Download - PENGERTIAN FILSAFAT

Transcript
Page 1: PENGERTIAN FILSAFAT

BAB I

PENGERTIAN FILSAFAT

Pemikiran Para Ahli Filsafat Yunani Kuno

Istilah filsafat memiliki cinta pada kebijaksanaan atau cinta pada

pengetahuan. Para filsuf alam mengemukakan pandangannya tentang dasar

atau asal mula segala sesuatu serta peristiwa yang terdapat dalam alam ini.

Asal atau dasar segala sesuatu ialah air menurut Thales, udara menurut

Anaximenes, api menurut Herakleitos, bilangan atau angka menurut pendapat

Phytagoras, atom-atom dan ruang kosong menurut pendapat Leukippos dan

Demokritos, dan empat unsur utama menurut pendapat Empedokles.

Pandangan lain dikemukakan oleh tiga orang filsuf besar, yaitu Sokrates,

Plato, dan Aristoteles. Bagi Sokrates yang merupakan asas hidup manusia

adalah jiwa. Plato berpendapat adanya dunia ide yang merupakan dasar dari

segala realitas yang tampak, sedangkan Aristoteles mengemukakan

pentingnya logika bagi perkembangan pemikiran manusia menuju kepada

kebenaran.

Beberapa Pandangan dan Cabang Filsafat

Pandangan idealisme menyatakan bahwa realitas yang tampak oleh indera

manusia adalah bayangan dari ide atau idea yang merupakan realitas yang

fundamental. Implikasi dari pandangan ini ialah adanya kecenderungan dari

kelompok yang mengikutinya untuk menghormati budaya dan tradisi serta

hal-hal yang bersifat spiritual. Humanisme memiliki dua arah, yakni

humanisme individu dan humanisme sosial. Humanisme individu

mengutamakan kemerdekaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan

berbagai aktivitas yang kreatif. Kemampuan ini disalurkan melalui kesenian,

kesusastraan, musik, teknologi, dan penguasaan tentang ilmu kealaman.

Humanisme sosial mengutamakan pendidikan bagi masyarakat keseluruhan

untuk kesejahteraan sosial dan perbaikan hubungan antarmanusia. Aliran

empirisme berpandangan bahwa pernyataan yang tidak dapat dibuktikan

melalui pengalaman adalah tanpa arti. Ilmu harus dapat diuji melalui

Page 2: PENGERTIAN FILSAFAT

pengalaman. Dengan demikian kebenaran yang diperoleh bersifat a posteriori

yang berarti post to experience. Para penganut rasionalisme berpandangan

bahwa satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio

(akal) seseorang. Kritisisme menjembatani kedua pandangan yaitu

rasionalisme dan empirisme. Empirisme menghasilkan keputusan-keputusan

yang bersifat sintetis yang tidak bersifat mutlak, sedangkan rasionalisme

memberikan keputusan yang bersifat analitis. Berpikir merupakan proses

penyusunan keputusan yang terdiri dari subjek dan predikat. Konstruktivisme

intinya adalah bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil konstruksi

individu melalui interaksinya dengan objek, fenomena, pengalaman, dan

lingkungannya. Filsafat dibagi dalam beberapa cabang atau bagian filsafat,

yaitu epistemologi, metafisika, logika, etika, estetika, dan filsafat ilmu.

Epistemologi membahas hal-hal yang bersifat mendasar tentang

pengetahuan. Metafisika dikemukakan oleh Andronikos dari kumpulan tulisan

Aristoteles yang membahas hakikat berbagai realitas yang diamati oleh

manusia dalam dunia nyata. Logika menekankan pentingnya penalaran

dalam upaya menuju kepada kebenaran. Etika disebut juga sebagai filsafat

moral karena menitikberatkan pembahasannya pada masalah baik dan buruk,

kesusilaan dalam kehidupan masyarakat. Estetika menekankan pada

pembahasan keindahan, sedangkan filsafat llmu membahas hakikat ilmu,

penerapan metode filsafat untuk menemukan alas realitas yang dipersoalkan

oleh ilmu.

Page 3: PENGERTIAN FILSAFAT

BAB II

FILSAFAT PENDIDIKAN

Filsafat Pendidikan sebagai disiplin ilmu

Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana

mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan

bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip

pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau

proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi

kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai

tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori

pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni

menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah

yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan

pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari

teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan

dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar

tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.

Beberapa Aliran Filsafat dalam Pendidikan

Beberapa aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan

pendidikan, misalnya, idealisme, realisme, pragmatisme, humanisme,

behaviorisme, dan konstruktivisme. Idealisme berpandangan bahwa

pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk membawanya pada tingkat

kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan pendidikan aliran ini

membentuk karakter manusia. Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat

realitas adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis. Tujuan pendidikannya

membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan

memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Pragmatisme merupakan

kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan

Page 4: PENGERTIAN FILSAFAT

positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran

melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya

menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru

dalam kehidupan priabdi dan masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa

pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak (child centered).

Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan

moral. Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah

seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat

penting. Oleh sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan pada proses

mengubah atau memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-

pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung

jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Menurut paham

konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu

mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain

melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki

seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki

kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.

Suatu usaha untuk mengatasi persoalan-persoalan pendidikan tanpa

menggunakan kearifan (wisdom) dan kekuatan filsafat ibarat sesuatu yang

sudah ditakdirkan untuk gagal. Persoalan pendidikan adalah persoalan

filsafat. Pendidikan dan filsafat tidak terpisahkan karena akhir dari pendidikan

adalah akhir dari filsafat, yaitu kearifan (wisdom). Dan alat dari filsafat adalah

alat dari pendidikan, yaitu pencarian (inquiry), yang akan mengantar

seseorang pada kearifan.

Filsafat secara ringkas berkenaan dengan pertanyaan seputar analisis

konsep dan dasar-dasar pengetahuan, kepercayaan, tindakan, dan kegiatan.

Jadi dalam filsafat terkandung pengertian dua hal, yaitu (1) analisis konsep,

dan (2) pendalaman makna atau dasar dari pengetahuan dan sejenisnya.

Dengan menganalisis suatu konsep, hakikat makna suatu kata dieksplorasi

baik secara tekstual dengan padanannya maupun juga secara kontekstual

dalam penggunaannya. Sehingga akan terkuak dimensi-dimensi moral yang

khas dalam pemakaiannya, yang membedakannya dari kata yang lainnya.

Page 5: PENGERTIAN FILSAFAT

Jadi, memasukkan makna suatu kata sebagai konsep yang khas dalam

kesadaran sehingga memiliki asumís-asumsi moral guna membantunya lebih

cermat dalam fungsionalisasinya.

Analisis konseptual akan mengantar kita pada setidaknya 2 hal penting: (1)

memungkinkan kita melihat secara lebih jernih bagaimana suatu konsep

terkait tidak saja dengan konsep-konsep lainnya tetapi juga dengan bentuk-

bentuk kehidupan sosial yang berada pada jaringan asumsi-asumsi yang

saling bertautan seperti tanggung jawab manusia, hak-hak yang terkait

dengan kewenangan, dan peran penderitaan dalam kehidupan kita. Hal

tersebut akan mengantar kita pada pemahaman yang lebih baik tentang

kehidupan sosial kita. (2) dengan memahami struktur konseptual tertentu,

akan memungkinkan kita untuk bisa mencermati asumsi-asumsi moral terkait

isu yang ada.

Page 6: PENGERTIAN FILSAFAT

FILSAFAT PENDIDIKAN

“Filsafat Pendidikan Sebagai Disliplin Ilmu”

Disusun Oleh :

Dhani Harda Setiadji 1215066091

Hari Sulistiyo 1215066109

Yusri 1215066063

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

KATA PENGANTAR

Page 7: PENGERTIAN FILSAFAT

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat nya kepada

kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami dengan sebaik-baiknya.

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas dari Bapak Zuhdy selaku dosen

mata kuliah Filsafat Pendidikan.

Filsafat Pendidikan merupakan mata kuliah yang harus di pelajari,

karena dengan filsafat pendidikan kita bisa berpikir secara mendalam dan

menyeluruh atas masalah – masalah pendidikan yang ada di Indonesia saat

ini. Pada kesempatan ini, kami menyajikan makalah tentang filsafat

pendidikan yang membahas tentang filsafat pendidikan sebagai disiplin ilmu.

Semoga apa yang kami ke depankan pada makalah ini dapat berguna bagi

pembacanya.

Bila dalam penulisan makalah ini ada kesalahan atau kekurangan, kami

mohon di buka kan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Karena

kesempurnaan hanya milik Allah Swt dan kekurangan datangnya dari kami.

Maka dari itu, kami selaku penulis meminta saran dan masukan demi

kesempurnaan penulisan makalah ini.

KESIMPULAN

Page 8: PENGERTIAN FILSAFAT

Falsafat filsafat sebagai disiplin ilmu ialah selalu bertanya untuk mendapatkan

kebenaran! Kata "Bertanya" adalah dasar dari pengembangan Ilmu

Pengetahuan, ilmu apapun. Dari Pertanyaan-pertanyaan yang ada,

melahirkan metode-metode/teory-teory pengembangan dan penelitian untuk

mengetahui suatu kebenaran (lahirnya Sosiologi, Antropologi, Hukum,

Matematika, ilmu fisika, kimia, ilmu kemiliteran, ketatanegaraan dst). Ini dasar

berfikir FILSAFAT.

Dalam Memahami filsafat sering kali kita terjebak dalam teory-teory (pada

umunnya, karena tugas-tugas dan juga karena sistem mempelajari filsafat di

Tanah air lebih banyak mengarah pada menghafal teory-teory dan rumusan-

rumusan para filosofis) sementara dalam tatanan praktis-praksis pragmatis

porsinya sangat sedikit, akibat dari itu paham dan pengertian berfilsafat baru

pada tatanan kognitif, belum pada tatanan praktis-praksis pragmatis....filsafat

pendidikan baik di sekolah Dasar sampai pada Perguruan Tinggi seharusnya

mengarahkan peserta didik pada paham praktis-praksis pragmatis bukan

pada tatanan menghafal (kognitif belaka)!

Filsafat pendidikan memang suatu disiplin yang bisa dibedakan tetapi tidak

terpisah baik dari filsafat maupun juga pendidikan, ia beroleh asupan

pemeliharaan dari filsafat. Ia mengambil persoalannya dari pendidikan,

sedangkan metodenya dari filsafat. Berfilsafat tentang pendidikan menuntut

suatu pemahaman yang tidak hanya tentang pendidikan dan persoalan-

persoalannya, tetapi juga tentang filsafat itu sendiri. Filsafat pendidikan tidak

lebih dan tidak kurang dari suatu disiplin unik sebagaimana halnya filsafat

sains atau sains yang disebut mikrobiologi.

Page 9: PENGERTIAN FILSAFAT

DAFTAR PUSTAKA

P.H. Hirst & R.S. Peters. The Logic of Education. London: Routledge & Kegan Paul, 1972.

Charles J. Braunes & Hobert W. Burns. Problems in Education and Philosophy. New York: Prentice-Hall Inc., 1965.


Top Related