan sebaliknya semakin rendah inisiatif siswa untuk membaca,
maka semakin rendah pula keinginan siswa untuk membaca. Selain inisiatif juga
terdapat berbagai macam yang mempengaruhi keinginan siswa untuk membaca,
diantaranya minat, perhatian, kematangan jiwa dan sikap sosial. Sedangkan faktor
dari luar adalah faktor yang muncul atas kejadian-kejadian atau rangsangan-
rangsangan dari lingkungan sekitarnya diantaranya, lingkungan sekolah,
lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat. Selain itu terdapat pula kondisi
sosial, ekonomi keluarga, kondisi sekolah, dan kondisi program pengajaran
membaca.
Kedua faktor di atas perlu dikembangkan dengan sebaik-baiknya untuk
dimanfaatkan dengan tepat untuk mengembangkan atau meningkatkan mutu
kemampuan membaca siswa.
2) Tujuan Membaca
Membaca dapat mendapatkan sejumlah manfaat, secara garis besar
manfaat membaca adalah dapat mengetahui pengetahuan dan menambah
wawasan. Selain itu, sesorang yang melakukan aktifitas membaca tentu lah
mempunyai tujuan. Tujuan utama membaca menurut Cahyani adalah:
a) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
telah dilakukan oleh sang tokoh; apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa
8 M. Silitonga dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesis Siswa Kelas III SMP Sumatra:
Membaca dan Menulis, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1984), h. 8.
8
yang terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah
yang dibuat oleh sang tokoh.
b) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari dan
dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh
untuk mencapai tujuannya.
c) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua, dan ketiga
seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegam-
adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi, ini disebut membaca untuk
mengetahui urutan atau susunan.
d) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang
kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang
dimiliki para tokoh yang membuat meraka berhasil atau gagal.
e) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak bisa, tidak wajar
mengenai seseorang tokoh apa yang benar.
f) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu
g) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua
cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.9
Selain itu, Suhendar menjelaskan secara lebih khusus mengenai tujuan
membaca sehingga dapat dibedakan atas jenis-jenis sebagai berikut.
a) Meningkatkan keterampilan membaca yang lebih mendasar di dalam hal.
1) Pengenalan kata
2) Ketepatan makna kata
3) Wawancara dan interpretasi keterbacaan
4) Membaca nyaring dan membaca dalam hati; dan
9 Isah Cahyani dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung, 2008), hh. 99—
100.
9
5) Pemanfaatan buku-buku yang lebih mangkus
b) Mendapatkan keterangan yang lebih pantas untuk kekeyaan bahan bacaan
yang memadai
c) Meningkatkan kesenangan dalam membaca
d) Meningkatkan daya tarik, sehingga benar-benar menjadi pembaca sukarela
e) Memperoleh keterampilan membaca sebagai jalan menggali kekayaan yang
diperlukan dan amat menarik.10
Sedangkan menurut Tarigan tujuan membaca adalah sebagai berikut:
a) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for
details or facts). Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-
fakta misalnya, untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan
oleh sang tokoh;apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh;apa yang telah
terjadi pada tokoh khusus atau untuk memecahkan masalah-masalah yang
dibuat oleh sang tokoh.
b) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama misalnya untuk mengetahui
mengapa hal itu merupakan suatu topic yang baik dan menarik, apa masalah
yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan
merangkum hal-hal apa saja yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai
tujuannya.
c) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading
for sequence or organization). Membaca untuk mengetahui urutan atau
susunan organisasi cerita misalnya menemukan atau mengetahui apa yang
terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua,
dan ketiga, dan seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu
masalah, adegan-adegan dan kejadia buat dramatisasi.
d) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi seperti menemukan serta
mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang
10
Suhendar, dkk. MKDU Bahasa Indonesia Pengajaran dan Ujian Keterampilan
Membaca& Keterampilan Menulis, (Bandung: Pionir Jaya, 1992), h. 22.
10
hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki
para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.
e) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan
(reading to classify). Membaca untuk mengelompokkan atau
mengklasifikasikan misalnya untuk menemukan serta mengetahui apa-apa
yang tidak biasa atau tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu
dalam cerita, atau untuk mengetahui cerita itu benar atau tidak benar.
f) Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate). Membaca
menilai, membaca mengevaluasi seperti untuk menemukan apakah sang tokoh
berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat
seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
g) Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading to
compare or contrast). Membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan dilakukan untuk menemukan bagaimana caranya sang
tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,
bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca.11
Jadi, dapat disimpulkan secara garis besar tujuan membaca adalah untuk
mengetahui, membandingkan, menilai, mengelompokkan, menyimpulkan,
memperoleh ide, memperoleh fakta dari isi atau cerita disetiap wacana sehingga
pembaca dapat menyimpulkan cerita tersebut.
3) Aspek membaca
Membaca tidak dapat terlepas dari kegiatan belajar mengajar disekolah hal
ini dikarenakan dengan membaca siswa dapat mengetahui pelajaran-pelajaran
yang diajarkan. Seseorang yang banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya
dari pada orang yang sedikit membaca. Intelek seseorang tidak akan tumbuh
sempurna tanpa membaca bahan bacaan sehat yang cukup.
Membaca merupakan usaha untuk mengerti, memahami dan menafsirkan
pokok-pokok pikiran yang tertera didalam bacaan. Untuk itu orang membaca
11
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1979), h. 9.
11
harus mengerti terlebih dahulu arti tulisan atau huruf yang dipergunakan serta
tanda-tanda baca. Pada dasarnya membaca adalah melihat dan memahami tulisan,
dengan melisankan atau hanya dalam hati.
Di dalam kegiatan membaca terdapat beberapa aspek yang terkandung.
Menurut Prambudi dalam skripsi oleh Nuryani menyatakan bahwa proses
membaca meliputi Sembilan aspek, yaitu:
a) Aspek sensori
Pada tahap ini anak belajar membedakan secara visual symbol-simbol
grafis (huruf atau kata) dugunakan untuk mempresentasikan bahasa lisan.
b) Aspek perceptual
Anak mengenali rangkaian symbol tertulis, baik berupa kata, frasa, atau
kalimat kemudian member makana dengan menginterpretasikan teks yang
dibacanya.
c) Aspek urutan
Kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, yang
umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah
d) Aspek pengalaman
Anak yang mempunyai pengalaman yang banyak akan mempunyai
kesempatan luas dalam mengembangkan kosakata dan konsep yang dihadapi
dalam membaca
e) Aspek berfikir
Anak membuat simpulan berdasarkan isi bacaan untuk dapat memahami
bacaan tersebut
f) Aspek pembelajaran
Anak belajar membaca kegiatan pembelajaran
g) Aspek asosiasi
Anak mengenal hubungan anatara symbol dengan bunyi bahasa dan makna
h) Aspek afektif
Kegiatan memusatkan anak, membuktikan kegemaran membaca dan
menumbuhkan motivasi ketika sedang membaca
12
i) Aspek pemberian gagasan
Anak memberikan gagasan atau pendapat tentang teks yang telah mereka
baca.12
.
4) Jenis-jenis membaca
Membaca merupakan sebuah proses dalam rangka pencarian informasi
yang berasal dari sebuah teks wacana. Membaca terdiri dari berbagai jenis.
Adapun jenis-jenisnya adalah:
Berdasarkan pemaparan di atas, maka membaca dapat dikategorikan
sebagai berikut:
a) Membaca Intensif
Membaca Intensif adalah membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan
teliti sekali, dan biasanya cara membacanya lambat-lambat. Tujuannya adalah
untuk memahami keseluruhan bahan bacaan itu sampai ke bagian yang sekecil-
kecilnya.
b) Membaca Kritis
Membaca Kritis adalah Kegiatan membaca yang merupakan jenis kegiatan
membaca yang dilakukan secara bijaksana bukan hanya mencari kesalahan
belaka.
c) Membaca Cepat
Membaca cepat mencakup dua jenis kegiatan yakni skimming dan
scanning. Skimming merupakan teknik membaca cepat untuk mencari hal-hal
yang penting dari suatu bacaan. Sedangkan scanning merupakan suatu teknik
membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa bacaan yang lain-lainnya.
Hambatan-hambatan dalam membaca cepat ini antara lain:
1) Vokalisasi, yaitu membaca dengan bersuara
2) Gerakan bibir, yaitu mengucapkan kata demi kata apa yang dibaca dengan
menggerakkan bibir
12
Prambudi Angga Tristono, ―Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Siliwangi 01 Kecamatan Semarang Barat,
Program D2 PGKSD”, Skripsi pada UNES 2006, hh. 5--6, tidak dipublikasikan.
13
3) Gerakan kepala, yaitu membaca dengan menggerakkan kepala dari kiri ke
kanan dan sebaliknya
4) Menunjuk dengan jari, yaitu membaca sambil menunjuk kata yang kit
abaca dengan jari
5) Regresi, yaitu mengulang–ulang kata yang telah dibaca
6) Subvokalisasi, yaitu melafalkan dengan batin/pikiran kata-kata yang
dibaca
d) Membaca untuk keperluan praktis
Membaca untuk keperluan praktis yaitu membaca praktis yang digunakan
sebagai sarana untuk memahami setiap bacaan yang perlu untuk dibaca dengan
praktis, sesuai dengan kebutuhan masing-masing yang ingin dicapai oleh pembaca
e) Membaca untuk keperluan studi
Membaca untuk studi adalah membaca untuk memahami isi buku secara
keseluruhan, baik pikiran pokok maupun pikiran-pikiran penjelas sehingga
pemahaman yang menyeluruh tentang isi buku tercapai.13
f) Pengertian Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca dibedakan menjadi beberapa klasifikasi: 1)
membaca pemahaman; 2) membaca ekstensif; 3) membaca cepat. Secara praktis,
membaca juga dapat dibedakan menjadi: 1) membaca lisan; dan 2) membaca
dalam hati.14
Keterampilan membaca mempengaruhi kebiasaan dan budaya membaca.
Orang yang mempunyai hobi membaca secara reflektif senantiasa meningkatkan
kualitas membacanya.15
5) Keterampilan Membaca Cepat
a) Pengertian Membaca Cepat
Membaca cepat dapat diartikan juga sejenis membaca yang membuat mata
kita bergerak lebih cepat melihat dan memerhatikan bahan tulisan untuk mencari
13
http://qomarinah.blogspot.com/2009/12/keterampilan-membaca.html. 14
Alek dan Ahmad H.P. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Prenada
Media Grup, 2010), ed. 1, h. 74. 15
Ibid.
14
serta mendapatkan informasi. Kalau kita tidak tahu bagaimana cara membaca
cepat dan kapan harus melakukannya, kita akan menghadapi kesulitan dalam
menyelesaikan bacaan yang diinginkan.
Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca
sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-
buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.16
Dengan demikian menurut Atikah membaca cepat merupakan salah satu kegiatan
membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan secara tepat dengan
waktu yang relatif singkat. Jadi, ada dua faktor yang memang penting dalam
membaca cepat yaitu kecepatan dan ketepatan.17
Membaca cepat merupakan suatu keterampilan yakni bahwa keterampilan
itu dapat dilatih. Keberhasilan anda dalam menguasai dan mempraktikkan teknik
membaca cepat akan sangat bergantung pada sikap, keseriusan, dan kesiapan
untuk mencoba melatihkan teknik tersebut. Untuk itu, apabila Anda merasa belum
dapat membaca cepat, Anda harus berkeinginan untuk memperbaiki dan merasa
yakin bahwa akan dapat melakukan hal itu.18
b) Tujuan membaca cepat
Metode membaca cepat tergantung pada beberapa tujuan atau pertanyaan
yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memahami intisari bacaan, bukan bagian-bagian perinciannya yang detail-detail.
Metode membaca cepat menuntut kecepatan yang paling tinggi.19
Albert dalam Harras mengemukakan tujuan utama dalam membaca cepat,
yaitu untuk:
1) Memperoleh kesan umum dari suatu buku, artikel, atau tulisan singkat
2) Menemukan hal terntentu dari suatu bahan bacaan
3) Menemukanmenempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.
16
Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat danfektif (Jakarta: Gramedia, 1999),
hh. 14—15. 17
Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih, Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTS Kelas VII,
(Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 18. 18
Kisyani Laksono, dkk, Membaca 2, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. 1, h. 3.4 19
Saadie, Ma‘mur, dkk Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007), ed. 1, h. 10.5.
15
Sedangkan manfaat membaca cepat adalah sebagai berikut:
1) Untuk mencari informasi yang kita perlukan dari sebuah bacaan secara cepat
dan efektif
2) Dalam waktu yang singkat dapat menelusuri banyak halaman buku atau
bacaan
3) Tidak banyak waktu yang terbuang karena tidak perlu memperhatikan atau
membaca bagian yang kita perlukan.20
Menurut Subyantoro kegunaan yang terkandung dari kemampuan
membaca cepat, diantaranya sebagai berikut:
1) Membaca cepat menghemat waktu
2) Membaca cepat membuahkan efesiensi dan efektivitas
3) Membaca cepat memperluas cakrawala mental
4) Membaca cepat membantu berbicara secara efektif
5) Membaca cepat membantu anda menghadapi ujian tes
6) Membaca cepat menjamin anda selalu metakhir.21
Strategi membaca cepat dilakukan dengan tujuan untuk memahami intisari
bacaan, bukan rincian yang mendetail. Oleh karena itu, strategi ini menuntut
kecepatan yang paling tinggi yang dapat dilakukan seseorang. Kecepatan yang
tinggi menyebabkan lompatan-lompatan dalam membaca. Terdapat bagian-bagian
tertentu dari bacaan yang dilompati. Tentu saja itu adalah bagian yang tidak
esensial. Bagian yang tidak esensial ini antara lain bagian yang tidak perlu
mendapat respons, atau kalimat-kalimat yang tidak menimbulkan hilang jejak jika
dihilangkan. Dengan kata lain, yang menjadi objek bacaan hanyalah kata-kata
kunci yang serat dengan makna.
Kalau kita bisa membaca dengan cepat, kita akan lebih banyak memiliki
waktu ekstra untuk pekerjaan dluar belajar, bisa bersenang-senang bermain game
pada komputer, olah raga, aktif diorganisasi, ataupun menonton film. Sementara
yang membaca lambat, masih saja membolak-balik buku, tanpa habis-habisnya.
Oleh karena itu kita harus berlatih membaca cepat.
20
Mohamad Yunus, at. Al., Bahasa Indoensia (Tim Penulis Bahasa Indonesia UT-ASMI),
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. 2, cet. Ke-3, h. 2.20. 21
Subyantoro, Membaca Cepat dan efektif, (Jakarta: Gramedia, 2006), h. 56.
16
c) Macam-macam Membaca Cepat
Membaca cepat adalah sebuah teknik dalam membaca, artinya sebuah teks
wacana yang panjang, dapat diambil intisarinya tanpa harus membaca teks
tersebut secara keseluruhan. Dalam kajiannya, membaca cepat memiliki 2 macam
yaitu:
1) Teknik Skimming
Skimming merupakan kegiatan membaca yang lebih menyeluruh yang
memerlukan penglihatan menyeluruh pada teks dan memerlukan kompetensi yang
khusus. Teknik membaca skimming, dilaksanakan dengan melihat secara
menyeluruh teks secara cepat untuk memperoleh intinya, untuk mengetahui
bagaimana teks itu disusun, atau untuk memperoleh gagasan mengenai maksud
penulis.22
Skimming menuntut pembaca memiliki kemampuan memproses teks
dengan cepat guna memperloleh gambaran umum mengenai teks tersebut.23
2) Teknik Scanning
Keterampilan membaca scanning hanya dapat diperoleh dengan
melakukan latihan-latihan. Harus berlatih memperluas jangkauan pandangan mata
kita terhadap kelompok-kelompok dan berpindah dengan cepat.24
Scanning juga
merupakan jenis membaca dengan bertujuan untuk menemukan informasi khusus
dalam teks dengan cepat.25
Namun, teknik skimming dan scanning sama-sama memiliki kesamaan.
Menurut Fry dalam Mikulecky Skimming kesamaan skimiming dengan scanning,
yaitu memerlukan kecepatan membaca yang sangat tinggi.
2. Teknik Skimming
a. Pengertian Teknik Skimming
Menurut Farida Rahim, Skimming (membaca layap) ialah membaca
dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. membaca
22
Kholid Harras, dkk., Membaca 1 (Jakarta: Universitas Terbuka 2007) ed. 1, h. 3.9. 23
Cahyani Isah dan Hodijah, Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar,
(Bandung: Upi Press, 2007), h. 109. 24
Ibid., h. 108. 25
Ibid., h. 107.
17
dengan cepat sering dibutuhkan ketika sedang membaca.26
Untuk memperlancar
proses skimming, maka lakukanlah terlebih dahulu membaca daftar isi, kata
pengantar, pendahuluan, judul atau subjudul serta kesimpulan. Dari bagian-bagian
buku ini minimal pembaca bisa menafsirkan apa inti dari isi buku yang akan
dibaca tersebut.
Skimming dimulai dengan previewing yaitu membaca cepat judul,
subjudul, lalu membaca kalimat pertama atau terakhir dari setiap paragraf karena
biasanya ide pokok ada pada posisi itu. Pembaca menggunakan skimming untuk
mencari informasi khusus, bukan pemahaman secara menyeluruh. Ide pokok juga
akan tergambar pada fakta yang diberikan pada tabel, grafik atau bagan.
b. Langkah-langkah Membaca Teknik Skimming
Menurut Ahmad, langkah-langkah membaca dengan teknik skimming
adalah
1) Perhatikan judulnya dengan seksama. Apa implikasi-implikasinya. Fokuskan
pada kata yang penting dalam judul tersebut.
2) Lihat sub-divisi, pembagian-pembagian selanjutnya untuk mendapatkan
apresiasi struktur tulisan.
3) Amati grafik, table, gambar, foto untuk memudahkan memperjelas arti.
4) Perhatikan paragraf, panjang pendeknya, bentuk hurufnya, miring, cetak tebal
untuk mengetahui dan memisahkan hal-hal yang penting.
Selain itu, Ahmad juga menambahkan tentang kiat-kiat membaca dengan teknik
skimming, adapun, kiat-kiatnya adalah
1) Pertanyakan dahulu apa yang di cari atau diperlukan dari bacaan tersebut.
2) Dengan bantuan daftar isi atau kata pengantar carilah kemungkinan bahwa
informasi yang dibutuhkan ada dalam buku tersebut.
3) Dengan penuh perhatian, coba telusuri dengan kecepatan tinggi setiap baris
bacaan yang dihadapi.
26
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
ed. 2, h. 61.
18
4) Berhentilah ketika merasa menemukan kalimat atau judul yang menunjukm
pada apa yang dicari.
5) Bacalah dengan kecepatan normal dan pahami dengan baik apa yang di cari
itu.27
Jadi, secara garis besar, maka langkah-langkah membaca teknik skimming
adalah
1) Membuat pertanyaan tentang apa yang akan kita cari dari suatu buku
2) Telusuri daftar isi atau mengantar, apakah informasi yang kita butuhkan itu
ada
3) Dengan penuh perhatian, bukalah halaman demi halaman
4) Membaca judul dan sub-judul yang ada
5) Membaca dengan kecepatan tinggi pada bacaan yang sudah ditemukan
6) Berhentilah ketika merasa menemukan apa yang anda cari
7) Bacalah dengan kecepatan normal, dan pahami dengan baik yang anda cari
tersebut.
c. Tujuan dan Manfaat Skimming
1) Tujuan Teknik Skimming
a) Untuk mengenali topik pacaan
b) Untuk mengetahui pendapat orang lain
c) Untuk mengetahui organisasi penulisan
d) Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca
keseluruhan
2) Manfaat Teknik Skimming
a) Dapat mencari informasi khusus yang diperlukan dari sebuah teks bacaan
atau buku secara cepat dan efisien
b) Dapat menjelajahi banyak halaman buku dalam waktu yang singkat
c) Tidak terlalu banyak membuang-buang waktu mencari sesuatu yang
diinginkan dari buku, khususnya tidakan yang menunjang terhadap
pencarian informasi tersebut
27
Listiyanto Ahmad, Speed Reading, (Jogjakarta A+Plus Books, 2010), h.15.
19
d. Macam-macam teknik Skimming
Pembaca yang efisien mempunyai kecepatan membaca yang bermacam-
macam, sesuai dengan bahan yang dihadapi dan keperluannya umumnya dapat
dirinci sebagai berikut:
1) Membaca secara skimming dan scanning (kecepatan lebih 1.000 kpm)
digunakan untuk :
a) Mengenal bahan yang akan dibaca
b) Mencari jawaban atas pertanyaan tertentu
c) Mendapatkan struktur dan organisasi bacaan serta menemukan gagasan
umum dari bacaan itu
2) Membaca dengan kecepatan yang tinggi (500-800 kpm) digunakan untuk:
a) Membaca bahan-bahan yang mudah dan dan telah dikenali
b) Membaca novel ringan untuk mengikuti jalan ceritanya
3) Membaca secara cepat (350-500 kpm) digunakan untuk:
a) Membaca bacaan yang mudah dalam bentuk deskriptif dan bahan-bahan
nonfiksi lain yang bersifat informative
b) Membaca fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya dan
mengantisipasi akhir cerita
4) Membaca dengan kecepatan rata-rata (250-350 kpm) digunakan untuk:
a) Membca fiksi yang kompleks untuk analisis watak serta jalan ceritanya
b) Membaca nonfiksi yang agak sulit, untuk mendapatkan detail, mencari
hubungan, atau membuat evaluasi ide penulis.
5) Membaca lambat (100-125 kpm) digunakan untuk:
a) Mempelajari bahan-bahan yang sulit dan menguasai isinya
b) Menguasai bahan-bahan yang sulit dan untuk menguasai isinya
c) Membuat analisis bahan-bahan bernilai sastra klasik
d) Memecahkan persoalan yang ditunjuk dengan bacaan yang bersifat
intruksional (pedoman)28
Namun, menurut Sugono, kecepatan membaca berbeda bagi setiap orang,
bergantung pada jenjang usianya. Menurut penelitian para ahli, kecepatan
membaca bagi orang dewasa antara 900-1.000 kata per menit, bagi siswa sekolah
28
Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat danfektif , (Jakarta: Gramedia,
1999), hh. 18—19.
20
dasar kelas 1: 60-80 kata, kelas 2: 90-110 kata, kelas 3: 120-140 kata, kelas 4:
150-160 kata, kelas 5: 170-180 kata, kelas 6: 190-250 kata per menit.29
Berdasarkan teori di atas keterampilan membaca cepat untuk siswa SD
termasuk ke dalam kategori membaca dengan kecepatan rata-rata yakni 250-350
kpm yang dapat digunakan untuk membaca fiksi dan nonfiksi. Oleh karena itu,
pada penelitian ini akan digunakan acuan kecepatan membaca untuk kelas V SD,
yakni 250-350 kata per menit.
3. Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain,
bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi kami putra dan
putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti
bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasioanal. Kedudukannya
berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar
1945 tercantum pasal khusus, (Bab XV Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa
Indonesia, yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa indoneisa.30
Dengan kata lain, ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama,
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan sumpah
pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara,
sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai (1) lambang kebanggan kebangsaan, (2) lambang identitas
nasional, (3) alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antarbudaya, dan (4)
alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar
belakang social budaya dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan
kebangsaan Indonesia.31
29
Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan
nasional, 2005), ed. 2, h. 143. 30
Zaenal Arifin, dkk., Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Mediyatama Sarana
Perkasa 1988), h. 9. 31
Lamuddin finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Insan Mulia 2001), h. 3.
21
Kegiatan membaca sebagai kegiatan berbahasa, kegiatan menerima
informasi melalui bahasa tulis. Prose membaca sebagai proses perubahan wujud
lambing tanda tulisan menjadi wujud makna, sebagai proses berbahasa.32
Kegiatan Bahasa Indonesia merupakan suatu kegiatan yang berencana dan
bertujuan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya diperlukan teknik-teknik
pembelajaran agar tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai.33
Bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia tidak hanya sekedar merupakan
alat komunikasi atau alat penyerap berbagai informasi. Bahasa itu juga merupakan
kekayaan nasional yang sangat berharga yang mempersatukan suku-suku bangsa,
serta menunjukkan jati diri bangsa Indonesia. Dengan demikian bahasa Indonesia
peranannya sangat penting, yaitu sebagai sarana komunikasi juga berperan
sebagai alat untuk mengantar dan menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan
disemua jenjang pendidikan.
b. Tujuan Pembelajaan Bahasa Indonesia
Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut:
1) Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan (nasional) dan bahasa Negara
2) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan,
keperluan, dan keadaan.
3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan social.
4) Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembakna kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
32
Suhendar, dd, MKDU Bahasa Indonesia Pengajaran dan Ujian Keterampilan
membaca& keterampilan menulis, (Bandung: Pionir Jaya, 1992), h. 19. 33
Subana, dkk., Strategi Belajar Mengajar BAHASA INDONESIA, (Bandung: Pustaka
Setia 2000), h. 195.
22
6) Siswa menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebgai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.34
Teknik pembelajaran bahasa Indonesia adalah teknik, cara, atau kiat yang
digunakan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Teknik ini biasanya lebih
dikaitkan dengan kegiatan penyajian bahan dikelas serta segala cara dan upaya
guru dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya, teknik pembelajaran bahasa
lain tidak banyak bedanya.35
Sebagai lambang kebanggan nasional, bahasa
Indonesia ‗memancarkan‘ nilai-nilai social budaya luhur bangsa Indonesia.
Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga
dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus mempertahankannya.36
Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala
aspek kehidupan, untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku
lain yang berlatar belakang bahasa berbeda, dapat bertukar pikiran dan saling
memberikan informasi. Masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial
budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam
kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sa\ma.
Bahasa Indonesia memiliki ragam bahasa yang tidak sedikit jumlahnya.
Bahkan dapat dikatakan ragam atau laras bahasa itu banyak sekali juml\ahnya.
Karena berbagai pertimbangan kepentingan dan perhitungan konteksnya, hadirlah
ragam-ragam bahasa yang wujudnya dapat bermacam-macam. Terdapat tiga
macam ragam bahasa Indonesia jika konteks waktu dijadikan bahan utama
pertimbangan pembedaannya. Dalam seting waktu pula sebuah bahasa akan dapat
diperinci menjadi (a) bahasa ragam lama atau bahasa ragam kuno, (b) bahasa
ragam baru atau bahasa ragam modern, dan (c) bahasa ragam kontemporer, yakni
ragam bahasa yang banyak mencuat akhir-akhir ini.37
34
Standar Kompetensi Bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasioanl
2003), h. 2. 35
Subana, dkk, Strategi Belajar Mengajar BAHASA INDONESIA, (Bandung: Pustaka
Setia 2000), h. 195. 36
Masnur Muslich, Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi Kedudukan, Fungsi,
Pembinaan, dan Pengembangan, (Jakarta: Bumi Aksara 2010)ed. 1, cet. 1, hh.6--7 37
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga
2002), hh. 13—14.
23
Dengan bahasa Indonesia bangsa Indonesia merasa aman dan serasi
hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‗dijajah‘ oleh
masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan
menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya
daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan
fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa
daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
c. Penggunaan Teknik skimming dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Penggunaan Teknik Skimming adalah suatu keterampilan membaca yang
diatur secara sistematis untuk menemukan gagasan utama atau ide pokok dalam
suatu hal bacaan.
Teknik Skimming, dilaksanakan dengan melihat secara menyeluruh teks
secara cepat dan memerlukan kompetensi yang khusus untuk memeroleh intinya,
untuk mengetahui bagaimana teks itu disusun, atau untuk memeroleh gagasan
mengenai maksud penulis.
Keterampilan membaca merupakan peran yang sangat penting dalam
pembelajaran berbahasa. Membaca adalah modal utama keberhasilan siswa dalam
pembelajaran. Dengan memiliki kemampuan membaca yang baik, siswa bisa
memperoleh informasi dan menambah pengetahuan yang ada.
Kemampuan membaca harus diterapkan lebih dini kepada siswa untuk
menunjang kegiatan pembelajaran, dapat diterapkan juga teknik yang baik untuk
meningkatkan keterampilan membaca siswa. Teknik Skimming harus diberikan
pada siswa dalam melatih kemampuan membaca. Dengan teknik Skimming ini,
siswa bisa mendapatkna manfaat membaca cepat serta memahaminya.
Pembelajaran membaca cepat dengan teknik Skimming melibatkan semua siswa
secara individual. Pembelajaran ini melibatkan siswa secara langsung untuk
meningkatkan kemampuan membaca. Semua itu tidak terlepas dari pantauan guru
walaupun siswa membaca cepat guru tetap memberikan motivasi kepada siswa
untuk meningkatkan kemampuan membacanya.
24
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Rahmat Hidayat dalam penelitiannya yang berjudul ―Peningkatan
Keterampilan Membaca Cepat Wacana Deskripsi Dengan Media Teks Bergerak
Bagis Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Prelet‖ memberikan kesimpulan bahwa
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang efektifnya pembelajaran membaca
cepat yang disebabkan oleh rendahnya minat baca siswa, kecepatan baca siswa
masih dibawah standar kurikulum, pemahaman membaca siswa yang rendah, dan
kurang bervariasinya media. Hal tersebut dapat dilihat dari KEM rata yang rendah
yaitu 79,22. Media pembelajaran teks bergerak dapat dijadikan media alternative
yang mampu meningkatkan minat baca dan pemahaman siswa dalam membaca
cepat. Hal itu karena media pembelajaran teks bergerak memiliki tampilan yang
menarik dan dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam membaca cepat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat wacana
deskripsi kelas VIII SMP Negeri 2 Pleret.
Istianah dalam penelitiannya yang berjudul ―Peningkatan Kemampuan
Membaca Cepat Teks Bacaan Dengan Metode Skimming Siswa Kelas V Sdi Al-
Furqon Driyorej Gresik Tahun Pembelajaran 2009/1010‖ memberikan kesimpulan
bahwa hasil belajar siswa dalam membaca cepat dengan pendekatan metode
Skimming yang dipresentasikan pada pencapaian nilai rata-rata siswa
menunjukkan peningkatan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kondisi awal
adalah 6,5; nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca cepat
dengan pendekatan metode Skimming siklus pertama ialah 67,66; nilai rata-rata
hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca cepat dengan pendekatan
metode Skimming siklus kedua ialah 74,36; nilai rata-rata hasil belajar siswa
dalam pembelajaran membaca cepat dengan pendekatan metode Skimming siklus
ketiga ialah 78,2. Jadi hasil responn siswa dan guru mitra pembelajaran membaca
cepat dengan pendekatan metode Skimming dari kondisi awal kepelaksanaan
siklus pembelajaran yang dipresentasikan pada persentase ketercapaian nilai
respons siswa menunjukkan peningkatan. Peningkatan persentasi ketercapaian
nilai respons siswa dan guru mitra ialah perwujudan adanya respons positif.
25
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran bahasa indonesia di sekolah menuntut siswa untuk menguasi
empat keterampilan berbahasa secara terpadu. Keterampilan membaca merupakan
salah satu keterampilan yang sangat penting untuk dikuasi oleh anak, karena di
dalam proses pembelajaran setiap siswa tidak hanya mampu memahami bahasa
tulis tetapi juga mampu memahami bahasa lisan.
Pada kegiatan membaca cepat, masalah yang biasa ditemukan dalam
pembelajaran membaca cepat, kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca, siswa
kesulitan memahami isi teks. Berdasarkan hal tersebut, seharusnya pelajaran
membaca cepat dijadikan suatu kegiatan membaca yang menyenangkan dan
bermakna bagi siswa. Pembelajaran melalui teknik skimming dan scanning dapat
dijadikan sebagai pilihan dalam pembelajaran membaca cepat, karena teknik
skimming dan scanning melatih siswa dapat membaca secara cepat dan tepat.
D. Hipotesis Tindakan
Hipootesis penelitian ini adalah Jika teknik skimming dilakukan maka
akan dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran
bahasa Indonesia siswa kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah SD Al-Zahra
Indonesia yang terletak di Pamulang, fokus penelitian adalah siswa kelas VSD
Al-Zahra Indonesia dengan jumlah siswa 22 orang. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan November sampai Desember tahun 2013/2014
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan prosedur tindakan kelas. Penelitian tindakan
kelas dapat didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan rasional dari tindakan-
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas memperdalam pemahaman terhadap
tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek
pembelajaran tersebut dilakukan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti
merencanakan pelaksanaan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap
siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.
Adapun rancangan dari setiap aspek pokok yang akan menjadi gambaran
dari proses penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah tentang proses belajar siswa
b. Melakukan wawancara terhadap guru bidang studi bahasa Indonesia
c. Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil wawancara dan
disimpulkan
d. Merencanakan tindakan yang lebih tepat berdasarkan asal penyebab
masalah-masalah itu dengan menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan instrument penelitian berupa pedoman wawancara,
pedoman observasi terhadap guru dan siswa, catatan lapangan yang
disusun bersama kolaborator.
27
2. Pelaksanaan
Dalam pelakasanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru
bidang studi bahasa indonesia. Pelaku tindakan adalah peneliti sedangkan guru
bidang studi bahasa indonesia sebagai observer. Pada tahap ini rancangan strategi
dan RPP ( Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) yang sudah didiskusikan pada
tahap perencanaan.
3. Pengamatan dan Analisis
Pada tahap ini observer melakukan mentoring terhadap proses tindakan
kelas, situasi kelas, dan aktivitas belajar siswa di kelas dengan menggunakan
pedoman observasi yang telah disiapkan. Selain itu peneliti juga mencatat semua
hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Data-
data pada saat observasi, dikumpulkan dan disanalisis secara menyeluruh.
4. Refleksi
Pada tahapan refleksi, data yang telah dianalisis dilakukan evaluasi dan
refleksi dengan tujuan untuk menyempurnakan tindakan berikutnya dan
memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya.
Permasalahan-permasalahan yang muncul pada siklus I merupakan
permasalahan yang harus dipecahkan pada siklus II. Selanjutnya, kegiatan dimulai
lagi seperti kegiatan pada siklus I, yakni perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi dengan perubahan-perubahan untuk mengatasi permasalahan yang muncul
pada siklus I. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat
digambarkan pula sebagai berikut.38
38
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009), h. 74.
28
Gambar 3.1 Siklus Kegiatan PTK
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Al-Zahra Indonesia Pamulang
yang berjumlah 25 siswa. Guru kelas terlibat dalam penelitian ini sebagai
observer (pengamat) jalannya penelitian. Selain itu observer juga mengamati,
menilai, dan memberi arahan kepada peneliti dalam menyampaikan materi
pelajaran di hadapan siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana
kegiatan. Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan
pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil
penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu oleh seorang guru
kelas. Guru tersebut adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V yang
bertindak sebagai observer (pengamat).
Pelaksanaan
tindakan I
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan
Dilanjutkan ke
siklus berikutnya
Perencanaan
tindakan II
Refleksi II Pengamatan/
pengumpulan
data
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Refleksi Pengamatan/
pengumpulan
data
Permasalahan
Perencanaan
tindakan I
Perencanaan
tindakan I
29
E. Tahap Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus. Hal ini
dibuktikan untuk melihat bagaimana keterampilan membaca cepat siswa pada
setiap siklus setelah diberi tindakan. yang setiap 1 siklus terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Jika pada penelitian siklus I
terdapat kekurangan maka penelitian siklus II lebih diarahkan pada perbaikan dan
jika siklus I terdapat keberhasilan maka pada siklus II lebih diarahkan pada
perkembangan.
F. Hasil Intervensi yang Diharapkan
Penelitian ini akan dihentikan apabila aktivitas pembelajaran bisa mencapai
skala penilaian ―baik‖ sesuai dengan tahapan pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming. Selain itu, pada hasil belajar keterampilan membaca
cepat mencapai nilai KKM 70.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah hasil pretest, hasil observasi terhadap
kolaborator dan siswa. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa
dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari tes postest, lembar observasi, dan kisi-kisi instrument.39
Berikut penjelasan
instrument-instrumen tersebut:
1. Test
Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai
pertanyaan-pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab
oleh responden.40
Tes tertulis ini berupa tes akhir (postest). Tes awal adalah tes
yang dilaksanakan di awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa.
39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), hh. 156—157. 40
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2011). h. 226
30
Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui
siswa setelah pembelajaran berlangsung
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk observer selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan aktivitas
pembelajaran guru dan siswa selama tindakan kelas dan juga mengetahui
peningkatan keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan untuk merekam kejadian dan peristiwa-peristiwa selama
kegiatan tindakan kelas berlangsung.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, Karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetepkan.41
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi adalah memeriksa
kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis penelitian, membandingkan dengan
hasil orang lain. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang valid.
Adapun tindakan yang dilakukan adalah:
1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa.
2. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul
dapat dipercaya. Dalam hal ini bisa dilakukan pengamatan, dan pengambilan
gambar dalam bentuk foto.
3. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul baik tentang kejanggalan-
kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan.
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:pustaka
Cendikia Utama, 2010), h. 321.
31
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Teknik Analisis Data
Proses analisis data terdiri dari hasil data saat pelaksanaan kegiatan.
Mahsun mengatakan, ―analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengklasifikasi, dan mengkelompokan data‖. Data yang terkumpul dari hasil
penelitian adalah data yang terdiri dari observasi aktivitas siswa, hasil observasi
guru dan hasil belajar yang berupa nilai tes setiap akhir siklus. Adakah langkah-
langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah:
a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus
dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya
menggunakan paparan sederhana.
b. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes.
Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan
dalam nilai dengan menggunakan rumus.
Nilai = x 100
Berdasarkan perolehan nilai, tingkat keberhasilan belajar siswa ditetapkan
seperti dalam table berikut
Tabel. 3.1
Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
Kategori Prestasi Belajar Nilai Siswa
Sangat baik 80-100
Baik 60-80
Cukup 40-60
Kurang 20-40
Sangat Kurang 0-20
Nilai = x 100
32
Tabel. 3.2
Pedoman Penelitian Kecepatan Membaca
No. Kecepatan Membaca Kategori
1. 170-180 kpm (kata per menit) Sangat cepat
2. 150-160 kpm (kata per menit) Cepat
3. 120-140 kpm (kata per menit) Sedang
4. 90-110 kpm (kata per menit) Lambat
5. 60-80 kpm (kata per menit) Sangat lambat42
Tabel daftar subjek penelitian dapat dilihat pada lampiran I
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah siklus I selesai dan ternyata hasil yang diharapkan belum
memenuhi kriteria seperti yang diharapkan, yaitu peningkatan keterampilan
membaca cepat siswa, maka akan ditindaklanjuti untuk melakukan tindakan
berikutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Kegiatan penelitian ini
akan berakhir bila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil
menguji penggunaan teknik skimming dalam membaca cepat serta faktor-
faktor lain yang belum diketahui. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian
lebih lanjut.
42
Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen pendidikan
Nasional, 2005), ed. 2, h. 143.
33
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Tempat Penelitian
1. Sekilas Tentang SD Al-Zahra Indonesia Pamulang
Yayasan Umara didirikan pada 27 Zulhijjah 1420 bertepatan tanggal 3
Maret 2000. Pendiri Yayasan Umara Yaitu: Bapak Adi Sunaryo, Mulai tahun
2009 Yayasan Umara dibekukan dan diubah menjadi PT.Sekolah Al-Zahra
Indonesia sesuai UU dan perkembangan zaman. Sekolah Al-Zahra Indonesia
adalah jenis sekolah umum swasta islam (disingkat SUSI) dengan corak
pembelajaran adalah melaksanakan kurikulum nasional dengan pemberian bobot
keislaman pada aspek -aspek tertentu temasuk pengembangan kurikulum
agama/sepiritualisasi agama.
Sekolah jenis sekolah Umum Swasta Islam diakui keberadaanya dalam
UU SPN no.2 tahun 1989 sebagai sekolah formal yang memiliki jenjang mulai
dari prasekolah hingga pendidikan tinggi. Ijazah yang diperoleh sama dengan
ijazah sekolah dalam negeri sepanjang mengikuti kurikulum nasional serta
peraturan-peraturan lain yang ditetapkan oleh pemerintah serta dapat melanjutkan
ke jenjang lebih tinggi baik negeri maupun swasta.
Mulai penyelenggara Sekolah Al-Zahra Indonesia (SAI) pada tahun
pelajaran 2001 -- 2002, yaitu bulan Juli tahun 2001 dan sekarang memasuki tahun
ke-12. Sekolah Al-Zahra Indonesia menyelenggarakan unit sekolah sebagai
berikut :
Sekolah Umum ;
a. Taman Kanak-kanak (TK) berdiri dari Kelompok Bermain,kelompok A dan
Kelompok B, terakreditasi A, menggunakan kurikulum 2010 dengan konsep
pembelajaran sentra BCCT dengan menggunakan metode Moving Kelas
dalam kegiatan belajaranya yaitu siswa berpindah dari satu sentra ke sentra
lain, hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa jenuh dan punya pengalaman
baru, selain itu prestasi TK Al-Zahra Indonesia ditingkat nasional adalah Juara
lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional pada tahun 2009.
34
b. Sekolah Dasar (SD), Terakreditasi A dan sudah ditetapkan sebagai Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SK Dirjen Mandikdasmen Kementerian
Pendidikan nasional Nomor. 10331/C2/SK/2010.Menggunakan kurikulum
KTSP Plus yaitu integrasi Kurikulum Diknas dan Kurikulum Depag. Adapun
konsep pembelajaranya menggunakan dua bahasa sebagai pengantar
pembelajaran yaitu bahasa Indonesia dan bahasa inggris
c. Sekolah Menengah Pertama (SMP), berdiri tahun 2007 terakreditasi A,
Menggunakan kurikulum KTSP Plus yaitu integrasi kurikulum Diknas dan
kurikulum Depag. Adapun konsep pembelajaranya berbasis ICT yaitu siswa
belajar menggunakan NOTE BOOK dengan fasilitas sekolah LCD Proyektor.
2. Keadaan SD Al-Zahra Indonesia Pamulang
SD Al-Zahra Indonesia berdiri pada tahun 2009, tetapi penyelenggaraan
SD Al-Zahra Indonesia pada tahun 2001. Sekolah formal ini memiliki jenjang
mulai dari prasekolah hingga pendidikan tinggi. SD Al-Zahra Indonesia
menyelenggarakan beberapa unit yaitu Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar
(SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sekolah Al-Zahra Indonesia adalah
jenis sekolah umum swasta islam (disingkat SUSI) yang melaksanakan kurikulum
nasional. Banyak perubahan yang terjadi selama 12 tahun ini mulai dari bangunan
sekolah yang semakin meluas dan kokoh, meningkatnya setiap tahun jumlah
murid yang mendaftar disekolah SD Al-Zahra ini, dan dengan penambahan guru
ajar disetiap tahunnya.
Jumlah siswa yang terdapat di SD Al-Zahra Indonesia berjumlah 498
siswa., dengan rincian sebagai berikut:
35
Tabel 4.1
Jumlah Siswa SD Al-Zahra Indonesia Pamulang
No. Kelas Jumlah Rombel Jumlah siswa
1 I 4 99
2 II 4 72
3 III 4 75
4 IV 4 89
5 V 4 82
6 VI 4 81
Jumlah 24 498
Jumlah guru dan tenaga kependidikan di sekolah Al-Zahra Indonesia
berjumlah 50 orang, dengan rincian sebagai berikut:
1. Kepala sekolah
2. Dua orang wakil kepala sekolah
3. Tiga puluh delapan orang sebagai guru
4. Dan sembilan orang sebagai tenaga ketatausahaan. (Tabel Jumlah Guru SD
Al-Zahra Indonesia dapat dilihat pada lampiran II)
B. Deskripsi Hasil Pengamatan
1. Gambaran awal penilaian pretest kemampuan siswa pada pembelajaran
keterampilan membaca
Pada pertemuan ini guru memberikan sebuah cerita dan soal pretest
kepada siswa, guru meminta siswa untuk membaca cepat dengan cerita yang
sudah disediakan dan setelah siswa selesai membaca cepat guru memberikan
pertanyaan mengenai cerita yang sudah dibaca. Tindakan ini bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa. Penelitian dilakukan di kelas V
A yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 11 perempuan dan 11 laki-laki. Pada
pertemuan ini peneliti ingin mengetahui kemampuan siswa dalam keterampilan
membaca cepat.
36
Hasil belajar pretest dalam proses pembelajaran keterampilan membaca
dapat dilihat pada tabel yang berada dilampiran III
Berdasarkan tabel di atas nilai pretest siswa rata-rata adalah 55,4. Ada
beberapa siswa yang mendapatklan nilai yang baik dengan nilai 80 dan ada
beberapa siswa yang masih di bawah KKM (70) yaitu 20.
2. Penelitian Pendahuluan
Pada tanggal 18 November 2013 peneliti melakukan observasi ke sekolah
SD Al-Zahra Indonesia yang bertepat dijalan Villa Dago Pamulang untuk
melakukan penelitian, sebelum penelitian ini berlangsung peneliti menemui
kepala sekolah terlebih dahulu untuk meminta izin penelitian serta melihat
keadaan dan ruang lingkup sekolah dan peneliti juga bertemu dengan guru kelas
bidang studi bahasa Indonesia untuk meminta jadwal kegiatan belajar mengajar
yang sudah berlangsung sebelumnya dan berkonsultasi dengan tujuan untuk
mengetahui cara kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan dan untuk
mengetahui permasalahan dan kendala yang sering terjadi dikelas 5 tersebut,
tujuan ini untuk mempermudah proses pembelajaran peneliti dikelas 5 nanti. Pada
kelas 5 ini terdapat 4 kelas yaitu kelas 5A, 5B, 5C, dan 5D. Untuk penelitian yang
akan berlangsung guru bidang studi bahasa Indonesia \memberikan peneliti kelas
5A yang berjumlah 22 siswa yang sudah siap untuk dilakukannya penelitian oleh
penelit. Untuk observasi selanjutnya guru bidang studi bahasa Indonesia mengajak
peneliti untuk melihat atau mengamati proses pembelajaran bahasa Indonesia di
kelas 5A.
Ketika proses pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung peneliti melihat
adanya beberapa kekurangan yaitu kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti
pelajaran bahasa Indonesia, siswa tampak tidak antusias terhadap guru dan teknik
pelajaran yang guru lakukan, sehingga masih ada siswa yang masih tidak mengerti
kemudian bertanya kembali mengenai materi pelajaran yang tadi sudah
disampaikan oleh guru bidang studi bahasa Indonesia .
Kegiatan selanjutnya peneliti bediskusi dengan guru bahasa Indonesia
kelas V untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
37
disusun sebelumnya untuk disesuikan dengan kondisi kelas yang ada sehingga
pembelajaran bisa berjalan sebagaimana semestinya. Kemudian peneliti
mensosialisasikan kepada siswa yang ada dikelas VA untuk menggunakan teknik
skimming pada keterampilan membaca cepat.
3. Tindakan Hasil Siklus I
Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat
penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan
dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya.
Kegiatan pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan pertama
selama 2x35 menit (2 jam pelajaran). Adapun tahap pada siklus I adalah :
a. Tahap Perencanaan
Dalam kegiatan tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan dimulai
dengan menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) bahasa Indonesia
dengan Kompetensi Dasar (KD), menyiapkan bahan cerita, dan soal test. Adapun
peneliti membuat instrument sendiri dari lembar observasi siswa, lembar
observasi guru, dan soal test. Perangkat lain yang perlu disiapkan adalah teknik
skimming atau teknik membaca cepat agar dapat menunjang kelancaran
pelaksanaan pembelajaran yaitu membaca cepat dengan teknik skimming.
Lembar soal test akhir siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan
kemampuan siswa membaca cepat bahasa Indonesia menggunakan teknik
skimming. Lembar observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas
yang terjadi di kelas baik aktivitas peneliti untuk melihat keefektifan proses
keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming.
Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan
menggunakan teknik skimming dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat
bahasa Indonesia siswa. Sedangkan target yang ingin dicapai pada siklus 1 ini
yaitu siswa mampu membaca cepat dengan memahami dan menjawab pertanyaan
dari cerita tersebut.
38
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan
alokasi waktu (2x35 menit) tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran I.
1) Pertemuan Pertama (Selasa, 19 November 20013)
Pertemuan pertama berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang
dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan 08.30 WIB, yang dihadiri 22 orang
siswa. Pada pertemuan pertama ini guru memulai belajar dengan menjelaskan
tujuan pembelajaran dan pendekatan yang akan digu akan selama pembelajaran
berlangsung. Pokok bahasan yang disampaikan adalah pengertian teknik
skimming, cara-cara penggunaan teknik skimming, dan bagaimana cara membaca
cepat menggunakan teknik skimming. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia
selaku guru kelas hadir sebagai observer untuk mengamati dan memberikan
penilaian terhadap aktivitas siswa dan melakukan penelitian pada peneliti ketika
proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada
pertemuan selanjutnya.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran, guru memberikan materi yang sesuai dengan topik pembelajaran,
yaitu menjelaskan teknik skimming, memberitahukan cara penggunaan teknik
skimming dan menjelaskan cara membaca cepat dengan teknik skimming. Siswa
memperhatikan pembelajaran yang guru sampaikan.
Gambar. 4.1 Guru Memberikan Contoh Cara Membaca Cepat Dengan
Teknik Skimming
39
Setelah siswa mengerti atau memahami penjelasan dari guru, lalu guru
meminta siswa maju kedepan meja guru secara bergantian untuk melakukan
membaca cepat menggunakan teknik skimming dengan sebuah dongeng yang
telah guru sediakan dengan batas waktu 1 menit setelah itu guru memberikan
pertanyaan terkait dongeng yang telah dibacakan.
Pada siklus I ini siswa masih ada yang belum bisa menggunakan teknik
skimming didalam membaca cepat ini sehingga keterampilan membaca siswa
masih kurang entah siswa yang masih belum mengerti cara membaca cepat atau
memang siswa tersebut lambat untuk membaca sehingga untuk mendapat
pemahamannyapun kurang. Tetapi ada beberapa murid yang bisa menggunakan
teknik skimming didalam membaca cepat sehingga pemahaman mereka bisa
tercapai
Pertemuan kedua dilaksanakan tes keterampilan membaca cepat dengan
teknik skimming siswa siklus I. Guru meminta siswa maju kedepan meja guru
secara berpasangan untuk membaca cepat menggunakan teknik skimming dengan
cerita yang sudah disediakan oleh guru, kemudian guru mengambil nilai membaca
cepat siswa dari masing-masing siswanya. Berdasarkan hasil observasi dari
seluruh siswa masih ada siswa yang belum mengerti cara menggunakan teknik
skimming, dan siswa yang belum mengertipun malu untuk bertanya kembali
kepada guru. Hal inilah yang perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada
siklus II. Pembelajaran masih harus dilanjutkan karena baru beberapa siswa yang
sudah dikatakan baik aktivitasnya. Sedangkan siswa yang lainnya masih perlu
diperhatikan agar aktivitas pada siklus II menjadi lebih baik.
40
Berdasarkan catatan lapangan yang dilakukan observer pada pembelajaran
siklus I dapat dilihat ditabel berikut
Tabel 4.2 Catatan Lapangan (Siklus I)
No. Kendala/kesulitan guru Solusi/saran perbaikan
1. Siswa tidak tertarik dengan teknik
yang digunakan karna teknik itu
baru pertama kali digunakan
dikelas tersebut dan siswa
menganggap teknik itu sulit untuk
dipelajari
Guru berusaha menarik perhatian
siswa dengan menjelaskan secara
mendetail tentang penggunaan teknik
skimming tersebut dan guru sebisa
mungkin membuat pembelajaran ini
menjadi menyenangkan
2. Siswa tidak percaya diri saat
proses pembelajaran berlangsung
karena keterampilan membaca
mereka kurang lancar
Guru melakukan pendekatan kepada
siswa agar siswa merasa percaya diri
bahwa mereka bisa membaca dengan
lancar dan dapat memahami cerita
tersebut
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
pengamatan dilakukan oleh peneliti, untuk mengamati keaktifan siswa dalan
pembelajaran.
1) Hasil observasi aktivitas siswa
Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada pertemuan
pertama dan kedua ini dapat dilihat pada tabel berikut
41
Tabel 4.3
Form Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Siklus I)
No Aspek yang diamati
Skala Penliaian
Sangat
Baik Baik Cukup kurang
1. Kegiatan Awal
Siswa mendengarkan penjelasan
dari guru mengenai materi yang
sedang disampaikan
√
2. Siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru
mengenai pelajaran yang akan
disampaikan dengan
menggunakan teknik skimming
√
3. Kegiatan Inti
Siswa memperhatikan dengan
baik penyampaian membaca
cepat dengan teknik skimming
√
4. Siswa meminta bantuan dan
bimbingan guru ketika belum
mengerti tentang membaca
cepat dengan teknik skimming
√
5. Perwakilan dari seluruh siswa
membaca cepat dengan teknik
skimming didepan kelas dengan
cerita yang telah disediakan
guru
√
6. Siswa yang ingin mencoba
membaca cepat dengan teknik
skimming dipersilahkan untuk
maju kedepan kelas
√
42
No Aspek yang diamati
Skala Penliaian
Sangat
Baik Baik Cukup kurang
7. Siswa bertanya kepada guru
apabila ada yang belum
dimengerti
√
8. Siswa membaca cepat dengan
teknik skimming dengan
pemahaman
√
9. Penutup
Siswa dan dibimbing oleh guru
menyimpulkan materi yang
telah dipelajari bersama
√
10. Siswa diingatkan oleh guru
untuk mempelajari kembali
materi yang telah diajarkan
√
Hasil observasi aktivitas pembelajaran siswa pada siklus I sudah
baik, hanya saja pada kegiatan disaat siswa belum mengerti tentang materi yang
disampaikan guru, guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya tetapi
siswa kurang antusias dan memilih diam, sehingga pada kegiatan ini masih
dikatakan cukup. Dan pada saat siswa diminta untuk menyampaikan kembali atau
mencontohkan kembali materi tersebut hanya beberapa siswa saja yang antusias
dan pada kegiatan ini masih dikatakan cukup. tetapi pada kegiatan pembelajaran
yang lain sudah termasuk baik.
2) Hasil observasi aktivitas guru
hasil aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada pertemuan pertama
ini dapat dilihat pada tabel berikut ini
43
Tabel 4.4
Form Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran
(Siklus I)
No Aspek yang diamati
Skala Penliaian
Sangat
Baik Baik Cukup kurang
1. Kegiatan Awal
Guru menjelaskan materi yang
disampaikan tentang
keterampilan membaca cepat
√
2. Guru melakukan apersepsi
mengenai pelajaran yang akan
disampaikan
√
3. Kegatan Inti
Guru menjelaskan cara
membaca cepat dengan teknik
skimming
√
4. Guru memberikan contoh
bagaimana cara membaca cepat
menggunakan teknik skimming
√
5. Guru memperhatikan siswa
dalam kegiatan bagaimana cara
membaca cepat dengan teknik
skimming
√
6. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa lain melakukan
membaca cepat dengan teknik
skimming
√
7. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa yang ingin
bertanya mengenai membaca
cepat dengan teknik skimming
√
44
No Aspek yang diamati
Skala Penliaian
Sangat
Baik Baik Cukup kurang
8. Guru meminta seluruh siswa
untuk melakukan membaca
cepat dengan teknik skimming
dan melakukan penilaian
pemahaman siswa
√
9. Penutup
Guru membimbing siswa
menyimpulkan materi yang
telah dipelajari bersama
√
10. Guru mengingatkan siswa untuk
mempelajari kembali materi
yang telah diajarkan
√
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I ini sudah baik, tetapi pada
kegiatan menjelaskan materi guru tidak menjelaskan secara detail sehingga pada
kegiatan ini penyampaian tujuan pembelajaran masih dikatakan cukup. Dan pada
kegiatan guru mencontohkan materi sudah dikatakan baik karena pada saat itu
guru mudah menjelaskan apa tujuan pembelajaran tersebut. Sehingga siswa yang
belum mengerti materi yang disampaikan guru sudah bisa langsung
mencontohkan kembali materi tersebut, dan kegiatan pembelajaran ini sudah
dikatakan baik.
3). Hasil belajar
Hasil belajar dalam proses pembelajaran pada pertemuan pertama ini dapat
dilihat pada tabel yang berada dilampiran IV.
Dari tabel hasil belajar siswa siklus I yang berada dilampiran rata-rata
hasil tes kemampuan membaca adalah 75,4 dengan nilai terendah 40 dan nilai
tertingginya 100. siswa yang mendapat nilai dibawah KKM 9 orang, siswa yang
45
mendapat nilai Standar KKM 8 orang, dan siswa yang mendapat nilai tertinggi 5
orang.
No Nilai Jumlah Siswa
1 0 - 20 -
2 21 - 40 2
3 41 - 60 7
4 61 - 80 8
5 81 - 100 5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81 - 100
Gambar 4.2
Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I
a. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti pada siklus I. Pada siklus ini, masih
banyak kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki ketika memberi tindakan
pada siklus II. Adapun kegagalan yang terjadi pada siklus I ini adalah sebagai
berikut;
1) Banyak siswa yang belum berani bertanya tentang hal yang tidak mereka
mengerti
2) Masih ada beberapa siswa yang malu untuk membaca cepat didepan kelas
46
3) Masih ada beberapa siswa yang belum lancar saat membaca
4) Masih ada beberapa siswa yang tidak dapat memahami sehingga mereka tidak
dapat menjawab pertanyaan dari cerita tersebut.
Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus diperbaiki dalam
pemberian tindakan guru kepada siswa. untuk memperbaiki kelemahan dan
mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada siklus
II perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian tindakan berdasarkan hasil
refleksi dari siklus I.
1. Tindakan Pembelajaran Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II ini secara garis besar sama dengan
pertemuan pertama yaitu menyiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran
(RPP), menyiapkan materi ajar, menyiapkan soal (post-test), dan menyiapkan
lembar observasi peneliti dan siswa.
Berdasarkan hasil dari refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses
pembelajaran harus lebih diarahkan kepada peningkatan pemahaman siswa dalam
membaca cepat melalui teknik skimming. Guru pun harus lebih bisa memberikan
suasana pembelajaran yang santai tetapi serius agar siswa lebih mudah untuk
berkonsentrasi dan memahami cerita yang diberikan. Materi yang akan dibahas
pada siklus ini sama halnya dengan siklus I yakni bagaimana cara membaca cepat
menggunakan teknnik skimming dan memahami cerita tersebut, tetapi hanya saja
cerita yang diberikan oleh guru berbeda pada siklus I. Target pada siklus II ini
pemahan siswa semakin baik dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat
dengan teknik skimming dan pemahaman membaca cepat semakin meningkat
dibandingkan dengan siklus I yaitu sesuai dengan target pencapaian penelitian ini
yakni di atas Keriteria Minimum yang ditentukan 70.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan
alokasi waktu 2x35 menit tiap pertemuanya. Rencana pelaksanaan pembelajaran
siklus II dapat dilihat pada lampiran.
47
1) Pertemuan ke tiga (kamis, 22 November 2013)
Pertemuan di siklus ke II berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran)
yang dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan 08.30 WIB. Kegiatan pembelajaran
diawalai dengan membuka pembelajaran dengan apersepsi dan ice breaking,
untuk membangkitkan semangat belajar siswa. Pada pertemuan ketiga ini semua
siswa yang berjumlah 22 orang hadir smua.
Sebelum guru menyampaikan kembali tujuan pembelajaran dari materi
siklus II ini guru terlebih dahulu mengkondisikan kelas agar lebih kondusif.
Kemudian guru menjelaskan kembali bagaimana cara membaca cepat
menggunakan teknik skimming agar siswa dapat memahmi apa yang telah mereka
baca.
Pada pertemuan ketiga ini, siswa terlihat lebih memperhatikan penjelasan
guru untuk mengetahui yang dimaksud teknik skimming, karena terlihat mereka
sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata seperti teknik skimming dan
keingintahuan mereka sangat besar untuk bisa membaca cepat dengan teknik
skimming. Pada tahap ini terlihat dari 22 orang siswa yang mengikuti
pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming, ternyata
hampir semua siswa dapat memahami cerita yang diberikan guru.
Gambar. 4.3 Guru Menjelaskan Tentang Materi Membaca Cepat
Menggunakan Teknik Skimming
48
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer
memberikan penilaian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan
menyimpulkan apa yang telah dilaksanakan dan memberi saran agar pertemuan
selanjutnya siswa lebih mahir lagi dalam melaksanakan pembelajaran
keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming. Sebagai penutup, peneliti
meminta siswa untuk membaca cerita pendek di rumah yang ada dalam LKS
mereka yang bertujuan agar mereka rajin belajar di rumah.
2) Pertemuan keempat (Jumat, 23 November 2013)
Pertemuan keempat sama halnya dengan pertemuan sebelumnya. Guru
memeriksa absensi atau kehadiran siswa, dan seluruh siswa yang berjumlah 22
orang hadir smua.
Pertemuan ini guru menyiapkan beberapa cerita pendek yang nantinya
akan dibaca oleh seluruh siswa secara bergantian. Tes ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman keterampilan membaca cepat
menggunakan teknik skimming dalam pembelajaran bahasa Indonesia terhadap
materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Sebelum dilaksanakannya tes, guru meminta 2 orang perwakilan untuk
menjelaskan kembali penggunaan teknik skimming didalam membaca cepat lalu
siswa yang lain memperhatikan. Tes ini dilaksanakan selama 45 menit, selama
proses berlangsung suasanapun sangat kondusif.
Gambar 4.4 Guru Mengambil Nilai Membaca Cepat Dan Pehaman Siswa
49
Berdasarkan catatan lapangan pada siklus II yang dilakukan observer
dalam pembelajaran dapat dilihat ditabel berikut
Table 4.5 Catatan Lapangan (Siklus II)
No. Kendala/kesulitan guru Solusi/saran perbaikan
1. Pada siklus II ini tidak terlalu
banyak kendala karena siswa
sudah tertarik untuk belajar
memnabaca cepat menggunakan
teknik skimming. sehingga
pembelajaran yang terjadi dikelas
sudah kondusif.
Guru harus lebih menarik perhatian
siswa dengan pendekatan dan
memberikan motivasi kepada siswa
agar siswa tidak bosan atau malas
untuk terus belajar keterampilan
membaca cepat dengan teknik
skimming.
2. Siswa tidak lagi malu untuk
bertanya sehingga disaat
pembelajaran sudah terlihat
hampir seluruh siswa lancar untuk
membaca cepat menggunakan
teknik skimming.
Guru harus tetap memberi semangat
kepada siswa agar mereka dapat
memahami setiap bahan bacaan yang
mereka baca.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi ini dilakukan untuk mengetahui ketercapaian pada
setiap kegiatan pembelajaran. Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan
tahap pelaksanaan. Tindakan pembelajaran siklus II ini dapat dikatakan sudah
baik, karena dari pertemuan ketiga pembelajaran sudah berjalan dengan tertib dan
lancar. Dan semangat siswa untuk menjadi yang terbaik diantara siswalainnya
terlihat lebih meningkat dibandingkan siklus I. pada siklus II keberanian siswa
dalam bertanya atau menjelaskan sudah lebih baik, jadi pada siklus ini siswa
mulai terbiasa dengan pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan teknik
skimming dan menjalankannya dengan baik. Walaupun tentunya masih ada
kekurangan-kekurangan yang terjadi.
50
1) Hasil observasi aktivitas siswa
hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada pertemuan
ketiga siklus II ini dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.6
Form Lembar Observasi Keaktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran
(Siklus II)
No Aspek yang diamati
Skala Penliaian
Sangat
Baik Baik Cukup kurang
1. Kegiatan Awal
Siswa mendengarkan penjelasan
dari guru mengenai materi yang
sedang disampaikan
√
2. Siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru
mengenai pelajaran yang akan
disampaikan dengan
menggunakan teknik skimming
√
3. Kegatan Inti
Siswa memperhatikan dengan
baik penyampaian membaca
cepat dengan teknik skimming
√
4. Siswa meminta bantuan dan
bimbingan guru ketika belum
mengerti tentang membaca
cepat dengan teknik skimming
√
5. Perwakilan dari seluruh siswa
membaca cepat dengan teknik
skimming didepan kelas dengan
cerita yang telah disediakan
guru
√
51
No Aspek yang diamati
Skala Penliaian
Sangat
Baik Baik Cukup kurang
6. Siswa yang ingin mencoba
membaca cepat dengan teknik
skimming dipersilahkan untuk
maju kedepan kelas
√
7. Siswa bertanya kepada guru
apabila ada yang belum
dimengerti
√
8. Siswa membaca cepat dengan
teknik skimming dengan
pemahaman
√
9. Penutup
Siswa dan dibimbing oleh guru
menyimpulkan materi yang
telah dipelajari bersama
√
10. Siswa diingatkan oleh guru
untuk mempelajari kembali
materi yang telah diajarkan
√
Aktivitas pada lembar observasi siswa pada siklus II ini sudah baik, sudah
banyak mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, setiap kegiatan siswa
sudah bisa dikatakan sangat baik.
2) hasil observasi aktivitas guru
hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada pertemuan
ketiga siklus II ini dapat dilihat pada tabel berikut.
52
Tabel 4.7
Form Lembar Observasi aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran
(Siklus II)
No Aspek yang diamati
Skala Penliaian
Sangat
Baik Baik Cukup kurang
1. Kegiatan Awal
Guru menjelaskan materi yang
disampaikan tentang
keterampilan membaca cepat
√
2. Guru melakukan apersepsi
mengenai pelajaran yang akan
disampaikan
√
3. Kegatan Inti
Guru menjelaskan cara
membaca cepat dengan teknik
skimming
√
4. Guru memberikan contoh
bagaimana cara membaca cepat
menggunakan teknik skimming
√
5. Guru memperhatikan siswa
dalam kegiatan bagaimana cara
membaca cepat dengan teknik
skimming
√
6. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa lain melakukan
membaca cepat dengan teknik
skimming
√
7. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa yang ingin
bertanya mengenai membaca
cepat dengan teknik skimming
√
53
No Aspek yang diamati
Skala Penliaian
Sangat
Baik Baik Cukup kurang
8. Guru meminta seluruh siswa
untuk melakukan membaca
cepat dengan teknik skimming
dan melakukan penilaian
pemahaman siswa
√
9. Penutup
Guru membimbing siswa
menyimpulkan materi yang
telah dipelajari bersama
√
10. Guru mengingatkan siswa untuk
mempelajari kembali materi
yang telah diajarkan
√
Aktivitas pembelajaran pada lembar observasi aktivitas guru pada siklus II
ini sudah baik, banyak peningkatan dari setiap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru atau peneliti, kegiatan peneliti sudah bisa dikatakan sudah baik.
3) Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dalam proses pembelajaran pada pertemuan ketiga siklus II
ini dapat dilihat pada tabel yang berada dilampiran V
Dari tabel pembelajaran siklus II yang berada dilampiran didapat rata-rata
hasil tesnya adalah 86,36 dengan nilai terendahnya 60 dan nilai tertingginya 100.
hampir semua siswa sudah di atas KKM yang ditentukan oleh peneliti yaitu 70,
dan siswa yang mendapatkan nilai 40 1 orang, yang mendapatkan nilai 60 1 orang,
yang mendapatkan nilai 80 11 orang, dan siswa yang mendapatkan nilai 100 9
orang, dari tabel di atas nilai siklus II sudah terlihat banyak peningkatan dibanding
dengan siklus I, pada siklus II ini siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM
hanya 2 orang saja, selebihnya sudah mendapatkan di atas KKM.
54
No Nilai Jumlah Siswa
1 0 - 20 -
2 21 - 40 -
3 41 - 60 2
4 61 - 80 11
5 81 - 100 9
0
2
4
6
8
10
12
0 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81 - 100
Gambar 4.5
Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II
a. Tahap Refleksi
Pada siklus II ini sudah banyak terlihat peningkatan dalam proses
pembelajaran dianytaranya:
1) Banyak siswa yang sudah berani bertanya kepada guru mengenai materi yang
belum dipahami
2) Banyak siswa yang ingin membaca cepat kedepan kelas menggunakan teknik
skimming
3) Banyak siswa yang sudah lancar membaca sehingga tercapainya pemahaman
dari cerita tersebut
55
C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang didapat.
diantaranya sebagai berikut
1. Data hasil tes keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming setiap
akhir siklus
Dari hasil analisis diperoleh tingkat keterampilan membaca cepat bahasa
Indonesia dengan penggunaan teknik skimming siswa tertinggi, tingkat
keterampilan membaca cepat bahasa Indonesia terendah dan rata-rata
keterampilan membaca cepat dengan menggunakan teknik skimming siswa yang
dirangkum sebagai berikut
Tabel 4.8
Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Membaca Cepat dengan
Penggunaan Teknik Skimming
Tingkat Keterampilan
Membaca Cepat
Hasil Tes Keterampilan Membaca Cepat dengan
Teknik Skimming
Siklus I Siklus II
Tingkat tertinggi 100 100
Tingkat terendah 20 60
Rata-rata tingkat 75,45 86,36
Indikator ketercapaian kemampuan membaca cepat dengan teknik
skimming siswa dalam penelitian ini adalah jika siswa mendapatkan nilai
keseluruhan di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 70 yang
ditentukan, maka penelitian dihentikan. dilihat dari persentase tingkat kemampuan
membaca cepat dengan teknik skimming siswa mengalami peningkatan mulai dari
siklus I sampai siklus II. Dari siklus I sebesar 75,45 dan menglami peningkatan
pada siklus II sebesar 10,91 atau sebesar 14%.
56
C. Pembahasan Temuan Penelitian
Peningkatan keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming dalam
proses belajar dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
Peningkatan keterampilan membaca cepat dalam kegiatan belajar
mengajar pada pokok bahasan membaca cepat dengan teknik skimming dapat
memberikan pengalaman baru kepada siswa dalam belajar bahasa Indonesia.
Proses pembelajaran membaca cepat dapat menghilangkan kejenuhan membaca
pada siswa karena dengan menggunakan teknik skimming siswa dapat
memperoleh pengetahuan dan informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat,
sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada saat belajar, kemudian siswa bisa
menggunakan waktunya dengan baik untuk membaca karena dengan banyak
membaca, maka banyak pula pengetahuan dan informasi yang diperoleh dengan
cepat, hal tersebut dapat meningkatkan keinginan siswa untuk membaca.
Pengaruh peningkatan keterampilan membaca cepat dengan teknik
skimming terhadap keterampilan membaca cepat bahasa Indonesia siswa kelas V
sangat berpengaruh, hal ini dapat terbukti dengan hasil tes keterampilan membaca
cepat dengan teknik skimming yang selalu meningkat dari mulai skor rata-rata
75,45 pada siklus I dan 86,36 pada siklus II
Peningkatan keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming dalam
kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa, hal
ini terbukti dengan meningkatnya aktivitas siswa mulai dari siklus I ke siklus II
yang diukur melalui lembar observasi aktivitas siswa dan hasil tes setiap siklus.
Berdasarkan hasil tes keterampilan membaca cepat dengan teknik
skimming siswa siklus II di atas dapat diketahui kondisi akhir keterampilan
membaca cepat dengan teknik skimming semua siswa mencapai KKM yang
ditentukan oleh sekolah yakni 70.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kelas yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan membaca cepat dengan
teknik skimming pada siswa kelas VA SD Al-Zahra Indonesia Pamulang.
Hal tersebut di atas dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran yang semkin meningkat dalam setiap siklusnya, dari aktivitas siswa
yang cukup menjadi baik dan sangat baik hasil tes kemampuan membaca cepat
dengan mengguinakan teknik skimming juga menunjukkan bahwa pada siklus 1
diketahui 13 dari 22 siswa telah mencapai KKM (70) dengan nilai rata-rata 75,45
kemudian meningkat pada siklus 2 diketahui 20 dari 22 siswa telah mencapai
KKM (70) dengan nilai rata-rata kelas 86,36.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas, hipotesis yang
dirumuskan ternyata terbukti kebenarannya bahwa keterampilan membaca melalui
dengan teknik skimming pada siswa kelas V A SD Al-Zahra Indonesia Pamulang
Tahun 2013/2014 dapat ditingkatkan.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas beberapa saran yang dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian penutupan skripsi
ini adalah:
1. Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai panduan bagi guru-
guru dalam pengajaran bahasa Indonesia khususnya dalam mengajar
keterampilan membaca.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pelajaran
bagi siswa atau pihak yang menaruh perhatian pada kajian keterampilan
membaca terutama keterampilan membaca cepat.
58
2. Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pengayaan
bagi guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan membaca
cepat.
b. Hasil penelitian ini digunakan untuk memberikan sumbangan wawasan
dan pengetahuan mengenai pembelajaran keterampilan membaca cepat.
c. Hasil penelitian ini digunakan bagi sekolah sebagai salah satu upaya untuk
menentukan kebijaksanaan dalam menggunakan teknik dalam proses
belajar mengajar.
d. Bagi institusi pendidikan atau guru diharapkan hasil penelitian ini
digunakan sebagai bahan masukan untuk memperkaya informasi mengenai
efektivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan
teknik pembelajaran.
e. Bagi penulis, hasil penelitian ini digunakan sebagai alat bantu untuk
meningkatkan wawasan di bidang pendidikan dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
59
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Listiyanto, Speed Reading, Jogjakarta A+Plus Books, 2010.
Alek dan Ahmad H.P. dkk. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
Prenada Media Grup, 2010 ed. 1.
Arifin, Zaenal, dkk. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Mediyatama Sarana
Perkasa, 1988.
____________. Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009.
_____________. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Cahyani, Isah dan Hodijah, Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar,
Bandung: Upi Press, 2007.
Finoza, Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Insan Mulia 2001.
Harras, Kholid, dkk. Membaca 1, Jakarta: Universitas Terbuka 2007 ed. 1.
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
Bandung: Angkasa, 1979.
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Erlangga
2002.
Laksono, Kisyani, dkk. Membaca 2, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, ed. 1.
Muslich, Masnur, Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi Kedudukan, Fungsi,
Pembinaan, dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara 2010, ed. 1, cet. 1.
Rahim, Farida, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara,
2008, ed. 2.
Saadie, Ma’mur, dkk. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007. ed. 1, cet. Ke-1.
Silitonga, M. dkk, Kemampuan Berbahasa Indonesis Siswa Kelas III SMP
Sumatra: Membaca dan Menulis, Jakarta; Pusat Pembinaan Dan
Pengembangan Bahasa, 1984.
Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat danfektif, Jakarta: Gramedia,
1999.
60
Standar Kompetensi Bahasa Indonesia Jakarta: Departemen Pendidikan Nasioanl
2003.
Subana, dkk, Strategi Belajar Mengajar BAHASA INDONESIA, Bandung:
Pustaka Setia, 2000.
Subyantoro, Membaca Cepat dan efektif, Jakarta: Gramedia, 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: pustaka
Cendikia Utama, 2010.
Sugono, Dendy, Buku Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen
Pendidikan nasional, 2005, ed. 2.
Suhendar, dd, MKDU Bahasa Indonesia pengajaran dan Ujian Keterampilan
Membaca& Keterampilan Menulis, Bandung: Pionir Jaya, 1992.
Tristono, Prambudi Angga, “Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Siliwangi 01
Kecamatan Semarang Barat, Program D2 PGKSD”, Skripsi pada UNES
2006, hh. 5—6, tidak dipublikasikan.
Yunus, Mohamad, at. Al., Bahasa Indoensia (Tim Penulis Bahasa Indonesia UT-
ASMI), Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, ed. 2, cet. Ke-3.
http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2197108-
pengertian-keterampilan-dan-jenisnya/#ixzz2iMDOi4nR.
http://kamusbahasaindonesia.org/keterampilan/mirip.
http://qomarinah.blogspot.com/2009/12/keterampilan-membaca.html.
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
"Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Skimming pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang
pada Tahun Pelajaran 2013/2014" yang disusun oleh Hilda Komalasari dengan
NIM 109018300012 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi
pada tanggal 23 Desember 2013
Jakarta, 23 Desember 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Maknyun Subuki, M.Hum. Dr. Fauzan, MA.
NIP 19800305 200901 1 015 NIP 19761107 200701 1 013
DAFTAR REFERENSI
Nama : Hilda Komalasari
NIM : 109018300012
Judul
: Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui
Teknik Skimming pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V SD Al-Zahra Indonesia
Pamulang pada Tahun Pelajaran 2013/2014
Pembimbing I : Ahmad Bahtiar, M.Hum.
Pembimbing II : Dr. Fauzan, MA.
LAMPIRAN I
Daftar Subjek Penelitian
No. Nama Kelas
1 AFA 5 A
2 AAS 5 A
3 ACKA 5 A
4 ANA 5 A
5 ASM 5 A
6 AM 5 A
7 ANS 5 A
8 AN 5 A
9 MSS 5 A
10 MJA 5 A
11 MDK 5 A
12 MFA 5 A
13 MFA 5 A
14 MRAB 5 A
15 NNR 5 A
16 RAA 5 A
17 RAI 5 A
18 RFID 5 A
19 SSPE 5 A
20 SAAW 5 A
21 TA 5 A
22 TH 5 A
LAMPIRAN II
Jumlah Guru SD Al-Zahra Indonesia
No. Nama L/P Jabatan
1. Ade Muhlis, S.Ag L Ka. Sek
2. AbdRahman, S.Ag L Wk. Ka. Sek
3. Drs. TriyoPurnomo L Wk. Ka. Sek
4. Ir. ArnitaNazir P Guru
5. SitiSuryani, S.Pd P Guru
6. RinaGumulya, S.Pd P Guru
7. Tri Rahmawati, S.Pd P Guru
8. SaepulohNawawi, S. Pd.I L Guru
9. H. Ahmad Mujib, M.Pd.I L Guru
10. MiminSustini, S.Pd P Guru
11. Dra. EttyMarhayati, M.Pd.I P Guru
12. Hj. EndangHartati, S.Pd P Guru
13. Fatkan, S.Ag L Guru
14. Ali Wardana, S.Ag L Guru
15. RahmiZahara P Guru
16. RobiatulAdawiyah, S.Pd P Guru
17. UmiNurjanah, S.Pd P Guru
18. Emilia, S.Pd P Guru
19. Hani Untari, S.Pd P Guru
20. Ridwan, S.Ag L Guru
21. Abdul Razak, S.Pd.I L Guru
22. AkhmadToyib, S.Pd L Guru
23. Dayat, S.Pd L Guru
24. Yakub, S.Pd.I L Guru
25. KhoiruRosyidah, S.Pd P Guru
26. Nurlelah, S.Kom P Guru
No. Nama L/P Jabatan
27. Tanti Asriliani, S.Si P Guru
28. YessiNidra, S.Pd.I P Guru
29. Moh. Busyairi, S.Ag L Guru
30. Endang Lestari, S.Ag P Guru
31. Zulkarnain, S.Sos L Guru
32. Nurhayati. S.Pd.I P Guru
33. Ismail L Guru
34. Windi effendi, S.Pd P Guru
35. Thoyibjanuardi, S.Kom L Guru
36. Indrasari K. Devi, S.Pd P Guru
37. Rita Andini P Guru
38. Nita HailiRusiana P Guru
39. TheaUmbara Sari, S.Pd P Guru
40. Rahmadani, S.Pd P Guru
41. MunawirSadzali L Guru
42. Muhtarom L TU
43. Latifah P Staf. TU
44. Nurjaya L OB
45. SelviMaryati P OB
46. Supono L OB
47. Nawam L OB
48. Khayun L OB
49. Sulistiyo L OB
50. UsepGunawan L Security
LAMPIRAN III
NilaiPretest SiswapadaPembelajaranKeterampilanMembacaCepat
No. Nama Kecepatan
Membaca
Nilai
1 AFA 78 20
2 AAS 210 80
3 ACKA 142 60
4 ANA 131 60
5 ASM 114 60
6 AM 132 60
7 ANS 150 80
8 AN 91 20
9 MSS 138 60
10 MJA 128 40
11 MDK 166 80
12 MFA 161 80
13 MFA 114 40
14 MRAB 132 60
15 NNR 132 60
16 RAA 135 60
17 RAI 142 60
18 RFID 41 20
19 SSPE 144 60
20 SAAW 148 80
21 TA 127 40
22 TH 104 40
Jumlah 2860 1220
Rata-rata 130 55,4
LAMPIRAN IV
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nama Kecepatan
Membaca
Nilai Keterangan
1. AFA 98 40 BL
2. AAS 278 100 T
3. ACKA 185 80 T
4. ANA 137 60 BL
5. ASM 155 60 BL
6. AM 205 80 T
7. ANS 245 100 T
8. AN 145 60 BL
9. MSS 139 60 BL
10. MJA 148 60 BL
11. MDK 269 100 T
12. MFA 265 100 T
13. MFA 162 80 T
14. MRAB 202 80 T
15. NNR 199 80 T
16. RAA 157 60 BT
17. RAI 222 100 T
18. RFID 115 40 BT
19. SSPE 190 80 T
20. SAAW 172 80 T
21. TA 148 60 BT
22. TH 159 80 T
Jumlah 3995 1660
Rata-rata 181 75,45
Keterangan: BL= Belum Lulus
L = Lulus
LAMPIRAN V
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Kecepatan
Membaca
Nilai
Keterangan
1. AFA 148 60 BL
2. AAS 280 100 T
3. ACKA 209 100 T
4. ANA 187 80 T
5. ASM 179 80 T
6. AM 224 80 T
7. ANS 263 100 T
8. AN 179 80 T
9. MSS 211 80 T
10. MJA 218 80 T
11. MDK 267 100 T
12. MFA 273 100 T
13. MFA 184 80 T
14. MRAB 228 100 T
15. NNR 221 100 T
16. RAA 184 80 T
17. RAI 235 100 T
18. RFID 148 60 BL
19. SSPE 216 80 T
20. SAAW 199 80 T
21. TA 189 80 T
22. TH 219 100 T
Jumlah 4661 1900
Rata-rata 211 86,36
Keterangan: BL= Belum Lulus
L = Lulus
PEMIMPIN KODOK
Dahulu kala, ketika dunia masih sangat muda, ada sebuah kolam di tepi hutan. Di
dalamnya tinggal ratusan ekor kodok yang bisa berbicara. Sungguh menyenangkan jika kita
mengendap-endap di balik pohon lalu mendengarkan mereka diam diam ketika mereka sedang
berbicara dengan sangat gembira.
Mereka berbicara terlalu banyak sehingga suatu saat mereka kehabisan bahan obrolan.
Akhirnya mereka menjadi bosan tinggal di kolam yang sepi dan mereka menginginkan hiburan
yang begitu menyenangkan.
Kodok kodok itu lalu berkumpul dan memutuskan bahwa mereka menginginkan seorang
raja. Lalu mereka berdoa dengan suara nyaring bersahut sahutan agar mereka dipilihkan seorang
raja yang sangat baik dan tampan.
Tiba tiba sebatang batang pohon jatuh dari langit. Batang pohon itu tercebur ke dalam
kolam, air terciprat ke semua arah, menghujani ratusan kodok yang berlompatan ketakutan ke
pinggir kolam. Sehari semalam kodok kodok itu bersembunyi di bawah daun teratai yang
mengapung di permukaan kolam, tidak berani melangkah terlalu dekat dengan raja baru mereka.
Seekor kodok yang paling berani di antara mereka lalu keluar dari tempat
persembunyiannya. Dia mendekat dengan hati hati dan mengamati sang raja. Akhirnya yang lain
ikut maju dan berenang hati hati di sekeliling batang pohon yang mengapung itu.
"Raja yang lucu," ucap seekor kodok menghina. Mereka akhirnya menyadari sang raja tidak bisa
menolong atau memerintah mereka. Segera mereka berdoa lagi bersahut sahutan meminta raja
yang mereka inginkan yaitu yang baik dan tampan.
Tak berapa lama, seekor burung bangau yang besar hinggap di tepi kolam. Sebuah
mahkota emas berkilauan tampak di kepalanya dan mengira bahwa itu seorang raja yang mereka
inginkan, sang burung bangaupun berkata "Wahai kodok kodok, saya adalah raja kalian!" Seru
sang bangau dengan suara keras. Lalu dia berjalan cepat ke dalam kolam dan dengan cepat
menelan para kodok itu secepat yang ia bisa.
Para kodok itu berlompatan lagi ketakutan, tapi kali ini mereka tidak bisa menghindari
kecepatan paruh sang bangau. "Oh kenapa, kenapa kita tidak memerintah diri kita sendiri saja?"
seekor kodok bersedih hati dan sangat menyesal. Sang bangau itu makan hingga perutnya penuh,
lalu dia terbang pergi. Tapi para kodok itu sekarang tak bisa berbicara karena begitu ketakutan.
Mulai saat itu yang bisa mereka lakukan hanyalah mengeluarkan suara kodok
...dodododok...dododok.
ANAK PENGEMBALA DAN SRIGALA
Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya yang terletak
didekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya itu. Karena mulai merasa bosan
tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main
dengan anjingnya dan memainkan serulingnya dengan sangat merdu sampai seluruh kampung
dapat mendengarnya dan mengenali siapa yang memainkan seruling tersebut.
Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa
yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan
berbagai macam rencana yang akan ia lakukan.
Tuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan
dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang
membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat
serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya. Dan anak
gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah
kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, "Serigala, serigala, serigala!"
Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat
meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya.
Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil
menipu orang-orang sekampung.
Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, "Serigala! Serigala!
serigala!", kembali orang-orang kampung yang berlari datang untuk menolongnya, dan lagi-lagi
hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak kembali. Dan orang
kampumgpun merasa jengkel dan merasa dibohomgi oleh pengembala tersebut.
Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan
menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.
Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, "Serigala!
serigala! Serigala!" Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka
tidak datang untuk membantunya.
"Dia tidak akan bisa menipu kita lagi," kata mereka.
Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh
sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.
Dan sang pengembala itupun dmarahi dan tidak dapat kepercayaan kembali oleh tuannya
yang sangat begitu galak begitupun oleh orang-orang kampung yang sudah dbuat jengkel oleh
ulahnya yang menurut mereka itu sudah kelewatan karna mereka sudah dbohongi sampai
berkali-kali.
TIMUN MAS
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa.
Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak. Setiap hari mereka berdoa agar segera
diberi seorang anak.
Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa
suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.Tanamlah biji ini. Nanti
kau akan mendapatkan seorang anak perempuan, kata Raksasa. Terima kasih, Raksasa, kata
suami istri itu. Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,
sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir
panjang mereka setuju.
Suami istri petani itu kemudian menanam biji mentimun itu. Mereka merawat tanaman
itu dengan baik. Kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan. Buah mentimun
itu semakin lama semakin besar. Ketika buah itu masak, dengan hati-hati mereka memotong
buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan
yang sangat cantik. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
Tahun demi tahun. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya
sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas
yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun
Mas.
Petani itu mencoba tenang. Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan
memanggilnya, katanya. Petani itu segera menemui anaknya. Anakkku, ambillah ini, katanya
sambil menyerahkan sebuah kantung kain. Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang
larilah secepat mungkin, katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.
Mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup
lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan.
Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera
mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa.
Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.
Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun
Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu
dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap
Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri.
Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun
Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika
tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan
mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa
tertidur.
Timun Mas kembali melarikan diri. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka
lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun
Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang.
Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke
dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke
dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam. Dan Timun Mas lega. Ia telah
selamat.
SINGA DAN TIKUS
Seekor singa sedang tidur dengan lelap di dalam hutan, dengan kepalanya yang besar
bersandar pada telapak kakinya. Seekor tikus kecil secara tidak sengaja berjalan di dekatnya, dan
setelah tikus itu sadar bahwa dia berjalan di depan seekor singa yang tertidur, sang Tikus
menjadi ketakutan dan berlari dengan cepat, tetapi karena ketakutan, sang Tikus malah berlari di
atas hidung sang Singa yang sedang tidur. Sang Singa menjadi terbangun dan dengan sangat
marah menangkap makhluk kecil itu dengan cakarnya yang sangat besar.
"Ampuni saya!" kata sang Tikus. "Tolong lepaskan saya dan suatu saat nanti saya akan
membalas kebaikanmu."
Singa menjadi tertawa dan merasa lucu saat berpikir bahwa seekor tikus kecil akan dapat
membantunya. Tetapi dengan baik hati, akhirnya singa tersebut melepaskan tikus kecil itu.
Suatu hari, ketika sang Singa mengintai mangsanya di dalam hutan, sang Singa tertangkap oleh
jala yang ditebarkan oleh pemburu. Karena tidak dapat membebaskan dirinya sendiri, sang Singa
mengaum dengan marah ke seluruh hutan. Saat itu sang Tikus yang pernah dilepaskannya
mendengarkan auman itu dan dengan cepat menuju ke arah dimana sang Singa terjerat pada jala.
Sang Tikus kemudian menemukan sang Singa yang meronta-ronta berusaha membebaskan diri
dari jala yang menjeratnya. Sang Tikus kemudian berlari ke tali besar yang menahan jala
tersebut, dia lalu menggigit tali tersebut sampai putus hingga akhirnya sang Singa dapat
dibebaskan.
"Kamu tertawa ketika saya berkata akan membalas perbuatan baikmu," kata sang Tikus.
"Sekarang kamu lihat bahwa walaupun kecil, seekor tikus dapat juga menolong seekor singa."
Kebaikan hati selalu mendapat balasan yang baik.
KERA YANG SOMBONG
Pada suatu hari sang Raja Hutan “Singa” ditembak oleh seorang pemburu, penghuni
hutan rimba jadi gelisah. Mereka tidak mempunyai Raja lagi. Selang beberapa lama seluruh
penghuni hutan rimba berkumpul untuk memilih Raja yang baru.
Pertama yang dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi macan tutul menolak. “Jangan,
melihat manusia saja aku sudah lari tunggang langgang,” ujarnya. “Kalau gitu Badak saja, kau
kan amat kuat,” kata binatang lain. “Tidak-tidak, penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak
pohon berkali-kali.” ujar sang Badak. “Oh, mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan
besar..”, ujar binatang-binatang lain. “Aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat lambat,”
sahut gajah.
Binatang-binatang menjadi bingung, mereka belum menemukan raja pengganti. Ketika
hendak bubar, tiba-tiba kera berteriak, “Manusia saja yang menjadi raja, ia kan yang sudah
membunuh Singa”. “Tidak mungkin,” jawab tupai. “Coba kalian semua perhatikan aku?, aku
mirip dengan manusia bukan ?, maka akulah yang cocok menjadi raja,” ujar kera.
Setelah melalui perundingan, penghuni hutan sepakat Kera menjadi raja yang baru.
Setelah diangkat menjadi raja, tingkah laku Kera sama sekali tidak seperti Raja. Kerjanya hanya
bermalas-malasan sambil menyantap makanan yang lezat-lezat. Penghuni binatang menjadi
kesal, terutama srigala. Srigala berpikir, “bagaimana si kera bisa menyamakan dirinya dengan
manusia ya?, badannya saja yang sama, tetapi otaknya tidak”.
Srigala mendapat ide. Suatu hari, ia menghadap kera. “Tuanku, saya menemukan
makanan yang amat lezat, saya yakin tuanku pasti suka. Saya akan antarkan tuan ke tempat itu,”
ujar srigala. Tanpa pikir panjang, kera, si Raja yang baru pergi bersama srigala. Di tengah hutan,
teronggok buah-buahan kesukaan kera. Kera yang tamak langsung menyergap buah-buahan itu.
Ternyata, si kera langsung terjeblos ke dalam tanah. Makanan yang disergapnya ternyata jebakan
yang dibuat manusia.
“Tolong?tolong,” teriak kera, sambil berjuang keras agar bisa keluar dari perangkap.
“Hahahaha! Tak pernah kubayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak dalam
perangkap yang dipasang manusia, Raja seperti kera mana bisa melindungi rakyatnya,” ujar
srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatang-binatang meninggalkan kera,
seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada kera di dalamnya, ia langsung membawa
tangkapannya ke rumah.
Jadi, Perlakukanlah teman-teman kita dengan baik, janganlah sombong dan bermalas-
malasan. Jika kita sombong dan memperlakukan teman-teman semena-mena, nantinya tidak akan
mempunyai teman lagi.
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / II
Pertemuan ke- : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 4 x 35menit
Standar Kompetensi : Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75
kata/menit
Kompetensi dasar : Menemukan gagasan utama suatu teks yang yang dibaca dengan
kecepatan 75 kata per menit
Indikator : - Membaca teks bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit
- Mengidentifikasi gagasan utama dari teks bacaaan yang telah dibaca
Tujuan Pembelajaran : - Dengan metode ceramah dengan teknik Skimming siswa dapat
membaca teks bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit dengan
baik
- Dengan metode penugasan dan teknik skimming siswa dapat
menemukan gagasan utama dari setiap bacaan dengan tepat
Materi Ajar : Membaca cepat, teks cerita
Metode Pembelajaran : Ceramah, Penugasan, Tanya jawab.
Teknik : Skimming (membaca cepat)
Langkah-langkah Pembelajaran :
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengucap salam dan berdoa
sebelum memulai kegiatan
pembelajaran
Absensi
Melakukan apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menjawab salam dan
berdoa
Mendengarkan
Menjawab pertanyaan
guru
memperhatikan
Religius
Perhatian
Mandiri
Rasa ingin tahu
B. Kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Dengan metode ceramah guru
menjelaskan cara membaca cepat,
dengan media buku teks Bahas
Indonesia yang telah siswa miliki
Guru meminta perwakilan siswa
untuk membaca cepat menggunakan
teknik skimming dengan materi dan
(teks cerita) yang sudah diberikan
Guru bersama siswa
mengidentifikasi gagasan utama dari
teks cerita yang telah dibaca
Memperhatikan
penjelasan materi
yang dijelaskan oleh
guru
Melaksanakan
perintah guru untuk
mencoba membaca
cepat dengan teknik
skimming didepan
kelas
Siswa bersama-sama
mengidentifikasi
gagasan utama dari
teks cerita yang telah
dibaca
Rasa ingin tahu
Percaya diri
Komunikasi
Kerjasama
Kreatif
B.2 Elaborasi
Kegaiatan guru Kegiatan siswa Niali karaktek
Guru mengamati proses
pembelajaran
Guru meminta siswa maju kedepan
kelas membaca cepat menggunakan
teknik skimming dengan materi yang
telah guru buat
Guru memberikan pertanyaan yang
terkait dari teks tersebut
Melakukan kegiatan
pembelajaran
Secara bergantian
siswa maju kedepan
meja guru untuk
membaca teks dengan
cepat menggunakan
teknik skimming
dengan teks cerita
yang telah disediakan
oleh guru ,
Siswa menjawab
pertanyaan yang guru
berikan
Perhatian
Mandiri
Percaya diri
Tanggung jawab
Kompetisi
B.3 Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
Guru memberikan penguatan terkait
materi yang telah diberikan
Meluruskann kekeliruan yang terjadi
selama proses pembelajran
Memperhatiakan dan
mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya tentang hal-
hal yang belum
dimengerti
Perhatian
Disiplin
Perhatian
Percaya diri
C. Penutup
Media Pembelajaran : Buku teks Bahasa Indonesia, Teks cerita
Sumber Belajar :
Penilaian :
No. Kecepatan Membaca Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
NB: Nilai =
x 100
Jakarta,
Mengetahui Guru Kelas V
Kepala Sekolah
(Ade Muchlis S.Ag) (Hilda Komalasari)
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / II
Pertemuan ke- : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 4 x 35menit
Standar Kompetensi : Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75
kata/menit
Kompetensi dasar : Menemukan gagasan utama suatu teks yang yang dibaca dengan
kecepatan 75 kata per menit
Indikator : - Membaca teks bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit
- Mengidentifikasi gagasan utama dari teks bacaaan yang telah dibaca
Tujuan Pembelajaran : - Dengan metode ceramah dengan teknik Skimming siswa dapat
membaca teks bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit dengan
baik
- Dengan metode penugasan dan teknik skimming siswa dapat
menemukan gagasan utama dari setiap bacaan dengan tepat
Materi Ajar : Membaca cepat, teks cerita
Metode Pembelajaran : Ceramah, Penugasan, Tanya jawab
Teknik : Skimming (membaca cepat)
Langkah-langkah Pembelajaran :
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengucap salam dan berdoa
sebelum memulai kegiatan
pembelajaran
Absensi
Melakukan apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menjawab salam dan
berdoa
Mendengarkan
Menjawab pertanyaan
guru
memperhatikan
Religius
Perhatian
Mandiri
Rasa ingin tahu
B. Kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Dengan metode ceramah guru
menjelaskan cara membaca cepat,
dengan dengan teks cerita yang
sudah dibuat
Guru meminta perwakilan siswa
untuk membaca cepat menggunakan
teknik skimming dengan materi dan
(teks cerita) yang sudah diberikan
Guru bersama siswa
mengidentifikasi gagasan utama dari
teks cerita yang telah dibaca
Memperhatikan
penjelasan materi
yang dijelaskan oleh
guru
Melaksanakan
perintah guru untuk
mencoba membaca
cepat dengan teknik
skimming didepan
kelas
Siswa bersama-sama
mengidentifikasi
gagasan utama dari
teks cerita yang telah
dibaca
Rasa ingin tahu
Percaya diri
Komunikasi
Kerjasama
Kreatif
B.2 Elaborasi
Kegaiatan guru Kegiatan siswa Niali karaktek
Guru mengamati proses
pembelajaran
Guru meminta siswa maju kedepan
kelas untuk membaca cepat
menggunakan teknik skimming
dengan materi teks cerita yang telah
guru sediakan di power point
Guru memberikan pertanyaan yang
terkait dari teks tersebut
Melakukan kegiatan
pembelajaran
Secara bergantian
siswa maju kedepan
kelas untuk membaca
teks cerita dengan
cepat menggunakan
teknik skimming
dengan materi yang
telah guru sediakan di
power point
Siswa menjawab
pertanyaan yang guru
berikan
Perhatian
Mandiri
Percaya diri
Tanggung jawab
Kompetisi
B.3 Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
Guru memberikan penguatan terkait
materi yang telah diberikan
Meluruskann kekeliruan yang terjadi
selama proses pembelajran
Memperhatiakan dan
mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya tentang hal-
hal yang belum
dimengerti
Perhatian
Disiplin
Perhatian
Percaya diri
C. Penutup
Media Pembelajaran : Buku teks Bahasa Indonesia, Teks cerita
Sumber Belajar :
Penilaian :
No. Kecepatan Membaca Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
NB: Nilai =
x 100
Jakarta,
Mengetahui Guru Kelas V
Kepala Sekolah
(Ade Muchlis S.Ag) (Hilda Komalasari)
BIODATA PENULIS
Hilda Komalasari, adalah mahasiswa, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas
Tarbiyah dan keguruan, Universitas Islam Negeri
Jakarta, NIM 109018300012.
Penulis adalah anak pertama dari tiga
bersaudara, yang lahir di Bekasi pada tanggal 30 Juni
1992. Bertepat tinggal di Jl. Mustikasari Rt 001 Rw 004
No. 59 Bantar Gebang, Bekasi Timur.
Riwayat pendidikan yang telah dituntaskan oleh penulis, Taman Kanak-
kanak (TK) Islam Al-Kamal Tahun Pelajaran 1996/1997. Sekolah Dasar (SD)
Bantar Gebang I Tahun Pelajaran 2002/2003. Madasah Tsanawiyah (MTs) An-
Nida Al-Islamy Tahun Pelajaran 2005/2006. Madrasah Aliyah (MA) An-Nida
Al-Islamy Tahun Pelajaran 2008/2009. Perguruan Tinggi Universitas Negeri
(UIN) Jakarta, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 2013.
Tugasakhir yang harus dibuat oleh setiap mahasiswa untuk mendapatkan
gelar sarjana memanglah tidak mudah, banyak yang harus diperjuangkan.Pada
akhirnya syukur Alhamdulillah tugas akhir tersebut dapat saya selesaikan, atas
bimbingan dosen pembimbing dan dukungan dari orang tua, teman-teman PGMI
angkatan 2009 saya dapat menyelesaikan dengan baik.