1
PENGENALAN TEKNOSABO
Geografis Indonesia
Sumber: USGS
Gunungapi di Indoensia
2
Amanat UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Bencana: peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancamdan mengganggu kehidupan dan penghidupanmasyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alamdan/atau faktor non alam maupun faktor manusiasehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwamanusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,dan dampak psikologis
Bencana alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atauserangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antaralain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah langsor
World Conference on Disaster Reduction
HFA (Hyogo Framework for Action) 2005-2015
pedoman yang dibuat dari komitmen pemerintah diseluruh negara untuk mengambil tindakan dalammemperkecil risiko bencana.
Aksi prioritas HFA:
1. Menjadikan pengurangan risiko bencana sbg prioritas
2. Mengenali, menilai dan memantau risiko bencana
3. Membangun budaya keselamatan dan ketahanan thdbencana
4. Mengurangi faktor-faktor risiko
5. Penguatan kesiap-siagaan
3
BENCANA SEDIMEN
Bencana yang diakibatkan oleh aliran atau massa dengan kandungan sedimen seperti tanah longsor, banjir bandang, dan aliran lahar
TEKNOLOGI SABO di INDONESIA
1970-an
• Mr. TomoakiYokota memperkenalkanTeknosabopertama kali
• 1980 -> Masterplan Merapi I dibuat
1982-1991
• Volcanic Sabo Technical Center (VSTC) dibentuksebagaidukungan teknis
• Penerapanbangunan Sabo di wilayah G. Merapi, G. Semeru, G. Kelud, G. Agung
1992-1998
• VSTC bergantiSTC
• LingkupTeknosabo tidakhanya di wilayahGunungapi
• Aplikasi di Bengkulu, danPadang, Sumbar
4
Konseptual Teknologi Sabo
sabo works ( vulkanik
)
tanah longsor (slope failure )
aliran debris
debris batang pohon
runtuhan salju
Kanalisasi
Kanalisasi
sabo dam
tanah gerak (landslide
)
terasering
Peringatan
Dini
Alat Pantau
Aliran Debris/Lahar
Daerah Aliran debris/Lahar
Areal yang terletak sepanjangalur curam yang cenderung dialiridebris/laharAreal di dalam kipas alluvial dengan kemiringan 2o atau lebih
Tanah Longsor
Daerah Tanah Longsor (Slope failure)
Areal dengan kemiringan lebih dari 30o
dan ketinggian lereng lebih dari 5 mAreal di dalam jarak horizontal 10 m daripuncak lereng.Areal di dalam jarak horizontal 2 kali tinggi lereng dari kaki lereng.
Tanah Gerak
Tanah Gerak (Landslide)
Areal yang mempunyaikecenderungan dan berpotensiterjadi gerakan tanah (landslide)Areal yang terletak di dalam jaraktertentu ke arah bawah dari kaki lereng (maksimum 250 m)
Daerah Rawan Bencana Sedimen
5
Penanganan Bencana Sedimen
Fisik (Struktural)
• Cekdam (Sabodam)
• Konsolidasi Dam
• Groundsill
• Kanalisasi
• Drainase
• Tanggul pengarah
Non-Fisik (Non-Struktural)
• Terasering
• Penghijauan (regreening)
• Sistem Peringatan Dini
• Penataan ruang
• Penegakan hukum
• Penguatan Kelembagaan
TERIMAKASIH