perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI
PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL
PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT
DI KELAS RSBI XI IPA 1
SMA N 1 SURAKARTA
SKRIPSI
OLEH:
KARTIKA WIDIASTUTI
K4305016
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI
PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL
PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT
DI KELAS RSBI XI IPA 1
SMA N 1 SURAKARTA
OLEH:
KARTIKA WIDIASTUTI
K4305016
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd Meti Indrowati, S.Si, M.Si
NIP. 194702011976032001 NIP. 197810012001122002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk mamenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : ..................................
Tanggal : ..................................
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra Sri Widoretno,M.Si ......................
Sekretaris : Dra. Muzzayinah, M.Si ......................
Anggota I : Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd ......................
Anggota II : Meti Indrowati, S.Si, M.Si ......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 196007271987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Kartika Widiastuti. K4305016. PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT DI KELAS RSBI SMA N 1 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Peningkatan keaktifan
bertanya siswa dalam pembelajaran biologi dengan penerapan strategi motivasi
dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort pada siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1
Surakarta, 2) Besarnya peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran
biologi melalui penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe card
sort.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersiklus. Tiap
siklus terdiri dari 4 tahapan dasar yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, angket, wawancara,
dan kajian dokumen. Validitas data menggunakan teknik triangulasi yaitu
triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
Simpulan penelitian yang diperoleh adalah penerapan strategi motivasi
dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort dapat meningkatkan keaktifan bertanya
siswa dalam pembelajaran biologi. Hal ini dilihat dari hasil penelitian yang
menunjukkan adanya peningkatan setiap indikator keaktifan bertanya dalam
pembelajaran biologi dari siklus I ke siklus II telah dapat mencapai target yang
ditentukan. Target untuk indikator keaktifan bertanya adalah 50%. Pada siklus I,
persentase indikator keaktifan bertanya sebesar 34,89% dan siklus II sebesar
56,21%. Besarnya peningkatan keaktifan bertanya siswa berdasarkan indikator
keaktifan bertanya adalah sebesar 21,32%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh
mengetahui, sedang kamu tidak.
(Al Baqarah: 216)
”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(Q.S. Al Baqarah : 286)
Gagal berarti harus memupuk semangat lagi untuk berusaha lebih baik lagi untuk
mendapatkan yang lebih baik dan yang terbaik. Karena kegagalan bukan akhir
segalanya tetapi awal dari sebuah kesuksesan.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
v Ibu, Ibu, dan Ibuku tersayang, wanita terhebat di dunia bagiku..terima
kasih tiada terkira untukmu Ibu…
v Bapak, atas nasihat dan segala pengertian Bapak…terima kasih sedalam-
dalamnya...
v Mbak ita dan ade’ Q ratna terima kasih atas keceriaan yang kalian
berikan….
v Dede’ Irsyad tersayang yang selalu memberikan kecerian dengan tingkah
lutuna….
v Bu Alvi dan Bu Meti, terima kasih atas bimbingan dan nasehatnya…
v Ambar, sulis, anika, rini, ika, noerma, isnul…our friendship will never end,
terima kasih atas kebersamaannya…...
v Annisa tercinta: bunda, rophe, dek djati, aini, desita, heni, kiki, nana,
dkk,,,ga ada kalian ga rame..
v Biologi 2005, terima kasih atas kebersamaan dan perjuangan yang tak kan
terlupakan.
v Para inspiratorku, yang slalu membantuku, yang slalu doain aku,,,terima
kasih…
v Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat, hidayah dan inayahNya senantiasa memberikan petunjuk dan
pertolongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
““PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI
PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL
PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT DI KELAS RSBI XI IPA 1
SMA N 1 SURAKARTA” untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar
Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui
berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk
bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Dra.Hj Alvi Rosyidi, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
5. Ibu Meti Indrowati, S.Si, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
6. Kepala SMA Negeri 1 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
7. Guru Biologi kelas RSBI SMA Negeri 1 Surakarta yang telah membantu
kelancaran penelitian dan kerjasamanya.
8. Siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
9. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah
membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, begitu pula
dengan penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran
sangat penting saya harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Surakarta, Januari 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN ABSTRAK v
HALAMAN MOTTO vi
HALAMAN PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
D. Perumusan Masalah 4
E. Tujuan Penelitian 4
F. Manfaat Penelitian 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 6
A. Tinjauan Pustaka 6
1. Keaktifan Bertanya Siswa 6
2. Strategi Motivasi Dalam Pembelajaran Aktif Tipe
Card Sort 9
B. Kerangka Berpikir 15
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 18
A. Tempat dan Waktu Penelitian 18
1. Tempat Penelitian 18
2. Waktu Penelitian 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 18
C. Sumber Data 20
D. Teknik Pengumpulan Data 20
1. Observasi 20
2. Wawancara 21
3. Angket 21
E. Validitas Data 22
F. Analisis Data 22
G. Prosedur Penelitian 23
BAB IV. HASIL PENELITIAN 27
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 27
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 28
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 33
1. Siklus I 33
2. Siklus II 43
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 60
A. Simpulan 60
B. Implikasi 60
C. Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Frekuensi Setiap Indikator Keaktifan Bertanya Siswa dalam
Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus 29
Tabel 2. Frekuensi Setiap Indikator Keaktifan Bertanya Siswa dalam
Kegiatan Pembelajaran Siklus I 35
Tabel 3. Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran dengan Penerapan Strategi
Motivasi Dalam Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Siklus I 36
Tabel 4. Frekuensi Setiap Indikator Keaktifan Bertanya Siswa dalam
Kegiatan Pembelajaran Siklus II 46
Tabel 6. Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran dengan Penerapan Strategi
Motivasi Dalam Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Siklus II 47
Tabel 7. Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran dengan Penerapan Strategi
Motivasi dalam Pembelajaran Aktif Card Sort Siklus I dan
Siklus II 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir 17
Gambar 2. Skema Prosedur penelitian Tindakan Kelas 26
Gambar 3. Diagram Batang Presentase Hasil Observasi Pra Siklus dan
Siklus I 40
Gambar 4. Diagram Batang Presentase Hasil Observasi Siklus I dan
Siklus II 50
Gambar 5. Diagram Batang Presentase Hasil Observasi Prasiklus, Siklus I,
dan Siklus II 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Dan Data Hasil Penelitian
a. Silabus Biologi SMA kelas X Materi sistem endokrin dan
ketahanan tubuh 64
b. RPP Siklus I 69
c. RPP Siklus II 77
d. Transkrip Wawancara Pra Siklus 83
e. Lembar Obervasi Keaktifan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran
Pra Siklus 88
f. Lembar Obervasi Keaktifan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran
Siklus I 90
g. Lembar Obervasi Keaktifan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran
Siklus II 92
h. Angket Keterlaksanaan Sintak Pembelajaran Aktif Card Sort 94
i. Wawancara Guru 99
j. Wawancara Siswa 101
Lampiran 2. Perijinan
a. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi 105
b. Surat Keputusan Ijin Penyusunan Skripsi 106
c. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out 107
d. Surat Keterangan dari Kepala Sekolah SMA N 1 Surakarta 108
Lampiran 3. Dokumentasi 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai suatu pendidikan formal bertugas untuk menghasilkan
peserta didik yang berkualitas agar dapat berperan aktif dalam masyarakat. Peserta
didik yang utuh dan berkualitas adalah peserta didik yang seimbang antara
kemampuan moral, intelektual, sikap, keterampilan, dan mampu berpikir kritis
yang didapatkan melalui proses belajar mengajar di sekolah. Guru sebagai salah
satu komponen dalam proses pembelajaran memiliki posisi yang sangat
menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Keterlibatan guru dalam proses
pembelajaran adalah sebagai fasilitator yaitu membantu siswa sehingga
mengantarkan siswa ke dalam proses pembelajaran yang bermakna.
Seiring dengan dinamika pendidikan global, saat ini banyak sekolah
menengah mulai membuka program RSBI. Program RSBI atau Rintisan Sekolah
Bertstandar Internasional merupakan salah satu program yang menerapkan
penggunaan bahasa bilingual dalam hal ini bahasa Internasional yaitu bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia dalam proses pembelajarannya.
Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara dua
unsur manusiawi, yakni siswa dan guru. Dalam interaksi tersebut, siswa lebih
sebagai subjek pokok bukan objek belajar yang selalu dibatasi dan diatur oleh
guru. Sebagai subyek dalam pembelajaran, siswa diharuskan aktif agar dapat
belajar sesuai dengan bakat dan segala potensi yang dimiliki siswa. Keaktifan
siswa dapat diwujudkan baik keaktifan secara fisik maupun keaktifan mental.
Interaksi yang baik antara guru dan siswa sangat diperlukan agar proses
pembelajaran bermakna dapat berlangsung efektif. Interaksi belajar mengajar
dapat dilakukan dengan mengaktifkan siswa menggunakan teknik tanya jawab
atau dialog yang interaktif dalam proses pembelajaran. Adanya interaksi multi
arah dengan secara langsung akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran mata pelajaran
Biologi di kelas XI IPA 1 program RSBI tahun ajaran 2008/2009 di SMA N 1
Surakarta menunjukkan dalam proses pembelajaran sudah digunakan dua bahasa
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Proses pembelajaran masih bersifat Teacher
Centre, belum melibatkan keterlibatan siswa secara menyeluruh. Siswa lebih
banyak mendengar dan menulis apa yang disampaikan oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa terlihat masih kurang dalam proses
pembelajaran, terutama keaktifan siswa untuk bertanya kepada guru tentang
materi yang belum dipahami oleh siswa. Hanya sekitar 6-7 anak (20%) yang
berani bertanya tentang materi yang belum dipahami. Selebihnya sekitar 80 %
siswa masih pasif bertanya.
Melalui hasil observasi tersebut, dapat diartikan sebagian besar siswa pasif
selama pembelajaran. Hasil observasi diperkuat dengan keterangan dari guru yang
menyatakan selama pembelajaran keaktifan siswa dalam bertanya sangat kurang,
Menurut penuturan siswa, terdapat keengganan siswa untuk bertanya kepada guru
karena malu, takut, tidak tahu, dan bila ada hal-hal yang kurang jelas lebih
memilih bertanya kepada teman yang lebih pandai.
Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil
tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam
kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar (Sardiman, 2007:75). Seorang siswa yang mempunyai intelegensi
yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Bagi siswa
motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong
untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan
senang karena didorong motivasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam
kegiatan pembelajaran diperlukan suatu strategi yang dapat membangkitkan
motivasi siswa untuk belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Strategi motivasi yang dimaksud adalah suatu cara yang ditempuh untuk
menumbuhkan suatu tingkah laku tertentu agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, tingkah laku yang akan
ditumbuhkan adalah keaktifan bertanya siswa, dalam hal ini pemberian motivasi
bertujuan untuk merangsang keaktifan bertanya siswa. Selanjutnya melalui
penerapan strategi motivasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan keaktifan
bertanya siswa dalam pembelajaran.
Salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi adalah dengan penggunaan
metode pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran aktif (active learning)
merupakan salah satu pendekatan yang berusaha untuk memperkuat dan
memperlancar stimulus serta respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang
membosankan bagi siswa. Proses pembelajaran yang belangsung di dalam kelas
akan lebih bermakna apabila dalam proses pembelajaran tersebut siswa aktif dan
bisa terlibat secara langsung. Salah satu model pembelajaran yang dapat
melibatkan keaktifan siswa secara menyeluruh, terutama dalam hal keaktifan
bertanya siswa dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran aktif
(active learning) tipe card sort. Card Sort merupakan teknik pembelajaran aktif
yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui pemberian
tugas terkait dengan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta, atau menilai informasi
yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa melalui cara yang menyenangkan.
Model pembelajaran aktif tipe card sort menggunakan fasilitas kartu, dalam kartu
tersebut berisi suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh masing-masing
siswa. Gerakan fisik yang ada di dalamnya dapat membantu menghilangkan
kejenuhan siswa selama pembelajaran.
Melalui penerapan strategi motivasi dalam model pembelajaran aktif tipe
card sort dapat merangsang keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Keterlibatan tersebut adalah keterlibatan secara fisik maupun mental yang
keduanya saling berkaitan satu sama lain. Dalam penerapan model pembelajaran
aktif tipe card sort ini siswa dituntut lebih aktif dalam mengikuti proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pembelajaran, tidak hanya berperan sebagai penerima informasi pasif, siswa
ditantang untuk aktif berkomunikasi terutama keaktifan dalam bertanya,
menemukan informasi yang relevan dalam kehidupan nyata dan merancang
pemecahan untuk permasalahan yang dihadapi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diteliti tentang:
“PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI
PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL
PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT DI KELAS RSBI XI IPA 1
SMA N 1 SURAKARTA”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu:
1. Apakah keaktifan bertanya siswa dapat ditingkatkan dengan penerapan
strategi motivasi dalam model pembelajaran aktif tipe card sort pada
siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran
2008/2009?
2. Seberapa besarkah peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam
pembelajaran biologi melalui penerapan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif tipe card sort?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Mengetahui peningkatkan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran
biologi dengan penerapan strategi motivasi dalam model pembelajaran
aktif tipe card sort pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Surakarta
tahun pelajaran 2008/2009.
2. Mengetahui besarnya peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam
pembelajaran Biologi melalui penerapan strategi motivasi dalam model
pembelajaran aktif tipe card sort.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih alternatif
pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses
belajar mengajar dalam hal keaktifan bertanya siswa terhadap materi yang
belum dipahami.
b. Memberikan informasi kepada guru untuk lebih menekankan pembelajaran
pada keaktifan siswa.
c. Memperkaya khasanah pengetahuan guru mengenai alternatif strategi
pembelajaran yang dapat digunakan.
2. Bagi Siswa
a. Memberikan masukan kepada siswa agar berperan aktif dalam kegiatan
belajar mengajar terutama untuk aktif bertanya terhadap materi yang
belum dipahami agar mendapat hasil belajar yang optimal dan dapat
meningkatkan prestasi belajar.
b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih aktif
dalam belajar.
3. Bagi sekolah
a. Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran.
b. Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program peningkatan
proses pembelajaran pada tahap berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Keaktifan Bertanya Siswa
a. Pengertian Keaktifan Siswa
Menurut Kamus Besar Indonesia (1999:19), “Keaktifan adalah kegiatan,
kesibukan dalam bekerja, atau berusaha”. Jadi keaktifan siswa dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan, kesibukan dalam bekerja atau berusaha pada siswa selama
proses pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat, kemampuan berpikir kritis serta dapat memecahkan
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
pengajar dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis sehingga
merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selama proses
pembelajaran guru diharapkan mampu membangkitkan aktivitas berpikir maupun
bertidak dalam diri siswa. Melalui aktivitas sendiri proses pembelajaran menjadi
berkesan dan dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang
berbeda, siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, dan timbul diskusi antara
guru dan siswa.
Keberhasilan dalam pembelajaran mandiri bergantung pada keaktifan
siswa pada proses pembelajaran. Untuk menjadi mandiri, baik bekerja sendiri
maupun kelompok, siswa harus bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berpikir
kritis dan kreatif, memiliki pengetahuan tentang diri sendiri, dan bekerja sama.
Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran mandiri sangat dibutuhkan keaktifan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Macam-macam aktivitas siswa.
Sardiman (2007:95) mengatakan bahwa “tidak ada belajar kalau tidak
ada aktivitas itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip penting dalam interaksi
belajar mengajar”. Lebih lanjut Rousseau dalam Sardiman (2007:96) mengatakan
bahwa “Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas
yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis”.
Pembelajaran melibatkan segala aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran baik aktivitas fisik maupun mental. Pembelajaran akan lebih
bermakna jika siswa mengalami segala sesuatu sendiri dengan segala indera yang
dimilikinya.
Banyak jenis aktivitas siswa di sekolah, Paul B. Dierich dalam Sardiman
A. M (2007: 100) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegitan siswa
yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Visual activities, seperti membaca, memeperhatikan gambar, demonstrasi dan percobaan; 2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memeberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi; 3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, pidato; 4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin; 5) Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola; 6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang; 7) Mental activities, seperti mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, membuat kesimpulan; 8) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang gugup.
Belajar tidak akan berlangsung tanpa adanya aktivitas sehingga aktivitas
merupakan prinsip utama dalam proses pembelajaran. Beragam jenis aktivitas
dapat dilakukan siswa di sekolah. Sistem pembelajaran harus dapat didesain oleh
guru agar dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terutama
keaktifan mental siswa.Keaktifan mental seperti kegiatan siswa bertanya,
berpendapat, dan merespon pendapat orang lain.
c. Pengertian Bertanya
Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia (2005: 1141) “Bertanya
diartikan meminta keterangan”. Lebih lanjut Martinis Yamin (2007: 89)
“Mengajukan pertanyaan berarti menunjukkan pola fikir yang dimiliki oleh
seseorang”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa bertanya
merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Keterlibatan siswa secara fisik maupun mental dalam proses
pembelajaran akan menimbulkan aktivitas belajar yang optimal serta dapat
mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Keterlibatan mental dapat ditunjukkan
dengan sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain dan mengungkapkan
gagasan. Sedangkan yang dimaksud keterlibatan mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut ditertawakan, tidak takut disepelekan, atau tidak takut
dimarahi jika salah.
Suasana interaktif dalam proses pembelajaran dapat diciptakan dengan
cara membangun suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan didalam
kelas. Suasana kelas yang kondusif dapat menunjang terjadinya proses
pembelajaran yang optimal. Pembelajaran optimal ditandai dengan adanya
interaksi timbal balik antara guru dan siswa.
d. Aspek Bertanya
Jos Daniel Parera (1986: 15) menyatakan bahwa “Bentuk verbum
bertanya menunjukkan satu aktivitas dan bukan satu produk atau hasil. Di sini
aktivitaslah yang diutamakan”. Taksonomi bertanya menurut Jos Daniel Parera
(1986: 15) dibedakan dalam tujuh kategori, yaitu:
1) Mengingat/Menghafal. Siswa ingat atau mengenal, mengulang kembali informasi. 2) Menterjemahkan. Mengatakan kembali sesuatu hal dengan mempergunakan simbol-simbol yang lain atau dengan bahasa lain dan dengan bahasa yang bergaya dan berdiksi lain. 3) Menginterprestasikan. Siswa menemukan hubungan antara fakta dan kejadian, generalisasi, definisi, nilai, dan keterampilan yang lain. 4) Mengaplikasi. Siswa menyelesaikan masalah dalam kehidupan yang nyata, siswa dapat mengidentifikasi, siswa dapat memilih, dan siswa dapat menerapkan generalisasi dan keterampilannya. 5) Menganalisa. Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yng dia miliki dan dapat membentuk pikirannya. 6) Mensintesis. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang menentut adanya originalitas dan satu kegitan berpikir yang kreatif. 7) Mengevaluasi. Siswa membuat pertimbangan dan penilaian atas baik dan buruk, benar dan salah berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
Berdasarkan uraian dari kategori bertanya di atas maka bertanya
mengandung tujuh aspek penting yaitu bertanya untuk mengingat atau mengulang
informasi, menterjemahkan, menginterprestasikan, mengaplikasikan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi materi pada proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Strategi Motivasi dalam Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort
a. Strategi Motivasi
1) Pengertian Strategi
Roestiyah (2008:49 )mengemukakan bahwa ”strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”. Dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan pembelajaran. Dengan suatu
strategi yang tepat maka tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan optimal.
Oleh karena itu, sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus memikirkan
suatu strategi yang tepat untuk menyampaikan suatu materi pelajaran. Penetapan
strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi didalam kelas.
2) Pengertian Motivasi
Hamzah (2007:31) menjelaskan “hakikat motivasi belajar adalah
dorongan internal maupun eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku”. Motivasi tidak hanya muncul dari dalam
diri siswa tetapi motivasi bisa ditumbuhkan dengan memberikan stimulus.
Rangsangan yang dapat diberikan antara lain dengan pemberian penghargaan
dalam belajar, menciptakan suatu kegiatan yang menarik dalam belajar, dan
menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif sehingga memungkinkan siswa
belajar dengan baik.
Winkel (1999: 150) mengemukakan bahwa “motivasi belajar ialah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan”. Motivasi mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru
mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan
meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat
menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan
perbuatan belajar.
Dalam proses pembelajaran motivasi dari siswa sangat dibutuhkan
karena motivasi belajar adalah kunci utama keberhasilan suatu proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pembelajaran yang akan membawa tercapainya tujuan pendidikan. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat yang disampaikan Sardiman A.M (2007:84) “Motivation
is an essential condition of learning”.
3) Prinsip Motivasi Belajar
Menurut Keller (1983:87), “Dalam motivasi terdapat beberapa prinsip
meliputi perhatian (attention), relevensi (relevance), kepercayaan diri
(convidance), dan kepuasan (satisfaction). Prinsip tersebut biasa disebut prinsip
ARCS (attention, relevance, convidance, satisfaction)”.
Dari prinsip tersebut dapat diuraikan bahwa untuk memenuhi motivasi
tersebut siswa harus memiliki perhatian, perhatian siswa didorong oleh rasa ingin
tahu yang memerlukan rangsangan atau stimulus yang berupa hal-hal yang aneh,
kontradiktif atau kompleks sehingga dapat meningkatkan rasa ingin tahu serta
perhatian siswa. Kepercayaan pada diri siswa dipupuk sebagai aspek penggerak
motivasi. Relevansi dapat ditunjukkan dengan menghubungkan materi dalam
pembelajaran dengan kebutuhan siswa. Kepuasan dapat ditunjukkan dengan
memberi penghargaan kepada siwa setelah siswa mencapai hasil yang ditargetkan.
Implementasi prinsip-prinsip tersebut sebagai suatu strategi motivasi
menurut Suciati (2005: 60) dapat dilakukan antara lain melalui:
1) Penggunaan metode penyampaian pembelajaran yang bervariasi dilengkapi media yang menarik untuk merangsang perhatian siswa; 2) Menyampaikan kepada siswa tentang manfaat pembelajaran, member contoh, latihan atau tes dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan aspek relevensi; 3) Menumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dengan kalimat-kalimat positif; 4) Memberi penghargaan atas keberhasilan siswa jika siswa bertanya dalam bahasa Inggris.
4) Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi bagi siswa dalam pembelajaran menurut Sardiman
(2007:83) meliputi:1) Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan, tanpa
motivasi tidak akan timbul seperti perbuatan belajar. 2) Mengarahkan aktivitas
belajar peserta didik. 3) Menggerakkan seperti mesin bagi mobil, besar kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.
Motivasi belajar sangat penting untuk ditumbuhkan karena tanpa adanya
motivasi belajar aktivitas belajar pada siswa tidak akan tercipta. Guru harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
memiliki strategi untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Kerkaitan dengan hal tersebut diperjelas
oleh Karlyn Kamm, M. S. (2003:6) yang menyatakan bahwa:
Motivation is important in learning and increases it; students who are motivated do better. a) There are two essential forms of motivation: intrinsic and extrinsic. It’s an important goal for educators to develop intrinsic motivation, at least by the junior high level. b) Motivation is measured on reliable scales. c) Motivation orientation can be changed (increased) through several factors, such as a positive atmosphere and feedback (reinforcement), engagement, cooperative learning, and setting and accomplishing goals. d) Rewards can be overused and reduce interest, so teacher judgment in using them is critical.
Berdasarkan pendapat di atas motivasi belajar sangat penting untuk
ditumbuhkan karena dengan adanya motivasi siswa akan mengerjakan sesuatu
dengan lebih baik. Ada dua macam motivasi yaitu motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Keberadaan motivasi tersebut sangat diperngaruhi oleh banyak faktor
antara lain lingkungan yang positif, pembelajaran kooperatif dan tujuan
pembelajaran. Pemberian hadiah dapat menumbuhkan dan memunculkan
ketertarikan dalam pembelajaran. Jadi guru hendaknya memiliki strategi untuk
menumbuhkan motivasi dalam diri siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
5) Bentuk-Bentuk Motivasi Di Sekolah
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah. Nana Sudjana (2001:27-28) mengungkapkan bahwa
“terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi antara lain
cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan
stimulus baru seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, dan
memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan keinginan belajarnya”.
Adanya variasi cara mengajar dapat memberikan suasana baru sehingga
dapat mengurangi rasa bosan pada siswa. Ketertarikan siswa untuk belajar akan
tumbuh dengan adanya stimulus yang diberikan oleh guru. Stimulus tersebut
antara lain dengan pemberian pertanyaan serta memberikan kesempatan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
siswa untuk berperan aktif selama proses pembelajaran. Siswa akan lebih
interaktif baik dengan sesama siswa maupun dengan guru.
Berdasarkan keterangan di atas dapat ada beberapa cara yang dapat
meningkatkan motivasi intrinsik siswa antara lain:
a) Membangkitkan minat belajar
Tujuan penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai
pelajaran yang akan datang. Dengan hal tersebut pembelajaran akan mampu
meningkatkan motivasi intrinsik siswa.
b) Mendorong rasa ingin tahu
Membangkitkan hasrat ingin tahu siswa tentang apa yang akan dipelajari. Cara
yang digunakan untuk membangkitkan rasa ingin tahu antara lain dengan
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan yang harus diselesaikan, dan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
c) Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik
Motivasi intrinsik untuk belajar dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi
pembelajaran yang menarik. Untuk menyajikan materi yang menarik guru dapat
menggunakan metode pembelajaran yang baru dan sesuai dengan materi yang
akan disampaikan
d) Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar
Prinsip dasar motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan.
Apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri, dan bukan
oleh orang lain perasaan memiliki tujuan pembelajaran itu pada akhirnya akan
melahirkan dorongan untuk memperolehnya.
b. Pembelajaran Aktif (Active Learning)
1). Pengertian Active Learning
Hisyam Zaini (2001:iv) mengatakan “pembelajaran aktif adalah
pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa untuk mengalami sendiri, untuk
berlatih, untuk berkegiatan sehingga baik dengan daya pikir, emosional dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
keterampilannya mereka belajar dan berlatih”. Kegiatan dalam pembelajaran
harus membuat siswa aktif, seperti: mendengar dan berbicara, melihat dan
membaca, bahkan melakukan peragaan atau melakukan suatu aktivitas.
Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran dengan interaksi aktif.
Interaksi tersebut meliputi interaksi siswa dengan guru maupun siswa dengan
siswa lainnya. Pembelajaran aktif dititikberatkan pada hubungan antara individu
satu dengan individu lainnya.
Pembelajaran aktif diorientasikan pada keaktifan siswa, baik aktif fisik,
mental, emosional, maupun intelektual. Keaktifan siswa dapat diwujudkan dalam
kegiatan mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan
pendapat. Kegiatan tersebut dapat memunculkan interaksi multi arah antara siswa
dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya. Semakin siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran, semakin tinggi kadar pembelajaran aktif.
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih berperan sebagai fasilitator bukan
pemberi ilmu. Kedudukan pendidik sebagai pembimbing dan pemberi arah,
peserta didik merupakan obyek sekaligus subyek dan bersama-sama saling
mengisi kegiatan belajar aktif dan kreatif. Disini dibutuhkan partisipasi aktif di
kelas, bekerja keras dan mampu menghargainya, suasana demokratis, saling
menghargai dengan kedudukan yang sama antar teman, serta kemandirian
akademis. Pembelajaran aktif juga merupakan salah satu pendekatan yang
berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik
dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang
menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi siswa.
2). Manfaat Pembelajaran Aktif
Penerapan pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran mempunyai
beberapa manfaat, seperti yang dikemukakan oleh Ari Samadi antara lain:
a) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa. c)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok. d) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual. e) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat. f) Membina dan memupuku kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orangtua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa. g) Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme. h) Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika(Ari Samadi,2008:3).
c. Card Sort
Salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan siswa
secara menyeluruh, terutama dalam hal keaktifan bertanya siswa dalam proses
belajar mengajar adalah model pembelajaran aktif (active learning) tipe “card
sort”. Metode ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau
mengulangi informasi.
Silberman (2006: 169) menyatakan bahwa ”Pembelajaran aktif terdiri dari
101 tipe”. Salah satu tipe tersebut adalah Kartu Sortir (Card Sort). Langkah-
langkah dalam pelaksanaan card sort yang dikemukakan oleh Silberman adalah
sebagai berikut:
a) Masing-masing siswa diberikan kartu indek yang berisi materi pelajaran. Kartu indek dibuat berpasangan berdasarkan definisi atau kategori; b) Guru meminta siswa untuk bergerak dan berkeliling didalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama (guru dapat menyebutkan kategori sebelumnya atau membiarkan siswa menemukan sendiri); c) Siswa dengan kategori yang sama berkumpul menjadi suatu kelompok dan diminta mempresentasikan kategori masing-masing didepan kelas. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut berikan poin-poin penting terkait dengan materi pelajaran (Silberman,2006:170)
Card Sort sebagai salah satu teknik pembelajaran aktif merupakan
pembelajaran dengan pemberian tugas dalam kerja kelompok kecil. Melalui
kegiatan pencarian kartu, pembahasan kategori dalam kerja kelompok, dan
presentasi, siswa dituntut menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dituntut untuk mengenali hubungan antara informasi pada kartu satu dengan
informasi pada kartu lainnya dan membentuknya sebagai sebuah kesatuan
kategori.
Selain keterlibatan siswa dalam berpikir tingkat tinggi, siswa juga terlibat
dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab selama pelaksanaan pembelajaran Card
Sort. Siswa dapat aktif mengemukakan ide saat membahas kategori dalam kerja
kelompok. Siswa dapat mengajarkan pengetahuan kepada siswa lainnya dan
saling mengajukan pertanyaan saat kegiatan presentasi kategori. Hal ini
menunjukkan di dalam suasana pembelajaran Card Sort telah terjadi interaksi
aktif siswa.
Dalam pembelajaran card sort ini siswa dapat menguasai materi pelajaran
karena siswa terlibat langsung baik secara fisik maupun mental selama proses
pembelajaran. Dengan keterlibatan siswa ini akan meningkatkan keberanian siswa
dalam mengungkapkan pendapat dan mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hisyam Zaini (2008) bahwa
“pembelajaran aktif merupakan proses belajar dimana peserta didik diajak untuk
turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga
melibatkan fisik yang kemudian akan membuat peserta didik merasakan suasana
yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan”.
B. Kerangka Pemikiran
Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh
keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Keberhasilan proses pembelajaran di
kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah interaksi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik adalah
pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.
Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran biologi di kelas XI IPA
1 adalah rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
yang dimaksud adalah keaktifan bertanya dalam pembelajaran yang tampak dari
sangat pasifnya siswa dalam hal bertanya, siswa hanya mendengarkan dan
mencatat penjelasan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Akar
permasalahannya adalah strategi pembelajaran yang digunakan belum mampu
melibatkan keaktifan bertanya siswa.
Terkait dengan permasalahan di atas, perlu dilakukan inovasi
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Salah satu
cara yang ditempuh adalah penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif
tipe card sort. Strategi motivasi dapat meningkatkan kemauan pada siswa untuk
belajar. Melalui pembelajaran aktif, siswa diajak turut serta dalam semua proses
pembelajaran, tidak hanya fisik tetapi juga melibatkan mental. Keaktifan siswa
baik fisik maupun mental dapat terakomodasi dalam pembelajaran aktif Card
Sort. Siswa diminta aktif bergerak untuk menemukan kartu dengan kategori yang
sama dan siswa diberi kesempatan saling bertanya serta berpendapat dalam kerja
kelompok kecil untuk selanjutnya mengomunikasikan hasil kerja kelompoknya di
depan kelas.
Dengan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card
Sort diharapkan dapat meningkatkan keaktifan bertanya siswa dalam
pembelajaran Biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Adapun alur kerangka pemikiran dalam melaksanakan kegiatan
penelitian ini secara sederhana digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Proses pembelajaran
biologi di kelas.
Keterlibatan siswa khususnya keaktifan bertanya dalam pembelajaran masih kurang
Keaktifan bertanya siswa dalam belajar
biologi rendah.
Penerapan model
pembelajaran aktif
tipe card sort.
Merangsang keterlibatan siswa dalam bertanya,
berpendapat, menjawab pertanyaan
Keaktifan bertanya siswa
dalam pembelajaran
biologi meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Surakarta
beralamat di Jl. Monginsidi no 40 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap mulai bulan Maret 2009
sampai selesai. Adapun urutan waktu pelaksanaan kegiatan penelitian ini dibagi
menjadi 3 tahap, yaitu:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi: permohonan ijin observasi sekolah, penentuan
tidakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, perijinan penelitian dan
konsultasi insatrumen penelitian pada pembimbing. Tahap ini dilaksanakan pada
bulan Maret sampai Mei 2009.
b. Tahap Penelitian
Tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan
yaitu uji instrument penelitian dan pengambilan data. Tahap ini dilaksanakan pada
bulan Juni sampai Juli 2009.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian terdiri dari analisis data dan penyusunan laporan.
Tahap ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai selesai.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah di dalam kelas serta
mencobakan hal-hal baru demi peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian
tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan
berkesinambungan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Namun sebelumnya, keempat
tahap tersebut diawali oleh suatu tahapan Pra PTK.
Di dalam tahap Pra PTK, permasalahan-permasalahan yang ada di kelas
diidentifikasi, dianalisis, dan dirumuskan. Tahap perencanaan mencakup
persiapan segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi ajar, rencana
pengajaran termasuk di dalamnya metode mengajar, media pembelajaran, dan
teknik atau instrumen observasi. Semua perencanaan yang telah dipersiapkan
sebelumnya diimplementasikan dalam tahap pelaksanaan. Tahap pengamatan
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi dilaksanakan
untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan memproses data
yang diperoleh dari pengamatan.
Penelitian yang dilakukan adalah PTK kolaboratif dimana peneliti
bekerjasama dengan guru dalam melakukan penelitian, hal ini dilakukan karena
guru adalah orang yang paling mengerti kondisi kelas yang sebenarnya. Dengan
adanya prinsip kolaboratif ini guru dan peneliti dapat bersinergi dalam menangkap
dan mencari jalan keluar untuk mengatasi fenomena yang muncul pada saat terjadi
interaksi antara guru dan siswa di kelas. Alternatif pemecahan masalah diajukan
peneliti dan didiskusikan dengan guru mengenai pelaksanaannya. Tugas peneliti
adalah menyusun rencana kegiatan mulai dari penyusunan silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, dan media pembelajaran. Pelaksana dari tindakan
adalah guru dan proses jalannya tindakan diamati oleh peneliti.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan proses
pembelajaran biologi sebelum dan sesudah diberi tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
C. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini antara lain:
1. Informan yang meliputi guru mata pelajaran biologi, siswa dan peneliti.
2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
3. Dokumen antara lain berupa kurikulum, skenario pembelajaran, silabus
pembelajaran, buku penilaian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
meliputi observasi, wawancara, angket dan kajian dokumen yang masing-masing
diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yang dilakukan adalah observasi berperan pasif. Observasi
berperan pasif dilakukan dengan jalan peneliti mengambil tempat duduk paling
belakang sehingga peneliti dapat secara leluasa melakukan pengamatan terhadap
aktivitas belajar mengajar siswa di kelas. Observasi dilakukan dibantu oleh
observer dan juga dilakukan oleh guru yang mengajar.
Observasi dilakukan terhadap kinerja siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Observasi terhadap kinerja siswa difokuskan pada tingkat keaktifan
bertanya siswa dalam mengikuti pelajaran. Kinerja guru dan siswa juga dipantau
untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks pembelajaran sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
pada siklus selanjutnya.
Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen
pengamatan proses pembelajaran dilengkapi aspek-aspek yang diteliti, sehingga
membantu peneliti dalam memfokuskan yang akan diteliti. Aspek yang diteliti
adalah kinerja siswa dalam mengingat/menghafal, menterjemahkan,
menginterprestasikan, mengaplikasi, menganalisa, mensintesis, mengevaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Wawancara Atau Diskusi
Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru dengan waktu dan tempat
wawancara tidak ditentukan. Wawancara kepada siswa dilakukan untuk menggali
data tentang keaktifan bertanya siswa selama pembelajaran biologi dan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
Wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan guru meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Meminta pendapat guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, antara lain
mengungkap kelebihan, kekurangan, dan permasalahan lain yang berhubungan
dengan pembelajaran di kelas.
b. Mengemukakan hasil observasi peneliti terhadap kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan guru, serta mengemukakan kelebihan dan kekurangan.
c. Mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan baik guru maupun peneliti
untuk disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada langkah selanjutnya untuk
meningkatkan keaktifan bertanya siswa melalui keefektifan strategi motivasi
dalam model pembelajaran aktif tipe card sort.
3. Angket
Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan bersifat terbuka
yaitu setiap pertanyaan diberikan alternatif jawaban dan disediakan ruang yang
cukup untuk memberi kesempatan kepada siswa menuliskan alasan ataupun hal
yang berkaitan dengan masalah yang ditanyakan. Aspek yang terkandung dalam
angket tersebut adalah aspek penilaian kinerja guru yang meliputi: pemberian
apersepsi, pemberian motivasi, penyampaian materi, kinerja dalam prosedur
pembelajaran card sort, kemampuan mengkondisikan kelas dan aspek kinerja
siswa meliputi: perhatian siswa, kinerja siswa dalam pembelajaran card sort, dan
keaktifan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
E. Validitas Data
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu
data. Teknik yang digunakan dalam mengukur kevalidan data yang diperoleh pada
penelitian ini adalah teknik triangulasi data. Triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi sumber (data) dan triangulasi metode.
Triangulasi sumber data yaitu dalam pengumpulan data menggunakan
beragam sumber data, sehingga data dari satu sumber bisa teruji kebenarannya
bila dibandingkan dengan data sejenis dari sumber lain yang berbeda (H.B.
Sutopo, 2002: 79-80). Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga
sumber/observer yang berbeda, maka data mengenai keaktifan bertanya dalam
pembelajaran biologi dari hasil observasi peneliti diuji keabsahannya dengan hasil
observasi dari tiga observer.
Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis
tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda,
dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama
untuk menguji kemantapan informasinya (H.B. Sutopo, 2002: 80-81). Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi yang
didukung dengan wawancara dan angket dengan sumber datanya adalah siswa
untuk menggali data mengenai keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran
biologi.
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini merupakan
teknik analisis diskriptif kualitatif. Teknik analisa yang digunakan mengacu pada
model analisis yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1996: 16-19) yang
terdiri dari tiga komponen yaitu “reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi”.
Reduksi data, reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, dan
penyederhanaan dari data lapangan dan berlangsung sepanjang kegiatan
pelaksanaan penelitian. Reduksi data merupakan bagian dari proses analisis yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
mempertegas dengan membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data
sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang
merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada akhir siklus.
Penyajian data berupa deskripsi data, tetapi dapat juga berupa matriks,
gambar/skema, dan tabel pendukung deskripsi.
Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya pencarian makna
data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan
secara sistematis dan bermakna.
G. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah operasional penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan sebelumnya,
diajukan alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan strategi motivasi
dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort untuk meningkatkan keaktifan bertanya
siswa dalam pembelajaran biologi. Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan strategi motivasi dalam pembelajaran
aktif tipe Card Sort, meliputi penyusunan silabus, rencana pelaksanaan
pengajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian juga disiapkan seperti
lembar observasi keaktifan bertanya , angket keterlaksanaan pembelajaran aktif
tipe card sort dan pedoman wawancara.
2. Pelaksanaan
Tindakan yang telah direncanakan diimplementasikan oleh guru dalam
pembelajaran dengan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe
Card Sort. Pada awal setiap pertemuan, sebagai bentuk penerapan strategi
motivasi guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi bagi siswa.
Penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran merupakan penerapan prinsip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
motivasi yaitu relevansi. Melalui penyampaian tujuan dan manfaat tersebut
kepada siswa diharapkan siswa akan tertarik untuk belajar dan memberikan
gambaran materi yang harus dikuasai oleh siswa sehingga akan menumbuhkan
motivasi untuk mempelajari materi yang akan disampaikan. Setelah itu
penyampaian materi secara umum oleh guru.
Kegiatan inti yaitu pembelajaran aktif Card Sort dengan pembagian
kartu. Kartu dibuat dengan menambahkan gambar-gambar yang sesuai dengan
topik pembelajaran agar menarik perhatian siswa, selain itu juga menuliskan
kalimat motivasi sebagai bentuk penerapan prinsip strategi motivasi. Membagi
kartu kepada siswa yang berisi informasi yang cocok dengan satu atau beberapa
kategori terkait dengan materi pelajaran. Siswa diminta menemukan kartu dengan
kategori yang sama kemudian berkelompok dalam kategori yang sama. Tiap
kelompok diminta mempresentasikan kategorinya di depan kelas. Seiring dengan
presentasi kelompok, poin-poin penting terkait dengan pelajaran dijelaskan oleh
guru. Pelaksana tindakan adalah guru mata pelajaran biologi. Peneliti bertindak
sebagai pengamat dan dibantu oleh observer. Materi untuk pembelajaran ini
adalah sistem endokrin pada manusia dan sistem imunitas.
3. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yakni
selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi berupa kegiatan pengamatan,
pencatatan, serta pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan
pembelajaran. Data yang dikumpulkan berisi tentang pelaksanaan tindakan dan
rencana yang telah dibuat serta dampaknya terhadap proses pembelajaran. Fokus
observasi adalah keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran aktif tipe Card
Sort. Observasi diamati dengan bantuan lembar observasi yang dilakukan oleh
peneliti, guru, dan observer. Sebagai data pendukung observasi adalah hasil
angket keterlaksanaan pembelajaran aktif tipe card sort dan hasil wawancara
terhadap guru dan siswa serta dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Refleksi
Tahap refleksi dilaksanakan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan dan memproses data yang diperoleh dari pengamatan. Refleksi
dilakukan peneliti, guru, dan obsever untuk menganalisis proses pelaksanaan
tindakan. Analisis dilakukan terhadap hambatan, kelebihan, dan kekurangan dari
tindakan yang dilaksanakan sehingga dapat menjadi pertimbangan pengambilan
keputusan untuk langkah selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Secara lebih jelasnya tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian dapat
digambarkan dalam skema berikut:
Gambar 2. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber: Kemmis dan Mc Taggart dalam Zainal Aqib, 2006: 23)
Refleksi Menunggu hasil pelaksanaan tindakan dari Siklus I
Perencanaan Penyusunan instrument pembelajaran: lembar observasi keaktifan bertanya, L.O sintaks pembelajaran, angket keaktifan bertanya, silabus, RPP, dan pedoman wawancara
. Observasi I
Evaluasi keaktifan bertanya siswa dengan lembar observasi keaktifan bertanya. Data pendamping: - Observasi sintak
pembelajaran - Wawancara - Angket keaktifan
bertanya
Pelaksanaan Penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe card sort pada Siklus I
Perencanaan Penyusunan instrument pembelajaran: lembar observasi keaktifan bertanya, lembar observasi sintak pembelajaran, angket keaktifan bertanya, silabus, RPP, dan pedoman wawancara
Refleksi Menunggu hasil pelaksanaan tindakan dari Siklus II
Pelaksanaan Penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe card sort pada Siklus II
.
Observasi II Evaluasi keaktifan bertanya siswa dengan lembar observasi keaktifan bertanya. Data pendamping: - Observasi sintak
pembelajaran - Wawancara - Angket keaktifan
bertanya
Tindak Lanjut Perbaikan pembelajaran oleh guru Biologi setelah penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Surakarta yang berlokasi di Jl.
Monginsidi No. 40 Surakarta. SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu
SMA favorit di Surakarta. Secara umum, SMA Negeri 1 Surakarta memiliki
sarana dan prasarana lengkap dalam mendukung proses pembelajaran. SMA
negeri 1 Surakarta merupakan SMA yang sudah menerapkan kelas akselerasi dan
kelas RSBI (Rintisan Sekolah Berbasis Internasional). Jumlah kelas yang
menterapkan sistem akselerasi sebanyak 2 kelas begitu juga jumlah kelas yang
menerapkan sistem RSBI juga sebanyak 2 kelas. Siswa yang ingin memasuki
kedua kelas tersebut harus melewati tahap seleksi yang diadakan pihak sekolah
terlebih dahulu. Seleksi yang untuk memasuki kelas RSBI antara lain seleksi
kemampuan dasar siswa, seleksi kemampuan berbahasa inggris dan tes
wawancara. Jadi, siswa yang memasuki kelas akselerasi maupun kelas RSBI
merupakan siswa pilihan dengan kemampuan yang lebih jika dabandingkan siswa
kelas reguler.
Subyek penelitian adalah kelas XI IPA 1 yang merupakan salah satu
kelas RSBI yang terletak dilantai 2 pojok bagian timur dan menghadap ke utara.
Jumlah siswa di kelas ini XI IPA 1 adalah 28 siswa dengan pembagian 15 siswa
perempuan dan 13 siswa laki-laki. Secara umum, kelas XI IPA 1 memiliki sarana
di dalam kelas yang lengkap seperti penghapus, boardmaker, komputer, LCD,
ruang kelas berAC yang membuat siswa nyaman pada saat belajar dan sudah
dilengkapi dengan hot spot area yang sangat mendukung dalam proses
pembelajaran serta keadaan kelas selalu bersih dan rapi. Dalam hal perkembangan
akademik, siswa kelas XI IPA 1 memiliki kemampuan akademik yamg bagus
tetapi keaktifan siswa selama proses pembelajaran kurang. Hubungan antara siswa
dalam kesehariannya sangat baik sehingga tercipta sistem kerjasama yang
kompak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Keaktifan siswa selama proses pembelajaran dapat dijadikan indikator
keberhasilan kualitas pembelajaran. Dengan siswa terlibat secara langsung berarti
tercipta suatu proses pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa, sehingga
siswa bertindak sebagai subyek bukan hanya obyek dalam proses pembelajaran.
Dengan keaktifan siswa dalam kelas berarti siswa terlibat secara aktif baik secara
fisik maupun mental. Dengan adanya keterlibatan tersebut diharapkan siswa akan
lebih memahami apa yang sedang dipelajari sehingga akan meningkatkan capaian
hasil belajar. Apalagi dengan keaktifan bertanya siswa dalam proses pembelajaran
akan memberikan makna tersendiri bagi siswa karena dengan bertanya siswa akan
memiliki ingatan yang lebih lama dan semakin paham dengan materi yang sedang
dipelajarinya.
Penelitian diawali dengan kegiatan wawancara dan observasi untuk
mengetahui keadaan awal serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
dalam pembelajaran di kelas. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran
biologi kelas X1 IPA 1. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa
permasalahan yang terdapat di kelas X1 IPA 1 adalah kurang aktifnya siswa.
Lebih spesifik lagi guru menuturkan bahwa keaktifan siswa terutama dalam hal
bertanya masih rendah. Wawancara juga dilakukan kepada siswa, menurut siswa
hampir 90% dari jumlah siswa memperhatikan dalam kegiatan pembelajaran,
tetapi jika ada materi yang belum dimengerti siswa tidak berani bertanya pada
guru karena malu pada teman dan takut pada guru. Selain itu jika guru
memberikan pertanyaan, siswa masih takut untuk menjawab dan hanya siswa
yang pandai saja yang biasa menjawab. Jika hal tersebut diprosentasekan hasilnya
adalah sebagai berikut: 6-7 siswa (20 %) aktif bertanya tentang materi yang belum
dipahami sedangkan sisanya 80 % siswa masih pasif dalam bertanya.
Bertolak dari hasil wawancara tersebut, untuk mengetahui lebih jelas
kondisi pembelajaran yang sesungguhnya, maka dilakukan observasi terhadap
proses pembelajaran yang berlangsung di kelas X1 IPA 1. Observasi secara umum
dilakukan peneliti dengan mengikuti proses pembelajaran dan mengambil tempat
dibagian belakang. Hasil observasi menunjukkan bahwa sekitar 80% siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
memperhatikan penjelasan guru sedangkan sisanya sibuk dengan kegiatan sendiri.
Siswa yang tidak memperhatikan umumnya bertempat duduk paling belakang.
Siswa belum aktif bertanya dalam proses pembelajaran, ditunjukkan dengan
sedikitnya siswa yang bertanya jika diberi kesempatan oleh guru.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi secara umum dilakukan
dengan bantuan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Dalam lembar
observasi tersebut telah berisi indicator tentang taksonomi bertanya. Menurut Jos
Daniel Parera (1986: 15) taksonomi bartanya dibedakan dalam tujuh kategori, dan
dijabarkan menjadi 13 indikator.
Hasil observasi prasiklus menunjukkan bahwa prosentase rata-rata
keaktifan bertanya adalah 21,94%, dengan lembar observasi dapat dilihat pada
Lampiran 2a lebih jelas tampak pada tabel berikut.
Tabel 1. Jumlah Skor Setiap Indikator Pada Observasi Keaktifan Bertanya
Siswa Pra Siklus.
No. Indikator
Capaian Indikator
(%) Siklus I
1. 2.
3.
4. 5. 6. 7. 8.
9. 10. 11. 12. 13.
Mengingat dan mengulang kembali informasi Mengungkapkan kembali sesuatu hal dengan mempergunakan gaya bahasa sendiri Mengatakan sesuatu hal dengan mempergunakan kata-kata sendiri Menemukan hubungan antara fakta dan kejadian Menemukan difinisi suatu konsep Menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata Mengidentifikasi suatu hal Menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang dimiliki Membentuk pemikiranya sendiri Berpikir kreatif Menyelesaikan masalah yang menuntut originalitas Membuat pertimbangan atas baik buruk suatu hal berdasarkan pengetahuan yang dimiliki Membuat penilaian atas baik buruk suatu hal berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
25.93 25.93
22.22
18.52 18.52 22.22 22.22 18.52
25.93 22.22 22.22 22.22
18.52
Jumlah 285.19 Rata-Rata 21.94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dari tabel di atas tampak bahwa ketercapaian masing-masing aspek
bertanya dalam observasi adalah sekitar 18-25%. Target yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah 50 % untuk masing-masing indikator. Kondisi pra siklus ini
menunjukkan bahwa keaktifan bertanya siswa kurang.
Secara garis besar, situasi pembelajaran biologi di kelas X1 IPA 1 cukup
kondusif. Pembelajaran biologi di kelas X1 IPA 1 dimulai pada jam ke-4,
sehingga kondisi siswa masih kondusif menerima pelajaran. Penyajian pelajaran
oleh guru dilakukan dengan metode ceramah diselingi dengan tanya jawab dan
memberikan catatan poin-poin terpenting dari materi pelajaran.
Keaktifan siswa dirangsang oleh guru melalui pertanyaan kepada siswa.
Respon siswa sangat baik ditunjukkan dengan kemauan siswa menjawab
pertanyaan dari guru baik itu secara serempak maupun individu. Di tengah proses
pembelajaran, siswa mulai enggan menjawab pertanyaan dari guru, siswa hanya
mau menjawab bila ditunjuk oleh guru. Di akhir pembelajaran, hanya beberapa
siswa yang tampak aktif menjawab pertanyaan dari guru, sebagian siswa lainnya
tampak bosan dengan pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung
belum banyak siswa yang bertanya. Keaktifan siswa untuk bertanya hanya
didominasi siswa tertentu saja.
Wawancara yang dilakukan dengan siswa mengenai proses pembelajaran
di kelas. Pertanyaan wawancara difokuskan terkait dengan masalah di kelas
tersebut, yaitu kurangnya keaktifan siswa dalam hal bertanya saat pembelajaran
biologi. Hasil wawancara dengan siswa yang dapat dilihat pada Lampiran 2b,
menunjukkan bahwa penyebab siswa enggan bertanya kepada guru adalah sikap
malu dan takut yaitu takut dianggap bodoh dan takut ditertawakan. Siswa
cenderung memilih bertanya kepada teman atau mencari guru di kantor jika ada
hal-hal yang masih belum dimengerti.
Identifikasi lebih lanjut terhadap strategi pembelajaran yang digunakan
guru. Menurut keterangan guru, strategi yang digunakan belum bervariasi.
Pengajaran oleh guru terfokus untuk menghabiskan materi yang terlalu banyak
tanpa memperhatikan segi keaktifan siswa. Sementara menurut hasil wawancara
dengan siswa, penyampaian materi pelajaran oleh guru lebih banyak dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
ceramah diselingi dengan tanya jawab. Akibatnya siswa cepat merasa bosan
karena pelajaran menjadi kurang menarik. Hasil wawancara dengan guru dan
siswa menunjukkan strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik
dan relatif sedikit kesempatan siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara prasiklus, maka
dilakukan tindakan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan keaktifan
bertanya siswa dalam proses pembelajaran biologi. Tindakan tersebut berupa
penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif Card Sort selama proses
pembelajaran biologi. Tindakan tersebut dilakukan dalam dua siklus
pembelajaran.
Strategi motivasi yang dimaksud adalah strategi atau berbagai cara yang
digunakan guru agar merangsang siswa untuk bertanya dalam proses
pembelajaran. Menurut Keller (1983:87) menyatakan bahwa “Dalam motivasi
terdapat beberapa prinsip meliputi perhatian (attention), relevensi (relevance),
kepercayaan diri (convidance), dan kepuasan (satisfaction). Prinsip tersebut biasa
disebut prinsip ARCS (attention, relevance, convidance, satisfaction)”.
Implementasi prinsip-prinsip tersebut sebagai suatu strategi motivasi
dalam pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II adalah sebagai berikut:
a) Prinsip perhatian (Attention).
Prinsip perhatian (Attention) ini diwujudkan dalam penyampaian materi
dengan menggunakan power point yang dilengkapi dengan gambar-gambar yang
sesuai dengan materi serta pembuatan card sort yang bervariasi. Variasi yang
dapat diterapkan adalah variasi dalam warna dan tampilannya dibuat menarik
dengan menambahkan gambar-gambar yang disesuaikan dengan materi yang
sedang dipelajari.
b) Prinsip relevansi (Relevance).
Prinsip relevansi (Relevance) dilakukan dengan mengungkapkan tujuan
dan manfaat yang bisa didapat setelah mempelajari materi pembelajaran. Harapan
yang bisa diperoleh adalah siswa bisa mempunyai gambaran apa saja yang
nantinya harus dikuasai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c) Prinsip percaya diri (Convidance).
Prinsip percaya diri (Convidance) dilakukan dengan meningkatkan rasa
percaya diri siswa antar lain dengan membubuhkan kalimat-kalimat yang bisa
memotivasi siswa dalam card sort. Kalimat-kalimat motivasi tersebut antara lain:
Yakinlah kamu pasti bisa!; Kamu anak paling pandai!; semangat!; Apapun bisa
kita kerjakan dengan berusaha! ,dan lain sebagainaya.
d) Prinsip kepuasan (Satisfaction).
Prinsip kepuasan (Satisfaction) dilakukan dengan memberikan
penghargaan kepada kelompok maupun individu selama proses pembelajaran
karena partisipasi yang telah ditunjukkan dalam proses pembelajaran.
Penghargaan yang diberikan dapat berupa pemberian nilai tambahan tersendiri
kepada individu yang mau bertanya dan mau menjawab pertanyaan.
Pembelajaran aktif Card Sort merupakan pembelajaran aktif yang
melibatkan siswa dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu tugas terkait
dengan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta, atau menilai informasi. Keaktifan
berkomunikasi siswa dapat terwadahi dalam kegiatan kerjasama dalam kelompok
tersebut. Siswa dapat saling bertanya dan berpendapat dalam kelompok kecil
untuk memecahkan tugas bersama. Selain itu dalam pembelajaran aktif Card Sort
terdapat gerakan fisik siswa, sehingga membantu menghilangkan kejenuhan siswa
dalam proses pembelajaran.
Melalui penerapan strategi motivasi pembelajaran aktif tipe Card Sort,
penyajian pelajaran menjadi lebih interaktif. Keaktifan bertanya siswa dalam
proses pembelajaran dapat dilihat melalui kegiatan siswa dalam kerja kelompok
dan presentasi di depan kelas. Akibatnya siswa dapat terlibat aktif dari awal
sampai akhir proses pembelajaran melalui penerapan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif tipe Card Sort.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
A. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
Hasil penelitian dengan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran
aktif tipe Card Sort dalam proses pembelajaran biologi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan dilakukan penyusunan segala keperluan untuk
pelaksanaan tindakan, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu dengan sub
materi Sistem Endokrin disusun dengan menerapkan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif tipe Card Sort.
2) Mempersiapkan kartu indek untuk menuliskan informasi tentang sub materi
Sistem Endokrin. Kartu indek untuk sub materi sistem endokrin terdiri dari
lima kategori yaitu kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenalin,
kelenjar pankreas, kelenjar gonad. Tiap kategori terdiri dari beberapa kartu
bahasan kategori yang perinciannya dapat dilihat di RPP.
3) Penyusunan lembar observasi keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran
biologi.
4) Penyusunan angket keterlaksanaan sintaks pembelajaran dengan penerapan
strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort.
b. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I terdiri dari satu pertemuan (2 X 45 menit), pada
pertemuan tersebut guru menerapkan strategi motivasi yang dimasukkan ke dalam
model pembelajaran aktif tipe card sort. Materi pokok pada pertemuan pertama
adalah Sistem Endokrin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Pada awal pembelajaran sebagai bentuk penerapan strategi motivasi
guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi tersebut bagi siswa.
Penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran merupakan penerapan prinsip
motivasi yaitu relevansi. Melalui penyampaian tujuan dan manfaat tersebut
kepada siswa diharapkan siswa akan tertarik untuk belajar dan memberikan
gambaran materi yang harus dikuasai oleh siswa sehingga akan menumbuhkan
motivasi untuk mempelajari materi yang akan disampaikan. Tumbuhnya motivasi
siswa tersebut akan membangkitkan rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah pemberian apersepsi oleh
guru untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran. Penyajian materi oleh
guru disampaikan dengan power point, siswa dipancing untuk aktif menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. Penyajian materi pelajaran oleh guru
tidak secara mendetail tetapi secara garis besar. Kemudian guru memberikan
pengarahan tentang pelaksanaan pembelajaran aktif tipe Card Sort.
Setelah guru memberi penjelasan kemudian siswa diberi kartu yang berisi
informasi yang cocok dengan salah satu kategori terkait dengan materi pelajaran.
Siswa diminta berkeliling kelas dengan waktu 3 menit untuk mencari kartu
dengan kategori yang sama yang dipegang oleh siswa lainnya. Siswa diarahkan
untuk berkelompok dalam kategori yang sama, untuk membahas kategori dan
mempersiapkan presentasi kategori. Setelah terbentuk kelompok guru
memberikan waktu untuk mencari bahan sesuai dengan kategori masing-masing
kelompok.
Masing-masing kelompok mempresentasikan kategori didepan kelas.
Seiring dengan presentasi kelompok, poin-poin penting pelajaran ditekankan oleh
guru. Di akhir pelajaran, sisa waktu dimanfaatkan oleh guru untuk mengulangi
penjelasan tentang poin-poin penting dari materi pelajaran. Siswa diberi
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum
dipahami berkenaan dengan materi yang telah dipelajari. Guru juga membahas
pertanyaan yang belum terjawab pada forum diskusi saat presentasi. Evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pada kegiatan akhir,
siswa diminta menyimpulkan pelajaran.
c. Observasi Siklus I
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap
keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi dan pemberian amngket
keterlaksanaan sintaks pembelajaran dengan penerapan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif tipe Card Sort. Pengamatan keaktifan bertanya dilakukan
dengan menggunakan pedoman lembar observasi. Di akhir siklus I, diberikan
angket keterlaksanaan sintak pembelajaran dengan penerapan strategi motivasi
dalam pembelajaran aktif tipe card sort kepada siswa yang digunakan sebagai
data pendukung.
1) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya dalam Pembelajaran
Hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa selama proses
pembelajaran berlangsung prosentase rata-rata keaktifan bertanya sebesar 34,89%.
Dari hasil lembar observasi diperoleh informasi dari tiga sumber pengamat yang
dapat dilihat pada Lampiran 2c, setelah dilakukan triangulasi, menunjukkan
bahwa persentase setiap indikator keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran
biologi siklus I tampak pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Skor Setiap Indikator Pada Observasi Keaktifan Bertanya
Siswa Siklus I.
No. Indikator
Capaian Indikator
(%) Siklus I
1. 2.
3.
4. 5. 6. 7. 8.
Mengingat dan mengulang kembali informasi Mengungkapkan kembali sesuatu hal dengan mempergunakan gaya bahasa sendiri Mengatakan sesuatu hal dengan mempergunakan kata-kata sendiri Menemukan hubungan antara fakta dan kejadian Menemukan difinisi suatu konsep Menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata Mengidentifikasi suatu hal Menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang
35.71 39.29
42.86
32.14 28.57 35.71 32.14 28.57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
9. 10. 11. 12. 13.
dimiliki Membentuk pemikiranya sendiri Berpikir kreatif Menyelesaikan masalah yang menuntut originalitas Membuat pertimbangan atas baik buruk suatu hal berdasarkan pengetahuan yang dimiliki Membuat penilaian atas baik buruk suatu hal berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
39.29 42.86 35.71 28.57
32.14
Jumlah 453.57 Rata-Rata 34.89
Sumber : Hasil Penelitian
2) Hasil Angket Keterlaksanaan Sintaks Penerapan Strategi
Motivasi dalam Pembelajaran Aktif tipe Card Sort Siklus I
Hasil angket keterlaksanaan sintaks pembelajaran aktif Card Sort siklus I
tampak pada Tabel 3.
Tabel 3. Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran dengan Penerapan Strategi Motivasi dalam Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort.
NO Tahap Sintaks Keterlaksanaan dalam
pembelajaran A Guru 1. Memberikan apersepsi Baik, sebanyak ≥ 50% siswa
terpusat perhatiannnya pada materi yang akan dipelajari.
2. Memberikan motivasi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran di awal pembelajaran
Baik, guru memberikan gambaran apa yang harus dicapai setelah belajar.
3. Guru menyampaikan materi secara garis besar.
Baik, semua materi secara garis besar tersampaikan
4. Memberikan sejumlah kartu berisi informasi kepada siswa.
Baik, pelaksanaannya dengan waktu yang efisien, masing-masing siswa mendapatkan kartu.
5. Mengarahkan siswa untuk mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang sama.
Baik, guru memberi arahan dengan bahasa yang komunikatif.
6. Membimbing siswa dalam kelompok kategori yang sama.
Kurang, guru hanya mendatangi kelompok siswa yang meminta bantuan saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
NO Tahap Sintaks Keterlaksanaan dalam
pembelajaran 7. Meminta siswa untuk
mempresentasikan kategorinya. Baik, guru memberi arahan dengan bahasa yang komunikatif.
8. Menjadi fasilitator dalam proses tanya jawab.
Kurang, guru mengkondisikan kelas dengan siswa aktif bertanya dalam tanya jawab sebanyak < 50%.
9. Memberi penjelasan dan poin penting terkait materi pelajaran.
Baik, penekanan hal-hal penting dengan jelas.
10. Memberi kesempatan bertanya dan mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Baik, guru memberi kesempatan bertanya berkali-kali dan mengevaluasi daya serap siswa sesuai indikator.
11. Membimbing siswa menyimpulkan pelajaran.
Baik, guru meminta siswa yang menyimpulkan.
12. Mampu menciptakan kondisi kelas yang interaktif.
Kurang, masih ada siswa yang ramai sendiri ketika presentasi kelompok
B Siswa 1. Memperhatikan penjelasan guru
dengan seksama. Kurang, masih ada siswa yang ramai
2. Menerima kartu berisi informasi dari guru.
Baik, semua siswa menerima kartu informasi
3. Mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang sama.
Kurang, masih ada siswa bingung menemukan siswa dengan kategori yang sama.
4. Berkelompok dalam satu kategori yang sama.
Baik, siswa berkelompok dan aktif berdiskusi.
5. Aktif dalam mempresentasikan kategorinya di depan kelas.
Baik, semua anggota kelompok mempresentasikan kategorinya.
6. Aktif bertanya, menjawab, berpendapat dan menyanggah dalam forum presentasi dan diskusi.
Kurang, < 50% siswa aktif bertanya dalam kegiatan tanya jawab.
7. Aktif bertanya kepada guru. Kurang, hanya sekitar 20% siswa bertanya, siswa masih merasa malu bertanya.
8. Aktif menjawab pertanyaan dari guru.
Kurang , sebanyak < 50% siswa belum menjawab pertanyaan guru.
9. Menyimpulkan dan merangkum pelajaran.
Baik, sebanyak ≥ 50% siswa menyimpulkan pelajaran.
Sumber: Hasil Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3) Deskripsi Proses Pembelajaran
Selama pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan strategi
motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort siklus I diketahui hal-hal
sebagai berikut:
Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran agar
siswa mempunyai gambaran tentang apa saja yang harus dikuasai setelah
menyelesaikan materi pembelajaran. Hal tersebut dapat menjadi motivasi bagi
siswa, karena dengan mengetahui apa yang harus dikuasai setelah mempelajari
materi akan menjadi dorongan bagi siswa untuk belajar. Saat pemberian apersepsi
di awal pembelajaran oleh guru, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru
dijawab oleh siswa. Penjelasan materi pelajaran secara umum oleh guru
menggunakan power point diperhatikan siswa dengan seksama. Saat penyajian
materi, sekitar 20 % siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
guru. Sebagian siswa hanya diam ketika guru memberi pertanyaan dan hanya
bersedia menjawab bila ditunjuk oleh guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran aktif tipe Card Sort, instruksi yang
diberikan guru dalam mengarahkan untuk menemukan kartu dengan kategori yang
sama cukup jelas. Sehingga kegiatan siswa dalam berkeliling mencari kartu dapat
dilakukan dengan baik oleh siswa. Meskipun masih ada siswa yang masih
bingung mencari kategori yang sama. Pada akhirnya siswa dapat berkelompok
dalam kategori yang sama.
Kerja kelompok yang dilakukan oleh masing-masing kelompok
digunakan untuk membahas salah satu kategori sistem Hormonal. Siswa
diharuskan menyusun kartu-kartu indek menjadi sebuah kesatuan kategori.
Penyusun informasi pada kartu indek akan menjadi sebuah kesatuan yang
menjelaskan kelenjar hormon. Dalam kerja kelompok, terjadi interaksi antara
siswa dengan siswa. Kegiatan siswa dalam kerja kelompok berjalan efektif karena
dalam setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa sehingga dapat meminimalkan
terdapatnya siswa yang tidak bekerja, acuh, mengantuk dan bermalas-malasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Setelah kerja kelompok selesai dilakukan presentasi kategori oleh
masing-masing kelompok. Setiap kelompok mempresentasikan kategori yang
berbeda-beda dan presentasi dilakukan oleh seluruh anggota kelompok. Kegiatan
presentasi diikuti dengan kegiatan tanya jawab yang difasilitasi oleh guru.
Keaktifan bertanya siswa terlihat pada waktu siswa presentasi, diskusi ataupun
pada waktu guru sedang menjelaskan materi. Materi dari guru dan materi diskusi
serta presentasi yang berbeda dari masing-masing kelompok dapat meningkatkan
rasa ingin tahu siswa dan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk bertanya.
Guru belum bisa mengefisienkan waktu pembelajaran, sehingga masih
ada kelompok yang belum mempresentasikan kategorinya. Pembahasan bersama
dilakukan diakhir pelajaran, pembahasan yang dilakukan oleh guru mengenai
kategori yang belum tersampaikan serta pertanyaan-pertanyaan yang belum
dimengerti oleh siswa dan juga mengulang keseluruhan poin-poin terpenting dari
masing-masing kategori. Saat guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa
sebanyak 40% siswa mengajukan pertanyaan. Guru mengevaluasi daya serap
siswa dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada siswa dan sebanyak
75% siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru.
d. Refleksi Siklus I
1) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya dalam Pembelajaran
Tindakan berupa penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif
tipe Card Sort difokuskan pada peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam
pembelajaran biologi. Secara umum persentase setiap indikator keaktifan bertanya
siswa dalam pembelajaran telah mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan hasil observasi pada prasiklus. Peningkatan indikator keaktifan bertanya
dalam pembelajaran pada siklus I bila dibandingkan dengan prasiklus dapat
terlihat pada Gambar 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
05
1015202530354045
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PROS
ENTA
SE
INDIKATOR
Pra Siklus
Siklus I
Gambar 3. Diagram Batang Persentase Hasil Observasi Prasiklus dan Siklus I
Gambar 3 menunjukkan adanya peningkatan keaktifan bertanya pada
siklus I jika dibandingkan kondisi pra siklus. Peningkatan keaktifan bertanya
terjadi pada saat presentasi dan diskusi kelompok. Hal ini dikarenakan siswa
merasa lebih senang menanyakan hal-hal yang belum diketahui kepada temannya
dibandingkan bertanya kepada guru.
Pada awal penerapan strategi motivasi dalam model pembelajaran aktif
tipe card sort ini umumnya keaktifan bertanya siswa mengalami peningkatan jika
dibanding dengan prasiklus. Meningkatnya prosentase tiap indikator dikarenakan
sudah diterapkannya strategi motivasi dalam model pembelajaran aktif tipe card
sort, dimana dalam pembelajaran card sort ini setiap siswa dalam masing-masing
diberi tanggung jawab untuk bisa menguasai materi dan harus bisa membangun
konsep materi secara pribadi. Hal inilah yang akan memberi motivasi rasa ingin
tahu kepada siswa sehingga mendorong siswa untuk aktif bertanya. Secara
keseluruhan penerapan strategi motivasi dalam model pembelajaran aktif tipe card
sort siklus I keaktifan siswa untuk bertanya sudah meningkat. Peningkatan ini
terlihat pada waktu siswa berdiskusi, presentasi ataupun pada waktu guru
menjelaskan penguatan materi pada akhir pelajaran.
Hasil observasi keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran didukung
dengan data hasil angket keterlaksanaan sintaks penerapan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif Card Sort.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Hasil Angket Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Aktif Card
Sort
Hasil angket keterlaksanaan sintaks penerapan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif tipe Card Sort pada siklus I secara keseluruhan menunjukkan
bahwa sintaks pembelajaran sudah terlaksana meskipun belum optimal.
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa pada aspek guru tahap sintaks no 6, 8,
12 keterlaksanaannya dinilai kurang. Hal ini disebabkan guru belum terbiasa
dengan metode yang diterapkan sehingga guru masih perlu menyesuaikan.
Pembelajaran yang biasa dilakukan berpusat pada guru dan diselingi dengan
Tanya jawab dengan siswa sehingga guru belum terbiasa membimbing siswa
dalam kelompok. Guru hanya menghampiri kelompok yang meminta bantuan
saja, seharusnya guru menghampiri semua kelompok untuk memantau kinerja
masing-masing siswa. Dalam pembelajaran aktif peran guru adalah sebagai
fasilitator. Selama pembelajaran aktif card sort ini guru kurang bisa menjalankan
perannya sebagai fasilitator, karena masih terbiasa dengan pembelajaran yang
biasa diterapkan sebelumnya yakni guru sebagai sumber ilmu. Guru kurang
mengefisienkan waktu dan kurang bisa menciptakan kondisi yang interaktif dalam
pembelajaran, dikarenakan jarang menggunakan variasi metode jadi untuk
menerapkan metode yang baru diperlukan adanya penyesuaian. Sehingga untuk
mengkondisikan kelas juga butuh penyesuaian.
Sementara keterlaksanaan tahap sintaks pada aspek siswa dinilai kurang.
Tahap sintak no1, 3, 6, 7dan 8 dinilai kurang karena masih ditemui siswa yang
tidak memperhatikan terutama siswa bertempat duduk di belakang. Kurangnya
perhatian tersebut mengakibatkan masih ada siswa yang binggung mencari teman
dalam satu kategori. Selain itu keaktifan bertanya kurang karena siswa masih
terbiasa dengan pembelajaran yang lama, sehingga belum ada keinginan untuk
brtanya. Siswa juga masih enggan bertanya kepada guru ketika guru memberikan
kesempatan bertanya. Keaktifan siswa hanya didominasi oleh siswa-siswa
tertentu. Selain itu dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru masih
dijawab serentak oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berdasarkan paparan data di atas, dapat diketahui beberapa hal yang
merupakan temuan dalam proses pembelajaran yang diakibatkan adanya tindakan
berupa penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort.
Berdasarkan hasil observasi keaktifan bertanya dalam pembelajaran dapat
diketahui bahwa penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card
Sort dapat meningkatkan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi.
Peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran terlihat dari
meningkatnya jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan. Berdasarkan data pendukung yaitu hasil angket sintaks pembelajaran
dengan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort
diketahui bahwa guru berusaha menerapkan langkah-langkah sesuai rencana
pembelajaran yang telah dibuat tetapi masih kesulitan mengefektifkan waktu
pembelajaran sehingga terdapat langkah pembelajaran yang tidak terlaksana
dengan baik.
Beberapa kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tindakan pada
siklus I yaitu:
a. Waktu pembelajaran kurang bisa dikelola dengan baik oleh guru sehingga
terdapat langkah-langkah pembelajaran yang berjalan kurang maksimal.
b. Pada kegiatan tatap muka dengan guru khususnya saat menyajikan materi
belum banyak siswa yang berani bertanya. Hal ini disebabkan guru kurang
berinteraksi dengan siswa dalam pembelajaran.
c. Pada kesempatan bertanya yang diberikan oleh kelompok presentasi dan guru
kepada siswa tentang materi yang belum dipahami, terlihat belum banyak
siswa yang belum berani bertanya dan berargumen. Siswa yang pandai saja
yang berani bertanya dan berargumen tentang materi yang belum dipahami.
Berdasarkan hasil observasi keaktifan bertanya dalam pembelajaran
biologi, peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi telah
ditunjukkan pada siklus I, tetapi belum sepenuhnya indikator keaktifan bertanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
siswa dalam pembelajaran mencapai persentase target yang ditentukan. Dalam
rangka mencapai persentase capaian target, maka dilakukan tindakan untuk siklus
berikutnya. Dengan melihat berbagai kendala yang dihadapi pada siklus I, maka
dilakukan upaya perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus II yang diharapkan
dapat meningkatkan indikator keaktifan bertanya dalam pembelajaran agar
mencapai persentase capaian target yaitu:
a. Penyusunan rencana pembelajaran sesuai dengan refleksi siklus I.
b. Adanya pembatasan waktu untuk setiap langkah pembelajaran yaitu kegiatan
pencarian kartu, berkelompok dalam kategorinya masing-masing, presentasi
dan tanya jawab.
c. Guru harus menciptakan suasana menjadi lebih akrab dan hangat, sehingga
siswa merasa nyaman dan tidak tegang.
d. Guru mewajibkan masing-masing kelompok mempunyai perwakilan untuk
bertanya kepada kelompok penyaji materi. Dan pada akhir pertemuan
masing-masing kelompok penyaji materi diberi tugas mengumpulkan materi
dan pertanyaan yang diajukan oleh siswa lain selama presentasi kelompok
berlangsung.
e. Siswa ditugasi untuk membaca di rumah tentang materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, maka perencanaan
tindakan untuk siklus II sebagai berikut:
a) Pada kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran aktif tipe card
sort siswa masih merasa bingung dan menghabiskan banyak waktu. Maka
refleksi yang yang dilakukan oleh guru adalah sebelum memulai pembelajaran
guru menyampaikan alur pembelajaran yang akan diterapkan, guru juga
memberi batasan waktu pada masing-masing kelompok untuk menyampaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
materi dan memberikan saran penyajian materi dengan tampilan yang menarik
dan jelas.
b) Pada kesempatan bertanya yang diberikan oleh kelompok presentasi dan guru
kepada siswa lain tentang materi yang belum dipahami, terlihat belum banyak
siswa yang berani bertanya dan berargumen. Siswa yang pandai saja yang
berani bertanya dan berargumen tentang materi yang belum dipahami. Maka
guru mewajibkan masing-masing kelompok mempunyai perwakilan untuk
bertanya kepada kelompok penyaji materi. Dan pada akhir pertemuan masing-
masing kelompok penyaji materi diberi tugas mengumpulkan materi dan
pertanyaan yang diajukan oleh siswa lain selama presentasi kelompok
berlangsung.
c) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) pertemuan ketiga dengan
materi pokok Sistem Imunitas. Rencana pengajaran pertemuan keempat dan
kelima dengan materi pokok sistem imunitas. RPP disusun dengan
memasukkan strategi motivasi untuk menumbuhkan motivasi bertanya siswa.
d) Instrumen penelitian seperti lembar observasi keaktifan bertanya siswa dalam
pembelajaran biologi dan angket keterlaksanaan sintaks pembelajaran dengan
penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort.
a. Tahap Pelaksanaan Tindakan II
Secara garis besar pelaksanaan tindakan pada siklus II sama seperti pada
siklus I yaitu penerapan strategi motivasi dalam model pembelajaran aktif tipe
card sort.
Pada awal pelajaran guru menyampaikan manfaat mempelajari materi
yang dipelajari sebagai salah satu bentuk strategi motivasi yaitu prinsip relevensi.
Penyampaian manfaat kepada siswa dapat memperjelas tujuan belajar siswa
sehingga siswa akan termotivasi. Melalui motivasi tersebut dapat menumbuhkan
kepercayaan diri dan keberanian siswa untuk aktif bertanya mengenai materi yang
dipelajari. Adanya pemberian materi secara garis besar setelah penyampaian
manfaat dapat menambah rasa ingin tahu siswa sehingga menimbulkan keinginan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
untuk bertanya. Urutan pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada RPP siklus
II.
Setiap siswa diberi kartu yang berisi informasi mengenai kategori Sistem
Imunitas. Siswa diarahkan untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama,
yang pelaksanaannya dibatasi waktu. Siswa dibimbing untuk berkelompok dalam
kategori yang sama kemudian membahas kategori yang selanjutnya akan
dipresentasikan. Pelaksanaan kegiatan kerja kelompok dibatasi waktu. Setiap
kelompok diminta mempresentasikan kategorinya masing-masing. Kegiatan
presentasi dan tanya jawab difasilitasi oleh guru dan waktu pelaksanaan kegiatan
tersebut juga dibatasi yakni maksimal 5 menit untuk masing-masing kelompok.
Poin-poin penting terkait pelajaran ditekankan oleh guru seiring dengan presentasi
masing-masing kelompok dengan tiap kategori.
Di akhir pelajaran, siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapat tentang materi yang telah
dipelajari. Evaluasi diadakan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada
siswa. Selanjutnya siswa dibimbing untuk menyimpulkan pelajaran.
Kegiatan menyajikan materi pelajaran pada akhir pelajaran dan
mengevaluasi siswa di akhir pelajaran, didesain guru dengan lebih komunikatif
dalam suasana yang hangat sehingga siswa tidak canggung dan lebih berani dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan. Guru juga memberikan reward kepada siswa
yang aktif bertanya dalam pembelajaran sehingga lebih memacu siswa untuk
terlibat aktif dalam kegiatan bertanya.
b. Observasi Siklus II
Observasi difokuskan terhadap keaktifan bertanya siswa dalam
pembelajaran biologi dan pemberian angket untuk mengetahui keterlaksanaan
sintaks pembelajaran dengan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran
aktif tipe Card Sort.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1) Hasil Observasi Keaktifan Betanya dalam Pembelajaran
Hasil observasi menunjukkan prosentase rata-rata keaktifan bertanya
sebesar 56,21%. Berdasarkan lembar observasi, setelah dilakukan triangulasi
(lampiran 2h), diketahui bahwa persentase untuk setiap indiaktor keaktifan
bertanya siswa dalam pembelajaran biologi dapat ditunjukkan tabel berikut:
Tabel 5. Jumlah Skor Setiap Indikator Pada Observasi Keaktifan Bertanya
Siswa Siklus II.
No. Indikator
Capaian Indikator
(%) Siklus I
1. 2.
3.
4. 5. 6. 7. 8.
9. 10. 11. 12. 13.
Mengingat dan mengulang kembali informasi Mengungkapkan kembali sesuatu hal dengan mempergunakan gaya bahasa sendiri Mengatakan sesuatu hal dengan mempergunakan kata-kata sendiri Menemukan hubungan antara fakta dan kejadian Menemukan difinisi suatu konsep Menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata Mengidentifikasi suatu hal Menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang dimiliki Membentuk pemikiranya sendiri Berpikir kreatif Menyelesaikan masalah yang menuntut originalitas Membuat pertimbangan atas baik buruk suatu hal berdasarkan pengetahuan yang dimiliki Membuat penilaian atas baik buruk suatu hal berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
57.69 53.85
65.38
53.85 57.69 50.00 57.69 61.54
53.85 57.69 50.00 53.85
57.69
Jumlah Rata-Rata
730.77 56.21
Sumber: Hasil Penelitian
2) Hasil Angket Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran dengan
Strategi Motivasi dalam Pembelajaran Aktif Card Sort Siklus II
Hasil angket keterlaksanaan sintaks pembelajaran dengan penerapan
strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort (Lampiran 2i), setelah
dilakukan triangulasi hasilnya tampak pada Tabel 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 6. Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran dengan Penerapan Strategi Motivasi dalam Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort.
NO Tahap Sintaks Keterlaksanaan dalam
pembelajaran A Guru 1. Memberikan apersepsi Baik, sebanyak ≥ 75% siswa
terpusat perhatiannnya pada materi yang akan dipelajari.
2. Memberikan motivasi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran di awal pembelajaran
Baik, guru memberikan gambaran apa yang harus dicapai setelah belajar.
3. Guru menyampaikan materi secara garis besar.
Baik, semua materi secara garis besar tersampaikan
4. Memberikan sejumlah kartu berisi informasi kepada siswa.
Baik, pelaksanaannya dengan waktu yang efisien, masing-masing siswa mendapatkan kartu.
5. Mengarahkan siswa untuk mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang sama.
Baik, guru memberi arahan dengan bahasa yang komunikatif dan sesuai prosedur.
6. Membimbing siswa dalam kelompok kategori yang sama.
Baik, guru mendatangi setiap kelompok untuk mengetahui kinerja tiap kelompok
7. Meminta siswa untuk mempresentasikan kategorinya.
Baik, guru memberi arahan dengan bahasa yang komunikatif
8. Menjadi fasilitator dalam proses tanya jawab.
Baik, guru mampu mengkondisikan kelas dengan siswa aktif dalam tanya jawab sebanyak ≥ 50%
9. Memberi penjelasan dan poin penting terkait materi pelajaran.
Baik, penekanan hal-hal penting dengan jelas dan runtut.
10. Memberi kesempatan bertanya dan mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Baik, guru memberi kesempatan bertanya berkali-kali
11. Membimbing siswa menyimpulkan pelajaran
Baik, guru meminta siswa yang menyimpulkan.
12. Mampu menciptakan kondisi kelas yang interaktif.
Baik, Guru memantau jalannya presentasi sehingga tidak ada siswa yang ramai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
NO Tahap Sintaks Keterlaksanaan dalam
pembelajaran B Siswa 1. Memperhatikan penjelasan guru
dengan seksama. Baik, semua siswa memperhatikan.
2. Menerima kartu berisi informasi dari guru.
Baik, semua siswa menerima kartu informasi
3. Mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang sama.
Baik, siswa berkelompok dengan cepat
4. Berkelompok dalam satu kategori yang sama.
Baik, siswa berkelompok dan aktif berdiskusi.
5. Aktif dalam mempresentasikan kategorinya di depan kelas.
Baik, semua anggota kelompok mempresentasikan kategorinya.
6. Aktif bertanya, menjawab, berpendapat dan menyanggah dalam forum diskusi setelah presentasi.
Baik, > 50% siswa bertanya.
7. Aktif bertanya kepada guru. Baik, sebanyak ≥40% siswa bertanya pada guru. Guru menciptakan kondisi yang interaktif.
8. Aktif menjawab pertanyaan dari guru.
Baik, sebanyak ≥ 50% siswa menjawab pertanyaan guru.
9. Menyimpulkan dan merangkum pelajaran.
Baik, sebanyak ≥ 75% siswa menyimpulkan pelajaran.
Sumber : Hasil Penelitian
3) Deskripsi Proses Pembelajaran
Selama pelaksanaan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran
aktif tipe Card Sort pada siklus II, dapat diidentifikasi hal-hal sebagai berikut:
Saat pemberian apersepsi dan motivasi oleh guru, pertanyaan-pertanyaan
dari guru dijawab oleh sebagian besar siswa. Penjelasan guru tentang sistem
imunitas diperhatikan siswa dengan antusias.
Pelaksanaan kegiatan pencarian kartu dengan kategori yang sama
dibatasi waktu sehingga membuat siswa lebih bersegera untuk berkelompok
dalam kategori yang sama. Siswa sudah berpengalaman dengan card sort pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
siklus I sehingga siswa bisa lebih cepat menemukan teman dalam satu kategori
yang sama. Saat bekerja dalam kelompok untuk membahas kategorinya, sudah
tidak ditemukan siswa yang bermalas-malasan. Hampir seluruh anggota kelompok
berusaha mencari informasi tentang kartu bahasan kategori baik dari buku LKS
maupun internet, kemudian saling berdiskusi dalam kelompok.
Presentasi kategori dilakukan semua anggota kelompok di depan kelas.
Kegiatan presentasi berjalan dengan lancar, siswa lebih siap dalam menyampaikan
materi presentasi karena siswa sudah ditugaskan untuk mempelajari materi
sebelumnya. Setelah presentasi kategori, dilakukan tanya jawab yang difasilitasi
oleh guru. Pemberian kesempatan kepada siswa lain untuk mengajukan
pertanyaan maupun menanggapi kelompok yang presentasi dibatasi maksimal tiga
siswa. Pertanyaan yang tidak bisa dijawab kelompok yang presentasi, dilemparkan
ke forum kelas yang dipandu oleh guru.
Setelah kegiatan presentasi kelompok, guru melakukan penekanan poin-
poin penting pelajaran. Evaluasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara
lisan. Siswa dipancing untuk aktif menjawab pertanyaan dari guru dan
menanggapi pendapat baik pendapat teman atau pendapat guru. Guru juga
memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya dan berpendapat.
c. Refleksi Siklus II
1) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya dalam Pembelajaran
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan
rata-rata presentase indikator keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran
biologi. Hasil observasi siklus II menunjukkan adanya peningkatan rata-rata
sebesar 21,32% dibandingkan dengan siklus I.
Secara keseluruhan persentase tiap indikator keaktifan bertanya siswa
dalam pembelajaran biologi telah mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan hasil observasi pada siklus I, yang lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PROS
ENTA
SE ( %
)
INDIKATOR
Siklus I
Siklus II
Gambar 4. Diagram Batang Persentase Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II
Gambar 4 menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan
masing-masing indikator keaktifan bertanya dalam pembelajaran dibandingkan
dengan siklus I. Pada siklus II, persentase capaian untuk semua indikator pada
siklus II telah mencapai target yang ditentukan.
Siswa aktif mengajukan pertanyaan saat kegiatan presentasi. Hal ini
disebabkan siswa merasa lebih senang bertanya kepada teman dibandingkan
bertanya kepada guru, faktor lain yang menyebabkan meningkatnya frekuensi
indikator mengajukan pertanyaan adalah karena siswa sudah terbiasa dengan
adanya kegiatan presentasi sehingga lebih berani bertanya kepada teman yang
presentasi.
Adanya pembatasan waktu saat kerja kelompok pada siklus II juga
mengakibatkan setiap anggota kelompok terlibat aktif agar dapat menyelesaikan
tugasnya tepat waktu sehingga dituntut berpartisipasi aktif dalam
menyumbangkan gagasan. Dengan demikian terjadi komunikasi aktif di antara
para anggota kelompok dalam kegiatan berdiskusi.
Hasil observasi keaktifan bertanya dalam pembelajaran selama siklus II
menunjukkan bahwa secara keseluruhan frekuensi indikator keaktifan bertanya
dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan. Karena dalam
pembelajaran card sort ini masing-masing siswa diberikan satu permasalahan
tersendiri maka tidak ada siswa yang menggantungkan diri ada teman yang lain.
Akibatnya semua siswa aktif terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga siswa dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang
mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga
dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran.
Hasil observasi keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran didukung
dengan data hasil angket keterlaksanaan sintaks penerapan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif tipe Card Sort untuk mengetahui pelaksanaannya di kelas.
2) Hasil Angket Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Aktif Card
Sort
Hasil angket untuk keterlaksanaan sintaks penerapan strategi motivasi
dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort pada siklus II menunjukkan bahwa
langkah-langkah pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Langkah-langkah
pembelajaran dapat berjalan lancar dan tepat waktu. Penyajian materi dengan
power point pada siklus II lebih sistematis sehingga siswa lebih terpusat
perhatiannya dan lebih mudah memahaminya. Siswa juga dapat dibimbing untuk
aktif berinteraksi dalam pembelajaran. Saat kegiatan pencarian kartu, kerja
kelompok, presentasi, dan tanya jawab waktunya dibatasi sehingga kegiatan dapat
terlaksana dengan baik. Guru dan siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran card
sort sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik
Berdasarkan paparan data di atas, dari data hasil observasi keaktifan
bertanya dalam pembelajaran biologi dapat diketahui bahwa penerapan strategi
motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort dapat meningkatkan keaktifan
bertanya siswa dalam pembelajaran biologi. Hal itu dapat diketahui dari keaktifan
bertanya yang meningkat jumlahnya pada siklus II jika dibandingkan dengan
siklus I. Hasil ini didukung dengan data hasil angket keterlaksanaan sintaks
pembelajaran dengan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe
Card Sort yang menunjukkan guru telah mampu melakukan kegiatan sesuai
dengan perencanaan dan melaksanakannya dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Dalam siklus II diperoleh hal-hal sebagai berikut:
a. Kemampuan guru menerapkan langkah-langkah pembelajaran dan mengelola
waktu pembelajaran sudah lebih meningkat dibandingkan siklus I.
b. Siswa yang berani bertanya saat guru menyajikan materi maupun saat
presentasi dan diskusi meningkat jumlahnya dibandingkan dengan siklus I.
c. Siswa lebih berani bertanya saat diberi kesempatan oleh gurunya untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahaminya.
d. Kegiatan presentasi berjalan baik, hal ini dipengaruhi penugasan guru untuk
mempelajari materi sebelumnya.
Atas dasar hasil refleksi siklus II dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi dan untuk
setiap indikator keaktifan bertanya dalam pembelajaran biologi telah mencapai
target yang telah ditentukan, sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya.
Selama penerapan tindakan terjadi peningkatan keaktifan bertanya dalam
pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II. Jika dibandingkan hasil
observasi antara prasiklus, siklus I, dan siklus II untuk setiap indikator keaktifan
bertanya dalam pembelajaran biologi terlihat pada Gambar 5.
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PROS
ENTA
SE
INDIKATOR
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 5. Diagram Batang Persentase Hasil Observasi Keaktifan Bertanya
Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Adanya peningkatan indikator keaktifan bertanya dalam pembelajaran
disebabkan adanya penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Card Sort. Siswa dirangsang untuk aktif bertanya dalam pembelajaran melalui
menyampaikan materi secara umum saat awal pembelajaran, presentasi kelompok
dan diskusi kelompok. Siswa juga dirangsang untuk aktif bertanya, menjawab
pertanyaan dan berpendapat dalam pembelajaran dengan Card Sort. Setelah
berkelompok dalam kategori yang sama, siswa dituntut terlibat aktif
berkomunikasi dalam kerja kelompok untuk membahas kategori dan aktif
mengomunikasikan hasil kerja kelompoknya dalam presentasi kategori.
Pada siklus I, semua indikator belum mencapai target disebabkan karena
siswa belum terbiasa dengan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran
aktif tipe Card Sort. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh sikap guru yang
kurang tanggap terhadap situasi pembelajaran, yaitu guru kurang mampu
mengarahkan siswa dalam memberikan respon atas stimulus berupa pertanyaan
ataupun pendapat.
Pada siklus II, peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran
lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I. Hasil penelitian menunjukkan
persentase semua indikator sudah memenuhi target. Hal ini disebabkan pada
siklus II telah dilakukan upaya perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
Penyajian materi lebih sistematis
Rata-rata persentase indikator observasi keaktifan bertanya dalam
pembelajaran berdasarkan hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan dari
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada prasiklus rata-rata persentase indikator
sebesar 21,94% dan meningkat menjadi 34,89% pada siklus I. Pada siklus II rata-
rata persentase indikator mengalami peningkatan menjadi 56,21%.
Kegiatan pembelajaran dengan penerapan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif tipe Card Sort berpengaruh terhadap peningkatan keaktifan
bertanya dalam pembelajaran. Kerja kelompok yang dilakukan siswa ditujukan
untuk membahas kategori yang dipresentasikan. Siswa dalam mempersiapkan
bahan presentasi berbekal pada informasi yang tertulis pada kartu indek,
kemudian berusaha memperdalam informasi pada kartu tersebut dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
memanfaatkan sumber belajar yang ada seperti buku paket, internet dan LKS.
Pembahasan kategori dalam kerja kelompok dapat dijadikan sarana bagi siswa
sebagai ajang interaksi untuk bertukar pendapat.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan strategi
motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort berdampak positif terutama
dalam peningkatan keaktifan bertanya dalam pembelajaran. Peningkatan keaktifan
bertanya dalam pembelajaran disebabkan penerapan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif tipe Card Sort memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif terlibat dalam pembelajaran, baik aktif fisik maupun aktif berkomunikasi
dalam belajar.
Keaktifan siswa secara fisik terlihat saat siswa mencari kartu dengan
kategori yang sama. Kegiatan ini dapat membantu siswa menghilangkan
kejenuhan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan Silberman (2006: 167) yang menyatakan bahwa gerak fisik
yang ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.
Keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran dapat terlihat dalam
pembelajaran aktif Card Sort melalui kegiatan pembahasan kategori dalam
kelompoknya dan presentasi. Kesempatan untuk saling bertanya dan
berpendapat dapat dilakukan siswa dalam kegiatan kerja kelompok untuk
membahas kategori. Demikian juga dengan kegiatan presentasi yang
dilakukan dapat melibatkan siswa untuk aktif bertanya, karena siswa
cenderung lebih leluasa bertanya pada teman sebaya.
Hasil penelitian menunjukkan penerapan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif tipe Card Sort dapat meningkatkan keaktifan bertanya
siswa dalam pembelajaran melalui kegiatan kerja dalam kelompok dengan
suasana yang menyenangkan. Hasil ini didukung dengan hasil penelitian
Aditya Nanda (2009: 1) yang menyatakan bahwa ”strategi pembelajaran Card
Sort dilengkapi Macromedia flash dapat meningkatkan keaktifan berkomunikasi”.
Di dalam keaktifan komunikasi tersebut terdapat aspek keaktifan bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Menurut Jatmi Puji Astuti (2009: 1) menyatakan bahwa ketika guru
menyampaikan materi dengan strategi pembelajaran Card Sort siswa dapat
bekerjasama dan mengelompokkan kata yang sesuai dengan kategori yang
dimaksud dengan senang dan proses pembelajaran tidak membosankan.
Sedangkan menurut Isni Pudjaningsia (2009:1) menyatakan bahwa ” penerapan
strategi motivasi disertai LKS dapat meningkatkan keaktifan bertanya siswa”.
Sebagai data pendukung hasil penelitian adalah hasil angket
keterlaksanaan sintaks pembelajaran dengan penerapan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif Card Sort. Keterlaksanaan sintaks antara siklus I dan siklus II
tampak pada Tabel 8.
Tabel 8. Keterlaksanaan Sintaks Penerapan Strategi Motivasi dalam Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Siklus I dan Siklus II
NO Tahap Sintaks
Keterlaksanaan dalam
pembelajaran
Siklus I Siklus II
A Guru
1. Memberikan apersepsi baik baik
2. Memberikan motivasi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran di awal pembelajaran
baik baik
3. Guru menyampaikan materi secara garis besar
baik baik
4. Memberikan sejumlah kartu berisi informasi kepada siswa.
baik baik
5. Mengarahkan siswa untuk mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang sama.
baik baik
6. Membimbing siswa untuk berkelompok dalam kategori yang sama.
kurang baik
7. Meminta siswa untuk mempresentasikan kategorinya.
baik baik
8. Menjadi fasilitator dalam proses tanya jawab.
kurang baik
9. Memberi penjelasan dan poin penting terkait materi pelajaran.
baik baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
NO Tahap Sintaks
Keterlaksanaan dalam
pembelajaran
Siklus I Siklus II
10. Memberi kesempatan bertanya dan mengajukan pertanyaan kepada siswa.
baik baik
11. Membimbing siswa menyimpulkan pelajaran.
baik baik
12. Mampu menciptakan kondisi kelas yang
interaktif.
kurang
baik
B Siswa
1. Memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
kurang baik
2. Menerima kartu berisi informasi dari guru. baik baik
3. Mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang sama.
kurang baik
4. Berkelompok dalam satu kategori yang sama.
kurang baik
5. Aktif dalam mempresentasikan kategorinya di depan kelas.
kurang baik
6. Aktif bertanya, menjawab, berpendapat dan menyanggah dalam kegiatan tanya jawab.
kurang baik
7. Aktif bertanya kepada guru. kurang baik
8. Aktif menjawab pertanyaan dari guru. kurang baik
9. Menyimpulkan dan merangkum pelajaran. baik baik
Sumber : Hasil Penelitian
1) Siklus I
Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran pada siklus I belum optimal.
Saat awal pembelajaran, penyajian materi dapat dilakukan dengan baik oleh guru.
Namun dalam menyampaikan pelajaran, guru cenderung kaku dan selalu berada di
depan kelas masih ada siswa yang ramai khususnya di bagian belakang. Pada
siklus I, instruksi guru tentang pelaksanaan Card Sort kurang diperhatikan siswa,
akibatnya suasana menjadi gaduh dan waktu banyak terbuang saat kegiatan
pencarian kartu, dan masih ada siswa yang bingung dalam menemukan kategori
yang sama. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan guru, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
menyatakan bahwa pada saat pertama kali pembelajaran aktif Card Sort
diterapkan, siswa mengalami kebingungan dalam pelaksanaan pencarian kartu
dengan kategori yang sama sehingga membutuhkan waktu yang lama sampai
siswa dapat berkelompok dalam kategori masing-masing.
2) Siklus II
Sintaks pembelajaran pada siklus II secara keseluruhan sudah berjalan
lebih baik daripada siklus I. Hal ini disebabkan pada siklus II sudah ada upaya
perbaikan langkah-langkah pembelajaran yang pada siklus I berjalan kurang
optimal. Semua langkah-langkah pembelajaran dapat terlaksana karena adanya
pengelolaan waktu yang baik. Keaktifan siswa dalam bertanya tidak terlepas dari
peran guru yang mampu menciptakan suasana yang interaktif dalam
pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi motivasi dalam
pembelajaran aktif tipe Card Sort dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari keterlaksanaan semua tahap sintaks pembelajaran dengan penerapan
strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort dalam pelaksanaannya
dinilai baik. Menurut hasil wawancara dengan guru, dapat diketahui bahwa
kesulitan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I mampu diatasi pada siklus II
dengan adanya pengelolaan waktu yang lebih baik sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan lancar.
Hasil angket keaktifan bertanya dalam pembelajaran pada siklus II
menunjukkan adanya peningkatan dari masing-masing indikator dengan hasil
lebih baik daripada siklus I. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket
keaktifan bertanya dalam pembelajaran dapat diketahui bahwa penerapan strategi
motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort dapat diterima dan mendapat
tanggapan yang baik dari siswa. Dalam penelitian ini, angket hanya bersifat
sebagai data pendukung.
Penerapan strategi motivasi berupa pemberian kalimat-kalimat positif
baik lisan maupun tulisan, penghargaan, dan pujian dapat meningkatkan rasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
percaya diri siswa sehingga menumbuhkan motivasi siswa untuk bertanya.
Sedangkan pemberian permasalahan berbeda dalam kartu yang dibagikan kepada
setiap siswa bisa menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan memberikan motivasi
kepada siswa untuk mau membaca dan belajar. Adanya strategi motivasi yang
diterapkan di dalam model pembelajaran aktif tipe card sort berdasarkan
informasi dari guru merupakan suatu kombinasi yang bagus. Melalui strategi
motivasi dengan memberikan kalimat-kalimat positif baik lisan maupun tulisan,
penghargaan atau pujian, serta penyampaian manfaat dan tujuan mengenai materi
yang dipelajari dapat menumbuhkan motivasi untuk bertanya karena siswa sudah
mengetahui apa saja yang harus dikuasai setelah pembelajaran yang bisa
memotivasi motivasi siswa untuk bertanya. Keaktifan bertanya siswa terlihat pada
saat siswa sedang berdiskusi, presentasi, pada saat guru menjelaskan, serta pada
saat refleksi di akhir pertemuan.
Pada awal penerapan tindakan respon yang diberikan oleh siswa belum
maksimal. Hal ini dikarenakan perlunya adaptasi yang harus dilakukan oleh guru
maupun siswa dengan metode baru. Setelah berlangsung beberapa pertemuan guru
sudah mulai menguasai tindakan yang diterapkan sehingga guru bisa lebih
mengorganisasi siswa dalam kelas. Peningkatan keaktifan bertanya siswa terasa
pada siklus II karena didukung oleh materi yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari sehingga menumbuhkan motivasi pada diri siswa untuk bertanya.
Menurut hasil wawancara dengan guru mengenai tindakan penerapan
strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe card sort, upaya untuk membuat
siswa aktif bertanya dalam pembelajaran yang dilakukan dengan cara merangsang
siswa untuk aktif menjawab pertanyaan maupun mengungkapkan pendapat
menjadi lebih mudah karena perhatian siswa lebih terfokus ke depan. Lebih lanjut
guru menuturkan dengan pembelajaran aktif Card Sort, siswa dituntut aktif
bekerja sama dan berkomunikasi dalam kerja kelompoknya, dan aktif saat
presentasi dan tanya jawab. Penerapan pembelajaran aktif Card Sort dapat
mengaktifkan belajar siswa baik aktif fisik saat pencarian kartu maupun aktif
berkomunikasi yang meliputi kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan hasil wawancara siswa menyambut positif penerapan
tindakan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe card sort Hal ini terlihat
siswa sangat antusias mulai dari dibagikan kartu, mencari anggota kelompok
sampai mengikuti jalannya diskusi kelas. Penerapan strategi motivasi berupa
pemberian kalimat-kalimat positif baik lisan maupun tulisan, penghargaan, pujian
serta penyampaian manfaat dan tujuan mengenai materi yang dipelajari dapat
menumbuhkan motivasi untuk bertanya karena siswa sudah mengetahui apa saja
yang harus dikuasai setelah pembelajaran yang bisa memotivasi siswa untuk
bertanya. Keaktifan bertanya siswa terlihat pada saat siswa sedang berdiskusi,
presentasi, pada saat guru menjelaskan, serta pada saat refleksi di akhir
pertemuan. Dengan adanya penerapan tindakan ini siswa menyatakan senang
karena ada cara belajar yang baru yang mereka bisa ketahui. Jadi dengan adanya
variasi metode dalam pembelajaran dapat mengurangi rasa bosan siswa.
Data utama dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Observasi
terhadap keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran dalam penelitian ini
dilakukan oleh tiga sumber pengamat yaitu peneliti, guru, dan observer. Data hasil
pengamatan ketiga informan ditriangulasikan dengan triangulasi sumber sehingga
data penelitian yang diperoleh dapat dikatakan valid. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa setiap indikator keaktifan bertanya siswa dalam
pembelajaran mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya.
Data yang diperoleh dari tiap-tiap teknik pengumpulan data baik dari
observasi maupun hasil angket masing-masing menunjukkan adanya peningkatan
setiap indikator keaktifan bertanya dalam pembelajaran. Berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil observasi, angket, maupun wawancara menunjukkan ada
kesesuaian hasil. Hal ini mengindikasikan bahwa data hasil penelitian tentang
peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan valid.
Penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort dapat
meningkatkan keaktifan bertanya dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan keaktifan bertanya
siswa melalui penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe card sort
dapat disimpulkan:
1. Penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort dapat
meningkatkan keaktifan bertanya dalam pembelajaran siswa kelas X1 IPA 1
SMA Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.
2. Besarnya peningkatan keaktifan bertanya siswa berdasarkan indikator
keaktifan bertanya siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 21,32%.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperluas cakrawala
pengetahuan bagi para pembaca dan sebagai bahan referensi dalam penelitian
lebih lanjut khususnya di SMA Negeri 1 Surakarta.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran
biologi di SMA Negeri 1 Surakarta, yaitu keaktifan bertanya dalam pembelajaran
dapat ditingkatkan dengan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif
tipe Card Sort.
C. Saran
1. Bagi Guru
a. Pelaksanaan penerapan pembelajaran aktif Card Sort membutuhkan instruksi
yang jelas agar dapat dimengerti oleh siswa dengan baik, oleh sebab itu guru
hendaknya memberikan instruksi dan arahan yang jelas kepada siswa tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
pelaksanaan pembelajaran aktif Card Sort, agar kegiatan pembelajaran berjalan
dengan efektif.
b. Penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort
membutuhkan pengelolaan waktu yang baik, sehingga guru sebaiknya
mempersiapkan rencana pengajaran, alat, dan media pembelajaran dengan
matang agar ketika proses pembelajaran berlangsung dapat berjalan seefektif
mungkin.
c. Agar dapat merangsang keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran, guru
hendaknya lebih interaktif, demokratis, dan menciptakan suasana lebih akrab
dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
mengungkapkan pertanyaan ataupun pendapatnya.
2. Bagi Siswa
a. Hendaknya siswa memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran aktif Card Sort dengan baik.
b. Hendaknya siswa tidak malu dan tidak ragu untuk aktif bertanya bila terdapat
hal-hal yang kurang dipahami terutama saat kegiatan tatap muka dengan guru.
c. Hendaknya siswa aktif dalam memberikan respon terhadap stimulus berupa
pertanyaan maupun pendapat, baik yang datang dari guru maupun dari siswa
lainnya yang meliputi kegiatan menjawab pertanyaan dan menanggapi
pendapat.
Semoga hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan
penelitian yang lebih mendalam serta dapat memberikan manfaat dan sumbangan
pemikiran bagi para pendidik.