PENILAIAN OBLIGASI DAN ALTERNATIF PENILAIAN SAHAM
I. Penilaian Obligasi
A. Pengertian Obligasi
Beberapa pengertian obligasi:
Obligasi adalah surat pengakuan utang yang disertai dengan kepastian tentang tanggal
jatuh tempo, jumlah, tingkat bunga dan tanggal pembayaran bunganya.
Jenis utang atau surat kesanggupan membayar jangka panjang yang dikeluarkan
peminjamn, berjanji membayar kepada pemegangnya, pembayaran dengan nilai bunga
tetap setiap tahun
B. Karakteristik Obligasi
Karakteristik utama obligasi, yaitu:
Nilai nominal (nilai pari/face value)
Adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi
pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
Kupon (the interest rate)
Adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman
pembayaran kupon obligasi adalah 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan
dalam annual prosentase.
Jatuh tempo (maturity)
Adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali
pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Obligasi yang akan jatuh tempo
dalam 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang
lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam 5
tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi
kupon/bunganya.
1
Penerbit/emiten (issuer)
Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam
melakukan investasi obligasi ritel. Mengukur resiko dan kemungkinan dari penerbit
obligasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat
waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang
dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.
C. Istilah Dalam Penilaian Obligasi
Istilah yang perlu dipahami dalam penilaian obligasi:
Spot rate
Tingkat bunga/kupon obligasi yang hanya mempunyai satu aliran kas selama periode
(umur) obligasi. Obligasi yang hanya mempunyai satu aliran kas obligasi
berdiskon murni (pure discount bond atau zero coupon bond).
Current yield
Besarnya tingkat bunga efektif dari suatu obligasi (besarnya kupon yang
diterima/harga obligasi).
Yield to maturity
Tingkat imbalan hasil obligasi yang dibeli dengan harga pasar dan disimpan hingga
jatuh waktu. YTM tingkat diskonto yang membuat nilai tunai seluruh aliran kas
dari obligasi sama dengan nilai/harga pasar obligasi.
D. Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
Dilihat dari Sisi Pembaga Penerbit
1. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
2. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
3. Municipal Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai
proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
Dilihat dari Sistem Pembayaran Bunga
1. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik. Naum bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
2
2. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai
dengan ketentuan penerbitnya.
3. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan
sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
4. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan acuan (benchmark) tertentu seperti
average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito
dari bank pemerintah dan swasta.
Dilihat dari Hak Penukaran/Opsi
1. Convertible Bonds: obligasi yang memberi hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
2. Exchanegeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik
penerbitnya.
3. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan
emiten untuk membeli obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
Dilihat dari Segi Jaminan atau Kolateralnya
1. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau
dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk di dalamnya
adalah:
Guaranteed Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
penganggungan dari pihak ketiga.
Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
agunan hipotik atau properti atau aset tetap.
Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit
dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
2. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi
dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
Dilihat dari Segi Nilai Nominal
3
1. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nilai nominal,
Rp 1 miliar per satu lot.
2. Retail Bonds: obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang kecil,
baik corporate bonds maupun government bonds.
E. Harga Obligasi
Harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada tiga kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1. Par (nilai pari)
Harga obligasi sama dengan nilai nominal, misal obligasi dengan nilai nominal Rp 100
juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 100 juta = Rp
100 juta.
2. At Premium (dengan Premi)
Harga obligasi lebih besar dari nilai nominal, misal obligasi dengan nilai nominal Rp 100
juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi tersebut adalah 102% x Rp 100 juta =
Rp 102 juta.
3. At Discount (dengan diskon)
Harga obligasi lebih kecil dari nilai nominal, misal obligasi dengan nilai nominal Rp 100
juta dijual dengan harga 98%, maka nilai obligasi tersebut adalah 98% x Rp 100 juta = Rp
98 juta.
F. Penilaian Obligasi
Penilaian obligasi meliputi perhitungan nilai sekarang (kapitalisasi) aliran kas yang
dijanjikan oleh obligasi yang bersangkutan. Pada penilaian sekuritas (termasuk obligasi),
pada umumnya digunakan konsep nilai sekarang (present value). Nilai (intrinsik) obligasi
bisa diestimasi dengan mendiskonto semua aliran kas yang berasal dari pembayaran kupon,
ditambah pelunasan obligasi sebesar nilai par, pada saat jatuh tempo.
Persamaan matematika untuk menentukan nilai intrinsik obligasi sebagai berikut:
P=∑t=1
2 n Ci /2
(1+ r2)
t +P p
(1+ r2)
2 n
4
Keterangan:
P = Nilai sekarang obligasi pada saat ini (t=0)
n = Jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = Pembayaran kupon untuk obligasi setiap tahunnya
r = Tingkat diskonto yang tepat atau tingkat bunga pasar
Pp = Nilai par dari obligasi
Hal khusus yang tekait dengan penilaian obligasi:
1. Zero-Coupon Bonds
Adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga, dan sebagai gantinya
obligasi akan dijual dengan diskon tertentu. Pada saat maturity date, investor akan
menerima pembayaran sebesar par value obligasi. Dengan demikian tingkat keuntungan
akan ditentukan oleh selisih harga beli obligasi dan par valuenya, serta oleh periode
waktu sebelum maturity date. Semakin lama periode jatuh tempo obligasi, maka tingkat
keuntungan yang diperoleh investor akan semakin kecil, ceteris paribus.
2. Coupon Bonds: Fixed Rate and Floating Rate
Obligasi berbunga merupakan obligasi yang memberikan bunga secara periodik
kepada pemegangnya. Setiap obligasi berbunga memuat :
a) Nilai nominal besarnya utang yang akan dilunasi pada saat jatuh tempo
b) Tanggal jatuh tempo tanggal pelunasan obligasi
c) Tingkat bunga obligasi atau kupon yang biasanya dinyatakan per tahun (p.a.)
d) Tanggal pembayaran bunga (apakah bunga setahun sekali atau setahun dua kali)
Obligasi berbunga terdiri dari:
a) Obligasi dengan tingkat bunga tetap (fixed rate)
Telah ditetapkan sejak semula persentase bunga yang wajib dibayar perusahaan.
Karena bunganya tetap, maka pergerakan harga obligasi di pasar sekunder umumnya
mempunyai arah yang berlawanan dengan pergerakan tingkat bunga yang berlaku
umum. Jadi, obligasi suku bunga tetap memiliki kupon bunga dengan besaran tetap
yang dibayar secara berkala sepanjang masa berlakunya obligasi.
b) Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate)
Berbagai cara dapat dipakai dalam menetapkan tingkat bunga mengambang, misalnya
dikaitkan dengan tingkat bunga yang berlaku bagi deposito beberapa Bank
5
Pemerintah, atau dengan LIBOR, atau SIBOR. Namun adakalanya tingkat bunga
ditetapkan tetap untuk tahun pertama, dan mengambang untuk tahun-tahun
berikutnya. Jadi, obligasi suku bunga mengambang memiliki kupon yang perhitungan
besaran bunganya mengacu pada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR atau
Euribor.
3. Callable Bonds
Callable bond merupakan obligasi yang dapat ditebus sebelum jatuh tempo. Hak
penebusan ini digunakan emiten jika tingkat bunga pasar lebih rendah dari pada tingkat
bunga obligasi dan tidak digunakan jika tingkat bunga pasar lebih tinggi dari pada tingkat
bunga obligasi karena callable bond itu menguntungkan emiten dan merugikan investor.
Callable bond menimbulkan masalah dalam perhitungan harga wajar karena jangka
waktu obligasi hingga dilunasi tidak pasti.
4. Peringkat Obligasi (Bond Rating)
Pada tahun 1909 diperkenalkan peringkat obligasi oleh John Moody dimana
peringkat obligasi ini mencakup penilaian atas resiko obligasi yang terjadi kemudian.
Tiga komponen utama yang digunakan oleh agen pemeringkat untuk menentukan
peringkat (rating) obligasi:
Kemampuan perusahaan penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai
dengan yang diperjanjikan.
Struktur dan berbagai ketentuan yang diatur dalam surat hutang.
Perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang surat hutang
tersebut bila terjadi pembubaran/likuidasi serta hukum yang mempengaruhi hak-hak
kreditur.
Ada beberapa peringkat obligasi dari Standar and Poor’s, yaitu:
AAA Ranking tertinggi dari Standar and Poor’s dan menujukkan kemampuan yang
sangat kuat dalam membayar pokok dan bunga.
AA Obligasi yang dikualifikasikan sebagai obligasi berkualitas tinggi, dengan
perbedaan sangat kecil dari AAA.
A Obligasi yang memiliki kemampuan yang kuat untuk membayar pokok dan bunga
walaupun mereka lebih rentan terhadap efek merugi dari perubahan situasi dan
kondisi perekonomian.
6
BBB Obligasi yang dianggap memiliki kemampuan yang mencukupi untuk membayar
pokok dan bunga, walaupun mereka biasanya menunjukkan parameter perlindungan
yang memadai, namun kondisi perekonomian yang merugi atau perubahan keadaan
biasanya dapat melemahkan kemampuan membayar pokok dan bunga obligasi,
dibandingkan kategori A.
BB, B, CCC, CC Obligasi pada peringkat BB, B, CCC, dan CC secara berturut-turut
semakin rapuh kemampuannya. Obligasi yang masuk ke dalam peringkat ini mulai
bersifat spekulatif dalam hal kemampuan perusahaan membayar bunga dan pokok
pinjaman.
C Peringkat C disediakan untuk obligasi pendapatan dnegan tidak ada bunga dibayar.
D Obligasi dengan peringkat D sudah dianggap gagal, dengan pembayaran bunga
maupun pokok mengalami kemacetan.
Plus (+) atau minus (-) untuk menyediakan indikasi yang lebih mengenai kualitas
kredit, peringkat AA ke BB bisa dimodifikasikan dengan menambah tanda plus dan minus
untuk menunjukkan posisi relatif diantara kategori peringkat utama.
Tabel 2. Peringkat Obligasi Pefindo
Peringkat
Obligasi
Kemampuan dalam Memenuhi Kewajiban Finansial
Jangka Panjang
idAAA Superior, peringkat tertinggi
idAA Sangat kuat
idA Kuat
idBBB Memadai
idBB Agak lemah
idB Lemah
idCCC Rentan
idSD Gagal sebagian
idD Gagal bayar (default)
Peringkat dari idAAA sampai idB dapat dimodifiksi dengan tambahan tanda
plus (+) atau minus (-) untuk menunjukkan kekuatan relatif dalam kategori
peringkat. Ini disebut rating outlook.
Positive Peringkat bisa ditingkatkan
Negative Peringkat bisa diturunkan
7
Stable Peringkat mungkin tidak berubah
Developing Peringkat bisa dinaikkan atau diturunkan
Peringkat obligasi bukanlah suatu saran untuk membeli atau menjual obligasi.
Meskipun begitu, lembaga pemeringkat efek dapat menjembatani kesenjangan informasi
antara emiten atau perusahaan penerbit dan investor melalui penyediaan informasi standar
atas tingkat resiko kredit suatu perusahaan. Investor umumnya memanfaatkan peringkat
suatu obligasi untuk mengukur resiko yang dihadapi dalam pembelian obligasi tersebut.
G. ORI, SUN dan Obligasi Korporasi
Secara umum di Indonesia jenis obligasi dilihat dari penerbitnya antara lain Obligasi
Pemerintah dan Obligasi Korporasi.
a. Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1) Obligasi Rekap
Diterbitkan guna satu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalasi
Perbankan. Tujuannya adalah untuk mengatasi kesulitan permodalan bank-bank
tersebut akibat pengaruh krisis ekonomi di akhir tahun 1997. Setelah diterbitkan,
obligasi rekap tersebut ditransfer kepada bank-bank tertentu yang terpilih untuk
mengikuti program tersebut sebagai realisasi dari upaya penyertaan modal negara.
2) Surat Utang Negara (SUN)
Surat utang negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan
pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. SUN dan
pengelolaannya diatur oleh Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang
Negara.
Secara umum SUN dapat dibedakan ke dalam dua jenis:
a) Surat Perbendaharaan Negara (SPN), yaitu SUN berjangka waktu sampai dengan
12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Di Amerika Serikat, SPN ini
dikenal dengan sebutan Treasury Bills (T-Bills).
8
b) Obligasi Negara (ON), yaitu SUN berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Di
Amerika Serikat, obligasi negara ini dikenal dengan sebutan Treasury Bonds (T-
Bonds).
Pentingnya obligasi negara:
a) Bagi pemerintah
o Membiayai defisit APBN
o Menutupi kekurangan kas jangka pendek
o Mengelola portofolio utang negara
b) Pemerintah pusat berwenang untuk menerbitkan SUN setelah mendapat
persetujuan DPR dan setelah berkonsultasi dengan Bank Indonesia. Atas
penerbitan SUN, pemerintah berkewajiban untuk membayar bunga dan pokok
pinjaman dengan dana yang disediakan dalam APBN.
c) Beberapa hal penting mengenai obligasi negara:
o Obligasi negara harus mencerminkan investasi bebas resiko
o Obligasi digunakan sebagai benchmark
o Obligasi negara dapat digunakan sebagai alat dalam menata ekonomi
o Obligasi negara diharapkan dapat memudahkan pricing dan evaluasi obligasi,
baik di pasar primer maupun pasar sekunder.
o Obligasi negara dapat menjadi alat manajemen resiko.
Penerbitan dan Perdagangan Obligasi Negara:
a) Obligasi negara dengan kupon dapat dibedakan:
o Obligasi negara berbunga tetap, yaitu obligasi negara seri FR (fixed rate).
Kupon obligasi ini telah ditetapkan ketika diterbitkan.
o Obligasi berbunga mengambang, yaitu obligasi negara seri VR (variable rate).
b) Pembelian obligasi negara dapat dilakukan baik di pasar perdana maupun di pasar
sekunder.
3) Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai
nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel. Obligasi negara yang dijual kepada
individu/peseorangan WNI melalui agen penjual dengan volume minimum yang telah
ditentukan. ORI diterbitkan untuk membayar anggaran negara, diversifikasi sumber
pembiayaan, mengelola portofolio utang negara dan memperluas basis investor. ORI
9
merupakan investasi yang bebas terhadap resiko gagal bayar, yaitu kegagalan
pemerintah untu membayar kupon dan pokok kepada investor. Nama pasar obligasi
yang telah diterbitkan adalah Seri ORI 001 dan Seri ORI 002.
Secara ringkas berikut ini merupakan keuntungan investasi ORI:
a) Aman dan terjamin karena pembayaran kupon dan pokoknya diajmin oleh
Undang-Undang.
b) Memberikan keuntungan yang menarik karena kupon yang lebih tinggi dari suku
bunga bank (di pasar perdana)
c) Dapat diperdagangkan di pasar sekunder sesuai dengan harga pasar dan adanya
potensi capital gain di pasar sekunder.
d) Prosedur pembelian dan penjualan yang mudah dan transparan.
e) Pembayaran kupon dan pokok dilakukan tepat waktu dan secara online ke dalam
rekening tabungan investor.
f) Dapat dijadikan jaminan bank, dan deposit untuk bertransaksi saham.
g) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpatisipasi langsung dalam
Pembangunan Nasional.
Selain berbagai kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan dalam berinvestasi ORI,
terdapat resiko dalam investasi ini, yakni:
a) Resiko pasar (market risk); merupakan potensi kerugian bagi investor bila harga
ORI di pasar sekunder elebih rendah dari harga pembelian (baik di pasar perdana
maupun pasar sekunder)
b) Resiko likuiditas (liquidity risk)
4) Surat Berharga Syariah Negara/Obligasi Syariah/Obligasis Sukuk
Sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan
prinsip syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini merupakan perusahaan
yang secara khusus dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini. SBSN atau
sukuk negara ini merupakan suatu instrumen utang piutang tanpa riba sebagaimana
dalam obligasi, dimana sukuk ini diterbitkan berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai
dengan prinsip syariah.
b. Obligasi Korporasi
10
Obligasi korporasi (perusahaan) merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap
pada suatu tanggal jatuh tempo di msas mendatang disertai dengan pembayaran bunga
secara periodik.
Ketika menerbitkan obligasi, perusahaan juga menyusun bond indenture yang
ringkasannya disediakan dalam prospektus.
Bond indenture : dokumen legal yang memuat perjanjian tertulis antara perusahaan
penerbit obligasi dan pemegangnya. Salah satu isi penting dari bond
indenture adalah call provision.
Call provision : memberikan hak kepada perusahaan penerbitnya untuk membeli
kembali obligasi yang beredar dari para pemegangnya sebelum tanggal
jatuh tempo.
II. Alternatif Penilaian Saham
A. Pengertian Saham
Saham adalah efek yang umumnya di perdagangkan di Bursa Efek, dimana market
price ditentukan oleh suplay dan demand di bursa, yang merupakan bukti kepemilikan
perorangan / lembaga atas suatu perusahaan.
B. Jenis Saham
1. Dari segi kemampuan dalam hak tagih/klaim
Saham Biasa
Saham biasa merupakan bagian sumber dana terbesar dalam perushaan dan
merupakan sumber dana terbesar dalam perusahaan, dan apabila perusahaan
dikuidasi, pemilik saham biasa akan mendapatkan hak terakhir dalam pengembalian
modalnya baik dibayar penuh maupun dibayar sebagain dari aset perusahaan. Saham
biasa disebut juga common stock.
Saham Prioritas
Saham prioritas disebut juga preference share atau preffered stock atau saham
preferen atau saham istimewa. Saham prioritas dikatakan memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena menghasilkan pendapatan tetap
(seperti bunga obligasi) tetapi juga bisa mendatangkan hasil sebagaimana yang
11
dikehendaki investor. Dan dikatakan sebagai saham biasa karena mewakili
kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo serta membayar
dividen.
2. Dari Segi Peralihannya
a. Saham atas unjuk; saham yang tidak mencantunkan nama pemiliknya sehingga mudah
untuk dipindahtangankan.
b. Saham atas nama; saham yang mencantumkan nama pemiliknya sehingga kalau
dipindahtangankan harus melewati prosedur.
3. Dari Kinerja Perdagangan
a. Blue-chip stock; saham perusahaan yang dianggap memiliki reputasi sebagai leader
(pimpinan) di industri sejenis, memiliki pendapatan relatif stabil dan konsisten
membayar dividen. Blue-chip bukan bearti selalu untung, tetapi selalu
diperdagangkan, seperti saham Astra, BCA, Bank Mandiri, Telkom, Indosat, dan
Indofood.
b. Income stock; saham perusahaan yang mempunyai kemampuan membayar dividen
lebih tinggi dari rata-rata.
c. Growth stock; saham emiten/perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan
yang lebih tinggi dan sebagai leader di industri sejenis.
d. Speculative stock; suatu saham yang nilainya tidak mencerminkan kondisi yang
sebenarnya dan harganya sering berfluktuasi tinggi (secara tidak rasional).
e. Counter cyclical stock; saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro
maupun situasi bisnis secara umum. Biasanya perusahaanya berkaitan dengan
kebutuhan pokok.
C. Alternatif Penilaian Saham
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu:
1. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit
saham (emiten).
2. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di
pasar.
12
3. Nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau
seharusnya terjadi.
Jadi, tujuan investor menilai saham adalah:
Memperkirakan harga pasar saham yang ada, dan menentukan harga saham yang
ditawarkan apakah wajar/tidak.
Menentukan keputusan beli dan jual saham sehubungan dengan kegiatan investasi.
Menghindari kerugian dan optimalisasi return.
Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach)
Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang
diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang
disyaratkan investor. Nilai intrinsik atau disebut juga nilai teoritis suatu saham nantinya
akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor di masa
datang. Tingkat return yang disyaratkan merupakan tingkat return minimum yang
diharapkan atas pembelian suatu saham.
Proses penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang meliputi:
Estimasi aliran kas saham di masa depan. Hal ini dilakukan dengan menentukan
jumlah dan waktu aliran kas yang diharapkan.
Estimasi tingkat return yang disyaratkan. Estimasi ini dibuat dengan
mempertimbangkan risiko aliran kas di masa depan dan besarnya return dari alternatif
investasi lain akibat pemilihan investasi pada saham, atau disebut sebagai biaya
kesempatan (opportunity cost). Tingkat return yang diharapkan dari suatu aliran bisa
bersifat konstan sepanjang waktu atau berubah-ubah.
Mendiskontokan setiap aliran kas dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang
disyaratkan.
Nilai sekarang setiap aliran kas tersebut dijumlahkan, sehingga diperoleh nilai
intrinsik saham bersangkutan.
Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham adalah earning perusahaan. Dari
sudut pandang investor yang membeli saham, aliran kas yang akan diterima investor
adalah earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan demikian, kita bisa
menggunakan komponen dividen sebagai dasar penilaian saham. Penentuan nilai saham
(pendekatan nilai sekarang) dengan menggunakan komponen dividen bisa dilakukan
dengan menggunakan berbagai model berikut ini.
a. Model Diskonto Dividen
13
Model diskonto dividen merupakan model untuk menentukan estimasi harga saham
dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang.
b. Model Pertumbuhan Nol
Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan
mengalami pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang dibayarkan akan
tetap sarna dari vvaktu ke waktu. Model pertumbuhan nol ini sebenarnya sarna
dengan prinsip perhitungan saham preferensi karena dividen yang dibayarkan
diasumsikan selalu satna dan tidak akan mengalami perubahan pertumbuhan
sepanjang waktu.
c. Model Pertumbuhan Konstan
Model petumbuhan konstan juga disebut sebagai model Gordon, setelah Myron J.
Gordon mengembangkan dan mempopulerkan model ini. Model ini dipakai untuk
menentukan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan
secara konstan selama waktu tak terbatas, di mana g t + 1 = gt untuk semua waktu t.
d. Model Pertumbuhan Tidak Konstan (Ganda)
Asumsi perusahaan akan membayarkan dividen seeara konstan dalam kenyataannya
kadangkala kurang tepat. Adakalanya, perusahaan mengalami pertumbuhan yang
sangat baik jauh di atas pertumbuhan normal dan sangat menjanjikan selama beberapa
tahun, tetapi lambat laun menurun terus.
Price Multiples
a. Price Earning Ratio (PER)
Di samping pendekatan nilai sekarang (model diskonto dividen), dalam metode
penilaian saham berdasar analisis fundamental dikenal juga pendekatan lain yang
disebut pendekatan Price Earning Ratio (pendekatan PER). Pendekatan ini
merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai di kalangan analis saham dan para
praktisi. Dalam pendekatan PER atau disebut juga pendekatan multiplier, investor
akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga
suatu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara
harga saham terhadap earning perusahaan. Jika misalnya PER suatu saham sebanyak
3 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali nilai earning perusahaan
tersebut. PER ini juga akan memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus
dibayar investor untuk memperoleh setiap Rpl,00 earning perusahaan.
14
Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham
perusahaan terliadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk
menghitung PER adalah sebagai berikut:
PER= Harga per lembar sahamEarning per lembar saham
b. Price/Earnings to Growth Ratio (PEG)
PEG rasio mempunyai kaitan erat dengan P/E rasio. PEG rasio adalah penyempurnaan
dari P/E rasio dan faktor-faktor dalam estimasi pertumbuhan pendapatan saham ke
valuasi terkininya. Dengan membandingkan P/E rasio sebuah saham dengan proyeksi,
atau estimasi, pertumbuhan earnings per share (EPG)nya, investor mendapat
pemahaman lebih mendalam tentang derajat overpricing atau underpricing valuasi
terkini dari sebuah saham, yang ditunjukkan oleh P/E rasio tradisional.
Konsensus umum adalah jika nilai PEG rasio menunjukkan angka 1, berarti pasar
memberikan valuasi (P/E rasio terkini) saham sesuai dengan estimasi terkini
pertumbuhan earning per share. Jika PEG rasio kurang dari 1, berarti pertumbuhan
EPS berpotensi melebihi valuasi pasar terkini. Dengan kata lain, harga saham dalam
kondisi undervalued. Sebaliknya, saham dengan rasio PEG tinggi dapat menunjukkan
kondisi yang berlawanan, harga saham overvalued. PEG dapat dirumuskan sebagai
berikut:
PEG Rasio = price
earningratio
earnings per share ( EPS ) growth
c. Price to Book Value Ratio (PBV)
Price to Book Value Ratio (PBV) merupakan perbandingan antara harga saham dan
nilai buku ekuitas dari suatu perusahaan. Rasio PBV yang dianalisis merupakan
perbandingan antara harga saham pada suatu periode dengan nilai buku ekuitas yang
diperoleh dari neraca perusahaan pada periode tertentu. Makin tinggi rasio ini, berarti
pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Satuan PBV yang digunakan adalah
X (kali).
Price ¿Book Value Ratio ( PBV )= Harga sahamNilai buku saham
15
Residual Income Model
Residual income model dalam penilaian ekuitas menjadi model yang diakui dalam
praktik investasi dan penelitian. Secara konsep, residual income adalah laba bersih
dikurangi biaya ekuitas (Stowe, 2007). Residual income model lebih bermanfaat
dibandingkan beberapa model penilaian ekuitas berdasarkan pendekatan nilai sekarang
dalam menjelaskan harga saham. Residual income model (RIM) dalam menganalisis nilai
intrinsik ekuitas mempunyai dua komponen yaitu nilai buku ekuitas saat ini, dan nilai
sekarang dari ekspektasi masa depan dari residual income.
Menurut Stowe (2007), kekuatan dari Residual income model (RIM) adalah :
o Nilai terminal tidak memperoleh bagian yang besar dari total present value.
o RIM menggunakan data akuntansi yang tersedia dan siap dipakai.
o Model ini dapat diaplikasikan untuk perusahaan yang tidak membayar dividen atau
perusahaan yang tidak mempunyai arus kas bebas positif.
o Model ini dapat digunakan jika arus kas tidak dapat diprediksi.
o Model ini mempunyai focus di profitabilitas ekonomi.
Kelemahan Residual income model (RIM) yaitu :
o Model ini berdasar pada data-data akuntansi yang dapat dimanipulasi oleh
manajemen.
o Data-data akuntansi yang digunakan sebagai input memerlukan penyesuaian yang
signifikan.
Pendekatan Penilaian Saham Lainnya
a. Rasio Harga/Aliran Kas
Pendekatan ini mendasarkan diri pada aliran kas perusahaan, bukannya earning
perusahaan. Dalam penilaian saham perusahaan, investor bisa menggunakan
informasi rasio harga/aliran kas ini sebagai pelengkap informasi PER, karena data
aliran kas perusahaan bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi
investor tentang perubahan nilai saham yang akan terjadi.
b. Economic Value Added (EVA).
EVA mengukur keberhasilan manajemen dalam meningkatkan nilai tambah (value
added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen
16
baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin
pada peningkatan harga saham perusahaan.
EVA dihitung dengan mengurangkan keuntungan operasi perusahaan dengan biaya
modal perusahaan, baik untuk biaya hutang (cost of debt) maupun modal sendiri (cost
of equity). Secara matematis, EVA suatu perusahaan dapat dituliskan sebagai berikut:
EVA = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak – besarnya biaya modal operasi
dalam rupiah setelah dikurangi pajak
EVA = [EBIT (1 – pajak)] – [(modal operasi) (persentase biaya modal setelah
pajak)]
17
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Agus Zainul Arifin. Penilaian Saham. Pusat Pengambangan Bahan Ajar. Universitas
Mercubuana
Frensidy, Budi. 2007. Menilai Saham Dari Dividennya. Universitas Indonesia
Deden Mulyana. Pengertian Obligasi, Penilaian Obligasi, dan Strategi Investasi Obligasi. <
http://www.deden08m.wordpress.com>
Deden Mulyana. Penilaian Saham, dan Strategi Portofolio Saham.
<http://www.deden08m.wordpress.com>
Mohammad Mustaqim. Obligasi. Fakultas Ekonomi UI
Syafarudin Alwi & Bambang Riyanto. 2007. Obligasi (Bonds). <http://sap.gunadarma.ac.id>
18