PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS
PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB MATERI
PESAWAT SEDERHANA DI KELAS VIII
MADRASAH TSANAWIYAH
MAHDALIYAH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh:
MUAWANAH
NIM.TF.151093
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SYAIFUDDIN JAMBI
2019
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS
PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB MATERI
PESAWAT SEDERHANA DI KELAS VIII
MADRASAH TSANAWIYAH
MAHDALIYAH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUAWANAH
NIM.TF.151093
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SYAIFUDDIN JAMBI
2019
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Tuhan Semester Alam yakni Allah SWT. Shalawat
beriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad
SAW, serta para keluarga dan para sahabat-sahabat beliau. Syukur Alhamdulillah
dengan ridho-Mu Ya Allah. Engkau telah membukakan jalan menuju kesuksesan
yang tak ternilai harganya.
Kupersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang kusayangi:
Ayahhandaku tercinta “Bapak Ahmad Subari” dan Ibundaku tersayang
“Ibu Nasmiyah” yang telah memberikan pengorbanan yang begitu besar dan Do’a
yang tak pernah putus untuk memperlancar jalanku menuju kesuksesan.
Selanjutnya kepada Kakakku (Rika Hartati) dan Adikku (Ahmad Fikrom
Zulhakim) tersayang yang selalu memotivasi, mendo’akan, dan selalu memberiku
semangat untuk tidak berputus Asa menghadapi semua tantangan dan rintangan
yang selama ini dihadapi.
Spesial untuk tunanganku (Firmansyah), dan kalian sahabat-sahabatiku
(Wilda Yanti, Nurhasanah, Nia Astuti, Sumarni, Nada Soraya, Asnatun Hasanah,
Elsa Dwi Riana, Mustakim, Riki Hardiansyah, dan teman-teman seperjuangan
(Fisika B angkatan 2015) yang selalu memberikan semangat dan menemaniku
berjuang.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, bersabar membimbing saya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dan Bapak Ibu Dosen Prodi Tadris Fisika sekali lagi
saya ucapkan terimakasih atas segala kebaikannya, semoga Allah memberikan
ganjaran atas ketulusan dan keikhlasannya…
Aamiin…...
MOTTO
“Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain.” (QS. Asy-Syarh: 6-7) (Al-Qur’an dan Terjemahan: 2005)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan rasa syukur penulis haturkan
sepenuhnya kepada Allah SWT, maha pencipta alam semesta, maha memberi
dengan segala rahmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis
diberi kejernihan dalam berpikir, ketenangan dalam berbuat, kekuatan dalam
beraktivitas untuk menyelesaikan skripsi dengan judul: “ Pengembangan Lembar
Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific pada Sub Materi Pesawat Sederhana
di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi”. Sholawat dan
salam senantiasa penulis sampaikan kepada sosok manusia yang telah Allah SWT
janjikan syurga untuknya, Dialah Rosullullah SAW.
Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi
persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan bantuan, dukungan, masukan baik berupa ide dan saran, serta
motivasi baik moril maupun materil. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
pihak yang terlibat dalam membantu penulisan skripsi ini, terutama kepada pihak
yang terhormat:
1. Bapak Dr.H. Hadri Hasan, M.A, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Ibu Dr.Hj. Armida M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Boby Syefrinando, M.Si selaku Ketua Program Studi Tadris Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Drs. Rizalman, M.Pd dan Ibu Nova Kafrita, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu dan
memberikan pengarahan serta petunjuk dalam menyusun skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.
6. Para Karyawan dan Karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang telah banyak memberikan bantuan kepada
penulis.
7. Ibu Dra. Thoipah, S.Pd selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah
Kota Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam
memperoleh data dilapangan.
8. Ibu Rif’ah, S.TP selaku guru mata pelajaran Fisika di Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah Kota Jambi yang telah bersedia membantu dalam ujicoba
lapangan.
9. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti
hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
10. Tunanganku, sahabat-sahabatiku dan teman-teman mahasiswa seangkatan
Fisika 2015 yang telah menjadi partner diskusi dan memberikan motivasinya
dalam penulisan skripsi ini.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis
mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga. Semoga Allah SWT membalas
segala kebaikan amal semua pihak yang telah membantu, dan penulis hanya dapat
mengucapkan terimakasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu.
ABSTRAK
Nama : Muawanah
Prodi : Tadris Fisika
Judul : Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan
Scientific pada Sub Materi Pesawat Sederhana di Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Pendekatan Scientific yang valid, efektif, dan praktis pada pokok bahasan Pesawat
Sederhana dikelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi. Penelitian
ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan model 4-D (Define,
Design, Development, Disseminate). Subjek penelitian ini terdiri dari 23 siswa
kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi. Data validitas oleh
dosen Fisika diperoleh melalui angket. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui
post-test. Sedangkan hasil respon guru dan siswa diperoleh dari angket respon.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara kuantitatif.
Teknik analisis secara kuantitatif untuk menganalisis penilaian validator, hasil
belajar siswa, dan hasil angket respon guru dan siswa. Hasil penelitian ini adalah.
1). Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific dapat diterapkan dalam
pembelajaran Fisika berada dalam kategori sangat praktis. 2). Hasil belajar siswa
setelah menggunakan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific dengan
persentase sebesar 82,6% berada dalam kategori sangat efaktif.
Kata Kunci : Lembar Kerja Siswa, Pendekatan Scientific
ABSTRACT
Nama : Muawanah
Prodi : Tadris Fisika
Judul : Development of Scientific Approach Based Student
Worksheets on Sub Class of Simple VIII Aircraft Material
This study aims to produce a Scientific Approach Based Student Worksheet that is
valis, effective, and practical on the subject of Simple Aircraft in Class VIII
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi. This research is a research
development (R&D) with a 4-D model (Define, Design, Development,
Disseminate). The subject of this study consisted of 23 class VIII students of
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi. Data validity by lecturers was
obtained through questionnaires. Student learning outcomes data obtained through
post-test. While the results of teacher and student responses are obtained from the
quentionnaire response. The data analysis technique used in this study is
quantitatively. Quantitative analysis techniques to analyze the validator’s
assessment, student learning outcomes, and the results of the teacher and student
responses questionnaire. The result of this study are. 1). Student Worksheets
Based on the Scientific Approach can be applied in learning Physics in a very
practical category. 2). Student learning outcomes after using the Scientific
Approach Based Srudent Worksheet with a percentage of 82,6% are in the very
effective category.
Kata Kunci : Student Worksheets, Scientific Approach
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN SKRIPSI I ............................................................................ ii
PERSETUJUAN SKRIPSI II .......................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................... v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
ABSTRACT ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 7
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 7
F. Spesifikasi Produk yang diharapkan ................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan Model .......................................................... 10
B. Kajian Teoritik .................................................................................. 12
C. Penelitian yang Relevan .................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 24
B. Karakteristik Sasaran Penelitian ....................................................... 24
C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan ......................................... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa ........................................ 43
B. Kalayakan Lembar Kerja Siswa ......................................................... 55
C. Efektifitas Lembar Kerja Siswa (dalam tahapan uji coba)................. 75
D. Pembahasan ........................................................................................ 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 87
B. Saran ................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 89
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Butir skala likert ....................................................................... 39
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kevalidan Bahan Ajar ............................................ 39
Tabel 3.3 Skor Butir Skala Likert ..................................................................... 40
Tabel 3.4 Kategori Intervalefektifitas Perangkat Pembelajaran ....................... 40
Tabel 3.5 Skor Butir Skala Likert ..................................................................... 42
Tabel 3.6 Kategori Interval Praktikalitas Bahan Ajar ....................................... 42
Tabel 4.1 Saran Validator Ahli Materi Untuk Lembar Kerja Siswa ................. 56
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Materi ...................................... 56
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Media ...................................... 58
Tabel 4.4 Saran Validator Ahli Bahasa Untuk Lembar Kerja Siswa ................ 59
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Bahasa ..................................... 59
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Validator Ahli Materi, Media, dan Bahasa .............. 60
Tabel 4.7 Hasil Post-Test Belajar Siswa Kelas VIII (Kelompok Kecil) ........... 61
Tabel 4.8 Hasil Praktikalitas Lembar Kerja Siswa ........................................... 62
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas VIII ..................................... 63
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas VIII ...................................... 67
Tabel 4.11 Hasil Post-Test Belajar Siswa Kelas VIII (Kelompok Besar) .......... 71
Tabel 4.12 Hasil Praktikalitas Respon Guru Terhadap LKS .............................. 72
Tabel 4.13 Hasil Praktikalitas Respon Siswa Terhadap LKS ............................. 73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan 4-D .............................. 32
Gambar 4.1 Draf Peta Konsep Pesawat Sederhana ............................................. 50
Gambar 4.2 Hasil Perubahan Penilaian Validitas oleh Validator Materi ............ 57
Gambar 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ..................................................... 65
Gambar 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru....................................................... 68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ....................................................................
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................
Lampiran 3. Soal Post-Test ...............................................................................
Lampiran 4. Lembar Jawaban ...........................................................................
Lampiran 5. Lembar Validasi Ahli Materi ........................................................
Lampiran 6. Lembar Validasi Ahli Media ........................................................
Lampiran 7. Lembar Validasi Ahli Bahasa .......................................................
Lampiran 8. Hasil Validasi Materi, Media, dan Bahasa ...................................
Lampiran 9. Lembar Jawaban Siswa ................................................................
Lampiran 10. Hasil Post-Test Siswa (kelompok kecil) .......................................
Lampiran 11. Angket Respon Siswa ...................................................................
Lampiran 12. Hasil Angket Respon Siswa (kelompok kecil) .............................
Lampiran 13. Lembar Observasi Aktivitas Siswa...............................................
Lampiran 14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa, Pertemuan Pertama, Pertemuan
Kedua, dan Pertemuan Ketiga ......................................................
Lampiran 15. Lembar Observasi Aktivitas Guru ................................................
Lampiran 16. Hasil Observasi Aktivitas Guru, Pertemuan Pertama, Pertemuan
Kedua, dan Pertemuan Ketiga ......................................................
Lampiran 17. Lembar Jawaban ...........................................................................
Lampiran 18. Hasil Post-Test Siswa (kelompok besar) ......................................
Lampiran 19. Angket Respon Guru ....................................................................
Lampiran 20. Angket Respon Siswa ...................................................................
Lampiran 21. Hasil Angket Respon Siswa (kelompok besar) ............................
Lampiran 22. Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific ...................
Lampiran 23. Dokumentasi pada Saat Proses Pembelajaran Menggunakan Lembar
Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific .................................
Lampiran 24. Kartu Bimbingan Skripsi ..............................................................
Lampiran 25. Daftar Riwayat Hidup (curriculum vitae) .....................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan suatu ilmu yang berhubungan erat dengan fenomena
alam. Fisika juga merupakan gabungan ilmu yang berisi fakta, konsep dan prinsip.
Fakta merupakan aplikasi nyata dari prinsip dan konsep. Fakta menunjukkan
kebenaran dan keadaan sesuatu yang nyata, dengan kata lain dapat dikatakan
sebagai gambaran umum yang bersifat abstrak. Fisika bukan hanya kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Penemuan dalam fisika bisa menjadi wahana bagi siswa
untuk mengembangkan lebih lanjut dan menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran fisika yang berdasarkan pada ilmu yang berisi fakta,
konsep dan prinsip menitik beratkan pada kemampuan siswa dalam berpikir
kreatif dan berpikir kritis terhadap permasalahan nyata yang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kurikulum yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota
Jambi khususnya di kelas VIII menggunakan kurikulum 2013. Pedoman
pengembangan kurikulum 2013 menyebutkan bahwa pembelajaran IPA di tingkat
MTs dilaksanakan dengan berbasis keterpaduan. Pembelajaran IPA di MTs bukan
sebagai disiplin ilmu, tetapi dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative
science. Integrative science mempunyai makna memadukan berbagai aspek yaitu
domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pelaksanaan pembelajaran IPA
terpadu hendaknya menumbuhkan scientific skill yaitu keterampilan proses,
keterampilan berpikir, yaitu berpikir kreatif dan berpikir kritis, serta bisa
menumbuhkan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA terpadu didasarkan pada standar
isi dan standar proses. Standar isi akan membentuk siswa yang memiliki bekal
ilmu pengetahuan, sedangkan standar proses akan membentuk siswa yang
memiliki keterampilan ilmiah (scientific skills), keterampilan berpikir, dan strategi
berpikir. Konsep keterpaduan dalam pembelajaran IPA ini ditunjukkan dalam
Kompetensi Inti (KI) dak Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran IPA yakni di
dalam satu KD sudah memadukan konsep-konsep IPA.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti tanggal 22 november 2018 bersama
Ibu Rif’ah, S.TP selaku guru mata pelajaran IPA Terpadu di kelas VIII MTs
Mahdaliyah Kota Jambi. Terungkaplah bahwa, dalam proses pembelajaran
kebanyakan guru menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab. Selain itu, bahan ajar yang digunakan di MTs Mahdaliyah Kota
Jambi masih kurang, hanya terdapat buku pegangan guru dan LKS. Buku
pegangan guru hanya berisi materi pelajaran dan latihan soal. Hal ini
mengakibatkan siswa kurang minat dalam mengikuti proses pembelajaran,
sehingga konsep fisika yang diajarkan tidak mudah dipahami siswa dan akan
berdampak pada sulit tercapainya tujuan pembelajaran. Penggunaan LKS
sangatlah membantu proses pembelajaran, akan tetapi LKS yang digunakan masih
monoton dan tidak meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini disebabkan oleh
LKS yang digunakan hanya berisi teori, bukan lembar kerja yang sesuai dengan
kriteria LKS.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan siswa di kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi, terungkaplah bahwa LKS yang
digunakan khususnya materi fisika masih monoton dan hanya berisi teori. LKS
tersebut memberi dampak terhadap siswa sulit memahami rumus fisika, sehingga
pemahaman siswa menurun karena terkendala lupa bahkan tertukar dengan rumus
lainnya. Selain itu, siswa juga mengungkapkan bahwa, pada proses pembelajaran
siswa kurang dilibatkan, sehingga sebagai akibatnya siswa sibuk sendiri pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan analisa yang peneliti lakukan dari tanggal 28 september - 15
desember 2018 dalam proses pembelajaran IPA kebanyakan guru menggunakan
media papan tulis. Media papan tulis dianggap sebagai media yang lebih mudah
dan terjangkau oleh guru dalam menyampaikan materi. Fasilitas laboratorium
tidak sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, hal ini disebabkan
oleh keterbatasan fasilitas laboratorium yang tersedia. Media karton, alat peraga,
dan power poin, juga tidak sering dimanfaatkan oleh guru dalam proses
pembelajaran, karena keterbatasan waktu, biaya, fasilitas, sarana dan prasarana
yang ada di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi. Bahan ajar untuk
keberlangsungan proses pembelajaran terdiri dari buku ajar pegangan guru khusus
buku paket kelas VIII IPA terpadu dan Lembar Kerja Siswa untuk kelas VIII.
Buku ajar pegangan guru yang digunakan hanya berisi materi dan latihan soal,
sementara itu LKS yang digunakan juga masih monoton hanya berisi teori, dan
bukan lembar kerja yang sesuai dengan kriteria LKS.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tenaga kependidikan bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Salah satu tugas tenaga kependidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 adalah sebagai pengembangan. Pengembangan berfungsi sebagai
pengelolaan yang harus dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu pengelola.
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan
latihan. Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan substitusinya
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tugas Guru
sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mendidik
sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian, jika ditinjau dari segi proses,
maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk belajar dan
mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama. Bila
ditilik dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih
menggunakan keteladanan dan pembiasaan. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses mengajar dilakukan
dengan memberikan contoh kepada siswa atau mempraktikan keterampilan
tertentu dan menerapkan konsep yang diberikan kepada siswa agar menjadi
kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Melatih bila ditinjau dari
segi isi adalah berupa keterampilan atau kecakapan hidup (life skills) dan bila
ditinjau dari prosesnya, maka melatih dilakukan dengan menjadi contoh (role
model) dan teladan dalam hal moral dan kepribadian, sedangkan bila ditinjau dari
strategi dan metode yang digunakan yaitu melalui praktik kerja, simulasi, dan
magang.
Pokok bahasan yang peneliti gunakan adalah materi tentang pesawat
sederhana. Berdasarkan analisa materi pesawat sederhana pada silabus
pembelajaran IPA untuk SMP kelas VIII revisi 2017 untuk mata pelajaran fisika
diketahui bahwa materi pesawat sederhana diajarkan dikelas VIII semester genap.
Analisis terhadap Kompetensi Dasar materi pesawat sederhana yang ada pada
silabus mengharapkan siswa mampu menjelaskan definisi kerja atau usaha pada
pesawat sederhana, jenis-jenis pesawat sederhana dan pesawat sederhana pada
otot rangka manusia. Siswa diharapkan juga dapat menerapkan konsep dan prinsip
pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari, dapat merencanakan dan
melakukan percobaan yang memanfaatkan prinsip dan konsep pesawat sederhana.
Selain itu siswa juga diharapkan dapat melakukan percobaan serta dapat
menyajikan hasil penyelidikan atau penyelesaiaan masalah tentang manfaat
penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat permasalahan yang terjadi di kelas VIII dan tuntutan kurikulum
2013, peneliti mencoba menawarkan solusi dengan menyusun LKS yang lebih
mengakomodasi kebutuhan siswa dan kebutuhan kurikulum 2013. LKS memiliki
beberapa keunggulan selain praktis dan mudah dibawa LKS juga dapat dipelajari
dimana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus. Dibandingkan
media pembelajaran jenis lain LKS bisa dikatakan lebih unggul, karena
merupakan media yang baik dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk
belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak
dengan menggunakan argumentasi yang realistis. LKS mampu memaparkan kata-
kata, angka-angka, notasi, gambar, serta diagram dengan proses yang sangat
cepat.
LKS yang berbasis pendekatan scientific pada sub tema pesawat
sederhana diyakini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. LKS dengan
pendekatan pembelajaran scientific tentu dapat mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran yaitu mengkaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal yang
telah dimiliki, mengkaitkan pembelajaran dengan situasi lingkungan siswa,
memotivasi siswa dengan menyediakan kegiatan fisika atau tugas-tugas fisika
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu LKS ini juga
diharapkan membantu siswa untuk mengembangkan teori dan hasil temuan,
membantu siswa mengembangkan keterampilan proses dengan mencatat semua
kegiatan yang dilakukan serta dapat menggali pemahaman siswa akan suatu
konsep yang dipelajari melalui suatu kegiatan pembelajaran terutama pada materi
pesawat sederhana.
Pendekatan scientific merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang
diterapkan pada kurikulum 2013. Proses pembelajaran ini dapat disamakan
dengan suatu proses ilmiah karena didalamnya terdapat tahapan-tahapan ilmiah.
Pendekatan scientific dapat disebut juga sebagai bentuk pengembangan sikap baik
religi maupun sosial, pengetahuan, dan keterampilan siswa dalam
mengaplikasikan materi pelajaran. Dalam pendekatan ini siswa tidak lagi
dijadikan sebagai objek pembelajaran, tetapi dijadikan subjek pembelajaran, guru
sebagai fasilitator dan motivator saja. Guru tidak perlu menjelaskan semua tentang
apa yang ada dalam materi. Hal ini dipertegas kembali oleh (Hosnan, 2014: 34)
mengatakan bahwa pendekatan scientific adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkontruksikan
konsep, hukum, dan prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisa data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum
atau prinsip yang “ditemukan”. Dalam pembelajaran scientific diharpakan tercipta
kondisi pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mencari tahu informasi
dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu (Sani, 2014:
51).
Berdasarkan masalah yang peneliti temukan dalam proses pembelajaran di
MTs Mahdaliyah Kota Jambi, maka peneliti ingin mengembangkan LKS yang
berbasis pendekatan scientific untuk memudahkan siswa memahami materi
pembelajaran fisika pada materi pesawat sederhana. Peneliti meyakini dengan
adanya LKS yang berbasis pendekatan Scientific dapat mengatasi kendala-kendala
yang peneliti temukan di kelas VIII tersebut, sehingga peneliti ingin mengadakan
penelitian yang berjudul:
“Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific Pada
Sub Materi Pesawat Sederhana Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah Kota Jambi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian
ini dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut.
1. Siswa sering melalaikan rumus yang digunakan dalam pembelajaran
fisika.
2. Guru dalam penyampaian materi hanya menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab.
3. LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran masih monoton hanya
berisi teori.
4. Guru dalam proses pembelajaran kurang melibatkan siswa.
C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu dan biaya serta agar peneliti
fokus pada permasalahan yang diteliti dan tidak ingin menyimpang dari tujuan
semula, maka peneliti membatasi masalah hanya pada pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) fisika yang berbasis pendekatan scientific pada sub materi
pesawat sederhana untuk siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah
Kota Jambi, diuji validitas, efektifitas, dan praktikalitas.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dan pengidentifikasian masalah
maka dapat peneliti kemukakan beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk produk Lembar Kerja Siswa fisika berbasis pendekatan
scientific pada materi pesawat sederhana di kelas VIII semester II
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi?
2. Berapa nilai persentase validitas, praktikalitas dan efektifitas Lembar
Kerja Siswa fisika berbasis pendekatan scientific pada materi pesawat
sederhana di kelas VIII semester II Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah
Kota Jambi?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan dari pengembangan media pembelajaran ini adalah:
Adapun tujuan dari pengembangan media pembelajaran Fisika yang
dikembangkan oleh peneliti adalah:
a. Menghasilkan produk Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika berbasis
pendekatan scientific materi pesawat sederhana di kelas VIII MTs
Mahdaliyah Kota jambi.
b. Mengetahui validitas, praktikalitas, dan efektifitas Lembar Kerja Siswa
(LKS) fisika berbasis pendekatan scientific materi pesawat sederhana.
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, pegembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika
berbasis pendekatan scientific materi pesawat sederhana ini diharapkan
dapat memberi masukan dan kontribusi pada bidang ilmu pendidikan guru
Madrasah Tsanawiyah secara umum dan secara khusus memberikan
inovasi baru pada pengembangan bahan ajar dari jurusan Pendidikan
Fisika UIN STS Jambi.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa
Adanya LKS berbasis pendekatan scientific diyakini sebagai
alat bantu pembelajaran, untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep fisika. LKS berbasis pendekatan scientific juga dapat
meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa sehingga mampu
terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
2) Bagi Guru
Adanya LKS berbasis pendekatan scientific diyakini sebagai
referensi untuk mengembangkan media pembelajaran yang baru
sehingga dapat mengantarkan siswa kepada pembelajaran yang efektif
dan menyenangkan. LKS berbasis pendekatan scientific juga dapat
memberikan inovasi dalam upaya pemanfaatan media pembelajaran
dalam proses pembelajaran fisika.
3) Bagi Lembaga
Adanya LKS berbasis pendekatan scientific diyakini dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mencapai kurikulum yang
dikembangkan sekolah. LKS berbasis pendekatan scientific juga dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetukan media
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga siswa memiliki
kreatifitas yang unggul dan untuk lebih mengembangkan sarana dan
prasarana sekolah.
4) Bagi Peneliti
Adanya LKS berbasis pendekatan scientific diyakini dapat
memperluas wawasan dan pengetahuan bagaimana melakukan
langkah-langkah praktis dalam mengembangkan media pembelajaran,
sehingga mampu menjadi guru yang berkualitas. Penelitian ini
dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu (S1), pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
F. Spesifikasi Produk yang diharapkan
Spesifikasi produk yang dihasilkan berupa Lembar Kerja Siswa fisika
berbasis pendekatan scientific pada sub materi pesawat sederhana untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. LKS berbasis pendekatan scientific ini
berisikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
pendekatan scientific. Langkah-langkah pendekatan scientific terdiri dari
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Bentuk lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific berupa media cetak (material printer).
Penyajian isi LKS dilengkapi dengan berbagai informasi tambahan seputar materi
dan pada setiap materi dilengkapi dengan gambar dalam kehidupan nyata. Lembar
Kerja Siswa ini membahas tentang materi pesawat sederhana. Tingkat pengguna
adalah siswa Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi kelas VIII.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan Model
Menurut Richey and Kelin (2010:64) mendefiniskan “perancangan dan
penelitian pengembangan adalah kajian yang sitematis tentang bagaimana
membuat rancangan suatu produk”. Mengembangkan atau memproduksi
rancangan tersebut, dengan tujuan dapat diperoleh data yang emperis yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk membuat produk, alat-alat dan model yang dapat
digunakan dalam pembelajaran atau non pembelajaran.
Perancangan dan penelitian pengembangan, berusaha mengembangkan
ilmu secara sistematik berdasarkan data dari praktik. Melalui metode penelitian ini
akan dapat dikembangkan ilmu berdasarkan produk tertentu dalam membantu
meningkatkan produktivitas kerja. Penelitian pengembangan merupakan cara
sistematis yang digunakan untuk membuat rancangan, mengembangkan program
pembelajaran dan produk yang dapat memenuhi kriteria internal.
Borg and Gall (1998:39), menyatakan bahwa, “penelitian dan
pengembangan merupakan proses atau metode yang digunakan untuk
memvalidasi dan mengembangkan produk”. Mengembangkan produk dimaksud
untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau memperbaiki produk yang telah ada
seperti buku teks, film untuk pembelajaran, dan software (perangkat lunak)
komputer, tetapi juga metode seperti metode mengajar, dan program seperti
program pendidikan untuk mengatasi penyakit anak yang minum-minuman keras
dan program pengembangan sraf.
Penelitian dan pengembangan berfungsi untuk memvalidasi dan
mengembangkan produk. Memvalidasi produk, berarti produk itu divalidasi
terlebih dahulu oleh beberapa ahli agar mendapatkan persetujuan layak atau tidak
layak dikembangkan dengan menguji validitas, praktikalitas dan efektifitas produk
tersebut dengan tujuan memeriksa kebenaran konsep-konsep dan tata bahasa
dalam produk yang akan dikembangkan. Mengembangkan produk dalam arti yang
luas dapat berupa memperbarui produk yang telah ada (sehingga menjadi lebih
praktis, efektif, dan efisien) atau menciptakan produk baru (yang sebelumnya
belum pernah ada).
Ada beberapa model penelitian dan pengembangan dalam bidang
pendidikan antara lain model Sugiyono, model Borg and Gall, model Four-D,
model ADDIE, model Dick & Carey, model ASSURE dan lain-lain. Model
penelitian pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pengembangan 4-D (define, design, development, dessiminate) yang
dikembangkan oleh S.Thiagarajan dkk (1974). Model 4-D dipilih karena model
penelitian yang dikembangkan oleh S.Thiagarajan ini merupakan pengembangan
model penelitian yang secara detail menjelaskan langkah-langkah operasional
model penelitian pengembangan produk. Model 4-D lebih terperinci dan lebih
sistematis. Model 4-D juga memiliki beberapa kelebihan antaranya adalah; (1).
langkahnya mudah diikuti, (2). Pada tahap III peneliti dapat dengan leluasa
melakukan uji coba dan revisi berkali-kali sampai diperoleh hasil dengan kualitas
yang maksimal (final), dan (3). Pijakan utama di Indonesia berdasarkan kurikulum
yang telah ditetapkan, oleh karena itu dalam penyusunan perangkat terlebih
dahulu harus dilakukan analisis kurikulum, pada model 4-D analisis kurikulum
dapat dilakukan pada langkah analisis ujung depan pada tahap awal (define). Dari
beberapa kelebihan yang dimiliki model 4-D maka tidak bisa dipungkiri bahwa
model penelitian dan pengembangan 4-D layak untuk digunakan dalam langkah-
langkah pembuatan produk yang akan peneliti kembangkan.
Model 4-D (define, design, develop, desiminate) terdiri dari beberapa
tahapan.
1. Difine
Tahap pertama yaitu tahap pendefenisian (define). Tahap ini bertujuan
untuk menetapkan dan mendefenisikan syarat-syarat pembelajaran. Yang
terdiri 3 langkah antara lain analisis kurikulum, analisis siswa dan analisis
bahan ajar.
2. Design
Tujuan dari tahap perancangan ini adalah merancang media
pembelajaran fisika yang sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan. Tahap yang harus diikuti dalam perancangan media
pembelajaran
3. Development
Tahap ini bertujuan menghasilkan bahan ajar berupa Lembar Kerja
Siswa (LKS) fisika yang telah ditelaah dan divalidasi oleh dosen dan guru,
serta sudah teruji kepraktisan dan keefektifannya.
4. Dessiminate
Dessiminate merupakan tahap untuk mempromosikan produk agar
dapat diterima oleh pengguna.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu model
yang sesuai untuk mengembangkan produk adalah model 4-D. Metode dan model
ini dipilih karena bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar Kerja
Siswa. Produk yang dikembangkan kemudian di uji kelayakannya dengan
vasiditas dan uji coba produk untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
motivasi belajar dan hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan
Lembar Kerja Siswa pada materi pesawat sederhana.
B. Kajian Teoritik
1. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau penyelesaian masalah. Lembar
kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek
kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran
dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. “LKS memuat
kesimpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk
memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan
dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh”
(Trianto, 2010:111).
“Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk,
langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan
dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan
dicapainya” (Depdiknas, 2004:18). LKS berwujud lembaran berisi tugas-
tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. LKS dapat juga dikatakan
sebagai panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah”
(Trianto, 2008:148). Adanya LKS diyakini dapat mengaktifkan siswa
dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat meyelesaikan masalah
yang ditemukannya dalam proses pembelajaran secara mandiri. LKS
merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif
antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa
dalam meningkatkan prestasi hasil belajar.
Menurut Achmadi (1996:35) dalam (Linda Astuti, 2018:19)
memberikan penjelasan mengenai tujuan dari Lembar Kerja Siswa adalah
sebagai berikut:
a. Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.
b. Membantu siswa mengembangkan konsep
c. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan
ketrampilan proses
d. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses
kegiatan pembelajaran
e. Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep
yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara
sistematis.
f. Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang
dipelajari melalui kegiatan pembelajaran
Lembar Kerja Siswa dibuat bertujuan untuk menuntun siswa
akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan
proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS mempunyai
fungsi sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang
telah diberikan.
Mengenai kegunaan bagi kegiatan pembelajaran, tentu saja ada
cukup banyak kegunaan. Bagi pendidik, melalui LKS pendidik dapat
kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif terlibat dengan
materi yang dibahas. Mengajar dengan menggunakan LKS dalam proses
belajar mengajar memberikan manfaat, diantaranya memudahkan guru
dalam mengelola proses belajar mengajar, misalnya dalam mengubah
kondisi belajar yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada
siswa. LKS akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa. guru akan
memiliki bahan yang siap digunakan, sedangkan siswa akan mendapatkan
pengalaman belajar mandiri dan belajar memahami tugas tertulis yang
terdapat dalam lembar kerja siswa.
Menurut Hadi Sukanto (1993:2) dalam (Linda Astuti 2018:18)
mengemukakan 5 kegunaan dari Lembar Kerja Siswa adalah sebagai
berikut:
1) Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa
2) Membantu variasi belajar
3) Membangkitkan minat
4) Meningkatkan potensi belajar mengajar
5) Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien
Penggunaan LKS dalam pembelajaran biasanya tidak berdiri sendiri
atau tidak menjadi bahan ajar utama dan satu-satunya untuk pembelajaran
sebuah materi. Guru biasanya mengkombinasikan dengan penggunaan buku
paket atau buku teks pelajaran agar semakin sempurna. Penggunaan LKS juga
bisa dikatakan sebagai alat bantu pengajaran yang tentu akan dapat
mengaktifkan siswa, dengan menggunakan LKS dalam pengajaran akan
membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam
pembelajaran, dengan demikian guru bertanggung jawab penuh dalam
memantau siswa dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkarkan penjelasan diatas maka dapat peneliti simpulkan
bahwa lembar kerja siswa adalah lembar kertas yang intinya berisi informasi
dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu
kegiatan belajar melalui praktek atau mengerjakan tugas dan latihan yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran.
2. Pendekatan Scientific
Salah satu karakter yang menjadi sorotan penting penelitian ini ialah
pendekatan scientific. Peneliti melihat bahwa pendektan scientific perlu
dibahas secara khusus karena berkaitan erat dengan pembuatan produk
Lembar Kerja Siswa dalam penelitian ini. Pendekatan scientific merupakan
kerangka ilmiah pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum 2013. Proses
pembelajaran ini dapat disamakan dengan suatu proses ilmiah karena
didalamnya terdapat tahapan-tahapan ilmiah. Pendekatan scientific merujuk
pada teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Pendekatan scientific merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada
dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan
tentang suatu kebenaran, dengan demikian, proses pembelajaran harus
dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah
yang meliputi berbagai keterampilan yang harus dikembangkan guru.
Menurut Hosnan (2014:34) mengemukakan penjelasan mengenai
pendekatan scientific pada uraian dibawah ini:
“Pendekatan scientific adalah suatu proses pembelajaran yang telah
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat aktif membangun
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan macam-macam teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang ditemukan”.
Pendekatan scientific dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada siswa dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja,
tidak bergantung pada informasi searah guru. Oleh karena itu kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong siswa
dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui pengamatan atau temuannya
sendiri dan bukan hanya diberi tahu, dengan kata lain dapat dikatakan juga
bahwa pembelajaran proses scientific merupakan pembelajaran yang menuntut
siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya menyelesaikan
masalah yang penyelesaiaannya tidak mudah dilihat.
Menurut Majid (2014:72) mengemukakan penjelasan mengenai proses
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah atau scientific pada uraian dibawah
ini.
“Lebih lengkap dipaparkan bahwa proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah harus dipandu dengan kaidah-kaidah
pendekatan ilmiah, yakni menggunakan dimensi pengamatan,
penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu
kebenaran”.
Pendekatan scientific adalah pendekatan yang proses pembelajarannya
menggunakan teknik-teknik atau kegiatan ilmiah seperti mengamati
(mengindera), menanya, menalar, mencoba, dan mengkomukasikan hasil,
dengan tujuan agar peserta didik dapat mandiri dalam proses belajar disekolah
maupun di masyarakat. Pelaksanaan proses-proses tersebut sangat
memerlukan bantuan guru, akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin
berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin
tingginya kelas siswa.
Pendekatan scientific diarahkan untuk menciptakan kondisi
pembelajaran yang mendorong siswa dalam mencari tahu informasi dari
berbagai sumber melalui observasi baik secara langsung maupun melalui
media, tidak hanya sekedar diberi tahu. Pelaksanaan pembelajaran
menggunakan pendekatan scientific ini bukan berarti tidak membutuhkan
peran guru. Guru sangat diperlukan sebagai pemberi dasar ilmu, pemantik
semangat belajar siswa, dan membimbing pemahaman siswa kearah yang
benar.
Hosnan (2014:36) memberikan penjelasan mengenai karakteristik
pembelajaran menggunakan pendekatan scientific, pendekatan scientific
memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa
b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam membangun konsep,
hukum atau prinsip.
c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa.
d. Dapat mengembangkan karakter siswa.
Pembelajaran scientific didalamnya mengandung unsur materi
pembelajaran. Materi pembelajaran dengan pendekatan scientific terdiri atas
materi faktual, materi konsep, materi prinsip, materi prosedur, dan sikap.
Pendekatan scientific dimaksud untuk memberi pahaman kepada siswa dalam
mengenal dan memahami berbagai materi pembelajaran menggunakan
langkah-langkah ilmiah. Pendekatan scientific ini menekankan bahwa
informasi dapat berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung
kapada informasi yang disampaikan guru.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan scientific didasarkan pada
keunggulan pendekatan scientific (Hosnan, 2014:36). Tujuan pembelajaran
menggunakan pendekatan scientific adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kemampuan intelek
2) Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
3) Menciptakan kondisi pembelajaran yang membuat peserta didik
merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan.
4) Memperoleh hasil belajar yang tinggi
5) Melatih peserta didik mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
6) Mengembangkan karakter peserta didik.
Berdasarkan penjelasan tujuan tersebut, hasil yang didapat dari
pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah peningkatan keseimbangan
antara kemampuan untuk menjadi insan yang baik dan memiliki kecakapan
dan pengetahuan untuk hidup secara layak dari siswa yang meliputi aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan pembelajaran dengan
pendekatan scientific juga didasarkan pada keunggulan yang dimiliki oleh
pendekatan scientific tersebut.
Pendekatan scientific memiliki beberapa langkah-langkah
pembelajaran, menurut Peraturan Pemerintah Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran VI, proses pembelajaran
terdiri atas lima kegiatan pengalaman belajar pokok yaitu:
a) Mengamati
Pada awal pembelajaran kegiatan pertama yang harus dilakukan
ialah mengamati. Mengamati merupakan metode yang menmetode yang
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses megamati
adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan
alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan,
ketelitian, dan mencari informasi.
b) Menanya
Dalam pendekatan scientific, kegiatan kedua adalah kegiatan
menanya. Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati.kompetensi yang
dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c) Mengumpulkan informasi/Eksperimen
Mengumpulkan informasi/eksperimen adalah tahapan ketiga dalam
pembelajaran scientific. Mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan
kegiatan pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber lain
selain bukuteks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara
dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses
mengumpulkan informasi/eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
d) Mengasosiasikan/Mengolah informasi
Mengasosiasikan/mengolah informasi adalah tahapan keempat
dalam pembelajaran scientific. Mengasosiasikan/mengolah informasi
merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang
sudah dikumpulkan baik dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses
mengasosiasikan/mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
e) Mengkomunikasikan
Kegiatan mengomunikasikan ialah tahap akhir pada pembelajaran
dengan pendekatan scientific. Mengomunikasikan merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisa, tertulis, atau media lainnya.
Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta dapat
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen,
mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengkomunikasi merupakan
pengalaman belajar yang seharusnya dilalui oleh siswa dalam proses
belajarnya. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen,
mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengkomunikasi adalah
aplikasi dari proses pembelajaran berpusat pada siswa yang menjadi salah
satu penerapan dan pedoman kurikulum 2013.
3. Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana tercantum dalam kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Fisika kelas VIII semester genap. Analisis terhadap kompetensi
dasar materi pesawat sederhana yang ada pada silabus yaitu menjelaskan
definisi kerja atau usaha pada pesawat sederhana, jenis-jenis pesawat
sederhana dan pesawat sederhana pada otot rangka manusia. Selain
menjelaskan siswa diharapkan juga dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari, serta dapat merencanakan dan melakukan percobaan yang
memanfaatkan prinsip pesawat sederhana, selain dapat melakukan percobaan
siswa diharapkan juga dapat menyajikan hasil penyelidikan atau penyelesaiaan
masalah tentang manfaat penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan
sehari-hari. Kompetensi Dasar materi pesawat sederhana menginginkan siswa
dapat aktif dalam proses pembelajaran dengan cara mampu merencanakan dan
melakukan percobaan materi pesawat sederhana. Dalam hal ini siswa dapat
mengkaitkan teori atau konsep yang mereka kuasai untuk memecahkan
masalah hidup yang mereka atau masyarakat hadapi sehari-hari. Berdasarkan
analisa materi pesawat sederhana pada silabus pembelajaran IPA untuk kelas
VIII. Materi pesawat sederhana terdiri dari konsep kerja atau usaha,
pengertian pesawat sederhana dan jenis-jenis pesawat sederhana. Uraian
singakat materi pesawat sederhana dapat dilihat dibawah ini:
1. Definisi kerja atau usaha pada pesawat sederhana
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu berusaha
menggunakan suatu alat untuk memudahkan melakukan kerja (usaha).
Manusia sering menggunakan roda untuk memindahkan suatu benda,
pengungkit digunakan untuk mengangkat suatu benda, dan katrol
digunakan untuk menimba air dari dalam sumur. Jadi pesawat sederhana
adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mempermudah melakukan
kerja (usaha).
2. Jenis-jenis pesawat sederhana
Pesawat sederhana terdiri dari;
a. Katrol
Katrol adalah salah satu jenis pesawat sederhana. Katrol digunakan
untuk mepermudah dalam mengangkat beban. Berdasarkan prinsip
kerjanya ada dua jenis katrol yaitu katrol tetap dan katrol bergerak.
b. Roda Bergandar
Roda bergandar tediri atas sebuah roda atau alat pemutar (gir) yang
dihubungkan dengan sebuah gandar yang dapat berputar bersama-
sama. Oleh karena keliling roda lebih besar daripada keliling
gandar, diperoleh keuntungan mekanik berwujud gaya, keuntungan
mekanik roda bergandar.
c. Bidang Miring
Bidang miring biasa digunakan untuk memindahkan barang dari
lantai ke truk (misalnya peti), supaya peti dapat bergerak ke atas
harus didorong atau di tarik dengan gaya F.
d. Tuas
Alat ini terbuat dari batang. Ujung batang yang satu dikenakan
pada benda dan ujung lainnya sebagai tempat pegangan. Di dekat
ujung pengungkit yang dekat beban diberi tumpuan. Tuas terdiri
dari:
1) Tuas jenis pertama
2) Tuas jenis kedua
3) Tuas jenis ketiga
Prinsip kerja tuas juga dapat dilihat dari otat dan rangka
manusia. Otot dan rangka manusia bekerja bersama-sama pada saat
seseorang melakukan gerakan. Hal ini seperti setiap bagian yang
terdapat pada sepeda akan bekerja bersama-sama ketika sepeda
tersebut bergerak. Pada saat melakukan suatu aktivitas, otot, tulang,
dan sendi akan bekerja bersama-sama. Prinsip kerja ketiganya seperti
sebuah pengungkit atau tuas. Dimana tulang sebagai lengan, sendi
sebagai titik tumpu, dan kontraksi atau relaksasi otot memberikan gaya
untuk menggerakkan bagian tubuh.
Definisi kerja atau usaha pada pesawat sederhana dan jenis-jenis
pesawat sederhana merupakan sub pokok dari materi pesawat sederhana yang
akan di bahas dalam pengembangan produk lembar kerja siswa berbasis
pendekatan scientific yang dianalisa dari silabus SMP/MTs mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu dikelas VIII dalam revisi silabus 2017.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan
pendekatan scientific adalah penelitian yang masih jarang ditemukan karena
merupakan hal yang baru. Oleh karena itu, tidak banyak penilitian yang dapat
dijadikan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini tiga penelitian
relevan yang sesuai dengan penelitian Lembar kerja Siswa (LKS).
1. Penelitian yang dilakukan oleh Candra Rahmat Sanjaya (2014) dalam
skripsinya yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis
pendekatan scientific pada Materi Hukum-hukum Dasar Kimia di SMA
Kotamadya Banda Aceh”. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh
informasi bahwa kelayakan penggunaan LKS berbasis pendekatan
scientific diukur berdasarkan persepsi siswa dan dinyatakan sangat layak
dengan presentase 97.14%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Murni Riyanti (2012) dalam skripsinya
yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Berbasis
pendekatan scientific pada Materi Laju Reaksi”. Berdasarkan penelitian
tersebut diperoleh informasi bahwa kelayakan penggunaan LKS berbasis
pendekatan scientific diukur berdasarkan peresepsi siswa dan dinyatakan
sangat layak dengan persentase 84.27%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Siti Zulaicha (2016) dalam
skripsinya yang bejudul “Pengembangan Lembar kerja Siswa (LKS)
berbasis pendekatan scientific pada Materi Termokimia”. Berdasarkan
penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa kelayakan penggunaan LKS
berbasis pendekatan scientific diukur berdasarkan peresepsi siswa dan
dinyatakan sangat layak dengan persentase 86.90%.
Berdasarkan penelitian yang peneliti temukan dari penelitian Candra
Rahmat Sanjaya (2014), Murni Riyanti (2012) dan penelitian yang dilakukan
oleh Annisa Siti Zulaicha (2016) terungkaplah bahwa yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu yaitu sama-sama mengembangkan Lembar Kerja Siswa
(LKS) berbasis pendekatan scientific sebagai media pembelajaran. Adapun
perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Candra
Rahmat Sanjaya (2014), Murni Riyanti (2012) dan penelitian yang dilakukan
oleh Annisa Siti Zulaicha terletak pada materi pembelajaran, lokasi penelitian
dan model pengembangan yang digunakan. Peneliti mengembangkan LKS
berbasis pendekatan scientific pada materi pesawat sederhana di kelas VIII
MTs Mahdaliyah Kota Jambi dengan menggunakan model pengembangan
R&D.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah kota
Jambi. Waktu penelitian dimulai dari tahap define (definisian) hingga tahap
develop (pengembangan). Tahap difine, design dan development dilakukan selama
6 bulan, dimulai pada bulan November 2018 sampai bulan april 2019. Uji coba
produk dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi pada
semester II (genap) tahun ajaran 2019 dikelas VIII.
B. Karakteristik Sasaran Penelitian
Sasaran dalam penelitian pengembangan ini adalah lembar kerja siswa
berbasis pendekatan scientific untuk menghasilkan media pembelajaran fisika di
kelas VIII. Adanya tenaga ahli validator, yang terdiri dari ahli materi, ahli bahasa
dan ahli media dapat membantu peneliti dalam menilai validasi LKS berbasis
pendekatan scientififc yang dikembangkan. Guru fisika dan siswa di Madrasah
Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi sebagai aflikasi nyata dalam pengembangan
produk yang dikembangkan. Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota
Jambi kelas VIII yang keseluruhannya terdiri dari 21 siswa sebagai objek untuk
melakukan uji coba produk yang mewakili kelompok dengan kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah. Dilihat dari analisis kebutuhan dan kurikulum yang
digunakan di MTs mahdaliyah Kota Jambi, serta analisis siswa dan analisis materi
maka peneliti menggunakan pokok bahasan materi pesawat sederhana.
C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan
Pendekatan dan prosedur pengembangan terdiri dari beberapa tahap yaitu,
analisis kebutuhan, rancangan pengembangan, uji coba/validitas, evaluasi, dan
revisi model, implementasi model, dan tahapan yang terakhir adalah pengumpulan
data dan analisis data. Penjelasan mengenai tahap-tahap pendekatan dan prosedur
pengembangan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah langkah awal yang dilakukan peneliti
seperti, analisis kurikulum, analisis siswa dan analisis materi. Analisis
kurikulum bertujuan untuk melihat kesenjangan antara kebutuhan kurikulum
yang digunakan dengan bentuk aplikasi kurikulum yang sedang diterapkan di
MTs Mahdaliyah kota jambi. Analisis siswa bertujuan untuk melihat
karakteristik siswa, umur siswa dan batas kemampuan yang dimiliki siswa di
MTs Mahdaliyah Kota Jambi. Analisis materi bertujuan untuk melihat
kebutuhan dan karakteristik materi yang ingin dikembangkan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan di MTs Mahdaliyah Kota Jambi,
dalam proses pembelajaran IPA kebanyakan guru menggunakan media papan
tulis. Media papan tulis dianggap sebagai media yang lebih mudah dan
terjangkau oleh guru dalam menyampaikan materi. Fasilitas laboratorium
tidak sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan fasilitas laboratorium yang tersedia. Bahan ajar
untuk keberlangsungan proses pembelajaran terdiri dari buku ajar pegangan
guru khusus buku paket kelas VIII IPA terpadu dan Lembar Kerja Siswa
untuk kelas VIII. Buku ajar pegangan guru yang digunakan hanya berisi
materi dan latihan soal, sementara itu LKS yang digunakan juga masih
monoton hanya berisi teori, dan bukan lembar kerja yang sesuai dengan
kriteria LKS.
Setelah dilakukan analisis kebutuhan tersebut peneliti berinisiatif
untuk mengembangkan LKS berbasis pendekatan scientific. Berdasarkan
analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis materi yang didapatkan maka
Lembar Kerja Siswa yang akan peneliti kembangkan merupakan media yang
tepat untuk menunjang keberlangsungan proses pembelajaran di MTs
Mahdaliyah Kota Jambi.
2. Rancangan Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development)
merupakan salah satu jenis dari metode penelitian. Secara umum metode
penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian
Research and Development (R&D) yang merupakan metode yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2012: 297).
Penelitian ini difokuskan pada pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) berbasis pendekatan scientific pada materi pesawat sederhana. Model
pengembangan yang digunakan adalah model 4-D. Model 4-D disarankan oleh
Thiagarajan, Semmel pada tahun 1974. Menurut Trianto (2010:93), “Model
4-D terdiri dari empat tahap yaitu pendefenisian (define), perancangan
(design), pengembangan (development) dan penyebaran (dessiminate).
Penelitian ini hanya dilakukan tiga tahap yaitu pendefenisian
(define), perancangan (design), pengembangan (development), sedangkan
tahap penyebaran (dessiminate) tidak dilakukan. Tahap penyebaran tidak
dilakukan karena tahap ini merupakan tahap penyebaran perangkat yang
disebarkan pada skala yang lebih luas. Bila tahap penyebaran (dessiminate)
dilakukan maka dibutuhkan sekolah dalam skala besar, waktu yang lebih
lama, dan biaya yang lebih besar. Keterbatasan waktu dan biaya yang
diperlukan oleh peneliti mengakibatkan tahap penyebaran tidak dilakukan.
3. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis
pendekatan scientific ini menggunakan model pengembangan 4-D merupakan
singkatan dari Define, Design, Development, and Dessiminate yang
dikembangkan oleh Thiagarajan (1974).
Prosedur pengembangan terdiri dari tiga tahap yaitu, tahap
pendefenisian (define), tahap perancangan (design) dan tahap pengembangan
(development). Penjelasan mengenai tahap-tahap prosedur pengembangan
adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pendefenisian (Define)
Tahap pertama yaitu tahap pendefenisian (define). Tahap ini
bertujuan untuk menetapkan dan mendefenisikan syarat-syarat
pembelajaran. Tahap pendefinisian terdiri dari 3 langkah antara lain
analisis kurikulum, analisis siswa dan analisis materi. Penjelasan mengenai
tahap-tahap pendefinisian adalah sebagai berikut:
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum bertujuan untuk mengidentifikasi adanya
kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan
fakta yang terjadi dilapangan. Kurikulum yang menjadi pedoman
dalam penyususn media ini adalah kurikulum 2013. Analisis
kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data,
biasa dilakukan dengan interview, studi dokumentasi, observasi dan
diskusi. Analisis kurikulum yang dilakukan di Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah kota Jambi dengan melakukan wawancara, observasi
pelaksanaan pembelajaran dan studi dokumentasi.
2) Analisis Siswa
Analisis siswa bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap
karakteristik siswa yang meliputi usia, motivasi belajar, dan kemapuan
akademik. Analisis siswa perlu dilakukan karena hal ini menjadi dasar
dari penyusunan LKS yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Analisis
siswa dilakukan dengan pengamatan dan wawancara dengan siswa.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diMTs Mahdaliyah
Kota Jambi terhadap siswa, didapat data bahwa siswa kelas VIII
dituntut menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan
materi pesawat sederhana. Usia siswa di MTs Mahdaliyah Kota Jambi
berkisar antara usia 13-14 tahun. Pengamatan yang dilakukan peneliti
pada saat kegiatan pembelajaran, ada beberapa siswa yang lebih
antusias mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang
dipelajari, siswa cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
mengenai kejadian yang terjadi disekitar siswa yang berhubungan
dengan materi yang sedang dipelajari.
Hasil wawancara yang dilakukan secara tidak formal mengenai
kemampuan akademik siswa, didapat informasi bahwa berdasarkan
ulangan harian dan pengamatan yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran didapatkan data bahwa tingkat kemampuan siswa
terhadap materi yang dipelajari berbeda-beda. Ada yang cepat
memahami materi, dan ada yang perlu pengulangan beberapa kali baru
mereka paham dengan materi yang dipelajari.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, peneliti
mengambil kesimpulan bahwa siswa akan tertarik, aktif dan mudah
dalam memahami materi yang disampaikan dengan cara menyajikan
masalah-masalah atau kasus-kasus yang dekat dengan siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Analisis materi
Analisis materi untuk mengidentifikasikan materi yang akan
diajarkan. Analisis materi bertujuan untuk menentukan isi materi
dalam LKS yang dikembangkan. Analisis materi berdasarkan
Kompetensi Dasar yang ada pada silabus IPA untuk SMP/MTs revisi
2017. Berdasarkan analisis yang peneliti ambil yaitu, 3.3. menjelakan
konsep usaha, pesawat sederhana, dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari termasuk kerja otot pada struktur rangka manusia., 4.3.
menyajikan hasil penyelidikan atau penyelesaian masalah tentang
manfaat penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Materi pesawat sederhana terdiri dari beberapa sub bab yaitu,kerja
(usaha), pengertian pesawat sederhana, jenis-jenis pesawat sederhana
dan pesawat sederhana pada otot rangka manusia.
4) Analisis Lembar Kerja Siswa (LKS)
Analisis LKS bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap
LKS yang digunakan di MTs Mahdaliyah Kota Jambi. Analisis LKS
dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kekurangan-kekurangan
yang terdapat didalam LKS yang sudah diterapkan di MTs Mahdaliyah
Kota Jambi khususnya materi fisika pada pesawat sederhana dikelas
VIII.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di MTs
Mahdaliyah Kota Jambi terhadap LKS, didapat informasi bahwa LKS
yang digunakan pada materi fisika di kelas VIII MTs Mahdaliyah Kota
Jambi masih monoton dan hanya berisi teori. LKS tersebut memberi
dampak terhadap siswa sulit memahami rumus fisika, sehingga
pemahaman siswa menurun karena terkendala lupa bahkan tertukar
dengan rumus lainnya.
b. Tahap Perancangan (Design)
Tujuan dari tahap perancangan ini adalah merancang media
pembelajaran fisika yang sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan. Tahap yang harus diikuti dalam perancangan media
pembelajaran antara lain:
1) Menyusun Indikator
Indikator merupakan salah satu komponen penting dalam
kegiatan pembelajaran. Indikator dikembangkan dari Kompetensi
Dasar yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, mata pelajaran,
dan satuan pendidikan. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun produk yang akan peneliti kembangkan dan indikator juga
dapat dijadikan sebagai acuan terhadap berhasil atau tidak berhasilnya
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
2) Memilih Media
Memilih media pembelajaran haruslah sesuai tuntutan hasil
analisa kurikulum, siswa, dan materi. Hal ini berguna untuk membantu
peserta didik dalam pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar
yang diharapkan. Memilih media dilakukan untuk mengidentifikasi
media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran
yang disampaikan sesuai dengan rencana. Berdasarkan analisis
kurikulum, analisis siswa, dan analisis materi maka media yang dipilih
adalah LKS berbasis pendekatan scientific.
3) Merancang Lembar Kerja Siswa
Merancang lembar kerja siswa adalah proses pembuatan
produk yang dikembangkan. Merancang lembar kerja siswa harus
sesuai pendekatan scientific. Adapun beberapa hal yang harus
diperhatikan dan diperlukan dalam merancang LKS bebasis
pendekatan scientific adalah:
a) Mengkaji kesesuaian materi pembelajaran menunjang ketercapaian KI
dan KD dan memiliki sumber-sumber bahan ajar.
b) Tampilan pertama pada Lembar Kerja Siswa (LKS) diisi dengan cover
media yang berisi judul Lembar Kerja Siswa (LKS), satuan pendidikan
Madrasah Tsanawiyah kelas VIII.
c) Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaedah bahasa Indonesia yang
benar dan dapat dipahami oleh siswa.
d) Uraian materi yang dilengkapi gambar, rumus
e) Gambar diadopsi dari internet dan buku paket sehingga gambar terlihat
jelas yang sesuai dengan materi pesawat sederhana.
f) Adanya latihan di akhir Lembar Kerja Siswa (LKS).
c. Tahap Pengembangan (Development)
Tahap ini bertujuan menghasilkan bahan ajar berupa Lembar Kerja
Siswa (LKS) fisika yang telah ditelaah dan divalidasi oleh dosen, serta
sudah teruji kepraktisan dan keefektifannya. Tahap development dilakukan
melalui beberapa tahap berikut ini:
1) Validasi Ahli
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan oleh guru dan
siswa terlebih dahulu divalidasi. Tujuan validasi adalah memeriksa
kebenaran konsep-konsep dan tata bahasa dalam Lembar Kerja Siswa
(LKS), dalam tahap validasi, jika validator menyatakan LKS yang
dikembangkan belum valid maka tentu peneliti harus melakukan revisi
terhadap roduk tersebut dan jika validator menyatakan valid, maka
LKS yang dikembangkan dapat dilanjutkan keuji coba kelompok kecil.
Masukan dari validator digunakan untuk memperbaiki Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang dikembangkan.Validasi dilakukan oleh 3 orang
dosen sesuai dengan bidang kajiannya.
2) Uji Coba Kelompok Kecil
Ujicoba dalam kelompok kecil dilakukan kepada siswa di MTs
Mahdaliyah Kota Jambi dengan jumlah sampel terbatas yang
berjumlah 10-15 siswa untuk mengetahui hasil penerapan LKS dalam
pembelajaran di kelas. Setelah diuji cobakan dalam kelompok kecil,
produk direvisi kembali untuk memperbaiki kekurangan yang ada
dalam produk, hal ini dilakukan sebelum produk tersebut dilanjutkan
pada tahap uji coba kelompok besar.
3) Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan untuk memperoleh
masukan akhir. Uji coba kelompok besar dilakukan kepada siswa di
MTs Mahdaliyah Kota Jambi dengan jumlah 23 siswa untuk
mengetahui hasil penerapan LKS media pembelajaran dikelas. Setelah
diuji cobakan dalam kelompok besar produk direvisis kembali
sehingga produk yang dihasilkan valid, praktis dan efektif.
Adapun prosedur penelitian yang telah dijelaskan diatas dapat
dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.
Gambar 3.1 Bagan prosedur penelitian pengembangan 4-D
diadaptasikan dari Thiagrajan dkk, (1974) dalam (Siti Aisyah, 2018:22).
Analisis Kurikulum 2013
Analisis Siswa Analisis Materi Analisis LKS
Menyususn Indikator
Perancangan Lembar Kerja Siswa
Memilih Media
Analisis Hasil Uji Coba
Valid
Uji Coba Kelompok Kecil
Belum Valid
Validitas Ahli
Revisi
Revisi
Uji Coba Kelompok Becil
Analisis Hasil Uji Coba
Revisi
Lembar Kerja Siswa Fisika Berbasis Pendekatan
Scientific pada Sub Materi Pesawat Sederhana
Define
Develop
Design
4. Uji Coba/Validasi, Evaluasi dan Revisi Model
Validitas bentuk LKS dapat dilakukan dengan cara
mendatangkan para ahli yang telah berpengalaman dan sesuai dengan
profesinya. Tim validator terdiri atas ahli materi, ahli media dan ahli
bahasa. Validator ahli materi, ahli media dan ahli bahasa merupakan
dosen jurusan pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Adanya validasi yang dilakukan dapat
diketahui kelemahan dan kelebihan produk yang telah dibuat. Penilaian
kelayakan oleh validator menggunakan angket yang berupa angket
terbuka, sehingga validator dapat dengan mudah menuliskan kritik dan
saran mengenai bentuk produk.
Setelah dilakukan validasi melalui para ahli, produk yang
dibuat dilakukan revisi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan atau
mengurangi kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada saat validasi.
Produk yang telah divalidasi dan dinyatakan valid dapat dilakukan
ujicoba pemakaian. Produk LKS tersebut diterapkan dalam kondisi
nyata untuk lingkup yang luas. Namun tidak lepas dari penilaian
kekurangan atau hambatan yang muncul. Ujicoba pemakaian
dilakukan di kelas VIII MTs mahdaliyah Kota Jambi dengan cara
menggunakan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran.
Ada tiga hal subjek uji coba penelitian pengembangan sebagai
berikut:
a. Telaah Pakar (Expert Judgement)
Telaah pakar dilakukan untuk memperoleh masukan awal
tentang LKS. Telaah pakar terdiri dari tiga ahli materi, ahli media,
dan ahli bahasa. Uji coba pakar yang digunakan berupa angket
tertutup untuk memperoleh masukan awal terhadap LKS, dimana
data yang diperoleh merupakan data kualitatif. Peneliti merevisi
media pembelajaran berdasarkan data yang terkumpul dari saran
validator dan dilanjutkan dengan uji coba kekelompok kecil.
b. Uji coba kepada kelompok kecil (Small Group Try-out)
Tujuan ujicoba ini adalah untuk melibatkan keefektifan
LKS. Untuk melihat keefektifan LKS yang dikembangkan dapat
dilakukan dengan meminta pendapat responden. Uji coba dapat
dilakukan pada kelompok terbatas. Dalam penelitian ini produk
yang berupa LKS berbasis pendekatan scientific yang divalidasi
diujikan kepada 10-15 siswa. LKS diberikan kepada siswa untuk
dipelajari oleh siswa dalam kelompok kecil. Setelah selesai uji
coba kelompok kecil penelitian memberikan angket kepada siswa
dan meminta siswa mengisi angket yang telah disediakan. Angkat
yang diberikan berupa angket tertutup.
c. Uji coba lapangan (Field Try-out)
Menurut Branch (2009:124) dalam (Siti Aisyah, 2018:28)
“Ujicoba lapangan adalah langkah terakhir pada evaluasi formatif.
Ujicoba lapangan ini melibatkan satu kelas”. Pada ujicoba
lapangan melibatkan 20 orang siswa kelas VIII MTs Mahdaliyah
Kota Jambi. Lembar observasi dan angket yang digunakan berupa
angket tertutup dengan tujuan untuk melihat taanggapan siswa
terhadap LKS pembelajaran serta hasil belajar siswa apakah telah
mencapai standar yang telah ditetapkan atau tidak. Setelah
mendapatkan saran dan masukan produk lalu direvisi dan
dihasilkan sebuah produk yang valid, praktis, dan efektif.
5. Implementasi Model
Implementasi produk dilakukan setelah revisi Lembar Kerja
Siswa. pada tahap ini, peneliti mengujicobakan Lembar Kerja Siswa
yang dikembangkan. Adapun langkah yang dilakukan adalah uji coba
kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Uji coba dalam
kelompok kecil dilakukan di MTS Mahdaliyah Kota Jambi dengan
jumlah 10-15 orang siswa, sedangkan uji coba dalam kelompok besar
dilakukan di MTs Mahdaliyah Kota Jambi dengan jumlah 21 orang
siswa atau 1 kelas. Lembar kerja Siswa yang telah divalidasi
selanjutnya diuji cobakan kepada siswa yang merupakan sampel
sasaran pengguna produk. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIII
MTs Mahdaliyah Kota Jambi.
6. Pengumpulan Data dan Analisis Data
Pengumpulan data dan analisis data terdiri dari tiga tahap yaitu,
teknik pengumpulan data, instrument pengumpulan data, dan analisis
data. Penjelasan mengenai tahap-tahap pengumpulan data dan analisis
data adalah sebagai berikut:
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik pengumpulan data non tes. Non tes
digunakan untuk mengetahui kondisi awal subjek sebelum diberi
perlakuan dengan menggunakan produk tertentu. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dan angket.
Adapun penjelasan mengenai instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi ini bertujuan untuk menemukan kendala atau
masalah apa saja yang terjadi pada proses pembelajaran selama
ini dan juga melihat efektifitas dari produk yang dikembangkan
oleh peneliti. Observasi dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan guru dan siswa pada saat proses pembelajaran.
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan
mengamati bagaimana cara guru menyampaikan materi, serta
bagaimana perilaku siswa yang tampak pada proses
pembelajaran tersebut.
2) Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mengungkapkan kendala-
kendala yang terjadi pada penerapan kurikulum, siswa dan
materi sehingga peneliti memperoleh informasi serta ditindak
lanjuti dan dicari solusi. Wawancara dilakukan dengan cara
tatap muka dan tanya jawab antar pewawancara dengan
penjawab atau responden, dengan memberikan beberapa
pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Wawancara
langsung dilakukan kepada guru mata pelajaran IPA terpadu
dan siswa kelas VIII MTs Mahdaliyah Kota Jambi.
3) Angket
Angket bertujuan untuk mendapatkan penilaian kualitas
produk dari segi bentuk, kebenaran materi, bahasa dan
kemudahan dalam pengumpulan data. Angket meupakan teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan tertulis. Setiap angket
memiliki kisi-kisi penilaian berdasarkan materi, bentuk, dan
bahasa. Angket tersebut terbagi menjadi 4 jenis, yaitu angket
penilaian validitas bentuk, angket penilaian validitas materi,
angket penilaian validitas bahasa, dan angket penilaian persepsi
siswa. Penyebaran angket validasi bentuk, materi, dan bahasa
dilakukan setelah peneliti melakukan validasi kepada validator
terhadap produk yang akan dikembangkan, sedangkan
penyebaran angket persepsi siswa dilakukan pada akhir
pembelajaran karena dianggap lebih efektif, sehingga tidak
mengganggu aktivitas belajar siswa.
b. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument digunakan untuk mengumpulkan data, dimana data
tersebut akan diujikan sebagai acuan penelitian oleh para ahli terhadap
produk yang dihasilkan. Menurut Arikunto dalam (Febrianto, dkk
2013:172) defenisi instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar observasi, angket validasi, angket persepsi siswa dan
guru serta lembar penilaian. Penjelasan mengenai instrumen
pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:
1) Lembar validasi
Validasi adalah suatu tindakan pembuktian kebenaran
produk yang akan dikembangkan oleh peneliti. Lembar validasi
pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh masukan dari
para validator yang terdiri dari dosen ahli. Hasil validasi digunakan
sebagai bahan evaluasi LKS fisika bebasis pendekatan scientific
yang dikembangkan. Lembar validasi ini akan digunakan untuk
memperoleh data kualitas produk ditinjau dari beberapa komponen
seperti, kelayakan materi, kelayakan media, dan komponen bahasa.
Lembar validasi ini dususun menggunakan skala likert (1-5).
2) Angket respon guru dan siswa
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan beberapa pertanyaan tertulis untuk dijawab secara
tertulis pula oleh responden. Angket ini digunakan untuk
mengetahui sikap atau respon guru dan siswa terhadap produk
yang dikembangkan. Penilaian ini dilakukan setelah keseluruhan
kegiatan pembelajaran selesai dilakukan dengan menggunakan
LKS fisika berbasis pendekatan scientific pengembangan ini.
Instrument ini disusun menggunakan skala likert (1-5).
3) Lembar Observasi
Lembar observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk
mengobservasikan dan mengukur tingkat keberhasilan atau
ketercapaian LKS berbasisi pendekatan scientififc pada kegiatan
belajar mengajar dikelas. Lembar observasi digunakan untuk
mendapatkan informasi secara langsung mengenai efektifitas yang
dilakukan siswa selama proses pembelajaran.
4) Lembar penilaian
Lembar penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik. Instrument efektifitas pengumpulan data yang
digunakan adalah lembar soal yang berjumlah 20 soal dalam
bentuk pilihan ganda. Soal diberikan kepada siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung yaitu pada akhir pertemuan untuk
melihat batas pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan.
c. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dalam
bentuk deskriptif. Analisis validitas, praktikalitas dan efektifitas
bersumber dari angket. Skor angket menggunakan skor skala likert
yang kemudian dianalisis menggunakan teknik persentase untuk
mendeskripsikan validitas, praktikalitas, dan efektifitas Lembar Kerja
Siswa. Analisis data terdiri dari beberapa analisis yaitu, analisis
validitas, analisis, praktikalitas dan analisis efektifitas. Penjelasan
mengenai analisis data adalah sebagai berikut:
1) Analisis Validitas Lembar Kerja Siswa (LKS)
Analisis validitas dilakukan dengan menggunakan skala
likert. Data analisis validitas berupa skor skala likert dan dianalisis
menggunakan teknik persentase (Saputro, 2017:47). Selain itu,
“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seorang tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan,
2016:38)”. Penskoran untuk setiap item menggunakan skala likert
dengan alternatif jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.1:
Tabel 3.1
Skor Butir Skala Likert
Skor Kategori
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup Baik
2 Tidak Baik
1 Sangat Tidak Baik
Sumber: (Riduwan, 2016:39)
Perhitungan data nilai hasil validitas dianalisis dalam skala (0-
100) dilakukan dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
NP = Nilai Persentas yang dicari
PS = Perolehan Skor
SM = Skor Maksimum
Sumber: (Riduwan, 2016:41)
Tabel 3.2
Kriteria Tingkat Kevalidan Bahan Ajar
Interval Kriteria Kategori
81% - 100% Sangat Valid
61% - 80% Valid
41% - 60% Cukup Valid
21% - 40% Kurang Valid
0% - 20% Tidak Valid
Sumber: (Riduwan, 2016:41)
2) Analisis Efektifitas
Analisis efektifitas dilakukan dengan menggunakan skala
likert. Penskoran setiap item menggunakan skala likert dengan
alternatif jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.3:
Tabel 3.3
Skor butir skala likert
Skor Kategori
5 Sangat setuju
4 Setuju
3 Kurang setuju
2 Tidak setuju
1 Sangat tidak setuju
Sumber: (Riduwan, 2016:43)
Perhitungan data nilai angket respon siswa keterpakaian
dianalisis dalam skala (0-100) dilakukan dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
NP = Nilai Persentasi yang dicari yang dicari
PS = Perolehan Skor
SM = Skor Maksimum
Sumber: (Riduwan, 2016:45)
Kategori efektifitas perangkat pembelajaran berdasarkan nilai
akhir yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 3.4:
Tabel 3.4
Ketegori Interval Efektifitas Perangkat Pembelajaraan
Interval Kategori
81% - 100% Sangat efektif
61% - 80% Efektif
41% - 60% Cukup efektif
21% - 40% Tidak efektif
0% - 20% Sangat tidak efektif
Sumber: (Riduwan, 2016:45)
Analisis efektifitas selain menggunakan angket persepsi siswa
juga dapat dilakukan dengan melihat hasil belajar siswa dari Lembar
Kerja Siswa pada materi pesawat sederhana. Hasil belajar yang
dianalisis yaitu aspek kognitif. Aspek kognitif menggunakan penilaian
tertulis jenis esay. Perhitungan data nilai angket kognitif dengan teknik
penilaian tertulis dilakukan dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
JB = Jumlah Jawaban Benar
JS = Jumlah Seluruh Soal
Sumber: (Riduwan, 2016:44)
Siswa dikatakan tuntas dalam pembelajaran apabila mencapai
nilai KKM > 70 sesuai dengan KKM IPA Terpadu yang ditemukan
oleh sekolah. Persentase ketuntasan siswa secara klasikal menurut
(Sudijono, 2003) dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Persentase
m = Banyak siswa nilainya sesuai KKM
n = Banyaknya siswa
3) Analisis Kepraktisan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Analisis kepraktisan LKS ilakukan dengan menggunakan skala
likert, penskoran untuk setiap item menggunakan skala likert dengan
alternatif jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.5:
Tabel 3.5
Skor Butir Skala Likert
Skor Kategori
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Cukup Setuju
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
Sumber: (Riduwan, 2016:40)
Perhitungan data nilai akhir angket siswa respon keterpakaian
dianalisis dalam skala (0-100) dilakukan dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
NP = Nilai Persentasi yang dicari
PS = Perolehan Skor
SM = Skor Maksimum
Sumber: (Riduwan, 2016:42)
Kategori praktikalitas perangkat pembelajaran berdasarkan nilai
akhir yang didapatkan dan dapat dilihat pada Tabel 3.6:
Tabel 3.6
Kategori Interval Praktikalitas Bahan Ajar
Interval Kategori
81% - 100% Sangat praktis
61% - 80% Praktis
41% - 60% Cukup praktis
21% - 40% Kurang praktis
0% - 20% Tidak praktis
Sumber: (Riduwan, 2016:42)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Bab ini menjelaskan mengenai proses dan hasil pengembangan media
pembelajaran yang telah dikembangkan, dalam hal ini produk yang dikembangkan
adalah Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific serta menjelaskan
mengenai prosedur yang telah dilakukan. Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific merupakan salah satu media pembelajaran yang
dikembangkan untuk meningkatkan minat belajar dan memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran fisika khusunya pesawat sederhana.
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada materi pesawat
sederhana yang telah diteliti dan dikembangkan dengan mengacu pada model
pengembangan 4-D yang terdiri dari empat tahap yaitu pendefenisian (define),
perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran
(desiminate). Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
dalam penelitian ini menunjukkan tiga syarat kualitas yaitu, valid, efektif dan
praktis. Adapun hasil yang diperoleh pada tiap-tiap fase pengembangan Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang dimaksud diuraikan berikut ini:
1. Tahap Define (Pendefenisian)
Tahap ini adalah tahap awal yang harus dimulai sebelum merancang
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific. Dimana tahap ini meliputi
beberapa tahapan yaitu:
a. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan
fakta yang terjadi dilapangan. Berdasarkan tujuan dan analisis kurikulum
maka peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran di
dalam kelas. Selain melakukan pengamatan peneliti juga melakukan
wawancara terhadap siswa dan guru di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah
Kota Jambi untuk mencari informasi tambahan dari apa yang diamati oleh
peneliti. Adapun hasil analisis pengamatan dan wawancara yang peneliti
lakukan diuraikan dibawah ini:
1) Hasil Analisis Pengamatan Terhadap Guru Mata Pelajaran
Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru mata pelajaran
yang menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran di kelas sudah
menggunakan komponen-komponen yang dituntut didalam Kurikulum
2013. Komponen-komponen tersebut yaitu: Strategi pembelajaran,
materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan alat
yang digunakan dalam proses pembelajaran. Guru telah melakukan
sebagian tuntutan Kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar, yang
mana sebelum proses pembelajaran guru sudah mempersiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam proses pembelajaran
guru menguasai materi yang diajarkan, materi yang diajarkan sudah
menunjang tercapainya Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD).
2) Analisis Metode yang Digunakan Guru dalam Pembelajaran Fisika
Metode yang digunakan dalam pembelajaran Fisika yaitu
ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan eksperimen, namun
pada saat pembelajaran materi pesawat sederhana guru hanya
menggunakan metode ceramah dengan cara menjelaskan materi dan
contohnya. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
materi pesawat sederhana belum menunjang ketercapaian tuntutan
Kurikulum 2013 yang mana tuntutan-tuntutan tersebut dapat dilihat
pada Permendikbud nomor 022 tahun 2016 yang menginginkan metode
pembelajaran digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
Kompetensi Dasar (KD) yang disesuaiakan dengan karakteristik peserta
didik dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai. Kurikulum 2013
juga menuntut peserta didik untuk berpartisifasi aktif dalam proses
pembelajaran. Selain itu, Kurikulum 2013 juga menginginkan adanya
pengembangkan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,
dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
3) Analisis Sumber Belajar yang Digunakan Guru dan Siswa dalam Proses
Pembelajaran
Sumber belajar yang digunakan guru dan siswa di dalam proses
pembelajaran berupa buku cetak pegangan guru dan Lembar Kerja
Siswa. Buku cetak pegangan guru hanya berisi materi pelajaran dan
latihan soal. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung sulit memahami isi
materi pembelajaran, sehingga konsep fisika yang diajarkan tidak
mudah dipahami siswa dan berdampak pada sulit tercapainya tujuan
pembelajaran. Penggunaan Lembar Kerja Siswa sangatlah membantu
proses pembelajaran, akan tetapi Lembar Kerja Siswa yang digunakan
masih monoton dan tidak meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini
disebabkan oleh Lembar Kerja Siswa yang digunakan hanya berisi
teori, bukan Lembar Kerja yang sesuai dengan kriteria Lembar Kerja
Siswa. Sumber belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi khususnya kelas VIII
belum memenuhi tuntutan kurikulum 2013 yang mana tuntutan-tuntutan
tersebut dapat dilihat pada Permendikbud nomor 022 tahun 2016 yang
menginginkan sumber belajar dapat berupa buku, media cetak,
memanfaatkan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang
relevan.
4) Analisis Lembar Kerja Siswa yang Digunakan Guru pada Saat Proses
Pembelajaran
Lembar Kerja yang digunakan dalam proses pembelajaran masih
monoton dan hanya berisi teori, sebagai akibatnya siswa sulit
memahami rumus fisika sehingga pemahaman siswa menurun karena
terkendala lupa bahkan tertukar dengan rumus lainnya. Lembar Kerja
Siswa yang digunakan pada saat proses pembelajaran belum menunjang
ketercapaian tuntutan kurikulum 2013 yang mana tuntutan-tuntutan
tersebut dapat dilihat pada Permendikbud nomor 022 tahun 2016 yang
menginginkan media pembelajaran berupa alat bantu proses
pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran. Kurikulum
2013 juga menginginkan adanya perubahan yang terjadi dari
pembelajaran yang awalnya bersifat verbalisme menuju keterampilan
yang aplikatif. Selain itu Kurikulum 2013 juga menuntut adanya
pemanfataan berbagai media seperti media tulis secara terintegritas,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat
proses pembelajaran di kelas.
5) Analisis Media yang digunakan dalam Proses Pembelajaran
Media yang digunakan dalam proses pembelajaran di Madrasah
Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi kebanyakan guru hanya
menggunakan media papan tulis. Media papan tulis dianggap sebagai
media yang lebih mudah dan terjangkau oleh guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Fasilitas laboratorium tidak sering
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan fasilitas laboratorium yang tersedia. Media karton,
alat peraga, dan power poin, juga tidak sering dimanfaatkan oleh guru
dalam proses pembelajaran, karena keterbatasan waktu, biaya, fasilitas,
saran dan prasarana yang ada di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah
Kota Jambi. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran di
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi khususnya kelas VIII
belum memenuhi ketercapaian tuntutan kurikulum 2013 yang mana
tuntutan-tuntutan tersebut dapat dilihat pada Permendikbud nomor 022
tahun 2016 yang menginginkan media pembelajaran berupa alat bantu
proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran agar mudah
dipahami oleh siswa. Selain itu Kurikulum 2013 juga menuntut
pendidik yang awalnya merupakan satu-satunya media belajar menjadi
belajar berbasis aneka media pembelajaran yang dapat meningkatkan
minat belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis pengamatan dan wawancara yang peneliti
lakukan mengenai kurikulum 2013 yang digunakan di Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah Kota Jambi dapat dikatakan belum memenuhi kriteria
pelaksanaan kurikulum 2013 yang diterapkan. Hal ini dapat dilihat dari
tuntutan Kurikulum 2013 yang proses pembelajarannya berpusat pada siswa,
siswa dirangsang untuk bertanya, menjawab, dan mengemukakan
pendapatnya. Proses pembelajaran pada materi pesawat sederhana belum
sesuai tuntutan Kurikulum 2013 yang mana banyak siswa yang tidak fokus,
tidak menulis, dan berbicara di dalam kelas, sehingga guru sulit untuk
berinteraksi dengan siswa. Selain itu proses pembelajaran yang dituntut
Kurikulum 2013 harus diselenggarakan dengan meyenangkan, menantang dan
memotivasi siswa untuk berpartisifasi aktif, serta memberi ruang yang cukup
bagi siswa untuk berkreatifitas, dan memunculkan rasa kemandirian terhadap
diri siswa itu sendiri sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologi siswa. Hal itu bisa dibantu dengan menerapkan metode dan
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013.
Berdasarkan permasalahan hasil pengamatan dan wawancara mengenai
tuntutan Kurikulum 2013, maka metode dan pendekatan pembelajaran yang
tepat untuk mencapai tuntutan-tuntutan kurikulum 2013 tersebut adalah
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran scientific yang menginginkan
adanya penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara Kompetensi Dasar
(KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar.
Berdasarkan masalah yang peneliti temukan maka peneliti meyakini
bahwa adanya pendekatan pembelajaran yang tepat dipadukan dengan media
pembelajaran yang baik dapat mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian terhadap diri siswa itu
sendiri. Maka peneliti berinisiatif untuk mengembangkan media pembelajaran
yang sesuai dengan kriteria penyusunan media pembelajaran yang dapat
membantu guru dan siswa pada saat proses pembelajaran. Media pembelajaran
yang peneliti kembangkan berupa Lembar Kerja Siswa yang berbasis
pendekatan scientific. Lembar Kerja Siswa dengan pendekatan pembelajaran
scientific tentu dapat memenuhi tuntutan kurikulum yang digunakan di
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi.
b. Analisis Siswa
Analisis siswa, peneliti fokuskan pada siswa kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi. Hasil analisis siswa kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi didapatkan jumlah siswa
23 orang siswa diantaranya 5 orang siswa perempuan dan 18 orang siswa
laki-laki yang memiliki rentang usia berkisar antara usia 13-14 tahun.
Mengacu pada perkembangan kognitif dari Jean Piaget yang
mengemukakan adanya ciri dari perkembangan kognitif pada anak usia 13-
14 mampu menalar secara abstrak dalam situasi yang menawarkan
beberapa kesempatan untuk melakukan penalaran deduktif hipotesis dan
berpikir proposisional (2003:244-249). Penalaran deduktif hipotesis adalah
suatu proses kognitif, dimana saat seseorang dihadapkan pada suatu
permasalahan, maka ia memulai dengan suatu “teori umum” dari seluruh
faktor yang mungkin mempengaruhi hasil dan menyimpulkannya dalam
suatu hipotesis (atau prediksi) tentang apa yang mungkin terjadi
(akibatnya). Berpikir proposisional adalah keadaan yang menghubungkan
seseorang dengan suatu proposisi. Keadaan ini diasumsikan sebagai
komponen yang paling sederhana dan dapat mengungkapkan makna atau isi
yang mungkin benar atau salah.
Pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat kegiatan
pembelajaran, ada beberapa siswa yang lebih antusias mendengarkan
penjelasan guru mengenai materi yang dipelajari, siswa cenderung
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai kejadian yang terjadi
disekitar siswa yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.
Hal ini terlihat dari pengamatan peneliti sebelum melakukan penelitian,
yang mana peneliti memberikan beberapa masalah terkait dengan materi
yang diajarkan dan siswa antusias dalam menyelesaikan masalah yang
diberikan oleh peneliti. Selain itu, pada saat proses pembelajaran
berlangsung siswa di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi
khususnya kelas VIII tergolong sangat tertip. Hal ini terlihat dari
pengamatan peneliti bahwa setelah pembelajaran dimulai tidak satupun
siswa yang keluar masuk kelas.
Hasil wawancara yang dilakukan secara tidak formal mengenai
kemampuan akademik siswa kepada Ibu Rif’ah, S.TP selaku guru mata
pelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi didapatkan
informasi bahwa berdasarkan ulangan harian dan pengamatan yang
dilakukan guru selama proses pembelajaran didapatkan data bahwa tingkat
kemampuan siswa terhadap materi yang dipelajari berbeda-beda. Ada yang
cepat memahami materi, dan ada yang perlu pengulangan beberapa kali
baru mereka paham dengan materi yang dipelajari.
Berdasarkan hasil analisis umur, karakteristik dan kemampuan
akademik siswa di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi,
maka siswa membutuhkan proses pembelajaran yang abstrak. Proses
pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran scientific yang
menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. melalui kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
terintegrasi dengan tujuan hasil belajar yang melahirkan peserta didik yang
produktif, kreatif, inovatif dan efektif.
Hasil analisis umur, karakteristik siswa, dan kemampuan akademik
siswa juga dapat dijadikan kerangka acuan untuk menyiapkan aspek-aspek
yang berhubungan dengan media pembelajaran yang akan dikembangkan.
Media pembelajaran yang peneliti kembangkan yaitu Lembar Kerja Siswa
berbasis pendekatan scientific. Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific dalam pembelajaran Fisika akan menambah minat belajar siswa,
memudahkan untuk memahami materi, dan menambah keaktifan dalam
mengolah informasi serta membantu siswa untuk belajar mandiri.
c. Analisis Materi
Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasikan materi yang
akan diajarkan. Analisis materi berdasarkan Kompetensi Dasar yang ada
pada silabus IPA untuk SMP/MTs revisi 2017. Berdasarkan analisis yang
peneliti ambil yaitu, 3.3. menjelakan konsep usaha, pesawat sederhana, dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk kerja otot pada
struktur rangka manusia., 4.3. menyajikan hasil penyelidikan atau
penyelesaian masalah tentang manfaat penggunaan pesawat sederhana
dalam kehidupan sehari-hari. Hasil identifikasi analisis konsep terhadap
materi pesawat sederhana yang disesuaikan dengan rancangan
pengembangan media pembelajaran pada Gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1 Draf Peta Konsep Pesawat Sederhana
PESAWAT SEDERHANA
Jenis-jenis Pesawat
Sederhana
Pendekatan
SCIENTIFIC
Kerja atau Usaha pada
Pesawat Sederhana
Metode Mengamati,
Menanya, Mengumpulkan
Informasi, Mengolah
Informasi dan
Mengkomunikasikan
Roda
Berporos
Katrol Tuas Bidang
Miring
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pesawat sederhana
terdiri dari 2 sub bab, yaitu definisi kerja atau usaha pada pesawat
sederhana, jenis-jenis pesawat sederhana yang terdiri dari 1). Katrol, 2)
Roda Berporos, 3) Bidang Miring, dan 4). Tuas. Kedua sub bab tersebut
diajarkan dengan menggunakan berbagai jenis matode seperti metode
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan
terakhir menggunakan metode mengkomunikasikan. Metode-metode
tersebut diuraikan dari indikator pendekatan pembelajaran scientific.
Pendekatan pembelajaran scientific merupakan pendekatan pembelajaran
yang peneliti terapkan dalam penelitian pengembangan Lember Kerja
Siswa pada Sub Materi Pesawat sederhana. Setiap sub bab materi pesawat
sederhana memiliki beberapa gambaran dalam kehidupan sehari-hari yang
harus diperlihatkan secara nyata supaya siswa lebih mudah memahami.
Materi pesawat sederhana berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
menginginkan pembelajaran pesawat sederhan diajarkan dengan cara
menerapkan konsep, prinsif dan fakta dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
didukung oleh aplikasi materi pesawat sederhana ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, selain itu juga siswa diharapkan mampu
merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan jenis-jenis
pesawat sederhana untuk mempermudah suatu pekerjaan. Siswa dapat
mengkaitkan teori atau konsep yang mereka kuasai untuk memecahkan
masalah hidup yang mereka atau masyarakat hadapi sehari-hari.
Berdasarkan analisa materi pesawat sederhana yang ada pada Silabus dan
Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah untuk mata pelajaran IPA.
Memudahkan siswa memahami materi pesawat sederhana maka
diperlukan sebuah media pembelajaran yang mampu meperlihatkan
gambaran secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Media pembelajaran
yang sesuai dengan tuntutan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) yaitu Lembar Kerja Siswa berbasis Pendekatan Scientific. Lembar
Kerja Siswa berbasis Pendekatan Scientific memiliki karakteristik yang
sesuai dengan materi pesawat sederhana, karena Lembar Kerja Siswa
memiliki beberapa keunggulan selain praktis dan mudah dibawa Lembar
Kerja Siswa juga dapat dipelajarai dimana saja dan kapan saja tanpa harus
menggunakan alat khusus. Dibandingkan media pembelajaran jenis lain
Lembar Kerja Siswa bisa dikatakan lebih unggul, karena marupakan media
yang baik dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang
fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan
menggunakan argumentasi yang realistis. Lembar Kerja Siswa mampu
memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi, dan gambar dengan proses
yang sangat cepat.
Penggunaan Lembar Kerja Siswa berbasis Pendekatan Scientific
pada materi pesawat sederhana dapat berjalan dengan optimal apabila guru
mampu menggunakan pendekatan pembelajaran yang baik. Pendekatan
yang dapat digunakan oleh guru adalah pendekatan scientific cendurung
membuat siswa aktif. Siswa akan membaca, mendengar, menyimak,
melihat, mengajukan pertanyaan, melakukan percobaan atau eksperimen,
mengolah informasi dan menyampaikan hasil. Siswa bisa lebih
berkonsentrasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Setelah dilakukan analisis kurikulum, siswa dan materi peneliti
berinisiatif mengembangkan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific yang dapat memudahkan siswa memahami materi pesawat
sederhana dan dapat belajar secara mandiri. Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific merupakan media pembelajaran yang cocok untuk
diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi.
2. Tahap Design (Perancangan)
Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian,
selanjutnya dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan bertujuan
untuk merancang suatu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
Fisika. Tahap design terdiri atas beberapa langkah berikut:
a. Menyusun Indikator
Penyusunan indikator pada tahap perancangan ini mengacu pada 2
tahapan yaitu: Pertama pembuatan indikator pendekatan scientific dan
kedua pembuatan indikator materi pesawat sederhana. Adapun indikator
pendekatan scientific dibuat dengan berdasarkan pada 5 tahapan
scientific; 1). Mengamati, 2). Menanya, 3). Mengumpulkan Informasi
atau Eksperimen, 4). Mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan 5)
Mengkomunikasikan. Kelima tahapan ini disesuaikan dengan
implementasi kurikulum 2013 yang dalam penerapannya menggunakan
pendekatan pembelajaran scientific. Indikator materi dikembangkan dari
Kompetensi Dasar (KD) yang disesuaikan dengan karakteristik siswa,
materi pelajaran, satuan pendidikan dan pendekatan pembelajaran yang
digunakan.
b. Memilih Media
Memilih media pembelajaran pada tahap perancangan ini mengacu
pada faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketercapian Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Sebelum memilih media
pembelajaran maka terlebih dahulu peneliti menganalisa tuntutan
kurikulum yang digunakan di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota
Jambi, karakter siswa kelas VIII yang dalam hal ini sebagai sasaran
pengembangan penelitian dan karakter materi yang akan peneliti ajarkan.
Berdasarkan analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis materi maka
media yang dipilih adalah Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific.
c. Merancang Lembar Kerja Siswa
Merancang lembar kerja siswa sesuai dengan pendekatan
pembelajaran scientific, di dalam Lembar Kerja Siswa terdapat Indikator
pendekatan pembelajar yang disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD). Tampilan pertama pada Lembar Kerja
Siswa (LKS) diisi dengan cover media yang berisi judul Lembar Kerja
Siswa (LKS) satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah kelas VIII.
Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaedah bahasa Indonesia yang
benar dan dapat dipahami oleh siswa. Uraian materi yang dilengkapi
gambar, rumus, gambar diadopsi dari internet dan buku paket sehingga
gambar terlihat jelas yang sesuai dengan materi pesawat sederhana, dan
adanya latihan di akhir Lembar Kerja Siswa (LKS).
3. Tahap Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar
berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika yang valid, efektif, dan praktis.
Terdapat tiga langkah dalam tahapan ini yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Validasi Ahli
Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah tahap perancangan yaitu
tahap validasi oleh validator dimana aspek yang dinilai yaitu aspek
materi, media dan bahasa, sebelum dilakukan validasi materi, media dan
bahasa terlebih dahulu dilakukan validasi angket validitas yang mana
validasi ini dilakukan kepada Bapak Drs.Mursyid, M.Pd. Setelah
dilakukan validasi instrumen selanjutnya dilakukan validasi pada ahli
materi dalam penelitian ini yaitu Ibu Nissa Sukmawati, M.Si, ahli media
yaitu bapak Abd.Rahim, M.Pd, dan ahli bahasa yaitu bapak Drs.Mursyid,
M.Pd. Hasil validasi para ahli sebagai dasar untuk melakukan revisi
media yang dikembangkan. Revisi yang dilakukan mengacu pada saran-
saran serta petunjuk dari validator, yang pada akhirnya menghasilkan
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada materi pesawat
sederhana yang valid.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Ujicoba kelompok kecil dilakukan kepada siswa kelas VIII yang
berjumlah 8 orang siswa di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota
Jambi. Ujicoba dilakukan untuk mengetahui efektifitas dan praktikalitas
dari Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan. Uji efektifitas dilihat dari
hasil post-test belajar siswa dan uji praktikalitas dilihat dari hasil angket
respon siswa. Setelah diujicobakan dalam kelompok kecil produk tanpa
revisi sehingga produk yang dihasilkan efektif dan praktis.
c. Uji Coba Kelompok Besar
Ujicoba kelompok besar dilakukan kepada siswa kelas VIII yang
berjumlah 23 siswa yang bertepatan di Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah Kota Jambi untuk mengetahui hasil penerapan Lembar Kerja
Siswa dalam pembelajaran di kelas. Ujicoba dilakukan untuk mengetahui
efektifitas dan praktikalitas dari Lembar Kerja Siswa yang
dikembangkan. Uji efektifitas dilihat dari hasil post-test belajar siswa dan
hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung, sedangkan uji praktikalitas dilihat dari hasil angket respon
siswa dan respon guru. Setelah diujicobakan dalam kelompok besar
produk tanpa revisi sehingga produk yang dihasilkan efektif dan praktis.
Berdasarkan hasil uji coba Lembar Kerja Siswa pada validator, uji
coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar maka peneliti telah
menghasilkan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang
valid, efektif, dan praktis pada materi pesawat sederhana kelas VIII di
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi.
B. Kelayakan Lembar Kerja Siswa
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan oleh 3 validator yaitu Ibu Nissa Sukmawati, M.Si,
Bapak Abd.Rahim, M.Pd dan Bapak Drs.Mursyid, M.Pd. Masing-masing
validator tersebut memberikan penilaian terhadap Lembar kerja Siswa dengan
menggunakan pendekatan scientific.
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang telah dirancang
dilakukan uji validasi. Validasi materi dilakukan oleh validator materi pada Ibu
Nissa Sukmawati, M.Si. Validasi atau penilaian dilakukan oleh ahli materi
dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan materi yang ada pada Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific berdasarkan pemikiran rasional,
belum berdasarkan fakta di lapangan. Validasi yang dilakukan kepada Ibu
Nissa Sukmawati, M.Si, Lembar Kerja Siswa yang peneliti kembangkan
berdasarkan validasi pertama (V1) dan validasi kedua (V2) ada yang harus
direvisi. Adapun saran validator dapat dilihat pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1
Saran Validator Materi untuk Lembar Kerja Siswa
No Validasi Saran Perbaikan
1 V1 Sesuaikan materi pada
Lembar Kerja Siswa dengan
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Menyesuaikan materi pada
Lembar Kerja Siswa dengan
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
2 V2 Ganti gambar pada Lembar
Kerja Siswa yang tidak jelas
dilihat.
Mengganti gambar pada
Lembar Kerja Siswa yang
tidak jelas dilihat menjadi
jelas.
Keterangan:
V1 : Validasi materi pertama
V2 : Validasi materi kedua
Berdasarkan saran dari validator pada revisi validasi pertama (VI) dan
revisi validasi kedua (V2), peneliti membaiki kekurangan-kekurangan yang ada
pada Lembar Kerja Siswa berbasis Pendekatan Scientific sebelum divalidasi
kembali kepada validator. Setelah Lembar Kerja Siswa direvisi maka dilakukan
validasi ketiga kepada validator Sehingga Lembar Kerja Siswa Berbasis
Pendekatan Scientific sudah dikategorikan valid untuk diujicobakan di
Madrasah Tsanawiyah Kota Jambi. Hasil ini dibuktikan dengan nilai validasi
pertama (V1), validasi kedua (V2) dan validasi ketiga (V3) dapat dilihat pada
Tabel 4.2:
Tabel 4.2:
Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Materi
No Validasi Jumlah
Skor
Rata-
rata
Persentase Kategori
1 V1 Materi 27 2,7 54% Cukup Valid
2 V2 Materi 33 3,3 66% Valid
3 V3 Materi 38 3,8 76% Valid
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli materi
validasi pertama (V1) didapat jumlah skor 27, rata-rata 2,7, dan persentase
54%. Skor ini termasuk dalam rentang 41%-60% dalam kriteria penskoran,
yang artinya Lembar Kerja Siswa fisika ini cukup valid digunakan sebagai
media pembelajaran. Berdasarkan validasi kedua (V2) didapat jumlah skor 33,
rata-rata 3,3 dan persentase 66%. Skor ini termasuk dalam rentang 61%-80%
dalam kriteria penskoran, yang artinya Lembar Kerja Siswa fisika ini valid
digunakan sebagai media pembelajaran. Berdasarkan validasi ketiga (V3)
didapat jumlah skor 38, rata-rata 3,8, dan persentase 76 %. Skor ini termasuk
dalam rentang 61%-80% dalam kriteria penskoran, yang artinya Lembar Kerja
Siswa fisika ini valid digunakan sebagai media pembelajaran. Sehingga
Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific dapat diujicobakan di
Madrasah Tsanawiyah Kota Jambi. Adapun grafik perubahan nilai yang
diberikan oleh validator ahli materi pada validasi pertama (V1), validasi kedua
(V2) dan validasi ketiga (V3) dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:
Gambar 4.2 Hasil Perubahan Penilaian Validasi oleh Validator Materi
Berdasarkan Gambar 4.2 hasil penilaian yang diberikan oleh validator
materi dapat peneliti analisa bahwa, pada setiap perbaikan atau revisi validasi
terdapat perubahan nilai yang bervariasi dimulai dari revisi validasi pertama
(V1), revisi validasi kedua (V2), dan validasi ketiga (V3) tanpa adanya revisi.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
V1 V2 V3
V3
V2
V1
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang telah dirancang
dilakukan uji validasi media. Validasi media dilakukan oleh validator media
pada Bapak Abd.Rahim, M.Pd. Validasi atau penilaian dilakukan oleh ahli
media dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan media yang ada pada
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific berdasarkan pemikiran
rasional, belum berdasarkan fakta di lapangan. Validasi yang dilakukan kepada
Bapak Abd.Rahim, M.Pd, Lembar Kerja Siswa yang peneliti kembangkan tidak
ada revisi dan media sudah sangat valid untuk digunakan. Hasil validasi
Lembar Kerja Siswa oleh validator dapat dilihat pada Tabel 4.3:
Tabel 4.3
Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Media
No Validasi Jumlah Skor Rata-rata Persentase
1 Validasi Media 43 4,3 86%
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli media
dengan jumlah 43, rata-rata 4,3, dan persentase 86% skor ini termasuk dalam
persentase 81-100. Skor ini termasuk dalam rentang sangat valid dalam kriteria
penskoran yang artinya Lembar Kerja Siswa fisika ini sangat valid digunakan
sebagai media pembelajaran. Sehingga Lembar Kerja Siswa Berbasis
Pendekatan Scientific dapat diujicobakan di Madrasah Tsanawiyah Kota Jambi.
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang telah dirancang
dilakukan uji validasi bahasa. Validasi bahasa dilakukan oleh validator bahasa
pada Bapak Drs.Mursyid, M.Pd. Validasi dilakukan oleh ahli bahasa dengan
tujuan untuk mengetahui kelayakan bahasa yang ada pada Lembar Kerja Siswa
berbasis pendekatan scientific berdasarkan pemikiran rasional, belum
berdasarkan fakta di lapangan. Validasi yang dilakukan kepada Bapak
Drs.Mursyid, M.Pd, Lembar Kerja Siswa yang peneliti kembangkan ada yang
harus direvisi, saran validator dapat dilihat pada Tabel 4.4:
Tabel 4.4
Saran Validator Bahasa Untuk Lembar Krja Siswa
No Validasi Saran Perbaikan
1 V1 Sudah layak digunakan.
Perbaiki kata-kata yang
tidak baku.
Memperbaiki kata-kata yang
tidak baku dengan mengganti
kata-kata yang lebih baku sesuai
dengan saran validator.
Berdasarkan saran dari validator ahli bahasa pada revisi validasi pertama
(V1) peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada Lembar
Kerja Siswa berbasis Pendekatan Scientific sebelum divalidasi kembali kepada
validator. Setelah Lembar Kerja Siswa direvisi maka dilakukan validasi kedua
kepada validator sehingga Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific
sudah dikategorikan valid untuk diujicobakan di Madrasah Tsanawiyah Kota
Jambi. Hasil ini dibuktikan dengan nilai validasi pertama (V1) dan nilai
validasi kedua (V2) dapat dilihat pada tabel Tabel 4.5:
Tabel 4.5
Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Bahasa.
No Validasi Jumlah
Skor
Rata-Rata Persentase Kategori
1 V1 32 3,2 64% Valid
2 V2 39 3,9 76% Valid
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli bahasa
validasi pertama (V1) didapat jumlah skor 32, rata-rata 3,2, dan persentase
64%. Skor ini termasuk dalam rentang 60%-80% dalam kriteria penskoran,
yang artinya Lembar Kerja Siswa fisika ini cukup valid digunakan sebagai
media pembelajaran dan validasi kedua (V2) didapat jumlah skor 39, rata-rata
3,9, dan persentase 78 %. Skor ini termasuk dalam rentang 61-80 dalam kriteria
penskoran, yang artinya Lembar Kerja Siswa fisika ini valid digunakan sebagai
media pembelajaran. Sehingga Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan
Scientific dapat diujicobakan di Madrasah Tsanawiyah Kota Jambi.
Berdasarkan hasil analisa validasi ahli materi, media dan bahasa Lembar
Kerja Siswa Berbasis pendekatan scientific sehingga Lembar Kerja Siswa
sudah dikategorikan valid untuk diuji cobakan. Hal ini dibuktikan dengan nilai
validasi ahli materi, media, dan bahasayang diperoleh dapat dilihat pada Tabel
4.6:
Tabel 4.6
Hasil Penilaian Validator Ahli Materi, Media Dan Bahasa.
No Validator Ahli Jumlah Rata-rata Persentase Kategori
1 Materi 38 3,8 76% Valid
2 Media 43 4,3 86% Sangat Valid
3 Bahasa 39 3,9 78% Valid
Jumlah Total 120 4 80% Valid
Kategori Valid
Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh hasil dari validator ahli materi, media,
dan bahasa dengan jumlah 120, rata-rata 4, dan persentase 80%. Persentase
total pada validator materi, media dan bahasa sebesar 80% menunjukkan
bahwa Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang peneliti
kembangkan sudah masuk dalam kategori “Valid” untuk diuji cobakan kepada
subjek uji coba di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota jambi.
2. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji kelompok kecil dilakukan dengan tujuan untuk melihat efektifitas
dan praktikalitas Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
sebelum dilakukan uji coba kelompok besar. Adapun hasil dari ujicoba
kelompok kecil adalah sebagai berikut:
a) Uji Efektifitas
Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada materi pesawat
sederhana. Uji efektifitas dilakukan dengan memberikan soal post-test
kepada siswa, yang mana soal tersebut terdiri dari 20 soal pilihan ganda.
Hasil analisa hasil post-test siswa kelas VIII secara lengkap dapat dilihat
pada Tabel 4.7:
Tabel 4.7
Hasil post-test belajar siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Kota
Jambi
No Jumlah
Siswa
Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tdk Tuntas
1 8 7 1
Persentase 87.5% 12,5%
Kategori Efektif
Berdasarkan Tabel 4.7 tes hasil belajar siswa kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah mahdaliyah Kota Jambi dapat dilihat bahwa jumlah siswa
yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
sebanyak 7 siswa dan yang belum mendapatkan nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 1 siswa. Persentase dari jumlah
siswa yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yaitu sebesar 87,5% dengan demikian menunjukkan bahwa
persentase memenuhi kategori sangat efektif.
b) Uji Praktikalitas
Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada materi pesawat
sederhana. Uji praktikalitas dilakukan dengan memberikan angket
praktikalitas kepada 8 orang siswa. Angket praktikalitas yang diberikan
terdiri dari 15 pertanyaan menggunakan skor skala likert (1-5). Hasil
analisa hasil praktikalitas siswa kelas VIII dapat dilihat pada Tabel 4.8:
Tabel 4.8
Tabel Praktikalitas Lembar Kerja Siswa
No
Aspek
Jumlah Rata-
rata
Persentase Kategori
1 35 4,3 86% Sangat Praktis
2 37 4,6 92% Sangat Praktis
3 37 4,6 92% Sangat Praktis
4 31 3,8 76% Praktis
5 37 4,6 92% Sangat Praktis
6 32 4 80% Praktis
7 35 4,3 86% Sangat Praktis
8 39 4,8 96% Sangat Praktis
9 33 4,1 82% Sangat Praktis
10 34 4,2 84% Sangat Praktis
11 34 4,2 84% Sangat Praktis
12 37 4,6 92% Sangat Praktis
13 35 4,3 86% Sangat Praktis
14 35 4,3 86% Sangat Praktis
15 31 3,8 76% Praktis
Jumlah
Total
522 4,3 86% Sangat Praktis
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh hasil praktikalitas pada
kelompok kecil dengan jumlah 522, rata-rata 4,3, dan persentase 86%
menunjukkan bahwa Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
yang peneliti kembangkan sudah termasuk dalam kategori sangat praktis.
Setelah melakukan uji kecompok kecil dengan penilaian respon siswa
yang dinyatakan sangat praktis tanpa adanya revisi maka selanjutnya
dilakukan uji coba kelompok besar yang mana dilakukan di Madrasah
Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi.
3. Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan untuk memperoleh masukan
akhir. Uji coba kelompok besar dilakukan kepada siswa dan guru di
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi dengan jumlah 23 siswa dan
1 orang guru mata pelajaran IPA Terpadu untuk mengetahui hasil penerapan
Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran dikelas.
a) Uji Efektifitas
Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada materi pesawat
sederhana. Uji efektifitas dilakukan dengan menggunakan angket
efektivitas terdiri dari 5 penilaian untuk siswa dan 3 Penilaian untuk guru
mata pelajaran. Angket efektifitas dinilai menggunakan skala likert (1-5).
1) Analisis hasil observasi aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
menggunakan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific pada
Sub Materi Pesawat sederhana.
Aspek penilaian observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung yang terdiri dari 5 tahap yaitu: Tahap
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau eksperimen,
mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan mengkomunikasikan
yang diberi penilaian oleh observer Nada Soraya dan Sumarni. Adapun
hasil analisis lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel
4.9:
Tabel 4.9
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah Kota Jambi
No Aspek
Penilaian
Hasil Jumlah Rata
-rata
Persentase Kategori
P1 P2 P3
1 Tahap
Mengamati
17 18 19 54 4,5 90% Sangat
Efektif
2 Tahap
Menanya
4 4 5 13 4,3 86% Sangat
Efektif
No Aspek
Penilaian
Hasil Jumlah Rata
-rata
Persentase Kategori
P1 P2 P3
3 Tahap
Mengumpul
kan
Informasi
atau
Eksperimen
12 14 14 40 4,4 88% Sangat
Efektif
4 Tahap
Mengasosia
sikan atau
Mengolah
Informasi
3 4 5 12 4 80% Efektif
5 Tahap
Mengkomun
ikasikan
4 5 5 14 4,67 93,4% Sangat
Efektif
Jumlah Total 40 45 48 133 4,37 87,4% Sangat
Efektif
Keterangan:
P1 = Pertemuan Pertama
P2 = Pertemuan Kedua
P3 = Pertemuan Ketiga
Adapun gambar perubahan tiap aspek penilaian hasil observasi
aktivitas siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi
dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini:
Gambar 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Keterangan :
1 : Tahap Mengamati
2 : Tahap Menanya
3 : Tahap Mengumpulkan Informasi atau Eksperimen
4 : Tahap Mengasosiasikan atau Mengolah Informasi
5 : Tahap Mengkomunikasikan
Analisis Tabel 4.9 dan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada
aspek penilaian tahap mengamati dan tahap mengkomukasikan
didapatkan hasil atau nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
tahap menanya, tahap mengumpulkan informasi atau eksperimen, dan
tahap mengasosiasikan atau mengolah informasi. Hal ini dapat peneliti
analisa bahwa pada tahap mengamati dan tahap mengkomunikasikan
merupakan tahap yang dapat dikatakan lebih mudah diterapkan oleh
siswa. Pada tahap mengamati siswa hanya dituntut untuk membaca,
mendengar, melihat dan menyimak pahaman yang diberikan oleh guru
mengenai materi yang dipelajari. Selain itu pada tahap
mengkomunikasikan siswa dituntut untuk menyampaikan atau
melaporkan hasil yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola.
Berdasarkan Tabel 4.9 dan Gambar 4.2 diperoleh hasil dari
pengamatan aktivitas belajar siswa yang mana terdiri dari lima tahap
yaitu pertama tahap mengamati, dari pertemuan pertama hasil yang
diperoleh sebesar 17, pertemuan kedua 18, dan pertemuan ketiga 19.
70%
75%
80%
85%
90%
95%
1 2 3 4 5
5
4
3
2
1
Jumlah keseluruhan pada tahap mengamati sebesar 54, dengan rata-rata
4,5 dan persentase 90%. Kedua tahap menanya, pada tahap menanya dari
pertemuan pertama hasil yang diperoleh sebesar 4, pertemuan kedua 4,
dan pertemuan ketiga 5. Jumlah keseluruhan pada tahap menanya sebesar
13, dengan rata-rata 4,3 dan persentase 86%. Ketiga tahap
mengumpulkan informasi atau eksperimen, pada tahap mengumpulkan
informasi atau eksperimen dari pertemuan pertama hasil yang diperoleh
sebesar 12, pertemuan kedua 14, dan pertemuan ketiga 14. Jumlah
keseluruhan pada tahap mengumpulkan informasi atau eksperimen
sebesar 40, dengan rata-rata, 4,4 dan persentase 8,8. Keempat tahap
mengasosiasikan atau mengolah informasi, pada tahap mengasosiasikan
atau mengolah informasi dari pertemuan pertama hasil yang diperoleh
sebesar 3, pertemuan kedua 4, dan pertemuan ketiga 5. Jumlah
keseluruhan pada tahap mengasosiasikan atau mengolah informasi
sebesar 12, dengan rata-rata 4, dan persentase 80%. Terakhir yaitu tahap
mengkomunikasikan, pada tahap mengkomunikasikan dari pertemuan
pertama hasil yang diperoleh sebesar 4, pertemuan kedua 5, dan
pertemuan ketiga 5. Jumlah keseluruhan pada tahap mengkomunikasikan
sebesar 14, dengan rata-rata 4,67 dan persentase 93,4%.
Jumlah total keseluruhan dari hasil pengamatan aktivitas siswa
pada tahap mengamati, tahap menanya, tahap mengumpulkan informasi
atau eksperimen, tahap mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan
tahap mengkomunikasikan yaitu sebanyak 133 dengan rata-rata total
keseluruhan 4,37 dan persentase total keseluruhan sebesar 87,4%.
Persentase total keseluruhan sebesar 87,4% menunjukkan bahwa
kegiatan pembelajaran siswa dikelas dengan menggunakan Lembar Kerja
Siswa berbasis pendekatan scientific di Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah Kota Jambi sudah termasuk dalam kategori sangat efektif.
2. Analisis hasil observasi aktivitas guru pada saat proses pembelajaran
menggunakan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific pada
Sub Materi Pesawat sederhana.
Aspek penilaian observasi aktivitas guru dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu:
Kegiatan pendahuluan, Kegiatan inti dan kegiatan penutup yang diberi
penilaian oleh observer Ibu Rif’ah, S.TP selaku guru mata pelajaran
IPA di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi.
Adapun hasil analisis lembar observasi aktivitas guru dapat dilihat pada
Tabel 4.10:
Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah Kota Jambi No Aspek
Penilaian
Hasil Jumlah Rata-
rata
Persentase Kategori
P1 P2 P3
1 Pendahuluan 18 20 20 58 4,83 96,67% Sangat
Efektif
2 Kegiatan Inti
a. Mengmati 8 8 10 26 4,33 86,67% Sangat
Efektif b. Menanya 7 9 9 25 4,17 83,33%
c.
mengumpulk
an Informasi
atau
Eksperimen
5 4 4 13 4,33 86,67%
d.
Mengasosias
ikan atau
Mengolah
Informasi
4 4 5 13 4,33 86,67%
e.
Mengkomuni
kasikan
9 9 10 28 4,67 93,33%
Jumlah Total 33 34 38 105 4,37 87,5%
No Aspek
Penilaian
Hasil Jumlah Rata-
rata
Persentase Kategori
P1 P2 P3
3 Penutup 14 15 15 44 4,89 97,78% Sangat
Efektif
Jumlah Total 65 69 73 207 4,69 93,98% Sangat
Efektif
Keterangan:
P1 = Pertemuan Pertama
P2 = Pertemuan Kedua
P3 = Pertemuan Ketiga
Adapun grafik penilaian hasil observasi aktivitas guru kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi dapat dilihat pada Gmbar
4.4 di bawah ini:
Gambar 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru
Keterangan :
1 : Kegiatan Pendahuluan
2 : Kegiatan Inti
2a: Mengamati
2b: Menanya
2c: Mengumpulkan Informasi atau Eksperimen
2d: Mengasosiasikan atau Mengolah Informasi
2e: Mengkomunikasikan
3 : Kegiatan Penutup
75.00%
80.00%
85.00%
90.00%
95.00%
100.00%
1 2a 2b 2c 2d 2e 3
3
2e
2d
2c
2b
2a
1
Analisis Tabel 4.10 dan Gmbar 4.4 diperoleh dari pengamatan
aktivitas guru yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Hasil analisis kegiatan inti
menunjukkan bahwa pada aspek penilaian tahap mengamati,
mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasikan atau
mengolah informasi dan tahap mengkomunikasikan didapatkan hasil
atau nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahap menanya.
Pada tahap menanya guru merasa sulit untuk membimbing atau
mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan cenderung sulit
untuk menerasikan kalimat yang tepat.
Hal ini dapat peneliti analisa bahwa pada tahap mengamati,
mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasikan atau
mengolah informasi dan tahap mengkomunikasikan merupakan tahap
yang dapat dikatakan lebih mudah diterapkan oleh guru. Dalam
kegiatan mengamati, guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,
mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek mengenai
materi yang dipelajari. Selanjutnya pada tahap mengumpulkan dan
mengasosiasikan informasi merupakan tindak lanjut dari tahap bertanya
dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu guru dituntut
agar dapat memfasilitasi bahan ajar, media belajar atau buku bacaan
yang lebih banyak, memperlihatkan fenomena atau objek yang lebih
teliti atau bahkan membimbing peserta didik untuk melakukan
eksperimen, dari kegiatan tersebut guru membimbing siswa untuk
memeroses atau mengolah informasi, menemukan keterkaitan satu
informasi dengan informasi lainnya, sedangkan pada kegiatan
mengkomunikasikan hasil, guru meminta siswa untuk melaporkan hasil
secara lisan didepan kelas dan dikumpulkan dalam bentuk tulisan untuk
dievaluasi.
Berdasarkan Tabel 4.10 dan Gambar 4.4 diperoleh dari
pengamatan aktivitas guru yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu, pertama
pendahuluan, dari pertemuan pertama hasil yang diperoleh sebesar 18,
pertemuan kedua 20, dan pertemuan ketiga 20. Jumlah keseluruhan
pada kegiatan pendahuluan sebesar 58, dengan rata-rata 4,83 dan
persentase 96,67%. Kedua kegiatan inti, pada kegiatan inti dari
pertemuan pertama hasil yang diperoleh sebesar 33, pertemuan
kedua34, dan pertemuan ketiga 38. Jumlah keseluruhan pada kegiatan
inti sebesar 105, dengan rata-rata 4,37, dan persentase 97,78%. Terakhir
kegiatan penutup, pada kegiatan penutup dari pertemuan pertama
diperoleh hasil 14, pertemuan kedua 15, dan pertemuan ketiga 15.
Jumlah keseluruhan pada tahap penutup sebesar 44, dengan rata-rata
4,89, dan persentase 97.78%.
Jumlah total dari hasil pengamatan aktivitas guru pada kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yaitu sebesar 207,
dengan rata-rata 4,69, dan persentase 93,98%. Persentase total
keseluruhan sebesar 93,98% menunjukkan bahwa kegiatan guru di
dalam kelas menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi sudah
termasuk dalam kategori sangat efektif.
3. Angket efektifitas siswa menggunakan soal post-test yang diberikan
kepada siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai, dengan tujuan
untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan Lembar Kerja
Siswa berbasis pendekatan scientific dikatakan efektif jika Lembar
Kerja Siswa tersebut dapat membuat siswa mencapai hasil belajar
maksimal, atau di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi
didapatkan dengan cara memberikan soal post-test kepada siswa yang
mana soal tersebut terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Hasil analisis post-
test siswa kelas VIII dapat dilihat pada Tabel 4.11:
Tabel 4.11
Hasil Post-Test Belajar Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah Kota Jambi
No Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Tuntas
Jumlah Siswa
Tidak Tuntas
1 23 19 4
Persentase 82.6%% 17,4%
Kategori Sangat Efetif
Berdasarkan Tabel 4.10 tes hasil post-test belajar siswa kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi dapat dilihat bahwa
jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) sebanyak 19 siswa, sedangkan yang tidak mendapat
nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 4 siswa.
Persentase dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu sebesar 82.6%, dengan demikian
menunjukkan bahwa persentase hasil belajar siswa memenuhi kategori
sangat efektif. Dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota
Jambi maka dapat dikatakan bahwa hasil post-test belajar siswa jauh di
atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan dimana
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan di Madrasah
Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi adalah 70.
Berdasarkan hasil yang didapat pada observasi kegiatan siswa
yaitu persentase total keseluruhan sebesar 87,4% dan observasi kegiatan
guru sebesar 93,98%menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran siswa
dikelas dengan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific di
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi sudah termasuk dalam
kategori sangat efektif. Sedangkan hasil belajar siswa yang didapat
sebesar 82.6% yang mana dengan demikian persentase menunjukkan
hasil belajar siswa dikelas dengan Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi
sudah memenuhi kategori sangat efektif.
b) Uji Praktikalitas
Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan
media pembelajaran berbasis pendekatan scientific. Uji coba dilakukan
kepada guru dan siswa di madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi
untuk memperoleh masukan akhir.
1) Hasil Analisis Angket Respon Guru Menggunakan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Pendekatan Scientific
Setelah kegiatan pembelajaran guru IPA Terpadu Di Madrasah
Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi yaitu Ibu Rif’ah, S.TP
memberikan penilaian atau respon terhadap Lembar Kerja Siswa yang
dikembangkan oleh peneliti secara keseluruhan sesuai dengan
kurikulum kebutuhan siswa, dan materi. Adapun hasil yang diperoleh
dari angket yang ditunjukkan kepada Ibu Rifah, S.TP dapat dilihat
pada Tabel 4.12:
Tabel 4.12
Hasil Praktikalitas Respon Guru Terhadap lembar Kerja Siswa
No Aspek yang
dinilai
Jumlah
Skor
Rata-
rata
Persentase Kategori
1 Kemudahan 22 3,67 73,45% Praktis
2 Efesien
Waktu
Pembelajaran
8 4 80% Praktis
3 Manfaat 28 4,67 93,4% Sangat Praktis
Jumlah Total 58 4,14 82,8% Sangat Praktis
Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat hasil tanggapan guru terhadap
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada materi
pesawat sederhana secara keseluruhan Lembar Kerja Siswa ini dinilai
sangat praktis dengan jumlah 58, rata-rata 4,14 dan tingkat
kepraktisan sebesar 82,8%. Menurut tanggapan guru penggunaan
Lembar Kerja Siswa yang peneliti kembangkan dapat mempermudah
guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, karena didalamnya
terdapat cakupan materi yang sesuai dengan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yang harus dicapai, serta penyajian bahasa yang
digunakan sudah baik dan mudah dimengerti, sehingga membuat
siswa mudah untuk memahami materi yang disampaikan.
2) Hasil Analisis Angket Respon Siswa Menggunakan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Pendekatan Scientific
Respon siswa dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada materi
pesawat sederhana. Angket respon siswa dibagikan pada pertemuan
ketiga setelah kegiatan pembelajaran selesai. Angket respon siswa
yang diberikan terdiri dari 15 pertanyaan menggunakan skor skala
likert (1-5). Hasil analisa hasil praktikalitas respon siswa kelas VIII
dapat dilihat pada Tabel 4.13:
Tabel 4.13
Hasil Praktikalitas Respon Siswa Terhadap Lembar Kerja Siswa
No Aspek Jumlah Rata-rata Persentase Kategori
1 113 4,91 98,2% Sangat Praktis
2 114 4,95 99,1% Sangat Praktis
3 115 5 100% Sangat Praktis
4 114 4,95 99,1% Sangat Praktis
5 115 5 100% Sangat Praktis
6 112 4,86 97,4% Sangat Praktis
7 114 4,95 99,1% Sangat Praktis
8 115 5 100% Sangat Praktis
9 115 5 100% Sangat Praktis
10 115 5 100% Sangat Praktis
11 115 5 100% Sangat Praktis
No Aspek Jumlah Rata-rata Persentase Kategori
12 115 5 100% Sangat Praktis
13 115 5 100% Sangat Praktis
14 115 5 100% Sangat Praktis
15 114 4,95 99,1% Sangat Praktis
Jumlah
Total
1716 4,97 99,46% Sangat Praktis
Data respon siswa mengenai penggunaan Lembar Kerja Siswa
diperoleh penggunaan angket praktikalitas yang diberikan kepada
siswa kelas VIII, angket praktikalitas respon siswa dianalisis
berdasarkan skala likert yang memiliki rentan 1-5 persentase respon
siswa dalam uji coba terhadap Lembar Kerja Siswa secara
keseluruhan Lembar Kerja Siswa ini dinilai sangat praktis dengan
tingkat kepraktisan 99.46% dengan kategori sangat praktis tanpa
adanya revisi. Hal ini membuktikan bahwa respon siswa terhadap
Lembar Kerja Siswa mendapat respon sangat baik dan adanya
ketertarikan siswa terhadap media pembelajaran yang dikembangkan.
Berdasarkan hasil analisa pada kelompok besar terhadap penerapan
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific terbukti sangat efektif
dalam pembelajaran. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari pengamatan
aktivitas siswa yang disajikan pada tabel 4.8 yang mana dari penjumlahan
setiap aspek penilaian maka dapat disimpulkan persentase hasil pengamatan
aktivitas siswa di kelas tersebut yaitu 87,4% dan hasil pengamatan aktivitas
guru sebesar 93,98% masuk dalam kategori sangat efektif. Hasil ketuntasan
siswa yang melaksanakan uji coba lapangan dengan mengerjakan soal post-
test mencapai persentase ketuntasan sebesar 82,6% masuk dalam kategori
sangat efektif. Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific terbukti
sangat efektif digunakan dalam proses pembelajaran. Adapun hitungan
lengkap ada pada lampiran.
Hasil analisis data uji praktikalitas oleh guru dan siswa di MTs
menunjukkan bahwa Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat praktis. Tingkat kepraktisan
yang diperoleh dari hasil analisa angket praktikalitas respon guru memenuhi
kategori sangat praktis dengan tingkat kepraktisan sebesar 82,8%,
sedangkan hasil analisa angket praktikalitas respon siswa memenuhi
kategori sangat praktis dengan tingkat kepraktisan sebesar 99,46%. Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific terbukti praktis digunakan dalam
proses pembelajaran. Adapun perhitungan lengkap ada pada lampiran.
C. Efektifitas Lembar Kerja Siswa (dalam tahapan uji coba)
1. Validasi dan Revisi Produk
Validasi Lembar Kerja Siswa dilakukan oleh ahli materi, ahli media
dan ahli bahasa dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Pendekatan Scientific berdasarkan pemikiran rasional,
belum berdasarkan fakta dilapangan. Penilaian ini dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian, kelebihan, dan kekurangan Lembar Kerja Siswa
yang dikembangkan. Jika masih terdapat kekurangan baik dari segi materi,
media, dan bahasa maka akan dilakukan revisi sesuai dengan saran para ahli
serta dilakukan peninjauan kembali sampai Lembar Kerja Siswa siap
digunakan dan diuji cobakan kelapangan.
Berdasarkan hasil validasi, maka selanjutnya produk yang
dikembangkan direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator.
Saran yang diberikan oleh validator materi yaitu sesuaikan materi pada
Lembar Kerja Siswa dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada revisi
vaildasi pertama (V1) dan Ganti gambar pada Lembar Kerja Siswa yang
tidak jelas dilihat pada revisi validasi kedua (V2) . Setelah direvisi oleh
peneliti, maka diperoleh hasil dari validator ahli materi dengan jumlah 38,
rata-rata 3,8, dan persentase 76%.
Berdasarkan saran yang diberikan oleh validator ahli bahasa yaitu,
perbaiki kata-kata yang tidak baku. Setelah direvisi oleh peneliti, maka
diperoleh hasil dari validator ahli bahasa dengan jumlah 39, rata-rata 3,9 dan
persentase 78%. Persentase total pada validator ahli materi, media dan
bahasa sebesar 80% menunjukkan bahwa Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific yang peneliti kembangkan sudah termasuk dalam
kategori valid untuk diujicobakan di lapangan kepada subjek ujicoba di
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi.
2. Uji Coba Lapangan
Uji coba lapangan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan pada kelas
VIII yang jumlah 23 siswa di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota
Jambi yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan kepraktisan Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific. Uji coba efektifitas dilakukan
pada saat proses pembelajaran berlangsung, sedangkan uji coba praktikalitas
dilakukan pada akhir pertemuan. Uji praktikalitas dilakukan dengan cara
memberikan angket praktikalitas untuk memperoleh respon siswa terhadap
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang digunakan dalam
proses pembelajara.
Pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific terbukti efektif dalam pembelajaran. Keefektifan tersebut dapat
dilihat dari pengamatan aktivitas siswa yang disajikan pada Tabel 4.9, yang
mana dari penjumlahan setiap aspek penilaian maka dapat disimpulkan
persentase hasil pengamatan aktivitas belajar siswa di MTs tersebut yaitu
87,4% dan pengamatan aktivitas guru yang disajikan pada Tabel 4.10 yang
mana dari hasil penjumlahan setiap kegiatan maka disimpulkan persentase
hasil pengamatan aktifitas guru dengan jumlah sebesar 93,98% masuk
dalam kategori sangat efektif. Hasil ketuntasan siswa yang melaksanakan uji
coba lapangan dengan mengerjakan soal post-test mencapai persentase
ketuntasan sebesar 82,6% masuk dalam kategori sangat efektif. Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific terbukti sangat efektif digunakan
dalam proses pembelajaran.
Hasil analisis data uji praktikalitas oleh guru dan siswa di Madrasah
Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi menunjukkan bahwa Lembar kerja
Siswa berbasis pendekatan scientific yang dikembangkan memenuhi kriteria
sangat praktis. Tingkat kepraktisan yang diperoleh dari hasil analisa angket
kepraktisan respon guru memenuhi kategori praktis dengan tingkat
kepraktisan sebesar 82,8%. Hasil analisa angket praktikalitas respon siswa
memenuhi kategori sangat praktis dengan tingkat kepraktisan sebesar
99,46%. Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific terbukti sangat
praktis digunakan dalam proses pembelajaran.
D. Pembahasan
Lembar Kerja Siswa dalam proses pembelajaran fisika sangat membantu
guru terutama dalam memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan analisa kurikulum, analisa siswa, dan analisa materi yang ada di
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi. Pada bagian ini dikemukakan
pembahasan hasil penelitian terhadap Lembar Kerja Siswa yang telah
dikembangkan. Media Pembelajaran yang telah peneliti kembangkan yaitu
Lembar Kerja Siswa berbasis Pendekatan scientific pada materi pesawat
sederhana di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi. Hasil
penelitian yang akan dibahas yaitu, proses pengembangan Lembar Kerja
Siswa, kualitas lembar Kerja Siswa yang meliputi tingkat kevalidan yang diuji
cobakan kepada validator para ahli, kepraktisan dan keefektifan yang diuji
cobakan kepada kelompok kecil dan kelompok besar di Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah Kota Jambi.
1. Proses Pengembangan Media
Menurut Sugiyono (2013:279) menjelaskan bahwa “penelitian
pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut”. Secara sederhana
penelitian dan pengembangan juga didefenisikan sebagai metode penelitian
yang bertujuan untuk mengembangkan atau menghasilkan produk unggulan
yang didahului dengan penilaian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan (Reserch
and Developmen) dimana peneliti membuat Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific yang dikembangkan layak digunakan dalam proses
pembelajaran. Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific ini dibuat
untuk membantu siswa dalam memahami materi pesawat sederhana dengan
cara menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang
lebih mengakomodasi kebutuhan siswa. Merancang suatu produk atau
media pembelajaran peneliti mengguanakn prosedur pengembangan dengan
model 4-D. model 4-D memiliki tahapan yaitu Define, Design, Developmen
Desiminate.
Selanjutnya peneliti melakukan tahap define yaitu dengan
menganalisis kurikulum yang berlaku di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah
Kota Jambi. Kemudian dilakukan analisis siswa untuk mengetahui
karakteristik siswa yang diperoleh melalui observasi dan analisi materi
bertujuan untuk mengidentifikasi materi yang akan diajarkan. Analisis
konsep bertujuan untuk menentukan isi materi dalam Lembar Kerja Siswa
yang dikembangkan serta dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti
dan menerima materi yang disampaikan, Tahap design (perancangan)
peneliti menyusun indikator, memilih media, merancang desain produk.
Tahap selanjutnya adalah tahap development (pengembangan) Lembar
Kerja Siswa. Tahap ini merupakan tahap terakhir yaitumengevaluasi
Lembar Kerja Siswa melalui beberapa prose, yaitu: validasi ahli, uji coba
kelompok kecil dan uji coba kelompok besar sehingga dihasilkan Lembar
Kerja Siswa yang valid, efektif, dan praktis.
2. Kualitas Media Pembelajaran
Menurut Fleming dan Levie (Maulana, 2017:63) berpendapat bahwa
suatu media pembelajaran dikatakan berkualitas jika “(1) format media
sesuai dengan peraturan penulisan, (2) materi yang dimuat benar adanya, (3)
takaran isi materi pas, dalam hal ini materi yang dimuat tidaklah berlebih
ataupun berkurang, (4) isi media pembelajaran harus sesuai dengan topic
yang ada, dan (5) isi media pembelajaran harus dipaparkan secara jelas”.
Jika dalam pembelajaran menggunakan media yang kualitas dengan
baik maka guru dapat menarik perhatian siswa sehingga terjadi komunikasi
yang baik. Media akan membantu siswa dalam memahami pembelajaran
dan siswa akan cenderung aktif selama proses pembelajaran, karena akan
langsung mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan, sehingga siswa
tidak merasa bosan dan akan termotivasi terus belajar.
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data yang diperoleh pada para
validator dan subjek ujicoba. Mengacu pada teknik analisis data yang telah
dilakukan, diperoleh hasil analisis dari masing-masing validator dan subjek
uji coba sebagai berikut:
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan oleh beberapa validator. Masing-masing
validator tersebut memberikan penilaian terhadap Lembar Kerja Siswa
berbasis pendekatan scientific. Berdasarkan hasil analisa validasi ahli
materi, media, dan bahasa pada Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific diperoleh jumlah keseluruhan sebesar 120, dengan rata-rata 4,
dan persentase 80%. Menurut Riduwan (2016:41) menyatakan bahwa
rentang nilai validita dari 61%-80% masuk dalam kategori valid.
Berdasarkan rentang nilai validitas tersebut, maka Lembar Kerja Siswa
berbasis pendekatan scientific termasuk dalam kategori valid dan sudah
layak untuk diujicobakan. Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific dikatak valid atau layak apa bila hasil analisis sesuai dengan
kategori yang telah ditentukan sebelumnya. Seperti yang dijelaskan oleh
Suharsimi Arikunto dalam (Siti Asyah, 2019:78) “sebuah media
pembelajaran dikatakan valid jika hasilnya sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan sebelumnya”. Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific berdasarkan nilai dan teori yang dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto, maka Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
sesuai dengan kriteria penilaian validitas, sehingga Lembar Kerja Siswa
berbasis pendekatan scientific dapat diujicobakan.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil dilakukan dengan tujuan untuk melihat
efektifitas dan praktikalitas Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific sebelum dilakukan uji coba pada kelompok besar. Adapun hasil
dari uji coba kelompok kecil adalah sebagai berikut:
1) Uji Efektifitas
Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada materi
pesawat sederhana. Uji efektifitas dilakukan dengan memberikan soal
post-test kepada siswa, yang mana soal tersebut terdiri dari 20 soal
pilihan ganda. Berdasarkan tes hasil belajar siswa kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi dapat dilihat bahwa jumlah siswa
yang mendapatkan nilai di atas Kriteris Ketuntasan Minimum (KKM)
sebanyak 7 siswa dan yang belum mendapatkan nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 1 orang. Persentase dari jumlah
siswa yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu sebesar 87.5% dengan demikian menunjukkan
persentase memenuhi kategori sangat efektif.
2) Uji Praktikalitas
Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat
praktikalitas Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada
materi pesawat sederhana. Hasil analisa praktikalitas pada kelompok
kecil kelas VIII dengan jumlah yang didapat yaitu, 522, rata-rata 4,3,
dan persentase 86%. Persentase total pada hasil praktikalitas sebesar
86% menunjukkan bahwa Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific yang peneliti kembangkan sudah masuk dalam kategori
“Sangat Praktis”.
c. Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan untuk memperoleh masukan
akhir. Uji coba kelompok besar dilakukan kepada siswa di Madrasah
Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi dengan jumlah 23 siswa untuk
mengetahui hasil penerapan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific dalam pembelajaran di jelas. Setelah diuji cobakan dalam
kelompok besar produk direvisi kembali sehingga produk yang
dihasilkan valid, efektif, dan praktis.
1) Uji Efektifitas
Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada materi
pesawat sederhana. Uji efektifitas dilakukan dengan menggunakan
angket efektifitas yang dinilai oleh peneliti pada saat proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil dari pengamatan aktivitas siswa yang
didapat yaitu sebanyak 133 dengan rata-rata total keseluruhan 4,97
dan persentase total keseluruhan sebesar 87,4% menunjukkan bahwa
kegiatan pembelajaran siswa di kelas dengan menggunakan Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific di Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah Kota Jambi sudah termasuk dalam kategori sangat efektif,
selain itu efektifitas juga dilihat dari hasil pengamatan aktivitas guru
yang didapat yaitu sebesar 207 dengan rata-rata 4,96 dan persentase
93,98% yang termasuk dalam kategori sangat efektif. Menurut
Riduwan (2016:45) menyatakan bahwa rentang nilai efektifitas dari
81%-100% masuk dalam kategori sangat efektif. Berdasarkan rentang
nilai tersebut, maka Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific termasuk dalam kategori sangat efektif dan sudah dapat
dikembangkan dalam skala yang lebih luas.
Selain menggunakan angket efektifitas juga menggunakan soal
post-test yang diberikan kepada siswa setelah kegiatan pembelajaran
selesai, dengan tujuan untuk melihat hasil belajar siswa setelah
menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific.
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific dikatakan efektif
jika Lembar Kerja Siswa tersebut dapat membuat siswa mencapai
hasil belajar maksimal, atau di atas Kriteris Ketuntusan Minimum
(KKM) yang ditetapkan di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota
Jambi yaitu 70. Tes hasil belajar siswa kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi dapat dilihat bahwa jumlah siswa
yang mendapatkan nilaidi atas kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
sebanyak 19 siswa , sedangkan yang tidak mendapatkan nilai di atas
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 4 siswa. Persentase
dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yaitu sebesar 82,6% dengan demikian menunjukkan
bahwa persentase hasil belajar siswa memenuhi kategori sangat
efektif.
Selaras dengan pendapat Mulyasa (2009:82) mengemukakan
bahwa efektifitas berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, dan
kesannya). Jadi efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Penggunaan Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific dalam proses pembelajaran
khususnya materi pesawat sederhana dapat membantu meningkatkan
hasil belajar siswa. setelah menggunakan Lembar Kerja Siswa
berbasis pendekatan scientific, maka hasil belajar siswa diperoleh
pesentase yaitu sebesar 82,6%. Hal ini dibuktikan dengan Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan di Madrasah
Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi yaitu sebesar 70. Pesentase yang
didapatkan setelah belajar menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific jauh di atas Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota
Jambi.
Sementara itu Rahmat (2011:92) “Efektifitas adalah
pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu
yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan
sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Penggunaan Lembar Kerja
Siswa berbasis pendekatan scientific dalam proses pembelajaran
khususnya materi pesawat sederhana juga dapat membantu
meningkatkan minat atau aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil
dari pengamatan aktivitas belajar siswa yang didapat dengan jumlah
persentase sebesar 87,4%. Menurut Riduwan (2016:45) menyatakan
bahwa rentang nilai efektifitas dari 81%-100% masuk dalam kategori
sangat efektif. Berdasarkan rentang nilai efektifitas tersebut, maka
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific termasuk dalam
kategori sangat efektif dan sudah layak untuk dikembangkan dalam
skala yang lebih luas.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa efektifitas adalah kemampuan seseorang atau
beberapa orang yang terdapat dalam suatu unit tertentu, untuk dapat
mengerjakan sesuatu yang nilai guna atau manfaat dari apa yang
dikerjakan. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka efektifitas
penggunaan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific pada
sub Materi Pesawat sederhana yang dimaksud adalah kemampuan
seseorang guru dalam melaksanakan atau menggunakan media ajar di
dalam pembelajaran, sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara
efesiensi dan efektif, karena penyusunan Lembar Kerja Siswa
Berbasis Pendekatan Scientific pada sub Materi Pesawat sederhana
diambil dari berbagai referensi yang kemudian disusun secara
sistematis dan terpadu. Sehingga memudahkan siswa untuk
mempelajarinya.
2) Uji Praktikalitas
Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat
kepraktisan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific. Uji
coba dilakukan kepada guru dan siswa di Madrasah Tsanawiyah
Mahdaliyah Kota Jambi untuk memperoleh masukan akhir.
a) Respon Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu
Setelah kegiatan pembelajaran guru mata pelajaran IPA
Terpadu di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota
Jambi yaitu Ibu Rif’ah, S.TP, memberika penilaian atau respon
terhadap Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang
dikembangkan oleh peneliti secara keseluruhan sesuai dengan
kurikulum, kebutuhan siswa, dan materi.
Hasil respon guru terhadap Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific pada materi pesawat sederhana secara
keseluruhan media ini dinilai sangat praktis dengan tingkat
kepraktisan 82,8%. Menurut Riduwan (2016:42) menyatakan
bahwa rentang nilai praktikalitas dari 81%-100% masuk dalam
kategori sangat praktis. Berdasarkan rentang nilai praktikalitas
tersebut, maka Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
termasuk dalam kategori sangat praktis dan sudah layak
dikembangkan dalam skala yang lebih luas.
Berdasarkan tanggapan guru mata pelajaran IPA terpadu di
kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi bahwa
penggunaan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang
peneliti kembangkan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena didalamnya terdapat
cakupan materi yang sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar yang harus dicapai, serta penyajian bahasa yang digunakan
sudah baik dan mudah dimengerti, sehingga membuat siswa mudah
untuk memahami materi yang disampaikan.
b) Respon Siswa
Respon siswa dilakukan untuk mengetahui tingkat
praktikalitas Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
pada materi pesawat sederhana. Angket respon siswa dibagikan
pada pertemuan ketiga setelah kegiatan pembelajaran selesai.
Hasil respon siswa terhadap Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific pada materi pesawat sederhana secara
keseluruhan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific ini
dinilai sangat praktis dengan tingkat kepraktisan 99,46% tanpa
adanya revisi. Hal ini membuktikan bahwa respon siswa terhadap
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific mendapat
respon sangat baik dan adanya ketertarikan siswa terhadap Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang dikembangkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan
menggunakan Lembar Kerja Siswa yang menggunakan pendekatan
pembelajaran scientific dapat meningkatkan minat belajar dan hasil
belajar siswa. Hal ini selaras dengan teori (Hosnan, 2014:36) yang
menyatakan bahwa pendekatan scientific mampu menciptakan kondisi
pembelajaran yang membuat peserta didik merasa bahwa belajar
merupakan suatu kebutuhan dan memperoleh hasil belajar yang
tinggi. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa
Lembar Kerja Siswa yang berbasis pendekatan seciantific dapat
menciptakan kondisi pembelajaran yang membuat siswa merasa
bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan sehingga siswa dapat
dengan mudah untuk memahami materi yang disampaikan, selain itu
pendekatan scientific juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kepraktisan mengacu pada tingkat bahwa pengguna (atau pakar-
pakar lainya) mempertimbangkan interverensi dapat digunakan dan
disukai dalam kondisi normal. Dalam kerja berkaitan dengan
pengembangan materi pembelajaran, dapat disinyalir bahwa
mengukur tingkat kepraktisan dilihat apakah guru (dan pakar-pakar
lainnya) mempertimbangkan bahwa materi mudah dan dapat
digunakan oleh guru dan siswa, (Nieveen dalam Rochmat, 2011:16).
Dalam penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific pada sub materi pesawat sederhana yang
dikembangkan dikatakan praktis jika para ahli dan praktisi
menyatakan bahwa secara teoritis bahwa Lembar Kerja Siswa
berbasis pendekatan scientific pada sub materi peswat sederhana
dapat diterapkan di lapangan dan tingkat keterlaksanaan Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada sub materi pesawat
sederhana termasuk kategori “baik” ini masih memerlukan indikator-
indikator yang diperlukan untuk menentukan tingkat “kebaikkan” dari
keterlaksanaan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
pada sub materi pesawat sederhana.
Selain hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa Lembar
Kerja Siswa berbasis Pendekatan Scientific dapat meningkatkan minta
belajar siswa dan hasil belajar Fisika, hal tersebut juga ditegaskan
oleh hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Candra Rahmat Sanjaya pada tahun 2014 dalam skripsinya yang
berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan
Scientific pada Materi Hukum-Hukum Dasar Kimia di SMA
Kotamadya Banda Aceh”. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh
informasi bahwa kelayakan penggunaan LKS Lembar Kerja Siswa
berbasis pendekatan scientific diukur berdasarkan peresepsi siswa dan
dinyatakan sangat layak dengan pesentase 97,14%. Penelitian yang
lain juga dilakukan oleh Annisa Siti Zulaicha pada tahun 2016 dalam
skripsinya yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Termokimia”.
Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa kelayakan
penggunaan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
diukur berdasarkan peresepsi siswa dan dinyatakan sangat layak
dengan pesentase 86,90%.
Berdasarkan tujuan penelitian yang peneliti lakukan di
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi yaitu menghasilkan
media pembelajaran yang berbentuk Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific yang sudah dilakukan bahwa Lembar Kerja
Siswa berbasis pendekatan scientific merupakan media pembelajaran
yang cocok untuk digunakan dalam proses pembelajaran IPA Terpadu
khususnya materi pesawat sederhana pada pembelajaran fisika.
Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang telah
dikembangkan pada materi pesawat sederhana telah dikategorikan
valid, sangat efektif, dan sangat praktis. Berdasarkan hasil validitas
diperoleh nilai dari ahli materi, media, dan bahasa dengan jumlah
total 80%. Berdasarkan hasil aktivitas belajar siswa diperoleh
persentase sebesar 87,4% dan hasil aktivitas guru diperoleh pesentase
sebesar 93,98%. Berdasarkan hasil angket respon guru diperoleh
pesentase sebesar 82,8%, dan hasil angket respon siswa diperoleh
pesentase sebesar 99,46%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi,
penelitian ini termasuk kedalam penelitian pengembangan (Research and
Development), yaitu pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific yang valid, efektif, dan praktis. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil kevalidan diperoleh dari validator ahli materi, media, dan bahasa
dengan jumlah persentase total 80% menunjukkan bahwa Lembar Kerja
Siswa berbasis pendekatan scientific yang peneliti kembangkan sudah
masuk dalam kategori “Valid” untuk digunakan.
2. Hasil efektifitas dan praktikalitas pertama didapat pada kelompok kecil di
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi. Berdasarkan hasil
persentase dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu sebesar 87.5% sudah termasuk dalam
kategori “Sangat Praktis”
3. Hasil efektifitas dan praktikalitas selanjutnya didapat pada kelompok besar
di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi. Berdasarkan hasil analisa
keefektifan dilihat dari pengamatan aktivitas siswa memperoleh hasil
persentase sebesar 87,4% dan penganatan aktivitas guru memperoleh hasil
persentase sebesar 93,98% masuk dalam kategori “Sangat Efektif”. Hasil
ketuntasan siswa yang melaksanakan uji coba lapangan dengan mengerjakan
soal post-test mencapai persentase ketuntasan sebesar 99,46% masuk dalam
kategori “Sangat Efektif”. Selanjutnya hasil analisis data uji praktikalitas
oleh guru dan siswa di Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi
menunjukkan bahwa Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
yang dikembangkan memenuhi kriteria “Sangat Praktis”. Tingkat
kepraktisan yang diperoleh dari hasil analisa angket kepraktisan respon guru
memenuhi kategori sangat praktis dengan tingkat kepraktisan sebesar
82,8%, sedangkan hasil analisa angket praktikalitas respon siswa memenuhi
kategori “Sangat Praktis” dengan tingkat kepraktisan sebesar 99,46%.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific terbukti valid, efektif, dan praktis
digunakan dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan peneliti maka penulis ingin memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Disarankan kepada guru dan siswa agar dapat menggunakan media
pembelajaran fisika berbetuk Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran terutama pada
materi pesawat sederhana.
2. Perlu dikembangkan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
pada materi yang lain sehingga Lembar Kerja Siswa yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai sumber ajar alternatif dalam pembelajaran yang mampu
menarik minat siswa dalam belajar dan menuntun siswa dalam belajar
mandiri maupun berkelompok.
3. Penelitian pengembangan ini masih belum sempurna, perlu penyempurnaan
dan pengembangan lagi agar bisa menghasilkan produk yang lebih menarik
dan menyenangkan untuk menunjang pembelajaran IPA Terpadu khususnya
materi fisika.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Jogjakarta:
DIVA Press, 2011)
Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012)
Departemen Pendidikan Nasional .2004. Pedoman Umum Pengembangan
Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas. Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Pendidikan Menegah Umum.
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran VI. Proses pembelajaran
terdiri atas lima kegiatan pengalaman belajar pokok.
Dikanas. Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar (Jakarta:
Ditjen Dikdasmenum, 2004)
Hosnan. Pendekatan Saintifik dan Kontektual dalam Pembelajaran Abad 21
(Bogor: Ghaha Indonesia, 2014)
Anis Dyah Rufaida. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS kelas VIII
(Jakarta: Gramedia, 2014)
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007)
Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers,
2014)
Sugiyono. Metode Penelitian & Pengembangan (Reseacrh and Development)
(Bandung: Alfabeta, 2017)
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif
dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2009)
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2016)
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2012)
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2013)
Furqon. Statistika Terapan untuk Penelitain (Bandung: Alfabeta, 2011)
Agus Suprijono. Cooperatif Learning (Teori dan Aflikasi PSIKEM)
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009)
Oemar Hamalik. Pendidikan Guru (Berdasarkan Pendekatan Kompetensi)
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010)
Azhar Arsyad. Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2009)
Arief S, Sadiman dkk. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatan) (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2014)
Nasution S. Asas-Asas Kurikulum ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
Nana Dudjana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2010)
Hamzah B. Uno. Profesi Pendidikan (Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia) (Jakarta: Rajawali Pers, 2015)
Donni Juni Priansa. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran
(Cerdas, Kreatif, dan Inovatif) (Bandung: Alfabeta, 2015)
Riduwan. Dasar-Dasar Statistika (Bandung: Alfabeta, 2018)
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2017)
Anas Sudijono. Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012)
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam)
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013)
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers,
2011)
Ridwan Abdullah Sani. Pembelajaran Saintifik untuk implementasi
Kurikulum 2013 (Jakarta: Bumi Aksara, 2017)
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan) ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009)
Ahmad Yani dan Mamat Ruhimat. Teori dan Implementasi Pembelajaran
Saintifik Kurikulum 2013 (Bandung: PT Refika Aditama, 2018)
LAMPIRAN
SILABUS
Mata Pelajaran : IPA
Satuan Pendidikan : SMP/MTS
Kelas / Semester : VIII/Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kompetensi Inti:
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu Sumber Belajar Penilaian
3.3 Menjelaskan
konsep usaha,
pesawat
sederhana, dan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari,
termasuk kerja
otot pada
struktur rangka
Pesawat
Sederhana
Kerja/Usaha
pada pesawat
sederhana
Jenis pesawat
sederhana
Prinsip pesawat
sederhana pada
otot dan rangka
manusia
3.3.1 Menjelaskan jenis pesawat sederhana
yang terdapat di sekitar peserta didik.
3.3.2Mendeskripsikan kegunaan pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
3.3.3Menjelaskan prinsip kerja pesawat
sederhana pada otot dan rangka manusia.
4.3.1Melakukan Mengamati cara kerja pesawat
sederhana secara langsung/video
4.3.2Mengidentifikasi jenis pesawat sederhana
seperti katrol, roda berporos, bidang
miring
Mengamati cara kerja
pesawat sederhana
secara langsung/video
Mengidentifikasi jenis
pesawat sederhana
seperti katrol, roda
berporos, bidang
miring
Melakukan percobaan
dan mengidentifikasi
mekanisme kerja
12 JP Buku
Pegangan
siswa Teks
Siswa,
Buku
Pegangan
Guru,
Modul/bahan
ajar,
internet,
Sumber lain
Lisan
Tertulis
Penugasan
Unjuk
Kerja
Produk
Portofolio
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu Sumber Belajar Penilaian
manusia
4.3 Menyajikan
hasil
penyelidikan
atau pemecahan
masalah
tentang manfaat
penggunaan
pesawat
sederhana
dalam
kehidupan
sehari-hari
4.3.3Melakukan percobaan dan
mengidentifikasi mekanisme kerja
pesawat sederhana serta hubungannya
dengan kerja otot pada struktur rangka
manusia
4.3.4Melaporkan/ memaparkan hasil
penyelidikan tentang manfaat pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari
pesawat
sederhana serta
hubungannya dengan
kerja otot pada
struktur rangka
manusia
Melaporkan/
memaparkan hasil
penyelidikan tentang
manfaat pesawat
sederhana dalam
kehidupan sehari-hari
yang relevan
Jambi, Mei 2019
Mengetahui:
Kepala MTs Mahdaliyah Kota Jambi Guru Mapel IPA Terpadu Mahasiswa Peneliti
Dra.Thoipah, S.Pd Rif’ah, S.TP Muawanah
NIP.19671014007012028 NIM.TF.151093
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MTs Mahdaliyah Kota Jambi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII/Genap
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Materi Pokok : Pesawat sederhana
Alokasi Waktu : 12 JP
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang atau teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.3 Menjelaskan konsep usaha, pesawat
sederhana, dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari, serta
3.3.1 Menjelaskan jenis pesawat sederhana yang terdapat di sekitar peserta didik.
3.3.2 Mendeskripsikan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
3.3.3 Menjelaskan prinsip kerja pesawat sederhana pada otot dan rangka manusia.
hubungannya dengan kerja otot
pada struktur rangka manusia
4.3 Menyajikan hasil penyelidikan atau
penyelesaian masalah tentang
manfaat penggunaan pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-
hari
4.3.1 Melakukan Mengamati cara kerja pesawat sederhana secara langsung
4.3.2 Mengidentifikasi jenis pesawat sederhana seperti tuas, bidang miring, katrol, dan
roda berporos
4.3.3 Melakukan percobaan dan mengidentifikasi mekanisme kerja pesawat sederhana
serta hubungannya dengan kerja otot pada struktur rangka manusia
4.3.4 Melaporkan atau memaparkan hasil penyelidikan tentang manfaat pesawat sederhana
dalam kehidupan sehari-hari
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
Memahami tentang pesawat sederhana
Memahami tentang kerja atau usaha pada pesawat sederhana
Melakukan identifikasi jenis serta kegunaan pesawat sederhana yang ada di lingkungan sekitar peserta didik
2. Pertemuan Kedua
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
Melakukan identifikasi jenis serta kegunaan pesawat sederhana yang ada di lingkungan sekitar peserta didik pada katrol dan roda berporos
serta peserta didik akan mengetahui masing-masing keuntungan mekanik dari katrol dan roda berporos.
3. Pertemuan Ketiga
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
Melakukan identifikasi jenis serta kegunaan pesawat sederhana yang ada di lingkungan sekitar peserta didik pada bidang miring dan tuas
serta peserta didik akan mengetahui masing-masing keuntungan mekanik dari bidang miring dan tuas.
4. Pertemuan Keempat
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
Menjelaskan keterkaitan prinsip kerja pesawat sederhana dengan prinsip kerja otot dan rangka manusia
Fokus nilai-nilai sikap
1. Religius
2. Kesantunan
3. Tanggung jawab
4. Kedisiplinan
D. Materi Pembelajaran
1. Materi pembelajaran regular
a. Fakta:
Jungkat-jungkit yang biasa digunakan oleh anak Tanam Kanak-Kanak bermain
Katrol yang biasa digunakan untuk menimba air
b. Konsep
Pesawat sederhana adalah alat yang bisa memudahkan kerja atau usaha manusia
Katrol adalah satu dari beberapa jenis pesawat sederhana yang dikenal dalam fisika. Katrol merupakan pesawat sederhana berupa roda yang
sekelilingnya bisa dilalui tali atau rantai
Gir adalah sepasang atau lebih roda bergigi yang saling berhubungan yang berfungsi meneruskan gaya dan gerakan pada sebuah mesin
c. Prinsip
Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi (memendek) dan otot trisep berelaksasi (memanjang). Untuk menurunkan lengan
bawah, otot trisep berkontraksi (memendek) dan otot bisep berelaksasi (memanjang)
Semakin tinggi bidang miring gaya kuasanya semakin besar, sehingga keuntungan mekaniknya semakin kecil
d. Prosedur
Pada saat melakukan suatu aktivitas, otot, tulang, dan sendi akan bekerja bersama-sama
Menerapkan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan menghubungkannya dalam kerja ototpada struktur rangka manusia pada
kehidupan sehari-hari seperti sebuah pengungkit, di mana tulang sebagai lengan, sendi sebagai titik tumpu, dan kontraksi atau relaksasi otot
memberikan gaya untuk menggerakkan bagian tubuh.
2. Materi pembelajaran pengayaan
Pesawat sederhana
Jenis-jenis pesawat sederhana
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan Scientific
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
3. Metode : Ceramah, Demontrasi, Diskusi dan Penugasan
F. Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific pada Sub Materi Pesawat Sederhana
G. Sumber Belajar
1. Teks Siswa,
2. Buku Pegangan Guru,
3. Modul/bahan ajar,
4. internet,
5. Sumber lain yang relevan
H. Langkah-langkahPembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 40 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi (Menunjukkan sikap disiplin sebelum memulai proses pembelajaran, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianut (Karakter) serta membiasakan membaca dan memaknai isi dalam Al Qur’an (Literasi)).
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
15
menit
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, pada kelas VII
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Apabila materi/tema/projek ini dikerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang: Definisi kerja/ usaha pada pesawat sederhana
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian (Berpikir kritis dan bekerjasama
(4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
105
menit
pemberian
rangsangan)
menyerah (Karakter) pada topik :
Definisi kerja/ usaha pada pesawat sederhana
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat)/Menyajikan gambar, Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam
mengamati permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah
(Karakter)
Peserta didik diminta untuk mengamati gambar yang disajikan oleh guru maupun mengamati gambar yang
terdapat pada LKS seperti gambar di bawah ini:
Mengamati Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca)
dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah (Karakter)
Peserta didik diminta mengamati gambar tentang struktur dan fungsi rangka yang terdapat pada LKS seperti
gambar di bawah ini :
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar, peserta didik diminta untuk mendiskusikan tentang hal-hal
yang ingin diketahui.
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung), (literasi)
Peserta didik diminta membaca dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet atau materi yang
berhubungan dengan: Definisi kerja/ usaha pada pesawat sederhana
dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Gerak pada
benda
Mendengar
Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan: Definisi kerja/ usaha
pada pesawat sederhana
Menyimak, Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca)
dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah (Karakter)
Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar atau global tentang materi
pelajaran mengenai : Definisi kerja/ usaha pada pesawat sederhana
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar Berpikir kritis dan kreatif
(4C) dengan sikap jujur , disiplin, serta tanggung jawab dan kerja sama yang tingi (Karakter)
Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan mencatat fakta-fakta yang ditemukan,
masalah) serta menjawab pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada LKS;
Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami berdasarkan hasil
pengamatan dari LKS yang didiskusikan bersama kelompoknya;
Mengajukan pertanyaan tentang : Definisi kerja/ usaha pada pesawat sederhana
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
Apa yang di maksud dari definisi kerja/usaha pada pesawat sederhana?
Data
collection
(pengumpulan
data)
Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi (Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama dan saling
berkomunikasi dalam kelompok (4C), dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab dan pantang menyerah
(Karakter),literasi (membaca) yang dapat mendukung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
pada LKS melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian,
Wawancara dengan nara sumber
Mengumpulkan informasi
Peserta didik diminta mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber tentang : Definisi kerja/ usaha
pada pesawat sederhana
Membaca sumber lain selain buku teks, (literasi)
Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan membaca buku referensi tentang: Definisi kerja/
usaha pada pesawat sederhana
Mempresentasikan ulang
Aktivitas : (Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan bekerjasama (4C))
Peserta didik melakukan aktivitas sesuai dengan LKS
Mendiskusikan Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama dan saling berkomunikasi dalam kelompok (4C),
dengan rasa ingin tahu dan pantang menyerah (Karakter)
Mengulang
Saling tukar informasi tentang : Definisi kerja/ usaha pada pesawat sederhana
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan
baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode
ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan
cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
data)
Pendidik mendorong agar peserta didik secara aktif terlibat dalam diskusi kelompok serta saling bantu untuk
menyelesaikan masalah (Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan
bekerjasama (4C),)
Selama peserta didik bekerja didalam kelompok, pendidik memperhatikan dan mendorong semua peserta
didik untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya dan
bertanya (Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, percaya diri dan pantang menyerah)
apabila ada yang belum dipahami, bila diperlukan pendidik memberikan bantuan secara klasikal.
Berdiskusi tentang data : Definisi kerja/ usaha pada pesawat sederhana
yang sudah dikumpulkan atau terangkum dalam kegiatan sebelumnya.
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan atau pertemuan sebelumnya mau pun
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada LKS.
Pesertadidik mengerjakan beberapa soal mengenai : Definisi kerja/ usaha pada pesawat sederhana
Verification
(pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data
atau teori pada LKS melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan : Definisi kerja/ usaha pada pesawat
sederhana
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang
telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio
(menarik
kesimpulan)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang : Definisi kerja/ usaha pada pesawat
sederhana
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang : Definisi kerja/ usaha pada pesawat
sederhana
Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau LKS yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada LKS yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang
baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah.
Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar
diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
15
menit
2. Pertemuan Ke-2 ( 2 x 40 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi (Menunjukkan sikap disiplin sebelum memulai proses pembelajaran, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianut (Karakter) serta membiasakan membaca dan memaknai isi dalam Al Qur’an (Literasi))
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
10
menit
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, Definisi kerja/ usaha pada pesawat sederhana
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang:
Jenis pesawat sederhana
katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian (Berpikir kritis dan bekerjasama
60
Menit
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
(4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter) pada topik :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat)/Menayangkan gambar/foto, Berpikir kritis dan bekerjasama (4C)
dalam mengamati permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah
(Karakter)
Peserta didik diminta untuk mengamati gambar yang disajikan oleh guru maupun mengamati gambar
yang terdapat pada LKS seperti gambar dibawah ini :
Mengamati Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca)
dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah (Karakter)
Peserta didik diminta mengamati gambar yang terdapat pada LKS yang disajikan oleh guru seperti berikut
ini :
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar, peserta didik diminta untuk mendiskusikan tentang hal-hal
yang ingin diketahui.
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung), (literasi)
Peserta didik diminta membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet atau
materi yang berhubungan dengan :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
Mendengar
Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
Menyimak, Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca)
dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah (Karakter)
Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar atau global tentang materi
pelajaran mengenai :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar Berpikir kritis dan kreatif
(4C) dengan sikap jujur , disiplin, serta tanggung jawab dan kerja sama yang tingi (Karakter)
Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan mencatat fakta-fakta yang ditemukan,
serta menjawab pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada LKS;
Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami berdasarkan hasil
pengamatan dari LKS yang didiskusikan bersama kelompoknya;
Mengajukan pertanyaan tentang :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
Apa saja macam-macam katrol dan sebutkan keuntungan mekanik yang dimilikinya?
Apa yang di maksud dengan roda berporos dan sebutkan keuntungan mekanik yang dimilikinya?
Data
collection
(pengumpulan
data)
Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi (Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama dan saling
berkomunikasi dalam kelompok (4C), dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab dan pantang menyerah
(Karakter),literasi (membaca) yang dapat mendukung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
pada LKS melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian,
Wawancara dengan nara sumber
Mengumpulkan informasi
Peserta didik diminta mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber tentang :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
Membaca sumber lain selain buku teks, (literasi)
Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan membaca buku referensi tentang :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
Mempresentasikan ulang
Aktivitas : (Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan bekerjasama (4C))
Peserta didik di minta melakukan aktivitas yang terdapat pada LKS.
Mendiskusikan Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama dan saling berkomunikasi dalam kelompok (4C),
dengan rasa ingin tahu dan pantang menyerah (Karakter)
Mengulang
Saling tukar informasi tentang :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan
baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode
ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan
cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
data)
Pendidik mendorong agar peserta didik secara aktif terlibat dalam diskusi kelompok serta saling bantu untuk
menyelesaikan masalah (Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan
bekerjasama (4C),)
Selama peserta didik bekerja di dalam kelompok, pendidik memperhatikan dan mendorong semua peserta
didik untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya dan
bertanya (Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, percaya diri dan pantang menyerah)
apabila ada yang belum dipahami, bila diperlukan pendidik memberikan bantuan secara klasikal.
Berdiskusi tentang data :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam kegiatan sebelumnya.
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada LKS.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
Verification
(pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data
atau teori pada LKS melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
Antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang
telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio
(menarik
kesimpulan)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang :
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
Menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada LKS yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang
baru dilakukan.
15
Menit
Mengagendakan pekerjaan rumah.
Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar
diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
3. Pertemuan Ke-3 ( 3 x 40 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi (Menunjukkan sikap disiplin sebelum memulai proses pembelajaran, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianut (Karakter) serta membiasakan membaca dan memaknai isi dalam Al Qur’an (Literasi))
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya,
Jenis pesawat sederhana
Katrol
Roda berporos
Keuntungan mekanik
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
15
menit
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang:
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian (Berpikir kritis dan bekerjasama
(4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter) pada topik:
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
90
Menit
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat)/Menayangkan gambar/foto, Berpikir kritis dan bekerjasama (4C)
dalam mengamati permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah
(Karakter)
Peserta didik diminta untuk mengamati penayangan gambar yang disajikan oleh guru maupun mengamati
gambar yang terdapat pada LKS seperti gambar dibawah ini :
Mengamati Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca)
dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah (Karakter)
Peserta didik diminta mengamati gambar yang terdapat pada LKS yang disajikan oleh guru seperti berikut ini
:
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar, peserta didik diminta untuk mendiskusikan tentang hal-hal
yangingin diketahui.
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung), (literasi)
Peserta didik diminta membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet atau
materi yang berhubungan dengan:
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
Mendengar
Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guruyang berkaitan dengan:
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
Menyimak, Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca)
dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah (Karakter)
Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar atau global tentang materi
pelajaran mengenai :
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar Berpikir kritis dan kreatif
(4C) dengan sikap jujur , disiplin, serta tanggung jawab dan kerja sama yang tingi (Karakter)
Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan mencatat fakta-fakta yang ditemukan,
serta menjawab pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada LKS;
Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami berdasarkan hasil
pengamatan dari buku paket yang didiskusikan bersama kelompoknya;
Mengajukan pertanyaan tentang :
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
Tuas di kelompokan dalam 3 jenis, sebutkan apa saja dan sebutkan keuntungan mekanik yang dimilikinya!
Jelaskan mengenai bidang miring dan sebutkan keuntungan mekanik yang dimilikinya!
Data Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi (Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama dan saling
collection
(pengumpulan
data)
berkomunikasi dalam kelompok (4C), dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab dan pantang menyerah
(Karakter),literasi (membaca) yang dapat mendukung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
pada LKS melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian,
Wawancara dengan nara sumber
Mengumpulkan informasi
Peserta didik diminta mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber tentang :
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
Membaca sumber lain selain buku teks, (literasi)
Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan membaca buku referensi tentang :
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
Mempresentasikan ulang
Aktivitas : (Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan bekerjasama (4C))
Mendiskusikan Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama dan saling berkomunikasi dalam kelompok (4C),
dengan rasa ingin tahu dan pantang menyerah (Karakter)
Mengulang
Saling tukar informasi tentang :
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru
yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
data)
Pendidik mendorong agar peserta didik secara aktif terlibat dalam diskusi kelompok serta saling bantu untuk
menyelesaikan masalah (Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan
bekerjasama (4C),)
Selama peserta didik bekerja di dalam kelompok, pendidik memperhatikan dan mendorong semua peserta
didik untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya dan
bertanya (Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, percaya diri dan pantang menyerah)
apabila ada yang belum dipahami, bila diperlukan pendidik memberikan bantuan secara klasikal.
Berdiskusi tentang data :
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
yang sudah dikumpulkan atau terangkum dalam kegiatan sebelumnya.
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan artau pertemuan sebelumnya mau pun
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja siswa
Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai :
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
Verification
(pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data
atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang
telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio
(menarik
kesimpulan)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang :
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang :
Jenis pesawat sederhana
Bidang miring
Tuas
Keuntungan mekanik
Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada LKS pegangan peserta didik disediakan secara
individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang
baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah.
Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
15
menit
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar
diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
4. Pertemuan Ke-4 ( 3 x 40 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi (Menunjukkan sikap disiplin sebelum memulai proses pembelajaran, menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianut (Karakter) serta membiasakan membaca dan memaknai isi dalam Al Qur’an (Literasi))
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya,
Keuntungan Mekanik
Katrol
Roda Berporos
Bidang Miring
Tuas
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
15
Menit
Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang:Prinsip Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian (Berpikir kritis dan bekerjasama
(4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter) pada topic:
Prinsip Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat)/Menayangkan gambar/foto, Berpikir kritis dan bekerjasama (4C)
dalam mengamati permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter)
Peserta didik diminta untuk mengamati gambar yang disajikan oleh guru yang terdapat pada LKS seperti
gambar dibawah ini :
90
Menit
Mengamati Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca)
dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah (Karakter)
Peserta didik diminta mengamati gambar yang terdapat pada LKS yang disajikan oleh guru seperti berikut
ini :
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar, peserta didik diminta untuk mendiskusikan tentang hal-hal
yang ingin diketahui.
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung), (literasi)
Peserta didik diminta membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan:Prinsip Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia
Mendengar
Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guruyang berkaitan dengan:Prinsip Pesawat
Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia
Menyimak, Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca)
dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah (Karakter)
Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar atau global tentang materi
pelajaran mengenai :Prinsip Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan
yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar Berpikir kritis dan
kreatif (4C) dengan sikap jujur , disiplin, serta tanggung jawab dan kerja sama yang tingi (Karakter)
Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan mencatat fakta-fakta yang ditemukan,
serta menjawab pertanyaanberdasarkan hasil pengamatan yang ada pada buku paket;
Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami berdasarkan hasil
pengamatan dari LKS yang didiskusikan bersama kelompoknya;
Mengajukan pertanyaantentang :Prinsip Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
Apa yang di maksud Prinsip Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia?
Data
collection
(pengumpulan
data)
Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi (Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama dan saling
berkomunikasi dalam kelompok (4C), dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab dan pantang menyerah
(Karakter),literasi (membaca) yang dapat mendukung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
pada LKS melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian,
Wawancara dengan nara sumber
Mengumpulkan informasi
Peserta didik diminta mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber tentang:Prinsip Pesawat
Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia
Membaca sumber lain selain buku teks, (literasi)
Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan membaca buku referensi tentang : Prinsip
Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia
Mempresentasikan ulang
Aktivitas : (Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan bekerjasama (4C))
Mendiskusikan Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama dan saling berkomunikasi dalam kelompok (4C),
dengan rasa ingin tahu dan pantang menyerah (Karakter)
Mengulang
Saling tukar informasi tentang : Prinsip Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru
yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data Pendidik mendorong agar peserta didik secara aktif terlibat dalam diskusi kelompok serta saling bantu untuk
processing
(Pengolahan
data)
menyelesaikan masalah (Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan
bekerjasama (4C), selama peserta didik bekerja di dalam kelompok, pendidik memperhatikan dan
mendorong semua peserta didik untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng
jauh pekerjaannya dan bertanya (Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, percaya diri dan
pantang menyerah) apabila ada yang belum dipahami, bila diperlukan pendidik memberikan bantuan secara
klasikal.
Berdiskusi tentang data : Prinsip Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam kegiatan sebelumnya.
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai : Prinsip Pesawat Sederhana pada Otot dan
Rangka Manusia
Verification
(pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-
data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan : Prinsip Pesawat Sederhana pada
Otot dan Rangka Manusia
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang
telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio
(menarik
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
kesimpulan) media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang : Prinsip Pesawat Sederhana pada
Otot dan Rangka Manusia
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang : Prinsip Pesawat Sederhana pada
Otot dan Rangka Manusia
Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja
yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan)
Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
Guru memberikan kesempatan untuk bertanya bagi peserta didik mengenai materi yang telah diajarkan.
Guru bersama peserta didik menyimpulkan keseluruhan materi pelajaran yang sudah dipelajari sekaligus menutup
pelajaran.
15
Menit
I. Penilaian dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
1. Objektif (pilihan ganda)
2. Pembelajaran Pengayaan
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik
yang telah tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.
Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan pengembangan lebih luas misalnya : Aplikasi dari jenis-jenis
pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Jambi, Mei 2019
Mengetahui
Kepala MTs Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Dra, Thoipah, S.Pd Rif’ah, S.TP Muawanah
NIP.196710140070120228 NIM.TF.151093
SOAL POST-TEST
Nama Sekolah : Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII/II (Genap)
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Petunjuk :
a. Berdoa’alah sebelum mengerjakan soal.
b. Tuliskan terlebih dahulu Nama, dan Kelas pada lembar jawaban yang tersedia.
c. Beri tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah disediakan.
d. Dahulukan menjawab soal yang kamu anggap benar.
e. Periksa dan bacalah terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada pengawas.
Pilihlah Satu Jawaban yang Paling Tepat :
1. Kapan kita dikatakan telah melakukan usaha atau kerja?
a. Jika mendorong atau mengangkat sebuah benda dengan sekuat tenaga
b. Jika sebuah benda bergerak sendiri
c. Jika bermandikan keringat tetapi benda itu tidak bergerak
d. Jika sebuah benda mengalami perpindahan
2. Berikut ini merupakan keuntungan penggunaan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Mengubah energi
2. Mengubah arah gaya
3. Mengurangi gaya
4. Menambah usaha
Keuntungan pesawat sederhana yang benar ditunjukkan oleh nomor?
a. 1, 2, dan 3 c. 1 dan 3
b. 2, 3, dan 4 d. 2 dan 4
3. Berikut ini merupakan pesawat sederhana yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, kecuali.
a. b. c. d.
4. Sebutkan salah satu contoh roda berporos dalam kehidupan sehari-hari?
a. Bola c. Katrol
b. Setir mobil d. Kayu
5. Berikut ini yang termasuk katrol bergerak dengan keuntungan mekanis 2
adalah?
a. b. c.
6. Tujuan penggunaan katrol tetap adalah untuk mempermudah melakukan usaha
dengan cara?
a. Menambah kecepatan c. Memindahkan energi
b. Mengubah energi d. Mengubah arah gaya
7. Manakah gambar yang menunjukkan prinsip kerja bidang miring?
a. b. c. d.
8. Prinsip kerja pesawat sederhana pada otot dan rangka manusia seperti sebuah?
a. Katrol c. Tuas
b. Roda Berporos d. Bidang miring
9. Manakah gambar yang termasuk tuas jenis ketiga?
a. b. c. d.
10. Model tuas dengan susunan titik tumpu - titik beban - titik kuasa adalah
termasuk jenis tuas ke?
a. Satu c. Tiga
b. Dua d. Semuanya
11. Besarnya usaha yang dilakukan bergantung pada besarnya?
a. Gaya c. Waktu
b. Jarak perpindahan d. Gaya dan jarak perpindahan
12. Perhatikan gambar di bawah ini, manakah gambar yang menunjukkan
seseorang sedang tidak melakukan usaha atau kerja ?
a. b. c. d.
13. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas termasuk tuas jenis berapa?
a. Pertama c. Ketiga
b. Kedua d. Keempat
14. Alat berikut ini yang prinsip kerjanya menggunakan asas bidang miring
adalah?
a. b. c. d.
15. Fungsi utama dari penggunaan bidang miring adalah?
a. Mengangkat benda
b. Memindahkan barang dari tempat rendah ketempat yang lebih tinggi atau
sebaliknya.
c. Mendorong benda
d. Meringankan benda
16. Penggunaan gear atau gigi pada sepeda motor adalah penerapan prinsip?
a. Katrol c. Bidang miring
b. Roda berporos d. Tuas
17. Perhatikan beberapa gambar di bawah ini!
A B C D E
Beberapa aktivitas di atas yang mengakibatkan otot dan rangka manusia
bekerja seperti setiap bagian yang terdapat pada saat seseorang bersepeda,
maka otot dan rangka manusia akan bekerja?
a. Bekerja bersama-sama c. Bekerja sendiri
b. Bekerja terpaksa d. Bekerja sesuai kebutuhan
18. Jika kita pergi ke daerah pegunungan, jalan di pegunungan berupa kelok-
kelok. Prinsip tersebut menggunakan prinsip apa?
a. Roda berporos c. Tuas
b. Bidang miring d. katrol
19. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas termasuk pesawat sederhana jenis?
a. Katrol c. Bidang miring
b. Tuas d. Semua benar
20. Tuas jenis ketiga adalah tuas yang kedudukannya adalah?
a. Titik kuasa berada diantara titik tumpu dan titik beban.
b. Titik bebannya terletak diantara titik tumpu dan titik kuasa.
c. Titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa.
d. a, b, dan c semuanya benar.
KUNCI JAWABAN SOAL POST-TEST
No JAWABAN
1 D
2 A
3 D
4 B
5 B
6 D
7 D
8 C
9 D
10 B
11 D
12 B
13 A
14 C
15 B
16 B
17 A
18 B
19 B
20 A
HASIL VALIDASI AHLI MATERI
No Standar Penilaian Skor
1 Kesesuaian materi pesawat sederhana dengan silabus 4
2 Kesesuaian materi dengan KI dan KD pada kurikulum 2013 4
3 Kesesuaian penyajian materi pesawat sederhana dengan
pendekatan pembelajaran yang diguanakan;
a. Mengamati
b.Menanya
c. Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
d.Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
e. Mengkomunikasikan
Sehingga dapat menarik minat siswa
4
4 Kesesuaian materi dengan siswa MTs kelas VIII 4
5 Kesesuaian cakupan materi dengan pendekatan pembelajaran
yang digunakan;
a. Mengamati
b.Menanya
c. Mengumpulkan InformasiEksperimen
d.Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
e. Mengkomunikasikan
4
6 Kesesuaian gambar dengan materi sehingga mudah dipahami 4
7 Kesesuaian materi diuraikan dengan bahasa yang mudah
dipahami siswa
3
8 Kesesuaian gambar dengan warna bervariasi menarik sehingga
dapat menyampaikan pesan
4
9 Kesesuaian menggunakan angka yang sesuai dengan materi
pembelajaran
4
10 Kesesuaian bahasa yang digunakan sederhana dan penyusunan
materi lugas dan mudah dipahami siswa.
3
Jumlah Total 38
Rata-Rata 3,8
Persentase 76%
Kategori Valid
HASIL VALIDASI AHLI MEDIA
No Standar Penilaian Skor
1 Desain cover sesuai isi materi 4
2 Kesesuaian Lembar Kerja Siswa dengan indikator dan tujuan
pembelajaran
4
3 Kesesuaian Lembar Kerja Siswa dengan materi pembelajaran 4
4 Kesesuaian Lembar Kerja Siswa dengan pendekatan
pembelajaran yang digunakan dengan langkah-langkah;
a. Mengamati
b.Menanya
c. Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
d.Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
e. Mengkomunikasikan
5
5 Kesesuaian Lembar Kerja Siswa sehingga mudah digunakan 5
6 Kesesuaian Lembar Kerja Siswa yang dibuat dengan konsep
yang digunakan
4
7 Kesesuaian Lembar Kerja Siswa yang dibuat dapat
meningkatkan proses pembelajaran lebih menarik siswa untuk
pemahaman konsep materi
4
8 Kesesuaian kalimat yang digunakan mudah dipahami 4
9 Kesesuaian gambar dengan warna bervariasi menarik, sehingga
cepat menyampaikan pesan
5
10 Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana prasarana sekolah. 4
Jumlah Total 43
Rata-Rata 4,3
Persentase 86%
Kategori Sangat
Valid
HASIL VALIDASI AHLI BAHASA
No Standar Penilaian Skor
1 Kesesuaian penulisan dan ukuran huruf 4
2 Tampilan Lembar Kerja Siswa menarik 4
3 Kesesuaian bahasa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan
(EYD)
3
4 Bahasa yang digunakan komunikatif 4
5 Gambar yang digunakan membantu mempermudahkan
memahami materi
4
6 Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti 4
7 Kejelasan petunjuk dan arahan 4
8 Istilah yang digunakan mudah dipahami 4
9 Kesesuaian gambar dengan warna bervariasi, menarik sehingga
dapat menyampaikan pesan
4
10 Kejelasan huruf dan angka 4
Jumlah Total 39
Rata-Rata 3,9
Persentase 78%
Kategori Valid
HASIL VALIDASI MATERI, MEDIA DAN BAHASA
No Validator Ahli Jumlah Rata-rata Persentase Kategori
1 Materi 38 3,8 76% Valid
2 Media 43 4,3 86% Sangat Valid
3 Bahasa 39 3,9 78% Valid
Jumlah Total 120 4 80% Valid
Kategori Valid
HASIL POST-TEST SISWA (KELOMPOK KECIL)
No Nama Siswa Nilai Post-Test Kategori
1 A 75 Tuntas
2 A 75 Tuntas
3 D 60 Tidak Tuntas
4 M 70 Tuntas
5 R 80 Tuntas
6 T 80 Tuntas
7 W 90 Tuntas
8 Y 85 Tuntas
Keterangan:
No Jumlah Siswa Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas
1 8 7 1
Persentase 87,5% 12,5%
Kategori Efektif
HASIL ANGKET RESPON SISWA (KELOMPOK KECIL)
No
Responden
Nomor Pernyataan Angket Jumlah
Skor
Persentase
(%)
Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A 4 5 5 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 3 63 84 Sangat Praktis
2 A 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 66 88 Sangat Praktis
3 D 3 5 5 3 5 3 4 5 5 4 4 5 4 5 3 63 84 Sangat Praktis
4 M 4 5 4 3 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 3 64 85,3 Sangat Praktis
5 R 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 66 88 Sangat Praktis
6 T 5 4 4 5 5 5 3 5 3 5 4 5 4 4 3 64 85,3 Sangat Praktis
7 W 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 66 88 Sangat Praktis
8 Y 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 67 89,3 Sangat Praktis
Jumlah 35 37 37 31 37 32 35 39 33 34 34 37 35 35 31 522
Rata-rata 4,3 4,6 4,6 3,8 4,6 4 4,3 4,8 4,1 4,2 4,2 4,6 4,3 4,3 3,8 4,3
Persentase (%) 86 92 92 76 92 80 86 96 82 84 84 92 86 86 76 86
Kriteria SP SP SP P SP P SP SP SP SP SP SP SP SP P SP
Persentase Tanggapan Siswa Secara Klasikal (%) 86% Sangat Praktis
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA, PERTEMUAN SATU, PERTEMUAN DUA, DAN PERTEMUAN TIGA
No
Observer
Jumlah Pernyataan Jumlah
Skor
Persentase
(%)
Kategori
Tahap Mengamati Tahap
Menanya
Tahap
Mengumpulkan
Informasi atau
Eksperimen
Tahap
Mengasosiasikan
atau Mengolah
Informasi
Mengkomunikasikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 P1 5 4 3 5 4 5 3 4 3 4 40 80 Efektif
2 P2 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 45 90 Sangat Efektif
3 P3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 48 96 Sangat Efektif
Jumlah 15 12 12 15 13 15 12 13 12 14 133
Persentase 100 80 80 100 86,67 100 80 86,67 80 93,33 86,67
Kategori SE E E SE SE SE E SE E SE SE
Kategori Keefektifan Kegiatan Siswa (%) 88,67 Sangat Efektif
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU, PERTEMUAN SATU, PERTEMUAN DUA, DAN PERTEMUAN TIGA
No Observer Jumlah Pernyataan Jumlah
Skor
Persentase
(%)
Kategori
Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 P1 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 5 4 4 5 5 65 85,3 Sangat Efektif
2 P2 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 69 92 Sangat Efektif
3 P3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 73 97,3 Sangat Efektif
Jumlah 15 14 14 15 13 13 13 12 13 13 14 14 14 15 15 207
Persentase 100 93,3 93,3 100 86,67 86,67 86,67 80 86,67 86,67 93,3 93,3 93,3 100 100 91,99
Kategori SE SE SE SE SE SE SE E SE SE SE SE SE SE SE SE 91,99 Sangat Efektif
HASIL POST-TEST SISWA (KELOMPOK BESAR)
No Nama Siswa Nilai Post-Test Keterangan
1 Alwan Nabil 65 Tidak Tuntas
2 Al Rizki Padli 70 Tuntas
3 Apri 75 Tuntas
4 Bintang 70 Tuntas
5 Diki Randa 80 Tuntas
6 Febriansyah 75 Tuntas
7 Ferdi Kurniawan 65 Tidak Tuntas
8 Gilang 70 Tuntas
9 Grey Addinugraha 85 Tuntas
10 Ihsanda Saputra 80 Tuntas
11 Imam Rizki Saputra 80 Tuntas
12 Khafidzotun Tsani A 70 Tuntas
13 M. Zakaria 65 Tidak Tuntas
14 Natasya Setiany 80 Tuntas
15 Radit Adiyatama 85 Tuntas
16 Rifan 80 Tuntas
17 Riski Dwi Saputra 85 Tuntas
18 Tri Wahyudi 85 Tuntas
19 Wahyu Ningsih 85 Tuntas
20 Winata Rina 65 Tidak Tuntas
21 Yenni Sukmawati 75 Tuntas
22 Yoga Setiawan 75 Tuntas
23 Zikri 70 Tuntas
Keterangan:
No Jumlah Siswa Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas
1 23 19 4
Persentase 82,6% 17,4%
Kategori
HASIL ANGKET RESPON GURU
No Aspek yang dinilai Rata-rata Kategori
A Kemudahan Penggunaan
1 Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific mudah digunakan karena memiliki
petunjuk penggunaan yang jelas.
4 Praktis
2 Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific tersusun jelas dan sistematis.
3 Cukup Praktis
3 Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific menggunakan kalimat yang
sederhana.
3 Cukup Praktis
4 Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific menggunakan gambar yang jelas
sehingga mudah dimengerti.
3 Cukup Praktis
5 Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific praktis dan mudah digunakan
4 Praktis
6 Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific dapat digunakan secara mudah
5 Sangat Praktis
B Efesiensi Waktu Pembelajaran
1 Penggunaan Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific ini dapat membuat
waktu pembelajaran menjadi lebih efesien.
4 Praktis
2 Siswa dapat belajar sesuai dengan
kemampuan belajarnya masing-masing.
4 Praktis
C Manfaat
1 Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific mendukung peran guru sebagai
fasilitator.
5 Sangat Praktis
2 Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific mengurangi beban guru untuk
menjelaskan materi berulang-ulang.
5 Sangat Praktis
3 Guru mudah memantau aktivitas belajar siswa
dengan Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan scientific.
5 Sangat Praktis
4 Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific membantu siswa memahami materi
dengan mudah dan jelas.
4 Praktis
5 Gambar-gambar yang terdapat di Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
membantu siswa memahami materi dengan
mudah.
4 Praktis
6 Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan
scientific membantu siswa belajar
mandiri/individu (LKI) dan berkelompok
(LKK).
5 Sangat Praktis
Jumlah Total 58
Rata-Rata 4,14
Persentase (%) 82,8%
Kategori Sangat Praktis
HASIL ANGKET RESPON SISWA (KELOMPOK BESAR)
No
Responden
Nomor Pernyataan Angket Jumlah
Skor
Persentase
(%)
Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 75 100 Sangat Praktis
1 A 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
2 A 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
3 A 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
4 B 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
5 D 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
6 F 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
7 F 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
8 G 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
9 G 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 73 97,3 Sangat Praktis
10 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
11 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
12 K 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 74 98,6 Sangat Praktis
13 M 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
14 N 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 71 94,6 Sangat Praktis
15 R 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
16 R 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
17 R 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
18 T 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 73 97,3 Sangat Praktis
19 W 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
20 W 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
21 Y 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 74 98,6 Sangat Praktis
22 Y 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
23 Z 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 100 Sangat Praktis
Jumlah 113 114 115 114 115 112 114 115 115 115 115 115 115 115 114 1716
Persentase (%) 98,2 99,1 100 99,1 100 97,4 99,1 100 100 100 100 100 100 100 99,1 99,46
Kriteris SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP
Persentase Tanggapan Siswa Secara Klasikal (%) 99,46 Sangat Praktis
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas izin dan kuasa-Nya Lembar Kerja Siswa Fisika Berbasis
Pendekatan Scientific ini bisa terselesaikan. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
motivator sejati dalam menuntut ilmu.
Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific Materi
Pesawat Sederhana ini disusun dengan harapan materi tentang
pesawat sederhana dapat dipahami dengan mudah oleh siswa
sehingga siswa mampu memecahkan masalah fisika yang
berkaitan dengan pesawat sederhana.
Adapun penyajian Lembar Kerja Siswa ini penjabarannya
mengacu pada pembelajaran bermakna. Untuk itu ditekankan pada
tiga hal penting yaitu:
1. Pengenalan fakta dan pemahaman konsep
2. Contoh soal dan penyelesaian
3. Soal-soal latihan yang mengacu pada soal pemecahan masalah
Selain itu disajikan pula tugas siswa yang memberi
pengalaman pada siswa dalam menemukan atau memperoleh
konsep-konsep dalam materi pesawat sederhana.
Penulis menyadari Lembar Kerja Siswa ini masih belum
sempurna, karena itu tegur sapa dari para pembaca senantiasa
penulis harapkan. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan
terima kasih.
Jambi, Januari 2019
Muawanah
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................. i
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ............... 1
Tujuan Pembelajaran ....................................................................................... 2
Konsep Kerja atau Usaha .................................................................................... 3
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ............... 7
Tujuan Pembelajaran ....................................................................................... 8
Jenis-Jenis Pesawat Sederhana ............................................................................ 9
G. Katrol............................................................................................................. 9
H. Roda Bergandar atau Berporos ..................................................................... 14
I. Bidang Miring ............................................................................................... 18
J. Tuas ............................................................................................................... 22
Prinsip Kerja Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia .................... 28
Pengayaan ........................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 35
Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah
atau besaran dari suatu gaya. Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai
mekanisme paling sederhana yang memanfaatkan keuntungan mekanik untuk
menggandakan gaya. Sebuah pesawat sederhana menggunakan suatu gaya kerja
untuk bekerja melawan satu gaya beban dengan mengabaikan gaya gesek yang
timbul, maka kerja yang dilakukan oleh beban besarnya akan sama dengan kerja
yang dilakukan pada beban.
Kerja yang timbul adalah hasil gaya dan jarak. Jumlah kerja yang
dibutuhkan untuk mencapai sesuatu bersifat konstan, walaupun demikian jumlah
gaya yang dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapat dikurangi dengan
menerapkan gaya yang lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh. Dengan kata
lain, peningkatan jarak akan mengurangi gaya yang dibutuhkan Rasio antara
gaya yang diberikan dengan gaya yang dihasilkan disebut keuntungan mekanik.
Kerja (usaha)
Jenis-jenis pesawat sederhana
Mekanisme kerja pesawat sederhana
Keuntungan mekanik
Prinsip kerja pesawat sederhana pada otot dan rangka manusia
3.3 Menjelaskan konsep usaha, pesawat sederhana, dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari termasuk kerja otot pada struktur
rangka manusia
4.3 Menyajikan hasil penyelidikan atau penyelesaian masalah tentang
manfaat penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-
hari.
1. Mengamati cara kerja pesawat sederhana baik secara langsung maupun
melalui gambar yang terdapat di Lembar Kerja Siswa
2. Mengidentifikasi jenis pesawat sederhana seperti katrol, roda berporos,
bidang miring dan tuas atau pengungkit.
3. Melakukan percobaan dan mengidentifikasi mekanisme kerja pesawat
sederhana serta hubungannya dengan kerja otot pada struktur rangka
manusia.
4. Melaporkan/memaparkan hasil penyelidikan tentang manfaat pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
PESAWAT SEDERHANA
Defenisi Kerja atau
Usaha pada Pesawat
Sederhana
Jenis, Mekanisme Kerja dan
Keuntungan Mekanis
Pesawat Sederhana
Bidang
Miring
Katrol Tuas Roda
Berporos
Metode Mengamati, Menanya,
Mengumpulkan Informasi,
Mengolah Informasi, dan
Mengkomunikasikan
Pendekatan
Scientific
Ide pertama pesawat sederhana berawal dari seorang filsuf Yunani
yang bernama Archimedes sekitar abad ke-3 sebelum masehi. Ia mempelajari
3 pesawat sederhana: katrol, pengungkit, dan sekrup. Ia menemukan rumusan
untuk mencari keuntungan mekanik pada pengungkit. Para ilmuan Yunani
sendiri akhirnya mendefinisikan 5 macam pesawat sederhana (tidak termasuk
bidang miring) dan mereka dapat menghitung keuntungan mekanik semua
alat-alat tersebut (meski perhitungan untuk baji dan sekrup tidak terlalu
akurat dikarenakan gaya gesek yang besar).
Hero dari Alexandra (sekitar 10-75 SM) dalam karyanya Mechanics
mendefinisikan ada 5 pesawat sederhana: pengungkit, kerekan, katrol, baji,
dan menjelaskan alat-alatnya mengenai cara pembuatan dan kegunaannya.
Sumber: wikimedia.org/wikipedia
Langkah Pendekatan
Scientific
Indikator
1. Mengamati 1. Membaca, mendengar, menyimak,
melihat (tanpa atau dengan alat).
2. Menanya 2. Mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual
sampai kepertanyaan yang bersifat
hipotetik).
3. Mengumpulkan
informasi/Eksperimen
3. Melakukan eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks,
mengamati objek/kejadian, aktivitas,
dan wawancara dengan nara sumber.
4. Mengasosiasikan/Mengolah
informasi
4. - Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen
maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi serta
- Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda
sampai bertentangan.
5. Mengkomunikasikan 5. Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya.
Indikator Pendekatan Scientific
“Aplikasi dari Kelima Kegiatan Belajar (Learning Event) yang Diuraikan
dalam Tabel di Atas”
a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan
peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar)
hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta
didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca, atau dilihat.
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:
pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang
abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih
abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat
hipotetik.
Dari situlah dimana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih
memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ketingkat dimana
peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya
dikembangkan rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut
menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber
yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang
beragam.
c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca
buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau
bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses
informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan.
d. Mengkomukasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil
tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta
didik atau kelompok peserta didik tersebut.
PETUNJUK PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA
Bacalah setiap ilustrasi yang diberikan
Diskusikan setiap permasalahan bersama
kelompok (untuk tugas kelompok)
Lembar Kerja siswa diisi secara mandiri berdasarkan
pemahaman sendiri
Mintalah bantuan guru jika kamu mendapatkan kesulitan
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan
Kerja atau Usaha
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Nama = 1:
2:
3:
4:
5:
Kelas =
Waktu =
3.3 Menjelaskan konsep usaha,
pesawat sederhana, dan
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari termasuk kerja otot
pada struktur rangka manusia
3.3.1Menyebutkan contoh kerja atau
usaha dalam kehidupan sehari-
hari.
3.3.2Menjelaskan fenomena kerja
atau usaha dalam fisika.
3.3.3Menjelaskan hubungan besar
gaya dan jarak terhadap usaha
atau kerja.
4.3 Menyajikan hasil penyelidikan
atau penyelesaian masalah
tentang manfaat penggunaan
pesawat sederhana dalan
kehidupan sehari-hari.
4.3.1Mengamati mekanisme kerja
atau usaha secara langsung
dalam kehidupan sehari-hari.
4.3.2Melakukan percobaan dan
mengidentifikasi mekanisme
kerja atau usaha berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan.
4.3.3Melaporkan atau memaparkan
hasil penyelidikan tentang
prinsip kerja atau usaha.
Tujuan Pembelajaran
1. Mengamati mekanisme kerja atau usaha secara langsung dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Melakukan percobaan dan mengidentifikasi mekanisme kerja atau usaha
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
3. Melaporkan atau memaparkan hasil penyelidikan tentang prinsip kerja atau
usaha.
A. Aspek Kognitif
1. Mengamati mekanisme kerja atau usaha secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Melakukan percobaan dan mengidentifikasi mekanisme kerja atau
usaha berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
3. Melaporkan atau memaparkan hasil penyelidikan tentang prinsip kerja
atau usaha.
B. Aspek Psikomotor
1. Religius
2. Kesantunan
3. Tanggung jawab
4. kedisiplinan
C. Aspek Afekif
Konsep Kerja atau Usaha
Petunjuk:
a. Guru membagi kelompok!
b. Guru memberikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompok!
c. Berdoalah sebelum mengerjakan lembar kerja kelompok!
d. Pahamilah perintah setiap langkah-langkah lembar kerja kelompok dengan
cermat dan teliti!
e. Diskusikanlah perintah pada setiap langkah-langkah yang ada didalam
lembar kerja kelompok, setelah selesai presentasikan di depan kelas!
Perhatikan gambar A, B dan C pada tabel di bawah ini!
erabaca.com
bukupedia.net
informasi-pendidikan.com
Gambar A: Anak yang
sedang mendorong meja.
Gambar B: Tiga anak yang
sedang mengangkat lemari
Gambar C: Anak yang
sedang mendorong dnding
Lembar Kerja Kelompok (LKK)
Langkah ke-I Mengamati
Gambar A, B dan C menunjukkan bahwa ada beberapa anak yang
sedang melakukan kerja atau usaha, jika anak-anak tersebut mendorong
atau mengangkat sebuah benda dengan sekuat tenaga hingga bermandikan
keringat tetapi benda itu tidak bergerak maka anak-anak tersebut tidak
melakukan usaha pada benda. Kapan anak-anak pada gambar A, B, dan C
dikatakan melakukan usaha? Anak-anak tersebut dikatakan dapat
melakukan usaha jika sebuah benda mengalami perpindahan. Besarnya
usaha yang dilakukan anak-anak tersebut bergantung pada besarnya gaya
dan jarak perpindahan yang dilakukan.
Bacalah penjelasan mengenai prinsip kerja atau usaha di
bawah ini, agar kalian lebih memahaminya.
Dari informasi yang telah didapatkan pada kegiatan mengamati gambar A, B, dan
C, maka siswa-siswi diharapkan dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan kerja atau usaha. Tuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut
dalam kolom yang telah disediakan! Mintalah bantuan guru jika kalian mengalami
kesulitan dalam memahami perintah yang diberikan.
Langkah ke-II Menanya
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Berdasarkan pengamatan anda terhadap gambar A, B, C, dan penjelasan
mengenai gambar tersebut, maka amatilah mekanisme kerja atau usaha yang
terjadi didalam kehidupan sehari-hari.
1. …………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………………
Berdasarkan pengamatan yang telah anda lakukan, maka
sebutkan 5 contoh kerja atau usaha didalam kehidupan sehari-
hari.
Pahamilah tujuan, petunjuk, dan cara kerja dari prosedur percobaan dibawah ini
secara cermat dan teliti dengan kelompok masing-masing!
Tujuan Percobaan:
Menjelaskan pengaruh jarak dan gaya terhadap usaha.
Alat dan Bahan:
1. Kursi
2. Meja
3. Alat ukur (meter)
4. Stopwatch
Langkah Kerja:
1. Sediakan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan.
2. Cobalah untuk mengangkat kursi yang telah disediakan dalam waktu 10 detik
dilihat dari stopwatch hingga mengakibatkan kursi tersebut berpindah tempat
atau posisi.
3. Ukurlah jarak perpindahan kursi setelah diangkat menggunakan alat ukur
(meter).
4. Cobalah untuk mendorong meja yang telah disediakan hingga mengakibatkan
meja tersebut berpindah tempat atau posisi dalam waktu 10 detik dilihat dari
stopwatch.
5. Ukurlah jarak perpindahan posisi meja menggunakan alat ukur (meter).
1. Apakah anda dapat mengangkat kursi hingga kursi berpindah tempat?
2. Apakah anda berhasil mendorong meja hingga meja berpindah tempat?
3. Apakah ada pengaruh jarak dan gaya terhadap usaha saat melakukan
percobaan I dan II? Jelaskan!
Langkah ke-III Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
Langkah ke-IV Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
Kegiatan I
Setelah melakukan percobaan pada kegiatan mengumpulkan informasi atau
eksperimen, maka langkah selanjutnya adalah mendiskusikan data hasil
percobaan pada kegiatan mengasosiasikan atau mengolah informasi dengan
kelompok masing-masing!
Jawablah pertanyaan tersebut pada kolom yang telah disediakan di bawah ini!
Setelah mengasosiasikan atau mengolah informasi yang didapatkan, maka langkah
selanjutnya adalah melaporkan hasil pengamatan. Siswa-siswi diharapkan dapat;
1. Melaporkan hasil
2. Mempresentasikan di depan kelas (1 orang mewakili kelompok)
3. Mengumpulkan hasil analisa tertulis kepada guru.
Langkah ke-V Mengkomunikasikan
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Nama = 1:
2:
3:
4:
5:
Kelas =
Waktu =
Jenis-Jenis Pesawat Sederhana
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.3Menjelaskan konsep usaha,
pesawat sederhana, dan
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari termasuk kerja otot
pada struktur rangka manusia.
3.3.1Menjelaskan jenis pesawat
sederhana yang terdapat di
sekitar peserta didik.
3.3.2Mendeskripsikan kegunaan jenis
pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari .
3.3.3Menjelaskan prinsip kerja
pesawat sederhana termasuk
prinsip kerja pesawat sederhana
pada otot dan rangka manusia.
4.3Menyajikan hasil penyelidikan
atau penyelesaian masalah tentang
manfaat penggunaan pesawat
sederhana dalan kehidupan sehari-
hari.
4.3.1Mengamati cara kerja pesawat
sederhana secara langsung.
4.3.2Mengidentifikasi jenis pesawat
sederhana seperti katrol, roda
berporos, bidang miring dan
tuas.
4.3.3Melakukan percobaan dan
mengidentifikasi mekanisme
kerja pesawat sederhana serta
hubungannya dengan kerja otot
pada struktur rangka manusia.
4.3.4 Melaporkan atau memaparkan
hasil penyelidikan tentang
manfaat pesawat sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran
1. Mengamati cara kerja pesawat sederhana secara langsung.
2. Mengidentifikasi jenis pesawat sederhana seperti katrol, roda berporos,
bidang miring dan tuas.
3. Melakukan percobaan dan mengidentifikasi mekanisme kerja pesawat
sederhana serta hubungannya dengan kerja otot pada struktur rangka manusia.
4. Melaporkan atau memaparkan hasil penyelidikan tentang manfaat pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
A. Aspek Kognitif
1. Mengamati cara kerja pesawat sederhana secara langsung.
2. Mengidentifikasi jenis pesawat sederhana seperti katrol, roda berporos,
bidang miring dan tuas.
3. Melakukan percobaan dan mengidentifikasi mekanisme kerja pesawat
sederhana serta hubungannya dengan kerja otot pada sturuktur rangka
manusia.
4. Melaporkan atau memaparkan hasil penyelidikan tentang manfaat
pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
B. Aspek Psikomotor
1. Relegius
2. Kesantunan
3. Tanggung jawab
4. kedisiplinan
C. Aspek Afektif
Jenis-Jenis Pesawat Sederhana
Petunjuk:
a. Guru membagi kelompok!
b. Guru memberikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompok!
c. Berdoalah sebelum mengerjakan lembar kerja kelompok!
d. Pahamilah perintah setiap langkah-langkah lembar kerja kelompok dengan
cermat dan teliti!
e. Diskusikanlah perintah pada setiap langkah-langkah yang ada didalam
lembar kerja kelompok, setelah selesai presentasikan di depan kelas!
Perhatikan gambar A, B dan C pada tabel di bawah ini!
bangkupintar blogspot.com
bangkupintar blogspot.com
bangkupintar blogspot.com
Gambar A: Anak yang
sedang menimba air dari
dalam sumur dengan
menggunakan 1 katrol.
Gambar B: Anak yang
sedang menarik benda pada
lintasan lurus dengan
menggunakan 1 katrol.
Gambar C: Anak yang sedang
menarik benda pada lintasan
lurus dengan menggunakan
beberapa katrol.
1. Katrol
Langkah ke-I Mengamati
Lembar Kerja Kelompok (LKK)
Gambar A, B dan C menunjukkan bahwa ada seorang anak
perempuan yang sedang menarik sebuah benda dengan menggunakan
3 jenis katrol yang berbeda. Kenapa dikatakan menggunakan 3 jenis
katrol yang berbeda? Gambar A menggunakan katrol tetap. Katrol
tetap adalah sebuah katrol yang terpasang pada tempat yang tetap
sehingga tidak dapat bergerak ke atas atau ke bawah. Gambar B
menggunakan katrol bebas. Katrol bebas adalah katrol yang porosnya
tidak dipasang di suatu tempat yang tetap, sehingga katrol dapat
berpindah tempat atau bergerak bebas saat digunakan. Gambar C
menggunakan katrol majemuk. Katrol majemuk merupakan perpaduan
antara katrol tetap dan katrol bebas. Pada katrol majemuk beban
dikaitkan pada katrol bebas, salah satu ujung tali dikaitkan pada
penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka
beban akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas.
Bagaimana cara terbentuknya katrol majemuk? Terbentuknya katrol
majemuk apabila katrol tetap dan katrol bebas dihubungkan dengan
menggunakan tali. Prinsip kerja katrol adalah mengubah arah gaya
sehingga kerja yang dilakukan menjadi lebih mudah. Misalkan
mengubah arah gaya angkat ke atas pada benda menjadi gaya tarik ke
bawah.
Bacalah penjelasan mengenai prinsip kerja katrol di bawah
ini, agar kalian lebih memahaminya.
Berdasarkan pengamatan anda terhadap gambar A, B, C, dan penjelasan
mengenai gambar tersebut, maka amatilah mekanisme katrol yang terjadi
didalam kehidupan sehari-hari.
1. …………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………………
Berdasarkan pengamatan yang telah anda lakukan, maka sebutkan 5
kegunaan katrol didalam kehidupan sehari-hari.
Dari informasi yang telah didapatkan pada kegiatan mengamati gambar A, B, dan
C, maka siswa-siswi diharapkan dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan katrol tetap, katrol bebas dan katrol majemuk. Tuliskan
pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam kolom yang telah disediakan! Mintalah
bantuan guru jika kalian mengalami kesulitan dalam memahami perintah yang
diberikan.
Pahamilah tujuan, petunjuk, dan cara kerja dari prosedur percobaan dibawah ini
secara cermat dan teliti dengan kelompok masing-masing!
Tujuan Percobaan:
Mengetahui penggunaan katrol yang lebih mudah digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Alat dan Bahan:
1. Katrol
2. Beban
3. Tali
Langkah ke-II Menanya
Langkah ke-III Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Kegiatan I
Langkah Kerja:
1. Sediakan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
2. Rangkai alat dan bahan untuk katrol tetap.
3. Setelah selesai tarik beban yang sudah terpasang melalui katrol tetap.
4. Rangkai alat dan bahan untuk katrol bebas.
5. Setelah selesai tarik beban yang sudah terpasang melalui katrol bebas.
6. Rangkai alat dan bahan untuk katro majemuk.
7. Setelah selesai tarik beban yang sudah terpasang melalui katrol majemuk.
1. Pada saat melakukan percobaan, katrol mana yang lebih mudah digunakan
untuk mengangkat benda. Jelaskan!
2. Apakah ada pengaruh gaya terhadap berat benda saat melakukan percobaan?
Jelaskan!
Jawablah pertanyaan tersebut pada kolom yang telah disediakan di bawah
ini!
Langkah ke-IV Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
Setelah melakukan percobaan pada kegiatan mengumpulkan informasi atau
eksperimen, maka langkah selanjutnya adalah mendiskusikan data hasil
percobaan pada kegiatan mengasosiasikan atau mengolah informasi dengan
kelompok masing-masing!
Keuntungan mekanis katrol tetap = 1 maka, F = w
Keuntungan mekanis katrol bebas = 2 maka, F = 2 . w
Keuntungan mekanis katrol majemuk = Jumlah katrol
maka, F = w/Jumlah katrol
Keterangan:
F : Gaya (N)
w : Berat beban (N)
Setelah mengasosiasikan atau mengolah informasi yang didapatkan, maka
langkah selanjutnya adalah melaporkan hasil pengamatan. Siswa-siswi
diharapkan dapat;
1. Melaporkan hasil
2. Mempresentasikan di depan kelas (1 orang mewakili kelompok)
3. Mengumpulkan hasil analisa tertulis kepada guru.
Langkah ke-V Mengkomunikasikan
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Perhatikan gambar A, B dan C pada tabel di bawah ini!
digilib.lainkendiri.ac.id
slideshare.net
Gambar A: Sepeda Gambar B: Sepatu Roda dan Kursi Roda
2. Roda Berporos
Langkah ke-I Mengamati
Gambar A dan B merupakan salah satu bentuk alat yang
menggunakan roda pada pemanfatannya. Roda tersebut dapat
mempermudah pekerjaan manusia sehingga roda termasuk pesawat
sederhana. Apa yang dimaksud dengan roda berporos? Roda berporos
terdiri atas sebuah roda atau alat pemutar (gir) yang dihubungkan dengan
sebuah gandar yang dapat berputar bersama-sama. Roda dan poros
merupakan pesawat sederhana yang berfungsi memperbesar kecepatan
dan gaya. Sepeda merupakan contoh alat yang bekerja menggunakan
prinsip roda dan poros.
Bacalah penjelasan mengenai prinsip kerja roda berporos di
bawah ini, agar kalian lebih memahaminya.
Berdasarkan pengamatan anda terhadap gambar A, B, dan penjelasan
mengenai gambar tersebut, maka amatilah mekanisme roda berporos yang
terjadi didalam kehidupan sehari-hari.
Dari informasi yang telah didapatkan pada kegiatan mengamati gambar A, dan B,
maka siswa-siswi diharapkan dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan roda berporos. Tuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut
dalam kolom yang telah disediakan! Mintalah bantuan guru jika kalian
mengalami kesulitan dalam memahami perintah yang diberikan.
Langkah ke-II Menanya
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
1. …………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………………
Berdasarkan pengamatan yang telah anda lakukan, maka sebutkan 5
kegunaan roda berporos didalam kehidupan sehari-hari.
Pahamilah tujuan, petunjuk, dan cara kerja dari prosedur percobaan dibawah ini
secara cermat dan teliti dengan kelompok masing-masing!
Tujuan Percobaan:
Kami dapat menyimpulkan bahwa roda dapat mempermudah memindahkan
suatu benda.
Alat dan Bahan:
1. Batu bata
2. Kotak dari kayu
3. Kotak dari kayu yang telah dipasang kereta roda empat
Langkah Kerja:
Pengamatan Ke-I:
1. Sediakan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan.
2. Masukkan batu bata (beban) kedalam kotak yang terbuat dari kayu.
3. Pindahkan kotak yang berisi batu bata tersebut dengan cara diangkat.
Pengamatan Ke-II:
1. Memasang kereta roda empat pada kotak yang terbuat dari kayu sebagai alat
pengangkut beban (batu bata).
2. Masukkan batu bata (beban) kedalam kotak yang telah diberi kereta roda
empat.
3. Pindahkan kotak yang berisi batu bata dengan cara didorong menggunakan
kotak kereta roda empat.
Langkah ke-III Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
Kegiatan I
Setelah melakukan percobaan pada kegiatan mengumpulkan informasi atau
eksperimen, maka langkah selanjutnya adalah mendiskusikan data hasil
percobaan pada kegiatan mengasosiasikan atau mengolah informasi ditabel
Data Hasil Percobaan dengan kelompok masing-masing!
Pada roda berporos keuntungan mekanis berwujud
gaya.
1. Apakah anda dapat mengangkat batu bata (beban) menggunakan kotak yang
terbuat dari kayu?
2. Apakah anda berhasil memindahkan batu bata (beban) menggunakan kotak
yang telah dipasang kereta roda empat dengan cara didorong?
3. Berdasarkan pengamatan 1 dan 2 maka cara manakah yang lebih mudah
untuk memindahkan batu bata (beban) dengan memperkecil usaha dan
sertakan penjelasannya! Jawablah pertanyaan tersebut pada kolom yang
telah disediakan di bawah ini!
4. Apakah ada pengaruh kecepatan dan gaya pada saat melakukan percobaan?
Jelaskan!
Jawablah pertanyaan tersebut pada kolom yang telah disediakan di bawah
ini!
Setelah mengasosiasikan/mengolah informasi yang didapatkan, maka langkah
selanjutnya adalah melaporkan hasil pengamatan. Siswa-siswi diharapkan dapat;
1. Melaporkan hasil
2. Mempresentasikan di depan kelas (1 orang mewakili kelompok)
3. Mengumpulkan hasil analisa tertulis kepada guru.
Langkah ke-IV Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
Langkah ke-V Mengkomunikasikan
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Perhatikan gambar A, B, C, D, E, dan F pada tabel di bawah ini!
Alsensalo.blogspot.com
friyakanurbiyanti.blogspot.com
parumuskelasVIIIblogspot.com
Gambar A: seseorang
sedang menaikkan peti
ke atas truk.
Gambar B: Jalan yang
berkelok-kelok.
Gambar C: anak yang
sedang menaik tangga.
Gambar D: Kapak Gambar E: Paku Gambar F: Pemotong
kuku
3. Bidang Miring
Langkah ke-I Mengamati
Gambar A, B, C, D, E, dan F merupakan beberapa contoh dari
bidang miring. Salah satunya adalah jalan yang berkelok-kelok menuju
pergunungan. Kenapa jalan dipegunungan dibuat berkelok-kelok? Jalan
dipegunungan dibuat berkelok-kelok agar pengendara sepeda motor lebih
mudah melewati jalan yang menanjak. Apa keuntungan bidang miring?
Pada umunya bidang miring digunakan untuk memindahkan barang dari
tempat rendah ketempat yang lebih tinggi atau sebaliknya. Namun
demikian, bidang miring juga memiliki kelemahan, yaitu jarak yang
ditempuh menjadi lebih jauh dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Selain itu, prinsip bidang miring adalah untuk mempermudah kita dalam
memindahkan suatu benda dari tempat renda ke tempat yang lebih tinggi.
Bacalah penjelasan mengenai prinsip kerja bidang miring di
bawah ini, agar kalian lebih memahaminya.
Dari informasi yang telah didapatkan pada kegiatan mengamati gambar A, B, C,
D, E, dan F maka siswa-siswi diharapkan dapat mengajukan beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan bidang miring. Tuliskan pertanyaan-pertanyaan
tersebut dalam kolom yang telah disediakan! Mintalah bantuan guru jika kalian
mengalami kesulitan dalam memahami perintah yang diberikan.
Langkah ke-II Menanya
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Berdasarkan pengamatan anda terhadap gambar A, B, C, D, E, F dan
penjelasan mengenai gambar tersebut, maka amatilah mekanisme bidang
miring yang terjadi didalam kehidupan sehari-hari.
1. …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
6.
Berdasarkan pengamatan yang telah anda lakukan, maka sebutkan 5
kegunaan bidang miring didalam kehidupan sehari-hari.
Pahamilah tujuan, petunjuk, dan cara kerja dari prosedur percobaan dibawah ini
secara cermat dan teliti dengan kelompok masing-masing!
Tujuan:
1. Mengetahui manfaat bidang miring
Alat dan bahan:
1. Paku usuk/paku besar
2. Potongan papan
3. Palu
4. Potongan kawat berdiameter 5 mm atau lebih
Cara Kerja:
1. Sediakan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
2. Cobalah untuk menembus papan kayu dengan potongan kawat dan paku besar
(menggunakan palu)
3. Bandingkan kedua cara tersebut! Manakah cara yang lebih
mudah/membutuhkan lebih sedikit tenaga?
4. Diskusikan bersama kelompokmu, mengapa hal tersebut dapat terjadi?
5. Buatlah daftar peralatan lain yang menggunakan prinsip bidang miring!
Alat dan bahan:
1. Balok kayu
2. Tali
3. Papan
4. Batu bata
Cara Kerja:
1. Ikatlah balok kayu dengan tali
2. Benang ditarik ke atas sehingga balok kayu dalam keadaan tergantung
3. Tumpuklah dua buah batu bata! Kemudian, letakkan papan pada batu bata!
sekarang kamu telah membuat bidang miring!
4. Letakkan balok kayu yang terikat tali di atas bidang miring ini. Tariklah tali ke
atas sehingga balok bergeser sepanjang papan!
Kegiatan I
Kegiatan II
Langkah ke-III MengumpulkanInformasi/Eksperimen
1. Apa yang kalian rasakan pada saat melakukan langkah kerja pertama?
2. Bagaimana jika dibandingkan dengan langkah kerja kedua?
3. Apakah ada pengaruh panjang bidang miring dan ketinggian pada saat
melakukan percobaan? Jelaskan!
Jawablah pertanyaan tersebut pada kolom yang telah disediakan di bawah ini!
Langkah ke-IV Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
Setelah melakukan percobaan pada kegiatan mengumpulkan informasi atau
eksperimen, maka langkah selanjutnya adalah mendiskusikan data hasil
percobaan pada kegiatan mengasosiasikan atau mengolah informasi dengan
kelompok masing-masing!
𝐾𝑀 𝑠
ℎ → 𝐹 𝐾
𝑤
𝐾𝑀 𝑤. ℎ
𝑠
Keuntungan mekanis bidang miring dapat
dirumuskan:
Keterangan:
KM : Keuntungan mekanik
s : Panjang bidang miring
h : Ketinggian (m)
F : Gaya dorong (N)
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Setelah mengasosiasikan/mengolah informasi yang didapatkan, maka langkah
selanjutnya adalah melaporkan hasil pengamatan. Siswa-siswi diharapkan dapat;
1. Melaporkan hasil
2. Mempresentasikan di depan kelas (1 orang mewakili kelompok)
3. Mengumpulkan hasil analisa tertulis kepada guru.
Perhatikan gambar A, B, C, D, E, dan F pada tabel di bawah ini!
hikmah-a blogspot.com
kelassainsbuasih blogspot.com
dwijunianto.com
Gambar A: 2 orang anak
yang sedang bermain
jungkat-jungkit
Gambar B: Gunting Gambar C: Grobak troli
beroda satu
wijunianto word.com
jambi-belajar.org
kelassains blogspot.com
Gambar D: Alat
pembuka tutup botol
Gambar E: Sekop Gambar F: Penjepit kue
Langkah ke-V Mengasosiasikan
4. Tuas
Langkah ke-I Mengamati
Gambar A, B, C, D, E dan F merupakan beberapa contoh dari
tuas. Misalnya ketika kita mau memotong kertas, kita menggunakan
gunting sehingga potongan kertas menjadi rapi. Dari pernyataan
tersebut apa yang disebut dengan tuas? Tuas sering dikenal dengan
nama pengungkit. Pengungkit adalah alat untuk mencabut, mengangkat
atau mengungkit suatu benda. Bagaimana sistem kerja tuas? Sistem
kerja tuas terdiri dari titik tumpu, titik beban dan titik kuasa.
Berdasarkan gambar di atas maka tuas dibedakan menjadi berapa
jenis? Tuas dibedakan menjadi 3 jenis. Tuas jenis pertama yaitu tuas
dengan titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa. Jadi
yang berada di tengah adalah titik tumpunya, contoh tuas jenis pertama
pada gunting dan jungkat-jungkit. Tuas jenis kedua yaitu tuas yang
kedudukan titik bebannya terletak diantara titik tumpu dan titik kuasa,
contoh tuas jenis kedua adalah grobak troli beroda satu dan alat
pembuka tutup botol. Sedangkan tuas jenis ketiga yaitu tuas yang
kedudukan titik kuasa berada diantara titik tumpu dan titik beban,
contoh tuas jenis ketiga pada sekop dan penjepit kue. Prinsip kerja tuas
yaitu memperbesar gaya, artinya dengan gaya yang kecil, tuas mampu
mengangkat dan memindahkan benda-benda yang berat. Pada tuas
berlaku hubungan : berdasarkan letak titik gaya, titik beban dan titik
tumpu.
Bacalah penjelasan mengenai prinsip kerja tuas di bawah
ini, agar kalian lebih memahaminya.
Berdasarkan pengamatan anda terhadap gambar A, B, C, D, E, F, dan
penjelasan mengenai gambar tersebut, maka amatilah mekanisme tuas yang
terjadi didalam kehidupan sehari-hari.
1. …………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………………
Berdasarkan pengamatan yang telah anda lakukan, maka sebutkan 5
kegunaan tuas didalam kehidupan sehari-hari.
Dari informasi yang telah didapatkan pada kegiatan mengamati gambar A, B, C,
D, E, dan F maka siswa-siswi diharapkan dapat mengajukan beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan tuas atau pengungkit. Tuliskan pertanyaan-pertanyaan
tersebut dalam kolom yang telah disediakan! Mintalah bantuan guru jika kalian
mengalami kesulitan dalam memahami perintah yang diberikan.
Langkah ke-II Menanya
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Pahamilah tujuan, petunjuk, dan cara kerja dari prosedur percobaan dibawah ini
secara cermat dan teliti dengan kelompok masing-masing!
Tujuan:
1. Mengungkapkan kegunaan pengungkit melalui kegiatan percobaan
2. Menunjukkan letak titik tumpu, titik beban, dan titik kuasa
3. Menggolongkan jenis pengungkit
Petunjuk Umum:
1. Lakukan percobaan atau kegiatan sesuai dengan prosedur kerja pada setiap
kegiatan.
2. Lakukan kegiatan anda bersama teman-teman satu kelompok
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada pada setiap kegiatan dengan
mendiskusikannya bersama teman-teman anda dalam satu kelompok
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang sesuai hasil pengamatan
5. Kumpulkan LKS yang telah anda kerjakan kepada guru.
Alat dan Bahan:
1. 2 kaleng soda
2. Obeng
Cara Kerja
1. Letakkan kaleng dalam keadaan tertutup di atas meja!
2. Bukalah tutup kaleng tersebut dengan ujung jarimu. Jangan dipaksa apabila
kamu mengalami kesulitan!
3. Rapatkanlah tutup kaleng tersebut, kemudian bukalah tutup kaleng tersebut
dengan menggunakan ujung obeng.
Langkah ke-III MengumpulkanInformasi/Eksperimen
Kegiatan I
Alat dan Bahan
1. Lima Lembar Kertas HVS
2. Isi Staples
3. Staples
Cara Kerja
1. Ambil 5 lembar kertas HVS dan 1 buah isi staples. Gunakan isi staples dan
tangan anda untuk menyatukan (menjepit) 5 lembar kertas. Dapatkah anda
lakukan? Jika tidak dapat jangan anda paksakan!
2. Isilah staples dengan isi staples. Gunakan untuk menyatukan (menjepit) 5
lembar kertas. Dapatkah anda lakukan?
Kegiatan II
Setelah melakukan percobaan pada kegiatan mengumpulkan informasi atau
eksperimen, maka langkah selanjutnya adalah mendiskusikan data hasil
percobaan pada kegiatan mengasosiasikan atau mengolah informasi dengan
kelompok masing-masing!
𝐾𝑀 𝐿𝐾
𝐿𝐵 → 𝐹 𝐾
𝑤
𝐾𝑀 𝑤. 𝐿𝐵
𝐿𝐾
Rumus-rumus dalam tuas:
Keterangan:
KM : Keuntungan mekanik
Lb : Lengan beban (m)
Lk : Lengan kuasa (m)
F : Gaya dorong (N)
w : Berat beban (N)
1. Apakah anda dapat membuka kaleng dengan ujung jarimu?
2. Apakah anda berhasil membuka kaleng dengan obeng?
3. Cara manakah yang lebih mudah untuk membuka kaleng?
4. Pada percobaan tersebut, obeng adalah alat yang berguna untuk?
5. Pada saat obeng digunakan untuk membuka kaleng:
- Lengan beban adalah jarak antara……………………………......................
dengan………………………………………………………………………
- Lengan kuasa adalah jarak antara…………………………………………
dengan………………………………………………………………………
- Titik tumpu pada saat anda membuka kaleng dengan obeng terletak
diantara beban dan kuasa. Pengungkit yang mempunyai ciri demikian
disebut pengungkit jenis…………………………………………………….
1. Apakah anda dapat menyatukan 5 lembar kertas dengan staples?
2. Cara manakah yang lebih mudah untuk menyatukan kertas?
3. Pada percobaan tersebut, staples adalah alat yang berguna untuk?
4. Pada saat anda menstaples kertas, yang dimaksud:
- Lengan beban adalah jarak antara ….. dengan …..
- Lengan kuasa adalah jarak antara …. dengan …..
5. Posisi kuasa pada saat anda menstaples kertas terletak diantara ….. dan …..
Pengungkit yang mempunyai ciri demikian disebut pengungkit jenis …..
Setelah mengasosiasikan/mengolah informasi yang didapatkan, maka langkah
selanjutnya adalah melaporkan hasil pengamatan. Siswa-siswi diharapkan dapat;
1. Melaporkan hasil
2. Mempresentasikan di depan kelas (1 orang mewakili kelompok)
3. Mengumpulkan hasil analisa tertulis kepada guru.
Langkah ke-V Mengasosiasikan
Langkah ke-IV Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
Kegiatan I
Kegiatan II
Prinsip Kerja Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Manusia
Perhatikan gambar A, B dan C pada tabel di bawah ini!
Gambar A: Otot Leher Gambar B: Otot Kaki Gambar C: Otot Tangan
Langkah ke-I Mengamati
Pada saat melakukan aktivitas, otot, tulang, sendi akan bekerja
brsama-sama. Bagaimana prinsip kerja ketiganya? Prinsip kerja ketiganya
seperti sebuah tuas atau pengungkit. Dimana tulang sebagai lengan, sendi
sebagai titik tumpu, dan kontraksi atau relaksasi otot memberikan gaya
untuk menggerakkan bagian tubuh. Hal ini seperti setiap bagian yang
terdapat pada sepeda akan berkerja bersama-sama ketika sepeda tersebut
bergerak.
Bacalah penjelasan mengenai prinsip kerja pesawat
sederhana pada otot dan rangka manusia di bawah ini, agar
kalian lebih memahaminya.
Berdasarkan pengamatan anda terhadap gambar A, B, C, dan penjelasan
mengenai gambar tersebut, maka amatilah mekanisme kerja pesawat
sederhana pada otot dan rangka manusia yang terjadi didalam kehidupan
sehari-hari.
1. …………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………………
Berdasarkan pengamatan yang telah anda lakukan, maka sebutkan 5 contoh
otot dan rangka manusia didalam kehidupan sehari-hari.
Dari informasi yang telah didapatkan pada kegiatan mengamati gambar A, B, dan
C maka siswa-siswi diharapkan dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan prinsip kerja pesawat sederhana pada otot dan rangka
manusia. Tuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam kolom yang telah
disediakan! Mintalah bantuan guru jika kalian mengalami kesulitan dalam
memahami perintah yang diberikan.
1. Amatilah beberapa contoh penerapan prinsip kerja pesawat sederhana pada
otot dan rangka manusia di bawah ini, agar kalian lebih memahami cara kerja
dan prinsip penerapannya dalam beberapa aktivitas yang dilakukan sehari-
hari.
2. Lengkapilah prinsip kerja dari aktivitas otot dan rangka serta sendi yang
bekerja bersama-sama dengan prinsip kerja pesawat sederhana
(pengungkit/tuas) serta tunjukkan titik tumpu, lengan dan beban!
Langkah ke-III Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
Langkah ke-II Menanya
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………...
Tabel pengamatan:
Aktivitas otot, rangka, dan
sendi
Keterkaitan dengan prinsip kerja pesawat
sederhana (pengungkit/tuas) dan gambar
jenis pesawat sederhana.
Orang yang sedang mengangkat gelas.
Kaki orang yang sedang jinjit.
Orang yang sedang mengangkat barbell.
Pemain sepak bola siap menendang bola
Pemain volley ball sedang melakukan smash
Setelah kamu mengisi kolom-kolom yang tersedia pada kegiatan mengumpulkan
informasi/eksperimen, maka langkah selanjutnya adalah mendiskusikan prinsip
kerja pesawat sederhana pada otot dan rangka manusia dengan anggota kelompok
masing-masing!
Setelah mengasosiasikan atau mengolah informasi yang didapatkan, maka langkah
selanjutnya adalah melaporkan hasil pengamatan. Siswa-siswi diharapkan dapat;
1. Melaporkan hasil
2. Mempresentasikan di depan kelas (1 orang mewakili kelompok)
3. Mengumpulkan hasil analisa tertulis kepada guru.
Langkah ke-V Mengasosiasikan
Langkah ke-IV Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
Setelah melakukan beberapa perintah pada kegiatan mengumpulkan informasi
atau eksperimen, maka langkah selanjutnya adalah mendiskusikan hasil pada
kegiatan mengasosiasikan atau mengolah informasi dengan kelompok masing-
masing!
Pengayaan Kompetensi Dasar (KD)
1. Kapan kita dikatakan telah melakukan usaha atau kerja?
a. Jika mendorong atau mengangkat sebuah benda dengan sekuat tenaga
b. Jika sebuah benda bergerak sendiri
c. Jika bermandikan keringat tetapi benda itu tidak bergerak
d. Jika sebuah benda mengalami perpindahan
2. Berikut ini merupakan keuntungan penggunaan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Mengubah energy
2. Mengubah arah gaya
3. Mengurangi gaya
4. Menambah usaha
Keuntungan pesawat sederhana yang benar ditunjukkan oleh nomor?
a. 1, 2, dan 3 c. 1 dan 3
b. 2, 3, dan 4 d. 2 dan 4
3. Berikut ini merupakan pesawat sederhana yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, kecuali.
a. b. c. d.
4. Sebutkan salah satu contoh roda berporos dalam kehidupan sehari-hari?
a. Bola c. Katrol
b. Setir mobil d. Kayu
5. Berikut ini yang termasuk katrol bergerak dengan keuntungan mekanis 2
adalah?
a. b. c.
PENGAYAAN
6. Tujuan penggunaan katrol tetap adalah untuk mempermudah melakukan usaha
dengan cara?
a. Menambah kecepatan c. Memindahkan energi
b. Mengubah energi d. Mengubah arah gaya
7. Manakah gambar yang menunjukkan prinsip kerja bidang miring?
a. b. c. d.
8. Prinsip kerja pesawat sederhana pada otot dan rangka manusia seperti sebuah?
a. Katrol c. Tuas
b. Roda Berporos d. Bidang miring
9. Manakah gambar yang termasuk tuas jenis ketiga?
a. b. c. d.
10. Model tuas dengan susunan titik tumpu - titik beban - titik kuasa adalah
termasuk jenis tuas ke?
a. Satu c. Tiga
b. Dua d. Semuanya
11. Besarnya usaha yang dilakukan bergantung pada besarnya?
a. Gaya c. Waktu
b. Jarak perpindahan d. Gaya dan jarak perpindahan
12. Perhatikan gambar di bawah ini, manakah gambar yang menunjukkan
seseorang sedang tidak melakukan usaha atau kerja ?
a. b. c. d.
13. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas termasuk tuas jenis berapa?
a. Pertama c. Ketiga
b. Kedua d. Keempat
14. Alat berikut ini yang prinsip kerjanya menggunakan asas bidang miring
adalah?
a. b. c. d.
15. Fungsi utama dari penggunaan bidang miring adalah?
a. Mengangkat benda
b. Memindahkan barang dari tempat rendah ketempat yang lebih tinggi atau
sebaliknya.
c. Mendorong benda
d. Meringankan benda
16. Penggunaan gear atau gigi pada sepeda motor adalah penerapan prinsip?
a. Katrol c. Bidang miring
b. Roda berporos d. Tuas
17. Perhatikan beberapa gambar di bawah ini!
A B C D E
Beberapa aktivitas di atas yang mengakibatkan otot dan rangka manusia
bekerja seperti setiap bagian yang terdapat pada saat seseorang bersepeda,
maka otot dan rangka manusia akan bekerja?
a. Bekerja bersama-sama c. Bekerja sendiri
b. Bekerja terpaksa d. Bekerja sesuai kebutuhan
18. Jika kita pergi ke daerah pegunungan, jalan di pegunungan berupa kelok-
kelok. Prinsip tersebut menggunakan prinsip apa?
a. Roda berporos c. Tuas
b. Bidang miring d. katrol
19. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas termasuk pesawat sederhana jenis?
a. Katrol c. Bidang miring
b. Tuas d. Semua benar
20. Tuas jenis ketiga adalah tuas yang kedudukannya adalah?
a. Titik kuasa berada diantara titik tumpu dan titik beban.
b. Titik bebannya terletak diantara titik tumpu dan titik kuasa.
c. Titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa.
d. a, b, dan c semuanya benar.
DAFTAR PUSTAKA
Tri Indo Indawati.Rangka, Otot dan Pesawat Sederhana. Di unduh dari
http://www.academia.edu/10104670/Buku_Ajar_IPA_Terpadu
pada tanggal 23 januari 2019 pukul 13.45 WIB.
http://mafia.mafiaol.com/2014/02jenis-jenis-pengungkit-atau-tuas.html
pada tanggal 23 januari 2019 pukul 15.20 WIB
http://www.berpendidkan.com/2015/12/pengertian-rumus-dan-macam-
macam-jenis-pesawat-sederhana-katrol-beserta-contohnya.html
pada tanggal 23 januari 2019 pukul 16.05 WIB
http://haumagenst.blogspot.co.id/2014/10/pesawat-sederhana-bidang
miring.html pada tanggal 23 januari 2019 pukul 16.45 WIB
http://haumagenst.blogspot.co.id/2014/10/pesawat-sederhana-roda
berporos.html pada tanggal 23 januari 2019 pukul 17.28 WIB
http://biologi.budisma.net/komponen-struktur-sistem-otot-rangka-
manusia.html pada tanggal 23 januari 2019 21.30 WIB
Anis Dyah Rufaida. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS kelas VIII
(Jakarta: Gramedia, 2014)
Imam Zainuri. Tips & Trik Fisika untuk Kelas VII, VIII dan IX (Jakarta:
Erlangga, 2006)
Andriyatie. Kumpulan Rumus Fisika SMP/MTs (Jakarta: PT.Grasindo,
2012)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CIRRICULUM VITAE)
Nama : Muawanah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Jernih/22 April 1997
Nama Ayah : Ahmad Subari
Nama Ibu : Nasmiyah
Anak Ke : Anak Ke-2 dari 3 bersaudara
Alamat : Jln.H.Hasan Rt.07 Desa
Jernih, Kec.Air Hitam,
Kab.Sarolangun, Prov.Jambi.
Pekerjaan : Bendahara BUMDES
Alamat E-mail : Wanamuawanah2gmail.com
No Kontak : 081272084934
Pendidikan Formal :
1. SDN 52/VII Jernih Tamat : Tahun 2009
2. MTs Riyadhusholihin Tamat : Tahun 2012
3. SMAN 9 Sarolangun Tamat : Tahun 2015
Pengalaman Organisasi :
1. Bendahara Ranting PPS Bintang Surya
2. Bendahara Pemuda/Pemudi Ayik Muap Desa Jernih
3. Penegak Laksana
4. Gravori Volly Kecamatan
5. HMJ Fisika
Motto Hidup : Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.
Jambi, 20 Juni 2019
Muawanah
NIM.TF.151093