Download - Pengertian diklat ii
![Page 1: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
II.1.1.Batasan Diklat
Pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan salah satu kunci manajemen
tenaga kerja, merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab yang tidak dilaksanakan
secara sembarangan. Artinya, agar efektivitas dan pendidikan dapat terjamin, perlu
adanya penanganan yang serius dan baik yang menyangkut sarana maupun prasarana
sehingga meningkatkan keahlian dan prestasi kerja karyawan. Pendidikan dan
pelatihan merupakan dua hal yang hampir sama maksud pelaksanaannya, namun
ruang lingkup yang membedakannya.
Menurut Dr. B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2005,hal :199) pendidikan
merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian atau sikap tenaga
kerja sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja
mereka. Pendidikan berhubungan dengan menambah pengetahuan umum dan
pengertian seluruh lingkungan kerja. Pendidikan berhubungan dengan menjawab
bagaimana dan mengapa. Pendidikan biasanya lebih banyak berhubungan dengan
teori tentang pekerjaan, sedangkan pelatihan merupakan pendidikan dalam arti yang
agak sempit, terutama dengan instruksi, tugas khusus dan disiplin. Pelatihan
merupakan proses membantu tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam
pekerjaan mereka sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan masa yang
akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan,
pengetahuan dan sikap yang layak.
![Page 2: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/2.jpg)
Dalam ilmu pengetahuan tentang perilaku, pelatihan merupakan kegiatan lini
dan staff yang tujuannya mengembangkan kepemimpinan untuk memperoleh
efektivitas pekerjaan individual tenga kerja yang lebih besar, hubungan antar individu
tenaga kerja dalam perusahaaan/organisasi menjadi lebih baik dan penyesuaian
terhadap lingkungan kerja secara keseluruhan.
Berdasarkan rumusan tersebut, pelatihan merupakan kunci manajemen lini dan
staff . Manajemen ini memiliki tanggung jawab yang besar terhadap penyelenggaraan
Diklat, sedangakan teknis operasional untuk membantu lini dalam melaksanakan
fungsinya. Pelatihan berhubungan dengan efektivitas pekerjaan individu tenaga kerja
dan hubungan antar tenaga kerja yang dikembangkan untuk memudahkan pencapaian
tujuan perusahaan/organisaisi.
II.I.2. Proses Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Apabila dilihat dari pendekatan sistem, maka proses pendidikan dan pelatihan
itu terdiri dari input (sasaran diklat) dan output (perubahan perilaku) serta faktor2
pendekatan lain yang mempengaruhi proses pendidikan dan pelatihan tersebut.Dalam
teori Diklat faktor-faktor yang mempengaruhi proses diklat tersebut di bedakan
menjadi (2) yakni apa yang disebut perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software).
Perangkat lunak(sofware)dalam proses Diklat ini mencakup kurikulum,
organisasi pendidikan dan pelatihan, peraturan-peraturan, metode belajar mengajar
dan tenaga kerja atau pelatih itu sendiri. Sedangkan perangkat kerasnya (hardware)
antara fasilitas-fasilitas mencakup gedung-gedung, perpustakaan (buku-buku
referensi), alat bantu pendidikan dan sebagainya.
![Page 3: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/3.jpg)
Selain hal tersebut diatas pendekatan lain mengatakan bahwa faktor fasilitas,
tenaga pengajar, alat bantu pendidikan atau peraga, metode dalam pelajaran
digolongkan sumber Daya Manusia yang terdiri dari 4 (man, money,
material,methods).
II.1.3. Siklus pendidikan dan pelatihan (Diklat)
Menurut Prof. DR.soekidjo Notoadmojo (2003,hal 33-44)siklus
pendidikan dan pelatihan secara garis besar adalah :
a. Analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan
Tujuan dari kegiatan ini antara lain untuk mencari atau mengidentifikasi
kemampuan-kemampuan apa yang diperlukan oleh tenaga kerja dalam rangka
menunjang kebutuhan organisasi/perusahaan. Untuk mempertajam analisis ini
seyogianya dilakukan survey pendataan kebutuhan (need assessment). Tahap ini pada
umumnya mencakup:
1. Analisis organisasi, menyangkut pertanyaan : dimana atau apakah diperlukan
dan pelatihan (Diklat) dalam sebuah organisasi? Setelah itu dipertimbangkan
biaya, alat-alat yang dipergunakan. Aspek lain dari analisis organisai adalah
penentuan berapa banyak karyawan/relawan yang perlu dilatih untuk tiap-tiap
klasifikasi pekerjaan.
2. Analisis pekerjaan, antara lain menjawab pertanyaan : apa yang harus
diajarkan atau diberikan dalam Diklat agar karyawan/relawan mampu
melakukan pekerjaan secara efektif. Tujuan utama analisis pekerjaan ini untuk
memperoleh informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksakan oleh
karyawan, tugas-tugas yang harusnya dilakukan tetapi tidak dilakukan oleh
![Page 4: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/4.jpg)
relawan/karyawan tersebut, sikap dan pengetahuan serta ketrampilan
diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang baik.
3. Analisis pribadi, yang menjawab pertanyaan : Siapa yang membutuhkan
pendidikan dan pelatihan serta bentuk yang akan dibuat ? untuk itu perlu
informasi mengenai karyawan/relawan.
b. Menetapkan tujuan
Pada dasarnya tujuan adalah perubahan perilaku (kemampuan)
karyawan/relawan setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Perubahan itu
tentunya kearah yang positif yang pada gilirannya terjadi perkembangan organisasi
atau perusahaan karah yang lebih baik.
c. Pengembangan kurikulum
Dari tujuan dan hasil yang dicapai maka diketahui apa yang harus diberikan
dalam pendidikan dan pelatihan, maka selanjutnya identifikasi materi yang akan
diberikan, waktu pelaksanaan, menentukan metode pengajaran.
d. persiapan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
Sebelum Diklat dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan yang pada
umumnya mencakup kegiatan-kegiatan adsminstrasi antara lain menyusun silabus
dan jadwal Diklat, pemanggilan peserta, seleksi peserta apabila Diklatnya lebih
khusus, menghubungi para pengajar, penyusunan materi Diklat, penyediaan bahan-
bahan referensi, penyiapan tempat dan sebagainya
![Page 5: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/5.jpg)
e. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Diklat ini antara lain,
adanya penanggung jawab, adanya monitoring pelaksanaan Diklat melalui evaluasi
harian, adanya alat-alat bantu yang diperlukan seperti Overhead projector (OHP), in
focus, flip chart dan sebagainya.
f. Evaluasi
Setelah semuanya berakhir maka dilakukan evaluasi kegiatan apakah ada
peningkatan serta pemahaman lebih lanjut tentang pekerjaan dari hasil pendidikan dan
pelatihan tersebut.
II.1.4. Manfaat dan Dampak Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Manfaat dan dampak yang diharapkan dari penyelenggaraan Diklat bagi
karyawan/relawan suatu perusahaan/organisasi meliputi :
a. Peningkatan keahlian kerja
Meningkatkan keahlian bekerja tidak hanya terbatas melalui Diklat saja tetapi
kebiasaan untuk melakukan tugas dan kebiasaan secara rutin pada setiap waktu dalam
suatu tugas atau pekerjaan juga merupakan sarana positif untuk meningkatkan
keahlian tenaga kerja.
b. Pengurangan Keterlambatan Tenaga Kerja
Berbagai alasan seringakali muncul dari tenaga kerja atas tindakan yang
mereka lakukan meskipun sering sekali alasan itu tidak masuk akal, misalnya
keterlambatan kerja karena faktor tempat tinggal, gangguan lalu lintas di perjalanan
dan sebagainya.
![Page 6: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/6.jpg)
c. Mengurangi Timbulnya Kecelakaan Kerja, Kerusakan Alat/Bahan inventaris
organisasi atau perusahaan sebagai penunjang aktivitas kerja
Kecelakaan bekerja itu biasanya timbul atas kelalaian karyawan/relawan
ataupun pihak perusahaan/organisasi, ketidaktahuan tenaga kerja tentang keselamatan
kerja dan penggunaan peralatan didalam suatu pekerjaan.
d. Peningkatan Produktifitas Kerja
Tujuan setiap perusahaan/organisasi adalah memperoleh tingkat produktifitas
tinggi, setiap proses mengalami setiap peningkatan sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk memperoleh hal tersebut didukung beberapa faktor diantaranya adalah kondisi
kerja para tenaga kerja. Apabila tenaga kerja tidak memiliki gairah dan semangat
bekerja, tentu produktifitas kerja pun akan merosot atau rendah. Sebaliknya, apabila
tenaga kerja memiliki semangat dan gairah kerja tinggi keluaran (produktifiatas kerja)
akan tinggi pula.
e. Peningakatan Kecakapan Kerja
Perkembangan teknologi dan komputerisasi yang makin maju, menuntut
tenaga kerja harus mampu menggunakannya. Untuk itu, tenaga kerja dituntut
mengembangkan kemampuan dan kecakapan kerjanya baik secara manual maupun
teknologi.
f. Meningakatkan Rasa Tanggung jawab
Masing-masing tenaga kerja sebenarnya memiliki tanggung jawab, hanya
tingkatan dan kebutuhannya berbeda-beda bergantung pada beban tugas dan pekerjaan
yang diserahkan padanya. Yang dimaksud tanggung jawab disini adalah kewajiban
seorang tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Makin tinggi hierarki
perusahaan/organisasi makin besar tanggung jawab yang diserahkan kepadanya.
![Page 7: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/7.jpg)
II.1.5. Metode serta Teknik Pendidikan dan Pelatihan
Menurut DR. B. Siswanto Sastro Hadiwiryo (2005, hal :214) dan
Prof.DR.Soekidjo Notoadmojo (2003, hal :59-69), metode serta teknik pendidikan dan
pelatihan juga dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya
a. Pelatihan di tempat tenaga kerja
Pelatihan di tempat tenaga kerja yang dimaksudkan untuk memberikan
petunjuk khusus kepada para tenaga kerja guna melakukan tugas serta pekerjaannya.
Pelatihan di tempat kerja penyelenggaraanya pada tempat kerja berupa pelatihan
praktek dengan menggunakan situasi pekerjaan sebagai sarana untuk memberi
instruksi/petunjuk. Jenis metode ini sering dijumpai karena dianggap sebagai metode
yang efektif dan efisien serta alokasi biaya juga murah.
b. Kuliah
Metode kuliah sering digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan. Dalam pelaksanaanya, metode ini banyak sisi positifnya yaitu selain dapat
menampung peserta dalam jumlah banyak juga dapat menggunakan media cetak,
elektronik, misalnya bagan, chart, kaset, video, film maupun jenis peraga lainnya.
Namun disisi lain, metode ini seringkali dipandang kurang efektif karena biasanya
kurang memberikan pengembangan diantara peserta dan lebih banyak bersifat
memberi (given) yaitu hanya memindahkan ide, pengetahuan, keahlian dan kecakapan
dari para pengajar kepada para peserta pendidikan dan pelatihan.
c. Studi Kasus
Penyajian laporan dari suatu kejadian yang telah diteliti, di analisis tetapi
masih memerlukan keputusan peserta serta pemecahannya. Fungsinya untuk
![Page 8: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/8.jpg)
menganalisis suatu masalah dalam mendemonstrasikan ringkasan suatu kasus secara
jelas dan padat.
d. Permainan Peranan (Role Playing)
Metode role playing dapat didefenisikan sebagai suatu metode pendidikan dan
pelatihan dimana telibat persis interaksi hubungan individu baik sebenarnya maupun
tiruan yang diperankan secara spontan. Peragaan ini biasanya disusun oleh suatu
diskusi dan analisis untuk menentukan hal-hal yang telah terjadi, mengapa terjadi,
bagaimana masalah tersebut mendapatkan sebuah solusi.
e. Seminar dan lokakarya
Seminar adalah suatu studi kasus yang biasanya diikuti lebih daripada 30
orang dan dipimpin oleh seorang yang ahli didalam bidang dipelajarinnya. Sedangkan
loka karya adalah pertemuan dari orang-orang yang berpengalaman dan ahli-ahli yang
dapat membantu, guna membicarakan masalah atau pelajaran yang dirasakan sulit
untuk dipecahkan sendiri.
f. Simposium
Simposium adalah serangakai pembicaraan yang diberikan oleh bebrapa ahli
dalam bidangnya masing-masing dengan topik yang berlainan tetapi berhubungan erat
satu sama lainnnya.
g. Diskusi kelompok
Metode pendidikan dan pelatihan diskusi kelompok adalah suatu proses
interaksi secara lisan/oral mengenai tujuan tertentu yang didalamnya melibatkan
peserta, melalui tukar menukar informasi dan pendapat untuk pemecahan sesuatu
masalah/persoalan.
Kebaikan dari pada diskusi kelompok adalah antara lain:
- diskusi kelompok dapat melibatkan peserta dalam jumlah yang besar
![Page 9: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/9.jpg)
- dapat menimbulkan wawasan baru bagi peserta baru
Kelemahan daripada diskusi kelompok adalah antara lain:
- sering sekali dalam diskusi hanya didominasi peserta yang pintar saja,
sementara peserta yang pasif hanya sebagai penonton
- apabila pimpinan diskusi kurang mampu dan kurang lincah dalam, diskusi
akan menjadi pura-pura
h. Kombinasi
Selain metode yang telah diuraikan diatas ada satu metode yang kadang-
kadang dilakukan penyelenggara pendidikan yaitu metode kombinasi yaitu gabungan
dari dua atau lebih metode yang dilaksanakan dengan tidak mengindahkan prinsip dari
masing-masing metode.
II.1.6.Evaluasi Penyelenggaraan pendidikan dan Pelatihan
Salah satu kegiatan yang harus dilakukan pendidik/pelatih dalam melakukan
tugas dan perannya adalah evaluasi. Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pelatihan, terutama dalam seluruh
kegiatan belajar mengajar berhasil tidaknya program pendidikan dan pendidikan akan
terlihat jelas pada saat kegiatan evaluasi yang dilaksanakan. Apabila berbicara tentang
proses pendidikan dan pelatihan, masalah evaluasi sulit untuk dipisahkan.
II.7.Pengertian dan Tujuan Evaluasi
Dari titik pandangan pendidikan dan evaluasi dapat diartikan sebagai suatu
proses sistematis untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
program pendidikan dan pelatihan
Tujuan evaluasi dalam pendidikan dan pelatihan, antara lain untuk mengetahui
:
![Page 10: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/10.jpg)
a. Tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh peserta dalam suatu periode
proses belajar mengajar tertentu.
b. Posisi atau kedudukan peserta dalam kelompoknya
c. Tingkat usaha yang telah dilakukan peserta dalam kegiatan pendidikan dan
pelatihan
d. Sampai sejauh mana para peserta telah merealisasikan menjadi suatu
penerapan melalui pekerjaannya
e. Efisiensi metode pendidikan dan pelatihan yang dilakukan
II.2.Prestasi kerja
II.2.1.Pengertian prestasi
Menurut Melayu hasibuan (1993, hal. 83-84) pengertian prestasi adalah
”suatu tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu”.
Sedangkan prestasi kerja adalah karyawan/relawan yang mencapai hasil
kerja dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara kualitas maupun kuantitas
disamping bekerja secara efektif dan efisien yang pantas untuk dipromosikan untuk
hal ini karena hal ini menunjukkan bahwa karyawan/relawan tersebut dapat
memanfaatkan waktu dan mempergunakan hal-hal dengan baik.
Prestasi kerja dapat juga hasil kerja yang maksimal dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepada karyawan/relawan yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu yang tepat.
![Page 11: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/11.jpg)
II.2.2.Penilaian Prestasi
Penilaian prestasi kerja adalah proses organisasi mengevaluasi atau menilai
prestasi kerja karyawan/relawan dimana diharapkan nantinya dapat memperbaiki
kinerja karywan/relawan tentang pelaksanaan pekerjaan mereka.
Menurut T.Hani handoko (1989,hal. 135) mengemukakan tentang kegunaan
penilaian prestasi kerja sebagai berikut:
1. Perbaikan prestasi kerja
2. Keputusan-keputusan penempatan
3. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan.
4. Perencanaan dan pengembangan karir.
5. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing
6. Ketidakakuratan informasi.
7. Kesempatan kerja yang adil.
8. Tantangan-eksternal eksternal
Di dalam sistem penilaian prestasi kerja di dalam suatu organisasi mencakup
beberapa elemen.elemen pokok sistem penilaian prestasi kerja ini mencakup kriteria
yang ada hubungannya dengan pelaksanaan kerja dan pemberian umpan balik kepada
karyawan dan manajer personalia. Meskipun manajer personalaia merancang sistem
penilaian prestasi kerja, akan tetapi kebanyakan yang melakukan prestasi kerja
terhadap bawahannya pada umumnya atasan langsung dari karyawan yang
bersangkutan.
II.2.2.1.Tujuan Penilaian prestasi Kerja
Tujuan penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi antara lain :
![Page 12: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/12.jpg)
1. Mengetahui tingkat kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan
berdasarkan kecakapan, ketrampilan yang dimilikinya
2. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan (job
description)
3. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan
bagi karyawan/relawan yang berada dalam organisasi
4. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan/relawan
5. Melihat hasil dan mutu karyawan serta ke arah pencapaian pekerjaan yang lebih
baik
6. Memberi prestasi kepada karyawan yang bersangkutan sehubungan dengan
pengembangan karirnya.
II.2.2.2 Metode-Metode Penilaian Prestasi Kerja
a. Penilaian Prestasi Kerja Berorientasi Waktu Lalu
Penilaian prestasi kerja berorientasi waktu lalu artinya penilaian
prestasi kerja seorang relawan/karyawan yang berdasarkan hasil yang telah dicapai
oleh karyawan/relawan selama ini. Metode ini mempunyai kelebihan dalam hal
perlakuan terhadap kerja yang telah terjadi dan sampai derajat tertentu dapat diukur.
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni prestasi kerja pada waktu yang
lalu tidak dapat diubah.
Teknik-teknik penilaian ini antara lain:
1..Rating Scale
Dalam hal ini penilai melakukan penilaian subjektif terhadap prestasi kerja
karywan/relawan dari skala tertentu dari yang terendah sampai tertinggi.
2.Checklist
![Page 13: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/13.jpg)
Dalam metode checklist penilai hanya memilih pernyataan-pernyataan yang
tersedia yang menggambatkan prestasi kerja dan karakteristik-karakteristik
karyawan/relawan
3.Metode Peristiwa Kritis
Didasarkan kepada catatan-catatan kepada pimpinan atau penilaian
karyawan/relawan yang bersangkutan tentang pekerjaan atau tugas dari karyawan
yang akan dinilai.
4.Metode peninjauan lapangan
Metode penilaian ini dilakukan dengan cara langsung terjun ke lapangan untuk
menilai prestasi kerja karyawan/relawan
5. Tes Prestasi Kerja
Yaitu dengan menggunakan test tertulis kepada karyawan/relawan yang akan
dinilai.
b. Penilaian Prestasi Kerja berorientasi masa yang akan datang
Metode ini memusatkan prestasi kerja karyawan/saat ini serta menetapkan
sasaran prestasi kerja di masa akan datang. Teknik-teknik yang digunakan antara lain:
1. Penilaian diri (self appraisals)
Metode ini menekankan bahwa penilaian prestasi kerja karyawan dinilai
oleh karyawan/relawan itu sendiri.
2. Pendekatan management Byo Objective (MBO)
Bentuk metode penilaian ini ditentukan bersama-sama antara penilai atau
pimpinan dengan karyawan/relawan yang akan dinilai.
3. Penilaian psikologis
![Page 14: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/14.jpg)
Dengan mengadakan wawancara mendalam, diskusi atau tes psikologis
terhadap karyawan/relawan yang akan dinilai. Aspek-aspek yang akan dinilai antara
lain intelektual, motivasi, emosional dan sebagaianya.
II.2.3.Aspek-aspek Yang Dapat Meningkatkan Prestasi Kerja.
Penilaian hasil kerja karyawan memberikan kesempatan bagi manajer maupun
bagi karyawan-karyawan untuk menilai hasil kerja pada waktu lampau, disamping
juga mempermudah dalam penyusunan tujuan dan rencana pengembangan untuk
karyawan pada penilaian di waktu mendatang. Penilaian harus direncakan secara hati-
hati untuk memastikan agar penilaian berdasarkan informasi yang objective dan
dikumpulkan untuk jangka waktu yang hendak dinilai. Biasanya penilaian dapat
dilakukan setahun sekali, tetapi jika dibutuhkaan dapat sesuai dengan organisasi.
Depertemen personalia biasanya selalu berhubungan dengan prestasi kerja
karyawan suatu perusahaan/organisasi. Maka untuk meningkatkan preastasi kerja
karyawan ada beberapa aspek yang harus didukung antara lain:
1. Gaji
Setiap perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang cukup kepada
karyawannya. Banyaknya gaji yang diberikan mempunyai pengaruh terhadap
peningkatan prestasi kerja karyawan/relawan. Sudah sama-sama kita maklumi
makin besar gaji yang diberikan berarti semakin tercukupi kebutuhan mereka.
Dengan demikian mereka akan mendapat ketenangan dalam melaksakan tugas
sehingga gairah dan semangat kerjanya dapat dirasakan
2. Fasilitas
Setiap perusahaan bilamana memungkinkan hendaknya menyediakan fasilitas
yang menyenangkan bagi para karyawan/relawan, berarti prestasi kerja mereka
![Page 15: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/15.jpg)
dapat lebih ditingkatkan. fasilitas termasuk juga balai pengobatan, tempat ibadah,
kamar kecil yang bersih dan juga sebagainya.
3. Rekreasi
Suasana kerja yang rutin sering sekali menimbulkan kebosanan dan ketegangan
kerja bagi para karyawan/relawwan. Untuk menghindari hal yaeng seperti itu,
maka perusahaan perlu dalam waktu tertentu menciptakan suasana santai,
misalnya dengan mengadakan piknik/rekreasi bersama-sama. Tentu saja usaha
seperti itu disesuaikan dengan kemampuan perusahaan atau organisasi. Pengaruh
yang dilibatkan itu cukup besar, semangat dan kegairahan kerja akan timbul
sehingga prestasi kerja akan timbul.
4. Promosi
Informasi mengenai performance dan prestasi kerja karyawan/relawan perlu
diketahui sebelum promosi untuk karyawan relawan yang bersangkutan dilakukan.
Informasi mengenai hal tersebut dapat diambil dari penilaian hasil prestasi kerja
karyawan/relawan yang bersangkutan. Secara objektiv penilaian tersebut
digunakan untuk pertimbangan apakah promosi tersebut tepat bagi
karyawan/relawan yang dimaksud. Hal ini untuk menghindari adanya hambatan
ataupun kegagalan dalam jabatan baru yang baru dipromosikan.
Keuntungan penilaian Kecakapan
- memberikan penghargaan kepada karyawan/relawan yang memiliki
kemampuan lebih
- memberikan balas jasa atas prestasi yang dicapai
- berguna bagi karyawan/relawan untuk mengetahui kedudukan mereka
![Page 16: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/16.jpg)
II.2.4.Kerangka pemikiran
Peningkatkan kapasitas karyawan/relawan PMI Cabang Medan menjadi sangat
penting disebabkan karena profesi dan tugas-tugas yang harus di emban oleh
karyawan/relawan PMI Cabang Medan menyangkut nilai-nilai kemanusiaan yang
memang tidak bisa dikerjakan secara sembarangan namun sebaliknya dibutuhkan
Sumber Daya Manusia yang benar-benar menguasai di bidangnya, punya dedikasi
secara total terhadap pekerjaan dan dedikasi dan profesional dalam tugas-tugas nya.
Kendati sulit Untuk membentuk Sumber Daya Manusia karyawan/relawan PMI
Cabang Medan, namun SDM adalah salah satu kunci motor penggerak organisasi
seperti PMI Cabang Medan ini. Maka, untuk mencapai semua itu pendidikan dan
pelatihan bagi karyawan/relawan sangat membantu kaaryawan/relawan di dalam
pekerjaanya untuk menghasilkan karyawan/relawan yang ahli, cakap, produktif serta
memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya dan yang penting
diperhatikan bahwa bagaimana pendidikan dan pelatihan itu diselenggarakan yang
mencakup secara teknis, kuantitas dan kualitas pembicara, sarana prasarana dan hal-
hal penunjang lainnya yang memberikan kontribusi tercapainya tujuan diklat yang
sebenarnya. Apabila dilihat dari pendekatan sistem, maka proses pendidikan dan
pelatihan itu terdiri dari input (sasaran diklat) dan output (perubahan perilaku). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam kerangka pemikiran sebagai berikut :
![Page 17: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/17.jpg)
F. Hipotesis
Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip widodo dalam bukunya ”Cerdik
menyusun proposal penelitian”hipotesis adalah ”dugaan yang bersifat sementara
sehingga perlu pembuktian”. Widodo (2004:42). Karena ia merupakan dugaan maka
hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk pernyataan dan sinkron dengan perumusan
masalah.
Berdasarkan defenisi tersebut maka hipotesis pada penelitian ini adalah
”terdapat pengaruh antara pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi kerja
karyawan/relawan PMI cabang Medan.
Bentuk-bentuk pendidikan dan pelatihan : -Pelatihan di tempat kerja -Kuliah -Studi kasus -Permainan peranan -Seminar lokakarya -Simposium -Diskusi kelompok
Hasil-hasil yang dicapai : -pengurangan keterlambatan kerja -peningkatan produktifitas -peningkatan keahlian kerja -peningkatan kecakapan kerja -peningkatan rasa tanggung jawab
PMI Cabang Medan
Proses (teknis) penyelenggaraan bentuk-bentuk pendidikan dan
pelatihan
![Page 18: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/18.jpg)
G. Defenisi Konsep
Masri singarimbun dan sofian Effendi mengatakan bahwa konsep adalah
abstraksi atau gambaran mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar
generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu
tertentu”. Masri S dan Sofyan E(1987:34)
Atas dasar itu penulis memberikan batasan atau defenisi dari beberapa konsep
yang digunakan yaitu:
1. Pendidikan dan pelatihan adalah proses pengembangan dan pengarahan
pengetahuan dan ketrampilan serta sikap dan perilaku yang tepat direncanakan
untuk dapat memenuhi kebutuhan organisasi baik saat ini maupun di masa yang
akan datang.
2. Prestasi menurut Malayu Hasibuan (1993, hal.83-84)pengertian
prestasi adalah ”suatu tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Sedangkan prestasi kerja
adalah karyawan/relawan yang mencapai hasil kerja dan dapat dipertanggung
jawabkan baik secara kualitas dan kuantitas disamping bekerja secara efektif
yang pantas untuk dipromosikan karena hal ini menunjukkan bahwa
karyawan/relawan tersebut dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan
alat-alat dengan baik.
H. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana
mengukur suatu variabel penelitian (Nawawi, 1991.113)
![Page 19: Pengertian diklat ii](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081703/55c82021bb61eb42208b46ad/html5/thumbnails/19.jpg)
1.Variabel bebas / independent variabel (X) pendidikan dan pelatihan dengan
indicator :
- kapasitas, kualitas Tenaga pengajar/ pemberi materi dalam diklat tersebut
- Kesesuaian antara teori dan praktek diklat dengan tuntutan tugas-tugas
organisasi.
- Fasilitas diklat yang mencakup sarana dan prasarana penunjang yang sesuai
dengan kebutuhan diklat
- Frekwensi karyawan/relawan dalam mengikuti diklat
2. Variabel Terikat / Dependent variabel (Y) Prestasi kerja dengan indikator :
a. Kedisiplinan, yaitu yang menyangkut keterlambatan kerja karyawan/relawan
sesudah mengikuti diklat
b. Peningkatan produktifitas
c. Peningkatan keahlian kerja
d. Peningkatan kecakapan kerja
e. Peningkatkan rasa tanggung jawab